[media-dakwah] Menjamurnya Mahasiswa menjadi korban
*Assalamualaikum Warahmatullah Wabaraktuh.* ** *Sekedar sharing, barangkali bermanfaat bagi kita semua.* ** *Wasslamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.* --- Kali pertama saya mendengar pengakuan dari Ema, mahasiswa semester IV di Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Suatu kali ia diajak seorang temannya bernama Ratih untuk membeli flash disk di Java Supermall, salah satu mall terbesar di kota Semarang. Teman Ema itu bilang, ada pameran komputer di sana. Tanpa curiga, Ema menerima ajakannya. Sesampainya di Java Supermall Ema diperkenalkan dengan teman Ratih yang secara tak sengaja bertemu dengan mereka. Beberapa saat mereka terlibat perbincangan. Tak lama kemudian datang dua orang teman Ratih. Salah satunya adalah teman lama Ratih di SMA. Salah seorang dari kedua teman Ratih itu kemudian bilang, hendak memperkenalkan Ratih dan Ema dengan seorang teman dari Jakarta. Namanya Wawan. Wawan ini telah beberapa kali mengikuti seminar tentang Islam hingga ke Malaysia. Tak lama kemudian datanglah orang yang dimaksud. Nah, mumpung lagi ketemu sama mas Wawan gimana kalau kita ngobrol sebentar. Soalnya dia banyak pengalaman. Sayangkan kalau kesempatan ini dilewatkan, kata teman Ratih yang baru saja dikenalkan kepada Ema itu. Mereka menuju ke restoran siap saji Mc Donald. Di sini Wawan menyampaikan pengalamannya selama mengikuti seminar tentang islam di beberapa tempat di tanah air hingga ke luar negeri. Anda muslim? Apa yang anda banggakan dari negara Indonesia ini? Wawan membuka diskusi. Menurut Wawan negara Indonesia bukan negara yang ideal bagi umat muslim. Produk-produk hukum yang ada bukan merupakan hukum Islam. Sebagai muslim yang taat, maka kita perlu menegakkan syariat Islam. Satu-satunya yakni dengan membentuk negara Islam. Untuk itu, kita perlu melakukan jihad menjadikan negara Indonesia sebagai negara Islam. Wawan memberikan penjelasan dengan penuh semangat. Kata Ema, seperti orang yang tengah mempresentasikan bisnis MLM. Sesekali ia membuka Al Qur'an berukuran saku dan membacakan dalil-dalil untuk mendukung argumentasinya. Dikatakan Wawan jika kita sepakat, maka kita perlu berjihad. Berjihad secara total, tidak setengah-setengah. Rela memberikan apa yang kita cintai untuk berjuang di jalan Allah. Sekarang, berapa kemampuan anda untuk bershodaqoh di jalan Alloh, tanya Wawan. Tiga juta, jawab salah seorang. Tujuh juta, jawab lainnya. Kini giliran Ema. Ia masih terdiam. Ia tak membawa uang sebesar itu. Sekarang, barang apa yang paling anda cintai. Jika anda mengaku sebagai umat muslim, maka kapanpun harus bersedia menyedekahkan untuk di jalan Alloh, tanya Wawan lagi. Radio. Salah satu barang milik saya yang saya sukai adalah radio, jawab Ema dengan lugu. Tapi jawaban Ema itu dimentahkan oleh Wawamn. Menurutnya radio bukan barang yang layak untuk sedekah, selain barang itu kini tak ada di tangan Ema, nilai nominal radio relatif rendah. Yang sekarang anda bawa? tanya Wawan lagi. Ema merasa terpojok. Satu-satunya barang yang dibawanya, yang paling disukainya, tak lain adalah Hand Phone Nokia N-Gage. Tapi dia berat untuk melepaskannya. Ini handphone satu-satunya. Handphone, jawab Ema, setengah terpaksa. Tapi, handphone ini bukan milik saya. Ini punya kakak saya. Ia yang membelinya. Saya harus minta ijin dulu kepada kakak saya, jawabnya memberi alasan. Sebenarnya ia tak rela jika harus memberikan handphone itu, entah untuk jihad di jalan tuhan. Maka ia sebisa mungkin mencari alasan. Tidak, kalau anda mau sodaqoh tak boleh ditunda-tunda. Harus segera, jawab Wawan. Ia kemudian membacakan dalil yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad bersedekah dengan memberikan harta miliknya yang sebenarnya sangat disayangi. Maka, dengan berat hati Ema pun menyerahkan Handphone itu. Salah seorang mengatakan Handphone itu akan digadaikan. Uangnya nanti akan digunakan untuk keperluan jihad di jalan Alloh. Beberapa saat kemudian, kurang dari 15 menit, seorang yang menggadaikan handphone itu kembali. Katanya, sudah beres. Eva mulai curiga, kok secepat itu, pikirnya. Sekarang, anda harus segera membersihkan diri. Saya ajak anda untuk hijrah, kata Wawan. Hijrah kemana? Ke suatu tempat, di sana Ema akan dibersihkan diri. Hmm Tapi saya harus pulang ke kos dulu. Saya belum bawa apa-apa. Saya perlu persiapan, kata Ema. Lagi-lagi jawaban Ema ditolak. Dikatakan, jika hendak bertaubat maka harus dilaksanakan dengan segera, tak boleh ditunda-tunda. Anjuran hijrah ini katanya seperti yang dilakukan oleh Rosulullah saat berhijrah dari Makkah ke Madinah. Salah seorang bilang kepada Ema jika dirinya akan diajak pergi ke Jakarta. Dari Java Supermall mereka kemudian mereka menuju ke stasiun kereta api Poncol. Sore menjelang maghrib mereka tiba di stasiun. Mereka memesan tiket kereta yang berangkat pukul 18.00, tapi rupanya tiket yang dimaksud sudah habis dipesan. Jam keberangkatan selanjutnya sekitar pukul 21.00. Artrinya mereka masih harus menunggu beberapa jam lagi. Ema merasa ada yang tak beres. Ia meminjam
[media-dakwah] Mewaspadai NII Zaytun di Kampus Kita
Bismillahirrahmaanirrahiim. Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia tak berbilang kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa terucap untuk manusia teladan sepanjang zaman, Nabi Muhammad SAW disertai doa, semoga kita semua termasuk ummat yang disayangi dan dicintai beliau karena berupaya konsisten mengikuti jejak langkah beliau. Amin. Para pembaca budiman, setiap muslim yang baik akan senantiasa berupaya memperbaiki diri dan meningkatkan keimanannya, berupaya menambah ilmu pengetahuan, dan tentunya berupaya mengamalkan semua pengetahuan yang didapat sebagai wujud keimanan. Iman-Ilmu-Amal. Tiga kata itulah yang selalu menjadi landasan seluruh kegiatan seorang muslim di sepanjang hidup dan kehidupannya. Namun demikian, ada kalanya sese orang 'terpeleset' saat ia berupaya menambah ilmu pengetahuan keagamaan untuk dirinya. Bisa jadi karena ketidak-cermatan, ketergesa-gesaan, mudah terpesona pada pandangan pertama (he he he ...), atau karena minimnya informasi yang diperoleh sebelumnya. Keadaan menjadi runyam dan bertambah rumit apabila seseorang yang telah terpeleset tidak menyadari bahwa dirinya telah masuk perangkap serta terjebak suatu aliran sesat. Sungguh menyedihkan dan jelas membutuhkan kesungguhan upaya, waktu, kesempatan, dan pertolongan dari Allah SWT, agar sese orang bisa kembali kepada jalan kebenaran yang sesungguhnya. Para pembaca budiman, buku kecil ini disusun untuk membimbing para pembaca khususnya para pelajar dan mahasiswa yang sedang 'terpeleset' dan mengikuti aliran sesat NIl (Negara Islam Indonesia) atau bernama lain NKA (Negara Karunia Allah), untuk menyadari kekeliruannya dan berani keluar dari NIJ/NKA. Di dalam buku ini dipaparkan secara ringkas tentang asal-muasal gerakan NII-Zaytun, doktrin-doktrin yang menyesatkan serta kesaksian para mahasiswa yang menjadi korban NII-Zaytun. Jangan ragu untuk berdiskusi dan berkonsultasi dengan kami, pembina Rohis dan segenap pengurus Rohis Kalam **, kapan pun dan dimana pun. Pasang Surut NII Zaytun Manfaatkan HotIine 24 jam Rohis di nomor 0817 693 9977. Sebagai penutup, kami mengingatkan kepada para pelaku dan aktivis NII Zaytun bahwa perilaku anda yang membawa-bawa Islam untuk tujuan yang bukan memuliakan Islam, akan membawa konsekuensi yang dahsyat di dunia dan akhirat. Laknat dari Allah SWT, kesempitan hidup, jauh dari rahmat dan perlindungan Allah SWT. Bertobatlah selagi masih ada kesempatan Jakarta, Ramadan 1427 H / Oktober 2006 Penyusun, Sidik Budiyanto Pembina Rohis Kalam STBA LIA Catatan : Download PDF gratisnya disini www.kalamnet.orghttp://www.kalamnet.org/Buku/Buku%20Mewaspadai%20NII-Zaytun%20di%20Kampus%20Kita.pdf Semoga bermanfaat bagi ikhwan fillah, amiin ... [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] OOT: Korban NII datangi Polda Jabar - Selasa (20/3/2007).
www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/03/tgl/20/time/180511/idnews/756298/idkanal/10 *Bandung * -Prihatin dengan merebaknya kembali korban NII (Negara Islam Indonesia) Mereka mendesak tindak lanjut pengaduan mereka tujuh tahun lalu yang hingga saat ini tidak jelas juntrungannya. Juru bicara korban NII, Egi Rahmadi mengatakan tujuan kedatangan mereka ke Polda Jabar untuk mempertanyakan pengembangan kasus mengenai pengaduan korban NII KW IX yang telah dilayangkan pada 2000 lalu. Pada 2000 sudah dilakukan BAP, tapi saya lupa nomor berkasnya. Kami menginginkan kasus ini segera diusut tuntas, karena kami prihatin makin banyaknya korban NII yang terus berjatuhan, ujar dia kepada wartawan di ruang tunggu Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Selasa (20/3/2007). Menurut dia, jumlah korban NII KW IX di Bandung yang turut melaporkan kasus sebanyak 50 orang. Diduga masih banyak korban NII KW IX lainnya yang belum terdata. Orang yang telah masuk ke NII, lama-lama pasti melakukan perbuatan kriminal untuk memenuhi tuntutan setoran. Ini jelas berbahaya, kata dia. Dia menjelaskan gerakan ini mencari korban dengan setiap jamaah diwajibkan mencari satu orang tiap harinya untuk didoktrin. Kemudian diarahkan agar hijrah dan berbaiat sebagai anggota NII. Karena dengan baiat, maka dosa seseorang terhapus dan menjadi ahli surga. Untuk itu, peserta ini harus mengeluarkan shadaqah hijrah yang besarnya tergantung dosa yang dilakukan. Saya juga tidak mengerti hitung-hitungan dosanya. Mereka menghitung dosa dari mandi saja untuk saya sebesar Rp 25 juta, ujar Dede Akhmad, korban NII KW IX. Dia mengaku hanya menyumbang Rp 1 juta untuk biaya hijrah. Itu pun dengan negosiasi yang cukup alot. Setelah itu, setiap bulannya dia diwajibkan menyetor dana Rp 400 ribu. Dede masuk NII KW IX setelah diajak temannya pada 1997 hingga 2000. Dirinya memutuskan keluar dari NII KW IX, setelah hartanya terkuras habis. Saya seringkali berbohong pada orangtua dan teman-teman saya untuk memenuhi sodaqoh yang diwajibkan, katanya. Dalam tiga tahun di NII, Dede mengeluarkan uang Rp 15 juta. Dari blog yang ditemukan detikcom dengan alamat nii-alzaytun.blogspot.comdijelaskan bahwa NII terdiri dari sembilan wilayah yaitu KW I hingga KW IX. Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi termasuk wilayah KW IX.**(ern/asy)** [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Lagi - Lagi NII-KW9
Asslamualaikum Warahmatullah Wb. sekedar ingin berbagi dengan kegelisahan dari mantan NII, sekarang gerilya nii-kw9 yang bermarkas di alzaytun semakin merajalela, korban-korban baru makin banyak berjatuhan, Jika di telaah lebih jauh, gerakan ini hanyalah kedok untuk merusak umat islam dari dalam, terutama generasi muda, mental mereka yang sudah ikut rata-rata akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : - sering berbohong dan selalu minta uang (jka masih kuliah) dengan dalih yang tidak jelas - kuliah terbengkalai bahkan sampai DO (drop out) - kalau diajak bicara sering tidak konek - menganggap diluar golongan mereka adalah binatang dan sampah masih banyak lagi ciri-ciri kalau di tuliskan disini, salah satu bukti gerakan mereka ada sampai saat ini kita bisa refer di salah satu postingan blog di http://bangsari.blogspot.com/2007/02/lagi-lagi-nii.html sebetulnya banyak bertebaran sekali artikel tentang NII-KW9 di internet, namun mengapa gerakan ini tetap eksis sampai sekarang tanya kenapa saya miris sekali, begitu banyak generasi muda yang menjadi target gerakan mereka. Untuk itu mohon kita semua untuk waspada dan menginformasikan hal ini ke khayalak yang lainnya. Wassalamulaikum wr. wb. [Non-text portions of this message have been removed]