RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Pak Saeful, Saya kira wajar masih ada perbedaan diantara kaum Muslim. Dan saya sendiri tidak bisa memungkiri masih banyak saudara-saudara kita yang beda pendapat karena memang masing-masing punya dalil yang absah. Namun dengan semakin seringnya kita berdialog,saya yakin perbedaan-perbedaan tersebut akan menjadi rahmat sehingga Allah SWT kembali menunjukkan kebesaran-Nya sehingga semakin terbuka oleh kita ilmu-Nya yang benar. Salam, (Ahmad) Saeful B [EMAIL PROTECTED] wrote: v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Terima kasih juga pak Ahmad Dan sebagai informasi, tanpa ada maksud apapun dan hanya sebatas bertukar pikiran semata, saya melaksanakan sholat Iedul Adha pada hari Minggu 23 Des kemarin. Alhamdulilah, pada hari sebelumnya saya tetap melaksanakan puasa sunnah meskipun ada 1 (satu) Mesjid diwilayah saya sedang melaksanakan sholat dimaksud ketika saya hendak menuju pasar tradisional. Agar maklum, semoga kita diberikan rahmat dan ridho oleh Alloh SWT ..amien ya robbal alamien. Wassalam, Saeful Bachri -Original Message- From: Al-Badruuni Enterprise [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 03, 2007 9:20 AM To: [EMAIL PROTECTED]; 'Roosdiana'; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Thanks pak Saeful. Secara garis besar,pertanyaan ini sudah terjawab pada reply email saya kepada Sdr Nurzamzam. --- Permasalahan utama adalah ikhtilaaful mathaali' (perbedaan mathla/tempat terbitnya hilal)yang sering dijadikan dalil mengenai bolehnya terjadi perbedaan awal puasa,Idul Fitri dan Idul Adha. Padahal ketiga hadits diatas jelas mengikat dan ditujukan kepada seluruh kaum Muslimin. lafazh-lafazh dalam hadits-hadits tersebut bersifat umum. Dhamir jama'ah (kata ganti berupa wawu jama') yang terdapat dalam kalimat berpuasalah kalian (#1589;#1615; #1608;# 1618;#1605; #1615;# 1608;#1618; #1575;) dan dan berbukalah kalian (#1608;#1614; #1571;# 1614;#1601; #1618;# 1591;#1616; #1585;# 1615;#1608; #1618;# 1575;), tertuju untuk seluruh kaum muslimin. Sedangkan lafazh melihat hilal (#1585;#1615; #1572;# 1618;#1610; #1614;# 1578;#1616; #1607;# 1616;) adalah isim jinsi yang di-idhafat-kan (disandarkan) pada dhamir (kata ganti). Ini menunjukkan bahwa ru'yatuI hilal yang dimaksud, adalah ru'yat dari siapa saja. Rasul SAW juga pernah menerima kesaksian penduduk dari luar Madinah dimana mereka melihat hilal lebih dahulu (sedangkan di Madinah,hilal tertutup awan),lalu Rasul SAW memerintahkan segera berbuka. Hilal Syawal tertutup oleh mendung/awan atas (penglihatan) kami, sehingga kamipun berpuasa pada pagi harinya. Lalu datanglah satu rombongan (kafilah) pada petang hari (menjelang maghrib), kemudian mereka bersaksi di hadapan Rasulullah SAW bahwa mereka telah melihat hilal (bulan sabit) pada hari sebelumnya. Maka Nabi saw memerintahkan mereka (penduduk Madinah) untuk langsung berbuka dan melaksanakan shalat Idul Fitri keesokan harinya. (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa' i, dan Ibnu Majah. Lihat Nailul Authar, jilid IV, hal 211). --- Jadi,memang kita lebih dulu dari Arab 4 jam. Info hasil rukyatul hilal bisa didapat sekitar jam 10-11 malam waktu Indonesia. Sehingga esok harinya kita sudah bisa masuk awal bulan baru lebih awal. Salam, (Ahmad) Saeful B [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya tertarik dengan tulisan Pak Ahmad, Perbedaan waktu Indonesia dan Arab 4 Jam!? Jika putara bumi 360 derajat dengan jumlah waktu 24 jam sehingga 1 jam = 15 derajat sehingga jarak antara Indonesia dan Arab 15 derajat x 4 = 60 derajat atau 1/6 belahan bumi! Bisa dibayangkan bahwa penentuan hilal PASTI akan berbeda di Indonesia dengan di ARAB!. Kita menghitung tanggalan Komariah -bukan versi Arab melainkan berpedoman pada Peredaran Bulan yang penampilannya TENTU berbeda antara bumi Indonesia dengan bumi Arab ketika Matahari Terbenam. Semoga bermanfaat. Salam, Saeful -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Roosdiana Sent: Wednesday, December 27, 2006 9:24 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Yang sudah pasti puasa Arafah ya harus hari Jum'at, saat jemaah haji wukuf. Kalau hari Sabtu puasa apa? Roosdiana -Original Message- From: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com] On Behalf Of Al-Badruuni Enterprise Sent: Tuesday, December 26, 2006 10:36 AM To: [EMAIL PROTECTED] mailto:ppiindia%40yahoogroups.com s.com Cc: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Re
RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Thanks pak Saeful. Secara garis besar,pertanyaan ini sudah terjawab pada reply email saya kepada Sdr Nurzamzam. --- Permasalahan utama adalah ikhtilaaful mathaali' (perbedaan mathla/tempat terbitnya hilal)yang sering dijadikan dalil mengenai bolehnya terjadi perbedaan awal puasa,Idul Fitri dan Idul Adha. Padahal ketiga hadits diatas jelas mengikat dan ditujukan kepada seluruh kaum Muslimin. lafazh-lafazh dalam hadits-hadits tersebut bersifat umum. Dhamir jama'ah (kata ganti berupa wawu jama') yang terdapat dalam kalimat berpuasalah kalian (#1589;#1615; #1608;# 1618;#1605; #1615;# 1608;#1618; #1575;) dan dan berbukalah kalian (#1608;#1614; #1571;# 1614;#1601; #1618;# 1591;#1616; #1585;# 1615;#1608; #1618;# 1575;), tertuju untuk seluruh kaum muslimin. Sedangkan lafazh melihat hilal (#1585;#1615; #1572;# 1618;#1610; #1614;# 1578;#1616; #1607;# 1616;) adalah isim jinsi yang di-idhafat-kan (disandarkan) pada dhamir (kata ganti). Ini menunjukkan bahwa ru'yatuI hilal yang dimaksud, adalah ru'yat dari siapa saja. Rasul SAW juga pernah menerima kesaksian penduduk dari luar Madinah dimana mereka melihat hilal lebih dahulu (sedangkan di Madinah,hilal tertutup awan),lalu Rasul SAW memerintahkan segera berbuka. Hilal Syawal tertutup oleh mendung/awan atas (penglihatan) kami, sehingga kamipun berpuasa pada pagi harinya. Lalu datanglah satu rombongan (kafilah) pada petang hari (menjelang maghrib), kemudian mereka bersaksi di hadapan Rasulullah SAW bahwa mereka telah melihat hilal (bulan sabit) pada hari sebelumnya. Maka Nabi saw memerintahkan mereka (penduduk Madinah) untuk langsung berbuka dan melaksanakan shalat Idul Fitri keesokan harinya. (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa' i, dan Ibnu Majah. Lihat Nailul Authar, jilid IV, hal 211). --- Jadi,memang kita lebih dulu dari Arab 4 jam. Info hasil rukyatul hilal bisa didapat sekitar jam 10-11 malam waktu Indonesia. Sehingga esok harinya kita sudah bisa masuk awal bulan baru lebih awal. Salam, (Ahmad) Saeful B [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya tertarik dengan tulisan Pak Ahmad, Perbedaan waktu Indonesia dan Arab 4 Jam!? Jika putara bumi 360 derajat dengan jumlah waktu 24 jam sehingga 1 jam = 15 derajat sehingga jarak antara Indonesia dan Arab 15 derajat x 4 = 60 derajat atau 1/6 belahan bumi! Bisa dibayangkan bahwa penentuan hilal PASTI akan berbeda di Indonesia dengan di ARAB!. Kita menghitung tanggalan Komariah -bukan versi Arab melainkan berpedoman pada Peredaran Bulan yang penampilannya TENTU berbeda antara bumi Indonesia dengan bumi Arab ketika Matahari Terbenam. Semoga bermanfaat. Salam, Saeful -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Roosdiana Sent: Wednesday, December 27, 2006 9:24 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Yang sudah pasti puasa Arafah ya harus hari Jum'at, saat jemaah haji wukuf. Kalau hari Sabtu puasa apa? Roosdiana -Original Message- From: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com] On Behalf Of Al-Badruuni Enterprise Sent: Tuesday, December 26, 2006 10:36 AM To: [EMAIL PROTECTED] mailto:ppiindia%40yahoogroups.com s.com Cc: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad [Non-text portions of this message have been removed] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Assalamu alaikum, Dasar utama penentuan bulan adalah dengan ru'yatul hilal (melihat bulan),sementara hisab adalah dasar pelengkap jika hilal tidak terlihat. Ada beberapa hadits yang selalu dijadikan rujukan mengenai hal ini : 1. HR Bukhari dari Abu Hurairah : Berpuasalah kalian jika melihat hilal (bulan sabit), dan berbukalah (beridul Fitri) kalian jika melihat hilal. Dan jika hilal itu tertutup debu dari (penglihatan) kalian, maka sempurnakanlah (genapkanlah) bilangan bulan Sya'ban itu tiga puluh hari. 2. HR Muslim dari Abu Hurairah : Berpuasalah kalian jika melihat hilal, dan berbukalah kalian jika melihat hilal. Dan jika hilal itu tertutup awan/mendung dari (penglihatan) kalian, maka sempurnakanlah (genapkanlah) bilangannya menjadi tiga puluh hari. 3. HR.Bukhari dari Ibnu Umar : Sesungguhnya satu bulan itu ada 29 hari, maka janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihatnya (hilal). Dan jika hilal Itu tertutup awan/mendung dari (penglihatan) kalian, maka perkirakanlah ia. Jika Arab Saudi menentukan puasa tanggal 9 Zulhijjah di hari Jumat 29 Desember 2006,berarti mereka menentukan tgl 1 Zulhijjah adalah tgl 21 Desember 2006 (dengan hilal atau hisab). Permasalahan utama adalah ikhtilaaful mathaali' (perbedaan mathla/tempat terbitnya hilal)yang sering dijadikan dalil mengenai bolehnya terjadi perbedaan awal puasa,Idul Fitri dan Idul Adha. Padahal ketiga hadits diatas jelas mengikat dan ditujukan kepada seluruh kaum Muslimin. lafazh-lafazh dalam hadits-hadits tersebut bersifat umum. Dhamir jama'ah (kata ganti berupa wawu jama') yang terdapat dalam kalimat berpuasalah kalian (#1589;#1615;#1608;#1618;#1605;#1615;#1608;#1618;#1575;) dan dan berbukalah kalian (#1608;#1614;#1571;#1614;#1601;#1618;#1591;#1616;#1585;#1615;#1608;#1618;#1575;), tertuju untuk seluruh kaum muslimin. Sedangkan lafazh melihat hilal (#1585;#1615;#1572;#1618;#1610;#1614;#1578;#1616;#1607;#1616;) adalah isim jinsi yang di-idhafat-kan (disandarkan) pada dhamir (kata ganti). Ini menunjukkan bahwa ru'yatuI hilal yang dimaksud, adalah ru'yat dari siapa saja. Rasul SAW juga pernah menerima kesaksian penduduk dari luar Madinah dimana mereka melihat hilal lebih dahulu (sedangkan di Madinah,hilal tertutup awan),lalu Rasul SAW memerintahkan segera berbuka. Hilal Syawal tertutup oleh mendung/awan atas (penglihatan) kami, sehingga kamipun berpuasa pada pagi harinya. Lalu datanglah satu rombongan (kafilah) pada petang hari (menjelang maghrib), kemudian mereka bersaksi di hadapan Rasulullah SAW bahwa mereka telah melihat hilal (bulan sabit) pada hari sebelumnya. Maka Nabi saw memerintahkan mereka (penduduk Madinah) untuk langsung berbuka dan melaksanakan shalat Idul Fitri keesokan harinya. (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa' i, dan Ibnu Majah. Lihat Nailul Authar, jilid IV, hal 211). Wassalam, (Ahmad) Nur Zamzam [EMAIL PROTECTED] wrote: maaf ikut nimbrung, kalau saya baca di suatu koran bahwa arab saudi, menetapkan tanggal 1 dzulhijjah adalah dengan methode ru'yatul hisab, jadi pada tgl 20 des 2006, bulan belum nampak, namun ketinggian hilal telah mencapai sekitar 1 derajat. sehingga secara hakiki pada saat tersebut telah masuk tanggal 1 dzulhijjah, sehingga 9 dzulhijjah bertepatan hari jum'at (haji akbar), dan sabtu pagi mereka menunaikan iedul adha. yg jadi pertanyaan saya: 1. betulkah berita dari media tersebut? 2. apakah mmg pemerintah saudi arabia dlm menentukan awal bulan hijriyah dg metode hisab? 3. lebih baik mana antara metode rukyatul hilal dengan rukyatul hisab? 4. padahal 'mayoritas' diluar arab saudi msh berbeda dlm penentuan awal bulan hijriyah, dan bahkan mungkin lebih banyak yg memakai metode rukyatul hilal. mohon pencerahan, dan terima kasih. -Original Message- From: Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Cc: media-dakwah@yahoogroups.com Date: Mon, 25 Dec 2006 19:36:15 -0800 (PST) Subject: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah informasi ini benar? Wukufnya berarti wukufnya hari Jumat. Jika informasi ini benar, adalah seharusnya umat Islam seluruh dunia sama juga idul adha-nya hari Sabtu juga. Idul Fitri kita bisa berbeda pendapat tergantung dalil terkuat masing-masing. Sedangkan untuk idul
Re: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
maaf ikut nimbrung, kalau saya baca di suatu koran bahwa arab saudi, menetapkan tanggal 1 dzulhijjah adalah dengan methode ru'yatul hisab, jadi pada tgl 20 des 2006, bulan belum nampak, namun ketinggian hilal telah mencapai sekitar 1 derajat. sehingga secara hakiki pada saat tersebut telah masuk tanggal 1 dzulhijjah, sehingga 9 dzulhijjah bertepatan hari jum'at (haji akbar), dan sabtu pagi mereka menunaikan iedul adha. yg jadi pertanyaan saya: 1. betulkah berita dari media tersebut? 2. apakah mmg pemerintah saudi arabia dlm menentukan awal bulan hijriyah dg metode hisab? 3. lebih baik mana antara metode rukyatul hilal dengan rukyatul hisab? 4. padahal 'mayoritas' diluar arab saudi msh berbeda dlm penentuan awal bulan hijriyah, dan bahkan mungkin lebih banyak yg memakai metode rukyatul hilal. mohon pencerahan, dan terima kasih. -Original Message- From: Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Cc: media-dakwah@yahoogroups.com Date: Mon, 25 Dec 2006 19:36:15 -0800 (PST) Subject: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah informasi ini benar? Wukufnya berarti wukufnya hari Jumat. Jika informasi ini benar, adalah seharusnya umat Islam seluruh dunia sama juga idul adha-nya hari Sabtu juga. Idul Fitri kita bisa berbeda pendapat tergantung dalil terkuat masing-masing. Sedangkan untuk idul Adha, penetapan hari raya setelah pelaksanaan wukuf-nya. Kemungkinan kecil untuk saling beda pendapat. wallahualam bishawab --- riyan mangkura [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabtu, 23-12-2006 Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu * Wukuf di Arafah Jumat, Tahun Ini Haji Akbar * Sebagian Besar Negara Muslim Ikut Saudi * Malaysia Tetapkan 31 Desember * NU Ikut Kalender, Muhammadiyah Tunggu Keputusan PP Riyadh, Tribun -- Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memutuskan pelaksanaan Wukuf di Arafah, Medinah, sebagai puncak ritual ibadah haji tahun ini jatuh pada hari Jumat, 29 Desember 2006 mendatang. http://www.tribun-timur.com/index.php __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Bila lidah kelu, tulisan menjadi perlu Pena lebih tajam dari pedang Tinta seorang berilmu lebih mulia dari darah seorang syahid pustaka tani nuraulia __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Saya tertarik dengan tulisan Pak Ahmad, Perbedaan waktu Indonesia dan Arab 4 Jam!? Jika putara bumi 360 derajat dengan jumlah waktu 24 jam sehingga 1 jam = 15 derajat sehingga jarak antara Indonesia dan Arab 15 derajat x 4 = 60 derajat atau 1/6 belahan bumi! Bisa dibayangkan bahwa penentuan hilal PASTI akan berbeda di Indonesia dengan di ARAB!. Kita menghitung tanggalan Komariah -bukan versi Arab melainkan berpedoman pada Peredaran Bulan yang penampilannya TENTU berbeda antara bumi Indonesia dengan bumi Arab ketika Matahari Terbenam. Semoga bermanfaat. Salam, Saeful -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Roosdiana Sent: Wednesday, December 27, 2006 9:24 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Yang sudah pasti puasa Arafah ya harus hari Jum'at, saat jemaah haji wukuf. Kalau hari Sabtu puasa apa? Roosdiana -Original Message- From: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com] On Behalf Of Al-Badruuni Enterprise Sent: Tuesday, December 26, 2006 10:36 AM To: [EMAIL PROTECTED] mailto:ppiindia%40yahoogroups.com s.com Cc: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
vs ahli rukyat Ahli rukyat vs ahli hisab Ahli hisab vs ahli hisab Ahli rukyat yang satu sangat mungkin berbeda pendapat dengan ahli rukyat Yang lain. Mungkin di satu negara Ada beberapa ahli rukyat, tapi Masing-masing tidak saling berkonfirmasi, langsung main tetapkan sendiri Kesimpulannya. Inilah yang selama ini terjadi di negeri Kita. Kita tidak pernah kekurangan Ahli rukyat. Tiap daerah di negeri ini Kita punya para ahli rukyat. Sayangnya, mereka bekerja sendiri-sendiri, atau paling maksimal hanya Bekerja untuk kelompoknya. Seandainya Ada satu orang ahli rukyat yang Melihat hilal, belum tentu ahli rukyat yang lain mau menerima hasil rukyat Saudaranya itu. Alasannya bisa macam-macam, terkadang urusan politis Dan Lain partai, lain ormas atau lain aliran ilmu, sudah bisa membuat mereka Tidak mau saling berkomitmen. Apalagi antara ahli rukyat dengan ahli hisab, biasanya mereka agak jarang Akur. Sebagai contoh, seorang ahli rukyat menyatakan telah melihat hilal, Tiba-tiba ditentang oleh ahli hisab begitu saja. Argumennya, karena saat itu Tidak dimungkinkan terjadinya rukyat lantaran kurang dari sekian derajat, Atau beragam alasan lainnya. Seolah-olah apapun yang dilihat oleh ahli rukyat itu tidak pernah benar Kecuali bila telah sesuai dengan hasil hisab para ahli hisab. Ini kan Namanya fait a compli. Lalu para ahli rukyat akan mengeluarkan argumentasi Bahwa dalil dari Rasulullah SAW hanya dengan merukyat hilal, bukan dengan Hisab. Dan urusannya tidak akan selesai. Terakhir, antara sesama ahli hisab ternyata juga harus selalu kompak. Rupanya ilmu hisab itu punya sekian banyak versi. Meski kesannya ilmiyah, Tetapi yang eksak itu hanya angkanya saja, sedangkan untuk mengambil Kesimpulannya, masih begitu banyak pertimbangan lainnya. Wajar bila seorang Ahli hisab berbeda hasil hitungannya dengan temannya yang juga ahli hisab Juga. Maka kesimpulannya, selama masing-masing merasa yakin Dan tidak mau Mengalah, tidak akan Ada terjadi kesamaan hasil penentuan Hari lebaran Sampai kiamat. Sebab masing-masing bersikukuh dengan argumentasinya, Ditambah tidak pernah merasa ijtihad orang lain itu mungkin benar. Bagaimana Idealnya? Idealnya, meski masing-masing ahli baik ahli rukyat atau pun ahli hisab berhak punya pendapat masing-masing, tetapi mereka harus legowo bila pendapatnya tidak dipakai sebagai pendapat resmi di suatu negara. Atau paling tidak, mereka harus belajar untuk bisa berkomitmen antar sesama para ahli yang lain dalammenetapkan tanggal hijriyah itu, tidak bersikukuh dengan apa yang dimilikinya. Toh, semua itu hanya ijtihad belaka, tidak ada satu pun yang langsung ditetapkan dari langit, karena wahyu sudah terputus hari ini. Sebenarnya peran pemerintah sangat dibutuhkan, asalkan pemerintah punya sosok figur yang sepakat dihormati, diagungkan dan diterima oleh semua kalangan ahli hisab dan rukyat di negeri itu. Yang jadi masalah sekarang ini justru itu, sosok figur pemerintah sekarang ini sangat rendah di mata para ahli hisab dan rukyat itu. Lebih konyol lagi, pemerintah malah membuat sendiri lembaga hisab dan rukyat versinya sendiri. Yang dipakai untuk menetapkan jatuhnya lebaran itu hanya dari mereka yang duduk di lembaga versi pemerintah itu saja, versi yang lain meski diundang datang dalam sidang itsbat, semuanya hanya formalitas belaka. Tidak terjadi kajian ilmiyah yang mendasar dan fokus pada titik masalahnya. Itulah yang semakin memperbesar jarak antara pemerintah dengan sebagian ahli hisab dan rukyat. Belum lagi kalau kita angkat masalah ini ke tingkat international, maka masalahnya akan semakin rumit lagi. Sebab masing-masing negara merasa diri mereka punya hak preogratif untuk menentukan sendiri hari-hari besar agama, tanpa harus berkomitmen dengan ulama hisab dan rukyat di berbagai tempat. Akhirnya, memang terlalu banyak pe-er yang menumpuk di depan hidung kita. Sampai-sampai kita bingung, yang mana yang mau kita kerjakan terlebih dahulu. Atau barangkali malah tidak satu pun yang kita kerjakan, lantaran kita sibuk saling mencaci sesama kita. Nauzu billahi min zalik. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc. ---Original Message--- From: handri yanto Date: 12/28/2006 12:54:49 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Cc: Roosdiana Subject: RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Puasa Arafah juga Sesuai Ru'yah Masing-Masing Negeri. December 24th, 2006 · Pemerintah kita lewat Departemen Agama telah memutuskan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 22 Desember 2006, sehingga dari sini disimpulkan bahwa hari arafahnya akan jatuh pada hari Sabtu 30 Desember 2006 dan 'Id Al-Adha jatuh pada hari Ahad tanggal 31 Desember 2006. Tentang hari raya 'Id, tidak ada permasalahan. Insya Allah kita akan ikut berhari raya bersama pemerintah kita. Mungkin yang masih mengganjal pada diri, apakah puasa Arafah di Indonesia mengikuti wukufnya jama'ah haji yang dilaksanakan tanggal 29 Desember ataukah tetap
Re: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Saya sendiri ikut prihatin dengan kondisi umat Islam di Indonesia yang terpecah belah, semua ngaku bener dengan penafsiranya masing masing. lalu gemana Yaaa mempersatukan Umat supaya kita lebih kuat dan bukan menjadi ejekan kaum atau umat lainnya. Wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah informasi ini benar? Wukufnya berarti wukufnya hari Jumat. Jika informasi ini benar, adalah seharusnya umat Islam seluruh dunia sama juga idul adha-nya hari Sabtu juga. Idul Fitri kita bisa berbeda pendapat tergantung dalil terkuat masing-masing. Sedangkan untuk idul Adha, penetapan hari raya setelah pelaksanaan wukuf-nya. Kemungkinan kecil untuk saling beda pendapat. wallahualam bishawab --- riyan mangkura [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabtu, 23-12-2006 Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu * Wukuf di Arafah Jumat, Tahun Ini Haji Akbar * Sebagian Besar Negara Muslim Ikut Saudi * Malaysia Tetapkan 31 Desember * NU Ikut Kalender, Muhammadiyah Tunggu Keputusan PP Riyadh, Tribun -- Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memutuskan pelaksanaan Wukuf di Arafah, Medinah, sebagai puncak ritual ibadah haji tahun ini jatuh pada hari Jumat, 29 Desember 2006 mendatang. http://www.tribun-timur.com/index.php __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Bila lidah kelu, tulisan menjadi perlu Pena lebih tajam dari pedang Tinta seorang berilmu lebih mulia dari darah seorang syahid pustaka tani nuraulia __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Yang sudah pasti puasa Arafah ya harus hari Jum'at, saat jemaah haji wukuf. Kalau hari Sabtu puasa apa? Roosdiana -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Al-Badruuni Enterprise Sent: Tuesday, December 26, 2006 10:36 AM To: ppiindia@yahoogroups.com Cc: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad
RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
bersabda, Maka batalkanlah puasamu. Sabda beliau, Apakah engkau berpuasa keesokan hari? merupakan dalil bolehnya berpuasa selain puasa wajib pada hari Sabtu. Maka hadits larangan puasa hari Sabtu tersebut adalah hadits yang syadz. Dan termasuk syarat hadits yang shahih adalah adalah dia tidak mu'all (berpenyakit) serta tidak syadz. Sebagian ulama berkata, Hukum hadits larangan tersebut telah dihapus. Sebagian lagi dari mereka berkata bahwa hadits ini dibawa kepada puasa yang menyendiri (tidak disertai puasa di hari sebelum dan sesudahnya). Dan ini merupakan pendapat Imam Ahmad rahimahullah. Sampai di sini fatwa syaikh (*). Keterangan: Hadits syadz: Hadits yang periwayatannya menyelisi periwayatan rawi hadits yang lebih baik darinya. Baik ditinjau dari segi jumlah maupun ketsiqahannya.(Lihat Syarh Mandhumah Al-Baiquniyyah, Abul Harits Al-Jazairi, taqdim Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri) Silakan dicopas dengan menyertakan sumber: http://wiramandiri.wordpress.com/2006/12/24/ruyah-puasa-arafah/ Roosdiana [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang sudah pasti puasa Arafah ya harus hari Jum'at, saat jemaah haji wukuf. Kalau hari Sabtu puasa apa? Roosdiana -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Al-Badruuni Enterprise Sent: Tuesday, December 26, 2006 10:36 AM To: ppiindia@yahoogroups.com Cc: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]