[media-dakwah] Re: Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir (Bagian Ke-2)

2006-11-28 Terurut Topik suhana032003
terimakasih kembali informasinya pak..

ini hanya sharring aja dan anjuran pada kami2 para ibu yg kebetulan  
bekerja dan berkutat dgn radiasi untuk tidak melakukan USG sesering 
mungkin, bila tidak dalam keadaan yg memang mengharuskan untuk 
melakukannya.


salam
hana



--- In media-dakwah@yahoogroups.com, afda hakim [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mau menanggapi sedikit ulasan Pak Hana
 USG beda dengan Rontgen, 
 USG / Ultra Sonografi bekerja 
 dengan gelombang suara sedangkan Rontgen bekerja dengan Sinar X
 Gelombang suara tidak menghasilkan radiasi, 
 sedangkan Sinar X menghasilkan banyak sekali radiasi
 USG aman digunakan sesering mungkin, sedangkan Sinar X tidak
 
 terimakasih
 
 ~  Afda  ~
 
 - Original Message - 
   From: suhana032003 
   To: media-dakwah@yahoogroups.com 
   Sent: 2006-11-29 Wednesday 10:53
   Subject: [media-dakwah] Fwd: Re: Artikel : Pemanfaatan Energi 
Nuklir (Bagian Ke-2)
 
 
   oke sharring lagi sekalian bantuin promosi PLTN :)
 
   radiasi tidak hanya berada pada Reaktor, namun dalam rumahpun yg 
   dindingnya ber cat tembok pun mengandung radiasi, matahari yg 
selama 
   ini kita terimapun mengandung radiasi. hmm..yg pernah aku baca, 
   radiasi yg kita terima di dalam rumah sebesar 1-5mSv (milisievert)
per 
   tahunnya. mSv (kode dosis radiasi) spt kg, cm, liter, dlsbnya.
 
   begitupun dengan sekali pemeriksaan sinar-X (rontgen) kita akan 
   terkena radiasi sekitar 1-10mSv. Sedangkan untuk wanita hamil 
setelah 
   melalui tes2, dosis radiasi yg diijinkan untuk diterima selama 
   kehamilan adalah 2mSv. (ini berdasarkan yg pernah aku baca 
   lhoo..karena aku memang bukan ahlinya, tapi ditempatku banyak 
media 
   untuk mengetahui sesuatu yg berkenaan dgn radiasi). 
 
   jadi coba sekarang mulai teliti ya..?kalau wanita hamil itu 
   sebenarnya tidak baik untuk sering2 melakukan USG apalagi dalam 
   kondisi hamil muda, karena secara tidak langsung merusak sel2 
   jaringan tubuh jabang bayi. karena berdasarkan penelitian ttg 
   menggunakan alat rontgen yg kita dapat menerima radiasi sekitar 1-
   10mSv.
 
   jadi sebaiknya dihindari pemeriksaan USG pada hamil muda, apalagi 
   sering2??kalaupun mau melakukan USG dianjurkan pada kehamilan tua 
dan 
   tidak usah lebih dari 1x saja. Karena dokter yg menggunakan alat 
   rontgen or USG tsb tidak mengetahui, jumlah radiasi yg 
dikeluarkan 
   oleh alat tsb, namun dokter hanya mengetahui kegunaan alat tsb 
untuk 
   mengetahui keadaan dalam tubuh manusia yg difoto dgn radiasi.
 
   oke back topic..
   khusus untuk radiasi yg dikeluarkan dari dalam bumi melalui 
reaktor, 
   menggunakan pengamanan secara berlapis2, radiasi yg keluar dari 
dalam 
   bumi dihambat laju geraknya dgn alat pendingin reaktor berupa 
kolam 
   reaktor yg berisi air setinggi 13meter, karena radiasi jadi lemah 
   geraknya dgn air, dan sebelum alat pendingin reaktor, ada lagi 
   pengamanan awal (aku lupa namanya) apabila radiasi masih keluar 
dari 
   kolom reaktor maka ada pengamanan selanjutnya adalah dinding 
reaktor 
   dgn ketebalan 3meter yg diisi dgn timbal or timah hitam, kemudian 
di 
   beton setebal 3meter, untuk mematikan laju gerak radiasi hingga 
   radiasi tidak bisa keluar dari reaktor. hmm..belum lagi fisik 
   bangunan reaktor yg harus memenuhi standar IAEA, dan standar 
   keselamatanpun dibuat sama dgn semua negara2 yg memiliki reaktor, 
   karena pembangunan dan pengoperasian reaktor mendapat pengawasan 
   penuh dari IAEA (international atomic energy agency). dan 
masyarakat 
   sekitar fasilitas reaktor pun dijamin haknya oleh pihak pengawas 
   secara ketat yg berwenang untuk menentukan batas terima radiasi 
oleh 
   masyarakat sekitar tidak boleh lebih dari 0,1 mSv/tahun. namun 
   kenyataan radiasi yg dikeluarkan oleh reaktor selama ini hanya 
   sekitar 0,001 dan 0,01 mSv/tahun.
 
   jadi..dont worry lah..para penanggung jawab pengoperasian reaktor 
   diawasi secara ketat oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional 
rutin 
   setiap bulannya untuk menerima laporan segala macamnya dan terjun 
   langsung melihat ke lapangan, dan diawasi pula secara ketat oleh 
IAEA 
   badan tenaga nuklir internasional yg mempunyai hak untuk 
menghentikan 
   or melanjutkan operasinya sebuah reaktor berdasarkan laporan or 
   kenyataan di lapangan. dari hal yg terkecil masalah radiasi yg 
   dikeluarkan dan diterima oleh masyarkat sekitar.
 
   survei membuktikan..kekuatan fisik reaktor yg dibangun di 
Yogyakarta 
   oleh anak2 Indonesia, setelah adanya gempa berskala 5,9 skala 
   richter, tidak menyebabkan kerusakan kontruksi penyangga bangunan 
   reaktor, karena uji coba konstruksi bangunan oleh LAPI-ITB 
menyatakan 
   reaktor dapat tahan terhadap goncangan gempa sebesar 0,225g 
   (grafitasi), sedangkan gempa yg terjadi tgl 27 Juni'06 waktu itu 
pada 
   titik lokasi Reaktor Kartini mencapai 0.15g (grafitasi). (itu 
menurut 
   laporan yg pernah aku baca lho..) jadi..Reaktor terbukti aman dan 
   terbukti sudah melalui tes uji 

[media-dakwah] Re: Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir (Bagian Ke-2)

2006-11-27 Terurut Topik suhana032003
--- In [EMAIL PROTECTED], suhana032003 [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

hmm..kenapa sich..kita tidak berani melangkah hanya karena satu 
alasan yg belum tentu terjadi??? apapun yg akan kita kerjakan sudah 
pasti menanggung resiko, hingga makanpun akan punya resiko sakit 
perut dan muntahber (bila tidak higienis) lalu..bila kita beranggapan 
tidak mau terkena resiko, lalu kapan kita akan bisa melangkah maju??

Seperti orang nikah resiko bercerai itu ada, lalu dengan alasan takut 
akan resiko itu lalu kita menjadi biarawan??? contoh lain, pak 
syaikhul amin laki2 sholeh dan baik, namun karena ulah sebagian laki2 
brengsek, apakah pak syaikhul mau disamakan dan dikatakan brengsek 
juga??nda kan??

janganlah..kita memukul rata keadaan sesuatu yg belum tentu hanya 
berdasarkan keadaan sesuatu yg buruk dan telah terjadi??

oke..3 Reaktor yg sudah dimiliki indonesia itu sebenarnya sama persis 
dgn reatkor PLTN yg akan dibangun, hanya khusus PLTN rancangan 
bangunannya lebih safe lagi dan dibuat pengamanan yg berlapis2 lagi, 
sedangkan bahan bakar yg digunakan oleh kedua reaktor itu sama persis 
yaitu bahan bakar neutron dan uranium, hanya..bedanya adalah uap 
panas yg dibuang di reaktor yg ada saat ini, tapi digunakan untuk 
menggerakan turbin pada reaktor PLTN.

hmm..aku pernah diterangkan sedikit oleh guruku, masalah ini yaitu 
reaktor penelitian or PLTN sama2 mengambil neutron dari dalam bumi, 
namun neutron tidak berfungsi apa2 bila tidak ditembakan oleh 
uranium. pada saat uranium ditembakan ke neutron maka neutron akan 
membelah yaitu menjadi neutron1 dan energi panas. untuk reaktor yg 
ada saat ini, kita mengambil neutron1 untuk penelitian dan membuang 
energi panasnya, sedangkan untuk reaktor PLTN adalah sebaliknya.yaitu 
hanya mengambil energi panasnya dan digunakan untuk menggerakan 
turbin.

dari sudut polusi, jelas..PLTN tidak berpolusi, karena sebagian 
energi panas yg berlebih dibuang ke laut dan hanya berupa uap. 
sedangkan neutronnya masih tetap di dalam bumi dan dalam kungkungan 
dinding reaktor.

sedangkan batu bara, jelas pada saat pengangkutan batu bara dari 
sumbernya ke tempat pengolahan yg mungkin berceceran sudah pasti 
terjadi polusi udara. dan resiko pada saat pembakaranpun besar kan?
meledak lah tungkunya? dan sampai kapan kita mau mengandalkan 
persediaan batu bara kita yg makin hari makin menipis?? sedangkan 
untuk melakukan daur ulang batu bara, perlu ratusan tahun lagi untuk 
mendapatkannya. belum lagi dari segi kapasitas listrik yg dihasilkan 
oleh PLTN jauh lebih besar dari kapasitas listrik yg dihasilkan oleh 
PLTU.

kalau sampai pemerintah or para pakar mulai melirik PLTN sebagai 
alternatif lain untuk sumber listrik, itu karena pemikiran panjang yg 
mengkhawatirkan persediaan batu bara yg mulai menipis dan batu bara 
juga tidak hanya digunakan untuk PLTU aja toch???

Reaktor di bandung itu reaktor pertama yg dipunya oleh Indonesia, dan 
masih sederhana fisiknya, namun kalau pak syaikhul sebelumnya 
menjadikan alasan kebocoran reaktor yg bisa membahayakan sekitar spt 
cherenobyl, lalu..ternyata kita lebih mampu menangani kasus reaktor 
yg tidak bocor dibandingkan reaktor cherenobyl kan?? kalau mau 
dilihat daya ledaknya dan resiko kebocorannya..ya sama aja resiko 
reaktor penelitian dan reaktor PLTN..?karena bahan bakar yg digunakan 
untuk reaktor penelitian dan reaktor PLTN itu sama. tapi dengan 3 
reaktor yg indonesia miliki dan tidak ada berita kebocoran dan 
ledakan dari tahun 1961 hingga sekarang, itu sudah satu bukti kalau 
kita lebih mampu menjaga keamanannya dibandingkan reaktor cherenobly 
yg dimiliki rusia kan??:)

coba pak syaikhul jalan2 ke serpong yg disana berdiri Reaktor 
Terbesar di Asia Tenggara,Reaktor itu ternyata reaktor terbaik yg 
kita punya dan menjadi terbesar di Asia Tenggara dan sudah 19thn 
beroperasi, toch nda bocor2 dan nda meledak2 tuch..:)hehehe aku yg 
punya ruangan posisi tepat disamping reaktor terbesar di asia 
tenggara aja cuek, bye beh..orang kalau mau mati mah..dimana aja..:)

kita nda akan pernah maju,kalau kita selalu menyangsikan kemampuan 
ktia sendiri yg sebenarnya mampu melampaui kemampuan orang2 yg sudah 
membuat kita selama ini terbengong2. kalau kita selalu takut akan 
resiko..lalu apakah kita mau diam saja ditempat dan tidak bergerak??? 
tanpa melakukan sesuatu???


salam
hana








--- In [EMAIL PROTECTED], Syaikhul Amin - MTD Syaikhul@ 
wrote:

 ***
 Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan.
 ***-***
 
 
 hehehe...
 
 ini bukan masalah menjudge, ini cuma contoh betapa riskan membuat 
sebuah project dg teknologi tinggi dg kondisi kebijakan yg seperti 
ini.  benar kita sudah punya tiga reaktor tapi itu semua adalah 
sekedar reaktor penelitian bukan untuk sebuah pembangkit listrik.  
waktu jaman mahasiswa dulu saya pernah melakukan penelitian 
disalahsartu reaktor tsb tepatnya di bandung ya walau cuma sebulan 
setidaknya saya bisa memahamilah apa itu reaktor fusi nuklir.
 berkenaan dg