Re: Fwd: [media-dakwah] Re: TAWASUL

2006-09-22 Terurut Topik elfizar
Assalammu'alaikum wr.wb.
Perlukah Niat Sholat ?
1 Difinisi Niat : Niat adalah suatu perbuatan yang disengaja, jadi ketika
Anda hendak mengerjakan suatu sholat tentu anda akan ber-whudu terlebih
dahulu ( dan ini sengaja ) kemudian waktu sholat/sholat sunat semua ada
ditentukan nama dan tempatnya,pun sdh anda ketahui sebelumnya sehingga
perbuatan itu tidak perlu anda lafadzkan. Kapan dikatakan seseorang itu
tidak berniat ?
Sbg Ilustrasi saya contohkan sbb:
Seseorang sedang dalam keadaan tidur disamping istrinya, ketika malam kian
larut tiba tiba sisuami terbangun lalu menampar istrinya yang sedang tidur
nyenyak tanpa dia tau untuk apa Dia menampar istrinya dan istrinya terbangun
dan si suami sadar, Lalu bertanya apa yang telah aku lakukan katanya ? si
istri menjawab: Papa menampar aku sambil memgang pipinya yang memerah krn
ditampar..lalu dia berucap Astaghfirullahul adzhimmaaf aku
tdk sengaja ..aku mimpiilustrasi ini substansinya adalah ia tdk
mempunyai niat dan tdk sengaja menampar istrinya tsb.
Didalam buku hadist Buchari  Muslim saya belum pernah menemukan Lafdz niat 
 Ushalli  tersebut. hanya saja ada yang berpendapat bahwa selama dilakukan
diluar sholat ( takbiratul ikhram ) silahkan sajatapi berhujjah kemana
perbuatan itu kalau tdk ada petunjuk dari Alqur'an dan hadust. ( kalau ada
hadist tsb tlg dilampirkan/dikirimkan juga kepada saya)

2. Tata tertib dan rukun sholat sdh jelas, sekalipun itu dlm sholat sunat
iftitah tetap dibaca, jangan lah hendak memiliki pengertian bahwa setiap
sunat itu DIKERJAKAN BERPAHALA DITINGGALKAN TDK APA APA  Seharusnya
jadikanlah yang sunat tersebut dengan arti  DIKERJAKAN BERPAHALA
DITINGGALKAN RUGI 

3. iMAM DIJADIKAN MEMANG UNTUK DIIKUTI, Tapi posisi kita sesungguhnya pada
posisi rakaat ke berapa ?
karena posisi ini sangat menentukan kita sbg makmum mana yang harus kita
perbuat, apabila posisi Imam pada posisi rakaat terakhir sementara kita pada
rakaat pertama/ketiga pada sholat tertentu maka yang menentukan adalah
posisi kita sendiri. sementara bacaannya tetap harus diikuti maksdunya
ketika imam pada saat tsb baca Tasjahud kita juga hrs baca dst terkecuali
posisi duduk tasyahud akhir kita tdk ikut krn sholat kita belum lengkap
rakaatnya.

Demikian penjelasan yang dapat disampaikan, jika ada kesalahan sesungguhnya
kesalahan datang dari saya dan seandainya mengandung kebenaran hanya milik
Allah dan Rasulnya.
Salam 
Elfizar


 
---Original Message---
 
From: Hasbiyanto
Date: 09/21/06 18:45:54
To: suhana032003; media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: Fwd: [media-dakwah] Re: TAWASUL
 
ASSALAMUALAIKUM WR WB
 
Ok, Saudara-2 ku yang dirahmati oleh Alloh SWT.
Perihal Tawasul, sebaiknya kita stop sampai disini saja, karena semuanya
sudah jelas, dan tidak perlu diperdebatkan lagi.
Sekarang saya gantian mau tanya, tentang seputar SHOLAT.
 
Mohon bantuan teman-2 yang tau dalilnya baik dari Alqur'an mau Hadist yang
Shohih.
Pertanyaannya SBB:
1. Perlukah niat sholat dengan mengucapkan Usholli dst dst
2. Apakah sholat sunat, perlu membaca doa iftitah
3. Sholat dua rekaat, seperti sholat subuh dan sholat sunat 2 rekaat yang
lainnya, posisi duduk tasyahud, dengan cara istirash atau duduk seperti
tasyahud akhir pada sholat 3 / 4 rekaat. Atau kalau imam tidak duduk secara
istirash, apakah kita boleh duduk secara istirash??? mana yang benar???
 
Demikian saja dari saya, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
 
Wassalam,
Hasbiyanto
 
 
 suhana032003 [EMAIL PROTECTED] 9/20/2006 2:10 PM 
hmm..gitu ya..??is ok lah bila hanya sekedar nda nyambung, ketimbang
nyambung2in yg juga nda nyambung
 
intinya gini..apakah setiap pertanyaan itu perlu mendapat jawaban
secara langsung?? kalau anda cerdas, harusnya dari awal jawaban para
member milis inipun dengan dalil2nya sudah mewakili, kalau hal2 yg
ditanyakan itu tidak boleh dilakukan.
 
hanya..itulah yg membedakan diri kita yg sudah dewasa ini, dengan
anak2 TK, yg perlu diberikan jawaban secara langsung,
sedangkan..bedanya orang dewasa adalah, alangkah baiknya untuk
menentukan boleh or tidaknya bukan berdasarkan suruhan si anu or si
itu, tapi..berdasarkan keputusannya sendiri dalam menentukan
sikapnya, setelah banyaknya argumentasi yg dilemparkan dgn berbagai
dalil yg menjadi dasar acuan umat islam dalam bersikap.
 
mosok..anda mau disamakan dengan anak TK, yg langsung dilarang or
disuruh sich?? itulah..banyak kesalahan dari kita2 yg langsung
mengembik dan menurut pada orang yg kita anggap sudah benar dan
baik, tanpa kritis dan mempunyai pijakan yg jelas. lha..nanti kalau
ternyata yg disuruh itu salah, apakah anda mau menyalahkan yg
memerintahkan???
 
memang sebaiknya, saat ini jadi guru itu harus pintar2 memberikan
pandangan kepada murid2nya yg kritis, agar satu saat nanti sang
gurupun tidak disalahkan, karena hanya memerintahkan dan langsung
dituruti oleh sang murid, dengan memberikan saja pandangannya dan
pijakan yg jelas,  dan untuk selanjutnya..biarkan sang murid yg
menentukan. dan biarkan sang murid

Fwd: [media-dakwah] Re: TAWASUL

2006-09-21 Terurut Topik Hasbiyanto
ASSALAMUALAIKUM WR WB

Ok, Saudara-2 ku yang dirahmati oleh Alloh SWT.
Perihal Tawasul, sebaiknya kita stop sampai disini saja, karena semuanya sudah 
jelas, dan tidak perlu diperdebatkan lagi.
Sekarang saya gantian mau tanya, tentang seputar SHOLAT.

Mohon bantuan teman-2 yang tau dalilnya baik dari Alqur'an mau Hadist yang 
Shohih.
Pertanyaannya SBB:
1. Perlukah niat sholat dengan mengucapkan Usholli dst dst
2. Apakah sholat sunat, perlu membaca doa iftitah
3. Sholat dua rekaat, seperti sholat subuh dan sholat sunat 2 rekaat yang 
lainnya, posisi duduk tasyahud, dengan cara istirash atau duduk seperti 
tasyahud akhir pada sholat 3 / 4 rekaat. Atau kalau imam tidak duduk secara 
istirash, apakah kita boleh duduk secara istirash??? mana yang benar???

Demikian saja dari saya, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalam,
Hasbiyanto


 suhana032003 [EMAIL PROTECTED] 9/20/2006 2:10 PM 
hmm..gitu ya..??is ok lah bila hanya sekedar nda nyambung, ketimbang 
nyambung2in yg juga nda nyambung

intinya gini..apakah setiap pertanyaan itu perlu mendapat jawaban 
secara langsung?? kalau anda cerdas, harusnya dari awal jawaban para 
member milis inipun dengan dalil2nya sudah mewakili, kalau hal2 yg 
ditanyakan itu tidak boleh dilakukan. 

hanya..itulah yg membedakan diri kita yg sudah dewasa ini, dengan 
anak2 TK, yg perlu diberikan jawaban secara langsung, 
sedangkan..bedanya orang dewasa adalah, alangkah baiknya untuk 
menentukan boleh or tidaknya bukan berdasarkan suruhan si anu or si 
itu, tapi..berdasarkan keputusannya sendiri dalam menentukan 
sikapnya, setelah banyaknya argumentasi yg dilemparkan dgn berbagai 
dalil yg menjadi dasar acuan umat islam dalam bersikap.

mosok..anda mau disamakan dengan anak TK, yg langsung dilarang or 
disuruh sich?? itulah..banyak kesalahan dari kita2 yg langsung 
mengembik dan menurut pada orang yg kita anggap sudah benar dan 
baik, tanpa kritis dan mempunyai pijakan yg jelas. lha..nanti kalau 
ternyata yg disuruh itu salah, apakah anda mau menyalahkan yg 
memerintahkan???

memang sebaiknya, saat ini jadi guru itu harus pintar2 memberikan 
pandangan kepada murid2nya yg kritis, agar satu saat nanti sang 
gurupun tidak disalahkan, karena hanya memerintahkan dan langsung 
dituruti oleh sang murid, dengan memberikan saja pandangannya dan 
pijakan yg jelas,  dan untuk selanjutnya..biarkan sang murid yg 
menentukan. dan biarkan sang murid untuk belajar secara kritis, 
sedangkan sang guru hanya mengarahkan.

dan begitupun dengan sang murid, harus pintar2 mengkritisi sang guru, 
jangan hanya mengembik dan tunggu suruhan dan larangan sang guru 
untuk ini dan itu, walaupun pijakan dan dalilnya pun tidak jelas.

oke?? gimana..?? memang kalau aku perhatikan..anggota di milis ini 
dan aku sendiripun hanya mengarahkan yg bertanya untuk memutuskan 
sendiri keyakinannya, agar kita terhindar dari tuduhan2 dan dianggap 
melarang or menyuruh..:) kalau melarangpun pake dalil, kalau 
menyuruhpun harus pake dalil, jadi..kita terhindar dari tuduhan yg 
suka menyuruh2..hehehe


but..afwan jiddan..bila memang ada salah kataku dan khilafku dengan 
pak udi..:)



salam

hana




--- In media-dakwah@yahoogroups.com, /* iSan */ [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 -- Forwarded message --
 From: /* iSan */ [EMAIL PROTECTED]
 Date: Sep 20, 2006 11:55 AM
 Subject: Re: [media-dakwah] Re: TAWASUL
 To: suhana032003 [EMAIL PROTECTED]
 
  :D .. yang ini lebih parah lagi ..
 
 saudara hana, saya hanya ingin menjabarkan sedikit mengenai 
pernyataan bung
 udi. maksud beliau bukan seperti itu.
 
 @Udi
 
   Sepertinya beberapa angota milish masih kurang memahami 
pembicaraan
 ini,
  yg dimaksud topic ini intinya adalah boleh gak atao dalil yg
 menerangkan
  Bertawasul kepada orang yg sudah meninggal dimana arti tawasul
 adalah
  berperantara.
 
 maksudnya adalah, dari awal topik pembicaraan ini dimulai, 
sebenarnya sangat
 sederhana, tawasul terhadap orang mati itu boleh atau tidak? .. 
nah
 sedangkan kebanyakan dari yang me reply common ground nya kurang 
tepat ..
 mereka malah membahas boleh tidaknya mendoakan orang mati/hidup, 
membahas
 boleh tidaknya mendoakan Rasulullah saw, boleh tidaknya didoakan 
oleh orang
 shaleh, hingga ke masalah shalawat .. bukan memberikan jawaban atau
 referensi mengenai tawasul.
 
 jawaban yang paling mendekati menurut saya adalah jawaban berikut:
 
 @simkuring
 
 [cut]
 **
 *Simkuring [EMAIL PROTECTED],* 
 
 Assalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh,
 Ini acuan berupa fatwa dari Lajnah adDaimah lil Buhuuts al Ilmiyah 
wal Ifta'
 kerajaan Saudi Arabia, semoga membantu.
 TAWASUL DENGAN PERANTARA PARA NABI DAN ORANG-ORANG SHALIH
 Oleh
 Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta
 
  [cut]
 
 oleh karena itu, bung udi memberikan gambaran tawasul yg dilakukan 
oleh
 orang2 jahil (bodoh) saat ini seperti ini:
 
  Contoh. Kita mempunyai seorang ulama semisal sunan kalijogo (yg
 sudah
  meninggal) kemudian kita ziarah ke makam beliau untuk meminta
  dikabulkannya 

Fwd: [media-dakwah] Re: TAWASUL

2006-09-20 Terurut Topik suhana032003
hmm..gitu ya..??is ok lah bila hanya sekedar nda nyambung, ketimbang 
nyambung2in yg juga nda nyambung

intinya gini..apakah setiap pertanyaan itu perlu mendapat jawaban 
secara langsung?? kalau anda cerdas, harusnya dari awal jawaban para 
member milis inipun dengan dalil2nya sudah mewakili, kalau hal2 yg 
ditanyakan itu tidak boleh dilakukan. 

hanya..itulah yg membedakan diri kita yg sudah dewasa ini, dengan 
anak2 TK, yg perlu diberikan jawaban secara langsung, 
sedangkan..bedanya orang dewasa adalah, alangkah baiknya untuk 
menentukan boleh or tidaknya bukan berdasarkan suruhan si anu or si 
itu, tapi..berdasarkan keputusannya sendiri dalam menentukan 
sikapnya, setelah banyaknya argumentasi yg dilemparkan dgn berbagai 
dalil yg menjadi dasar acuan umat islam dalam bersikap.

mosok..anda mau disamakan dengan anak TK, yg langsung dilarang or 
disuruh sich?? itulah..banyak kesalahan dari kita2 yg langsung 
mengembik dan menurut pada orang yg kita anggap sudah benar dan 
baik, tanpa kritis dan mempunyai pijakan yg jelas. lha..nanti kalau 
ternyata yg disuruh itu salah, apakah anda mau menyalahkan yg 
memerintahkan???

memang sebaiknya, saat ini jadi guru itu harus pintar2 memberikan 
pandangan kepada murid2nya yg kritis, agar satu saat nanti sang 
gurupun tidak disalahkan, karena hanya memerintahkan dan langsung 
dituruti oleh sang murid, dengan memberikan saja pandangannya dan 
pijakan yg jelas,  dan untuk selanjutnya..biarkan sang murid yg 
menentukan. dan biarkan sang murid untuk belajar secara kritis, 
sedangkan sang guru hanya mengarahkan.

dan begitupun dengan sang murid, harus pintar2 mengkritisi sang guru, 
jangan hanya mengembik dan tunggu suruhan dan larangan sang guru 
untuk ini dan itu, walaupun pijakan dan dalilnya pun tidak jelas.

oke?? gimana..?? memang kalau aku perhatikan..anggota di milis ini 
dan aku sendiripun hanya mengarahkan yg bertanya untuk memutuskan 
sendiri keyakinannya, agar kita terhindar dari tuduhan2 dan dianggap 
melarang or menyuruh..:) kalau melarangpun pake dalil, kalau 
menyuruhpun harus pake dalil, jadi..kita terhindar dari tuduhan yg 
suka menyuruh2..hehehe


but..afwan jiddan..bila memang ada salah kataku dan khilafku dengan 
pak udi..:)



salam

hana




--- In media-dakwah@yahoogroups.com, /* iSan */ [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 -- Forwarded message --
 From: /* iSan */ [EMAIL PROTECTED]
 Date: Sep 20, 2006 11:55 AM
 Subject: Re: [media-dakwah] Re: TAWASUL
 To: suhana032003 [EMAIL PROTECTED]
 
  :D .. yang ini lebih parah lagi ..
 
 saudara hana, saya hanya ingin menjabarkan sedikit mengenai 
pernyataan bung
 udi. maksud beliau bukan seperti itu.
 
 @Udi
 
   Sepertinya beberapa angota milish masih kurang memahami 
pembicaraan
 ini,
  yg dimaksud topic ini intinya adalah boleh gak atao dalil yg
 menerangkan
  Bertawasul kepada orang yg sudah meninggal dimana arti tawasul
 adalah
  berperantara.
 
 maksudnya adalah, dari awal topik pembicaraan ini dimulai, 
sebenarnya sangat
 sederhana, tawasul terhadap orang mati itu boleh atau tidak? .. 
nah
 sedangkan kebanyakan dari yang me reply common ground nya kurang 
tepat ..
 mereka malah membahas boleh tidaknya mendoakan orang mati/hidup, 
membahas
 boleh tidaknya mendoakan Rasulullah saw, boleh tidaknya didoakan 
oleh orang
 shaleh, hingga ke masalah shalawat .. bukan memberikan jawaban atau
 referensi mengenai tawasul.
 
 jawaban yang paling mendekati menurut saya adalah jawaban berikut:
 
 @simkuring
 
 [cut]
 **
 *Simkuring [EMAIL PROTECTED],*
 
 Assalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh,
 Ini acuan berupa fatwa dari Lajnah adDaimah lil Buhuuts al Ilmiyah 
wal Ifta'
 kerajaan Saudi Arabia, semoga membantu.
 TAWASUL DENGAN PERANTARA PARA NABI DAN ORANG-ORANG SHALIH
 Oleh
 Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta
 
  [cut]
 
 oleh karena itu, bung udi memberikan gambaran tawasul yg dilakukan 
oleh
 orang2 jahil (bodoh) saat ini seperti ini:
 
  Contoh. Kita mempunyai seorang ulama semisal sunan kalijogo (yg
 sudah
  meninggal) kemudian kita ziarah ke makam beliau untuk meminta
  dikabulkannya doa/keinginan kita melalui sunan kalijogo tsb.
 
  bukan berarti bung Udi melakukan hal2 seperti itu, jelas2 di email
 sebelumnya beliau kontra terhadap tawasul yang tidak disunnahkan 
Rasulullah
 saw.
 
 mestinya jawaban ini di jawab langsung oleh bung Udi kepada Hana .. 
hanya
 saya gemes aja bacanya (ya gak bung Udi?.. ), soalnya bener2 gak 
nyambung..
 hehehe...
 
 untuk lebih lengkapnya lagi .. silahkan baca dlil2 mengenai 
tawassul yang
 disertakan oleh bung Sunarno pada email bersubject Tawassul juga, 
pagi
 tadi ..
 
 On 9/20/06, suhana032003 [EMAIL PROTECTED]  wrote:
 
 hmm..sepertinya anda tidak bisa memahami pendapat dan dalil2 
yg sudah
  diberikan oleh beberapa anggota milis
  meminta dikabulkannya doa/keinginan kita melalui Rasulullah aja 
tidak
  boleh, apalagi sunan kalijogo memang lebih terjamin mana
  Rasulullah dgn sunan kalijogo???
 
  oke..gini..intinya bila anda