Re: Fwd: [media-dakwah] Re: TAWASUL
Assalammu'alaikum wr.wb. Perlukah Niat Sholat ? 1 Difinisi Niat : Niat adalah suatu perbuatan yang disengaja, jadi ketika Anda hendak mengerjakan suatu sholat tentu anda akan ber-whudu terlebih dahulu ( dan ini sengaja ) kemudian waktu sholat/sholat sunat semua ada ditentukan nama dan tempatnya,pun sdh anda ketahui sebelumnya sehingga perbuatan itu tidak perlu anda lafadzkan. Kapan dikatakan seseorang itu tidak berniat ? Sbg Ilustrasi saya contohkan sbb: Seseorang sedang dalam keadaan tidur disamping istrinya, ketika malam kian larut tiba tiba sisuami terbangun lalu menampar istrinya yang sedang tidur nyenyak tanpa dia tau untuk apa Dia menampar istrinya dan istrinya terbangun dan si suami sadar, Lalu bertanya apa yang telah aku lakukan katanya ? si istri menjawab: Papa menampar aku sambil memgang pipinya yang memerah krn ditampar..lalu dia berucap Astaghfirullahul adzhimmaaf aku tdk sengaja ..aku mimpiilustrasi ini substansinya adalah ia tdk mempunyai niat dan tdk sengaja menampar istrinya tsb. Didalam buku hadist Buchari Muslim saya belum pernah menemukan Lafdz niat Ushalli tersebut. hanya saja ada yang berpendapat bahwa selama dilakukan diluar sholat ( takbiratul ikhram ) silahkan sajatapi berhujjah kemana perbuatan itu kalau tdk ada petunjuk dari Alqur'an dan hadust. ( kalau ada hadist tsb tlg dilampirkan/dikirimkan juga kepada saya) 2. Tata tertib dan rukun sholat sdh jelas, sekalipun itu dlm sholat sunat iftitah tetap dibaca, jangan lah hendak memiliki pengertian bahwa setiap sunat itu DIKERJAKAN BERPAHALA DITINGGALKAN TDK APA APA Seharusnya jadikanlah yang sunat tersebut dengan arti DIKERJAKAN BERPAHALA DITINGGALKAN RUGI 3. iMAM DIJADIKAN MEMANG UNTUK DIIKUTI, Tapi posisi kita sesungguhnya pada posisi rakaat ke berapa ? karena posisi ini sangat menentukan kita sbg makmum mana yang harus kita perbuat, apabila posisi Imam pada posisi rakaat terakhir sementara kita pada rakaat pertama/ketiga pada sholat tertentu maka yang menentukan adalah posisi kita sendiri. sementara bacaannya tetap harus diikuti maksdunya ketika imam pada saat tsb baca Tasjahud kita juga hrs baca dst terkecuali posisi duduk tasyahud akhir kita tdk ikut krn sholat kita belum lengkap rakaatnya. Demikian penjelasan yang dapat disampaikan, jika ada kesalahan sesungguhnya kesalahan datang dari saya dan seandainya mengandung kebenaran hanya milik Allah dan Rasulnya. Salam Elfizar ---Original Message--- From: Hasbiyanto Date: 09/21/06 18:45:54 To: suhana032003; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Fwd: [media-dakwah] Re: TAWASUL ASSALAMUALAIKUM WR WB Ok, Saudara-2 ku yang dirahmati oleh Alloh SWT. Perihal Tawasul, sebaiknya kita stop sampai disini saja, karena semuanya sudah jelas, dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Sekarang saya gantian mau tanya, tentang seputar SHOLAT. Mohon bantuan teman-2 yang tau dalilnya baik dari Alqur'an mau Hadist yang Shohih. Pertanyaannya SBB: 1. Perlukah niat sholat dengan mengucapkan Usholli dst dst 2. Apakah sholat sunat, perlu membaca doa iftitah 3. Sholat dua rekaat, seperti sholat subuh dan sholat sunat 2 rekaat yang lainnya, posisi duduk tasyahud, dengan cara istirash atau duduk seperti tasyahud akhir pada sholat 3 / 4 rekaat. Atau kalau imam tidak duduk secara istirash, apakah kita boleh duduk secara istirash??? mana yang benar??? Demikian saja dari saya, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalam, Hasbiyanto suhana032003 [EMAIL PROTECTED] 9/20/2006 2:10 PM hmm..gitu ya..??is ok lah bila hanya sekedar nda nyambung, ketimbang nyambung2in yg juga nda nyambung intinya gini..apakah setiap pertanyaan itu perlu mendapat jawaban secara langsung?? kalau anda cerdas, harusnya dari awal jawaban para member milis inipun dengan dalil2nya sudah mewakili, kalau hal2 yg ditanyakan itu tidak boleh dilakukan. hanya..itulah yg membedakan diri kita yg sudah dewasa ini, dengan anak2 TK, yg perlu diberikan jawaban secara langsung, sedangkan..bedanya orang dewasa adalah, alangkah baiknya untuk menentukan boleh or tidaknya bukan berdasarkan suruhan si anu or si itu, tapi..berdasarkan keputusannya sendiri dalam menentukan sikapnya, setelah banyaknya argumentasi yg dilemparkan dgn berbagai dalil yg menjadi dasar acuan umat islam dalam bersikap. mosok..anda mau disamakan dengan anak TK, yg langsung dilarang or disuruh sich?? itulah..banyak kesalahan dari kita2 yg langsung mengembik dan menurut pada orang yg kita anggap sudah benar dan baik, tanpa kritis dan mempunyai pijakan yg jelas. lha..nanti kalau ternyata yg disuruh itu salah, apakah anda mau menyalahkan yg memerintahkan??? memang sebaiknya, saat ini jadi guru itu harus pintar2 memberikan pandangan kepada murid2nya yg kritis, agar satu saat nanti sang gurupun tidak disalahkan, karena hanya memerintahkan dan langsung dituruti oleh sang murid, dengan memberikan saja pandangannya dan pijakan yg jelas, dan untuk selanjutnya..biarkan sang murid yg menentukan. dan biarkan sang murid
Fwd: [media-dakwah] Re: TAWASUL
ASSALAMUALAIKUM WR WB Ok, Saudara-2 ku yang dirahmati oleh Alloh SWT. Perihal Tawasul, sebaiknya kita stop sampai disini saja, karena semuanya sudah jelas, dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Sekarang saya gantian mau tanya, tentang seputar SHOLAT. Mohon bantuan teman-2 yang tau dalilnya baik dari Alqur'an mau Hadist yang Shohih. Pertanyaannya SBB: 1. Perlukah niat sholat dengan mengucapkan Usholli dst dst 2. Apakah sholat sunat, perlu membaca doa iftitah 3. Sholat dua rekaat, seperti sholat subuh dan sholat sunat 2 rekaat yang lainnya, posisi duduk tasyahud, dengan cara istirash atau duduk seperti tasyahud akhir pada sholat 3 / 4 rekaat. Atau kalau imam tidak duduk secara istirash, apakah kita boleh duduk secara istirash??? mana yang benar??? Demikian saja dari saya, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalam, Hasbiyanto suhana032003 [EMAIL PROTECTED] 9/20/2006 2:10 PM hmm..gitu ya..??is ok lah bila hanya sekedar nda nyambung, ketimbang nyambung2in yg juga nda nyambung intinya gini..apakah setiap pertanyaan itu perlu mendapat jawaban secara langsung?? kalau anda cerdas, harusnya dari awal jawaban para member milis inipun dengan dalil2nya sudah mewakili, kalau hal2 yg ditanyakan itu tidak boleh dilakukan. hanya..itulah yg membedakan diri kita yg sudah dewasa ini, dengan anak2 TK, yg perlu diberikan jawaban secara langsung, sedangkan..bedanya orang dewasa adalah, alangkah baiknya untuk menentukan boleh or tidaknya bukan berdasarkan suruhan si anu or si itu, tapi..berdasarkan keputusannya sendiri dalam menentukan sikapnya, setelah banyaknya argumentasi yg dilemparkan dgn berbagai dalil yg menjadi dasar acuan umat islam dalam bersikap. mosok..anda mau disamakan dengan anak TK, yg langsung dilarang or disuruh sich?? itulah..banyak kesalahan dari kita2 yg langsung mengembik dan menurut pada orang yg kita anggap sudah benar dan baik, tanpa kritis dan mempunyai pijakan yg jelas. lha..nanti kalau ternyata yg disuruh itu salah, apakah anda mau menyalahkan yg memerintahkan??? memang sebaiknya, saat ini jadi guru itu harus pintar2 memberikan pandangan kepada murid2nya yg kritis, agar satu saat nanti sang gurupun tidak disalahkan, karena hanya memerintahkan dan langsung dituruti oleh sang murid, dengan memberikan saja pandangannya dan pijakan yg jelas, dan untuk selanjutnya..biarkan sang murid yg menentukan. dan biarkan sang murid untuk belajar secara kritis, sedangkan sang guru hanya mengarahkan. dan begitupun dengan sang murid, harus pintar2 mengkritisi sang guru, jangan hanya mengembik dan tunggu suruhan dan larangan sang guru untuk ini dan itu, walaupun pijakan dan dalilnya pun tidak jelas. oke?? gimana..?? memang kalau aku perhatikan..anggota di milis ini dan aku sendiripun hanya mengarahkan yg bertanya untuk memutuskan sendiri keyakinannya, agar kita terhindar dari tuduhan2 dan dianggap melarang or menyuruh..:) kalau melarangpun pake dalil, kalau menyuruhpun harus pake dalil, jadi..kita terhindar dari tuduhan yg suka menyuruh2..hehehe but..afwan jiddan..bila memang ada salah kataku dan khilafku dengan pak udi..:) salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, /* iSan */ [EMAIL PROTECTED] wrote: -- Forwarded message -- From: /* iSan */ [EMAIL PROTECTED] Date: Sep 20, 2006 11:55 AM Subject: Re: [media-dakwah] Re: TAWASUL To: suhana032003 [EMAIL PROTECTED] :D .. yang ini lebih parah lagi .. saudara hana, saya hanya ingin menjabarkan sedikit mengenai pernyataan bung udi. maksud beliau bukan seperti itu. @Udi Sepertinya beberapa angota milish masih kurang memahami pembicaraan ini, yg dimaksud topic ini intinya adalah boleh gak atao dalil yg menerangkan Bertawasul kepada orang yg sudah meninggal dimana arti tawasul adalah berperantara. maksudnya adalah, dari awal topik pembicaraan ini dimulai, sebenarnya sangat sederhana, tawasul terhadap orang mati itu boleh atau tidak? .. nah sedangkan kebanyakan dari yang me reply common ground nya kurang tepat .. mereka malah membahas boleh tidaknya mendoakan orang mati/hidup, membahas boleh tidaknya mendoakan Rasulullah saw, boleh tidaknya didoakan oleh orang shaleh, hingga ke masalah shalawat .. bukan memberikan jawaban atau referensi mengenai tawasul. jawaban yang paling mendekati menurut saya adalah jawaban berikut: @simkuring [cut] ** *Simkuring [EMAIL PROTECTED],* Assalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh, Ini acuan berupa fatwa dari Lajnah adDaimah lil Buhuuts al Ilmiyah wal Ifta' kerajaan Saudi Arabia, semoga membantu. TAWASUL DENGAN PERANTARA PARA NABI DAN ORANG-ORANG SHALIH Oleh Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta [cut] oleh karena itu, bung udi memberikan gambaran tawasul yg dilakukan oleh orang2 jahil (bodoh) saat ini seperti ini: Contoh. Kita mempunyai seorang ulama semisal sunan kalijogo (yg sudah meninggal) kemudian kita ziarah ke makam beliau untuk meminta dikabulkannya
Fwd: [media-dakwah] Re: TAWASUL
hmm..gitu ya..??is ok lah bila hanya sekedar nda nyambung, ketimbang nyambung2in yg juga nda nyambung intinya gini..apakah setiap pertanyaan itu perlu mendapat jawaban secara langsung?? kalau anda cerdas, harusnya dari awal jawaban para member milis inipun dengan dalil2nya sudah mewakili, kalau hal2 yg ditanyakan itu tidak boleh dilakukan. hanya..itulah yg membedakan diri kita yg sudah dewasa ini, dengan anak2 TK, yg perlu diberikan jawaban secara langsung, sedangkan..bedanya orang dewasa adalah, alangkah baiknya untuk menentukan boleh or tidaknya bukan berdasarkan suruhan si anu or si itu, tapi..berdasarkan keputusannya sendiri dalam menentukan sikapnya, setelah banyaknya argumentasi yg dilemparkan dgn berbagai dalil yg menjadi dasar acuan umat islam dalam bersikap. mosok..anda mau disamakan dengan anak TK, yg langsung dilarang or disuruh sich?? itulah..banyak kesalahan dari kita2 yg langsung mengembik dan menurut pada orang yg kita anggap sudah benar dan baik, tanpa kritis dan mempunyai pijakan yg jelas. lha..nanti kalau ternyata yg disuruh itu salah, apakah anda mau menyalahkan yg memerintahkan??? memang sebaiknya, saat ini jadi guru itu harus pintar2 memberikan pandangan kepada murid2nya yg kritis, agar satu saat nanti sang gurupun tidak disalahkan, karena hanya memerintahkan dan langsung dituruti oleh sang murid, dengan memberikan saja pandangannya dan pijakan yg jelas, dan untuk selanjutnya..biarkan sang murid yg menentukan. dan biarkan sang murid untuk belajar secara kritis, sedangkan sang guru hanya mengarahkan. dan begitupun dengan sang murid, harus pintar2 mengkritisi sang guru, jangan hanya mengembik dan tunggu suruhan dan larangan sang guru untuk ini dan itu, walaupun pijakan dan dalilnya pun tidak jelas. oke?? gimana..?? memang kalau aku perhatikan..anggota di milis ini dan aku sendiripun hanya mengarahkan yg bertanya untuk memutuskan sendiri keyakinannya, agar kita terhindar dari tuduhan2 dan dianggap melarang or menyuruh..:) kalau melarangpun pake dalil, kalau menyuruhpun harus pake dalil, jadi..kita terhindar dari tuduhan yg suka menyuruh2..hehehe but..afwan jiddan..bila memang ada salah kataku dan khilafku dengan pak udi..:) salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, /* iSan */ [EMAIL PROTECTED] wrote: -- Forwarded message -- From: /* iSan */ [EMAIL PROTECTED] Date: Sep 20, 2006 11:55 AM Subject: Re: [media-dakwah] Re: TAWASUL To: suhana032003 [EMAIL PROTECTED] :D .. yang ini lebih parah lagi .. saudara hana, saya hanya ingin menjabarkan sedikit mengenai pernyataan bung udi. maksud beliau bukan seperti itu. @Udi Sepertinya beberapa angota milish masih kurang memahami pembicaraan ini, yg dimaksud topic ini intinya adalah boleh gak atao dalil yg menerangkan Bertawasul kepada orang yg sudah meninggal dimana arti tawasul adalah berperantara. maksudnya adalah, dari awal topik pembicaraan ini dimulai, sebenarnya sangat sederhana, tawasul terhadap orang mati itu boleh atau tidak? .. nah sedangkan kebanyakan dari yang me reply common ground nya kurang tepat .. mereka malah membahas boleh tidaknya mendoakan orang mati/hidup, membahas boleh tidaknya mendoakan Rasulullah saw, boleh tidaknya didoakan oleh orang shaleh, hingga ke masalah shalawat .. bukan memberikan jawaban atau referensi mengenai tawasul. jawaban yang paling mendekati menurut saya adalah jawaban berikut: @simkuring [cut] ** *Simkuring [EMAIL PROTECTED],* Assalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh, Ini acuan berupa fatwa dari Lajnah adDaimah lil Buhuuts al Ilmiyah wal Ifta' kerajaan Saudi Arabia, semoga membantu. TAWASUL DENGAN PERANTARA PARA NABI DAN ORANG-ORANG SHALIH Oleh Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta [cut] oleh karena itu, bung udi memberikan gambaran tawasul yg dilakukan oleh orang2 jahil (bodoh) saat ini seperti ini: Contoh. Kita mempunyai seorang ulama semisal sunan kalijogo (yg sudah meninggal) kemudian kita ziarah ke makam beliau untuk meminta dikabulkannya doa/keinginan kita melalui sunan kalijogo tsb. bukan berarti bung Udi melakukan hal2 seperti itu, jelas2 di email sebelumnya beliau kontra terhadap tawasul yang tidak disunnahkan Rasulullah saw. mestinya jawaban ini di jawab langsung oleh bung Udi kepada Hana .. hanya saya gemes aja bacanya (ya gak bung Udi?.. ), soalnya bener2 gak nyambung.. hehehe... untuk lebih lengkapnya lagi .. silahkan baca dlil2 mengenai tawassul yang disertakan oleh bung Sunarno pada email bersubject Tawassul juga, pagi tadi .. On 9/20/06, suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: hmm..sepertinya anda tidak bisa memahami pendapat dan dalil2 yg sudah diberikan oleh beberapa anggota milis meminta dikabulkannya doa/keinginan kita melalui Rasulullah aja tidak boleh, apalagi sunan kalijogo memang lebih terjamin mana Rasulullah dgn sunan kalijogo??? oke..gini..intinya bila anda