Re: [media-dakwah] Ujian cinta

2007-01-22 Terurut Topik M. Kadarharyono
 berkunjung ke rumah orang lain. Demikian 
juga terutama pada waktu saya menggauli istri pertama, saya hanya merasa 
menjalankan tugas rutin tanpa rasa yang dulu pernah saya rasakan bersama dia. 
Meskipun nampaknya dia tetap menikmati dan melayani sebagaimana biasanya bahkan 
kadang melebihinya seolah2 ingin menyatakan bahwa dia masih seperti dulu dan 
bahkan lebih baik dari istri kedua.

Astaghfirullah ya Allah ampunilah hamba-Mu ini, sedunya sambil mendekap mukanya 
rapat2 dengan kedua telapak tangannya.

Dik, istri pertama saya sudah terasa hambar bagi saya. Bahkan sekarang ini 
makin gawat. Perasaan itu mulai menggerogoti saya waktu saya bergaul dengan 
istri kedua. Tidak bedanya seperti seorang yang senang makan gado2 dan pecel. 
Dua penganan yang hampir sama. Waktu makan gado2 saya membayangkan betapa 
nikmatnya makan pecel, begitu pula sebaliknya waktu makan pecel saya merasakan 
kelebihan cita rasa gado2. Duh gust, harus berbuat bagaimana saya ini, 
menceraikan salah satu atau keduanya tidak mungkin apalagi mereka begitu akrab. 
Dik, cobalah bayangkan bagaimana berat penderitaan saya ini. Saya hanya bisa 
bermohon kepada Yang Maha Kuasa untuk mengampuni dosa2 saya.

Saya masih tertegun tidak bisa membayangkan penderitaan beliau, apalagi kok 
memberikan saran penyelesaian.

Dik, salah satu akibat yang secara perlahan sedang menggerogoti saya sekarang 
ini adalah bahwa saya mulai merasakan kehilangan ke-laki2an saya yang beberapa 
bulan yang lalu masih bisa saya banggakan.

Saya singkatkan saja hal yang ingin saya sampaikan kepada para teman seikhwan 
sampai disini saja meskipun pertemuan kami itu berlangsung hampir sehari penuh 
dan lambat bahkan dengan dialog yang hanya sepihak (maksudnya monolog gitu loh).

Dalam perjalanan pulang saya mencoba mengambil kesimpulan sendiri bahwa pada 
akhirnya dua orang menikah adalah karena mereka ingin kawin (mengert maksud 
saya, kan). Apakah itu monogami ataupun poligami. Apalagi poligami yang 
digembar gemborkan dengan segala alasan yang nonfisik dan nonmateri, lebih2 
lagi kalau poligami itu didasari pengertian umum bahwa itu dilakukan oleh orang 
yang mampu secara fisik dan materi. (Saya jadi ingat teman saya dulu yang 
berkoar - duit2 gue, barang2 gue, kok lu yang sewot).

Sama seperti Anda semua, saya tidak anti poligami dan saya Insya Allah tidak 
ingin melakukannya. Tapi tolonglah, siapapun yang melakukannya mbok ya nggak 
usah cari alasan yang muluk2 apalagi membela diri dan menggembar gemborkannya. 
Lakukanlah demi memenuhi kebutuhan Anda dan mudah2an Anda selamat dunia 
akherat, jangan menderita seperti beliau teman saya itu.

Maaf, saya tidak menyinggung dan membicarakan poligaminya Nabi Besar kita 
Muhammad SAW. Yang pasti beliau tidak mencari2 alasan dan menggembar 
gemborkannya. Semoga Muhammad SAW memaafkan saya dan semoga Allah SWT 
mengampuni saya. Aamiiin.

Semoga bermanfaat.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh.

[EMAIL PROTECTED]






  - Original Message - 
  From: Agus Salim-sdg 
  To: 'sugiyanto' ; 'M. Kadarharyono' ; [EMAIL PROTECTED] ; 'Pengajian Kantor' 
; 'Media Dakwah' ; 'SEHATI' ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
'Kariramanah' ; 'KlabSantri' ; 'suryati' 
  Cc: Radhix (FIP) 
  Sent: Wednesday, January 03, 2007 8:26 AM
  Subject: RE: [media-dakwah] Ujian cinta


  Ya begitulah kita harus sadari kondisi umat Islam saat ini. Cinta kepada 
idolanya yang sangat berlebihan yang tidak bisa mengalahkan rasa cintanya 
kepada Allah dan Rasul-Nya. Padahal sang idola adalah juga makhluk biasa, yang 
tentu saja pasti punya kekurangan, punya salah dan punya dosa. Apakah kalau 
sudah begini kita lantas meninggalkannya dan bahkan menghujat semaunya sendiri. 
Benar adanya kalau ini dikatakan sebagai kelemahan iman. 

   

  Sadarlah kita semua apa yang kita perbuat dengan banyaknya praktek-praktek 
mesum, pelacuran, permesuman. Apakah kita sudah melakukan amar makruf nahyi 
munkar. Sementara kita telah mengangkat permasalah dan bahkan menghujat hamper 
tiada hentinya tentang polygami yang sudah jelah itu merupakan hal yang tidak 
dilarang.

   

  Maaf saya juga tidak berpolygami dan saya juga secara pribadi juga tidak 
menyalahkan orang yang berpolygami. Tapi saya sangat risih sekali dengan orang 
yang ingin mengakali hukum yang sudah jelas. 

   

  -Original Message-
  From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
sugiyanto
  Sent: 02 Januari 2007 10:42
  To: 'M. Kadarharyono'; [EMAIL PROTECTED]; 'Pengajian Kantor'; 'Media Dakwah'; 
'SEHATI'; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 'Kariramanah'; 'KlabSantri'; 
'suryati'
  Cc: Radhix (FIP)
  Subject: RE: [media-dakwah] Ujian cinta

   

  MasyaAlloh,
  Banyak hikmah yang kita ambil dari pernikahan ke-2 AA Gym
  Ini adalah salah satu peristiwa yang sangat dahsyat, pernikahan AA Gym
  adalah bentuk kasih sayang Alloh kepada orag2 yang dekat dengan beliau
  (Istri, keluarga, jama'ah dll)

  Mungkin selama ini Istri, keluarga, jama'ah AA Gym

RE: [media-dakwah] Ujian cinta

2007-01-02 Terurut Topik sugiyanto
MasyaAlloh,
Banyak hikmah yang kita ambil dari pernikahan ke-2 AA Gym
Ini adalah salah satu peristiwa yang sangat dahsyat, pernikahan AA Gym
adalah bentuk kasih sayang Alloh kepada orag2 yang dekat dengan beliau
(Istri, keluarga, jama'ah dll)
 
Mungkin selama ini Istri, keluarga, jama'ah AA Gym terlalu terlena
dengan pribadi/kharisma beliau sampai-sampai orang - orang tersebut
telah mencintai AA Gym YANG HANYA salah satu dari PENERUS RISALAH NABI
telah mencintai AA Gym lebih dari mencintai Alloh dan Rosul-Nya. Makanya
Alloh menegurnya, saat beliau menikah lagi, kalau istri, keluarga,
jama'ah memang benar2 mencintai Alloh dan Rosul-Nya, tentunya tidak akan
kecewa. Tetapi apabila orang2 tersebut hanya mencintai AA Gym saja
tentunya akan kecewa berat.
 
BAYANGKAN :
Kalau kita hidup di jaman Nabi, bisakah kita menerima beliau
berpoligami, sedangkan saat ini orang seperti AA Gym yang derajatnya
jauh dibawah Nabi melakukan hal yang halal saja kita sudah menghujatnya.
Mungkin itu salah satu TANDA LEMAHNYA IMAN KITA.
Terhadap yang jelas2 dihalalkan Alloh saja kita meributkannya, sedangkan
saat kita melihat maksiat TAK ADA RASA BENCI SEDIKITPUN DALAM HATI. 
 
Ingatlah rasa benci dalam hati saat kita melihat suatu kemaksiatan
adalah tanda SELEMAH-LEMAHNYA IMAN, lalu adakah derajad iman setelah itu
???
 
Renungkan sendiri..
Saya tidak berpoligami, tetapi saya tidak menyalahkan orang yang
berpoligami, karena Alloh dan Rosulnya juga Membolehkannya.
 
 
Sugiyanto
 
 
-Original Message-
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of M. Kadarharyono
Sent: Friday, December 29, 2006 7:42 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; Pengajian Kantor; Media Dakwah;
SEHATI; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; Kariramanah; KlabSantri; suryati
Subject: Re: [media-dakwah] Ujian cinta
 
Maaf, bolehlah saya ikutan.

Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk
dimadu atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan
melacur? Atau dengan kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak
boleh berpoligami? Atau bahwa Aa Gym memilih berpoligami daripada
melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa Gym ingin melacur tapi karena
beliau melihat jalan keluar (emergency) maka beliau berpoligami?
Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat?

[EMAIL PROTECTED] mailto:kadar%40indo.net.id id

- Original Message - 
From: suryati 
To: tentang-pernikahan@ mailto:tentang-pernikahan%40yahoogroups.com
yahoogroups.com ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ;
moslem_comunity@ mailto:moslem_comunity%40yahoogroups.com
yahoogroups.com ; muslim_univ_
mailto:muslim_univ_trisakti%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED]
; Kariramanah ; KlabSantri 
Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM
Subject: [media-dakwah] Ujian cinta

Ujian cinta di geger kalong

Oleh Bahtiar HS
Pak Herman, gimana nih, Pak?

Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya
itu menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di
pintu masuk ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A
sudah memiliki 3 orang anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum
dikaruniai anak.

Gimana apanya, Bu? tanya Pak Herman pada mereka.

Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak? keluh Bu A. Kenapa mesti
poligami?

Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota
Dewan Ekonomi Syariah itu memang biasa menjadi jujugan. Tempat
bertanya atau mengadu. Beliau kemudian menghampiri kedua ibu muda itu.

Begini, Bu, kata Pak Herman. Coba jawab pertanyaan saya dengan jujur
dan ikhlas, dari hati nurani ibu yang paling dalam.

Apa itu, Pak? sergah Bu B.

Tolong pilih satu di antara dua, kata Pak Herman berteka-teki. Kalau
ibu disuruh memilih, antara: merelakan suami ibu menikah lagi atau
merelakan suami ibu melacur, ibu pilih yang mana?

Kedua wanita itu terperanjat seperti mendapatkan pertanyaan yang tak
pernah didengar sekalipun selama hidupnya.

Kok pertanyaannya seperti itu, Pak? protes Ibu A.

Saya tak memilih dua-duanya, Pak! tegas Ibu B.

Ok. Ok, potong Pak Herman. Jikalau pertanyaan itu terlalu berat untuk
dijawab, pertanyaannya saya ganti.

Diganti gimana, Pak?

Saya ganti begini, lanjut Pak Herman. Jikalau ada seorang isteri
diberikan pilihan -- bukan Anda berdua, lho? -- yaitu merelakan suaminya
menikah lagi atau merelakan suaminya melacur, kira-kira isteri itu milih
yang mana?

Kedua ibu itu saling berpandangan. Keraguan segera merayap dalam senyap.
Pak Herman sendiri dengan sabar menunggu. Dan dalam sepuluh-lima belas
detik kemudian, seseorang menjawab.

Ya, pilih suami menikah lagi, Pak? kata Bu A sambil melirik, mengharap
dukungan Bu B di sebelahnya. Bukan begitu, Bu?

Bu B mengangguk-angguk. Ya, gimana lagi kalau pilihannya hanya itu.

Alhamdulillah, jawab Pak Herman. Ibu-ibu ternyata masih bersih.

Masih bersih gimana, Pak? tanya keduanya hampir berbarengan.

Ibu-ibu masih bersih, jelas dosen itu. Masih bisa membedakan antara
yang benar dan yang bathil. Antara yang halal dan yang haram

RE: [media-dakwah] Ujian cinta

2007-01-02 Terurut Topik Agus Salim-sdg
Ya begitulah kita harus sadari kondisi umat Islam saat ini. Cinta kepada
idolanya yang sangat berlebihan yang tidak bisa mengalahkan rasa cintanya
kepada Allah dan Rasul-Nya. Padahal sang idola adalah juga makhluk biasa,
yang tentu saja pasti punya kekurangan, punya salah dan punya dosa. Apakah
kalau sudah begini kita lantas meninggalkannya dan bahkan menghujat semaunya
sendiri. Benar adanya kalau ini dikatakan sebagai kelemahan iman. 
 
Sadarlah kita semua apa yang kita perbuat dengan banyaknya praktek-praktek
mesum, pelacuran, permesuman. Apakah kita sudah melakukan amar makruf nahyi
munkar. Sementara kita telah mengangkat permasalah dan bahkan menghujat
hamper tiada hentinya tentang polygami yang sudah jelah itu merupakan hal
yang tidak dilarang.
 
Maaf saya juga tidak berpolygami dan saya juga secara pribadi juga tidak
menyalahkan orang yang berpolygami. Tapi saya sangat risih sekali dengan
orang yang ingin mengakali hukum yang sudah jelas. 
 
-Original Message-
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of sugiyanto
Sent: 02 Januari 2007 10:42
To: 'M. Kadarharyono'; [EMAIL PROTECTED]; 'Pengajian
Kantor'; 'Media Dakwah'; 'SEHATI'; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; 'Kariramanah'; 'KlabSantri'; 'suryati'
Cc: Radhix (FIP)
Subject: RE: [media-dakwah] Ujian cinta
 
MasyaAlloh,
Banyak hikmah yang kita ambil dari pernikahan ke-2 AA Gym
Ini adalah salah satu peristiwa yang sangat dahsyat, pernikahan AA Gym
adalah bentuk kasih sayang Alloh kepada orag2 yang dekat dengan beliau
(Istri, keluarga, jama'ah dll)

Mungkin selama ini Istri, keluarga, jama'ah AA Gym terlalu terlena
dengan pribadi/kharisma beliau sampai-sampai orang - orang tersebut
telah mencintai AA Gym YANG HANYA salah satu dari PENERUS RISALAH NABI
telah mencintai AA Gym lebih dari mencintai Alloh dan Rosul-Nya. Makanya
Alloh menegurnya, saat beliau menikah lagi, kalau istri, keluarga,
jama'ah memang benar2 mencintai Alloh dan Rosul-Nya, tentunya tidak akan
kecewa. Tetapi apabila orang2 tersebut hanya mencintai AA Gym saja
tentunya akan kecewa berat.

BAYANGKAN :
Kalau kita hidup di jaman Nabi, bisakah kita menerima beliau
berpoligami, sedangkan saat ini orang seperti AA Gym yang derajatnya
jauh dibawah Nabi melakukan hal yang halal saja kita sudah menghujatnya.
Mungkin itu salah satu TANDA LEMAHNYA IMAN KITA.
Terhadap yang jelas2 dihalalkan Alloh saja kita meributkannya, sedangkan
saat kita melihat maksiat TAK ADA RASA BENCI SEDIKITPUN DALAM HATI. 

Ingatlah rasa benci dalam hati saat kita melihat suatu kemaksiatan
adalah tanda SELEMAH-LEMAHNYA IMAN, lalu adakah derajad iman setelah itu
???

Renungkan sendiri..
Saya tidak berpoligami, tetapi saya tidak menyalahkan orang yang
berpoligami, karena Alloh dan Rosulnya juga Membolehkannya.


Sugiyanto


-Original Message-
From: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com
[mailto:media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com
yahoogroups.com]
On Behalf Of M. Kadarharyono
Sent: Friday, December 29, 2006 7:42 PM
To: tentang-pernikahan@ mailto:tentang-pernikahan%40yahoogroups.com
yahoogroups.com; Pengajian Kantor; Media Dakwah;
SEHATI; moslem_comunity@ mailto:moslem_comunity%40yahoogroups.com
yahoogroups.com;
muslim_univ_ mailto:muslim_univ_trisakti%40yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED]; Kariramanah; KlabSantri; suryati
Subject: Re: [media-dakwah] Ujian cinta

Maaf, bolehlah saya ikutan.

Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk
dimadu atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan
melacur? Atau dengan kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak
boleh berpoligami? Atau bahwa Aa Gym memilih berpoligami daripada
melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa Gym ingin melacur tapi karena
beliau melihat jalan keluar (emergency) maka beliau berpoligami?
Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat?

[EMAIL PROTECTED] mailto:kadar%40indo.net . mailto:kadar%40indo.net.id id

- Original Message - 
From: suryati 
To: tentang-pernikahan@ mailto:tentang-pernikahan%40yahoogroups.com
yahoogroups.com ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ;
moslem_comunity@ mailto:moslem_comunity%40yahoogroups.com
yahoogroups.com ; muslim_univ_
mailto:muslim_univ_trisakti%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED]
mailto:trisakti%40yahoogroups.com s.com
; Kariramanah ; KlabSantri 
Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM
Subject: [media-dakwah] Ujian cinta

Ujian cinta di geger kalong

Oleh Bahtiar HS
Pak Herman, gimana nih, Pak?

Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya
itu menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di
pintu masuk ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A
sudah memiliki 3 orang anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum
dikaruniai anak.

Gimana apanya, Bu? tanya Pak Herman pada mereka.

Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak? keluh Bu A. Kenapa mesti
poligami?

Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota
Dewan

Re: [media-dakwah] Ujian cinta

2007-01-01 Terurut Topik M. Kadarharyono
Maaf, bolehlah saya ikutan.

Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk dimadu 
atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan melacur? Atau dengan 
kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak boleh berpoligami? Atau bahwa 
Aa Gym memilih berpoligami daripada melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa 
Gym ingin melacur tapi karena beliau melihat jalan keluar (emergency) maka 
beliau berpoligami? Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat?

[EMAIL PROTECTED]



  - Original Message - 
  From: suryati 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; Kariramanah ; KlabSantri 
  Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM
  Subject: [media-dakwah] Ujian cinta


  Ujian cinta di geger kalong

  Oleh Bahtiar HS
  Pak Herman, gimana nih, Pak?

  Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya itu 
menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di pintu masuk 
ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A sudah memiliki 3 orang 
anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum dikaruniai anak.

  Gimana apanya, Bu? tanya Pak Herman pada mereka.

  Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak? keluh Bu A. Kenapa mesti poligami?

  Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota Dewan 
Ekonomi Syariah itu memang biasa menjadi jujugan. Tempat bertanya atau 
mengadu. Beliau kemudian menghampiri kedua ibu muda itu.

  Begini, Bu, kata Pak Herman. Coba jawab pertanyaan saya dengan jujur dan 
ikhlas, dari hati nurani ibu yang paling dalam.

  Apa itu, Pak? sergah Bu B.

  Tolong pilih satu di antara dua, kata Pak Herman berteka-teki. Kalau ibu 
disuruh memilih, antara: merelakan suami ibu menikah lagi atau merelakan suami 
ibu melacur, ibu pilih yang mana?

  Kedua wanita itu terperanjat seperti mendapatkan pertanyaan yang tak pernah 
didengar sekalipun selama hidupnya.

  Kok pertanyaannya seperti itu, Pak? protes Ibu A.

  Saya tak memilih dua-duanya, Pak! tegas Ibu B.

  Ok. Ok, potong Pak Herman. Jikalau pertanyaan itu terlalu berat untuk 
dijawab, pertanyaannya saya ganti.

  Diganti gimana, Pak?

  Saya ganti begini, lanjut Pak Herman. Jikalau ada seorang isteri diberikan 
pilihan -- bukan Anda berdua, lho? -- yaitu merelakan suaminya menikah lagi 
atau merelakan suaminya melacur, kira-kira isteri itu milih yang mana?

  Kedua ibu itu saling berpandangan. Keraguan segera merayap dalam senyap. Pak 
Herman sendiri dengan sabar menunggu. Dan dalam sepuluh-lima belas detik 
kemudian, seseorang menjawab.

  Ya, pilih suami menikah lagi, Pak? kata Bu A sambil melirik, mengharap 
dukungan Bu B di sebelahnya. Bukan begitu, Bu?

  Bu B mengangguk-angguk. Ya, gimana lagi kalau pilihannya hanya itu.

  Alhamdulillah, jawab Pak Herman. Ibu-ibu ternyata masih bersih.

  Masih bersih gimana, Pak? tanya keduanya hampir berbarengan.

  Ibu-ibu masih bersih, jelas dosen itu. Masih bisa membedakan antara yang 
benar dan yang bathil. Antara yang halal dan yang haram.
  ***
  Saya heran sama orang Indonesia, Pak Herman! seru Bu Icy dengan logat 
Amerikanya yang tak bisa dihilangkan.

  Heran gimana, Bu? tanya Pak Herman pada temannya yang sesama dosen itu. 
Sudah berbilang tahun wanita itu mengajar di kampus ini sejak ia menikah dengan 
orang Indonesia asli.

  Mengapa mereka menolak poligami yang nyata-nyata ada dan dibolehkan di dalam 
Islam? tanyanya sungguh.

  Pak Herman sejenak tersentak. Bagaimanapun yang ada di hadapannya itu adalah 
wanita Barat. Bukan muslimat lagi. Ia penganut Kristen. Menurut Ibu, apa yang 
menyebabkan mereka seperti itu?

  Masalahnya sudah jelas, Pak Herman. Kalian, orang Indonesia, sudah 
terkontaminasi dengan apa yang datang dari Barat.

  Apa itu?

  Kapitalisme!

  Kapitalisme?

  Ya. Sebuah pandangan yang menganggap segala yang dipunya sebagai 'milik'. 
Suami saya adalah milik saya. Bukan dan tak akan menjadi milik wanita lain. Tak 
logis dalam benak mereka untuk berbagi suami dengan orang lain. Itulah ruh 
kapitalisme, Pak.

  Pak Herman manggut-manggut. Tak dinyana, perempuan barat itu punya pendapat 
sedemikian. Ia memang telah banyak belajar tentang Islam, meski sayang belum 
memeluknya hingga sekarang.

  Sedangkan dalam pandangan Islam, semua yang ada ini 'kan milik Tuhan? 
lanjut wanita itu. Sehingga, berbagi dalam Islam adalah sesuatu yang 
common-sense.
  Pak Herman kemudian bertanya, Lantas menurut Ibu, apa masalahnya dengan 
penolakan poligami?

  Masalahnya, Pak, ketika pintu poligami ditutup, kata wanita asing itu, 
maka pintu pelacuran akan terbuka lebar-lebar.
  ***
  Itulah pengantar perbincangan seputar poligami oleh Ust. Suherman Rosyidi - 
kami memanggil beliau Pak Herman -- di Masjid Rungkut Jaya Ahad pagi ini. 
Agaknya fenomena heboh Aa' Gym yang menikah lagi itu turut menghangatkan 
beranda masjid ini setelah diguyur hujan semalam.

  Kalau saya baca press release Aa' Gym awal Desember lalu, kata saya turut 

Balasan: Re: [media-dakwah] Ujian cinta

2007-01-01 Terurut Topik Eltrina Esdin
Assalammualaikum wr wb,

Mohon maaf sebelumnya, karena ilmu saya masih sedikit tapi mencoba untuk 
berbuat yang lebih baik.

Banyak hal yang menyebabkan seseorang melakukan poligami. salah satunya seperti 
yang dicontohkan oleh  Pak Suherman Rosyidi (contoh pertanyaannya loh) yaitu 
untuk menjaga diri dari zina. 

Tapi sekali lagi itu hanya satu dari banyak sebab, karena itu tidak bisa kita 
mengambil satu kesimpulan untuk kasus yang berbeda. Untuk kasus Aa' Gym, pasti 
beliau punya sebab tersendiri dan itu sudah beliau utarakan pada jumpa persnya 
bersama Teh Nini.

Mari kita saling menghargai sikap dan pendapat orang lain tanpa ada judgement 
terhadap seseorang. Yang pasti masing-masing kita nanti akan dimintakan 
pertanggungjawaban atas apa yang kita perbuat selama hidup didunia yang fana 
ini.

Wassalammualaikum,
(Maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan)
 

M. Kadarharyono [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Maaf, bolehlah saya ikutan.
 
 Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk dimadu 
atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan melacur? Atau dengan 
kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak boleh berpoligami? Atau bahwa 
Aa Gym memilih berpoligami daripada melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa 
Gym ingin melacur tapi karena beliau melihat jalan keluar (emergency) maka 
beliau berpoligami? Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat?
 
 [EMAIL PROTECTED]
 
 - Original Message - 
   From: suryati 
   To: [EMAIL PROTECTED] ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; Kariramanah ; KlabSantri 
   Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM
   Subject: [media-dakwah] Ujian cinta
 
 Ujian cinta di geger kalong
 
 Oleh Bahtiar HS
   Pak Herman, gimana nih, Pak?
 
 Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya itu 
menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di pintu masuk 
ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A sudah memiliki 3 orang 
anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum dikaruniai anak.
 
 Gimana apanya, Bu? tanya Pak Herman pada mereka.
 
 Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak? keluh Bu A. Kenapa mesti poligami?
 
 Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota Dewan 
Ekonomi Syariah itu memang biasa menjadi jujugan. Tempat bertanya atau 
mengadu. Beliau kemudian menghampiri kedua ibu muda itu.
 
 Begini, Bu, kata Pak Herman. Coba jawab pertanyaan saya dengan jujur dan 
ikhlas, dari hati nurani ibu yang paling dalam.
 
 Apa itu, Pak? sergah Bu B.
 
 Tolong pilih satu di antara dua, kata Pak Herman berteka-teki. Kalau ibu 
disuruh memilih, antara: merelakan suami ibu menikah lagi atau merelakan suami 
ibu melacur, ibu pilih yang mana?
 
 Kedua wanita itu terperanjat seperti mendapatkan pertanyaan yang tak pernah 
didengar sekalipun selama hidupnya.
 
 Kok pertanyaannya seperti itu, Pak? protes Ibu A.
 
 Saya tak memilih dua-duanya, Pak! tegas Ibu B.
 
 Ok. Ok, potong Pak Herman. Jikalau pertanyaan itu terlalu berat untuk 
dijawab, pertanyaannya saya ganti.
 
 Diganti gimana, Pak?
 
 Saya ganti begini, lanjut Pak Herman. Jikalau ada seorang isteri diberikan 
pilihan -- bukan Anda berdua, lho? -- yaitu merelakan suaminya menikah lagi 
atau merelakan suaminya melacur, kira-kira isteri itu milih yang mana?
 
 Kedua ibu itu saling berpandangan. Keraguan segera merayap dalam senyap. Pak 
Herman sendiri dengan sabar menunggu. Dan dalam sepuluh-lima belas detik 
kemudian, seseorang menjawab.
 
 Ya, pilih suami menikah lagi, Pak? kata Bu A sambil melirik, mengharap 
dukungan Bu B di sebelahnya. Bukan begitu, Bu?
 
 Bu B mengangguk-angguk. Ya, gimana lagi kalau pilihannya hanya itu.
 
 Alhamdulillah, jawab Pak Herman. Ibu-ibu ternyata masih bersih.
 
 Masih bersih gimana, Pak? tanya keduanya hampir berbarengan.
 
 Ibu-ibu masih bersih, jelas dosen itu. Masih bisa membedakan antara yang 
benar dan yang bathil. Antara yang halal dan yang haram.
   ***
   Saya heran sama orang Indonesia, Pak Herman! seru Bu Icy dengan logat 
Amerikanya yang tak bisa dihilangkan.
 
 Heran gimana, Bu? tanya Pak Herman pada temannya yang sesama dosen itu. 
Sudah berbilang tahun wanita itu mengajar di kampus ini sejak ia menikah dengan 
orang Indonesia asli.
 
 Mengapa mereka menolak poligami yang nyata-nyata ada dan dibolehkan di dalam 
Islam? tanyanya sungguh.
 
 Pak Herman sejenak tersentak. Bagaimanapun yang ada di hadapannya itu adalah 
wanita Barat. Bukan muslimat lagi. Ia penganut Kristen. Menurut Ibu, apa yang 
menyebabkan mereka seperti itu?
 
 Masalahnya sudah jelas, Pak Herman. Kalian, orang Indonesia, sudah 
terkontaminasi dengan apa yang datang dari Barat.
 
 Apa itu?
 
 Kapitalisme!
 
 Kapitalisme?
 
 Ya. Sebuah pandangan yang menganggap segala yang dipunya sebagai 'milik'. 
Suami saya adalah milik saya. Bukan dan tak akan menjadi milik wanita lain. Tak 
logis dalam benak mereka untuk berbagi suami dengan orang