Re: [media-dakwah] Ujian cinta
berkunjung ke rumah orang lain. Demikian juga terutama pada waktu saya menggauli istri pertama, saya hanya merasa menjalankan tugas rutin tanpa rasa yang dulu pernah saya rasakan bersama dia. Meskipun nampaknya dia tetap menikmati dan melayani sebagaimana biasanya bahkan kadang melebihinya seolah2 ingin menyatakan bahwa dia masih seperti dulu dan bahkan lebih baik dari istri kedua. Astaghfirullah ya Allah ampunilah hamba-Mu ini, sedunya sambil mendekap mukanya rapat2 dengan kedua telapak tangannya. Dik, istri pertama saya sudah terasa hambar bagi saya. Bahkan sekarang ini makin gawat. Perasaan itu mulai menggerogoti saya waktu saya bergaul dengan istri kedua. Tidak bedanya seperti seorang yang senang makan gado2 dan pecel. Dua penganan yang hampir sama. Waktu makan gado2 saya membayangkan betapa nikmatnya makan pecel, begitu pula sebaliknya waktu makan pecel saya merasakan kelebihan cita rasa gado2. Duh gust, harus berbuat bagaimana saya ini, menceraikan salah satu atau keduanya tidak mungkin apalagi mereka begitu akrab. Dik, cobalah bayangkan bagaimana berat penderitaan saya ini. Saya hanya bisa bermohon kepada Yang Maha Kuasa untuk mengampuni dosa2 saya. Saya masih tertegun tidak bisa membayangkan penderitaan beliau, apalagi kok memberikan saran penyelesaian. Dik, salah satu akibat yang secara perlahan sedang menggerogoti saya sekarang ini adalah bahwa saya mulai merasakan kehilangan ke-laki2an saya yang beberapa bulan yang lalu masih bisa saya banggakan. Saya singkatkan saja hal yang ingin saya sampaikan kepada para teman seikhwan sampai disini saja meskipun pertemuan kami itu berlangsung hampir sehari penuh dan lambat bahkan dengan dialog yang hanya sepihak (maksudnya monolog gitu loh). Dalam perjalanan pulang saya mencoba mengambil kesimpulan sendiri bahwa pada akhirnya dua orang menikah adalah karena mereka ingin kawin (mengert maksud saya, kan). Apakah itu monogami ataupun poligami. Apalagi poligami yang digembar gemborkan dengan segala alasan yang nonfisik dan nonmateri, lebih2 lagi kalau poligami itu didasari pengertian umum bahwa itu dilakukan oleh orang yang mampu secara fisik dan materi. (Saya jadi ingat teman saya dulu yang berkoar - duit2 gue, barang2 gue, kok lu yang sewot). Sama seperti Anda semua, saya tidak anti poligami dan saya Insya Allah tidak ingin melakukannya. Tapi tolonglah, siapapun yang melakukannya mbok ya nggak usah cari alasan yang muluk2 apalagi membela diri dan menggembar gemborkannya. Lakukanlah demi memenuhi kebutuhan Anda dan mudah2an Anda selamat dunia akherat, jangan menderita seperti beliau teman saya itu. Maaf, saya tidak menyinggung dan membicarakan poligaminya Nabi Besar kita Muhammad SAW. Yang pasti beliau tidak mencari2 alasan dan menggembar gemborkannya. Semoga Muhammad SAW memaafkan saya dan semoga Allah SWT mengampuni saya. Aamiiin. Semoga bermanfaat. Wassalaamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh. [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Agus Salim-sdg To: 'sugiyanto' ; 'M. Kadarharyono' ; [EMAIL PROTECTED] ; 'Pengajian Kantor' ; 'Media Dakwah' ; 'SEHATI' ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 'Kariramanah' ; 'KlabSantri' ; 'suryati' Cc: Radhix (FIP) Sent: Wednesday, January 03, 2007 8:26 AM Subject: RE: [media-dakwah] Ujian cinta Ya begitulah kita harus sadari kondisi umat Islam saat ini. Cinta kepada idolanya yang sangat berlebihan yang tidak bisa mengalahkan rasa cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Padahal sang idola adalah juga makhluk biasa, yang tentu saja pasti punya kekurangan, punya salah dan punya dosa. Apakah kalau sudah begini kita lantas meninggalkannya dan bahkan menghujat semaunya sendiri. Benar adanya kalau ini dikatakan sebagai kelemahan iman. Sadarlah kita semua apa yang kita perbuat dengan banyaknya praktek-praktek mesum, pelacuran, permesuman. Apakah kita sudah melakukan amar makruf nahyi munkar. Sementara kita telah mengangkat permasalah dan bahkan menghujat hamper tiada hentinya tentang polygami yang sudah jelah itu merupakan hal yang tidak dilarang. Maaf saya juga tidak berpolygami dan saya juga secara pribadi juga tidak menyalahkan orang yang berpolygami. Tapi saya sangat risih sekali dengan orang yang ingin mengakali hukum yang sudah jelas. -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sugiyanto Sent: 02 Januari 2007 10:42 To: 'M. Kadarharyono'; [EMAIL PROTECTED]; 'Pengajian Kantor'; 'Media Dakwah'; 'SEHATI'; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 'Kariramanah'; 'KlabSantri'; 'suryati' Cc: Radhix (FIP) Subject: RE: [media-dakwah] Ujian cinta MasyaAlloh, Banyak hikmah yang kita ambil dari pernikahan ke-2 AA Gym Ini adalah salah satu peristiwa yang sangat dahsyat, pernikahan AA Gym adalah bentuk kasih sayang Alloh kepada orag2 yang dekat dengan beliau (Istri, keluarga, jama'ah dll) Mungkin selama ini Istri, keluarga, jama'ah AA Gym
RE: [media-dakwah] Ujian cinta
MasyaAlloh, Banyak hikmah yang kita ambil dari pernikahan ke-2 AA Gym Ini adalah salah satu peristiwa yang sangat dahsyat, pernikahan AA Gym adalah bentuk kasih sayang Alloh kepada orag2 yang dekat dengan beliau (Istri, keluarga, jama'ah dll) Mungkin selama ini Istri, keluarga, jama'ah AA Gym terlalu terlena dengan pribadi/kharisma beliau sampai-sampai orang - orang tersebut telah mencintai AA Gym YANG HANYA salah satu dari PENERUS RISALAH NABI telah mencintai AA Gym lebih dari mencintai Alloh dan Rosul-Nya. Makanya Alloh menegurnya, saat beliau menikah lagi, kalau istri, keluarga, jama'ah memang benar2 mencintai Alloh dan Rosul-Nya, tentunya tidak akan kecewa. Tetapi apabila orang2 tersebut hanya mencintai AA Gym saja tentunya akan kecewa berat. BAYANGKAN : Kalau kita hidup di jaman Nabi, bisakah kita menerima beliau berpoligami, sedangkan saat ini orang seperti AA Gym yang derajatnya jauh dibawah Nabi melakukan hal yang halal saja kita sudah menghujatnya. Mungkin itu salah satu TANDA LEMAHNYA IMAN KITA. Terhadap yang jelas2 dihalalkan Alloh saja kita meributkannya, sedangkan saat kita melihat maksiat TAK ADA RASA BENCI SEDIKITPUN DALAM HATI. Ingatlah rasa benci dalam hati saat kita melihat suatu kemaksiatan adalah tanda SELEMAH-LEMAHNYA IMAN, lalu adakah derajad iman setelah itu ??? Renungkan sendiri.. Saya tidak berpoligami, tetapi saya tidak menyalahkan orang yang berpoligami, karena Alloh dan Rosulnya juga Membolehkannya. Sugiyanto -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of M. Kadarharyono Sent: Friday, December 29, 2006 7:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; Pengajian Kantor; Media Dakwah; SEHATI; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Kariramanah; KlabSantri; suryati Subject: Re: [media-dakwah] Ujian cinta Maaf, bolehlah saya ikutan. Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk dimadu atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan melacur? Atau dengan kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak boleh berpoligami? Atau bahwa Aa Gym memilih berpoligami daripada melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa Gym ingin melacur tapi karena beliau melihat jalan keluar (emergency) maka beliau berpoligami? Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat? [EMAIL PROTECTED] mailto:kadar%40indo.net.id id - Original Message - From: suryati To: tentang-pernikahan@ mailto:tentang-pernikahan%40yahoogroups.com yahoogroups.com ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ; moslem_comunity@ mailto:moslem_comunity%40yahoogroups.com yahoogroups.com ; muslim_univ_ mailto:muslim_univ_trisakti%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] ; Kariramanah ; KlabSantri Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM Subject: [media-dakwah] Ujian cinta Ujian cinta di geger kalong Oleh Bahtiar HS Pak Herman, gimana nih, Pak? Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya itu menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di pintu masuk ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A sudah memiliki 3 orang anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum dikaruniai anak. Gimana apanya, Bu? tanya Pak Herman pada mereka. Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak? keluh Bu A. Kenapa mesti poligami? Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota Dewan Ekonomi Syariah itu memang biasa menjadi jujugan. Tempat bertanya atau mengadu. Beliau kemudian menghampiri kedua ibu muda itu. Begini, Bu, kata Pak Herman. Coba jawab pertanyaan saya dengan jujur dan ikhlas, dari hati nurani ibu yang paling dalam. Apa itu, Pak? sergah Bu B. Tolong pilih satu di antara dua, kata Pak Herman berteka-teki. Kalau ibu disuruh memilih, antara: merelakan suami ibu menikah lagi atau merelakan suami ibu melacur, ibu pilih yang mana? Kedua wanita itu terperanjat seperti mendapatkan pertanyaan yang tak pernah didengar sekalipun selama hidupnya. Kok pertanyaannya seperti itu, Pak? protes Ibu A. Saya tak memilih dua-duanya, Pak! tegas Ibu B. Ok. Ok, potong Pak Herman. Jikalau pertanyaan itu terlalu berat untuk dijawab, pertanyaannya saya ganti. Diganti gimana, Pak? Saya ganti begini, lanjut Pak Herman. Jikalau ada seorang isteri diberikan pilihan -- bukan Anda berdua, lho? -- yaitu merelakan suaminya menikah lagi atau merelakan suaminya melacur, kira-kira isteri itu milih yang mana? Kedua ibu itu saling berpandangan. Keraguan segera merayap dalam senyap. Pak Herman sendiri dengan sabar menunggu. Dan dalam sepuluh-lima belas detik kemudian, seseorang menjawab. Ya, pilih suami menikah lagi, Pak? kata Bu A sambil melirik, mengharap dukungan Bu B di sebelahnya. Bukan begitu, Bu? Bu B mengangguk-angguk. Ya, gimana lagi kalau pilihannya hanya itu. Alhamdulillah, jawab Pak Herman. Ibu-ibu ternyata masih bersih. Masih bersih gimana, Pak? tanya keduanya hampir berbarengan. Ibu-ibu masih bersih, jelas dosen itu. Masih bisa membedakan antara yang benar dan yang bathil. Antara yang halal dan yang haram
RE: [media-dakwah] Ujian cinta
Ya begitulah kita harus sadari kondisi umat Islam saat ini. Cinta kepada idolanya yang sangat berlebihan yang tidak bisa mengalahkan rasa cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Padahal sang idola adalah juga makhluk biasa, yang tentu saja pasti punya kekurangan, punya salah dan punya dosa. Apakah kalau sudah begini kita lantas meninggalkannya dan bahkan menghujat semaunya sendiri. Benar adanya kalau ini dikatakan sebagai kelemahan iman. Sadarlah kita semua apa yang kita perbuat dengan banyaknya praktek-praktek mesum, pelacuran, permesuman. Apakah kita sudah melakukan amar makruf nahyi munkar. Sementara kita telah mengangkat permasalah dan bahkan menghujat hamper tiada hentinya tentang polygami yang sudah jelah itu merupakan hal yang tidak dilarang. Maaf saya juga tidak berpolygami dan saya juga secara pribadi juga tidak menyalahkan orang yang berpolygami. Tapi saya sangat risih sekali dengan orang yang ingin mengakali hukum yang sudah jelas. -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sugiyanto Sent: 02 Januari 2007 10:42 To: 'M. Kadarharyono'; [EMAIL PROTECTED]; 'Pengajian Kantor'; 'Media Dakwah'; 'SEHATI'; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 'Kariramanah'; 'KlabSantri'; 'suryati' Cc: Radhix (FIP) Subject: RE: [media-dakwah] Ujian cinta MasyaAlloh, Banyak hikmah yang kita ambil dari pernikahan ke-2 AA Gym Ini adalah salah satu peristiwa yang sangat dahsyat, pernikahan AA Gym adalah bentuk kasih sayang Alloh kepada orag2 yang dekat dengan beliau (Istri, keluarga, jama'ah dll) Mungkin selama ini Istri, keluarga, jama'ah AA Gym terlalu terlena dengan pribadi/kharisma beliau sampai-sampai orang - orang tersebut telah mencintai AA Gym YANG HANYA salah satu dari PENERUS RISALAH NABI telah mencintai AA Gym lebih dari mencintai Alloh dan Rosul-Nya. Makanya Alloh menegurnya, saat beliau menikah lagi, kalau istri, keluarga, jama'ah memang benar2 mencintai Alloh dan Rosul-Nya, tentunya tidak akan kecewa. Tetapi apabila orang2 tersebut hanya mencintai AA Gym saja tentunya akan kecewa berat. BAYANGKAN : Kalau kita hidup di jaman Nabi, bisakah kita menerima beliau berpoligami, sedangkan saat ini orang seperti AA Gym yang derajatnya jauh dibawah Nabi melakukan hal yang halal saja kita sudah menghujatnya. Mungkin itu salah satu TANDA LEMAHNYA IMAN KITA. Terhadap yang jelas2 dihalalkan Alloh saja kita meributkannya, sedangkan saat kita melihat maksiat TAK ADA RASA BENCI SEDIKITPUN DALAM HATI. Ingatlah rasa benci dalam hati saat kita melihat suatu kemaksiatan adalah tanda SELEMAH-LEMAHNYA IMAN, lalu adakah derajad iman setelah itu ??? Renungkan sendiri.. Saya tidak berpoligami, tetapi saya tidak menyalahkan orang yang berpoligami, karena Alloh dan Rosulnya juga Membolehkannya. Sugiyanto -Original Message- From: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com] On Behalf Of M. Kadarharyono Sent: Friday, December 29, 2006 7:42 PM To: tentang-pernikahan@ mailto:tentang-pernikahan%40yahoogroups.com yahoogroups.com; Pengajian Kantor; Media Dakwah; SEHATI; moslem_comunity@ mailto:moslem_comunity%40yahoogroups.com yahoogroups.com; muslim_univ_ mailto:muslim_univ_trisakti%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED]; Kariramanah; KlabSantri; suryati Subject: Re: [media-dakwah] Ujian cinta Maaf, bolehlah saya ikutan. Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk dimadu atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan melacur? Atau dengan kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak boleh berpoligami? Atau bahwa Aa Gym memilih berpoligami daripada melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa Gym ingin melacur tapi karena beliau melihat jalan keluar (emergency) maka beliau berpoligami? Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat? [EMAIL PROTECTED] mailto:kadar%40indo.net . mailto:kadar%40indo.net.id id - Original Message - From: suryati To: tentang-pernikahan@ mailto:tentang-pernikahan%40yahoogroups.com yahoogroups.com ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ; moslem_comunity@ mailto:moslem_comunity%40yahoogroups.com yahoogroups.com ; muslim_univ_ mailto:muslim_univ_trisakti%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] mailto:trisakti%40yahoogroups.com s.com ; Kariramanah ; KlabSantri Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM Subject: [media-dakwah] Ujian cinta Ujian cinta di geger kalong Oleh Bahtiar HS Pak Herman, gimana nih, Pak? Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya itu menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di pintu masuk ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A sudah memiliki 3 orang anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum dikaruniai anak. Gimana apanya, Bu? tanya Pak Herman pada mereka. Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak? keluh Bu A. Kenapa mesti poligami? Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota Dewan
Re: [media-dakwah] Ujian cinta
Maaf, bolehlah saya ikutan. Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk dimadu atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan melacur? Atau dengan kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak boleh berpoligami? Atau bahwa Aa Gym memilih berpoligami daripada melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa Gym ingin melacur tapi karena beliau melihat jalan keluar (emergency) maka beliau berpoligami? Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat? [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: suryati To: [EMAIL PROTECTED] ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; Kariramanah ; KlabSantri Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM Subject: [media-dakwah] Ujian cinta Ujian cinta di geger kalong Oleh Bahtiar HS Pak Herman, gimana nih, Pak? Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya itu menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di pintu masuk ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A sudah memiliki 3 orang anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum dikaruniai anak. Gimana apanya, Bu? tanya Pak Herman pada mereka. Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak? keluh Bu A. Kenapa mesti poligami? Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota Dewan Ekonomi Syariah itu memang biasa menjadi jujugan. Tempat bertanya atau mengadu. Beliau kemudian menghampiri kedua ibu muda itu. Begini, Bu, kata Pak Herman. Coba jawab pertanyaan saya dengan jujur dan ikhlas, dari hati nurani ibu yang paling dalam. Apa itu, Pak? sergah Bu B. Tolong pilih satu di antara dua, kata Pak Herman berteka-teki. Kalau ibu disuruh memilih, antara: merelakan suami ibu menikah lagi atau merelakan suami ibu melacur, ibu pilih yang mana? Kedua wanita itu terperanjat seperti mendapatkan pertanyaan yang tak pernah didengar sekalipun selama hidupnya. Kok pertanyaannya seperti itu, Pak? protes Ibu A. Saya tak memilih dua-duanya, Pak! tegas Ibu B. Ok. Ok, potong Pak Herman. Jikalau pertanyaan itu terlalu berat untuk dijawab, pertanyaannya saya ganti. Diganti gimana, Pak? Saya ganti begini, lanjut Pak Herman. Jikalau ada seorang isteri diberikan pilihan -- bukan Anda berdua, lho? -- yaitu merelakan suaminya menikah lagi atau merelakan suaminya melacur, kira-kira isteri itu milih yang mana? Kedua ibu itu saling berpandangan. Keraguan segera merayap dalam senyap. Pak Herman sendiri dengan sabar menunggu. Dan dalam sepuluh-lima belas detik kemudian, seseorang menjawab. Ya, pilih suami menikah lagi, Pak? kata Bu A sambil melirik, mengharap dukungan Bu B di sebelahnya. Bukan begitu, Bu? Bu B mengangguk-angguk. Ya, gimana lagi kalau pilihannya hanya itu. Alhamdulillah, jawab Pak Herman. Ibu-ibu ternyata masih bersih. Masih bersih gimana, Pak? tanya keduanya hampir berbarengan. Ibu-ibu masih bersih, jelas dosen itu. Masih bisa membedakan antara yang benar dan yang bathil. Antara yang halal dan yang haram. *** Saya heran sama orang Indonesia, Pak Herman! seru Bu Icy dengan logat Amerikanya yang tak bisa dihilangkan. Heran gimana, Bu? tanya Pak Herman pada temannya yang sesama dosen itu. Sudah berbilang tahun wanita itu mengajar di kampus ini sejak ia menikah dengan orang Indonesia asli. Mengapa mereka menolak poligami yang nyata-nyata ada dan dibolehkan di dalam Islam? tanyanya sungguh. Pak Herman sejenak tersentak. Bagaimanapun yang ada di hadapannya itu adalah wanita Barat. Bukan muslimat lagi. Ia penganut Kristen. Menurut Ibu, apa yang menyebabkan mereka seperti itu? Masalahnya sudah jelas, Pak Herman. Kalian, orang Indonesia, sudah terkontaminasi dengan apa yang datang dari Barat. Apa itu? Kapitalisme! Kapitalisme? Ya. Sebuah pandangan yang menganggap segala yang dipunya sebagai 'milik'. Suami saya adalah milik saya. Bukan dan tak akan menjadi milik wanita lain. Tak logis dalam benak mereka untuk berbagi suami dengan orang lain. Itulah ruh kapitalisme, Pak. Pak Herman manggut-manggut. Tak dinyana, perempuan barat itu punya pendapat sedemikian. Ia memang telah banyak belajar tentang Islam, meski sayang belum memeluknya hingga sekarang. Sedangkan dalam pandangan Islam, semua yang ada ini 'kan milik Tuhan? lanjut wanita itu. Sehingga, berbagi dalam Islam adalah sesuatu yang common-sense. Pak Herman kemudian bertanya, Lantas menurut Ibu, apa masalahnya dengan penolakan poligami? Masalahnya, Pak, ketika pintu poligami ditutup, kata wanita asing itu, maka pintu pelacuran akan terbuka lebar-lebar. *** Itulah pengantar perbincangan seputar poligami oleh Ust. Suherman Rosyidi - kami memanggil beliau Pak Herman -- di Masjid Rungkut Jaya Ahad pagi ini. Agaknya fenomena heboh Aa' Gym yang menikah lagi itu turut menghangatkan beranda masjid ini setelah diguyur hujan semalam. Kalau saya baca press release Aa' Gym awal Desember lalu, kata saya turut
Balasan: Re: [media-dakwah] Ujian cinta
Assalammualaikum wr wb, Mohon maaf sebelumnya, karena ilmu saya masih sedikit tapi mencoba untuk berbuat yang lebih baik. Banyak hal yang menyebabkan seseorang melakukan poligami. salah satunya seperti yang dicontohkan oleh Pak Suherman Rosyidi (contoh pertanyaannya loh) yaitu untuk menjaga diri dari zina. Tapi sekali lagi itu hanya satu dari banyak sebab, karena itu tidak bisa kita mengambil satu kesimpulan untuk kasus yang berbeda. Untuk kasus Aa' Gym, pasti beliau punya sebab tersendiri dan itu sudah beliau utarakan pada jumpa persnya bersama Teh Nini. Mari kita saling menghargai sikap dan pendapat orang lain tanpa ada judgement terhadap seseorang. Yang pasti masing-masing kita nanti akan dimintakan pertanggungjawaban atas apa yang kita perbuat selama hidup didunia yang fana ini. Wassalammualaikum, (Maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan) M. Kadarharyono [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, bolehlah saya ikutan. Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk dimadu atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan melacur? Atau dengan kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak boleh berpoligami? Atau bahwa Aa Gym memilih berpoligami daripada melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa Gym ingin melacur tapi karena beliau melihat jalan keluar (emergency) maka beliau berpoligami? Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat? [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: suryati To: [EMAIL PROTECTED] ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; Kariramanah ; KlabSantri Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM Subject: [media-dakwah] Ujian cinta Ujian cinta di geger kalong Oleh Bahtiar HS Pak Herman, gimana nih, Pak? Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya itu menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di pintu masuk ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A sudah memiliki 3 orang anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum dikaruniai anak. Gimana apanya, Bu? tanya Pak Herman pada mereka. Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak? keluh Bu A. Kenapa mesti poligami? Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota Dewan Ekonomi Syariah itu memang biasa menjadi jujugan. Tempat bertanya atau mengadu. Beliau kemudian menghampiri kedua ibu muda itu. Begini, Bu, kata Pak Herman. Coba jawab pertanyaan saya dengan jujur dan ikhlas, dari hati nurani ibu yang paling dalam. Apa itu, Pak? sergah Bu B. Tolong pilih satu di antara dua, kata Pak Herman berteka-teki. Kalau ibu disuruh memilih, antara: merelakan suami ibu menikah lagi atau merelakan suami ibu melacur, ibu pilih yang mana? Kedua wanita itu terperanjat seperti mendapatkan pertanyaan yang tak pernah didengar sekalipun selama hidupnya. Kok pertanyaannya seperti itu, Pak? protes Ibu A. Saya tak memilih dua-duanya, Pak! tegas Ibu B. Ok. Ok, potong Pak Herman. Jikalau pertanyaan itu terlalu berat untuk dijawab, pertanyaannya saya ganti. Diganti gimana, Pak? Saya ganti begini, lanjut Pak Herman. Jikalau ada seorang isteri diberikan pilihan -- bukan Anda berdua, lho? -- yaitu merelakan suaminya menikah lagi atau merelakan suaminya melacur, kira-kira isteri itu milih yang mana? Kedua ibu itu saling berpandangan. Keraguan segera merayap dalam senyap. Pak Herman sendiri dengan sabar menunggu. Dan dalam sepuluh-lima belas detik kemudian, seseorang menjawab. Ya, pilih suami menikah lagi, Pak? kata Bu A sambil melirik, mengharap dukungan Bu B di sebelahnya. Bukan begitu, Bu? Bu B mengangguk-angguk. Ya, gimana lagi kalau pilihannya hanya itu. Alhamdulillah, jawab Pak Herman. Ibu-ibu ternyata masih bersih. Masih bersih gimana, Pak? tanya keduanya hampir berbarengan. Ibu-ibu masih bersih, jelas dosen itu. Masih bisa membedakan antara yang benar dan yang bathil. Antara yang halal dan yang haram. *** Saya heran sama orang Indonesia, Pak Herman! seru Bu Icy dengan logat Amerikanya yang tak bisa dihilangkan. Heran gimana, Bu? tanya Pak Herman pada temannya yang sesama dosen itu. Sudah berbilang tahun wanita itu mengajar di kampus ini sejak ia menikah dengan orang Indonesia asli. Mengapa mereka menolak poligami yang nyata-nyata ada dan dibolehkan di dalam Islam? tanyanya sungguh. Pak Herman sejenak tersentak. Bagaimanapun yang ada di hadapannya itu adalah wanita Barat. Bukan muslimat lagi. Ia penganut Kristen. Menurut Ibu, apa yang menyebabkan mereka seperti itu? Masalahnya sudah jelas, Pak Herman. Kalian, orang Indonesia, sudah terkontaminasi dengan apa yang datang dari Barat. Apa itu? Kapitalisme! Kapitalisme? Ya. Sebuah pandangan yang menganggap segala yang dipunya sebagai 'milik'. Suami saya adalah milik saya. Bukan dan tak akan menjadi milik wanita lain. Tak logis dalam benak mereka untuk berbagi suami dengan orang