[mediacare] Re: Usir militer dari Papua Barat.

2007-06-02 Terurut Topik Tejo Sulaksono
Gak pakai dwi fungsi tapi tetap bikin serem, serba berkuasa. Mungkin cuman 
persatuan pro demokrasi yang bisa menempatkan tentara di tangsi. Perjuangan 
rakyat Papua bersama dengan rakyat Indonesia lainnya, baru bisa menang!

sumarsastrowardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
Lagi-lagi kekerasan militer, sesudah di Pasuruan sekarang diPapua 
Barat, apakah tidak akan berakhir?



Dari Aksi PERAK di Yogyakarta: "Usir 
Militer dari Papua Barat"
Oleh : Yermias Ignatius Degei 

31-Mei-2007, 14:24:34 WIB - 
[www.kabarindonesia.com] 

KabarIndonesia - Front Mahasiswa 
Nasional (FMN), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Aliasi Mahasiswa 
Papua (AMP) dan Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat (F-
PEPERA-PB) yang tergabung dalam Persatuan Rakyat Anti Kekerasan 
(PERAK) melakukan aksi mimbar bebas mengecam kekerasan militer 
Indonesia atas rakyat Papua di depan Asrama Papua jalan Kusuma 
Negara Yogyakarta, Rabu (30/5). 

Aksi yang dimulai sekitar Pukul 09.00 
WIB dan diikuti puluhan mahasiswa itu. Koordinator aksi mimbar 
bebas, Tinus Uaga mengatakan, "Aksi itu dilaksanakan terkait 
penembakan aparat Indonesia terhadap penambangan emas tradisional di 
sekitar areal PT. Freeport Indonesia pada Kamis (24/5) Pukul 17.00 
waktu Papua Barat."

Dikatakan, empat orang tertembak mati 
itu adalah (1) Daro Tabuni, (2) Head Tinal, (3) Stefanus Songgonau, 
dan (4) Anton Jikwa. Sementara itu, tiga orang yang masuk rumah 
sakit belum teridentifikasi identitasnya. 

"Kekerasan militer Indonesia terhadap 
rakyat Papua itu terjadi bukan hanya saat ini. Sejak bangsa Papua 
Barat dianeksasi ke dalam Indonesia secara ilegal, kekerasan militer 
itu terjadi di tanah kami, Papua. Ratusan ribu nyawa orang Papua 
telah dibunuh oleh aparat Indonesia di tanah Papua. 

Maka, katanya, saat ini PERAK menuntut 
segera agar (1) usut dan adili para pelaku pembunuhan (aparat 
militer dan polisi) terhadap rakyat Papua Barat; (2) tarik militer 
organik dan non-organik dari tanah Papua; (3) cabut peraturan-
peraturan yang melegalkan tindakan kekerasan terhadap rakyat, (4) 
berikan jaminan kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan hentikan 
refresitas terhadap aksi-aksi rakyat (demonstrasi, mimbar bebas, 
mogog, dan lain-lain); dan (5) stop kekerasan militer dalam bidang 
pendidikan (kampus). 

Dalam aksi mimbar anti kekerasan yang 
sempat memacetkan jalan raya kusuma negara itu, salah satu orator, 
Michael Jitmau mengatakan, otonomi dan pemekaran di Papua sarana 
kekerasan dan pelenyapan orang Papua melalui aparat keamanan di di 
tanah Papua. Aparat militer di Papua bersembunyi sebagai penjaga 
modal kapitalis dan pengawal para elit lokal yang juga telah dibuat 
bimbang dengan otonomi dan pemekaran.

"Otonomi khusus dan pemekaran Papua 
adalah hanya ingin membunuh rasa nasionalisme orang Papua tentang 
masa depan bangsa Papua," katanya. 

Dalam orasinya, Subaidah perwakilan 
dari FMN mengatakan, "Peristiwa penembakan pendulang tradisional 
yang nota bene adalah warga lokal Papua di areal pertambangan PT. 
Freeport Indonesia dan pembubaran paksa oleh aparat terhadap aksi 
massa di bandara Adisucipto Yogyakarta pada Sabtu, (26/5) Pukul 
09.00 WIB menunjukkan bahwa rezim ini benar-benar anti rakyat."

Membuka orasinya, perwakilan SMI 
mengajak masa aksi untuk menyanyikan lagu berjudul " Indonesia 
Negara Berdarah". 

Selain ada beberapa yel-yel 
seperti "Usir militer dari Papua, usir Freeport dari Papua". "Rakyat 
Papua sengaja dibuat bodoh, diadu domba dan hak-hak mereka telah 
lama dibumkan. Ada ketakutan dari pemerintah yang kaki tangan 
kapitalis ini untuk rakyat Papua bangkit melawan," katanya. 

"Kekerasan Aparat Indonesia itu Sejak 
Dulu"
Koordinator aksi, Uaga mengatakan 
bahwa, "Kekerasan aparat Indonesia terhadap rakyat Papua itu bukan 
hal baru. Kekerasan aparat Indonesia itu berawal sejak bangsa Papua 
Barat dianeksasai ke dalam Indonesia."

Dalam pernyataannnya, PERAK menulis, 
pada Tahun 1969 seorang kepala sekolah perempuan di Sarmi bernama 
Ester Yanteo ditelanjangani serta di alat kemaluannya dibakar dengan 
api rokok.

"Jemburwo, aparat keamanan memerkosa 
para wanita. Aparat keamanan memasukan pasir ke dalam alat kemaluan 
para perempuan serta dimasukan ke dalam karung dan kemudian di 
ceburkan kedalam laut," katanya menjelaskan.

Uaga memaparkan data kekerasan militer 
di Papua. Katanya, "Tahun 1968, ada 162 orang penduduk Arfak tewas 
di bunuh aparat keamanan, 28 orang pengungsi yang sedang berusaha 
kembali dibunuh oleh aparat keamanan. Tahun 1970 sebelum perlakuan 
buruk terhadap 80 wanita dan anak-anak terjadi seorang wanita yang 
sedang hamil bernama, Maria Bonspia, ditembak mati oleh aparat 
keamanan dan bayinya dikeluarkan dari perutnya dan dipotong. Saudara 
perempuan wanita itu diperkosa dan dibunuh oleh sekelompok aparat 
keamanan Indonesia."

PERAK menjelaskan, rakyat Papua 
selanjutnya mendengar tentang adanya pembantaian 500 penduduk desa 
di daerah Lereh. Pada Tahun 1970, sejumlah pemimpin desa ditangkap 
dan d

[mediacare] Religion: prop or antidote to capitalism?

2007-06-02 Terurut Topik Sunny
http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/eo20070603a1.html



Religion: prop or antidote to capitalism?


By HAROLD JAMES


PRINCETON, New Jersey - A provocative book written by a Japanese mathematician 
has reignited the debate about whether there are specifically "Asian" values.

As yet untranslated into other languages, "The Dignity of a State" by Masahiko 
Fujiwara is an emotional plea for a Japanese "special path." In particular, it 
argues that liberal democracy is a Western invention that does not fit well 
with the Japanese or Asian character.

The reasoning is peculiar, and seems to revive a 19th-century critique, usually 
associated with Nietzsche, that Christianity (and Islam) produces an 
acquiescent or even subservient mentality, in contrast to the heroic virtues of 
classical antiquity or of warrior societies, such as the world of the Japanese 
samurai.

Likewise, according to Fujiwara, democracy overemphasizes reason, another 
Western construct. "But we Japanese," he writes, "don't have a religion such as 
Christianity or Islam, so we need something else: deep emotion."

Many non-Japanese Asians will dislike most or all of Fujiwara's message, for 
they will hear unpleasant historical echoes. After all, there is no reason to 
believe that Asians share a particular yearning for authoritarianism, or that, 
say, Chinese prodemocracy movements are insincere stooges for Western interests.

But Fujiwara's book has also revived an old debate about capitalism and the 
values that are needed to sustain it. That debate stems from the fact that 
capitalism, or the market economy, cannot simply go on forever, driven by an 
internal momentum or dynamic.

Any of the basic proclivities that drive capitalism, on their own, are 
destructive of long-term success. For example, while capitalism depends on 
investment and consumption, an excess of the former leads to production gluts, 
and too much of the latter causes economies to overheat.

Similarly, capitalism depends on competition, but competition can be brutal and 
destructive. As a result, elaborate systems of laws are needed to ensure that 
competition is open and fair, that monopolies and trusts do not destroy 
competition itself. But even this may not be enough, because each legal reform 
is answered by entrepreneurial ingenuity on the part of those who want to 
circumvent the new restraints.

Some thinkers, most notably Max Weber, floated the idea that capitalism must be 
sustained by a value system that could not initially be created from within. 
Almost every modern analyst, however, has come to the conclusion that Weber's 
attempt to link that capitalist spirit historically to a form of Christianity, 
namely Protestantism, is fatally flawed.

To begin with, the founders of Protestantism, Martin Luther and John Calvin, 
were, as Weber recognized, more hostile to the dynamic capitalistic world of 
the Renaissance than was the Catholic Church. Indeed, pious Catholic Italian 
city-states were the cradle of early modern capitalism.

But there are two crucial aspects of the debate on religious values that should 
not be overlooked:

First, the core of Weber's argument was that religious values that emphasize 
restraint and a sense of duty may support dependability and reliability in 
business relations, which is especially vital in societies that are just 
opening up market relations. Where there is a legacy of violence and suspicion, 
it is hard for people to feel secure enough to enter into long-term contracts. 
They tend to look for short-term gains at the expense of others, reinforcing a 
generalized skepticism about the market.

Second, religious values that emphasize social solidarity are an important 
corrective to the tendency of markets to polarize society by rewarding success. 
Periods of globalization have been eras of considerable economic advance; but 
they have also increased inequality within particular countries, as markets 
rewarded scarce factors of production, thus fueling powerful political 
backlashes that endangered the continuation of trade and financial integration.

The debate about the contribution of religious values parallels the debate over 
the relationship of freedom to economic development - a central issue in the 
work of Nobel laureate economists Friedrich Hayek and Amartya Sen. It is 
clearly tempting for critics of authoritarian regimes to argue that freedom is 
good because it promotes economic growth. But a deeper view of freedom regards 
it as having intrinsic value.

So, too, with religious values. Backed by evidence from large empirical 
studies, some claim that belief in religion is good because it boosts economic 
performance. That may be the case, and it may be a tempting argument to make in 
authoritarian societies that are unsympathetic to beliefs that challenge their 
own legitimacy. But is it possible to imagine the pope whispering such a 
message to the Chinese leadership?

In the 18th century, Voltaire cons

Re: [mediacare] Pertandingan kemarin Indonesia vs Hongkong

2007-06-02 Terurut Topik Prilo Sekundiari
kl yg itu gk perlu pemusatan latihan khusus juga udah bisa... lha wong udah 
bawaan alami

joko tinkir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Konon  keseleonya kaki Boaz menjadi inspirasi bagi segelintir anggota 
timnas yg kemudian di ajukan ke Bang Ivan Kolev dan kemudian di amini dan 
disetujui. Pada Piala Asia nanti pemain lawan harus banyak yg mengalami nasib 
spt Boaz  nanti ada pemusatan latihan khusus untuk mencederai lawan 
..bisa menang deh  (ini sngt rahasia lho)

 - Original Message 
From: STEAL HEART <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Mediacare@yahoogroups.com" 
Sent: Saturday, June 2, 2007 1:42:41 PM
Subject: [mediacare] Pertandingan kemarin Indonesia vs Hongkong

  Rekan2 ada yg menyaksikan pertandingan sepakbola kmrn malam antara timnas 
kita vs hongkong khan?menurut sy,permainan timnas kita msh jauh dari padu 
bahkan terkesan jelek banget mainnya..3 gol yg tercipta hanya dari bola mati 
dan hadiah pinalti,tdk ada gol yg tercipta dari hasil kerjasama tim..bahkan 
pemain andalan & harapan timnas indonesia pun harus ditandu keluar krn patah 
kaki yaitu Boaz Solossa..ga kebayang deh berapa gol yg akan bersarang pd gawang 
timnas kita ktk versus Korsel,Arab saudi dan Bahrain nanti..ada pendapat lain? 






   
-
Got a little couch potato? 
 Check out fun summer activities for kids.
 
   

   
-
Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

[mediacare] Alarm sounds on cyber piracy as online banking rises

2007-06-02 Terurut Topik Sunny
http://www.theage.com.au/news/business/alarm-sounds-on-cyber-piracy-as-online-banking-rises/2007/06/02/1180205572138.html


Alarm sounds on cyber piracy as online banking rises

June 3, 2007
THE rapidly expanding ranks of people banking online has raised questions over 
whether consumers can deal with the growing threat from cyber pirates.
In the past year, the number of online bankers in Australia has swelled by 1.3 
million to 8.2 million, according to a Commonwealth Bank survey, accounting for 
52 per cent of the population. Commonwealth Bank of Australia acting head of 
retail banking Ross McEwan said ease of access to personal computers at work 
and at home meant more people were now doing more online, including their 
banking.

"This increase in online banking goes across the board, with more than 1.3 
million customers joining the online banking revolution in the last year 
alone," Mr McEwan said.

Security has become a major issue, with the Australian Competition and Consumer 
Commission (ACCC) saying the threat of fraud through attacks against online 
accounts is increasing.

In a submission to a current review of the Electronic Funds Transfer (EFT) Code 
of Conduct, which sets out the responsibilities of banks and their online 
customers, the ACCC argued that customers who used electronic banking, such as 
internet banking, faced severe threats from tech-savvy criminals. "The ACCC 
considers that widespread use of electronic facilities for banking and 
financial transactions will see continued growth in the number and complexity 
of related fraud which will target such transactions," it said.

Attacks from cyber criminals can take many forms. Two of the biggest threats 
are phishing - used to gain personal information for the purpose of identity 
theft - and malware, software designed to infiltrate or harm a computer system. 
The Consumer's Telecommunications Network believes many consumers are not 
adequately prepared to deal with the threat of such online attacks.

In a 2006 report, it said that although awareness of e-security threats might 
be reasonably high, consumers lacked understanding of how to protect themselves.

AAP


[mediacare] Re: (INFO) QUIT SMOKING

2007-06-02 Terurut Topik Anwari Doel Arnowo

Tanggal 1 Juni 2006 saya berhenti men-cerutu setelah lima belas tahun
lebih, sekitar enam batang sehari. Saya bisa dan kemarin tepat satu
tahun tidak lagi membeli, ingin menghisap, minta diberi atau dibelikan
cerutu, BERHENTI TOTAL menghisap asap tembakau!!! Cerita mengenai hal
itu pernah dimuat di milis ini beberapa bulan lalu. Kalau anda berminat
kirim email sama saya, bisa saya kirimi tulisan saya masalah tersebut.

Wassalam,

Anwari Doel Arnowo


--- In mediacare@yahoogroups.com, fatimah dewang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sudah Mencoba apa saja untuk keluar dari belengggu
> merokok?
>
> Sudah sampai kemana perjalanan pencarian anda
> menghilangkan kebiasaan merokok?
>
> Ikuti Mini Seminar QUIT SMOKING:
>
> Hari/tgl : Sabtu 9 Juni 2007
> Jam : 10.00 - 12.00 Wib
> Tempat : Workshop Room 24 7 Productin, Jl.
> Lamandau I No 23 - Keb Baru - Jakarta Selatan (Dekat
> SMU 70/ Dekat Blok M Plaza)
>
> Biaya : Rp. 50.000
>
> Pendaftaran: Emma 0856-1076322
>
>
>
>
\

> Get your own web address.
> Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
> http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL
>




[mediacare] Menteri DKP Rokhmin Dahuri Tidak Merasa Korupsi !!!

2007-06-02 Terurut Topik Hafsah Salim
Menteri DKP Rokhmin Dahuri Tidak Merasa Korupsi !!!

Kembali terulang masalah yang sama seperti halnya bekas Menteri agama 
yang telah berada dipenjara, juga Rokhmin Dahuri bekas Menteri DKP 
tidak merasa korupsi dan merasa didholimi.  Apakah kasus seperti ini 
harus terus menerus berulang tanpa mau mempelajari sebab2nya???

Penyebabnya sederhana, Ajaran Islam adalah sumber korupsi yang paling 
parah yang melanda Republik ini.  Sudah waktunya negara ini memilih 
dan mengangkat menteri ataupun pejabat yang benar2 bertanggung jawab 
kepada negara dan bangsanya bukan kepada Allah dan agamanya.

Pemahaman Islam bahwa undang2 negara tak perlu dipatuhi karena buatan 
manusia, dan yang buatan Allah itulah yang harus dipatuhi yaitu 
ajaran agama yang harus menjadi landasan hukum negara dan hidup ini.  
Jelas, pemahaman seperti ini akan cepat atau lambat menghancurkan 
negara ini dari dalamnya sendiri.

Islam menghalalkan korupsi dan mengharamkan mencuri.  Pemahaman 
inilah yang harus diajarkan disemua tempat yang terkait dengan 
khotbah2 agama untuk diwaspadai setiap umat Islam.  Korupsi tidak 
sama dengan mencuri, karena secara managerial memang korupsi bukanlah 
mencuri, dan pencuri bukanlah koruptor.

Kita harus menguasai definisi "Mencuri" dalam agama yang adalah 
mengambil hak orang lain, mengambil barang yang bukan berada dibawah 
tanggung jawabnya.

JADI KALO BERDASARKAN DEFINISI AGAMA, APABILA ANDA MENGAMBIL BARANG 
ATAUPUN MENGGUNAKAN UANG YANG BERADA DIBAWAH TANGGUNG JAWAB ANDA, 
MAKA HAL ITU HALAL.  Contohnya, gaji anda sebulan anda berikan kepada 
pengemis...  maka ini bukanlah mencuri dan halal dalam Islam 
bahkan merupakan pahala.

Tapi dizaman modern sekarang ini, hukum sudah berkembang jauh lebih 
dalam daripada yang dipahami umat Islam.  Meskipun gaji anda itu 
berada dibawah tanggung jawab anda, bahkan memang milik anda, tapi 
kalo anda punya anak isteri yang tidak setuju dengan tindakan anda 
memberikan semua gaji sebulan yang anda terima kepada pengemis atau 
kepada yayasan yatim piatu, maka secara hukum anda salah, karena 
meskipun gaji anda berada dibawah tanggung jawab anda, namun gaji itu 
bukanlah milik anda, tetapi juga milik anak isteri anda yang berhak 
mengontrol kemana hilangnya gaji anda itu.  HAL2 SEPERTI INILAH YANG 
TIDAK DIKENAL DALAM AJARAN ISLAM, BAHKAN DI INDONESIA TIDAK DIAJARKAN 
DI-SEKOLAH SEPERTI HALNYA DI-NEGARA2 MAJU.

Bisalah dibayangkan betapa hancurnya negara ini dengan pejabat2 yang 
tunduk kepada hukum Islam dan mengabaikan hukum negara karena buatan 
manusia.  Menentang hukum buatan manusia halal, tapi melanggar hukum 
agama haram.  Akibatnya kita lihat sendiri, bahkan menteri yang 
jelas2 Korupsi tidak merasa korupsi karena dia merasa sebagai 
penanggung jawab Departement-nya berhak mengatur kemana uang itu 
harus disalurkan sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai menteri.  
Akibatnya uang negara disumbangkan kepada yayasan2 agama dimana sang 
menteri duduk sebagai anggauta terhormat, padahal uang negara itu 
mempunyai alokasi yang telah ditentukan oleh kebutuhan Departementnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.








[mediacare] Megawati: Pertahankan Pancasila

2007-06-02 Terurut Topik Akhmad Asaad
02 Jun 2007 01:18   
-
Megawati : Pertahankan Pancasila
  Ende, PKMegawati Soekarnoputri menegaskan, tanpa Pancasila tidak akan ada 
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hanya Pancasila yang mampu menjadi 
perekat bangsa dari berbagai latar belakang budaya, sosial, suku, agama ataupun 
ras. Karena itu semua anak bangsa bersatu hati mempertahankan ideologi negara 
Pancasila, karena kalau tidak ada Pancasila, maka NKRI akan bubar.
  "Satu-satunya ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila. Maka mari kita 
pertahankan Pancasila," ajak Megawati saat memimpin upacara peringatan Hari 
Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila-Ende, Jumat (1/6/2007).
  Megawati mengatakan, di tengah derasnya era globalisasi saat ini, Pancasila 
terkesan mulai dilupakan orang. Karena itu dia mengajak semua komponen bangsa 
agar kembali menggelorakan Pancasila. Karena bagaimanapun, kata putri Bung 
Karno ini, Pancasila lahir dari dalam diri bangsa Indonesia itu sendiri. Bahkan 
Bung Karno pernah mengatakan bahwa dia bukan pembuat Pancasila. Bung Karno 
hanya menggali Pancasila dari dalam tubuh bangsa Indonesia. Pancasila telah 
menjadi nilai-nilai dasar dari Bangsa Indonesia, yakni adanya sikap gotong 
royong.
  Menurut presiden ke-5 RI ini, sebagai bangsa yang besar, maka anak bangsa ini 
harus memiliki rasa kebanggaan akan identitas diri. Dalam membangun bangsa ini 
setiap anak bangsa perlu memiliki harga diri serta berdaulat di dalam budaya. 
Megawati juga mengingatkan semua pihak jangan mudah mengadopsi budaya asing 
yang belum tentu sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
  Dikatakannya, Bung Karno mengajarkan bahwa hanya bangsa yang besar adalah 
bangsa yang mempunyai harga diri. Kesadaran ini perlu ada dalam diri anak muda. 
Yang terjadi saat ini, katanya, banyak anak muda yang sudah lupa tentang 
sejarah bangsa. Kaum muda hanya berpikir bahwa kalau sudah merdeka, ya sudah, 
padahal tidaklah begitu. Anak muda adalah penerus bangsa. Republik ini tidak 
akan eksis, tidak akan ada di antara bangsa-bangsa lain di dunia kalau tanpa 
kaum muda.
  "Kalian anak muda yang main drum band itu, kalian bisa apa tidak memainkan 
musik sasando yang menjadi ciri khas Propinsi NTT? Kalau bisa memainkan drum 
band, maka seharusnya kalian juga harus bisa memainkan alat musim sasando," 
kata Megawati kepada para pemain drum band SMUK Syuradikara, Ende yang berbaris 
di bagian depan.
  Megawati juga mengatakan, seharusnya bangsa Indonesia bisa berdikari dalam 
urusan pangan, dalam arti tidak perlu mengimpor beras dari luar negeri seperti 
Vietnam dan juga Thailand. Kebutuhan pangan masyarakat identik dengan beras. 
NTT, misalnya, pangan yang bisa dikembangkan adalah pisang, ubi ataupun jagung. 
"Bung Karno ketika merenungkan Pancasila di bawah pohon sukun dia justru 
memakan buah sukun. Itu adalah bukti kecintaan Bung Karno terhadap pangan 
lokal," katanya.
  "Ayo para bupati dengar ini, kalau Vietnam ataupun Kamboja mengalami 
kekeringan dan ketika produksi beras mereka mengalami penurunan, apa kita masih 
mengharapkan beras dari mereka? Maka jangan harap beras raskin terus," tandas 
Mega.
  Dalam pidato tanpa teks sekitar 45 menit itu, Megawati mengatakan bahwa 
bangsa Amerika Serikat ataupun China adalah bangsa yang besar. Tetapi itu bukan 
berarti bahwa bangsa Indonesia harus di bawah bangsa-bangsa tersebut. Bangsa 
Indonesia harus berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
  Megawati tiba di Ende, Kamis (31/5/2007), disambut ribuan masyarakat Kota 
Ende, baik kader PDIP maupun masyarakat umum. Hal ini terlihat ketika 
menginjakkan kaki di Bandara Hasan Aroeboesman, Ende, massa terus berteriak 
memanggil nama Megawati dari balik pintu pagar bandara.
  Megawati didampingi oleh sejumlah pengurus DPP PDIP, seperti Sony Keraf, Theo 
Syafei dan Manuel Kaisiepo. Dari NTT hadir Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu 
Raya, Bupati Ende, Drs. Paulinus Domi dan Wakil Bupati Ende, Bernadus Gadobani 
S.Ag, serta Kapolda NTT, Brigjen RB Sadarum. Megawati juga mengunjungi sejumlah 
tempat seperti situs Bung Karno, Museum Bahari, Museum Budaya, Ende dan juga 
pohon sukun (tempat Bung Karno merenungkan Pancasila--Red). Pada Kamis 
(31/5/2007) malam, Megawati mengadakan tatap muka dan ramah tamah bersama 
jajaran Muspida Kabupaten Ende dan masyarakat di Aula BBK-Ende.
  Sebelum memimpin apel bendera kemarin pagi, Megawati mengunjungi tempat 
kerajinan tenun ikat dan pandai besi di Woloare. Apel bendera dimulai tepat 
pukul 09.45 Wita, dihadiri ribuan simpatisan dan kader PDIP serta masyarakat 
umum dan anak-anak sekolah. Setelah memimpin apel, Megawati bersama rombongan 
terbang ke Mataram-NTB. (rom)


-
 Copy addresses and emails from any email account to Yahoo! Mail - quick, easy 
and free. Do it now...

[mediacare] Rakyat dibenturkan dengan TNI, untuk keuntungan juragan dan calo tanah

2007-06-02 Terurut Topik Yap Hong Gie
Kolonel (L) M. Haryono, yang lahir dan dibesarkan di daerah Grati, Pasuruan, 
merupakan saksi sejarah proses penjualan tanah tersebut, mengungkapkan bahwa 
penduduk setempat telah menjual tanah tersebut ke TNI AL sekitar tahun 1960 
senilai total Rp77.658.210.


Namun, pasca-reformasi tahun 1998, telah memunculkan keinginan warga yang 
semula hanya sebagai penggarap untuk memiliki lahan. Mereka menganggap bahwa 
lahan itu milik leluhur mereka.


Pada tanggal 19 Agustus 1998 terjadi unjuk rasa para warga pemukim non-TNI
AL di Desa Alastlogo, Sumberanyar dan Pasinan yang dikoordinir Pengacara 
Probolinggo atas nama MS Budi Santoso, SH dan Pengacara Madang atas nama 
Ismail Modal, SH., dengan memberikan surat terbuka menuntut pengembalian 
tanah yang telah dibeli TNI AL. Mereka menggugat PN Pasuruan.


Setelah kalah di Pengadilan, warga mulai melakukan tindakan anarkhis dan
perusakan-perusakan, antara lain pada 23 September 2001 menebang 12.000
pohon mangga siap panen, pengerusakan pompa dan jaringan pengairan
perkebunan, penutupan jalan pantura, penyerobotan lahan secara liar yang
dikoordinir oleh oknum kepala desa dengan menjual per kapling-kapling.


Kasus itu diperparah lagi lantaran ternyata banyak praktik sewa tanah secara 
tidak sah di lahan milik TNI AL, penyewa ditarik ratusan ribu rupiah oleh 
oknum tertentu.


Tanah sengketa di area Puslatpur TNI AL ditempati 5.702 rumah warga, sudah 
mencapai 11 desa; yakni Alastlogo, Wates, Semedusari, Jatirejo, Pasinan, 
Balunganyar, Branang, Gejugjati, dan Tampung di Kecamatan Lekok, serta Desa 
Sumberanyar, dan Sumberagung di Kecamatan Nguling.


Pada pertemuan 22 Maret lalu antara Pangarmatim bersama Bupati Pasuruan; 
Jusbakir Aldjufri dengan para kepala desa dan perwakilan warga, TNI AL telah 
menyatakan bersedia untuk merelokasi warga yangi masih tinggal di kawasan 
pusat pelatihan, ke daerah diluar pusat pelatihan.
Setiap pemilik rumah akan diberi lahan seluas 500 meter2, plus tambahan 
lahan sebesar 20 persen untuk pemenuhan fasilitas umum. Itu berarti lahan 
relokasi dan fasilitas umum yang harus disiapkan sekitar 385 hektar.
Namun semua ini ditolak oleh para kepala desa dan sebagian warga, dengan 
alasan dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan warga.

.
PT Rajawali Nusantara (Holding) melalui anak perusahaannya, PT Kebun Grati 
Agung, memiliki kontrak kerja sama dengan TNI-AL, melalui Induk Koperasi 
Angkatan Laut (Inkopal) yang dimulai sejak 1981 hingga 2018, dengan 
pembagian keuntungan 80 persen PT KGA dan 20 persen Inkopal.

Kerjasama ini adalah menggarap areal yang sebelumnya tandus dan kering 
ekstrim, menjadi area perkebunan yang menghasilkan ditunjang dengan irigasi 
pengairan yang baik, dan juga mampu menyerap pekerja dari penduduk 
sekitarnya.


Lagi-lagi rakyat dibenturkan dengan TNI, untuk keuntungan para juragan dan 
calo tanah !



Wassalam, yhg.






[mediacare] Dari kunjungan Megawati di Ende (1). Pos Kupang.

2007-06-02 Terurut Topik Tejo Sulaksono


Sumar Sastrowardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   katong orang NTT pung koran
SERIAL Sabtu: 02 Jun 2007 01:23





* Dari kunjungan Megawati di Ende (1)

Semoga jadi anak yang baik

KAMIS (31/5/2007), tepat pukul 12.30 Wita, pesawat Trans Nusa mendarat mulus di 
Bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende. Ribuan massa yang menanti dengan penuh 
kesabaran di bawah terik matahari akhirnya dapat melihat orang yang mereka 
nantikan, yaitu presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri.

Megawati disambut oleh Bupati Ende, Drs. Paulinus Domi dan unsur Muspida di 
bawah tangga pesawat. Didampingi Bupati Domi, Megawati diterima secara adat. 
Sapaan adat dalam bahasa daerah di pintu masuk bandara menandakan Megawati 
diterima secara resmi di Kabupaten Ende.

Bupati Domi yang berada di sisi kiri Mega menerjemahkan arti kata-kata yang 
digunakan dalam sapaan adat. Ketika syair-syair adat dilantunkan dalam bahasa 
daerah, Megawati pun tersenyum seakan mengerti arti syair itu.

Dengan leher yang dikalungi selempang adat khas Ende-Lio, Megawati tidak lupa 
memberikan senyum dan lambaian tangan kepada warga masyarakat yang berada di 
balik pintu pagar Bandara H Hasan Aroeboesman Ende.

Setelah beristirahat sejenak di ruang VIP bandara, Megawati dan rombongan 
menuju rumah jabatan Bupati Ende di Jalan El Tari-Ende. Perjalanan menuju rumah 
jabatan diiringi drum band yang dibawakan para pelajar SMAK Syuradikara. 
Dentuman drum band beradu nyaring dengan raungan sirene pasukan pengawal 
Megawati.

Jarum jam menunjukkan pukul 13.00 Wita. Bupati Domi sebagai tuan rumah menjamu 
Megawati menikmati makan siang di rumah jabatan. Seakan berpacu dengan waktu, 
setelah menikmati makan siang, Megawati memulai safarinya di Kota Ende. Sasaran 
pertama yang hendak dituju adalah bekas rumah kediaman Bung Karno di Jalan 
Perwira. Di tempat ini putri Bung Karno ini sudah dinanti massa. Di rumah 
tersebut Megawati mengisi waktu dengan melihat ruang demi ruang, termasuk 
tempat semadi ayahnya. Megawati sempat berusaha membuka sebuah pintu, namun 
gagal karena memang terkunci. Momen yang dinanti-nanti oleh semua rombongan 
akhirnya tiba ketika Megawati mengambil air sumur dari sumur yang berada persis 
di belakang rumah. Cukup lama Megawati bermain-main dengan air. "Ayo Theo, coba 
kamu cicipi air ini agar kamu awet muda dan bisa dapat jodoh," seloroh Megawati 
kepada Theo Syafei yang berada di sampingnya. Guyonan yang dilontarkan membuat 
sejumlah pengunjung tertawa. Tak lupa Megawati
 mengusap-usap rambutnya dengan air dari sumur itu. Di tengah keasyikan 
bersenda gurau dengan para pengiringnya, Megawati tiba-tiba memanggil salah 
seorang staf Bidang Data DPP PDIP, Hira Priyono.

"Ayo No, sini!" panggil Megawati kepada Hira Priyono. Pria yang dipanggil No 
oleh Mega lantas mendekat dan bersimpuh di depan Megawati. Tak lama berselang 
Megawati didampingi Theo Syafei "mempermandikan" No dengan air sumur sambil 
berkata, "Semoga kamu menjadi anak yang baik dan berguna bagi bangsa dan 
negara." Momen langka ini langsung diabadikan oleh para wartawan yang dengan 
setia mengikuti pergerakan Megawati.

Sesaat setelah keluar dari rumah Bung Karno, para pengawal Megawati sempat 
dibuat kaget ketika Megawati secara spontan keluar dari jalur kawalan dan 
mendekati anak-anak yang memanjati pagar. Dengan senyuman manis, Megawati 
menyambut uluran tangan anak-anak tersebut. Tidak terkira kegembiraan wajah 
anak-anak itu ketika berhasil menggapai tangan Megawati. "Aduh, syukur saya 
bisa pegang tangan Ibu Megawati," tutur sejumlah anak-anak yang berusia antara 
tujuh - delapan tahun.

Megawati kemudian menuju Museum Bahari. Di tempat ini mengawali kunjungannya 
Megawati menuliskan sebuah pesan di buku tamu, "Lestarikan terus museum Bahari 
ini." Pesan ini bermakna panjang. Setidaknya Megawati ingin bahwa kehadiran 
museum tersebut dapat menjadi laboratorium mini bagi penelitian segala biota 
laut.

Harapan itu tentu sangat bermakna karena siapa pun tahu bahwa para oknum 
nelayan di Ende kerap menjadi "kanibal" ketika berada di laut. Mereka tak 
segan-segan melepaskan bom di laut hanya untuk mencari ikan. Tindakan ini tentu 
akan merusak segala biota laut.

Didampingi Pater Gabriel Goran, SVD sebagai pengelola Museum Bahari yang 
berapi-api menjadi "tutor" bagi Megawati, putri Bung Karno ini terlihat begitu 
antusias mendengarkan penjelasan dari Pater Gabriel. Meskipun begitu, Megawati 
sempat terusik ketika dijelaskan bahwa mayoritas isi museum berasal dari 
Lembata. "Ini kok aneh ya, museum ada di Ende barang-barangnya dari Lembata 
semua. Apa di Ende tidak ada ikan?" katanya.

Mendengar pertanyaan tersebut, Sony Keraf yang berasal dari Lembata, lantas 
nyeletuk, "Benar ibu, semua ikan di Ende sudah pada mati karena memang 
nelayannya suka membom ikan." Hal ini membuat Bupati Ende, Drs. Paulinus Domi 
tersenyum simpul. "Kalau yang ini dari Ende," kata Bupati Domi sambil 
menunjukkan i

[mediacare] World Press Trends: Global Newspaper Circulation, Advertising On the Upswing

2007-06-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Newspaper circulations world-wide rose 2.3 percent in 2006 while newspaper 
advertising revenues showed substantial gains, the World Association of 
Newspapers announced today (Monday).


Newspaper circulations world-wide rose 2.3 percent in 2006 while newspaper 
advertising revenues showed substantial gains, the World Association of 
Newspapers announced today (Monday).
  
WAN said global newspaper sales were up +2.3 percent over the year, and had 
increased +9.48 percent over the past five years. Newspaper sales increased 
year-on-year in Asia, Europe, Africa, South America, with North America the 
sole continent to register a decline.
When free dailies are added to the paid newspaper circulation, global
circulation increased +4.61 percent last year, and +14.76 percent over the past 
five years. Free dailies now account for nearly 8 percent percent of all global 
newspaper circulation and 31.94 percent in Europe alone.
Advertising revenues in paid dailies were up +3.77 percent last year from a 
year earlier, and up +15.77 percent over five years, WAN said. No figures were 
available for free daily advertising revenues.
"Newspapers in developing markets continue to increase circulation by leaps and 
bounds, and in mature markets are showing remarkable resilience against the 
onslaught of digital media. Even in many developed nations the industry is 
maintaining or even increasing sales," said Timothy Balding, Chief Executive 
Officer of the Paris-based WAN . "At the same time, newspapers are exploiting 
to the full all the new opportunities provided by the digital distribution 
channels to increase their audiences.
"As the digital tide gathers strength, it is remarkable that the press in print 
continues to be the media of preference for the majority of readers who want to 
remain informed."
  
Mr Balding added: "These results are even better than we expected from
provisional data available a few months ago. .Once again we can see that far 
from being an industry in decline, as the ill-informed and short-sighted 
continue to contend, newspapers are alive and well and exhibiting enormous 
innovation and energy to maintain their place as the news media of preference 
for hundreds of millions of people daily".
  
The new data, from WAN's annual survey of world press trends, was released to 
more than 1,600 publishers, editors and other senior newspaper executives from 
109 countries attending the 60th World Newspaper Congress and 14th World 
Editors Forum in Cape Town, South Africa. The main figures showed that global 
circulations and advertising revenues are increasing world-wide. In addition, 
the free daily market is giving renewed impetus to newspaper reading, and 
newspaper web traffic continues high growth.
  
The figures showed:
- Paid circulation grew +2.3 percent worldwide in 2006 from a year earlier, 
taking global sales to a new high of more than 515 million daily. With free 
dailies added, daily circulation increases to nearly 556 million, a +4.61 
percent increase from the total of paid and free dailies in 2005.
- The total number of paid-for daily titles was up 3.46 percent in the world in 
2006 and up 17.67 percent since 2002 to a record 11,207 titles. The total 
number of paid and free titles increased by +4.33 percent in 2006 and by +19.63 
percent since 2002.
- Newspaper advertising revenue increased 3.77 percent in 2006 from a year 
earlier, and was up 15.77 percent over five years.
The survey, which WAN has published annually since 1986, this year includes 
information on all countries and territories where newspapers are published
-- 232. 
  
The 2007 World Press Trends report reveals:
  
On circulation
  
- Paid daily newspaper circulations were up in 31 percent of the countries
surveyed in 2006, stable in half the countries and down in 19 percent. Over
the past five years, newspaper circulations were up in more than half of the
countries surveyed and stable in 20 percent.
- More than 515 million people buy a newspaper every day, up from 488
million in 2002. 
  
Average readership is estimated to be more than 1.4 billion people each day.
- Seven of 10 of the world's 100 best selling dailies are now published in
Asia. China, Japan and India account for 60 of them.
-The five largest markets for newspapers are: China, with 98.7 million
copies sold daily; India, with 88.9 million copies daily; Japan, with 69.1
million copies daily; the United States, with 52.3 million; and Germany,
21.1 million. 
  
- Circulation sales were up +3.61 percent in Asia in 2006 over the previous
year, up +4.55 percent in South America, up +0.74 percent in Europe, up
+0.65 percent in Africa, up +2.11 percent in Australia and Oceania, and down
-1.97 percent in North America.
  
- The number of paid-for newspaper titles increased everywhere but South
America, where it was stable. The number of newspaper titles was up 7
percent in Asia, 1.3 percent in Europe, 0.67 percent in North America, 1.2
percent in Africa and

Re: [mediacare] marinir tewaskan empat rakyat jelata

2007-06-02 Terurut Topik amartien
Ikut nimbrung boleh kan?

1. TNI/polri maupun semua bagian pemerintah telah dari dulu blm bisa
 menghilangkan sikap arogan, serta sadar bahwa mrk adalah pelayan
 masyarakat.

amartien;  Betul sekali.  Bukan hanya TNI, tetapi pemerintah Indonesia pun 
begitu, mereka tidak mau tahu bahwa tugas mereka adalah melayani rakyat, dan 
bukan sebaliknya.
 
 2. Byk dr rakyat kita yg meninggali tanah org yg tidak dipakai, lalu
 lama kelamaan merasa itu adalah milik mereka.

amartien:  Ini adalah isu undang2.  Pemikiran dibalik undang2 adalah bahwa jika 
seseorang memiliki begitu banyak tanah sehingga tidak bisa mengurusnya, maka 
biarlah seseorang yang sudah ber-tahun2 tinggal di tanah tsb. menjadi 
pemiliknya.  Sepintas lalu kelihatannya baik, yaitu memberi kesempatan kepada 
seseorang yang membutuhkannya.  Sama dengan apa yang membuat orang2 tertarik ke 
komunisme, dimana penduduk dijanjikan bahwa semua dimiliki bersama.  Tetapi 
kita lihat sendiri betapa pemikiran seperti ini tidak akan berhasil, bahkan 
menimbulkan banyak sekali kesulitan2, pertikaian2, dll.

Undang2 yang membolehkan seseorang mendapatkan tanah seperti ini adalah sama 
dengan meresmikan pencurian.
 
 3. Byk dari rakyat kita yg memang sering memanfaatkan keadaan dgn
 memperkeruh keadaan sehingga menekan pihak2 terkait. Mungkin ini
 dikarenakan kelamaan nganggur.

amartien: Merubah suatu masyarakat menjadi civil society akan makan waktu yang 
lama.  Sebab ini adalah tergantung dari kebiasaan, kebudayaan, dan juga seperti 
yang anda bilang, keadaan ekonomi.  Pemerintah bisa mulai tentu saja dengan 
memperbaiki keadaan ekonomi, menghukum orang2 yang melanggar peraturan2 tanpa 
pandang bulu, apakah yang melanggar adalah rakyat biasa, ataupun dedengkot di 
pemerintahan, semua harus dituntut jika membuat pelanggaran.

Jika ada pihak yang menekan, maka yang ditekan itu harus dilindungi oleh 
pemerintah.  Ini kita tidak lihat di Indonesia.

4. Kadang rakyat sendiri melakukan kebrutalan tapi kalo sudah ditindak
 keras petugas malah merengek rengek dgn alasan dianiaya, pelanggaran
 HAM dll.

amartien:  Seorang petugas boleh saja menindak, asalkan itu didalam hukum.  
Rakyat mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat anti pemerintah, atau anti 
apapun juga, asalkan pada waktu mengeluarkan pendapat tidak melakukan 
pelanggaran, seperti misalnya bakar membakar, dll.  Atau bertindak dengan 
brutal.

Jika melakukan hal itu, maka tentu yang berwajib seharusnya menangkap yang 
membakar dll. tsb.  Tetapi seperti yang kita lihat rakyat yang melanggar tsb. 
tidak ada yang ditangkap, jadi yah ... dikemudian hari akan saja ada lagi 
rakyat yang unjuk suara sambil melakukan kejahatan. Yang berdemo harus tahu 
bahwa berdemo itu adalah hak mereka, yaitu hak mengemukakan pendapat, tetapi 
janganlah melakukan pelanggaran2 pada waktu mereka menggunakan hak bersuara tsb.

Dipihak yang berwajib, karena mereka adalah dari suatu institusi, maka mereka 
diberikan hak dan peralatan oleh undang2 untuk menjaga supaya tidak adanya 
pelanggaran.  Dan mereka pun harus melakukan tugasnya dalam kerangka undang2, 
yaitu tidak boleh memukul, umpamanya.  Jika ada rakyat yang memukul petugas 
umpamanya, yah kan banyak peralatan yang dipunyai instansi pemerintah tsb., 
seperti umpamanya tear gas, di guyur dengan air, dll. dll.  

Membunuh itu adalah jelas2 pelanggaran yang besar dari pihak instansi 
pemerintah yang tugasnya adalah membela dan melindungi SEMUA rakyat, tetapi 
sebaliknya mereka menjadi pembunuh, dan bukannya pembela.
 
 5. Pihak mahasiswa kita bukan membereskan hal ini, malah makin bikin
 ruyam dgn bikin demo dll. Apa sih gunanya demo ini? Apa gunanya usaha
 mengusir wapres yg berkunjung? Bukan malah hal itu menunjukkan
 masyarakat kita itu tdk bs menghormati pemerintah yg mrk pilih?
 Bukankah lebih baik mereka mengusahakan bantuan kesehatan ataupun
 perdamaian diantara kedua belah pihak? Hal ini lebih berguna bukan!?!

amartien:  Bagaimanapun seseorang itu berbeda pendapat dengan anda, biarkanlah 
mereka itu berdemo.  Itu namanya freedom of speech.  Tetapi sekali lagi, 
berdemo boleh, tetapi pada waktu berdemo janganlah melanggar peraturan/undang2.
 
 6. Pihak DPR yg malah memanfaatkan kejadian utk mendapat simpati palsu.
 
 Kalo ini terjadi terus, dimana semua pihak tdk ada yg mau merendahkan
 hati, maka tidak tertutup kemungkinan terjadinya kerusuhan massal yg
 lebih parah dr thn 1998 yg bisa jadi akan menjadikan Indonesia sebagai
 Timur Tengah kedua. Dimana peperangan tanpa henti.
 Apakah kita memang menginginkan hal ini terjadi??

amartien:  kerusuhan masal 1998 adalah suatu contoh dimana pemerintah tidak 
melakukan tugasnya, yaitu melindungi rakyatnya. Tidak ada tindakan2 untuk 
menghukum oknum2 dibelakang kerusuhan tsb.

Sebaliknya, oknum2 di pemerintahan dengan melalui berapa orang dari 'rakyat' 
menggunakan rakyat untuk menimbulkan huru hara.  

Laporan komnas ham mengenai 1998 rupanya hanya itu saja, laporan, tidak ada 
tindak lanjutnya.  Demonstrasi 'mahasiswa' yan

Re: Re: [mediacare] Malaysia rejects Christian appeal

2007-06-02 Terurut Topik amartien
Posting saya itu adalah mengenai salah satu dari hak manusia yang azasi, yaitu 
hak beragama.

Seseorang yang membela HAM, tidak peduli agamanya, maupun orientasi politiknya, 
jika melihat adanya pelanggaran hak manusia, maka orang tsb. akan berupaya 
untuk berbuat sesuatu untuk memperbaikinya.

Apa sih muslimin nasionalis?  Apakah muslimin nasionalis tidak perlu tahu akan 
adanya pelanggaran ham di Indonesia? 

Menurut saya, tidak peduli apa agama seseorang, maupun orientasi politiknya, 
tetapi kita semua haruslah menghargai hak2 manusia yang azasi, dan salah 
satunya adalah hak kebebasan beragama.

Kita tahu sendiri betapa di NKRI, hak kebebasan beragama banyak sudah 
dilanggar, dan pemerintah tidak mau/berdaya untuk meluruskan pelanggaran2 tsb.  



STEAL HEART <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Shalom 
rekan Amartien yg terkasih dan mohon maaf, menurut saya rekan2 kita yang muslim 
pd milis Mediacare ini adalah muslim yg nasionalis dan cinta pd NKRI jadi 
berbeda dgn kaum muslim yg ada di milis Zamanku yg mmg brengsek semua dan bikin 
kesal..
 
 Jadi maaf saya merasa sebaiknya topik yg berkaitan dgn agama sebaiknya jangan 
direply..saya awalnya juga pikir sama aja umat muslim yg bergabung di Mediacare 
dan Zamanku namun ternyata beda..
 
 Masih byk topik yg bisa kita diskusikan terutama tentang negara kita yang 
carut marut tanpa menjelek2an agama/kepercayaan rekan milis yang lain..
 
 Sekali lg mohon maaf rekan amartien.. 
 
 Tuhan Yesus Memberkati sdr.amartien
 
 amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
   
 Kelihatannya Islam itu adalah bagaikan perangkap,
 begitu masuk, tidak boleh keluar. Moga2 Lina Joy
 tidak dibunuh oleh seseorang yang merasa bahwa dia
 wajib melakukan tugasnya 'melindungi' agamanya dari
 orang2 yang murtad.
 
 Ini mengingatkan pengalaman adik iparku. Dia sudah
 lama sekali berganti agama menjadi Kristen, tetapi di
 KTP nya masih saja dia ditulis sebagai beragama Islam.
 Belum lama berselang dia diberikan ktp baru, dan
 tetap saja, agamanya lagi2 "Islam", meskipun didalam
 formulir dia menyatakan bahwa agamanya adalah kristen.
 
 Lagi2 bukti bahwa Islam adalah agama yang tidak
 menghargai hak2 azasi manusia, a.l. kebebasan
 beragama.
 
 http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/6703155.stm
 
 Malaysia rejects Christian appeal 
 
 Malaysia's highest court has rejected a Muslim
 convert's six-year battle to be legally recognised as
 a Christian. 
 
 A three-judge panel ruled that only the country's
 Sharia Court could let Azlina Jailani, now known as
 Lina Joy, remove the word Islam from her identity
 card. 
 
 Malaysia's constitution guarantees freedom of worship
 but says all ethnic Malays are Muslim. Under Sharia
 law, Muslims are not allowed to convert. 
 Ms Joy said she should not be bound by that law as she
 is no longer a Muslim. 
 
 Death threats 
 
 Malaysia's Chief Justice Ahmad Fairuz Sheikh Abdul
 Halim said the panel endorsed legal precedents giving
 Islamic Sharia courts jurisdiction over cases
 involving Muslims who want to convert. 
 
 About 200 protesters shouted "Allah-o-Akbar" (God is
 great) outside the court when the ruling was
 announced. 
 
 "You can't at whim and fancy convert from one religion
 to another," Ahmad Fairuz said. 
 Ms Joy's case has tested the limits of religious
 freedom in Malaysia. 
 She started attending church in 1990 and was baptised
 in 1998. 
 
 In 2000, Ms Joy, 42, went to the High Court after the
 National Registration Department refused to remove
 "Islam" from the religion column on her identity card.
 The court said it was a matter for Sharia courts.
 Tuesday's ruling marked the end of her final appeal. 
 
 Ms Joy has been disowned by her family and forced to
 quit her job. She went into hiding last year. A Muslim
 lawyer who supported her case received death threats. 
 Sharia courts decide on civil cases involving
 Malaysian Muslims - nearly 60% of the country's 26
 million people - while ethnic minorities such as
 Chinese and Indians are governed by civil courts in
 the multi-racial country. 
 
 Story from BBC NEWS:
 http://news.bbc.co.uk/go/pr/fr/-/2/hi/asia-pacific/6703155.stm
 
 Published: 2007/05/30 05:45:46 GMT
 
 © BBC MMVII
 
 
 
   


[mediacare] BEST LIFE - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna

2007-06-02 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Komentar tentang Buku BEST LIFE - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna, ditulis 
oleh Stefanus Indrayana, dan Goenardjoadi Goenawan terbit mulai 31 Mei 2007 di 
Toko-toko Gramedia di seluruh Indonesia:
   
  Saya yakin buku ini akan menjadi sumber inspirasi dan pencerahan masyarakat 
luas, yang tidak hanya ingin hidup berbahagia (being happy), namun juga terbaik 
dan bermakna (best of your life to others). Stefanus Indrayana dan Goenardjoadi 
Goenawan merangkum langkah langkah yang kelihatannya sederhana namun mendalam 
artinya. Buku ini dapat memberikan inspirasi untuk menjalani hidup dengan penuh 
makna, sanggup menghadapi perubahan, tegar dan sabar dalam menghadapi tantangan 
kehidupan, mengembangkan talenta, menciptakan mimpi besar, sekaligus dicintai 
“Sang Pencipta”. 
   
  SALAM SUKSES
  Agung Adiprasetyo
  CEO Kelompok Kompas Gramedia
   
  Saya sudah ratusan kali mendengar orang berkata seperti ini: "Saya sih 
simpel-simpel aja, gak mau yang muluk-muluk. Saya mau jalanin aja hidup ini, 
seperti air mengalir..." Kalau ada kata-kata seperti itu tanggapan saya cuma 
satu: "Lha kalau airnya mengalir ke got, memangnya Anda mau ikut?". Tentunya 
tidak kan ?

  Nah, agar aliran air Anda tidak mengalir ke got, Anda sendirilah yang harus 
mengatur salurannya. Caranya dengan mulai menemukan makna hidup Anda, mengenal 
Jiwa
Anda, menemukan nilai-nilai dalam hidup Anda, dan dari situ, barulah Anda 
mendapatkan apa yang betul-betul Anda inginkan dalam hidup Anda. Segera setelah 
Anda menemukan itu semua, maka percayalah, hidup akan jadi lebih mudah bagi 
Anda.

Selamat membaca.
Salam
Safir Senduk
(www.perencanakeuangan.com)
   
   
  Buku ini tidak dimaksudkan untuk mengajak kita bermewah-mewah dalam gagasan 
abstrak atau untuk membuat kita terbuai oleh ilusi kebaikan diri kita sendiri. 
Buku ini hadir terutama untuk menggugah kita dari buaian tidur panjang yang 
membuat kita tak lagi bergairah untuk bangun atau tenggelam terlalu jauh dalam 
mimpi-mimpi yang kita ciptakan untuk diri sendiri. Buku ini, mengutip perkataan 
kedua penulis sendiri, adalah ketukan pada pintu hati kita agar kita mau 
membukakan pintu tersebut bagi orang lain.
   
  Pertanyaan yang teramat sulit untuk dijawab tetapi harus kita segera 
putuskan—sebelum lebih jauh melangkah masuk ke dalam relung-relung buku 
ini—adalah: bersediakah kita menyambut ketukan itu? Membuka pintu hati kita? 
Sehingga kata tak akan hanya menjadi “isyarat yang tak sempat disampaikan awan 
kepada hujan, yang menjadikannya tiada.” Dengan cuplikan dari sajak “Aku Ingin” 
karya penyair Sapardi Djoko Damono ini, saya ucapkan selamat membaca, dan 
semoga perjalanan membaca tersebut menjadi pengalaman penuh makna yang akan 
menjadi awal dari perjalanan yang lebih konkret, yakni perjalanan menempuh 
hidup yang penuh makna pula.
   
   
  11 April 2007
  Manneke Budiman
  Pengajar Fakultas Ilmu Budaya, UI

   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

Re: [mediacare] Pertandingan kemarin Indonesia vs Hongkong

2007-06-02 Terurut Topik joko tinkir
Konon  keseleonya kaki Boaz menjadi inspirasi bagi segelintir anggota 
timnas yg kemudian di ajukan ke Bang Ivan Kolev dan kemudian di amini dan 
disetujui. Pada Piala Asia nanti pemain lawan harus banyak yg mengalami nasib 
spt Boaz  nanti ada pemusatan latihan khusus untuk mencederai lawan 
..bisa menang deh  (ini sngt rahasia lho)


- Original Message 
From: STEAL HEART <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Mediacare@yahoogroups.com" 
Sent: Saturday, June 2, 2007 1:42:41 PM
Subject: [mediacare] Pertandingan kemarin Indonesia vs Hongkong

Rekan2 ada yg menyaksikan pertandingan sepakbola kmrn malam antara timnas kita 
vs hongkong khan?menurut sy,permainan timnas kita msh jauh dari padu bahkan 
terkesan jelek banget mainnya..3 gol yg tercipta hanya dari bola mati dan 
hadiah pinalti,tdk ada gol yg tercipta dari hasil kerjasama tim..bahkan pemain 
andalan & harapan timnas indonesia pun harus ditandu keluar krn patah kaki 
yaitu Boaz Solossa..ga kebayang deh berapa gol yg akan bersarang pd gawang 
timnas kita ktk versus Korsel,Arab saudi dan Bahrain nanti..ada pendapat lain? 



   
Ready
 for the edge of your seat? 
Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 
http://tv.yahoo.com/

[mediacare] Re: PEREMPUAN DEPRESI JADI PEMBUNUH.

2007-06-02 Terurut Topik Nana P
>From my blog :)
   
  http://afeministblog.blogspot.com/2007/03/killing-and-suicide.html
   
  There is one interesting article in the local newspaper several days ago, 
related to my article on the tendency of women to kill their children and then 
commit suicide I posted here. I entitled it “Three Recent Cases in Indonesia”.
There is one interesting phenomenon to ponder: there is a clear difference on 
the reason why men and women kill some other people before they commit suicide. 
Apparently men and women choose different victims to kill: men kill people whom 
they think rob their happiness, pride, and self esteem; while women kill people 
whom they think will suffer most after they commit suicide. 
The “temptation” to commit suicide is of course because victims feel that they 
no longer can endure their “pain”, their depression due to problems accumulated 
in their lives. The reasons recognized are different: men’s reason is mostly 
related to their jobs; while women’s is mostly related to their familial 
problems. 
One case taken as an example is a policeman shot his superior for transferring 
him to a smaller town. After that, this policeman committed suicide. He might 
have thought that his pride and self-esteem would decline because he was 
transferred to a smaller area. It hurt his pride as a man? Why didn’t he just 
commit suicide without killing anybody? He did not want to see the one who made 
him lose his dignity as a man alive safe and sound. 
For women, the writer of the article took one case of a woman who killed her 
four little children, and then committed suicide. It was predicted that she had 
big financial problems while her husband was away and not easily accessible. 
This particular woman might have thought that nobody would take care of her 
children after she committed suicide. Therefore, in order not to make her 
children suffer more, she decided to kill them all. After death, no more 
misery, no more problems. 
Another interesting finding is that women get depression more often than men. 
The comparison is about 3:1 (according to the writer of the article, based on 
patients coming to his clinic). However, women tend to be able to cope up with 
their depression much better than men do. When coming to suicide as the 
“solution” to end their misery, the comparison is on the contrary—men commit 
suicide three times more often than women do. 
PT56 310307

Sitogog <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  OOhhh sangat tragis !!
Disayangkan bhw Pengadilan Negri tidak tahu sblm -nya akan maksud Si Ibu -
Perempuan Depresi ini . JIKA Mereka tahu sebelumnya - kan bisa memohon pd
Si Ibu tsb
untuk menukar ke 4 anak perempuannya - dng Para Koruptor Kakap yg banyak
jumblahnya dinegri ini. 

---Original Message---

From: sumarsastrowardoyo
Date: 30.5.2007 23:38:31
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: #sastra-pembebasan# PEREMPUAN DEPRESI JADI PEMBUNUH.

Banjarmasin Post


Thursday, 31 May 2007 03:05




PEREMPUAN DEPRESI JADI PEMBUNUH
4 Anak Kandung Digantung di Kloset

Gilberta Estrada tewas gantung diri. Tapi 
dia tidak sendiri. Perempuan berusia 23 tahun yang depresi itu juga 
menggantung empat anak perempuannya. Untung seorang balitanya 
berusia delapan bulan selamat dari kematian.

Peristiwa yang menghebohkan ini terjadi di 
Hudson Oaks, Texas, Amerika Serikat, Rabu (30/5). Kejadian ini 
diketahui setelah saudara perempuan tersebut mendatangi tempat 
tinggal Estrada, karena perempuan itu tidak masuk kerja. 

Ketika didatangi, kediaman Estrada dikunci 
dari dalam. Sehingga saudaranya harus mendobrak pintu. Betapa 
terkejutnya dia ketika melihat Estrada dan empat anaknya tergantung 
di kloset trailer. Mereka gantung diri dengan ikat pinggang dan 
potongan kain. Namun seorang bayi diketahui masih hidup sehingga 
langsung dilarikan ke rumah sakit.

"Ini mengerikan. Cuma itu yang bisa saya 
katakan," kata Sheriff Larry Fowler. Kepolisian meyakini kejadian 
ini sebagai bunuh diri. Sebabnya, pintu dikunci dari dalam. 

Sang bayi masih dirawat di Rumah Sakit Fort 
Worth. Kondisinya mulai membaik. Namun nyawa tiga anak lainnya yang 
masing-masing berusia lima tahun, tiga tahun, dan dua tahun tak 
tertolong lagi.

Para tetangga tidak mengira Estrada tega 
membunuh anak-anaknya sendiri. Apalagi selama ini Estrada terlihat 
seperti ibu yang baik dan perhatian pada anak-anaknya.

"Saya yakin dia ibu yang baik. Anak-anaknya 
selalu bersih dan sering bermain-main di luar. Dia kelihatannya 
berdedikasi sekali," kata pasangan suami istri, Vicky Montgomery dan 
Richard Lamb yang bermukim di dekat trailer yang menjadi tempat 
tinggal Estrada dan keempat anaknya.

"Dia selalu membawa anak-anaknya ke bus 
sekolah di pagi hari dan selalu menyiapkan makan siang untuk 
mereka," tambah Richard.

Menurut seorang kerabat, Estrada yang telah 
bercerai dari suaminya itu menderita depresi. "Untuk menghidupi anak-
anaknya, di bekerja di sebuah rest

[mediacare] press release divisi seni rupa festival kesenian yogyakarta 2007

2007-06-02 Terurut Topik abdul malik
Press Release 
  Pameran Shout Out! FKY XIX/2007

  Divisi Seni Rupa Festival Kesenian  Yogyakarta (FKY) XIX/2007 masih membuka 
pendaftaran bagi para calon peserta pameran hingga tanggl 20 Mei 2007, jam 
10.00-16.00 WIB di gedung Taman Budaya Yogyakarta, Jalan Sriwedani 1 
Gondomanan, Yogyakarta. Selain di Sekretariat di TBY, formulir pendaftaran dan 
informasi juga bisa diakses dan diunduh via email di [EMAIL PROTECTED] dan 
www.fkysenirupa.multiply.com 

  Tema kuratorial pameran FKY tahun ini adalah Shout Out!  (Berteriaklah!) 
dengan kurator Kuss Indarto dan ko-kurator Arie Diyanto. Tema tersebut 
ditawarkan untuk memetakan garis kecenderungan kreatif seniman/anak muda dewasa 
ini, sekaligus membandingkannya dengan kecenderungan estetik yang dibawa oleh 
seniman/anak muda 30-an tahun lalu ketika muncul Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB) 
1974. Kebetulan GSRB, yang waktu itu gaungnya menasional, juga muncul dan 
dipelopori oleh seniman/anak muda Yogyakarta .

  Oleh karena itu pameran Shout Out memang hendak ditendensikan untuk membuka 
semua kemungkinan dan capaian estetik yang saat ini tengah digeluti dan menjadi 
trend positif bagi seniman dan anak muda. Bentuk ungkap estetik semacam street 
art, toys art, fashion, customizing, object art, video art, moving  image, 
komik, seni instalasi, dan lainnya, sangat dimungkinkan untuk masuk sebagai 
material pameran. Meski demikian, karya seni konvensional seperti lukisan juga 
masih dimungkinkan mendapat tempat, tentu diharapkan dengan pendekatan konsep 
dan penyajian yang lebih baru bahkan radikal. Dengan maksud itu pula, maka 
pameran ini akan memberi batasan usia (calon) peserta maksimal 35 tahun. Ini 
sesuai dengan misi pameran FKY tiga tahun terakhir yang lebih mengedepankan 
perhelatan ini sebagai sebuah laboratorium proses bagi laku kreatif seniman 
muda usia.

  Rencananya, kurator akan lebih selektif memilih karya dengan hanya memberi 
kesempatan bagi 35 nama seniman atau komunitas seniman. Dan bagi 
seniman/komunitas seniman yang terpilih akan diberi material fee, masing-masing 
sebesar Rp 500.000,-. Semua karya  seniman terpilih nanti akan dipamerkan 
berdampingan dengan artefak dan imitasi karya seniman pelaku Gerakan Seni Rupa 
Baru.

  Pameran itu sendiri berlangsung pada 22 Juni hingga 2 Juli 2007. Langkah ini 
merupakan kebijakan kurator untuk memberi citra baru yang lebih positif dan 
progresif bagi perhelatan FKY, terutama di Divisi Seni Rupa.

  Novie Kristiani
  Purel Divisi Seni Rupa FKY XIX/2007
  0274-7833104, 081 3282  71462



 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[mediacare] Swedia membuka "virtual embassy"

2007-06-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Swedia tercatat sebagai negara kedua di dunia yang membuka "virtual embassy" di 
SecondLife. Sebelumnya, Maldives (Maladewa) tercatat sebagai negeri pertama 
yang mencatatkan diri. Ini baru pijakan awal dari mimpi kedutaan besar virtual 
di masa depan. Saya pribadi yakin, di masa depan sebuah negara tak perlu 
membuka kedutaan besar di setiap negara sahabat, apalagi negeri yang banyak 
hutang seperti Indonesia. Pembukaan kedutaan besar memakan biaya yang amat 
besar. Belum termasuk hitungan kalau para pejabat dan staf diplomatiknya 
melakukan tindak pidana korupsi untuk memperkaya diri demi mengisi koceknya. 
Dengan adanya "virtual embassy", beberapa negara yang banyak musuhnya tak perlu 
takut dengan demo-demo jalanan yang bisa membahayakan para diplomatnya. 
   
  Artikel terkait dimuat oleh The Jakarta Post edisi 31 Mei 2007 berjudul 
"Sweden opens virtual embassy", bersumber dari AFP.
   
  -
   
  Sweden plans Second Life embassy
  
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/6310915.stm 
   
   
  Second Life fans can live out their fantasies through avatars 
Sweden is opening an embassy in the internet fantasy world called 
Second Life - the first country to do so. 
  
The project is being run by the Swedish Institute - a promotional body 
which works alongside the foreign ministry. 
   
  Institute director Olle Waestberg said the virtual embassy would reach 
many young people and provide information about Sweden. 
  Second Life has about three million users worldwide, who create and 
develop virtual characters - called "avatars".  Several real-world companies 
have created virtual shops in Second 
Life. 
   
  The Swedish Institute says the embassy will not issue passports and 
visas, but it will inform users how to get them in the real world. 
  The embassy will be "primarily an information portal for Sweden," said 
Mr Waestberg, quoted by the AFP news agency. 
   
  ---
  
Sweden Inaugurates Virtual Embassy
  
http://www.prnewswire.co.uk/cgi/news/release?id=199170
   
   
  STOCKHOLM, May 30 /PRNewswire/ -- Second House of Sweden - Sweden's 
embassy in the virtual world of Second Life - has opened its doors to 
the public. Sweden's Minister for Foreign Affairs Carl Bildt this 
morning cut the ribbon at an inauguration ceremony Broadcast 
simultaneously to press conferences in Stockholm and in Budapest. 
  Second House of Sweden is inspired by the real-life House of Sweden in 
Washington, D.C., which houses the Embassy of Sweden to the United 
States. The setting for the virtual embassy is the picturesque 
Stockholm Archipelago. 
   
  Inside and around the Second House of Sweden there is a wealth of 
exhibits and information. Some examples: 
   
  - A recreation of Raoul Wallenberg's office in Budapest, with a re-
enactment of his last day of freedom on January 16, 1945. (In 
cooperation with the OSA Archivum in Budapest) 
  - An art exhibit, curated by Nationalmuseum in Stockholm 
  - Royalty-free images of Sweden, fact sheets about politics, industry, 
design, art as well as virtual Swedish food, with real recipes 
attached 
  - Throughout the region, listen to Radio Sweden's daily news podcasts 
in English 
  - Furniture by Swedish wood manufacturers and IKEA - some of which 
visitors can use to furnish their virtual homes in Second Life. 
   
  "The role of the Swedish Institute is to generate goodwill and 
confidence in Sweden. As the media landscape changes, so does the way 
people gather information. It is important for us to be a part of these 
developments, " says Olle Wästberg, Director-General for the Swedish  
Institute. 
   
  Second House of Sweden has already generated great interest both in 
Sweden and abroad, according to Stefan Geens, project leader at the 
Swedish Institute: "Now that we have a platform in Second Life to 
promote the culture and lifestyle of Sweden, many Swedish companies and 
organizations are interested in collaborating. Discussions are underway 
with a number of potential partners, including Karolinska Institutet 
and the Swedish Environmental Protection Agency." 
   
  Wästberg adds: "It is a real pleasure to see that so much media, above 
all the foreign press, has recognized how progressive Sweden is. The 
great interest that this has generated in the media is estimated to 
have already paid off tenfold." 
   
  To get to the Second House of Sweden, go to www.sweden.se/secondlife 
and follow the instructions. 
   
  Images at: www.sweden.se/second_life, User name: second_life, Password: 
sweden 
   
  Distributed by PR Newswire on behalf of Swedish Institute
  
 
   

   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 

[mediacare] P R I M E

2007-06-02 Terurut Topik Nana P
http://afeministblog.blogspot.com/2006/09/p-r-i-m-e.html
   
  I watched PRIME the movie some days ago. It is starred by two “big” 
actresses: Merryl Streep (cast as Lisa) and Uma Thurman (cast as Rafi).
Some interesting things I spotted from this movie
1.Religious Snob
As someone born in a strict Muslim family and society that supported that Islam 
is the only “right” religion in this world, I easily understand why many Muslim 
people in Indonesia become religious snob. Oh well, perhaps not many of them, 
only (un)luckily, I have been surrounded by such people since I was a kid. 
After I got enlightenment, LOL, (I found it myself by reading more books than 
when I was younger and also by getting in touch with “appropriate” people, 
LOL), I realized it was really ridiculous to think that only Muslim people will 
go to heaven after the judgment day (for those who believe that this judgment 
day will come one day) while the rest will go to hell.
Therefore, when finding that in fact people with other celestial religions also 
can become boring religious snob, I was surprised. (read  it is naïve 
of me. LOL.) The way Lisa (Merryl Streep) viewed her son’s love relationship 
with a girl who is not a Jewish showed that she considered non Jewish people 
lower than her. She insisted that her only son marry a Jewish girl. 
My conclusion: when someone become a fanatic, and indoctrinated in an 
“appropriate” way viewing that his/her religion is the only media to take 
him/her to heaven, he/she tends to be a religious snob.
2.Western culture versus Eastern culture
Since I was a kid, I have often heard people say, “Oh, for western people, it 
is understandable if they do this or that. However, it is not appropriate for 
us eastern people to do the same thing. The reason is simple: they are western 
and we are eastern. Period. No more explanation.” It made me make a conclusion 
that indeed there is a big difference between western and eastern cultures. 
However, my experience for blogging has taught me a different thing. When 
posting something in my http://afemaleguest.blog.co.uk now and again I got some 
comments from my blog friends living in western countries that showed me that 
they are not much different from me here. 
For example, when I was worried to let Angie go camping with her school friends 
some months ago, then I wrote it in my blog, some blog friends commented a 
similar thing; how they are also worried when letting their kids do something 
that will require their kids to be away from home for some time.
When I wrote in my blog about the ridiculous rule of some companies in 
Indonesia that don’t let their female employees wearing trousers to the 
office—with a stupid reason that females are to wear skirts/dresses, not 
trousers, I got some comments from my western blog friends that it happened in 
their countries too some decades ago.
When I wrote in my blog about what a school uniform is supposed to be like—such 
as how long the skirt for female students, whether the shirt is loose or tight, 
my western blog friends commented that it was a common debate too some decades 
ago in their countries.
When I wrote in my blog that women are supposed to do household chores—though 
they also work outside home, together with their husbands—while their husbands 
can just enjoy watching television or reading newspapers at home, my western 
blog friends commented that it was also very common there some decades ago, and 
even many of them still undergo the similar thing in this twenty first century.
And there are still some other examples. Indonesia with its “eastern culture” 
is just left behind some decades. Indonesia will catch up with western culture 
later. Does it mean that Indonesia will be western one day? LOL.
In PRIME, Lisa seemed very old-fashioned—very eastern, Angie said—when she 
worried much about her son’s love relationship with someone who is not Jewish, 
and fourteen years older! She said that her son’s relationship with Rafi 
wouldn’t last long with those trivial reasons. (Oh well, for me they are just 
trivial things—different religions and different age gap. Differences can be 
overcome well with open communication, I believe.)
3.Love relationship between a much older woman with a younger man
In fact, westerners also find it not an ideal thing. Well, Indonesian people 
with their opinion about freedom in the west must have considered it queer to 
know that in fact for westerners, this thing is also a problem. Most people 
tend to believe that men must be older than women in one relationship coz men 
are expected to be wiser, smarter, more mature, more experienced, and some 
other more things??? 
When I use my feministic view, inequality seems so idealistic in one 
relationship coz men are always to have more things than women. Men always 
expect to be respected by women and they think that to be older is one way to 
get that respect, besides richer (having higher income), more knowledgeable 
(hav

Re: [mediacare] marinir tewaskan empat rakyat jelata

2007-06-02 Terurut Topik edogawa2000
Sebenarnya kalo ditanya
sapa yg salah?
Sapa yg benar?
Jawaban jujur adalah semua pihak salah!

Kalo kita mau jujur dan melihat permasalahan ini dari segala sudut,
maka kita akan menemukan fakta:
1. TNI/polri maupun semua bagian pemerintah telah dari dulu blm bisa
menghilangkan sikap arogan, serta sadar bahwa mrk adalah pelayan
masyarakat.

2. Byk dr rakyat kita yg meninggali tanah org yg tidak dipakai, lalu
lama kelamaan merasa itu adalah milik mereka.

3. Byk dari rakyat kita yg memang sering memanfaatkan keadaan dgn
memperkeruh keadaan sehingga menekan pihak2 terkait. Mungkin ini
dikarenakan kelamaan nganggur.

4. Kadang rakyat sendiri melakukan kebrutalan tapi kalo sudah ditindak
keras petugas malah merengek rengek dgn alasan dianiaya, pelanggaran
HAM dll.

5. Pihak mahasiswa kita bukan membereskan hal ini, malah makin bikin
ruyam dgn bikin demo dll. Apa sih gunanya demo ini? Apa gunanya usaha
mengusir wapres yg berkunjung? Bukan malah hal itu menunjukkan
masyarakat kita itu tdk bs menghormati pemerintah yg mrk pilih?
Bukankah lebih baik mereka mengusahakan bantuan kesehatan ataupun
perdamaian diantara kedua belah pihak? Hal ini lebih berguna bukan!?!

6. Pihak DPR yg malah memanfaatkan kejadian utk mendapat simpati palsu.

Kalo ini terjadi terus, dimana semua pihak tdk ada yg mau merendahkan
hati, maka tidak tertutup kemungkinan terjadinya kerusuhan massal yg
lebih parah dr thn 1998 yg bisa jadi akan menjadikan Indonesia sebagai
Timur Tengah kedua. Dimana peperangan tanpa henti.
Apakah kita memang menginginkan hal ini terjadi??

Salam

On 6/1/07, malamkomunitas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> selain 2 orang ibu tersebut yang sedang memasak,
> seorang korban yang luka parah adalah bocah berusia 4 tahun (mungkin
> seumuran dengan anak bung Yoga?) dengan luka tembak di dada..
>
> dikutip dari kompas:
> "Kemudian para oknum tentara itu gelap mata. Mereka menembaki rumah
> warga. Beberapa ibu-ibu yang sedang memasak dan memotong ketela
> pohon di luar rumah ikut ditembaki. Seorang ibu bernama Mistin (25)
> yang sedang menggendong anaknya Khoirul (4) ikut tertembak dan
> langsung meninggal, sedangkan anaknya yang juga terkena tembakan di
> dada kanan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sjaiful Anwar di
> Malang."
> http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/31/utama/3568947.htm
>
> bung yoga, mending cari tau, baca berita, cari informasi dulu deh
> daripada bikin pembenaran yg katanya logis, tetapi malah jadi
> terlihat seberapa kadar ke-logis-an anda..
> mungkin untuk membantu berpikir lebih logis, coba bung yoga
> bayangkan ketika istri anda lagi masak sambil menggendong balita
> anak anda, tau2 meninggal ditembak tentara! apakah anda masih
> akan "membela" tentara yg kemudian beralasan membela diri?
>
> --- In mediacare@yahoogroups.com, "Dian Kartika Sari" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> > o alahpanjang amat rasionalisasinya.
> > Dari jumlah korban meninggal, dua diantaranya perempuan.
> > Satu diantara dua perempuan itu hamil 4 bulan.
> > Satu lagi perempuan yang sedang menggendong balita usia 3 tahun.
> >
> > seberapa sih kekuatannya perempuan yang hamil 4 bulan atau bayi
> yang umurnya baru 3 tahun.
> >
> > Kenapa dia yang ditembak 
> >
> > salam
> > dian
> >
> >
> >   - Original Message -
> >   From: Yoga
> >   To: mediacare@yahoogroups.com
> >   Sent: Thursday, May 31, 2007 8:43 PM
> >   Subject: Re: [mediacare] marinir tewaskan empat rakyat jelata
> >
> >
> >
> >   Bukannya membela TNI atau apalah... cuma mo memandang pada pola
> pikir saja.. Saya berpikir logis saja sih terlepas dari
> persoalan dibelakang ini semua...
>
> --- CUT ! dasar antek aparat keparat militer bangsat tni anjing tai
> kucing ---
>
>


[mediacare] Re: [apakabar] P R I M E

2007-06-02 Terurut Topik as as
Film PRIME  sangatlah  menarik hati, ialah  perihal norma2 yang sudah sangat 
berubah pada masa sekarang ini, dengan dialog yang kira2 10 tahun lalu orang 
akan malu mengucapkannya.

Meskipun demikian, kita dapat menerima sequence yang terjadi pada film 
tersebut, suatu hal yang wajar pada youngster di usia 23 tahun dalam meniti 
perjalanan hidupnya.

Film itu biasanya akan diputar ulang, yang belum menonton bila sempat menonton 
akan dapat menilai kejujuran mereka dalam menangkap norma2 pada zaman sekarang.

Nana P <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
http://afeministblog.blogspot.com/2006/09/p-r-i-m-e.html
   
  I watched PRIME the movie some days ago. It is starred by two “big” 
actresses: Merryl Streep (cast as Lisa) and Uma Thurman (cast as Rafi).
Some interesting things I spotted from this movie
1.Religious Snob
As someone born in a strict Muslim family and society that supported that Islam 
is the only “right” religion in this world, I easily understand why many Muslim 
people in Indonesia become religious snob. Oh well, perhaps not many of them, 
only (un)luckily, I have been surrounded by such people since I was a kid. 
After I got enlightenment, LOL, (I found it myself by reading more books than 
when I was younger and also by getting in touch with “appropriate” people, 
LOL), I realized it was really ridiculous to think that only Muslim people will 
go to heaven after the judgment day (for those who believe  that this judgment 
day will come one day) while the rest will go to hell.
Therefore, when finding that in fact people with other celestial religions also 
can become boring religious snob, I was surprised. (read  it is naïve 
of me. LOL.) The way Lisa (Merryl Streep) viewed her son’s love relationship 
with a girl who is not a Jewish showed that she considered non Jewish people 
lower than her. She insisted that her only son marry a Jewish girl. 
My conclusion: when someone become a fanatic, and indoctrinated in an 
“appropriate” way viewing that his/her religion is the only media to take 
him/her to heaven, he/she tends to be a religious snob.
2.Western culture versus Eastern culture
Since I was a kid, I have often heard people say, “Oh, for western people, it 
is understandable if they do this or that. However, it is not appropriate for 
us eastern people to do the same thing. The reason is simple: they are western 
and we are eastern. Period. No more  explanation.” It made me make a conclusion 
that indeed there is a big difference between western and eastern cultures. 
However, my experience for blogging has taught me a different thing. When 
posting something in my http://afemaleguest.blog.co.uk now and again I got some 
comments from my blog friends living in western countries that showed me that 
they are not much different from me here. 
For example, when I was worried to let Angie go camping with her school friends 
some months ago, then I wrote it in my blog, some blog friends commented a 
similar thing; how they are also worried when letting their kids do something 
that will require their kids to be away from home for some time.
When I wrote in my blog about the ridiculous rule of some companies in 
Indonesia that don’t let their female employees wearing trousers to the 
office—with a stupid reason that females are to wear skirts/dresses, not 
trousers, I got some comments from my western blog friends that it  happened in 
their countries too some decades ago.
When I wrote in my blog about what a school uniform is supposed to be like—such 
as how long the skirt for female students, whether the shirt is loose or tight, 
my western blog friends commented that it was a common debate too some decades 
ago in their countries.
When I wrote in my blog that women are supposed to do household chores—though 
they also work outside home, together with their husbands—while their husbands 
can just enjoy watching television or reading newspapers at home, my western 
blog friends commented that it was also very common there some decades ago, and 
even many of them still undergo the similar thing in this twenty first century.
And there are still some other examples. Indonesia with its “eastern culture” 
is just left behind some decades. Indonesia will catch up with western culture 
later. Does it mean that Indonesia will be western one day? LOL.
In PRIME, Lisa seemed very old-fashioned—very  eastern, Angie said—when she 
worried much about her son’s love relationship with someone who is not Jewish, 
and fourteen years older! She said that her son’s relationship with Rafi 
wouldn’t last long with those trivial reasons. (Oh well, for me they are just 
trivial things—different religions and different age gap. Differences can be 
overcome well with open communication, I believe.)
3.Love relationship between a much older woman with a younger man
In fact, westerners also find it not an ideal thing. Well, Indonesian people 
with their opinion about freedom in the west must ha

[mediacare] Marinir AS latih marinir kita jadi tanpa peri kemanusiaan?

2007-06-02 Terurut Topik Mawar Liar Merah
Tidak sengaja saya jadi meneteskan airmata membaca peristiwa di Pasuruan
  sampai empat warga tewas, terutama tentang perempuan hamil yang ditembak 
matanya. Duh! Balita yang terkena proyektil juga.
   
  Belum lama ini di mailing list yang saya jadi anggota ada diskusi tentang 
dilatihnya atau ditulis juga latihan bersama antara marinir kita dengan marinir 
AS. Maaf saya tidak mengerti politik internasional namun di media banyak sekali 
diliput kekejaman tentara AS, yang kebanyakan marinirnya, di Irak. Maaf
  ini hanya curhat saja. Selama ini marinir AL cukup disukai oleh masarakat,
  apa ada hubungannya dengan dilatih atau latihan sama-sama rekan-rekannya dari 
AS itu lalu membuat tentara kita itu juga menjadi ganas tidak punya rasa peri 
kemanusiaan?
   
  Ada teman saya yang ikut latihan karate, katanya disana sangat ditekankan
  batin yang kuat, sabar bahkan penuh empati pada sesama. Karena seni bela diri 
itu seperti senjata yang dapat mematikan bila sembarang digunakan.
  Apa TNI tidak mendapat pendidikan ahlak dan pengarahan semacam itu?
   
  Bila bangsa kita mempunyai rasa empati yang kuat pada sesama manusia, yang 
malah kemanusiaan tercantum dalam Undang-undang Dasar, mungkin Bapak Presiden, 
Bpk Wakil Presiden atau Bapak Menteri Pertahanan sudah mendeklarasikan Hari 
Berkabung Nasional demi peristiwa Pasuruan itu.
   
  Dan mohon maaf, kalau melihat perilaku sebagian politisi di luar negeri, apa
  Bapak Menteri Pertahanan, panglima tertinggi TNI atau panglima tertinggi AL
  seharusnya menyerahkan jabatan karena rasa tanggungjawabnya. Ini bisa akan 
menjadi suri teladan untuk kita semua kan? 
   
  MLM

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Re: [mediacare] Mega Belum Pastikan Maju pada Pilpres 2009

2007-06-02 Terurut Topik STEAL HEART
PDI-P udah mulai menabung calon pemilih dari skrg ini dibuktikan dgn paling byk 
pasangan yg PDI-P calonkan memenangkan Pilkada Gubernur,Bupati & Kota ketimbang 
Golkar ataupun Partai Demokrat..artinya pasangan yg selalu dicalonkan oleh 
PDI-P merupakan pasangan diidam2kan oleh rakyat

-Original Mail-
From: Akhmad Asaad
Sent: Saturday, 02nd June 2007 5:56 pm
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL 
PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [mediacare] Mega Belum Pastikan Maju pada Pilpres 2009

Memang baik terus giat perkuat PDIP sebagai basis perjuangan yang sudah punya 
11 juta anggota ber-KTA, beroposisi di DPR sesuai sikon, terus menangkan pikalda
  dan mempersilahkan masyarakat untuk mencermati dan merasakan imbas kepandiran 
pemerintah SBY-JK dalam memimpin negara dan kepandaiannya 
  mengintensifikasi pemiskinan wong cilik
   
   
  Mega Belum Pastikan Maju pada Pilpres 2009

Ende, 1 Juni 2007 01:06 Gatra.com
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 
(PDIP), Megawati Soekarnoputeri, mengaku belum memastikan diri maju dalam 
pemilihan presiden (Pilpres) 2009.

"Dalam rakernas memang saya sudah diminta untuk maju oleh pengurus PDIP yang 
mewakili seluruh pengurus partai tetapi saya belum berikan jawaban," kata 
Megawati kepada wartawan di Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 
malam.

Mantan Presiden RI ini mengaku, tidak ingin terburu-buru mengiyakan permintaan 
pengurus PDIP karena masih akan ada empat kali pelaksanaan rakenas PDIP sampai 
mejelang pelaksanaan pilpres 2009.

"Nanti sajalah... Kan masih ada empat kali rakernas," ujar Megawati.

Ia pun mengakui kedatangannya ke Ende itu berkaitan dengan konsolidasi partai 
terkait pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Provinsi NTT dan 
Kabupaten Ende dan beberapa kabupaten lainnya di NTT tahun 2008 mendatang.

Sebagai ketua partai, ia merasa wajib berkunjung ke berbagai daerah guna 
mengonsolidasikan perkembangan partai.

"Memang saya ke sini (Ende) atas undangan pengurus partai di daerah sekaligus 
mengikuti Hari Kesaktian Pancasila di daerah ini," ujarnya.

Mengenai kandidat calon kepala daerah dari PDIP, Megawati mengatakan, ia 
menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme partai yakni harus melewati tahapan 
penjaringan dan penyaringan.

"Mekanisme di PDIP berbeda dengan partai lain. Di PDIP proses penjaringan dan 
penyaringan dimulai dari pengurus terbawah. Kandidatnya tergantung pengurus di 
daerah," ujarnya. [TMA, Ant] 



   
-
 Yahoo! Answers - Got a question? Someone out there knows the answer. Tryit now.

[mediacare] Servants to Saudi Arabia

2007-06-02 Terurut Topik Sunny
31 May - 6 June 2007
Issue No. 847
Egypt 
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875

http://weekly.ahram.org.eg/2007/847/eg10.htm

Servants to Saudi Arabia

Female domestic help are to be exported to the Gulf country, stirring a public 
outcry, reports Reem Leila 



The Egyptian Ministry of Labour Force and Migration (MLFM) has signed a unique 
deal with the Saudi Industrial and Commercial Chamber to send 12,000 female 
domestic maids every year, for nearly 10 years, to serve in Saudi homes. Their 
fees will range from 500 to 800 Saudi riyals (approximately LE750 to LE1,200). 
The protocol is to come into force by 1 June. According to the agreement, 
domestic servants who are to travel to Saudi Arabia are to be under the age of 
30, should be given proper residence, medical care and air tickets to be paid 
for by their sponsor. This is in addition to working according to Saudi labour 
laws. 

Foreign workers constitute nearly 50 per cent of the overall labour force in 
Saudi Arabia, where Egyptians make up 27 per cent. Usually from developing 
countries, the foreign work force in Saudi Arabia and other Gulf countries 
consider themselves lucky to have escaped the poverty back home and seek to 
provide a better future for themselves and their relatives. There are no 
definitive statistics on the actual number of Egyptian domestic servants 
working in Saudi Arabia, not least because many of them are in the country 
illegally. 

In Saudi Arabia, as in other Gulf countries, all foreign workers are employed 
under the sponsorship system. Workers are usually invited by their employers 
which can be an enterprise, an individual or even the state when it concerns a 
post in the public sector. According to MP Mustafa Bakri, the system creates a 
series of serious problems. Migrant workers are completely under the mercy of 
their employers who usually take their passports. Accordingly their freedom of 
mobility and movement is limited. They are prevented from changing jobs and 
cannot leave their place of work. Some do not receive their salaries on time, 
if at all, and are mistreated. 

"Maids are extremely humiliated in these countries," Bakri said. "In addition 
to being overworked, underpaid and not given the agreed salary, and often held 
in complete isolation inside the home they work in, female domestic workers are 
sometimes raped by their employers. So why should we put our women, their 
future and freedom in danger?" 

Expressing the anger of many Egyptians in the country and abroad, Bakri 
submitted an interpellation summoning Aisha Abdel-Hadi, MLFM minister, to the 
People's Assembly to explain the situation. Abdel-Hadi did not show up. 

Bakri said the accord does not include a single item regarding legal protection 
that could be provided to the hired help. "In case there's a problem, will the 
ministry be able to provide them with any legal assistance to prevent or at 
least lessen their abuse?" asked Bakri. 

Some embassies of countries with large domestic servant populations -- 
Thailand, Sri Lanka and the Philippines -- maintain shelters or what are called 
safe houses in which they can take refuge from ill-treatment until they are 
sent back to their homeland. "Despite these safe houses, it is common knowledge 
that runaways are almost always returned to their sponsors. Will Egypt be able 
to provide an equivalent shelter and support to runaway maids?" Bakri asked.

Bakri's concerns are not new; they have surfaced repeatedly over the years. But 
MP Hamdi El-Sayed, head of the People's Assembly Health Committee, brought up 
what could be wholly new and frightening incidents: the alleged stealing and 
subsequent sale of a servant's vital organs for transplants, including the 
kidney and parts of the liver, unbeknown to the victim and naturally resulting 
in severe health problems for them in the future. "The maids are usually given 
a medical check-up during which they are anesthetised. The sought-after organ 
is then removed without either their approval or knowledge," El-Sayed said. 

The financial return, El-Sayed added, was simply not worth jeopardising their 
lives and health. "Abdel-Hadi was previously requested to establish a centre to 
train females on how to be good housekeepers or domestic maids and to make them 
available in the local market. The plan was not intended to send them abroad," 
he added.

Many Egyptians are dismayed that Egypt, once the main provider to other Arab 
countries of doctors, engineers, teachers, scientists and journalists, is now 
exporting servants. They are particularly angered by the recent trend: while 
many Arab countries are reducing the number of Egyptian workers practising 
white collar professions, the number of servants is increasing. "It just 
symbolises Egypt's role in the region," said Alaa Lotfi, a journalist.

According to the MLFM, the pact with Saudi Arabia a

Re: [mediacare] Re: Jakarta-jakarta

2007-06-02 Terurut Topik BDG KUSUMO
Mbak Omie dan Bung Yoga yb.,
terimakasih untuk email ini, saya kebetulan tidak punya fotos tsb,
hanya fotos keluarga dari era itu, dan ingatan sekait Hotel des Indes,
Pasar Boplo dll, duel (lagi "in" ketika itu) di Taman Soeropati, untung
seri, draw, jadi nggak malu2in ...

B.rgds., bdg
 
  - Original Message - 
  From: ati gustiati 
  To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, June 01, 2007 12:36 PM
  Subject: Re: [mediacare] Re: Jakarta-jakarta



  Yoga, coba lihat dimilis rumahkitabersama ada beberapa photo betawi tempo 
doeloe dari members, mungkin pak Radityo bisa mengirim nya utk Yoga (hanya 
saran saja).

  Jakarta memang sudah kehilangan wajah asli nya, semua sudah dipulas oleh 
kosmetik peradaban baru yg disesuaikan dengan fungsi nya sebagai ibu kota 
negara yg sudah ber titel "demokrasi" bila kita pergi ke mall2, lebih mudah 
mendapatkan barang2 yg modern ketimbang barang2 tradisional, saya harus pergi 
ke Melawai hanya utk membeli kerajinan2 tangan tradisional utk dibawa ke amrik, 
wajah Jakarta sudah berubah menjadi plastik seperti perilaku penghuni nya, utk 
mendapatkan keramahan dan kebersahajaan kita harus pergi ke desa, itu sebabnya 
saya suka hidup dipedesaan, disana kita masih bisa menikmati tradisi budaya 
kita, bau tanah yg khas, angin yg menyebarkan aroma gunung, gelak anak2 yg 
lepas, makanan2 sederhana yg tidak merugikan kesehatan kita.

  Jakarta hiruk pikuk dan tak perduli seperti New York, nci2 dan abang2 betawi 
atau cerita si Jampang hanya lukisan indah dalam kenangan, tugas Jakarta 
semakin berat mengemban kebutuhan2 penduduknya yg semakin sumpek dan berpolusi.

  salam tradisi
  omie


  Yoga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
bung Kusumo,

kalau boleh dan ada, minta softcopy foto-foto Jakarta jaman dulu dunk..
Tapi memang sih, Jakarta cepat banget berubah.. Boro-boro 1955 yah... 10 
tahun dengan sekarang saja udah banyak berubah...
hihihi...


- Original Message - 
From: "BDG KUSUMO" 
To: 
Cc: ; ; 

Sent: Friday, June 01, 2007 12:04 PM
Subject: [mediacare] Re: Jakarta-jakarta


> Dengan sekitar 3 Rp, kira-kira harga 1 liter bensin, saya diperbolehkan
> naik pohon rambutan dan mengambil sesukanya, sepeda saya parkir
> didekat itu. Itu tahun 1955 abad lalu, sering naik sepeda dari Menteng ke
> Kebayoran Baru, lewat Djl. Djendral Soedirman terus menyelinap
> kampung, memintas.
>
> Setelah lewat 39 tahun dan diperbolehkan mudik, kesan-kesan
> tentang Jakarta lebih baik saya simpan di kalbu.
>
> Salam, Bismo DG
>
> - Original Message - 
> From: Kang becak
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, June 01, 2007 4:28 AM
> Subject: #sastra-pembebasan# Jakarta-jakarta
>
>
> Mungkin,
> Takkan pernah kembali,
> Jakartaku yang telah pergi.
>
> Di Jakarta.
>
> Buah-buahan,
> Tidak berumah di pasar minggu lagi.
>
& gt; Tapi di mall dan swalayan.
>
> Di Jakarta,
>
> Kulihat pelayan,
> Dengan senyum manis,
> Menawarkan segarnya sayur import.
>
> Sementara,
> Sementara sayur dari desaku,
> Terlihat lusuh kurang gizi.
>
> Di Jakarta,
> Tak kutemukan kawanku lagi.
>
> Kabarnya mereka pergi,
> Sekedar menyambung hidup,
> Menunggu mati.
>
>
>
>
>
>
>
> Web:
> http://groups.yahoo.com/group/mediacare/
>
> Klik:
>
> http://mediacare.blogspot.com
>
> atau
>
> www.mediacare.biz
>
> 
> Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
> 



Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Kl ik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz


Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links








--
  Get your own web address.
  Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

   

[mediacare] Islam and Feminism (Again)

2007-06-02 Terurut Topik Nana P
That Prophet Muhammad’s coming was to free women from the old jahiliyah 
patriarchal culture in Arab at that time was already well-known. (Literally the 
word jahiliyah means stupid.) For example ...
   
  To read the complete article, just click the following link.
   
  http://afeministblog.blogspot.com/2007/06/islam-and-feminism-again.html
   
  Thanks for your attention.
   
  Best,
  Nana


For the world, you are just someone; for someone, you can be his/her world
  
  visit my blogs please, at the following sites
  http://afemaleguest.blog.co.uk
  http://afeministblog.blogspot.com
  http://afemaleguest.multiply.com
  
  THANK YOU
  Best regards,
  Nana
  

   
-
Choose the right car based on your needs.  Check out Yahoo! Autos new Car 
Finder tool.

[mediacare] RALAT: 15 Video Pidato Bung Karno

2007-06-02 Terurut Topik BDG KUSUMO
Mbak Jati yth.,
terimakasih banyak untuk pembetulan yang saya frwdkan kepada  banyak
netter yang menanyakan. Tentunya videos terkait berguna dalam kembali
mengenal dan menghayati Pancasila sesuai dengan aslinya.

Salam hangat, Bismo DG

  - Original Message - 
  From: Jati Utomo Dwi Hatmoko 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, June 01, 2007 5:51 PM
  Subject: Re: [mediacare] Fw: 15 Video Pidato Bung Karno



  Mas Bdg,

  Linknya salah, bukan  http://dpyoedha.multiplay.com/  tapi 
http://dpyoedha.multiply.com/

  salam

  Jati
   

   
  On 6/1/07, BDG KUSUMO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Salam, bdg

- Original Message - 
From: D PY 
To: YAP HONG GIE ; RM Danardono HADINOTO ; BDG KUSUMO ; Mickey Tan ; rio 
dwijayanto ; HINU E. SAYONO ; alumni gmni ; gmni malang ; vayireh ; leonard 
dydi ; haryo murti 
Sent: Friday, June 01, 2007 12:11 PM
Subject: 15 Video Pidato Bung Karno 

 
Mau lihat langsung beberapa cuplikan rekaman pidato Bung Karno ?

Silahkan kunjungi http://dpyoedha.multiplay.com/ 

Sedikitnya ada 15 video pidato-pidato Bung Karno, 
mulai dari pidato tahun 1945 sampai pidato JaS MeRah tahun 1966

Pemilik blog ini adalah mantan wartawan Kompas, pendiri/pengurus AJI 
(Aliansi Jurnalis Independen) dan SBSI (Serikat Buruh Sejahtera Insonesia)

Jangan lupa isi guestbook dan berikan saran maupun komentar.
Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 






   

Re: [mediacare] PLTN : UNTUK SIAPA ?

2007-06-02 Terurut Topik as as
Potensi geothermal di Indonesia minimal  adalah 20.000 MW , yang mana di pulau 
Jawa minimal ada  5.500 MW.

Biaya pembangunan  PLTN di berbagai negara minimal adalah  4.000 dollar AS per 
kW, yang berarti adalah 4.000.000 US $ per MW.

Satu unit kecil PLTN adalah 600 MW, artinya biaya pembangunannya minimal adalah 
.2.400.000.000 US $ atau 21.120.000.000.000 rupiah atau 21 Trilliun Rupiah. Di 
Indonesia, dihitung 25 Trilliun Rupiah.

Biaya PLT Geothermal 600 MW :adalah  1.122.000.000 US $ atau 9.873.600.000.000 
Rupiah atau 9,9 Trilliun Rupiah, yang jelas lebih aman dan harga energinya 
cukup murah.

Trus, buat apa beli PLTN ?
Untuk membeli PLTN luar negeri yang sudah obselete ?
Senang dibohongi terus ?



bunga hitam <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
PLTN UNTUK SIAPA ?

Amerika Serikat yang memiliki 110 buah reaktor nuklir atau 25,4% dari total 
seluruh  reaktor yang ada di dunia akan menutup 103 reaktor nuklirnya. Di 
Jerman, negara industri besar ini, juga berencana menutup 19 reaktor nuklirnya. 
Di Swedia, seluruh PLTN-nya  yang berjumlah 12, ditutup mulai tahun 1995, 
sampai negara tersebut bebas dari PLTN
 pada tahun 2010 mendatang. Sebaliknya, pemerintah Indonesia, melalui BATAN 
(Badan Energi Nuklir Nasional) berniat membangun PLTN mulai tahun 2010-2016. 

CADANGAN ENERGI DI INDONESIA
Sesungguhnya cadangan energi yang tersedia di Indonesia sangatlah cukup dan 
jauh dari kurang. Sebagai gambaran singkat : Cadangan Batu Bara kita sebanyak 
30 miliar ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama 147 tahun. 
Gas, 182 triliun kaki 
kubik, cukup untuk 61 tahun. Dan, Minyak Mintah, sebanyak 8 miliar barrel, 
cukup untuk 8 tahun. Itu belum termasuk yang di temukan di Irian, Kalimantan, 
dan Natuna. Serta, cadangan dari sumber-sumber energi lain, non-fosil, yang 
sesungguhnya kita sangat kaya dan lebih ramah lingkungan dan terbarui seperti 
microhydro, surya, angin, biomassa, biofuel, panas bumi, dll. Lalu mengapa 
pemerintah menyatakan bahwa di tahun 2015, indonesia akan mengalami krisis 
energi yang luar biasa sehingga harus segera dibangun PLTN ? 

KRISIS ENERGI (2015) 
Salah satu strategi kebijakan pemerintah Indonesia untuk membayar hutang 
beserta bunganya ke IMF dan Bank Dunia, adalah dengan melakukan ekspor minyak 
bumi dan gas besar-besaran hingga mencapai lebih dari separo cadangan energi 
fosil yang kita miliki. 
Parahnya, di saat yang sama masyarakat indonesia harus antri untuk membeli BBM 
yang naik karena di cabutnya subsidi dari pemerintah. Berkurangnya cadangan 
energi kita dan ancaman krisis energi di Indonesia pada tahun 2015, menjadi 
logis. Di tahun 1997, ketika krisis ekonomi melanda indonesia, pemerintah RI 
membuat kesepakatan kontrak hutang dengan belasan korporasi dari berbagai 
negara seperti Amerika, Perancis, Jepang, dan Kanada, termasuk 2 korporasi 
raksasa Mitsubishi dan Westinghouse, untuk pembangunan PLTN. Untuk rencana gila 
ini, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 10 tentang Ketenaganukliran dan 
menetapkan BATAN hanya menangani riset dan pengembangan, realisasi proyek dan 
pengoperasian di kerjakan oleh BUMN, swasta atau koperasi, di bawah koordinasi 
Departemen Energi dan Sumber Daya Manusia. Sikap sekenanya pemerintah untuk 
mempertahankan kekuasaannya ini semakin parah ketika disaat yang sama 
pemerintah memohon hutang baru kepada IMF dan World Bank, yang
 berakhir dengan salah satu point kesepakatannya adalah pemerintah indonesia 
harus melakukan pengurangan subsidi BBM sampai nol persen pada tahun 2015. Jika 
benar tahun 2015, cadangan minyak bumi dan gas yang dimiliki berkurang drastis, 
maka yang akan terjadi adalah kebijakan import minyak. Artinya, harga minyak 
akan menjadi sangat tinggi di indonesia, karena harus mengikuti harga minyak 
mentah dunia. Dan, di saat seperti ini, kebutuhan akan minyak untuk pembangkit 
energi listrik akan tutup, yang kemudian di harapkan pada tahun 2016 PLTN sudah 
dapat beroperasi, menggantikan pembangkit listrik yg selama ini menggunakan 
energi minyak bumi dan batubara. Pergantian teknologi pembangkit listrik ini, 
jelas akan menaikan tarif dasar listrik (TDL), dan kenaikan ini jelas akan 
diikuti dengan kenaikan barang-barang pokok lainnya, karena pembangunan PLTN 
sendiri di biayai dari perjanjian hutang. Disisi yang lain, bahan energi PLTN, 
uranium, yang selama ini di katakan banyak di dapat
 di pulau Kalimantan, ternyata melalui hasil studi kelayakan, di anggap tidak  
sesuai.Karena itu, pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dengan Australia, 
sebagai negara
penghasil uranium selain Kanada, pada akhir tahun 2006 lalu. Indonesia, negara 
yang kaya akan minyak bumi dan gas, dan energi terbaruhi lainnya justru menjual 
seluruh kekayaan energinya dan menggantikannya dengan energi NUKLIR yang jelas 
sangat berbahaya 
bagi kehidupan. PLTN, karena alasan kesepakatan hutang dengan IMF, World Bank, 
dan belasan koorporasi yang sudah memberikan pinjaman, masyarakat indonesia 
harus menanggu

[mediacare] PDI Perjuangan Usulkan Penggabungan Agenda Pemilu dan Pilpres

2007-06-02 Terurut Topik Akhmad Asaad
PDI Perjuangan Usulkan Penggabungan Agenda Pemilu dan Pilpres
Sabtu, 02 Juni 2007 | 13:26 WIB 
  TEMPO Interaktif, Solo:Fraksi PDI Perjuangan akan mengusulkan penggabungan 
pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) dalam 
pembahasan RUU Paket Politik mendatang. 

Ketua Fraksi PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menuturkan, biaya politik untuk dua 
agenda itu sangat tinggi. Dengan ditekannya biaya, kata dia, diharapkan 
kemungkinan pelanggaran seperti dana kampanye ilegal bisa ditekan. 

"Dengan begitu, dana yang dibutuhkan calon pun lebih sedikit," kata dia di 
Solo, Sabtu (1/6).

Berdasarkan pengalaman 2004, dia melanjutkan, biaya untuk mendukung calon 
presiden dan juga untuk membiayai kampanye calon legislatif sangat besar. 
Padahal, masyarakat yang hendak menyumbangkan dana dibatasi hanya Rp 100 juta 
dan badan usaha maksimal Rp 450 juta. "Sebaiknya, batasan sumbangan itu pun 
dinaikkan. Kami setuju dengan usulan pemerintah, sumbanga dinaikkan maksimal Rp 
1 miliar," ujarnya.

Ditambahkan, munculnya sumbangan dana kampanye yang diduga fiktif atau ilegal 
karena aturannya yang menyulitkan penyumbang. Saat pemilu lalu, ujar dia, PDI 
Perjuangan banyak menerima sumbangan dana kampanye, tapi terbentur dengan 
aturan, seperti pengenaan pajak dan sebagainya. 

"Tidak sedikit penyumbang yang tidak bersedia memberikan identitasnya. Kalau 
sudah begitu, masak orang yang mau menyumbang harus digeledah untuk menunjukkan 
KTP," kata Tjahjo.

Selain menggabungkan pemilu dengan pilpres, untuk menekan biaya politik, FPDI 
Perjuangan juga mengusulkan untuk menyempitkan daerah pemilihan dalam pemilu 
legeslatif. 

Menurut Tjahjo, pada pemilu 2004, daerah pemilihan terlalu luas sehingga calon 
legislatif harus banyak mengeluarkan biaya untuk berkampanye guna menarik 
dukungan dari calon pemilih. "Kalau daerah pemilihannya sempit, selain biayanya 
rendah juga akan mendekatkan anggota DPR dengan konstituennya, komunikasinya 
bisa menjadi lebih intensif," katanya. 

IMRON ROSYID 


-
 Now you can scan emails quickly with a reading pane. Get the new Yahoo! Mail.

[mediacare] Kapitalisme harus Dilawan dengan Pancasila (Cak Ratmadi, Ketua DPD PDIP Bali)

2007-06-02 Terurut Topik Don Manurung
Sabtu Kliwon, 2 Juni 2007 
   Bali

Cok Ratmadi, Ketua DPD PDIP Bali--
Kapitalisme harus Dilawan dengan Pancasila
  PANCASILA yang kelahirannya diperingati tiap tahun, kini semangatnya meredup 
seiring derasnya arus globalisasi dan liberalisasi. Termasuk ada keengganan 
untuk menyebut Pancasila sebagai dasar negara. Apalagi kapitalisme global itu 
bekerja secara sistematik dan hegemonik dan menguasai sebagian besar 
sendi-sendi perekonomian nasional. ''Itu artinya, implementasi negara 
berkeadilan dan sejahtera yang dicita-citakan Bung Karno pun mengalami 
tantangan hebat. Celakanya, bangsa ini terkesan tak memiliki nyali untuk 
mengedepankan konsep berdikari dalam bidang ekonomi,'' papar Cok Ratmadi, Ketua 
DPD PDIP Bali, serangkaian peringatan hari lahirnya Pancasila, Jumat (1/6) 
kemarin di Denpasar. 
  Mantan Bupati Badung ini mengemukakan, sebagai generasi muda sudah saatnya 
memunculkan kembali kesadaran kolektif yakni Pancasila adalah ideologi negara. 
Dengan ideologi tersebut diharapkan dapat menjadi penyangga ideologi dalam 
mengurangi berbagai goncangan sosial yang ditimbulkan gelombang kapitalisme 
global. Dengan demikian, kata Ratmadi, perlu aktualisasi nilai-nilai Pancasila 
secara konsekuen untuk memperkokoh jati diri bangsa Indonesia. "Sebagai bangsa 
berdaulat, Pancasila merupakan kristalisasi dari konsep Ketuhanan Yang Maha 
Esa, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi," katanya.
  Ia yang akrab dipanggil Cok Rat itu menegaskan, apabila gempuran secara 
eksternal dan internal dibiarkan terus berjalan maka eksistensi Pancasila dan 
NKRI benar-benar dalam ancaman serius. Oleh karena itu, mesti ada upaya-upaya 
yang proaktif untuk melawan proses delegitimasi terhadap Pancasila dan NKRI itu 
sendiri.
  Ia juga mengingatkan, kini bangsa Indonesia telah hampir delapan tahun 
melewati era reformasi sejak jatuhnya rezim Soeharto, 21 Mei 1998. Selama itu 
pula, fakta menunjukkan, betapa proses berbangsa malah makin mundur atau salah 
arah. Perlahan-lahan namun pasti Pancasila mengalami delegitimasi. Ini dapat 
dimaknai sebagai proses pengurangan dan penurunan peranan Pancasila dalam 
pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara.
   
  Peranan Parpol
  Di sisi lain, Cok Rat melihat parpol mempunyai peran yang sangat strategis. 
Sejatinya partai politik memiliki empat peran mendasar yakni sebagai wahana 
agregasi kepentingan politik rakyat, sumber kader dan rekrutmen kepemimpinan 
politik, pendidikan politik dan wahana komunikasi dan sosialisasi politik. 
"Jadi parpol menjadi amat penting untuk menengok kembali platform dan perilaku 
politik yang dijalaninya selama ini. Apakah telah berakar dan mendasarkan diri 
pada filosofi Pancasila atau malah melenceng,'' katanya.
  Ia menekankan, mestinya setiap kebijakan politik dan kebijakan publik yang 
diambil seyogianya menjadikan Pancasila sebagai rujukan utama. "Bukan rujukan 
ideologi tertentu apalagi kelompok kepentingan sempit lainnya," paparnya. 
  Rujukan ini menjadi amat vital manakala elite politik menggarap produk-produk 
politik yang langsung bersentuhan dengan kepentingan rakyat yang majemuk. 
Partai politik hendaknya terus mengupayakan berbagai terobosan untuk melakukan 
penyegaran dan pemaknaan baru (revitalisasi) terhadap hakikat Pancasila. 
Ekonomi Pancasila yang mengupayakan sebesar-besarnya kemakmuran bagi rakyat 
banyak, sejalan dengan pengamalan sila kelima Pancasila.
  Kontekstualisasi praktik ekonomi dan politik tersebut seyogianya menyadarkan 
rakyat bahwa semua itu berangkat dari inspirasi Pancasila. Elite politiklah 
yang memiliki kapabilitas untuk melakukan komunikasi politik semacam ini 
termasuk para kader PDIP. Bahwa, sejak proses menjadi Indonesia digagas, 
pertarungan ideologi pendukung negara Pancasila dengan paham lainnya selalu 
terjadi dalam tiap babakan sejarah. "Maka, siapa pun yang berada di garis 
pendukung Negara Pancasila, mesti melakukan konsolidasi kekuatan terus-menerus 
secara sosial dan politis. Proses politik mesti dihadapi dengan proses politik 
pula. Kuncinya hanya satu, yakni melakukan penggalangan terhadap kekuatan 
nasionalis pendukung Negara Pancasila. Dengan upaya itu, menurut Cok Rat, 
agaknya upaya menjadikan parpol sebagai kekuatan untuk merevitalisasi Pancasila 
dapat terus dikembangkan. (05)
   

 
   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[mediacare] Megawati Nilai, Masyarakat Mulai Lupakan Makna Pancasila

2007-06-02 Terurut Topik Akhmad Asaad
Usai dicuci otak selama 32 tahun dengan P4 memang awalnya lambat bangsa sadar 
lagi tentang makna Pancasila. Mega dan siapa saja yang beritikad baik hendaknya 
mulai lagi dengan nation and character building yang dimulai Presiden
  Soekarno namun dimatikan oleh Suharto
  
 
  Megawati Nilai, Masyarakat Mulai Lupakan Makna Pancasila

Ende, 1 Juni 2007 16:30
Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputeri menilai, sebagian masyarakat 
Indonesia mulai melupakan makna Pancasila, sehingga dalam perpolitikan terlihat 
adanya keresahan.

"Sepertinya tidak punya satu tujuan atau arah tujuan, sehingga kita pun tidak 
tahu kemana sebenarnya kita memproklamasikan kemerdekaan Indonesia," kata 
Megawati kepada wartawan, di Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), Jumat.

Puteri Proklamator Kemerdekaan RI ini mengaku, kehadirannya di Kabupaten Ende 
itu dimaksudkan untuk menghidupkan kembali cita-cita reformasi yang 
dikumandangkan Bung Karno.

Hari ini, Megawati memimpin upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila di 
lapangen Perse Ende yang dihadiri ribuan massa termasukpengurus dan simpatisan 
Partai Indonesia Perjuangan (PDIP).

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP itu sangat setuju jika Hari 
Kesaktian Pancasila, 1 Juni dijadikan sebagai hari libur nasional, namun 
hendaknya raykat yang mengajukan hal itu kepada pemerintah.

"Harusnya demikian (jadikan 1 Juni hari ibur nasionla), kita perlu terus 
mempelajari sejarah karena tentunya ada kekuatan dan kelemahannya. Mengapa kita 
tidak seperti bangsa lain yang menghargai sejarah, bahkan mempelajari semua 
sejarah," ujarnya.

Menurutnya, untuk membangun bangsa maka hikmah dari kekuatan sejarah itu yang 
diambil, bukan kelemahan sejarah.

Megawati menilai suasana perpolitikan di Indonesia saat ini terkesan `kering` 
atau tanpa arah yg jelas.

"Menurut saya pemimpin bangsa bicara tanpa arah sementara rakyat membutuhkan 
penjelasan yang benar. Rakyat ingin pemimpin berkata yang benar," ujar 
Megawati. [TMA, Ant] 



   
-
 Yahoo! Answers - Got a question? Someone out there knows the answer. Tryit now.

[mediacare] Mega Belum Pastikan Maju pada Pilpres 2009

2007-06-02 Terurut Topik Akhmad Asaad
Memang baik terus giat perkuat PDIP sebagai basis perjuangan yang sudah punya 
11 juta anggota ber-KTA, beroposisi di DPR sesuai sikon, terus menangkan pikalda
  dan mempersilahkan masyarakat untuk mencermati dan merasakan imbas kepandiran 
pemerintah SBY-JK dalam memimpin negara dan kepandaiannya 
  mengintensifikasi pemiskinan wong cilik
   
   
  Mega Belum Pastikan Maju pada Pilpres 2009

Ende, 1 Juni 2007 01:06 Gatra.com
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 
(PDIP), Megawati Soekarnoputeri, mengaku belum memastikan diri maju dalam 
pemilihan presiden (Pilpres) 2009.

"Dalam rakernas memang saya sudah diminta untuk maju oleh pengurus PDIP yang 
mewakili seluruh pengurus partai tetapi saya belum berikan jawaban," kata 
Megawati kepada wartawan di Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 
malam.

Mantan Presiden RI ini mengaku, tidak ingin terburu-buru mengiyakan permintaan 
pengurus PDIP karena masih akan ada empat kali pelaksanaan rakenas PDIP sampai 
mejelang pelaksanaan pilpres 2009.

"Nanti sajalah... Kan masih ada empat kali rakernas," ujar Megawati.

Ia pun mengakui kedatangannya ke Ende itu berkaitan dengan konsolidasi partai 
terkait pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Provinsi NTT dan 
Kabupaten Ende dan beberapa kabupaten lainnya di NTT tahun 2008 mendatang.

Sebagai ketua partai, ia merasa wajib berkunjung ke berbagai daerah guna 
mengonsolidasikan perkembangan partai.

"Memang saya ke sini (Ende) atas undangan pengurus partai di daerah sekaligus 
mengikuti Hari Kesaktian Pancasila di daerah ini," ujarnya.

Mengenai kandidat calon kepala daerah dari PDIP, Megawati mengatakan, ia 
menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme partai yakni harus melewati tahapan 
penjaringan dan penyaringan.

"Mekanisme di PDIP berbeda dengan partai lain. Di PDIP proses penjaringan dan 
penyaringan dimulai dari pengurus terbawah. Kandidatnya tergantung pengurus di 
daerah," ujarnya. [TMA, Ant] 



   
-
 Yahoo! Answers - Got a question? Someone out there knows the answer. Tryit now.

Re: [mediacare] Re: marinir tewaskan empat rakyat jelata

2007-06-02 Terurut Topik Sociopathos Limited
Kalau cuma cari visum dokter, wah kok kayak tebang pucuk pohon. Wong sudah 
kejadian! Udah ada yang mati. Siapa yang salah, jelas dong yang nembak, mau  
nyasar juga tetap salah. 

Mbok ya cari akarnya... jelas-jelas kemarin di Metro TV Yudi Krisnandi (Komisi 
I DPR RI) sepulang dari Pasuruan bilang: 
1. Pasuruan bukan daerah operasi militer, dan cara pegang senjata polisi beda 
dengan tentara. 
2. Tentara yang nembak ini bukan sedang patroli atau jaga tanah atas perintah 
atasan, dia cuma oknum yang jagain tanah sengketa seorang cukong versus rakyat 
petani di sana. 

Wah, apa dung bedanya Marinir sama FBR? Bedanya, yang satu pegang bedil, yang 
lain clurit. Bedanya, yang satu digaji rakyat (tapi gak cukup), dan yang 
lainnya cuma ada di Jakarta. Namun sama-sama jadi centeng! 

Kalau pernah liyat investigative reporting Tapak tentang illegal logging (kayu 
Merbau) dari Papua ke Cina, jelas kok di sana beking selundupan adalah Kopasus, 
gambar dan namanya jelas terpampang di sana. Tapi kenapa selama ini kita selalu 
tutup mata ya? Orang Papua sangat mahfum dengan kegiatan ini, dan pemerintah di 
Jakarta terlalu budeg (jauh mungkin) untuk tuntaskan masalah ini.

SBY jangan cuma ngurusin mistik di TV, itu kekerasan sudah jadi sarapan, makan 
siang, makan sore dan makan malam anak-anak saya. Kekerasan di segala lini 
kehidupan, dan dipertegas di TV kita.


Indra 




fauziah swasono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  --- 
In mediacare@yahoogroups.com, "Yoga" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 >
 > Mengenai bagaimana situasi di lapangan sana... monggo dibaca di :
 >
 
http://www.detiksurabaya.com/indexfr.php?url=http://www.detiksurabaya.com/index.php/detailberita.main/y/2007/m/05/d/30/tts/215906/idkanal/466/idnews/787438/
 > 
 
 Ada 2 sisi cerita yang berseberangan. Kalau menurut pihak TNI, mereka
 lagi patroli dan diserang massa mengamuk. 
 Kalau menurut rakyat, mereka perang mulut soal penundaan pembongkaran
 kebun ketela, dan kemudian tentara menembak.
 






 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Tiga Saksi Kasus Soeharto Sudah Dipastikan & Benarkan Dokumen

2007-06-02 Terurut Topik merapi08
Tiga Saksi Kasus Soeharto Sudah Dipastikan  & Benarkan Dokumen

* Tiga Saksi Kasus Soeharto Sudah Dipastikan 
Kompas, Sabtu, 02 Juni 2007  

  Jakarta, Kompas - Kejaksaan Agung mulai memastikan keterangan 
sejumlah saksi yang pernah memberikan keterangan dalam penyidikan 
perkara dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto. Keterangan saksi 
itu digunakan untuk menguatkan barang bukti berupa fotokopi dokumen-
dokumen, yang akan digunakan dalam menggugat perdata Soeharto dan 
Yayasan Supersemar. 

  Direktur Perdata pada Bagian Perdata dan Tata Usaha Negara 
Kejaksaan Agung Yoseph Suardi Sabda, Kamis (31/5), menyampaikan, 
tiga saksi sudah didatangi dan dipastikan keterangannya. Namun, 
Yoseph menolak menyebutkan siapa saja saksi yang dimintai keterangan 
itu. 

  "Keterangan mereka menguatkan barang bukti dokumen yang kami 
miliki," kata Yoseph. 

  Dengan demikian, meskipun bukti berupa fotokopi dokumen, 
diyakini hal itu dapat mendukung gugatan perdata atas perbuatan 
melawan hukum Soeharto dan Yayasan Supersemar. Rencananya, dalam 
gugatan tersebut, Kejaksaan selaku jaksa pengacara negara akan 
mengajukan ganti rugi materiil Rp 1,5 triliun dan imateriil Rp 10 
triliun. 

  Secara terpisah, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung 
Salman Maryadi mengatakan, Bagian Perdata dan Tata Usaha Negara 
Kejaksaan Agung akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dalam 
mencari saksi-saksi kasus Soeharto. 

  Yoseph Suardi Sabda pernah menyampaikan, sebanyak 43 saksi 
yang pernah bersaksi saat pemeriksaan perkara Soeharto akan disortir 
lagi. 

  "Dicari, siapa yang relevan untuk perkara perdata. Harus 
dipastikan juga mereka mau bersaksi dalam gugatan perdata," ujar 
Yoseph. 

  Kasus PT Timor disidik 

 "Dugaan kerugian negara, sesuai informasi tim penyidik, masih 
dihitung dengan meminta bantuan Badan Pengawasan Keuangan dan 
Pembangunan," kata Salman Maryadi pada Kamis siang. 

  Dihubungi Kamis malam, Elza Syarief, salah seorang pengacara 
Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto—pemilik PT TPN—mengaku 
sudah mendengar perihal penyidikan jaksa itu. Begitu pula kliennya. 
Namun, Elza menolak menanggapi dimulainya penyidikan perkara yang 
diduga melibatkan kliennya di PT TPN, yang tak lama dilakukan 
setelah penyidikan dugaan korupsi di Badan Penyangga dan Pemasaran 
Cengkeh. "Kita lihat saja nanti," kata Elza. (idr) 
 
http://jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=288049
Sabtu, 02 Juni 2007,

* Tiga Saksi Bank Benarkan Dokumen

Rencana Gugatan Perdata Mantan Presiden Soeharto
JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) mulai memeriksa para saksi 
fakta atas rencana gugatan terhadap mantan Presiden Soeharto. Tiga 
saksi dari perbankan, misalnya, sudah memberikan keterangan yang 
menguatkan pernah mengetahui dokumen asli berisi aliran dana dari 
Yayasan Supersemar ke beberapa perusahaan kroni Soeharto, termasuk 
milik Tommy Soeharto.

"Saya sudah memeriksa tiga saksi. Mereka menyatakan confirm atas 
dokumen fotokopi yang saya tunjukkan. Artinya, mereka menyatakan 
fotokopian itu benar asli adanya," kata Dachmer Munthe, ketua tim 
jaksa pengacara negara (JPN) gugatan Soeharto, kepada Jawa Pos 
kemarin.

Ditanya soal siapa dan dari mana tiga saksi tersebut, dia menolak 
menjelaskan. "Saya nggak bisa menyebutkan. Itu terkait dengan 
strategi kami," ujar direktur Pemulihan dan Perlindungan HAM di JAM 
Datun tersebut. 

Yang pasti, kata dia, tiga saksi dari perbankan tersebut sangat 
kooperatif selama memberikan keterangan di gedung JAM Perdata dan 
Tata Usaha (Datun), kompleks Kejagung, Kamis lalu.

Menurut Dachmer, tiga saksi itu akan dihadirkan dalam persidangan 
gugatan Soeharto. Keterangan mereka nanti dikuatkan dengan alat 
bukti lain, termasuk saksi-saksi lain. "Fotokopian itu juga menjadi 
alat bukti," ungkap jaksa senior tersebut.

Dia menambahkan, selain tiga saksi itu, tim jaksa melanjutkan 
memanggil dan memeriksa beberapa pihak yang mengetahui aliran dana 
dari Yayasan Supersemar ke perusahaan kroni Soeharto, termasuk dari 
pengurus yayasan tersebut.(agm)

==
* Kejaksaan Yakini Bukti Dokumen Soal Soeharto Cukup Kuat
 Sinar Harapan, 1 Juni 2007

Jakarta- Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan legalisasi fotokopi
dokumen untuk berkas gugatan perdata terhadap Yayasan Supersemar bisa
dikuatkan dengan pengesahan penyidik, notaris, atau pejabat yang
berwenang. Dengan demikian, langkah gugatan terhadap Soeharto 
diyakini
tak akan "bermasalah" dari barang bukti dokumen yang dimiliki
Kejaksaan. "Jika dokumennya (asli) tidak ada, maka legalisasinya bisa
dikuatkan dengan  pengesahan penyidik, notaris, maupun pejabat yang
berwenang," kata Direktur
Perdata Kejaksaan Agung (Kejagung) Yoseph Suardi Sabda kepada SH ,
Kamis (31/5).

Yoseph menambahkan, hingga saat ini Kejagung memang masih berusaha
mencari dokumen asli guna melengkapi berkas gugatan perdata dalam
kasus kosupsi pada Yayasan Supersemar yang pernah dipimpin mantan
Pre

[mediacare] Terima kasih untuk Penerbit Kanisius di Yogyakarta

2007-06-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Pada hari ini saya mendapat kiriman sebuah buku berjudul "Etika Komunikasi: 
Manipulasi Media, Kekerasan, dan Pornografi" karya Dr. Haryatmoko. Pengirimnya 
Penerbit Kanisius yang berkantor di Yogyakarta.
   
  Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada penerbit dan penulisnya.
   
   
  salam,
   
   
  radityo djadjoeri
   

   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

[mediacare] PLTN : UNTUK SIAPA ?

2007-06-02 Terurut Topik bunga hitam

PLTN UNTUK SIAPA ?

Amerika Serikat yang memiliki 110 buah reaktor nuklir atau 25,4% dari total
seluruh reaktor yang ada di dunia akan menutup 103 reaktor nuklirnya. Di
Jerman, negara industri besar ini, juga berencana menutup 19 reaktor
nuklirnya. Di Swedia, seluruh PLTN-nya yang berjumlah 12, ditutup mulai
tahun 1995, sampai negara tersebut bebas dari PLTN
pada tahun 2010 mendatang. Sebaliknya, pemerintah Indonesia, melalui BATAN
(Badan Energi Nuklir Nasional) berniat membangun PLTN mulai tahun 2010-2016.

CADANGAN ENERGI DI INDONESIA
Sesungguhnya cadangan energi yang tersedia di Indonesia sangatlah cukup dan
jauh dari kurang. Sebagai gambaran singkat : Cadangan Batu Bara kita
sebanyak 30 miliar ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama
147 tahun. Gas, 182 triliun kaki
kubik, cukup untuk 61 tahun. Dan, Minyak Mintah, sebanyak 8 miliar barrel,
cukup untuk 8 tahun. Itu belum termasuk yang di temukan di Irian,
Kalimantan, dan Natuna. Serta, cadangan dari sumber-sumber energi lain,
non-fosil, yang sesungguhnya kita sangat kaya dan lebih ramah lingkungan dan
terbarui seperti microhydro, surya, angin, biomassa, biofuel, panas bumi,
dll. Lalu mengapa pemerintah menyatakan bahwa di tahun 2015, indonesia akan
mengalami krisis energi yang luar biasa sehingga harus segera dibangun PLTN
?

KRISIS ENERGI (2015)
Salah satu strategi kebijakan pemerintah Indonesia untuk membayar hutang
beserta bunganya ke IMF dan Bank Dunia, adalah dengan melakukan ekspor
minyak bumi dan gas besar-besaran hingga mencapai lebih dari separo cadangan
energi fosil yang kita miliki.
Parahnya, di saat yang sama masyarakat indonesia harus antri untuk membeli
BBM yang naik karena di cabutnya subsidi dari pemerintah. Berkurangnya
cadangan energi kita dan ancaman krisis energi di Indonesia pada tahun 2015,
menjadi logis. Di tahun 1997, ketika krisis ekonomi melanda indonesia,
pemerintah RI membuat kesepakatan kontrak hutang dengan belasan korporasi
dari berbagai negara seperti Amerika, Perancis, Jepang, dan Kanada, termasuk
2 korporasi raksasa Mitsubishi dan Westinghouse, untuk pembangunan PLTN.
Untuk rencana gila ini, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 10 tentang
Ketenaganukliran dan menetapkan BATAN hanya menangani riset dan
pengembangan, realisasi proyek dan pengoperasian di kerjakan oleh BUMN,
swasta atau koperasi, di bawah koordinasi Departemen Energi dan Sumber Daya
Manusia. Sikap sekenanya pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya ini
semakin parah ketika disaat yang sama pemerintah memohon hutang baru kepada
IMF dan World Bank, yang berakhir dengan salah satu point kesepakatannya
adalah pemerintah indonesia harus melakukan pengurangan subsidi BBM sampai
nol persen pada tahun 2015. Jika benar tahun 2015, cadangan minyak bumi dan
gas yang dimiliki berkurang drastis, maka yang akan terjadi adalah kebijakan
import minyak. Artinya, harga minyak akan menjadi sangat tinggi di
indonesia, karena harus mengikuti harga minyak mentah dunia. Dan, di saat
seperti ini, kebutuhan akan minyak untuk pembangkit energi listrik akan
tutup, yang kemudian di harapkan pada tahun 2016 PLTN sudah dapat
beroperasi, menggantikan pembangkit listrik yg selama ini menggunakan energi
minyak bumi dan batubara. Pergantian teknologi pembangkit listrik ini, jelas
akan menaikan tarif dasar listrik (TDL), dan kenaikan ini jelas akan diikuti
dengan kenaikan barang-barang pokok lainnya, karena pembangunan PLTN sendiri
di biayai dari perjanjian hutang. Disisi yang lain, bahan energi PLTN,
uranium, yang selama ini di katakan banyak di dapat di pulau Kalimantan,
ternyata melalui hasil studi kelayakan, di anggap tidak sesuai.Karena itu,
pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dengan Australia, sebagai negara
penghasil uranium selain Kanada, pada akhir tahun 2006 lalu. Indonesia,
negara yang kaya akan minyak bumi dan gas, dan energi terbaruhi lainnya
justru menjual seluruh kekayaan energinya dan menggantikannya dengan energi
NUKLIR yang jelas sangat berbahaya
bagi kehidupan. PLTN, karena alasan kesepakatan hutang dengan IMF, World
Bank, dan belasan koorporasi yang sudah memberikan pinjaman, masyarakat
indonesia harus menanggung kembali beban dan dampak kerusakan lingkungan
yang di timbulkannya.

HISTORIKAL PLTN DI DI INDONESIA
1964 : Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan
mengenai rencana pembangunan pusat pengembangan
dan penelitian nuklir.

1965 : Pemerintah membentuk BATAN (Badan Energi
Nuklir Nasional). Pengembangan reaktor nuklir untuk
riset ini pertama kali di bangun di Bandung. BATAN
(Badan Tenaga Atom Nasional) yang terbentuk kemudian
mencanangkan pembangunan pusat pengembangan
dan penelitian nuklir dalam rencana jangka panjangnya
membangun pusat reaktor nuklir. Secara bertahap,
pemerintah RI berencana membangun 4 pusat
pengembangan dan penelitian nuklir di Indonesia, yakni
di Jakarta, Serpong, Bandung, dan Yogyakarta.

1968 : Introduksi PLTN di Indonesia di mulai melalui
seminar Cipayung atas prakarsa Dirjen Tenaga Listrik,
Departemen PUTL beke

[mediacare] (INFO) QUIT SMOKING

2007-06-02 Terurut Topik fatimah dewang
Sudah Mencoba apa saja untuk keluar dari belengggu
merokok?

Sudah sampai kemana perjalanan pencarian anda
menghilangkan kebiasaan merokok?

Ikuti Mini Seminar QUIT SMOKING:

Hari/tgl: Sabtu 9 Juni 2007
Jam : 10.00 - 12.00 Wib
Tempat  : Workshop Room 24 7 Productin, Jl.
Lamandau I No 23 - Keb Baru - Jakarta Selatan (Dekat
SMU 70/ Dekat Blok M Plaza)

Biaya : Rp. 50.000

Pendaftaran: Emma 0856-1076322 


 

Get your own web address.  
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL