[mediacare] Ikuti 'Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak'
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan The United Nations Children's Fund (UNICEF) mengadakan seleksi "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" Peliputan tentang anak semakin mendapat perhatian di tahun ini, khususnya dengan mencuatnya kasus penculikan Raisah Ali. Pada tahun sebelumnya, Mohammad Azwar atau Raju, juga mendapat sorotan media. Raju, bocah berusia delapan tahun sempat mendekam di rumah tahanan Pangkalan Brandan Langkat, Sumatera Utara karena berkelahi dengan kakak kelasnya. Pada tahun 2004-2005, kasus busung lapar yang muncul di Nusa Tenggara Timur dengan korban termasuk anak-anak juga mendapat perhatian media. Dari beberapa kasus, terlihat bahwa media hanya akan memberitakan soal anak ketika ada kasus besar yang menghebohkan. Apakah ini karena pemberitaan tentang anak dianggap kurang layak jual? Pada kebijakan media, peliputan tentang anak ditempatkan pada ranking kesekian. Penelitian yang dilakukan AJI di tahun 2006-2007 di 7 kota di Indonesia, mendapatkan kenyataan bahwa peliputan tentang anak memang tidak dianggap sebagai isu seksi. Ibaratnya hanya sebagai pelengkap dan tak memiliki daya jual. Dari 132 jurnalis (100%), sebanyak 42 jurnalis (31,81 %) mengatakan, pemberitaan tentang anak sudah dilakukan, meskipun tidak dalam setiap edisi. Sebanyak 54 jurnalis (40,90%) mengaku medianya jarang atau kadang-kadang saja memuat berita soal anak. Lalu sekitar 30 jurnalis (22,72%) menyatakan medianya hampir memuat permasalahan anak setiap edisi terbit. Sedangkan sebanyak 6 jurnalis (4,54%) mengatakan medianya tidak pernah memuat permasalahan anak. Lalu, apakah media telah ramah pada anak? Apakah media pada saat melakukan peliputan mempertimbangkan psikologis anak? Inilah ide awal yang mendorong AJI-UNICEF untuk memberikan "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak". Sebelumnya pada penghargaan AJI-UNICEF tahun lalu, isu kekerasan menempati posisi teratas. Banyak jurnalis yang memotret kehidupan remaja di balik terali besi. Setelah itu, isu anak dan kasus-kasus kesehatan menempati urutan berikutnya. Pada tahun ini kami bermaksud kembali memberikan "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" dengan memperluas kriteria kepesertaan yang terdiri dari jurnalis media cetak/on line, radio dan televisi. Penghargaan ini diharapkan dapat menampilkan karya jurnalistik yang berbobot dan berprespektif anak. Ketentuan 1. Karya jurnalistik ( cetak/on line, radio, TV ) berupa feature tentang anak. 2. Setiap jurnalis/media baik media cetak/online, radio dan televisi seluruh Indonesia dapat mengikuti perlombaan ini. Karya dilengkapi dengan fotokopi kartu pers yang masih berlaku. 3. Setiap peserta hanya bisa mengajukan satu karya. 4. Karya peserta harus pernah dipublikasikan pada media massa umum pada periode waktu antara 1 September 2006 – 25 Oktober 2007. 5. Karya harus sudah diterima panitia paling lambat 31 Oktober 2007. Tepatnya pukul :17:00 WIB. 6. Karya harus dilengkapi dengan pernyataan bahwa karya adalah karya orisinal, bukan saduran, terjemahan dan tidak termasuk advertorial komersial. 7. Ralat, jika ada, harus disertakan. 8. Karya belum pernah memenangkan lomba jurnalistik. 9. Karya yang sudah dikirim ke panitia tidak akan dikembalikan. 10. Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. 11. Untuk karya di media cetak, peserta harus mengirim copy asli kliping beserta soft copy karya yang sudah dimuat. Untuk media online, peserta harus mengirim karya berupa print out yang sudah di-copy langsung dari situs beritanya. Redaktur media online yang bersangkutan juga diminta membuat pernyataan bahwa karya yang dikirimkan memang pernah dimuat di media tersebut. 12. Untuk karya di media radio, peserta harus mengirim karyanya dalam bentuk kaset atau compact disk (CD). Untuk karya di media televisi, peserta harus mengirimkan karyanya dalam bentuk kaset video compact disk (VCD). Diharapkan agar menuliskan nama dan asal media di kepingan CD dan VCD. 13. Hadiah yang diberikan masing-masing sebesar Rp 6,5 juta (pemenang I per kategori), Rp 5 juta (pemenang II per kategori) dan Rp 4 juta (pemenang III per kategori) 14. Kirimkan karya jurnalistik ke Sekretariat AJI Indonesia di : Jl. Kembang Raya 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420 atau via e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Nomor Telepon/fax : 021-3151214/021-3151261. Atau hubungi panitia "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" via email [EMAIL PROTECTED] via telepon dengan Alida (HP : 081330392480,02199587758) atau Minda (HP:08128572252). Dewan Juri Lomba Penulisan Anak I. Dewan Juri Kategori Cetak a. Santi Kusumaningrum (UNICEF) b. Willy Pramudya (AJI) c. Ninuk Mardiana Pambudy (Jurnalis Senior Kompas) d. Magdalena Sitorus (Komisi Perlindungan Anak) II.D
[mediacare] Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan The United Nations Children's Fund (UNICEF) mengadakan seleksi "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" Peliputan tentang anak semakin mendapat perhatian di tahun ini, khususnya dengan mencuatnya kasus penculikan Raisah Ali. Pada tahun sebelumnya, Mohammad Azwar atau Raju, juga mendapat sorotan media. Raju, bocah berusia delapan tahun sempat mendekam di rumah tahanan Pangkalan Brandan Langkat, Sumatera Utara karena berkelahi dengan kakak kelasnya. Pada tahun 2004-2005, kasus busung lapar yang muncul di Nusa Tenggara Timur dengan korban termasuk anak-anak juga mendapat perhatian media. Dari beberapa kasus, terlihat bahwa media hanya akan memberitakan soal anak ketika ada kasus besar yang menghebohkan. Apakah ini karena pemberitaan tentang anak dianggap kurang layak jual? Pada kebijakan media, peliputan tentang anak ditempatkan pada ranking kesekian. Penelitian yang dilakukan AJI di tahun 2006-2007 di 7 kota di Indonesia, mendapatkan kenyataan bahwa peliputan tentang anak memang tidak dianggap sebagai isu seksi. Ibaratnya hanya sebagai pelengkap dan tak memiliki daya jual. Dari 132 jurnalis (100%), sebanyak 42 jurnalis (31,81 %) mengatakan, pemberitaan tentang anak sudah dilakukan, meskipun tidak dalam setiap edisi. Sebanyak 54 jurnalis (40,90%) mengaku medianya jarang atau kadang-kadang saja memuat berita soal anak. Lalu sekitar 30 jurnalis (22,72%) menyatakan medianya hampir memuat permasalahan anak setiap edisi terbit. Sedangkan sebanyak 6 jurnalis (4,54%) mengatakan medianya tidak pernah memuat permasalahan anak. Lalu, apakah media telah ramah pada anak? Apakah media pada saat melakukan peliputan mempertimbangkan psikologis anak? Inilah ide awal yang mendorong AJI-UNICEF untuk memberikan "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak". Sebelumnya pada penghargaan AJI-UNICEF tahun lalu, isu kekerasan menempati posisi teratas. Banyak jurnalis yang memotret kehidupan remaja di balik terali besi. Setelah itu, isu anak dan kasus-kasus kesehatan menempati urutan berikutnya. Pada tahun ini kami bermaksud kembali memberikan "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" dengan memperluas kriteria kepesertaan yang terdiri dari jurnalis media cetak/on line, radio dan televisi. Penghargaan ini diharapkan dapat menampilkan karya jurnalistik yang berbobot dan berprespektif anak. Ketentuan 1. Karya jurnalistik ( cetak/on line, radio, TV ) berupa feature tentang anak. 2. Setiap jurnalis/media baik media cetak/online, radio dan televisi seluruh Indonesia dapat mengikuti perlombaan ini. Karya dilengkapi dengan fotokopi kartu pers yang masih berlaku. 3. Setiap peserta hanya bisa mengajukan satu karya. 4. Karya peserta harus pernah dipublikasikan pada media massa umum pada periode waktu antara 1 September 2006 – 25 Oktober 2007. 5. Karya harus sudah diterima panitia paling lambat 31 Oktober 2007. Tepatnya pukul :17:00 WIB. 6. Karya harus dilengkapi dengan pernyataan bahwa karya adalah karya orisinal, bukan saduran, terjemahan dan tidak termasuk advertorial komersial. 7. Ralat, jika ada, harus disertakan. 8. Karya belum pernah memenangkan lomba jurnalistik. 9. Karya yang sudah dikirim ke panitia tidak akan dikembalikan. 10. Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. 11. Untuk karya di media cetak, peserta harus mengirim copy asli kliping beserta soft copy karya yang sudah dimuat. Untuk media online, peserta harus mengirim karya berupa print out yang sudah di-copy langsung dari situs beritanya. Redaktur media online yang bersangkutan juga diminta membuat pernyataan bahwa karya yang dikirimkan memang pernah dimuat di media tersebut. 12. Untuk karya di media radio, peserta harus mengirim karyanya dalam bentuk kaset atau compact disk (CD). Untuk karya di media televisi, peserta harus mengirimkan karyanya dalam bentuk kaset video compact disk (VCD). Diharapkan agar menuliskan nama dan asal media di kepingan CD dan VCD. 13. Hadiah yang diberikan masing-masing sebesar Rp 6,5 juta (pemenang I per kategori), Rp 5 juta (pemenang II per kategori) dan Rp 4 juta (pemenang III per kategori) 14. Kirimkan karya jurnalistik ke Sekretariat AJI Indonesia di : Jl. Kembang Raya 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420 atau via e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Nomor Telepon/fax : 021-3151214/021-3151261. Atau hubungi panitia "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" via email [EMAIL PROTECTED] via telepon dengan Alida (HP : 081330392480,02199587758) atau Minda (HP:08128572252). Dewan Juri Lomba Penulisan Anak I. Dewan Juri Kategori Cetak a. Santi Kusumaningrum (UNICEF) b. Willy Pramudya (AJI) c. Ninuk Mardiana Pambudy (Jurnalis Senior Kompas) d. Magdalena Sitorus (Komisi Perlindungan Anak) II.D
[mediacare] Statement AJI terhadap Wartawati Indonesia yang Mendapatkan Kekerasan Seksual di Malaysia
STATEMENT Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Terhadap Wartawati Indonesia yang Mendapatkan Kekerasan Seksual di Malaysia Aliansi Jurnalis Independen mengecam keras terhadap kekerasan yang dilakukan terhadap wartawati Indonesia oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Seorang wartawati dari salah satu media di Kalimantan (A), mendapatkan kekerasan seksual pada saat melakukan liputan investigasi tentang nasib TKI yang hidup di kongsi-kongsi (bedeng) Malaysia. (A) mendapatkan kekerasan seksual di sebuah kongsi atau bedeng TKI di Liman Kati, Kuala Kangsar, Negara Bagian Perak, 17 September lalu. Selain itu, korban juga dipukuli hingga babak belur. Kepalanya sobek dihantam asbak yang dilempar pelaku. Pelaku (R) adalah buruh bangunan asal Sulawesi Selatan yang bekerja di Liman Kati, Kuala Kangsar. Pelaku awalnya mengaku ingin membantu korban untuk menemukan narasumber bagi peliputan investigasi. Tetapi teryata malah melakukan tindakan kekerasan seksual. Polisi menahan (R) yang belakangan diketahui mengantongi tiga tanda pengenal dengan nama berbeda namun foto sama. Keabsahan dokumen ini masih dalam penyelidikan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, (A) memasuki wilayah Malaysia pada Sabtu, 8 September lalu dari Nunukan. Tiba di Tawau, ia berkenalan dengan warga Indonesia yang memberikan nomor kontak (R). (A) menghubungi (R) dari Kuala Kangsar, Negara Bagian Barat. Di sinilah terjadi peritiwa kekerasan seksual disertai penganiayaan itu. (A) telah dijemput Konsulat Jenderal RI (KJRI) Penang untuk didampingi secara hukum dan ditampung. Pada minggu, 23 September lalu, (A) dibawa ke Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kuala Lumpur untuk difasilitasi penyelidikan selanjutnya. Aliansi Jurnalis Independen : 1.mengecam keras tindakan kekerasan seksual terhadap wartawati yang sedang melakukan kerja jurnalistik. Tindakan ini merupakan salah satu upaya menghalang-halangi pekerjaan jurnalistik seperti dilindungi Undang-Undang Pers. Pelakunya bisa diancam hukuman lima tahun penjara dan denda Rp 500 juta. 2. Mendesak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk mendorong pengadilan untuk mengadili secara hukum tindakan yang dilakukan oleh pelaku. 3. AJI juga meminta diberikan pendampingan kepada korban. 4. AJI juga meminta agar semua pihak menghormati setiap wartawan yang menjalankan tugas jurnalistiknya. Salam, Heru Hendratmoko Luviana (Ketua AJI) (Koord.Divisi Perempuan) Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545433
[mediacare] Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan The United Nations Children's Fund (UNICEF) mengadakan seleksi "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" Peliputan tentang anak semakin mendapat perhatian di tahun ini, khususnya dengan mencuatnya kasus penculikan Raisah Ali. Pada tahun sebelumnya, Mohammad Azwar atau Raju, juga mendapat sorotan media. Raju, bocah berusia delapan tahun sempat mendekam di rumah tahanan Pangkalan Brandan Langkat, Sumatera Utara karena berkelahi dengan kakak kelasnya. Pada tahun 2004-2005, kasus busung lapar yang muncul di Nusa Tenggara Timur dengan korban termasuk anak-anak juga mendapat perhatian media. Dari beberapa kasus, terlihat bahwa media hanya akan memberitakan soal anak ketika ada kasus besar yang menghebohkan. Apakah ini karena pemberitaan tentang anak dianggap kurang layak jual? Pada kebijakan media, peliputan tentang anak ditempatkan pada ranking kesekian. Penelitian yang dilakukan AJI di tahun 2006-2007 di 7 kota di Indonesia, mendapatkan kenyataan bahwa peliputan tentang anak memang tidak dianggap sebagai isu seksi. Ibaratnya hanya sebagai pelengkap dan tak memiliki daya jual. Dari 132 jurnalis (100%), sebanyak 42 jurnalis (31,81 %) mengatakan, pemberitaan tentang anak sudah dilakukan, meskipun tidak dalam setiap edisi. Sebanyak 54 jurnalis (40,90%) mengaku medianya jarang atau kadang-kadang saja memuat berita soal anak. Lalu sekitar 30 jurnalis (22,72%) menyatakan medianya hampir memuat permasalahan anak setiap edisi terbit. Sedangkan sebanyak 6 jurnalis (4,54%) mengatakan medianya tidak pernah memuat permasalahan anak. Lalu, apakah media telah ramah pada anak? Apakah media pada saat melakukan peliputan mempertimbangkan psikologis anak? Inilah ide awal yang mendorong AJI-UNICEF untuk memberikan "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak". Sebelumnya pada penghargaan AJI-UNICEF tahun lalu, isu kekerasan menempati posisi teratas. Banyak jurnalis yang memotret kehidupan remaja di balik terali besi. Setelah itu, isu anak dan kasus-kasus kesehatan menempati urutan berikutnya. Pada tahun ini kami bermaksud kembali memberikan "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" dengan memperluas kriteria kepesertaan yang terdiri dari jurnalis media cetak/on line, radio dan televisi. Penghargaan ini diharapkan dapat menampilkan karya jurnalistik yang berbobot dan berprespektif anak. Ketentuan 1. Karya jurnalistik ( cetak/on line, radio, TV ) berupa feature tentang anak. 2. Setiap jurnalis/media baik media cetak/online, radio dan televisi seluruh Indonesia dapat mengikuti perlombaan ini. Karya dilengkapi dengan fotokopi kartu pers yang masih berlaku. 3. Setiap peserta hanya bisa mengajukan satu karya. 4. Karya peserta harus pernah dipublikasikan pada media massa umum pada periode waktu antara 1 September 2006 – 25 Oktober 2007. 5. Karya harus sudah diterima panitia paling lambat 31 Oktober 2007. Tepatnya pukul :17:00 WIB. 6. Karya harus dilengkapi dengan pernyataan bahwa karya adalah karya orisinal, bukan saduran, terjemahan dan tidak termasuk advertorial komersial. 7. Ralat, jika ada, harus disertakan. 8. Karya belum pernah memenangkan lomba jurnalistik. 9. Karya yang sudah dikirim ke panitia tidak akan dikembalikan. 10. Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. 11. Untuk karya di media cetak, peserta harus mengirim copy asli kliping beserta soft copy karya yang sudah dimuat. Untuk media online, peserta harus mengirim karya berupa print out yang sudah di-copy langsung dari situs beritanya. Redaktur media online yang bersangkutan juga diminta membuat pernyataan bahwa karya yang dikirimkan memang pernah dimuat di media tersebut. 12. Untuk karya di media radio, peserta harus mengirim karyanya dalam bentuk kaset atau compact disk (CD). Untuk karya di media televisi, peserta harus mengirimkan karyanya dalam bentuk kaset video compact disk (VCD). Diharapkan agar menuliskan nama dan asal media di kepingan CD dan VCD. 13. Hadiah yang diberikan masing-masing sebesar Rp 6,5 juta (pemenang I per kategori), Rp 5 juta (pemenang II per kategori) dan Rp 4 juta (pemenang III per kategori) 14. Kirimkan karya jurnalistik ke Sekretariat AJI Indonesia di : Jl. Kembang Raya 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420 atau via e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Nomor Telepon/fax : 021-3151214/021-3151261. Atau hubungi panitia "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" via email [EMAIL PROTECTED] via telepon dengan Alida (HP : 081330392480,02199587758) atau Minda (HP:08128572252). Dewan Juri Lomba Penulisan Anak I. Dewan Juri Kategori Cetak a. Santi Kusumaningrum (UNICEF) b. Willy Pramudya (AJI) c. Ninuk Mardiana Pambudy (Jurnalis Senior Kompas) d. Magdalena Sitorus (Komisi Perlindungan Anak) II.Dewan Juri
[mediacare] Pengumuman : Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan The United Nations Children's Fund (UNICEF) mengadakan seleksi "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" Peliputan tentang anak semakin mendapat perhatian di tahun ini, khususnya dengan mencuatnya kasus penculikan Raisah Ali. Pada tahun sebelumnya, Mohammad Azwar atau Raju, juga mendapat sorotan media. Raju, bocah berusia delapan tahun sempat mendekam di rumah tahanan Pangkalan Brandan Langkat, Sumatera Utara karena berkelahi dengan kakak kelasnya. Pada tahun 2004-2005, kasus busung lapar yang muncul di Nusa Tenggara Timur dengan korban termasuk anak-anak juga mendapat perhatian media. Dari beberapa kasus, terlihat bahwa media hanya akan memberitakan soal anak ketika ada kasus besar yang menghebohkan. Apakah ini karena pemberitaan tentang anak dianggap kurang layak jual? Pada kebijakan media, peliputan tentang anak ditempatkan pada ranking kesekian. Penelitian yang dilakukan AJI di tahun 2006-2007 di 7 kota di Indonesia, mendapatkan kenyataan bahwa peliputan tentang anak memang tidak dianggap sebagai isu seksi. Ibaratnya hanya sebagai pelengkap dan tak memiliki daya jual. Dari 132 jurnalis (100%), sebanyak 42 jurnalis (31,81 %) mengatakan, pemberitaan tentang anak sudah dilakukan, meskipun tidak dalam setiap edisi. Sebanyak 54 jurnalis (40,90%) mengaku medianya jarang atau kadang-kadang saja memuat berita soal anak. Lalu sekitar 30 jurnalis (22,72%) menyatakan medianya hampir memuat permasalahan anak setiap edisi terbit. Sedangkan sebanyak 6 jurnalis (4,54%) mengatakan medianya tidak pernah memuat permasalahan anak. Lalu, apakah media telah ramah pada anak? Apakah media pada saat melakukan peliputan mempertimbangkan psikologis anak? Inilah ide awal yang mendorong AJI-UNICEF untuk memberikan "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak". Sebelumnya pada penghargaan AJI-UNICEF tahun lalu, isu kekerasan menempati posisi teratas. Banyak jurnalis yang memotret kehidupan remaja di balik terali besi. Setelah itu, isu anak dan kasus-kasus kesehatan menempati urutan berikutnya. Pada tahun ini kami bermaksud kembali memberikan "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" dengan memperluas kriteria kepesertaan yang terdiri dari jurnalis media cetak/on line, radio dan televisi. Penghargaan ini diharapkan dapat menampilkan karya jurnalistik yang berbobot dan berprespektif anak. Ketentuan 1. Karya jurnalistik ( cetak/on line, radio, TV ) berupa feature tentang anak. 2. Setiap jurnalis/media baik media cetak/online, radio dan televisi seluruh Indonesia dapat mengikuti perlombaan ini. Karya dilengkapi dengan fotokopi kartu pers yang masih berlaku. 3. Setiap peserta hanya bisa mengajukan satu karya. 4. Karya peserta harus pernah dipublikasikan pada media massa umum pada periode waktu antara 1 September 2006 – 25 Oktober 2007. 5. Karya harus sudah diterima panitia paling lambat 31 Oktober 2007. Tepatnya pukul :17:00 WIB. 6. Karya harus dilengkapi dengan pernyataan bahwa karya adalah karya orisinal, bukan saduran, terjemahan dan tidak termasuk advertorial komersial. 7. Ralat, jika ada, harus disertakan. 8. Karya belum pernah memenangkan lomba jurnalistik. 9. Karya yang sudah dikirim ke panitia tidak akan dikembalikan. 10. Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. 11. Untuk karya di media cetak, peserta harus mengirim copy asli kliping beserta soft copy karya yang sudah dimuat. Untuk media online, peserta harus mengirim karya berupa print out yang sudah di-copy langsung dari situs beritanya. Redaktur media online yang bersangkutan juga diminta membuat pernyataan bahwa karya yang dikirimkan memang pernah dimuat di media tersebut. 12. Untuk karya di media radio, peserta harus mengirim karyanya dalam bentuk kaset atau compact disk (CD). Untuk karya di media televisi, peserta harus mengirimkan karyanya dalam bentuk kaset video compact disk (VCD). Diharapkan agar menuliskan nama dan asal media di kepingan CD dan VCD. 13. Hadiah yang diberikan masing-masing sebesar Rp 6,5 juta (pemenang I per kategori), Rp 5 juta (pemenang II per kategori) dan Rp 4 juta (pemenang III per kategori) 14. Kirimkan karya jurnalistik ke Sekretariat AJI Indonesia di : Jl. Kembang Raya 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420 atau via e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Nomor Telepon/fax : 021-3151214/021-3151261. Atau hubungi panitia "Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak" via email [EMAIL PROTECTED] via telepon dengan Alida (HP : 081330392480,02199587758) atau Minda (HP:08128572252). Dewan Juri Lomba Penulisan Anak I. Dewan Juri Kategori Cetak a. Santi Kusumaningrum (UNICEF) b. Willy Pramudya (AJI) c. Ninuk Mardiana Pambudy (Jurnalis Senior Kompas) d. Magdalena Sitorus (Komisi Perlindungan Anak) II.Dewan Juri
[mediacare] Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan The United Nations Children's Fund (UNICEF) mengadakan seleksi “Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak” Peliputan tentang anak semakin mendapat perhatian di tahun ini, khususnya dengan mencuatnya kasus penculikan Raisah Ali. Pada tahun sebelumnya, Mohammad Azwar atau Raju, juga mendapat sorotan media. Raju, bocah berusia delapan tahun sempat mendekam di rumah tahanan Pangkalan Brandan Langkat, Sumatera Utara karena berkelahi dengan kakak kelasnya. Pada tahun 2004-2005, kasus busung lapar yang muncul di Nusa Tenggara Timur dengan korban termasuk anak-anak juga mendapat perhatian media. Dari beberapa kasus, terlihat bahwa media hanya akan memberitakan soal anak ketika ada kasus besar yang menghebohkan. Apakah ini karena pemberitaan tentang anak dianggap kurang layak jual? Pada kebijakan media, peliputan tentang anak ditempatkan pada ranking kesekian. Penelitian yang dilakukan AJI di tahun 2006-2007 di 7 kota di Indonesia, mendapatkan kenyataan bahwa peliputan tentang anak memang tidak dianggap sebagai isu seksi. Ibaratnya hanya sebagai pelengkap dan tak memiliki daya jual. Dari 132 jurnalis (100%), sebanyak 42 jurnalis (31,81 %) mengatakan, pemberitaan tentang anak sudah dilakukan, meskipun tidak dalam setiap edisi. Sebanyak 54 jurnalis (40,90%) mengaku medianya jarang atau kadang-kadang saja memuat berita soal anak. Lalu sekitar 30 jurnalis (22,72%) menyatakan medianya hampir memuat permasalahan anak setiap edisi terbit. Sedangkan sebanyak 6 jurnalis (4,54%) mengatakan medianya tidak pernah memuat permasalahan anak. Lalu, apakah media telah ramah pada anak? Apakah media pada saat melakukan peliputan mempertimbangkan psikologis anak? Inilah ide awal yang mendorong AJI-UNICEF untuk memberikan “Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak”. Sebelumnya pada penghargaan AJI-UNICEF tahun lalu, isu kekerasan menempati posisi teratas. Banyak jurnalis yang memotret kehidupan remaja di balik terali besi. Setelah itu, isu anak dan kasus-kasus kesehatan menempati urutan berikutnya. Pada tahun ini kami bermaksud kembali memberikan “Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak” dengan memperluas kriteria kepesertaan yang terdiri dari jurnalis media cetak/on line, radio dan televisi. Penghargaan ini diharapkan dapat menampilkan karya jurnalistik yang berbobot dan berprespektif anak. Ketentuan 1. Karya jurnalistik ( cetak/on line, radio, TV ) berupa feature tentang anak. 2. Setiap jurnalis/media baik media cetak/online, radio dan televisi seluruh Indonesia dapat mengikuti perlombaan ini. Karya dilengkapi dengan fotokopi kartu pers yang masih berlaku. 3. Karya harus pernah dipublikasikan atau disiarkan di media massa yang bersifat umum. 4. Setiap peserta hanya bisa mengajukan satu karya. 5. Karya peserta harus pernah dipublikasikan pada media massa umum pada periode waktu antara 1 September 2006 – 25 Oktober 2007. 6. Karya harus sudah diterima panitia paling lambat 31 Oktober 2007. Tepatnya pukul :17:00 WIB. 7. Karya harus dilengkapi dengan pernyataan bahwa karya adalah karya orisinal, bukan saduran, terjemahan dan tidak termasuk advertorial komersial. 8. Ralat, jika ada, harus disertakan. 9. Karya belum pernah memenangkan lomba jurnalistik. 10. Karya yang sudah dikirim ke panitia tidak akan dikembalikan. 11. Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. 12. Untuk karya di media cetak, peserta harus mengirim copy asli kliping beserta soft copy karya yang sudah dimuat. Untuk media online, peserta harus mengirim karya berupa print out yang sudah di-copy langsung dari situs beritanya. Redaktur media online yang bersangkutan juga diminta membuat pernyataan bahwa karya yang dikirimkan memang pernah dimuat di media tersebut. 13. Untuk karya di media radio, peserta harus mengirim karyanya dalam bentuk kaset atau compact disk (CD). Untuk karya di media televisi, peserta harus mengirimkan karyanya dalam bentuk kaset video compact disk (VCD). Diharapkan agar menuliskan nama dan asal media di kepingan CD dan VCD. 14. Hadiah yang diberikan masing-masing sebesar Rp 6,5 juta (pemenang I per kategori), Rp 5 juta (pemenang II per kategori) dan Rp 4 juta (pemenang III per kategori) 15. Kirimkan karya jurnalistik ke Sekretariat AJI Indonesia di : Jl. Kembang Raya 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420 atau via e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Nomor telepon/fax : 021-3151214/021-3151261. Atau hubungi panitia “Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak” via email [EMAIL PROTECTED] via telepon dengan Alida (HP : 081330392480,02199587758) atau Minda (HP:08128572252). Dewan Juri Lomba Penulisan Anak I. Dewan Juri Kategori Cetak a. Santi Kusumaningrum (UNICEF) b. Willy Pramudya (AJI) c. Ninuk Mardiana Pambudi (Jurnalis Seni
Re: [mediacare] Tolong CP Tri Mumpuni
KOntak telepon bu Tri Mumpuni 08128044295 Salam Alida - Original Message From: jagad pramudita <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, June 19, 2007 1:40:54 PM Subject: [mediacare] Tolong CP Tri Mumpuni Salam, rekan-rekan wartawan Saat ini saya tengah melakukan riset tentang energi listrik alternatif yang berasal dari mikrohidro untuk menjadi tema dalam acara talkshow lingkungan hidup di televisi tempat saya bekerja. Untuk itu saya membutuhkan nomor kontak Ibu Tri Mumpuni dari Institut Bisnis Ekonomi Kerakyatan. Jika ada di antara rekan-rekan yang mengetahuinya, saya amat berterima kasih jika bersedia membaginya dengan saya. Terima kasih Salam Irena Pretika Daai TV Indonesia ITC Mangga Dua Lt. 6 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Utara Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com Food fight? Enjoy some healthy debate in the Yahoo! Answers Food & Drink Q&A. http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545367
Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi
Tujuh tahun hidup di Surabaya saya memang merasakan Surabaya memang kota yang panas. Namun saya tidak tahu apa yang menyebabkan Surabaya menjadi kota yang berhawa panas. Lumpur Lapindo (Bukan LUMPUR SIDOARJO !!) menurut saya belum tentu menjadi penyebab Surabaya menjadi semakin panas. Maklum, belum ada penelitian tentang hal ini :D. Tetapi sepengetahuan saya, Surabaya memang identik dengan kota berhawa panas. Sama seperti Bogor yang terkenal dengan kota hujan de el el. Setiap wisatawan yang hendak ke Surabaya biasanya diberikan wejangan agar membawa topi, kacamata hitam, payung de el el. Tetapi apakah Surabaya sepanas Arab Saudi ?? Wah kayaknya berlebihan juga ya. Saya sempat bertanya ke teman yang tinggal di Mekkah. Katanya suhu di Mekkah rata-rata 50 derajat celsius. Itu pada Juli-Agustus. Bandingkan dengan hawa Surabaya yang kisaran terpanas sekitar 32 derajat celsius. Jauh banget khan ?? Awalnya saya mengira Ambon adalah kota yang panas. Hidup 15 tahun di Ambon teryata tak terasa hawa panasnya. Nah, baru ketika pindah ke Surabaya baru saya rasakan emang benar..benar panas. Tetapi bagi saya Surabaya adalah kota ternyaman. Ketika mlaku-mlaku ke Surabaya sebulan lalu. Surabaya menjadi kota yang lebih cantik. Lebih asri karena telah digalakkan penghijauan. Banyak pohon-pohon yang terdapat di sepanjang jalan. Apabila malam tiba maka Surabaya akan dihiasi oleh lampu2 jalan yang cuantik. Jangan ragu ke Surabaya ya ... Surabaya bagi saya lebih menarik dibandingkan Jakarta. Macet dan polusi di Jakarta itu tuh. Mana tahaan . :D Salam anget-anget kuku :p Rach Alida Bahaweres - Original Message From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, May 7, 2007 10:14:40 AM Subject: Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi Kalau dibilang Surabaya hawanya panas, memang dari dulu. Bahkan ada teman yang bilang Surabaya punya 7 Matahari. Sementara kalau sampai hari ini suhunya kian tinggi, mungkin ini juga merupakan dampak dari pemanasan global. Kaitannya dengan luberan lumpur Lapindo, ... itu perlu penelitian lagi Mas Radit! Namun demikian pemerintah Surabaya tidak tinggal diam. Kalau kawan-kawan sempat 'mlaku-mlaku' (keliling-keliling) Surabaya, sekarang Surabaya sudah relatif lebih cantik. Aspek penghijauan kota menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kota ini. Taman-taman terbuka hijau terus dibenahi, yang terbaru Taman Bungkul. Kalau sempat diperhatikan, di sepanjang jalan protokol kini sudah dipercantik dengan aneka tanaman dan bunga. Bahkan yang lebih sangar, konon sudah ada regulasi yang melarang orang untuk tidak sembarangan menebang pohon yang ada di pinggir-pinggir jalan. Selain itu masih banyak lagi upaya yang telah dilakukan masyarakat serta pihak swasta. Berbagai event acap dilakukan, seperti lomba kawasan asri dan hijau, dan lainnya. Menurut saya, yang penting kembali ke kesadaran masyarakat untuk terus mengupayakan agar Surabaya makin hijau. Dan didukung pemerintah untuk mewujudkan Surabaya Hijau, dan tidak melulu menanamii tiap cuil lahan yang ada dengan tanaman-tanaman beton. Dan sekedar pesan bagi para investor yang berminat untuk berpartisipasi membangun Surabaya, jangan lupa untuk juga mempertimbangkan aspek lingkungannya. Kalau lingkungannya teduh, saya yakin Surabaya yang dikenal sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan, dan jasa, akan makin berkembang. ALIM Mossaik Media Communication Suara Surabaya Media > Minggu lalu saya bertandang ke Surabaya. Tak seperti kunjungan-kunjungan > sebelumnya, kini saya banyak mendengar berbagai keluhan tentang panasnya > ibukota Provinsi Jawa Timur tersebut. Ada serombongan alumnus SMA Negeri 3 > Yogyakarta yang lagi bikin acara reuni di Hotel Garden Palace sepakat, > bahwa panasnya Surabaya sudah seperti di Arab Saudi. Untung, mereka bikin > acaranya di ballroom - alias indoor. Sedangkan saya musti mengunjungi > Festival Jajanan Bango 2007 yang mengambil lokasi di ruang terbuka - alias > outdoor. Tepatnya di Lapangan Basuki Rachmad, dekat Arca Joko Dolog dan > Monumen Gubernur Suryo. Memang benar, panasnya Surabaya luar biasa > menyengat. Anda yang tak biasa berpanas-panas ria, kulit Anda bisa nampak > seperti udang rebus. > > Apakah panasnya Surabaya terkait erat dengan lumpur Lapindo? Kini saya > lagi mengumpulkan opini dari Anda semua. Menurut Anda, apa yang perlu > dibenahi dari Surabaya? > > > > > - - --- > Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? > Check outnew cars at Yahoo! Autos. Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/
[mediacare] Nabi Muhammad, Buta Huruf atau Genius?
Semoga bermanfaat :D Salam Alida Judul : Nabi Muhammad, Buta Huruf atau Genius? (Mengungkap Misteri "Keummian" Rasulullah) Pengarang : Syekh Al-Maqdisi Penerjemah : Abu Nayla Penerbit : Nun Publisher, April 2007, 144 hlm. Rp 20.000,- Runtuhnya Mitos Kebutahurufan Nabi Muhammad //Ajaran bahwa Rasulullah tidak mampu baca-tulis adalah sebuah kekeliruan tafsir sejarah yang konyol. Inilah buku kontroversial yang mematahkan mitos kebutahurufan Nabi Muhammad//. Kalau ada umat yang begitu bangga menerima kenyataan bahwa pemimpin atau nabi-nya sebagai sosok yang buta huruf, itulah umat Islam. Tak ada lain. Sejak kecil, ketika seorang anak muslim mulai mengenal baca-tulis, ajaran bahwa Nabi adalah sosok yang buta huruf selalu ditekankan. Kebutahurufannya seakan menjadi kenyataan yang patut dibanggakan dan bisa membangun kepercayaan diri umat Islam! Pertanyaannya, benarkah ajaran itu? Atas dasar apa Nabi dianggap sebagai sosok yang buta huruf? Apakah ia pernah menyatakan dirinya betul-betul tidak mampu membaca dan menulis sejak kecil hingga akhir hayatnya? Lalu, jika ada anggapan ia mampu membaca dan menulis, apakah itu akan mengurangi keabsahannya sebagai utusan Allah? Bagi Syekh Al-Maqdisi, jawabannya cukup jelas: Ada tafsir sejarah yang keliru terhadap kapasitas Rasulullah, khususnya dalam soal baca-tulis. Dan semua itu, bersumber dari kekeliruan kita dalam menerejamahkan kata "ummi" dalam Alquran maupun Hadis, yang oleh sebagian besar umat Islam diartikan "buta huruf". Menurut Al-Maqdisi, "ummi" memang bisa berarti "buta huruf", tapi ketika menyangkut Nabi Muhammad, "ummi" di situ lebih berarti orang yang bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani. Pada masa itu, kaum Yahudi dan Nasrani sering kali menyebut umat di luar dirinya sebagai orang-orang "ummi" atau "non-Yahudi dan non-Nasrani". Termasuk Rasulullah dan orang Arab lainnya. Selain itu, kata "ummi" di situ juga bisa merujuk pada kata "umm" atau ibu kandung. Jadi, maknanya adalah "orang-orang yang seperti masih dikandung oleh rahim ibunya, sehingga belum tahu apa-apa". Dalam buku ini, Syekh Al-Maqdisi menunjukkan bukti-bukti otentik (hadis) yang menunjukkan fakta sebaliknya bahwa Rasulullah adalah sosok yang justru pintar membaca dan menulis. Antara lain, sebuah hadis yang diungkapkan Zaid bin Tsabit bahwa Nabi pernah bersabda: "Jika kalian menulis kalimat Bismillahirrahmanirrahim, maka perjelaslah huruf sin di situ." Pikirkan, kalau untuk soal huruf saja ia memperhatikan, ibarat seorang editor naskah, mungkinkah Nabi seorang yang buta huruf? Buku Maqdisi ini, sekali lagi, mematahkan semua kekeliruan sejarah ini. "Dengan bahasa yang lugas, Syekh Al-Maqdisi menggiring kita pada suatu cara pandang yang sungguh baru mengenai 'keummian' Nabi Muhammad." —Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA "Nabi memang ummi, tetapi beliau mampu membaca dan menulis." —Dr. Muhammad Syahrur, Penulis Al-Kitâb wal Qur'ân, "Makna kata ummi bukanlah tidak mampu membaca dan menulis, tapi merujuk pada kata umm (ibu kandung)." —Abdul Karim Al-Hairi, Penulis An-Nabiyyul Ummiy __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [mediacare] Fwd: Wulan Guritno kembali ke laptop.....
Semoga masukan anda memang berguna bagi KPI dan kawan-kawan ... Hanya saja memang kesan tak senonoh yang saya tangkap saat melihat postingan itu ... Kalau saya di undang jadi bintang tamu saya berpakaian yang rapi plus tertutup ah, biar nggak kejadian kayak gene. Ups, tak hanya jadi bintang tamu saja tetapi kapanpun dimanapun pakaian harus rapi n tertutup. Hehehe :D Salam Alida - Original Message From: Novia Rachma <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, April 30, 2007 11:14:53 AM Subject: Re: [mediacare] Fwd: Wulan Guritno kembali ke laptop. Postingan ini bukan untuk dihina-hina, bukan untuk diolok2, atau bahkan membuka aib orang, saya juga bukan dari Trans 7, saya dapat postingan dari milis tetangga, justru hal2 seperti ini sebagai peringatan kepada pihak TV untuk lebih "care" lagi terhadap bintang2 tamu, yah mungkin kalo sudah tau bintang tamu pakaiannya terlalu minim atau terbuka, mbok ya di kasih tau untuk menutup, jangan malah didiamkan... . trus juga mudah2an postingan ini mengingatkan kita atau siapapun juga apabila diundang ke acara talkshow atau apapun juga ya lebih baik pakai baju yang jangan memancing... . apalagi memancing KPI Regards Rach Leed wrote: Sebetulnya saya sangat kecewa juga melihat postingan gambar yang dikirim. Buat saya ini sangat tidak pantas. Padahal saya bukan Wulan Guritno loh. Sebetulnya ngapain juga saya marah-marah? Tapi saya masih punya hati untuk tidak mengirim gambar tak senonoh secara terbuka di milis. Huh, membuka aib orang !! Salam Alida - Original Message From: Paulus Tanuri <[EMAIL PROTECTED] com> To: [EMAIL PROTECTED] ps.com Sent: Friday, April 27, 2007 2:14:34 PM Subject: Re: [mediacare] Fwd: Wulan Guritno kembali ke laptop. Mbak Novia, Anda kerja sebagai di program manager stasiun TV mana ya ? Kalau anda di Trans 7, saya harus bilang kalau anda sudah keterlaluan memposting hal seperti ini ke milis. Dan foto-foto itu dapatnya dari mana ? saya kira kalau penonton awam, berapa banyak yang merekam tayangan tersebut. Saya lebih percaya kalau foto2 itu keluar dari dapur Trans 7 sendiri. Wah ini lebih keterlaluan lagi. Saya kebetulan menonton pas episode semalam itu. Camera yang posisinya pas seperti di foto selalu di situ saja. Seakan (kalau ada videografernya ) videografernya menikmati sekali berada di posisi itu. Setiap kali switcher berubah ke camera tersebut, tayangannya hanya beberapa detik dan langsung beralih ke kamera lain. Tapi kok cameranya masih terus merekam ke situ. Dan kalau diperhatikan posisi tatapan TUKUL, maka pada foto nomor 003 dan 004, camera yang aktif dibroadcast adalah camera yang ada di hadapan TUKUL, bukan camera yang merekam celana dalam Wulan. Tapi kenapa bisa ada foto-foto tersebut tersebar ? Ya pastinya dari dapur Trans 7. Bukan dari tempat lain. Jadi. Mohon agar Trans 7 memperbaiki profesionalitas kru nya. Ini kan namanya sudah KURANG AJAR. Bikin kecewa saja. Regards, Paulus T Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check out new cars at Yahoo! Autos. Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check out new cars at Yahoo! Autos. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [mediacare] Fwd: Wulan Guritno kembali ke laptop.....
Sebetulnya saya sangat kecewa juga melihat postingan gambar yang dikirim. Buat saya ini sangat tidak pantas. Padahal saya bukan Wulan Guritno loh. Sebetulnya ngapain juga saya marah-marah? Tapi saya masih punya hati untuk tidak mengirim gambar tak senonoh secara terbuka di milis. Huh, membuka aib orang !! Salam Alida - Original Message From: Paulus Tanuri <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, April 27, 2007 2:14:34 PM Subject: Re: [mediacare] Fwd: Wulan Guritno kembali ke laptop. Mbak Novia, Anda kerja sebagai di program manager stasiun TV mana ya ? Kalau anda di Trans 7, saya harus bilang kalau anda sudah keterlaluan memposting hal seperti ini ke milis. Dan foto-foto itu dapatnya dari mana ? saya kira kalau penonton awam, berapa banyak yang merekam tayangan tersebut. Saya lebih percaya kalau foto2 itu keluar dari dapur Trans 7 sendiri. Wah ini lebih keterlaluan lagi. Saya kebetulan menonton pas episode semalam itu. Camera yang posisinya pas seperti di foto selalu di situ saja. Seakan (kalau ada videografernya ) videografernya menikmati sekali berada di posisi itu. Setiap kali switcher berubah ke camera tersebut, tayangannya hanya beberapa detik dan langsung beralih ke kamera lain. Tapi kok cameranya masih terus merekam ke situ. Dan kalau diperhatikan posisi tatapan TUKUL, maka pada foto nomor 003 dan 004, camera yang aktif dibroadcast adalah camera yang ada di hadapan TUKUL, bukan camera yang merekam celana dalam Wulan. Tapi kenapa bisa ada foto-foto tersebut tersebar ? Ya pastinya dari dapur Trans 7. Bukan dari tempat lain. Jadi. Mohon agar Trans 7 memperbaiki profesionalitas kru nya. Ini kan namanya sudah KURANG AJAR. Bikin kecewa saja. Regards, Paulus T __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [mediacare] CP Yenni Gusdur
Sekretarisnya mba Yenny namnya mba Fanny : 0811191940. Biasanya kontak dulu ama mba Fanny. Biar nanti diatur :D Yenny Wahid 0811865566 Salam Alida - Original Message From: Edwin Irvanus <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; warga warga <[EMAIL PROTECTED]>; Orang Media <[EMAIL PROTECTED]>; Media Care Sent: Thursday, April 26, 2007 10:41:13 AM Subject: [mediacare] CP Yenni Gusdur Teman-teman, Gw lagi butuh bantuan untuk mendapatkan CP Yenni Gusdur nih. Kalau di antara teman-teman ada yang bisa bantu, mau dong... Tx banget EwinK http://ewink.blogspot.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [mediacare] Tanya CP acara Kick Andi Metro TV dan 4 Mata Trans7
Nomor kontaknya Tukul Arwana : 082119 - Original Message From: yd.permana <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, April 20, 2007 9:36:55 AM Subject: [mediacare] Tanya CP acara Kick Andi Metro TV dan 4 Mata Trans7 Adakah yang tahu CP acara Kick Andi Metro TV n 4 matanya Trans7?? Mohon bantuan temen-temen yang tahu.. Terima kasih salam, YD Permana MOD: Nini Sunny dari Kick Andy ada di milis ini. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [mediacare] CP Safir Senduk & Si Mak Nyuss
safir senduk 0818480693 Mak Yuss nggak punya :P Salam Alida MOD: Untuk Pak Bondan Winarno bisa hubungi harian Suara Pembaruan di Cawang. Atau ikutan milis JALANSUTRA Boleh juga kirim via email, emailnya: [EMAIL PROTECTED] - Original Message From: aquary_redcrow <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 17, 2007 5:21:14 PM Subject: [mediacare] CP Safir Senduk & Si Mak Nyuss Alo semua, Tolongin donk, lagi butuh CP Safir Senduk ama Pak Bondan si Mak Nyuss. Ada yg tau?? Thx before. Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [mediacare] Need Help! lagi.. CP Iwan Fals
Coba hubungi istrinya Iwan Fals yaitu Rosana Listanto : 0811805235 Salam - Original Message From: danny rudiana <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED]; iklan-indonesia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; indoklasik@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 9, 2007 4:36:47 PM Subject: [mediacare] Need Help! lagi.. CP Iwan Fals Dear Penghuni Milis, Bisa minta info cp-nya Oom Iwan Fals? Butuh secepatnya bow.. Thank u, Dhany Amild.com Grha Narrada Jl. Bangka No. 23 Jakarta 12730 Telp. 021-717 93 113 Fax. )21- 717 93 112 Food fight? Enjoy some healthy debate in the Yahoo! Answers Food Drink Q&A. Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121
Re: [mediacare] minta kontak rossa atau manajernya dong
hubungi orang Trinity (perusahaan rekamannya Rossa) namanya Wita : 0811999710 - Original Message From: mamet winarno <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, April 2, 2007 3:04:06 PM Subject: [mediacare] minta kontak rossa atau manajernya dong kawan-kawan di media care ada yg punya kontak penyanyi rossa atau manajernya gak. pls! penting banget Food fight? Enjoy some healthy debate in the Yahoo! Answers Food Drink Q&A. Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html
[mediacare] Turut berduka atas meninggalnya Chrisye
Kini aku tahu, bahwa kematian diciptakan Tuhan untuk menjelaskan pada manusia, agar dengan akalnya ia berpikir. Dengan hatinya ia merasa, ada suatu keabadian yang lebih indah daripada kehidupan. (M.FAizi, Penyair Madura) Innalillahi wa innailaihi radjiun Telah meninggal dunia Christian Rahardi (Chrisye) Jumat, pukul 04.08 WIB. Almarhum meninggal dunia pada usia 56 tahun karena penyakit radang paru-paru. Jenasah disemayangkan di rumah duka Jl. Asem II No 80, Cipete, Jakarta Selatan. Alamrhum akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut Pukul 14.00 WIB. Semoga almarhum di terima di sisi-Nya. Keluarga yang dtiinggalkan semoga mendapatkan ketabahan... Amin .. amin... Salam duka Rach Alida Bahaweres Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html
Re: [mediacare] Need CP Ermy Kulit and Mus Mujiono
eRMY kuLIT 081316993380, Kalo Mus Mujiono aku nggak punya :p Salam RA - Original Message From: wukirsari murdiastuti <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 27, 2007 8:01:47 PM Subject: [mediacare] Need CP Ermy Kulit and Mus Mujiono Hai temans.. bagi yang tau no kontaknya Ermy Kulit dan Mus Mujiono, kasih tau aku ya. Aku perlu untuk program jazz radioku. Esti TV dinner still cooling? Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV. 8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time with the Yahoo! Search movie showtime shortcut. http://tools.search.yahoo.com/shortcuts/#news
Re: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia
Salam, Apa yang dikatakan He-Man, buat saya merupakan kekeliruan. Komentar yang dikeluarkan olehnya sangat sangat Rasis. Komentar tersebut sangat menyudutkan Warga Negara Indonesia yang dialiri darah Arab. Apakah ada bukti-bukti yang bisa menyebutkan bahwa aksi-aksi terorisme adalah tindakan yang dilakukan oleh keturunan Arab? Anggapan anda bahwa ada eksklusime di kalangan keturunan Arab pun keliru. Saya mengenal keluarga Arab yang sangat demokratis. Mereka mau bergaul dengan yang lain. Tanpa memandang latar belakang seseorang. Tanpa ada ambel-embel, keturunan Arab, keturunan China dan lain-lain. Tidak ada upaya pelarangan sedemikian ketat jika ada perempuan keturunan Arab yang menikah dengan non Arab. Negara ini adalah negara demokrasi bung. Hilangkan jauh-jauh sifat rasis anda. Karena orang seperti anda-lah yang harus berkaca, apakah benar anda yang diinginkan di Indonesia. Jika banyak orang yang memiliki pandangan seperti anda maka bangsa Indonesia tidak akan maju. Akan banyak aksi-aksi teror yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab (seperti anda) dengan mengatasnamakan sebuah kelompok. Salam damai dan penuh cinta Rach Alida Bahaweres - Original Message From: Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 27, 2007 12:27:59 AM Subject: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia Bila seseorang sudah bernaturalisasi menjadi WNI, maka asal usulnya tidak boleh kita permasalahkan lagi. Apakah WNI itu keturunan China atau Arab atau Belanda, bila telah menjadi WNI maka hak dan kewajibannya sama persis dengan WNI lainnya. Sehingga bila mereka membom Bali, maka mesti disebut "WNI ('tok) membom Bali", bukan ditambah embel-embel "WNI keturunan Arab membom Bali", betapa pun marahnya kita kepada mereka. Tulisan di bawah ini jelas bersifat RASISTIS, dus tidak layak dimuat di media massa Indonesia. Kecuali bila media massa Indonesia tidak paham kode etik jurnalistik. Semoga menjadi perhatian kita semua demi membangun kerukunan di Indonesia, amin. Salam hangat, Danny Lim Nederland (negara sangat anti rasisme) --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, Rudy Prabowo wrote: > > WNI Keturunan Arab dan Islam Radikal di Indonesia > > oleh He-Man > > > Tragedi pemboman di Bali kembali memunculkan nama Abu Bakar Ba'asyr pemimpin Majelis Mujahiddin Indonesia yang oleh banyak negara dituding terlibat aksi-aksi terorisme di beberapa negara di Asia Tenggara. > > Dalam seminar "Arab dan Islam di Indonesia Dewasa Ini" yang diselengarakan PP Muhammadiyah padahari Rabu 9 Oktober 2002 ==>> > http://w3.rz- berlin.mpg. de/~wm/PAP/ BaliBomb- 2.html > > Pimpinan NU dan Muhammadiyah menyatakan kekuatirannya akan aksi- aksi radikalisme Islam yang dipimpin oleh para WNI keturunan Arab di Indonesia , dari Laskar Jihad yang dipimpin Ja'far Umar Thalib, Front Pembela Islam (FPI) dipimpin Habib Rizieq Shihab, Majelis Mujahidin Indonesia dipimpin Abu Bakar Ba'asir, dan Jamaah Ikhwan al- Muslimin Indonesia dipimpin Habib Husein al Habshi. Pada masa lalu kita juga mengenal nama Abdullah Sungkar (alm) WNI keturunan Arab yang melakukan sejumlah aksi pemboman di Indonesia. Demikian juga gerakan tarbiyah yang dipimpin oleh WNI keturunan Arab yang bermukim di Bogor. > > Begitu pula tokoh-tokoh kunci lapis kedua gerakan-gerakan Islam radikal di Indonesia pun mayoritasnya dipimpin oleh keturunan Arab atau orang Indonesia alumnus universitas Saudi Arabia, Presiden PK Hidayat Nur Wahid misalnya , demikian juga tokoh-tokoh lainnya seperti Ahmad Fais , Asmuni , Hambali , Aunur Rofiq Ghufran,Yazid Jawaz, Abu Haidar, Natsir Harist dll yang sebagiannya masuk dalam daftar hitam karena dicurigai terlibat dalam aksi-aksi terorisme. > > Kalau melihat sejarah pergerakan Islam di Indonesia, komunitas warga Arab sejak lama memang menganut sikap eksklusivme yang berlebihan , mereka menganggap ras mereka lebih unggul dari orang melayu .Pernikahan antara perempuan Arab dengan laki-laki pribumi sangat diharamkan .Dan dikalangan masyarakat Arab Indonesia sendiri terbagi dalam dua kelas yaitu kelas Sayyid (atau juga biasa dipanggil Habib ataupun Syarif) yang merupakan kelas "unggul" karena merupakan keturunan nabi, dan kelas "masaikh" atau kelas lebih rendah, pertarungan antar kelas ini menimbulkan friksi keras antar warga Arab, warga Arab dari kelas Sayyid mendirikan Jamiat'ul Kheir, sementara kelas Masaikh mendirikan Al Irsyad , dalam AD/ART Al Irsyad bahkan ditegaskan bahwa kaum Sayyid diharamkan untuk bergabung. Di kalangan para sayyid , pernikahan seorang sayyidah (perempuan sayyid) dengan non sayyid apalagi orang ajam/ non Arab bisa berakhir dengan kematian. > > Pada masa kekuasaan Ottoman masih jaya , kawasan hejaz dan hadramaut bisa dikatakan sebagai wilayah tak bertuan, walaupun secara administratif berada dalam kekuasaan orang Turki Ottoman tapi kalangan Arab disana rata-rata memiliki angkata
Re: [mediacare] Cari Info Kapan Muh, Yunus ke Jkt
Rencanannya di "International Conference & Workshop: WOMEN FOR PEACE (April 30 1 May 2007)" ada agenda menghadirkan Moh Yunus. Tepatnya pas tanggal 30 April jam 09.30 -12.00. Hubungi pantianya saja .. Departemen Filsafat-fakultas Ilmu Pengetahuan UI. Phone (021) 7872819; fax (021) 7872819; E-mail: [EMAIL PROTECTED] Salam - Original Message From: Budhiana Kartawijaya <[EMAIL PROTECTED]> To: mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 5, 2007 12:42:20 PM Subject: [mediacare] Cari Info Kapan Muh, Yunus ke Jkt Rekans yth, Kalau tak salah SBY mau mengundang Pemenang Nobel Muh Yunus ke RI. Apa ada yang tahu kapan Yunus datang? Salam Budhiana Need Mail bonding? Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users. Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. http://autos.yahoo.com/new_cars.html
Re: [mediacare] CHRISYE KRITIS ! (mohon dukungan doa)
Semalam saya membaca bukunya om Chrisye plus mendengarkan alunan suara lembut om ... Om Chrisye, berjuanglah melawan penyakit itu karena om bisa dan mampu . Saya tunggu kehadiran om di panggung musik Indonesia ... Semoga om Chrisye cepat sembuh ya Amiinn Salam Rach Alida - Original Message From: denny sakrie <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 4:57:16 PM Subject: [mediacare] CHRISYE KRITIS ! (mohon dukungan doa) Temans, Barusan tadi bersama dengan teman-teman Pegangsaan,kita berkunjung ke rumah Chrisye di Cipete. Kondisi Chrisye saat sekarang ini dalam keadaan kritis. Mohon doa dari semuanya agar beliau bisa pulih kondisinya. Amin ya robbal al amin DS 0818417357 Never miss an email again! Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. Check it out. Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. http://autos.yahoo.com/new_cars.html