Fwd: [mediacare] POLRI TIDAK Gagal Menangani Poso!

2007-01-27 Terurut Topik Jereweh Sumbawa
Seharusnya Polri tidak menunggu lama lama untuk memberantas terorist,
sehingga banyak korban yang jatuh. Jangat takut maju tak gentar sikat
habis dan hancurkan terorist yang membut Poso tidak aman untuk
warganya sendiri.



-- Forwarded message --
From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sat, 27 Jan 2007 01:53:30 +0100
Subject: Re: [mediacare] POLRI TIDAK Gagal Menangani Poso!
To: mediacare@yahoogroups.com

Jangan salut dulu, masih belum apa-apa, sebab di Jakarta saja masih banyak.

Protest by Islamic Defenders Front (FPI)



AP - Thu Jan 25, 2007 4:58 AM ET
Members of Indonesia's hardline Islamic group, Islamic Defenders Front
(FPI) shout
slogans during a demonstration outside the National Human Right's Commission in
Jakarta, Indonesia, Thursday, Jan. 25, 2007. The members were
protesting against
the killings of 15 alleged Muslim militants by police on the country's
conflict-ridden
Sulawesi island. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

  - Original Message -
  From: Andre James Oscar
  To: mediacare@yahoogroups.com
  Sent: Friday, January 26, 2007 9:00 AM
  Subject: Re: [mediacare] POLRI TIDAK Gagal Menangani Poso!



  Salute buat POLRI yang sudah menjalankan tugas dengan baik di POSO,
walau mungkin agak terlambat. Tapi gpp dari pada tidak sama sekali.
Heran juga sih ada yang memprotes tindakan POLRI itu. Mosok gerombolan
pemberontak bersenjata dilawan pake mulut ya nggak mempan.
  POLRI bertindak dianggap salah, POLRI nggak nemu2 pelaku pemboman
dianggap nggak bisa kerja, ya gimana dong heheheh



  On 1/25/07, em de <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Yang tidak setuju dengan tindakan Polri...tolong jangan hnya ngomel saja...
kalau komunitas sudah bersenjata maka tidak ada jalan lain selain
di tembak...
dimana saja di dunia ini,begitu...kalau tidak siapa yang
melindungi warga sipil...???
jangankan di indonesia, diamerika sono yaa gitu...
apalagi, di poso hampir setiap hari dan sudah bertahun
tahun...berisikan pembantaian warga sipil...oleh warga
bersenjata...ingat nggak anak anak sekolah digorok??? ingat nggak
pasar di bom??? apa anda tidak merasakan ketakutan dan trauma warga
sipil selama itu??bisakah hidup dlm kengerian teruss...oleh warga
sesama???
rasanya polri telah mengambil sikap tegas...harus ada ketegasan
sebagai sebuah negara,bangsa dan berdaulat...tidak ada alasan,apakah
mereka masuk DPO atau tidak...selama mereka berada dipertahanan warga
bersenjata dan melakukan penembakan dan perlawanan...sah untuk
disikat...dan HAM tidak mengatur itu...karena kategori mereka
jelas-...kriminalsama seperti perampok bersenjata,hanya ada satu
kata...tembak...kalau melawan...katimbang warga sipil tsb menembaki
warga sipil yang lai???
saya rasa,suasana warga saat ini hanya sesaat saja,setelah itu
akan tenang kembali...dan bila warga bersenjata tsb ,melakukan
kaderisasi dan itu memungkinkan karena mereka adalah jejaring...maka
warga akan membantu POLRI untuk melaporkan...karena sanksi hukum yang
pasti dan tegas sudah dijalankan...warga akan tenang dan berani
melawan warga bersenjata... setelah selama ini ketakutan...
masalah anggota DPD yang ikut ngoceh...anggap kambing,ngembik
aja...sekedar cari rumput saja...untuk makan,gemuk dan tetap
dipilih...itu aja...

tbk62 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Salam,

  Setuju Pak Radityo. Orang-orang ekstrimis Islam di Poso sudah
  kelewatan, karena melawan polisi dengan senjata api, bahkan bom.
  Bagaimana polisi bisa tewas tertembak, bila tak ada yang memegang
  senjata api.
  ekstrimis-ekstrimis di Poso dibantu perusuh-perusuh dari Jawa dan
  teroris terlatih dari Filipina.
  Sementara di Jakarta para pendukungnya, Abu Bakar Baasyir dkk,
  melakukan manipulasi informasi kepada DPR, menyebutkan polisi
  menembaki penduduk yang tidak bersenjata.
  Orang-orang bersenjata memang berlindung dan menggunakan warga sipil
  sebagai tameng, dengan intimidasi, sehingga wajar jika penduduk yang
  bukan DPO kena sasaran.
  Densus 88 harus menumpas gerakan ekstrimis bersenjata di Poso, sampai
  habis. Jangan ditarik sebelum selesai.
  Jangan menggubris komentar DPR yang hanya pandai naikin gaji sendiri,
  poligami, dan sedang habis akal melakukan perbaikan citra diri yang
  sudah rusak di mata pemilihnya.

  Wassalam,

  Dimas.


Re: [mediacare] POLRI TIDAK Gagal Menangani Poso!

2007-01-26 Terurut Topik Andre James Oscar

Salute buat POLRI yang sudah menjalankan tugas dengan baik di POSO, walau
mungkin agak terlambat. Tapi gpp dari pada tidak sama sekali. Heran juga sih
ada yang memprotes tindakan POLRI itu. Mosok gerombolan pemberontak
bersenjata dilawan pake mulut ya nggak mempan.
POLRI bertindak dianggap salah, POLRI nggak nemu2 pelaku pemboman dianggap
nggak bisa kerja, ya gimana dong heheheh

On 1/25/07, em de <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  Yang tidak setuju dengan tindakan Polri...tolong jangan hnya ngomel
saja...
kalau komunitas sudah bersenjata maka tidak ada jalan lain selain di
tembak...
dimana saja di dunia ini,begitu...kalau tidak siapa yang melindungi warga
sipil...???
jangankan di indonesia, diamerika sono yaa gitu...
apalagi, di poso hampir setiap hari dan sudah bertahun tahun...berisikan
pembantaian warga sipil...oleh warga bersenjata...ingat nggak anak anak
sekolah digorok??? ingat nggak pasar di bom??? apa anda tidak merasakan
ketakutan dan trauma warga sipil selama itu??bisakah hidup dlm kengerian
teruss...oleh warga sesama???
rasanya polri telah mengambil sikap tegas...harus ada ketegasan sebagai
sebuah negara,bangsa dan berdaulat...tidak ada alasan,apakah mereka masuk
DPO atau tidak...selama mereka berada dipertahanan warga bersenjata dan
melakukan penembakan dan perlawanan...sah untuk disikat...dan HAM tidak
mengatur itu...karena kategori mereka jelas-...kriminalsama seperti
perampok bersenjata,hanya ada satu kata...tembak...kalau melawan...katimbang
warga sipil tsb menembaki warga sipil yang lai???
saya rasa,suasana warga saat ini hanya sesaat saja,setelah itu akan tenang
kembali...dan bila warga bersenjata tsb ,melakukan kaderisasi dan itu
memungkinkan karena mereka adalah jejaring...maka warga akan membantu POLRI
untuk melaporkan...karena sanksi hukum yang pasti dan tegas sudah
dijalankan...warga akan tenang dan berani melawan warga bersenjata...
setelah selama ini ketakutan...
masalah anggota DPD yang ikut ngoceh...anggap kambing,ngembik
aja...sekedar cari rumput saja...untuk makan,gemuk dan tetap dipilih...itu
aja...

*tbk62 <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:

 Salam,

Setuju Pak Radityo. Orang-orang ekstrimis Islam di Poso sudah
kelewatan, karena melawan polisi dengan senjata api, bahkan bom.
Bagaimana polisi bisa tewas tertembak, bila tak ada yang memegang
senjata api.
ekstrimis-ekstrimis di Poso dibantu perusuh-perusuh dari Jawa dan
teroris terlatih dari Filipina.
Sementara di Jakarta para pendukungnya, Abu Bakar Baasyir dkk,
melakukan manipulasi informasi kepada DPR, menyebutkan polisi
menembaki penduduk yang tidak bersenjata.
Orang-orang bersenjata memang berlindung dan menggunakan warga sipil
sebagai tameng, dengan intimidasi, sehingga wajar jika penduduk yang
bukan DPO kena sasaran.
Densus 88 harus menumpas gerakan ekstrimis bersenjata di Poso, sampai
habis. Jangan ditarik sebelum selesai.
Jangan menggubris komentar DPR yang hanya pandai naikin gaji sendiri,
poligami, dan sedang habis akal melakukan perbaikan citra diri yang
sudah rusak di mata pemilihnya.

Wassalam,

Dimas.

--- In mediacare@yahoogroups.com , radityo
djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Kok saya tidak menganggap begitu. Pemerintahan SBY saya nilai sudah
cukup tegas dalam hal menangani kasus Poso. Polisi (tentu sudah seizin
SBY) berani melakukan penggerebegan di area rawan. Nah, kalau sudah
digerebeg tapi melawan dengan kekuatan senjata, ya dilawan balik tho?
Kalau polisinya ngacir, mereka tambah seneng. Mereka bersenjata saja
sudah menyalahi aturan hukum di negeri ini.
>
> Justru tindakan tegas pak bu polisi di Poso wajib kita acungi
jempol. Kalau mereka melempem, itu para pemenggal kepala orang akan
kegirangan, lalu bertindak semakin brutal. Jangan-jangan nanti ada
yang mati dicincang, atau dibikin abon segala. Mereka itu sudah tidak
menganggap dan tidak mematuhi aturan hukum yang ada di Indonesia.
Sudah diberi tenggat waktu untuk menyerah kok malah ngumpet. Polisi
saja dibunuh dengan cara dikeroyok ramai-ramai. Mereka rupanya hanya
patuh pada tatanan Syariah Islam saja.
>
> Jadi maaf, kali ini opini saya mungkin berseberangan dengan
rekan-rekan di Praxis.
>
>
>
> "Andi K. Yuwono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pemerintahan SBY Gagal Menangani Poso!
>
> Kami menyesalkan jatuhnya 13 korban sipil dan 1 anggota polisi yang
tewas
> dalam penyergapan yang dilakukan oleh Polda Sulteng di Poso kemarin
(22/1).
> Akibatnya masyarakat ketakutan dan mengungsi meninggalkan Poso Kota.
Di sisi
> lain, keluarga mendapatkan kesulitan untuk mengakses informasi atas
> keberadaan korban yang meninggal dan luka-luka. Polisi juga tidak
> mengumumkan secara terbuka identifikasi korban yang telah meninggal
dunia
> maupun luka-luka.
>
> Jatuhnya korban ini seharusnya dapat dihindari bila polisi tidak
melakukan
> penyerangan terbuka di wilayah padat, penduduk Poso kota serta di waktu
> dimana masyarakat mulai sibuk beraktivitas. Tindakan ini tidak dapat
> dilihat hanya sebagai upaya penegakan hukum, namun juga dapat
dikategorikan
> penyerangan te

[mediacare] POLRI TIDAK Gagal Menangani Poso!

2007-01-24 Terurut Topik em de
Yang tidak setuju dengan tindakan Polri...tolong jangan hnya ngomel saja...
  kalau komunitas sudah bersenjata maka tidak ada jalan lain selain di tembak...
  dimana saja di dunia ini,begitu...kalau tidak siapa yang melindungi warga 
sipil...???
  jangankan di indonesia, diamerika sono yaa gitu...
  apalagi, di poso hampir setiap hari dan sudah bertahun tahun...berisikan 
pembantaian warga sipil...oleh warga bersenjata...ingat nggak anak anak sekolah 
digorok??? ingat nggak pasar di bom??? apa anda tidak merasakan ketakutan dan 
trauma warga sipil selama itu??bisakah hidup dlm kengerian teruss...oleh warga 
sesama???
  rasanya polri telah mengambil sikap tegas...harus ada ketegasan sebagai 
sebuah negara,bangsa dan berdaulat...tidak ada alasan,apakah mereka masuk DPO 
atau tidak...selama mereka berada dipertahanan warga bersenjata dan melakukan 
penembakan dan perlawanan...sah untuk disikat...dan HAM tidak mengatur 
itu...karena kategori mereka jelas-...kriminalsama seperti perampok 
bersenjata,hanya ada satu kata...tembak...kalau melawan...katimbang warga sipil 
tsb menembaki warga sipil yang lai???
  saya rasa,suasana warga saat ini hanya sesaat saja,setelah itu akan tenang 
kembali...dan bila warga bersenjata tsb ,melakukan kaderisasi dan itu 
memungkinkan karena mereka adalah jejaring...maka warga akan membantu POLRI 
untuk melaporkan...karena sanksi hukum yang pasti dan tegas sudah 
dijalankan...warga akan tenang dan berani melawan warga bersenjata... setelah 
selama ini ketakutan...
  masalah anggota DPD yang ikut ngoceh...anggap kambing,ngembik aja...sekedar 
cari rumput saja...untuk makan,gemuk dan tetap dipilih...itu aja...
  
tbk62 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Salam, 

Setuju Pak Radityo. Orang-orang ekstrimis Islam di Poso sudah
kelewatan, karena melawan polisi dengan senjata api, bahkan bom.
Bagaimana polisi bisa tewas tertembak, bila tak ada yang memegang
senjata api. 
ekstrimis-ekstrimis di Poso dibantu perusuh-perusuh dari Jawa dan
teroris terlatih dari Filipina. 
Sementara di Jakarta para pendukungnya, Abu Bakar Baasyir dkk,
melakukan manipulasi informasi kepada DPR, menyebutkan polisi
menembaki penduduk yang tidak bersenjata. 
Orang-orang bersenjata memang berlindung dan menggunakan warga sipil
sebagai tameng, dengan intimidasi, sehingga wajar jika penduduk yang
bukan DPO kena sasaran. 
Densus 88 harus menumpas gerakan ekstrimis bersenjata di Poso, sampai
habis. Jangan ditarik sebelum selesai. 
Jangan menggubris komentar DPR yang hanya pandai naikin gaji sendiri,
poligami, dan sedang habis akal melakukan perbaikan citra diri yang
sudah rusak di mata pemilihnya. 

Wassalam,

Dimas. 

--- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Kok saya tidak menganggap begitu. Pemerintahan SBY saya nilai sudah
cukup tegas dalam hal menangani kasus Poso. Polisi (tentu sudah seizin
SBY) berani melakukan penggerebegan di area rawan. Nah, kalau sudah
digerebeg tapi melawan dengan kekuatan senjata, ya dilawan balik tho?
Kalau polisinya ngacir, mereka tambah seneng. Mereka bersenjata saja
sudah menyalahi aturan hukum di negeri ini. 
> 
> Justru tindakan tegas pak bu polisi di Poso wajib kita acungi
jempol. Kalau mereka melempem, itu para pemenggal kepala orang akan 
kegirangan, lalu bertindak semakin brutal. Jangan-jangan nanti ada
yang mati dicincang, atau dibikin abon segala. Mereka itu sudah tidak
menganggap dan tidak mematuhi aturan hukum yang ada di Indonesia.
Sudah diberi tenggat waktu untuk menyerah kok malah ngumpet. Polisi
saja dibunuh dengan cara dikeroyok ramai-ramai. Mereka rupanya hanya
patuh pada tatanan Syariah Islam saja.
> 
> Jadi maaf, kali ini opini saya mungkin berseberangan dengan
rekan-rekan di Praxis.
> 
> 
> 
> "Andi K. Yuwono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pemerintahan SBY Gagal Menangani Poso!
> 
> Kami menyesalkan jatuhnya 13 korban sipil dan 1 anggota polisi yang
tewas 
> dalam penyergapan yang dilakukan oleh Polda Sulteng di Poso kemarin
(22/1). 
> Akibatnya masyarakat ketakutan dan mengungsi meninggalkan Poso Kota.
Di sisi 
> lain, keluarga mendapatkan kesulitan untuk mengakses informasi atas 
> keberadaan korban yang meninggal dan luka-luka. Polisi juga tidak 
> mengumumkan secara terbuka identifikasi korban yang telah meninggal
dunia 
> maupun luka-luka.
> 
> Jatuhnya korban ini seharusnya dapat dihindari bila polisi tidak
melakukan 
> penyerangan terbuka di wilayah padat, penduduk Poso kota serta di waktu 
> dimana masyarakat mulai sibuk beraktivitas. Tindakan ini tidak dapat 
> dilihat hanya sebagai upaya penegakan hukum, namun juga dapat
dikategorikan 
> penyerangan terhadap warga sipil yang menjadi elemen penting dari 
> pelanggaran berat HAM. Ditambah, pendekatan kekerasan ini justru gagal 
> menangkap para DPO dilapangan. Hal ini juga membuktikan lemahnya aparat 
> intelejen dalam mengantisipasi kekerasan.
> 
> Kekerasan yang terjadi Poso ini tidak hanya dapat dilihat dari sisi
Polri 
> semata. Kekerasan yang terus berlangsung