Sedikit nyumbang pikiran,
Terlepas dengan segala masalah KKN atau segala hal yang sekarang melekat
pada pak Harto dengan segala tuduhan yang diarahkan kepada beliau, disini
saya dari dulu adalah seorang pengangum akan sosok Soeharto ini. Meskipun
segala macam keberhasilan dan penghargaan yang beliau terima tidak saya
rasakan secara langsung imbasnya hanya sajasaya akui bahwa Soeharto telah
berhasil memerdekakan Indonesia, (saya tidak akan megkaitkan dengan fakta
sejarah atau sikon politik yang saya sendiri juga tidak tahu pasti
kebenarannya berkaitan dengan Presiden sebelumnya) setidaknya program yang
dijalankan entah itu datang dari pribadi Soeharto ataupun dari pemikiran
kaum cendikiawan yang berdiri dibelakangnya, program itu sudah merubah jalan
hidup bangsa ini meskipun pada akhirnya kita dapat ketahui imbasnya banyak
sekali pemanfaatan celah dan fasilitas oleh para kerabat, kroni dan kongsi
yang berkeliling disekitar kursi kepemimpinannya. Malah didesa saya dahulu
dibesarkan sebuah desa kecil di lereng gunung Lawu, para orang orang tua
(U-45+) sering mengandaikan kehidupan dengan Soeharto sebagai presiden
dibanding dengan kehidupan sekarang. (meski saya juga tahu pasti siapapun
presidennya tidak akan banyak berpengaruh dengan kehidupan mereka yang
bersahaja-kecuali tiba2 tanah yang mereka garap harus digusur untuk
dijadikan mal, bagaimanapun juga kebutuhan sembako mereka terpenuhi dengan
mereka bertani sendiri). Yah, saya kira saya pun hanya bisa melihat dan
mendengar apa yang sedang terjadi karena paling jauh suara saya untuk
merubah semua ini hanya sebatas harapan, kertas suara Pemilu, telinga istri
dan berdoa kepada Allah SWT-semoga bangsa ini tetap menjadi sebuah bangsa
bagi setiap warga negaranya.
sekali lagi semoga
Balikpapan, April 11-2007
Dee.Setya
_
From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Sunny
Sent: Wednesday, April 11, 2007 8:31 AM
To: Undisclosed-Recipient:;
Subject: [mediacare] Soeharto, Patriot atau Crook
KOMPAS
Rabu, 11 April 2007
Otobiografi
Soeharto, Patriot atau Crook
Suryopratomo
Tidak bisa disangkal salah satu keberhasilan yang dicapai Presiden Soeharto
selama 32 tahun menjadi orang nomor satu di Indonesia adalah mengubah
Indonesia dari negara miskin menjadi negara yang beranjak ke negara industri
baru.
Namun, sebagai orang yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan pertanian,
Soeharto paham betul kehidupan rakyatnya. Walaupun Indonesia hendak beranjak
menuju negara industri, sebagian besar rakyat Indonesia tetap menggantungkan
hidupnya dari sektor pertanian.
Ketika perjalanan hidup membawa dirinya menjadi seorang tentara yang sarat
dengan penugasan yang menantang dan akhirnya membawa dirinya menggapai
jenjang tertinggi, yakni meraih jenderal bintang empat bahkan kemudian
bintang lima, Soeharto tetap tidak lupa akan kehidupan yang sebenarnya dari
rakyatnya. Demikian pula ketika kemudian arus besar politik dalam negeri
pada tahun 1965 menarik dirinya ke arena politik dan pengabdian sipil, hal
yang pertama dilakukan adalah melakukan perbaikan kehidupan rakyat.
Kebutuhan pangan yang tidak memadai sehingga membuat tingkat inflasi
melambung sampai 650 persen membuat ia tidak bisa lain kecuali yang pertama
dilakukan adalah memperbaiki sistem produksi pertanian.
Bersama para ahli ekonomi dari Universitas Indonesia yang dipimpin Prof
Widjojo Nitisastro dan Prof Ali Wardhana, Soeharto merancang sebuah konsep
pembangunan ekonomi jangka panjang yang terprogram. Konsep pembangunan yang
di zaman Presiden Soekarno berada di bawah bendera Demokrasi Terpimpin
diubah menjadi Garis Besar Haluan Negara yang diterjemahkan dalam rencana
pembangunan lima tahunan (repelita).
Setelah dua tahun mengemban tugas sebagai Penjabat Presiden, Soeharto
menjalankan Repelita I-nya pada tahun 1969. Arah yang ingin dicapai
sangatlah sederhana, yakni bagaimana bangsa Indonesia bisa memenuhi
kebutuhan pangan dan juga sandang sendiri.
Pelibatan dari semua komponen bangsa dilakukan agar program pembangunan bisa
berjalan dan berhasil. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, misalnya,
dilibatkan untuk turun ke lapangan, mendampingi para petani agar bisa
menjalankan program bimbingan massal.
Konsistensi dalam menjalankan program pembangunan itulah yang akhirnya
membawa Indonesia menggapai swasembada pangan pada tahun 1984. Prestasi
besar itu membawa Presiden Soeharto meraih penghargaan dari Badan Pangan dan
Pertanian Dunia (FAO).
Barulah setelah berhasil memenuhi kebutuhan perut, arah pembangunan bisa
dilakukan ke bidang lain. Setelah itu repelita diarahkan ke bidang
perumahan, pendidikan, kesejahteraan sosial, dan kemudian pembangunan
industri.
Tidak tertulis
Pencapaian pembangunan ekonomi yang dilakukan Indonesia selama 32 tahun
kepemimpinan Presiden Soeharto sangatlah luar biasa. Tidak hanya pujian yang
diberikan, tetapi konsep pembangunan banyak yang ditiru oleh negara-negara
lain.
Soeharto mengakui bahwa keberhasilannya