Re: FW: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidak ditaati

2006-04-08 Terurut Topik anwari hisham



Ah..bung wyn..anda ini tipikal banget sih..
mereka mau suami istri atau bukan..who give a da#%..
yang pasti si cewek itu jilbaban dan seneng ngemut batang..gitu loh..
- Original Message -From: "wyn may" <[EMAIL PROTECTED]>To: nonamanis2@yahoogroups.comSubject: Re: FW: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidak ditaatiDate: Sat, 8 Apr 2006 08:31:18 +0700Ada jaminan mrk ini bukan suami-istri, bung David..???
On 4/7/06, David Goh [EMAIL PROTECTED] wrote: 

Nah.. ini, ada jaminan suci???
-Original Message-From: nonamanis2@yahoogroups.com [mailto:nonamanis2@yahoogroups.com] On
Behalf Of William Hommer BoneySent: Thursday, April 06, 2006 10:25 AMTo: nonamanis2@yahoogroups.comSubject: Re: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidakditaati
Wah prediksi bung Dimas bakal ada NII bikin gue groginich .Ha 3x , berari siap siap aja kita mintasuaka ke Australia aja aa daripada nanti kita di rajam saya Habib Rhoma Irama dkk--- dimas supriyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam,  Yang mesti diwaspadai bukan RUU APP-nya, tapi niat busuk yang menungganginya. Bahwa pornografi musti dilarang atawa dilokalisir, seperti juga miras dan pelacuran memang ya.  Tapi draft RUU APP yang dibawa Kablan Kaplale itu  tendensius, mendiskreditkan perempuan, menempatkan perempuan sebagai pembawa dosa, cenderung ke-Arab-Araban dan beraroma Timur Tengah, itu soalnya.  Bisa dimonitor di pemberitaan media, khususnya  harian Republika, RUU APP lebih banyak didukung ormas-ormas Islam Garis Keras seperti FPI, MMI, Hisbuth Thahir, dan konco-konconya.  Patut diduga RUU APP mau dijadikan "pintu masuk"  bagi berlakunya Syariat Islam, bagi masuknya Taliban-Taliban dan Islam garis keras untuk berkuasa, seperti di Afganistan, dengan mendirikan NII - Negara Islam Indonesia . Itu soal gawatnya.  Dengan begitu, disintegrasi bangsa sudah di depan mata! Sungguh mengerikan!!!  Menolak budaya barat, bukan berarti ke Timur Tengah. Kita masih bisa menjadi diri sendiri. Pakai kebaya,  baju bodo, 'kan bisa. Kan masih Indonesia, meski bagian atasnya terbuka.  Penari - penari Tayub, Lengger, dan Jaipong 'kan nggak kebarat-baratan?! Tapi, menurut Kablan itu bakal dibatasi, untuk acara adat, tidak boleh untuk "busana umum" karena memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh. Itu yang mau dicapai di RUU APP!  Pendeknya, arah yang dibenarkan untuk berpakaian ala  RUU APP adalah busana ke ARab-araban, yang dibuntel-buntel kayak kueh lepet, atau kerudungan model ondel-ondel seperti yang dilakukan para pendemo.  Dalam hal berpakaian, di zaman yang modern begini,  tidak layak ada Undang Undang Negara mengatur. Pakaian dan dandanan setiap orang (perempuan dan laki) hanya layak diatur oleh komunitas.   Misalnya, ada pesta halowen tolong pakai kostum  hantu. Ada perayaan Valentin, harap pakai baju warna pink. Ada peresmian proyek baru, tolong pakai batik. Ada pengajian, tolong pakai busana muslim, dst.  Pendeknya, urusan pakaian wilayah Event Organisir  (EO), panitia-panitia acara. Bukan urusan negara!  Marilah kita bercermin ke negara Asia yang lebih maju: Saya belum pernah dengar ada pengamat suatu negara, yang kredibel, yang menyebut negara Jepang, Korea,  Hong Kong, dan Taiwan, sebagai negara seks, negara porno, meskipun di negeri 4 Macan Asia ini toleran terhadap penerbitan majalah porno. Playboy bisa beredar di negeri-negeri ini. Baik edisi  internasional maupun lokalnya.   Kenapa? Karena mereka punya pencapaian prestasi lain yang layak dibanggakan lebih dari sekadar memproduksi barang porno.   Orang-orang Indonesia jadi cerewet dan nyinyir terhadap pakaian, dan penerbitan Playboy karena tak punya prestasi apa pun di internasional selain bisa ngirim babu dan TKI.  Artis remaja Agnes Monica punya argumentasi cerdas:  "Yang punya masalah (menahan nafsu seks) 'kan lelaki! Lelaki yang gak bisa menahan nafsunya, kok, perempuan yang malah disalahkan?"  Sungguh cerdas dia.  Bahasa hukum universial yang benar adalah :  "Anda dinyatakan tidak bersalah sampai Sidang Pengadilan membuktikan Anda bersalah!"  Dalam konteks RUU APP kebalikannya : "Anda dianggap  bersalah (karena pakai baju sexy), sampai pengadilan membuktikan Anda tidak bersalah (karena terbukti tidak mengakibatkan tindak perkosaan, dan penyimpangan seksual!"  Minum minuman keras dibatasi dan dilokalisir, setuju. Pemabuk yang melakukan kejahatan dan atau mengakibatkan kecelakaan yang merugikan pihak lain, dihukum dua kali lipat dari yang bukan mabuk,  setuju.   Tapi melarang sama sekali penjualan minuman keras, tidak realistis. Sama seperti judi dan pelacuran. Dihapuskan sama sekali adalah mustahil.  Tapi dilokalisir, setuju.  Las Vegas, Macao, Sydney, Genting Islands, baik-baik saja dengan lokalisasi judinya.  Negeri-negeri mereka dari hari ke hari tambah makmur saja.   Di sini dengan pemimpin-pemimpin negerinya yang  munafik, penakut, dan sok moralis, sok beragama, tetap miskin karena mengabaikan income dari judi.Dimas   
 Mungkin ada yang berargumen: Menutup 

RE: FW: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidak ditaati

2006-04-08 Terurut Topik David Goh










ANDA NILAI AJA SENDIRI

Emang gua pikirin.





From:
nonamanis2@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wyn may
Sent: Saturday, April 08, 2006
8:31 AM
To: nonamanis2@yahoogroups.com
Subject: Re: FW: [nonamanis] Anti
RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidak ditaati





Ada jaminan mrk ini bukan
suami-istri, bung David..???



On 4/7/06, David Goh [EMAIL PROTECTED] wrote:





Nah.. ini, ada jaminan suci???








-Original Message-
From: nonamanis2@yahoogroups.com
[mailto:nonamanis2@yahoogroups.com]
On





Behalf
Of William Hommer Boney
Sent: Thursday, April 06, 2006 10:25 AM
To: nonamanis2@yahoogroups.com
Subject: Re: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD
Untuk tidak
ditaati





Wah prediksi bung Dimas
bakal ada NII bikin gue grogi
nich .Ha 3x , berari siap siap aja kita minta
suaka ke Australia
aja aa daripada nanti kita di 
rajam saya Habib Rhoma Irama dkk

--- dimas supriyanto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam, 
 Yang mesti diwaspadai bukan RUU APP-nya, tapi niat
 busuk yang menungganginya. Bahwa pornografi musti
 dilarang atawa dilokalisir, seperti juga miras dan
 pelacuran memang ya. 
 Tapi draft RUU APP yang dibawa Kablan Kaplale itu 
 tendensius, mendiskreditkan perempuan, menempatkan
 perempuan sebagai pembawa dosa, cenderung
 ke-Arab-Araban dan beraroma Timur Tengah, itu
 soalnya.
 
 Bisa dimonitor di pemberitaan media, khususnya 
 harian
 Republika, RUU APP lebih banyak didukung ormas-ormas
 Islam Garis Keras seperti FPI, MMI, Hisbuth Thahir,
 dan konco-konconya. 
 Patut diduga RUU APP mau dijadikan pintu masuk 
 bagi
 berlakunya Syariat Islam, bagi masuknya
 Taliban-Taliban dan Islam garis keras untuk
 berkuasa,
 seperti di Afganistan, dengan mendirikan NII -
 Negara
 Islam Indonesia
. Itu soal gawatnya. 
 Dengan begitu, disintegrasi bangsa sudah di depan
 mata!
 Sungguh mengerikan!!!
 
 Menolak budaya barat, bukan berarti ke Timur Tengah.
 Kita masih bisa menjadi diri sendiri. Pakai kebaya, 
 baju bodo, 'kan
bisa. Kan masih Indonesia, meski
 bagian atasnya terbuka. 
 Penari - penari Tayub, Lengger, dan Jaipong 'kan
 nggak
 kebarat-baratan?! Tapi, menurut Kablan itu bakal
 dibatasi, untuk acara adat, tidak boleh untuk
 busana
 umum karena memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh. Itu
 yang mau dicapai di RUU APP!
 
 Pendeknya, arah yang dibenarkan untuk berpakaian ala 
 RUU APP adalah busana ke ARab-araban, yang
 dibuntel-buntel kayak kueh lepet, atau kerudungan
 model ondel-ondel seperti yang dilakukan para
 pendemo.
 
 Dalam hal berpakaian, di zaman yang modern begini, 
 tidak layak ada Undang Undang Negara mengatur.
 Pakaian
 dan dandanan setiap orang (perempuan dan laki) hanya
 layak diatur oleh komunitas. 
 
 Misalnya, ada pesta halowen tolong pakai kostum 
 hantu.
 Ada
perayaan Valentin, harap pakai baju warna pink.
 Ada
peresmian proyek baru, tolong pakai batik. Ada
 pengajian, tolong pakai busana muslim, dst. 
 Pendeknya, urusan pakaian wilayah Event Organisir 
 (EO), panitia-panitia acara. Bukan urusan negara!
 
 Marilah kita bercermin ke negara Asia
yang lebih
 maju:
 Saya belum pernah dengar ada pengamat suatu negara,
 yang kredibel, yang menyebut negara Jepang,
Korea, 
 Hong Kong, dan Taiwan, sebagai negara seks, negara
 porno, meskipun di negeri 4 Macan Asia ini toleran
 terhadap penerbitan majalah porno. Playboy bisa
 beredar di negeri-negeri ini. Baik edisi 
 internasional
 maupun lokalnya. 
 
 Kenapa? Karena mereka punya pencapaian prestasi lain
 yang layak dibanggakan lebih dari sekadar
 memproduksi
 barang porno. 
 
 Orang-orang
 Indonesia jadi
cerewet dan nyinyir
 terhadap pakaian, dan penerbitan Playboy karena tak
 punya prestasi apa pun di internasional selain bisa
 ngirim babu dan TKI.
 
 Artis remaja Agnes Monica punya argumentasi cerdas: 
 Yang punya masalah (menahan nafsu seks) 'kan
 lelaki!
 Lelaki yang gak bisa menahan nafsunya, kok,
 perempuan
 yang malah disalahkan? 
 Sungguh cerdas dia.
 
 Bahasa hukum universial yang benar adalah : 
 Anda dinyatakan tidak bersalah sampai Sidang
 Pengadilan membuktikan Anda bersalah!
 
 Dalam konteks RUU APP kebalikannya : Anda dianggap 
 bersalah (karena pakai baju sexy), sampai pengadilan
 membuktikan Anda tidak bersalah (karena terbukti
 tidak
 mengakibatkan tindak perkosaan, dan penyimpangan
 seksual!
 
 Minum minuman keras dibatasi dan dilokalisir,
 setuju.
 Pemabuk yang melakukan kejahatan dan atau
 mengakibatkan kecelakaan yang merugikan pihak lain,
 dihukum dua kali lipat dari yang bukan mabuk, 
 setuju. 
 
 Tapi melarang sama sekali penjualan minuman keras,
 tidak realistis. Sama seperti judi dan pelacuran.
 Dihapuskan sama sekali adalah mustahil. 
 Tapi dilokalisir, setuju. 
 Las Vegas, Macao,
Sydney, Genting Islands,
baik-baik
 saja dengan lokalisasi judinya. 
 Negeri-negeri mereka dari hari ke hari tambah makmur
 saja. 
 
 Di sini dengan pemimpin-pemimpin negerinya yang 
 munafik, penakut, dan sok moralis, sok beragama,
 tetap
 miskin karena mengabaikan

Re: FW: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidak ditaati

2006-04-08 Terurut Topik Olympus 730uz



Suami istri atau bukan, yang terang apa pantas adegan begitu di rekam dan disebar di milis seperti ini?Jadi apa gunanya sok suci pakai jilbab/menyetujui pasangannya berjilbabsegala kalo kelakuannya begitu. Nah yang muna siapa tuhanwari hisham [EMAIL PROTECTED] wrote:Ah..bung wyn..anda ini tipikal banget sih..  mereka mau suami istri atau bukan..who give a da#%..  yang pasti si cewek itu jilbaban dan seneng ngemut batang..gitu loh..  - Original Message -From: "wyn may" <[EMAIL PROTECTED]>To: nonamanis2@yahoogroups.comSubject: Re: FW: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidak ditaatiDate: Sat, 8 Apr 2006 08:31:18
 +0700Ada jaminan mrk ini bukan suami-istri, bung David..???  On 4/7/06, David Goh [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah.. ini, ada jaminan suci???  -Original Message-From: nonamanis2@yahoogroups.com [mailto:nonamanis2@yahoogroups.com] On  Behalf Of William Hommer BoneySent: Thursday, April 06, 2006 10:25 AMTo: nonamanis2@yahoogroups.comSubject: Re: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidakditaati  Wah prediksi bung Dimas bakal ada NII bikin gue groginich .Ha 3x , berari siap siap aja kita mintasuaka ke Australia aja aa daripada nanti kita di rajam saya Habib Rhoma Irama dkk--- dimas supriyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam,  Yang mesti diwaspadai bukan RUU APP-nya, tapi niat busuk yang menungganginya. Bahwa pornografi musti dilarang atawa dilokalisir, seperti juga miras dan pelacuran memang ya.  Tapi draft RUU APP yang dibawa Kablan Kaplale itu  tendensius,
 mendiskreditkan perempuan, menempatkan perempuan sebagai pembawa dosa, cenderung ke-Arab-Araban dan beraroma Timur Tengah, itu soalnya.  Bisa dimonitor di pemberitaan media, khususnya  harian Republika, RUU APP lebih banyak didukung ormas-ormas Islam Garis Keras seperti FPI, MMI, Hisbuth Thahir, dan konco-konconya.  Patut diduga RUU APP mau dijadikan "pintu masuk"  bagi berlakunya Syariat Islam, bagi masuknya Taliban-Taliban dan Islam garis keras untuk berkuasa, seperti di Afganistan, dengan mendirikan NII - Negara Islam Indonesia . Itu soal gawatnya.  Dengan begitu, disintegrasi bangsa sudah di depan mata! Sungguh mengerikan!!!  Menolak budaya barat, bukan berarti ke Timur Tengah. Kita masih bisa menjadi diri sendiri. Pakai kebaya,  baju bodo, 'kan bisa. Kan masih Indonesia,
 meski bagian atasnya terbuka.  Penari - penari Tayub, Lengger, dan Jaipong 'kan nggak kebarat-baratan?! Tapi, menurut Kablan itu bakal dibatasi, untuk acara adat, tidak boleh untuk "busana umum" karena memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh. Itu yang mau dicapai di RUU APP!  Pendeknya, arah yang dibenarkan untuk berpakaian ala  RUU APP adalah busana ke ARab-araban, yang dibuntel-buntel kayak kueh lepet, atau kerudungan model ondel-ondel seperti yang dilakukan para pendemo.  Dalam hal berpakaian, di zaman yang modern begini,  tidak layak ada Undang Undang Negara mengatur. Pakaian dan dandanan setiap orang (perempuan dan laki) hanya layak diatur oleh komunitas.   Misalnya, ada pesta halowen tolong pakai kostum  hantu. Ada perayaan Valentin, harap pakai baju warna pink. Ada peresmian
 proyek baru, tolong pakai batik. Ada pengajian, tolong pakai busana muslim, dst.  Pendeknya, urusan pakaian wilayah Event Organisir  (EO), panitia-panitia acara. Bukan urusan negara!  Marilah kita bercermin ke negara Asia yang lebih maju: Saya belum pernah dengar ada pengamat suatu negara, yang kredibel, yang menyebut negara Jepang, Korea,  Hong Kong, dan Taiwan, sebagai negara seks, negara porno, meskipun di negeri 4 Macan Asia ini toleran terhadap penerbitan majalah porno. Playboy bisa beredar di negeri-negeri ini. Baik edisi  internasional maupun lokalnya.   Kenapa? Karena mereka punya pencapaian prestasi lain yang layak dibanggakan lebih dari sekadar memproduksi barang porno.   Orang-orang Indonesia jadi cerewet dan nyinyir terhadap pakaian, dan penerbitan Playboy karena tak punya
 prestasi apa pun di internasional selain bisa ngirim babu dan TKI.  Artis remaja Agnes Monica punya argumentasi cerdas:  "Yang punya masalah (menahan nafsu seks) 'kan lelaki! Lelaki yang gak bisa menahan nafsunya, kok, perempuan yang malah disalahkan?"  Sungguh cerdas dia.  Bahasa hukum universial yang benar adalah :  "Anda dinyatakan tidak bersalah sampai Sidang Pengadilan membuktikan Anda bersalah!"  Dalam konteks RUU APP kebalikannya : "Anda dianggap  bersalah (karena pakai baju sexy), sampai pengadilan membuktikan Anda tidak bersalah (karena terbukti tidak mengakibatkan tindak perkosaan, dan penyimpangan seksual!"  Minum minuman keras dibatasi dan dilokalisir, setuju. Pemabuk yang melakukan kejahatan dan atau mengakibatkan kecelakaan yang merugikan pihak
 lain, dihukum dua kali lipat dari yang bukan mabuk,  setuju.   Tapi melarang sama sekali penjualan minuman keras, tidak realistis. Sama seperti judi dan pelacuran. Dihapuskan sama sekali adalah mustahil.  Tapi dilokalisir, setuju.  Las Vegas, Macao, Sydney, Genting Islands, 

Re: FW: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidak ditaati

2006-04-07 Terurut Topik wyn may



Ada jaminan mrk ini bukan suami-istri, bung David..???
On 4/7/06, David Goh [EMAIL PROTECTED] wrote:

Nah.. ini, ada jaminan suci???
-Original Message-From: nonamanis2@yahoogroups.com
 [mailto:nonamanis2@yahoogroups.com] On
Behalf Of William Hommer BoneySent: Thursday, April 06, 2006 10:25 AMTo: 
nonamanis2@yahoogroups.comSubject: Re: [nonamanis] Anti RUU APP - Orang Indonesia Buat UUD Untuk tidakditaati
Wah prediksi bung Dimas bakal ada NII bikin gue groginich .Ha 3x , berari siap siap aja kita mintasuaka ke Australia aja aa daripada nanti kita di
rajam saya Habib Rhoma Irama dkk--- dimas supriyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, 
 Yang mesti diwaspadai bukan RUU APP-nya, tapi niat busuk yang menungganginya. Bahwa pornografi musti dilarang atawa dilokalisir, seperti juga miras dan pelacuran memang ya.  Tapi draft RUU APP yang dibawa Kablan Kaplale itu
 tendensius, mendiskreditkan perempuan, menempatkan perempuan sebagai pembawa dosa, cenderung ke-Arab-Araban dan beraroma Timur Tengah, itu soalnya.  Bisa dimonitor di pemberitaan media, khususnya
 harian Republika, RUU APP lebih banyak didukung ormas-ormas Islam Garis Keras seperti FPI, MMI, Hisbuth Thahir, dan konco-konconya.  Patut diduga RUU APP mau dijadikan pintu masuk
 bagi berlakunya Syariat Islam, bagi masuknya Taliban-Taliban dan Islam garis keras untuk berkuasa, seperti di Afganistan, dengan mendirikan NII - Negara Islam Indonesia . Itu soal gawatnya. 
 Dengan begitu, disintegrasi bangsa sudah di depan mata! Sungguh mengerikan!!!  Menolak budaya barat, bukan berarti ke Timur Tengah. Kita masih bisa menjadi diri sendiri. Pakai kebaya,
 baju bodo, 'kan bisa. Kan masih Indonesia, meski bagian atasnya terbuka.  Penari - penari Tayub, Lengger, dan Jaipong 'kan nggak kebarat-baratan?! Tapi, menurut Kablan itu bakal
 dibatasi, untuk acara adat, tidak boleh untuk busana umum karena memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh. Itu yang mau dicapai di RUU APP!  Pendeknya, arah yang dibenarkan untuk berpakaian ala
 RUU APP adalah busana ke ARab-araban, yang dibuntel-buntel kayak kueh lepet, atau kerudungan model ondel-ondel seperti yang dilakukan para pendemo.  Dalam hal berpakaian, di zaman yang modern begini,
 tidak layak ada Undang Undang Negara mengatur. Pakaian dan dandanan setiap orang (perempuan dan laki) hanya layak diatur oleh komunitas.   Misalnya, ada pesta halowen tolong pakai kostum
 hantu. Ada perayaan Valentin, harap pakai baju warna pink. Ada peresmian proyek baru, tolong pakai batik. Ada pengajian, tolong pakai busana muslim, dst.  Pendeknya, urusan pakaian wilayah Event Organisir
 (EO), panitia-panitia acara. Bukan urusan negara!  Marilah kita bercermin ke negara Asia yang lebih maju: Saya belum pernah dengar ada pengamat suatu negara, yang kredibel, yang menyebut negara Jepang, Korea,
 Hong Kong, dan Taiwan, sebagai negara seks, negara porno, meskipun di negeri 4 Macan Asia ini toleran terhadap penerbitan majalah porno. Playboy bisa beredar di negeri-negeri ini. Baik edisi
 internasional maupun lokalnya.   Kenapa? Karena mereka punya pencapaian prestasi lain yang layak dibanggakan lebih dari sekadar memproduksi barang porno.  
 Orang-orang Indonesia jadi cerewet dan nyinyir terhadap pakaian, dan penerbitan Playboy karena tak punya prestasi apa pun di internasional selain bisa ngirim babu dan TKI.  Artis remaja Agnes Monica punya argumentasi cerdas:
 Yang punya masalah (menahan nafsu seks) 'kan lelaki! Lelaki yang gak bisa menahan nafsunya, kok, perempuan yang malah disalahkan?  Sungguh cerdas dia. 
 Bahasa hukum universial yang benar adalah :  Anda dinyatakan tidak bersalah sampai Sidang Pengadilan membuktikan Anda bersalah!  Dalam konteks RUU APP kebalikannya : Anda dianggap
 bersalah (karena pakai baju sexy), sampai pengadilan membuktikan Anda tidak bersalah (karena terbukti tidak mengakibatkan tindak perkosaan, dan penyimpangan seksual! 
 Minum minuman keras dibatasi dan dilokalisir, setuju. Pemabuk yang melakukan kejahatan dan atau mengakibatkan kecelakaan yang merugikan pihak lain, dihukum dua kali lipat dari yang bukan mabuk,
 setuju.   Tapi melarang sama sekali penjualan minuman keras, tidak realistis. Sama seperti judi dan pelacuran. Dihapuskan sama sekali adalah mustahil.  Tapi dilokalisir, setuju. 
 Las Vegas, Macao, Sydney, Genting Islands, baik-baik saja dengan lokalisasi judinya.  Negeri-negeri mereka dari hari ke hari tambah makmur saja.   Di sini dengan pemimpin-pemimpin negerinya yang
 munafik, penakut, dan sok moralis, sok beragama, tetap miskin karena mengabaikan income dari judi.Dimas   
 Mungkin ada yang berargumen: Menutup tubuh seperti orang-orang di Arab nggak bisa menjamin tidak akan ada perkosaan. Buktinya ada cewek yang berjilbab yang
 diperkosa. Jawabannya: Nah... kalau pakai jilbab  saja masih diperkosa, apalagi kalau pakai baju seksi? Ini kan analoginya sama saja dengan pertanyaan bodoh: Apakah sabuk pengaman dan helm bisa menjamin kita
 tidak mati ketika kecelakaan mobil?  Jawabnya: Pakai