Re: Bls: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ?
Buseeet! OB banyak DOZEN FILSAFAT ya...? Mudah-mudahan bisa menyembuhkan Ibu/Bapak yang kebingungan... On Tue, Jan 20, 2009 at 2:19 PM, edwinkdr wrote: > > Lhoh , saya juga bengong lho Pak:-p > > Gak taw tadi nulis apa...ha ha > (becanda dink...:-p) > > BTW, Refreshing sejenak. > > Senin, 08 September 2008 10:37 wib > Kisah Pandawa dan Kurawa > > Apa jadinya kalau dalang mbeling Sujiwo Tedjo ketemu dengan Gus Dur? > Inilah yang terjadi pada acara wayangan yang diselenggarakan di Gedung > MPR/DPR pada Agustus 2000. Selain Gus Dur, tampak hadir antara lain > Ketua DPR Akbar Tandjung dan isteri, Permadi, Garin Nugroho, dan > beberapa anggota MPR/DPR, dan sejumlah menteri. > > Dalam acara wayang lazimnya ki dalang sesekali mengajak penonton untuk > ikut nimbrung dalam cerita. Cuma kali ini, penonton yang diajak > nimbrung tak tanggung-tanggung: seorang presiden. Begitulah, Ki Tedjo, > mantan wartawan dan sarjana ITB yang berasal dari Situbondo (jadi satu > 'negara' dengan Gus Dur, sama-sama orang Jawa Timur) terus mengusik > sang presiden dengan banyak pertanyaan yang dikaitkan dengan cerita > yang sedang digelarnya. > > Dialog pun terjadi antara dalang dengan Gus Dur yang duduk di depan > panggung. > > "Menurut Anda, sebenarnya antara Kurawa dan Pandawa itu yang salah > siapa sih?" tanya Tedjo. "Kok hampir tiap hari mereka itu bertengkar > terus? Kok mereka itu enggak pernah bisa rukun? Yang salah itu > sebenarnya siapa: Sengkuni, Kresna, atau Arjuna?" > > "Yang salah itu konsepnya," jawab Gus Dur enteng, disambut tawa > panjang penonton. > > "Lho, padahal konsep wayang kan sama saja, Gus?" > > "Semua orang melihat Kurawa dan Pandawa itu secara hitam putih, > seperti bandit dan koboi (Kurawa dianggap jahat, Pandawa baik). > Padahal semestinya tidak begitu," ucap Gus Dur. > > Menurut ? Gus Dur, kelompok Pandawa adalah orang-orang yang sudah > tidak punya keinginan dan kepentingan jelek. > > Bagaimana dengan Kurawa? > > "Kelompok Kurawa adalah orang-orang yang sedang melangkah menuju sikap > seperti Pandawa itu. Maka sebenarnya dia itu bukan kalah. Kurawa > berbuat macam-macam itu hanya karena belum matang jiwanya. Maka, > kewajiban Pandawa adalah mengalahkan Kurawa, supaya bisa diarahkan ke > jalan yang baik. Itu sebabnya ada parikesit, yang 'netral' berdiri di > atas semua golongan. Parikesit itu bersaudara dengan Kurawa maupun > Pandawa. > > "Berarti Pandawa dan Kurawa itu harus dirangkul ya Gus?" tanya Tedjo lagi. > > "Lha, inggih. Sebab, Kurawa itu bukan bandit." > > "Tapi Kurawa dijadikan bulan-bulanan hinaan terus..." > > "Itulah salahnyam," sahut Gus Dur lagi. Hadirin pun terbahak-bahak > sambil bertepuk tangan riuh. > > "Kurawa itu calon Pandawa," tambah Gus Dur. > > "Tapi, orang-orang ini aneh, bolak balik keliru melulu. Dan yang > paling keliru adalah dalangnya..." > > "Wah, kalau begitu saya lebih baik pulang saja," ujar Ki Dalang Tedjo, > pura-pura ngambek. (ahm) > > . > > > http://news.okezone.com/GUSDUR/index.php/ReadStory/2008/09/08/64/143770/kisah-pandawa-dan-kurawa > > . > > I Don't Know > > Pada Suatu hari ada seorang Idiot alias bego tapi yg paling kaya raya > di Indonesia berasal dari betawi bernama Mali, beliau punya teman > bernama otong. Suatu hari mereka bercakap-cakap dengan sengitnya.. > > Otong : "Mali... gue punya kabar buruk nih!" > Mali : "Kabar buruk apaan? > Otong : "Kabar buruk mengenai ada orang yang bakal jadi saingan elo > krn doi orang kaya sedunia!" > > Mali : "Haah... apa gue nggak salah dengar? kagak bakal ada orang yang > bisa nyaingin gue, mana orangnya kasih tahu dimana rumahnya gue pengen > tahu.." > Otong : "Wah.. jauh bener li, dia ada di Amerika.." > Mali : "Baru di Amerika, biar gue lihat kesana pake pesawat pribadi > gue, besok gue terbang pengen tahu orang kaya itu.." > > Singkat cerita sudah sampailah Mali di Amerika, dengan wajah bingung > dan takjub dia sampai di kota New York, begitu lihat Patung Liberty > dia langsung bilang... "Wah, bener-bener hebat di Jakarta belon ada > yang kayak gini nih, ah gue mo tanya ama yang lewat kali aje die tau > yang bikin ini patung, soalnya gue mo pesen satu buat di jejerin di > Monas..". > > Ada orang bule yang lagi lewat ditegur sama mali. > > Mali : "Sir, aye mo nanya siape ye yang punya itu patung?" > Bule : "What I don't know!", sambil terheran-terheran. > Mali : "Hah.. A-do-no, wah bener juga kata si otong pasti die orangnye. > > Mali jalan ke San Fransico dia liat jembatan yang terpanjang di dunia, > trus dia tanya sama orang bule lagi. > > Mali : "Sir, tahu ngga? yang bikin nih jembatan? panjang amat gue jadi > pengen juga bangun jembatan kayak gini di Jakarta" > Bule : "What?!, Sorry I don't Know!" > Mali : "Wah, si A-Do-No lagi, kalo gitu bener die orangnye yang kaya > itu,gue jadi pengen ketemu nih. > > Tiba-tiba Mali sudah sampai di Washington DC tepat didepan Gedung > Putih. Disitu dia bingung plus heran sambil berkata.. "Jangan-jangan > ini dia nih, rumahny
Bls: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ?
Lhoh , saya juga bengong lho Pak:-p Gak taw tadi nulis apa...ha ha (becanda dink...:-p) BTW, Refreshing sejenak. Senin, 08 September 2008 10:37 wib Kisah Pandawa dan Kurawa Apa jadinya kalau dalang mbeling Sujiwo Tedjo ketemu dengan Gus Dur? Inilah yang terjadi pada acara wayangan yang diselenggarakan di Gedung MPR/DPR pada Agustus 2000. Selain Gus Dur, tampak hadir antara lain Ketua DPR Akbar Tandjung dan isteri, Permadi, Garin Nugroho, dan beberapa anggota MPR/DPR, dan sejumlah menteri. Dalam acara wayang lazimnya ki dalang sesekali mengajak penonton untuk ikut nimbrung dalam cerita. Cuma kali ini, penonton yang diajak nimbrung tak tanggung-tanggung: seorang presiden. Begitulah, Ki Tedjo, mantan wartawan dan sarjana ITB yang berasal dari Situbondo (jadi satu 'negara' dengan Gus Dur, sama-sama orang Jawa Timur) terus mengusik sang presiden dengan banyak pertanyaan yang dikaitkan dengan cerita yang sedang digelarnya. Dialog pun terjadi antara dalang dengan Gus Dur yang duduk di depan panggung. "Menurut Anda, sebenarnya antara Kurawa dan Pandawa itu yang salah siapa sih?" tanya Tedjo. "Kok hampir tiap hari mereka itu bertengkar terus? Kok mereka itu enggak pernah bisa rukun? Yang salah itu sebenarnya siapa: Sengkuni, Kresna, atau Arjuna?" "Yang salah itu konsepnya," jawab Gus Dur enteng, disambut tawa panjang penonton. "Lho, padahal konsep wayang kan sama saja, Gus?" "Semua orang melihat Kurawa dan Pandawa itu secara hitam putih, seperti bandit dan koboi (Kurawa dianggap jahat, Pandawa baik). Padahal semestinya tidak begitu," ucap Gus Dur. Menurut ? Gus Dur, kelompok Pandawa adalah orang-orang yang sudah tidak punya keinginan dan kepentingan jelek. Bagaimana dengan Kurawa? "Kelompok Kurawa adalah orang-orang yang sedang melangkah menuju sikap seperti Pandawa itu. Maka sebenarnya dia itu bukan kalah. Kurawa berbuat macam-macam itu hanya karena belum matang jiwanya. Maka, kewajiban Pandawa adalah mengalahkan Kurawa, supaya bisa diarahkan ke jalan yang baik. Itu sebabnya ada parikesit, yang 'netral' berdiri di atas semua golongan. Parikesit itu bersaudara dengan Kurawa maupun Pandawa. "Berarti Pandawa dan Kurawa itu harus dirangkul ya Gus?" tanya Tedjo lagi. "Lha, inggih. Sebab, Kurawa itu bukan bandit." "Tapi Kurawa dijadikan bulan-bulanan hinaan terus..." "Itulah salahnyam," sahut Gus Dur lagi. Hadirin pun terbahak-bahak sambil bertepuk tangan riuh. "Kurawa itu calon Pandawa," tambah Gus Dur. "Tapi, orang-orang ini aneh, bolak balik keliru melulu. Dan yang paling keliru adalah dalangnya..." "Wah, kalau begitu saya lebih baik pulang saja," ujar Ki Dalang Tedjo, pura-pura ngambek. (ahm) . http://news.okezone.com/GUSDUR/index.php/ReadStory/2008/09/08/64/143770/kisah-pandawa-dan-kurawa . I Don't Know Pada Suatu hari ada seorang Idiot alias bego tapi yg paling kaya raya di Indonesia berasal dari betawi bernama Mali, beliau punya teman bernama otong. Suatu hari mereka bercakap-cakap dengan sengitnya.. Otong : "Mali... gue punya kabar buruk nih!" Mali : "Kabar buruk apaan? Otong : "Kabar buruk mengenai ada orang yang bakal jadi saingan elo krn doi orang kaya sedunia!" Mali : "Haah... apa gue nggak salah dengar? kagak bakal ada orang yang bisa nyaingin gue, mana orangnya kasih tahu dimana rumahnya gue pengen tahu.." Otong : "Wah.. jauh bener li, dia ada di Amerika.." Mali : "Baru di Amerika, biar gue lihat kesana pake pesawat pribadi gue, besok gue terbang pengen tahu orang kaya itu.." Singkat cerita sudah sampailah Mali di Amerika, dengan wajah bingung dan takjub dia sampai di kota New York, begitu lihat Patung Liberty dia langsung bilang... "Wah, bener-bener hebat di Jakarta belon ada yang kayak gini nih, ah gue mo tanya ama yang lewat kali aje die tau yang bikin ini patung, soalnya gue mo pesen satu buat di jejerin di Monas..". Ada orang bule yang lagi lewat ditegur sama mali. Mali : "Sir, aye mo nanya siape ye yang punya itu patung?" Bule : "What I don't know!", sambil terheran-terheran. Mali : "Hah.. A-do-no, wah bener juga kata si otong pasti die orangnye. Mali jalan ke San Fransico dia liat jembatan yang terpanjang di dunia, trus dia tanya sama orang bule lagi. Mali : "Sir, tahu ngga? yang bikin nih jembatan? panjang amat gue jadi pengen juga bangun jembatan kayak gini di Jakarta" Bule : "What?!, Sorry I don't Know!" Mali : "Wah, si A-Do-No lagi, kalo gitu bener die orangnye yang kaya itu,gue jadi pengen ketemu nih. Tiba-tiba Mali sudah sampai di Washington DC tepat didepan Gedung Putih. Disitu dia bingung plus heran sambil berkata.. "Jangan-jangan ini dia nih, rumahnya si A-do-no gile kayak Istana",sungutnya dalam hati. Lalu dia langsung tanya sebelumnya dengan penjaga pintu gerbang Gedung Putih yang pakai seragam, karena biar gimana juga dia orang timur punya sopan-santun mau bertamu ke rumah orang, takut salah alamat. Mali : "Permission...mau tanya ini rumah siapa ya?". Bule : "What!!! Oh sorry I don't Know!" dengan muka heran. Se
Bls: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ?
Bengong lebih berat lagi saya, abis maem juga sie tadi.. :P --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, G Grianto wrote: > > waw.keren.salute buat Pak Edwin. >  > terima kasih Pak > > --- Pada Sel, 20/1/09, edwinkdr menulis: > > Dari: edwinkdr > Topik: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ? > Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Tanggal: Selasa, 20 Januari, 2009, 5:09 AM > > > > > > > > Ya Ampun Pak DE:-) > > Saya nggak terlalu ngerti filsafat > > Kalo terkait lelaku untuk ngelmu > > Bapak saya pernah bilang..."Ngelmu iku tinemu kanthi laku...lewat > alusing panggrahito lan lantiping pamikir" :-p > > artinya Ngelmu..(bukan kawruh) > http://groups. yahoo.com/ group/saham/ message/53254 > > terkait dengan Rejeki, Jodoh dan mati :-) > > Semua rahasia hanya bisa dibuka kalo kita mau berjalan > dengan halusnya budi pekerti... > > dan tajam cerdik cerdasnya pemikiran kita. > > Tujuan budi pekerti ada dua menurut pak mario : > > Pertama, tujuan kemanusiaan = berbuat baik > sebaik baik manusia adalah manusia yg paling banyak manfaatnya > > Kedua, tujuan KeTuhanan. > untuk menjadi kekasih Tuhan. > > Masalah Rejeki itu kalo dalam Ngelmu Kasampurnan bisa diartikan > Sugih Tanpa Banda. > > Atau manusia kalo sudah mencapai KESADARAN tataran tertentu > akan menyadari kalo dia sebenarnya sudah Kaya Lahir dan bathin dari > semula...karena Tuhan tdk pernah menciptakan sampah(kata Pak Mario) :-) > > Jadi setiap orang yg mau SADAR, mempunyai HAK atas HOKIE tsb. > > Sebenarnya Tuhan tanpa kita berbuat apa2 bisa memberi > Tapi kita juga harus paham bagaimana sifat Tuhan. > > Apa Tuhan akan memberi untuk orang yg malas ? > Tanpa manfaat kepada tujuan Budi Pekerti ? > > Jadi sama sih maksudnya dengan Pak DE dan mbah hihihi > > > > Tambahan Cerita : OOT...by pass kalo tdk perlu :-) > > . ...Catatan saya kemarin. ... > > menurut Pak Mario Teguh "Tombo ati" > > Pertimbangan paling lengkap adalah menggunakan "Rasa" :-) > Sama seperti : ajaran MangkuNegara IV - sembah budi luhur. > Dimana tingkat tertingginya setelah sembah jiwa (ruh) adalah sembah > rasa. (inti ruh) > > http://alangalangku mitir.wordpress. com/category/ k-e-j-a-w- e-n/ > > Disini banyak orang tersesat atau salah paham :-) > > Mari kita mengutip satu tembang Jawa > Tak uwisi gunem iki --> saya akhiri pembicaraan ini > Niyatku mung aweh wikan --> saya hanya ingin memberi tahu > Kabatinan akeh lire --> kebatinan banyak macamnya > Lan gawat ka liwat-liwat --> dan artinya sangat gawat > Mulo dipun prayitno --> maka itu berhati-hatilah > Ojo keliru pamilihmu --> Jangan kamu salah pilih > Lamun mardi kebatinan --> kalau belajar kebatinan > > > Pada perjalanan 7 tingkat kesadaran jiwa. > > http://finance. groups.yahoo. com/group/ obrolan-bandar/ message/29056 > > Pemurnian rasa ada ditahap nomor 2 > > Quote : > Jiwa selalu berada dalam hubungan dengan yang lainnya. > Dalam hubungan itu lah⦠> Jiwa mengalami sisi terang dan bayang â" bayangnya, > Antara mimpi dan kenyataan > Antara dendam dan pengampunan > Antara Cinta dan Kehilangan > Semua dirasakan jiwa sebagai letupan â" letupan rasa > hanyalah sebagian dari dirinya⦠> Jiwa lebih besar dari perasaannya⦠> > > > Setelah Tahap pertama : Pemurnian Budi â" Kerinduan > terdalam . > > Biasanya orang menjadi SADAR dengan TUJUAN hidupnya. tapi masih > terikat dengan bayang2 perasaannya. > > . .. > "Ngelmu iku tinemu kanthi laku lewat alusing panggrahito lan lantiping > pemikir" :-) > > Ada 3 Tahap yg berbeda tentang PERASAAN ini untuk memurnikannya : > > 1. Tak Berperasaan > 2. Ada Perasaan > 3. Melupakan Perasaan > > Pada tahap pertama, kecenderungan orang yg memakai LOGIKA/Lantiping > PAMIKIR adalah TDK mempunyai PERASAAN. > atau tebas sana tebas sini, dimana suka main kasar dan merasa paling > benar. (Keminter kalo dalam bahasa jawa) :-) > > Gambaran yg pernah ditampilkan di filem adalah cerita "Sun Wu Kong" > Journey To The West. :-) > Saat bertemu Guru-nya, kemudian dibebaskan dari Gunung 5 Jari. Sifat > TANPA Perasaan Sun Wukong masih KUAT. > > Sehingga setiap bertemu siluman yg ingin mencelakakan Guru-nya > langsung di bunuh tanpa ampun.dan dia sangat membenci Zhu Bajie. :-) > selain cerewet juga suka menghasut Guru-nya. > > Sun Wukong selalu menang dalam setiap PERTARUNGAN. ...tapi saat > berpisah dengan Guru-nya dia menjadi tdk tenang. > Bingung memikirkan kenapa dia membenci, mencintai, dendam, mengampuni > semua terjadi begitu saja.sampai akhirnya dia tdk menemukan alasan > sama sekali. > Ya karena memang dia ingin seperti itu...SADAR, kemudian kembali > kepada Guru dan adik2nya saat kritis dan menolong mereka dari Siluman > Ular. > > Guru Sun Wukong memaafkan Siluman Ular, yg tetap saja membuat Sun > Wukong belom mengerti. :-) > > > Pada Tahap Kedua, Saat orang menyadari
Re: Bls: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ?
Sekedar sharing sebuah cerita yang cukup menarik Ada seorang pria yang selalu berdoa untuk diberikan petunjuk bagaimana cara memperoleh keberuntungan dan selalu sukses dalam hidup. Kemudian suatu malam ia bermimpi sedang berjalan ke dalam hutan untuk memperoleh pencerahan. Paginya ia berjalan memasuki hutan dan berkeliling selama berjam-jam untuk mencari tanda-tanda yang bisa menjawab pertanyaan yang sedang digelutinya. Ketika sedang beristirahat, ia melihat seekor rubah yang tidak memiliki kaki berbaring di atas batu di sebuah tempat yang nyaman. Pria itu bertanya-tanya bagaimana rubah buntung itu bisa bertahan hidup. Ia menunggu sampai hari terbenam. Saat itu ia melihat seekor singa datang dan memberikan daging di depan rubah itu. "Ah, aku mengerti," pikir pria itu. "Rahasia sukses dalam hidup adalah percaya pada Tuhan dan Tuhan akan memberikan apa saja yang aku butuhkan. Aku tidak perlu berusaha. Yang perlu aku lakukan adalah pasrah sepenuhnya pada Tuhan-ku." Akhirnya pria itu bangun. Selanjutnya ia selalu berdoa, dan meyakini bahwa semuanya baik itu makanan, minuman, kekayaan dan kemuliaan akan diberikan oleh Tuhan. Dua minggu kemudian, dalam kondisi lemah dan kelaparan, ia kembali bermimpi. Kali ini ia mendengar sebuah suara berkata, "Jadilah singa, bukan rubah!" Semoga mencerahkan Salam DW From: G Grianto To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, January 20, 2009 12:28:04 PM Subject: Bls: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ? waw.keren. salute buat Pak Edwin. terima kasih Pak --- Pada Sel, 20/1/09, edwinkdr menulis: Dari: edwinkdr Topik: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ? Kepada: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 20 Januari, 2009, 5:09 AM Ya Ampun Pak DE:-) Saya nggak terlalu ngerti filsafat Kalo terkait lelaku untuk ngelmu Bapak saya pernah bilang..."Ngelmu iku tinemu kanthi laku...lewat alusing panggrahito lan lantiping pamikir" :-p artinya Ngelmu..(bukan kawruh) http://groups. yahoo.com/ group/saham/ message/53254 terkait dengan Rejeki, Jodoh dan mati :-) Semua rahasia hanya bisa dibuka kalo kita mau berjalan dengan halusnya budi pekerti... dan tajam cerdik cerdasnya pemikiran kita. Tujuan budi pekerti ada dua menurut pak mario : Pertama, tujuan kemanusiaan = berbuat baik sebaik baik manusia adalah manusia yg paling banyak manfaatnya Kedua, tujuan KeTuhanan. untuk menjadi kekasih Tuhan. Masalah Rejeki itu kalo dalam Ngelmu Kasampurnan bisa diartikan Sugih Tanpa Banda. Atau manusia kalo sudah mencapai KESADARAN tataran tertentu akan menyadari kalo dia sebenarnya sudah Kaya Lahir dan bathin dari semula...karena Tuhan tdk pernah menciptakan sampah(kata Pak Mario) :-) Jadi setiap orang yg mau SADAR, mempunyai HAK atas HOKIE tsb. Sebenarnya Tuhan tanpa kita berbuat apa2 bisa memberi Tapi kita juga harus paham bagaimana sifat Tuhan. Apa Tuhan akan memberi untuk orang yg malas ? Tanpa manfaat kepada tujuan Budi Pekerti ? Jadi sama sih maksudnya dengan Pak DE dan mbah hihihi .
Bls: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ?
waw.keren.salute buat Pak Edwin. terima kasih Pak --- Pada Sel, 20/1/09, edwinkdr menulis: Dari: edwinkdr Topik: [obrolan-bandar] Re: Ho Kie: Controlable or Uncontrolable ? Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 20 Januari, 2009, 5:09 AM Ya Ampun Pak DE:-) Saya nggak terlalu ngerti filsafat Kalo terkait lelaku untuk ngelmu Bapak saya pernah bilang..."Ngelmu iku tinemu kanthi laku...lewat alusing panggrahito lan lantiping pamikir" :-p artinya Ngelmu..(bukan kawruh) http://groups. yahoo.com/ group/saham/ message/53254 terkait dengan Rejeki, Jodoh dan mati :-) Semua rahasia hanya bisa dibuka kalo kita mau berjalan dengan halusnya budi pekerti... dan tajam cerdik cerdasnya pemikiran kita. Tujuan budi pekerti ada dua menurut pak mario : Pertama, tujuan kemanusiaan = berbuat baik sebaik baik manusia adalah manusia yg paling banyak manfaatnya Kedua, tujuan KeTuhanan. untuk menjadi kekasih Tuhan. Masalah Rejeki itu kalo dalam Ngelmu Kasampurnan bisa diartikan Sugih Tanpa Banda. Atau manusia kalo sudah mencapai KESADARAN tataran tertentu akan menyadari kalo dia sebenarnya sudah Kaya Lahir dan bathin dari semula...karena Tuhan tdk pernah menciptakan sampah(kata Pak Mario) :-) Jadi setiap orang yg mau SADAR, mempunyai HAK atas HOKIE tsb. Sebenarnya Tuhan tanpa kita berbuat apa2 bisa memberi Tapi kita juga harus paham bagaimana sifat Tuhan. Apa Tuhan akan memberi untuk orang yg malas ? Tanpa manfaat kepada tujuan Budi Pekerti ? Jadi sama sih maksudnya dengan Pak DE dan mbah hihihi Tambahan Cerita : OOT...by pass kalo tdk perlu :-) . ...Catatan saya kemarin. ... menurut Pak Mario Teguh "Tombo ati" Pertimbangan paling lengkap adalah menggunakan "Rasa" :-) Sama seperti : ajaran MangkuNegara IV - sembah budi luhur. Dimana tingkat tertingginya setelah sembah jiwa (ruh) adalah sembah rasa. (inti ruh) http://alangalangku mitir.wordpress. com/category/ k-e-j-a-w- e-n/ Disini banyak orang tersesat atau salah paham :-) Mari kita mengutip satu tembang Jawa Tak uwisi gunem iki --> saya akhiri pembicaraan ini Niyatku mung aweh wikan --> saya hanya ingin memberi tahu Kabatinan akeh lire --> kebatinan banyak macamnya Lan gawat ka liwat-liwat --> dan artinya sangat gawat Mulo dipun prayitno --> maka itu berhati-hatilah Ojo keliru pamilihmu --> Jangan kamu salah pilih Lamun mardi kebatinan --> kalau belajar kebatinan Pada perjalanan 7 tingkat kesadaran jiwa. http://finance. groups.yahoo. com/group/ obrolan-bandar/ message/29056 Pemurnian rasa ada ditahap nomor 2 Quote : Jiwa selalu berada dalam hubungan dengan yang lainnya. Dalam hubungan itu lah… Jiwa mengalami sisi terang dan bayang – bayangnya, Antara mimpi dan kenyataan Antara dendam dan pengampunan Antara Cinta dan Kehilangan Semua dirasakan jiwa sebagai letupan – letupan rasa hanyalah sebagian dari dirinya… Jiwa lebih besar dari perasaannya… Setelah Tahap pertama : Pemurnian Budi – Kerinduan terdalam . Biasanya orang menjadi SADAR dengan TUJUAN hidupnya. tapi masih terikat dengan bayang2 perasaannya. . .. "Ngelmu iku tinemu kanthi laku lewat alusing panggrahito lan lantiping pemikir" :-) Ada 3 Tahap yg berbeda tentang PERASAAN ini untuk memurnikannya : 1. Tak Berperasaan 2. Ada Perasaan 3. Melupakan Perasaan Pada tahap pertama, kecenderungan orang yg memakai LOGIKA/Lantiping PAMIKIR adalah TDK mempunyai PERASAAN. atau tebas sana tebas sini, dimana suka main kasar dan merasa paling benar. (Keminter kalo dalam bahasa jawa) :-) Gambaran yg pernah ditampilkan di filem adalah cerita "Sun Wu Kong" Journey To The West. :-) Saat bertemu Guru-nya, kemudian dibebaskan dari Gunung 5 Jari. Sifat TANPA Perasaan Sun Wukong masih KUAT. Sehingga setiap bertemu siluman yg ingin mencelakakan Guru-nya langsung di bunuh tanpa ampun.dan dia sangat membenci Zhu Bajie. :-) selain cerewet juga suka menghasut Guru-nya. Sun Wukong selalu menang dalam setiap PERTARUNGAN. ...tapi saat berpisah dengan Guru-nya dia menjadi tdk tenang. Bingung memikirkan kenapa dia membenci, mencintai, dendam, mengampuni semua terjadi begitu saja.sampai akhirnya dia tdk menemukan alasan sama sekali. Ya karena memang dia ingin seperti itu...SADAR, kemudian kembali kepada Guru dan adik2nya saat kritis dan menolong mereka dari Siluman Ular. Guru Sun Wukong memaafkan Siluman Ular, yg tetap saja membuat Sun Wukong belom mengerti. :-) Pada Tahap Kedua, Saat orang menyadari Kehebatannya (Potensi diri) dia mulai mengerti untuk menggunakannya bermanfaat. sehingga muncullah perasaan, untuk menjaga (Tanggung Jawab) tapi belom bisa melepaskan keterikatan diri dengan perasaan itu sendiri. (tdk stabil) Pada saat itu diceritakan bahwa Sun Wukong di geser kedudukannya oleh Kera Hitam, yg licik, penjilat...bermuka baik, yg ingin memakan daging Guru Sun Wukong. Sehingga merasa di geser dengan sopan dan halus ta