Re: Letter to Editor-Komposisi Nama
In a message dated 1/31/99 12:59:24 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: <> ## Salam! Dari segi isi, semua sudah oke khan. Sekarang para "peneken"nya. Dengan demikian nama-nama yang tercantum dalam "letter to Editor" itu adalah Panut Wirata, Ramadhan Pohan, Dodo Dolitle, Blucer Rajagukguk, Ichwan Ramli, Andrew Pattiwael, B Ridwan dan Budi Haryanto.? Ada tambahan nama lagi? Atau perbaikan ejaan nama? Saya akan mengirimkannya melalui e-mail ke New York Times, Selasa pagi (2 Feb'99). Jika tidak ada yang keberatan, deadline perbaikan atau tambahan nama pendukung adalah Selasa 07.00 a.m. Eastern Time. Bagaimana? Setuju? Saya juga punya ide menuliskannya dalam bentuk berita-- untuk dikirim dalam tabloid OPOSISI (tiras 400 ribu)-- media satu grup dengan Jawa Pos. Soalnya kalau ngirim ke Jawa Pos, wah nggak enak mas,:-) Kalau koran Grup Jawa Pos lainnya, seperti "Merdeka" Jakarta sih, masih bisalah ...:-) Apakah setuju atau ada keberatan atau ada usul lain? Salam! ramadhan pohan
Re: Fw: [ITB] keluarin aja timtim dari Republik Indonesia
Nih .., satu contoh penyebar penyakit.! Nasrullah Idris, Doyan amat sih anda mengadu agama !!! Percuma dong puasa sebulan lalu meminta maaf kalau lagi-lagi bikin penyakit kayak gini. Bijaksanalah dikit. Buat teman-teman lain, mohon bisa berkepala dingin, anda akan menjadi semakin matang. Salam, Budi Nasrullah Idris wrote: > > Subject: Re: [ITB] keluarin aja timtim dari Republik Indonesia > Date: Sat, 30 Jan 1999 14:39:46 +0700 (JAVT) > From:"Mr.Sunandar" <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED] > > bener maneh, Nan.Saya DUKUNG. > Kabar terbaru dari koran katanya Uskup Belo meminta agar Jakarta untuk > menunda pelepasan TIMTIM.Dia mengakui adanya kepanikan masyarakat TIMTIM > menyikapi keputusan jakarta. > > He he he enak ajah. Indonesia udah puluhan tahun menderita gara-gara > TIMTIM. Bayangkan APBN TIMTIM 98% di subsidi masyarakat Indonesia yang > kebetulan 88% orang Islam. > > Tapi apa balasan mereka ?. Udah dipojokkan, difitnah, eh masih berani > mengusir, membakar tempat ibadah dan rumah-rumah mereka. Udah nggak > pernah > minta maaf , eh masih ngelarang larang untuk membangun kembali > rumah-rumah > ibadah itu. Dan yang lebih kurang ajar lagi, berani lagi Pak Uskup Belo > memberi pernyataan yang menghebohkan beberapa tahun yang lalu bahwa > daerah TIMTIM khusus untuk umat Katolik. Apa yang lebih SARA dari hal > ini? > > Bandingkan dengan Aceh. Walaupun sama-sama rusuh, sama-sama ditekan > ABRI, > sama-sama fanatik thd agamanya, tapi mereka tidak pernah melakukan > tindakan diskriminatif SARA. Tidak pernah terdengar gereja atau > pengungsian orang-orang kristen dari ACEH. > > GUE mendukung PISAN TIMTIM dipisah. Cuman sayah rada takut dengan nasib > orang Islam disana. Gimana yah nasib mereka. Semoga ALLAH SWT melindungi > mereka... > > Ada yang bisa jawab nggak? > kalo bisa sih orang TIMTIM-nya sendiri ... > > THANX..
Re: Dari Admin...Re: DIJUAL: VCD PORNO
Bridwan wrote: -deleted-- >Hanya mengenai jual/beli, apakah tidak boleh dalam situasi >krisis moneter/ekonomi ini, diantara kita saling bantu >seandainya ada yang ingin mencari uang tambahan ? >>Salam, >bRidWaN Saya setuju dengan komentar ini bung Bridwan. hanya sayangnya orang yang menjual CD porno ini tinggal di negeri yang sama sekali tidak terkena krisis moneter/ekonomi(USA).., dan barang dagangannya rasanya sangat tidak panta untuk diperjual belikan.., apalagi melalui Milis yang anggotanya hampir semuanya adalah orang-orang terpelajar...,calon-calon pemimpin bangsa yang diharapakan mampu membangun Indonesia agar menjadi negara yang maju, dimana rakyatnya hidup berkecukupan, sejahtera, serta mempunyai AKHLAK yang mulia. Salam Mohamad Rosadi >- >At 16:36 29/01/99 -0500, Stephanie G. Widyani wrote: >|> kalo namanya bajakan kan biasanya illegal *yoi nggak??* >|> kalo pornografi itu illegal di internet, kayaknya itu >|> hukumnya laen lagi dech.. Tapi kan permias@ diciptakan >|> BUKAN u/ jual/beli (porno lagi!!) *duh.. duh duh..* >|> >|> Stephanie > > >>From: Indi Soemardjan ; January 29, 1999 4:01 PM: >> >>:apakah barang pornografi illegal di internet? >>:apakah VCD bajakan tsb. yang illegal? > >- >>:Syafri Afriansyah wrote: >>:> >>:> Mr. Bonnyku, >>:> >>:> Telah berulang kali anda diperingatkan untuk tidak berdagang >>:> di millis ini. Dan berulang kali pula anda lakukan perdagangan >>:> barang ilegal. >>:> Maka dengan berat hati mulai saat ini kami terpaksa mengeluarkan >>:> anda dari milis ini. Untuk selanjutnya agar anda tidak lagi >>:> mencoba sign in di milis ini. >>:> >>:> On line administrator, >>:> >>:> ++Syafri Afriansyah. >>:> >>:> >OK, daripada ribut-ribut soal Tim-Tim, >>:> >lebih baik beliin Video CD porno >>:> >punya gua aja, deh. >>:> > >>:> >Dijamin puas hee.he.he >--- >>:> >DIJUAL: VCD PORNO >>:> > >>:> >Video CD berisi film-film porno >>:> >(dalam bentuk mpg). >>:> >Film-film (mpg) bisa ditonton memakai >>:> >"MS Media Player" yang tersedia >>:> >dalam Win95 OSR2 atau Win98. >>:> > >>:> >Harga jual: US$5 (termasuk ongkos kirim) >>:> > >>:> >Pembeli bisa membayar setelah menerima >>:> >barang di tangan. Barang bisa dikirim >>:> >di kota manapun maupun negara manapun >>:> >kamu berada. Jumlah pembelian CD >>:> >TIDAK DIBATASI. >>:> > >>:> >Berilah info berikut: >>:> > Nama: Suparman Kripton >>:> > Alamat: Jln Maju Mundur no. 100 >>:> > Petaling Jaya, >>:> > Kuala Lumpur10001 >>:> > Malaysia >>:> > Email: [EMAIL PROTECTED] >>:> > No telp: (590) 123-4567 >>:> > Jumlah CD: 20 >>:> > >>:> >Thanks. > __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Dari Admin...Re: DIJUAL: VCD PORNO
Bridwan wrote: -deleted-- >Hanya mengenai jual/beli, apakah tidak boleh dalam situasi >krisis moneter/ekonomi ini, diantara kita saling bantu >seandainya ada yang ingin mencari uang tambahan ? >>Salam, >bRidWaN Saya setuju dengan komentar ini bung Bridwan. hanya sayangnya orang yang menjual CD porno ini tinggal di negeri yang sama sekali tidak terkena krisis moneter/ekonomi(USA).., dan barang dagangannya rasanya sangat tidak panta untuk diperjual belikan.., apalagi melalui Milis yang anggotanya hampir semuanya adalah orang-orang terpelajar...,calon-calon pemimpin bangsa yang diharapakan mampu membangun bangsa dan negara Indonesia agar menjadi bangsa dan negara yang maju dan sejahtera, BERMORAL tinggi, serta BERAKHLAK mulia. Salam Mohamad Rosadi >- >At 16:36 29/01/99 -0500, Stephanie G. Widyani wrote: >|> kalo namanya bajakan kan biasanya illegal *yoi nggak??* >|> kalo pornografi itu illegal di internet, kayaknya itu >|> hukumnya laen lagi dech.. Tapi kan permias@ diciptakan >|> BUKAN u/ jual/beli (porno lagi!!) *duh.. duh duh..* >|> >|> Stephanie > > >>From: Indi Soemardjan ; January 29, 1999 4:01 PM: >> >>:apakah barang pornografi illegal di internet? >>:apakah VCD bajakan tsb. yang illegal? > >- >>:Syafri Afriansyah wrote: >>:> >>:> Mr. Bonnyku, >>:> >>:> Telah berulang kali anda diperingatkan untuk tidak berdagang >>:> di millis ini. Dan berulang kali pula anda lakukan perdagangan >>:> barang ilegal. >>:> Maka dengan berat hati mulai saat ini kami terpaksa mengeluarkan >>:> anda dari milis ini. Untuk selanjutnya agar anda tidak lagi >>:> mencoba sign in di milis ini. >>:> >>:> On line administrator, >>:> >>:> ++Syafri Afriansyah. >>:> >>:> >OK, daripada ribut-ribut soal Tim-Tim, >>:> >lebih baik beliin Video CD porno >>:> >punya gua aja, deh. >>:> > >>:> >Dijamin puas hee.he.he >--- >>:> >DIJUAL: VCD PORNO >>:> > >>:> >Video CD berisi film-film porno >>:> >(dalam bentuk mpg). >>:> >Film-film (mpg) bisa ditonton memakai >>:> >"MS Media Player" yang tersedia >>:> >dalam Win95 OSR2 atau Win98. >>:> > >>:> >Harga jual: US$5 (termasuk ongkos kirim) >>:> > >>:> >Pembeli bisa membayar setelah menerima >>:> >barang di tangan. Barang bisa dikirim >>:> >di kota manapun maupun negara manapun >>:> >kamu berada. Jumlah pembelian CD >>:> >TIDAK DIBATASI. >>:> > >>:> >Berilah info berikut: >>:> > Nama: Suparman Kripton >>:> > Alamat: Jln Maju Mundur no. 100 >>:> > Petaling Jaya, >>:> > Kuala Lumpur10001 >>:> > Malaysia >>:> > Email: [EMAIL PROTECTED] >>:> > No telp: (590) 123-4567 >>:> > Jumlah CD: 20 >>:> > >>:> >Thanks. > __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Fw: [ITB] keluarin aja timtim dari Republik Indonesia
> He he he enak ajah. Indonesia udah puluhan tahun menderita gara-gara > TIMTIM. Bayangkan APBN TIMTIM 98% di subsidi masyarakat Indonesia yang > kebetulan 88% orang Islam. Kok jadi bunyinya Islam Ngebiyayaiin Kristen nih jadinya, Mau dibandingin lagi, Irian-Jaya adalah penyumbang pajak terbesar bagi " KAS dan KANTONG" Republik Indonesia, yang akhirnya juga disalurkan ke Tim-Tim. Jadi saya rasa impas saja kok. Irian Jaya (Yang mayoritas Kristen) juga kasih makan Indonesia (yang Mayoritas Muslim) Apa rakyat Irian Jaya ribut ? ngga tuh... namanya juga saling bantu, lagian emang dari dulu Rakyat Irian selalu kena todong " dipalak" oleh Jakarta. > Tapi apa balasan mereka ?. Udah dipojokkan, difitnah, eh masih berani > mengusir, membakar tempat ibadah dan rumah-rumah mereka. Udah nggak > pernah > minta maaf , eh masih ngelarang larang untuk membangun kembali > rumah-rumah > ibadah itu. Dan yang lebih kurang ajar lagi, berani lagi Pak Uskup Belo > memberi pernyataan yang menghebohkan beberapa tahun yang lalu bahwa > daerah TIMTIM khusus untuk umat Katolik. Apa yang lebih SARA dari hal > ini? Dipojokkan? difitnah? Kalau memojokkan diri karena terus berkeras bahwa tidak PERNAH terjadi pelanggaran HAM di Tim-tim jelas adalah kesalahan nomor satu Indonesia. Difitnah? mungkin kita saja yang masih terus tertutup, menutup mata bahwa memang telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia di Tim-tim, Aceh, IRIAN-JAYA. Tidak pernah kita dipojokkan atau difitnah karena kita Indonesia atau karena kita bernama Indonesia, tetapi karena memang telah terjadi pelanggaran yang selalu ditutup- tutupi oleh kita-nya sendiri. > Bandingkan dengan Aceh. Walaupun sama-sama rusuh, sama-sama ditekan > ABRI, > sama-sama fanatik thd agamanya, tapi mereka tidak pernah melakukan > tindakan diskriminatif SARA. Tidak pernah terdengar gereja atau > pengungsian orang-orang kristen dari ACEH. Ditekan sama ABRI, salah...ABRI tidak pernah menekan, ABRI hanya menjalankan perintah yang ditugaskan oleh Pemerintah, Bung, setahu saya di Aceh, orang Kristennya tidak sebanyak muslim di Tim-Tim. Jangan samakan donk Aceh dan Tim-tim, jelas saja Kristen tidak pernah mengungsi karena untuk masuk saja sulit sekali ke Aceh. > GUE mendukung PISAN TIMTIM dipisah. Cuman sayah rada takut dengan nasib > orang Islam disana. Gimana yah nasib mereka. Semoga ALLAH SWT melindungi > mereka... Sejauh ini di Tim-Tim belum pernah jatuh korban dari Muslim kan? Maksud saya muslim yang dilukai oleh rakyat Tim-Tim karena agamanya. Bukan karena bentrokan antar Tim-Tim dengan Aparat, lain aparat dengan muslim. Aparat luka atau meninggal adalah kewajiban sebagai seorang prajrit. > Ada yang bisa jawab nggak? > kalo bisa sih orang TIMTIM-nya sendiri ... > > THANX.. > Maaf, saya bukan asli Tim-Tim, walau keluarga ayah saya berasal dari Maluku, saya masih lebih bangga dikatakan sebagai orang Indonesia. Sebab Indonesia dikamus saya bukanlah Muslim Indonesia, Jawa Indonesia, Kristen Indonesia, Minahasa Indonesia, tetapi hanya satu, Indonesia. Andrew Pattiwael
Re: Letter to Editor-perlu tambahan dan bantuan untuk mengirimkannya segera sebelum basi rekan-rekan
Saya juga ikut mendukungviva Permias@ ! Salut untuk bung Panut Wirata, Ramadan Pohan, Dodo Dolitle, Blucer Rajaguguk, Ichwan Ramli, dan Andrew Pattiweal, Salam, bRidWaN --- At 16:58 30/01/99 -0800, Budi Haryanto wrote: > Saya setuju. > > Salam, > Budi - >Panut Wirata wrote: >> Rekan-rekan Permias: >> Surat ke NYTimes saya revisi sedikit dengan memasukkan perkiraan >> bahwa itu adalah permainan politisi jakarta. Tambahan Sdr Dodo saya >> masukkan dengan sedikit perubahan. Ada saran supaya surat ini dikirim >> ke buletin boardnya New York TIme dan juga dikirim ke CNN. Maaf saja >> semalam saya coba cari-cari cara mengirim surat ini, namun saya tidak >> menemukannya. mungkin pengurus list (Indi) bisa membantu atau mungkin >> bung Pattiweal. >> Satu lagi, bila rakan-rakan setuju, harap memdberitahu sehingga >> namanya bisa disertakan sebagai pengirim surat. Kalau cara ini bisa >> efektif, mungkin cara ini bisa dijadikan kebiasaan dalam meluruskan >> berita-berita tentang Indonesia. Ini setidak-tidaknya yang bisa kita >> lakukan sebagai warga negara Indonesia di perantauan. >> >> Dear Editor: >> The article entitles "40 Christian Killed in Revenge Riot in an >> Indonesian Village" published by The New York Time Tuesday, January >> 26, 1999 presented some truth regarding Ambon Tragedy but certainly >> not the whole thruth. The title of the article itself shows the >> imbalance of the facts that were to be presented. This could be the >> result of the interview that involved >> only the Christian people. Reading the article one would get the >> impression that the Christian villagers of Ambon were the sole victim >> of the tragedy and that the tragedy was inflicted by revenging >> Muslims. The facts were that both the Christian and the Muslims were >> in some kind of war. They attacked and killed each other and a lot of >> people from both sides were dead. In some cases, Muslim's villages >> got obliterated too. We belief that this is not simply religious >> conflict but it could have been the game played by elite politicians >> in Jakarta. This is a very set situation and we hope that the >> Indonesian authority could quickly uncover the cause of the tragedy. >> >> We also hope that in reporting a conflict, your journalists >> interview both parties so that both side of the stories are balancely >> presented. One sided report of a conflict may result in worsening the >> conflict itself, or even creating a new conflict. This may not be true >> in advanced countries, but it is the case in Indonesia where riots >> could be easily incited by rumors. >> This letter is intended to clarify that Ambon Tragedy is not a >> case where the Christian minority is treated unjustly by the Muslim >> majority. We hope that this letter disolves the bad image about >> Muslim majority in Indonesia that the article indirectly portraits. >> >> Indonesia Student Association Mailing List: >>Panut Wirata, Ramadan Pohan, Dodo Dolitle, BlucerRajaguguk, >> Ichwan Ramli, Andrew Pattiweal, >> dll
Re: Aceh memang tidak pernah dijajah Belanda
Saya teruskan ya... "Y. Y. Alim" wrote: > YYA: > Kalau bagian ini mengandung pernyataan yang cukup tajam dan menyinggung > rekan-rekan dari suku lain, saya mohon maaf. Bukan niatan saya untuk itu. > Saya perlu perbaiki penjelasan saya sebagai berikut. FNU: Kalau saya pribadi sih tidak tersinggung. > Daerah atau kerajaan yang ditaklukan Belanda secara umum mendapat manfaat > lain terutama dalam masalah pendidikan. Mungkin rekan-rekan masih ingat > "politik balas budi" dalam sejarah kita. Sekolah dasar sampai perguruan > tinggi yang dibangun Belanda paling tidak memberikan kesempatan (walaupun > terbatas) kepada pribumi (inlander?) untuk mengenyam pendidikan. Kampus > ITB dibangun Tahun 1920 (mohon koreksi), di Jakarta ada Stovia, dan > lainnya. Pada saat pemuda dan rakyat Aceh masih sibuk merusak rel kereta > api dan telegraph dalam rangka mengusir Belanda, pribumi yang bertempat > tinggal di daerah taklukan belanda (pokoknya saya nggak nyebut daerah lagi, > takut menyinggung) sudah merintis pergerakan politik atau perjuangan > melalui jalur diplomasi. Banyak tokoh perjuangan yang telah menyandang > gelar sarjana, bahkan ada tokoh separatis (PRRI/Permesta?) yang bergelar > Doktor. FNU: Politik balas budi memang membantu meningkatkan pendidikan. Hal ini tidak dapat dipungkiri. Namun pendidikan untuk kalangan umum tidak banyak berubah. Sekolah "ongko loro" hanya memajukan rakyat sampai pada tahap melek huruf, masih jauh dari melek intelektualitas. Selain itu perekrutan PNS (pamong praja) memang sangat membantu pada saat RI baru terbentuk. Jadi jalannya kepemerintahan tidak benar-benar dari nol besar lagi. > Hal yang mau saya angkat disini adalah elapse time on knowledge endowement, > isu ini mungkin bisa jadi topik research kalau sepakat kita bisa sama-sama > menggarapnya. FNU: Kalau ada dana risetnya boleh tuh dibagi ke anggota milis. > Sejarah menunjukkan bahwa kawasan yang selalu bergolak secara fisik akan > tertinggal kemampuan sumber daya manusianya relatif terhadap daerah yang > tidak bergolak (Polkam stabil). Lihat saja Orang Moro di Philiphinnes, > Orang Basque di spanyol, orang Kurdi, orang Palestina, orang Aceh dan > daerah lainnya. Sumber penurunan kemampuan sumber daya tersebut antara lain > adalah: Pertama, sarana pendidikan memang tidak ada (tidak sempat > terbangun, di bom atau dirusak). Kedua, dalam pertempuran fisik mortaliti > rate penduduk usia sekolah sangat tinggi. Ketiga, dalam pertempuran fisik > mortaliti rate orang yang terdidik juga tinggi. Faktor pendukung > pembangunan adalah politik yang stabil dan sudah tentu tersedianya sumber > daya yang layak. Coba anda amati lokasi sebaran waduk, jalan raya, gedung, > dan lainnya yang ditinggalkan belanda dan masih kita manfaatkan saat ini. > Perbandingan lain secara regional adalah pembangunan jalan trans jawa dan > trans sumatra (maaf lho). Deandles pada tahun 1850 sudah membangun jalan > anyer-panarukan yang dapat kita dapat sebutkan sebagai jalan trans jawa. > Kalau tidak salah pembangunan jalan trans-sumatra baru dibangun pada tahun > 1980 an (rejeki minyak). Contoh-contoh descriptive seperti ini dimaksudkan > untuk menunjukkan adanya korelasi sumber daya manusia dengan pencapaian > pembangunan fisik. Mungkin kita perlu research yang mendalam untuk hal > ini, ada sponsor? Sebetulnya tidak dapat dikatakan betul 100 persen. Pernyataan mas YYA hanya berlaku setelah Politik Balas Budi mulai dicanangkan (kasus RI pra-kemerdekaan). Sebelum era itu, biarpun situasi aman terkendali, sumber daya manusia tidak mempunyai kemampuan lebih baik. Yang ada adalah proses pembodohan, di mana rakyat hanya diberi pekerjaan sebagai pekerja. Bekerja dan bekerja seperti semut pekerja. Makanya disebut 'mental kuli' karena memang tidak diberi alternatif lain. Secara fisik memang sifat pekerjaan adalah kuli. Pekerjaan yg bersifat kepamongprajaanpun lebih bersifat pekerjaan pengawas, atau mandor. Untuk itu saya malah sampai kepada kesimpulan sebaliknya. Masyarakat yang masih bebas dari kontrol (walaupun dalam hutan), memiliki kesempatan lebih baik untuk mengeluarkan pendapat dll. Makanya mungkin perlu adjusment untuk sampai kepada kesimpulan anda tsb. [Bbrp waktu lalu ada yg protes dg istilah "mental kuli", mungkin rekan yg protes perlu mengingat lagi sejarah ini. Memang nyata ada kok, dan tidak ada hubungannya dg pekerjaan terhormat atau tidak. Yang ada adalah perkosaan intelektual krn tidak boleh berpikir dan berpendapat, apalagi memutuskan.] Contoh bang. fisik yg anda sebutkan memang benar. Kesimpulan sementara mengenai korelasi SDM dengan bangunan fisik sebetulnya tidak tepat-tepat amat, terutama untuk kasus Daendels. Jalan tsb dibangun dengan cara kerja paksa. Jadi bukannya menambah kemampuan SDM, yang ada adalah pembantaian. Kalau tidak salah alasan utama pembangunan jalan tsb adalah sama dengan pembangunan jaringan KA di Aceh, yaitu untuk memadamkan pemberontakan yang sekali-sekali masih muncul. > Demikian penjelasan saya, mohon ma
Re: Letter to Editor-perlu tambahan dan bantuan untuk mengirimkannya segera sebelum basi rekan-rekan
Saya setuju. Salam, Budi Panut Wirata wrote: > > Rekan-rekan Permias: > Surat ke NYTimes saya revisi sedikit dengan memasukkan perkiraan > bahwa itu adalah permainan politisi jakarta. Tambahan Sdr Dodo saya > masukkan dengan sedikit perubahan. Ada saran supaya surat ini dikirim > ke buletin boardnya New York TIme dan juga dikirim ke CNN. Maaf saja > semalam saya coba cari-cari cara mengirim surat ini, namun saya tidak > menemukannya. mungkin pengurus list (Indi) bisa membantu atau mungkin > bung Pattiweal. > Satu lagi, bila rakan-rakan setuju, harap memdberitahu sehingga > namanya bisa disertakan sebagai pengirim surat. Kalau cara ini bisa > efektif, mungkin cara ini bisa dijadikan kebiasaan dalam meluruskan > berita-berita tentang Indonesia. Ini setidak-tidaknya yang bisa kita > lakukan sebagai warga negara Indonesia di perantauan. > > Dear Editor: > The article entitles "40 Christian Killed in Revenge Riot in an > Indonesian Village" published by The New York Time Tuesday, January > 26, 1999 presented some truth regarding Ambon Tragedy but certainly > not the whole thruth. The title of the article itself shows the > imbalance of the facts that were to be presented. This could be the > result of the interview that involved > only the Christian people. Reading the article one would get the > impression that the Christian villagers of Ambon were the sole victim > of the tragedy and that the tragedy was inflicted by revenging > Muslims. The facts were that both the Christian and the Muslims were > in some kind of war. They attacked and killed each other and a lot of > people from both sides were dead. In some cases, Muslim's villages > got obliterated too. We belief that this is not simply religious > conflict but it could have been the game played by elite politicians > in Jakarta. This is a very set situation and we hope that the > Indonesian authority could quickly uncover the cause of the tragedy. > > We also hope that in reporting a conflict, your journalists > interview both parties so that both side of the stories are balancely > presented. One sided report of a conflict may result in worsening the > conflict itself, or even creating a new conflict. This may not be true > in advanced countries, but it is the case in Indonesia where riots > could be easily incited by rumors. > This letter is intended to clarify that Ambon Tragedy is not a > case where the Christian minority is treated unjustly by the Muslim > majority. We hope that this letter disolves the bad image about > Muslim majority in Indonesia that the article indirectly portraits. > > Indonesia Student Association Mailing List: >Panut Wirata, Ramadan Pohan, Dodo Dolitle, BlucerRajaguguk, > Ichwan Ramli, Andrew Pattiweal, > dll > > > > > _ > DO YOU YAHOO!? > Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
Fw: [ITB] keluarin aja timtim dari Republik Indonesia
Subject: Re: [ITB] keluarin aja timtim dari Republik Indonesia Date: Sat, 30 Jan 1999 14:39:46 +0700 (JAVT) From:"Mr.Sunandar" <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] bener maneh, Nan.Saya DUKUNG. Kabar terbaru dari koran katanya Uskup Belo meminta agar Jakarta untuk menunda pelepasan TIMTIM.Dia mengakui adanya kepanikan masyarakat TIMTIM menyikapi keputusan jakarta. He he he enak ajah. Indonesia udah puluhan tahun menderita gara-gara TIMTIM. Bayangkan APBN TIMTIM 98% di subsidi masyarakat Indonesia yang kebetulan 88% orang Islam. Tapi apa balasan mereka ?. Udah dipojokkan, difitnah, eh masih berani mengusir, membakar tempat ibadah dan rumah-rumah mereka. Udah nggak pernah minta maaf , eh masih ngelarang larang untuk membangun kembali rumah-rumah ibadah itu. Dan yang lebih kurang ajar lagi, berani lagi Pak Uskup Belo memberi pernyataan yang menghebohkan beberapa tahun yang lalu bahwa daerah TIMTIM khusus untuk umat Katolik. Apa yang lebih SARA dari hal ini? Bandingkan dengan Aceh. Walaupun sama-sama rusuh, sama-sama ditekan ABRI, sama-sama fanatik thd agamanya, tapi mereka tidak pernah melakukan tindakan diskriminatif SARA. Tidak pernah terdengar gereja atau pengungsian orang-orang kristen dari ACEH. GUE mendukung PISAN TIMTIM dipisah. Cuman sayah rada takut dengan nasib orang Islam disana. Gimana yah nasib mereka. Semoga ALLAH SWT melindungi mereka... Ada yang bisa jawab nggak? kalo bisa sih orang TIMTIM-nya sendiri ... THANX..
Re: jual beli di mailing list Re: Dari Admin...Re: DIJUAL: VCD PORNO
Yahkayaknya Saya setuju dengan usulan bung BRidwan. Kalau memang barang illegal dan tidak etis emang harus dilarang. Tapi kalau informasi peluang export-import, atawa job opportunity dll, kan membantu komunitas Permias. Itung2 berpartisipasi langsung dalam membuka kesempatan kerja dan economy recovery di Indonesia. Regards, -Original Message- From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: 30 Januari 1999 8:17 Subject: Re: Dari Admin...Re: DIJUAL: VCD PORNO >Rekan-rekan yth, > >Kalau memang kita sudah siap untuk menjadi manusia 'baru' (pinjam >istilahnya mas bRidWaN) dalam mempersiapkan Republik Indonesia yang >'baru', bersih dari unsur-unsur yang mengandung KKN, barangkali sudah >harus kita mulai dan tanamkan dalam diri kita sendiri bahwa segala >sesuatu yang berbau KKN dan 'illegal' harus ditempatkan jauh dari >jangkauan hati kita. > >Kalau itu sudah jadi niatan, saya yakin, era 'baru' Indonesia akan >menuju ke sesuatu yang baik dan penuh rahmat. > >Salam, >Budi > > >bRidWaN wrote: >> >> Kalau memang sudah jelas tujuannya, dan sudah ada peringatan >> beberapa kali, saya okay-okay saja Bonnyku untuk dikeluarkan. >> Meskipun dalam hati saya 'agak kurang' setuju, tapi karena >> aturan mainnya sudah jelas, ya what can I say..? >> >> Hanya mengenai jual/beli, apakah tidak boleh dalam situasi >> krisis moneter/ekonomi ini, diantara kita saling bantu >> seandainya ada yang ingin mencari uang tambahan ? >> >> Salam, >> bRidWaN >> - >> At 16:36 29/01/99 -0500, Stephanie G. Widyani wrote: >> |> kalo namanya bajakan kan biasanya illegal *yoi nggak??* >> |> kalo pornografi itu illegal di internet, kayaknya itu >> |> hukumnya laen lagi dech.. Tapi kan permias@ diciptakan >> |> BUKAN u/ jual/beli (porno lagi!!) *duh.. duh duh..* >> |> >> |> Stephanie >> >> >> >From: Indi Soemardjan ; January 29, 1999 4:01 PM: >> > >> >:apakah barang pornografi illegal di internet? >> >:apakah VCD bajakan tsb. yang illegal? >> >> - >> >:Syafri Afriansyah wrote: >> >:> >> >:> Mr. Bonnyku, >> >:> >> >:> Telah berulang kali anda diperingatkan untuk tidak berdagang >> >:> di millis ini. Dan berulang kali pula anda lakukan perdagangan >> >:> barang ilegal. >> >:> Maka dengan berat hati mulai saat ini kami terpaksa mengeluarkan >> >:> anda dari milis ini. Untuk selanjutnya agar anda tidak lagi >> >:> mencoba sign in di milis ini. >> >:> >> >:> On line administrator, >> >:> >> >:> ++Syafri Afriansyah. >> >:> >> >:> >OK, daripada ribut-ribut soal Tim-Tim, >> >:> >lebih baik beliin Video CD porno >> >:> >punya gua aja, deh. >> >:> > >> >:> >Dijamin puas hee.he.he >> --- >> >:> >DIJUAL: VCD PORNO >> >:> > >> >:> >Video CD berisi film-film porno >> >:> >(dalam bentuk mpg). >> >:> >Film-film (mpg) bisa ditonton memakai >> >:> >"MS Media Player" yang tersedia >> >:> >dalam Win95 OSR2 atau Win98. >> >:> > >> >:> >Harga jual: US$5 (termasuk ongkos kirim) >> >:> > >> >:> >Pembeli bisa membayar setelah menerima >> >:> >barang di tangan. Barang bisa dikirim >> >:> >di kota manapun maupun negara manapun >> >:> >kamu berada. Jumlah pembelian CD >> >:> >TIDAK DIBATASI. >> >:> > >> >:> >Berilah info berikut: >> >:> > Nama: Suparman Kripton >> >:> > Alamat: Jln Maju Mundur no. 100 >> >:> > Petaling Jaya, >> >:> > Kuala Lumpur10001 >> >:> > Malaysia >> >:> > Email: [EMAIL PROTECTED] >> >:> > No telp: (590) 123-4567 >> >:> > Jumlah CD: 20 >> >:> > >> >:> >Thanks. >
Re: Letter to Editor-perlu tambahan dan bantuan untuk mengirimkannya segera sebelum basi rekan-rekan
Bung Panut, Mungkin Sdr. Pohan lebih pama masalah kirim mengirim surat ke editor suatu media massa, dia kan tukang berita juga...hehehe. Kalo boleh saya mengomentari masalah protes terhadap pembaritaan yang terkesan berpihak, saya rasa kita juga perlu menyadari dengan hati terbuka bahwa kita pun masih perlu kritik semacam itu. Mungkin ini merupakan bagian dari kepentingan bisnis dalam dnia jurnalistik, bahwa pemberitaan sebuah media massa cenderung untuk berpihak dan mencari sisi yang bisa membawa popularitas, sehingga menarik konsumen untuk membelinya. Ini juga saya lihat terjadi pada media massa kita. DUlu waktu jaman ORBA, mayoritas pemberitaan di surat kabar atau media lainnya, cenderung berpihak kepada pemerintah, apapun alasannya. Sekarang situasi telah berubah, dan kondisi itupun terasa berbalik. Pemberitaan di koran2, majalah, dll, lebih cenderung untuk menonjolkan sisi kejelekan pemerintahan dan aparat keamanan, karena memang hal itu juga yang menjadi trend menarik di masyarakat. Bahkan sering pula terasa bahwa pemberitaan di media massa terlalu melebih-lebihkan sisi buruk satu pihak, tanpa mau melihat dari sisi yang lain. Hal semacam inilah yang menurut saya sering menjadi pemicu konflik di daerah daerah. Misalnya koran "A" memberitakan bahwa masyarakat di suatu daerah menyerbu kantor PEMDA atau kantor Polres tanpa mendapatkan perlawanan dari aparat. Alasannya adalah karena ada seorang aparat keamanan berlaku kurang ajar di depan publik. Hal semacam ini bisa memicu konflik yang sama di daerah daerah lain. Orang akan merasa mendapatkan legitimasi untuk melakukan tindakan tindakan seperti itu. Kritik inipun bisa di tujukan kepada diri kita, agar di dalam menyikapi suatu event, kita tidak hanya melihatnya dari satu sisi, tapi kita juga harus berani memandangnya dari sudut pandang yang berlawanan. Kita jangan hanya teriak teriak menyalahkan pemerintah, atau individuals yang duduk di pemerintahan tanpa bisa menawarkan solusi yang rasional dan konkrit. Karena kalau kita mau melihat dari sisi yang berlawanan, mungkin kita akan menemukan betapa susahnya mereka menghadapai kondisi politik dan ekonomi negara yang jumpalitan nggak karuan seperti sekarang ini. Itu saja komentar dari saya, mungkin rekan-rekan ada yang mau menanggapi. Wassalam ---Panut Wirata <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Rekan-rekan Permias: > Surat ke NYTimes saya revisi sedikit dengan memasukkan perkiraan > bahwa itu adalah permainan politisi jakarta. Tambahan Sdr Dodo saya > masukkan dengan sedikit perubahan. Ada saran supaya surat ini dikirim > ke buletin boardnya New York TIme dan juga dikirim ke CNN. Maaf saja > semalam saya coba cari-cari cara mengirim surat ini, namun saya tidak > menemukannya. mungkin pengurus list (Indi) bisa membantu atau mungkin > bung Pattiweal. > Satu lagi, bila rakan-rakan setuju, harap memdberitahu sehingga > namanya bisa disertakan sebagai pengirim surat. Kalau cara ini bisa > efektif, mungkin cara ini bisa dijadikan kebiasaan dalam meluruskan > berita-berita tentang Indonesia. Ini setidak-tidaknya yang bisa kita > lakukan sebagai warga negara Indonesia di perantauan. > > Dear Editor: > The article entitles "40 Christian Killed in Revenge Riot in an > Indonesian Village" published by The New York Time Tuesday, January > 26, 1999 presented some truth regarding Ambon Tragedy but certainly > not the whole thruth. The title of the article itself shows the > imbalance of the facts that were to be presented. This could be the > result of the interview that involved > only the Christian people. Reading the article one would get the > impression that the Christian villagers of Ambon were the sole victim > of the tragedy and that the tragedy was inflicted by revenging > Muslims. The facts were that both the Christian and the Muslims were > in some kind of war. They attacked and killed each other and a lot of > people from both sides were dead. In some cases, Muslim's villages > got obliterated too. We belief that this is not simply religious > conflict but it could have been the game played by elite politicians > in Jakarta. This is a very set situation and we hope that the > Indonesian authority could quickly uncover the cause of the tragedy. > > We also hope that in reporting a conflict, your journalists > interview both parties so that both side of the stories are balancely > presented. One sided report of a conflict may result in worsening the > conflict itself, or even creating a new conflict. This may not be true > in advanced countries, but it is the case in Indonesia where riots > could be easily incited by rumors. > This letter is intended to clarify that Ambon Tragedy is not a > case where the Christian minority is treated unjustly by the Muslim > majority. We hope that this letter disolves the bad image about > Muslim majority in Indonesia that the article indirectly portraits. > > Indonesia Student Association Mailing List: >Panut Wirata, Ramadan
A lawyer
>A lawyer opened the door of his BMW, when suddenly a car came along >and hit the door, ripping it off completely. When the police arrived >at the scene, the lawyer was hopping up and down with rage, complaining >bitterly about the damage to his precious BMW. > >"Officer, look what they've done to my Bmer!!!" he shrieked. > >"You lawyers are so materialistic, you make me sick!!!" retorted the >officer, "You're so worried about your stupid BMW, that you didn't >even notice that your left arm was ripped off!!!" > >"Oh no" replied the lawyer, looking down and noticing for the >first time the bloody stump where his left arm had once been. "Where's >my >Rolex???" -- Indi Soemardjan Be my guest: http://pagina.de/indradi
Re: Perceraian Dalam Kristen
Bung Blucer, Mesti dilarang sama siapa? Perceraian itu bukan berpisah Bung, berpisah masih bisa kembali bersatu lagi, kan berpisah definisinya bisa pisah ranjang, pisah rumah...kalau bercerai, wah musti ngurus surat lagi, musti dicap stempel sama lurah camat segala (bener ngga sih...sorry belum pernah bercerai sih...kawin aja belon, maksud saya nikah) Wah saya ngga hapal tuh bunyi hukum Taurat...tapi kalau ngga salah, hanya mengingatkan agar tidak mengingini istri orang lain, namun tidak membahas ttg dilarangnya bercerai... Terima Kasih atas penjelasan Bung Blucer Andrew On Fri, 29 Jan 1999, Blucer Rajagukguk wrote: > Iya bung Andrew... anda benar soal menggunakan kata 'dilarang'. > Tapi baik di katolik maupun di protestan mesti sama soal perceraian. > Landasan soal ini pernah dicontohkan oleh surat rasul Paulus di suatu > kota. Perceraian itu khan berpisah, maka bagaimana bisa dilarang. > 1. Kematian ...> siapa yang bisa ngelarang?? :)) > 2. Salah satu zinah ...> Ini jelas melanggar hukum taurat tapi biar > dilarang juga susah :) > Jadi jelas bahwa yang memisahkan suatu perkawinan memang karena alam > ataupun salah satu melanggar perintah ke-7. > Mudah-mudahan jelas. > > > Andrew G Pattiwael wrote: > > > > Bung Efron, Bung Blucer, dan rekan-rekan permias@, > > > > tetapi perceraian kan tidak dilarang dalam Kristen Protestan, walau > > seperti yang saya tuliskan dibawah, didalam alkitab memang > > ada tertulis, dan saya sering dengar kotbah pendeta manapun, > > bahwa Apa yang dipersatukan oleh Tuhan (Dalam Sumpah perkawinan > > yang diucapkan oleh sepasang pelamin, bahwa mereka akan saling > > menyayangi dan mengasihi dan hanya mati yang akan memisahkan > > keduanya), hiaahhh..bunyinya seperti filem-filem di hollywood. > > romantisss kal.. ehemmnm. > > , Seperti kata Bung Blucer sendiri, memang sangat > > dihindarkan namun tidak dilarang kan.. > > > > Bung Efron, apakah sudah sedemikian negatifnya sekte-sekte dalam > > sebuah agama, sehingga setiap seseorang yang mempunyai pendapat > > berbeda langsung diimaginasikan dengan sekte-sekte? > > Sekte-sekte dalam Kristen saja masih buram bagi saya, setahu saya > > Gereja Kristen itu sebenarnya Oikumene " Satu Gereja" Namun > > memang banyak kenyataannya Gereja mempunyai banyak nama. > > > > Tanggapan untuk pernyataan Pdt. Tarigan dari GKI Kebayoran, > > Perceraian kan tidak terjadi atau direncanakan sebelum menikah, > > itu memang benar, lagian kok sebelum menikah sudah nanya ttg > > bercerai, ya ngga masuk akal donk, saya kalau jadi Pendetanya > > jelas " Bengong " setengah mati, ini orang nikah buat dapatin > > asuransi kematian atau warisan sang istri... kalau ngga niat, > > ya udah ngga usah nikah, kawin saja(heheh salah...jangan > > nikah seharusnya) > > perceraian itu terjadi setelah kedua pasangan itu menikah (atau kawin) > > setelah beberapa lama kemudian menemukan ketidak cocokan, lalu > > memutuskan untuk bercerai karena sudah tidak dapat lagi > > menemukan kunci untuk menyelesaikan permasalahan mereka. > > > > Mohon maaf kalau saya memang salah, maklum walau Agama Kristen Protestan > > tercantum di KTP saya (Kristen KTP) namun saya bukanlah pemeluk > > agama yang taat (Masih keduniawian). Seperti kata Bung Efron > > sendiri mengenai Kristen Ambon, saya pemeluk Kristen yang > > diwariskan oleh Ortu saya (Entah ini berbunyi seperti Pemaksaan > > thd Hak Asasi) Namun untuk saat ini saya memang belum mempunyai > > niatan untuk pindah ke agama yang lebih cocok atau mendalami > > agama saya yang masih saya peluk ini. > > > > Aduhtolong jangan tanya saya yang teologia, sekolah minggu > > saja sering bolosdi gereja saja, kalau khotbah saja masih > > ketiduran > > > > Andrew > > > > On Fri, 29 Jan 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote: > > > > > Bung Andi Pattiwael, > > > > > > Kata siapa sih Kristen Protestan memperbolehkan cerai? Barangkali sekte Andi > > > Pattiwael yang mengizinkan. Dalam salah satu sesi katekisasi pra-nikah di > > > GKI Kebayoran seorang peserta menanyakan "bolehkah bercerai?". Dengan tegas > > > Pdt. C. Tarigan menjawab (atau ganti beratnya),"Jika ingin bercerai, mengapa > > > Saudara menikah?". > > > > > > Wassalam, > > > Efron > > > > > > -Original Message- > > > From: Andrew G Pattiwael [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > > > Sent: Friday, 29 January, 1999 01:32 > > > To: [EMAIL PROTECTED] > > > Subject:Perceraian Dalam Kristen :Re: Timor Timur Keluar > > > > > > Hanya Kristen Katholik yang melarang perceraian. Setahu saya > > > Kristen Protestant yang memperbolehkan perceraian. > > > Walau memang tertulis di alkitab, "Apa yang telah dipersatukan > > > oleh Tuhan tidak boleh diceraikan manusia" > > > > > > Salam, > > > > > > > > > Andrew > > > > > > > > > > > > On Thu, 28 Jan 1999, Helson Siagian wrote: > > > > > > > On Thu, 28 Jan 1999, Budi Haryanto wrote: > > > > > > > > ---dihapus--- > > > > > > > > > > Apakah perceraian itu hal yang 'negatif'? > > > > > > > > > > > > > H
Re: Ummat Islam & Demokrasi!
Rekan-rekan sekalian: Setuju dengan Blucer, perlu lomba toleransi antar kelompok. Namun, saya ingin tahu apa saja sih kelompok-kelompok (atau mungkin golongan) dari warga negara Indonesia, apa sih definisinya kelompok, apakah perlu undang-undang untuk mendirikan kelompok. Lalu apakah seluruh umat Islam di Indonesia adalah satu kelompok. Apakah seluruh umat Islam di seluruh dunia adalah satu kelompok? Apakah DI/TII dahulu juga termasuk kelompok Islam, bila demikian, maka pasti bukan yang termasuk dalam kelompok umat Islam versi Cak Nur. Wasalam, Panut Wirata ---Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mengutip ucapan Cak Nur bahwa Islam adalah kelompok yang paling toleran, > saya ikut menyambut gembira. Marilah semua kelompok beragama saling > bersaing dalam menunjukan toleransi tentunya saling bersaing memberikan > teladan bagaimana mau menghargai kelompok lain. > Mudah-mudahan dengan melalui teladan langsung di lapangan, segala macam > kerusuhan dapat teratasi. > peace. > > Mohammad Rosadi wrote: > > > > Assalamualaikum Wr.Wb > > > > Berikut ini saya teruskan email yang saya terima dari seorang rekan.., > > tentang wawancara wartawan majalah Ummat dengan Bapak Nurcolish Majid.., > > seorang tokoh yang dianggap cukup moderat oleh berbagai kalangan dan > > tidak disangsikan lagi intelektualitasnya. > > > > Selamat Membaca...:-) > > > > Wassalam > > Mohamad Rosadi > > > > >Majalah UMMAT: EDISI No.29 Thn. IV/ 1 Feb 99 > > > > > >Nurcholish Madjid: > > >DIBANDING KELOMPOK LAIN, UMMAT ISLAM LEBIH SIAP > > >BERDEMOKRASI > > > > > >Prof Dr Nurcholish Madjid memang tak punya partai. Tidak pula tercatat > > >sebagai anggota atau simpatisan partai mana pun, termasuk partai Islam. > > >Apakah itu ada hubungannya dengan doktrin "Islam yes, Partai Islam No" > > >seperti yang dicetuskannya pada 1970-an? Tidak juga. Sebab, ketika > > banyak > > >orang mulai risau dengan menjamurnya partai-partai sekarang ini, Cak > > >Nur-demikian panggilan akrabnya-justru merasa gembira. "Itu cermin dari > > >berkembangnya demokrasi, > > >apalagi sebagian pengurus partai-partai itu kan alumni HMI," katanya. > > > > > >Di manakah posisi Nurcholish dalam setting sosial politik dan "kapal > > >besar" bernama Indonesia? Mungkin tak berlebihan kalau cendekiawan > > Muslim > > >dan Rektor > > >Universitas Paramadina Mulya ini disebut sebagai "guru bangsa". > > >Pengetahuannya yang luas, pembawaannya yang santun, dan sikapnya yang > > >moderat membuat ia dihormati dan dicintai banyak kalangan. > > >Meskipun demikian, tak semua pendapatnya diterima. Tak jarang ia > > menerima > > >kritik, bahkan pernah juga hujatan, dari orang-orang yang tak setuju > > >dengannya. Toh, sebagai cendekiawan bebas, ia tetap bersuara kritis dan > > >hampir > > >tanpa pamrih terhadap persoalan-persoalan besar yang dihadapi umat dan > > >bangsanya. > > >Semangat itu pula yang mendorongnya menjadi mediator rekonsiliasi > > antara > > >Ketua Umum PAN Amien Rais dan Ketua PBNU Abdurrahman Wahid belum lama > > ini. > > >"Karena khawatir Mas Amien tidak hadir dalam dialog itu, saya mengirim > > >faks dari Surabaya. Sengaja saya tulis dalam bahasa Arab karena isinya > > >sangat politis, supaya tidak terlalu menarik perhatian orang. > > >Alhamdulillah, akhirnya Mas > > >Amien dan Gus Dur, yang sempat dikabarkan 'retak' itu, akhirnya > > bertemu," > > >tuturnya. > > > > > >Kalau kedua tokoh besar ini rukun, Indonesia masa depan akan sangat > > >promising, sangat menjanjikan bagi perkembangan demokrasi," tuturnya > > >merendah. Kepada M. > > >Syafi'i Anwar, Asep S. Sambodja, dan fotografer Alfian dari UMMAT, Cak > > Nur > > >bicara panjang tentang persoalan-persoalan besar yang menghadang bangsa > > >ini di > > >kantor Yayasan Wakaf Paramadina, Pondok Indah, Jakarta, dua pekan lalu. > > > > > >T= Tanya, J=Jawab > > > > > >(T) Di tengah era reformasi sekarang, Indonesia tampaknya berada di > > >persimpangan jalan. Sepanjang 1998, reformasi tidak saja melahirkan > > >masyarakat yang lebih bebas, tapi juga memunculkan kekerasan sosial > > >politik di sana-sini. > > >Komentar Anda? > > >(J) Saya kira di masyarakat sudah beredar ide tentang perlunya dialog > > >nasional, atau yang lebih positif lagi rekonsiliasi. Itu kan dalam > > ukuran > > >maksimalnya melakukan kesepakatan atau transaksi baru. Artinya, kita > > >harus bisa > > >melupakan masa lalu, dalam arti sentimen-sentimen dan tuduhan saling > > tidak > > >percaya satu sama lain. > > >Yang jelas, sejarah sudah berjalan. Artinya, kita tidak boleh terlalu > > >banyak menyesali masa lalu. Tapi kita harus mengertinya begitu rupa, > > >sehingga kalau sifat kerusakan atau obstruktifnya terhadap > > proses-proses > > >demokratisasi, > > >sebaiknya ditinggalkan. > > > > > >(T)Tapi banyak yang memperkirakan, di tahun 1999 ini kekerasan sosial > > >politik semakin meningkat... > > >(J) Memang agak mudah diramalkan karena taruhannya menjadi sangat > > >complicated, yakni berkaitan dengan pelaksanaan pemi
Re: Letter to Editor-perlu tambahan dan bantuan untuk mengirimkannya segera sebelum basi rekan-rekan
Rekan-rekan Permias: Surat ke NYTimes saya revisi sedikit dengan memasukkan perkiraan bahwa itu adalah permainan politisi jakarta. Tambahan Sdr Dodo saya masukkan dengan sedikit perubahan. Ada saran supaya surat ini dikirim ke buletin boardnya New York TIme dan juga dikirim ke CNN. Maaf saja semalam saya coba cari-cari cara mengirim surat ini, namun saya tidak menemukannya. mungkin pengurus list (Indi) bisa membantu atau mungkin bung Pattiweal. Satu lagi, bila rakan-rakan setuju, harap memdberitahu sehingga namanya bisa disertakan sebagai pengirim surat. Kalau cara ini bisa efektif, mungkin cara ini bisa dijadikan kebiasaan dalam meluruskan berita-berita tentang Indonesia. Ini setidak-tidaknya yang bisa kita lakukan sebagai warga negara Indonesia di perantauan. Dear Editor: The article entitles "40 Christian Killed in Revenge Riot in an Indonesian Village" published by The New York Time Tuesday, January 26, 1999 presented some truth regarding Ambon Tragedy but certainly not the whole thruth. The title of the article itself shows the imbalance of the facts that were to be presented. This could be the result of the interview that involved only the Christian people. Reading the article one would get the impression that the Christian villagers of Ambon were the sole victim of the tragedy and that the tragedy was inflicted by revenging Muslims. The facts were that both the Christian and the Muslims were in some kind of war. They attacked and killed each other and a lot of people from both sides were dead. In some cases, Muslim's villages got obliterated too. We belief that this is not simply religious conflict but it could have been the game played by elite politicians in Jakarta. This is a very set situation and we hope that the Indonesian authority could quickly uncover the cause of the tragedy. We also hope that in reporting a conflict, your journalists interview both parties so that both side of the stories are balancely presented. One sided report of a conflict may result in worsening the conflict itself, or even creating a new conflict. This may not be true in advanced countries, but it is the case in Indonesia where riots could be easily incited by rumors. This letter is intended to clarify that Ambon Tragedy is not a case where the Christian minority is treated unjustly by the Muslim majority. We hope that this letter disolves the bad image about Muslim majority in Indonesia that the article indirectly portraits. Indonesia Student Association Mailing List: Panut Wirata, Ramadan Pohan, Dodo Dolitle, BlucerRajaguguk, Ichwan Ramli, Andrew Pattiweal, dll > _ DO YOU YAHOO!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
Re: Aceh memang tidak pernah dijajah Belanda
Trims, > YYA: > Waktu WW II memang daerah ini basis Jepang, tapi setelah Jepang keok, > daerah ini diserahkan ke ally. Kalau tidak salah ingatan Irja sebagai > bagian wilayah PNG "dibebaskan" oleh kita melalui operasi Mandala pada > tahun 1960-1961 (mohon koreksinya). Penyerahan Irian Barat ke kedaulatan > RI diberikan dari tangan Belanda bukan Jepang. FNU: Ya, anda betul, saya setuju. Terlepas dari definisi pernah kena jajah atau tidak, saya setuju bahwa masyarakat Aceh memberikan perlawanan yang tidak pernah putus thd Belanda sehingga perlu memperoleh kredit. Sebetulnya point saya mengenai Irja dikaitkan dengan 'simplifikasi sejarah' Yamin, dimana anda lebih setuju untuk mengatakan wilayah RI sebagai bekas jajahan Jepang (dikaitkan dengan Aceh). Mungkin lebih tepat kalau kita bilang definisi wilayah RI kala itu adalah kombinasi bekas jajahan Jepang dan Belanda kali ya? Point saya juga untuk menolak anggapan bahwa banyak wilayah Irja yg tidak dikuasai Belanda sehingga memperlambat masuknya propinsi itu (dari posting rekan lain). Bicara masalah wilyah-wilayah dalam skala lebih kecil, sebetulnya memang banyak yang tidak pernah kena jajah Belanda. Kita kenal Badui di Jabar. Di wilayah pegunungan Kendeng di perbatasan Jateng dan Jatim juga banyak yg tidak kena penjajahan, yaitu masyarakat Samin yang menolak segala macam pajak Belanda dan memencilkan diri di pegunungan-pegunungan. Sekedar FYI saja. > YYA: > Kalau ditanya apakah perjuangan itu eksklusif, jawabannya tentu tidak. > Belanda membentuk satuan kilat yang disebut marsose dengan merekrut serdadu > dari tanah Jawa dan Ambon untuk berperang melawan rakyat Aceh. Hal ini > tidak khusus terjadi pada perang Aceh saja, model devide et impera begini > dipraktekan pada perang Paderi (Imam Bonjol), bekas anak buah P Diponegoro > (sentot alibasyah?) diterjunkan ke Sumbar buat mengempur rakyat disana. > Waktu revolusi fisik kedua (setelah proklamasi kemerdekaan 1945) serdadu > KNIL yang banyak berasal dari daerah Sulut, Maluku, dan lainnya diterjunkan > untuk menghantam pasukan Panglima Besar Soedirman di tanah Jawa Taktik > seperti ini juga diterapkan oleh Suharto.orang suku A menjadi pangdam > atau pimpro di daerah B. FNU: Untuk yg bagian ini saya kurang paham untuk mengaitkan perjuangan bukan eksklusif dg marsose (maaf, telmi...). Enlighten me please Saya setuju politik belanda sangat manjur. Bekas-bekas ingatan perlakuan marsose pada misalnya masyarakat Jawa masih lumayan kental. Misal bagaimana perlakuan orang kulit bule sendiri yang jauh lebih baik dibanding dengan perlakuan marsose yang dikenal sebagai 'bule item' ini. Khusus untuk masalah taktik yg diterapkan oleh Suharto mengenai pangdam atau pimpro, saya kurang setuju. Memang bila kita berbicara mengenai hal ini, sentimen daerah tiba-tiba menjadi demikian kental sehingga sering mengaburkan pengertian satu negara, baik negara kesatuan maupun negara federasi (hasilnya sama saja). Pengertian misal Aceh untuk Aceh, Jawa untuk Jawa menjadi dibelokkan pengertiannya. Bila kita memang setuju untuk bicara dalam cakupan nasional, mestinya hal ini tidak boleh terjadi. Ambil contoh misal AS, federasi model ini memang memberikan hak untuk mengelola masing-masing state. Namun pergerakan manusia ke setiap state lalu menjadi penduduk asli state tersebut sangat berlainan prakteknya dengan Indonesia. Dalam hal ini Indonesia menjadi sangat rasis, atau sangat sukuisme (maaf lho...bukan untuk menang- menangan). Ambil contoh pemilihan gubernur atau pangdam. Jangan ambil contoh Aceh deh. Okay, bila kita memilih gubernur untukmisal Kalteng Masyarakat kita tiba-tiba menjadi demikian rasis bahwa gubernur harus orang Kalteng yang diartikan harus suku Dayak. Bila hal ini dibiarkan, maka kita tidak akan maju-maju dan masih mengkotak-kotakkan diri dengan sukuisme, bukan sekedar kedaerahan lagi. Memang Orba membuat kesalahan besar dalam hal ini. Mereka men-drop orang untuk menjadi pangdam Kalteng misalnya. Cilakanya orang ini bukan orang Kalteng baik dari suku maupun penduduk. Menurut saya, untuk menjadi gubernur suatu propinsi, maka orang tersebut harus penduduk atau orang propinsi tsb. Untuk lebih amannya kita membuat aturan harus sudah tinggal di situ misal selama 5 tahun. Dan aturan ini harus kita sosialisasikan sehingga masyarakat tidak menjadi curiga lalu bersikap rasis atau sukuis. Selain itu harus dihindarkan praktek drop-dropan seperti dulu itu. Dalam hal ini, untuk menjadi gubernur Maluku misalnya, nama yang muncul tidak harus bernama Pattinassarani misalnya. Kalau ada yang bernama Karsono, atau Bagindo Rancak, atau Nasution asal dia meniti karir di Maluku harus mempunyai kesempatan yg sama. Bila pendatang yang sudah menetap lama masih diperlakukan sebagai tamu, maka kita akan tetap terjebak dalam rasa sukuisme tadi. Sang pendatang juga tidak akan betah tinggal di situ. Sayang sekali, animo masyarakat yang menginginkan misal bentuk federasi lebih didasarkan oleh sikap sukuisme, bukan sikap ke
Re: Reformasi di Indonesia
Nambahin, Janganlah terlalu lembut dan selalu lembut, jika kau tidak ingin jadi 'lelembut'. Salam, Budi At 09:06 AM 1/30/99 EST, you wrote: >In a message dated 1/30/99 3:15:15 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] >writes: > ><< DAN ORANG PERTAMA HARUS DITEMBAK MATI ITU ADALAH ANDA BONNY > > > ida >> ># >Kita tidak bisa melawan Kekerasan (K-- dengan huruf besar) dengan Kekerasan >Atas nama perdamaian, kekerasan baru malah ingin kita tegakkan > >Kekerasan, cukup kau lawan dengan kelembutan >Kelembutan adalah rembulan >Adalah Kau! > >salam! >ramadhan pohan > >
Re: Reformasi di Indonesia
In a message dated 1/30/99 3:15:15 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: << DAN ORANG PERTAMA HARUS DITEMBAK MATI ITU ADALAH ANDA BONNY ida >> # Kita tidak bisa melawan Kekerasan (K-- dengan huruf besar) dengan Kekerasan Atas nama perdamaian, kekerasan baru malah ingin kita tegakkan Kekerasan, cukup kau lawan dengan kelembutan Kelembutan adalah rembulan Adalah Kau! salam! ramadhan pohan
Re: [Re: Apartment in NY?NJ]
Salam Saya ada rencana untuk pindah ke Miami. Ada yang bisa beri informasi mengenai mahasiswa Indonesia yang tinggal di Miami.Kalo orang Indoensia yang kerja di kapal kabarnya emang bejibun di Miami. Juga mengenai apartemen yang murah buat dua orang. Mengenai kotanya juga boleh deh (transportasi, lingkungan) soalnya menurut FBI, Miami adalah one of the most dangerous areas (selain LA). Pandir Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Kembali kemasalah TIM-TIM(was Re: Aceh memang tidak pernah dijajah Belanda)
At 03:13 30/01/99 -0500, Y. Y. Alim wrote: > Bung YW dan Bung Andrew: he he he... terima kasih joke nya. > > Bung Ridwan terima kasih kembali, kalau boleh saya ingin > pandangan anggota mailing-list yang punya latar belakang beragam. > Apa pandangan anda sekalian mengenai masa depan Aceh, daerah > lain dan Indonesia tentunya dikaitkan dengan kuatnya berbagai > tuntutan dimulai dari otonomi penuh sampai pembentukan negara > sendiri? Sudah banyak yang mengupas teorinya, sayangnya belum > ada kesepakatan bersama di media ini. --- Terima kasih kembali Bung Alim... Kembali ke masalah Tim-Tim, menurut anda (atau rekan yang lain), apakah Pemerintah Habibie berhak untuk memutuskan masalah ini ? Bukankah keputusan tersebut seharusnya merupakan keputusan Rakyat melalui MPR ? Dan tentunya MPR hasil Pemilu 1999 ? Tentunya kita (baca: MPR) seharusnya dimintakan pendapat dan persetujuannya, mengingat ini adalah masalah Kesatuan dari Negara. Ada pendapat ? Salam, bRidWaN
Re: Reformasi di Indonesia
Gimana kalo Bonny kita jadi khan Presiden Preman aja..hehehehehe >From [EMAIL PROTECTED] Fri Jan 29 20:52:15 1999 >Received: from mailer (128.230.18.29) by mailer.syr.edu (LSMTP for Windows NT v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>; Fri, 29 Jan 1999 23:52:02 -0500 >Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP release > 1.8c) with spool id 822918 for [EMAIL PROTECTED]; Fri, 29 Jan > 1999 23:51:59 -0500 >Received: from situ.rad.net.id by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for Windows NT > v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>; Fri, 29 Jan 1999 > 23:51:51 -0500 >Received: from -bridwan (dyn3008a.dialin.rad.net.id [202.154.44.8]) by > situ.rad.net.id (8.9.1/RADNET) with SMTP id LAA23678; Sat, 30 Jan > 1999 11:51:31 +0700 (WIB) >X-Sender: [EMAIL PROTECTED] >X-Mailer: Windows Eudora Pro Version 3.0 (32) >Mime-Version: 1.0 >Content-Type: text/plain; charset="us-ascii" >Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]> >Date: Sat, 30 Jan 1999 11:51:42 +0700 >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >Sender: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> >Subject: Re: Reformasi di Indonesia >To: [EMAIL PROTECTED] > > Saya sih bisa merasakan bagaimana 'kesal'-nya > Daeng Ida membaca beberapa tulisan dari teman > yang satu ituemang kesel sih. > Samasama koq... > Sama dengan betapa kesalnya hatiku membaca > pernyataan-pernyataan yang keluar dengan > 'sembrono' dari seorang tokoh DPA kita...:) > > smile juga ah, > bRidWaN > > --- > At 22:23 29/01/99 -0500, Blucer Rajagukguk wrote: > |> Namanya demokrasi khan enggak apa-apa sich Bonny usul : > |> > |> smile > |> blucer. > > > >Notrida Mandica wrote: > >> DAN ORANG PERTAMA HARUS DITEMBAK MATI ITU ADALAH ANDA BONNY > >> > >> ida > > >>> >Reformasi di Indonesia >>> > >>> >Saya punya beberapa usul demi >>> >mereformasi Indonesia. >>> > >>> >Bagaimana bila semua ini di-reformasi: >>> > -- boleh memasar-kan film-film XXX >>> > -- dibolehkan-nya agama-agama baru >>> >untuk hidup di Indo (contoh Shinto, Atheis, >>> >Kong Fu Chu, Yahudi, dan sebagainya) >>> > -- penjualan dan pemilikan >>> > senjata-api secara bebas >>> > -- legalisasi penjualan ganja untuk >>> > kepentingan kesehatan saja. >>> > -- pemilihan presiden RI secara langsung >>> > (bukan lewat partai-partai) >>> > -- Pemilihan pejabat-pejabat MPR dan >>> > MPR secara langsung >>> > (bukan lewat partai-partai) >>> > -- Manusia-manusia pemalas di PNS >>> > dipecat-pecatin saja semuanya. >>> > Yang produktif ... harus dipertahankan. >>> > -- Pertamina/Telkom/Indosat/BUMN >>> > lepas total dari subsidi, dan >>> > business-partner mereka dari >>> > LN di-deportasi semuanya >>> > (contoh: Caltex, Freeport, dan sebagainya). >>> > >>> >Dan lebih penting lagi, harus ada hukum yang >>> >melindungi rakyat Indonesia. Yang mana di masa >>> >datang, bilamana Indonesia penuh pemimpin-pemimpin >>> >bajingan, maka rakyat-nya punya hak untuk memberontak, >>> >dan mengganyang mereka demi kepentingan bangsa & negara. >>> > >>> >Jadi, kebebasan memiliki senjata-api sangatlah penting. >>> >Rakyat-pun punya hak untuk menembak-balik ke ABRI, >>> >bila ABRI-nya semena-mena menembaki rakyat. > __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Aceh memang tidak pernah dijajah Belanda
Bung YW dan Bung Andrew: he he he... terima kasih joke nya. Bung Ridwan terima kasih kembali, kalau boleh saya ingin pandangan anggota mailing-list yang punya latar belakang beragam. Apa pandangan anda sekalian mengenai masa depan Aceh, daerah lain dan Indonesia tentunya dikaitkan dengan kuatnya berbagai tuntutan dimulai dari otonomi penuh sampai pembentukan negara sendiri? Sudah banyak yang mengupas teorinya, sayangnya belum ada kesepakatan bersama di media ini. Saya mencoba untuk melanjutkan diskusi kita Bung Brawijaya (FNU) FNU: > bagaimana dengan PNG? Wilayah itu jelas-jelas malahan salah satu basis Jepang (menurut History Channel sih...). Lagipula Jepang >wilayahnya meruyak kemana-mana, jadi bingung kalau wilayah RI didefinisikan sebagai bekas jajahan Jepang. YYA: Waktu WW II memang daerah ini basis Jepang, tapi setelah Jepang keok, daerah ini diserahkan ke ally. Kalau tidak salah ingatan Irja sebagai bagian wilayah PNG "dibebaskan" oleh kita melalui operasi Mandala pada tahun 1960-1961 (mohon koreksinya). Penyerahan Irian Barat ke kedaulatan RI diberikan dari tangan Belanda bukan Jepang. FNU: >Yang juga perlu mendapat penjelasan lebih lanjut adalah peranan masyarakat Aceh semasa Pra-kemerdekaan. Disebutkan >Kerajaan Aceh melawan belanda sampai tahun 1942 yang mengesankan perjuangannya adalah eksklusif, tidak melibatkan >wilayah lain. Apakah berarti Aceh tidak pernah bergabung dalam perjuangan misal perjuangan pemuda pada tahun 1928? YYA: Perang kesultanan Aceh melawan kerajaan Belanda berakhir setelah Tjoet Nyak Dien ditangkap pada tahun 1914 (mohon koreksi rekan-rekan) dan kemudian diasingkan ke Jawa Barat (Sumedang?), perang resmi antar kerajaan memang berakhir, tetapi perlawanan gerilya dan sporadis terus berlanjut. (catatan kecil: cerita gerilya Aceh membengkokkan tiang telegraph dan mencabut rel kereta terjadi sekitar tahun 1930an). Perang melawan Belanda yang berakhir sampai tahun 1942 adalah perang fisik, adu otot, tebas-tebasan dan tembak-tembakan. Kalau ditanya apakah perjuangan itu eksklusif, jawabannya tentu tidak. Belanda membentuk satuan kilat yang disebut marsose dengan merekrut serdadu dari tanah Jawa dan Ambon untuk berperang melawan rakyat Aceh. Hal ini tidak khusus terjadi pada perang Aceh saja, model devide et impera begini dipraktekan pada perang Paderi (Imam Bonjol), bekas anak buah P Diponegoro (sentot alibasyah?) diterjunkan ke Sumbar buat mengempur rakyat disana. Waktu revolusi fisik kedua (setelah proklamasi kemerdekaan 1945) serdadu KNIL yang banyak berasal dari daerah Sulut, Maluku, dan lainnya diterjunkan untuk menghantam pasukan Panglima Besar Soedirman di tanah Jawa Taktik seperti ini juga diterapkan oleh Suharto.orang suku A menjadi pangdam atau pimpro di daerah B. Perjuangan tahun 1928 yang menghasilkan sumpah pemuda yang disebut dalam buku sejarah hanya jong java, jong ambon dan wakil daerah lainnya. Saya tidak menemui di buku sejarah daftar hadir wakil pemuda dari seluruh daerah secara detail, jadi saya tidak dapat menjawab apakah ada wakil pemuda Aceh pada waktu itu. Perjuangan 1928 yang berpusat di P. Jawa adalah perjuangan diplomatis, sudah tentu dimotori oleh orang-orang yang berpendidikan. Menurut pendapat saya pribadi, bagaimana orang Aceh sempet sekolah dan merintis perjuangan diplomatis kalau berperang terus? FNU: >Barangkali bisa juga merekonstruksi jalan pemikiran Yamin sehingga dibilang simplifikasi politik...? YYA: Wah ini pertanyaan research dan kalau saya bisa menjawab lengkap saya bisa klaim jadi ahli sejarah nih. Tetapi saya perlu memperbaiki/menambahkan penjelasan saya mengenai batas dari cikal bakal negara RI. Pada waktu itu konsepsi batas negara terpolarisasi antara kubu Yamin-Soekarno dengan Hatta-Salim: - M Yamin-Soekarno mengacu kepada Negara Kertagama yang ditulis Prapanca (luas sekali termasuk malaysia). - M Hatta-H Agus Salim: menimbang hukum internasional batas negara Indonesia adalah daerah bekas jajahan belanda. Hasil voting ternyata dimenangkan kubu Hatta-Salim. Cita-cita Yamin untuk mengembalikan kejayaan Majapahit sudah nggak realistis, bagaimana mungkin mengembalikan kejayaan yang sudah lebih dari 350 tahun tercabik-cabik oleh Belanda. Penetapan wilayah RI yang mengacu kepada bekas wilayah jajahan belanda juga adalah simplikasi politis. Lihat argumen saya mengenai definisi daerah jajahan Belanda. Lihat juga penjelasan dalam Tempo interaktif dimana Aceh "dipermainkan" oleh pemerintah pusat (salah satunya adalah dengan memasukan Aceh dalam kesatuan administrasi Sumbagut, baru setelah adanya ancaman separatisme Aceh dijadikan propinsi terpisah). Kalau claim rekan Blucer valid, bahwa Taput tidak pernah dijajah Belanda, kembali lagi simplifikasi politis yang bicara dalam penetapan wilayah kedaulatan RI. FNU >Kesimpulan mengenai hancurnya Aceh akibat perlawanan dg Belanda yg berdampak pada SDM kok terasa lemah sekali >bila diberi contoh dengan lulusan etnik tertentu di universitas tertentu (maaf lho
Re: Apartment in NY?NJ
gue juga nyari roomate, gue udah tinggal di new york sekarang. as soon as possible gue nyari...gue musti pindah dari apartement gue sebelum tanggal 4-30-99 thanks