Re: Baramuli kader terbaik Golkar

1999-03-19 Terurut Topik Budi Haryanto

Ke-lima-limanya !!

Lha wong dia sekarang ini Ketua DPA (de facto), sudah tentu seorang
'negarawan' tangguh.

Salam,
Budi
(seorang warga negarawan yang kurang tangguh)

bRidWaN wrote:
>
> 
>
> BARAMULI :
>
>  A.  " Nanti kalau Golkar menang, partai
>yang menghujat tidak akan diajak ".
>
>  B.  " Kalau Golkar cuma dapat 40 persen, maka
>akan ada masalah besar. Golkar akan jadi
>sasaran partai lain-lain ".
>
>  C.  " Target perolehan suara Golkar dalam Pemilu
>7 Juni mendatang adalah 50 persen suara.
>Minimal 70 persen diperoleh dari luar Pulau Jawa ".
>
>  D.  " Seandainya Golkar gagal mencapai target tersebut,
>Golkar siap berkoalisi dengan ABRI ".
>
>  E.  " Optimis koalisi Golkar-ABRI, sebab selama ini
>hubungan orang-orang Golkar dengan ABRI cukup akrab ".
>
> Pertanyaan :
>   Dari ke-5 Statement diatas, yang mana yang mencerminkan
>   bahwa orang ini adalah Negarawan dan kader terbaik Golkar?
> -
>
> Salam,
> bRidWaN - GaOL



Pak Didin and PK for President

1999-03-19 Terurut Topik Pungkas B. Ali

Saya kenal (walaupun mungkin beliau tak kenal saya) Pak Didin. Beliau adalah
"guru moral"-nya IPB. (lebih-lebih  untuk kalangan mahasiswanya). Saya
sering mendengar pendapatnya tentang politik, moral, tatanegara, sosial,
ekonomi, dll. Saya juga tahu gambaran umum perilaku beliau. Tak salah
rasanya kalau PK mencalonkan Pak Didin.

Dan tidak tepat kalau dibilang pencalonannya hanya untuk "unjuk muka" bahwa
PK lepas dari ORBA. Figur Pak Didin memang cocok dicalonkan.

Namun bukan "gol" nya yang saya rasa penting, tapi bagaimana PK mencoba
mewujudkan komitmen partai-nya terhadap kehidupan berbangsa dengan
mencalonkan figur yang bisa di percaya moralitas dan tentunya KEADILAN-nya.

Semoga sukses
Pungkas B. Ali

Hadeer wrote:

> Ngomong presiden dulubaru nanti ngomong ekonomi he..he..he.. :-)
>
> Capres dari PK-24 tidak terkenal ???
> Ya memang tidak terkenal...lha wong dari mulanya PK-24 juga nggak
> terkenal :-)
>
> Kenapa nggak terkenal ? ...Ya dari awal niat utama nya bukan lah mencari
> kekuasaantapi hanya sebuah gerakan untuk kembali menjunjung tinggi
> nilai-nilai moral.(kerjaannya para Pendakwah, bukan khusus sebuah
> kegiatan politik)
>
> Smile
> Hadeer

--
wujudkan kepedulian kita  http://www.isnet.org/~kbsi



Baramuli kader terbaik Golkar

1999-03-19 Terurut Topik bRidWaN



BARAMULI :

 A.  " Nanti kalau Golkar menang, partai
   yang menghujat tidak akan diajak ".

 B.  " Kalau Golkar cuma dapat 40 persen, maka
   akan ada masalah besar. Golkar akan jadi
   sasaran partai lain-lain ".

 C.  " Target perolehan suara Golkar dalam Pemilu
   7 Juni mendatang adalah 50 persen suara.
   Minimal 70 persen diperoleh dari luar Pulau Jawa ".

 D.  " Seandainya Golkar gagal mencapai target tersebut,
   Golkar siap berkoalisi dengan ABRI ".

 E.  " Optimis koalisi Golkar-ABRI, sebab selama ini
   hubungan orang-orang Golkar dengan ABRI cukup akrab ".


Pertanyaan :
  Dari ke-5 Statement diatas, yang mana yang mencerminkan
  bahwa orang ini adalah Negarawan dan kader terbaik Golkar?
-

Salam,
bRidWaN - GaOL



Re: Bgmn dg Ekonomi kita nih (Re: Partai Keadilan)

1999-03-19 Terurut Topik Hadeer

Ngomong presiden dulubaru nanti ngomong ekonomi he..he..he.. :-)

Capres dari PK-24 tidak terkenal ???
Ya memang tidak terkenal...lha wong dari mulanya PK-24 juga nggak
terkenal :-)

Kenapa nggak terkenal ? ...Ya dari awal niat utama nya bukan lah mencari
kekuasaantapi hanya sebuah gerakan untuk kembali menjunjung tinggi
nilai-nilai moral.(kerjaannya para Pendakwah, bukan khusus sebuah
kegiatan politik)

Smile
Hadeer


FNU Brawijaya wrote:

>
>
> Wah, suatu kebetulan posting saya langsung nggak laku,
> berhubung dalam beberapa jam sudah ada calon dari PK.
> What a coincidence. Kira-kira boleh nggak sih mengganti calon
> presiden setelah pemilu? Ada nggak aturan mainnya? Mungkin ini
> PR buat KPU satu lagi. Hehe...habis calonnya nggak beken sama
> sekali. Kalau jaman dulu kan ada calon pendamping. kali aja.
>



Data dewadewi.com

1999-03-19 Terurut Topik Indi Soemardjan

Coba lihat URL dibawah:

http://www.dewadewi.com/statistics/index.html

Dari sekian kategori, mungkin yang agak lucu adalah, peringkat 1
sampai 3 perusahaan Indonesia yang mengakses DewaDewi adalah
perusahaan pemerintah!
Pantes uang pembayaran pajak kita rasanya seperti nggak pernah kembali
ke
masyarakat, lha pejabatnya kerjaannya browsing melulu :)

Untuk kategori Perusahaan Indonesia yang paling sering mampir: BPPT

Untuk kategori Perguruan Tinggi Indonesia yang paling sering mampir: ITB

Untuk kategori Perguruan Tinggi Luar Negeri yang paling sering mampir
adalah "memphis.edu".
Hehehesiapa lagi kalau bukan Indi (saya sendiri)! Memang hebat anak
Jawa ini!



kaluk sempat silakan mampir!

--
Indi

Visit my world: http://pagina.de/indradi



Re: Berita dari Ujung Pandang

1999-03-19 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Duh, sedih ngedengernya.
Apakah yang pinter-pinter diatas dan pimpinan selalu enggak nyambung
sama yang dibawah, ataukah provokator sudah dimana-mana.
Yang begini jelas enggak adil, kok anak perempuan yang sekolah
kedokteran yang biasanya bantuin orang sakit malah dikejar-kejar dan
dipukuli.
Ngumpulin 200-300 orang itu tidak mudah. Seharusnya gampang sekali
menyelidiki siapa dibelakang penyerangan itu, kalau punya niat :(.
Mudah-mudahan tidak ada korban lagi di Unhas ataupun ditempat lainnya,
semoga kita semua ikut membantu agar tidak terjadi kekacauan dengan
tidak ikut emosi dan menebarkan informasi perdamaian antara
muslim-kristiani, agar jelas apakah benar ini karena perang agama (dua
umat yang benar-benar bermusuhan) ataukah hanya perang dengan memperalat
agama (ada orang ketiga yang ingin mengadu dua umat ybs).
peace.

cortino sukotjo wrote:
>
> Rekan -rekan permias, mari kita berdoa semoga kejadian terkutuk seperti ini
> dapat segera diakhiri.
>
> 
> > Hari ini kejadian di kampus saya sungguh mengerikan..
> > Hal ini terjadi pada diri saya sendiri.. dan informasi yang saya
> > sampaikan berasal dari kesaksian teman saya.. disertai oleh bukti
> > korban-korban.
> > Tepat jam 12 malam kemaren malam, Balla Tamalanrea dibakar. Tapi
> > tidak semuanya, hanya sempat di dalamnya saja karena sudah keburu
> > dicegah oleh petugas alias tentara/polisi.
> > Dan karena mereka sangat penasaran, mereka pergi menyerang BTN Asal
> > Mula yang kebanyakan di antara situ adalah ponsokan atau kos-kosan
> > orang Kristen. Rumah teman saya (angkatan '94) salah satu korban.
> > Menurutnya, yang menyerang itu sekitar 200-300-an orang. Dan mereka
> > mulai dengan melempari (pada malam-malam sebelumnya rumahnya ini
> > sering dilempari) batu... Lalu dilanjutkan dengan aksi pendobrakan
> > pintu pagar, pintu depan.. sehingga anggota rumah itu (seluruhnya
> > cewek dan  beragama Kristen, dan rumah itu merupakan Base Camp-nya
> > anak PMK Kedokteran) semuanya lompat melalui jendela, kemudian naik
> > ke  atas genteng... lalu ada tetangga ternyata yang melihat keempat
> > anak perempuan ini naik ke atas genteng, mereka kemudian menyuruh
> > turun dengan melemparinya... Lalu mereka pun terjatuh sehingga salah
> > satu di antaranya robek pada kepala. Lalu ada sekitar 4-5 orang yang
> > menamakan diri mereka Kelompok Damai muncul dan menolong mereka dari
> > rusuh... teman saya itu kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Pelamonia
> > dengan 14 jahitan pada kepala bagian kiri.
> > Lalu pagi-pagi di kampus... aman-aman saja.. gak ada tanda-tanda
> > pemeriksaan KTP, penyerangan, de es be, de el el.. Pokoknya super
> > aman deh... Dan ternyata sekitar pukul 1 siang, sewaktu saya
> > berada di lab. Terpadu untuk bersiap-siap mengikuti responsi
> > praktikum Ilmu Gizi, ada salah satu senior datang dengan ngos-ngosan
> > memberitahu bahwa keadaan sekarang di pintu I Unhas sedang kacau..
> > Main parang-parangan sambil pemeriksaan KTP berjalan di luar kampus,
> > tepat di depan Pintu I Unhas. Tetapi saat itu saya masih merasa aman
> > sebab saya pikir masa sih sampai masuk ke fakultas.
> > Kira-kira pukul setengah dua lebih, hampir jam dua siang, ada teman
> > saya (muslim) yang gak ngambil mata kuliah yang sama (jadi gak ikut
> > praktikum) yang datang memberitahu bahwa Pintu I Unhas tuh
> > bener-bener gak aman dan dia menyarankan supaya saya gak langsung
> > pulang seusai praktikum. Sebab, dia dan salah satu teman saya yang
> > Kristen sebenarnya sudah naik pete-pete kampus dan menuju pulang,
> > tetapi ketika hampir dekat ke Pintu I Unhas, melihat ada macet di
> > depan, merekapun turun dengan segera lalu naik becak kembali masuk ke
> > dalam kampus lewat Pintu II Unhas. Karena teman saya yang Kristen ini
> > kulitnya sangat putih hingga teman saya tadi menutupinya dengan jas
> > praktikum hingga gak kelihatan..
> > Kira-kira pukul dua siang, saat responsi berlangsung, saya
> > baru saja selesai  mengerjakan nomer dua, tiba-tiba ada ribut-ribut
> > di dalam lab.. Katanya ada tabrakan., etc.. maka saya cuek aja... Eh,
> > gak lama kemudian ada teriakan kira-kira begini, 'eh yang Kristen
> > mana... cepat lari... anak pondokan mau menyerang ke sini...' Keadaan
> > di lab menjadi sangat kacau... benar-benar kacau.. saya yang tadinya
> > hendak menjawab soal nomer tiga akhirnya kumpul saja dan mengambil
> > tas lalu lari mengikuti yang lain... beberapa teman-teman yang muslim
> > langsung mengusulkan untuk langsung naik ke lantai 4 yang biasanya
> > aman... teman-teman saya yang Kristen lainnya jgua mengikuti, lari
> > terbirit-birit benar-benar panik... Lalu kami naik ke lantai 4,
> > sementara di belakang kami sudah ada orang yang mengejar dengan
> > menggunakan jas almamater merah... Dengan rasa penuh ketakutan, entah
> > ada kekuatan dari mana, dalam 1 menit dari lantai 2 ke lantai 4 dapat
> > tercapai.. hehehe.. padahal bawa bawaan yang banyak lho.. :)
> > lalu saya dan teman-teman terus berlari, hingga di 

Berita dari Ujung Pandang

1999-03-19 Terurut Topik cortino sukotjo

Rekan -rekan permias, mari kita berdoa semoga kejadian terkutuk seperti ini
dapat segera diakhiri.


> Hari ini kejadian di kampus saya sungguh mengerikan..
> Hal ini terjadi pada diri saya sendiri.. dan informasi yang saya
> sampaikan berasal dari kesaksian teman saya.. disertai oleh bukti
> korban-korban.
> Tepat jam 12 malam kemaren malam, Balla Tamalanrea dibakar. Tapi
> tidak semuanya, hanya sempat di dalamnya saja karena sudah keburu
> dicegah oleh petugas alias tentara/polisi.
> Dan karena mereka sangat penasaran, mereka pergi menyerang BTN Asal
> Mula yang kebanyakan di antara situ adalah ponsokan atau kos-kosan
> orang Kristen. Rumah teman saya (angkatan '94) salah satu korban.
> Menurutnya, yang menyerang itu sekitar 200-300-an orang. Dan mereka
> mulai dengan melempari (pada malam-malam sebelumnya rumahnya ini
> sering dilempari) batu... Lalu dilanjutkan dengan aksi pendobrakan
> pintu pagar, pintu depan.. sehingga anggota rumah itu (seluruhnya
> cewek dan  beragama Kristen, dan rumah itu merupakan Base Camp-nya
> anak PMK Kedokteran) semuanya lompat melalui jendela, kemudian naik
> ke  atas genteng... lalu ada tetangga ternyata yang melihat keempat
> anak perempuan ini naik ke atas genteng, mereka kemudian menyuruh
> turun dengan melemparinya... Lalu mereka pun terjatuh sehingga salah
> satu di antaranya robek pada kepala. Lalu ada sekitar 4-5 orang yang
> menamakan diri mereka Kelompok Damai muncul dan menolong mereka dari
> rusuh... teman saya itu kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Pelamonia
> dengan 14 jahitan pada kepala bagian kiri.
> Lalu pagi-pagi di kampus... aman-aman saja.. gak ada tanda-tanda
> pemeriksaan KTP, penyerangan, de es be, de el el.. Pokoknya super
> aman deh... Dan ternyata sekitar pukul 1 siang, sewaktu saya
> berada di lab. Terpadu untuk bersiap-siap mengikuti responsi
> praktikum Ilmu Gizi, ada salah satu senior datang dengan ngos-ngosan
> memberitahu bahwa keadaan sekarang di pintu I Unhas sedang kacau..
> Main parang-parangan sambil pemeriksaan KTP berjalan di luar kampus,
> tepat di depan Pintu I Unhas. Tetapi saat itu saya masih merasa aman
> sebab saya pikir masa sih sampai masuk ke fakultas.
> Kira-kira pukul setengah dua lebih, hampir jam dua siang, ada teman
> saya (muslim) yang gak ngambil mata kuliah yang sama (jadi gak ikut
> praktikum) yang datang memberitahu bahwa Pintu I Unhas tuh
> bener-bener gak aman dan dia menyarankan supaya saya gak langsung
> pulang seusai praktikum. Sebab, dia dan salah satu teman saya yang
> Kristen sebenarnya sudah naik pete-pete kampus dan menuju pulang,
> tetapi ketika hampir dekat ke Pintu I Unhas, melihat ada macet di
> depan, merekapun turun dengan segera lalu naik becak kembali masuk ke
> dalam kampus lewat Pintu II Unhas. Karena teman saya yang Kristen ini
> kulitnya sangat putih hingga teman saya tadi menutupinya dengan jas
> praktikum hingga gak kelihatan..
> Kira-kira pukul dua siang, saat responsi berlangsung, saya
> baru saja selesai  mengerjakan nomer dua, tiba-tiba ada ribut-ribut
> di dalam lab.. Katanya ada tabrakan., etc.. maka saya cuek aja... Eh,
> gak lama kemudian ada teriakan kira-kira begini, 'eh yang Kristen
> mana... cepat lari... anak pondokan mau menyerang ke sini...' Keadaan
> di lab menjadi sangat kacau... benar-benar kacau.. saya yang tadinya
> hendak menjawab soal nomer tiga akhirnya kumpul saja dan mengambil
> tas lalu lari mengikuti yang lain... beberapa teman-teman yang muslim
> langsung mengusulkan untuk langsung naik ke lantai 4 yang biasanya
> aman... teman-teman saya yang Kristen lainnya jgua mengikuti, lari
> terbirit-birit benar-benar panik... Lalu kami naik ke lantai 4,
> sementara di belakang kami sudah ada orang yang mengejar dengan
> menggunakan jas almamater merah... Dengan rasa penuh ketakutan, entah
> ada kekuatan dari mana, dalam 1 menit dari lantai 2 ke lantai 4 dapat
> tercapai.. hehehe.. padahal bawa bawaan yang banyak lho.. :)
> lalu saya dan teman-teman terus berlari, hingga di depan lab.
> Farmakologi kami bertemu dengan senior yang juga orang Kristen, lalu
> kami dsembunyikan di dalam sebuah ruangan kecil yang tidak dipakai
> tepat di depan pintu Lab. Farmakologi. Kira-kira 10 menit kemudian,
> salah satu senior saya (muslim) mengatakan lebih baik pindah ke dalam
> lab. orthodonsi yang juga terletak di lantai 4... Kami mengikuti apa
> saja sarannya dan kami masuk ke dalam lab, yang pada saat itu sedang
> berlangsung praktikum pula... Lalu kami dimasukkan ke dalam ruang
> asisten. Dari lantai 4 saya dapat melihat banyak orang memakai jas
> almamater merah berlari-lari mengejar-mengejar entah siapa di dekat
> LT. 5 FK. Gak lama jgua setelah itu, saya melihat melalui jendela
> anak-anak pondokan itu lewat-lewat dengan menggunkan mobil dan motor
> sambil mengancung-ancungkan senjatanya yang mereka genggam di tangan.
> Mungkin sekitar satu setengah jam kami di dalam lab tersebut,
> kemudian kami turun (setelah dipanggil oleh salah satu orang Senat)

Re: Untung enggak terpilih ikut (malu-maluin)

1999-03-19 Terurut Topik Dodo D.

Apa sih yang membedakan antara ORANG LAMA dan ORANG BARU itu..?
saya kok nggak begitu mudheng.


---Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ha ha ha,
> bung ridwan ini terjangkit 'oranglamaphobia syndrome'. Obatnya
> sebenarnya ada, yaitu 'orangbaru penicilyne'. Sayangnya obat ini susah
> dicari yang benar-benar murni, karena produk 'orangbaru penicilyne'
ini
> rata-rata sudah terkontaminasi oleh 'virus oranglama' :).
>
>
> bRidWaN wrote:
> >
> > wah...ini sih gaya ORANG LAMA...:)
> >
> > At 13:27 17/03/99 -0500, FNU Brawijaya, RPI, Troy, NY wrote:
> > >Hehelha jelas ini kelakuan wong gendeng kok Bung Blucer masih
> > >nanya-nanya lho. Memang dari dulu masyarakat kita (termasuk saya)
> > >kan belum dewasa.
> >
> > >Blucer Rajagukguk wrote:
> > >> Gimana nich bung Ridwan. kelihatannya 12 partai terlikuidasi
ini bukan
> > >> 'orang-orang lama'. Tetapi kok kelakuannya 'minus' banget.
Orang-orang
> > >> yang masih rasial dan tidak beradab begini kok mau bikin
partai. Buat
> > >> mas brawijaya, yang begini termasuk move politik apa movenya
orang gila?
> > >> :)
> > >> peace.
> > >>
> > >>   Partai Terlikuidasi Bikin Onar
> > >>   Reporter: Sigit Widodo
> > >>
> > >>   detikcom, Jakarta-Di luar
dugaan, Tim
> > >> 12, kumpulan parpol
> > >>   yang tidak bisa ikut pemilu,
bertindak
> > >> kasar pada salah seorang
> > >>   anggota KPU dari Partai
Bhinneka
> > >> Tunggal Ika, Nurdin
> > >>   Purnomo, Selasa (16/3/1999).
Tindakan
> > >> kasar yang nyaris
> > >>   mengarah pada kekerasan fisik
itu
> > >> terjadi sekitar 19.30 WIB di
> > >>   luar ruang sidang KPU yang
telah sepi.
> > >>
> > >>   Nurdin adalah anggota KPU yang
> > >> terakhir keluar dari ruangan.
> > >>   Sedang rekan-rekan lainnya,
termasuk
> > >> puluhan wartawan, telah
> > >>   meninggalkan tempat itu.
Tujuan Tim 12
> > >> tersebut adalah
> > >>   memaksa Nurdin yang keturunan
Tionghoa
> > >> itu untuk
> > >>   menandatangani sebuah surat.
Surat itu
> > >> berisikan pernyataan
> > >>   agar Tim 12 PPD diperbolehkan
ikut
> > >> pemilu.
> > >>
> > >>   Nurdin jelas menolak
permintaan Tim 12
> > >> yang sejak sore
> > >>   berdemo di luar sidang KPU,
lantai 2
> > >> Gedung KPU, Jl Imam
> > >>   Bonjol, Jakarta Pusat. Sebab
12 parpol
> > >> itu memang tidak
> > >>   direkomendasi Tim 11 untuk
mengikuti
> > >> pemilu karena dinilai
> > >>   tidak layak.
> > >>
> > >>   Karena menolak, Tim 12 langsung
> > >> mencaci maki Nurdin. Cacian
> > >>   itu bernada rasial. Mereka juga
> > >> menuduh partai pimpinan Nurdin
> > >>   menyogok Tim 11 supaya lolos
pemilu.
> > >> Kekerasan fisik nyaris
> > >>   menimpa Nurdin. Seorang
anggota Tim 12
> > >> dengan garang
> > >>   menarik dasi Nurdin dengan
kasar
> > >> sehingga Nurdin tidak
> > >>   berkutik. Karena desakan kian
kuat,
> > >> Nurdin akhirnya
> > >>   menandatangani surat itu.
> > >>
> > >>   Akibat ribut-ribut itu, 4
anggota PHH
> > >> Brimob yang "berkantor"
> > >>   di KPU, masuk. Tapi mereka
tidak
> > >> berbuat apa-apa. Tiga
> > >>   wartawan yang menyaksikan
kejadian
> > >> itu, termasuk detikcom,
> > >>   tidak juga berani bersikap
sebab Tim
> > >> 12 terlihat garang dan
> > >>   tidak kenal kompromi.
> > >>
> > >>   Nurdin terus diintimidasi.
"Catat saja
> > >> nomor mobilnya!" teriak
> > >>   seorang anggota Tim 12,
mengancam
> > >> Nurdin.
> > >>
> > >>   Setelah Nurdin menandatangi
surat yang
> > >> diberikan Tim 12,
> > >>   Nurdin dilepaskan, sekitar
pukul 19.45
> > >> WIB. Sementara itu,
> > >>   semua pintu keluar sengaja
ditutup
> > >> oleh Tim 12 supaya Nurdin
> > >>   tidak gampang meloloskan diri.
> > >>
> > >>   Tampaknya, Tim 12 menganggap
kekerasan
> > >> yang dilakukan
> > >>   mereka pada Nurdin yang
terpilih
> > >> sebagai anggota KPU d

Re: Untung enggak terpilih ikut (malu-maluin)

1999-03-19 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

ha ha ha,
bung ridwan ini terjangkit 'oranglamaphobia syndrome'. Obatnya
sebenarnya ada, yaitu 'orangbaru penicilyne'. Sayangnya obat ini susah
dicari yang benar-benar murni, karena produk 'orangbaru penicilyne' ini
rata-rata sudah terkontaminasi oleh 'virus oranglama' :).


bRidWaN wrote:
>
> wah...ini sih gaya ORANG LAMA...:)
>
> At 13:27 17/03/99 -0500, FNU Brawijaya, RPI, Troy, NY wrote:
> >Hehelha jelas ini kelakuan wong gendeng kok Bung Blucer masih
> >nanya-nanya lho. Memang dari dulu masyarakat kita (termasuk saya)
> >kan belum dewasa.
>
> >Blucer Rajagukguk wrote:
> >> Gimana nich bung Ridwan. kelihatannya 12 partai terlikuidasi ini bukan
> >> 'orang-orang lama'. Tetapi kok kelakuannya 'minus' banget. Orang-orang
> >> yang masih rasial dan tidak beradab begini kok mau bikin partai. Buat
> >> mas brawijaya, yang begini termasuk move politik apa movenya orang gila?
> >> :)
> >> peace.
> >>
> >>   Partai Terlikuidasi Bikin Onar
> >>   Reporter: Sigit Widodo
> >>
> >>   detikcom, Jakarta-Di luar dugaan, Tim
> >> 12, kumpulan parpol
> >>   yang tidak bisa ikut pemilu, bertindak
> >> kasar pada salah seorang
> >>   anggota KPU dari Partai Bhinneka
> >> Tunggal Ika, Nurdin
> >>   Purnomo, Selasa (16/3/1999). Tindakan
> >> kasar yang nyaris
> >>   mengarah pada kekerasan fisik itu
> >> terjadi sekitar 19.30 WIB di
> >>   luar ruang sidang KPU yang telah sepi.
> >>
> >>   Nurdin adalah anggota KPU yang
> >> terakhir keluar dari ruangan.
> >>   Sedang rekan-rekan lainnya, termasuk
> >> puluhan wartawan, telah
> >>   meninggalkan tempat itu. Tujuan Tim 12
> >> tersebut adalah
> >>   memaksa Nurdin yang keturunan Tionghoa
> >> itu untuk
> >>   menandatangani sebuah surat. Surat itu
> >> berisikan pernyataan
> >>   agar Tim 12 PPD diperbolehkan ikut
> >> pemilu.
> >>
> >>   Nurdin jelas menolak permintaan Tim 12
> >> yang sejak sore
> >>   berdemo di luar sidang KPU, lantai 2
> >> Gedung KPU, Jl Imam
> >>   Bonjol, Jakarta Pusat. Sebab 12 parpol
> >> itu memang tidak
> >>   direkomendasi Tim 11 untuk mengikuti
> >> pemilu karena dinilai
> >>   tidak layak.
> >>
> >>   Karena menolak, Tim 12 langsung
> >> mencaci maki Nurdin. Cacian
> >>   itu bernada rasial. Mereka juga
> >> menuduh partai pimpinan Nurdin
> >>   menyogok Tim 11 supaya lolos pemilu.
> >> Kekerasan fisik nyaris
> >>   menimpa Nurdin. Seorang anggota Tim 12
> >> dengan garang
> >>   menarik dasi Nurdin dengan kasar
> >> sehingga Nurdin tidak
> >>   berkutik. Karena desakan kian kuat,
> >> Nurdin akhirnya
> >>   menandatangani surat itu.
> >>
> >>   Akibat ribut-ribut itu, 4 anggota PHH
> >> Brimob yang "berkantor"
> >>   di KPU, masuk. Tapi mereka tidak
> >> berbuat apa-apa. Tiga
> >>   wartawan yang menyaksikan kejadian
> >> itu, termasuk detikcom,
> >>   tidak juga berani bersikap sebab Tim
> >> 12 terlihat garang dan
> >>   tidak kenal kompromi.
> >>
> >>   Nurdin terus diintimidasi. "Catat saja
> >> nomor mobilnya!" teriak
> >>   seorang anggota Tim 12, mengancam
> >> Nurdin.
> >>
> >>   Setelah Nurdin menandatangi surat yang
> >> diberikan Tim 12,
> >>   Nurdin dilepaskan, sekitar pukul 19.45
> >> WIB. Sementara itu,
> >>   semua pintu keluar sengaja ditutup
> >> oleh Tim 12 supaya Nurdin
> >>   tidak gampang meloloskan diri.
> >>
> >>   Tampaknya, Tim 12 menganggap kekerasan
> >> yang dilakukan
> >>   mereka pada Nurdin yang terpilih
> >> sebagai anggota KPU dengan
> >>   Keppres itu adalah hal biasa. Dengan
> >> tidak merasa bersalah,
> >>   mereka asyik makan malam di teras
> >> Gedung KPU, seusai
> >>   mengintimidasi Nurdin.
> >>
> >>  Hak Cipta © detikcom Digital
> 

Bgmn dg Ekonomi kita nih (Re: Partai Keadilan)

1999-03-19 Terurut Topik FNU Brawijaya



Wah, suatu kebetulan posting saya langsung nggak laku,
berhubung dalam beberapa jam sudah ada calon dari PK.
What a coincidence. Kira-kira boleh nggak sih mengganti calon
presiden setelah pemilu? Ada nggak aturan mainnya? Mungkin ini
PR buat KPU satu lagi. Hehe...habis calonnya nggak beken sama
sekali. Kalau jaman dulu kan ada calon pendamping. kali aja.
Sekarang ngomong ekonomi. Salah seorang teman baru saja
ngomong bahwa swasta asing masuk ke perbankan RI. Contoh
adalah Bank Duta sudah 90% saham dimiliki orang asing. Dulu
kalau nggak salah Bank BCA sudah sempat disuntik Sultan Brunei.
Entah jadi atau tidak. Berita-berita ini termasuk rekapitalisasi
kok jarang jadi headline ya? Weird.
Kebijakan pemerintah dengan membolehkan asing masuk ke kita
sangat berbahaya. Lha wong itu sendi perekonomian penting
kok dimasuki swasta asing. Mbah-nya kapitalis seperti AS ini
juga bikin aturan-aturan yg membatasi orang swasta asing.
Apalagi Jepang. Kalau dulu kan bank asing boleh muncul di kota
besar saja ya? Lha kalau Bank Duta apalagi BCA cabangnya sampai
ke desa-desa terus dikuasai asing kan berarti secara ekonomi
Indonesia nggak eksis. Apalagi bisnis retail juga sudah diserang.
Dulu kecolongan dengan GORO plus satu lagi apa itu ya yg dari Belanda
itu. Bisa-bisa kita balik lagi jadi bangsa kuli seperti masa kolonial
dulu. Kuli sama petani. Uwis
Weleh-weleh, tokoh kita sibuk pengen jadi presiden jadi nggak
mikirin kalau secara diam-diam negara kita lagi dijual. Jangan sampai
nasib kita kayak Brazil. Saat ini mereka modal nama doang. Semua
udah milik asing, eh masih ngutang, eh masih kena gonjang-ganjing
ekonomi. Lha nilai tambahnya di mana? Bola doang kali.
Kasihan bener negara kita ini. KKG sibuk jadi tutor ngasuh MS, Christianto
Wibisono
sibuk bikin karangan tentang Brutusisme, Ken Arokisme, dan berbagai
wawancara
imajiner lainnya. Pakar ekonomi dari univ. pada takut ngomong gara-gara
ketanggor analisis rupiah yg nggak pernah bener. Saat ini semua orang
jadi
phobia bicara masalah ekonomi gara-gara pada malu kasus rupiah.
Bahkan milis ekonomi juga ikut bangkrut. Weleh...weleh bangkrut
bener
deh RI ini. Seperti biasa, any thought? any comment?
Salam,
Eyang Troy
 
Hadeer wrote:
Capres
RI ke - 4
Dari PK : K.H.
Didin Hafizhuddin
 
--
> From: FNU
Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Partai
Keadilan
> Date: 19 Maret
1999 14:26
>
> Gile sepi
amat hari ini. Pada ujian ya? Okay lah daripada sepi saya
> bikin orek-orek
satu lagi.
>
> PK juga sudah
mulai mengeluarkan jurus-jurusnya lewat Anis Matta.

--
  
\\\|///

\\  - -  //
 
(  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO
(   )
  (  
)  ) /
   \ ( 
(_/
   
\_)
 




Suara aseli 2 jagoan! ghalibie.mp3

1999-03-19 Terurut Topik Indi Soemardjan

Mau denger percakapan 2 jagoan: Ghalib sama ? Ini linknya untuk MP3 file
tsb

http://www.geocities.com/SoHo/Studios/8019/Fun/ghalibie.mp3

PERHATIAN: ukuran filenya adalah 721 Kilobytes


Jangan lupa mampir ke:
http://pagina.de/indradi
dan mohon isi buku tetamu saya!


hep pan

--

Indi Soemardjan



Re: FW: Suara Rekaman Habibie Asli

1999-03-19 Terurut Topik Djumala Sutedja

Attachment Anda ini formatnya apa ?

At 01:56 PM 3/19/99 +0700, you wrote:
>Jumat, 19 Maret 1999
>
>Ada Orang Ketiga Dapat Menjadi Saksi Kunci
>
>Jakarta, Kompas
>
>Para pejabat Badan Intelijen ABRI (BIA) hari Rabu (17/3) selama lebih
dari
>lima jam
>sejak pukul 11.30 meminta keterangan peneliti multimedia asal
Yogyakarta RM
>Roy
>Suryo (31) berkaitan dengan analisisnya tentang keaslian suara
percakapan
>telepon
>mirip suara Presiden BJ Habibie dan Jaksa Agung AM Ghalib.
>
>Metode yang dipakai ialah dengan memakai audio system analizer untuk
mencari
>amplitudo serta frekuensi yang sama dengan menggabungkan rekaman
suara asli
>Presiden BJ Habibie saat mengangkat sumpah tanggal 21 Mei 1998,
suara
>rekaman
>yang beredar di masyarakat dan menguji suara seniman Butet
Kertaradjasa.
>
>Dari hasil analisisnya-disepakati bersama dengan pihak BIA-bahwa
percakapan
>itu
>adalah asli, bukan hasil sadapan dari pesawat telepon yang berada di
antara
>kedua
>pejabat negara, melainkan berasal dari telephone voice recorder
yang
>built-in
>dengan pesawat telepon. Hal yang terpenting ialah ditemukannya peran
orang
>ketiga selain Presiden dan Jaksa Agung yang dapat menjadi saksi kunci
soal
>pembicaraan telepon itu.
>
>Hasil temuan dan pembicaraan itu diungkapkan Suryo kepada Kompas,
Rabu
>(17/3)
>petang, usai melakukan pertemuan itu. Suryo adalah staf pengajar
jurusan
>Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip)
Universitas
>Gadjah Mada
>(UGM) Yogyakarta. Sehari-hari, Suryo dikenal sebagai pemerhati dan
pengajar
>multimedia di Institut Seni Indonesia (ISI) di kota yang sama.
>
>Suryo diminta datang ke Kantor BIA di Jl Kalibata No 20, Jakarta
Selatan,
>dan
>mengaku bukan dimintakan keterangan, melainkan lebih sebagai
brainstorming
>dengan sekitar enam orang pejabat BIA. "Dalam pertemuan itu,
menurut
>rencana,
>akan hadir Kepala BIA Mayjen TNI Tyasno Sudarto, tetapi ini tidak
terlaksana
>karena
>yang bersangkutan berhalangan hadir, ujar Suryo.
>
>Ia mengatakan, "Sejauh ini dari rekaman pembicaraan yang banyak
beredar di
>masyarakat hanya diketahui pembicaraan antara Presiden dan Jaksa
Agung.
>Tetapi
>ternyata ada orang ketiga, dan ini setidaknya kelak dapat dijadikan
saksi
>kunci dalam
>mengungkap kebenaran pembicaraan kedua pejabat negara
itu."
>
>Asli dan orang ketiga
>
>Suryo menjelaskan, frekuensi dan amplitudo BJ Habibie pada kedua
peristiwa
>itu
>identik. "Sementara suara Butet Kertaradjasa tidak dapat
mengejar frekuensi
>BJ
>Habibie. Kesimpulannya, suara BJ Habibie adalah asli. Ini disepakati
oleh
>pihak
>BIA," papar Suryo.
>
>Mengenai tidak diujinya suara AM Ghalib, Suryo berujar, "Saya
mengambil
>sampel
>suara pejabat yang lebih tinggi dalam hal ini Presiden BJ Habibie.
Tidak
>mungkin
>beliau bicara sendiri secara monolog. Kesimpulannya adalah keduanya
asli
>atau
>keduanya palsu. Ternyata, suara Presiden asli."
>
>Suryo dan pihak BIA juga sepakat adanya pihak ketiga selain Habibie
dan
>Ghalib
>yang terekam dalam kaset itu. "Ini terbukti saat waktu
pembicaraan dalam
>rekaman
>masuk pada tanda waktu 2 menit 17 detik dari waktu keseluruhan 4
menit 4
>detik.
>Saat itu ada dering telepon dan diangkat seseorang yang menjawab
dengan
>kata-kata 'halo' sebanyak tiga kali," paparnya.
>
>Suryo berkesimpulan-pihak BIA juga sependapat-ada orang ketiga selain
kedua
>pejabat negara itu dan berada di salah satu ruangan kedua pejabat
negara
>terkait.
>"Orang ketiga ini bisa jadi saksi kunci. Untuk itu kini sedang
diselidiki
>orang yang
>mengangkat telepon itu berada di ruang mana? Apakah di ruang Presiden
atau
>di
>ruang Jaksa Agung?," ucap Suryo.
>
>Suryo menegaskan hasil rekaman tersebut bukan merupakan hasil
penyadapan.
>Dan
>ini juga disepakati oleh para pejabat BIA. "Rekaman itu berasal
dari
>telephone voice
>recorder yang built-in dengan pesawat telepon. Alat ini bekerja
merekam
>secara
>otomatis bersamaan dengan penelepon memulai percakapannya. Dan akan
berakhir
>dengan sendirinya saat percakapan berakhir yang ditandai dengan
>diletakkannya
>gagang telepon pada tempatnya semula. Hasil modulasinya tunggal dan
solid.
>Ini
>menunjukkan rekaman terkait bukan hasil sadapan," papar
Suryo.
>
>Menurutnya, masalah yang harus dipecahkan kini adalah mencari tahu
lokasi
>pesawat yang dilengkapi telephone voice recorder itu berada di
ruangan
>Presiden
>atau Jaksa Agung. "Dan mencari orang ketiga yang mengangkat
telepon yang
>kemungkinan berada di salah satu ruangan kedua pejabat negara
itu," katanya.
>(bw)
>
>



Re: Partai Keadilan

1999-03-19 Terurut Topik Hadeer
Capres RI ke - 4Dari PK : K.H. Didin Hafizhuddin--> From: FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]>> To: [EMAIL PROTECTED]> Subject: Partai Keadilan> Date: 19 Maret 1999 14:26> > Gile sepi amat hari ini. Pada ujian ya? Okay lah daripada sepi saya> bikin orek-orek satu lagi.> > PK juga sudah mulai mengeluarkan jurus-jurusnya lewat Anis Matta.


Partai Keadilan

1999-03-19 Terurut Topik FNU Brawijaya

Gile sepi amat hari ini. Pada ujian ya? Okay lah daripada sepi saya
bikin orek-orek satu lagi.

PK juga sudah mulai mengeluarkan jurus-jurusnya lewat Anis Matta.
Saudara Anis ini menyatakan bahwa peranan wanita di bidang
perpolitikan sangat kurang yaitu kira-kira 11% padahal padahal
jumlah pemilih 54% (pemilu lalu). Yang jadi sorotan adalah peranan
ORBA yg menjadikan peran wanita lebih sebagai pendamping.
Setelah itu baru faktor kultural, pendidikan, kapabilitas.

Saya sangat menyayangkan pengkambing-hitaman ORBA thd
minimalnya peran wanita. Model seperti itu sudah terlalu banyak
dilakukan orang. Alih-alih cari cara penyelesaian kok malah lagi-
lagi latah nyalahin ORBA. Kuno ah, mestinya kreatif dikit. Kalau
mau bikin perbandingan sih kita boleh lihat pada jaman ORLA,
atau di negara-negara maju macam AS, Inggris, Perancis. Jangan
ambil contoh Jepang, entar kita makin terperanjat. Eh, ini bukannya
saya belain ORBA, nggak ada untungnya sih, lha wong sudah
bangkrut. Sudah jadi sejarah. Menurut saya sih ini masalah kultural,
nggak ada hubungannya dengan orde-orde-an.

Memang sih PK kelihatan mengincar suara dari kaum wanita. Sah
saja, dapat dikata cerdik. Move-nya mempertanyakan kapabilitas MS
dan sekaligus mengedepankan Dewi Fortuna Anwar dan Marwah Daud.
Ini juga sah saja. Sampai di sini saya mempertanyakan nama Dewi Fortuna
Anwar. Dia itu kan pembantunya BJH, berarti masuk golongan
orang lama dong.

Satu hal lagi. PK sangat agresif dalam mencari massa lapis bawah.
Langkah ini berhasil dengan baik. Selamat deh atas jitunya strategi
cari pencoblos. Untuk beginian PAN kalah deh. Padahal dari segi
dana kan mestinya PAN lebih jago nyari dg modal persona AR itu.
Lain dengan presiden PK yg pegawai BPPT biasa, tapi punya
kemampuan menggalang kekuatan yg mestinya perlu dana besar.
Hmm...impresif saya benar-benar ter-impres (bukan imstruksi
presiden lho).

Yang menarik buat saya adalah belum terdengarnya capres yg
dipunyai PK. Faktor "BPPT" membuat saya agak "was-was" bahwa
pada nantinya yg akan dimunculkan adalah BJH. Toh sudah kondang
bahwa di masa lalu BJH menggunakan IPTN, BPPT, dan ICMI sebagai
modal dasar pembangunan jangka panjang. Eh, maksudnya modal thok.
BJH memang dikenal bagus dalam mengelola instutusi ini. Beberapa
teman demikian bangga menjadi anak buah BJH. Oya, istilah "was-was"
bukan berarti nggak suka BJH. Cuma masalah nggak ketemu istilah yg
tepat saja. Sah saja sih kalaupun BJH yg dicalonkan. Tebak tidak tepat
saya juga disentil oleh munculnya Dewi Fortuna tadi, sebagai pembantu
terpercaya BJH. Apakah betul tebakan saya ya mari kita lihat. Syukur
kalau ternyata nggak tepat, eh, nggak pengaruh ding.

Lihat : http://www.jawapos.com/19mar/me19ma1.htm
Sekian dulu. Any thought? Any comment?

Salam,
Eyang Troy


--
   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Kalau Dalmatian Selingkuh

1999-03-19 Terurut Topik Hadeer
:-)  hmlook at them in the eyes...Smile,Hadeer--> From: Endang P. Pratiwi <[EMAIL PROTECTED]>> To: [EMAIL PROTECTED]> Subject: FW: Kalau Dalmatian Selingkuh> Date: 19 Maret 1999 13:52> > > Buat yang ngefans sama cats n dogs.> > > > >  <>> 


FW: Suara Rekaman Habibie Asli

1999-03-19 Terurut Topik Lutfi M.

Jumat, 19 Maret 1999

Ada Orang Ketiga Dapat Menjadi Saksi Kunci

Jakarta, Kompas

Para pejabat Badan Intelijen ABRI (BIA) hari Rabu (17/3) selama lebih dari
lima jam
sejak pukul 11.30 meminta keterangan peneliti multimedia asal Yogyakarta RM
Roy
Suryo (31) berkaitan dengan analisisnya tentang keaslian suara percakapan
telepon
mirip suara Presiden BJ Habibie dan Jaksa Agung AM Ghalib.

Metode yang dipakai ialah dengan memakai audio system analizer untuk mencari
amplitudo serta frekuensi yang sama dengan menggabungkan rekaman suara asli
Presiden BJ Habibie saat mengangkat sumpah tanggal 21 Mei 1998, suara
rekaman
yang beredar di masyarakat dan menguji suara seniman Butet Kertaradjasa.

Dari hasil analisisnya-disepakati bersama dengan pihak BIA-bahwa percakapan
itu
adalah asli, bukan hasil sadapan dari pesawat telepon yang berada di antara
kedua
pejabat negara, melainkan berasal dari telephone voice recorder yang
built-in
dengan pesawat telepon. Hal yang terpenting ialah ditemukannya peran orang
ketiga selain Presiden dan Jaksa Agung yang dapat menjadi saksi kunci soal
pembicaraan telepon itu.

Hasil temuan dan pembicaraan itu diungkapkan Suryo kepada Kompas, Rabu
(17/3)
petang, usai melakukan pertemuan itu. Suryo adalah staf pengajar jurusan
Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas
Gadjah Mada
(UGM) Yogyakarta. Sehari-hari, Suryo dikenal sebagai pemerhati dan pengajar
multimedia di Institut Seni Indonesia (ISI) di kota yang sama.

Suryo diminta datang ke Kantor BIA di Jl Kalibata No 20, Jakarta Selatan,
dan
mengaku bukan dimintakan keterangan, melainkan lebih sebagai brainstorming
dengan sekitar enam orang pejabat BIA. "Dalam pertemuan itu, menurut
rencana,
akan hadir Kepala BIA Mayjen TNI Tyasno Sudarto, tetapi ini tidak terlaksana
karena
yang bersangkutan berhalangan hadir, ujar Suryo.

Ia mengatakan, "Sejauh ini dari rekaman pembicaraan yang banyak beredar di
masyarakat hanya diketahui pembicaraan antara Presiden dan Jaksa Agung.
Tetapi
ternyata ada orang ketiga, dan ini setidaknya kelak dapat dijadikan saksi
kunci dalam
mengungkap kebenaran pembicaraan kedua pejabat negara itu."

Asli dan orang ketiga

Suryo menjelaskan, frekuensi dan amplitudo BJ Habibie pada kedua peristiwa
itu
identik. "Sementara suara Butet Kertaradjasa tidak dapat mengejar frekuensi
BJ
Habibie. Kesimpulannya, suara BJ Habibie adalah asli. Ini disepakati oleh
pihak
BIA," papar Suryo.

Mengenai tidak diujinya suara AM Ghalib, Suryo berujar, "Saya mengambil
sampel
suara pejabat yang lebih tinggi dalam hal ini Presiden BJ Habibie. Tidak
mungkin
beliau bicara sendiri secara monolog. Kesimpulannya adalah keduanya asli
atau
keduanya palsu. Ternyata, suara Presiden asli."

Suryo dan pihak BIA juga sepakat adanya pihak ketiga selain Habibie dan
Ghalib
yang terekam dalam kaset itu. "Ini terbukti saat waktu pembicaraan dalam
rekaman
masuk pada tanda waktu 2 menit 17 detik dari waktu keseluruhan 4 menit 4
detik.
Saat itu ada dering telepon dan diangkat seseorang yang menjawab dengan
kata-kata 'halo' sebanyak tiga kali," paparnya.

Suryo berkesimpulan-pihak BIA juga sependapat-ada orang ketiga selain kedua
pejabat negara itu dan berada di salah satu ruangan kedua pejabat negara
terkait.
"Orang ketiga ini bisa jadi saksi kunci. Untuk itu kini sedang diselidiki
orang yang
mengangkat telepon itu berada di ruang mana? Apakah di ruang Presiden atau
di
ruang Jaksa Agung?," ucap Suryo.

Suryo menegaskan hasil rekaman tersebut bukan merupakan hasil penyadapan.
Dan
ini juga disepakati oleh para pejabat BIA. "Rekaman itu berasal dari
telephone voice
recorder yang built-in dengan pesawat telepon. Alat ini bekerja merekam
secara
otomatis bersamaan dengan penelepon memulai percakapannya. Dan akan berakhir
dengan sendirinya saat percakapan berakhir yang ditandai dengan
diletakkannya
gagang telepon pada tempatnya semula. Hasil modulasinya tunggal dan solid.
Ini
menunjukkan rekaman terkait bukan hasil sadapan," papar Suryo.

Menurutnya, masalah yang harus dipecahkan kini adalah mencari tahu lokasi
pesawat yang dilengkapi telephone voice recorder itu berada di ruangan
Presiden
atau Jaksa Agung. "Dan mencari orang ketiga yang mengangkat telepon yang
kemungkinan berada di salah satu ruangan kedua pejabat negara itu," katanya.
(bw)


 application/ms-tnef


FW: Kalau Dalmatian Selingkuh

1999-03-19 Terurut Topik Endang P. Pratiwi


Buat yang ngefans sama cats n dogs.




 <>

 Compuserve GIF