[Fwd] Jadwal Tahapan Kegiatan Pemilu 1999

1999-04-04 Thread _ _

>Date: Wed, 31 Mar 1999 03:38:50 -0800 (PST)
>X-Sender: [EMAIL PROTECTED] (Unverified)
--dihapus--
>Jadwal Tahapan Kegiatan Pemilu 1999 ( Sumber: Suara Pembaharuan 30 Mar 1999).
--dihapus--
>
>Jadwal Tahapan Kegiatan Pemilu 1999
>
>Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam sidang pleno, Senin (29/3) mengeluarkan
>Peraturan KPU No.11/1999 tentang Jadwal Waktu Tahapan Kegiatan
>Penyelenggaraan Pemilu 1999.
>
>Selengkapnya, terdapat 10 tahapan, yaitu:
>
>1. Tahap Persiapan: 2 Februari - 31 Maret
>
>2. Tahap Pendaftaran Pemilih: 4 April - 4 Mei
>
>3. Tahap Penetapan Jumlah Anggota DPR, DPRD I, DPRD III Berdasarkan jumlah
>penduduk untuk masing-masing daerah pemilihan: 3 - 4 April
>
>4. Tahap Pencalonan Anggota DPR, DPRD I, DPRD II: 5 April- 20 Mei
>
>5. Tahap Kampanye Pemilu: 20 Mei - 4 Juni
>
>6. Tahap Masa Tenang: 5 - 6 Juni
>
>7. Tahap Pemungutan/Pemberian dan Penghitungan Suara: 7-21 Juni
>
>8. Tahap Penetapan Hasil Pemilihan Umum 1999: 28 Juni - 8 Juli
>
>9. Tahap Penetapan dan Pemberitahuan Kepada Calon Terpilih: 12-21 Juli
>
>10. Tahap Pengucapan Sumpah/Janji Anggota DPR, DPRD I, DPRD II: 26 Juli - 1
>Oktober.
>

<[EMAIL PROTECTED]>
http://www.idsmedia.com/bizcenter/ "Online Business & Shopping Center"



Nih...gua kasih Foto dari Sambas.....

1999-04-04 Thread hoyaho




Ini saya ada foto dari 
Sambas...dan saya juga dapet dari temen..., kiranya temen2 sekalian dapat 
melihat yang terjadi di Sambas...,
Oke...gitu ajaa dari 
saya.*sebagai anggota baru* :)
 
  Salam
* Oyes *
 GIF image
 Foto Dari Sambas.doc


Re: Betapa mulia niatnya. :)

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Kalau contoh sebaiknya yang bener khan, nanti kasihan orang deptan yang
enggak tahu-menahu soal produksi pupuk. Lho depperin enggak bubar cuma
ganti nama, sekarang dipegang Tanri Abeng (BUMN).
Bidang pertanian bukan berarti identik dengan produksi pupuk, kalau
berkaitan jelas. Pertanian khusunya produksi beras memang sangat
berkaitan dengan produksi dan penyediaan pupuk. Instansi yang terkait
atas masalah ini memang mengaitkan beberapa instansi termasuk
Sesdalopbang, Deptan, Depperin (BUMN), dan Depkeu (sebagai penyandang
dana subsidi untuk pupuk koperasi/petani), dan DepKop.
Khusus untuk produksi pupuk sebenarnya tidak ada masalah, tetapi pada
saat pendistribusiannya banyak muncul masalah, terutama karena tingginya
perbedaan harga pupuk untuk diekspor, pupuk konsumsi industri dan pupuk
petani. Selain itu munculnya pupuk urea tablet  (Aryoseto, cucunya
soeharto) serta perintah atas daerah bebas urea curah menambah masalah
turunnya produksi beras nasional.
Secara khusus, laporan Deptan dan Sesdalopbang ke Binagraha tentang
munculnya minat atas pupuk urea tablet yang tidak sesuai kenyataan ke
Binagraha juga menambah parahnya produksi beras. Catatan atas petani
yang sakit pinggang karena menggunakan urea tablet ataupun tertangkap
karena penggunaan pupuk urea secara gelap (pejabat setempat
mengidentikkan urea curah sebagai baramg illegal karena perintah pusat),
bahkan menimbulkan ketidakpedulian petani menambah hancur lagi produksi
beras nasional.
Ini sekedar bagi-bagi pengetahuan saja, ok.
peace.

FNU Brawijaya wrote:
>
> Emang endak, yg jelas itu masuk industri. Wong sekedar conto.
> Kalau nyuruh Depperin bubar sih nggak perlu, wong sudah bubar.
> Lha yg paling tanggung jawab di bidang pertanian rak Deptan.
> Nyatanya pertanian bubar semua kok. Dari jaman raja pake bakiak
> tanah Jawa udah subur. Lha kok sekarang beras Jepang sama
> Thailand dipuja-puji. Mesti ada yg tanggung jawab tho?
> Pada kemana beras Rojolele atau Pandanwangi itu?
>
> Mau tanaman keras mau lunak, mau yg tahunan atau musiman,
> semua ndak ada yg beres. Dulu tongkat yg dijadiin pagar aja jadi
> tanaman. Sekarang pagarnya makan tanaman. Kepiye?
>
> Ini ngomong-ngomong ya Waktu Philipina pertama kali lepas
> dari Marcos, isu land-reform rame banget. Indonesia kok
> nggak ada yg ngomongin.. sebijipun ndak ada yg ngomong.
>
> Salam,
>
> Blucer Rajagukguk wrote:
>
> > Mas braw, kayaknya deptan enggak pernah bikin pupuk dech :) Jadi tuduhan
> > bikin pupuk enggak becus itu salah alamat.
> > peace.
> >
> > Indi Soemardjan wrote:
> > >
> > > your critic is quite disappointing.
> > > we as young generations must learn to apply
> > > our knowledge for the good of others.
> > > and I am terribly disappointed at your comment.
> > >
> > > . Brawijaya wrote:
> > >
> > > > Boleh nanya nih. Kalau kebeneran Punky jadi berhasil dan kaya,
> > > > lalu punya pengaruh kuat di masyarakat sana ya. Terus nyalonin jadi
> > > > Walikota Sintang bakal dipilih nggak ya? Eh, ini nanya lho.
> > > > Jangan-jangan kena ethnic cleansing kayak kejadian Sambas kemarin.
> > > > Jangan-jangan pula nanti dituduh ambil bagian dalam merampas hak
> > > > putra Dayak dan Melayu. Kan dulu juga pernah didiskusikan di sini
> > > > bahwa transmigrasi adalah proses jawanisasi. Jangan sampai Pariyem
> > > > dan Sugiyo digusur dari desanya lalu ditaruh di hutan, sampai di
> > > > sana harus kerja keras, lalu berhasil, eh lalu dipenggal kepalanya.
> > > >
> > > > Bila memang kejadiannya kayak begini, mending jangan ada
> > > > transmigrasi. Kasihan. mending tetap di Gunung Kidul saja.
> > > > Kalau dikelola pasti juga ada jalan keberhasilan. Gurun saja bisa
> > > > disulap jadi lahan pertanian kok. Apalagi sekedar Gunung Kidul.
> > > > Ini yg dari Gunung Kidul. Kalau dari daerah lain macam Sragen jangan
> > > > mau transmigrasi. Mosok punya yg subur mau-maunya ngerjain rawa.
> > > > Kalau perlu diadakan land-reform untuk wilayah Jawa. Biar tanah-tanah
> > > > yg terampas dari petani dapat kembali ke pengelolanya. Gara-gara
> > > > petani sekedar petani penggarap, produktivitas juga kecil.
> > > > Tuh, bubarin Deptrans. Transmigrasi kan idem ditto dengan praktek
> > > > Belanda yg ngirim-ngirim naker sampai ke Suriname segala. Dijanjiin
> > > > enak malah jadi sengsara. Buat yg sudah terlanjur, kalau ternyata
> > > > dikasih
> > > > tanah berbatu-batu, mending rame-rame ke Jakarta lalu bikin demo.
> > > > Jangan
> > > > keterbukaan kok masih pake acara bohong. Itu kalau nggak becus, juga
> > > > Deptan
> > > > juga bubarin aja. Bikin pupuk aja nggak becus. Hehehehe
> > > >
> > > > Salam,
> > > > Jaya
> > > >
> > > > On Mar 31,  3:32pm, Indi Soemardjan wrote:
> > > > > Subject: Betapa mulia niatnya. :)
> > > > > Seorang akademik berniat untuk menerapkan ilmunya demi kerakyatan.
> > > > > Inilah sebuah contoh dalam bidang Social Enterpreneur.
> > > > >
> > > > > Alhamdulillah, masih ada orang berhati mulia seperti dia.
> > > > >
> > > > > INDI
> > > > >
> > > > >
> > > > >

Re: PDI Perjuangan = kumpulan preman

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Sepengetahuan saya dan beberapa teman setiap organisasi punya preman.
Tetapi ada preman yang bikin kerusuhan dimana-mana tetapi tidak
ketahuan, ada preman yang membunuhi para kyai di Banyuwangi juga tidak
ketahuan, serta para preman yang memperkosa dan membakari
saudara-saudara keturunan Cina yang juga sampai sekarang tidak ketahuan.
Kalau preman cuma mau menggertak Akbar Tanjung sich enggak ada
apa-apanya dengan 'preman-preman yang berselimutkan kabut halimun ini'.

N.S. Sisworahardjo wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr. wb.
>
> See, I told you :)
> Massa PDI Perjuangan Serbu Golkar
> http://www.republika.co.id/9904/03/11011.htm
>
> Wassalam,
> nur
>
> N.S. Sisworahardjo



Re: Sikap Sukuis Kita (Re: Betapa mulia niatnya)

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Soal keputusan DPR yang dibawa Rosadi belum tentu salah anggota DPR tsb.
Conoco memang sudah lama menjadi mitra Pertamina, jadi tidak tertutup
kemungkinan bahwa memang terjadi KKN pada tender tsb. Bob Hasan dengan
Pertamina memang memiliki sejarah yang cukup hitam dengan segala macam
KKN-nya yang secara logis bisa dirasakan dan dilihat dari banyak sisi.


Dodo D. wrote:
>
> Wah, kali ini saya agak ndak sependapat dengan Cak Brawi,
>
> Sepertinya kita terlalu mencampur adukkan antara optimisme seseorang
> untuk memajukan diri dan bangsanya dengan trauma masa lalu akibat
> masalah2 SARA. Memang eliminasi potential conflict akibat perbedaan SARA
> adalah salah satu faktor kunci dalam memperbaiki kehidupan bangsa kita
> secara keseluruhan. Akan tetapi apabila kita selalu apriori terhadap
> niat baik seseorang dan optimismenya dalam mengadakan perubahan ke arah
> yang lebih baik, maka perubahan itu sendiripun tidak akan bisa
> terlaksana dengan baik, karena pesimisme kita atau sikap yang skeptis
> akan menjadi kendalanya.
>
> Trauma terhadap "penyakit bangsa" yang bisa dibilang kronis ini
> sepertinya memang sangat menghantui sebagian besar bangsa kita, bahkan
> di kalangan legislatifpun bisa terjadi. Contoh posting Bung Rosadi
> tentang Komisi V DPR yang menggagalkan tender perusahaan Amerika
> bernilai ratusan juta dolar itu-- yang hanya karena mitra kerjanya
> adalah Bob Hasan yang identik dengan KKN-- juga merupakan salah satu
> akibat dari trauma yang berkepanjangan. Sayangnya, trauma ini sering
> membutakan mata dan hati kita untuk bisa melihat permasalahan secara
> jernih dan akibatnya justru merugikan bangsa kita sendiri. Saya setuju
> dengan Bung Rosadi dalam postingnya yang mengatakan bahwa sikap DPR ini
> justru akan bisa mematikan minat investor asing untuk menanamkan
> modalnya di Indonesia.
>
> Jadi menurut saya, tidak seharusnya kita terlalu terbawa oleh trauma
> masa lalu yang berkepanjangan sehingga membutakan rasio kiuta untuk
> menerima hal hal yang positif.
>
> Itu aja deh...
> nggak hoby nulis panjang lebar, capek..
>
> --- FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Peringatan: Email ini puanjang. Intinya ngomong SARA dan sedikit
> > ngomong bentuk federasi. Kalau ndak suka langsung apus aje.
> >
> > Hehe...serius amat sih. Santai aja ah. Tidak ada kritik dari saya,
> > yang
> > ada adalah kekecewaan terhadap apa yg ada di lapangan. Pembangunan
> > di daerah tidak hanya memerlukan orang macam Punky saja. Okay lah
> > kita persempit, misal pembangunan Kalbar deh. Diperlukan
> > juga orang macam Pariyem dan Sugiyo, Topson Simanungkalit,
> > I Ketut Tantri, atau Adi Cakranegara dari madura, dll. Terusin aja
> > sendiri,
> > masak ratusan suku mesti disebut. Itu baik untuk bidang pertanian,
> > perdagangan, dll.
> >
> > Sayangnya, yang namanya kaum pendatang biarpun sudah
> > beranak-pinak puluhan tahun tetap dianggap sebagai pendatang.
> > Dan kaum pendatang ini mempunyai hak yg terbatas. Paling tidak,
> > endak akan sama dengan yang punya nama belakang Datau, misalnya.
> >
> > Ini adalah kenyataan. Biarpun kita memalingkan muka ke mana saja,
> > kenyataan ini endak akan berubah. Kaum pendatang adalah tamu,
> > yang setiap saat bisa diusir, di-harras, bahkan dibunuh. Peristiwa
> > Sambas kemarin menunjukkan bagaimana praktek ethnic cleansing
> > dijalankan. Pemerintah lokal malah menunjukkan keberpihakan,
> > bukannya mengayomi semua penduduk, sebagai pemilik bersama wilayah
> > itu. Kalau anda baca, anda akan menemukan keberatan kepala suku
> > Dayak bila di Sambas masih ada orang Madura. Ini adalah sikap
> > dan praktek SARA yg luar biasa. Di masa depan, pemimpin macam
> > ini perlu dimasukkan ke kamar gas. Maksudnya diambil 100 orang
> > secara random untuk kentut bareng ke kamar kecil, lalu si ketua
> > rasis ini dimasukin ke kamar itu. Biar puyeng.hehe Mosok
> > sebentar-sebentar angkat mandau. Mbok ya angkat besi aja, jadi atlit.
> >
> > Sikap semacam ketua suku juga ada di benak Uskup Bello. Dia pernah
> > bilang agar Timtim untuk orang Timtim saja, juga khusus untuk orang
> > Katolik saja. Ini juga tindakan SARA. Jadi juga mesti dimasukin ke
> > kamar
> > bareng ketua suku itu. Mbok ya yg katolik demo ke Vatikan gitu lho.
> > Supaya uskup yg rasis ini diganti aja. Mosok orang rasis en sukuis
> kok
> > dapat Nobel. Weleh...weleh mbok yao dikasihin ke saya aja.
> >
> > Bila kita buka peta Indonesia, saat ini tiap propinsi mewakili 1 atau
> > 2
> > suku yg dapat mengklaim sebagai pemilik asli wilayah tersebut. Yang
> > lain cuma numpang. Beberapa pendatang yg punya ketrampilan
> > istimewa macam Punky akan diperlakukan sebagai savior. Yang biasa
> > saja seperti Eyang Troy tetap dianggap sebagai tamu. Yang kurang dari
> > rata-rata akan dianggap benalu yang perlu dimusnahkan.
> >
> > Kalau kita ingin maju, semua daerah harus dibuka. Tidak ada kecuali.
> > Mau Aceh, mau Jateng, atau Ambon, dll. Saat ini tidak ada daerah yg
> > benar-benar terbuka kecuali DKI Jakarta. Di sana

Re: Fwd: Don't be afraid to take a risk

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Trade-off:
1. Jika banyak orang yang memutuskan tidak ikut memilih, maka kartu
suara akan didominasi oleh orang-orang yang mau dibayar untuk memilih
atau terpaksa memilih demi perut, dan sedikit orang yang peduli mau
memilih.
Hasil: potensial untuk tidak memuaskan.
2. Jika banyak orang yang memutuskan untuk ikut memilih, maka kartu
suara akan didominasi oleh orang-orang yang peduli mau memilih dan
sedikit orang-orang yang mau dibayar untuk memilih atau terpaksa memilih
demi perut.
Hasil: potensial memuaskan.

peace.

Ichwan Ramli wrote:
>
> Bung Dodo,
>
> Memilih dalam Pemilu juga adalah keberanian untuk mengambil resiko !!
>
> Anomali nampaknya. Bung dodo yang cenderung memilih untuk tidak memilih,
> karena takut salah pilih( seperti dikemukakan dalam posting sebelumnya atau
> sesudahnya ?), ternyata juga yang meng-forward posting ini. It's a kind of
> self - critics may be ?.
>
> > But risks must be taken, because the greatest hazard in life is to risk
> > nothing.
> > The person who risks nothing, does nothing, has nothing, and is
> > nothing.
> > They may avoid suffering and sorrow, but they cannot learn, feel,
> > change, grow, love,  live.
> > Chained by their attitudes, they are a slave, they have forfeited their
> > freedom.
> > Only the person who risks is free.
>
> salam.
>
> - Original Message -
> From: Dodo D. <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Saturday, April 03, 1999 3:35 AM
> Subject: Fwd: Don't be afraid to take a risk
>
> > (Author Unknown)
> >
> > Risk is something that we all fear.  Yet it is only when we take a
> > chance that we manage
> > to change our lives and improved them.  Whenever I am afraid to take a
> > risk on
> > something I always remember this quote: "You can't  get to second base
> > unless you
> > have the courage to leave first".   Today, I came across a small piece
> > that I like to share
> > with you:
> >
> > Risks:
> >
> > To laugh is to risk appearing the fool.
> > To weep is to risk appearing sentimental
> > To reach out for another is to risk involvement
> > To expose your feelings is to risk exposing your true self.
> > To place your ideas, your dreams before a crowd is to risk their loss.
> > To love is to risk not being loved in return
> > To live is to risk dying.
> > To hope is to risk despair.
> > But risks must be taken, because the greatest hazard in life is to risk
> > nothing.
> > The person who risks nothing, does nothing, has nothing, and is
> > nothing.
> > They may avoid suffering and sorrow, but they cannot learn, feel,
> > change, grow, love,
> > live.
> > Chained by their attitudes, they are a slave, they have forfeited their
> > freedom.
> > Only the person who risks is free.
> > _
> > Do You Yahoo!?
> > Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
> >



Re: PDI-P, kaum tertindas yg mau menindas

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Dari dulu yang namanya mau mencoreng organisasi lain itu gampang sekali.
Apa sich sulitnya membayar beberapa orang untuk mengaku menjadi
simpatisan suatu partai dan merusak nama partai itu. Apalagi dengan
kondisi ekonomi susah seperti sekarang. Sekarang tergantung megawati dan
tim untuk berbicara soal itu.
Logikanya mudah sekali, kalau memang itu simpatisan PDI, sunguh tololnya
mereka mau mencoreng pilihannya apalagi pada saat akbar tanjung disana.
Drama dan sandiwara 'blue film' mulai dimainkan. Sekarang akan kembali
rakyat lagi yang menjadi korban, paling tidak 'korban pikiran' yang akan
selalu diombang-ambingkan para 'pemain watak' politik.

mudah-mudahan rakyat tidak akan mudah termakan sandiwara 'sampah'.
peace

FNU Brawijaya wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr wb.
>
> Ternyata alasan sebagai kaum tertindas dijadikan legitimasi
> untuk menindas, memukul, mempermalukan wanita, dsb.
> Kejadian di Purbalingga kemarin justru mencoreng wajah
> organisasi ini. Lambang Banteng yg marah, merah menyala
> seakan sanggup menaikkan tensi pendukungnya.
>
> Saya tidak menyesalkan bagaimana Akbar Tanjung gemetaran
> dan menyesalkan aparat keamanan yg dianggapnya kurang sigap.
> Karma ternyata ada. Bila dulu dia demonstrasi dan membuat
> gemetaran orang ORBA, sekarang dia menjadi pihak yg gemetaran.
> Ironisnya, AT gemetaran sebagai orang orba.
>
> Bagaimana dengan PDI-P? Well, menelanjangi kaum wanita
> di stadion Purbalingga apakah dapat dimaafkan? Dimaafkan
> oleh siapa ya? Saya kira partai-partai lain justru dapat mengambil
> keuntungan dari kebrutalan simpatisan PDI-P. Mungkin PDI-P
> dapat kehilangan suara dari kaum wanita. Bentuk harrassment
> terhadap simpatisan wanita Golkar dapat terjadi pada wanita
> pendukung PKB, PAN, PPP, dan puluhan P... yang lain. Kenapa
> tidak?
>
> Hmm 50% pencoblos adalah wanita. total jendral 25% pencoblos
> wanita ada di Jawa. Take advantage of this...really easy deh.
> Konsentrasi perhatian di 3 prop ini saja sudah bisa meloloskan
> orang masuk DPR. Gile. Apakah PDI-P juga sadar? Juelas.
> Lha posko-posko itu kan buktinya. Apakah fungsi sebenarnya dari
> posko yang didirikan di seluruh Jawa tsb? Apakah untuk koordinasi?
> Koordinasi apa ya? Koordinasi untuk menelanjangi wanita
> supaya cuman ber-BH? Hehehe...ndak tahu juga.
>
> Yang memalukan adalah tanggapan dari pemimpin teras PDI-P.
> Bila lepas tangan seperti itu, apanya yg lebih baik dari ORBA ya?
> Hmmm.. I dunno.
>
> Hmmmlalu saya mesti milih apa ya? Di satu pihak, milih ndak milih
> apa pengaruhnya? Cuman satu suara di antara 100 juta pencoblos.
> Tapi berapa juta yang mikirnya sama seperti saya ya? Kalau gitu
> nggak nyoblos bisa jadi dosa kolektif juga. Okay, bagaimana kalau
> dicoblosin ke partai kecil aja. Ah, ndak bener juga. Banyak partai
> yang sekedar satelit doang. Hmmtahu ah.
>
> Ternyata oh ternyata, pesta demokrasi ternyata lebih sebagai
> pesta penindasan, kekerasan, intimidasi, pelecehan. Lalu produk
> apa yg dapat diharapkan dari pesta demokrasi macam ini?
>
> Wassalam,
> Jaya
>
> --
>\\\|///
>  \\  - -  //
>   (  @ @  )
> oOOo-(_)-oOOo---
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Oooo
>oooO (   )
>   (   )  ) /
>\ (  (_/
> \_)



Re: [Re: PDI-P, kaum tertindas yg mau menindas]

1999-04-04 Thread Pandir Ontohod

Sedikit melenceng nih.
Kalo, dan hanya kalau, Mega naik jadi presiden apa bisa ia menindak Soeharto?
Kalo enggak salah nih, waktu bung Karno jatuh, dan ia tak meninggalkan warisan
untuk anaknya.  Pak Harto menolong (atau menyogok?) lewat pemberian beberapa
pompa bensin di daerah strategis di DKI Jaya.  Belum lagi beberapa kali
perusahaan milik Mega, atau Guntur juga menang tender proyek yang lumayan
besar.  Ketika itu selama anak-anak Bung Karno tidak terjun ke politik, maka
ia mendapat "pesangon" tak langsung dari Soeharto.  Guntur mundur dari politik
karena tekanan yang amat berat, kabarnya ia sampai keluar masuk RS karena
depressi.  Guruh kurang memiliki kharisma pemimpin.  Akhirnya Mega lah yang
maju, dan seketika itulah "pesangon" dari Soeharto berhenti!
Lantas apa bisa ia menindak Soeharto, apa tidak akan berkata seperti soeharto,
untuk tidak mengungkit apa-apa yang telah lewat?
Mungkin untuk membuktikannya perlu waktu dan kesempatan, dimana Mega naik jadi
presiden.  Kapan?

Pandir,
diem-diem jadi propokator! 

Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dari dulu yang namanya mau mencoreng organisasi lain itu gampang sekali.
Apa sich sulitnya membayar beberapa orang untuk mengaku menjadi
simpatisan suatu partai dan merusak nama partai itu. Apalagi dengan
kondisi ekonomi susah seperti sekarang. Sekarang tergantung megawati dan
tim untuk berbicara soal itu.
Logikanya mudah sekali, kalau memang itu simpatisan PDI, sunguh tololnya
mereka mau mencoreng pilihannya apalagi pada saat akbar tanjung disana.
Drama dan sandiwara 'blue film' mulai dimainkan. Sekarang akan kembali
rakyat lagi yang menjadi korban, paling tidak 'korban pikiran' yang akan
selalu diombang-ambingkan para 'pemain watak' politik.

mudah-mudahan rakyat tidak akan mudah termakan sandiwara 'sampah'.
peace

FNU Brawijaya wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr wb.
>
> Ternyata alasan sebagai kaum tertindas dijadikan legitimasi
> untuk menindas, memukul, mempermalukan wanita, dsb.
> Kejadian di Purbalingga kemarin justru mencoreng wajah
> organisasi ini. Lambang Banteng yg marah, merah menyala
> seakan sanggup menaikkan tensi pendukungnya.
>
> Saya tidak menyesalkan bagaimana Akbar Tanjung gemetaran
> dan menyesalkan aparat keamanan yg dianggapnya kurang sigap.
> Karma ternyata ada. Bila dulu dia demonstrasi dan membuat
> gemetaran orang ORBA, sekarang dia menjadi pihak yg gemetaran.
> Ironisnya, AT gemetaran sebagai orang orba.
>
> Bagaimana dengan PDI-P? Well, menelanjangi kaum wanita
> di stadion Purbalingga apakah dapat dimaafkan? Dimaafkan
> oleh siapa ya? Saya kira partai-partai lain justru dapat mengambil
> keuntungan dari kebrutalan simpatisan PDI-P. Mungkin PDI-P
> dapat kehilangan suara dari kaum wanita. Bentuk harrassment
> terhadap simpatisan wanita Golkar dapat terjadi pada wanita
> pendukung PKB, PAN, PPP, dan puluhan P... yang lain. Kenapa
> tidak?
>
> Hmm 50% pencoblos adalah wanita. total jendral 25% pencoblos
> wanita ada di Jawa. Take advantage of this...really easy deh.
> Konsentrasi perhatian di 3 prop ini saja sudah bisa meloloskan
> orang masuk DPR. Gile. Apakah PDI-P juga sadar? Juelas.
> Lha posko-posko itu kan buktinya. Apakah fungsi sebenarnya dari
> posko yang didirikan di seluruh Jawa tsb? Apakah untuk koordinasi?
> Koordinasi apa ya? Koordinasi untuk menelanjangi wanita
> supaya cuman ber-BH? Hehehe...ndak tahu juga.
>
> Yang memalukan adalah tanggapan dari pemimpin teras PDI-P.
> Bila lepas tangan seperti itu, apanya yg lebih baik dari ORBA ya?
> Hmmm.. I dunno.
>
> Hmmmlalu saya mesti milih apa ya? Di satu pihak, milih ndak milih
> apa pengaruhnya? Cuman satu suara di antara 100 juta pencoblos.
> Tapi berapa juta yang mikirnya sama seperti saya ya? Kalau gitu
> nggak nyoblos bisa jadi dosa kolektif juga. Okay, bagaimana kalau
> dicoblosin ke partai kecil aja. Ah, ndak bener juga. Banyak partai
> yang sekedar satelit doang. Hmmtahu ah.
>
> Ternyata oh ternyata, pesta demokrasi ternyata lebih sebagai
> pesta penindasan, kekerasan, intimidasi, pelecehan. Lalu produk
> apa yg dapat diharapkan dari pesta demokrasi macam ini?
>
> Wassalam,
> Jaya
>
> --
>\\\|///
>  \\  - -  //
>   (  @ @  )
> oOOo-(_)-oOOo---
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Oooo
>oooO (   )
>   (   )  ) /
>\ (  (_/
> \_)



Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



[Fwd: [Tarakanita] DO NOT FLY ON 21-22 AUGUST 1999]

1999-04-04 Thread Ika Muljadi

Hi...
I haven't checked it yet...
Just be careful...


 - ka -


DO NOT FLY ON 21-22 AUGUST 1999

This message was sent by a friend who is with Singapore Technologies.
She has audited some plane hangar / engineering department in the U.S.

Try to avoid flying during the above dates.  The reason for that is that
the Global Positioning System (GPS) uses a week counter that will overflow
after 1,024 weeks from its initial set-up date. This will happen on 22
August 1999 in USA, but in Asia, it will be 21 August1999.

It is feared that Navigation systems relying on GPS (they say) will fail if
they still have the old chips  with the initial GPS week counter set-up.
Hence, as a precaution, it is advisable that our officers don't fly during
these two days. For more information on the above, here's the 2 sites I
have found on the web:





PLEASE FORWARD TO YOUR FRIENDS



Kita semua bersaudara

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Semoga pesan Paskah tahun ini bisa mengetuk pintu hati semua umat untuk
mau bersama-sama membangun untuk kesejahteraan rakyat yang artinya mau
bahu-membahu menentang ketidak-adilan dan semua pelaku kerusuhan kedua
umat di Indonesia.

peace.

http://kompas.com/kompas-cetak/9904/05/UTAMA/paus01.htm
Title: Paus: Cukup Sudah  Pertumpahan Darah Ini -- Senin, 5 April 1999




  
  




















 -  Kompas Hari Ini -
-
Berita Hari Ini
Berita Sebelumnya
Mencari Berita
-
Tentang Kompas
Kontak redaksi
-
Kompas CyberMedia






 - R U B R I K -
-Berita UtamaNasional Daerah Dikbud Ekonomi   Iptek   Kurs Mata Uang   Luar NegeriMetropolitanNaper   Olahraga   Opini  














 








 English  

 Nederlands  
















Senin, 5   April  1999
Paus: Cukup Sudah
Pertumpahan Darah Ini

Vatican, Minggu
Saat ini langit dipinjam untuk kebisingan perang, dan terompet peperangan berkumandang, kobaran api bom membakar kota-kota dan desa-desa. Kapan akan berakhir lilitan balas dendam dan pertentangan antara sesama saudara yang tanpa perasaan ini? Cukup sudah pertumpahan darah ini.Ungkapan bernada puitis di atas muncul dari pemimpin Gereja Katolik Paus Yohannes Paulus II, dalam pesan perayaan Paskah pada misa Paskah di Vatican, Minggu (4/4) pagi.
Paus, yang merasa begitu terpukul dengan kejadian-kejadian perang, pengungsian dan pembunuhan akhir-akhir ini - terutama di Kosovo. 
Sementara itu, khusus bagi umat Katolik Indonesia, Paus meminta agar terus berdoa bagi kerukunan dan kedamaian antar-umat beragama di Indonesia. Paus berharap agar bangsa Indonesia yang diberkati dan dicintai Allah Maha Pemurah saling mempunyai pengertian dan cinta kasih sehingga semuanya tergerak untuk bekerja sama membangun kesejahteraan. 
Mengenai kejadian di Kosovo, Paus mengungkapkan kekecewaan mendalam, tak hanya terhadap penguasa Yugoslavia yang melakukan berbagai tindak kekerasan terhadap etnis Albania, akan tetapi juga serangan udara NATO. Paus mendesak agar mereka yang bertikai melakukan pembicaraan di meja perdamaian.
"Pada kesempatan hari yang suci ini, saya merasa punya kewajiban untuk menyampaikan imbauan dari lubuk hati kepada para penguasa di Yugoslavia, untuk sedikit membuka ruang bagi upaya bantuan terhadap orang-orang yang mengungsi di perbatasan Kosovo," kata Paus pula.
Selama sebelas hari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggempur Yugoslavia karena Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic menolak berdamai dengan etnis Albania di Kosovo, pasukan Serbia tetap melakukan tindak kekerasan bahkan pengusiran terhadap etnis Albania di Kosovo.
Dalam 10 hari terakhir, menurut catatan NATO sampai Minggu, tak kurang dari 300.000 orang keturunan Albania terusir dari tempat tinggalnya di Kosovo. Dan bahkan sejak krisis Kosovo berkecamuk selama setahun terakhir, tercatat setidaknya 756.000 orang mengungsi dari Propinsi di Yugoslavia Selatan ini. Korban jiwa pun ribuan dari kedua pihak.
Paskah, bagi orang Kristiani, adalah hari pesta kegembiraan. Karena, menurut keyakinan iman Kristiani, hari Paskah adalah hari peringatan kesengsaraan, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
"Tetapi bagaimana kita bicara tentang perdamaian, bila orang dipaksa mengungsi, dan bila mereka diburu, rumah mereka dibasmi?" ungkap pemimpin Gereja Katolik ini, dalam kotbah misa Paskah di Lapangan St Petrus, Roma yang dihadiri puluhan ribu orang, dan disiarkan langsung televisi berbagai negara.
Yohannes Paulus II juga mengucapkan "Selamat Paskah"

Sejumlah Konglo'peng'erat Gerogoti Bank BUMN

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Busyet, 50 orang monyong-monyong ini kuat juga mengerogoti duit kurang
lebih 38 trilyun. Ampunberapa turunan nich...sampai Teori Darwin
dipecahkan lagi (sebenarnya monyet berasal dari anak monyet) mungkin
duit ini belum habis :))
Gimna kawan-kawan, apa DOT termasuk 50 'tikus uang' ini, atau 'tikus
uang' ini terlalu besar pengaruhnya untuk bisa diumumkan (yang baru
jelas cuman 2).
Pantes naikin gaji PNS dan ABRI selalu terbentur masalah dana. Yach,
dananya sudah digerogoti, mana ada sisa lagi buat yang bener.

http://suarapembaruan.com/News/1999/04/030499/Headline/hl06/hl06.html
Title: Sejumlah Konglomerat Gerogoti Bank BUMN





SUARA PEMBARUAN DAILYSejumlah Konglomerat Gerogoti Bank BUMN
Jakarta, Pembaruan
Sejumlah konglomerat tercatat sebagai debitur macet di bank-bank BUMN, sehingga kredit macet di bank persero itu jumlahnya mencapai sekitar Rp 100 triliun. Konglomerat tersebut berhasil menggerogoti bank BUMN sehingga sebagian besar bank-bank persero kini harus beroperasi dengan modal negatif.
Kredit macet milik bank BUMN itu kini resmi telah diserahkan ke AMU (Aset Management Unit) di bawah pengawasan BPPN.  Menurut data BPPN, sekitar 1.200 debitur dengan kredit di atas Rp 5 miliar, kini macet, puluhan di antaranya merupakan nama-nama konglomerat dengan kredit ratusan miliar, bahkan triliunan.
Pengamat perbankan, Rijanto dan Elvyn G. Magssasya, yang dihubungi Pembaruan Jumat malam (2/4) mengatakan, jumlah kredit macet bank-bank BUMN mencapai sepertiga dari Rp 300 triliun total asetnya.
''Dalam perhitungan saya, jumlah kredit macet bank persero bahkan mencapai sekitar Rp 110 triliun, berdasarkan data BI per Januari 1999,'' demikian Rijanto. Dikatakan, total kredit dari tujuh bank BUMN mencapai Rp 290 triliun, yang lancar hanya sekitar Rp 128,6 triliun, sisanya bermasalah. 
Sementara itu Elvyn G Magssasya mengatakan, penyerahan kredit macet bank persero ke BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) sekitar 60 persen dari total asetnya. Namun demikian, tidak semuanya benar-benar macet, karena kredit itu masih ada yang berpotensi untuk ditagih, sehingga di outsourcing (dikembalikan ke bank tetapi masih dalam pengawasan BPPN).
Dari sekitar Rp 100 triliun kredit macet bank-bank BUMN itu, yang paling parah adalah kredit macet di Bank Mandiri (empat bank pemerintah yang akan dimerger, yakni BBD, BDN, Bapindo, dan Bank Exim). 
Menurut Wakil Ketua BPPN, Eko Santoso Budianto, total kredit macet katagori lima yang berasal dari Bank Mandiri mencapai Rp 77 triliun. Kredit macet Bank Mandiri pada umumnya berada di tangan debitur kakap. Sebanyak 50 debitur kakap  mengambil porsi 53 persen dari total kredit macet Bank Mandiri.
Perlu diketahui, BI kini mengkategorikan kredit menjadi lima kategori, lancar, special mention (perlu perhatian khusus), kurang lancar, diragukan, dan macet.
 Yang diserahkan ke BPPN adalah kredit katagori empat dan lima yakni diragukan dan  macet.

Konglomerat
Sejumlah konglomerat tercatat sebagai debitur macet di bank-bank BUMN, terbesar di Bank Mandiri yang kredit macetnya mencapai Rp 77 triliun. Data debitur macet Bank Mandiri yang beredar di DPR menyebutkan sejumlah nama-nama besar. 
Kredit macet terbesar sekitar Rp 1,19 triliun plus US$ 2,7 miliar adalah untuk mendanai sebuah proyek yang sempat terhenti karena melanggar PKLN (Pinjaman Komersial Luar 



Negeri), namun akhirnya dapat berjalan kembali setelah mengubah statusnya dari PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) menjadi PMA (Penanaman Modal Asing). Pembiayaannya didanai dari Bank Exim.
Kredit cukup besar lain untuk membiayai proyek mobil nasional melalui PT Timor Putra Nasional (TPN) dengan investasi awal US$ 650 juta. Dananya sebagian diperoleh dari konsorsium bank BUMN, yakni BBD (US$ 200 juta), BDN (US$ 100 juta), Bank Exim (US$ 100 juta). Selain macet untuk pembuatan proyek mobil itu, juga punya kredit dalam bentuk rupiah untuk perusahaan lainnya dengan total kredit macet mencapai Rp 2,608 triliun. 
Pemilik Golden Key Group yang kini jadi buron, Eddy Tansil, membobol Bapindo senilai Rp 1,3 triliun. Selain di Bank Mandiri, kredit di BRI juga banyak yang macet di tangan konglomerat antara lain Group Mulia dan Texmaco. 
Menanggapi banyaknya kredit macet itu, pengamat perbankan Elvyn Magssasya mengatakan, dalam menyelesaikan kredit macet harus dibedakan antara debitur nakal dengan debitur yang macet karena krisis. "Jika macetnya karena kena dampak krisis, bisa di rescheduling dengan memperpanjang jadwal pengembalian, namun bagi debitur nakal harus cepat diselesaikan melalui jalur hukum. 

Dialihkan
Agency secretary BPPN, Christovita Wiloto dalam keterangan tertulisnya menyatakan, pihaknya telah menerima pengalihan aktiva tahap pertama dalam bentuk aktiva macet nasabah korporasi  dari 7 bank BUMN (BBD, BDN, Bank Exim, Bapindo, BTN, BRI, dan BNI) hari Rabu, 31 Maret 1999.  Aset kredit macet kategori lima yang siap diterima BPPN sekitar Rp 100 triliun dari sekitar 1.200 debitur.
''Melalui proses restrukturisasi keuangan atau penga

Refleksi Paskah 1999: Hidup Itu Abadi, Mati Itu Mimpi

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Pesan yang sangat bagus, mengingatkan saya pada tulisan almarhum
Romomangun. Mudah-mudahan semangat perdamaian terus menular diantara kia
semua.
peace.

http://suarapembaruan.com/News/1999/04/030499/Headline/hl09/hl09.html
Title: Refleksi Paskah 1999: Hidup Itu Abadi, Mati Itu Mimpi





SUARA PEMBARUAN DAILYRefleksi Paskah 1999: Hidup Itu Abadi, Mati Itu Mimpi
Oleh: Eka Darmaputera
Paskah tahun ini bagi banyak rekan penulis,  para pendeta,  barangkali sekadar bagian dari rutinitas yang tidak banyak beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bagi banyak kantor swasta atau pemerintah, Paskah tahun ini berarti membentuk panitia, mengumpulkan dana, menyusun acara, memesan tempat, mencari pembicara dan sebagainya, persis seperti tahun-tahun sebelumnya.
Paskah tahun ini bagi penulis, sungguh amat berbeda. Ada begitu banyak permohonan untuk menyampaikan kotbah Paskah yang, dengan hati berat, terpaksa penulis tolak. Ada begitu banyak permintaan untuk menulis artikel mengenai Paskah, yang tidak dapat penulis penuhi. Tahun ini, alangkah sulit berbicara secara bermakna mengenai Paskah!
Kata ''paskah'', seperti Anda mafhum, berarti "sudah lewat". Bahwa keadaan yang terburuk sudah berlalu. Bahwa saat-saat yang paling kritis telah terlampaui. Istilah ini terpatri sejak malam terakhir, ketika Bani Israel masih berada di Mesir sebagai budak. Keadaan waktu itu genting benar. Malaikat maut ditugaskan Tuhan berkunjung secara door to door, menjemput setiap anak sulung yang ada di rumah. Semua anak sulung. Kecuali yang berada di rumah-rumah yang berlabur darah kambing domba di ambang pintu.
Karena itu, bayangkan sekiranya Anda berada di sana saat itu! Ketika dari kejauhan Anda mulai mendengar bunyi ketuk-ketuk langkah kaki sang malaikat maut. Tok...tok...tok. Semakin lama, semakin jelas. Lalu Anda mendengar malaikat maut itu mengetuk pintu rumah sebelah. Tak lama kemudian, terdengar jeritan panjang. Seorang ibu, tetangga sebelah rumah, kehilangan anak sulung. Seperti ibu-ibu sebelumnya. Bulu roma Anda berdiri. Sebab setelah rumah sebelah, itu berarti giliran rumah Anda. Benar saja. Ketuk-ketuk langkah kaki itu kian mendekat. Tok...tok...tok, lalu berhenti tepat di depan pintu rumah Anda. Astaga!
Tetapi tak lama. Kemudian Anda mendengar bunyi ketuk-ketuk langkah kaki. Cuma saja, bunyi itu kini semakin jauh, semakin jauh, semakin jauh. O... Anda menarik napas lega amat panjang. Anda berlutut, berdoa, bersyukur kepada Allah. Dengan bibir gemetar Anda mengucapkan, ''Paskah!''. Sudah lewat! Keadaan yang terburuk, sudah berlalu! Saat-saat paling kritis, telah terlampaui! Aleluya!
Itu dulu. Di sana. Sekarang, April 1999, keadaan kita jauh berbeda. Bagi mereka yang pesimis, yang terburuk belum berlalu, tetapi masih akan datang. Keadaan yang sudah amat buruk sekarang ini, bagi mereka, tetap masih belum yang terburuk. Sedangkan bagi yang paling optimis, yang terburuk juga belum berlalu. Ia masih begitu betah bertengger di halaman rumah kita. Belum ''paskah''! Sebab itu,  penulis tadi mengatakan, ber-''bla bla bla'' tentang Paskah, memang apa susahnya. 
Namun berbicara dengan bermakna, mengenai Paskah untuk Indonesia tahun 1999, wow, alangkah sulitnya! Masih ada lagi. 
Paskah yang sesungguhnya, seperti Anda maklumi, adalah pesta ''kehidupan''. Paskah adalah peristiwa ketika manusia diperkenankan memasuki awal  sejarah dan realitas baru. Yaitu, ketika kehidupan berkuasa atas kematian. Bukan seperti sebelumnya, ketika seakan-akan kematianlah yang menguasai kehidupan. 
Bagi yang sadar, ini adalah realitas yang dahsyat dan luar biasa. Begitu luar biasa, sehingga Paulus ketika menyadari hal ini, bagai pemain sepakbola yang baru saja mencetak gol yang amat menentukan, berlari kesetanan ke seputar lapangan, sambil berteriak-teriak, ''Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?''
Di Indonesia, tidak ada pesta itu. Tidak ada pesta kehidupan. Sebab di negeri kita sekarang ini, aroma kematian jauh lebih menyengat. Darah masih terus saja tertumpah sia-sia di mana-mana. Semakin tebal menggenangi persada, yang pernah begitu membanggakan kerukunan yang nyaris sempurna. 
Sekarang orang tidak lagi bertempik sorak atas kehidupan. Mereka cuma bersorak kegirangan, ketika mereka berhasil membunuh atau menghancurkan. Di Aceh, di Kalimantan Barat, di Timor Timur, di Irian Jaya, di Maluku, di mana-mana. Bangsaku yang lembut dan santun, kini berubah menjadi ibarat binatang yang ganas, buas dan liar.
Kemudian, seperti Anda ketahui, Paskah adalah pesta ''kemenangan''. Christos Victor! Kemenangan Yesus adalah representasi kemenangan orang-orang kecil di mana-mana, yang teraniaya dengan semena-mena. Paskah adalah simbol kemenangan dari kehendak baik atas konspirasi jahat. Cermin kemenangan dari yang adil atas yang bathil. Bukti kemenangan dari kuasa kasih atas kekuatan dendam dan kebencian. Jaminan kemenangan dari kuasa yang menghidupkan atas ketakutan yang mematikan.
Namun, sekali lagi, itu dulu. Di sana. Sekarang, April 1999, keadaan kita begitu j

Setiawan Djody akan Somasi Kompas 200 Milyar Dolar

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Akh Djody, bukankah bung memang dekat dengan cendana. Kok begitu pak
harto turun jadi ketakutan bahwa bung memang pernah jadi kroni cendana.
Bung jangan coba-coba mengadu antar umat lagi, akh. Katanya bung Djodi
hobi paranormal/kepercayaan, kok sekarang mau menggunakan tangan umat
Islam untuk menghantam Kristen. Pake menjanjikan hasil kemenangan untuk
kepentingan agama lagi. Kalau memang mau membantu yach bantu, jangan
menggunakan hartanya Kompas untuk membantu.
Bagaimana soal lamborgini dengan tommy, belum yang lain-lain. Sudah akh,
biar bagaimana juga cendana memang banyak membantu pengumpulan harta
anda.
peace.


http://detik.com/berita/199904/990401-1918.html
Title: Setiawan Djody akan Somasi
Kompas 200 Milyar Dolar





















Kamis, 1 April 1999

 Peta Situs
 
 Beranda
 Dapur
 Gudang Data
 Kotak Pos
 
 Analisa
 Berita
 The Net
 Wawancara






















Setiawan Djody akan Somasi
Kompas 200 Milyar Dolar
Reporter: Sigit Widodo







detikcom, Jakarta. Bos grup Setdco Setiawan Djody berencana melakukan somasi  terhadap harian Kompas. Melalui kuasa hukumnya T Mulya Lubis, Djody juga bakal menuntut materi sebesar 200 milyar dolar AS.

Somasi itu dilakukan berkaitan dengan berita di harian Kompas edisi 1 April halaman pertama dengan judul  "KPN Belanda Suap Kroni Soeharto".  Di berita itu tertulis jelas bahwa yang dimaksud kroni Soeharto adalah Setiawan Djodi. Inilah yang membuat impresario kelompok Kantata Takwa Samsara itu berencana melakukan somasi.

Rencana somasi itu dibenarkan oleh Dono Baswardono, yang bertindak sebagai PR Setiawan Djody. "Memang SJ akan mensomasi Kompas, nilainya 200 Milyar Dolar US," kata Dono pada detikcom, Kamis (1/4/1999). SJ yang dimaksud adalah Setiawan dJody.

Sebenarnya berita itu bukan hanya dimuat Kompas. Sebab itu bersumber dari kantor berita dan media Belanda, serta AWSJ. Selain itu juga dimuat juga di harian Suara Pembaruan. Namun, menurut Dono pihak Kompas dianggap tidak melakukan cover both side, sedangkan Suara Pembaruan melaksanakan etika jurnalistik dengan melakukan cek ulang ke Telkomsel dan dirinya sendiri.

Berita Kompas itu sendiri menyebutkan, bahwa dalam tender PT Telkomsel tahun 1997, sebuah perusahaan telekomunikasi  Belanda KPN NV yang 44 presen sahamnya milik pemerintah Belanda, mengaku mengeluarkan dana 91 juta dolar sebagai jaminan utang untuk kroni Soeharto agar bisa masuk dalam bisnis telekomunikasi di Indonesia. Dalam pernyataan yang merupakan konfirmasi terhadap laporan pers Belanda, juru bicara KPN mengatakan, pihaknya telah mengatur dan membantu menjamin utang perusahaan Setdco milik pengusaha Setiawan Djody kepada sebuah bank besar di Eropa tahun 1996.

Dikatakan, keharusan membantu Setiawan Djody ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan Indonesia dalam akuisisi 17 persen saham Telkomsel senilai 300 juta dollar AS oleh KPN Telecom. Pinjaman tersebut kemudian dipakai Djody untuk membeli 5 persen saham Telkomsel. Setiawan Djody disebut di situ sebagai mitra bisnis Tommy Soeharto. Jaminan atas utang Djody itu sendiri, menurut KPN, tidak menimbulkan risiko finansial apa pun terhadap  pihaknya.

Dono mengelak memberi penjelasan lebih jauh tentang rencana somasi itu. Yang pasti, kata dia, PT Setdco memiliki pembiayaan sendiri untuk ikut tender Telkomsel, tidak ada hubungannya dengan KPN NV Belanda.


 "Kalau ingin jelas, datang saja besok di rumah SJ," katanya. Dan memang, untuk mengklarifikasi dan rencana somasi itu, Djody bakal melakukan jumpa pers di kediamannya Jl. Kemanggisan Raya No. 3. Jumpa pers digelar hari Jumat, 2 April 1999 pukul 14.00 WIB.

Walaupun berita itu sebagian besar mengutip dari kantor berita dan media asing, tapi kubu Djody tampaknya tetap akan melakukan somasi. Alasannya, di situ disebut dengan jelas bahwa pihaknya adalah kroni Soeharto. Selain itu, sampai dengan kamis siang, Kompas tidak ada itikad untuk melakukan cek ulang ke pihaknya. Sehingga disimpulkan tidak ada itikad dari  Kompas melakukan cover both side.

Bila somasi yang dilancarkan itu berhasil, Djody tidak akan mengambil sepeserpun dana tersebut karena akan disumbangkan ke organisasi Islam seluruh Indonesia. Mengapa demikian, karena menurut Dono pihak Djody menduga bahwa berita itu disengaja untuk mengekang aktivitas dirinya yang saat ini dekat dengan tokoh-tokoh Islam seperti Gus Dur, Amien Rais, Zainudin MA, dan lain-lain. Bahkan Djody juga tergabung di Yayasan Hira yang banyak melakukan kegiatan amal. Selain itu, yang menjadi pertanyaan mengapa berita itu justru dilansir oleh medai yang sahamnya milik orang non muslim. Kompas dan Surya misalnya afiliasinya ke Katolik, sedang Suara Pembaruan afilia

Re: [Re: PDI-P, kaum tertindas yg mau menindas]

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Itu kalau semua tergantung Mega.
Justru kalau PDI perjuangan ataupun PAN menang, kita tidak terjebak lagi
kepada figur presiden saja. Figur presiden yang cukup jujur dan punya
integritas tinggi seperti Mega dan Amien perlu untuk meluruskan UUD
serta TAP MPR lainnya yang banyak ditetapkan untuk melanggengkan jabatan
saja.
Secara pribadi siapapun yang menang tidak jadi masalah asalkan yang
menang ini konsekwen untuk perjuangan rakyat. Nach, siapa-siapa saja
yang konsekwen khan sebenarnya sudah kelihatan. Kalau masih ada aturan
yang belum membatasi jabatan presiden (maksimal 2 kali), itu namanya
belum konsekwen. Kalau masih ada anggota MPR yang diangkat, itu juga
namanya belum konsekwen.
Mengisi kemerdekaan itu bukan berarti membohongi rakyat, melainkan
mencoba untuk ikut berpartisipasi dalam proses mensejahterakan rakyat.
peace.

Pandir Ontohod wrote:
>
> Sedikit melenceng nih.
> Kalo, dan hanya kalau, Mega naik jadi presiden apa bisa ia menindak Soeharto?
> Kalo enggak salah nih, waktu bung Karno jatuh, dan ia tak meninggalkan warisan
> untuk anaknya.  Pak Harto menolong (atau menyogok?) lewat pemberian beberapa
> pompa bensin di daerah strategis di DKI Jaya.  Belum lagi beberapa kali
> perusahaan milik Mega, atau Guntur juga menang tender proyek yang lumayan
> besar.  Ketika itu selama anak-anak Bung Karno tidak terjun ke politik, maka
> ia mendapat "pesangon" tak langsung dari Soeharto.  Guntur mundur dari politik
> karena tekanan yang amat berat, kabarnya ia sampai keluar masuk RS karena
> depressi.  Guruh kurang memiliki kharisma pemimpin.  Akhirnya Mega lah yang
> maju, dan seketika itulah "pesangon" dari Soeharto berhenti!
> Lantas apa bisa ia menindak Soeharto, apa tidak akan berkata seperti soeharto,
> untuk tidak mengungkit apa-apa yang telah lewat?
> Mungkin untuk membuktikannya perlu waktu dan kesempatan, dimana Mega naik jadi
> presiden.  Kapan?
>
> Pandir,
> diem-diem jadi propokator!
>
> Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dari dulu yang namanya mau mencoreng organisasi lain itu gampang sekali.
> Apa sich sulitnya membayar beberapa orang untuk mengaku menjadi
> simpatisan suatu partai dan merusak nama partai itu. Apalagi dengan
> kondisi ekonomi susah seperti sekarang. Sekarang tergantung megawati dan
> tim untuk berbicara soal itu.
> Logikanya mudah sekali, kalau memang itu simpatisan PDI, sunguh tololnya
> mereka mau mencoreng pilihannya apalagi pada saat akbar tanjung disana.
> Drama dan sandiwara 'blue film' mulai dimainkan. Sekarang akan kembali
> rakyat lagi yang menjadi korban, paling tidak 'korban pikiran' yang akan
> selalu diombang-ambingkan para 'pemain watak' politik.
>
> mudah-mudahan rakyat tidak akan mudah termakan sandiwara 'sampah'.
> peace
>
> FNU Brawijaya wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum wr wb.
> >
> > Ternyata alasan sebagai kaum tertindas dijadikan legitimasi
> > untuk menindas, memukul, mempermalukan wanita, dsb.
> > Kejadian di Purbalingga kemarin justru mencoreng wajah
> > organisasi ini. Lambang Banteng yg marah, merah menyala
> > seakan sanggup menaikkan tensi pendukungnya.
> >
> > Saya tidak menyesalkan bagaimana Akbar Tanjung gemetaran
> > dan menyesalkan aparat keamanan yg dianggapnya kurang sigap.
> > Karma ternyata ada. Bila dulu dia demonstrasi dan membuat
> > gemetaran orang ORBA, sekarang dia menjadi pihak yg gemetaran.
> > Ironisnya, AT gemetaran sebagai orang orba.
> >
> > Bagaimana dengan PDI-P? Well, menelanjangi kaum wanita
> > di stadion Purbalingga apakah dapat dimaafkan? Dimaafkan
> > oleh siapa ya? Saya kira partai-partai lain justru dapat mengambil
> > keuntungan dari kebrutalan simpatisan PDI-P. Mungkin PDI-P
> > dapat kehilangan suara dari kaum wanita. Bentuk harrassment
> > terhadap simpatisan wanita Golkar dapat terjadi pada wanita
> > pendukung PKB, PAN, PPP, dan puluhan P... yang lain. Kenapa
> > tidak?
> >
> > Hmm 50% pencoblos adalah wanita. total jendral 25% pencoblos
> > wanita ada di Jawa. Take advantage of this...really easy deh.
> > Konsentrasi perhatian di 3 prop ini saja sudah bisa meloloskan
> > orang masuk DPR. Gile. Apakah PDI-P juga sadar? Juelas.
> > Lha posko-posko itu kan buktinya. Apakah fungsi sebenarnya dari
> > posko yang didirikan di seluruh Jawa tsb? Apakah untuk koordinasi?
> > Koordinasi apa ya? Koordinasi untuk menelanjangi wanita
> > supaya cuman ber-BH? Hehehe...ndak tahu juga.
> >
> > Yang memalukan adalah tanggapan dari pemimpin teras PDI-P.
> > Bila lepas tangan seperti itu, apanya yg lebih baik dari ORBA ya?
> > Hmmm.. I dunno.
> >
> > Hmmmlalu saya mesti milih apa ya? Di satu pihak, milih ndak milih
> > apa pengaruhnya? Cuman satu suara di antara 100 juta pencoblos.
> > Tapi berapa juta yang mikirnya sama seperti saya ya? Kalau gitu
> > nggak nyoblos bisa jadi dosa kolektif juga. Okay, bagaimana kalau
> > dicoblosin ke partai kecil aja. Ah, ndak bener juga. Banyak partai
> > yang sekedar satelit doang. Hmmtahu ah.
> >
> > Ternyata oh ternyata, pesta demokrasi ternyata lebih sebagai

Re: [Re: PDI-P, kaum tertindas yg mau menindas]

1999-04-04 Thread FNU Brawijaya

Aturan masa jabatan max 2X sudah ada di TAP MPR/XIII 1998 kemarin.
Itu juga info yg saya dapat di IDS (anda pasti juga udah ikut baca). Hitung-hitungan
ngangkat 38 orang memang masih sangat berat buat usaha reformasi. Itu
juga karena PPP nggak ada yg ngebelain waktu tawar-tawaran masalah ini
tempo hari. Dikeroyok 4 fraksi mau ngomong apa.

Sebetulnya PPP banyak sekali jasanya soal tawar-tawaran. Paling tidak,
jauh lebih lumayan dibanding PDI. Itu sejak 10 tahun yg lalu juga gitu.
Entah kenapa kok sekarang mau tetap pilih BJH. Yah, memang kembalinya
ke hitung-hitungan matematik juga. Sudah kadung dituduh peninggalan
ORBA maka sangat sulit untuk belok kanan majud-jalan (kayak baris aje).

Eh, itu gimana dong. Katanya nggak boleh bohongin rakyat. Itu yang
di Purbalingga udah ketemu belum? Bukan apa-apa, kita kan pengen
fair play toh?


Blucer Rajagukguk wrote:

> Itu kalau semua tergantung Mega.
> Justru kalau PDI perjuangan ataupun PAN menang, kita tidak terjebak lagi
> kepada figur presiden saja. Figur presiden yang cukup jujur dan punya
> integritas tinggi seperti Mega dan Amien perlu untuk meluruskan UUD
> serta TAP MPR lainnya yang banyak ditetapkan untuk melanggengkan jabatan
> saja.
> Secara pribadi siapapun yang menang tidak jadi masalah asalkan yang
> menang ini konsekwen untuk perjuangan rakyat. Nach, siapa-siapa saja
> yang konsekwen khan sebenarnya sudah kelihatan. Kalau masih ada aturan
> yang belum membatasi jabatan presiden (maksimal 2 kali), itu namanya
> belum konsekwen. Kalau masih ada anggota MPR yang diangkat, itu juga
> namanya belum konsekwen.
> Mengisi kemerdekaan itu bukan berarti membohongi rakyat, melainkan
> mencoba untuk ikut berpartisipasi dalam proses mensejahterakan rakyat.
> peace.
>
> Pandir Ontohod wrote:
> >
> > Sedikit melenceng nih.
> > Kalo, dan hanya kalau, Mega naik jadi presiden apa bisa ia menindak Soeharto?
> > Kalo enggak salah nih, waktu bung Karno jatuh, dan ia tak meninggalkan warisan
> > untuk anaknya.  Pak Harto menolong (atau menyogok?) lewat pemberian beberapa
> > pompa bensin di daerah strategis di DKI Jaya.  Belum lagi beberapa kali
> > perusahaan milik Mega, atau Guntur juga menang tender proyek yang lumayan
> > besar.  Ketika itu selama anak-anak Bung Karno tidak terjun ke politik, maka
> > ia mendapat "pesangon" tak langsung dari Soeharto.  Guntur mundur dari politik
> > karena tekanan yang amat berat, kabarnya ia sampai keluar masuk RS karena
> > depressi.  Guruh kurang memiliki kharisma pemimpin.  Akhirnya Mega lah yang
> > maju, dan seketika itulah "pesangon" dari Soeharto berhenti!
> > Lantas apa bisa ia menindak Soeharto, apa tidak akan berkata seperti soeharto,
> > untuk tidak mengungkit apa-apa yang telah lewat?
> > Mungkin untuk membuktikannya perlu waktu dan kesempatan, dimana Mega naik jadi
> > presiden.  Kapan?
> >
> > Pandir,
> > diem-diem jadi propokator!
> >
> > Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Dari dulu yang namanya mau mencoreng organisasi lain itu gampang sekali.
> > Apa sich sulitnya membayar beberapa orang untuk mengaku menjadi
> > simpatisan suatu partai dan merusak nama partai itu. Apalagi dengan
> > kondisi ekonomi susah seperti sekarang. Sekarang tergantung megawati dan
> > tim untuk berbicara soal itu.
> > Logikanya mudah sekali, kalau memang itu simpatisan PDI, sunguh tololnya
> > mereka mau mencoreng pilihannya apalagi pada saat akbar tanjung disana.
> > Drama dan sandiwara 'blue film' mulai dimainkan. Sekarang akan kembali
> > rakyat lagi yang menjadi korban, paling tidak 'korban pikiran' yang akan
> > selalu diombang-ambingkan para 'pemain watak' politik.
> >
> > mudah-mudahan rakyat tidak akan mudah termakan sandiwara 'sampah'.
> > peace
> >
> > FNU Brawijaya wrote:
> > >
> > > Assalamu'alaikum wr wb.
> > >
> > > Ternyata alasan sebagai kaum tertindas dijadikan legitimasi
> > > untuk menindas, memukul, mempermalukan wanita, dsb.
> > > Kejadian di Purbalingga kemarin justru mencoreng wajah
> > > organisasi ini. Lambang Banteng yg marah, merah menyala
> > > seakan sanggup menaikkan tensi pendukungnya.
> > >
> > > Saya tidak menyesalkan bagaimana Akbar Tanjung gemetaran
> > > dan menyesalkan aparat keamanan yg dianggapnya kurang sigap.
> > > Karma ternyata ada. Bila dulu dia demonstrasi dan membuat
> > > gemetaran orang ORBA, sekarang dia menjadi pihak yg gemetaran.
> > > Ironisnya, AT gemetaran sebagai orang orba.
> > >
> > > Bagaimana dengan PDI-P? Well, menelanjangi kaum wanita
> > > di stadion Purbalingga apakah dapat dimaafkan? Dimaafkan
> > > oleh siapa ya? Saya kira partai-partai lain justru dapat mengambil
> > > keuntungan dari kebrutalan simpatisan PDI-P. Mungkin PDI-P
> > > dapat kehilangan suara dari kaum wanita. Bentuk harrassment
> > > terhadap simpatisan wanita Golkar dapat terjadi pada wanita
> > > pendukung PKB, PAN, PPP, dan puluhan P... yang lain. Kenapa
> > > tidak?
> > >
> > > Hmm 50% pencoblos adalah wanita. total jendral 25% pencoblos
> > > wanita ada di Jawa. Take advantage of this...r

Re: [Re: PDI-P, kaum tertindas yg mau menindas]

1999-04-04 Thread Blucer Rajagukguk

Mengangkat 38 orang enggak seberapa, sepengetahuan saya ada 200 anggota
MPR lagi yang diangkat. Jadi pemilu sebenarnya hanya memilih 462 of 700
orang (demokrasinya cuma 66%) yang akan memilih dan mengangkat Presiden.
Itupun masih juga ada pengganjelan dan macam-macam masalah.
Soal kondisi sebelumnya, jelas saja hanya PPP yang bisa tawar-menawar,
itupun setelah ditinggal Naro dan melihat situasi kondisi reformasi
mulai berjalan. PDI-nya Budi Harjono yang sedang ditempat bagaimana mau
menawar. Jelas-jelas dia cuma dapat warisan saja :).
Pada dasarnya PPP hanya melawan Golkar dan bayangan Golkar.
Saya setuju masalah Purbalingga perlu dijelaskan oleh Mega dan tim.
Kalau rakyat sudah kesel memang sulit, tapi khan mereka masih tidak
membunuhi orang. Coba tuch massa yang kesel membunuhi saudara-saudara
keturunan Cina tidak ketahuan, massa yang membunuhi para kyai di
banyuwangi juga hanya sebagian kecil yang dimasalahkan.
Massa yang terorganisir dan tidak ketahuan inilah yang jauh lebih bahaya
dari Purbalingga.
Massa PDI di Purbalingga itu saya kira masih polos dan gampang
dipancing, untungnya masih punya kesadaran dengan cuma menggertak Akbar
Tanjung.
peace.


FNU Brawijaya wrote:
>
> Aturan masa jabatan max 2X sudah ada di TAP MPR/XIII 1998 kemarin.
> Itu juga info yg saya dapat di IDS (anda pasti juga udah ikut baca). Hitung-hitungan
> ngangkat 38 orang memang masih sangat berat buat usaha reformasi. Itu
> juga karena PPP nggak ada yg ngebelain waktu tawar-tawaran masalah ini
> tempo hari. Dikeroyok 4 fraksi mau ngomong apa.
>
> Sebetulnya PPP banyak sekali jasanya soal tawar-tawaran. Paling tidak,
> jauh lebih lumayan dibanding PDI. Itu sejak 10 tahun yg lalu juga gitu.
> Entah kenapa kok sekarang mau tetap pilih BJH. Yah, memang kembalinya
> ke hitung-hitungan matematik juga. Sudah kadung dituduh peninggalan
> ORBA maka sangat sulit untuk belok kanan majud-jalan (kayak baris aje).
>
> Eh, itu gimana dong. Katanya nggak boleh bohongin rakyat. Itu yang
> di Purbalingga udah ketemu belum? Bukan apa-apa, kita kan pengen
> fair play toh?
>
> Blucer Rajagukguk wrote:
>
> > Itu kalau semua tergantung Mega.
> > Justru kalau PDI perjuangan ataupun PAN menang, kita tidak terjebak lagi
> > kepada figur presiden saja. Figur presiden yang cukup jujur dan punya
> > integritas tinggi seperti Mega dan Amien perlu untuk meluruskan UUD
> > serta TAP MPR lainnya yang banyak ditetapkan untuk melanggengkan jabatan
> > saja.
> > Secara pribadi siapapun yang menang tidak jadi masalah asalkan yang
> > menang ini konsekwen untuk perjuangan rakyat. Nach, siapa-siapa saja
> > yang konsekwen khan sebenarnya sudah kelihatan. Kalau masih ada aturan
> > yang belum membatasi jabatan presiden (maksimal 2 kali), itu namanya
> > belum konsekwen. Kalau masih ada anggota MPR yang diangkat, itu juga
> > namanya belum konsekwen.
> > Mengisi kemerdekaan itu bukan berarti membohongi rakyat, melainkan
> > mencoba untuk ikut berpartisipasi dalam proses mensejahterakan rakyat.
> > peace.
> >
> > Pandir Ontohod wrote:
> > >
> > > Sedikit melenceng nih.
> > > Kalo, dan hanya kalau, Mega naik jadi presiden apa bisa ia menindak Soeharto?
> > > Kalo enggak salah nih, waktu bung Karno jatuh, dan ia tak meninggalkan warisan
> > > untuk anaknya.  Pak Harto menolong (atau menyogok?) lewat pemberian beberapa
> > > pompa bensin di daerah strategis di DKI Jaya.  Belum lagi beberapa kali
> > > perusahaan milik Mega, atau Guntur juga menang tender proyek yang lumayan
> > > besar.  Ketika itu selama anak-anak Bung Karno tidak terjun ke politik, maka
> > > ia mendapat "pesangon" tak langsung dari Soeharto.  Guntur mundur dari politik
> > > karena tekanan yang amat berat, kabarnya ia sampai keluar masuk RS karena
> > > depressi.  Guruh kurang memiliki kharisma pemimpin.  Akhirnya Mega lah yang
> > > maju, dan seketika itulah "pesangon" dari Soeharto berhenti!
> > > Lantas apa bisa ia menindak Soeharto, apa tidak akan berkata seperti soeharto,
> > > untuk tidak mengungkit apa-apa yang telah lewat?
> > > Mungkin untuk membuktikannya perlu waktu dan kesempatan, dimana Mega naik jadi
> > > presiden.  Kapan?
> > >
> > > Pandir,
> > > diem-diem jadi propokator!
> > >
> > > Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Dari dulu yang namanya mau mencoreng organisasi lain itu gampang sekali.
> > > Apa sich sulitnya membayar beberapa orang untuk mengaku menjadi
> > > simpatisan suatu partai dan merusak nama partai itu. Apalagi dengan
> > > kondisi ekonomi susah seperti sekarang. Sekarang tergantung megawati dan
> > > tim untuk berbicara soal itu.
> > > Logikanya mudah sekali, kalau memang itu simpatisan PDI, sunguh tololnya
> > > mereka mau mencoreng pilihannya apalagi pada saat akbar tanjung disana.
> > > Drama dan sandiwara 'blue film' mulai dimainkan. Sekarang akan kembali
> > > rakyat lagi yang menjadi korban, paling tidak 'korban pikiran' yang akan
> > > selalu diombang-ambingkan para 'pemain watak' politik.
> > >
> > > mudah-mudahan rakyat tidak akan mudah terma

FW: McAfee Data Files Update - 4019

1999-04-04 Thread Fuhaedi - ITAP

Di berita harian Riau Pos, orang pembuat virus Melissa (Mailissa) telah
tertangkap oleh FBI. Ternyata nama virus tsb diambil dari Penari Bugil asal
Florida.
Di bawah ini saya attach-kan file exe untuk meng-update anti virus McAfee
(syarat mutlak sudah menginstall McAfee) yang salah satu fungsinya utk
meng-scan (detect) dan melenyapkan virus Melissa yang tak diundang tsb...
Selamat mencoba..!


> --
> From: Mail Administrator
> Sent: Thursday, April 01, 1999 2:04 PM
> Subject:  McAfee Data Files Update - 4019
>
> We would like to inform you that the newest McAfee VirusScan version 4.0.2
> (for Windows95 and WindowNT) and Data Files DAT-4019 have been
> available.Please upgrade your Anti Virus now.
>
> This new VirusScan and Data Files could detect and remove the W97M/Melissa
> (Mailissa) virus and hundreds of new viruses.
>
> Simple procedure to upgrade VirusScan and Data Files for Windows95:
> (print this note if necessary for your simple reference):
>
>  <>
> 1. Double-click the above M402-UPD95-4019 file and select "Open it".
> 2. Select option "A" to Update VirusScan and Data Files
> 3. Wait a few minutes when the SETUP is running and follow the
> instructions on the screen
> 4. Select REMOVE to UN-INSTALL and REMOVE the previous version
> 5. Select TYPICAL installation (Do not change the DEFAULT Destination
> Directory)
> (If you get "Severe Error During SETUP" in the first upgrade, please
> re-RUN this program)
> 6. When the VirusScan installation is completed: select "No, I will
> restart my computer later"  and "Finish".
> (Don't re-boot your PC before the process of updating data file is
> completed.)
> 7. Press ENTER to CONTINUE update the Data Files
> 8. EXIT, click the "X" button at the far right of the title bar and
> RE-BOOT your PC now.
>
>
>
>
>

 M402-UPD95-4019.bat


Re: Pencabutan uang bergambar suharto

1999-04-04 Thread Yusuf-Wibisono

...

>Habibie sedang mempertimbangkan untuk mengganti
>lembar uang yg bergambar Suharto. Alasan untuk
>mengganti memang tepat. Mosok orang masih hidup
>kok dicantumkan ke mata uang. [Lha siapa yg dulu mulai
>ber-ABS dengan desain seperti itu?]

   Kalo memang dianggap nggak pantes orang masih hidup
   dicantumkan di lembar mata uang, pilihannya ada dua:
   1. Uangnya ditarik (diganti). (costly)
   2. Orangnya dipateni. (cheap)
   Pilih mana?
   ;-)

>Hanya saja, apa mesti dilakukan sekarang ini?
>Jaman sedang susah kok mau mengganti uang
>yang beredar. Okay-lah kalau penarikan uang
>ini dilakukan secara berangsur, tak ubahnya mengganti
>mata uang yg lusuh. Bila dilakukan secara serempak,
>wah, penghamburan duit lagi.

Ada juga usul tandingan: mengingat kalo ditarik semua
terus diganti baru, biaya cetaknya dan desainnya terlalu
tinggi, maka diusulkan cukup diubah dikit, dg cara
matanya diitemin ala 'pos kota'. ;-)



Re: PDI-P, kaum tertindas yg mau menindas

1999-04-04 Thread Hadeer

Blucer Rajagukguk wrote:

> Logikanya mudah sekali, kalau memang itu simpatisan PDI, sunguh
> tololnya
> mereka mau mencoreng pilihannya apalagi pada saat akbar tanjung
> disana.

Sebenarnya mereka para simpatisan PDI - P itu tidak tololtapi SANGAT
TOLOL.
Sudah pernah pulang ke Indonesia belum dan terjebak ditengah-tengah
Konvoi PDI - P ? Coba dech sekali - sekali .. saya ajurkan untuk
mencobanya

Nah baru Raja bisa merasakan KESANGAT TOLOLAN mereka.maklum namanya
juga preman...nggak makan bangku sekolahdan pemimpinnya juga cuma
baru bisa memimpini para premannggak sanggup mereka memimpini orang
terdidik, karena nggak bisa dibodohi,  he..he...he  :-)

Hadeer



Re: WWW.RADIOCLICK.COM

1999-04-04 Thread alex

Dear Netters,

GRAND LAUCHING.

WWW.RADIOCLICK.COM..

WWW.RADIOCLICK.COM..



Re: PDI Perjuangan = kumpulan preman

1999-04-04 Thread Hadeer

Blucer Rajagukguk wrote:

> Sepengetahuan saya dan beberapa teman setiap organisasi punya preman.

Ooooh yabegitu yabaru tahu saya..
Tapi ah masa iya.belum tentu jugakarena organisasi yang saya
ikuti koq nggak ada preman nya ya  ? :-)

Hadeer



Re: PDI Perjuangan = kumpulan preman

1999-04-04 Thread Dodo D.

Mudah2an Bung Blucer nggak bermaksud mengatakan bahwa kalo sesuatu
dianggap "nggak ada apa-apanya dibanding perbuatan rejim ORBA" akhirnya
bisa di tolerir. Masalahnya, jika ada anggapan kaya gitu, bisa bisa
anggota Partai Adem Ayem dari Desa Sambirejonya cak Brawijaya di
gerakkan untuk mengacau dan mengganggu partai lain, dan dianggap hal
yang wajar2 saja, toh itu nggak ada apa-apanya kalo dibanding dengan
preman2nya ORBA yang mbunuhi kyai dan lain lain.

--- Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sepengetahuan saya dan beberapa teman setiap organisasi punya preman.
> Tetapi ada preman yang bikin kerusuhan dimana-mana tetapi tidak
> ketahuan, ada preman yang membunuhi para kyai di Banyuwangi juga
> tidak
> ketahuan, serta para preman yang memperkosa dan membakari
> saudara-saudara keturunan Cina yang juga sampai sekarang tidak
> ketahuan.
> Kalau preman cuma mau menggertak Akbar Tanjung sich enggak ada
> apa-apanya dengan 'preman-preman yang berselimutkan kabut halimun
> ini'.
>
> N.S. Sisworahardjo wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum wr. wb.
> >
> > See, I told you :)
> > Massa PDI Perjuangan Serbu Golkar
> > http://www.republika.co.id/9904/03/11011.htm
> >
> > Wassalam,
> > nur
> >
> > N.S. Sisworahardjo
>

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: PDI-P, kaum tertindas yg mau menindas

1999-04-04 Thread Dodo D.

.
> Logikanya mudah sekali, kalau memang itu simpatisan PDI, sunguh
> tololnya
> mereka mau mencoreng pilihannya apalagi pada saat akbar tanjung
> disana.
.

Memang sih, seandainya benar mereka itu orang2nya PDI, berarti PDI
isinya adalah orang orang yang tolol yang bisa mencoreng muka partainya
sendiri.

Seandainya hal itu adalah rekayasa Golkar untuk menarik simpati
masyarakat sekaligus mencemarkan nama PDI-P yang dianggap saingan
berat. Berarti Golkar juga tolol, karena berani mempertaruhkan nama
yang memang sudah tercemar. Karena kalau sampai terungkap bahwa Golkar
melakukan rekayasa, maka nama Golkar akan semakin terpuruk sampai
serendah rendahnya.

Seandainya itu adalah ulah Partai lain yang  ingin mengacau acara
Golkar sekaligus mencemarkan nama PDI-P, berarti partai itu juga tolol,
karena dengan begitu Golkar akan mendapat simpati meskipun acaranya di
dua tempat di gagal. Hal itu juga nggak akan membuat simpatisan PDI-P
menyeberang ke partainya.

Seandainya kejadian itu merupakan rekayasa kelompok pro-Status Quo
(Pemerintah dan ABRI), mereka juga sangat tolol. Lha nggak gitu aja
namanya sudah tercemar dan tercoreng disana sini, kok masih mau
gambling melakukan rekayasa. Seandainya ketahuan, apa nggak semakin
memperburuk citra status quo yang emang udah buruk..?

Lha kalo gitu, kejadian tersebut mencerminkan bahwa bangsa kita ini
masih dipenuhi dengan orang orang tolol serta ketololan ketololan
konyol yang kadang kadang membikin geli.. trus siapa yang pinter..??


_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Suporter PSIS korban penipuan Polda Metro Jaya!

1999-04-04 Thread Sulistiono, Agus

 saya sebagai pendukung PSIS , dan wong Semarang , kecewa berat dengan
tindakan aparat yang akhirnya justru memakan korban jiwa.
Seharusnya mereka lebih pake otak lagi dalam bertindak.

Thank
agus s

> -Original Message-
> From: FNU Brawijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Friday, April 02, 1999 9:30 AM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:  Suporter PSIS korban penipuan Polda Metro Jaya!
>
> Sekali lagi kesalahan besar polisi terjadi lagi. Memang polisi
> sudah terlalu tolol untuk dapat mengambil tindakan yang benar.
> Masak belum puas mukulin mahasiswa Trisakti tempo hari,
> sekarang malah nipu suporter sepak bola. Kayaknya pantas
> kalau semua jajaran Polda Metro Jaya diturunin 3 tingkat
> semua.
>
> Kalau memang mau membawa suporter untuk istirahat,
> mestinya kan tinggal bilang. Jadi tidak ada yg merasa tertipu.
> Kalau maksudnya berniat menjaga kemungkinan bentrok
> dg suporter kesebelasan lain, tinggal perbanyak personil.
> Bukan dengan nutup-nutupin informasi ke para suporter.
> Sekarang jatuh korban 6 orang mati siapa yang mau tanggung
> jawab? Coba kita tunggu bagaimana reaksi Kapolda mengenai
> hal ini. Enam orang mati sia-sia. Kalau 6 orang trisakti mati
> lalu diangkat jadi pahlawan reformasi, lalu yg ini jadi pahlawan
> sepakbola? Hehehendak pernah putus kekonyolan-
> kekonyolan ini. Yah, hari pertama lepas dari ABRI ternyata
> ndak berubah juga.
>
> Kalau sampai tawuran muncul, ambil orang yg mimpin itu tawuran,
> jebloskan ke penjara semuanya. Dakwaan merusak fasum
> dapat diterapkan. Lalu umumkan secara besar-besaran ganjaran
> orang yg suka tawuran ini. Proses hukumnya mesti masuk ke media
> massa. Masukkan ke TV pula gambar-gambar perusak fasum ini.
> Biar tahu resikonya. Yang tegas kenape.
>
> Urusan sepakbola aja kok sampe banyak yg mati. Sikap tegas
> yang beginian dapat juga diterapkan ke tukang tawuran pelajar.
> Lagi-lagi software hukumnya jadi alasan lagi ndak? Pokoke
> kalo aturan main sudah ada, ndak ada plengak-plengok
> tengok kanan-kiri nanya-nanya salah atau nggak. Katanya
> dulu pemimpin, ambil sikap tegas aja nggak bisa.
>
> Weleh...weleh.tobat wajah asli barisan pemimpin kita
> selama 30 tahun ya gini ini. Kalo kita komentarin mereka
> konyol, berarti kita selama 30 tahun lebih konyol lagi. Kok maunya
> nurut sama barisan konyol.. tobat  Semoga nanti ada
> perbaikan deh.
>
> http://www.kompas.com/kompas-cetak/berita-terbaru/1071.html
>
> Salam,
> Eyang Troy
>
>
> --
>\\\|///
>  \\  - -  //
>   (  @ @  )
> oOOo-(_)-oOOo---
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Oooo
>oooO (   )
>   (   )  ) /
>\ (  (_/
> \_)



Re: Jeffrey-Wimar-Albert

1999-04-04 Thread Sulistiono, Agus

   TOLONG SAUDARI INDI , BERITA - BERITA YANG ANDA RUJUKAN  SEKALIAN JANGAN
HANYA ALAMAT  HTTP-NYA SAJA , SAYA YANG KAGAK BISA MASUK KE INTERNAT JADI
TIDAK TAHU BERITANYA

MAKASIH ATAS PERHATIANNYA
AGUS S

> -Original Message-
> From: Indi Soemardjan [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Friday, April 02, 1999 8:47 AM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:  Jeffrey-Wimar-Albert
>
> ngobrol santeeeyy
>
> http://www.detik.com/wawancara/199904/19990401-0915.html
>
> --
> dari
>
> Orang Biasa bernama Indi
>
> Visit my world: http://pagina.de/indradi



acungan jempol buat jogja

1999-04-04 Thread Dodo D.

Ternyata masyarakat jogja tetap bisa menjadi contoh bagi masyarakat
daerah lain dalam hal kesadaran berpolitik. Meskipun hal ini tidak
lepas dari pengaruh Sri Sultan sebagai pemimpin jogja serta para tokoh
masyarakat lainnya, tetapi sambutan rakyat dalam pawai perdamaian
pemilu ini menunjukkan jiwa besar dan budaya politik yang tinggi dari
seluruh masyarakat Jogja. Silakan baca ini:

http://www.kompas.com/kompas-cetak/9904/05/UTAMA/dari01.htm
_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: PDI Perjuangan = kumpulan preman

1999-04-04 Thread Mohammad Rosadi

Blucer nulis :

>Sepengetahuan saya dan beberapa teman setiap organisasi punya preman.

Wah.., kok saya kurang sependapat ni. Banyak loh organisasi baik-baik,
yang isinya orang baik-baik, dan tujuannya-pun demi kebaikan dengan
menggunakan cara yang baik pula. Mungkin ente lagi sial ya..., ketemu,
mendukung atau masuk organisasi yg ada premannya..., yg kerjanya meneror
orang lain dan hobby melucuti pakaian wanita ???

Mbok ya udah..wis, buruan aja keluar atau cabut dukungan  dari
organisasi yg kayak begituan. cari dong organisasi lain yang lebih
bagus..yg nggak ada premannya, sebelum ente keburu "dikibulin" oleh para
preman..:-)

Blucer wrote:

>Tetapi ada preman yang bikin kerusuhan dimana-mana tetapi tidak
>ketahuan, ada preman yang membunuhi para kyai di Banyuwangi juga tidak
ketahuan, serta para preman yang memperkosa dan membakari
>saudara-saudara keturunan Cina yang juga sampai sekarang tidak
ketahuan.
>Kalau preman cuma mau menggertak Akbar Tanjung sich enggak ada
>apa-apanya dengan 'preman-preman yang berselimutkan kabut halimun ini'.

Wu., masak sih geto..? kalo saya pikir sih yang namanya
preman itu tetep aja kerjanya bikin rusuh,resah, takut, dan merugikan
orang lain. Dibilang nggak ada apa-apanya..kok ya saya kurang sreg geto.
Si AT dan rombongan kan selamet gara-gara cepet-cepet kabur.., coba deh
kalo nggak bisa keluar dari kepungan, wah bisa-bisa mereka dapet "gelar"
ALM di depan namanya. Lagian masak menggertak pake acara ngebuka-in baju
en narikin (maaf) tali kutang para wanita..? itu mah namanya PELECEHAN
banget. Coba deh kalo peristiwa ini dialami oleh kakak dan adik
perempuan atau bahkan orangtua ente..., apa masih mau bilang itu cuma
gertak doang..???


Salam
Mohamad Rosadi
Virginia










>N.S. Sisworahardjo wrote:
>>
>> Assalamu'alaikum wr. wb.
>>
>> See, I told you :)
>> Massa PDI Perjuangan Serbu Golkar
>> http://www.republika.co.id/9904/03/11011.htm
>>
>> Wassalam,
>> nur
>>
>> N.S. Sisworahardjo

Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Gus Dur tentang penyerangan terhadap Golkar

1999-04-04 Thread Dodo D.

Saya kok jadi tambah bingung nih ama yang namanya Gus Dur, kelihatannya
kok dia memberikan pembenaran terhadap kasus penyerangan terhadap
Golkar yang terjadi di Purbalingga baru baru ini. Pernyataannya yang
dimuat di Kompas seakan akan mengisyaratkan bahwa menurut orang nomor
satu di NU ini, penyerangan terhadap Golkar adalah hal yang memang
sudah seharusnya terjadi.
Silakan baca paragraph yang saya cuplik dari kompas ini, dan silakan
kasih komentar:
..
  Gus Dur menyatakan keberatan jika para pendukung parpol
  tertentu yang menyerang Golkar dicap sebagai pengganggu. ’’Itu
  kan timbal balik saja. Nyatanya, parpol lain kan nggak diganggu,’’
  tegas cucu salah seorang pendiri NU ini.
.

berita selengkapnya baca di :
http://www.jawapos.com/5apr/de5ap1.htm

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Nih...gua kasih Foto dari Sambas.....

1999-04-04 Thread Hariono, Ali (kem)

Ada virus W97M/Astia nya !!

> -Original Message-
> From: hoyaho [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Monday, 5 April 1999 6:52
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:  Nih...gua kasih Foto dari Sambas.
>
>  << Message:  >>  << File: Foto Dari Sambas.doc >>



TELAH TERBIT! MAJALAH ParaHyangan EDISI 13/Th. IX, April 1999

1999-04-04 Thread Majalah ParaHyangan

===
ParaHyangan - Komunikasi Intelektualitas Mahasiswa
===

===
TELAH TERBIT!
MAJALAH ParaHyangan EDISI 13/Th. IX, April 1999
===

===
Goresan Utama:
PERS MAHASISWA PASCA SOEHARTO: MAU KE MANA?
===
Kala reformasi mulai bergulir, pers mahasiswa (persma) justru mendapat
tantangan yang lebih besar Bila pada jaman orde baru persma lebih leluasa
bergerak, kini mereka harus bersaing dengan pers umum yang telah menghirup
angin kebebasan pers. Sejauh mana persma menanggapi keadaan yang tak terduga
ini? Usaha-usaha apa yang telah dan akan dilakukan untuk tetap
mempertahankan eksistensi persma?
===


===
Bonus Eksklusif:
NANTIKAN RUSUHNYA KAMPANYE...
===
Moga-moga saja kampanye pemilu nanti tidak rusuh. Rusuh?  Lha wong seorang
sopir taksi  saja jauh-jauh hari berani menyatakan ketakutannya akan
kampanye nanti. Bahkan seorang pengamat politik pun berani bilang sangat
utopis bila kampanye nanti akan penuh damai. Bukannya pesimis, wajar saja
karena logikanya memang  begitu. Tengok kampanye pemilu ’97. Cuma dilakoni
tiga peserta saja sudah menghilangkan 234 nyawa dan memporak-porandakan
Banjarmasin, Jakarta, dan kota-kota lain di Jawa.  Sekali lagi, itu baru
tiga partai. Sekarang, sejak orde Soeharto dianggap sudah lengser, kebebasan
berpolitik termasuk membentuk partai pun bukan ide haram lagi. Tapi Masya
Allah, jumlahnya malah kebablasan melewati dua digit. Walau yang akan ikut
pemilu "hanya" 48, toh mungkin sekali bila diantara ke-48 partai yang
berkampanye nanti bakal memunculkan pernik-pernik kerusuhan. Akan lebih
dahsyat? Bisa jadi, kalau memperhatikan maraknya kekerasan dan kerusuhan
massal akhir-akhir ini. Tapi, bukan berarti cuma menunggu sambil bersikap
pesimis saja. Agar kerusuhan yang ditimbulkan saat kampanye nanti tidak
sebrutal saat Tragedi Mei ’98 dan kerusuhan-kerusuhan lainnya, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, terutama oleh partai-partai yang akan
berhajatan-ria nanti. Mengapa kerusuhan akan tetap terjadi? Apa tindakan
yang harus dilakukan untuk menekannya sekecil mungkin? Jawabannya ada pada
sederet pengamat dan praktisi politik (Eep Saeffuloh Fatah, KH. Habib Syarif
Muhammad, Muhammad A.S. Hikam, Mulyana Kusumah, Sri Bintang Pamungkas,  dll)
dalam laporan ini.


===
Toleh:
LIKA LIKU SENAT MAHASISWA UNPAR
===
Salah satu kebijakan politik Orde Baru yang ditentang mahasiswa adalah
NKK/BKK yang dikeluarkan pada 1978, dan kemudian diganti dengan SK Mendikbud
0457/1990 yang mengekang kebebasan aktivitas mahasiswa. Melalui kebijakan
tersebut, pemerintah melarang lembaga Dewan Mahasiswa dan sebagai gantinya
dibentuk Senat Mahasiswa Universitas (SMU). Bagaimana tanggapan mahasiswa
dan dosen Unpar akan keberadaaan lembaga SMU saat ini? Mengapa Wenix, Ketua
SMU Unpar 1998-1999 mengatakan bahwa SMU lembaga yang tak jelas?
===

===
Bincang-Bincang:
BENNY SUPRAPTO (Rektor Unpar): LAMA TAPI BARU
===
Ungkapan itu muncul begitu berjumpa dengan sosok pria setengah baya berkaca
mata yang berpenampilan sederhana itu. Banyak mahasiswa dan warga Unpar
lainnya yang masih asing mendengar nama Benedictus "Benny" Suprapto
Brotosiswojo ini.
===

===
Bincang-Bincang:
WISNU WARDHONO (Dosen Fakultas Ekonomi Unpar): "MAHASISWA SEBAGAI TEMAN"
===
Ketika itu aula Fakultas Ekonomi (FE) Unpar terisi penuh. Seminar Etika
Bisnis, dengan pembicara Marie Muhammad, menyedot perhatian seluruh kampus
pada ruangan itu. Saat pejabat fakultas dan para dosen telah duduk manis
siap mendengarkan seminar tersebut, masih banyak mahasiswa yang tak kebagian
tempat duduk dan rela mencari tempat di lantai. Tapi terselip seorang dosen
yang cuek bergabung dengan mahasiswa duduk di lantai mendengarkan mantan
menteri keuangan bicara. Siapa dia? Siapa lagi kalau bukan Pak Wisnu. Di
rumah kediamannya, dua reporter ParaHyangan mewawancarainya, "dite