Re: Tulisan Megawati di Yomiuri Shimbun

1999-07-25 Terurut Topik Budi Haryanto

Wah maaf kalau documen tsb ada virusnya.
Soalnya di computer saya tidak terdeteksi tuh virus. Waktu saya scan lagi
dengan Norton antivirus (hanya ini yang saya punya) juga tidak terdeteksi.

Saya akan coba cari antivirus lainnya.

Salam,
Budi

At 11:29 PM 7/24/99 -0700, you wrote:
M. Budi,
Document anda ada virusnya, jadi langsung saya delete.
Bisa anda kirim versi tanpa virus?


Dear rekan-rekan yth.,

Ini ada fwd tulisan Megawati di Yomiuri Shimbun dari rekan Noogie, MBA di
USC.








Hadeer (RE: Menghadapi Misionaris)

1999-07-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Seringkali saya berdiskusi dengan Hadeer. Kebanyakan diskusi itu nggak
nyambung. Saya pun sering bingung karena sebodoh-bodohnya mahasiswa (Hadeer
mengaku sudah lulus) masih dapat mencerap apa yang saya lontarkan. Namun
Hadeer ini nggak pernah nyambung.

Saya penasaran maka saya cari info siapa Hadeer ini sebenarnya. Sumber saya
menduga kuat Hadeer ini seorang bintara (Serda) dari angkatan darat.
Pantesnggak nggak nyambung.

Wassalam,
Efron

-Original Message-
From:   Roosadi Enterprise [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, 23 July, 1999 16:09 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Menghadapi Misionaris

Assalamualaikum bung Hadeer

Anda adalah salah satu orang yang punya borok ditengkuk, yang tidak bisa
anda lihat sendiri !!!


Wassalamualaikum.



Re: Hadeer (RE: Menghadapi Misionaris)

1999-07-25 Terurut Topik Yumartono

Yach enggak akan nyambung dong ...
Platform Anda dengan Sdr. Hadeer khan berbeda.
Kalo menurut saya sich, justru pemahaman Anda yang sering nyleneh, dan kagak
ada juntrungannya.
Coba dech, kalo mau menilai orang lain, supaya ngaca dulu.  Jangan suka
merasa dirinya yang paling benar.
Anda bisa saja mengatakan pendapat orang lain itu salah, tapi saya juga
berhak mengatakan pendapat Anda itu NGACO.

YMT



Seringkali saya berdiskusi dengan Hadeer. Kebanyakan diskusi itu nggak
nyambung. Saya pun sering bingung karena sebodoh-bodohnya mahasiswa (Hadeer
mengaku sudah lulus) masih dapat mencerap apa yang saya lontarkan. Namun
Hadeer ini nggak pernah nyambung.

Saya penasaran maka saya cari info siapa Hadeer ini sebenarnya. Sumber saya
menduga kuat Hadeer ini seorang bintara (Serda) dari angkatan darat.
Pantesnggak nggak nyambung.

Wassalam,
Efron




Re: Tebak ye...

1999-07-25 Terurut Topik Yohannes Yaali

Saya bukan politikus, bukan militer, apalagi profesor.
Bagi orang biasa dan termasuk mahasiswa, kucing yang baek adalah kucing
yang 'nggak nyolong ikan asin...

Regards,
Yohannes Yaali

On 22/07/1999 at 07:39:10 you wrote:

 :-)

 Kucing apa yang baek...?
 Kalo bisa dijawab, ntar Maya kirim pic.
 ok

 1. Jawaban politikus: kucing yang mewakili rakyat
 2. Jawaban militer: kucing yang terampil, profesional, dan berdisiplin tinggi.
 3. Jawaban profesor: kucing yang mampu memperoleh nilai A plus pada mata
kuliah fisika kuantum dan makro ekonomi tingkat lanjut sekaligus.
 4. Jawaban mahasiswa: kucing yang merawat tempat kosnya dg baik, dan
bisa memasak indomi sendiri.
 5. Jawaban dukun: kucing yang belum pernah nyantet kodok, gajah, ayam,
tikus, suharto, dan ghalib. ;-)
 6. Jawaban hackers: kucing yg bisa menelusup masuk pentagon atau nasa.

 dst.

 Yw.



True Story (?): Kisah Cinta Megawati

1999-07-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

From: Hendy Gandhi [EMAIL PROTECTED]

True Story: Kisah Cinta Megawati

Ini sebuah true story menyangkut calon presiden RI Megawati
Soekarnoputri 27 tahun yang lalu. Peristiwanya berawal dari iklan di
sebuah koran ibukota, pada akhir Juni 1972, yang berbunyi: Telah menikah
Hassan Gamal A.H. dengan Ny. Megawati Sukarnoputri pada tanggal 27 Juni
1972 di kota Sukabumi". Iklan itu serta merta memancing perhatian para
wartawan untuk memburu lebih lanjut. Maka dalam waktu pendek iklan kecil
itu mendadak menjadi berita besar yang sangat menggemparkan masyarakat
Indonesia waktu itu karena setiap hari berkembang selama sekitar dua
minggu. Menarik sekali membaca ulang isi koran-koran lama edisi akhir
Juni sampai Juli 1972. Jika Anda datang ke bagian dokumentasi Kompas
misalnya, Anda bisa mendapatkan file lengkap seri berita mengenai
perkawinan Mega yang menghebohkan itu.

Pendek cerita, pada hari yang disebutkan dalam iklan di atas, Megawati
menikah (kawin lari) di Sukabumi dengan pedagang yang mantan diplomat
Mesir bernama Hassan Gamal Ahmed Hassan. Pernikahan itu membuat berang
seluruh keluarga almarhum Bung Karno, termasuk ibunda tercinta Ny.
Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra. Pertama, karena sampai hari itu
suami pertama Megawati, Letnan Udara I Surendra Supijarso yang mengalami
kecelakaan nahas ketika pesawatnya dinyatakan hilang di sekitar Biak
pada 22 Januari 1971, belum pernah secara resmi dinyatakan telah
meninggal dunia. Kedua, seluruh keluarga Bung Karno yang memang kenal
baik dengan Hassan Gamal, tahu betul kelakuan pedagang mantan diplomat
itu yang suka menipu.

Dengan dua alasan itu, seluruh keluarga Bung Karno bersatu padu bersama
pengacara Drs Sumadji, mengajukan gugatan untuk membatalkan pernikahan
itu. Perang argumen pun berlangsung sengit karena Hassan Gamal berusaha
keras mempertahankan keabsahan pernikahan. Di pihak lain, keluarga Bung
Karno juga pantang mundur. Kasus ini menghebohkan Indonesia, bahkan
banyak juga wartawan asing yang meliput. Hari demi hari koran-koran
melansir berita kasus ini, yang sudah tentu menjadi bacaan menarik
masyarakat.

Sampai-sampai ulama besar Prof Dr Hamka ikut bicara mengenai kasus itu.
Segala macam kisah diungkap suratkabar, termasuk asal mula perjumpaan
mereka. Termasuk juga cerita Hassan bahwa pada pagi hari pernikahan itu
Megawati datang ke Sarinah, di mana Hassan sudah menunggu. Dari sana
mereka berdua langsung pergi ke Sukabumi lalu menikah diam-diam di KUA
Sukabumi, dengan kadi H. Muhammad Cholil Fathurrohman.

Pendek cerita lagi, Pengadilan Tinggi Agama Istimewa Jakarta yang
memeriksa perkara gugatan itu, dengan hakim ketua KH M. Mochtar,
akhirnya mem-fasid-kan (membatalkan) pernikahan Hassan (35) dan Megawati
(25) di Sukabumi itu. Sebetulnya masih banyak yang belum terungkap oleh
pers mengenai peristiwa yang menghebohkan itu. Antara lain, apa saja
yang sempat dilakukan asyik-masyuk Hassan-Mega di peraduan setelah
pernikahan di Sukabumi?

Yang juga menarik adalah, sementara seluruh keluarga BK sibuk "perang
komentar" dengan Hassan Gamal lewat pers, si empunya perkara Megawati
memilih diam seribu basa. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya
tentang kasus yang menghebohkan itu. Mega memilih diam seribu basa,
persis sebagaimana sikap diamnya sebagai calon presiden RI sekarang ini.

Nah, siapa yang ingin membaca cerita-cerita lebih rinci mengenai true
story nostalgia cinta lama Mega, silakan buka-buka simpanan koran-koran
lama, khususnya edisi Juni-Juli 1972. Kalau tidak punya, Anda bisa coba
datang ke dokumentasi koran, ke Kompas, Suara Pembaruan (dulu Sinar
Harapan), Merdeka, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, atau Jawa Pos
misalnya. Kalau saya punya waktu, (tapi nggak janji deh), lain waktu
akan saya kutipkan cerita-cerita menarik dari file koran lama yang saya
punya.

;-)



Re: True Story (?): Kisah Cinta Megawati

1999-07-25 Terurut Topik bRidWaN

Seru juga kisah romantis ini.
Sama serunya dengan kisah seorang ex Pangdam
dengan kisah penyelundupannya, sampai dipanggil
dan di-interogasi di-Mabes AD.

Kedua-duanya 'orang-Penting', bo !

Sampai kini saya tidak tahu mana yang betulan,
mana yang hampir betul, mana yang kurang betul.

Salam,
bRidWaN


At 01:02 AM 7/26/99 +0700, Yusuf-Wibisono wrote:
From: Hendy Gandhi [EMAIL PROTECTED]

True Story: Kisah Cinta Megawati

Ini sebuah true story menyangkut calon presiden RI Megawati
Soekarnoputri 27 tahun yang lalu. Peristiwanya berawal dari iklan di
sebuah koran ibukota, pada akhir Juni 1972, yang berbunyi: Telah menikah
Hassan Gamal A.H. dengan Ny. Megawati Sukarnoputri pada tanggal 27 Juni
1972 di kota Sukabumi". Iklan itu serta merta memancing perhatian para
wartawan untuk memburu lebih lanjut. Maka dalam waktu pendek iklan kecil
itu mendadak menjadi berita besar yang sangat menggemparkan masyarakat
Indonesia waktu itu karena setiap hari berkembang selama sekitar dua
minggu. Menarik sekali membaca ulang isi koran-koran lama edisi akhir
Juni sampai Juli 1972. Jika Anda datang ke bagian dokumentasi Kompas
misalnya, Anda bisa mendapatkan file lengkap seri berita mengenai
perkawinan Mega yang menghebohkan itu.

Pendek cerita, pada hari yang disebutkan dalam iklan di atas, Megawati
menikah (kawin lari) di Sukabumi dengan pedagang yang mantan diplomat
Mesir bernama Hassan Gamal Ahmed Hassan. Pernikahan itu membuat berang
seluruh keluarga almarhum Bung Karno, termasuk ibunda tercinta Ny.
Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra. Pertama, karena sampai hari itu
suami pertama Megawati, Letnan Udara I Surendra Supijarso yang mengalami
kecelakaan nahas ketika pesawatnya dinyatakan hilang di sekitar Biak
pada 22 Januari 1971, belum pernah secara resmi dinyatakan telah
meninggal dunia. Kedua, seluruh keluarga Bung Karno yang memang kenal
baik dengan Hassan Gamal, tahu betul kelakuan pedagang mantan diplomat
itu yang suka menipu.

Dengan dua alasan itu, seluruh keluarga Bung Karno bersatu padu bersama
pengacara Drs Sumadji, mengajukan gugatan untuk membatalkan pernikahan
itu. Perang argumen pun berlangsung sengit karena Hassan Gamal berusaha
keras mempertahankan keabsahan pernikahan. Di pihak lain, keluarga Bung
Karno juga pantang mundur. Kasus ini menghebohkan Indonesia, bahkan
banyak juga wartawan asing yang meliput. Hari demi hari koran-koran
melansir berita kasus ini, yang sudah tentu menjadi bacaan menarik
masyarakat.

Sampai-sampai ulama besar Prof Dr Hamka ikut bicara mengenai kasus itu.
Segala macam kisah diungkap suratkabar, termasuk asal mula perjumpaan
mereka. Termasuk juga cerita Hassan bahwa pada pagi hari pernikahan itu
Megawati datang ke Sarinah, di mana Hassan sudah menunggu. Dari sana
mereka berdua langsung pergi ke Sukabumi lalu menikah diam-diam di KUA
Sukabumi, dengan kadi H. Muhammad Cholil Fathurrohman.

Pendek cerita lagi, Pengadilan Tinggi Agama Istimewa Jakarta yang
memeriksa perkara gugatan itu, dengan hakim ketua KH M. Mochtar,
akhirnya mem-fasid-kan (membatalkan) pernikahan Hassan (35) dan Megawati
(25) di Sukabumi itu. Sebetulnya masih banyak yang belum terungkap oleh
pers mengenai peristiwa yang menghebohkan itu. Antara lain, apa saja
yang sempat dilakukan asyik-masyuk Hassan-Mega di peraduan setelah
pernikahan di Sukabumi?

Yang juga menarik adalah, sementara seluruh keluarga BK sibuk "perang
komentar" dengan Hassan Gamal lewat pers, si empunya perkara Megawati
memilih diam seribu basa. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya
tentang kasus yang menghebohkan itu. Mega memilih diam seribu basa,
persis sebagaimana sikap diamnya sebagai calon presiden RI sekarang ini.

Nah, siapa yang ingin membaca cerita-cerita lebih rinci mengenai true
story nostalgia cinta lama Mega, silakan buka-buka simpanan koran-koran
lama, khususnya edisi Juni-Juli 1972. Kalau tidak punya, Anda bisa coba
datang ke dokumentasi koran, ke Kompas, Suara Pembaruan (dulu Sinar
Harapan), Merdeka, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, atau Jawa Pos
misalnya. Kalau saya punya waktu, (tapi nggak janji deh), lain waktu
akan saya kutipkan cerita-cerita menarik dari file koran lama yang saya
punya.

;-)





Orang Baik Nambah Kawan, Nambah Musuh Orang Apa?

1999-07-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

...

Orang baik itu biasanya seneng nambah kawan. Makin lama
kawannya makin banyak. Hati senang. Eh, tapi ada orang yg
bukannya niat nambah kawan,... malah rekening-rekeningnya lima
mentri (yg notabene tadinya kawannya ybs) malah dibeberkan
di DPR... Jadi udah frontal banget, niatnya nambah musuh.
Manusia seperti apakah gerangan yg demikian itu...

;-)



NASIONALISME INDONESIA ?

1999-07-25 Terurut Topik bRidWaN

Rekan Yth.,

Dari waktu kewaktu, kita selalu mendengar
kata-kata "Nasionalisme", terutama dari
para Pejabat kita.
Padahal mungkin mereka (para Pejabat) belum
tentu mengerti arti dari kata yang mereka
sering ucapkan itu. Atau mungkin lupa.
Bagaimana dengan kita sendiri ?

Banyak definisi atau pengertian dari kata
Nasionalisme ini, dan banyak pula yang
mempunyai pengertian yang berbeda.

Kalau kita masih ingat perkataan dari
Presiden JF Kennedy beberapa waktu yang lalu :

  "JANGAN TANYA APA YANG NEGARA TELAH BERIKAN
   KEPADA KITA, TETAPI APA YANG TELAH KITA
   BERIKAN KEPADA NEGARA"

Bisakah perkataan tsb diartikan sebagai
perasaan Nasionalisme ?

Kalau menurut saya, pengertian Nasionalisme
adalah pengertian 'Mendahulukan kepentingan
Negara diatas kepentingan Golongan/Pribadi'.

Seperti layaknya para Pahlawan kita yang
telah berjuang dalam perang Kemerdekaan, mereka
telah mendahulukan kepentingan Negara.

Sebahagian dari kita yang bekerja ekstra keras
untuk mendapat Income yang tinggi sehingga
membayar Pajak yang tinggi bisa pula diartikan
sebagai Nasionalis. Bukankah Pajak merupakan
sumber pemasukan Negara untuk membangun ?

Bukan seperti Liem Sioe Lioeng yang telah
diberi gelart sebagai Pengusaha Nasionalis oleh
Pemerintah pada waktu beliau menjual bisnis
nya keperusahaannya di-Singapore.

Bagaimana dengan para Pejabat kita sekarang ?
Sudahkah mereka mendahulukan kepentingan Negara
didalam mengambil keputusan keputusan penting ?

Dan apakah mereka berhak men-cap orang lain
sebagai anti Nasionalis ?

Salam,
bRidWaN



(Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!

1999-07-25 Terurut Topik bRidWaN

Bapak/Ibu dan Rekan-Rekan Yth.

Tawuran telah terjadi sejak beberapa tahun, dan akhir
akhir ini semakin marak saja terjadi di-Jakarta,
dan konon telah memakan korban kurang lebih 20 Pelajar
dan puluhan Pelajar lainnya luka-luka berat dan ringan.

Pihak Pemerintah bukannya tinggal diam dalam menangani
hal ini, bahkan ada Tim Penanggulangan Tawuran segala
yang terdiri dari orang orang pintar dengan gelar
se-abreg. Polisi juga telah melakukan antisipasi,
diantaranya menjaga 25 Simpul Rawan Tawuran dan
belasan Halte Bis tempat seringnya tawuran. Anggaran
konon telah keluar milyaran rupiah. Dan itupun masih
dikeluhkan akan kurangnya/minimnya Biaya Operasi.

Apakah yang telah mereka lakukan itu effektif ??
Program yang mereka jalankan adalah Temu wicara,
Seminar, Rasia senjata tajam dan hal 'klasik' lainnya.

Bersama ini saya ingin menghimbau, dan untuk dapat
diteruskan kepada pihak yang berwenang, agar segera
diambil keputusan :

   MEMPERBOLEHKAN PELAJAR TIDAK MEMAKAI SERAGAM !

Saya percaya bahwa hal ini paling tidak akan mengurangi
kemungkinan adanya Tawuran yang lebih parah lagi.
Mereka adalah 'Tunas Bangsa', dan diantara mereka
banyak yang bersaudara, bertetangga.
Tetapi hanya karena masalah kelompok dan kebanggaan
akan sekolah serta turun menurunnya rasa permusuhan
sajalah, yang mengakibatkan adanya Twauran-tawuran ini.

Semoga himbauan ini akan terdengar oleh Pihak yang
berwenang, dan dapat segera ditindak lanjuti.

Jangan menunggu sampai Anak/Adik/Kakak/Saudara/
Tetangga kita akan menjadi korban berikutnya.


Salam,
bRidWaN