Re: Tulisan Megawati di Yomiuri Shimbun
Wah maaf kalau documen tsb ada virusnya. Soalnya di computer saya tidak terdeteksi tuh virus. Waktu saya scan lagi dengan Norton antivirus (hanya ini yang saya punya) juga tidak terdeteksi. Saya akan coba cari antivirus lainnya. Salam, Budi At 11:29 PM 7/24/99 -0700, you wrote: M. Budi, Document anda ada virusnya, jadi langsung saya delete. Bisa anda kirim versi tanpa virus? Dear rekan-rekan yth., Ini ada fwd tulisan Megawati di Yomiuri Shimbun dari rekan Noogie, MBA di USC.
Hadeer (RE: Menghadapi Misionaris)
Seringkali saya berdiskusi dengan Hadeer. Kebanyakan diskusi itu nggak nyambung. Saya pun sering bingung karena sebodoh-bodohnya mahasiswa (Hadeer mengaku sudah lulus) masih dapat mencerap apa yang saya lontarkan. Namun Hadeer ini nggak pernah nyambung. Saya penasaran maka saya cari info siapa Hadeer ini sebenarnya. Sumber saya menduga kuat Hadeer ini seorang bintara (Serda) dari angkatan darat. Pantesnggak nggak nyambung. Wassalam, Efron -Original Message- From: Roosadi Enterprise [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, 23 July, 1999 16:09 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Menghadapi Misionaris Assalamualaikum bung Hadeer Anda adalah salah satu orang yang punya borok ditengkuk, yang tidak bisa anda lihat sendiri !!! Wassalamualaikum.
Re: Hadeer (RE: Menghadapi Misionaris)
Yach enggak akan nyambung dong ... Platform Anda dengan Sdr. Hadeer khan berbeda. Kalo menurut saya sich, justru pemahaman Anda yang sering nyleneh, dan kagak ada juntrungannya. Coba dech, kalo mau menilai orang lain, supaya ngaca dulu. Jangan suka merasa dirinya yang paling benar. Anda bisa saja mengatakan pendapat orang lain itu salah, tapi saya juga berhak mengatakan pendapat Anda itu NGACO. YMT Seringkali saya berdiskusi dengan Hadeer. Kebanyakan diskusi itu nggak nyambung. Saya pun sering bingung karena sebodoh-bodohnya mahasiswa (Hadeer mengaku sudah lulus) masih dapat mencerap apa yang saya lontarkan. Namun Hadeer ini nggak pernah nyambung. Saya penasaran maka saya cari info siapa Hadeer ini sebenarnya. Sumber saya menduga kuat Hadeer ini seorang bintara (Serda) dari angkatan darat. Pantesnggak nggak nyambung. Wassalam, Efron
Re: Tebak ye...
Saya bukan politikus, bukan militer, apalagi profesor. Bagi orang biasa dan termasuk mahasiswa, kucing yang baek adalah kucing yang 'nggak nyolong ikan asin... Regards, Yohannes Yaali On 22/07/1999 at 07:39:10 you wrote: :-) Kucing apa yang baek...? Kalo bisa dijawab, ntar Maya kirim pic. ok 1. Jawaban politikus: kucing yang mewakili rakyat 2. Jawaban militer: kucing yang terampil, profesional, dan berdisiplin tinggi. 3. Jawaban profesor: kucing yang mampu memperoleh nilai A plus pada mata kuliah fisika kuantum dan makro ekonomi tingkat lanjut sekaligus. 4. Jawaban mahasiswa: kucing yang merawat tempat kosnya dg baik, dan bisa memasak indomi sendiri. 5. Jawaban dukun: kucing yang belum pernah nyantet kodok, gajah, ayam, tikus, suharto, dan ghalib. ;-) 6. Jawaban hackers: kucing yg bisa menelusup masuk pentagon atau nasa. dst. Yw.
True Story (?): Kisah Cinta Megawati
From: Hendy Gandhi [EMAIL PROTECTED] True Story: Kisah Cinta Megawati Ini sebuah true story menyangkut calon presiden RI Megawati Soekarnoputri 27 tahun yang lalu. Peristiwanya berawal dari iklan di sebuah koran ibukota, pada akhir Juni 1972, yang berbunyi: Telah menikah Hassan Gamal A.H. dengan Ny. Megawati Sukarnoputri pada tanggal 27 Juni 1972 di kota Sukabumi". Iklan itu serta merta memancing perhatian para wartawan untuk memburu lebih lanjut. Maka dalam waktu pendek iklan kecil itu mendadak menjadi berita besar yang sangat menggemparkan masyarakat Indonesia waktu itu karena setiap hari berkembang selama sekitar dua minggu. Menarik sekali membaca ulang isi koran-koran lama edisi akhir Juni sampai Juli 1972. Jika Anda datang ke bagian dokumentasi Kompas misalnya, Anda bisa mendapatkan file lengkap seri berita mengenai perkawinan Mega yang menghebohkan itu. Pendek cerita, pada hari yang disebutkan dalam iklan di atas, Megawati menikah (kawin lari) di Sukabumi dengan pedagang yang mantan diplomat Mesir bernama Hassan Gamal Ahmed Hassan. Pernikahan itu membuat berang seluruh keluarga almarhum Bung Karno, termasuk ibunda tercinta Ny. Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra. Pertama, karena sampai hari itu suami pertama Megawati, Letnan Udara I Surendra Supijarso yang mengalami kecelakaan nahas ketika pesawatnya dinyatakan hilang di sekitar Biak pada 22 Januari 1971, belum pernah secara resmi dinyatakan telah meninggal dunia. Kedua, seluruh keluarga Bung Karno yang memang kenal baik dengan Hassan Gamal, tahu betul kelakuan pedagang mantan diplomat itu yang suka menipu. Dengan dua alasan itu, seluruh keluarga Bung Karno bersatu padu bersama pengacara Drs Sumadji, mengajukan gugatan untuk membatalkan pernikahan itu. Perang argumen pun berlangsung sengit karena Hassan Gamal berusaha keras mempertahankan keabsahan pernikahan. Di pihak lain, keluarga Bung Karno juga pantang mundur. Kasus ini menghebohkan Indonesia, bahkan banyak juga wartawan asing yang meliput. Hari demi hari koran-koran melansir berita kasus ini, yang sudah tentu menjadi bacaan menarik masyarakat. Sampai-sampai ulama besar Prof Dr Hamka ikut bicara mengenai kasus itu. Segala macam kisah diungkap suratkabar, termasuk asal mula perjumpaan mereka. Termasuk juga cerita Hassan bahwa pada pagi hari pernikahan itu Megawati datang ke Sarinah, di mana Hassan sudah menunggu. Dari sana mereka berdua langsung pergi ke Sukabumi lalu menikah diam-diam di KUA Sukabumi, dengan kadi H. Muhammad Cholil Fathurrohman. Pendek cerita lagi, Pengadilan Tinggi Agama Istimewa Jakarta yang memeriksa perkara gugatan itu, dengan hakim ketua KH M. Mochtar, akhirnya mem-fasid-kan (membatalkan) pernikahan Hassan (35) dan Megawati (25) di Sukabumi itu. Sebetulnya masih banyak yang belum terungkap oleh pers mengenai peristiwa yang menghebohkan itu. Antara lain, apa saja yang sempat dilakukan asyik-masyuk Hassan-Mega di peraduan setelah pernikahan di Sukabumi? Yang juga menarik adalah, sementara seluruh keluarga BK sibuk "perang komentar" dengan Hassan Gamal lewat pers, si empunya perkara Megawati memilih diam seribu basa. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya tentang kasus yang menghebohkan itu. Mega memilih diam seribu basa, persis sebagaimana sikap diamnya sebagai calon presiden RI sekarang ini. Nah, siapa yang ingin membaca cerita-cerita lebih rinci mengenai true story nostalgia cinta lama Mega, silakan buka-buka simpanan koran-koran lama, khususnya edisi Juni-Juli 1972. Kalau tidak punya, Anda bisa coba datang ke dokumentasi koran, ke Kompas, Suara Pembaruan (dulu Sinar Harapan), Merdeka, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, atau Jawa Pos misalnya. Kalau saya punya waktu, (tapi nggak janji deh), lain waktu akan saya kutipkan cerita-cerita menarik dari file koran lama yang saya punya. ;-)
Re: True Story (?): Kisah Cinta Megawati
Seru juga kisah romantis ini. Sama serunya dengan kisah seorang ex Pangdam dengan kisah penyelundupannya, sampai dipanggil dan di-interogasi di-Mabes AD. Kedua-duanya 'orang-Penting', bo ! Sampai kini saya tidak tahu mana yang betulan, mana yang hampir betul, mana yang kurang betul. Salam, bRidWaN At 01:02 AM 7/26/99 +0700, Yusuf-Wibisono wrote: From: Hendy Gandhi [EMAIL PROTECTED] True Story: Kisah Cinta Megawati Ini sebuah true story menyangkut calon presiden RI Megawati Soekarnoputri 27 tahun yang lalu. Peristiwanya berawal dari iklan di sebuah koran ibukota, pada akhir Juni 1972, yang berbunyi: Telah menikah Hassan Gamal A.H. dengan Ny. Megawati Sukarnoputri pada tanggal 27 Juni 1972 di kota Sukabumi". Iklan itu serta merta memancing perhatian para wartawan untuk memburu lebih lanjut. Maka dalam waktu pendek iklan kecil itu mendadak menjadi berita besar yang sangat menggemparkan masyarakat Indonesia waktu itu karena setiap hari berkembang selama sekitar dua minggu. Menarik sekali membaca ulang isi koran-koran lama edisi akhir Juni sampai Juli 1972. Jika Anda datang ke bagian dokumentasi Kompas misalnya, Anda bisa mendapatkan file lengkap seri berita mengenai perkawinan Mega yang menghebohkan itu. Pendek cerita, pada hari yang disebutkan dalam iklan di atas, Megawati menikah (kawin lari) di Sukabumi dengan pedagang yang mantan diplomat Mesir bernama Hassan Gamal Ahmed Hassan. Pernikahan itu membuat berang seluruh keluarga almarhum Bung Karno, termasuk ibunda tercinta Ny. Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra. Pertama, karena sampai hari itu suami pertama Megawati, Letnan Udara I Surendra Supijarso yang mengalami kecelakaan nahas ketika pesawatnya dinyatakan hilang di sekitar Biak pada 22 Januari 1971, belum pernah secara resmi dinyatakan telah meninggal dunia. Kedua, seluruh keluarga Bung Karno yang memang kenal baik dengan Hassan Gamal, tahu betul kelakuan pedagang mantan diplomat itu yang suka menipu. Dengan dua alasan itu, seluruh keluarga Bung Karno bersatu padu bersama pengacara Drs Sumadji, mengajukan gugatan untuk membatalkan pernikahan itu. Perang argumen pun berlangsung sengit karena Hassan Gamal berusaha keras mempertahankan keabsahan pernikahan. Di pihak lain, keluarga Bung Karno juga pantang mundur. Kasus ini menghebohkan Indonesia, bahkan banyak juga wartawan asing yang meliput. Hari demi hari koran-koran melansir berita kasus ini, yang sudah tentu menjadi bacaan menarik masyarakat. Sampai-sampai ulama besar Prof Dr Hamka ikut bicara mengenai kasus itu. Segala macam kisah diungkap suratkabar, termasuk asal mula perjumpaan mereka. Termasuk juga cerita Hassan bahwa pada pagi hari pernikahan itu Megawati datang ke Sarinah, di mana Hassan sudah menunggu. Dari sana mereka berdua langsung pergi ke Sukabumi lalu menikah diam-diam di KUA Sukabumi, dengan kadi H. Muhammad Cholil Fathurrohman. Pendek cerita lagi, Pengadilan Tinggi Agama Istimewa Jakarta yang memeriksa perkara gugatan itu, dengan hakim ketua KH M. Mochtar, akhirnya mem-fasid-kan (membatalkan) pernikahan Hassan (35) dan Megawati (25) di Sukabumi itu. Sebetulnya masih banyak yang belum terungkap oleh pers mengenai peristiwa yang menghebohkan itu. Antara lain, apa saja yang sempat dilakukan asyik-masyuk Hassan-Mega di peraduan setelah pernikahan di Sukabumi? Yang juga menarik adalah, sementara seluruh keluarga BK sibuk "perang komentar" dengan Hassan Gamal lewat pers, si empunya perkara Megawati memilih diam seribu basa. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya tentang kasus yang menghebohkan itu. Mega memilih diam seribu basa, persis sebagaimana sikap diamnya sebagai calon presiden RI sekarang ini. Nah, siapa yang ingin membaca cerita-cerita lebih rinci mengenai true story nostalgia cinta lama Mega, silakan buka-buka simpanan koran-koran lama, khususnya edisi Juni-Juli 1972. Kalau tidak punya, Anda bisa coba datang ke dokumentasi koran, ke Kompas, Suara Pembaruan (dulu Sinar Harapan), Merdeka, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, atau Jawa Pos misalnya. Kalau saya punya waktu, (tapi nggak janji deh), lain waktu akan saya kutipkan cerita-cerita menarik dari file koran lama yang saya punya. ;-)
Orang Baik Nambah Kawan, Nambah Musuh Orang Apa?
;-) ... Orang baik itu biasanya seneng nambah kawan. Makin lama kawannya makin banyak. Hati senang. Eh, tapi ada orang yg bukannya niat nambah kawan,... malah rekening-rekeningnya lima mentri (yg notabene tadinya kawannya ybs) malah dibeberkan di DPR... Jadi udah frontal banget, niatnya nambah musuh. Manusia seperti apakah gerangan yg demikian itu... ;-)
NASIONALISME INDONESIA ?
Rekan Yth., Dari waktu kewaktu, kita selalu mendengar kata-kata "Nasionalisme", terutama dari para Pejabat kita. Padahal mungkin mereka (para Pejabat) belum tentu mengerti arti dari kata yang mereka sering ucapkan itu. Atau mungkin lupa. Bagaimana dengan kita sendiri ? Banyak definisi atau pengertian dari kata Nasionalisme ini, dan banyak pula yang mempunyai pengertian yang berbeda. Kalau kita masih ingat perkataan dari Presiden JF Kennedy beberapa waktu yang lalu : "JANGAN TANYA APA YANG NEGARA TELAH BERIKAN KEPADA KITA, TETAPI APA YANG TELAH KITA BERIKAN KEPADA NEGARA" Bisakah perkataan tsb diartikan sebagai perasaan Nasionalisme ? Kalau menurut saya, pengertian Nasionalisme adalah pengertian 'Mendahulukan kepentingan Negara diatas kepentingan Golongan/Pribadi'. Seperti layaknya para Pahlawan kita yang telah berjuang dalam perang Kemerdekaan, mereka telah mendahulukan kepentingan Negara. Sebahagian dari kita yang bekerja ekstra keras untuk mendapat Income yang tinggi sehingga membayar Pajak yang tinggi bisa pula diartikan sebagai Nasionalis. Bukankah Pajak merupakan sumber pemasukan Negara untuk membangun ? Bukan seperti Liem Sioe Lioeng yang telah diberi gelart sebagai Pengusaha Nasionalis oleh Pemerintah pada waktu beliau menjual bisnis nya keperusahaannya di-Singapore. Bagaimana dengan para Pejabat kita sekarang ? Sudahkah mereka mendahulukan kepentingan Negara didalam mengambil keputusan keputusan penting ? Dan apakah mereka berhak men-cap orang lain sebagai anti Nasionalis ? Salam, bRidWaN
(Tawuran) : STOP PEMAKAIAN SERAGAM SEKOLAH !!
Bapak/Ibu dan Rekan-Rekan Yth. Tawuran telah terjadi sejak beberapa tahun, dan akhir akhir ini semakin marak saja terjadi di-Jakarta, dan konon telah memakan korban kurang lebih 20 Pelajar dan puluhan Pelajar lainnya luka-luka berat dan ringan. Pihak Pemerintah bukannya tinggal diam dalam menangani hal ini, bahkan ada Tim Penanggulangan Tawuran segala yang terdiri dari orang orang pintar dengan gelar se-abreg. Polisi juga telah melakukan antisipasi, diantaranya menjaga 25 Simpul Rawan Tawuran dan belasan Halte Bis tempat seringnya tawuran. Anggaran konon telah keluar milyaran rupiah. Dan itupun masih dikeluhkan akan kurangnya/minimnya Biaya Operasi. Apakah yang telah mereka lakukan itu effektif ?? Program yang mereka jalankan adalah Temu wicara, Seminar, Rasia senjata tajam dan hal 'klasik' lainnya. Bersama ini saya ingin menghimbau, dan untuk dapat diteruskan kepada pihak yang berwenang, agar segera diambil keputusan : MEMPERBOLEHKAN PELAJAR TIDAK MEMAKAI SERAGAM ! Saya percaya bahwa hal ini paling tidak akan mengurangi kemungkinan adanya Tawuran yang lebih parah lagi. Mereka adalah 'Tunas Bangsa', dan diantara mereka banyak yang bersaudara, bertetangga. Tetapi hanya karena masalah kelompok dan kebanggaan akan sekolah serta turun menurunnya rasa permusuhan sajalah, yang mengakibatkan adanya Twauran-tawuran ini. Semoga himbauan ini akan terdengar oleh Pihak yang berwenang, dan dapat segera ditindak lanjuti. Jangan menunggu sampai Anak/Adik/Kakak/Saudara/ Tetangga kita akan menjadi korban berikutnya. Salam, bRidWaN