Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-07 Terurut Topik E R Juni

> Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya
> menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri
> kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti
> Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;))
>
> So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama
> Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho,
> 'Yang).

ternyata tanpa saya sadari saya waktu itu berdebat dengan kuya toh...
heheh... tak terduga memang

oh well...  boss, selamat datang kembali boss.. !!

:)

e r juni



Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-07 Terurut Topik Dharma Datubara

Salam PERMIAS,

Hehehe..ternyata lae Irwan jeli juga ya melihat munculnya nama "Jaya" di
sela-sela 4 email beralamat 'Jeffrey' tertanggal 28 Maret 2000 yl.

Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya
menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri
kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti
Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;))

So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama
Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho,
'Yang).

Eh, ngomong2, boleh juga tuch sebenarnya nama 'Jeffrey Anjasmara', tapi
sayang sekali, nama itu sudah harus anda kubur dalam-dalam. Well, I am so
sorry to hear that, mas Jaya.

Salam hangat dari sahabat lama anda,
Dharma Datubara
[EMAIL PROTECTED]

>In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
> > Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
> >  =
> >  Ini Maksudnya apa?
>
>
>Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa
>orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang
>lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara
>tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut
>sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam
>topik seputar Indonesian Night di DC.
>Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama
>kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama
>Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy.
>
>Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama
>asli saja karena sudah kadung diketahui bersama
>di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi,
>kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang
>kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung
>jawabkan dan juga punya tujuan baik.
>Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan
>sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun
>karakter baru agar tidak bisa dikenali.
>
>Semoga cukup menjelaskan.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Jenis2 HAM [attn: Nasrullah]

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 9:19:42 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Irwan:
> Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih? HAM itu khan seharusnya
>  bersifat universal. Koq dibikin
>  versi2 segalah, seperti Windows saja...:)

Nasrullah:
>  Soalnya ada suatu masalah yang berkaitan dengan apa yang di namakan dengan
>  HAM di mana  oleh suatu agama diperbolehkan dan oleh agama lain
bertentangan
>  dengan agama lain.

Irwan:
Bisa diberikan contohnya?

Nasrullah:
>  Bagaimana sikap apa yang dinamakan dengan HAM terhadap fenomena seperti
itu?

Irwan:
Mungkin setelah Pak Nasrullah memberikan contohnya,
nanti akan lebih mudah membahasnya.

Nasrullah:
>  Yang seharusnya universal itu ya agama.

Irwan:
Maksudnya?
Apakah disini maksudnya adalah sifatnya universal untuk
penganut agama itu sendiri atau kah benar2 berlaku
untuk semua orang dari berbagai kelompok agama?

Terima kasih sebelumnya atas komentar yg diberikan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



HAM (was: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 9:19:33 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Saya yakin kalau tokoh HAM Internasional membaca pemikiran anda di milis ini
>  maka mereka tertawa lho   masing-masing>

Irwan:
Pak Nasrullah, bisa dijelaskan lebih lanjut pemikiran mana
dari saya yang menurut anda akan membuat para tokoh HAM
internasional akan tertawa?
Terus kira2 menurut anda apa yg membuat mereka tertawa?
Saya yakin Pak Nasrullah menulis hal di atas karena punya
dasar yang kuat, paling tidak dasar logika yg kuat.

Nasrullah:
>  Coba kita jangan hanya mengkaji tentang HAM saja. Juga latar belakang
>  munculnya teori2 HAM.

Irwan:
Bagaimana kalau Pak Nasrullah saya undang untuk
cerita sedikit atau garis besar dari latar belakang
munculnya teori2 HAM?

Terima kasih sebelumnya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
>  =
>  Ini Maksudnya apa?


Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa
orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang
lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara
tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut
sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam
topik seputar Indonesian Night di DC.
Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama
kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama
Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy.

Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama
asli saja karena sudah kadung diketahui bersama
di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi,
kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang
kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung
jawabkan dan juga punya tujuan baik.
Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan
sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun
karakter baru agar tidak bisa dikenali.

Semoga cukup menjelaskan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Serem nian (Gandhi inside)

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 2:00:15 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Saya termasuk yang mengagumi perjuangan Gandhi
>  setelah menonton filmnya.
>  Kata2 terakhir dalam film tersebut saya suka.
>  Tapi lupa redaksinya.
>  Ada yg bisa tulis ulang?

Seorang rekan mengirimkan quote tersebut melalui japri.
Inilah kata2 yang cukup membekas dalam diri saya
ketika menyaksikan film Mahatma Gandhi

 "When I despair, I remember that all through history, the
 way of truth and love has always won. There have been
 tyrants and murderers and, for a time, they seem invincible
 but in the end, they always fall -- think of it, ALWAYS!"

Semoga bisa menjadi bahan perenungan yang baik.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 3:04:44 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Wah, mulai nggak sehat nih. Bye...bye


Pak Jaya, terima kasih atas diskusinya.
Karena berkat komentar2 anda, sidang pembaca disini
bisa lebih mengetahui dasar2 pemikiran kenapa TAP MPRS XXV 1966
perlu dipertahankan dan kenapa perlu dicabut.
Biarlah sidang pembaca disini masing2 menilai
dan menarik kesimpulannya masing2.

Yang pasti, saya sebagai pribadi ngga terlalu pusing dan
ngga terlalu pengaruh apakah TAP MPRS XXV 1966 itu
tetap dipertahankan atau pun dicabut baik sekarang atau pun
nantinya. Karena dengan atau pun tanpa TAP MPRS XXV 1966,
saya sudah punya keyakinan dan garis sendiri yang saya yakini
sehingga tidak punya selera untuk pindah paham menjadi
komunis atau pun paham2 lainnya.
Tapi hal ini tidak akan mengurangi respek saya terhadap
orang lain, apapun latar belakang pahamnya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: [bincang] Re: [imsa] Re: [imaam] Re: [bincang] Serem nian

2000-04-07 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Salam,

Saudara Djakfar, Saudara  Adi dan siapa pun yang baca e-mail ini. Terima
kasih atas pelbagai tanggapan Anda. Saya tidak membahas satu persatu poin
Anda berdua, walau saya sudah menangkap apa yang menjadi kerisauan dan
simpati Anda.

Pertama, saya memaklumi pemahaman  Anda mengenai jihad. Namun siapa kah yang
menentukan sesuatu itu "jihad" dan "bukan jihad" di muka bumi ini? Ketika
sudah dalam taraf pemahaman, yang tentu saja bisa melahirkan pelbagai
tafsiran, saya kira konsepsi jihad yang Anda kedepankan belum tentu relevan
dengan kasus yang kita bahas. Belum tentu juga menjadi satu-satunya pemecahan
persoalan.  Jangan main mutlak-mutlakanlah.

Kedua, saya percaya Islam pengajur cinta, kasih, perdamaian, sebagaimana
konsep lain taqwa, iman, ikhlas, sabar dan sebagainya. Nah ketika kita
membahas laskar jihad, saya ingin yang kita kedepankan  adalah aspek
perdamaian, kesabaran, dan percaya bahwa Allah Swt Maha Tahu dan Maha Benar.
Kalau soal sedih, saya tentu saja sedih karena banyak nyawa yang hilang
percuma di Maluku. Keluarga saya sendiri, sebagian adalah orang Ambon dan
sebagian masih bertahan di Maluku,namun  saya tidak ingin membahas soal
pribadi di sini. Apalagi  saya yakin, korban non muslim juga banyak di sana.

Apakah kita mau dendam-dendaman? Sampai kapan? Pengalaman saya di Bosnia
dulu, mengajarkan saya betapa dendam dan kekerasan itu palsu dan dekat dengan
kemauan syaitan. Relevansi Bosnia sangat banyak kemiripan dengan Maluku, tapi
saya tidak bisa berpanjang-panjang membahasnya di sini.
Tidak ada lagikah tersisa rasa maaf, persaudaraan I N D O N E S I A di antara
kita lagi?  Kita bangun Republik ini dengan darah, otak dan pengorbanan para
pendahulu, haruskah semua itu bubar gara-gara kita tidak sabar dan
bertendensi memutlakkan kekerasan?
Percayalah, penganut agama apa pun di Indonesia tidak bakal musnah dari Tanah
Air sepanjang kita meyakini demokrasi, hukum dan akal sehat. Kalau kita emosi
terus, ya berat rek...

Kedua, Cinta (C dengan huruf kapital) bukanlah harus berarti organisasi
Persatuan Cinta Indonesia dan sejenisnya. Yang kita ingin adalah cinta yang
bukan sebatas kata, yang bukan sekadar nama organisasi. Tidak pula sebutan
belaka atau wadah monolit tertentu. Tidak, bung!!!  Sebab ia pun bisa kita
dapatkan di demokrasi kita, di parlemen kita, di eksekutif kita, dan law
enforcement kita, di media massa kita, bahkan  di emper-emper peradaban.

Ketiga, isu laskar jihad  lebih memperlihatkan bobot politis dibandingkan
perjuangan itu sendiri. Kenapa kita tidak pecahkan soal ini di parlemen kita?
Dalam demokrasi kita?

JIka laskar jihad berangkat ke Maluku, saya sekali lagi prihatin. Saya pun
akan menganggap itu juga termasuk  kegagalan partai-partai yang banyak
menggunakan jargon Islam. Kemana PKB? Kemana PPP? Partai Keadilan? Partai
Bulan BIntang? Partai-partai Islam lain? Juga faksi Islam dalam PAN? Kemana?
Secara politik mereka lebih absah untuk menekan pemerintah, lewat DPR maupun
mesin partai. Tetapi mana suara mereka? Mereka mendapat kursi dan
kepercayaan, gaji, fasilitas negara dll berkat konstituen Islam mereka.
Tetapi kenapa mereka diam dan bahkan gagal menahan laskar jihad? Tidak
percaya pada politik dan demokrasi? Mosok laskar jihad yang benar-benar
ekstra parlementer didiamkan saja. Politisi yang berbasis agama, keluar saja
lah mereka dari Senayan dan buat permintaan maaf kepada rakyat!  Katakan
bahwa Anda-Anda gagal. Gitu aja kok repot-repot!!

Mereka semua toh bisa "menembak" Megawati, eksekutif yang memang ditugaskan
Presiden untuk mengurus Maluku. Ini kesempatan emas mereka untuk
mempermalukan Mega, sekaligus mencari pemecahan politis Maluku. Gus Dur pun
bisa ditanya dan diserang pemerintahannya-- jika dianggap gagal menuntaskan
Maluku. Jika muslim Jakarta berangkat ke Maluku. Lalu kalangan non muslim
mayoritas di daerah-daerah tertentu pun termotivasi berangkat membela kaumnya
di Maluku. Nah, kalau sudah begini untuk apa kita mengatakan diri kita
sebagai O R A N GI N D O N E S I A?

Saya merindukan wajah politik elite dan massa Islam yang sabar, berjiwa
besar, mature, patuh hukum, strategis dan modernis-- tanpa mengorbankan
prinsip keislamannya.  Begitu juga bagi kaum non muslim. Apa itu sulit?
Mustahil? Sehingga memutlakkan kekerasan? Hah!!!

Itulah, jadi kenapa tidak mau pakai politik? Cara-cara demokrasi!  Bukan kah
sudah tidak  ada lagi Orba dan Soeharto yang selama ini dipersalahkan
menyumbat aspirasi dan politik parpol? Marilah kita bermain ide dalam level
"high politics".

salam,
penyimak pinggiran
###
In a message dated 4/7/00 10:19:29 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

<<
 > salam,
 > penyimak pinggiran
 > ##
 > OK, saudara penyimak pinggiran, tolong kasih contoh yang konkrit bagaimana
 itu mendirikan gerakan-gerakan Cinta yang anda maksudkan, dan harus bisa
 dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.  Kalau gerakan cinta itu adalah dalam
 rangka lemah lembut terhadap orang kufar namun keras, libas dan tegas pada
 kaum muslim itu adalah 

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-07 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Saturday, April 08, 2000 01:18
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia


Saya yakin kalau tokoh HAM Internasional membaca pemikiran anda di milis ini
maka mereka tertawa lho 

Coba kita jangan hanya mengkaji tentang HAM saja. Juga latar belakang
munculnya teori2 HAM.


Salam,

Nasrullah Idris



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-07 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Saturday, April 08, 2000 00:56
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam 


Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih? HAM itu khan seharusnya
bersifat universal. Koq dibikin
versi2 segalah, seperti Windows saja...:)
=
Soalnya ada suatu masalah yang berkaitan dengan apa yang di namakan dengan
HAM di mana  oleh suatu agama diperbolehkan dan oleh agama lain bertentangan
dengan agama lain.

Bagaimana sikap apa yang dinamakan dengan HAM terhadap fenomena seperti itu?

Yang seharusnya universal itu ya agama.



Salam,

Nasrullah Idris



Re: [Serem nian]

2000-04-07 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Memang benar Bung Ramadhan, 
Ternyata demokrasi kita masih berupa janin yang belum juga
janin, tapi masih embrio atau bakal embrio.Mengutip pernyataan
salah seorang pakar CSIS, organisasi yang cukup dibenci oleh
ICMI dan Muslimin Fundamentalist.Istilahnya saat pejantan memasukan benih
(sperma) ke dalam betina,baru dalam proses pembuahan setelah beberapa jam di
dalam kemaluan betina. Walau dalam Agama Kristen sudah
diartikan bentuk ini adalah manusia (Karena itu ngga boleh
aborsi, karena sudah dikategorikan berdosa), namun 
belum dapat dipastikan apakah benih ini akan hidup, watak
dan sikapnya belum dipastikan. Tolong jangan berdebat
ttg DNA, saya bukan ahli kedokteran atau genetik.

Kembali ke titik persoalannya, kita masih terlalu muda
untuk hidup berdemokrasi. Lihat saja, seorang ustad 
bisa menciptakan kebencian untuk kerusuhan. Tolong 
jangan diartikan hanya muslim saja, banyak juga pendeta
yang ikut menaikan tempo darah tinggi umatnya.

Mardhika Wisesa

Ramadhan Pohan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya tidak perduli mereka memaki dan menghujat politik Gus Dur. Pemimpin
politik memang harus siap dikritisi siapa pun.
Tapi yang menjadi tanya dan prihatin saya adalah isi dari tuntutan mereka
sendiri.
1. Harus kah semua soal dijawab dengan kekerasan? Harus kah kekerasan dibalas
kekerasan, menciptakan pembalasan kekerasan, dan dijawab kekerasan lagi,
serta begitu seterusnya?
2. Kenapa tidak mau menggunakan cara-cara berbudaya, lewat politik yang tanpa
kekerasan? Caranya banyak kok. Buang segala belati, parang, samurai, molotov,
dan benda-benda kekerasan itu. Gantikan semua itu dengan senjata hati, kasih,
cinta, takwa, politik anti kekerasan, kematangan berpikir sebagai hamba Allah
Swt sekaligus warga I N D O N E S I A.
3. Percayalah yang begini-begini ini tidak bakal membuat Indonesia jadi lebih
baik. Malah menuju kehancuran. Juga ini akan menajamkan keprihatinan dari
semua umat beragama, termasuk orang-orang Islam sendiri.

Itu sekadar pikiran saya. Belajarlah pada Mahatma Gandhi.

salam,
penyimak pinggiran
###
 Kamis, 06/4/2000, 14:54 WIB
April, Laskar Jihad ke Maluku
Laporan Asep Salahudin Samboja dan Eka Chandrasari


satunet.com - "Sampai jumpa di medan perang," seru Ustad Ja'far Umar Thalib.
Demonstran di depan Istana pun gemuruh menyambut seruan itu.

Sekali pun ia bersama utusan lain diterima Gus Dur, namun wakil-wakil
demonstran itu mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukkan presiden. Usai
diterima Gus Dur, pukul 14:30 WIB, Ja'far pun meluapkan kekesalannya di depan
massanya.

Selanjutnya:
 http://satunet.com/artikel/isi/00/04/06/11727.html



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: [Re: Masyarakat Aborigin Ancam Kacaukan Olimpiade Sydney]

2000-04-07 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Tumben ente setuju sama ane sekarang, hahaha
rupenye kita masih bermental tempe yehmasih panasan
dan ngga suka di rendahkan sama tuh bule-bule tengik dari
negeri kangguru. SALUT ane sama ente...

Mardhika

Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Seharusnya ini perlu ditindaklanjuti. Hipokritisme perlu dihajar bleh. Sudah
selayaknya orang-rang kampungan Aussie dibuka matanya lebar-lebar.




Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



diskusi Mathori Cs/KBRI/Senin 10 April jam 7 pm

2000-04-07 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Priyo dkk,
Barusan saya mendapat FWD nama-nama rombongan dari Pak Mahendra-- karena ada
kesulitan teknis yang dialaminya bersama bincang@. Di bawah berita ini
tertera lengkap nama-nama itu.

Membaca nama-nama BP-MPR itu, kayaknya ada satu yang pasti bikin penasaran
orang: Mathori Abdul Jalil. Pasalnya, Mathori yang ketua umum partainya para
kiai  (PKB) dibacok kepalanya bulan lalu. Alhamdulillah beliau luput dari
upaya pembunuhan itu. Dengar cerita langsung dari Mathori soal pembacokan
itu, selain isu-isu laskar jihad, cabut TAP MPR pelarangan komunis, para
pembisik Gus Dur dll, konspirasi penjungkalan Gus Dur dll-- pasti menjadi
daya tarik tersendiri.

salam,
ramadhan pohan

###
Bersama ini dengan hormat disampaikan bahwa Duta Besar RI untuk Amerika
Serikat, Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i
pada:

1. Hari/tanggal :   Senin, 10 April 2000
   Waktu:   19:00 s/d selesai
   Tempat   :   Ruang Garuda
KBRI Washington, DC
2020 Massachusetts Avenue, NW
Washington, DC 20036
   Acara:   Tatap muka dengan Rombongan Badan
Pekerja MPR (BP-MPR) RI

2. Hari/tanggal :   Rabu, 12 April 2000
   Waktu:   19:00 s/d selesai
   Tempat   :   Ruang Garuda
KBRI Washington, DC
2020 Massachusetts Avenue, NW
Washington, DC 20036
   Acara:   Tatap muka dengan Menteri Pertahanan RI,
Dr. Yuwono Sudarsono

   Atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i diucapkan terima kasih.

 Washington, D.C., 7 April 2000
 A.n. Kepala Perwakilan RI

 ttd

 Sukanto
 Kepala Bidang Protokol dan Konsuler

Pakaian:
Pria: Bebas rapi/Batik lengan panjang
Wanita: bebas rapi



e-mail: [EMAIL PROTECTED]
##
Info dari Mahendra Siregar:

Anggota MPR yang akan datang ke Washington minggu depan adalah:

1. H. Matori Abdul Djalil Fraksi KB
2. Prof. Dr. Ir. MuhammadiFraksi Reformasi
3. H. Alimarwan Hanan, SHFraksi PPP
4. Ir. Pramana Anung Wibawa Fraksi PDIP
5. Drs. SoewarnoFraksi PDIP
6. Ni Gusti Ayu Eka Sukmadewi JaksaFraksi PDIP
7. Drs. Hariyanto Yasin Thohari   Fraksi PG
8. Sri Redjeki SoemaryotoFraksi PG
9. Taufikurahman Saleh, SH, MSiFraksi KB
10. Drs. Anthonius RahailFraksi KKI
11. SunartiFraksi UG
12. Drs. Janedjri dari Sekretariat Jenderal MPR
13. R. Wiweko, SH dari Sekretariat Jenderal MPR

Mudah-mudahan jelas.

Salam
Mahendra



Re: Apa Yang Telah Diberikan Pancasila?

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Pak Mardhika, walau pertanyaannya tidak ditujukan khusus
ke pihak lain, tidak ada salahnya khan kalau saya coba2
ikutan ngejawab quiz tidak berhadiah ini:)

In a message dated 4/7/00 5:30:55 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

> Lantas mengapa 80% pejabat di pemerintahan
>  korupsi semua,

Irwan:
Saya ngga tahu apakah data yg ada berikan benar atau tidak.
Korupsi bisa terjadi orang butuh duit (gaji tidak cukup untuk
hidup), karena rakus harta, karena hobi (hehehe), karena
rekan sekeliling yang korupsi ternyata aman2 aja ngga
dihukum. Atau kalaupun sampai diadili, biasanya sering lolosnya.

Mardhika:
>  kenapa 80% populasi tidaklah lebih dari
>  kumpulan rasis yang suka bikin rusuh, merampok dan memperkosa ?

Irwan:
Wah, yang ini saya yakin datanya salah:)
Yang "rese" itu sebenarnya hanya kelompok kecil saja.
Mungkin hanya sekitar 1% atau malah kurang. Cuma,
kelompok kecil ini suka lebih vokal suaranya.

Orang punya sifat rasis itu tidak masalah. Yang menjadi
masalah bila sifat rasis itu diwujudkan dalam tindakan.
Ini yang seharusnya tidak boleh.

Mardhika:
>  Supaya saya adil pula:
>  Kenapa 80% kekayaan dikuasai oleh kelompok minoritas yang
>  akhirnya dibencil oleh mayoritas penduduk karena didekingin
>  oleh sebagian pejabat yang gila uang? Kenapa hanya 20% penduduk
>  dapat hidup berkecukupan dan selebihnya adalah kaum melarat?

Irwan:
Karena lemahnya hukum yang mengatur dan mengontrol
akan hal ini.

Mardhika:
>  Pancasila telah kita amalkan selama bangsa dan Republik
>  ini berdiri (dan ratusan tahun selama kita dijajah dan
>  terjajah). Di SD, SMP dan SMA selalu kita diharapkan
>  menghafal isi butir-butir setiap sila dari Pancasila,
>  dan jangan lupa menghapal ke -5 Sila dari Pancasila tsb.
>  Ibu saya sampai ketakutan kalau saya lupa menghapalkan
>  butir-butir tersebut, beliau sampai nekat naik bajaj
>  ke tukang buku di pinggir Jatinegara Barat. Beliau takut
>  saya di cap "Anak PKI" belum lagi "Anak Durhaka" oleh
>  Pak ustadz.

Irwan:
Ini karena ulah ORBA yg mensakralkan Pancasila.
Semua orang harus hapal dengan Pancasila.
Ngga peduli apakah para pejabat ORBA itu kelakuannya
sejalan atau tidak dengan Pancasila.
Lagi2, karena hukumnya lemah.

Mardhika:
>  Tapi apa yang kita dapatkan?? Saya belum makmur sentosa nih,
>  ibu saya masih hidup dari uang pensiun bapak yang juga
>  ngga cukup beli beras tiwul di pasar mester. Wah...
>  Pancasila, sudah ku agung-agungkan, ku doa-doakan,
>  belum juga membawa kemakmuran bagi kalangan bawah ke bawah.
>
>  Masih saja banyak warga yang hidup di kolong jembatan
>  Jalan Dewi Sartika, masih banyak rumah-rumah kaleng di
>  tepi-tepi sungai Ciliwung, makin banyaknya para pengamen-
>  pengamen cilik maupun pengemis-pengemis di tepi-tepi
>  lampu merah.

Irwan:
Mungkin ini salah satu produk andalan dari Ekonomi Pancasila...:)
Ngomong2, saya dulu sempat bingung lho waktu kuliah
untuk mendefinisikan Ekonomi Pancasila.
Kalau kita mau memperhatikan dengan baik, ekonomi ORBA
yg dikatakan adalah hasil dari Ekonomi Pancasila, ternyata
jauh lebih kapitalis dari ekonomi kapitalis sekalipun.

Kehidupan penuh dengan slogan2 kosong:(

Mardhika:
>  Apa yang Pancasila telah berikan kepada Rakyat Indonesia?
>  Anda jawab sendiri.

Irwan:
Ikutan penataran P4 dan dapat kenalan:)
Main kirim2an surat dari ujung belakang sampai
ujung depan. Asik ngga tuh...:)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia [attn. Mahendra]

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 3:52:27 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Mahendra:
>  Pancasila bukannya tidak sesuai dengan HAM, justru sebaliknya, Pancasila
>  tidak hanya berisi HAM. Disamping HAK Azazi Manusia (HAM), Pancasila juga
>  berisi KEWAJIBAN manusia kepada Pencipta-nya (Tuhan), Alam dan sesama
>  manusia (sosial).

Irwan:
HAM memberi kebebasan orang untuk meyakini apa yang
dia yakini. Artinya termasuk bila dia berkeyakinan bahwa Tuhan
itu tidak ada, tidak masalah karena hal tersebut adalah hak
asasi seseorang. Kalimat Pak Mahendra di atas justru semakin
menguatkan bahwa Pancasila memang tidak sejalan dengan
HAM khususnya poin kebebasan untuk menyakini apa yang
orang tersebut yakini.

Mahendra:
>  Saya setuju dengan anda bahwa Pancasila bukan sesuatu yang
>  perlu disakralkan atau diagung-agungkan, tetapi justru harus diamalkan.

Irwan:
Memang demikianlah seharusnya. Dengan tidak disakralkan, itu
artinya bila dirasa ada yang perlu disempurnakan maka
bukanlah suatu hal yang tabu untuk dilakukan.
Pancasila itu khan sebenarnya lebih bersifat ideologi atau
falsafah hidup bangsa Indonesia seperti dulu dalam pelajaran PMP
diajarkan.

Mahendra:
>  Bahwa anda tidak setuju dengan Pancasila, itu adalah hak anda. Namun the
>  fact of life adalah: Pancasila adalah idealisme Bangsa Indonesia yang syah
>  sampai saat ini. Oleh karena itu, segala macam produk hukum dan
>  perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Irwan:
Lho, saya tidak pernah mengatakan bahwa saya tidak
setuju dengan Pancasila dalam pengertian butir2nya.
Yang mau saya tekankan adalah pasal 1 dari Pancasila
itu tidak sejalan dengan semangat HAM.
Kalau kita memang mau sungguh2 menjunjung tinggi HAM,
ya butir pertama dalam Pancasila itu itu harus dirubah dulu.
Kalau tidak mau dirubah, ya jangan katakan kita sudah
menjunjung tinggi HAM sepenuhnya.

Kepercayaan saya kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak
saya sandarkan karena adanya Pancasila atau UUD 45.
Ada atau tidak adanya Pancasila maupun UUD 45, saya
akan tetap percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Walau demikian, saya tidak mau memaksa orang lain
untuk juga memiliki keyakinan yang sama dengan saya
bahwa Tuhan itu memang ada dan Esa.

Kepercayaan saya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu sifatnya
lebih ke masalah pribadi, bukan masalah negara.

Mahendra:
>  Apabila anda
>  tidak setuju dengan itu, silakan anda berkampanye utk mengganti Pancasila
>  sebagai idealisme bangsa kita.

Irwan:
Wah, saya sih ngga ada urusan dengan ada atau tidak adanya
Pancasila. Mau ada keq, mau tidak ada keq, tidak akan berdampak
kepada keimanan saya. Apakah kehidupan saya sehari2 sesuai
dengan Pancasila atau tidak, apakah ada punishmentnya dari negara?
Misalnya saya tidak melakukan ibadah seperti yang diajarkan oleh
agama saya, apa ada punismentnya?
Kalau masalah agama atau keyakinan orang yang harus percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai dengan
agamanya, khan kalau tidak beribadah, maka seharusnya
ada sangsinya. Apa memang ada hal tersebut di Indonesia?
Khan ngga toh.

Coba deh Pak Mahendra jabarkan, apa sih pengertian dan
makna dari sila ketiga, Persatuan Indonesia.
Kalimat yang terdiri dari dua kata ini khan absurd sekali.

Ini belum lagi kalau kita ngebahas sila2 lainnya di Pancasila.
Tapi saya ngga mau berpanjang ria mengenai hal ini.
Yang mau saya tekankan itu ya sila pertama dari
Pancasila yang kalau diperhatikan sebenarnya tidak sejalan
dengan HAM.

Mahendra:
>  Sebelum itu terjadi, maka begitulah aturan
>  main di negara Republik Indonesia. Mudah-mudahan anda dapat menghargai
>  logika hukum yang saya maksudkan ini.

Irwan:
Jelas dong saya menghargai tapi dalam konteks
bukan suatu hal yang sakral...:)

Mahendra:
>  Mengenai kaitan antara organisasi agama dan pelanggaran HAM, silakan anda
>  simak penyesalan Pope John Paul II atas sikap Pope Pius XII dan Gereja
>  Katolik yang pasif saja terhadap peristiwa holocaust. Silakan juga pelajari
>  bagaimana posisi gereja di AS pada zaman perbudakan di negara ini. Apakah
>  hal itu berarti bahwa agamanya yang salah? Saya sebagai pengikut Yesus
>  Kristus tidak akan pernah beranggapan seperti itu, selain menyalahkan
>  ketidakmampuan pemimpin-pemimpin gereja pada saat itu.

Irwan:
Wah, ini sudah terjadi salah pengertian.
Silahkan Pak Mahendra membaca penjelasan saya mengenai hal di atas.
Atau mungkin enaknya saya kutipkan saja lagi ya biar ngga repot2
cari tulisan yang saya maksud:)
Berikut ini saya kutipkan dari posting saya sebelumnya:
===awal kutipan
Irwan:
Ada dua hal yg ingin saya luruskan disini.
Pertama, saya membahas tentang Pancasila dalam rangka
  mencoba menunjukkan dimana ketidaksejalanan Pancasila
  dengan HAM.
Kedua, saya mengambil contoh peranan Pancasila dalam
  upaya menjelaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi atau
  pun paham bukanlah hal yang tepat dan efektif untuk dijadikan
  andalan untuk meredam terjadinya hal2 buruk dengan mengambil
  contoh kasus ORBA. Ini untuk melengk

Apa Yang Telah Diberikan Pancasila?

2000-04-07 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Bung Mahendra, 

Saya hanya ingin bertanya, mungkin benar Pancasila adalaha
Pancasila adalah idealisme Bangsa Indonesia yang syah
sampai saat ini: 

Lantas mengapa 80% pejabat di pemerintahan
korupsi semua, kenapa 80% populasi tidaklah lebih dari
kumpulan rasis yang suka bikin rusuh, merampok dan memperkosa ?

Supaya saya adil pula:
Kenapa 80% kekayaan dikuasai oleh kelompok minoritas yang
akhirnya dibencil oleh mayoritas penduduk karena didekingin
oleh sebagian pejabat yang gila uang? Kenapa hanya 20% penduduk
dapat hidup berkecukupan dan selebihnya adalah kaum melarat?

Pancasila telah kita amalkan selama bangsa dan Republik
ini berdiri (dan ratusan tahun selama kita dijajah dan
terjajah). Di SD, SMP dan SMA selalu kita diharapkan
menghafal isi butir-butir setiap sila dari Pancasila,
dan jangan lupa menghapal ke -5 Sila dari Pancasila tsb.
Ibu saya sampai ketakutan kalau saya lupa menghapalkan
butir-butir tersebut, beliau sampai nekat naik bajaj
ke tukang buku di pinggir Jatinegara Barat. Beliau takut
saya di cap "Anak PKI" belum lagi "Anak Durhaka" oleh
Pak ustadz.

Tapi apa yang kita dapatkan?? Saya belum makmur sentosa nih,
ibu saya masih hidup dari uang pensiun bapak yang juga
ngga cukup beli beras tiwul di pasar mester. Wah...
Pancasila, sudah ku agung-agungkan, ku doa-doakan, 
belum juga membawa kemakmuran bagi kalangan bawah ke bawah.

Masih saja banyak warga yang hidup di kolong jembatan
Jalan Dewi Sartika, masih banyak rumah-rumah kaleng di
tepi-tepi sungai Ciliwung, makin banyaknya para pengamen-
pengamen cilik maupun pengemis-pengemis di tepi-tepi 
lampu merah. 

Apa yang Pancasila telah berikan kepada Rakyat Indonesia?
Anda jawab sendiri.


Mardhika Wisesa


Mahendra Siregar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Bung Irwan,

Pancasila bukannya tidak sesuai dengan HAM, justru sebaliknya, Pancasila
tidak hanya berisi HAM. Disamping HAK Azazi Manusia (HAM), Pancasila juga
berisi KEWAJIBAN manusia kepada Pencipta-nya (Tuhan), Alam dan sesama
manusia (sosial). Saya setuju dengan anda bahwa Pancasila bukan sesuatu yang
perlu disakralkan atau diagung-agungkan, tetapi justru harus diamalkan.




Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (attn: Jaya)

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 3:02:33 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Jaya:
> Irwan, anda ini malah jadinya mengagung-agungkan hukum dan mensakralkan
>  hukum. Lama-lama hukumnya dijadikan tuhan. Jadinya sama dong dengan
>  mensakralkan Pancasila, mensakralkan Suharto, mensakralkan Megawati, dll.

Irwan:
Dalam kehidupan bernegara dalam artian sebagai warganegara,
maka yang perlu dijadikan acuan adalah hukum.
Dalam kehidupan sebagai pribadi, maka keyakinan
yg dipeganglah yang dijalankan. Bila berkeyakinan akan
adanya Tuhan, maka tunduklah akan Tuhan. Bila berkeyakinan
tidak adanya Tuhan, silahkan jalani kehidupan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.

Jaya:
>  Untuk yg seperti ini ada istilahnya yaitu keblinger dengan semua yg serba
>  produk AS. Lupa dengan batasan-batasan atau karakteristik yang unik dari
>  setiap negara atau wilayah.

Irwan:
Saya adalah tipe orang yang akan memakai "produk" dari
Australia, bila memang "produk" itu menurut saya adalah baik.
Akan memakai "produk" dari Afrika Selatan bila memang
"produk" tersebut menurut saya "produk" tersebut adalah baik.
Akan memakai "produk" dari AS bila menurut saya "produk"
tersebut adalah baik.

Saya bukan tipe orang yang akan menolak memakai "produk"
Australia hanya karena takut dikatain Australia minded, padahal
"produk" tersebut adalah baik untuk saya. Saya bukan tipe
orang yang akan menolak memakai "produk" AS hanya karena
takut dikatain AS minded, padahal "produk" tersebut adalah
baik untuk saya.

"Minds are like parachutes. They only function when they open."

Jaya:
>  Untuk kesimpulan anda bahwa sila pertama berarti memaksakan kehendak dan
>  melanggar HAM, saya katakan secara gamblang bahwa INDONESIA ADALAH NEGARA
YG
>  BERAZASKAN AGAMA (Tuh, tahu kan?). Jadi kalau orang tidak mau beragama
tidak
>  akan dipaksa untuk tinggal di Indonesia. Silakan cari negara macam AS,
>  Rusia, dll. Masak yg kayak gini lupa.


Irwan:
Tampaknya anda menulis sudah dengan emosi sehingga nalar
anda tidak lagi jalan.
Saya ulangi lagi apa yg saya postingkan dalam posting terdahulu
tapi dengan bahasa yang berbeda. Moga2 anda menyimak dengan
baik dan tahan dulu emosi anda:)

Hak Asasi Manusia (HAM) memberikan kebebasan
seseorang untuk mengimani apa yang dia yakini.

Anggap saja di atas adalah kalimat pertama.
Mari kita lihat kalimat kedua.

Pancasila mewajibkan orang percaya pada adanya Tuhan
Yang Maha Esa.

Nah, sebelum berangkat lebih jauh, adakah yang
salah dari 2 kalimat di atas?

Semuanya adalah benar.
Nah, ketika digabungkan logika dari keduanya, maka
akan terlihat adanya pertentangan.
Pancasila mewajibkan orang untuk percaya pada Tuhan
Yang Maha Esa sementara dalam HAM memberikan kebebasan
orang untuk mengimani apa yang dia yakini

Jadi, sangat jelas bisa dilihat bahwa Pancasila khususnya
sila pertama itu tidak sejalan dengan HAM karena ternyata
orang tidak memiliki lagi kebebasan untuk meyakini apa
yang dia yakini. Orang yang hidup dalam lingkungan Pancasila
diwajibkan untuk percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa
walau itu bukan yang dia yakini.

Mohon dibedakan dengan pertanyaan apakah salah
bila Indonesia tidak mengikuti HAM dalam contoh di atas?

Pertanyaan ini sudah out of context karena fokus saya
adalah untuk menunjukkan apa yang menyebabkan
Pancasila saya lihat tidak sejalan/sesuai dengan HAM.
Masalah benar atau tidak berlaku demikian, itu sudah
bicara masalah lain.

Jaya:
>  Sebelum anda makin membingungkan diri sendiri, perlu dibuka kembali buku
>  pelajarannya bahwa Pancasila juga produk hukum. Bahkan merupakan hukum
>  tertinggi.

Irwan:
Anda membahas sesuatu yg tidak dibahas dalam tulisan
awal. Saya mencoba menunjukkan kenapa saya sampai
pada kesimpulan Pancasila itu tidak sejalan dengan HAM.

Saya pun dalam posting terdahulu hanya mengatakan kita
tidak perlu mengagung2kan Pancasila atau pun mensakralkannya.

Jaya:
>  Kan sungguh ironis kalau anda sibuk membingungkan diri kenapa dg
>  Pancasila yg disakralkan lalu masih babak belur kok kita mau memakainya
>  terus. Mending kita bicara hukum (kata anda). Lhadalah, kan jadi aneh bin
>  ajaib. Katanya nggak mau mensakralkan Pancasila, tapi mau mensakralkan
>  hukum. Padahal Pancasila juga hukum. Apa saya nggak bingung? Coba ada yg
mau
>  nambahin biar saya tambah bingung?


Irwan:
Pengertian mensakralkan bagi saya itu adalah menjadikannya
sesuatu yang tidak bisa dirubah. Hukum bagi saya adalah sesuatu
yg bisa dirubah. Karenanya, saya bukan termasuk orang
yang mesakralkan hukum. Demikian juga Pancasila. Bagi
saya, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu disakralkan
sehingga tidak boleh dirubah. Bila dirasa ada sila yang tidak
sesuai atau sejalan, maka boleh diperbaiki.

Kita mengakui HAM. Kita menghormati HAM. Kita ingin
menjunjung tinggi HAM. Tapi dilain sisi Pancasila kita malah
membatasi HAM khususnya mengenai keimanan seseorang.
Bahkan kalau anda baca di UUD 1945, maka akan anda lihat
bahwa selain agama, aliran kepercayaan yang ada di Indonesia
juga dilindungi keberadaannya. 

Surat Terbuka buat Pramoedya A.T. & Yudha Kartohadiprodjo

2000-04-07 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Sangat mengena sekali Bung Yudha, 

Kenapa sih musti ribut-ribut, Gus Dur mau initiatif
cabut tap Anti Komunis terserah, asal anda-anda semua
yang sekarang membaca dapat menghayati dan mendalami,
bahwa Komunis pernah diterapkan di Indonesia, dan hasil
nya ternyata tidak sesuai dengan cita-cita dan 
keinginan rakyat banyak, walaupun rakyat banyak itu
ternyata ditodong oleh sangkur-sangkur KOSTRAD dan
SOEKOSTRAD Cs-nya. Dan tidak lah mungkin, Komunis akan
berkembang biak lagi di Indonesia, sudah 3 kali kita
beri kesempatan PKI untuk menunjukkan kemampuannya 
dalam berpolitik, dan gagal semua.

Ngga usah kuatir lah, sampai memakai slogan-slogan Muslim
segala, FUII lah, FUENG II lah...apalagi nantinya. Komunis
tidak akan maju di Indonesia, lihat Cina, walaupun masih
malu-malu tai ayam, tapi Bangsa Sipit itu sudah menerapkan
Full Capitalismnya walau masih berbau-bau tai korupsi.

Sekarang yang sedang ada dipikiran Gus-Dur, hanya 
REKONSILIASI NASIONAL, dimana masing-masing musuh bebuyutan
saling minta maaf dan menyesal telah menyakiti hati masing
masih tempo doeloe dan berjanji akan menutup kitab-kitab 
lama yang penuh dengan kesakitan dan keduka nestapaan with
keinginan bekerja sama demi terciptanya bangsa yang adil
dan makmur (dan bukan janji gombal karya Orde Baru/Golkar/Jendral-jendral
kampret.)

Itu saja, tidak ada yang lain, dan Coba ngga usah cepat
sakit hati, tersinggung hingga bibir tersungging. Coba
cerna apa inti dan makna dari pembubaran Tap MPR anti Komunis 
itu, lihat dengan akal sehat tanpa banyak bebacot, bahwa
Gus-Dur belum miring kepalanya saat dia memikirkan ttg
hal ini.


Mardhika Wisesa


yudha kartohadiprodjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
SEANDAINYA ada Mandela di siniĀ…. Bung Pram, saya sering mengatakan itu,
dan mungkin mulai membuat orang jemu. Tapi Mandela, di Afrika Selatan,
menyelamatkan manusia dari abad ke-20.



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-07 Terurut Topik Mahendra Siregar

Bung Irwan,

Pancasila bukannya tidak sesuai dengan HAM, justru sebaliknya, Pancasila
tidak hanya berisi HAM. Disamping HAK Azazi Manusia (HAM), Pancasila juga
berisi KEWAJIBAN manusia kepada Pencipta-nya (Tuhan), Alam dan sesama
manusia (sosial). Saya setuju dengan anda bahwa Pancasila bukan sesuatu yang
perlu disakralkan atau diagung-agungkan, tetapi justru harus diamalkan.

Bahwa anda tidak setuju dengan Pancasila, itu adalah hak anda. Namun the
fact of life adalah: Pancasila adalah idealisme Bangsa Indonesia yang syah
sampai saat ini. Oleh karena itu, segala macam produk hukum dan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Apabila anda
tidak setuju dengan itu, silakan anda berkampanye utk mengganti Pancasila
sebagai idealisme bangsa kita. Sebelum itu terjadi, maka begitulah aturan
main di negara Republik Indonesia. Mudah-mudahan anda dapat menghargai
logika hukum yang saya maksudkan ini.

Mengenai kaitan antara organisasi agama dan pelanggaran HAM, silakan anda
simak penyesalan Pope John Paul II atas sikap Pope Pius XII dan Gereja
Katolik yang pasif saja terhadap peristiwa holocaust. Silakan juga pelajari
bagaimana posisi gereja di AS pada zaman perbudakan di negara ini. Apakah
hal itu berarti bahwa agamanya yang salah? Saya sebagai pengikut Yesus
Kristus tidak akan pernah beranggapan seperti itu, selain menyalahkan
ketidakmampuan pemimpin-pemimpin gereja pada saat itu.

Salam
Mahendra


-Original Message-
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Friday, April 07, 2000 2:17 PM
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

>Pak Mahendra, di milis ini beberapa waktu yang lalu saya
>pernah menyatakan bahwa Pancasila tidak sesuai dengan HAM.
>Hal ini dengan terlihat dari silanya yg pertama yang "memaksa"
>orang untuk percaya dengan adanya Tuhan. Padahal, dalam
>HAM kita mempunyai hak untuk meyakini atau mengimani
>sesuatu yg memang kita yakini. Kalau kita dipaksa untuk
>meyakini sesuatu yang tidak kita yakini, bukankah ini sudah
>melanggar HAM?
>
>Saya pribadi tidak melihat perlunya Pancasila diagung2kan
>atau pun di sakralkan. Saya lebih senang bicara hukum.
>
>Padahal, kalau kita mau jujur sebenarnya Pancasila telah
>gagal membawa Indonesia ke pintu gerbang kemakmuran
>dan perdamaian. Coba, lihatlah apa yang telah terjadi
>selama ORBA yang sangat mensakralkan Pancasila tersebut.
>Apa yang dihasilkan ORBA?
>Saling bunuh, saling curiga, saling benci, korupsi, hutang
>bertumpuk, dll.
>
>Mungkin rekan2 ada yang menjawab bahwa yang salah
>bukan Pancasilanya tapi oknum2 yang menjalankannya saja
>yang ngga benar.
>
>Saya dukung pernyataan ini. Itulah bukti bahwa jauh lebih
>penting kita memperhatikan aturan2 dan hukum2 yang
>bisa menciptakan situasi yg lebih baik ketimbang
>terlalu fokus pada hal yg sifatnya abstrak yaitu ideologi.
>
>Diposting terpisah, saya ada kasih contoh bagaimana
>sebenarnya keluarga di AS itu bisa menjadi suatu
>komuniti yg kuat yg istilahnya Pak Jaya (Anjasmara)
>bisa menjadi benteng terakhir dari komunisme.
>Padahal kita ketahui bersama, tidak ada pelajaran
>Capitalism atau Liberalism yg secara khusus diajarkan
>di sekolah2 dasar atau lanjutan seperti layaknya pelajaran
>PMP di sekolah2 di Indonesia.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Wah, mulai nggak sehat nih. Bye...bye


Anjas

--
>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
>atau Islam 
>Date: Fri, 7 Apr 2000 13:55:49 EDT
>
>In a message dated 4/6/00 10:27:52 AM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>Irwan:
> > >Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya
> >  >tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti
> >  >paham komunisme.
>
>Jaya:
> >  Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain
>lagi
> >  dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah
> >  berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat
>menguasai
> >  kita. Simpel kan?
>
>Irwan:
>Kalau dasar pemikiran anda untuk melakukan pelarangan adalah
>seperti ini, maka bagaimana dengan ORBA yg sering melakukan
>penindasan HAM? Pahamnya ORBA apa sih? Kalau gitu, khan
>juga kudu dilarang dong...:)
>
>Saya harap anda mau konsisten dalam menggunakan logika
>di diskusi kita kali ini.
>
>Irwan:
> >  >1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM?
>
>Jaya:
> >  Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai
>komoditi
> >  untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan
>bilang
> >  tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam
>mana
> >  yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan.
>
>Irwan:
>Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih?
>HAM itu khan seharusnya bersifat universal. Koq dibikin
>versi2 segalah, seperti Windows saja...:)
>
>Irwan:
> >  >2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut
> >  >paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk
> >  >menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila,
> >  >dan paham-paham lainnya.
>
>Jaya:
> >  Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke
>depan
> >  orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja
>lah.
> >  Semua berawal dari masalah statistik & historis saja lah. Untuk
>coba-coba,
> >  taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan
> >  pemberontakan Muso itu.
>
>Irwan:
>Kembali ke apa yg sudah saya sebutkan di atas. Masa ORBA (32 tahun),
>banyak menghasilkan hal2 buruk dan menyedihkan. Nah, kalau anda
>konsisten dengan mengacu pada kejadian masa lalu untuk
>membuat pembatasan atau pelarang, kira2 paham ORBA yg
>manakah yang perlu dilarang?
>
>Irwan:
> >  >3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para
> >  >pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa
> >  >kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah,
> >  >bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau
> >  >aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja,
> >  >ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu.
> >  >Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan
> >  >TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di
> >  >Indonesia?
>
>Jaya:
> >  Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali
> >  dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak
>perlu
> >  karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini
>berbahaya
> >  dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP
> >  dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP
> >  dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik
> >  kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik
>Gus
> >  Durno dkk tadi.
>
>Irwan:
>You didn't get my point. Mohon hilangkan kebiasaan
>terlalu cepat mengambil kesimpulan kalau anda tidak
>yakin benar dengan maksud tulisan saya. Akan jauh
>lebih baik anda bertanya balik maksud tulisan saya ketimbang
>anda main hantam kromo menarik kesimpulan yang jauh
>banget dari apa yang saya tulis. Moga2 kita sepakat
>untuk tidak menulis dengan gaya mengalihkan topik
>atau pun gaya2 provokasi. Mari berdiskusi dengan sehat.
>
>Dalam poin 3 itu yg ingin saya sampaikan, kalau kita
>melarang suatu paham berdasarkan record di masa lalu
>yg buruk, maka hal ini harus berlaku adil terhadap semuanya.
>Artinya, kalau masa lalu paham komunis memiliki record yg
>buruk sehingga dilarang ada di Indonesia, maka bila
>paham kapitalis atau pun liberal menunjukkan record buruk
>dimasa lalu maka harus pula dilarang ada di Indonesia.
>Demikian juga bila paham pancasila ternyata memiliki
>record yang buruk di masa lalu, maka paham pancasila
>perlu dilarang ada di Indonesia. Demikian juga bila aliran
>agama Kristen punya record buruk dimasa lalu,
>maka agama Kristen perlu dilarang ada di Indonesia.
>Termasuk bila aliran agama Islam punya record buruk di masal
>lalu, maka agama Islam perlu dilarang ada di Indonesia.
>Cukup bijakah melakuk

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Irwan, anda ini malah jadinya mengagung-agungkan hukum dan mensakralkan
hukum. Lama-lama hukumnya dijadikan tuhan. Jadinya sama dong dengan
mensakralkan Pancasila, mensakralkan Suharto, mensakralkan Megawati, dll.

Untuk yg seperti ini ada istilahnya yaitu keblinger dengan semua yg serba
produk AS. Lupa dengan batasan-batasan atau karakteristik yang unik dari
setiap negara atau wilayah.

Untuk kesimpulan anda bahwa sila pertama berarti memaksakan kehendak dan
melanggar HAM, saya katakan secara gamblang bahwa INDONESIA ADALAH NEGARA YG
BERAZASKAN AGAMA (Tuh, tahu kan?). Jadi kalau orang tidak mau beragama tidak
akan dipaksa untuk tinggal di Indonesia. Silakan cari negara macam AS,
Rusia, dll. Masak yg kayak gini lupa.

Nah, semoga menjadi jelas, dan silakan keblinger-blinger dengan produk AS.

Sebelum anda makin membingungkan diri sendiri, perlu dibuka kembali buku
pelajarannya bahwa Pancasila juga produk hukum. Bahkan merupakan hukum
tertinggi. Kan sungguh ironis kalau anda sibuk membingungkan diri kenapa dg
Pancasila yg disakralkan lalu masih babak belur kok kita mau memakainya
terus. Mending kita bicara hukum (kata anda). Lhadalah, kan jadi aneh bin
ajaib. Katanya nggak mau mensakralkan Pancasila, tapi mau mensakralkan
hukum. Padahal Pancasila juga hukum. Apa saya nggak bingung? Coba ada yg mau
nambahin biar saya tambah bingung?

Sebelum anda mencela Pancasila yg nggak salah apa-apa, nih, karena Kristen
telah membunuh jutaan manusia, menekan Islam di seluruh penjuru dunia,
menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan, maka Kristen harus dihapus dari
keberadaannya. Apa anda setuju dengan REASONING seperti ini? Bila setuju,
maka ada sesuatu yg salah dengan cara pencapaian kesimpulan anda. Silakan
direnungkan sendiri.

Dikaitkan dengan statement saya ttg benteng terakhir, kalau mau diambil per
see gitu juga boleh. Masih betul menurut saya sih. Cuma mestinya bukan gitu
meresponnya. Mestinya.. anda lihat di sekitar anda dulu. Gimana tetangga
anda hidup. Sudah dari kecil ditanamkan nilai-nilai kapitalis/liberalis
dengan nama AMERICAN VALUES. Sebagai perbandingan, dieksposlah kehidupan di
negara-negara komunis. Jadi, nggak perlu pelajaran PMP mas. Tapi efeknya
malah lebih mantap. Saya percaya anda akan mengejar dg pertanyaan, kalau
gitu mestinya masyarakat kita diekspos dg kehidupan komunis dan kapitalis
saja biar tahu bahwa INDONESIAN VALUES (yaitu yg kita kasih nama nilai luhur
Pancasila itu tuh!!! Gua takut kalau nama diganti dikit jadi bingung.) lebih
bagus. Pasti gitu kan? Nah, bagus, tapi lihat dulu lagi hambatan apa yg
ditemui ya mas.

Ah, tahu lah gelap. Jadi pusing sendiri dengan kebingungan Irwan. Bisa
panjang:)


Anjasmara

--
>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia
>Date: Fri, 7 Apr 2000 14:18:28 EDT
>
>In a message dated 4/7/00 11:21:04 AM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
> > Kecuali, tentu saja, kita buang dulu sila
> >  pertama pada Pancasila itu, dan ikut-ikutan menjadi negara sekuler
>seperti
> >  AS.
>
>
>Pak Mahendra, di milis ini beberapa waktu yang lalu saya
>pernah menyatakan bahwa Pancasila tidak sesuai dengan HAM.
>Hal ini dengan terlihat dari silanya yg pertama yang "memaksa"
>orang untuk percaya dengan adanya Tuhan. Padahal, dalam
>HAM kita mempunyai hak untuk meyakini atau mengimani
>sesuatu yg memang kita yakini. Kalau kita dipaksa untuk
>meyakini sesuatu yang tidak kita yakini, bukankah ini sudah
>melanggar HAM?
>
>Saya pribadi tidak melihat perlunya Pancasila diagung2kan
>atau pun di sakralkan. Saya lebih senang bicara hukum.
>
>Padahal, kalau kita mau jujur sebenarnya Pancasila telah
>gagal membawa Indonesia ke pintu gerbang kemakmuran
>dan perdamaian. Coba, lihatlah apa yang telah terjadi
>selama ORBA yang sangat mensakralkan Pancasila tersebut.
>Apa yang dihasilkan ORBA?
>Saling bunuh, saling curiga, saling benci, korupsi, hutang
>bertumpuk, dll.
>
>Mungkin rekan2 ada yang menjawab bahwa yang salah
>bukan Pancasilanya tapi oknum2 yang menjalankannya saja
>yang ngga benar.
>
>Saya dukung pernyataan ini. Itulah bukti bahwa jauh lebih
>penting kita memperhatikan aturan2 dan hukum2 yang
>bisa menciptakan situasi yg lebih baik ketimbang
>terlalu fokus pada hal yg sifatnya abstrak yaitu ideologi.
>
>Diposting terpisah, saya ada kasih contoh bagaimana
>sebenarnya keluarga di AS itu bisa menjadi suatu
>komuniti yg kuat yg istilahnya Pak Jaya (Anjasmara)
>bisa menjadi benteng terakhir dari komunisme.
>Padahal kita ketahui bersama, tidak ada pelajaran
>Capitalism atau Liberalism yg secara khusus diajarkan
>di sekolah2 dasar atau lanjutan seperti layaknya pelajaran
>PMP di sekolah2 di Indonesia.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Serem nian (admin inside)

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 2:41:47 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Ia sih, tapi Inggris tidak menjagal orang yang tidak berdosa.
>  Kalau saya sih lebih ingin belajar seperti Umar Ibnu Khatab. Lebih takut
> kepada
>  Allah. Tidak pake gelar Kyai dan tidak pongah dan dia bertanggung jawab
> kepada
>  Allah.


Pak Agus, terima kasih atas komentarnya.
Saya pribadi dan juga saya lihat apa yg dilakukan Gandhi,
jagal menjagal orang itu tidak harus melihat apakah orang
itu berdosa atau tidak apakah orang itu layak dijagal atau tidak.
Hal ini karena bagi kami, saya dan Gandhi, soal jagal
menjagal manusia itu bukan haknya manusia.
Jagal menjagal manusia itu bukanlah solusi yang bisa
menyelesaikan masalah karena masalah jagal menjagal
manusia ini bisa menimbulkan masalah baru yaitu dendam
yang tidak akan ada habis2nya.

Kata2 terakhir dalam film Gandhi tersebut kira2
intinya (atau malah arti luasnya) seperti yg saya
paparkan di atas.

Oh ya, karena saya lihat tampaknya email anda
termasuk salah satu admin milis ini, bisakah
ditambahkan ke list milis ini alamat
[EMAIL PROTECTED]
sehingga nantinya diskusi di milis ini bisa langsung
diarsip di egroups.com
Hal ini akan memudahkan rekan2 lainnya yang
ingin mengikuti jalannya diskusi dengan melihat
posting2 yang lalu.

Terima kasih sebelumnya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Serem nian

2000-04-07 Terurut Topik Agus Nazaruddin

Ia sih, tapi Inggris tidak menjagal orang yang tidak berdosa.
Kalau saya sih lebih ingin belajar seperti Umar Ibnu Khatab. Lebih takut kepada
Allah. Tidak pake gelar Kyai dan tidak pongah dan dia bertanggung jawab kepada
Allah.

Salam,
Agus

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

> In a message dated 4/6/00 12:09:30 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
> writes:
>
> > Belajarlah pada Mahatma Gandhi.
>
> Saya termasuk yang mengagumi perjuangan Gandhi
> setelah menonton filmnya.
> Kata2 terakhir dalam film tersebut saya suka.
> Tapi lupa redaksinya.
> Ada yg bisa tulis ulang?
>
> Terima kasih sebelumnya.
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 11:21:04 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Kecuali, tentu saja, kita buang dulu sila
>  pertama pada Pancasila itu, dan ikut-ikutan menjadi negara sekuler seperti
>  AS.


Pak Mahendra, di milis ini beberapa waktu yang lalu saya
pernah menyatakan bahwa Pancasila tidak sesuai dengan HAM.
Hal ini dengan terlihat dari silanya yg pertama yang "memaksa"
orang untuk percaya dengan adanya Tuhan. Padahal, dalam
HAM kita mempunyai hak untuk meyakini atau mengimani
sesuatu yg memang kita yakini. Kalau kita dipaksa untuk
meyakini sesuatu yang tidak kita yakini, bukankah ini sudah
melanggar HAM?

Saya pribadi tidak melihat perlunya Pancasila diagung2kan
atau pun di sakralkan. Saya lebih senang bicara hukum.

Padahal, kalau kita mau jujur sebenarnya Pancasila telah
gagal membawa Indonesia ke pintu gerbang kemakmuran
dan perdamaian. Coba, lihatlah apa yang telah terjadi
selama ORBA yang sangat mensakralkan Pancasila tersebut.
Apa yang dihasilkan ORBA?
Saling bunuh, saling curiga, saling benci, korupsi, hutang
bertumpuk, dll.

Mungkin rekan2 ada yang menjawab bahwa yang salah
bukan Pancasilanya tapi oknum2 yang menjalankannya saja
yang ngga benar.

Saya dukung pernyataan ini. Itulah bukti bahwa jauh lebih
penting kita memperhatikan aturan2 dan hukum2 yang
bisa menciptakan situasi yg lebih baik ketimbang
terlalu fokus pada hal yg sifatnya abstrak yaitu ideologi.

Diposting terpisah, saya ada kasih contoh bagaimana
sebenarnya keluarga di AS itu bisa menjadi suatu
komuniti yg kuat yg istilahnya Pak Jaya (Anjasmara)
bisa menjadi benteng terakhir dari komunisme.
Padahal kita ketahui bersama, tidak ada pelajaran
Capitalism atau Liberalism yg secara khusus diajarkan
di sekolah2 dasar atau lanjutan seperti layaknya pelajaran
PMP di sekolah2 di Indonesia.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Jasa Pelayanan Penerbangan

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Jasa pelayanan ini dikenal di AS dengan istilah e-ticket (paperless).
Dengan sistem ini, banyak hal yg bisa dihemat. Karenanya,
umumnya e-ticket yang paperless ini lebih murah dari yang
tiket biasa.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Serem nian

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/6/00 12:09:30 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

> Belajarlah pada Mahatma Gandhi.


Saya termasuk yang mengagumi perjuangan Gandhi
setelah menonton filmnya.
Kata2 terakhir dalam film tersebut saya suka.
Tapi lupa redaksinya.
Ada yg bisa tulis ulang?

Terima kasih sebelumnya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/6/00 10:27:52 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Irwan:
> >Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya
>  >tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti
>  >paham komunisme.

Jaya:
>  Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain lagi
>  dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah
>  berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat menguasai
>  kita. Simpel kan?

Irwan:
Kalau dasar pemikiran anda untuk melakukan pelarangan adalah
seperti ini, maka bagaimana dengan ORBA yg sering melakukan
penindasan HAM? Pahamnya ORBA apa sih? Kalau gitu, khan
juga kudu dilarang dong...:)

Saya harap anda mau konsisten dalam menggunakan logika
di diskusi kita kali ini.

Irwan:
>  >1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM?

Jaya:
>  Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai komoditi
>  untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan bilang
>  tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam mana
>  yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan.

Irwan:
Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih?
HAM itu khan seharusnya bersifat universal. Koq dibikin
versi2 segalah, seperti Windows saja...:)

Irwan:
>  >2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut
>  >paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk
>  >menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila,
>  >dan paham-paham lainnya.

Jaya:
>  Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke depan
>  orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja
lah.
>  Semua berawal dari masalah statistik & historis saja lah. Untuk coba-coba,
>  taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan
>  pemberontakan Muso itu.

Irwan:
Kembali ke apa yg sudah saya sebutkan di atas. Masa ORBA (32 tahun),
banyak menghasilkan hal2 buruk dan menyedihkan. Nah, kalau anda
konsisten dengan mengacu pada kejadian masa lalu untuk
membuat pembatasan atau pelarang, kira2 paham ORBA yg
manakah yang perlu dilarang?

Irwan:
>  >3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para
>  >pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa
>  >kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah,
>  >bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau
>  >aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja,
>  >ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu.
>  >Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan
>  >TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di
>  >Indonesia?

Jaya:
>  Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali
>  dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak perlu
>  karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini berbahaya
>  dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP
>  dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP
>  dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik
>  kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik Gus
>  Durno dkk tadi.

Irwan:
You didn't get my point. Mohon hilangkan kebiasaan
terlalu cepat mengambil kesimpulan kalau anda tidak
yakin benar dengan maksud tulisan saya. Akan jauh
lebih baik anda bertanya balik maksud tulisan saya ketimbang
anda main hantam kromo menarik kesimpulan yang jauh
banget dari apa yang saya tulis. Moga2 kita sepakat
untuk tidak menulis dengan gaya mengalihkan topik
atau pun gaya2 provokasi. Mari berdiskusi dengan sehat.

Dalam poin 3 itu yg ingin saya sampaikan, kalau kita
melarang suatu paham berdasarkan record di masa lalu
yg buruk, maka hal ini harus berlaku adil terhadap semuanya.
Artinya, kalau masa lalu paham komunis memiliki record yg
buruk sehingga dilarang ada di Indonesia, maka bila
paham kapitalis atau pun liberal menunjukkan record buruk
dimasa lalu maka harus pula dilarang ada di Indonesia.
Demikian juga bila paham pancasila ternyata memiliki
record yang buruk di masa lalu, maka paham pancasila
perlu dilarang ada di Indonesia. Demikian juga bila aliran
agama Kristen punya record buruk dimasa lalu,
maka agama Kristen perlu dilarang ada di Indonesia.
Termasuk bila aliran agama Islam punya record buruk di masal
lalu, maka agama Islam perlu dilarang ada di Indonesia.
Cukup bijakah melakukan hal tersebut?
Bukankah seharusnya yang perlu diperhatikan adalah
tindakan yg melanggar hukum, melanggar ketertiban,
menggangu dan mengancam keselamat orang lain yang
justru perlu dilakukan. Paham atau agama tidak bisa
berbuat apa2. Yang berbuat itu adalah manusianya.
Jadi, tindakan manusianyalah yg perlu diatur dalam
aturan2 yg tegas dan tanpa pandang bulu.

Mudah2an anda sekarang bisa menangkap poin saya.

Jaya:
>  Kembali ke tulisan anda. Saya paling tidak suka dengan tedeng aling-aling.
> 

Hello Friends,

2000-04-07 Terurut Topik Derina Com

Halo,
Use Direct From your phone NOW!!!

1010275 + 011 + 62 + Area Code + Home Phone# + Acces Code 210109

(acces code-nya di tekan pertama kali penyambungan/pemakaian, utnuk
megaktifkan rate ke all indonesia cuman 26c/menit, USA 5c/menit, Almost
Eropa 5c/menit)
Montly Fee $4.99

OR

1015335 + 011 + 62 + Area Code + Home Phone# + Acces Code 210109

(acces code-nya di tekan pertama kali penyambungan/pemakaian, utnuk
megaktifkan rate ke all indonesia cuman 23c/menit, USA 4c/menit, Eropa
almost 5c/menit)
NONE MONTLY FEES (min. 10 minutes talks)

FOR MORE INFO http://go.to/cardonline


-
Looking Cheapest Calling Card to Indonesia and International:
http://go.to/cardonline
800-291-1224



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-07 Terurut Topik Mahendra Siregar

Bung Irwan dan teman-teman Permias,

Saya belum sampai kepada suatu kesimpulan mendukung atau menolak penghapusan
TAP MPRS itu. Namun saya sekedar mengingatkan bahwa AS ini adalah negara
sekuler sedangkan Indonesia adalah negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perbedaan ini sangat signifikan dalam memberikan kebebasan dan pembatasan
mengenai agama dan pelaksanaan tata-ibadahnya.

Oleh karena itu, Hak dan Kebebasan orang untuk beragama atau tidak beragama
di AS (termasuk hak untuk menyembah Setan sekalipun), tidak relevan untuk
menjadi panutan bagi Indonesia. Kecuali, tentu saja, kita buang dulu sila
pertama pada Pancasila itu, dan ikut-ikutan menjadi negara sekuler seperti
AS.

Salam
Mahendra

-Original Message-
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, April 06, 2000 9:15 AM
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam 


>Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
>Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah
>cukup banyak membaca mengenai komunisme.
>Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan
>komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini.
>
>Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya
>tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti
>paham komunisme.
>
>Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada
>anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS
>tentang komunisme itu perlu dipertahankan.
>1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM?
>2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut
>   paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk
>   menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila,
>   dan paham-paham lainnya.
>3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para
>   pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa
>   kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah,
>   bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau
>   aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja,
>   ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu.
>   Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan
>   TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di
>   Indonesia?
>4.Apakah di AS ada larangan terhadap ajaran komunis?
>   Setahu saya tidak ada larangan. Bahkan untuk menjadi
>   atheis sekali pun tidak dilarang.  Mohon saya dikoreksi kalau salah.
>   Yang dilarang oleh pemerinta AS adalah tindakan2 anarki yang
>bisa mengganggu ketertiban atau pun keamanan orang lain.
>Dan hukum ini berlaku untuk semua, tidak perduli apakah dari
>kelompok mayoritas atau pun minoritas. Sekedar contoh saja:
>- Di AS ada hukum yang melarang orang untuk melakukan tindakan
>   diskriminasi atas dasar agama, ras, asal negara/kewarganegaraan,
>   gender. Ada hukum yang melarang orang untuk melakukan
>   penyerangan baik secara fisik atau pun ancaman yang dapat
>   menganggu ketentraman maupun keselamatan orang lain.
>   Walau demikian, tidak ada larangan untuk orang memiliki
>   SIFAT tidak suka dengan pengikut agama lain, atau ras yg
>   berbeda dengan dia, dll.
> - Di AS ada aturan bahwa rumah ibadah tidak dibenarkan dalam
>acara ibadahnya sampai menyebabkan polusi suara dalam
>pengertian acara ibadahnya sampai terdengar keluar gedung
>ibadah. Hal ini mengingat tidak semua orang disekitar rumah
>ibadah tersebut yang mau diganggu dengan polusi suara yang
>keluar dari rumah ibadah tersebut.  Hal ini berlaku untuk semua
>agama tanpa kecuali termasuk pula untuk umat Kristen yang
>katanya mayoritas di AS, tidak dibenarkan dalam ibadah di gereja
>sampai membuat polusi suara bagi rumah sekitarnya.
>[mudah2an Indonesia segera mengikuti hal baik ini]
>
>Dengan memperhatikan hal2 di atas, saya berkesimpulan bahwa
>pelarangan terhadap ajaran komunis dengan memuatnya dalam
>alat hukum seperti TAP MPRS adalah suatu bentuk nyata dari
>ketidakpercayaan diri akan paham yg di miliki.
>Ketakutan akan paham komunis bisa menyebar di Indonesia adalah
>wujud nyata dari lemahnya mental dan pendidikan rakyat
>Indonesia, pun agama yang sering digembar-gemborkan
>sebagai benteng yang kuat ternyata sebenarnya rapuh sehingga
>perlu dibuat benteng tambahan dengan adanya TAP MPRS tersebut.
>
>Adalah jauh lebih penting membuat perangkat hukum yang dapat
>membatasi orang untuk tidak melakukan tindakan kekerasan
>atau pun membahayakan keselamatan orang lain.  Dan hukum
>ini dijalankan dengan penuh konsekuen tanpa pandang bulu.
>
>Sekedar contoh saja, ada larangan membawa senjata tajam
>di muka umum seperti misalnya golok atau pun pedang.
>Bagi yang melanggarnya, maka senjata tajam tersebut bisa
>disita oleh pihak keamanan. Sayangnya, aturan yang sudah
>bagus ini terkadang tidak diterapkan pada semua kelompok
>masyarakat misalnya seperti yang dapat dilihat pada alamat
>berikut ini:
>http://www.detik.com/peri

letak keadilan?

2000-04-07 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

intermezzo
prioritas/agenda pembangunan,
dilihat dari kacamata seorang guru:
http://kompas.com/kompas-cetak/0004/05/OPINI/nomb04.htm


__
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com



Jasa Pelayanan Penerbangan

2000-04-07 Terurut Topik Nasrullah Idris

Saya menerima email di bawah ini dari salah seorang inspirator bagi saya.
Rasanya menarik untuk dibahas dilihat dari propek pelayanan maskapai
penerbangan.

Salam,


Nasrullah Idris
--
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu

--Original Message-
From: Churyatul Wahyuni
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, April 07, 2000 17:52


Suatu hari - satu bulan menjelang lebaran, Dea telah mempersiapkan diri
untuk pulang kampung. Form cuti yang Dea ajukan, hari ini telah ia terima
kembali sebagai tanda Boss telah setuju. Betapa hari ini adalah hari yang
sangat menggembirakan.

Sepulang kerja, segera dia hidupkan PC usang milik dia. Di clicknya internet
explorer program dan dicarinya daftar website biro perjalanan. Pertama kali
di bukanya http://www.plane.com/todayonline/btmsby
 , disitu segera dia temukan jenis
pesawat, jadwal keberangkatan, dan harga per ticket. Segera di click-nya
salah satu dari daftar tersebut. Sesaat kemudian muncul dialog box yang
meminta "password" Dea sebagai pelanggan biro perjalanan ini dan tentu saja
Dea harus memberikan ID credit card-nya sebagai tanda bukti pembayaran.
Click !!.. lalu muncul dialog box lagi yang bertuliskan :

" Berikut adalah nomor penerbangan Anda"
  GIA 12740 BTM - SBY : XX , 5/01/2000
Anda inginkan ticket sekarang ?"

Dea segera meng-click icon "YA", lalu muncul dialog box lagi dan Dea harus
sekali lagi memberikan "password" - nya sebagai konfirmasi. Sesaat kemudian
muncul instruction "Print Sekarang". Segera Dea meng-click-nya. Dan dalam
beberapa menit - Alhamdulillah - Dea telah mendapatkan ticket pulang.

Sungguh suatu kemudahan yang tidak pernah Dea jumpai saat "peak session"
seperti ini, tahun lalu Dea harus menelepon dan ngantri di beberapa agen
perjalanan hanya untuk mendapatkan satu ticket dan itu pun masih waiting
list.