Re: Barisan Pembohong ?

1999-07-28 Terurut Topik arezdaps

yang pertama kali mengeluarkan statement soal kesehatan pak harto kan Juan F.
Tampubolon, kuasa hukumnya, yang mengatakan pak harto hanya menjalani ceck up
biasa dan butuh beberapa hari.
kan itu juga lucu. dia pikir rakyat nya pak harto masih spt dulu.
yang bisa dibo'ongin... lha wong... sudah jelas sakit kok. (stroke...) masih
dibilang cuma ceck up.

bRidWaN wrote:

 Rekan Permias@,
 Jika mengingat peristiwa padawaktu Pak Harto jatuh sakit,
 banyak Pejabat, mantan Pejabat dan Tokoh Nasional yang
 mengatakan telah bertemu dengan Pak Harto dan dalam
 keadaan baik-baik saja.

 Lucu juga...Hitung hitung hiburan akhir pekan.

 Salam,
 bRidWaN

 =

 Suara Merdeka
 Rabu, 28 Juli 1999 Berita Utama

 Belum Seorang pun Bisa Jenguk Soeharto, kecuali Putra-putrinya

 JAKARTA- Selama sembilan hari dirawat di RSP Pertamina karena terserang
 stroke,
 belum seorang pun tamu berhasil menjenguk Soeharto dan masuk ke ruang
 perawatan
 Super VVIP 604, selain putra-putri mantan presiden itu. Jadi sama sekali tak
 benar jika ada pejabat atau mantan pejabat yang menyebut telah melihat
 Soeharto
 di ruang perawatan.

 ''Ah ngacau itu. Yang diperkenankan menjenguk langsung hanya putra-putrinya.
 Lagipula masuk dari mana? Masa dari lubang tikus,'' tegas dr Ibrahim Ginting,
 Ketua Tim Dokter Kepresidenan, sekaligus dokter ahli jantung Soeharto.

 Penegasan itu dia berikan ketika wartawan meminta konfirmasi apakah benar
 Bustanil Arifin, mantan kabulog, baru saja bertemu langsung dengan Soeharto.
 Sebab, Bustanil Arifin beserta istri yang kemarin tiba di RSP Pertamina
 mengendarai mobil Volvo hitam B-1098-BF mengaku menjenguk Soeharto
 di ruang perawatan.

 Ibrahim menegaskan, demi penyembuhan pihaknya memperkenankan pasiennya
 menerima tamu, selain putra-putrinya. ''Jadi bukan Presiden BJ Habibie
 saja yang kami larang menemui beliau,'' katanya.

 Terus Dievaluasi

 Bagaimanapun, kata dia, Presiden selalu memantau kondisi Pak Harto setiap
 saat dan tim dokter selalu memperbarui informasi untuk Kepala Negara.
 Pada prinsipnya, lanjut Ibrahim, Presiden BJ Habibie menghendaki
 perawatan terbaik.

 Presiden juga menyatakan jika dengan tidak menjenguk lebih baik, dia
 tak keberatan. ''Kalau itu lebih baik, ya nggak apa-apa,'' kata Ibrahim
 mengutip pernyataan Habibie.

 Tentang kondisi pasiennya kemarin, Ibrahim mengemukakan terus dievaluasi.
 Namun secara umum kemajuannya sudah sangat banyak. ''Dia mulai belajar
 berjalan lebih banyak dibandingkan dengan hari Senin. Masih tertatih-
 tatih, tapi sudah lebih baik,'' katanya.

 Mengenai kondisi psikologis Soeharto pasca-stroke, Ibrahim mengakui
 peranan faktor itu amat besar. ''Namun hal ini juga tergantung pada
 rentan atau tidak kondisi mental seseorang,'' katanya, sambil menyatakan
 belum bisa memastikan jadwal kepulangan Soeharto. (tn-10g)



Re: Barisan Pembohong ?

1999-07-28 Terurut Topik bRidWaN

Kalau Juan sebagai kuasa hukum sih masih mending deh
dg alasan 'khusus' berkelit dengan keterangannya.

Yang lucu sejumlah TOKOH terkemuka itu yang berbohong,
yang menjadikan kejadian ini menjadi sangat lucu.
Padahal sebagai Kakek dan Nenek, mereka mengajarkan
cucu-cucunya untuk tidak boleh berbohong.

Orang tua yang stroke bisa berbicara, bisa shalat ?

Ada-ada saja. Mereka-pun mungkin sekarang ikut tersenyum..:)

Salam,
bRidWaN


At 08:31 AM 7/29/99 +0700, arezdaps wrote:
yang pertama kali mengeluarkan statement soal kesehatan pak harto
kan Juan F. Tampubolon, kuasa hukumnya, yang mengatakan pak harto
hanya menjalani ceck up biasa dan butuh beberapa hari.
kan itu juga lucu. dia pikir rakyat nya pak harto masih
spt dulu.yang bisa dibo'ongin... lha wong... sudah jelas sakit
kok. (stroke...) masih dibilang cuma ceck up.

bRidWaN wrote:
 Rekan Permias@,
 Jika mengingat peristiwa padawaktu Pak Harto jatuh sakit,
 banyak Pejabat, mantan Pejabat dan Tokoh Nasional yang
 mengatakan telah bertemu dengan Pak Harto dan dalam
 keadaan baik-baik saja.

 Lucu juga...Hitung hitung hiburan akhir pekan.

 Salam,
 bRidWaN

 ==

 Suara Merdeka
 Rabu, 28 Juli 1999 Berita Utama

 Belum Seorang pun Bisa Jenguk Soeharto, kecuali Putra-putrinya

 JAKARTA- Selama sembilan hari dirawat di RSP Pertamina karena terserang
 stroke,
 belum seorang pun tamu berhasil menjenguk Soeharto dan masuk ke ruang
 perawatan
 Super VVIP 604, selain putra-putri mantan presiden itu. Jadi sama sekali
tak
 benar jika ada pejabat atau mantan pejabat yang menyebut telah melihat
 Soeharto
 di ruang perawatan.

 ''Ah ngacau itu. Yang diperkenankan menjenguk langsung hanya
putra-putrinya.
 Lagipula masuk dari mana? Masa dari lubang tikus,'' tegas dr Ibrahim
Ginting,
 Ketua Tim Dokter Kepresidenan, sekaligus dokter ahli jantung Soeharto.

 Penegasan itu dia berikan ketika wartawan meminta konfirmasi apakah benar
 Bustanil Arifin, mantan kabulog, baru saja bertemu langsung dengan
Soeharto.
 Sebab, Bustanil Arifin beserta istri yang kemarin tiba di RSP Pertamina
 mengendarai mobil Volvo hitam B-1098-BF mengaku menjenguk Soeharto
 di ruang perawatan.

 Ibrahim menegaskan, demi penyembuhan pihaknya memperkenankan pasiennya
 menerima tamu, selain putra-putrinya. ''Jadi bukan Presiden BJ Habibie
 saja yang kami larang menemui beliau,'' katanya.

 Terus Dievaluasi

 Bagaimanapun, kata dia, Presiden selalu memantau kondisi Pak Harto setiap
 saat dan tim dokter selalu memperbarui informasi untuk Kepala Negara.
 Pada prinsipnya, lanjut Ibrahim, Presiden BJ Habibie menghendaki
 perawatan terbaik.

 Presiden juga menyatakan jika dengan tidak menjenguk lebih baik, dia
 tak keberatan. ''Kalau itu lebih baik, ya nggak apa-apa,'' kata Ibrahim
 mengutip pernyataan Habibie.

 Tentang kondisi pasiennya kemarin, Ibrahim mengemukakan terus dievaluasi.
 Namun secara umum kemajuannya sudah sangat banyak. ''Dia mulai belajar
 berjalan lebih banyak dibandingkan dengan hari Senin. Masih tertatih-
 tatih, tapi sudah lebih baik,'' katanya.

 Mengenai kondisi psikologis Soeharto pasca-stroke, Ibrahim mengakui
 peranan faktor itu amat besar. ''Namun hal ini juga tergantung pada
 rentan atau tidak kondisi mental seseorang,'' katanya, sambil menyatakan
 belum bisa memastikan jadwal kepulangan Soeharto. (tn-10g)





Re: Barisan Pembohong ?

1999-07-28 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Kalo bohong-membohong sudah saya duga sebelumnya. Yang menarik banyak korang
yang memasang foto Pak Harto yang sedang gering. Melihat ini saya teringat
film semasa SMA dulu "Under Fire". Seorang wartawan foto (perang) yang
diperankan oleh Nick Nolte (ceweknya diperankan oleh Joanna Pacula) dipaksa
oleh gerombolan gerilyawan Sandinista untuk memfoto komandannya. Anehnya
komandannya ini sudah meninggal. Maksudnya untuk menyangkal klaim pemerintah
yang telah menembak mati sang komandan. Dengan pengalamannya sang wartawan
memfoto si almarhum dengan latar belakang anak buahnya dengan memajang koran
yang memberitakan si komandan telah tewas.

Wassalam,
Efron

-Original Message-
From:   bRidWaN [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Thursday, 29 July, 1999 10:19 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:    Re: Barisan Pembohong ?

Kalau Juan sebagai kuasa hukum sih masih mending deh
dg alasan 'khusus' berkelit dengan keterangannya.

Yang lucu sejumlah TOKOH terkemuka itu yang berbohong,
yang menjadikan kejadian ini menjadi sangat lucu.
Padahal sebagai Kakek dan Nenek, mereka mengajarkan
cucu-cucunya untuk tidak boleh berbohong.

Orang tua yang stroke bisa berbicara, bisa shalat ?

Ada-ada saja. Mereka-pun mungkin sekarang ikut tersenyum..:)

Salam,
bRidWaN


At 08:31 AM 7/29/99 +0700, arezdaps wrote:
yang pertama kali mengeluarkan statement soal kesehatan pak harto
kan Juan F. Tampubolon, kuasa hukumnya, yang mengatakan pak harto
hanya menjalani ceck up biasa dan butuh beberapa hari.
kan itu juga lucu. dia pikir rakyat nya pak harto masih
spt dulu.yang bisa dibo'ongin... lha wong... sudah jelas sakit
kok. (stroke...) masih dibilang cuma ceck up.

bRidWaN wrote:
 Rekan Permias@,
 Jika mengingat peristiwa padawaktu Pak Harto jatuh sakit,
 banyak Pejabat, mantan Pejabat dan Tokoh Nasional yang
 mengatakan telah bertemu dengan Pak Harto dan dalam
 keadaan baik-baik saja.

 Lucu juga...Hitung hitung hiburan akhir pekan.

 Salam,
 bRidWaN


==

 Suara Merdeka
 Rabu, 28 Juli 1999 Berita Utama

 Belum Seorang pun Bisa Jenguk Soeharto, kecuali Putra-putrinya

 JAKARTA- Selama sembilan hari dirawat di RSP Pertamina karena terserang
 stroke,
 belum seorang pun tamu berhasil menjenguk Soeharto dan masuk ke ruang
 perawatan
 Super VVIP 604, selain putra-putri mantan presiden itu. Jadi sama sekali
tak
 benar jika ada pejabat atau mantan pejabat yang menyebut telah melihat
 Soeharto
 di ruang perawatan.

 ''Ah ngacau itu. Yang diperkenankan menjenguk langsung hanya
putra-putrinya.
 Lagipula masuk dari mana? Masa dari lubang tikus,'' tegas dr Ibrahim
Ginting,
 Ketua Tim Dokter Kepresidenan, sekaligus dokter ahli jantung Soeharto.

 Penegasan itu dia berikan ketika wartawan meminta konfirmasi apakah benar
 Bustanil Arifin, mantan kabulog, baru saja bertemu langsung dengan
Soeharto.
 Sebab, Bustanil Arifin beserta istri yang kemarin tiba di RSP Pertamina
 mengendarai mobil Volvo hitam B-1098-BF mengaku menjenguk Soeharto
 di ruang perawatan.

 Ibrahim menegaskan, demi penyembuhan pihaknya memperkenankan pasiennya
 menerima tamu, selain putra-putrinya. ''Jadi bukan Presiden BJ Habibie
 saja yang kami larang menemui beliau,'' katanya.

 Terus Dievaluasi

 Bagaimanapun, kata dia, Presiden selalu memantau kondisi Pak Harto setiap
 saat dan tim dokter selalu memperbarui informasi untuk Kepala Negara.
 Pada prinsipnya, lanjut Ibrahim, Presiden BJ Habibie menghendaki
 perawatan terbaik.

 Presiden juga menyatakan jika dengan tidak menjenguk lebih baik, dia
 tak keberatan. ''Kalau itu lebih baik, ya nggak apa-apa,'' kata Ibrahim
 mengutip pernyataan Habibie.

 Tentang kondisi pasiennya kemarin, Ibrahim mengemukakan terus dievaluasi.
 Namun secara umum kemajuannya sudah sangat banyak. ''Dia mulai belajar
 berjalan lebih banyak dibandingkan dengan hari Senin. Masih tertatih-
 tatih, tapi sudah lebih baik,'' katanya.

 Mengenai kondisi psikologis Soeharto pasca-stroke, Ibrahim mengakui
 peranan faktor itu amat besar. ''Namun hal ini juga tergantung pada
 rentan atau tidak kondisi mental seseorang,'' katanya, sambil menyatakan
 belum bisa memastikan jadwal kepulangan Soeharto. (tn-10g)