FW: [Siar] XPOS: AWAS, AKSI KELOMPOK "EKS TIDAR"

1999-03-11 Thread Lutfi M.


--
XPOS: AWAS, AKSI KELOMPOK "EKS TIDAR"

(PERISTIWA): Gus Dur menyebut nama Mayjen Kivlan Zein sebagai tukang kompor
geger Ambon. Jika Kivlan terlibat pasti atas perintah Prabowo.  Ketua PBNU
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bikin kejutan lagi. Ia menuding seorang
perwira tinggi berpangkat mayor jenderal berinisial K mengompori kerusuhan
di Ambon. Perwira yang dimaksud Gus Dur tak lain adalah Mayjen Kivlan Zein,
Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat (Korsahi KSAD). "Orang itu
memang keras kepala, saya nggak tahu maunya apa," ujar Gus Dur, Selasa, 2
Maret lalu.


Menurut Gus Dur, sang mayor jendral itu tinggal di Jakarta, tetapi memiliki
akses hingga ke Ambon, khususnya ke kelompoknya yang beraliran keras.  Akhir
Januari lalu, Gus Dur menuding Ketua Pelaksana Harian Pemuda Pancasila,
Yorries Raweyai mengerahkan ratusan provokator ke Ambon, kini ia menuding.
Atas informasi Gus Dur itu, polisi memeriksa Yorries tiga hingga empat kali.
Sumber Xpos di kepolisian mengatakan, polisi menemukan indikasi Yorries
terlibat dalam kasus kerusuhan Ambon dan tengah diusut keterlibatannya dalam
aksi-aksi kerusuhan lainnya. Memang, polisi tak pernah mengumumkan
keterlibatan Yorries karena faktor keamanan mereka sendiri.


Kivlan, alumni Akmil tahun 1971 dan orang dekat Letjen (Purn) Prabowo
Subianto itu, memang tak asing lagi dalam aktivitas seperti itu. Kivlan
diketahui terlibat dalam pengerahan PAM Swakarsa, ketika berlangsung Sidang
Istimewa MPR, November lalu. Ketika ikut mengerahkan PAM Swakarsa, Kivlan
sudah tak punya jabatan selain sebagai perwira tinggi Mabes ABRI.
Bersama-sama Mayjen Muchdi Pr, mantan Danjen Kopassus, Kivlan dikotakkan
karena dianggap orang-orang binaan Prabowo. Awal Januari ketika terjadi
mutasi besar-besaran di tubuh ABRI, Kivlan tiba-tiba mendapatkan jabatan
sebagai Korsahi KSAD. "Bukan apa-apa, jabatan itu jabatan tak penting.
Tujuannya agar Kivlan tak berkeliaran," ujar sumber di Mabes ABRI.


Mantan Panglima Divisi Infantri-2 Kostrad dan mantan Kepala Staf Kostrad,
ini belakangan memang icurigai membina para taruna Akmil yang dipecat, atau
yang dikenal sebagai Kelompok Tidar. Kelompok  Kelompok Tidar adalah
orang-orang yang pernah belajar di Akabri Magelang, di mana terdapat Bukit
Tidar. Mereka ini droup out di tingkat kedua atau ketiga dan biasanya
dipecat dari ikatan dinas sebagai taruna Akmil karena berbagai kasus berat,
misalnya menghamili gadis, memukul atasan atau senior serta melanggar
ketentuan disiplin.


Kelompok Tidar, makin kuat dan terorganisir berkat binaan Prabowo, Kivlan
dan sejumlah perwira pendukung Prabowo. Gerakan Kelompok Tidak ini mirip
sistem sel. Mereka juga merekrut orang dari kalangan preman, dilatih
kemiliteran dan bela diri melalui Satria Muda Indonesia (SMI), organisasi
silat binaan Prabowo. Mengenai pasukan siluman, selain direkrut dari SMI
juga bergabung kelompok pecinta alam yang dipimpin Iwan "Ompong"
Abdurrahman, yang juga Ketua Umum SMI dan kelompok preman yang dikomandani
Edhy Prabowo, mantan taruna Akmil, yang tak lain adalah Wakil Ketua Harian
SMI.

Iwan Ompong, sebelum jadi ketua umum SMI, banyak membantu Kopassus. Ia
mengembangkan kerjasama Wanadri-Kopassus, menyelenggarakan latihan bersama
dan pendakian Mount Everest, gunung tertinggi di dunia. Iwan juga jadi
pelatih beladiri Kopassus dengan mengembangkan jenis beladiri aliran Combat.
Sebuah jenis beladiri mematikan yang mengambil sasaran bagian terlemah dari
kepala lawan.  Edi Prabowo sendiri, sebagai kepala pelatih SMI, merekrut
mahasiswa, pendekar, preman dan anggota militer untuk membentuk pasukan
siluman serba guna. Pasukan ini, dulu di bawah komando Prabowo, bisa
dikerahkan untuk apa saja. Namun, setelah Prabowo kabur ke luar negeri,
komando pasukan siluman ini dipegang Kivlan. Baik pasukan siluman maupun
SMI, latihan-latihan dan operasinya dibiayai oleh orang-orang Bimantara
seperti Bambang Trihatmodjo, Indra Rukmana, Rozano Barrack, Peter Gontha,
dan sejumlah pengusaha seperti: Pontjo Sutowo, Sudwikatmono, Johanes Kotjo
dan  Ibrahim Risjad.


Pasukan siluman dan SMI pernah berhasil menciptakan kerusuhan dahsyat di
Jakarta, Mei tahun lalu. Kerusuhan itu sengaja diciptakan, konon dalam
rangka mendukung Prabowo jadi Pangab atau Pangkopkamtib. Rosihan Anwar,
seorang mantan wartawan senior, yang dikutip kantor berita Antara, Juli
tahun lalu sempat menyinggung keterlibatan SMI dalam kerusuhan Mei.  Namun,
SMI segera membantahnya. Iwan Ompong dan Edhy Prabowo segera mengundang
wartawan di markas mereka di Jl Wijaya Timur Raya No 7, Jakarta Selatan.


Militansi kelompok SMI ini konon sangat tinggi. Di kawasan Banten bila ada
pendekar yang mencuat namanya akan ditantang dan diajak berkelahi. Bila
anggota SMI kalah, pendekar yang menang akan direkrut dan diangkat jadi
dewan guru SMI. Bukan hanya untuk urusan silat anggota SMI jagoan, tapi juga
urusan kemiliteran. Di jaman masih menjabat Danjen Kopassus, Prabowo
memberikan fasilitas latihan Kopassus di Cijantung untuk diguna

Re: FW: [Siar] XPOS: AWAS, AKSI KELOMPOK "EKS TIDAR"

1999-03-11 Thread Ichwan Ramli.

Bung Lutfi,

Rasanya saya tahu Bung Iwan "Ompong" Abdurachman. Ia memang pecinta
lingkungan, aktivis WANADRI  kelompok pendaki gunung, salah satu penulis
musik yang mendukung grup Bimbo dulu. Bisa
jadi ia memang aktif di SMI, karena itu memang hobbinya. Tapi kalau terlibat
dalam suatu konspirasi jahat terhadap rakyat & negara, saya tak akan percaya
!!.



-Original Message-
From: Lutfi M. <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: 11 Maret 1999 13:57
Subject: FW: [Siar] XPOS: AWAS, AKSI KELOMPOK "EKS TIDAR"


>
>--
>XPOS: AWAS, AKSI KELOMPOK "EKS TIDAR"
>
>(PERISTIWA): Gus Dur menyebut nama Mayjen Kivlan Zein sebagai tukang kompor
>geger Ambon. Jika Kivlan terlibat pasti atas perintah Prabowo.  Ketua PBNU
>KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bikin kejutan lagi. Ia menuding seorang
>perwira tinggi berpangkat mayor jenderal berinisial K mengompori kerusuhan
>di Ambon. Perwira yang dimaksud Gus Dur tak lain adalah Mayjen Kivlan Zein,
>Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat (Korsahi KSAD). "Orang itu
>memang keras kepala, saya nggak tahu maunya apa," ujar Gus Dur, Selasa, 2
>Maret lalu.
>
>
>Menurut Gus Dur, sang mayor jendral itu tinggal di Jakarta, tetapi memiliki
>akses hingga ke Ambon, khususnya ke kelompoknya yang beraliran keras.
Akhir
>Januari lalu, Gus Dur menuding Ketua Pelaksana Harian Pemuda Pancasila,
>Yorries Raweyai mengerahkan ratusan provokator ke Ambon, kini ia menuding.
>Atas informasi Gus Dur itu, polisi memeriksa Yorries tiga hingga empat
kali.
>Sumber Xpos di kepolisian mengatakan, polisi menemukan indikasi Yorries
>terlibat dalam kasus kerusuhan Ambon dan tengah diusut keterlibatannya
dalam
>aksi-aksi kerusuhan lainnya. Memang, polisi tak pernah mengumumkan
>keterlibatan Yorries karena faktor keamanan mereka sendiri.
>
>
>Kivlan, alumni Akmil tahun 1971 dan orang dekat Letjen (Purn) Prabowo
>Subianto itu, memang tak asing lagi dalam aktivitas seperti itu. Kivlan
>diketahui terlibat dalam pengerahan PAM Swakarsa, ketika berlangsung Sidang
>Istimewa MPR, November lalu. Ketika ikut mengerahkan PAM Swakarsa, Kivlan
>sudah tak punya jabatan selain sebagai perwira tinggi Mabes ABRI.
>Bersama-sama Mayjen Muchdi Pr, mantan Danjen Kopassus, Kivlan dikotakkan
>karena dianggap orang-orang binaan Prabowo. Awal Januari ketika terjadi
>mutasi besar-besaran di tubuh ABRI, Kivlan tiba-tiba mendapatkan jabatan
>sebagai Korsahi KSAD. "Bukan apa-apa, jabatan itu jabatan tak penting.
>Tujuannya agar Kivlan tak berkeliaran," ujar sumber di Mabes ABRI.
>
>
>Mantan Panglima Divisi Infantri-2 Kostrad dan mantan Kepala Staf Kostrad,
>ini belakangan memang icurigai membina para taruna Akmil yang dipecat, atau
>yang dikenal sebagai Kelompok Tidar. Kelompok  Kelompok Tidar adalah
>orang-orang yang pernah belajar di Akabri Magelang, di mana terdapat Bukit
>Tidar. Mereka ini droup out di tingkat kedua atau ketiga dan biasanya
>dipecat dari ikatan dinas sebagai taruna Akmil karena berbagai kasus berat,
>misalnya menghamili gadis, memukul atasan atau senior serta melanggar
>ketentuan disiplin.
>
>
>Kelompok Tidar, makin kuat dan terorganisir berkat binaan Prabowo, Kivlan
>dan sejumlah perwira pendukung Prabowo. Gerakan Kelompok Tidak ini mirip
>sistem sel. Mereka juga merekrut orang dari kalangan preman, dilatih
>kemiliteran dan bela diri melalui Satria Muda Indonesia (SMI), organisasi
>silat binaan Prabowo. Mengenai pasukan siluman, selain direkrut dari SMI
>juga bergabung kelompok pecinta alam yang dipimpin Iwan "Ompong"
>Abdurrahman, yang juga Ketua Umum SMI dan kelompok preman yang dikomandani
>Edhy Prabowo, mantan taruna Akmil, yang tak lain adalah Wakil Ketua Harian
>SMI.
>
>Iwan Ompong, sebelum jadi ketua umum SMI, banyak membantu Kopassus. Ia
>mengembangkan kerjasama Wanadri-Kopassus, menyelenggarakan latihan bersama
>dan pendakian Mount Everest, gunung tertinggi di dunia. Iwan juga jadi
>pelatih beladiri Kopassus dengan mengembangkan jenis beladiri aliran
Combat.
>Sebuah jenis beladiri mematikan yang mengambil sasaran bagian terlemah dari
>kepala lawan.  Edi Prabowo sendiri, sebagai kepala pelatih SMI, merekrut
>mahasiswa, pendekar, preman dan anggota militer untuk membentuk pasukan
>siluman serba guna. Pasukan ini, dulu di bawah komando Prabowo, bisa
>dikerahkan untuk apa saja. Namun, setelah Prabowo kabur ke luar negeri,
>komando pasukan siluman ini dipegang Kivlan. Baik pasukan siluman maupun
>SMI, latihan-latihan dan operasinya dibiayai oleh orang-orang Bimantara
>seperti Bambang Trihatmodjo, Indra Rukmana, Rozano Barrack, Peter Gontha,
>dan sejumlah pengusaha seperti: Pontjo Sutowo, Sudwikatmono, Johanes Kotjo
>dan  Ibrahim Risjad.
>
>
>Pasukan sil

Re: FW: [Siar] XPOS: AWAS, AKSI KELOMPOK "EKS TIDAR"

1999-03-11 Thread Blucer Rajagukguk

Saya juga tertarik akan issue ini, tetapi kok kebenarannya seperti
cerita dalam 'kho ping hoo'. Disatu sisi cerita mengenai satria muda
yang merupakan didikannya Prabowo ada benarnya, namun banyak cerita yang
baru yang menarik. Apa ada yang punya data lebih akurat??

Ichwan Ramli. wrote:
>
> Bung Lutfi,
>
> Rasanya saya tahu Bung Iwan "Ompong" Abdurachman. Ia memang pecinta
> lingkungan, aktivis WANADRI  kelompok pendaki gunung, salah satu penulis
> musik yang mendukung grup Bimbo dulu. Bisa
> jadi ia memang aktif di SMI, karena itu memang hobbinya. Tapi kalau terlibat
> dalam suatu konspirasi jahat terhadap rakyat & negara, saya tak akan percaya
> !!.
>
> -Original Message-
> From: Lutfi M. <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: 11 Maret 1999 13:57
> Subject: FW: [Siar] XPOS: AWAS, AKSI KELOMPOK "EKS TIDAR"
>
> >
> >--
> >XPOS: AWAS, AKSI KELOMPOK "EKS TIDAR"
> >
> >(PERISTIWA): Gus Dur menyebut nama Mayjen Kivlan Zein sebagai tukang kompor
> >geger Ambon. Jika Kivlan terlibat pasti atas perintah Prabowo.  Ketua PBNU
> >KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bikin kejutan lagi. Ia menuding seorang
> >perwira tinggi berpangkat mayor jenderal berinisial K mengompori kerusuhan
> >di Ambon. Perwira yang dimaksud Gus Dur tak lain adalah Mayjen Kivlan Zein,
> >Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat (Korsahi KSAD). "Orang itu
> >memang keras kepala, saya nggak tahu maunya apa," ujar Gus Dur, Selasa, 2
> >Maret lalu.
> >
> >
> >Menurut Gus Dur, sang mayor jendral itu tinggal di Jakarta, tetapi memiliki
> >akses hingga ke Ambon, khususnya ke kelompoknya yang beraliran keras.
> Akhir
> >Januari lalu, Gus Dur menuding Ketua Pelaksana Harian Pemuda Pancasila,
> >Yorries Raweyai mengerahkan ratusan provokator ke Ambon, kini ia menuding.
> >Atas informasi Gus Dur itu, polisi memeriksa Yorries tiga hingga empat
> kali.
> >Sumber Xpos di kepolisian mengatakan, polisi menemukan indikasi Yorries
> >terlibat dalam kasus kerusuhan Ambon dan tengah diusut keterlibatannya
> dalam
> >aksi-aksi kerusuhan lainnya. Memang, polisi tak pernah mengumumkan
> >keterlibatan Yorries karena faktor keamanan mereka sendiri.
> >
> >
> >Kivlan, alumni Akmil tahun 1971 dan orang dekat Letjen (Purn) Prabowo
> >Subianto itu, memang tak asing lagi dalam aktivitas seperti itu. Kivlan
> >diketahui terlibat dalam pengerahan PAM Swakarsa, ketika berlangsung Sidang
> >Istimewa MPR, November lalu. Ketika ikut mengerahkan PAM Swakarsa, Kivlan
> >sudah tak punya jabatan selain sebagai perwira tinggi Mabes ABRI.
> >Bersama-sama Mayjen Muchdi Pr, mantan Danjen Kopassus, Kivlan dikotakkan
> >karena dianggap orang-orang binaan Prabowo. Awal Januari ketika terjadi
> >mutasi besar-besaran di tubuh ABRI, Kivlan tiba-tiba mendapatkan jabatan
> >sebagai Korsahi KSAD. "Bukan apa-apa, jabatan itu jabatan tak penting.
> >Tujuannya agar Kivlan tak berkeliaran," ujar sumber di Mabes ABRI.
> >
> >
> >Mantan Panglima Divisi Infantri-2 Kostrad dan mantan Kepala Staf Kostrad,
> >ini belakangan memang icurigai membina para taruna Akmil yang dipecat, atau
> >yang dikenal sebagai Kelompok Tidar. Kelompok  Kelompok Tidar adalah
> >orang-orang yang pernah belajar di Akabri Magelang, di mana terdapat Bukit
> >Tidar. Mereka ini droup out di tingkat kedua atau ketiga dan biasanya
> >dipecat dari ikatan dinas sebagai taruna Akmil karena berbagai kasus berat,
> >misalnya menghamili gadis, memukul atasan atau senior serta melanggar
> >ketentuan disiplin.
> >
> >
> >Kelompok Tidar, makin kuat dan terorganisir berkat binaan Prabowo, Kivlan
> >dan sejumlah perwira pendukung Prabowo. Gerakan Kelompok Tidak ini mirip
> >sistem sel. Mereka juga merekrut orang dari kalangan preman, dilatih
> >kemiliteran dan bela diri melalui Satria Muda Indonesia (SMI), organisasi
> >silat binaan Prabowo. Mengenai pasukan siluman, selain direkrut dari SMI
> >juga bergabung kelompok pecinta alam yang dipimpin Iwan "Ompong"
> >Abdurrahman, yang juga Ketua Umum SMI dan kelompok preman yang dikomandani
> >Edhy Prabowo, mantan taruna Akmil, yang tak lain adalah Wakil Ketua Harian
> >SMI.
> >
> >Iwan Ompong, sebelum jadi ketua umum SMI, banyak membantu Kopassus. Ia
> >mengembangkan kerjasama Wanadri-Kopassus, menyelenggarakan latihan bersama
> >dan pendakian Mount Everest, gunung tertinggi di dunia. Iwan juga jadi
> >pelatih beladiri Kopassus dengan mengembangkan jenis beladiri aliran
> Combat.
> >Sebuah jenis beladiri mematikan yang