Re: [Re: [Re: Irwan[Re: minta informasi penting]]]
Ada lagi, Lae. Bagian terbesar pengawal pribadi Moammar Khadafy adalah wanita (cantik lagi). Di sini malah serem-serem pengawalnya. Apalagi pengawal Ghalib yang makek para atlet Pelatnas (karate). Efron -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, 21 June, 1999 14:34 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [Re: [Re: Irwan[Re: minta informasi penting]]] In a message dated 6/20/99 2:03:51 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Irwan maaf jika aya tidak bisa menjawab semua pertanyaan kamu, Irwan: Ya ngga apa koq, mbak Yuni. Setiap orang itu punya keterbatasan, tidak terkecuali anda dan saya. Saya awalnya tanya ke anda karena tampaknya anda saya perhatikan cukup menguasai hal tersebut dari tulisan atau pernyataan anda yg anda buat. Tapi mau dibilang apa lagi kalau pernyataan anda tersebut hanyalah sebuah pernyataan saja yg tampaknya kurang didukung oleh fakta. Saya bisa mengerti koq. Paling tidak, jadikanlah hal yg kemarin2 itu jadi pelajaran agar kita hendaknya lebih berhati2 lagi dalam menulis. Jangan pernah mengannggap diri yg paling tahu dari yg lain. Di atas awan ada langit. Yuni: saya mulai sibuk sekali, tidak punya banyak waktu untuk didepan komputer lama lama. Irwan: Sebenarnya alasan ini kurang baik diajukan. Kita disini masing2 punya kesibukan sendiri. Jangan seperti bung Boy itu ah, yg ngajuin usul agar milis permias ini dibatesin hanya untuk mahasiswa AS saja (bahkan katanya didukung oleh rekan2nya yg kuliah di 12 states itu), eh dianya sendiri akhirnya bilang lagi sibuk jadi ngga bisa ngasih tanggepan lagi. Khan aneh jadinya. Jangan2 teman2nya yg di 12 states itu juga sibuk banget jadi ngga sempet nulis cuma ngga kepengen ada orang lain non mahasiswa AS yg nulis di milis ini. Kalau mereka2 itu pada rajin nulis di milis ini sih yg saya bisa maklum, tapi kalau sebaliknya.ya, gimana gitu kayaknya.:) Yuni: Dan mungkin ini juga merupakan email saya yang terakhir, saya akan kembali hanya menjadi pembaca saja, kalau ada waktu , dan kalau tidak paling email email kalian akan masuk tong sampah, karena tidak sempat dibuka selama berhari hari. Irwan: Mbak Yuni pernah denger ini ngga: "Berikanlah pekerjaan/tugas kepada orang yg sibuk." Yuni: Semoga anda tidak salah terima, saya senang dengan pertanyaan anda dan saya menghargai semua pertanyaan anda, nanti kalau saya keperpusatakaan dan menemukan buku buku yang dapat menjawab pertanyaan anda, akan saya inform kan ke anda. Irwan: Tadinya saya pikir anda menguasai betul apa yg anda ucapkan. Tapi ya sudahlah, mau diapakan lagi kalau ternyata anda tidak bisa memberikan dukungan untuk pernyataan anda sendiri. Yah, beginilah resikonya kalau ikut milis yg beragam anggotanya dan juga kritis. Yuni: Saya harap ada rekan lain yang dapat membantu menjelaskan kepada Irwan masalah kewanitaan dalam Islam. Irwan: Saya ngga nanya masalah kewanitaan dalam Islam. Yang saya tanyakan itu masalah wanita yg ngga boleh jadi presiden atau pemimpin pemerintahan. Itu yg saya tanyakan ketika anda menyatakan hal itu pertama kali. Anda tahu Alwi Shihab? Saya tadinya ngga tahu dia. Ehpas baca Gatra baru edisi 19 Juni 1999 (kebetulan ada ortunya teman yg bawain dari Jakarta), gue ngga nyangka dah dia ternyata orang hebat. Pendidikannya pun tinggi banget dan pendidikanya itu ya soal Islam. Mau tahu soal pendapat dia tentang apakah Islam melarang wanita jadi presiden atau pemimpin pemerintahan? Alwi Shihab mengatakan demikian, "Sekali lagi saya tegas, kepemimpinan perempuan itu tidak dosa atau haram." http://www.detik.com/berita/199906/19990611-1500.html Saya awalnya baca pernyataannya di detik itu dulu (12 Juni) ya biasa2 saja karena saya anggap ini pandangan dari satu ulama yg kebetulan tidak masalah dengan pemimpin wanita. Tapi setelah saya baca di Gatra, siapa itu Alwi Shihab, dan melihat latar belakang pendidikannya (Phd) yg memang konsentrasinya di bidang Islam bahkan banyak diakui dan diminta ngajar di berbagai universitas, saya jadi terkejut karena ucapan ini keluar dari seseorang yg saya anggap mengetahui permasalahan dengan lebih jelas. Itulah sebabnya saya ngga heran negara2 Islam seperti Bangladesh, Pakistan, Turki, tidak mempermasalahkan pemimpin pemerintahan dipegang oleh wanita karena memang ternyata tidak dilarang oleh kitab suci mereka, Al-Quran. Yuni: Tetapi yang terbaik, yaitu silahkan cari jawaban atas pertanyaan kamu melalui buku buku di perpustakaan. Dan satu kunci yang saya harapkan agar kamu tidak memaksakan diri, apabila kamu menemui bahwa diri kamu belum juga mengerti atas semua penjelasan yang kamu terima, yakni masalah yang kamu pertanyakan ini adalah masalah agama. Agama adalah melibatkan masalah kepercayaan hati sesaorang terhadap agama itu sendiri. Mereka percaya terhadap agama yang dianut dengan menggunakan hati, tidak hanya dengan akal. Kadang suatu hal tampaknya tidak dapat diterima ole
Re: [Re: [Re: Irwan[Re: minta informasi penting]]]
Irwan maaf jika aya tidak bisa menjawab semua pertanyaan kamu, saya mulai sibuk sekali, tidak punya banyak waktu untuk didepan komputer lama lama.Dan mungkin ini juga merupakan email saya yang terakhir, saya akan kembali hanya menjadi pembaca saja, kalau ada waktu , dan kalau tidak paling email email kalian akan masuk tong sampah, karena tidak sempat dibuka selama berhari hari.Semoga anda tidak salah terima, saya senang dengan pertanyaan anda dan saya menghargai semua pertanyaan anda, nanti kalau saya keperpusatakaan dan menemukan buku buku yang dapat menjawab pertanyaan anda, akan saya inform kan ke anda. Saya harap ada rekan lain yang dapat membantu menjelaskan kepada Irwan masalah kewanitaan dalam Islam. Tetapi yang terbaik, yaitu silahkan cari jawaban atas pertanyaan kamu melalui buku buku di perpustakaan. Dan satu kunci yang saya harapkan agar kamu tidak memaksakan diri, apabila kamu menemui bahwa diri kamu belum juga mengerti atas semua penjelasan yang kamu terima, yakni masalah yang kamu pertanyakan ini adalah masalah agama. Agama adalah melibatkan masalah kepercayaan hati sesaorang terhadap agama itu sendiri. Mereka percaya terhadap agama yang dianut dengan menggunakan hati, tidak hanya dengan akal. Kadang suatu hal tampaknya tidak dapat diterima oleh akal sehat, tetapi oleh penganut agama tersebut diterima dengan lapang dada, ini namanya suatu kepercayaan atau iman. Bukan berarti mereka menerima begitu saja tanpa mempertanyakan latar belakangnya, tetapi maksud saya, keimanan seseorang terhadapo suatu agama membantu mempermudah mempercayai dan mengerti apa yang diajarkan, kecuali orang orang tersebut belum benar benar beriman. Ini sebenarnya inti jawaban dari semua pertanyaan kamu. Selamat mencari buku bukunya semoga memuaskan pertanyaan pertanyaan kamu. yuni Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: In a message dated 6/16/99 12:59:12 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: yuni: sorry deh saya salah dalam mengutip, bukannya saya tidak hapal, tepi salah tulis, karena banyak hal dibenak saya. Lha wong sewaktu saya nulis kutipan tersebut, saya punya Qur'an di depan saya. Maaf kecerobohan saya. Irwan , seperti yang saya katakan diatas bahwa tidak hanya ayat tersebut diatas saja yang secara tegas membedakan laki perempuan tapi banyak lagi. Memang orang beragama lain akan menyerang bahwa itu untuk berumah tangga, sebenarnya tidak hanya terbatas pada rumah tangga. Bayangkan dalam rumah tangga saja perempuan tidak bisa jadi pemimpin, maka apalagi dalam suatu negara. Saya baca Gus Dur pun mengutip ayat tersebut, jadi saya kira pendapat saya ini cukup. Kalau saya ketemu ayat lain yang mendukung, saya akan berikan kepada anda. Irwan: Mbak Yuni, sampai sekarang saya tunggu2 ternyata anda belum juga memberikan ayat2 lain yg anda janjikan tersebut. Apakah memang terlalu sulit buat anda menemukan hal tersebut? Ada rekan2 lain yg bersedia membantu mbak Yuni dalam mengutipkan ayat2 yg dia maksud? Penggunaan argumentasi: "Bayangkan dalam rumah tangga saja perempuan tidak bisa jadi pemimpin, maka apalagi dalam suatu negara." bagi saya sangat sulit diterima mengingat anda membolehkan wanita jadi pemimpin untuk kasus2 tertentu. Padahal, kalau anda konsisten dengan pola pikir di atas, maka seharusnya dalam situasi apapun, dimanapun, wanita tidak boleh memimpin pria. Wanita tidak boleh jadi direktur yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi pimpinan cabang bank yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi kepala departemen yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi kepala sekolah yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi menteri yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi ketua organisasi yg membawahi pria. Wanita tidak boleh menjadi manager yg membawahi pria, dst. Wanita harus lebih rendah kedudukannya dari pria, tidak boleh lebih tinggi dari pria. Wanita hanya boleh menjadi ketua atau pimpinan bila bawahannya tidak ada laki2nya, hanya khusus wanita. Ini kalau anda mau konsisten dengan logika berpikir anda di atas kecuali anda mau mendua. Sekedar informasi tambahan buat anda, Amien Rais dan Gus Dur mengatakan dalam ajaran Islam tidak ada larangan wanita tidak boleh jadi presiden atau pimpinan pemerintahan. Dan masih banyak lagi ulama2 yg berpikiran sama. Mbak Yuni, sayang sekali anda belum bisa memberikan jawaban yg menguatkan pernyataan anda sebelumnya. Tadinya saya berharap anda memang mengetahui mengenai larangan hal tersebut seperti yg tersirat dalam posting anda pertama dengan subyek ini. Saya kutipkan kembali di akhir posting ini tulisan anda pertama dan pertanyaan2 yg saya ajukan yg sampai sekarang belum dijawab dengan baik. Bangladesh, Pakistan, Turkey, yg merupakan negara Islam pernah memiliki kepala pemerintahan seorang wanita. Setahu saya, suatu negara Islam memakai Al Quran sebagai dasar hukum negaranya. Dalam benak saya sangatlah tidak masuk akal bila memang di Al Quran wanita dilarang jadi pemimpin, tapi mereka (Bangladesh, Pakistan,
Re: [Re: [Re: Irwan[Re: minta informasi penting]]]
yuni windarti wrote: Tetapi yang terbaik, yaitu silahkan cari jawaban atas pertanyaan kamu melalui buku buku di perpustakaan. Dan satu kunci yang saya harapkan agar kamu tidak memaksakan diri, apabila kamu menemui bahwa diri kamu belum juga mengerti atas semua penjelasan yang kamu terima, yakni masalah yang kamu pertanyakan ini adalah masalah agama. Agama adalah melibatkan masalah kepercayaan hati sesaorang terhadap agama itu sendiri. Mereka percaya terhadap agama yang dianut dengan menggunakan hati, tidak hanya dengan akal. Kadang suatu hal tampaknya tidak dapat diterima oleh akal sehat, tetapi oleh penganut agama tersebut diterima dengan lapang dada, ini namanya suatu kepercayaan atau iman. Bukan berarti mereka menerima begitu saja tanpa mempertanyakan latar belakangnya, tetapi maksud saya, keimanan seseorang terhadapo suatu agama membantu mempermudah mempercayai dan mengerti apa yang diajarkan, kecuali orang orang tersebut belum benar benar beriman. Apa artinya iman menurut Yuni? Apa iman hanya berlaku untuk Mega dan tidak berlaku untuk pemimpin wanita yang lain. Iman jangan dijadikan alasan politik. Iman menurut saya percaya akan keberadaan Allah walaupun saya tidak mampu melihatNYA. Iman menurut saya bukanlah percaya bahwa wanita tidak dapat memimpin. Ini sebenarnya inti jawaban dari semua pertanyaan kamu. Selamat mencari buku bukunya semoga memuaskan pertanyaan pertanyaan kamu. Ini sih bukan inti. Ini pelarian diri :). yuni
Re: [Re: Irwan[Re: minta informasi penting]]
In a message dated 6/16/99 12:59:12 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: yuni: sorry deh saya salah dalam mengutip, bukannya saya tidak hapal, tepi salah tulis, karena banyak hal dibenak saya. Lha wong sewaktu saya nulis kutipan tersebut, saya punya Qur'an di depan saya. Maaf kecerobohan saya. Irwan , seperti yang saya katakan diatas bahwa tidak hanya ayat tersebut diatas saja yang secara tegas membedakan laki perempuan tapi banyak lagi. Memang orang beragama lain akan menyerang bahwa itu untuk berumah tangga, sebenarnya tidak hanya terbatas pada rumah tangga. Bayangkan dalam rumah tangga saja perempuan tidak bisa jadi pemimpin, maka apalagi dalam suatu negara. Saya baca Gus Dur pun mengutip ayat tersebut, jadi saya kira pendapat saya ini cukup. Kalau saya ketemu ayat lain yang mendukung, saya akan berikan kepada anda. Irwan: Mbak Yuni, sampai sekarang saya tunggu2 ternyata anda belum juga memberikan ayat2 lain yg anda janjikan tersebut. Apakah memang terlalu sulit buat anda menemukan hal tersebut? Ada rekan2 lain yg bersedia membantu mbak Yuni dalam mengutipkan ayat2 yg dia maksud? Penggunaan argumentasi: "Bayangkan dalam rumah tangga saja perempuan tidak bisa jadi pemimpin, maka apalagi dalam suatu negara." bagi saya sangat sulit diterima mengingat anda membolehkan wanita jadi pemimpin untuk kasus2 tertentu. Padahal, kalau anda konsisten dengan pola pikir di atas, maka seharusnya dalam situasi apapun, dimanapun, wanita tidak boleh memimpin pria. Wanita tidak boleh jadi direktur yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi pimpinan cabang bank yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi kepala departemen yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi kepala sekolah yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi menteri yg membawahi pria. Wanita tidak boleh jadi ketua organisasi yg membawahi pria. Wanita tidak boleh menjadi manager yg membawahi pria, dst. Wanita harus lebih rendah kedudukannya dari pria, tidak boleh lebih tinggi dari pria. Wanita hanya boleh menjadi ketua atau pimpinan bila bawahannya tidak ada laki2nya, hanya khusus wanita. Ini kalau anda mau konsisten dengan logika berpikir anda di atas kecuali anda mau mendua. Sekedar informasi tambahan buat anda, Amien Rais dan Gus Dur mengatakan dalam ajaran Islam tidak ada larangan wanita tidak boleh jadi presiden atau pimpinan pemerintahan. Dan masih banyak lagi ulama2 yg berpikiran sama. Mbak Yuni, sayang sekali anda belum bisa memberikan jawaban yg menguatkan pernyataan anda sebelumnya. Tadinya saya berharap anda memang mengetahui mengenai larangan hal tersebut seperti yg tersirat dalam posting anda pertama dengan subyek ini. Saya kutipkan kembali di akhir posting ini tulisan anda pertama dan pertanyaan2 yg saya ajukan yg sampai sekarang belum dijawab dengan baik. Bangladesh, Pakistan, Turkey, yg merupakan negara Islam pernah memiliki kepala pemerintahan seorang wanita. Setahu saya, suatu negara Islam memakai Al Quran sebagai dasar hukum negaranya. Dalam benak saya sangatlah tidak masuk akal bila memang di Al Quran wanita dilarang jadi pemimpin, tapi mereka (Bangladesh, Pakistan, Turkey) mengangkat seorang wanita menjadi pimpinan mereka. Catatan tambahan: Saya makin rancu dengan usulan Gus Dur dalam pertemuannya dengan wakil IMF sempat melontarkan pemikiran untuk mengusulkan Amien Rais sebagai kepala pemerintahan (Presiden) dan Megawati sebagai kepala negara (ketua MPR) dengan alasan untuk menghindari deadlock soal pemilihan presiden karena masih adanya pihak2 yg belum bisa menerima jabatan presiden dipegang oleh seorang wanita. http://www.detik.com/berita/199906/19990619-1504.html Padahal kalau diperhatikan wanita yg menjadi pimpinan di Pakistan dan Bangladesh tersebut menjabat sebagai Prime Minister (PM) atau kepala pemerintahan. Ini salah satu alasan yg dipakai oleh PKU dengan mengatakan kalau wanita jadi PM itu boleh tapi jadi presiden itu yg ngga boleh dengan dasar pemikiran bahwa jabatan PM tidak mempunya kedaulatan secara penuh seperti presiden. Lanjutnya lagi, sedangkan presiden menurut konsep Islam adalah seorang kepala negara yg kekuasaannya lebih besar dibanding seorang PM. Artikel lengkapnya dapat dibaca di: http://www.detik.com/berita/199904/990430-1845.html Walau pernyataan di atas masih penuh tanda tanya, mari kita lihat apa yg dia ungkapkan dan apa yg ada di Indonesia. Di Indonesia, posisi presiden masih di bawah MPR (mbak Yuni tentu masih ingat bagaimana anda menjelaskan kepada saya tentang kedudukan DPA, MPR, Presiden, tempo hari kepada saya). Dengan kata lain, MPR masih lebih berkuasa dari seorang presiden karena memang kita menganut sistem kedaulatan tertinggi ada ditangan rakyat yg dilaksanakan oleh MPR. Jelas sekali disini Presiden hanyalah seorang bawahan dari MPR. Dengan demikian maka saya masih jauh lebih bisa menerima keberatan2 para ulama kalau keberatan tersebut mereka tujukan ke posisi ketua MPR, dalam artian keberatan ketua MPR dijabat oleh wanita. Hal ini mengingat ketua MPR
Re: [Re: [Re: Irwan[Re: minta informasi penting]]]
Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: In a message dated 6/15/99 8:41:57 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: ---dihapus--- Mengenai ayat di Quran saya hanya ingat satu ayat yang menjelaskan bahwa "Laki laki itu adalah pemimpin wanita" ANNISAA' :38, Irwan: Tampaknya ingatan anda kurang kuat. Annisaa :38 berisi peringatan tentang orang2 yg menafkahkan penghasilannya karena untuk dilihat dan dipuji. Juga tentang pertemanan dengan setan. Silahkan dibuka kembali untuk memastikan. Ayat yg anda maksud bila kalimat awalnya seperti yg anda sebutkan ada pada ayat 34. Lengkapnya demikian: (4:34) Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya [291], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Mbak Yuni, anda lihat bahwa ayat tersebut ditulis dalam konteks hubungan suami istri, dalam hubungan keluarga. Dalam ayat 35 anda akan lebih jelas lagi melihat apa yg saya katakan. Tentunya anda dan saya serta rekan2 disini sepakat agar kita jangan mengambil sepenggal2 ayat tertentu tapi lebih dilihat konteks pembicaraannya apa. Pengambilan ayat secara sepotong2 tanpa melihat konteks pembicaraannya bisa berbahaya karena bisa menyesatkan. Yuni: ada banyak ayat ayat pendukung lainnya atau yang turut menjelaskan maupun Sabda Nabi, tetapi saya tidak hapal. Irwan: Silahkan anda mengutipkannya disini. yuni: sorry deh saya salah dalam mengutip, bukannya saya tidak hapal, tepi salah tulis, karena banyak hal dibenak saya. Lha wong sewaktu saya nulis kutipan tersebut, saya punya Qur'an di depan saya. Maaf kecerobohan saya. Irwan , seperti yang saya katakan diatas bahwa tidak hanya ayat tersebut diatas saja yang secara tegas membedakan laki perempuan tapi banyak lagi. Memang orang beragama lain akan menyerang bahwa itu untuk berumah tangga, sebenarnya tidak hanya terbatas pada rumah tangga. Bayangkan dalam rumah tangga saja perempuan tidak bisa jadi pemimpin, maka apalagi dalam suatu negara. Saya baca Gus Dur pun mengutip ayat tersebut, jadi saya kira pendapat saya ini cukup. Kalau saya ketemu ayat lain yang mendukung, saya akan berikan kepada anda. Yuni: Mengenai negara Islam lainnya yang mempunyai pemimpin wanita, jawaban saya adalah mengapa tidak.Toh itu kehendak rakyat mereka. Irwan harus bisa membedakan antara aturan dan pelaksanaannya. Idealnya atau aturannya dalam Islam bahwa pemimpin itu adalah laki laki, tetapi karena orang Islam itu adalah manusia, yang tak luput dari kesalahan dan pola pemahaman yang berbeda maka timbullah pelaksanaan yang berbeda.Dilain pihak aturannya mengatakan A, sedangkan pelaksanaannya B, itu sah sa saja bagi manusia yang menjalaninya, akan tetapi mereka tidak bisa mengubah peraturan itu sendiri, dalam arti mereka menanggung resikonya sendiri. Irwan: Mbak Yuni, setahu saya dalam negara Islam itu hukum yg berlaku adalah hukum Islam yg tertulis dalam Al Quran dan Hadits. Mohon saya dikoreksi kalau salah. Di mata saya, tidak mungkin suatu negara Islam seperti Bangladesh dan Pakistan akan melanggar peraturan yg menjadi landasan negaranya. Itulah sebabnya saya punya keyakinan kalau wanita itu dalam Islam tidak haram hukumnya menjadi pemimpin. Pemahaman seseorang akan sesuatu adalah berbeda, terutama agama. Seperti misalnya negara kita, Kalaupun toh MS jadi presiden, tidak berarti semua orang di Indonesia menyetujui kebaradaannya sebagai presiden. Bukankah mayoritas penduduk Ina beragama Islam, tetapi mereka tidak sepaham satu sama lain, jadi kalaupun toh negara Islam lainnya memilih wanita sebagai presiden, tidak berarti mencerminkan 100% penduduk Islamnya menganggap it is ok, memilih wanita sebagai presiden. Dalam jaman edan ini banyak hal yang mempengaruhi pemikiran, pemahaman seseorang. Seperti pemahaman seseorang terhadap peranan wanita dalam Islam, banyak dipengaruhi oleh emansipasi wanita, sehingga banyak hal yang dilarang akhir menjadi boleh boleh saja asal.(alasan emansipasi) Silahkan bagi siapa saja yg ingin menjelasan masalah ini. Yuni: Tidak ada bedanya dengan presiden, saya kira jawaban saya sudah mencakupi yang diatas. Hanya saja untuk bidang tertentu, yang menyangkut kewanitaan masa harus laki laki ya mereka nggak tahu apa apa dong. Irwan: Dengan kata lain anda ingin mengatakan wanita hanya boleh menjadi menteri UPW. Selain dari itu, tidak boleh. Seperti misalnya wanita tidak boleh menjadi menteri sosial (pernah ada di Indonesia dan ngga pernah
Re: Irwan[Re: minta informasi penting]
Saya janji akan saya jawab pertanyaan kamu segera Yuni Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: In a message dated 6/14/99 2:18:09 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Pernahkah tokoh muslim Indonesia menyerukan secara nasional kepada rakyat Indonesia bahwa memilih pemimpin wanita adalah suatu pelanggaran kepada syariat agama Islam??? terima kasih yuni Irwan: Bisakah anda kutipkan ayatnya secara lengkap? Pertanyaan saya berikutnya: 1.Bisa tolong dijelaskan kenapa Bangladesh dan Pakistan yg notabene negara Islam punya pemimpin wanita? 2.Bisa tolong dijelaskan kenapa kita boleh punya menteri wanita yg notabene memimpin suatu departemen? 3.Bisa tolong dijelaskan apakah wanita juga dilarang menjadi direktur yg notabene adalah pemimpin perusahaan? Kalau tidak dilarang, mengapa tidak? Kalau dilarang, kenapa selama ini tidak ada seruan tersebut? 4.Apakah definisi pemimpin itu bagi anda? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: Irwan[Re: minta informasi penting]
Terima kasih sebelumnya anda mau menjelaskan. Saya yakin pertanyaan mudah seperti itu untuk orang seperti anda yg tampaknya banyak mengetahui sesuatu tidak perlu membutuhkan waktu berhari2. Mudah2an posting awal anda tersebut tidak dalam kondisi iseng2 lagi seperti yg sudah2.:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu In a message dated 6/15/99 9:21:29 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya janji akan saya jawab pertanyaan kamu segera Yuni Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: In a message dated 6/14/99 2:18:09 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Pernahkah tokoh muslim Indonesia menyerukan secara nasional kepada rakyat Indonesia bahwa memilih pemimpin wanita adalah suatu pelanggaran kepada syariat agama Islam??? terima kasih yuni Irwan: Bisakah anda kutipkan ayatnya secara lengkap? Pertanyaan saya berikutnya: 1.Bisa tolong dijelaskan kenapa Bangladesh dan Pakistan yg notabene negara Islam punya pemimpin wanita? 2.Bisa tolong dijelaskan kenapa kita boleh punya menteri wanita yg notabene memimpin suatu departemen? 3.Bisa tolong dijelaskan apakah wanita juga dilarang menjadi direktur yg notabene adalah pemimpin perusahaan? Kalau tidak dilarang, mengapa tidak? Kalau dilarang, kenapa selama ini tidak ada seruan tersebut? 4.Apakah definisi pemimpin itu bagi anda? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: [Re: Irwan[Re: minta informasi penting]]
Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih sebelumnya anda mau menjelaskan. Saya yakin pertanyaan mudah seperti itu untuk orang seperti anda yg tampaknya banyak mengetahui sesuatu tidak perlu membutuhkan waktu berhari2. Mudah2an posting awal anda tersebut tidak dalam kondisi iseng2 lagi seperti yg sudah2.:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu In a message dated 6/15/99 9:21:29 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya janji akan saya jawab pertanyaan kamu segera Yuni Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: In a message dated 6/14/99 2:18:09 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Pernahkah tokoh muslim Indonesia menyerukan secara nasional kepada rakyat Indonesia bahwa memilih pemimpin wanita adalah suatu pelanggaran kepada syariat agama Islam??? terima kasih yuni Irwan: Bisakah anda kutipkan ayatnya secara lengkap? Pertanyaan saya berikutnya: 1.Bisa tolong dijelaskan kenapa Bangladesh dan Pakistan yg notabene negara Islam punya pemimpin wanita? 2.Bisa tolong dijelaskan kenapa kita boleh punya menteri wanita yg notabene memimpin suatu departemen? 3.Bisa tolong dijelaskan apakah wanita juga dilarang menjadi direktur yg notabene adalah pemimpin perusahaan? Kalau tidak dilarang, mengapa tidak? Kalau dilarang, kenapa selama ini tidak ada seruan tersebut? 4.Apakah definisi pemimpin itu bagi anda? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Wah...wah ...terima kasih atas pujiannya yang dibuntuti dengan kecurigaan. Irwan saya tidak melarikan diri kok, tetapi saya banyak kesibukkan. Lagi pula mengenai ayat ayat qur'an, saya bukan orang ahli agama, maunya sih saya cari dulu buku saya tentang kepeimpinan dalam Islam sehingga saya bisa menjelaskan secara detail kepada anda. Akan tetapi karena anda mintanya buru buru ya sudah apa adanya aja ya??? mungkin ada rekan lain yang ahli agama seperti misalnya bung Pandir atau lainnya bisa nambain. Mengenai ayat di Quran saya hanya ingat satu ayat yang menjelaskan bahwa "Laki laki itu adalah pemimpin wanita" ANNISAA' :38, ada banyak ayat ayat pendukung lainnya atau yang turut menjelaskan maupun Sabda Nabi, tetapi saya tidak hapal. Mengenai negara Islam lainnya yang mempunyai pemimpin wanita, jawaban saya adalah mengapa tidak.Toh itu kehendak rakyat mereka. Irwan harus bisa membedakan antara aturan dan pelaksanaannya. Idealnya atau aturannya dalam Islam bahwa pemimpin itu adalah laki laki, tetapi karena orang Islam itu adalah manusia, yang tak luput dari kesalahan dan pola pemahaman yang berbeda maka timbullah pelaksanaan yang berbeda.Dilain pihak aturannya mengatakan A, sedangkan pelaksanaannya B, itu sah sa saja bagi manusia yang menjalaninya, akan tetapi mereka tidak bisa mengubah peraturan itu sendiri, dalam arti mereka menanggung resikonya sendiri. Tidak ada bedanya dengan presiden, saya kira jawaban saya sudah mencakupi yang diatas. Hanya saja untuk bidang tertentu, yang menyangkut kewanitaan masa harus laki laki ya mereka nggak tahu apa apa dong. Mengenai urusan dagang(bisnis) wanita tidak dilarang untuk berdagang, apalagi itu usahanya sendiri, maka sah sah saja ia menjadi direktur kek, apa kek, karena itu punyanya sendiri. Sedangkan yang hanya sebagai pegawai, juga tidak ada masalah, karena tujuannya untuk mencari nafkah. Pemimpin bagi saya adalah Laki laki muslim, berkeluarga, yang bisa diteladani, diperaya akan akhlak, perbuatan,perkataanya. Dia mampu membedakan kebaikan dan keburukan, memahami syariat Islam sekaligus menjalankannya. Bertanggung jawab, dan tidak malu berbicara akan kebaikan akan tetapi malu untuk berbuat keburukan, dll. Saya cantumkan berkeluarga, karena dalam Islam orang yang sudah berkeluarga adalah diutamakan diantara orang yang belum berkeluarga. Ini menunjukkan bahwa seseorang tersebut sudah belajar untuk bertanggung jawab untuk orang lain(yakni keluarganya) dibandingkan yang masih bujang. Sekian dulu jawabanku, kalau mau detail tentang Islam tanya yang ahli agama ya maaf sebesar besarnya kalau ada kesalahan Yuni Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: [Re: Irwan[Re: minta informasi penting]]
In a message dated 6/15/99 8:41:57 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: ---dihapus--- Mengenai ayat di Quran saya hanya ingat satu ayat yang menjelaskan bahwa "Laki laki itu adalah pemimpin wanita" ANNISAA' :38, Irwan: Tampaknya ingatan anda kurang kuat. Annisaa :38 berisi peringatan tentang orang2 yg menafkahkan penghasilannya karena untuk dilihat dan dipuji. Juga tentang pertemanan dengan setan. Silahkan dibuka kembali untuk memastikan. Ayat yg anda maksud bila kalimat awalnya seperti yg anda sebutkan ada pada ayat 34. Lengkapnya demikian: (4:34) Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya [291], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Mbak Yuni, anda lihat bahwa ayat tersebut ditulis dalam konteks hubungan suami istri, dalam hubungan keluarga. Dalam ayat 35 anda akan lebih jelas lagi melihat apa yg saya katakan. Tentunya anda dan saya serta rekan2 disini sepakat agar kita jangan mengambil sepenggal2 ayat tertentu tapi lebih dilihat konteks pembicaraannya apa. Pengambilan ayat secara sepotong2 tanpa melihat konteks pembicaraannya bisa berbahaya karena bisa menyesatkan. Yuni: ada banyak ayat ayat pendukung lainnya atau yang turut menjelaskan maupun Sabda Nabi, tetapi saya tidak hapal. Irwan: Silahkan anda mengutipkannya disini. Yuni: Mengenai negara Islam lainnya yang mempunyai pemimpin wanita, jawaban saya adalah mengapa tidak.Toh itu kehendak rakyat mereka. Irwan harus bisa membedakan antara aturan dan pelaksanaannya. Idealnya atau aturannya dalam Islam bahwa pemimpin itu adalah laki laki, tetapi karena orang Islam itu adalah manusia, yang tak luput dari kesalahan dan pola pemahaman yang berbeda maka timbullah pelaksanaan yang berbeda.Dilain pihak aturannya mengatakan A, sedangkan pelaksanaannya B, itu sah sa saja bagi manusia yang menjalaninya, akan tetapi mereka tidak bisa mengubah peraturan itu sendiri, dalam arti mereka menanggung resikonya sendiri. Irwan: Mbak Yuni, setahu saya dalam negara Islam itu hukum yg berlaku adalah hukum Islam yg tertulis dalam Al Quran dan Hadits. Mohon saya dikoreksi kalau salah. Di mata saya, tidak mungkin suatu negara Islam seperti Bangladesh dan Pakistan akan melanggar peraturan yg menjadi landasan negaranya. Itulah sebabnya saya punya keyakinan kalau wanita itu dalam Islam tidak haram hukumnya menjadi pemimpin. Silahkan bagi siapa saja yg ingin menjelasan masalah ini. Yuni: Tidak ada bedanya dengan presiden, saya kira jawaban saya sudah mencakupi yang diatas. Hanya saja untuk bidang tertentu, yang menyangkut kewanitaan masa harus laki laki ya mereka nggak tahu apa apa dong. Irwan: Dengan kata lain anda ingin mengatakan wanita hanya boleh menjadi menteri UPW. Selain dari itu, tidak boleh. Seperti misalnya wanita tidak boleh menjadi menteri sosial (pernah ada di Indonesia dan ngga pernah ada larangan), wanita tidak boleh menjadi menteri olah raga, wanita tidak boleh menjadi menteri perindustrian, wanita tidak boleh menjadi menteri keuangan, wanita tidak boleh menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan, dst. Kira2 begitukah yg ingin anda katakan dari pernyataan anda di atas? Yuni: Mengenai urusan dagang(bisnis) wanita tidak dilarang untuk berdagang, apalagi itu usahanya sendiri, maka sah sah saja ia menjadi direktur kek, apa kek, karena itu punyanya sendiri. Sedangkan yang hanya sebagai pegawai, juga tidak ada masalah, karena tujuannya untuk mencari nafkah. Irwan: Dengan kata lain anda ingin mengatakan bahwa wanita boleh memimpin pria kalau itu urusan dagang atau perusahaannya sendiri. Sehingga anda katakan tidak masalah dalam hal ini wanita menjadi pemimpin. Bagaimana dengan menjadi Dirut suatu bank, bank BUMN katakanlah. Hmm...tampaknya anda juga tidak ada masalah karena kemungkinan akan anda kategorikan ke dalam mencari nafkah. Jadi, selama tujuannya mencari nafkah, ya tidak apa wanita menjabat sebagai pimpinan. Anda kenal pahlawan wanita dari Aceh, Tjoet Nyak Dien? Kira2 apa yg menjadi alasan rakyat Aceh waktu itu mengangkat beliau menjadi pemimpin? Yuni: Pemimpin bagi saya adalah Laki laki muslim, berkeluarga, yang bisa diteladani, diperaya akan akhlak, perbuatan,perkataanya. Dia mampu membedakan kebaikan dan keburukan, memahami syariat Islam sekaligus menjalankannya. Bertanggung jawab, dan tidak malu berbicara akan kebaikan akan tetapi malu untuk berbuat keburukan, dll. Irwan: Tampaknya masih
minta informasi penting
Kalau anada ada yang mau membantu memberi informasi saya, akan sangat saya hargai. Mungkin informasi ini sudah pernah dilontarkan, tetapi karena selama ini saya tidak sempat mengikuti email anda , mungkin anda berkenan untuk mengulangnya kepada saya. Pernahkah tokoh muslim Indonesia menyerukan secara nasional kepada rakyat Indonesia bahwa memilih pemimpin wanita adalah suatu pelanggaran kepada syariat agama Islam??? terima kasih yuni Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: minta informasi penting
In a message dated 6/14/99 2:18:09 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Pernahkah tokoh muslim Indonesia menyerukan secara nasional kepada rakyat Indonesia bahwa memilih pemimpin wanita adalah suatu pelanggaran kepada syariat agama Islam??? terima kasih yuni Irwan: Bisakah anda kutipkan ayatnya secara lengkap? Pertanyaan saya berikutnya: 1.Bisa tolong dijelaskan kenapa Bangladesh dan Pakistan yg notabene negara Islam punya pemimpin wanita? 2.Bisa tolong dijelaskan kenapa kita boleh punya menteri wanita yg notabene memimpin suatu departemen? 3.Bisa tolong dijelaskan apakah wanita juga dilarang menjadi direktur yg notabene adalah pemimpin perusahaan? Kalau tidak dilarang, mengapa tidak? Kalau dilarang, kenapa selama ini tidak ada seruan tersebut? 4.Apakah definisi pemimpin itu bagi anda? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu