Re: [PPIBelgia] Kemana Menghilangnya Likwditas (uang kertas) ...

2008-10-08 Terurut Topik Furqon Azis
Terdeflasi yah karena di potong sendiri ma pemerintah

ini ada kasus dmana pemerintah seenaknya berencana mencetak uang kertas 100 
miliyar dollar
source: 
http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/21/06353993/waw.zimbabwe.edarkan.uang.kertas.100.miliar.dollar

HARARE,SENIN - Bank sentral Zimbabwe, mulai Senin (21/7) ini rencananya
akan mulai mengedarkan uang kertas dengan nilai nominal 100 miliar
dollar Zimbabwe, sebagai langkah menghadapi hiperinflasi yang mencapai
2,2 juta persen di negara tersebut.

Zimbabwe sebelumnya, telah
mengeluarkan uang kertas senilai 50 miliar dollar Zimbabwe. Negara di
kawasan Afriak bagian selatan itu menghadapi kelangkaan berbagai bahan
pangan dan bensin dan juga lamanya antrian bila ingin mengambil uang di
bank.

Gubernur bank Sentral Gideon Gonom seperti dikutip
Reuters, menyatakan, sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan jumlah
uang yang boleh diambil dalam sehari. saat ini pihaknya membatasi
pengambilan uang tunai sebesar 100 miliar dollar dalam sehari, jumlah
itu hanya cukup untuk membeli dua kerat roti, atau naik bus komuter
pulang pergi.

Negara yang semula makmur itu, kini mengalami
krisis pasca-pemilu. Hiperinflasi telah melanda negara itu, dengan
inflasi membumbung tinggi dari 165.000 persen pada Februari menjadi 2,2
juta persen pada Juni lalu.

Bank Sentral Zimbabwe Januari lalu,
mengedarkan uang kertas 10 juta dolla, pada April uang kertas 50 juta
dollar diterbitkan. Mei, mengedarkan uang kertas 100 juta dollar dan
250 juta dollar. Kemudian berturut-turut mencetak uang kertas
bernominal 5 miliar, 25 miliar dan 50 miliar dollar.

Dollar
Zimbabwe yang secara resmi dipatok sebesar 30.000 dollar Zimbabwe per
satu dollar AS itu, saat ini melonjak menjadi sekitar 800 juta dollar
Zimbabwe per dollar AS.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/22/17303439/inflasi.1.juta.persen.sepotong.roti.seharga.12.mobil.baru
Inflasi 1 Juta Persen, Sepotong Roti Seharga 12 Mobil Baru




Kamis, 22 Mei 2008 | 17:30 WIB
HARARE,
KAMIS - Seakan tak henti diterjang guncangan ekonomi dalam negeri,
masyarakat Zimbabwe saat ini diperhadapkan pada lonjakan harga
kebutuhan pokok yang jauh melampaui daya beli publik. Bayangkan saja,
harga sepotong roti saat ini mencapai harga 12 kendaraan baru pada 1
dasawarsa lalu.

Hal itu terjadi karena inflasi tahunan bulan Mei
ini mencapai 1.063.572 persen. Beberapa analis ekonomi memprediksi
inflasi dapat mencapai sekitar 5 juta persen menjelang Oktober tahun
2008 ini apabila tingkat inflasi tersebut tidak berhasil ditekan.

Satu
pak kecil kopi produksi dalam negeri saat ini mencapai 1 miliar dolar
Zimbabwe. Sepuluh tahun lalu, jumlah uang sebesar itu sudah dapat
digunakan untuk membeli 60 mobil baru.

Anjloknya ekonomi
merupakan refleksi keprihatinan besar pemegang hak suara dalam konflik
pemilu Zimbabwe pada 29 Maret lalu yang menemui kebuntuan setelah
Presiden Robert Mugabe diisyaratkan ingin tetap memegang kekuasaan
walaupun kehilangan mayoritas suara. Sementara rival Mugabe, Morgan
Tsvangirai,walaupun mendominasi dukungan suara tidak memenangkan suara
mutlak agar terhindar dari pemilihan babak kedua. Mugabe dan Tsvangirai
akan maju ke pemilihan babak kedua pada 27 Juni mendatang.

Inflasi
tahunan resmi Zimbabwe mencapai 165.000 persen pada Februari 2008 atau
tertinggi di dunia. Pemerintah Zimbabwe tidak memperbaharui data
tersebut dengan dalih bahwa peredaran kebutuhan pokok yang semakin
menipis di pasar tidak memenuhi syarat untuk dikalkulasi oleh badan
statistik nasional.

Kemerosotan ekonomi belakangan ini merupakan
gambaran dari runtuhnya sendi utama ekonomi di bidang pertanian. Hal
itu terjadi menyusul maraknya perampasan ladang pertanian dari sejumlah
warga kulit putih. Mugabe mengklaim perampasan ladang pertanian yang
dimulai tahun 2002 itu untuk menyejahterahkan warga kulit hitam yang
miskin. Namun, kenyataannya sebagian besar ladang yang dirampas
diserahkan ke kalangan loyalis Mugabe.

Dolar Zimbabwe nyaris
hilang nilainya baik dalam aktivitas komersil ataupun sebagai
pendapatan. Saat ini, lebih banyak transaksi bisnis dilakukan dengan
menggunakan dolar AS, baik secara terbuka maupun tertutup. 

Sejumlah
industri manufaktur saat ini beroperasi dengan kapasitas 30 persen. Hal
itu karena semakin banyak karyawan yang tidak dapat pergi ke lokasi
kerja karena lonjakan ongkos bus komuter yang tinggi.

jadi mo deflasi gmana coba klo ga pemerintah sendiri yang memotong 
duitnya... 




- Original Message 
From: Sulistiono Kertawacana <[EMAIL PROTECTED]>
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Sent: Thursday, October 9, 2008 4:46:47 AM
Subject: Re: [PPIBelgia] Kemana Menghilangnya Likwditas (uang kertas) ...


bukannya akan terdeflasi dengan sendirinya
Tong...ingat zaman soiekarno duludikira cetak uang urusan
selesai...akhirnya dilakukan  csanering/pemotonga n uang Rupiah
besar2an...yg mana sangat tidak disetujui oleh Moehammada Hatta...Hatta
sampai menulis surat/artikel dengan menyatakan ketidaksetujuannya
adanya sanering/pemotongan nilai rupia

Re : [PPIBelgia] minta tolong di downloadkan jurnal pdf version

2008-10-08 Terurut Topik Herman
Hi all,

Cuma mau informasikan aja, SAGE Journals lagi kasih akses gratis nge-download 
hingga tanggal 31 Oktober 2008.
https://online.sagepub.com/cgi/register?registration=FTOct2008-11
Mudah-mudahan berguna.

Salam,
Herman


  

Re: [PPIBelgia] minta tolong di downloadkan jurnal pdf version

2008-10-08 Terurut Topik Furqon Azis
Lho sayah pan dah ngirim pesen japri ma ente, lom nyampe yah?
Vidi dah ampe di Brussel hari jumaat kmaren n ini no HP na: 0485833827 




- Original Message 
From: esa siswanto <[EMAIL PROTECTED]>
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, October 8, 2008 4:14:17 PM
Subject: Re: [PPIBelgia] minta tolong di downloadkan jurnal pdf version


maaf,ada yang tau ga,ada yg mau datang namanya vidi,dari bandung.dia kuliah di 
brussel.klo yg tau informasi ttg vidi,saya minta tolong kasih tau saya 
ya.terima kasih ya

--- On Wed, 10/8/08, aco_syamsu <[EMAIL PROTECTED] co.id> wrote:

From: aco_syamsu <[EMAIL PROTECTED] co.id>
Subject: [PPIBelgia] minta tolong di downloadkan jurnal pdf version
To: [EMAIL PROTECTED] ps.com
Date: Wednesday, October 8, 2008, 9:57 AM


assalamualaikum. wr.wb

teman teman,ada ga yg bisa akses ke jurnal ini, sy minta tolong
didowloadkan. ..

The Efficacy of Ketamine for the Treatment of Postoperative Shivering
Kose et al. Anesth Analg.Januari 2008; 106: 120-122

atas bantuannya sy ucapkan banyak terima kasih..

wassalam
aco

 



  

Re: [PPIBelgia] Kemana Menghilangnya Likwditas (uang kertas) ...

2008-10-08 Terurut Topik Furqon Azis
The Problem is, Without a gold standard, governments can print as much money as 
they want, destroying wealth through inflation.




- Original Message 
From: dendi ramdani <[EMAIL PROTECTED]>
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, October 8, 2008 5:02:20 PM
Subject: Re: [PPIBelgia] Kemana Menghilangnya Likwditas (uang kertas) ...


Rasanya jawaban permasalahan krisis di US atau masalah likuiditas tidak 
se-simple artikel dibawah. Juga solusinya mungkin bukan short cut pindah ke 
sistem dinar. Ini perlu analisa multiperspektif dan panjang, karena masalahnya 
rumit. 

Sistem dinar yg ditawarkan sebetulnya adalah sistem Gold standard, ini dulu 
diterapkan didunia ini, dan juga melahirkan krisis karena sangat rigid. Lihat 
ini misalnya:
http://en.wikipedia .org/wiki/ Gold_standard# Post-war_ international_ 
gold_standard_ .281946.E2. 80.931971. 29

salam,
dendi



--- On Wed, 10/8/08, Furqon Azis <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Furqon Azis <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [PPIBelgia] Kemana Menghilangnya Likwditas (uang kertas) ...
To: [EMAIL PROTECTED] ps.com
Date: Wednesday, October 8, 2008, 9:47 PM


Temans, ada artikel lumayan niy buat sedikit memahami krisis finansial yang 
terjadi di AS
Kemana Menghilangnya Likwiditas (Uang Kertas) ... ? 
Ini
adalah pertanyaan awam yang muncul hampir di seluruh dunia sekarang
menyangkut banyaknya bank-bank dan lembaga keuangan besar yang
berjatuhan. Bank-bank dan lembaga keuangan tersebut berjatuhan
rata-rata adalah karena kesulitan likwiditas.

Mengapa kesulitan
likwiditas ini berlaku serentak ? bukankah namanya likwiditas
seharusnya menyerupi sifat air (liquid = cairan ) yaitu kalau tidak ada
di suatu tempat (bank) mestinya mengalir ketempat (bank) lain ?, kenapa
krisis likwiditas selalu serentak/bersamaan. ..?.

Logika awamnya memang demikian, tetapi bukan logika awam ini yang berlaku di 
dunia perbankan dan keuangan global.

Mayoritas
likwiditas dunia perbankan adalah bukan dari uang seperti yang kita
kenal uang kertas dan uang logam , tetapi dari uang bank yang
dihasilkan melalui suatu proses penciptaan uang (money creation) nan
canggih dalam sebuah system perbankan yang disebut Fractional Reserve Banking.

Berikut illustrasinya :

 Asumsikan Anda punya uang Rp 1 Milyar dan Anda taruh di Bank A, maka
sebagai contoh di Indonesia Bank A hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau
Rp 50 juta. Selebihnya Rp 950 juta oleh Bank A dapat dipinjamkan ke
Bank B. Karena bank B juga hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau Rp 47.5
juta, maka dari uang pinjaman tersebut bank B dapat meminjamkan lagi ke
Bank C sebesar 95%nya tau Rp 902.5 juta. Bank C kemudian meminjamkannya
lagi ke Bank D, D ke E dst-dst. 

Secara teoritis uang yang tadinya hanya Rp 1 Milyar melalui Fractional Reserve 
Banking dengan minimum reserve  5 % berpotensi menghasilkan likwiditas berupa 
uang bank yang besarnya 20 kali lipat atau Rp 20 Milyar.

Dampak
sebaliknya juga terjadi, bila Rp 1 Milyar uang Anda tersebut Anda tarik
dari Bank A – maka seluruh system perbankan berpotensi kehilangan
likwiditas bukan hanya Rp 1 Milyar melainkan Rp 20 Milyar uang bank
yang tercipta melalui system perbankan yang ‘brilliant’ yang disebut Fractional 
Reserve Banking tersebut !. 

Bayangkan
kalau banyak orang yang mempunyai uang seperti Anda menarik uangnya
rame-rame dari perbankan, pastilah bank yang sekuat apapun akan collapse. 

Jadi
yang terjadi dalam krisis likwiditas global sekarang bukan karena
likwiditas mengalir dari satu tempat ke tempat lain – seperti
mengalirnya air, melainkan likwiditas yang tadinya memang tidak ada
atau hanya ‘semu’ kembali menjadi tidak ada.

Selama system perbankan mengadopsi system Fractional Reserve Banking maka 
kebangkrutan satu bank akan selalu menyeret seluruh industri
perbankan. Atas alasan ini negara-negara di dunia selalu mati-matian
menyelamatkan Bank yang lagi bermasalah, karena kalau tidak
diselamatkan dampak yang lebih buruk akan terjadi.

Inilah
bedanya system keuangan perbankan ribawi dengan system Dinar. Dalam
system keuangan ribawi – perbankan selalu menjadi awal musibah atau
penyebab dalam setiap krisis; ingat krisis di Indonesia 97/98 dan juga
krisis di Amerika saat ini.

Sebaliknya dalam sejarah keuangan berbasis Dinar, Sharf  (tempat penukaran uang 
Dinar di zaman kekhalifahan) sering bertindak
menyelamatkan negara dengan memberi pinjaman pada negara pada saat
negara mengalami krisis keuangan karena perang dlsb.

Kalau
sekarang saya tawarkan system Dinar untuk mengatasi krisis keuangan
global yang sedang terjadimaka para ekonom yang canggih-canggih
akan mentertawakan saya; tetapi karena solusi ribawi yang mereka cari just not 
exist  ... maka hanya waktu-lah yang akan membuktikan bahwa ketika kepepet
tidak ada solusi lain – manusia akan selalu kembali ke solusi yang
fitrah.

source : www.geraidinar. com




 



  

[PPIBelgia] minta tolong diakseskan jurnal nih..

2008-10-08 Terurut Topik deandra_multazam
kawan kawan , sy minta tolong di akseskan jurnal kalo bisa pdf
versinya, soalnya dapatnya yg abstrak aja.
Continuous Low-Dose Ketamine Improves the Analgesic Effects of
Fentanyl Patient-Controlled Analgesia After Cervical Spine
Surgery.Anesth Analg.September 2008
terimakasih banyak yah



Re: [PPIBelgia] Kemana Menghilangnya Likwditas (uang kertas) ...

2008-10-08 Terurut Topik dendi ramdani
Rasanya jawaban permasalahan krisis di US atau masalah likuiditas tidak 
se-simple artikel dibawah. Juga solusinya mungkin bukan short cut pindah ke 
sistem dinar. Ini perlu analisa multiperspektif dan panjang, karena masalahnya 
rumit. 

Sistem dinar yg ditawarkan sebetulnya adalah sistem Gold standard, ini dulu 
diterapkan didunia ini, dan juga melahirkan krisis karena sangat rigid. Lihat 
ini misalnya:
http://en.wikipedia.org/wiki/Gold_standard#Post-war_international_gold_standard_.281946.E2.80.931971.29

salam,
dendi



--- On Wed, 10/8/08, Furqon Azis <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Furqon Azis <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [PPIBelgia] Kemana Menghilangnya Likwditas (uang kertas) ...
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, October 8, 2008, 9:47 PM











Temans, ada artikel lumayan niy buat sedikit memahami krisis 
finansial yang terjadi di ASKemana Menghilangnya Likwiditas (Uang Kertas) ... ?
 



 

  Ini
adalah pertanyaan awam yang muncul hampir di seluruh dunia sekarang
menyangkut banyaknya bank-bank dan lembaga keuangan besar yang
berjatuhan. Bank-bank dan lembaga keuangan tersebut berjatuhan
rata-rata adalah karena kesulitan likwiditas.

Mengapa kesulitan
likwiditas ini berlaku serentak ? bukankah namanya likwiditas
seharusnya menyerupi sifat air (liquid = cairan ) yaitu kalau tidak ada
di suatu tempat (bank) mestinya mengalir ketempat (bank) lain ?, kenapa
krisis likwiditas selalu serentak/bersamaan. ..?.

Logika awamnya memang demikian, tetapi bukan logika awam ini yang berlaku di 
dunia perbankan dan keuangan global.

Mayoritas
likwiditas dunia perbankan adalah bukan dari uang seperti yang kita
kenal uang kertas dan uang logam , tetapi dari uang bank yang
dihasilkan melalui suatu proses penciptaan uang (money creation) nan
canggih dalam sebuah system perbankan yang disebut Fractional Reserve Banking.

Berikut illustrasinya :


Asumsikan Anda punya uang Rp 1 Milyar dan Anda taruh di Bank A, maka
sebagai contoh di Indonesia Bank A hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau
Rp 50 juta. Selebihnya Rp 950 juta oleh Bank A dapat dipinjamkan ke
Bank B. Karena bank B juga hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau Rp 47.5
juta, maka dari uang pinjaman tersebut bank B dapat meminjamkan lagi ke
Bank C sebesar 95%nya tau Rp 902.5 juta. Bank C kemudian meminjamkannya
lagi ke Bank D, D ke E dst-dst. 

Secara teoritis uang yang tadinya hanya Rp 1 Milyar melalui Fractional Reserve 
Banking dengan minimum reserve   5 % berpotensi menghasilkan likwiditas berupa 
uang bank yang besarnya 20 kali lipat atau Rp 20 Milyar.

Dampak
sebaliknya juga terjadi, bila Rp 1 Milyar uang Anda tersebut Anda tarik
dari Bank A – maka seluruh system perbankan berpotensi kehilangan
likwiditas bukan hanya Rp 1 Milyar melainkan Rp 20 Milyar uang bank
yang tercipta melalui system perbankan yang ‘brilliant’ yang disebut Fractional 
Reserve Banking tersebut !. 

Bayangkan
kalau banyak orang yang mempunyai uang seperti Anda menarik uangnya
rame-rame dari perbankan, pastilah bank yang sekuat apapun akan collapse. 

Jadi
yang terjadi dalam krisis likwiditas global sekarang bukan karena
likwiditas mengalir dari satu tempat ke tempat lain – seperti
mengalirnya air, melainkan likwiditas yang tadinya memang tidak ada
atau hanya ‘semu’ kembali menjadi tidak ada.

Selama system perbankan mengadopsi system Fractional Reserve Banking
maka kebangkrutan satu bank akan selalu menyeret seluruh industri
perbankan. Atas alasan ini negara-negara di dunia selalu mati-matian
menyelamatkan Bank yang lagi bermasalah, karena kalau tidak
diselamatkan dampak yang lebih buruk akan terjadi.

Inilah
bedanya system keuangan perbankan ribawi dengan system Dinar. Dalam
system keuangan ribawi – perbankan selalu menjadi awal musibah atau
penyebab dalam setiap krisis; ingat krisis di Indonesia 97/98 dan juga
krisis di Amerika saat ini.

Sebaliknya dalam sejarah keuangan berbasis Dinar, Sharf 
(tempat penukaran uang Dinar di zaman kekhalifahan) sering bertindak
menyelamatkan negara dengan memberi pinjaman pada negara pada saat
negara mengalami krisis keuangan karena perang dlsb.

Kalau
sekarang saya tawarkan system Dinar untuk mengatasi krisis keuangan
global yang sedang terjadimaka para ekonom yang canggih-canggih
akan mentertawakan saya; tetapi karena solusi ribawi yang mereka cari  just not 
exist 
... maka hanya waktu-lah yang akan membuktikan bahwa ketika kepepet
tidak ada solusi lain – manusia akan selalu kembali ke solusi yang
fitrah.

source : www.geraidinar. com








  
  




 

















  

Re: [PPIBelgia] menghadapi krisis

2008-10-08 Terurut Topik dendi ramdani
Yang krisis kan yang punya duit banyak, yang punya surat berharga, yang punya 
saham, atau yang punya tabungan dolar banyak. 

Jadi enggak usah terlalu dipikirin . 
Maap kalo saya berburuk sangka anda tidak punya (banyak) yang saya sebutkan 
diatas, he..he...

peace,
dendi

--- On Wed, 10/8/08, Setio Pramono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Setio Pramono <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [PPIBelgia] menghadapi krisis
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, October 8, 2008, 9:41 PM











Tio: emang ada krisis apaan?

- Original Message 
From: bagusco <[EMAIL PROTECTED] com>
To: [EMAIL PROTECTED] ps.com; [EMAIL PROTECTED] ps.com; pasca-stk-ipb@ 
yahoogroups. com; 29 ak_stk <[EMAIL PROTECTED] com.au>; [EMAIL PROTECTED] com
Sent: Wednesday, October 8, 2008 4:35:39 PM
Subject: [PPIBelgia] menghadapi krisis











Beberapa saran mengatasi masalah, terutama krisis moneter 
(disarikan dari berbagai sumber)      Frank Farley, dari Temple University , 
punya resep 4C: stay Calm, be Cautious and Careful; and have
 Confidence      Klapow ( University of Alabama ) menyarankan “terjemahkan 
kekhawatiranmu jadi perbuatan”.  Pendukung Sutrisno Bachir nih.      Kenneth 
Ruge (tau nih dari mana) bilang, “Jangan
 sering-sering baca koran atau nonton teve yang isinya berita-berita, apalagi 
tentang harga saham.  Sesekali boleh lah”      bagusco (taman kenari): 
sering-sering kumpul keluarga, bersenda gurau, sholat dan ngaji bareng, kerja 
yang rajin tentunya...     salam,  bagusco 



  
  






  
  




 

















  

[PPIBelgia] Kemana Menghilangnya Likwditas (uang kertas) ...

2008-10-08 Terurut Topik Furqon Azis
Temans, ada artikel lumayan niy buat sedikit memahami krisis finansial yang 
terjadi di AS
Kemana Menghilangnya Likwiditas (Uang Kertas) ... ? Ini
adalah pertanyaan awam yang muncul hampir di seluruh dunia sekarang
menyangkut banyaknya bank-bank dan lembaga keuangan besar yang
berjatuhan. Bank-bank dan lembaga keuangan tersebut berjatuhan
rata-rata adalah karena kesulitan likwiditas.

Mengapa kesulitan
likwiditas ini berlaku serentak ? bukankah namanya likwiditas
seharusnya menyerupi sifat air (liquid = cairan ) yaitu kalau tidak ada
di suatu tempat (bank) mestinya mengalir ketempat (bank) lain ?, kenapa
krisis likwiditas selalu serentak/bersamaan...?.

Logika awamnya memang demikian, tetapi bukan logika awam ini yang berlaku di 
dunia perbankan dan keuangan global.

Mayoritas
likwiditas dunia perbankan adalah bukan dari uang seperti yang kita
kenal uang kertas dan uang logam , tetapi dari uang bank yang
dihasilkan melalui suatu proses penciptaan uang (money creation) nan
canggih dalam sebuah system perbankan yang disebut Fractional Reserve Banking.

Berikut illustrasinya :

 Asumsikan Anda punya uang Rp 1 Milyar dan Anda taruh di Bank A, maka
sebagai contoh di Indonesia Bank A hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau
Rp 50 juta. Selebihnya Rp 950 juta oleh Bank A dapat dipinjamkan ke
Bank B. Karena bank B juga hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau Rp 47.5
juta, maka dari uang pinjaman tersebut bank B dapat meminjamkan lagi ke
Bank C sebesar 95%nya tau Rp 902.5 juta. Bank C kemudian meminjamkannya
lagi ke Bank D, D ke E dst-dst. 

Secara teoritis uang yang tadinya hanya Rp 1 Milyar melalui Fractional Reserve 
Banking dengan minimum reserve  5 % berpotensi menghasilkan likwiditas berupa 
uang bank yang besarnya 20 kali lipat atau Rp 20 Milyar.

Dampak
sebaliknya juga terjadi, bila Rp 1 Milyar uang Anda tersebut Anda tarik
dari Bank A – maka seluruh system perbankan berpotensi kehilangan
likwiditas bukan hanya Rp 1 Milyar melainkan Rp 20 Milyar uang bank
yang tercipta melalui system perbankan yang ‘brilliant’ yang disebut Fractional 
Reserve Banking tersebut !. 

Bayangkan
kalau banyak orang yang mempunyai uang seperti Anda menarik uangnya
rame-rame dari perbankan, pastilah bank yang sekuat apapun akan collapse. 

Jadi
yang terjadi dalam krisis likwiditas global sekarang bukan karena
likwiditas mengalir dari satu tempat ke tempat lain – seperti
mengalirnya air, melainkan likwiditas yang tadinya memang tidak ada
atau hanya ‘semu’ kembali menjadi tidak ada.

Selama system perbankan mengadopsi system Fractional Reserve Banking maka 
kebangkrutan satu bank akan selalu menyeret seluruh industri
perbankan. Atas alasan ini negara-negara di dunia selalu mati-matian
menyelamatkan Bank yang lagi bermasalah, karena kalau tidak
diselamatkan dampak yang lebih buruk akan terjadi.

Inilah
bedanya system keuangan perbankan ribawi dengan system Dinar. Dalam
system keuangan ribawi – perbankan selalu menjadi awal musibah atau
penyebab dalam setiap krisis; ingat krisis di Indonesia 97/98 dan juga
krisis di Amerika saat ini.

Sebaliknya dalam sejarah keuangan berbasis Dinar, Sharf  (tempat penukaran uang 
Dinar di zaman kekhalifahan) sering bertindak
menyelamatkan negara dengan memberi pinjaman pada negara pada saat
negara mengalami krisis keuangan karena perang dlsb.

Kalau
sekarang saya tawarkan system Dinar untuk mengatasi krisis keuangan
global yang sedang terjadimaka para ekonom yang canggih-canggih
akan mentertawakan saya; tetapi karena solusi ribawi yang mereka cari just not 
exist  ... maka hanya waktu-lah yang akan membuktikan bahwa ketika kepepet
tidak ada solusi lain – manusia akan selalu kembali ke solusi yang
fitrah.

source : www.geraidinar.com


  

Re: [PPIBelgia] menghadapi krisis

2008-10-08 Terurut Topik Setio Pramono
Tio: emang ada krisis apaan?



- Original Message 
From: bagusco <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppibelgia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 29 ak_stk 
<[EMAIL PROTECTED]>; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 8, 2008 4:35:39 PM
Subject: [PPIBelgia] menghadapi krisis


Beberapa saran mengatasi masalah, terutama krisis moneter (disarikan dari 
berbagai sumber)
 
Frank Farley, dari Temple University , punya resep 4C: stay Calm, be Cautious 
and Careful; and have Confidence
 
Klapow ( University of Alabama ) menyarankan “terjemahkan kekhawatiranmu jadi 
perbuatan”.  Pendukung Sutrisno Bachir nih.
 
Kenneth Ruge (tau nih dari mana) bilang, “Jangan sering-sering baca koran atau 
nonton teve yang isinya berita-berita, apalagi tentang harga saham.  Sesekali 
boleh lah”
 
bagusco (taman kenari): sering-sering kumpul keluarga, bersenda gurau, sholat 
dan ngaji bareng, kerja yang rajin tentunya...
 
salam,
bagusco


  

Re: [PPIBelgia] menghadapi krisis

2008-10-08 Terurut Topik bagusco
mas utong, naikkan statusnya, jadi bujangan internasional
   
  salam,
  bagusco
  

Furqon Azis <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  klo yang bujangan lokal kayak sayah gmana niy? 



  
  - Original Message 
From: bagusco <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppibelgia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 29 ak_stk 
<[EMAIL PROTECTED]>; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 8, 2008 4:35:39 PM
Subject: [PPIBelgia] menghadapi krisis


  Beberapa saran mengatasi masalah, terutama krisis moneter (disarikan dari 
berbagai sumber)
   
  Frank Farley, dari Temple University , punya resep 4C: stay Calm, be Cautious 
and Careful; and have Confidence
   
  Klapow ( University of Alabama ) menyarankan “terjemahkan kekhawatiranmu jadi 
perbuatan”.  Pendukung Sutrisno Bachir nih.
   
  Kenneth Ruge (tau nih dari mana) bilang, “Jangan sering-sering baca koran 
atau nonton teve yang isinya berita-berita, apalagi tentang harga saham.  
Sesekali boleh lah”
   
  bagusco (taman kenari): sering-sering kumpul keluarga, bersenda gurau, sholat 
dan ngaji bareng, kerja yang rajin tentunya...
   
  salam,
  bagusco
  





  

   

   

Re: [PPIBelgia] menghadapi krisis

2008-10-08 Terurut Topik Furqon Azis
klo yang bujangan lokal kayak sayah gmana niy? 





- Original Message 
From: bagusco <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppibelgia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 29 ak_stk 
<[EMAIL PROTECTED]>; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 8, 2008 4:35:39 PM
Subject: [PPIBelgia] menghadapi krisis


Beberapa saran mengatasi masalah, terutama krisis moneter (disarikan dari 
berbagai sumber)
 
Frank Farley, dari Temple University , punya resep 4C: stay Calm, be Cautious 
and Careful; and have Confidence
 
Klapow ( University of Alabama ) menyarankan “terjemahkan kekhawatiranmu jadi 
perbuatan”.  Pendukung Sutrisno Bachir nih.
 
Kenneth Ruge (tau nih dari mana) bilang, “Jangan sering-sering baca koran atau 
nonton teve yang isinya berita-berita, apalagi tentang harga saham.  Sesekali 
boleh lah”
 
bagusco (taman kenari): sering-sering kumpul keluarga, bersenda gurau, sholat 
dan ngaji bareng, kerja yang rajin tentunya...
 
salam,
bagusco


  

[PPIBelgia] menghadapi krisis

2008-10-08 Terurut Topik bagusco
Beberapa saran mengatasi masalah, terutama krisis moneter (disarikan dari 
berbagai sumber)
   
  Frank Farley, dari Temple University, punya resep 4C: stay Calm, be Cautious 
and Careful; and have Confidence
   
  Klapow (University of Alabama) menyarankan “terjemahkan kekhawatiranmu jadi 
perbuatan”.  Pendukung Sutrisno Bachir nih.
   
  Kenneth Ruge (tau nih dari mana) bilang, “Jangan sering-sering baca koran 
atau nonton teve yang isinya berita-berita, apalagi tentang harga saham.  
Sesekali boleh lah”
   
  bagusco (taman kenari): sering-sering kumpul keluarga, bersenda gurau, sholat 
dan ngaji bareng, kerja yang rajin tentunya...
   
  salam,
  bagusco

   

Re: [PPIBelgia] minta tolong di downloadkan jurnal pdf version

2008-10-08 Terurut Topik esa siswanto
maaf,ada yang tau ga,ada yg mau datang namanya vidi,dari bandung.dia kuliah di 
brussel.klo yg tau informasi ttg vidi,saya minta tolong kasih tau saya 
ya.terima kasih ya

--- On Wed, 10/8/08, aco_syamsu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: aco_syamsu <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [PPIBelgia] minta tolong di downloadkan jurnal pdf version
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, October 8, 2008, 9:57 AM






assalamualaikum. wr.wb

teman teman,ada ga yg bisa akses ke jurnal ini, sy minta tolong
didowloadkan. ..

The Efficacy of Ketamine for the Treatment of Postoperative Shivering
Kose et al. Anesth Analg.Januari 2008; 106: 120-122

atas bantuannya sy ucapkan banyak terima kasih..

wassalam
aco

 














  

[PPIBelgia] minta tolong di downloadkan jurnal pdf version

2008-10-08 Terurut Topik aco_syamsu
assalamualaikum.wr.wb

teman teman,ada ga yg bisa akses ke jurnal ini, sy minta tolong
didowloadkan...

The Efficacy of Ketamine for the Treatment of Postoperative Shivering
Kose et al. Anesth Analg.Januari 2008; 106: 120-122

atas bantuannya sy ucapkan banyak terima kasih..

wassalam
aco