[ppiindia] Ketiganya Neoliberal (rupanya)

2009-05-29 Terurut Topik simson gintings
Revrisond Baswir : 
Ketiga Pasangan Penganut Ekonomi Neoliberal
 
Jakarta - Dari ketiga calon presiden dalam Pemilu Presiden 2009, tak ada satu 
pun yang merupakan pembela sejati ekonomi kerakyatan. Selama menjabat atau 
pernah menjabat, baik Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, maupun 
M Jusuf Kalla mempraktikkan ekonomi neoliberal. Hal itu dikatakan pakar ekonomi 
dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Revrisond Baswir, dalam diskusi 
membongkar ideologi politik dan ekonomi calon presiden di Pusat Pengkajian 
Strategi dan Kebijakan di Yogyakarta, Jumat (22/5).

”Masyarakat jangan terlalu banyak berharap, siapa pun yang menang belum tentu 
terjadi perubahan yang benar-benar mendasar yang mengarah pada tegaknya ekonomi 
rakyat,” kata Revrisond, seperti dilaporkan Kompas. Ia menuturkan, selama 
menjabat atau pernah menjabat, ketiga kandidat sulit mengelak disebut 
mempraktikkan ekonomi neoliberal. Misalnya, pada era Megawati terjadi 
privatisasi badan usaha milik negara (BUMN). Padahal, dalam ekonomi kerakyatan, 
BUMN harus dijaga dalam penguasaan negara.

Yudhoyono dan Kalla, selama pasangan ini menjabat, menaikkan harga bahan bakar 
minyak beberapa kali. Artinya, subsidi kepada rakyat dikurangi. Satu ciri 
ekonomi neoliberal adalah penghapusan subsidi.

Menurut dia, sosok Boediono, calon wakil presiden pendamping Yudhoyono, juga 
tak bisa mengelak disebut sebagai pendukung neoliberal. Dari rekam jejaknya, 
sangat tampak Boediono mendukung privatisasi BUMN saat menjabat sebagai menteri 
keuangan.

Revrisond menuturkan, ekonomi kerakyatan sebenarnya diatur dalam Pasal 33 
Undang-Undang Dasar 1945 dan diperkuat pada Pasal 34. Dalam ekonomi kerakyatan, 
negara wajib menyusun perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan.

Tidak hitam putih
 
 Secara terpisah, Boediono menyebutkan, dalam menghadapi tuntutan kalangan 
swasta, terkait dengan sebuah proyek, segala sesuatu tidak bisa dilihat secara 
hitam putih saja. Namun, jangan sampai dikorbankan sistem yang sudah dibangun 
hanya untuk menyelesaikan kasus yang dihadapi hari ini.

”Saya pragmatis. Namun, jangan sampai kita mengorbankan sistem untuk menangani 
suatu kasus yang kita hadapi hari ini. Membentuk sistem dan aturan main yang 
baik itu adalah salah satu tujuan utama, tidak hanya agar proyek jalan. Bentuk 
sistem sesuai dengan aturan yang baik itu penting. Jangan selalu dikorbankan,” 
papar Boediono kepada Kompas di rumahnya, Jakarta,  Kamis.(rif)
 
http://www.satunews.com/read/2419/2009/05/24/ketiga-pasangan-penganut-ekono-html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Ekonomi Pancasila

2009-05-28 Terurut Topik simson gintings
Berkut cuplikan berita di harian Kompas (Senin, 10 November 2003,  Makna 
Kebangsaan Direnungkan di Eropa 
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0311/10/ln/660790.htm)  tentang acara 
peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan oleh PERKI (Persekutuan 
Kristen Indonesia) Eropa tanggal  24 Oktober 2003 di kota Tulln, Austria.  
Prof. Mubyarto menyampaikan makalah Ekonomi Pancasila Menggugat Kebudayaan 
Neo-Liberal.
 
Mubyarto, Guru Besar Ekonomi UGM, yang baru saja memasuki masa pensiun juga 
diundang ke Wina untuk membacakan makalah yang disampaikannya di depan kongres 
kebudayaan di Bukittinggi seminggu sebelumnya. Ekonom yang sederhana ini 
menggarisbawahi keyakinannya bahwa bangsa Indonesia harus percaya pada kekuatan 
sendiri dan meninggalkan ketergantungan pada pinjaman/modal asing.
 
Mubyarto yang sedang dirundung malang (karena merasa tidak dipercaya orang), 
sebenarnya tidak berdiri sendiri karena Kwik Kian Gie yang juga seorang ekonom 
berpendapat demikian pula.
 
Dalam tulisannya Menggugat Budaya Neoliberal, Mubyarto mengkaji secara kritis 
perjalanan kebangkitan nasional Indonesia (sejak tahun 1879, kebangkitan 
Kartini hingga Orde Reformasi 1998) dari sudut pandang ekonomi. Periode paling 
lama (32 tahun) adalah Orde Baru, dicapai melalui kestabilan politik tanpa 
mengandalkan kekuatan sendiri.
 
Yang terjadi adalah sikap over confidence, ditunjang banjirnya modal asing dan 
akibatnya adalah utang yang menumpuk. Akhirnya setelah setengah abad merdeka, 
rakyat Indonesia tetap saja terjajah (dijajah oleh ekonomi asing). Ini sudah 
diperingatkan oleh ahli ekonomi Ridlo Eisy (1990) bahwa …penjajahan tetap 
berlangsung sampai saat ini tetapi dalam bentuk yang lebih halus, meskipun daya 
hisapnya justru lebih hebat dan lebih sulit melawannya…. Bentuk paling umum 
adalah penjajahan ekonomi lewat cengkeraman perusahaan multinasional (MNC).
 
Warisan sistem ekonomi penjajah dalam arti pengisapan terus berlangsung dalam 
periode Orde Baru. Daerah yang kaya sumber alamnya diisap oleh pemerintah pusat 
(Kalimantan Timur, Riau, Irian Jaya). Melalui indikator PDRB (per kapita) dan 
nilai pengeluaran konsumsi (per kapita) diketahui bahwa sebagian besar PDRB 
tidak dinikmati oleh penduduk (daerah) setempat. Misalnya, tahun 1996, 100 
nilai PDRB dari Kaltim hanya 13 persen yang dinikmati penduduk setempat, 
sisanya yang 87 persen diisap oleh pemerintah pusat. Anehnya, waktu modal asing 
banyak yang lari dari RI (2000), dampaknya justru positif terhadap ekonomi 
daerah. Persentase pengisapan atas Kaltim menurun dari 87 persen menjadi 76 
persen.
 
Kesimpulan, tak benar bahwa banyaknya modal asing, termasuk pinjaman dari IMF, 
yang sebagian besar juga diselewengkan, akan menghasilkan manfaat bagi 
perekonomian rakyat. Semangat berdiri di atas kaki sendiri sudah dicanangkan 
oleh para mahasiswa Hindia-Belanda di Belanda dalam manifesto politik tahun 
1925. Di situ mereka berikrar bahwa Pemerintah Hindia-Belanda sebaiknya tidak 
dipegang oleh orang Belanda; dalam perjuangan kemerdekaan, bangsa 
Hindia-Belanda tidak perlu bantuan siapa pun (swadaya); dan kemerdekaan yang 
dicita-citakan mustahil tanpa persatuan suku-suku bangsa yang ada.
 
Mubyarto berkesimpulan, Indonesia sebaiknya meninggalkan paham ekonomi 
neoliberal yang jelas menguntungkan negara-negara industri maju saja. Ekonomi 
Pancasila-lah yang tepat untuk Indonesia. Melalui paham ekonomi kerakyatan 
berdasarkan asas gotong-royong dan melepaskan diri dari ketergantungan modal 
asing, kita kembali pada semangat UUD 45 yang dicetuskan oleh para pendiri 
NKRI.
 
 sg 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Jalan Neoliberal Pak Bud

2009-05-28 Terurut Topik simson gintings
Pro kontra terus terjadi apakah Boediono penganut neoliberalisme atau tidak. 
Menarik tulisan Revrisond Baswir, (kala itu) Kepala Pusat Studi Ekonomi 
Kerakyatan UGM, Yogyakarta, yang dimuat Media Indonesia 28 Februari 2007, 
berjudul Jalan Neoliberal Pak Bud. Artikel itu merupakan tanggapan atas 
pidato pengukuhan Boediono sebagai guru besar ekonomi di Universitas Gadjah 
Mada (24/2 2007).

Berikut cuplikan dari artikel Revrisond Baswir yang cukup menarik :

Berbagai studi yang diacu Boediono mengenai hubungan antara tingkat pendapatan 
per kapita dan demokrasi, saya kira lebih tepat dipahami sebagai preskripsi, 
yaitu untuk memuja pertumbuhan ekonomi dan melancarkan pelaksanaan 
agenda-agenda ekonomi neoliberal di negara-negara dunia ketiga

Sebagai penutup, ada baiknya saya kemukakan, walaupun saya dan Pak Bud 
(demikian saya biasanya menyapa beliau), sama-sama berasal dari Fakultas 
Ekonomi UGM, sudut pandang kami dalam melihat perekonomian Indonesia bertolak 
belakang 180 derajat.

Khusus mengenai substansi pidato yang disampaikannya, saya merasa agak 
kesulitan menemukan pribadi Boediono yang pada awal 1980-an pernah menjadi 
sahabat dekat Prof Mubyarto. Yang terasa menonjol dalam pidato tersebut ialah 
pribadi Boediono sebagai sahabat dekat William Liddle, yang menurut informasi 
yang saya peroleh, memang turut terlibat sebagai pembahas penulisan isi pidato 
itu. Akhirul kalam, saya ucapkan selamat kepada Pak Bud. Semoga perbedaan sudut 
pandang ini tidak mengganggu kehangatan persahabatan kita.

(dikutip dari 
http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/fokus/artikel.php?aid=16091)


sg




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Re: Ketika Gaza Berdarah, Jangan Lacuri Ibu Pertiwi

2009-02-01 Terurut Topik simson gintings

Ulasan yg menarik, terutama kalimat-kalimat penutup :

.ketika Gaza berdarah, jangan lacuri ibu Pertiwi dan anak-
anaknya dengan kebencian baik kepada Israel maupun kepada Palestina,  
atas nama apa pun, apalagi atas nama Tuhan.

Masalah Palestina dan Israel merupakan pertikaian antara dua kelompok 
manusia yg menganut filosofi gigi ganti gigi, mata ganti mata, shg 
di kawasan itu dendam dan kebencian beranak pinak dari generasi ke 
generasi.

Apakah secara politik semua (SEMUA) negara Arab benar-benar 
menginginkan dan mendukung sepenuhnya Palestina menjadi merdeka? 
Perlu dilakukan kajian secara jujur dan terbuka. Karena, kenyataan 
membuktikan, setiap negara di  muka bumi ini akan lebih mengutamakan 
kepentingan nasionalnya masing-masing dari pada kepentingan orang 
lain.  

Sedangkan kita? Akan kah kita melibatkan diri secara emosional dlm 
spiral kekerasan di sana? Berjuang utk terciptanya perdamaian dimana 
saja di muka bumi ini, diamana saja, adalah perbuatan yg luhur. Tapi 
ada orang yg kadar emosinya lebih kencang dari rasionya.


sg


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Sunny am...@... wrote:

 http://www.pos-kupang.com/index.php?
speak=icontent=file_detailjenis=14idnya=18155detailnya=1
 
 
 Ketika Gaza Berdarah, Jangan Lacuri Ibu Pertiwi 
 
 Oleh JB Kleden
 
 PNS pada Kanwil Departemen Agama NTT
 
 KETIKA memberikan kuliah fenomenologi agama pada sebuah perguruan 
tinggi di Kupang, seorang mahasiswa mengajukan sebuah pernyataan 
keprihatinannya mengenai agresi militer Israel di Jalur Gaza. Tapi 
menurut saya pernyataan itu cukup tragis, juga ironis. Tragis karena 
yang dicemaskan mahasiswa tersebut bukan darah yang meleleh dan nyawa 
yang meregang di Jalur Gaza, melainkan reaksi protes di tanah air 
kita yang menurutnya - diakui atau tidak - telah membelah bangsa ini 
dalam sikap ambivalensi akibat sentimen keagamaan. 
 
 Ironis karena sebagai mahasiswa ia mestinya berpikiran jernih dan 
tidak membiarkan dirinya jatuh dalam prasangka sepihak yang ia 
pelihara dalam jiwanya, kendati kesimpulan itu ia tarik dari 
tontonan  kasad matanya atas reportase wartawan di layar tv. 
 
 Saya tahu hal semacam itu tidak bisa dijelaskan secara subtle dalam 
sebuah jam kuliah yang relatif singkat. Maka waktu itu kepadanya 
secara amat ringkas saya mengatakan bahwa reaksi protes  sebagai aksi 
solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina adalah satu hal 
yang terpuji. Jangan terlalu dini membuat judment atas niat baik 
orang lain, meski kita tidak setuju dengan aksi semacam itu. Kita 
mesti netral. Mengutuk Israel dan menafikan Hamaz atau pun sebaliknya 
mendukung Israel dengan memaki Hamaz tetap bukanlah tindakan yang 
terpuji. 
 
 Kendati demikian saya bisa memahami kecemasan mahasiswa mengenai 
munculnya sentimen keagaman dalam pawai menentang agresi militer 
Israel di Gaza. Maka dengan nada guyon saya katakan 
kepadanya, Jangan kau cemas Iting. Jika kesimpulanmu itu benar, 
itulah yang kita sebut sebagai 'novo-devide et impera', sebuah cara 
baru memecah belah bangsa dengan mengadu domba rakyat pencinta damai 
anti perang melalui sentimen keagamaan. Hal semacam itu sudah lumrah 
di tanah air kita. Karena itu sekali lagi jangan kau gusar Iting, 
keep calm and have a pleasant day at your mind! Artikel ini ditulis 
sebagai catatan yang tersisah kepada sang mahasiswi yang sumrawih 
tersebut, yang biasa dipanggil Iting oleh teman-temannya, karena 
rambutnya sekalipun diionisasi tetap saja tidak mengubah struktur 
aslinya, Kriting.
***
 27 DESEMBER 2008. Gaza kembali berdarah. Kita semua terhenyak. 
Prihatin. Tetapi lebih dari itu, hati kita miris, juga sedih, bahkan 
terluka dengan sikap nekad Israel yang menggasak Gaza ke titik nadir 
dengan alasan mencari pejuang militan Hamaz yang bersembunyi di 
wilayah itu. Tapi itu fakta. Nyata. Agresi itu sudah berjalan lebih 
dari 20 hari. Secara politik Israel telah menyatakan siap menerima 
gencatan senjata, namun jalan ke arah itu belum juga menunjukkan 
titik terang. Entah sampai kapan. Yang jelas korban terus berjatuhan 
tiap hari. Darah semakin menggenang dan nyawa-nyawa terus melesat. 
Hati kita pias melihat wajah perempuan dan anak-anak Palestina yang 
menatap sia-sia ke puing-puing kota yang sepih. Di wajah mereka kita 
saksikan guratan korban psikologis. Guratan yang sama juga terbaca 
pada wajah warga sipil di Israel Utara yang setiap saat terancam 
hidupnya oleh roket-roket Hamaz yang terus ditembakkan ke wilayah 
Israel itu secara simultan. 
 
 Gaza kembali berdarah dan dunia pun berduka. Karena penderitan itu 
dialami juga jutaan anak manusia di dunia. Jangan jauh-jauh, lihatlah 
di depan layar tv, anak-anak kita seperti terperangah, terguncang 
batin nuraninya, setengah tak percaya bahwa dalam suasana Damai 
Natal, justeru di wilayah yang dua ribu tahun lalu Malaikat Allah 
mewartakan Gloria in ex-celsis Deo, et in terra pax hominibus bonae 
voluntatis, masih ada kekejaman macam itu. Kita seakan tak 

[ppiindia] Re: Uskup Inggris Minta Maaf pada Paus tapi Tetap Menolak Holocaust

2009-02-01 Terurut Topik simson gintings

Negara-negara Eropa yg punya UU anti penanyangkalan holocaust adalah
Austria, Belgia, Ceko, Perancis, Jerman, Israel, Lituania, Polandia, 
Portugal, Lukesmburg, Romania, Slowakia, Spanyol dan Swiss. 

Seandainya suatu hari Williamson berpergian ke negara-negara tsb dan 
mengulangi pendapatnya itu dia bisa ditangkap. Spt yg dialami oleh 
seorang sejarawan Inggris David Irving, dlm 2 pidatonya di Austria pd 
thn 1989 dia menyangkal adanya holocaust, jumlah orang Jahudi yg jadi 
korban pd masa PD II tdk sebesar 6 juta. Bahkan dia menyatakan Hitler 
tdk tahu kalaupun tahu hanya sedikit soal holocaust. Pd tahun 2006 
ketika dia masuk Austria utk memenuhi undangan utk berbicara di depan 
sebuah kelompok radikal sayap kanan Austria, dia segera ditangkap 
polisi Austria dan diadili kemudian dijatuhi hukuman penjara 3 tahun.


sg


--- In ppiindia@yahoogroups.com, si pitung sipitun...@... wrote:

 
 holocaust?! kagak ada lawakan paling ga lucu selaen holocaust di 
dunia modern saat ini.
 holocaust cuman mitos yg dijadikan 'asongan' yahudi utk mengais 
belas kasian dari orang laen tp di laen pihak, mereka malah melakukan 
holocaust thd bangsa palestina, di tanah palestina pulak.
 tdk akan pernh bs berdamai dg orang yg tdk mengerti apapun kecuali 
perang  pembantaian. 
 
 Bagaimana mungkin ada orang yg menyalahkan kita yg terpaksa 
menembakan rudal (kelas teri) kpd mereka, ktika tanah kita diduduki 
lalu diblokade hingga air, listrik, gas, bahkan utk lewat kluar saja 
sulitnya minta ampun. 
 
 hanya orang bodoh kuadrat, yg menghembuskan kata PERDAMAIAN tapi 
tdk menyadari ada hal esensi hilang utk mencapai perdamaian tsb.
 
 muslim pasti akan memerangi YAHUDI, hingga yahudi berlari  
bersembunyi di balik pohon ghorqod utk berlindung.
 
 Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum
 Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di
 balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata: Hai Muslim! Hai
 hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! 
Kecuali
 pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi.  
(HR Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308).
 
 jadi, sudahkah antek zionis indonesia menanam pohon ghorqod di rmh2 
mereka?
 
 
 
 Uskup Inggris Minta Maaf pada Paus tapi Tetap Menolak Holocaust 
 
 
 Hidayatullah.com--Uskup
 Inggris, Richard Williamson meminta maaf kepada kepala gereja 
Katholik
 Roma, Paus Benediktus. Richard Williamson menyayangkan bahwa ia
 menyebabkan kepala geraja ini bermasalah yang tidak pada 
tempatnya. 
 Meski demikian, ia tetap memegang teguh pernyataannya tentang 
holocaust.
 Sebagaimana diketahui, minggu lalu Williamson mengulangi di depan
 televisi Swiss, bahwa menurutnya sewaktu Perang Dunia II, tidak 
lebih
 dari 300.000 orang Yahudi yang dibunuh. Namun tidak ada satu pun 
yang
 tewas di kamar gas. Williamson menamakan pernyataannya, kurang
 hati-hati, tetapi menolak untuk mencabutnya.
 Dalam
 satu pernyataannya di sebuah televisi Swedia Rabu lalu, Richard
 Williamson mengatakan, Saya tidak percaya ada kamar-kamar gas dan
 hanya sekitar 300.000 orang Yahudi yang binasa dalam kamp 
konsentrasi
 Nazi, bukan 6 juta orang, demikian pernyataan sebelum ini.
 Gara-gara
 pernyataan ini, Paus Benediktus menjadi sasaran kemarahan Yahudi.
  Komunitas Rabbi Israel mengancam memutuskan hubungannya dengan
 Vatikan. 
 Koran Italia, La Stampa, mengutip Koran Jerusalem Post menulis, 
komunitas Rabbi Israel menyatakan memutuskan hubungan
 diplomatik dan keagamaan selama Paus Benediktus XVI tidak meminta 
maaf
 kepada komunitas Yahudi dan para korban holocaust.
 Sementara
 itu, Rabi Agung di Israel mengancam tidak akan ambil bagian dalam
 perundingan antara Kaum Yahudi dan pemeluk Katolik Roma di Kota 
Vatikan
 yang akan digelar awal Maret ini.
 Namun
 hingga saat ini, Uskup Williamsom tetap bersikukuh bahwa tidak ada
 kamar gas di kamp konsentrasi Nazi sebagaimana yang sering diklaim 
dan
 digembar-gemborkan Yahudi.
 Sebelum
 ini, Williamson bersama sejumlah pendeta gereja katolik lainnya, 20
 tahun lalu, dikucilkan karena menentang modernisasi acara ritual
 keagamaan.  [ranesi/www.hidayatullah.com]
 
 
 
   
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[ppiindia] Konflik Isrrael - Palestina : Perang Sampai Kapan?

2009-02-01 Terurut Topik simson gintings
Selasa, 27 Januari 2009 | 14:25:07

KONFLIK ISRAEL-PALESTINA : PERANG SAMPAI KAPAN?

formatnews - Jakarta, (27/1) : DISKUSI konflik Palestina-Israel yang 
diadakan oleh Forbiden (Forum Belajar Independen) pada hari Kamis, 
(22/1). Adapun narasumber dari diskusi tersebut adalah Fariz N. 
Mehdawi (Duta Besar Palestina untuk Indonesia), M. Guntur Romli 
(Pengamat Politik Timur Tengah), Frans Tumiwa (Aktivis SABEEL), dan 
Yonky Karman (Dosen Perjanjian Lama Sekolah Tinggi Jakarta  
Pemerhati Sosial). Acara diskusi tersebut berlangsung dari pukul 
15.30 hingga pukul 19.30 WIB. Adapun diskusi dipimpin atau di-
moderatori oleh Stephen Suleeman (Dosen Sekolah Tinggi Teologi 
Jakarta).

FARIZ N. MEHDAWI (DUTA BESAR PALESTINA UNTUK ISRAEL)
Fariz N. Mehdawi, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, medapatkan 
kesempatan sebagai pembicara pertama. Dalam paparannya, Fariz 
memetakan Palestina dalam sejarah pada masa lampau, sekarang, dan 
bagaimana Palestina pada masa yang akan datang. Mehdawi megharapkan 
bahwa ada pula pembicara dari pihak Israel agar pemetaan mengenai 
konflik Israel- Palestina dapat seobyektif mungkin, oleh karena para 
hadirin dapat mendengar cerita atau
versi dari keduabelah pihak. 

Namun demikian, beliau mengatakan bahwa Ia akan mencoba untuk 
seobyektif mungkin walaupun dirinya merupakan perwakilan dari 
pemerintahan Palestina. Mehdawi memulai pembahasannya pada sejarah 
Palestina pada masa lampau. Beliau menuturkan bahwa sebenarnya 
konflik Israel-Palestina adalah masalah yang sederhana. Namun, pada 
dewasa ini, isu ini berkembang menjadi kompleks oleh karena telah 
banyak disisipkan dengan berbagai isu-isu lainnya seperti isu agama. 

Pada mulanya dahulu, tahun 1800-1900an, tidak ada batasan antar 
wilayah di sana. Semua orang dapat keluar-masuk tanpa memiliki 
masalah. Seperti negara Italia, pada waktu itu belum dikenal konsep 
negara yang memiliki wilayah yang dikuasai (wilayah teritorial sebuah 
negara). Palestina pada waktu itu merupakan bagian dari kesultanan 
Turki. Di Palestina telah hadir 3 agama waktu itu (Islam, Yahudi, dan 
Kristen), dan di Palestina pada saat itu sudah dikenal istilah bahwa 
Palestina merupakan Tanah Tuhan. 

Beliau kemudian menjelaskan bahwa di beberapa tempat di Timur Tengah, 
Irak, Mesir, Libanon, kita dapat menemui beberapa etnis dan agama 
seperti Yahudi, Arab (Muslim), Kristen;sama seperti yang terdapat di 
Palestina.

Palestinos berasal dari Yunani. Mereka inilah suku asli Palestina, 
dan dari sinilah awal muncul istilah nama Palestina, lanjut Mehdawi. 
Terdapat pula penduduk palestina yang disebut Arab dan Arab-Jews. 
Mereka ini berbahasa Arab semua. Dengan demikian ada pandangan bahwa 
semua yang berbahasa Arab adalah orang Arab. Namun, bila dilihat dari 
ras/etnis aslinya dapat berbedabeda, dalam arti tidak hanya orang 
Arab, tetapi Yahudi dan etnis lainnya yang terdapat di Timur Tengah 
yang memang fasih berbahasa Arab.

Mehdawi melanjutkan bahasannya dengan mengatakan bahwa pada tahun 
1850an kita melihat berkembanganya kolonialisme yang dilakukan oleh 
bangsa-bangsa eropa untuk mencari rempah-rempah atau kekayaan yang 
ada di Timur tengah. Koloni ini ini beberapa diantaranya adalah
bangsa Portugis, Italian (Romanian), Spaniard/Spanish, dan Inggris. 
Dari semua bangsa koloni itu, bangsa Inggris merupakan bangsa yang 
paling kuat. Di lain pihak, Kesultanan Turki, telah mengalami 
kemunduran. Dengan demikian, daerah kekuasaaannya hilang secara 
perlahanlahan.

Di Eropa sendiri berkembang pula pandangan anti-semitik. Hal ini 
terutama terjadi atau berpusat di daerah Eropa Timur. Israel sendiri 
adalah proyek dari kolonialisme. Negara Israel tidak pernah 
dicetuskan dari seorang yahudi, tetapi dari orang Inggris. Bahkan 
pada awalnya konsep atau usul pembentukan negara Israel yang ingin 
dibangun oleh para zionis terletak di Uganda, Argentina, Australia. 
Dalam hal ini, Duta Besar Mehdawi ingin memperlihatkan bahwa 
Palestina bukan tujuan pertama. 

Mereka pernah menjual konsep ini ke Kesultanan Turki (Utsmaniyyah), 
tetapi ditolak. Hal ini dikarenakan orang-orang Yahudi pada saat itu 
telah memiliki tempat tinggal yang cukup baik di Eropa. Dengan 
demikian, pemindahan orang-orang Yahudi ke dalam wilayah Kesultanan 
Utsmaniyyah merupakan hal atau tawaran yang tidak masuk akal.

Orang yahudi yang berada di Eropa sendiri tidak setuju seluruhnya 
atas tawaran tersebut (perpindahan tempat tinggal). Hal ini 
dikarenakan mereka (orang-orang Yahudi) berpandangan bahwa jangan-
jangan konsep ini nantinya akan membuat bangsa yahudi menjadi kaki-
tangan bangsa Inggris. Palestina pada saat itu cukup besar, mencakup 
wilayah negara Suriah dan Libanon (sekarang ini). 

Pada saat itu, Sultan Abdel Hamid II tidak pernah turut campur atas 
sistem pemerintahan di Yerusalem, Mekkah dan Medinah. Namun demikian, 
Sultan juga menjaga agar daerah-daerah tersebut tidak dicampuri 
tangan-tangan asing. Adapun yang berkuasa atau memerintah atau 
mengatur adalah masyarakat setempat 

[ppiindia] Re: Pesan Natal, Paus: Selamatkan Umat Manusia dari Homoseksualitas

2009-01-26 Terurut Topik simson gintings
Masalah homoseksual semakin dahsyat. Di Eropa dan AS misalnya, dgn 
dukungan mass media dan politisi, masyarakat pro homoseksual semakin 
serius memperjuangkan hak-hak mereka, seperti pernikahan sejenis, 
adopsi anak, hak waris dan hak lainnya yang sama dengan pasangan 
berlainan jenis. 
 
Beberapa negara dewasa ini telah melegalkan perkawinan sesama jenis. 
Di waktu mendatang kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Gereja 
pun tidak luput dari masalah homoseks. Ada pula gereja anglikan yg 
mengangkat gay jadi uskup. Seorang teolog mengeluarkan buku 
menyatakan Tuhan merestui perkawinan sesama jenis. 

Perkembangan  ini tentu saja mengkhawatirkan kalangan gereja, karena 
homoseks bertentangan dgn firman Tuhan spt tercantum dlm Kitab Suci. 
Karena itu, gereja menentang legalisasi perkawinan sejenis. 

Menurut pandangan gereja, saya kira agama lain juga, homoseks 
tidaklah alami ataupun disebabkan faktor genetika. Jadi dapat 
dihindari. Oleh karena itu homoseks ditentang.  Tapi argumentasi itu 
bersifat dogmatis. 

Bagaimana bukti-bukti ilmiah? Apakah homoseks alamiah (kodrati)?  
Menurut Trayce Hansen, Ph.D. dalam artikelnya berjudul Legalizing 
Same-Sex Marriage Will Increase Prevalence of Homosexuality: Research 
Provides Significant Evidence yg dimuat di situs NARTH (National 
Association for Research  Therapy of Homosexuality) faktor 
lingkungan sangat dominan. Temuan itu berdasarkan hasil penelitian yg 
dilakukan secara eksentif di 4 negara : Swedia, Fnlandia, Denmark dan 
AS.  

Hal lain yg menarik dlm artikel itu, ternyata di kalangan wanita 
terdapat korelasi antara tingkat pendidikan dengan homoseksualitas : 

For American women, the environmental factor most associated with a 
homosexual or bisexual identity was a higher level of education. And 
though that was also true for men, the pattern for women was more 
dramatic. For instance, a woman with a college degree was nine times 
more likely to identify herself as non-heterosexual than a woman with 
only a high school diploma.  Bagaimana dengan faktor genetika?  
Ternyata tidak ada. 

But that is not what these two large-scale Scandinavian studies 
found. Both studies revealed that when one identical twin was 
homosexual the other twin was homosexual only 10% or 11% of the time. 
Such findings indicate that homosexuality is not genetically 
determined. (Bisa ditemukan di 
http://www.narth.com/docs/legalizing.html) 


sg  

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar 
satrioarismunan...@... wrote:

 
 
 From: korandigital korandigi...@...
 Subject: Pesan Natal, Paus: Selamatkan Umat Manusia dari 
Homoseksualitas
 To: koran-digi...@googlegroups.com
 Date: Tuesday, December 23, 2008, 11:43 AM
 
 
 
 
 
 Selasa, 23/12/2008 11:33 WIB
 Pesan Natal
 Bukan Sekali Paus Ingatkan Bahaya Homoseksualitas
 Eddi Santosa - detikNews
 
 
 (Foto: parochiedinther.nl) 
 
 Vatican City - Gereja Katolik Roma sangat keukeuh mengingatkan umat 
manusia untuk menjaga diri dari bahaya perilaku homoseksualitas.
 
 Sebelumnya dalam kunjungan kerja dua hari di Spanyol musim panas 
lalu, Paus Benedictus XVI selaku pemimpin umat Katolik Roma 
mengkritik pemerintah sosialis Zapatero yang melegalkan perkawinan 
homo.
 
 Perkawinan itu tidak terlepaskan dari seorang laki-laki dan 
seorang perempuan, ujar Paus saat itu dalam misa umum di Valencia 
(Algemeen Dagblad, 9/7/2008). 
 
 Selain homoseksualitas, Gereja Katolik roma hingga saat ini juga 
masih mengharamkan penggunaan kondom.
 
 Dalam pesan menjelang Natal kemarin (22/12/2008), Paus menyampaikan 
bahwa hutan tropis harus diselamatkan dari kepunahan, sama pentingnya 
dengan menyelamatkan umat manusia dari perilaku homo- dan transeksual.
(es/es)
  
 http://www.detiknews.com/read/2008/12/23/113316/1058226/10/bukan-
sekali-paus-ingatkan-bahaya-homoseksualitas
  
 Selasa, 23/12/2008 10:03 WIB
 Pesan Natal
 Paus: Selamatkan Umat Manusia dari Homoseksualitas
 Eddi Santosa - detikNews
 
 
  
 
 Vatican City - Hutan tropis harus diselamatkan dari kepunahan, sama 
pentingnya dengan menyelamatkan umat manusia dari perilaku homo- dan 
transeksual.
 
 Demikian Paus Benedictus XVI dalam pidato menjelang Natal seperti 
dikutip Elsevier, 22/12/2008.
 
 Paus menilai bahwa gereja harus melindungi umat manusia 
dari 'dekonstruksi' dirinya sendiri. 
 
 Hutan tropis berhak atas perlindungan kita, tapi umat manusia 
juga, ujar Paus.
 
 Paus menambahkan bahwa umat manusia harus mendengarkan 
pesan 'bahasa penciptaan' demi bisa memahami kepentingan hubungan 
antara laki-laki dan perempuan. Dia mengumpamakan perilaku 
homoseksual sebagai 'merusak ciptaan Tuhan'.(es/es)
  
 http://www.detiknews.com/read/2008/12/23/100326/1058169/10/paus-
selamatkan-umat-manusia-dari-homoseksualitas
 --~--~-~--~~~---~--~~
 Groups Koran Digital 
 - One Touch News- 
 
 To post to this group : koran-digi...@googlegroups.com 
 To unsubscribe from this group : koran-digital-
unsubscr...@googlegroups.com 
 
 For more options, 

[ppiindia] Re: Sekadar bertanya, Bung Al-Baduuni dan Bung Satrio

2006-08-12 Terurut Topik simson gintings

Hate merupakan personal feeling dan dlm penegakan 
hukum perasaan pribadi harus diregulasi agar jangan sampai 
mempengaruhi pelaksanaan tugas katakanlah seorang polisi.

Contoh spt yg dikemukan ibu Carla banyak yg terjadi. Misalnya, si 
polisi ini punya saudara atau kenalan dekat yg pernah diperkosa 
(apalagi kalau pacarnya yg juga jadi korban). Ketika suatu hari dia 
mempergoki terjadi perkosaan, kebencian terhadap pemerkosaan yg 
mengendap selama ini dlm benaknya, mencuat, maka dihajarnyalah si 
pemerkosa itu (dgn alasan si pemerkosa melawan, milsnya) sampai si 
pemerkosa tidak bisa dikenali lagi wajahnyadan 
mungkin burungnya disuntik dgn virus avian biar afkir.

Jelas tindakannya itu akan dipersoalkan secara hukum, tidak bisa 
dibenarkan.

Singkatnya, hate betapa kecil pun kadarnya, bersifat destruktif.  
Demikian menurut hemat saya.

sg

--- In ppiindia@yahoogroups.com, carla annamarie kneefel 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 pak...

   Hate is a strong word...

   Hate yg bpk maksudkan adalah konteks hukum.., seorang polisi 
yang membenci kejahatan, terkadang in some circumstances harus 
menembak pistolnya...tp menurut saya sangat lah dangkal apabila 
dikaitkan dengan konteks yang sedang dibicarakan atau dgn posting 
email pak badrun.


   Polisi ditunjuk oleh UU dan hukum sebagai aparat penegak hukum, 
para pelanggar hukum akan melalui proses peradilan dahulu, polisi 
tidak bisa menembak tanpa adanya proses hukum terlebih dahului peran 
dan fungsi polisi telah diatur dalam UU, apabila polisi melakukan 
penembakan itu hanya dapat dilakukan dalam keadaan terpaksa, bukan 
karena membenci kejahatan tanpa terkait unsur keadaan dan menembak 
civilian (atau sipil) setau saya ada aturannya pak..dan bukan tembak 
mati.
   anyway ditambah lagi point dari email pak badrun is hate not 
circumstances.

   hate is a strong word, polisi boleh membenci perbuatan 
kejahatannya tapi bukan personnya, polisi have a job to put their 
personal feelings aside not mixed it with his duty.
   saya jadi inget ada suatu kasus: dimana ada seorg polisi yang 
saking membenci sama perbuatan seorg pemerkosa sampe menganiaya 
pemerkosa ini sampe babak belur (belom nembak loh..pak), tapi dimata 
hukum apakah tindakan polisi ini dapat dibenarkan? jawabannya tidak, 
karena segala sesuatu harus melalui proses peradilan, presumption of 
innocent.

   so short cutnya..contoh bpk tidak relevan.


   rgds,
   Carla 

   
 
 Alpha Bagus Sunggono [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ibu Carla,
 
 terkadang hate memang diperlukan pada dosage tertentu.
 Contoh :
 
 Seorang Police sejati, musti merasa hate pada crime,
 sehingga termotivasi untuk menjadikannya no crime,
 entah disadarkan atau dihancurkan.
 
 Terkadang dia musti menembakan pistolnya toh?
 ini juga Demii .. Society ..
 
 demi ketentraman masyarakat .
 
 Pada tanggal 06/08/11, carla annamarie kneefel
 [EMAIL PROTECTED] menulis:
 
 
 
 
 
 
 
  Pak Badrun and Mba Aris,
 
  do u have peace in ur heart while u re hating others?
 
  do u have love in ur heart while u re cursing others?
 
  do all bad things done to u by others can justified ur hatred to 
them?
 
  do u feels happy, glad, grateful when u let hatred conquer ur 
heart?
 
  hate can only lead to bitterness, destruction, never ending 
revenge, bloodshed, and killings each other.
 
  hatred will produce hatred never peace nor love..., only love 
can heal the wounds and share forgiveness amongst nations...
 
  hopefully the ideology of hatred will not spread and ends here...
 
  hopefully love will win and conquer
 
  we are suffered enough bcs of hatred...
 
 
  May God forgive us..
 
 
 
   
 
 -- 
 Salam Revolusi IT Indonesia 
 
 Alpha Bagus Sunggono
 http://bagusalfa.blogspot.com
 [EMAIL PROTECTED]
 
 
  
 
   
 -
 Get your email and more, right on the  new Yahoo.com 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]








***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Re: Sekadar bertanya, Bung Al-Baduuni dan Bung Satrio

2006-08-10 Terurut Topik simson gintings
Sejalan dgn itu, Martin Luther King Jr berkata: 

Darkness cannot drive out darkness; only light can do that. Hate
cannot drive out hate; only love can do that.


sg


--- In ppiindia@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mengenai kebencian pangeran Siddharta pernah bersabda:
 
 Hatred does not cease by hatred, but only by love; this is the 
 eternal rule...
 
 Mungkin kemampuan membenci kini menjadi modern? gagah? jantan? hanya 
 kalau tak mampu berbuat apa apa, malah kena stroke...
 
  
 
 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Free Thinker freethinker_may@ 
 wrote:
 
  Hahaha
Sebuah analogi yang sangat cerdas
Tidak benci Yahudi = Menghina Nabi Muhammad SAW
Jangan pernah tidak membenci Yahudi!! Hiduplah dalam kebencian.. 
 terutama terhadap Yahudi. Bencilah Yahudi, entah dia bayi-bayi tak 
 berdosa, orang baik, para humanis yang berjasa dalam keilmuan, dsb. 
 Pokoknya BENCILAH!! 
 
What a joke!
  
  penulis1710 penulis1710@ wrote:

  tidak benci Yahudi = menghina nabi Muhammad SAW ?
  wah, anda bisa bisa melaporkan Kartono Mohamad ke polisi sebagai 
  kasus penghinaan nabi.
  sungguh akan menjadi kasus hukum yang menarik.
  
  --- In ppiindia@yahoogroups.com, Al-Badruuni Enterprise 
  al_badruuni@ wrote:
  
   Wah,ternyata permintaan maaf saya belum diterima secara tulus. 
 Tapi 
  tidak mengapa. Sebenarnya jelas sekali adanya poin yang menghina 
 Nabi 
  Muhammad SAW.
   
   5. Kalau dasarnya semata-mata hanya karena benci Yahudi, apakah 
  umat Islam
   Indonesia tidak jadi rasist? Melihat buruk atau baik hanya karena 
  rasnya.
   
   Jelas yang dibenci umat Islam Indonesia adalah Yahudi,dan ini 
 sudah 
  diterangkan dalam Al Quran. Memang diantara kaum Yahudi ada yang 
  saleh,namun jelas maksud umat Islam Indonesia adalah Yahudi dalam 
  Pemerintahan Israel. Jika umat Islam sendiri (seperti KM) tidak 
  membenci Yahudi ini ya berarti telah menghina Nabi Muhammad SAW 
 yang 
  menerima wahyu Al Quran Al Kariim.
   
   Ahmad
   
   
   Free Thinker freethinker_may@ wrote:
   Memang, saudara yang satu itu hobinya men-judge tanpa ada 
  argumentasi, kalaupun ada argumentasi yang menyertai lebih sering 
  ngawur.
   Mungkin dia yang perlu dikasihani... 
   
   Menghadapi orang yang judgemental seperti Al-Baduuni tak bisa 
 lain 
  selain kalem. Saya juga pernah di-judge sama dia karena dia salah 
  menangkap isi posting saya. Kalau menangkap esensi saja tak mampu, 
  bagaimana bisa berpikir cermat???
   
   Kartono Mohamad kmjp47@ wrote:
   Inilah contoh posting yang men-judge seseorang tanpa 
  berargumentasi. 
   Mungkin memang tidak ingin berdiskusi/berdebat dengan saya, dan 
 itu 
  tidak
   masalah bagi saya.
   Salam
   KM
   
   ---Original Message---
   
   From: ppiindia@yahoogroups.com
   Date: 08/08/06 20:16:59
   To: ppiindia@yahoogroups.com
   Subject: Re: [ppiindia] Sekadar bertanya
   
   Kasihan orang tua Anda yang memberi nama Muhammad,namun menghina 
  Nabi
   Muhammad SAW...
   
   Kartono Mohamad kmjp47@ wrote: Pak Satrio. Tidak ada
   judgement pada pertanyaan saya kecuali kepada serangan
   Israel ke Libanon yang saya judge sebagai biadab dan membabi 
 buta.
   Saya bertanya kepada umat islam Indonesia, tidak harus 
  berarti judgement.
   Bahwa yang mendemo Israel bukan hanya umat Islam itu saya tahu. 
  Juga bahwa
   di Israel sendiri pun banyak warganya yang mengecam serangan 
  tersebut.
   Pertanyaan saya memang saya tujukan ke umat Islam Indonesia tanpa 
  ada
   judgement, hanya melihat antusias mereka berdemo itu yang 
  menimbulkan tanda
   tanya. Apa sebenarnya yang ada dalam hati mereka. Itulah yang 
 saya 
  tanyakan.
   Saya bertanya dengan butir-butir bukan berarti multiple choice, 
  tapi supaya
   lebih enak dibaca. Dalam multiple choice ada yang benar ada yang 
  salah.
   Dalam pertanyaan saya tidak ada unsur mana yang benar dan mana 
 yang 
  salah
   karena memang saya tidak tahu apa isi hati umat Islam yang 
 berdemo. 
  Saya
   yakin peserta milis ini ada yang ikut. Kalau toh tidak ikut demo 
 ya 
  mungkin
   dapat menjawab karena mungkin saja mereka mempunyai visi yang 
 sama.
   Cool, man, cool.
   KM
   
   ---Original Message---
   
   From: ppiindia@yahoogroups.com
   Date: 08/08/06 09:19:04
   To: ppiindia@yahoogroups.com
   Subject: Re: [ppiindia] Sekadar bertanya
   
   Ukhuwah = persaudaraan antar umat seagama = 
   bentuk legitimasi oleh agama-agama (Semit) terhadap
   sifat rasis, primordial dan tidak obyektif 
   
   Umat Islam yang berdemo itu mungkin tidak ikut di
   milis ini. Jadi mereka tidak bisa menanggapi apapun
   pertanyaan Pak Kartono di milis ini. 
   
   Tetapi kasihan sekali... belum apa-apa sudah dicap
   tidak bisa menjawab secara rasional.
   
   Ck..ck...ck.
   
   Bentuk pertanyaan Pak Kartono sendiri sudah suatu
   judgment. Karena dia bertanya terutama kepada umat
   ISLAM. Padahal yang berdemo di Indonesia itu bukan
   cuma umat Islam. 

[ppiindia] FILM : To Sir With Love

2006-08-10 Terurut Topik simson gintings
Sistem  pendidikan kita jauh dari memuaskan dan disana sini terus terlontar  
kecaman keras, disertai dgn ulasan ttg apa yg keliru. Tapi bukan itu yg  saya 
ingin bicarakan. Melainkan sebuah film lama berjudul To Sir With  Love 
(1967), dibintangi Sidney Poiter,  yg berperan dgn cemerlang  sbg Mark 
Thackeray,  seorang guru baru di (kelas 3) sebuah SMA di London. 
 
 Sejak  hari pertama mengajar Thackeray yg berkulit hitam sudah menghadapi  
sikap yg bermusuhan dari semua murid yg terkenal sbg kelas paling  bandel 
(rebellious) di sekolah itu.
 
 Hampir  saja Thackeray putus asa menghadapi perlakuan murid-muridnya yg  
menjurus menghina dan mempermainkan dirinya sbg bahan olok-olok. Pd  titik yg 
kritis ia mengubah caranya mengajar,  dgn memperlakukan  mereka sbg manusia 
(human being) dan orang dewasa (adult). Lebih banyak  murid-murid itu diajaknya 
berdiskusi di dlm kelas, ttg kehidupan, ttg  topik apa saja yg mereka sukai, 
ketimbang membuka buku-buku  pelajaran.  Atau pergi mengunjungi museum dan 
mendiskusikan apa  yg  mereka saksikan.
 
 Lambat laun terjadi perubahan dlm  diri murid-murid itu. Mereka  mulai 
bersikap dewasa terhadap satu  sama lain, dan menyapa Thackeray Sir sbg tanda 
hormat, bukan karena  terpaksa.
 
 Dlm  acara perpisahan pd akhir tahun ajaran, seorang murid (diperankan oleh  
penyanyi Inggris Lulu) melantunkan lagu To Sir With Love   buat sang guru :
 
 The time has come for closing books and long last looks must end
 And as I leave I know that I am leaving my best friend
 A friend who taught me right from wrong and weak from strong
 That's a lot to learn, but what can I give you in return?
 
 If you wanted the moon I would try to make a start
 But I would rather you let me give my heart 'To Sir, With  Love
 
 Ketika  diminta berbicara setelah menerima bingkisan dari seorang murid,  
Thackeray tidak sanggup berkata-kata. Maaf, ujarnya penek dgn suara  tersekat, 
lalu pergi ke ruangan kelas, sesunggukan disana, seorang diri.
 
  Dia memang benar-benar seorang guru dan pada dasarnya kita semua  mendambakan 
guru yg baik buat anak-anak kita, buat anak-anak republik  tercinta.
  
  
  sg
  

-
Get your email and more, right on the  new Yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Re: Sekadar bertanya

2006-08-08 Terurut Topik simson gintings

Setiap orang berhak punya pandangan dan sikap terhadap Israel, tapi
soal serangan di Qana, spt ditulis ini 

wajar dan memang sudah seharusnya. Siapa yang tidak bergidik dan
marah ketika petinggi Israel membenarkan terbunuhnya anak2 di Qana -
Libanon  dengan alasan bahwa anak2 itu nantinya kl sdh gede jadi
Hizbullah., saya tidak tahu darimana bapak memperoleh informasi itu.

Sebagai perbandingan, saya kutipkan berita di BBC :

The Israeli army said it targeted the building with two missiles, one
of which exploded, because it was believed to be a hiding place for
terrorists.

Had the information indicated that civilians were present in the
building the attack would not have been carried out, the army said in
a statement following its inquiry.

Escape

Lt Gen Dan Halutz, the chief of staff, apologised for the deaths, and
has ordered the military to update its intelligence regarding bombing
targets in Lebanon. (dari BBC homepage,
http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/5241636.stm)


sg

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Mhoel [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Pak KM,  kita seharusnya heran kalo orang ikutan rame2 kampanye parpol
 (padahal dibohongi melulu dan biasanya selalu lupa telah dibohongi) atau
 ikutan rame2 ndukung pencabutan subsidi BBM dgn konsekuensi rakyat beli
 minyak dengan mahal.
 
 Kl antusiasme ikut demo APA yang diperbuat Israel dan juragannya, itu
 wajar dan memang sudah seharusnya. Siapa yang tidak bergidik dan marah
 ketika petinggi Israel membenarkan terbunuhnya anak2 di Qana - Libanon
 dengan alasan bahwa anak2 itu nantinya kl sdh gede jadi Hizbullah juga.
 Menurutnya wajar dibinasakan sebelum tumbuh dewasa. Banyak cara
 mengekspresikan kemarahan itu. Ada yang ngedumel, seruan boikot,
demo, sampe
 yg punya niat ikutan berperang ke sana.
 
 Kata orang, selemah-lemahnya iman adalah orang yang berani mengatakan
 TIDAK atas kezhaliman di depan mata meski cuma di dalam hati. Dan
orang2
 yang mendemo Israel  Amrik kemarin itu adalah orang2 yang lebih dari
 sekedar berkata TIDAK di dalam hati. Saya rasa kita yang harus
appreciate
 mereka alih2 terheran2 dgn antusiasme mereka.
 
 
 
 - Original Message -
 From: Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED]
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, August 08, 2006 10:10 AM
 Subject: Re: [ppiindia] Sekadar bertanya
 
 
 
  Pak Satrio. Tidak ada judgement pada pertanyaan saya kecuali kepada
 serangan
  Israel ke Libanon yang saya judge sebagai biadab dan membabi buta.
  Saya bertanya kepada umat islam Indonesia, tidak harus berarti
 judgement.
  Bahwa yang mendemo Israel bukan hanya umat Islam itu saya tahu.
Juga bahwa
  di Israel sendiri pun banyak warganya yang mengecam serangan tersebut.
  Pertanyaan saya memang saya tujukan ke umat Islam Indonesia tanpa ada
  judgement, hanya melihat antusias mereka berdemo itu yang menimbulkan
 tanda
  tanya. Apa sebenarnya yang ada dalam hati mereka. Itulah yang saya
 tanyakan.
  Saya bertanya dengan butir-butir bukan berarti multiple choice, tapi
 supaya
  lebih enak dibaca. Dalam multiple choice ada yang benar ada yang
salah.
  Dalam pertanyaan saya tidak ada unsur mana yang benar dan mana
yang salah
  karena memang saya tidak tahu apa isi hati umat Islam yang
berdemo. Saya
  yakin peserta milis ini ada yang ikut. Kalau toh tidak ikut demo ya
 mungkin
  dapat menjawab karena mungkin saja mereka mempunyai visi yang sama.
  Cool, man, cool.
  KM
 
  ---Original Message---
 
  From: ppiindia@yahoogroups.com
  Date: 08/08/06 09:19:04
  To: ppiindia@yahoogroups.com
  Subject: Re: [ppiindia] Sekadar bertanya
 
  Ukhuwah = persaudaraan antar umat seagama =
  bentuk legitimasi oleh agama-agama (Semit) terhadap
  sifat rasis, primordial dan tidak obyektif
 
  Umat Islam yang berdemo itu mungkin tidak ikut di
  milis ini. Jadi mereka tidak bisa menanggapi apapun
  pertanyaan Pak Kartono di milis ini.
 
  Tetapi kasihan sekali... belum apa-apa sudah dicap
  tidak bisa menjawab secara rasional.
 
  Ck..ck...ck.
 
  Bentuk pertanyaan Pak Kartono sendiri sudah suatu
  judgment. Karena dia bertanya terutama kepada umat
  ISLAM. Padahal yang berdemo di Indonesia itu bukan
  cuma umat Islam. Bahkan di Israel pun ada Yahudi yang
  berdemo menentang agresi Israel.
 
  Lalu model pertanyaannya pun diarahkan seperti untuk
  anak kecil. Pakai multiple choice: A. ...B... C...
  Meskipun di ujungnya disebut mohon pencerahan, tapi
  kesan saya Pak Kartono tidak merasa butuh pencerahan,
  karena dia merasa sudah tercerahkan, dan umat Islam
  yang demo itulah yang mungkin menurut dia butuh
  dicerahkan.
 
  --- Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Pak Kartono Mohamad yang saya hormati,
  
   Pertanyaan-pertanyaan anda menarik sekali dan
   kemungkinan besar pihak yang anda tuju tidak ada
   yang bisa menjawab dengan rasional.
  
   Sebagai dokter semestinya anda pernah dengar bahwa
   memang manusia itu juga punya kecenderungan rasis,
   primordial dan tidak obyektif. Cilakanya agama-agama
   (agama semit