[ppiindia] Ketiganya Neoliberal (rupanya)
Revrisond Baswir : Ketiga Pasangan Penganut Ekonomi Neoliberal Jakarta - Dari ketiga calon presiden dalam Pemilu Presiden 2009, tak ada satu pun yang merupakan pembela sejati ekonomi kerakyatan. Selama menjabat atau pernah menjabat, baik Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, maupun M Jusuf Kalla mempraktikkan ekonomi neoliberal. Hal itu dikatakan pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Revrisond Baswir, dalam diskusi membongkar ideologi politik dan ekonomi calon presiden di Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan di Yogyakarta, Jumat (22/5). ”Masyarakat jangan terlalu banyak berharap, siapa pun yang menang belum tentu terjadi perubahan yang benar-benar mendasar yang mengarah pada tegaknya ekonomi rakyat,” kata Revrisond, seperti dilaporkan Kompas. Ia menuturkan, selama menjabat atau pernah menjabat, ketiga kandidat sulit mengelak disebut mempraktikkan ekonomi neoliberal. Misalnya, pada era Megawati terjadi privatisasi badan usaha milik negara (BUMN). Padahal, dalam ekonomi kerakyatan, BUMN harus dijaga dalam penguasaan negara. Yudhoyono dan Kalla, selama pasangan ini menjabat, menaikkan harga bahan bakar minyak beberapa kali. Artinya, subsidi kepada rakyat dikurangi. Satu ciri ekonomi neoliberal adalah penghapusan subsidi. Menurut dia, sosok Boediono, calon wakil presiden pendamping Yudhoyono, juga tak bisa mengelak disebut sebagai pendukung neoliberal. Dari rekam jejaknya, sangat tampak Boediono mendukung privatisasi BUMN saat menjabat sebagai menteri keuangan. Revrisond menuturkan, ekonomi kerakyatan sebenarnya diatur dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dan diperkuat pada Pasal 34. Dalam ekonomi kerakyatan, negara wajib menyusun perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan. Tidak hitam putih Secara terpisah, Boediono menyebutkan, dalam menghadapi tuntutan kalangan swasta, terkait dengan sebuah proyek, segala sesuatu tidak bisa dilihat secara hitam putih saja. Namun, jangan sampai dikorbankan sistem yang sudah dibangun hanya untuk menyelesaikan kasus yang dihadapi hari ini. ”Saya pragmatis. Namun, jangan sampai kita mengorbankan sistem untuk menangani suatu kasus yang kita hadapi hari ini. Membentuk sistem dan aturan main yang baik itu adalah salah satu tujuan utama, tidak hanya agar proyek jalan. Bentuk sistem sesuai dengan aturan yang baik itu penting. Jangan selalu dikorbankan,” papar Boediono kepada Kompas di rumahnya, Jakarta, Kamis.(rif) http://www.satunews.com/read/2419/2009/05/24/ketiga-pasangan-penganut-ekono-html [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Ekonomi Pancasila
Berkut cuplikan berita di harian Kompas (Senin, 10 November 2003, Makna Kebangsaan Direnungkan di Eropa http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0311/10/ln/660790.htm) tentang acara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan oleh PERKI (Persekutuan Kristen Indonesia) Eropa tanggal 24 Oktober 2003 di kota Tulln, Austria. Prof. Mubyarto menyampaikan makalah Ekonomi Pancasila Menggugat Kebudayaan Neo-Liberal. Mubyarto, Guru Besar Ekonomi UGM, yang baru saja memasuki masa pensiun juga diundang ke Wina untuk membacakan makalah yang disampaikannya di depan kongres kebudayaan di Bukittinggi seminggu sebelumnya. Ekonom yang sederhana ini menggarisbawahi keyakinannya bahwa bangsa Indonesia harus percaya pada kekuatan sendiri dan meninggalkan ketergantungan pada pinjaman/modal asing. Mubyarto yang sedang dirundung malang (karena merasa tidak dipercaya orang), sebenarnya tidak berdiri sendiri karena Kwik Kian Gie yang juga seorang ekonom berpendapat demikian pula. Dalam tulisannya Menggugat Budaya Neoliberal, Mubyarto mengkaji secara kritis perjalanan kebangkitan nasional Indonesia (sejak tahun 1879, kebangkitan Kartini hingga Orde Reformasi 1998) dari sudut pandang ekonomi. Periode paling lama (32 tahun) adalah Orde Baru, dicapai melalui kestabilan politik tanpa mengandalkan kekuatan sendiri. Yang terjadi adalah sikap over confidence, ditunjang banjirnya modal asing dan akibatnya adalah utang yang menumpuk. Akhirnya setelah setengah abad merdeka, rakyat Indonesia tetap saja terjajah (dijajah oleh ekonomi asing). Ini sudah diperingatkan oleh ahli ekonomi Ridlo Eisy (1990) bahwa …penjajahan tetap berlangsung sampai saat ini tetapi dalam bentuk yang lebih halus, meskipun daya hisapnya justru lebih hebat dan lebih sulit melawannya…. Bentuk paling umum adalah penjajahan ekonomi lewat cengkeraman perusahaan multinasional (MNC). Warisan sistem ekonomi penjajah dalam arti pengisapan terus berlangsung dalam periode Orde Baru. Daerah yang kaya sumber alamnya diisap oleh pemerintah pusat (Kalimantan Timur, Riau, Irian Jaya). Melalui indikator PDRB (per kapita) dan nilai pengeluaran konsumsi (per kapita) diketahui bahwa sebagian besar PDRB tidak dinikmati oleh penduduk (daerah) setempat. Misalnya, tahun 1996, 100 nilai PDRB dari Kaltim hanya 13 persen yang dinikmati penduduk setempat, sisanya yang 87 persen diisap oleh pemerintah pusat. Anehnya, waktu modal asing banyak yang lari dari RI (2000), dampaknya justru positif terhadap ekonomi daerah. Persentase pengisapan atas Kaltim menurun dari 87 persen menjadi 76 persen. Kesimpulan, tak benar bahwa banyaknya modal asing, termasuk pinjaman dari IMF, yang sebagian besar juga diselewengkan, akan menghasilkan manfaat bagi perekonomian rakyat. Semangat berdiri di atas kaki sendiri sudah dicanangkan oleh para mahasiswa Hindia-Belanda di Belanda dalam manifesto politik tahun 1925. Di situ mereka berikrar bahwa Pemerintah Hindia-Belanda sebaiknya tidak dipegang oleh orang Belanda; dalam perjuangan kemerdekaan, bangsa Hindia-Belanda tidak perlu bantuan siapa pun (swadaya); dan kemerdekaan yang dicita-citakan mustahil tanpa persatuan suku-suku bangsa yang ada. Mubyarto berkesimpulan, Indonesia sebaiknya meninggalkan paham ekonomi neoliberal yang jelas menguntungkan negara-negara industri maju saja. Ekonomi Pancasila-lah yang tepat untuk Indonesia. Melalui paham ekonomi kerakyatan berdasarkan asas gotong-royong dan melepaskan diri dari ketergantungan modal asing, kita kembali pada semangat UUD 45 yang dicetuskan oleh para pendiri NKRI. sg [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Jalan Neoliberal Pak Bud
Pro kontra terus terjadi apakah Boediono penganut neoliberalisme atau tidak. Menarik tulisan Revrisond Baswir, (kala itu) Kepala Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, Yogyakarta, yang dimuat Media Indonesia 28 Februari 2007, berjudul Jalan Neoliberal Pak Bud. Artikel itu merupakan tanggapan atas pidato pengukuhan Boediono sebagai guru besar ekonomi di Universitas Gadjah Mada (24/2 2007). Berikut cuplikan dari artikel Revrisond Baswir yang cukup menarik : Berbagai studi yang diacu Boediono mengenai hubungan antara tingkat pendapatan per kapita dan demokrasi, saya kira lebih tepat dipahami sebagai preskripsi, yaitu untuk memuja pertumbuhan ekonomi dan melancarkan pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal di negara-negara dunia ketiga Sebagai penutup, ada baiknya saya kemukakan, walaupun saya dan Pak Bud (demikian saya biasanya menyapa beliau), sama-sama berasal dari Fakultas Ekonomi UGM, sudut pandang kami dalam melihat perekonomian Indonesia bertolak belakang 180 derajat. Khusus mengenai substansi pidato yang disampaikannya, saya merasa agak kesulitan menemukan pribadi Boediono yang pada awal 1980-an pernah menjadi sahabat dekat Prof Mubyarto. Yang terasa menonjol dalam pidato tersebut ialah pribadi Boediono sebagai sahabat dekat William Liddle, yang menurut informasi yang saya peroleh, memang turut terlibat sebagai pembahas penulisan isi pidato itu. Akhirul kalam, saya ucapkan selamat kepada Pak Bud. Semoga perbedaan sudut pandang ini tidak mengganggu kehangatan persahabatan kita. (dikutip dari http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/fokus/artikel.php?aid=16091) sg [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Re: Ketika Gaza Berdarah, Jangan Lacuri Ibu Pertiwi
Ulasan yg menarik, terutama kalimat-kalimat penutup : .ketika Gaza berdarah, jangan lacuri ibu Pertiwi dan anak- anaknya dengan kebencian baik kepada Israel maupun kepada Palestina, atas nama apa pun, apalagi atas nama Tuhan. Masalah Palestina dan Israel merupakan pertikaian antara dua kelompok manusia yg menganut filosofi gigi ganti gigi, mata ganti mata, shg di kawasan itu dendam dan kebencian beranak pinak dari generasi ke generasi. Apakah secara politik semua (SEMUA) negara Arab benar-benar menginginkan dan mendukung sepenuhnya Palestina menjadi merdeka? Perlu dilakukan kajian secara jujur dan terbuka. Karena, kenyataan membuktikan, setiap negara di muka bumi ini akan lebih mengutamakan kepentingan nasionalnya masing-masing dari pada kepentingan orang lain. Sedangkan kita? Akan kah kita melibatkan diri secara emosional dlm spiral kekerasan di sana? Berjuang utk terciptanya perdamaian dimana saja di muka bumi ini, diamana saja, adalah perbuatan yg luhur. Tapi ada orang yg kadar emosinya lebih kencang dari rasionya. sg --- In ppiindia@yahoogroups.com, Sunny am...@... wrote: http://www.pos-kupang.com/index.php? speak=icontent=file_detailjenis=14idnya=18155detailnya=1 Ketika Gaza Berdarah, Jangan Lacuri Ibu Pertiwi Oleh JB Kleden PNS pada Kanwil Departemen Agama NTT KETIKA memberikan kuliah fenomenologi agama pada sebuah perguruan tinggi di Kupang, seorang mahasiswa mengajukan sebuah pernyataan keprihatinannya mengenai agresi militer Israel di Jalur Gaza. Tapi menurut saya pernyataan itu cukup tragis, juga ironis. Tragis karena yang dicemaskan mahasiswa tersebut bukan darah yang meleleh dan nyawa yang meregang di Jalur Gaza, melainkan reaksi protes di tanah air kita yang menurutnya - diakui atau tidak - telah membelah bangsa ini dalam sikap ambivalensi akibat sentimen keagamaan. Ironis karena sebagai mahasiswa ia mestinya berpikiran jernih dan tidak membiarkan dirinya jatuh dalam prasangka sepihak yang ia pelihara dalam jiwanya, kendati kesimpulan itu ia tarik dari tontonan kasad matanya atas reportase wartawan di layar tv. Saya tahu hal semacam itu tidak bisa dijelaskan secara subtle dalam sebuah jam kuliah yang relatif singkat. Maka waktu itu kepadanya secara amat ringkas saya mengatakan bahwa reaksi protes sebagai aksi solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina adalah satu hal yang terpuji. Jangan terlalu dini membuat judment atas niat baik orang lain, meski kita tidak setuju dengan aksi semacam itu. Kita mesti netral. Mengutuk Israel dan menafikan Hamaz atau pun sebaliknya mendukung Israel dengan memaki Hamaz tetap bukanlah tindakan yang terpuji. Kendati demikian saya bisa memahami kecemasan mahasiswa mengenai munculnya sentimen keagaman dalam pawai menentang agresi militer Israel di Gaza. Maka dengan nada guyon saya katakan kepadanya, Jangan kau cemas Iting. Jika kesimpulanmu itu benar, itulah yang kita sebut sebagai 'novo-devide et impera', sebuah cara baru memecah belah bangsa dengan mengadu domba rakyat pencinta damai anti perang melalui sentimen keagamaan. Hal semacam itu sudah lumrah di tanah air kita. Karena itu sekali lagi jangan kau gusar Iting, keep calm and have a pleasant day at your mind! Artikel ini ditulis sebagai catatan yang tersisah kepada sang mahasiswi yang sumrawih tersebut, yang biasa dipanggil Iting oleh teman-temannya, karena rambutnya sekalipun diionisasi tetap saja tidak mengubah struktur aslinya, Kriting. *** 27 DESEMBER 2008. Gaza kembali berdarah. Kita semua terhenyak. Prihatin. Tetapi lebih dari itu, hati kita miris, juga sedih, bahkan terluka dengan sikap nekad Israel yang menggasak Gaza ke titik nadir dengan alasan mencari pejuang militan Hamaz yang bersembunyi di wilayah itu. Tapi itu fakta. Nyata. Agresi itu sudah berjalan lebih dari 20 hari. Secara politik Israel telah menyatakan siap menerima gencatan senjata, namun jalan ke arah itu belum juga menunjukkan titik terang. Entah sampai kapan. Yang jelas korban terus berjatuhan tiap hari. Darah semakin menggenang dan nyawa-nyawa terus melesat. Hati kita pias melihat wajah perempuan dan anak-anak Palestina yang menatap sia-sia ke puing-puing kota yang sepih. Di wajah mereka kita saksikan guratan korban psikologis. Guratan yang sama juga terbaca pada wajah warga sipil di Israel Utara yang setiap saat terancam hidupnya oleh roket-roket Hamaz yang terus ditembakkan ke wilayah Israel itu secara simultan. Gaza kembali berdarah dan dunia pun berduka. Karena penderitan itu dialami juga jutaan anak manusia di dunia. Jangan jauh-jauh, lihatlah di depan layar tv, anak-anak kita seperti terperangah, terguncang batin nuraninya, setengah tak percaya bahwa dalam suasana Damai Natal, justeru di wilayah yang dua ribu tahun lalu Malaikat Allah mewartakan Gloria in ex-celsis Deo, et in terra pax hominibus bonae voluntatis, masih ada kekejaman macam itu. Kita seakan tak
[ppiindia] Re: Uskup Inggris Minta Maaf pada Paus tapi Tetap Menolak Holocaust
Negara-negara Eropa yg punya UU anti penanyangkalan holocaust adalah Austria, Belgia, Ceko, Perancis, Jerman, Israel, Lituania, Polandia, Portugal, Lukesmburg, Romania, Slowakia, Spanyol dan Swiss. Seandainya suatu hari Williamson berpergian ke negara-negara tsb dan mengulangi pendapatnya itu dia bisa ditangkap. Spt yg dialami oleh seorang sejarawan Inggris David Irving, dlm 2 pidatonya di Austria pd thn 1989 dia menyangkal adanya holocaust, jumlah orang Jahudi yg jadi korban pd masa PD II tdk sebesar 6 juta. Bahkan dia menyatakan Hitler tdk tahu kalaupun tahu hanya sedikit soal holocaust. Pd tahun 2006 ketika dia masuk Austria utk memenuhi undangan utk berbicara di depan sebuah kelompok radikal sayap kanan Austria, dia segera ditangkap polisi Austria dan diadili kemudian dijatuhi hukuman penjara 3 tahun. sg --- In ppiindia@yahoogroups.com, si pitung sipitun...@... wrote: holocaust?! kagak ada lawakan paling ga lucu selaen holocaust di dunia modern saat ini. holocaust cuman mitos yg dijadikan 'asongan' yahudi utk mengais belas kasian dari orang laen tp di laen pihak, mereka malah melakukan holocaust thd bangsa palestina, di tanah palestina pulak. tdk akan pernh bs berdamai dg orang yg tdk mengerti apapun kecuali perang pembantaian. Bagaimana mungkin ada orang yg menyalahkan kita yg terpaksa menembakan rudal (kelas teri) kpd mereka, ktika tanah kita diduduki lalu diblokade hingga air, listrik, gas, bahkan utk lewat kluar saja sulitnya minta ampun. hanya orang bodoh kuadrat, yg menghembuskan kata PERDAMAIAN tapi tdk menyadari ada hal esensi hilang utk mencapai perdamaian tsb. muslim pasti akan memerangi YAHUDI, hingga yahudi berlari bersembunyi di balik pohon ghorqod utk berlindung. Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi. (HR Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308). jadi, sudahkah antek zionis indonesia menanam pohon ghorqod di rmh2 mereka? Uskup Inggris Minta Maaf pada Paus tapi Tetap Menolak Holocaust Hidayatullah.com--Uskup Inggris, Richard Williamson meminta maaf kepada kepala gereja Katholik Roma, Paus Benediktus. Richard Williamson menyayangkan bahwa ia menyebabkan kepala geraja ini bermasalah yang tidak pada tempatnya. Meski demikian, ia tetap memegang teguh pernyataannya tentang holocaust. Sebagaimana diketahui, minggu lalu Williamson mengulangi di depan televisi Swiss, bahwa menurutnya sewaktu Perang Dunia II, tidak lebih dari 300.000 orang Yahudi yang dibunuh. Namun tidak ada satu pun yang tewas di kamar gas. Williamson menamakan pernyataannya, kurang hati-hati, tetapi menolak untuk mencabutnya. Dalam satu pernyataannya di sebuah televisi Swedia Rabu lalu, Richard Williamson mengatakan, Saya tidak percaya ada kamar-kamar gas dan hanya sekitar 300.000 orang Yahudi yang binasa dalam kamp konsentrasi Nazi, bukan 6 juta orang, demikian pernyataan sebelum ini. Gara-gara pernyataan ini, Paus Benediktus menjadi sasaran kemarahan Yahudi. Komunitas Rabbi Israel mengancam memutuskan hubungannya dengan Vatikan. Koran Italia, La Stampa, mengutip Koran Jerusalem Post menulis, komunitas Rabbi Israel menyatakan memutuskan hubungan diplomatik dan keagamaan selama Paus Benediktus XVI tidak meminta maaf kepada komunitas Yahudi dan para korban holocaust. Sementara itu, Rabi Agung di Israel mengancam tidak akan ambil bagian dalam perundingan antara Kaum Yahudi dan pemeluk Katolik Roma di Kota Vatikan yang akan digelar awal Maret ini. Namun hingga saat ini, Uskup Williamsom tetap bersikukuh bahwa tidak ada kamar gas di kamp konsentrasi Nazi sebagaimana yang sering diklaim dan digembar-gemborkan Yahudi. Sebelum ini, Williamson bersama sejumlah pendeta gereja katolik lainnya, 20 tahun lalu, dikucilkan karena menentang modernisasi acara ritual keagamaan. [ranesi/www.hidayatullah.com] [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Konflik Isrrael - Palestina : Perang Sampai Kapan?
Selasa, 27 Januari 2009 | 14:25:07 KONFLIK ISRAEL-PALESTINA : PERANG SAMPAI KAPAN? formatnews - Jakarta, (27/1) : DISKUSI konflik Palestina-Israel yang diadakan oleh Forbiden (Forum Belajar Independen) pada hari Kamis, (22/1). Adapun narasumber dari diskusi tersebut adalah Fariz N. Mehdawi (Duta Besar Palestina untuk Indonesia), M. Guntur Romli (Pengamat Politik Timur Tengah), Frans Tumiwa (Aktivis SABEEL), dan Yonky Karman (Dosen Perjanjian Lama Sekolah Tinggi Jakarta Pemerhati Sosial). Acara diskusi tersebut berlangsung dari pukul 15.30 hingga pukul 19.30 WIB. Adapun diskusi dipimpin atau di- moderatori oleh Stephen Suleeman (Dosen Sekolah Tinggi Teologi Jakarta). FARIZ N. MEHDAWI (DUTA BESAR PALESTINA UNTUK ISRAEL) Fariz N. Mehdawi, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, medapatkan kesempatan sebagai pembicara pertama. Dalam paparannya, Fariz memetakan Palestina dalam sejarah pada masa lampau, sekarang, dan bagaimana Palestina pada masa yang akan datang. Mehdawi megharapkan bahwa ada pula pembicara dari pihak Israel agar pemetaan mengenai konflik Israel- Palestina dapat seobyektif mungkin, oleh karena para hadirin dapat mendengar cerita atau versi dari keduabelah pihak. Namun demikian, beliau mengatakan bahwa Ia akan mencoba untuk seobyektif mungkin walaupun dirinya merupakan perwakilan dari pemerintahan Palestina. Mehdawi memulai pembahasannya pada sejarah Palestina pada masa lampau. Beliau menuturkan bahwa sebenarnya konflik Israel-Palestina adalah masalah yang sederhana. Namun, pada dewasa ini, isu ini berkembang menjadi kompleks oleh karena telah banyak disisipkan dengan berbagai isu-isu lainnya seperti isu agama. Pada mulanya dahulu, tahun 1800-1900an, tidak ada batasan antar wilayah di sana. Semua orang dapat keluar-masuk tanpa memiliki masalah. Seperti negara Italia, pada waktu itu belum dikenal konsep negara yang memiliki wilayah yang dikuasai (wilayah teritorial sebuah negara). Palestina pada waktu itu merupakan bagian dari kesultanan Turki. Di Palestina telah hadir 3 agama waktu itu (Islam, Yahudi, dan Kristen), dan di Palestina pada saat itu sudah dikenal istilah bahwa Palestina merupakan Tanah Tuhan. Beliau kemudian menjelaskan bahwa di beberapa tempat di Timur Tengah, Irak, Mesir, Libanon, kita dapat menemui beberapa etnis dan agama seperti Yahudi, Arab (Muslim), Kristen;sama seperti yang terdapat di Palestina. Palestinos berasal dari Yunani. Mereka inilah suku asli Palestina, dan dari sinilah awal muncul istilah nama Palestina, lanjut Mehdawi. Terdapat pula penduduk palestina yang disebut Arab dan Arab-Jews. Mereka ini berbahasa Arab semua. Dengan demikian ada pandangan bahwa semua yang berbahasa Arab adalah orang Arab. Namun, bila dilihat dari ras/etnis aslinya dapat berbedabeda, dalam arti tidak hanya orang Arab, tetapi Yahudi dan etnis lainnya yang terdapat di Timur Tengah yang memang fasih berbahasa Arab. Mehdawi melanjutkan bahasannya dengan mengatakan bahwa pada tahun 1850an kita melihat berkembanganya kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa-bangsa eropa untuk mencari rempah-rempah atau kekayaan yang ada di Timur tengah. Koloni ini ini beberapa diantaranya adalah bangsa Portugis, Italian (Romanian), Spaniard/Spanish, dan Inggris. Dari semua bangsa koloni itu, bangsa Inggris merupakan bangsa yang paling kuat. Di lain pihak, Kesultanan Turki, telah mengalami kemunduran. Dengan demikian, daerah kekuasaaannya hilang secara perlahanlahan. Di Eropa sendiri berkembang pula pandangan anti-semitik. Hal ini terutama terjadi atau berpusat di daerah Eropa Timur. Israel sendiri adalah proyek dari kolonialisme. Negara Israel tidak pernah dicetuskan dari seorang yahudi, tetapi dari orang Inggris. Bahkan pada awalnya konsep atau usul pembentukan negara Israel yang ingin dibangun oleh para zionis terletak di Uganda, Argentina, Australia. Dalam hal ini, Duta Besar Mehdawi ingin memperlihatkan bahwa Palestina bukan tujuan pertama. Mereka pernah menjual konsep ini ke Kesultanan Turki (Utsmaniyyah), tetapi ditolak. Hal ini dikarenakan orang-orang Yahudi pada saat itu telah memiliki tempat tinggal yang cukup baik di Eropa. Dengan demikian, pemindahan orang-orang Yahudi ke dalam wilayah Kesultanan Utsmaniyyah merupakan hal atau tawaran yang tidak masuk akal. Orang yahudi yang berada di Eropa sendiri tidak setuju seluruhnya atas tawaran tersebut (perpindahan tempat tinggal). Hal ini dikarenakan mereka (orang-orang Yahudi) berpandangan bahwa jangan- jangan konsep ini nantinya akan membuat bangsa yahudi menjadi kaki- tangan bangsa Inggris. Palestina pada saat itu cukup besar, mencakup wilayah negara Suriah dan Libanon (sekarang ini). Pada saat itu, Sultan Abdel Hamid II tidak pernah turut campur atas sistem pemerintahan di Yerusalem, Mekkah dan Medinah. Namun demikian, Sultan juga menjaga agar daerah-daerah tersebut tidak dicampuri tangan-tangan asing. Adapun yang berkuasa atau memerintah atau mengatur adalah masyarakat setempat
[ppiindia] Re: Pesan Natal, Paus: Selamatkan Umat Manusia dari Homoseksualitas
Masalah homoseksual semakin dahsyat. Di Eropa dan AS misalnya, dgn dukungan mass media dan politisi, masyarakat pro homoseksual semakin serius memperjuangkan hak-hak mereka, seperti pernikahan sejenis, adopsi anak, hak waris dan hak lainnya yang sama dengan pasangan berlainan jenis. Beberapa negara dewasa ini telah melegalkan perkawinan sesama jenis. Di waktu mendatang kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Gereja pun tidak luput dari masalah homoseks. Ada pula gereja anglikan yg mengangkat gay jadi uskup. Seorang teolog mengeluarkan buku menyatakan Tuhan merestui perkawinan sesama jenis. Perkembangan ini tentu saja mengkhawatirkan kalangan gereja, karena homoseks bertentangan dgn firman Tuhan spt tercantum dlm Kitab Suci. Karena itu, gereja menentang legalisasi perkawinan sejenis. Menurut pandangan gereja, saya kira agama lain juga, homoseks tidaklah alami ataupun disebabkan faktor genetika. Jadi dapat dihindari. Oleh karena itu homoseks ditentang. Tapi argumentasi itu bersifat dogmatis. Bagaimana bukti-bukti ilmiah? Apakah homoseks alamiah (kodrati)? Menurut Trayce Hansen, Ph.D. dalam artikelnya berjudul Legalizing Same-Sex Marriage Will Increase Prevalence of Homosexuality: Research Provides Significant Evidence yg dimuat di situs NARTH (National Association for Research Therapy of Homosexuality) faktor lingkungan sangat dominan. Temuan itu berdasarkan hasil penelitian yg dilakukan secara eksentif di 4 negara : Swedia, Fnlandia, Denmark dan AS. Hal lain yg menarik dlm artikel itu, ternyata di kalangan wanita terdapat korelasi antara tingkat pendidikan dengan homoseksualitas : For American women, the environmental factor most associated with a homosexual or bisexual identity was a higher level of education. And though that was also true for men, the pattern for women was more dramatic. For instance, a woman with a college degree was nine times more likely to identify herself as non-heterosexual than a woman with only a high school diploma. Bagaimana dengan faktor genetika? Ternyata tidak ada. But that is not what these two large-scale Scandinavian studies found. Both studies revealed that when one identical twin was homosexual the other twin was homosexual only 10% or 11% of the time. Such findings indicate that homosexuality is not genetically determined. (Bisa ditemukan di http://www.narth.com/docs/legalizing.html) sg --- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@... wrote: From: korandigital korandigi...@... Subject: Pesan Natal, Paus: Selamatkan Umat Manusia dari Homoseksualitas To: koran-digi...@googlegroups.com Date: Tuesday, December 23, 2008, 11:43 AM Selasa, 23/12/2008 11:33 WIB Pesan Natal Bukan Sekali Paus Ingatkan Bahaya Homoseksualitas Eddi Santosa - detikNews (Foto: parochiedinther.nl) Vatican City - Gereja Katolik Roma sangat keukeuh mengingatkan umat manusia untuk menjaga diri dari bahaya perilaku homoseksualitas. Sebelumnya dalam kunjungan kerja dua hari di Spanyol musim panas lalu, Paus Benedictus XVI selaku pemimpin umat Katolik Roma mengkritik pemerintah sosialis Zapatero yang melegalkan perkawinan homo. Perkawinan itu tidak terlepaskan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, ujar Paus saat itu dalam misa umum di Valencia (Algemeen Dagblad, 9/7/2008). Selain homoseksualitas, Gereja Katolik roma hingga saat ini juga masih mengharamkan penggunaan kondom. Dalam pesan menjelang Natal kemarin (22/12/2008), Paus menyampaikan bahwa hutan tropis harus diselamatkan dari kepunahan, sama pentingnya dengan menyelamatkan umat manusia dari perilaku homo- dan transeksual. (es/es) http://www.detiknews.com/read/2008/12/23/113316/1058226/10/bukan- sekali-paus-ingatkan-bahaya-homoseksualitas Selasa, 23/12/2008 10:03 WIB Pesan Natal Paus: Selamatkan Umat Manusia dari Homoseksualitas Eddi Santosa - detikNews Vatican City - Hutan tropis harus diselamatkan dari kepunahan, sama pentingnya dengan menyelamatkan umat manusia dari perilaku homo- dan transeksual. Demikian Paus Benedictus XVI dalam pidato menjelang Natal seperti dikutip Elsevier, 22/12/2008. Paus menilai bahwa gereja harus melindungi umat manusia dari 'dekonstruksi' dirinya sendiri. Hutan tropis berhak atas perlindungan kita, tapi umat manusia juga, ujar Paus. Paus menambahkan bahwa umat manusia harus mendengarkan pesan 'bahasa penciptaan' demi bisa memahami kepentingan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dia mengumpamakan perilaku homoseksual sebagai 'merusak ciptaan Tuhan'.(es/es) http://www.detiknews.com/read/2008/12/23/100326/1058169/10/paus- selamatkan-umat-manusia-dari-homoseksualitas --~--~-~--~~~---~--~~ Groups Koran Digital - One Touch News- To post to this group : koran-digi...@googlegroups.com To unsubscribe from this group : koran-digital- unsubscr...@googlegroups.com For more options,
[ppiindia] Re: Sekadar bertanya, Bung Al-Baduuni dan Bung Satrio
Hate merupakan personal feeling dan dlm penegakan hukum perasaan pribadi harus diregulasi agar jangan sampai mempengaruhi pelaksanaan tugas katakanlah seorang polisi. Contoh spt yg dikemukan ibu Carla banyak yg terjadi. Misalnya, si polisi ini punya saudara atau kenalan dekat yg pernah diperkosa (apalagi kalau pacarnya yg juga jadi korban). Ketika suatu hari dia mempergoki terjadi perkosaan, kebencian terhadap pemerkosaan yg mengendap selama ini dlm benaknya, mencuat, maka dihajarnyalah si pemerkosa itu (dgn alasan si pemerkosa melawan, milsnya) sampai si pemerkosa tidak bisa dikenali lagi wajahnyadan mungkin burungnya disuntik dgn virus avian biar afkir. Jelas tindakannya itu akan dipersoalkan secara hukum, tidak bisa dibenarkan. Singkatnya, hate betapa kecil pun kadarnya, bersifat destruktif. Demikian menurut hemat saya. sg --- In ppiindia@yahoogroups.com, carla annamarie kneefel [EMAIL PROTECTED] wrote: pak... Hate is a strong word... Hate yg bpk maksudkan adalah konteks hukum.., seorang polisi yang membenci kejahatan, terkadang in some circumstances harus menembak pistolnya...tp menurut saya sangat lah dangkal apabila dikaitkan dengan konteks yang sedang dibicarakan atau dgn posting email pak badrun. Polisi ditunjuk oleh UU dan hukum sebagai aparat penegak hukum, para pelanggar hukum akan melalui proses peradilan dahulu, polisi tidak bisa menembak tanpa adanya proses hukum terlebih dahului peran dan fungsi polisi telah diatur dalam UU, apabila polisi melakukan penembakan itu hanya dapat dilakukan dalam keadaan terpaksa, bukan karena membenci kejahatan tanpa terkait unsur keadaan dan menembak civilian (atau sipil) setau saya ada aturannya pak..dan bukan tembak mati. anyway ditambah lagi point dari email pak badrun is hate not circumstances. hate is a strong word, polisi boleh membenci perbuatan kejahatannya tapi bukan personnya, polisi have a job to put their personal feelings aside not mixed it with his duty. saya jadi inget ada suatu kasus: dimana ada seorg polisi yang saking membenci sama perbuatan seorg pemerkosa sampe menganiaya pemerkosa ini sampe babak belur (belom nembak loh..pak), tapi dimata hukum apakah tindakan polisi ini dapat dibenarkan? jawabannya tidak, karena segala sesuatu harus melalui proses peradilan, presumption of innocent. so short cutnya..contoh bpk tidak relevan. rgds, Carla Alpha Bagus Sunggono [EMAIL PROTECTED] wrote: Ibu Carla, terkadang hate memang diperlukan pada dosage tertentu. Contoh : Seorang Police sejati, musti merasa hate pada crime, sehingga termotivasi untuk menjadikannya no crime, entah disadarkan atau dihancurkan. Terkadang dia musti menembakan pistolnya toh? ini juga Demii .. Society .. demi ketentraman masyarakat . Pada tanggal 06/08/11, carla annamarie kneefel [EMAIL PROTECTED] menulis: Pak Badrun and Mba Aris, do u have peace in ur heart while u re hating others? do u have love in ur heart while u re cursing others? do all bad things done to u by others can justified ur hatred to them? do u feels happy, glad, grateful when u let hatred conquer ur heart? hate can only lead to bitterness, destruction, never ending revenge, bloodshed, and killings each other. hatred will produce hatred never peace nor love..., only love can heal the wounds and share forgiveness amongst nations... hopefully the ideology of hatred will not spread and ends here... hopefully love will win and conquer we are suffered enough bcs of hatred... May God forgive us.. -- Salam Revolusi IT Indonesia Alpha Bagus Sunggono http://bagusalfa.blogspot.com [EMAIL PROTECTED] - Get your email and more, right on the new Yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Sekadar bertanya, Bung Al-Baduuni dan Bung Satrio
Sejalan dgn itu, Martin Luther King Jr berkata: Darkness cannot drive out darkness; only light can do that. Hate cannot drive out hate; only love can do that. sg --- In ppiindia@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengenai kebencian pangeran Siddharta pernah bersabda: Hatred does not cease by hatred, but only by love; this is the eternal rule... Mungkin kemampuan membenci kini menjadi modern? gagah? jantan? hanya kalau tak mampu berbuat apa apa, malah kena stroke... --- In ppiindia@yahoogroups.com, Free Thinker freethinker_may@ wrote: Hahaha Sebuah analogi yang sangat cerdas Tidak benci Yahudi = Menghina Nabi Muhammad SAW Jangan pernah tidak membenci Yahudi!! Hiduplah dalam kebencian.. terutama terhadap Yahudi. Bencilah Yahudi, entah dia bayi-bayi tak berdosa, orang baik, para humanis yang berjasa dalam keilmuan, dsb. Pokoknya BENCILAH!! What a joke! penulis1710 penulis1710@ wrote: tidak benci Yahudi = menghina nabi Muhammad SAW ? wah, anda bisa bisa melaporkan Kartono Mohamad ke polisi sebagai kasus penghinaan nabi. sungguh akan menjadi kasus hukum yang menarik. --- In ppiindia@yahoogroups.com, Al-Badruuni Enterprise al_badruuni@ wrote: Wah,ternyata permintaan maaf saya belum diterima secara tulus. Tapi tidak mengapa. Sebenarnya jelas sekali adanya poin yang menghina Nabi Muhammad SAW. 5. Kalau dasarnya semata-mata hanya karena benci Yahudi, apakah umat Islam Indonesia tidak jadi rasist? Melihat buruk atau baik hanya karena rasnya. Jelas yang dibenci umat Islam Indonesia adalah Yahudi,dan ini sudah diterangkan dalam Al Quran. Memang diantara kaum Yahudi ada yang saleh,namun jelas maksud umat Islam Indonesia adalah Yahudi dalam Pemerintahan Israel. Jika umat Islam sendiri (seperti KM) tidak membenci Yahudi ini ya berarti telah menghina Nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu Al Quran Al Kariim. Ahmad Free Thinker freethinker_may@ wrote: Memang, saudara yang satu itu hobinya men-judge tanpa ada argumentasi, kalaupun ada argumentasi yang menyertai lebih sering ngawur. Mungkin dia yang perlu dikasihani... Menghadapi orang yang judgemental seperti Al-Baduuni tak bisa lain selain kalem. Saya juga pernah di-judge sama dia karena dia salah menangkap isi posting saya. Kalau menangkap esensi saja tak mampu, bagaimana bisa berpikir cermat??? Kartono Mohamad kmjp47@ wrote: Inilah contoh posting yang men-judge seseorang tanpa berargumentasi. Mungkin memang tidak ingin berdiskusi/berdebat dengan saya, dan itu tidak masalah bagi saya. Salam KM ---Original Message--- From: ppiindia@yahoogroups.com Date: 08/08/06 20:16:59 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: Re: [ppiindia] Sekadar bertanya Kasihan orang tua Anda yang memberi nama Muhammad,namun menghina Nabi Muhammad SAW... Kartono Mohamad kmjp47@ wrote: Pak Satrio. Tidak ada judgement pada pertanyaan saya kecuali kepada serangan Israel ke Libanon yang saya judge sebagai biadab dan membabi buta. Saya bertanya kepada umat islam Indonesia, tidak harus berarti judgement. Bahwa yang mendemo Israel bukan hanya umat Islam itu saya tahu. Juga bahwa di Israel sendiri pun banyak warganya yang mengecam serangan tersebut. Pertanyaan saya memang saya tujukan ke umat Islam Indonesia tanpa ada judgement, hanya melihat antusias mereka berdemo itu yang menimbulkan tanda tanya. Apa sebenarnya yang ada dalam hati mereka. Itulah yang saya tanyakan. Saya bertanya dengan butir-butir bukan berarti multiple choice, tapi supaya lebih enak dibaca. Dalam multiple choice ada yang benar ada yang salah. Dalam pertanyaan saya tidak ada unsur mana yang benar dan mana yang salah karena memang saya tidak tahu apa isi hati umat Islam yang berdemo. Saya yakin peserta milis ini ada yang ikut. Kalau toh tidak ikut demo ya mungkin dapat menjawab karena mungkin saja mereka mempunyai visi yang sama. Cool, man, cool. KM ---Original Message--- From: ppiindia@yahoogroups.com Date: 08/08/06 09:19:04 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: Re: [ppiindia] Sekadar bertanya Ukhuwah = persaudaraan antar umat seagama = bentuk legitimasi oleh agama-agama (Semit) terhadap sifat rasis, primordial dan tidak obyektif Umat Islam yang berdemo itu mungkin tidak ikut di milis ini. Jadi mereka tidak bisa menanggapi apapun pertanyaan Pak Kartono di milis ini. Tetapi kasihan sekali... belum apa-apa sudah dicap tidak bisa menjawab secara rasional. Ck..ck...ck. Bentuk pertanyaan Pak Kartono sendiri sudah suatu judgment. Karena dia bertanya terutama kepada umat ISLAM. Padahal yang berdemo di Indonesia itu bukan cuma umat Islam.
[ppiindia] FILM : To Sir With Love
Sistem pendidikan kita jauh dari memuaskan dan disana sini terus terlontar kecaman keras, disertai dgn ulasan ttg apa yg keliru. Tapi bukan itu yg saya ingin bicarakan. Melainkan sebuah film lama berjudul To Sir With Love (1967), dibintangi Sidney Poiter, yg berperan dgn cemerlang sbg Mark Thackeray, seorang guru baru di (kelas 3) sebuah SMA di London. Sejak hari pertama mengajar Thackeray yg berkulit hitam sudah menghadapi sikap yg bermusuhan dari semua murid yg terkenal sbg kelas paling bandel (rebellious) di sekolah itu. Hampir saja Thackeray putus asa menghadapi perlakuan murid-muridnya yg menjurus menghina dan mempermainkan dirinya sbg bahan olok-olok. Pd titik yg kritis ia mengubah caranya mengajar, dgn memperlakukan mereka sbg manusia (human being) dan orang dewasa (adult). Lebih banyak murid-murid itu diajaknya berdiskusi di dlm kelas, ttg kehidupan, ttg topik apa saja yg mereka sukai, ketimbang membuka buku-buku pelajaran. Atau pergi mengunjungi museum dan mendiskusikan apa yg mereka saksikan. Lambat laun terjadi perubahan dlm diri murid-murid itu. Mereka mulai bersikap dewasa terhadap satu sama lain, dan menyapa Thackeray Sir sbg tanda hormat, bukan karena terpaksa. Dlm acara perpisahan pd akhir tahun ajaran, seorang murid (diperankan oleh penyanyi Inggris Lulu) melantunkan lagu To Sir With Love buat sang guru : The time has come for closing books and long last looks must end And as I leave I know that I am leaving my best friend A friend who taught me right from wrong and weak from strong That's a lot to learn, but what can I give you in return? If you wanted the moon I would try to make a start But I would rather you let me give my heart 'To Sir, With Love Ketika diminta berbicara setelah menerima bingkisan dari seorang murid, Thackeray tidak sanggup berkata-kata. Maaf, ujarnya penek dgn suara tersekat, lalu pergi ke ruangan kelas, sesunggukan disana, seorang diri. Dia memang benar-benar seorang guru dan pada dasarnya kita semua mendambakan guru yg baik buat anak-anak kita, buat anak-anak republik tercinta. sg - Get your email and more, right on the new Yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Sekadar bertanya
Setiap orang berhak punya pandangan dan sikap terhadap Israel, tapi soal serangan di Qana, spt ditulis ini wajar dan memang sudah seharusnya. Siapa yang tidak bergidik dan marah ketika petinggi Israel membenarkan terbunuhnya anak2 di Qana - Libanon dengan alasan bahwa anak2 itu nantinya kl sdh gede jadi Hizbullah., saya tidak tahu darimana bapak memperoleh informasi itu. Sebagai perbandingan, saya kutipkan berita di BBC : The Israeli army said it targeted the building with two missiles, one of which exploded, because it was believed to be a hiding place for terrorists. Had the information indicated that civilians were present in the building the attack would not have been carried out, the army said in a statement following its inquiry. Escape Lt Gen Dan Halutz, the chief of staff, apologised for the deaths, and has ordered the military to update its intelligence regarding bombing targets in Lebanon. (dari BBC homepage, http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/5241636.stm) sg --- In ppiindia@yahoogroups.com, Mhoel [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak KM, kita seharusnya heran kalo orang ikutan rame2 kampanye parpol (padahal dibohongi melulu dan biasanya selalu lupa telah dibohongi) atau ikutan rame2 ndukung pencabutan subsidi BBM dgn konsekuensi rakyat beli minyak dengan mahal. Kl antusiasme ikut demo APA yang diperbuat Israel dan juragannya, itu wajar dan memang sudah seharusnya. Siapa yang tidak bergidik dan marah ketika petinggi Israel membenarkan terbunuhnya anak2 di Qana - Libanon dengan alasan bahwa anak2 itu nantinya kl sdh gede jadi Hizbullah juga. Menurutnya wajar dibinasakan sebelum tumbuh dewasa. Banyak cara mengekspresikan kemarahan itu. Ada yang ngedumel, seruan boikot, demo, sampe yg punya niat ikutan berperang ke sana. Kata orang, selemah-lemahnya iman adalah orang yang berani mengatakan TIDAK atas kezhaliman di depan mata meski cuma di dalam hati. Dan orang2 yang mendemo Israel Amrik kemarin itu adalah orang2 yang lebih dari sekedar berkata TIDAK di dalam hati. Saya rasa kita yang harus appreciate mereka alih2 terheran2 dgn antusiasme mereka. - Original Message - From: Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 08, 2006 10:10 AM Subject: Re: [ppiindia] Sekadar bertanya Pak Satrio. Tidak ada judgement pada pertanyaan saya kecuali kepada serangan Israel ke Libanon yang saya judge sebagai biadab dan membabi buta. Saya bertanya kepada umat islam Indonesia, tidak harus berarti judgement. Bahwa yang mendemo Israel bukan hanya umat Islam itu saya tahu. Juga bahwa di Israel sendiri pun banyak warganya yang mengecam serangan tersebut. Pertanyaan saya memang saya tujukan ke umat Islam Indonesia tanpa ada judgement, hanya melihat antusias mereka berdemo itu yang menimbulkan tanda tanya. Apa sebenarnya yang ada dalam hati mereka. Itulah yang saya tanyakan. Saya bertanya dengan butir-butir bukan berarti multiple choice, tapi supaya lebih enak dibaca. Dalam multiple choice ada yang benar ada yang salah. Dalam pertanyaan saya tidak ada unsur mana yang benar dan mana yang salah karena memang saya tidak tahu apa isi hati umat Islam yang berdemo. Saya yakin peserta milis ini ada yang ikut. Kalau toh tidak ikut demo ya mungkin dapat menjawab karena mungkin saja mereka mempunyai visi yang sama. Cool, man, cool. KM ---Original Message--- From: ppiindia@yahoogroups.com Date: 08/08/06 09:19:04 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: Re: [ppiindia] Sekadar bertanya Ukhuwah = persaudaraan antar umat seagama = bentuk legitimasi oleh agama-agama (Semit) terhadap sifat rasis, primordial dan tidak obyektif Umat Islam yang berdemo itu mungkin tidak ikut di milis ini. Jadi mereka tidak bisa menanggapi apapun pertanyaan Pak Kartono di milis ini. Tetapi kasihan sekali... belum apa-apa sudah dicap tidak bisa menjawab secara rasional. Ck..ck...ck. Bentuk pertanyaan Pak Kartono sendiri sudah suatu judgment. Karena dia bertanya terutama kepada umat ISLAM. Padahal yang berdemo di Indonesia itu bukan cuma umat Islam. Bahkan di Israel pun ada Yahudi yang berdemo menentang agresi Israel. Lalu model pertanyaannya pun diarahkan seperti untuk anak kecil. Pakai multiple choice: A. ...B... C... Meskipun di ujungnya disebut mohon pencerahan, tapi kesan saya Pak Kartono tidak merasa butuh pencerahan, karena dia merasa sudah tercerahkan, dan umat Islam yang demo itulah yang mungkin menurut dia butuh dicerahkan. --- Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Kartono Mohamad yang saya hormati, Pertanyaan-pertanyaan anda menarik sekali dan kemungkinan besar pihak yang anda tuju tidak ada yang bisa menjawab dengan rasional. Sebagai dokter semestinya anda pernah dengar bahwa memang manusia itu juga punya kecenderungan rasis, primordial dan tidak obyektif. Cilakanya agama-agama (agama semit