Re: [ppiindia] [Republika Online] Ekonomi Islam itu Adil dan Indah

2006-04-26 Terurut Topik Ambon



Pengalaman para TKI di Arab Saudia memberikan gambaran yang berbeda.

- Original Message - 
From: "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "PPIINDIA" 
Sent: Wednesday, April 26, 2006 10:00 AM
Subject: [ppiindia] [Republika Online] Ekonomi Islam itu Adil dan Indah


>
>
> 25 April 2006
> Ekonomi Islam itu Adil dan Indah
> tid
>
>
> Guru marketing Hermawan Kartajaya sudah beberapa lama bergaul dengan
> praktisi keuangan syariah. Ia mulai fasih mengatakan ajaran Islam
> sebagai rahmatan lil alamin. Beragama Katolik, Hermawan malah berniat
> ikut dalam mengembangkan nilai marketing Islami. Berikut petikan
> wawancara sesaat setelah peluncuran buku Sharia Marketing di Jakarta
> pekan lalu.
>
> Sebetulnya apa beda marketing syariah dan konvensional?
> Dalam dunia marketing itu ada istilah kelirumologi. Itu lho sembilan
> prinsip yang disalah artikan. Misalnya marketing diartikan untuk
> membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya. Atau marketing yang yang pada
> akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus.
> Atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja.
> Itu salah satu kelirumologi ( merujuk istilah yang dipopulerkan Jaya
> Suprana). Marketing syariah itu mengajarkan orang untuk jujur pada
> konsumen atau orang lailn. Nilai syariah mencegah orang (marketer)
> terperosok pada kelirumologi itu tadi. Ada nilai-nilai yang harus
> dijunjung oleh seorang pemasar. Apalagi jika ia Muslim.
>
> Apakah nilai marketing syariah bisa diterapkan umat lain?
> Lha ya nilai Islam itu universal. Rahmatan lil alamin. Begitu kan
> istilahnya. Nabi Muhammad itu menyebarkan ajaran Islam pasti bukan hanya
> untuk umat Islam saja. Jadi tidak apa-apa jika nilai marketing syariah
> ini inisiatif orang Islam supaya bisa menginspirasikan orang lain. Makin
> banyak non-Muslim yang ikut menerapkan nilai ini, makin bagus. Saya ikut
> mengendorse marketing syariah. Soal jujur itu kan universal. Jadi
> marketing syariah harus diketahui orang lain dalam rangka rahmatan lil
> alamin itu.
>
> Apa nilai inti marketing syariah?
> Integrity atau tak boleh bohong. Transparansi. Orang kan tak boleh
> bohong. Jadi orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan
> kebutuhan, bukan karena diskonnya. Itu jika konsep marketing dijalankan
> secara benar.
>
> Bagaiman muasal perkembangan nilai spiritual dalam marketing
> Sejalan dengan perkembangan dunia. Setelah September attack, orang
> melihat IQ dan EQ saja tidak cukup. Harus ada SQ, spiritual quotient.
> Orang melihat
>
> Apakah nilai marketing syariah ini akan bertahan?
> Ya pasti sustain. Karena prinsip dasarnya kejujuran. Ini yang dibutuhkan
> semua orang. Apalagi setelah kasus seperti Enron, Worldcom dan lainnya.
> Orang melihat bisnis itu harus jujur.
>
> Lalu di mana peran ilmu marketing dalam konsep syariah
> Syariah mengendorse marketing dan marketing mengendorse syariah. Ilmu
> marketing menyumbangkan profesionalitas dalam syariah. Karena jika orang
> marketing tidak profesional, orang tetap tidak percaya. Lihat saja
> bagaimana investor Timur Tengah belum mau investasi di Indonesia, meski
> negara ini populasinya mayoritas Muslim. Karena mereka tidak yakin
> dengan profesionalitas kita. Jadi, jujur saja tidak cukup.
>
> Bukankan nilai kejujuran dan transparansi itu diajarkan semua agama
> Ya. Memang semua agama mengajarkan nilai itu. Tapi jangan lupa bahwa
> islam itu rahmatan lil alamin. Jadi, ada titik singgung. Bukankah lebih
> baik mencari yang serupa dari pada memperkarakan yang berbeda. Jika
> begitu hidup kita damai. Menurut saya, tak mengapa kita sebut marketing
> syariah. Karena mayoritas populasi di Indonesia itu Muslim. Jadi nilai
> syariah yang kita kedepankan. Kita mulai di sini, di Indonesia. Ada
> bagusnya jika yang mengendorse itu orang Islam, bukan yang lain.
>
> Setelah nilai spiritual konsep apa lagi yang akan mengemuka dalam dunia
> bisnis?
> Millenium. Orang mencari keseimbangan. Maksudnya orang berbisnis itu
> harus menjaga kelangsungan alam, tidak merusak lingkungan. Berbisnis
> juga ditujukan untuk menolong manusia yang miskin dan bukan menghasilkan
> keuntungan untuk segelintir orang saja. Nilai-nilai ini ke depan akan
> mengemuka. Sekarang pertemuan para praktisi marketing mulai mengarah ke
> sana.
>
> Setelah mengenal Islam, apa pendapat Anda tentang nilai yang diajarkan
> Islam agama yang universal dan komprehensif. Guidance-nya lengkap. Ada
> petunjuk untuk seorang pedagang, kepala negara, seorang anak, panglima
> perang dan semuanya. Ada diatur secara lengkap. Di atas semua itu saya
> melihat Islam itu ajaran yang damai dan indah. Ajaran Islam bisa dipakai
> semua orang. Itu kesan saya dan mengapa saya mau mempelajari nilai 

[ppiindia] [Republika Online] Ekonomi Islam itu Adil dan Indah

2006-04-26 Terurut Topik Lina Dahlan



   
  
25 April 2006 
Ekonomi Islam itu Adil dan Indah 
tid 


Guru marketing Hermawan Kartajaya sudah beberapa lama bergaul dengan
praktisi keuangan syariah. Ia mulai fasih mengatakan ajaran Islam
sebagai rahmatan lil alamin. Beragama Katolik, Hermawan malah berniat
ikut dalam mengembangkan nilai marketing Islami. Berikut petikan
wawancara sesaat setelah peluncuran buku Sharia Marketing di Jakarta
pekan lalu. 

Sebetulnya apa beda marketing syariah dan konvensional?
Dalam dunia marketing itu ada istilah kelirumologi. Itu lho sembilan
prinsip yang disalah artikan. Misalnya marketing diartikan untuk
membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya. Atau marketing yang yang pada
akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus.
Atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja.
Itu salah satu kelirumologi ( merujuk istilah yang dipopulerkan Jaya
Suprana). Marketing syariah itu mengajarkan orang untuk jujur pada
konsumen atau orang lailn. Nilai syariah mencegah orang (marketer)
terperosok pada kelirumologi itu tadi. Ada nilai-nilai yang harus
dijunjung oleh seorang pemasar. Apalagi jika ia Muslim. 

Apakah nilai marketing syariah bisa diterapkan umat lain?
Lha ya nilai Islam itu universal. Rahmatan lil alamin. Begitu kan
istilahnya. Nabi Muhammad itu menyebarkan ajaran Islam pasti bukan hanya
untuk umat Islam saja. Jadi tidak apa-apa jika nilai marketing syariah
ini inisiatif orang Islam supaya bisa menginspirasikan orang lain. Makin
banyak non-Muslim yang ikut menerapkan nilai ini, makin bagus. Saya ikut
mengendorse marketing syariah. Soal jujur itu kan universal. Jadi
marketing syariah harus diketahui orang lain dalam rangka rahmatan lil
alamin itu.

Apa nilai inti marketing syariah?
Integrity atau tak boleh bohong. Transparansi. Orang kan tak boleh
bohong. Jadi orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan, bukan karena diskonnya. Itu jika konsep marketing dijalankan
secara benar.

Bagaiman muasal perkembangan nilai spiritual dalam marketing
Sejalan dengan perkembangan dunia. Setelah September attack, orang
melihat IQ dan EQ saja tidak cukup. Harus ada SQ, spiritual quotient.
Orang melihat 

Apakah nilai marketing syariah ini akan bertahan?
Ya pasti sustain. Karena prinsip dasarnya kejujuran. Ini yang dibutuhkan
semua orang. Apalagi setelah kasus seperti Enron, Worldcom dan lainnya.
Orang melihat bisnis itu harus jujur.

Lalu di mana peran ilmu marketing dalam konsep syariah
Syariah mengendorse marketing dan marketing mengendorse syariah. Ilmu
marketing menyumbangkan profesionalitas dalam syariah. Karena jika orang
marketing tidak profesional, orang tetap tidak percaya. Lihat saja
bagaimana investor Timur Tengah belum mau investasi di Indonesia, meski
negara ini populasinya mayoritas Muslim. Karena mereka tidak yakin
dengan profesionalitas kita. Jadi, jujur saja tidak cukup. 

Bukankan nilai kejujuran dan transparansi itu diajarkan semua agama
Ya. Memang semua agama mengajarkan nilai itu. Tapi jangan lupa bahwa
islam itu rahmatan lil alamin. Jadi, ada titik singgung. Bukankah lebih
baik mencari yang serupa dari pada memperkarakan yang berbeda. Jika
begitu hidup kita damai. Menurut saya, tak mengapa kita sebut marketing
syariah. Karena mayoritas populasi di Indonesia itu Muslim. Jadi nilai
syariah yang kita kedepankan. Kita mulai di sini, di Indonesia. Ada
bagusnya jika yang mengendorse itu orang Islam, bukan yang lain.

Setelah nilai spiritual konsep apa lagi yang akan mengemuka dalam dunia
bisnis?
Millenium. Orang mencari keseimbangan. Maksudnya orang berbisnis itu
harus menjaga kelangsungan alam, tidak merusak lingkungan. Berbisnis
juga ditujukan untuk menolong manusia yang miskin dan bukan menghasilkan
keuntungan untuk segelintir orang saja. Nilai-nilai ini ke depan akan
mengemuka. Sekarang pertemuan para praktisi marketing mulai mengarah ke
sana. 

Setelah mengenal Islam, apa pendapat Anda tentang nilai yang diajarkan
Islam agama yang universal dan komprehensif. Guidance-nya lengkap. Ada
petunjuk untuk seorang pedagang, kepala negara, seorang anak, panglima
perang dan semuanya. Ada diatur secara lengkap. Di atas semua itu saya
melihat Islam itu ajaran yang damai dan indah. Ajaran Islam bisa dipakai
semua orang. Itu kesan saya dan mengapa saya mau mempelajari nilai Islam
untuk dikembangkan dalam konsep marketing. Saya sekarang menjadi aktivis
lingkungan dan nilai-nilai.



  _  

Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di :
http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=245144&kat_id=256
 


[Non-text portions of this message have been removed]







***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
**