[ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam

2009-04-27 Terurut Topik masdimas62
Hanya orang bodoh aja yang ngelap-ngelap masa lalu 
dan menyesali kejayaan orang lain di hari ini.
Kita hidup di hari ini, Tung. Get up, Man...
Jangan sering onani, akh..
apalagi di depan orang banyak..


--- In ppiindia@yahoogroups.com, si pitung sipitun...@... wrote:

 andalusia pernah mencapai masa keemasan di jaman islam. Sayang skali byk 
 orang bodoh hanya bs terpesona  terbengong2 
 dg kemajuan bangsa barat saat ini, dan menganggap barat hebat segalanya :p
 
 bedanya kemajuan yg dicapai muslim dg kemajuan barat skrng adalah, muslim 
 akan MAJU, MODERN apabila menjalankan Alquran  asSunnah
 dg sebaik2nya, SEBALIKNYA barat akan maju apabila meninggalkan agamanya. Udh 
 terbukti khan?!
 
 lha..klo ada muslim mencontoh 100% barat, maka hasilnya akan menjadi manusia 
 sekuler, mrasa modern, maju, pintar dsbnya
 pdhl sejatinya mereka adalah kaum yg sesat  bodoh.
 
 orang2 cerdik pandai (beneran! bukan asal cap kaya' orang liberal) sdh 
 menyadari koq, bahwa islam berhasil membuat
 arab yg gersang nan primitp menjadi bangsa yg maju  berperadaban tinggi, 
 melepaskan diri dari belenggu penyembahan kpd berhala manusia, patung dll,
 dan hanya menyembah 1TUHAN yg benar yakni ALLAH SWT.
 
 hanya orang bodoh lagi pembual saja yg mengagung2kan barat stinggi langit, 
 pdhl dirinya sama skali bukan sapa2 di mata orang barat
 kasihan skali manusia macam itu..:)
 
 
 
 
 
 From: Sandy Dwiyono sdwiy...@...
 To: nasional-l...@yahoogroups.com; ppiindia@yahoogroups.com
 Sent: Sunday, April 26, 2009 4:15:55 PM
 Subject: [ppiindia] Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
 
 
 
 
 
 http://www.republik a.co.id/berita/ 45621/Pemetaan_ Menentukan_ Kiblat_di_ 
 Era_Kejayaan_ Islam
 
 Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
 
 Para ilmuwan Muslim di era keemasan peradaban Islam telah mengembangkan 
 metode pemetaan. Dengan menguasai pemetaan, para astronom mampu menentukan 
 posisi lintang dan bujur tempat-tempat di permukaan bumi. Hasilnya bisa 
 digunakan untuk beragam kepentingan. Salah satunya  untuk menghitung hasil 
 pengamatan posisi benda-benda yang ada di langit.
 
 Menurut Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam karyanya bertajuk Islamic 
 Technology: An Illustrated History mengungkapkan, para astronom Muslim 
 memiliki beberapa cara untuk menemukan koordinat suatu benda di langit. Salah 
 satunya dengan menentukan garis meridian, yakni garis yang melintang dari 
 arah selatan suatu tempat kemudian ditarik hingga ke kutub utara langit dan 
 titik zenith.
 
 ''Untuk menentukan arah meridian, cara paling sederhana yang digunakan para 
 astronom saat itu adalah dengan mengukur lintang bintang circumpolar, yakni 
 bintang yang cukup dekat dengan kutub langit sehingga selalu muncul 
 horison,'' ungkap al-Hassan dan Hill. Pada saat yang sama,  diukur pula sudut 
 horisontalnya terhadap sebuah titik pada garis horison.
 
 Menurut al-Hassan, pengukuran itu dilakukan dua kali, ketika bintang berada 
 di timur pengamatan dan ketika  berada di sebelah barat. Menurut al-Hassan 
 dan Hill, garis meridian diperoleh dengan membagi dua sudut horisontal. 
 Selanjutnya penentuan bujur dapat dilakukan dengn mudah, yakni dengan 
 mengamati tinggi matahari dan bintang ketika melewati meridian.
 
 Selain itu, para astronom Muslim juga sudah mampu menentukan garis lintang. 
 Sayangnya, kata al-Hassan, metode yang digunakan untuk menentukan lintang itu 
 tak seakurat metode penentuan garis bujur.  Guna menentukan lintang yang 
 sangat akurat, papat dia, dibutuhkan alat ukur waktu yang andal bernama 
 Kronometer. Kronometer yang demikian baru ada setelah pertengahan abad ke-18 
 M, sehingga para astronom Muslim harus menggunakan metode pengukuran lain 
 yang tentu saja tidak bergantung pada keakuratan pengukuran waktu, ungkap 
 al-Hassan dan Hill.
 
 Untuk menentukan lintang,  para astronom Muslim di era kekhalifahan 
 mengembangkan dua teknik. Pertama, mereka melakukan pengamatan gerhana bulan 
 dari dua tempat berbeda dengan objek pengamatan atau peristiwa yang sama. 
 Misalnya ketika bulan bergerak menuju bayangan Bumi dan kemudian 
 membandingkan hasilnya,  tutur al-Hassan dan Hill. Menurut al-Hassan, 
 perbedaan waktu kejadian dari suatu peristiwa serupa di kedua tempat itu 
 merupakan besar perbedaan lintangnya. Sedangkan pada metode kedua, para 
 astronom mengukur jarak ke arah timur-barat suatu tempat dari tempat lain 
 yang diketahui (atau diasumsikan) lintangnya.
 
 Setelah lintang dan bujur dua tempat diketahui, maka dapat ditentukan arah 
 satu tempat ke tempat lain. Dan besaran yang dihasilkan adalah azimuthnya, 
 yakn besar sudut jurusan yang diukur dari arah utara ke rah timur (searah 
 jarum jam) hingga garis arah kedua titik. Salah satu aplikasi perhitungan 
 ini, yaitu penentuan arah Makkah dari tempat tertentu (kiblat), kata 
 al-Hassan dan Hill.
 
 Penentuan arah Makkah atau kiblat ini merupakan sesuatu yang penting bagi 
 ilmuwan Muslim era kekhalifahan. Para ilmuwan 

Re: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam

2009-04-27 Terurut Topik si pitung
ha..ha..ha..
salah satu founding father pernah mengatakan, jgn pernah lupakan sejarah
krn masa sekarang adalah buah dari masa lalu.

Orang yg buta  membutakan sejarah adalah orang yg super bodoh, malah mengais2
kemajuan orang laen, mrasa ikutan sok modern  maju, pdhl msh primitip  ndeso 
haha..

dimas..dimas ikutan milist ini ga pinter2 ya





From: masdimas62 masdima...@gmail.com
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Monday, April 27, 2009 3:53:34 PM
Subject: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam





Hanya orang bodoh aja yang ngelap-ngelap masa lalu 
dan menyesali kejayaan orang lain di hari ini.
Kita hidup di hari ini, Tung. Get up, Man...
Jangan sering onani, akh..
apalagi di depan orang banyak..

--- In ppiin...@yahoogroup s.com, si pitung sipitung68@ ... wrote:

 andalusia pernah mencapai masa keemasan di jaman islam. Sayang skali byk 
 orang bodoh hanya bs terpesona  terbengong2 
 dg kemajuan bangsa barat saat ini, dan menganggap barat hebat segalanya :p
 
 bedanya kemajuan yg dicapai muslim dg kemajuan barat skrng adalah, muslim 
 akan MAJU, MODERN apabila menjalankan Alquran  asSunnah
 dg sebaik2nya, SEBALIKNYA barat akan maju apabila meninggalkan agamanya. Udh 
 terbukti khan?!
 
 lha..klo ada muslim mencontoh 100% barat, maka hasilnya akan menjadi manusia 
 sekuler, mrasa modern, maju, pintar dsbnya
 pdhl sejatinya mereka adalah kaum yg sesat  bodoh.
 
 orang2 cerdik pandai (beneran! bukan asal cap kaya' orang liberal) sdh 
 menyadari koq, bahwa islam berhasil membuat
 arab yg gersang nan primitp menjadi bangsa yg maju  berperadaban tinggi, 
 melepaskan diri dari belenggu penyembahan kpd berhala manusia, patung dll,
 dan hanya menyembah 1TUHAN yg benar yakni ALLAH SWT.
 
 hanya orang bodoh lagi pembual saja yg mengagung2kan barat stinggi langit, 
 pdhl dirinya sama skali bukan sapa2 di mata orang barat
 kasihan skali manusia macam itu..:)
 
 
 
 
  _ _ __
 From: Sandy Dwiyono sdwiy...@.. .
 To: nasional-list@ yahoogroups. com; ppiin...@yahoogroup s.com
 Sent: Sunday, April 26, 2009 4:15:55 PM
 Subject: [ppiindia] Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
 
 
 
 
 
 http://www.republik a.co.id/berita/ 45621/Pemetaan_ Menentukan_ Kiblat_di_ 
 Era_Kejayaan_ Islam
 
 Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
 
 Para ilmuwan Muslim di era keemasan peradaban Islam telah mengembangkan 
 metode pemetaan. Dengan menguasai pemetaan, para astronom mampu menentukan 
 posisi lintang dan bujur tempat-tempat di permukaan bumi. Hasilnya bisa 
 digunakan untuk beragam kepentingan. Salah satunya  untuk menghitung hasil 
 pengamatan posisi benda-benda yang ada di langit.
 
 Menurut Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam karyanya bertajuk Islamic 
 Technology: An Illustrated History mengungkapkan, para astronom Muslim 
 memiliki beberapa cara untuk menemukan koordinat suatu benda di langit. Salah 
 satunya dengan menentukan garis meridian, yakni garis yang melintang dari 
 arah selatan suatu tempat kemudian ditarik hingga ke kutub utara langit dan 
 titik zenith.
 
 ''Untuk menentukan arah meridian, cara paling sederhana yang digunakan para 
 astronom saat itu adalah dengan mengukur lintang bintang circumpolar, yakni 
 bintang yang cukup dekat dengan kutub langit sehingga selalu muncul 
 horison,'' ungkap al-Hassan dan Hill. Pada saat yang sama,  diukur pula sudut 
 horisontalnya terhadap sebuah titik pada garis horison.
 
 Menurut al-Hassan, pengukuran itu dilakukan dua kali, ketika bintang berada 
 di timur pengamatan dan ketika  berada di sebelah barat. Menurut al-Hassan 
 dan Hill, garis meridian diperoleh dengan membagi dua sudut horisontal. 
 Selanjutnya penentuan bujur dapat dilakukan dengn mudah, yakni dengan 
 mengamati tinggi matahari dan bintang ketika melewati meridian.
 
 Selain itu, para astronom Muslim juga sudah mampu menentukan garis lintang. 
 Sayangnya, kata al-Hassan, metode yang digunakan untuk menentukan lintang itu 
 tak seakurat metode penentuan garis bujur.  Guna menentukan lintang yang 
 sangat akurat, papat dia, dibutuhkan alat ukur waktu yang andal bernama 
 Kronometer. Kronometer yang demikian baru ada setelah pertengahan abad ke-18 
 M, sehingga para astronom Muslim harus menggunakan metode pengukuran lain 
 yang tentu saja tidak bergantung pada keakuratan pengukuran waktu, ungkap 
 al-Hassan dan Hill.
 
 Untuk menentukan lintang,  para astronom Muslim di era kekhalifahan 
 mengembangkan dua teknik. Pertama, mereka melakukan pengamatan gerhana bulan 
 dari dua tempat berbeda dengan objek pengamatan atau peristiwa yang sama. 
 Misalnya ketika bulan bergerak menuju bayangan Bumi dan kemudian 
 membandingkan hasilnya,  tutur al-Hassan dan Hill. Menurut al-Hassan, 
 perbedaan waktu kejadian dari suatu peristiwa serupa di kedua tempat itu 
 merupakan besar perbedaan lintangnya. Sedangkan pada metode kedua, para 
 astronom mengukur jarak ke arah timur-barat suatu tempat dari tempat lain

Re: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam

2009-04-27 Terurut Topik carla annamarie kneefel
), Ptolemy (85-165 AD). 

Jabir Ibn Haiyan, born unknown and died in 803, probably saw the earliest 
Quran, served hot from the oven. Interestingly he called Socrates 'the father 
and mother of all philosophers' and considered him as the prototype of the real 
chemist instead of finding any chemical formula from the Quran. Pythagoras has 
often been mentioned in various works of those scholars but failed to discover 
the speed, velocity or acceleration of Mohammad’s unicorn, the mythical horse 
called Buraque. Bernard Lewis has rightly concluded in his book “What Went 
Wrong?- The Islamic Empire inherited the knowledge and skills of the ancient 
Middle east, of Greece and of Persia, it added to them new and important 
innovations from outside, such as the manufacture of paper from China and 
decimal positional numbering from India.

Liberal Abbasid Caliphates such as Harun-al-Rashid and Mamun sponsored those 
great scholars of the middle age. They were tolerant enough to allow 
Aristotelian logic, adopted as a framework upon which to build science and 
philosophy but contrary to Quranic teachings. Eventually, some Muslims 
understood the threat of real knowledge and how this movement was undermining 
Islam. 
At the end of 10th century, famous theologian and a perfect Muslim al-Ghazali 
brought back the origin of Islam, the real Islam that was practiced by the 
founder of the religion. In his book, “The destruction of philosophy” – 
al-Ghazali challenged the process of reasoning because it cannot prove the 
reality of Allah. Philosophical thoughts and scientific investigations were 
pushed aside and by the time of his death in , the glorious days of 
medieval age became a story of the past. 

Actually these great scholars flourished not because of Islam but they thrived 
because they abandoned Islam. When Muslim intellectuals desperately try to 
brand those great people with Islamic marker, it becomes obvious that they are 
suffering from inferiority complex and abusing those scholars in the name of 
Islam.

Is it not ironic that those incredible achievements were made by all basically 
apostates in Islam.


ironically sad...


 



 



From: si pitung sipitun...@yahoo.com
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, April 28, 2009 7:57:44 AM
Subject: Re: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam





ha..ha..ha..
salah satu founding father pernah mengatakan, jgn pernah lupakan sejarah
krn masa sekarang adalah buah dari masa lalu.

Orang yg buta  membutakan sejarah adalah orang yg super bodoh, malah mengais2
kemajuan orang laen, mrasa ikutan sok modern  maju, pdhl msh primitip  ndeso 
haha..

dimas..dimas ikutan milist ini ga pinter2 ya

 _ _ __
From: masdimas62 masdima...@gmail. com
To: ppiin...@yahoogroup s.com
Sent: Monday, April 27, 2009 3:53:34 PM
Subject: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam

Hanya orang bodoh aja yang ngelap-ngelap masa lalu 
dan menyesali kejayaan orang lain di hari ini.
Kita hidup di hari ini, Tung. Get up, Man...
Jangan sering onani, akh..
apalagi di depan orang banyak..

--- In ppiin...@yahoogroup s.com, si pitung sipitung68@ ... wrote:

 andalusia pernah mencapai masa keemasan di jaman islam. Sayang skali byk 
 orang bodoh hanya bs terpesona  terbengong2 
 dg kemajuan bangsa barat saat ini, dan menganggap barat hebat segalanya :p
 
 bedanya kemajuan yg dicapai muslim dg kemajuan barat skrng adalah, muslim 
 akan MAJU, MODERN apabila menjalankan Alquran  asSunnah
 dg sebaik2nya, SEBALIKNYA barat akan maju apabila meninggalkan agamanya. Udh 
 terbukti khan?!
 
 lha..klo ada muslim mencontoh 100% barat, maka hasilnya akan menjadi manusia 
 sekuler, mrasa modern, maju, pintar dsbnya
 pdhl sejatinya mereka adalah kaum yg sesat  bodoh.
 
 orang2 cerdik pandai (beneran! bukan asal cap kaya' orang liberal) sdh 
 menyadari koq, bahwa islam berhasil membuat
 arab yg gersang nan primitp menjadi bangsa yg maju  berperadaban tinggi, 
 melepaskan diri dari belenggu penyembahan kpd berhala manusia, patung dll,
 dan hanya menyembah 1TUHAN yg benar yakni ALLAH SWT.
 
 hanya orang bodoh lagi pembual saja yg mengagung2kan barat stinggi langit, 
 pdhl dirinya sama skali bukan sapa2 di mata orang barat
 kasihan skali manusia macam itu..:)
 
 
 
 
  _ _ __
 From: Sandy Dwiyono sdwiy...@.. .
 To: nasional-list@ yahoogroups. com; ppiin...@yahoogroup s.com
 Sent: Sunday, April 26, 2009 4:15:55 PM
 Subject: [ppiindia] Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
 
 
 
 
 
 http://www.republik a.co.id/berita/ 45621/Pemetaan_ Menentukan_ Kiblat_di_ 
 Era_Kejayaan_ Islam
 
 Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
 
 Para ilmuwan Muslim di era keemasan peradaban Islam telah mengembangkan 
 metode pemetaan. Dengan menguasai pemetaan, para astronom mampu menentukan 
 posisi lintang dan bujur tempat-tempat di permukaan bumi. Hasilnya bisa 
 digunakan untuk