[ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
Hanya orang bodoh aja yang ngelap-ngelap masa lalu dan menyesali kejayaan orang lain di hari ini. Kita hidup di hari ini, Tung. Get up, Man... Jangan sering onani, akh.. apalagi di depan orang banyak.. --- In ppiindia@yahoogroups.com, si pitung sipitun...@... wrote: andalusia pernah mencapai masa keemasan di jaman islam. Sayang skali byk orang bodoh hanya bs terpesona terbengong2 dg kemajuan bangsa barat saat ini, dan menganggap barat hebat segalanya :p bedanya kemajuan yg dicapai muslim dg kemajuan barat skrng adalah, muslim akan MAJU, MODERN apabila menjalankan Alquran asSunnah dg sebaik2nya, SEBALIKNYA barat akan maju apabila meninggalkan agamanya. Udh terbukti khan?! lha..klo ada muslim mencontoh 100% barat, maka hasilnya akan menjadi manusia sekuler, mrasa modern, maju, pintar dsbnya pdhl sejatinya mereka adalah kaum yg sesat bodoh. orang2 cerdik pandai (beneran! bukan asal cap kaya' orang liberal) sdh menyadari koq, bahwa islam berhasil membuat arab yg gersang nan primitp menjadi bangsa yg maju berperadaban tinggi, melepaskan diri dari belenggu penyembahan kpd berhala manusia, patung dll, dan hanya menyembah 1TUHAN yg benar yakni ALLAH SWT. hanya orang bodoh lagi pembual saja yg mengagung2kan barat stinggi langit, pdhl dirinya sama skali bukan sapa2 di mata orang barat kasihan skali manusia macam itu..:) From: Sandy Dwiyono sdwiy...@... To: nasional-l...@yahoogroups.com; ppiindia@yahoogroups.com Sent: Sunday, April 26, 2009 4:15:55 PM Subject: [ppiindia] Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam http://www.republik a.co.id/berita/ 45621/Pemetaan_ Menentukan_ Kiblat_di_ Era_Kejayaan_ Islam Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam Para ilmuwan Muslim di era keemasan peradaban Islam telah mengembangkan metode pemetaan. Dengan menguasai pemetaan, para astronom mampu menentukan posisi lintang dan bujur tempat-tempat di permukaan bumi. Hasilnya bisa digunakan untuk beragam kepentingan. Salah satunya untuk menghitung hasil pengamatan posisi benda-benda yang ada di langit. Menurut Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam karyanya bertajuk Islamic Technology: An Illustrated History mengungkapkan, para astronom Muslim memiliki beberapa cara untuk menemukan koordinat suatu benda di langit. Salah satunya dengan menentukan garis meridian, yakni garis yang melintang dari arah selatan suatu tempat kemudian ditarik hingga ke kutub utara langit dan titik zenith. ''Untuk menentukan arah meridian, cara paling sederhana yang digunakan para astronom saat itu adalah dengan mengukur lintang bintang circumpolar, yakni bintang yang cukup dekat dengan kutub langit sehingga selalu muncul horison,'' ungkap al-Hassan dan Hill. Pada saat yang sama, diukur pula sudut horisontalnya terhadap sebuah titik pada garis horison. Menurut al-Hassan, pengukuran itu dilakukan dua kali, ketika bintang berada di timur pengamatan dan ketika berada di sebelah barat. Menurut al-Hassan dan Hill, garis meridian diperoleh dengan membagi dua sudut horisontal. Selanjutnya penentuan bujur dapat dilakukan dengn mudah, yakni dengan mengamati tinggi matahari dan bintang ketika melewati meridian. Selain itu, para astronom Muslim juga sudah mampu menentukan garis lintang. Sayangnya, kata al-Hassan, metode yang digunakan untuk menentukan lintang itu tak seakurat metode penentuan garis bujur. Guna menentukan lintang yang sangat akurat, papat dia, dibutuhkan alat ukur waktu yang andal bernama Kronometer. Kronometer yang demikian baru ada setelah pertengahan abad ke-18 M, sehingga para astronom Muslim harus menggunakan metode pengukuran lain yang tentu saja tidak bergantung pada keakuratan pengukuran waktu, ungkap al-Hassan dan Hill. Untuk menentukan lintang, para astronom Muslim di era kekhalifahan mengembangkan dua teknik. Pertama, mereka melakukan pengamatan gerhana bulan dari dua tempat berbeda dengan objek pengamatan atau peristiwa yang sama. Misalnya ketika bulan bergerak menuju bayangan Bumi dan kemudian membandingkan hasilnya, tutur al-Hassan dan Hill. Menurut al-Hassan, perbedaan waktu kejadian dari suatu peristiwa serupa di kedua tempat itu merupakan besar perbedaan lintangnya. Sedangkan pada metode kedua, para astronom mengukur jarak ke arah timur-barat suatu tempat dari tempat lain yang diketahui (atau diasumsikan) lintangnya. Setelah lintang dan bujur dua tempat diketahui, maka dapat ditentukan arah satu tempat ke tempat lain. Dan besaran yang dihasilkan adalah azimuthnya, yakn besar sudut jurusan yang diukur dari arah utara ke rah timur (searah jarum jam) hingga garis arah kedua titik. Salah satu aplikasi perhitungan ini, yaitu penentuan arah Makkah dari tempat tertentu (kiblat), kata al-Hassan dan Hill. Penentuan arah Makkah atau kiblat ini merupakan sesuatu yang penting bagi ilmuwan Muslim era kekhalifahan. Para ilmuwan
Re: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
ha..ha..ha.. salah satu founding father pernah mengatakan, jgn pernah lupakan sejarah krn masa sekarang adalah buah dari masa lalu. Orang yg buta membutakan sejarah adalah orang yg super bodoh, malah mengais2 kemajuan orang laen, mrasa ikutan sok modern maju, pdhl msh primitip ndeso haha.. dimas..dimas ikutan milist ini ga pinter2 ya From: masdimas62 masdima...@gmail.com To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 27, 2009 3:53:34 PM Subject: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam Hanya orang bodoh aja yang ngelap-ngelap masa lalu dan menyesali kejayaan orang lain di hari ini. Kita hidup di hari ini, Tung. Get up, Man... Jangan sering onani, akh.. apalagi di depan orang banyak.. --- In ppiin...@yahoogroup s.com, si pitung sipitung68@ ... wrote: andalusia pernah mencapai masa keemasan di jaman islam. Sayang skali byk orang bodoh hanya bs terpesona terbengong2 dg kemajuan bangsa barat saat ini, dan menganggap barat hebat segalanya :p bedanya kemajuan yg dicapai muslim dg kemajuan barat skrng adalah, muslim akan MAJU, MODERN apabila menjalankan Alquran asSunnah dg sebaik2nya, SEBALIKNYA barat akan maju apabila meninggalkan agamanya. Udh terbukti khan?! lha..klo ada muslim mencontoh 100% barat, maka hasilnya akan menjadi manusia sekuler, mrasa modern, maju, pintar dsbnya pdhl sejatinya mereka adalah kaum yg sesat bodoh. orang2 cerdik pandai (beneran! bukan asal cap kaya' orang liberal) sdh menyadari koq, bahwa islam berhasil membuat arab yg gersang nan primitp menjadi bangsa yg maju berperadaban tinggi, melepaskan diri dari belenggu penyembahan kpd berhala manusia, patung dll, dan hanya menyembah 1TUHAN yg benar yakni ALLAH SWT. hanya orang bodoh lagi pembual saja yg mengagung2kan barat stinggi langit, pdhl dirinya sama skali bukan sapa2 di mata orang barat kasihan skali manusia macam itu..:) _ _ __ From: Sandy Dwiyono sdwiy...@.. . To: nasional-list@ yahoogroups. com; ppiin...@yahoogroup s.com Sent: Sunday, April 26, 2009 4:15:55 PM Subject: [ppiindia] Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam http://www.republik a.co.id/berita/ 45621/Pemetaan_ Menentukan_ Kiblat_di_ Era_Kejayaan_ Islam Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam Para ilmuwan Muslim di era keemasan peradaban Islam telah mengembangkan metode pemetaan. Dengan menguasai pemetaan, para astronom mampu menentukan posisi lintang dan bujur tempat-tempat di permukaan bumi. Hasilnya bisa digunakan untuk beragam kepentingan. Salah satunya untuk menghitung hasil pengamatan posisi benda-benda yang ada di langit. Menurut Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam karyanya bertajuk Islamic Technology: An Illustrated History mengungkapkan, para astronom Muslim memiliki beberapa cara untuk menemukan koordinat suatu benda di langit. Salah satunya dengan menentukan garis meridian, yakni garis yang melintang dari arah selatan suatu tempat kemudian ditarik hingga ke kutub utara langit dan titik zenith. ''Untuk menentukan arah meridian, cara paling sederhana yang digunakan para astronom saat itu adalah dengan mengukur lintang bintang circumpolar, yakni bintang yang cukup dekat dengan kutub langit sehingga selalu muncul horison,'' ungkap al-Hassan dan Hill. Pada saat yang sama, diukur pula sudut horisontalnya terhadap sebuah titik pada garis horison. Menurut al-Hassan, pengukuran itu dilakukan dua kali, ketika bintang berada di timur pengamatan dan ketika berada di sebelah barat. Menurut al-Hassan dan Hill, garis meridian diperoleh dengan membagi dua sudut horisontal. Selanjutnya penentuan bujur dapat dilakukan dengn mudah, yakni dengan mengamati tinggi matahari dan bintang ketika melewati meridian. Selain itu, para astronom Muslim juga sudah mampu menentukan garis lintang. Sayangnya, kata al-Hassan, metode yang digunakan untuk menentukan lintang itu tak seakurat metode penentuan garis bujur. Guna menentukan lintang yang sangat akurat, papat dia, dibutuhkan alat ukur waktu yang andal bernama Kronometer. Kronometer yang demikian baru ada setelah pertengahan abad ke-18 M, sehingga para astronom Muslim harus menggunakan metode pengukuran lain yang tentu saja tidak bergantung pada keakuratan pengukuran waktu, ungkap al-Hassan dan Hill. Untuk menentukan lintang, para astronom Muslim di era kekhalifahan mengembangkan dua teknik. Pertama, mereka melakukan pengamatan gerhana bulan dari dua tempat berbeda dengan objek pengamatan atau peristiwa yang sama. Misalnya ketika bulan bergerak menuju bayangan Bumi dan kemudian membandingkan hasilnya, tutur al-Hassan dan Hill. Menurut al-Hassan, perbedaan waktu kejadian dari suatu peristiwa serupa di kedua tempat itu merupakan besar perbedaan lintangnya. Sedangkan pada metode kedua, para astronom mengukur jarak ke arah timur-barat suatu tempat dari tempat lain
Re: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam
), Ptolemy (85-165 AD). Jabir Ibn Haiyan, born unknown and died in 803, probably saw the earliest Quran, served hot from the oven. Interestingly he called Socrates 'the father and mother of all philosophers' and considered him as the prototype of the real chemist instead of finding any chemical formula from the Quran. Pythagoras has often been mentioned in various works of those scholars but failed to discover the speed, velocity or acceleration of Mohammad’s unicorn, the mythical horse called Buraque. Bernard Lewis has rightly concluded in his book “What Went Wrong?- The Islamic Empire inherited the knowledge and skills of the ancient Middle east, of Greece and of Persia, it added to them new and important innovations from outside, such as the manufacture of paper from China and decimal positional numbering from India. Liberal Abbasid Caliphates such as Harun-al-Rashid and Mamun sponsored those great scholars of the middle age. They were tolerant enough to allow Aristotelian logic, adopted as a framework upon which to build science and philosophy but contrary to Quranic teachings. Eventually, some Muslims understood the threat of real knowledge and how this movement was undermining Islam. At the end of 10th century, famous theologian and a perfect Muslim al-Ghazali brought back the origin of Islam, the real Islam that was practiced by the founder of the religion. In his book, “The destruction of philosophy” – al-Ghazali challenged the process of reasoning because it cannot prove the reality of Allah. Philosophical thoughts and scientific investigations were pushed aside and by the time of his death in , the glorious days of medieval age became a story of the past. Actually these great scholars flourished not because of Islam but they thrived because they abandoned Islam. When Muslim intellectuals desperately try to brand those great people with Islamic marker, it becomes obvious that they are suffering from inferiority complex and abusing those scholars in the name of Islam. Is it not ironic that those incredible achievements were made by all basically apostates in Islam. ironically sad... From: si pitung sipitun...@yahoo.com To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 28, 2009 7:57:44 AM Subject: Re: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam ha..ha..ha.. salah satu founding father pernah mengatakan, jgn pernah lupakan sejarah krn masa sekarang adalah buah dari masa lalu. Orang yg buta membutakan sejarah adalah orang yg super bodoh, malah mengais2 kemajuan orang laen, mrasa ikutan sok modern maju, pdhl msh primitip ndeso haha.. dimas..dimas ikutan milist ini ga pinter2 ya _ _ __ From: masdimas62 masdima...@gmail. com To: ppiin...@yahoogroup s.com Sent: Monday, April 27, 2009 3:53:34 PM Subject: [ppiindia] Re: Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam Hanya orang bodoh aja yang ngelap-ngelap masa lalu dan menyesali kejayaan orang lain di hari ini. Kita hidup di hari ini, Tung. Get up, Man... Jangan sering onani, akh.. apalagi di depan orang banyak.. --- In ppiin...@yahoogroup s.com, si pitung sipitung68@ ... wrote: andalusia pernah mencapai masa keemasan di jaman islam. Sayang skali byk orang bodoh hanya bs terpesona terbengong2 dg kemajuan bangsa barat saat ini, dan menganggap barat hebat segalanya :p bedanya kemajuan yg dicapai muslim dg kemajuan barat skrng adalah, muslim akan MAJU, MODERN apabila menjalankan Alquran asSunnah dg sebaik2nya, SEBALIKNYA barat akan maju apabila meninggalkan agamanya. Udh terbukti khan?! lha..klo ada muslim mencontoh 100% barat, maka hasilnya akan menjadi manusia sekuler, mrasa modern, maju, pintar dsbnya pdhl sejatinya mereka adalah kaum yg sesat bodoh. orang2 cerdik pandai (beneran! bukan asal cap kaya' orang liberal) sdh menyadari koq, bahwa islam berhasil membuat arab yg gersang nan primitp menjadi bangsa yg maju berperadaban tinggi, melepaskan diri dari belenggu penyembahan kpd berhala manusia, patung dll, dan hanya menyembah 1TUHAN yg benar yakni ALLAH SWT. hanya orang bodoh lagi pembual saja yg mengagung2kan barat stinggi langit, pdhl dirinya sama skali bukan sapa2 di mata orang barat kasihan skali manusia macam itu..:) _ _ __ From: Sandy Dwiyono sdwiy...@.. . To: nasional-list@ yahoogroups. com; ppiin...@yahoogroup s.com Sent: Sunday, April 26, 2009 4:15:55 PM Subject: [ppiindia] Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam http://www.republik a.co.id/berita/ 45621/Pemetaan_ Menentukan_ Kiblat_di_ Era_Kejayaan_ Islam Pemetaan, Menentukan Kiblat di Era Kejayaan Islam Para ilmuwan Muslim di era keemasan peradaban Islam telah mengembangkan metode pemetaan. Dengan menguasai pemetaan, para astronom mampu menentukan posisi lintang dan bujur tempat-tempat di permukaan bumi. Hasilnya bisa digunakan untuk