[ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
Dalam menilai Soeharto, saya pikir subyektifitas harus ditaruh diurutan belakang, kita harus lebih melihat realita yg ada dan telah terjadi. Kita tidak bisa melihat hal ini dari aspek hukum semata, tapi aspek politis yg musti kita dahulukan. Mencari keadilan dan mendifinisikan kebenaran dalam hukum akan relative mudah (meski tidak gampang juga) tapi mencari keadilan dan kebenaran dalam politik adalah hal yg yang bastrak dan sangat 'tidak mungkin'. Sementara, dosa2 dan jasa2 Soeharto erat kaitannya dgn sepak terjang politik beliau, kalkulasi disini akan sangat rentan dgn kepentingan pihak2 yg mengevaluasinya (subyektif), meski benar adanya sepak terjang Soeharto dalam politik telah banyak melakukan pelanggaran hukum, tapi tetap saja alasan utama (pelanggaran hukum tadi) adalah demi kepentingan politik beliau. Manakala kita telah melegitimasi politik Soeharto (terbukti dgn kekuasaan yg mencapai 32 tahun), itu artinya kita telah 'melegitimasi' dosa2 pelanggaran hukum Soeharto juga. Dgn kata lain, dosa2 soeharto saat dia berpolitik yg telah dilegitimasi oleh rakyat lewat DPR/MPR sama artinya dgn dosa2 rakyat juga. Adanya PETRUS itu dulu untuk siapa? apakah itu bukan bentuk pelanggran HAM juga? tapi kok rakyat malah mendukungnya? Pembersihan PKI dan ormas2nya itu untuk siapa? kok mayoritas rakyat juga mendukungnya? Politik dimana mana akan memerlukan cost, dan cost itulah yg dibutuhkan Soeharto demi politik beliau YG DILEGlTIMASI mayoritas rakyat. Karena dari semula sudah jelas duduk perkaranya, yaitu masalah politik, maka untuk mengurai benang kusut itu juga harus dgn melalui jalan politis, yg mana itu artinya kita harus mengesampingkan aspek hukumnya, sebab bila aspek ini yg kita jadikan acuan untuk rekonsiliasi, maka konflik ini nggak akan pernah selesai, sebab seperti yg telah saya kemukakan diatas, dalam hukum musti JELAS antara salah dan benar, adil dan tidak adil, sementara, dalam politik hal itu TIDAK BERLAKU, yg ada adalah win win solution. Sebab dasar utama politik adalah KEPENTINGAN, dimana yg namanya salah dan benar, adil dan tidak adil bukalah masalah prinsip disini, tapi itu tadi win win solution dan keiklasan menerima kepahitan dan sekaligus melupakan keindahan yg pernah dirasakan guna MEMBANGUN MASA DEPAN. Selama masih ada dendam dan kebencian, maka rekonsiliasi nggak pernah akan ada, tidak sekarang tidak juga 1 dekade mendatang, sebab kehidupan manusia itu dinamis dan progresive, masalah hari lalu yg belum selesai sudah ditambah masalah hari ini dan kemudian diatmbah lagi masalah esok hari. Start dari zero dan belajar melupakan dendam antar bangsa, lalu bersama2 membangun negeri ini, baru harapan hidup layak dimasa depan bisa kita miliki. Salam King (jutaan rakyat yg pernah sakit hati sama soeharto mending urut dada dan iklaskan semua yg pernah terjadi, anggap itu sumbang sih buat ibu pertiwi, nothing to loose to forgive) --- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mr. King of Tort, > > Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto? > > Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!! > > Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana Connection masih terlalu powerful. > > Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar mengalami penderitaan. > > Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, mungkin... > > Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ... Maaf buat saya mengatakan Suharto berjasa... , merupakan pengingkaran akal waras yang sangat mencolok mata... > > Salam > Bobby B > > > king_of_tort <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, > betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba > membenahi segala sesuatunya dari situ. > > Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu > sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas. > > Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita > jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu > menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru > pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani. > > Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' > oleh semua lapisan m
Re: [ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
Lah yo maklum toh Mbak / Ibu. musim pancaroba kan selalu lebih gak enak daripada musim hujan utawa panas, banyak yang masuk angin. Setelah puluhan taun hidup dalam sistem campuran 3K (Komunis-Kapitalis-Kerajaan) apa yah langsung bisa sistem demokrasi, sistem rule of law, Dulu daku kebetulan pernah di negeri seberang, negeri bule, waktu lewat di antara teman-teman yg lagi ngobrol aku kok ya iso nunduk-nunduk lah tapi mulut omong excuse me... Itulah . keadaan pancaroba memang semua masih kacau Dan sangat manusiawi kalau manusia mau keluar dari kekacauan.. tapi ya mudah-mudahan yah jangan kembali ke jaman Anarki Sistematis Orba lagi.. Salam Bobby B "Ida Z.A" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: maaf sdikit nimbrung Mas/Pak... kalau kita duduk2 di tempat umum mungkin kita sering mendengar ocehan sebagian besar masyarakat yang ternyata masih memuji masa pemerintahan soeharto. yg kudenger mereka bilang begini, "jaman soeharto dulu gak kayak gini. dulu memang ada korupsi tapi paling cuma di satu titik aja artinya tidak melebar seperti jaman reformasi seperti skrg ini. kalau bisa diputar lagi, kondisi kita kembali aja ke jaman soeharto." dlm hatiku, weleh uedaaan nih orangkupikir nih org kagak tahu kalo orang yg menderita jaman soeharto, mungkin, lebih byk dari sekarang. gak taulah...aku ora ngerti. --- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mr. King of Tort, > > Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto? > > Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!! > > Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana Connection masih terlalu powerful. > > Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar mengalami penderitaan. > > Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, mungkin... > > Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ... Maaf buat saya mengatakan Suharto berjasa... , merupakan pengingkaran akal waras yang sangat mencolok mata... > > Salam > Bobby B > __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
maaf sdikit nimbrung Mas/Pak... kalau kita duduk2 di tempat umum mungkin kita sering mendengar ocehan sebagian besar masyarakat yang ternyata masih memuji masa pemerintahan soeharto. yg kudenger mereka bilang begini, "jaman soeharto dulu gak kayak gini. dulu memang ada korupsi tapi paling cuma di satu titik aja artinya tidak melebar seperti jaman reformasi seperti skrg ini. kalau bisa diputar lagi, kondisi kita kembali aja ke jaman soeharto." dlm hatiku, weleh uedaaan nih orangkupikir nih org kagak tahu kalo orang yg menderita jaman soeharto, mungkin, lebih byk dari sekarang. gak taulah...aku ora ngerti. --- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mr. King of Tort, > > Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto? > > Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!! > > Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana Connection masih terlalu powerful. > > Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar mengalami penderitaan. > > Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, mungkin... > > Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ... Maaf buat saya mengatakan Suharto berjasa... , merupakan pengingkaran akal waras yang sangat mencolok mata... > > Salam > Bobby B > > > king_of_tort <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, > betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba > membenahi segala sesuatunya dari situ. > > Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu > sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas. > > Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita > jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu > menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru > pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani. > > Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' > oleh semua lapisan masyarakat, biar dendam dan kebencian yg selama > ini masih di genggam bangsa ini (sebagian) dan ingin melampiaskan > kesumatnya itu bisa merenungkan kembali komitmennya. Tanpa adanya > iktikad baik dari SELURUH bangsa Indonesia untuk melupakan segala > kejahatan2 kemanusiaan Soeharto, maka kondisi bangsa ini nggak akan > pernah berhenti dari terror dan civil war yg terus menjadi trend. > > Betapapun, masih ada jutaan rakyat Indonesia yg masih mencintai > Soeharto dan menganggap Beliau adalah Pahlawan bangsa, realita itu > tidak bisa di abaikan begitu saja, karena sangat mungkin kekuatan > inilah yg mendominasi kekuatan rakyat. > > Chico > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/10/opini/1803054.htm > > > > > > Pengamat Asing tentang Soeharto > > > > Oleh Asvi Warman Adam > > > > > > > > TANGGAL 8 Juni 2005 Soeharto merayakan ulang tahun ke-84. Meski > dikatakan sakit, ia masih tampak sehat. Ia juga sempat melayat ketika > salah seorang menterinya pada masa Orde Baru, Radius Prawiro, > meninggal beberapa waktu lalu. > > > > Di tengah tuntutan untuk mengadili dan memaafkan Soeharto, mungkin > timbul pertanyaan, bagaimana perannya dalam sejarah Indonesia. > > > > Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden tahun 1998, arus sejarah > cenderung menanggalkan atribut kebesaran yang telah dilekatkan dan > disandangnya selama puluhan tahun. Kehebatannya yang telah difilmkan > dan ditulis dalam buku pelajaran sejarah di sekolah kini > dipertanyakan. Bahkan, ia pun dikaitkan dengan G30S, sebagai orang > yang paling diuntungkan dalam proses kudeta merangkak terhadap > Presiden Soekarno. > > > > Sebab itu, ada baiknya menyimak pandangan pengamat asing tentang > Soeharto. Tahun 2001 terbit buku tentang biografi Soeharto yang > ditulis oleh seorang akademisi Australia. Bagaimana tanggapan > pengamat lain di berbagai negara tentang buku itu? Dari perdebatan > ini barangkali kita dapat menyimpulkan sesuatu. > > > > Tokoh penting Asia? > > > > Buku Robert Edward Elson, Soeharto, Political Biography, > diterbitkan oleh Cambridge UP, Oktober 2001. Elson yang kini menjadi > profesor di Griffith University, Brisbane, sebelumnya menulis > disertasi Javanese peasant and the colo
Re: [ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
Mr. King of Tort, Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto? Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!! Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana Connection masih terlalu powerful. Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar mengalami penderitaan. Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, mungkin... Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ... Maaf buat saya mengatakan Suharto berjasa... , merupakan pengingkaran akal waras yang sangat mencolok mata... Salam Bobby B king_of_tort <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba membenahi segala sesuatunya dari situ. Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas. Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani. Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' oleh semua lapisan masyarakat, biar dendam dan kebencian yg selama ini masih di genggam bangsa ini (sebagian) dan ingin melampiaskan kesumatnya itu bisa merenungkan kembali komitmennya. Tanpa adanya iktikad baik dari SELURUH bangsa Indonesia untuk melupakan segala kejahatan2 kemanusiaan Soeharto, maka kondisi bangsa ini nggak akan pernah berhenti dari terror dan civil war yg terus menjadi trend. Betapapun, masih ada jutaan rakyat Indonesia yg masih mencintai Soeharto dan menganggap Beliau adalah Pahlawan bangsa, realita itu tidak bisa di abaikan begitu saja, karena sangat mungkin kekuatan inilah yg mendominasi kekuatan rakyat. Chico --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/10/opini/1803054.htm > > > Pengamat Asing tentang Soeharto > > Oleh Asvi Warman Adam > > > > TANGGAL 8 Juni 2005 Soeharto merayakan ulang tahun ke-84. Meski dikatakan sakit, ia masih tampak sehat. Ia juga sempat melayat ketika salah seorang menterinya pada masa Orde Baru, Radius Prawiro, meninggal beberapa waktu lalu. > > Di tengah tuntutan untuk mengadili dan memaafkan Soeharto, mungkin timbul pertanyaan, bagaimana perannya dalam sejarah Indonesia. > > Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden tahun 1998, arus sejarah cenderung menanggalkan atribut kebesaran yang telah dilekatkan dan disandangnya selama puluhan tahun. Kehebatannya yang telah difilmkan dan ditulis dalam buku pelajaran sejarah di sekolah kini dipertanyakan. Bahkan, ia pun dikaitkan dengan G30S, sebagai orang yang paling diuntungkan dalam proses kudeta merangkak terhadap Presiden Soekarno. > > Sebab itu, ada baiknya menyimak pandangan pengamat asing tentang Soeharto. Tahun 2001 terbit buku tentang biografi Soeharto yang ditulis oleh seorang akademisi Australia. Bagaimana tanggapan pengamat lain di berbagai negara tentang buku itu? Dari perdebatan ini barangkali kita dapat menyimpulkan sesuatu. > > Tokoh penting Asia? > > Buku Robert Edward Elson, Soeharto, Political Biography, diterbitkan oleh Cambridge UP, Oktober 2001. Elson yang kini menjadi profesor di Griffith University, Brisbane, sebelumnya menulis disertasi Javanese peasant and the colonial sugar history: impact and change in an east Java residency, 1830-1940 (Oxford UP, 1984). Tahun 1997 ia menerbitkan buku The end of the peasantry in Southeast Asia: a social and economic history of peasant livehood, 1800-1900 (Maxmillan). Entah mengapa ia tertarik kepada Presiden Soeharto, barangkali karena Soeharto anak petani dan bergaya petani ketika berkuasa. > > Menurut Elson, Indonesia agaknya ingin melupakan Soeharto, karya- karyanya, dan menganggap Orde Baru sebagai penyimpangan dalam perkembangan sejarah negeri ini. Sikap ini dapat dipahami, tetapi dianggap Elson "dangkal". > > Padahal, "Soeharto merupakan tokoh amat penting selama abad ke-20 di Asia", tulis Elson. "Secara bertahap, serba hati-hati dan terencana, ia telah membangun Indonesia yang sama sekali baru". Pada bab terakhir dikatakan, Indonesia baru yang diciptakan melalui tahap- tahap
[ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba membenahi segala sesuatunya dari situ. Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas. Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani. Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' oleh semua lapisan masyarakat, biar dendam dan kebencian yg selama ini masih di genggam bangsa ini (sebagian) dan ingin melampiaskan kesumatnya itu bisa merenungkan kembali komitmennya. Tanpa adanya iktikad baik dari SELURUH bangsa Indonesia untuk melupakan segala kejahatan2 kemanusiaan Soeharto, maka kondisi bangsa ini nggak akan pernah berhenti dari terror dan civil war yg terus menjadi trend. Betapapun, masih ada jutaan rakyat Indonesia yg masih mencintai Soeharto dan menganggap Beliau adalah Pahlawan bangsa, realita itu tidak bisa di abaikan begitu saja, karena sangat mungkin kekuatan inilah yg mendominasi kekuatan rakyat. Chico --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/10/opini/1803054.htm > > > Pengamat Asing tentang Soeharto > > Oleh Asvi Warman Adam > > > > TANGGAL 8 Juni 2005 Soeharto merayakan ulang tahun ke-84. Meski dikatakan sakit, ia masih tampak sehat. Ia juga sempat melayat ketika salah seorang menterinya pada masa Orde Baru, Radius Prawiro, meninggal beberapa waktu lalu. > > Di tengah tuntutan untuk mengadili dan memaafkan Soeharto, mungkin timbul pertanyaan, bagaimana perannya dalam sejarah Indonesia. > > Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden tahun 1998, arus sejarah cenderung menanggalkan atribut kebesaran yang telah dilekatkan dan disandangnya selama puluhan tahun. Kehebatannya yang telah difilmkan dan ditulis dalam buku pelajaran sejarah di sekolah kini dipertanyakan. Bahkan, ia pun dikaitkan dengan G30S, sebagai orang yang paling diuntungkan dalam proses kudeta merangkak terhadap Presiden Soekarno. > > Sebab itu, ada baiknya menyimak pandangan pengamat asing tentang Soeharto. Tahun 2001 terbit buku tentang biografi Soeharto yang ditulis oleh seorang akademisi Australia. Bagaimana tanggapan pengamat lain di berbagai negara tentang buku itu? Dari perdebatan ini barangkali kita dapat menyimpulkan sesuatu. > > Tokoh penting Asia? > > Buku Robert Edward Elson, Soeharto, Political Biography, diterbitkan oleh Cambridge UP, Oktober 2001. Elson yang kini menjadi profesor di Griffith University, Brisbane, sebelumnya menulis disertasi Javanese peasant and the colonial sugar history: impact and change in an east Java residency, 1830-1940 (Oxford UP, 1984). Tahun 1997 ia menerbitkan buku The end of the peasantry in Southeast Asia: a social and economic history of peasant livehood, 1800-1900 (Maxmillan). Entah mengapa ia tertarik kepada Presiden Soeharto, barangkali karena Soeharto anak petani dan bergaya petani ketika berkuasa. > > Menurut Elson, Indonesia agaknya ingin melupakan Soeharto, karya- karyanya, dan menganggap Orde Baru sebagai penyimpangan dalam perkembangan sejarah negeri ini. Sikap ini dapat dipahami, tetapi dianggap Elson "dangkal". > > Padahal, "Soeharto merupakan tokoh amat penting selama abad ke-20 di Asia", tulis Elson. "Secara bertahap, serba hati-hati dan terencana, ia telah membangun Indonesia yang sama sekali baru". Pada bab terakhir dikatakan, Indonesia baru yang diciptakan melalui tahap- tahap pembangunan berencana telah melahirkan kekuatan baru yang menginginkan "reformasi total". > > Bab pertama sampai bab lima buku ini berupa kronologi pengalaman Soeharto dari masa kecil, menjadi tentara semasa revolusi, komandan militer di Jawa Tengah, tugas penting tahun 1960-1965, percobaan kudeta. Bab 6 sampai dengan bab 11 membahas usaha meraih kekuasaan (1965-1968), legitimasi dan konsolidasi (1968-1973), berbagai masalah Orde Baru (1973-1980), ekonomi, politik, dan pembangunan (1980-1988), puncak kejayaan (1988-1993), kemerosotan (1993-1998). > > Mengenai peristiwa 3 Juli 1946 (Soeharto membocorkan ke Istana rencana "kudeta" Mayor Jenderal Sudarsono dan kawan-kawan) disimpulkan, itu merupakan kualitas Soeharto yang menjadi karakternya di kemudian hari, yaitu caution, coolness, calculated decisiveness when the time was right. > > Namun, dari sisi lain bukankah kejadian itu dapat dianggap pengkhianatan terhadap atasannya sendiri (Mayor Jenderal Sudarsono) atau tujuan menghalalkan segala cara. > > > Penilaian yang berlawanan > > Puji-pujian datang dari Australia dan Selandia Baru. John Monfries (Australian Book Review, Maret 2002) mengatakan karya Elson berkualitas tinggi. Menurut Monfries, Soeharto menjalankan dua jenis ekonomi s
[ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba membenahi segala sesuatunya dari situ. Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas. Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani. Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' oleh semua lapisan masyarakat, biar dendam dan kebencian yg selama ini masih di genggam bangsa ini (sebagian) dan ingin melampiaskan kesumatnya itu bisa merenungkan kembali komitmennya. Tanpa adanya iktikad baik dari SELURUH bangsa Indonesia untuk melupakan segala kejahatan2 kemanusiaan Soeharto, maka kondisi bangsa ini nggak akan pernah berhenti dari terror dan civil war yg terus menjadi trend. Betapapun, masih ada jutaan rakyat Indonesia yg masih mencintai Soeharto dan menganggap Beliau adalah Pahlawan bangsa, realita itu tidak bisa di abaikan begitu saja, karena sangat mungkin kekuatan inilah yg mendominasi kekuatan rakyat. Chico --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/10/opini/1803054.htm > > > Pengamat Asing tentang Soeharto > > Oleh Asvi Warman Adam > > > > TANGGAL 8 Juni 2005 Soeharto merayakan ulang tahun ke-84. Meski dikatakan sakit, ia masih tampak sehat. Ia juga sempat melayat ketika salah seorang menterinya pada masa Orde Baru, Radius Prawiro, meninggal beberapa waktu lalu. > > Di tengah tuntutan untuk mengadili dan memaafkan Soeharto, mungkin timbul pertanyaan, bagaimana perannya dalam sejarah Indonesia. > > Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden tahun 1998, arus sejarah cenderung menanggalkan atribut kebesaran yang telah dilekatkan dan disandangnya selama puluhan tahun. Kehebatannya yang telah difilmkan dan ditulis dalam buku pelajaran sejarah di sekolah kini dipertanyakan. Bahkan, ia pun dikaitkan dengan G30S, sebagai orang yang paling diuntungkan dalam proses kudeta merangkak terhadap Presiden Soekarno. > > Sebab itu, ada baiknya menyimak pandangan pengamat asing tentang Soeharto. Tahun 2001 terbit buku tentang biografi Soeharto yang ditulis oleh seorang akademisi Australia. Bagaimana tanggapan pengamat lain di berbagai negara tentang buku itu? Dari perdebatan ini barangkali kita dapat menyimpulkan sesuatu. > > Tokoh penting Asia? > > Buku Robert Edward Elson, Soeharto, Political Biography, diterbitkan oleh Cambridge UP, Oktober 2001. Elson yang kini menjadi profesor di Griffith University, Brisbane, sebelumnya menulis disertasi Javanese peasant and the colonial sugar history: impact and change in an east Java residency, 1830-1940 (Oxford UP, 1984). Tahun 1997 ia menerbitkan buku The end of the peasantry in Southeast Asia: a social and economic history of peasant livehood, 1800-1900 (Maxmillan). Entah mengapa ia tertarik kepada Presiden Soeharto, barangkali karena Soeharto anak petani dan bergaya petani ketika berkuasa. > > Menurut Elson, Indonesia agaknya ingin melupakan Soeharto, karya- karyanya, dan menganggap Orde Baru sebagai penyimpangan dalam perkembangan sejarah negeri ini. Sikap ini dapat dipahami, tetapi dianggap Elson "dangkal". > > Padahal, "Soeharto merupakan tokoh amat penting selama abad ke-20 di Asia", tulis Elson. "Secara bertahap, serba hati-hati dan terencana, ia telah membangun Indonesia yang sama sekali baru". Pada bab terakhir dikatakan, Indonesia baru yang diciptakan melalui tahap- tahap pembangunan berencana telah melahirkan kekuatan baru yang menginginkan "reformasi total". > > Bab pertama sampai bab lima buku ini berupa kronologi pengalaman Soeharto dari masa kecil, menjadi tentara semasa revolusi, komandan militer di Jawa Tengah, tugas penting tahun 1960-1965, percobaan kudeta. Bab 6 sampai dengan bab 11 membahas usaha meraih kekuasaan (1965-1968), legitimasi dan konsolidasi (1968-1973), berbagai masalah Orde Baru (1973-1980), ekonomi, politik, dan pembangunan (1980-1988), puncak kejayaan (1988-1993), kemerosotan (1993-1998). > > Mengenai peristiwa 3 Juli 1946 (Soeharto membocorkan ke Istana rencana "kudeta" Mayor Jenderal Sudarsono dan kawan-kawan) disimpulkan, itu merupakan kualitas Soeharto yang menjadi karakternya di kemudian hari, yaitu caution, coolness, calculated decisiveness when the time was right. > > Namun, dari sisi lain bukankah kejadian itu dapat dianggap pengkhianatan terhadap atasannya sendiri (Mayor Jenderal Sudarsono) atau tujuan menghalalkan segala cara. > > > Penilaian yang berlawanan > > Puji-pujian datang dari Australia dan Selandia Baru. John Monfries (Australian Book Review, Maret 2002) mengatakan karya Elson berkualitas tinggi. Menurut Monfries, Soeharto menjalankan dua jenis ekonomi s