[ppiindia] Re: Satu Pertanyaan Untuk Prof. Dr. Boediono/Kosnpirasi-IMF

2008-04-08 Terurut Topik IrwanK
Siapa yang waras ya? Yang satu itu atau 45 (yang lain) ya? Lieur euy..
Benarkah Indonesia dijajah bukan hanya oleh asing; tetapi juga oleh
bangsanya sendiri sebagai agennya?

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/04/07/20/98428/drajad-wibowo-saat-voting-saya-menolak


Fiskal  Moneter
Drajad Wibowo: Saat Voting Saya Menolak
Senin, 7 April 2008 - 18:14 wib
Nuria - Okezone
JAKARTA - Komisi XI DPR hampir saja menerima Boediono sebagai cagub BI
secara aklamasi. Namun terdapat satu suara menolaknya, yakni Drajad Wibowo.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PAN itu mengaku secara terang-terangan
bahwa dirinyalah yang tidak menerima Menko Perekonomian Boediono.

Secara aklamasi saya menolak. Saat voting saya juga tetap menolak,
tegasnya, usai mengikuti voting calon tunggal gubernur BI, di ruang Komisi?
XI DPR, Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/4/2008).
Hasil voting usai uji kepatutan dan kelayakan tersebut menunjukkan dari 46
anggota DPR yang hadir, 45 anggota di antaranya menerima. Hanya satu anggota
saja yang menolak calon tunggal gubernur BI yang diajukan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.

Menurutnya, jawaban mengenai dugaan keterkaitan Boediono dalam kasus BLBI
masih menggantung. Karena, banyak hujan interupsi sehingga Drajad tidak bisa
memberikan adjusment. Direktur yang lainkan di penjara, kenapa dia tidak
ikut dipenjara? tanyanya heran. (rhs)



On Tue, Apr 8, 2008 at 12:42 PM, Narliswandi Piliang [EMAIL PROTECTED]
wrote:

   Yth Bapak Adijoyo,

 Di bawah ini saya copy paste-kan tulisan saya di www.presstalk.info.
 rasanya tak perlu dibahas lagi bagaimana langgam tiga doktor yang Anda
 masksud. Mereka memang cuma diawang-awang yang berpenampilan berpihak ke
 rakyat kebanyakan. Padahal faktanya mereka kaki tangan penjajah.

 Jangan heran bila kita dijajah oleh bangsa sendiri

 wassalam,
 [EMAIL PROTECTED] iwan.piliang%40yahoo.com

 Kamis, 3 April 2008
 BAIK

 DI DALAM hidup berbangsa dan bernegara, ternyata mencari orang baik saja
 tidak cukup. Di dalam jurnalisme, kata baik setara langsung dengan
 profesional. Di dalam buku Sembilan Elemen Jurnalsime-nya Bill Kovach - -
 sosok yang kini dianggap sebagai hati nuraninya jurnalisme Amerika Serikat -
 - mengatakan bahwa jurnalis berpihak kepada warga.

 Rosihan Anwar, wartawan senior, menuliskan keprihatinan di penghujung
 2007.

 Wartawan harus pro poor, tutur Rosihan.

 Berapa media, berapa jurnalis yang jelas keberpihakannya kini?

 Laporan dari kawan yang sedang membentuk pengurus Persatuan Wartawan
 Indonesia Reformasi (PWI-Reformasi) di Kalimantan Timur, mengatakan di dalam
 Pilkada Kaltim yang akan berlangsung Mei 2008 ini, semua jurnalis sudah
 memihak ke masing-masing kandidat gubernur. Hal demikian terindikasi terjadi
 di semua propinsi dan semua kabupaten di Indonesia. Bagaimana dengan tugas
 jurnalistik wartawan, bisakah mereka menyajikan berita yang pro warga?

 Bagaimana trias politika; pemerintah jernih keberpihakannya bagi rakyat
 kini?

 Sebelum nama Boediono, Menko Perekonomian diusulkan oleh SBY sebagai calon
 Gubernur Bank Indonesia, Alif Hesrudin Gaffar, Ketua Umum Gerakan Menuju
 Masyarakat Madani (GNM3) yang membawahi beberapa LSM, sudah menduga bahwa
 sesungguhnya yang akan masuk diusulkan SBY adalah Boediono. Dari awal!

 Namun agar kelihatan cantik, dijajal dulu nama lain,  ujar Alif.

 Dua nama calon yang ditolak DPR, Agus Martowardoyo, Dirut Bank Mandiri dan
 Raden Pardede, Wakil Direktur Utama PT Pengelola Aset (perusahaan pengganti
 BPPN), bisa jadi hanyalah tumbal belaka, dari permainan politik kekuasaan
 - - yang diindikasikan memang sudah diatur di DPR yang berpihak murni kepada
 kekuasaan, murni mempertahankan kekuasaan.

 Kekuasaan yang ingin mempertahankan kekuasaan, memang terjabarkan dalam
 langkah strategis pemerintah. Kian hari kebijakan SBY untuk masyarakat
 kebanyakan, memang kian tidak populer.

 Harga kebutuhan pokok kian tinggi, sektor riil tidak tumbuh, harga-harga
 kebutuhan hidup mendasar juga kian tidak terjangkau. Sudah tak terhitung
 tulisan media yang memaparkan bahwa, misalnya, tujuh belas ribu anak balita
 kurang gizi di Nusa Tenggara Timur. Bahkan kolom KOMPAS hari ini ada judul
 Negara Lapar, semuanya mengingatkan pemerintah, bahwa keadaan di bawah
 mendekati lampu merah.

 Sindrom kekuasaan, memang membuat candu.

 Jika tidak memihak rakyat, keberpihakan kekuasaan mereka buat sangat jelas
 ke arah lain. Mereka kini berpihak kepada kekuatan multinasional company,
 kekuataan dana besar panas jangka pendek yang bermain di bursa saham, yang
 setiap hari dijadikan indikator pertumbuhan ekonomi.

 Bahkan ada dana panas jangka pendek yang mendem di Bank Indonesia dalam
 bentuk SBI, yang harus dibayar bunganya oleh negara, oleh rakyat
 sesungguhnya. Dana menumpuk di SBI, bahkan dari dana Pemda di daerah, telah
 membuat peredaran uang untuk kegiatan berproduktif tidak bergairah.

 Mereka di kekuasaan kini berpihak kepada order negara besar yang
 berkepentingan 

RE: [ppiindia] Re: Satu Pertanyaan Untuk Prof. Dr. Boediono/Kosnpirasi-IMF

2008-04-08 Terurut Topik Listy
Satu pertanyaan dari saya.. :-)

 

Men-temen, mohon diberi pemahaman, beda antara mematok uang kepada emas
dan mematok ke mata uang kertas.. please.. supaya saya jadi sedikit
pintar

 

Terimakasih..

 

  _  


 Di dalam MoU antara IMF dan Indonesia, yang ditandatangani oleh
presiden
 Soeharto, 1998, terlihat nyata ada point bahwa Indonesia harus
melaporkan
 cadangan emas, impor-ekspor emas. Juga tidak dibenarkan Bank Indonesia
 mematok mata uang kepada emas, boleh ke mata uang kertas manapun asal
bukan
 emas.


[Non-text portions of this message have been removed]

 



[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [ppiindia] Re: Satu Pertanyaan Untuk Prof. Dr. Boediono/Kosnpirasi-IMF

2008-04-08 Terurut Topik lembaga studi
Kalau mematok ke emas, maka nilai emas menjadi ukuran
pertukaran barang atau jasa.
Kalau mematok kertas, maka nilai nominal pada kertas
uang yang diterbitkan (denominasi) adalah alat ukurnya
--- Listy [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Satu pertanyaan dari saya.. :-)
 
  
 
 Men-temen, mohon diberi pemahaman, beda antara
 mematok uang kepada emas
 dan mematok ke mata uang kertas.. please.. supaya
 saya jadi sedikit
 pintar
 
  
 
 Terimakasih..
 
  
 
   _  
 
 
  Di dalam MoU antara IMF dan Indonesia, yang
 ditandatangani oleh
 presiden
  Soeharto, 1998, terlihat nyata ada point bahwa
 Indonesia harus
 melaporkan
  cadangan emas, impor-ekspor emas. Juga tidak
 dibenarkan Bank Indonesia
  mematok mata uang kepada emas, boleh ke mata uang
 kertas manapun asal
 bukan
  emas.
 
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 



  

You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total 
Access, No Cost.  
http://tc.deals.yahoo.com/tc/blockbuster/text5.com