Re: [ppiindia] Fwd: Menyiasati kenaikan BBM dan Berhemat

2005-10-06 Terurut Topik Nugroho Dewanto

mbak tylla,

saya seratus persen setuju dengan anda kok transportasi
umum yang nyaman, aman dengan tarif terjangkau itu amat
penting penggunaan bahan bakar gas yang murah dan
ramah lingkungan juga perlu lebih dimasyarakatkan

tak kalah penting adalah pengembangan bahan bakar
terbarukan. indonesia punya banyak kelapa sawit yang bisa
diubah menjadi solar (biodiesel). air tebu pun bisa diubah
menjadi gasohol yang lebih bebas polusi ketimbang bbm
biasa di brazil, sebagai negara pemasok gula tebu terbesar
di dunia, air tebu diubah menjadi gasohol tiap harga bbm
dunia meroket di atas US$ 35 per barel

biodiesel dari minyak jarak juga potensial untuk dikembangkan.
bayangkan bila daerah nusa tenggara timur (ntt) dikembangkan
untuk budidaya pohon jarak. ntt bisa menjadi propinsi
penghasil enerji yang padat karya. sehingga warga ntt tak
perlu pergi ke malaysia untuk mencari nafkah.

belum lagi gulma limbah seperti eceng gondok atau gambut
yang dapat dibuat menjadi briket pengganti kompor minyak
tanah.. penggunaan enerji terbarukan ini menciptakan
banyak peluang pekerjaan dengan teknologi sederhana yang
mudah dimanfaatkan rakyat dan baik untuk lingkungan hidup.

semua pontesi itu sekarang belum digarap, mungkin karena
orang terlena dengan enerji tak terbarukan yang harganya
murah.

padahal enerji tak terbarukan bukan warisan nenek moyang
dia adalah titipan anak cucu. norwegia adalah salah satu
bangsa yang paham bahwa enerji tak terbarukan adalah
milik generasi mendatang juga karena itu mereka
menampung hasil penjualan minyak dalam sebuah account
oil fund. dana oil fund dianggap sebagai modal dan hanya
boleh diinvestasikan dan hanya keuntungan dari investasi
yang bisa digunakan.

saat ini oil fund norwegia sudah mencapai 200 miliar euros.
ini salah satu sumber modal yang membuat tak ada orang
miskin di negara itu. dan negara bisa menjalankan fungsi
memelihara kesejahteraan rakyat (welfare state) hingga
ke generasi mendatang.

para pemimpin timor leste kabarnya juga akan menerapkan
prinsip serupa (oil fund) untuk minyak dari celah timor. untuk
minyak murah mereka andalkan saja ekspor gelap dari
indonesia. ironis buat kita kan?

that's my two cents.

salam,




At 07:39 AM 10/4/05 -0700, you wrote:
Hmm..

Ide penghematan seperti yang dikemukakan mas Nugroho memang bukan ide 
buruk. Selain bisa berhemat, kita juga bisa nambah teman..he he..

Tapi persoalannya, saya rasa tidak sesederhana itu. Perlu kita ingat bahwa 
persoalan penghematan bukan melulu jadi persoalan mereka yang punya 
kendaraan pribadi saja.

Lantas apa yang harus dilakukan oleh, misalanya;  petani menegah yang 
tidak tergolong miskin, nggak dapet subsidi, tapi juga nggka punya 
kendaraan pribadi dengan bahan bakar minyak. Banyak lho mas, yang kayak 
gitu. Dan soal nebeng menebeng, sebetulnya seberapa besar sih 
signifikansinya, trus, Presiden ganteng kita enak aja nyuruh kita cari 
jalan keluar untuk ngatasin krisis..apa gunanya mereka dibayar untuk 
ngurusin negara, kalau kita kita malah dibikin susah, dah gitu suruh mikir 
sendiri lagi..alah laaahhh...Pak'e pak 'E..

Satu lagi soal efisiensi BBM, khususnya dalam konteks pemborosan BBM oleh 
kendaraan Pribadi.

Saya pribadi sih..nggak heran kalau kebanyakan orang memilih kredit 
kendaraan pribadi ketimbang naik kendaraan umum. Kenapa ? Realistis aja 
deh..gimana sih situasi dan kondisi public transportation di indonesia, 
khususnya di kota kota besar...,semrawut,padat, tak terawat,rawan 
copet,lelet, Mahal pula...kalau saja semua orang ditanay, dan punya 
kesempatan menggunakan mobil pribadi, biarpun lebih mahal ongkos 
bensinnya, pasti..mereka memilih naik knedaraan pribadi ketimbang 
kendaraan umum..

Terkadang, saya iri sama india. 4 bulan disini mengajarkan saya banyak 
hal, khususnya soal bagaimana 'menikmati' hidup di negara dunia ketiga.
Dalam banyak hal,Delhi jauuuh 
lebih 'udik' dan 'terbelakang' ketimbang jakarta.Kalau ditengok lagi,untuk 
urusan pembangunan fisik,  Delhi 2005 tak ubahnya seperti Jakarta 1975 
Disini nggak ada Mall megah. Kalaupun ada, tidaklah semewah dan semodern 
mall mall dijakarta.Eskalator masih jarannngg sekali ditemui di gedung 
gedung komersial..
Elevetor..hmm...jangan harap bisa nemu lift di gedung yang 'cuma' 
berlantai lima..
AC? wah, hanya gedung gedung mewah saja yang punya, even di perkantoran 
pemerintahan...jarang banget AC ada, kalaupun ada...hampir pasti tidak 
diaktifkan, mereka lebih memilih mengaktifkan 'indian AC' atawa cooler..:) 
tapi somehow, lumayan kok..bisa mengatasi panasnya Delhi Summer heat yang 
kadang sampai ke point 45 derajat celciuss..
Soal kendaraan pribadi..sejak India punya kebijakan ekonomi yang lebih 
terbuka, sudah mulai banyak mobil mobil jepang, korea, dan eropa yang 
masuk india.JAdi, dibandingkan sebelum tahun 2000 lalu lintas Delhi jauh 
lebih padat saat ini. Tetapi, yang 

Re: [ppiindia] Fwd: Menyiasati kenaikan BBM dan Berhemat

2005-10-06 Terurut Topik tr�l�s
 
mbak Tylla wrote  No wonder..India sekarang jadi raksasa industri nomor 4 
didunia..
 
Kapan yaa..Indonesia bisa begini.. :(
 
tr wrote  hihihihiihihih, nunggu mba Tylla selesai di Indianya n pulang ke 
tanah air dunk.., buruan yah, pengen juga menikmati 'transportasi umum' hasil 
karya nyata anak bangsa yg cerdas² seperti mba Tylla ini..semoga di ridhoi 
Allah dan di aminin malaikat..(icon do'a)
 
jangan seperti bapak² itu, waktu masih kul atau belum menjabat, cita² dan 
janji²nya setinggi bintang di langit..hasilnya?? ya itu liat deh sekarang ini 
rakyat yg menjerit² krn harga² naik tinggi sekalleee..kalah deh cita² bapak² 
itu dulu..pedih jenderal!!
 
salam,
tr.-


tylla subiyantoro [EMAIL PROTECTED] wrote:

Hmm..

Ide penghematan seperti yang dikemukakan mas Nugroho memang bukan ide buruk. 
Selain bisa berhemat, kita juga bisa nambah teman..he he..

Tapi persoalannya, saya rasa tidak sesederhana itu. Perlu kita ingat bahwa 
persoalan penghematan bukan melulu jadi persoalan mereka yang punya kendaraan 
pribadi saja.

Lantas apa yang harus dilakukan oleh, misalanya; petani menegah yang tidak 
tergolong miskin, nggak dapet subsidi, tapi juga nggka punya kendaraan pribadi 
dengan bahan bakar minyak. Banyak lho mas, yang kayak gitu. Dan soal nebeng 
menebeng, sebetulnya seberapa besar sih signifikansinya, trus, Presiden ganteng 
kita enak aja nyuruh kita cari jalan keluar untuk ngatasin krisis..apa gunanya 
mereka dibayar untuk ngurusin negara, kalau kita kita malah dibikin susah, dah 
gitu suruh mikir sendiri lagi..alah laaahhh...Pak'e pak 'E..


dst..


-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery.
http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 






Re: [ppiindia] Fwd: Menyiasati kenaikan BBM dan Berhemat

2005-10-05 Terurut Topik tylla subiyantoro
Hmm..
 
Ide penghematan seperti yang dikemukakan mas Nugroho memang bukan ide buruk. 
Selain bisa berhemat, kita juga bisa nambah teman..he he..
 
Tapi persoalannya, saya rasa tidak sesederhana itu. Perlu kita ingat bahwa 
persoalan penghematan bukan melulu jadi persoalan mereka yang punya kendaraan 
pribadi saja.
 
Lantas apa yang harus dilakukan oleh, misalanya;  petani menegah yang tidak 
tergolong miskin, nggak dapet subsidi, tapi juga nggka punya kendaraan pribadi 
dengan bahan bakar minyak. Banyak lho mas, yang kayak gitu. Dan soal nebeng 
menebeng, sebetulnya seberapa besar sih signifikansinya, trus, Presiden ganteng 
kita enak aja nyuruh kita cari jalan keluar untuk ngatasin krisis..apa gunanya 
mereka dibayar untuk ngurusin negara, kalau kita kita malah dibikin susah, dah 
gitu suruh mikir sendiri lagi..alah laaahhh...Pak'e pak 'E..
 
Satu lagi soal efisiensi BBM, khususnya dalam konteks pemborosan BBM oleh 
kendaraan Pribadi.
 
Saya pribadi sih..nggak heran kalau kebanyakan orang memilih kredit kendaraan 
pribadi ketimbang naik kendaraan umum. Kenapa ? Realistis aja deh..gimana sih 
situasi dan kondisi public transportation di indonesia, khususnya di kota kota 
besar...,semrawut,padat, tak terawat,rawan copet,lelet, Mahal pula...kalau saja 
semua orang ditanay, dan punya kesempatan menggunakan mobil pribadi, biarpun 
lebih mahal ongkos bensinnya, pasti..mereka memilih naik knedaraan pribadi 
ketimbang kendaraan umum..

Terkadang, saya iri sama india. 4 bulan disini mengajarkan saya banyak hal, 
khususnya soal bagaimana 'menikmati' hidup di negara dunia ketiga. 
Dalam banyak hal,Delhi jauuuh lebih 
'udik' dan 'terbelakang' ketimbang jakarta.Kalau ditengok lagi,untuk urusan 
pembangunan fisik,  Delhi 2005 tak ubahnya seperti Jakarta 1975 Disini nggak 
ada Mall megah. Kalaupun ada, tidaklah semewah dan semodern mall mall 
dijakarta.Eskalator masih jarannngg sekali ditemui di gedung gedung 
komersial..
Elevetor..hmm...jangan harap bisa nemu lift di gedung yang 'cuma' berlantai 
lima..
AC? wah, hanya gedung gedung mewah saja yang punya, even di perkantoran 
pemerintahan...jarang banget AC ada, kalaupun ada...hampir pasti tidak 
diaktifkan, mereka lebih memilih mengaktifkan 'indian AC' atawa cooler..:) tapi 
somehow, lumayan kok..bisa mengatasi panasnya Delhi Summer heat yang kadang 
sampai ke point 45 derajat celciuss..
Soal kendaraan pribadi..sejak India punya kebijakan ekonomi yang lebih terbuka, 
sudah mulai banyak mobil mobil jepang, korea, dan eropa yang masuk india.JAdi, 
dibandingkan sebelum tahun 2000 lalu lintas Delhi jauh lebih padat saat ini. 
Tetapi, yang mendominasi jalanan Delhi adalah mobil mobil dengan mesin 800 CC, 
karena...bahan bakar disini harganya mahal buangettt...kalau di kurs ke rupiah 
harganya kurang lebih 5000-9000 rupiah per liter.jadi, orang orang lebih 
memilih naik mobil dengan CC rendah.Selain itu, ada juga laternatif bahan bakar 
gas, yang tentunya jauh lebih murah dan efisien.
 
Nah, yang menarik dari Delhi, biarpun sederhana (nyaris kumuh) fasilitas 
umumnya boleh dibilang jauh lebiyh 'ramah' masyarakat.
 
Pemerintah dengan cerdasnya memfasilitasi seluruh kendaraan umum untuk 
mengganti bahan bakarnya dengan bahan bakar gas (CNG) yang selainb reamah 
lingkungan, juga ramah kantong.
 
Tarif angkutan umum disini juga bisa dibilang murah.Tarif diberlakukan sesuai 
jarak, variasinya mula 2,4,6 samapai 10 rupees untuk jarak terjauh.Pemerintah 
juga memberikan subsidi bagi masyarakat poengguna kendaraan umum.Ada yang 
namanya Bus Pass, yang diberikan kepada beberapa golongan masyarakat , 
diantaranya; Pelajar, Pegawai Negeri, Tentara dan Lansia.Untuk kategori ini, 
mereka bisa membeli bus pass seharga 50 rupees, berlaku untuk SEMUA bis negara 
yang ada di jalan raya, semua rute, dan masa berlakunya4 
BULAN..bayangkan..10 ribu perak untuk 4 bulan...Saya sangat meniukmati 
fasilitas ini..sebagai pelajar, saya berhak memiliki bus pass daan..bayar 50 
rupees dimuka..selanjutnya...keliling delhi GRATIS, sesuka hati selama 4 
Bulan..:D
 
Naik Bis disini, walaupun considerably 'berbahaya' tapi sejujurnya, saya rasa 
masih jauh lebih 'nyaman' dan teratur ketimabang jakarata. Pertama, Bus hanya 
akan berhenti di halte atau bus stop, nggak ada tuh acara ngetem 
ngeteman..kalaupun ngetem paling lama juga 5 menit..
Hal ini membuat waktu tidak terbuang..dari flat ke kampus, yang jaraknya kurang 
lebih 33 kilo, cuma butuh waktu 45 menit dengan bus...keren nggak tuh..
 
Dalam bus juga tersedia jalur khusus di sisi sebelah kiri bus, untuk 
perempuan.Kebanyakan orang disini juga lumayan meghargai prinsip 'ladies first' 
apalagi perempuan foreigner seperti saya...dijamin pasti dapet tempat duduk 
deehhh...hehehe..karenanya, biarpun dijakarta saya nyaris seumur hidup nggak 
pernah naik bis ( Paling naik angkot atau ojeg) di Delhi..saya 'sanggup' dan 
cukup menikmatinya..:D
 
Selain BUS, Delhi juga punya mass transportation yang nyaman