[proletar] Re: Untung ada sekularisme.....
--- In [EMAIL PROTECTED], "Abuhamizan_RK" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yg menonjol, sekulerisme ditentang krn melibas pengaruh agama menjadi > kaffah. > Sekulerisme memenjarakan agama dlm kotak kecil layaknya toilet di kantor2. > Bukan krn semata2 krn hasil pikiran kristen. Tapi lebih karena menjadikan > paham ini diatas agama. Penyebabnya adalah lazimnya agama dibarat dianggap > sebagai produk budaya saja, masalahnya islam bukan dari barat sehingga harus > menjadi kekecualian. Saya jelaskan: sekularisme itu untuk pertama kali dipraktekkan, ditulis di undang-udang dasarnya, di negara Rhodes Island tahun 1643 (atau 1645?) dan bukan karena orang Nasrani penduduk negara itu (jangan kita lupa USA belum dibentuk ketika itu) beranggapan bahwa "agama ...dianggap sebagai produk budaya saja", tapi karena mereka mau meninggalkan kebiasaan biadab di Inggeris yang mereka tinggalkan, dimana (gereja) orang yang berkuasa memaksakan ajarannnya kepada pengikut gereja lain. Kemudian negara lain seperti Virginia juga mengikuti pembaruan di Rhodes Island ini. Orang Nasrani sudah lama mencari jalan untuk menghindarkan inkuisisi dan persekusi terhadap penganut gereja yang tidak sama. Beberapa tahap: tahun 1555 ada perjanjian Augsburg yang menetapkan bahwa agama (resmi) tiap negeri itu adalah agama pangerannnya (Prince). Cujus regio, ejus religio Ini ternyata diangap tidak adil. Lalu kita ingat ada Edit de Nantes, dimana orang Protestan Perancis tidak lagi dipersekusi di Perancis yang bermayoritas katolik. Lalu ada undang-undang dasar Rhodes Island itu yang diikuti oleh Amandemend I UUD Amerika. Di Perancis, akhirnya dengan Déclarations des Droits de l'Homme et du Citoyen prinsip kebebasan beragama itu diterima, walaupun secara juridis baru diterima tahun 1905 dengan undang-udang yang melarang negara menggaji rohaniwan. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] SMA Katolik Terbaik Sulsel
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=45689&jenis=Front Jumat, 15-06-2007 SMA Katolik Terbaik Sulsel * SMA Katolik Rajawali Tempatkan 5 Siswa 10 Terbaik, SMAN 1 Watampone 8 Siswa * Terbaik Makassar, SMAN 17 dan SMA Katolik Cenderawasih * SMAN 1 dan 2 Makassar serta SMAN Tinggimoncong Tersingkir Makassar, Tribun -- Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Rajawali Makassar berhasil menjadi peringkat pertama di Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam hasil ujian nasional (UN) tahun pelajaran 2006/2007 untuk dua bidang studi yakni ilmu pengetahuan alam (IPA) dan IPS. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulsel, Patabai Pabokori, yang didampingi oleh Sekretaris Panitia UN 2007, Mukhlis, mengatakan hal tersebut di Makassar, Kamis (14/6). Menurut Mukhlis, untuk 10 besar di bidang studi IPS, SMA Katolik Rajawali berhasil menguasainya hingga lima siswi. Peringkat pertama di bidang ini dirah oleh Anastasia Gabriella Harley dengan total perolehan nilai sebesar 27,95. Disusul Lilianty Tansil yang juga teman satu kelas Anastasia dengan perolehan nilai sebesar 27,80. Di posisi ketiga diraih siswi SMA Negeri 5 Makassar, Annisa nur Rafika Akbar, dengan total nilai 27,75. Sedangkan untuk bidang IPA peringkat pertama berhasil diraih oleh siswa SMA Katolik Rajawali, Sugiman Candi, dengan total perolehan nilai sebesar 29,40. Kemudian di posisi kedua diraih oleh siswi dari SMA Negeri 17 Makassar, Linda Amelia Pasaribu, dengan total 29,20. Total nilai yang diraih oleh Linda sama dengan siswi dari SMA Kristen Barana' Rantepao, Marlin Yulianti. Namun, ia ditempatkan diperingkat ketiga karena angka mata pelajaran bahasa Inggrisnya dikalahkan oleh Linda yang mencapai angka 10. Untuk 10 besar dalam bidang studi bahasa, seluruhnya didapatkan siswa dari daerah seperti Sengkang (Wajo), Watampone (Bone), Rantepao (Tator), dan Takalar. Peringkat pertamanya, siswa dari SMA Negeri 3 Sengkang, Sri Ramdayani, berhasil meraihnya dengan perolehan nilai sebesar 28,00 dan disusul untuk peringkat kedua dan ketiga berhasil siswi dari SMA 1 Watampone, Rizkariani Sulaiman dan Suryadiningrat. Keduanya memiliki angka yang sama yakni 27,80. Mukhlis menjelaskan, hasil ini masih berupa nilai UN dan belum berarti otomatis lulus SMA. Untuk menentukan lulus SMA. hasil UN masih akan dikonversi dengan nilai ujian sekolah (UAS) dan perilaku siswa. 10 besar di bidang studi IPS, SMA Katolik Rajawali berhasil menguasainya hingga lima siswi Mukhlis menambahkan persentase ketidaklulusan siswa SMA/MA tahun ini, meningkat yang mencapai 7,58 persen bila dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 3,92 persen. Namun, katanya untuk kualitas tahun ini mengalami kenaikan yang mencapai nilai rata-rata delapan. Tingkat Makassar Untuk tingkat Makkassar, salah satu SMA unggulan, SMAN 17 Makassar, lulus 100 persen bersama SMA Katolik Cenderawasih. Total peserta UN di sekolah rintisan bertaraf internasional (SRBI) tersebut sebanyak 183 siswa untuk jurusan IPA dan sekitar 300-an peserta di SMA Katolik Cenderawasih. Sementara itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ilham menjadi sekolah yang sama sekali tidak meluluskan satu pun siswanya dari jumlah peserta UN di sekolah swasta tersebut sebanyak 15 siswa. Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Makassar, Suwardi, mengatakan hal tersebut, kemarin. "Namun ini tersebut masih bersifat sementara karena masih harus diakumulasikan dengan ujian sekolah (US) yang juga menentukan kelulusan siswa," ujarnya. "Jadi sampai saat ini, masing-masing sekolah masih melakukan rekapitulasi nilai antara nilai mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional (UN) dan nilai yang diujikan pada ujian sekolah (US) untuk menentukan apakah siswa lulus atau tidak. Jadi hasil tersebut masih bisa berubah," tambahnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Diknas, Natsir Aziz, menuturkan, dari total 18.628 siswa yang mengikuti UN di SMA, SMK, dan MA di Makassar, sebanyak 1.279 di antaranya tidak lulus UN atau mencapai tujuh persen dan 596 dinyatakan tidak mengikuti UN. Diakuinya persentase tersebut masih lebih tinggi dari target nasional sebesar tiga persen, tapi nilai rata-rata UN masing-masing sekolah lebih tinggi, dengan nilai tertinggi untuk masing-masing mata pelajaran UN mencapai 10,00 dan nilai terendah 1,06. PGRI Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Makassar, Muhammad Asaf mengatakan ke depannya kebersamaan dan komitmen semua pihak dalam memperbaiki mutu pendidikan sangat dibutuhkan. Menurutnya masyarakat sekarang ini tidak boleh mengkambinghitamkan pemkot maupun dinas pendidikan dengan tingkat kelulusan para siswa, karena semua pihak termasuk para orang tua bertanggung jawab dengan keberhasilan pendidikan. "UU N0 20 Tahun 2003 tentang penyelenggaraan pendidikan menyiratk
[proletar] PE Produk Sawit Naik, PSH Minyak Goreng Dihentikan
Refleksi: Bukan hal aneh bin ajaib bila PSH menghentikan produksi minyak goreng dan meningkatkan produk sawit, karena policy pemerintah pengusaha sesuai mekanisme pasar untuk mendapat laba besar bagi mereka dari kenaikan harga bahan bakar maupun kebutuhan minyak untuk produk lain. Yang dipertanyakan ialah bagaimana dengan "nyiur melambai", apakah para petani kelapa tidak bermaksud membuat koperasi minyak goreng. Bukankah proses pembuatannya tak sulit dan tidak membutuhkan teknik dan teknologi mutakir. Selain itu juga bisa mempekergunakan tenaga kerja setempat, dan dengan begitu tak perlu mereka merantau sampai ke tanah gurun pasir untuk dijadikan babu dan jongos. http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=296831&kat_id=23 REPUBLIKA Jumat, 15 Juni 2007 20:30:00 PE Produk Sawit Naik, PSH Minyak Goreng Dihentikan Jakarta-RoL-- Program Stabilisasi Harga (PSH) minyak goreng yang dilakukan secara sukarela oleh produsen minyak sawit (CPO) dan minyak goreng sejak 1 Mei 2007 akhirnya dihentikan per 15 Juni 2007 karena tidak berhasil mengendalikan harga minyak goreng sesuai target pemerintah yaitu Rp6.500-RP6.800 per kg. "PSH sudah selesai tidak diterapkan lagi diganti dengan kebijakan Pungutan Ekspor (PE)," kata Deputi Menteri Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurti usai jumpa pers pengumuman pemberlakuan kenaikan Pungutan Ekspor untuk kelapa sawit dan turunannya di Jakarta, Jumat petang. Menurut Bayu, realisasi komitmen PSH hingga 15 Mei 2007 baru sekitar 10 persen dari total sekitar 102ribu ton CPO. "Realisasinya masih kurang dari 10 persen, yang Mei kan realisasinya 56,6 persen tapi dengan hari ini, sudah tanggal 15 pada level CPO itu kurang dari 10 persen. dari komitmen sekitar 102ribu ton. Itu di luar carry over Mei, kalau dengan carry over jumlahnya lebih kecil lagi," jelasnya. Padahal, lanjut Bayu, target realisasi komitmen PSH untuk CPO adalah 20 Juni 2007 sehingga masih ada waktu memprosesnya menjadi minyak goreng sebelum batas evaluasi akhir untuk rencana pengenaan kenaikan PE yaitu 1 Juli 2007. "Jadi kalau sampai tanggal 15 baru 10 persen (realisasinya) rasanya ini (PSH) sangat berat dan kita melihat ini (PSH) tidak akan efektif lagi," ujarnya. Sebelumnya, Menteri Perekonomian Boediono memutuskan kenaikan Pungutan Ekspor (PE) untuk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya berlaku mulai hari ini, Jumat (15/6) karena Program Stabilisasi Harga (PSH) dinilai gagal menurunkan harga minyak goreng di dalam negeri. Produk sawit yang diputuskan naik PEnya adalah Tandan Buah Sawit (TBS) dan kernel dari 3 persen menjadi 10 persen, CPO dari 1,5 persen menjadi 6,5 persen, Crude Olein (minyak goreng curah), Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDB OPO), RBD Olein (minya goreng kemasan) masing-masing naik dari 0,3 persen menjadi 6,5 persen. Selain itu, pemerintah juga mengenakan PE untuk empat produk turunan CPO lainnya yang sebelumnya bebas PE. Empat produk turunan CPO yang baru dikenakan PE yaitu Crude Stearin, RBDB Stearin, Palm Kernel Oil (PKO), dan RBD PKO yang masing-masing PEnya 6,5 persen. Sementara itu, pemerintah masih akan mengkaji konsep Domestik market Obligation (kewajiban pasok kebutuhan dalam negeri. antara [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Jangankan Kera, Manusia pun Bisa Makan Manusia
RIAU POS Jangankan Kera, Manusia pun Bisa Makan Manusia 16 Juni 2007 Pukul 09:33 KAMPAR (RP) - Adanya kabar pekerja Hutan Tanaman Industri (HTI) di areal PT Nuansa Pertiwi yang terpaksa makan kera mungkin ada benarnya, menurut penuturan salah seorang pekerja Agus (20) usahkan kera manusiapun bisa dimakan di tengah hutan ini jika keadaan memaksa, terlebih kondisi di daerah itu yang jauh dari warung dan kedai lainnya. Agus ketika ditemui Riau Pos di tengah lebatnya HTI di areal PT Nuansa Pertiwi Desa Batu Gajah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar menuturkan, dirinya secara pribadi bisa memaklumi kalau ada para pekerja yang terpaksa makan kera karena kondisi daerah itu. ''Di tengah hutan seperti ini bukan hal aneh bila ada manusia makan kera. Cuma saya tidak tahu persis apa benar ada pekerja yang makan kera. Kami di sini tidak pernah mendengar itu, apalagi ada warga dari Sambas yang turut serta,'' tutur Agus, yang mengakui dirinya juga berasal dari Sambas. Ketika ditunjukkan gambar salah seorang warga Sambas yang terdapat di dalam koran Riau Pos Heri Mayadi (12), ia mengaku mengenalnya, meskipun ia tidak satu kelompok dengan bocah tersebut. ''Ikut lari juga dia bang, aku kenal dengan dia. Tapi kami tidak satu kelompok. Aku bisa minta korannya bang, biar aku tunjukkan dengan kawan-kawan di camp, dia memang orang Sambas, desanya kalau tidak salah di Desa Durian,'' tutur Agus lagi. Ia mengaku, di sekitar lokasi tersebut memang banyak kera yang berkeliaran bahkan nasi dan lauk yang dimasaknya habis dilarikan kera. Upaya yang dapat kami lakukan hanya dengan mengusir kera-kera tersebut. ''Kalau kera kami tidak terlalu khawatir yang kami khawatirkan itu gajah,'' tuturnya. Sisi lain, Muji (30) seorang pemilik kantin yang bertetangga dengan para pekerja yang berasal dari Pontianak dan Sambas tersebut membenarkan, kalau para pekerja tersebut dijemput orang dengan menggunakan mobil, namun dirinya tidak mengetahui secara pasti siapa yang menjemput para pekerja tersebut. ''Mereka masak sendiri, tidak sama dengan pekerja lain yang biasanya mengontrak pemilik kantin untuk menyiapkan makanan mereka setiap harinya. Dalam dua hari kemarin mereka memang terlihat dalam kondisi yang memprihatinkan, cuma saya tidak melihat kalau mereka makan kera,'' tuturnya. Menurutnya lagi, di sekitar daerah tersebut memang cukup banyak kera. ''Biasalah pak ini kan hutan memang banyak kera, tapi kami tidak pernah melihat mereka makan kera tersebut,'' tutur Muji yang diamini sejumlah pekerja lainnya. Tapi, tambah Muji lagi, entah kalau mereka makan kera tersebut di daerah lain, karena mereka bekerja berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. ''Di camp ini mereka baru bekerja satu bulan, yang jelas selama di camp ini, kami tidak pernah melihat mereka makan kera, entah kalau di lokasi lainnya,'' katanya. Dari kondisi camp tempat para pekerja asal Pontianak dan Sambas yang dijemput anggota DPRD Pontianak, nampak sangat memprihatinkan. Atap camp terbuat dari plastik warna biru, sementara dindingnya terbuat dari plastik warna hitam. Di sekitar itu ada empat camp yang sudah ditinggalkan para pekerja. Di dalam camp itu juga masih terlihat sejumlah pakaian para pekerja yang ditinggalkan, begitu juga dengan dapur tempat mereka memasak nasi masih terlihat kerak nasi yang sudah basi. Di areal itu, masih terdapat sejumlah camp lain yang kondisinya juga sangat memprihatinkan. Ketika Riau Pos mengunjungi salah satu camp lainnya terlihat para pekerja sedang istirahat siang hanya dengan mengenakan celana dalam saja, Sementara sekeliling mereka berkeliaran ribuan lalat. ''Inilah kondisi kami pak,'' tutur Deka, seorang pekerja asal Sambas. Ketika ditanya soal dijemputnya para pekerja asal Pontianak oleh anggota DPRD Pontianak, ia mengatakan, tidak mengetahuinya secara persis. ''Memang beberapa hari lalu ada sejumlah mobil yang menjemput mereka, tapi saya tidak tahu siapa mereka,'' tutur Deka lagi. Ketika ditanya, apakah ia pernah melihat para pekerja asal Pontianak yang dijemput anggota DPRD tersebut makan kera, ia mengatakan tidak tahu. ''Memang banyak kera di sini, tapi saya tidak tahu apakah mereka pernah memakannya atau tidak. Mereka tinggal di seberang sana,'' tutur Deka menunjuk camp tempat pekerja asal Pontianak tersebut tinggal. Tidak Dilaporkan ke Disnaker Dalam pada itu, perusahaan yang mempekerjakan 264 orang asal Sambas dan Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar) untuk mengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT Arara Abadi yang terlantar tidak diketahui sama sekali oleh Pemerintah Kabupaten Kampar. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak melaporkan para naker tersebut ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kampar. ''Kita tidak mengetahui adanya 264 pekerja terlantar. Karena memang kita tidak mendapatkan laporan tentang itu. Bahkan kita sudah meminta laporan dari Disn
[proletar] Buruh Makan Kera
RIAU POS Buruh Makan Kera 16 Juni 2007 Pukul 09:41 Ditemukannya 264 pekerja asal Kalbar yang terlantar di tengah hutan sungguh mengejutkan -Kendati banyak kejadian aneh lainnya di Riau yang mengejutkan. Kita tak menyangka kalau ada perusahaan yang menelentarkan karyawannya sampai memakan kera (monyet). Luar biasa kejamnya. Tapi itulah realitas kehidupan di Riau ini. Artinya perlakukan perusahaan pada buruh atau karyawan terlalu berlebihan. Buruh dipaksa bekerja keras dengan sejumlah target, namun di sisi lain buruh ''dicekik lehernya'' -tidak diberi makan. Tak terbayangkan jika makanan pokok pun tak tersedia saat buruh itu berada di tengah hutan. Jangankan kera, manusia pun saling memakan. Demikian jelas salah seorang buruh yang bekerja di tengah hutan itu. Kejadian ini baru satu dari puluhan atau mungkin pula ratusan buruh di Riau. Sebab, masih banyak buruh lainnya yang bernasib malang, tetapi mereka tidak berani mengemukakannya. Di sinilah perlunya pengawasan Pemerintah -Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan Kabupaten- mengawasi perusahaan yang beroperasi di Riau. Jika kasus ini terjadi di perusahaan besar di pedalaman Kampar, tidak menutup kemungkinan terjadi di kabupaten lainnya, tempat perusahaan ini beroperasi. Sebab, penamanan akasia itu bukan hanya di Kabupaten Kampar, tetapi sejumlah daerah lain dikembangkan tanaman ini. Artinya, pihak pemerintah segera mendata para buruh lepas yang bekerja di tengah tanaman hutan Riau. Mungkin saja nasib mereka sama dengan pekerja asal Pontianak itu? Kita patut malu dengan anggota dewan asal Pontianak. Di negeri yang kaya ini, ternyata buruhnya tidak dibayar dan terpaksa makan monyet pula. Dinas Tenaga Kerja harus turun ke lapangan, mengecek mereka. Yakni mengecek perusahaan-perusahaan yang menggarap penanaman dan pembersihan lahan akasia di Riau ini. Kita bukan sentimen, tetapi kasus ini sangat mencoreng muka Riau di hadapan provinsi lain. Selain itu, kasus ini perlu diusut agar menjadi shock trapy bagi perusahaan lainnya yang memperlakukan karyawan sangat kejam. Tidak ada jalan lain, kecuali mengecek ke lapangan dan memberi sanki pada perusahaan yang merekrut karyawan tersebut. Karena sangat besar kemungkinan perusahaan lain yang bersikap seperti ini. Di sisi lain, kasus ini juga mengindikasikan bahwa nasib buruh di Pontianak, Kalbar, sangat buruk. Mereka datang ke Riau dengan harapan hampa, karena di daerah mereka sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Atau, mungkin saja, mereka yang bekerja di tengah hutan ini, adalah profesional. Kabarnya, pekerja asal Sambas ini sangat tangguh dan gigih dalam bekerja. Tapi apapun alasannya, perlakuan perusahaan pada mereka sangat keterlaluan. Membiarkan mereka terlantar di tengah hutan tanpa makanan adalah sama dengan membunuh mereka secara berangsur-angsur. Adakah undang-undang yang melindungi buruh tersebut? Tentu saja ada. Tapi soalnya buruh lepas ini dianggap pekerja kelas bawah, mereka sangat rentan perlakuan buruk. Mereka tidak diasuransikan. Tidak ada jaminan kalau mati akan mendapat pesangon atau uang sejenisnya. Jumlah mereka tidak hanya puluhan tapi ratusan, bahkan mungkin pula ribuan. Pertanyaannya, siapa yang akan melindungi mereka? Pemerintah? Tidak juga. Inilah potret buruh di nusantara, khususnya buruh kehutanan di Riau. Sementara pengusaha hutan mendapat keuntungan yang berlimpah dari keringat mereka. Luar biasa tragisnya buruh di sektor kehutanan ini. Ada yang meraup keuntungan dan ada yang makan kera karena tak digaji.*** [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Ketika Suara Rakyat Buntu
RIAU POS Ketika Suara Rakyat Buntu 16 Juni 2007 Pukul 09:42 RAKYAT itu king maker. Rakyatlah penentu Calon Presiden (Capres), Calon Gubernur (Cagub), bupati dan para wali kota (serta para wakilnya) terpilih. Bukan oleh DPR dan DPRD, perpanjangan tangan partai politik (parpol). Inilah musim madu ketika zaman sistem pemilihan langsung bersemi. Parpol yang tidak beradaptasi dengan tuntutan zaman akan beringsut ke masa senja. Namun dalam realitas, ternyata peranan parpol dalam proses penentuan Capres dan Cagub sangat dominan seperti diatur Undang-Undang. Terbukti pendaftaran Cagub Independen, seperti Sarwono Kusumaatmadja dan Faisal Basri untuk Pilkada DKI pada 7 Juni 2007 lalu telah dianulir oleh KPUD. Yang diproses hanya Cagub Fauzi Bowo yang dicalonkan 19 parpol, di antaranya Golkar, PDIP, PPP, Partai Demokrat dan PAN serta Cagub Adang Daradjatun yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera. Nahasnya, Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyidangkan judicial review agar Cagub Independen diloloskan, diperkirakan akan putus sekitar akhir Juli 2007. Sangat mungkin pula MK mengabulkannya, karena menurut ahli Tata Negara, Harun Al Rasyid dalam kesaksiannya, menolak Cagub Independen berarti menolak UUD 1945 yang jelas-jelas menegaskan setiap orang berhak dipilih dan memilih, baik dalam Pemilihan Presiden maupun Pilkada. Tapi sebagai galibnya putusan MK tidak dapat pula berlaku surut, seperti jauh-jauh telah diisyaratkan oleh Ketua MK, Jimly Asshidiqie. Apa mau dikata, meskipun Cagub Independen disokong oleh UUD 1945, namun karena MK belum memutuskannya maka UU No32/2004 yang menyebutkan Cagub mestilah dicalonkan parpol atau gabungan parpol yang mempunyai kursi minimal 15 persen di DPRD Provinsi masih tetap berlaku. Tragis. Teks konstitusi itu telah keok oleh formalitas-legalitas dari UU yang berada setingkat di bawah UUD 1945. Jangan lupa bila UUD 1945 itu pun telah seusia republik ini, tapi bisa dikalahkan oleh UU yang lahir pada 2004 lalu. Makin diskriminatif, karena justru di Nanggroe Aceh Darussalam, Cagub Independen diperbolehkan melalui UU Pemerintahan Aceh. Sesungguhnya parpol yang demikian telah mengkhianati perannya, yang kata Schattsheider (1942) sebagai political parties created democracy. Skeptisme dan kritisisme pun bangkit dan mendakwa parpol hanya sebagai kenderaan segelintir elitnya yang memuaskan "birahi" politikya. Kira-kira, berhasil memenangkan suara rakyat yang mudah dikelabui untuk memaksakan kebijakan public tertentu, at the expence of the general will, seperti disindir oleh Rosseau (1762) dan Perot (1992). Disebut begitu, karena dari hasil polling yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), ternyata 60 persen responden menghendaki Cagub Independen, dan bukan Cagub yang dicalonkan parpol. Responden Program Pacsa Sarjana Ilmu Komuniaksi UI bahkan 79 persen menginginkan Cagub Independen. Ini sebuah bukti yang menunjukkan bahwa Cagub yang diajukan parpol ternyata tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Oligarki dan Mutilasi Fenomena ini menunjukkan bahwa parpol cenderung bersifat oligarkis. Seringkali partai dengan lantang berteriak bahwa mereka bertindak demi kepentingan rakyat, tetapi ternyata berjuang untuk kepentingan elitnya belaka. Maklum, partai kita masih dicekam hegemoni personalisasi, mungkin oleh ketua umum atau "sesepuh" partai. "Organisasilah yang melahirkan dominasi si terpilih atas para pemilih, antara si mandataris dan si pemberi mandat. Siapa saja yang berbicara tentang organisasi, sebenarnya ia berbicara tentang oligarki," kata Robert Michels. Publik belum lupa bagaimana 40-an pengurus sebuah partai di tingkat akar rumput telah berunjuk rasa ke kantor sebuah DPP partai, karena partai mereka justru mencalonkan Cagub lain, dan bukan Cagub yang mereka kehendaki. Memang, elit partai berpendapat bahwa rakyat tidak tahu Cagub terbaik bagi mereka. Akibatnya, demokrasi dimonopoli pengurus partai, dan rakyat cuma kambing congek. Elit partai melantik diri menjadi gembala, dan rakyat bagai "kawanan" kambing yang dapat pula dijajakan di "supermarket politik" dalam bahasa metafor. Kita ingat filsuf Plato pun selalu ogah jika urusan politik dan demokrasi diserahkan kepada rakyat jelata. "Tahu apa rakyat tentang politik," kata Plato. Aneh. Yang memilih adalah rakyat, tapi yang menentukan Cagub adalah partai. Semestinya aspirasi rakyat tentang siapa Cagub yang ideal harus ditampung partai sebagai sarana demokrasi. Bukan memenggalnya, bagai mutilasi demokrasi. Parpol yang tidak aspiratif dengan suara rakyat pantas dibubarkan saja. Namun menurut UU No31/2002 tentang Parpol, partai hanya bisa dibubarkan jika berkaitan dengan kejahatan keamanan negara. Misalnya, jika menganut dan menyebarkan ajaran marxisme dan komunisme dan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah. Termasuk karena menerima atau memberi
[proletar] Kritik Kebijakan soal Haji
RIAU POS Kritik Kebijakan soal Haji 15 Juni 2007 Pukul 10:44 Labbaik Allahumma Labbai. Doa ini adalah bahagian dari panggilan haji. Walaupun pelaksanaan ibadah haji sekali setahun, namun kalimat ini sangat akrab di telinga kaum muslimin dan muslimat. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke-5 yang didambakan oleh setiap umat Muslim. Tidak ada seorang muslim pun yang tidak berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji. Adapun syarat-syarat wajib haji adalah Islam, berakal, balig (umur 15 tahun atau dengan tanda-tanda lain) dan mampu. Apabila seorang Muslim telah memenuhi syarat-syarat di atas kepadanya sudah diwajibkan haji artinya berdosalah seorang Muslim yang sudah memenuhi syarat wajib haji sementara dia tidak melaksanakan haji. Islam berarti seorang manusia yang telah bersumpah dengan ucapan dua kalimah syahadat sudah wajib haji, berakal, balig artinya orang Islam yang sudah balig atau berusia 15 tahun ke atas atau sudah terlihat tanda-tanda khusus sudah wajib haji, mampu/kuasa artinya secara finansial, aman, sehat dan lain-lain sudah wajib haji. Kewajiban haji tidak boleh ditunda-tunda. Sesungguhnya umat Muslim di Indonesia pada umumnya sudah menyadari perkara haji ini, ditambah lagi keadaan finansial yang sangat mendukung sehingga umat Islam berlomba-lomba untuk melaksanakan haji, itulah sebahagian dari sakralnya haji tersebut. Bahkan saking tebalnya keinginan untuk berhaji ada sebagian yang rela menjual tanah dan rumah mereka dan ada pula yang telah menabung bertahun-tahun. Keinginan yang besar tersebut dapat pula dilihat ketika melepas keberangkatan calon jamaah haji. Ada yang menangis ada pula yang merinding bahkan tidak jarang ada yang pingsan agar bias melepas sanak saudaranya yang akan melaksanakan ibadah haji. Seiring dengan kesadaran iman dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dari segi finansial tersebut menyebabkan setiap tahun calon jamaah haji di Indonesia pada umumnya dan Riau khususnya terus membengkak, akan tetapi karena keterbatasan daya tampung ternyata mengakibatkan tidak semua calon jamaah haji dapat menunaikan ibadah haji. Berdasarkan informasi yang penulis baca di media massa bahwa kuota haji untuk Indonesia setiap tahunnya kurang lebih 205.000 orang, dan untuk Riau berkisar antara 5.000-6.000 orang sementara yang akan melaksanakan haji setiap tahunnya melebihi angka tersebut bahkan mencapai dua kali lipat sebagai contoh untuk tahun 2008 kuota yang tersisa lebih kurang 2.000 orang. Oleh karena itu bagi kaum muslimin dan muslimat yang berkeinginan pergi berhaji bersegeralah mengambil porsi haji dengan cara membayar porsekot biaya perjalanan haji pada bank yang ditunjuk pemerintah. Adalah langkah bijak pemerintah kita atau Departemen Agama RI merumuskan aturan bagi calon jamaah haji kita seperti pembatasan usia yaitu 17 tahun ke atas dan calon jamaah haji yang sudah haji. Jadi prioritas kedua sekalipun mereka termasuk dalam kuota yang bisa berangkat. Peraturan ini kita yakini keluar karena banyaknya calon jamaah haji. Buktinya 4 tahun yang lalu tidak ada peraturan tersebut, karena jumlah calon jamaah haji belum begitu banyak bahkan waktu ini bagi jamaah calon haji yang ingin berangkat langsung bayar BPIH ke bank dan langsung dapat berangkat. Jika dulu orang tidak banyak pergi berhaji mungkin karena keadaan keuangan yang belum cukup, tetapi saat ini lain lagi bahkan uang yang cukup pun belum menjamin dapat pergi berhaji artinya pada saat ini melaksanakan ibadah haji antara harap dan cemas. Harap untuk dapat melaksanakan ibadah haji tetapi cemas tidak dapat pergi karena ada peraturan apalagi peraturan tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam. Namun demikian peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah tersebut seolah-olah melenceng dari syariat Islam bahkan melenceng dari hak azazi manusia. Mengapa tidak, peraturan yang dibuat dengan penetapan usia 17 tahun ke atas rasanya kurang tepat, karena syariat Islam mengatakan bahwa syarat wajib haji adalah usia 15 tahun keatas atau sudah melihatkan tanda-tanda khusus yang disebut dengan balig, datang bulan bagi wanita dan bermimpi bagi laki-laki. Haji adalah even keagamaan khususnya Islam bila dibuat peraturan karena keterbatasan kuota haji, buatlah peraturan yang sesuai dengan syariat Islam. Penulis tidak tahu pasti apa latar belakang penetapan usia 17 tahun ke atas tersebut, mudah-mudahan penetapan tersebut melalui pertimbangan yang bijaksana, arif dan adil jika tidak, janganlah kita mau masuk golongan orang-orang yang zalim. Tetapi yang terasa agak aneh pada saat ini, mengapa jemaah calon haji yang berangkat dengan ONH Plus dan ongkosnya dua kali lipat dibanding dengan ONH biasa mereka dapat berangkat walaupun masih anak-anak dan sudah berkali-kali naik haji. Bagi ONH Plus yang penting asal bisa bayar ONH dan sehat bisa berangkat melaksanakan haji. Padahal kuota hajinya s
[proletar] Bupati dan Walikota di Banten Tak Serius Tangani Kemiskinan
REFLEKSI: Jika Banten yang letaknya begitu dekat dengan pusat kekuasaan negara bisa tidak terurus, bagaimana dengan kehidupan meraka yang letaknya jauh dari mata dan dari kuping serta dompet pengumpulan harta kekayaan dan kekuasaan? http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=175332 KEMISKINAN Bupati dan Walikota di Banten Tak Serius Tangani Kemiskinan Jumat, 15 Juni 2007 BANTEN (Suara Karya): Para bupati dan wali kota di Banten tidak serius menangani masalah kemiskinan di daerah mereka. Ini bisa tergambar dari acara pencanangan pemberantasan kemiskinan yang berlangsung di Pendopo Gubernur Banten, Kamis (14/6). Acara itu tampaknya diboikot para bupati dan wali kota se-Banten. Acara yang dihadiri Deputi Menko Kesra Bidang Penanggulangan Kemiskinan Prof Sujana Ruhyat itu tidak satu pun wali kota dan bupati di wilayah itu hadir. "Pemberantasan kemiskinan itu jelas harus melibatkan bupati dan wali kota selaku aparat yang langsung bersentuhan dengan kehidupan mereka, tapi sekarang malah tidak ada satu pun yang hadir. Ada apa sebetulnya di Banten," kata Sujana dengan nada kesal di sela-sela acara itu. Semula acara itu diagendakan akan diikuti oleh segenap jajaran muspida Pemprov Banten dan para bupati dan wali kota se-Provinsi Banten. Namun hingga acara berakhir, tak ada satu pun bupati dan wali kota yang mengikuti acara yang diberi lebel Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) itu. Karena itu, Ruhyat tampak geram dan mempertanyakan kekompakan aparat pemerintahan di Provinsi Banten dalam melaksanakan pembangunan, terlebih dalam menanggulangi kemiskinan. "Saya baru alami hal seperti ini hanya terjadi di Banten, sedangkan di provinsi lainnya hubungan gubernur dengan para bupati dan wali kotanya sangat harmonis, dan mereka sangat kompak, tapi mengapa di Banten tidak," ujar Ruhyat. Ketua DPRD Banten Ady Suryadarma dan Gubernur Atut Chosiyah juga mengecam ketidakhadiran para bupati dan wali kota dalam acara itu. Ady Suryadarma mengatakan, program apa pun yang dicanangkan tidak akan bisa berhasil dengan baik bila tidak didukung jajaran aparat pemerintah di daerah. "Bagaimana mungkin kebijakan gubernur dapat dilaksanakan dengan baik kalau tidak ada koordinasi yang baik gubernur dengan para bupati dan wali kotanya di masing-masing daerah," ujar Ady. Ady secara terus terang mengaku sangat kecewa meski Atut Chosiyah menyatakan Banten merupakan provinsi yang tercepat merumuskan Program Penanggulangan Kemiskinan, tapi tetap percuma bila tak ada koordinasi dengan kabupaten dan kota. Koordinasi Sementara menurut Gubernur Atut Chosiyah, koordinasi sudah dilakukan dengan bupati dan wali kota dengan cara menyampaikan undangan kepada para bupati dan wali kota untuk mengikuti acara tersebut. "Kami sadar masalah penanggulangan kemiskinan ini bukan hanya tanggung jawab gubernur, tapi tanggung jawab bersama secara lintas sektoril, stake holder, dan pemerintah daerah, termasuk para bupati dan wali kota," katanya. Karena itulah, kata dia, jauh hari sebelum acara pencanangan dilakukan, pihaknya sudah menyampaikan undangan agar bupati dan wali kota bisa hadir, tapi tidak digubris. "Padahal, bila kebersamaan dapat diciptakan, maka kita dapat mengatasi segala bentuk masalah yang terjadi. Jadi tolong perhatikan masalah undangan," kata Atut. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri untuk memberantas kemiskinan hari itu dicanangkan Gubernur Banten dengan target tahun 2012 angka kemiskinan dapat ditekan hingga 40 persen dari jumlah penduduk miskin di Banten yang saat ini sekitar 31 juta jiwa dengan anggaran sebesar Rp 120 miliar. Karena bupati dan wali kota tidak ada yang hadir, acara tersebut hanya diikuti Wagub Banten HM Masduki, Sesda Hilman Nitiamidjaja, para utusan bupati dan wali kota se-Provinsi Banten dan unsur pimpinan SKPD setempat. (Wisnu [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: 'go west' [pet shop boys]
ada juga lagu lama dari penyanyi country willie nelson, 'you are always on my mind' yang dibawain oleh pet shop boys. ini duo group memang rada weird, sama seperti 'frankie goes to hollywood', yang keluarnya juga ampir barengan. jenis musiknya juga rada mirip, cuman 'frankie..' nggak bisa bertahan lama seperti pet shop boys. salah satu lagu yang saya suka dari group ini adalah 'it's a sin'. yah.., sekedar untuk mengingatkan diri sendiri untuk rendah hati dan tidak takabur. Everything I've ever done Everything I ever do Every place I've ever been Everywhere I'm going to It's a sin (Confiteor Deo omnipotenti vobis fratres, quia peccavi nimis cogitatione, verbo, opere et omissione, mea culpa, mea culpa, mea maxima culpa) "I confess to almighty god, and to you my brothers, that I have sinned exceedingly in thought, word, act and omission, through my fault, through my fault, through my most grievous fault" --- In proletar@yahoogroups.com, "duke" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > :(go west) life is peaceful there > :(go west) in the open air > :(go west) where the skies are blue > :(go west) this is what we're gonna do > : go west .. > > nyadar gak, kalo irama lagu ini selalu terdengar saat pd 2006. > terutama saat jedah diiringi secara instrument, namun kadang > terdengar banyak penonton yg ikut nyanyi. seingatku, 'go west' > adalah milik gerombolan disco bernama 'village people' (79-an, > beken dgn hits 'ymca'). tapi lebih nge-top dan berkesan buatku > saat dibawakan kelompok disco-techno inggris, 'pet shop boys'. > mereka merilis ulang lagu ini, pertamanya untuk disumbangkan > saat mencari dana kegiatan aids, sbg hits singel yg sukses. > > konon 'go west' merupakan petikan sejarah era colonial amerika > dari quotes popular abad 19: 'go west, young man!'. tapi gk jelas, > kenapa quotes ini bisa jadi lagu disco dan malah kini menyebar ke > lapangan bola segala? terutama muncul di tiap jeda pada laga di > piala dunia 2006 di jerman. pan bukan lagu tradisional jerman ato > eropah umumnya. apa lantaran irama serta liriknya yg universal? > > :(together) we will love the beach > :(together) we will learn and teach > :(together) change our pace of life > :(together) we will work and strive > > 'go west', asalnya adalah pernyataan untuk memperluas koloni, > karena kebanyakan kapal eropah dari era penaklukan samudera > mendarat di pantai timur dan barat (ingat film 'far and away'?). > > di era disco, 'go west' merupakan simbol kebebasan. ini kalo mo > dikaitkan dgn kelompok 'village people', tentu gk bisa lepas dari > kebebasan para queer. san fransisco adalah kota utama yg dituju. > di taon 70an, entah kenapa banyak kaum homoseksual yg imigrasi > ke daerah barat tepatnya di bagian yg disebut 'castro' (district > di kota 'flower in your hair' ini). pernah taon 72-78, ada politisi > lokal bernama 'harvey milk', secara terbuka mengaku gay serta giat > berkampanye untuk para queer di frisco. ia berniat jadi walikota, > namun secara tragis ditembak mati dan mengakibatkan big riot. > > :(i love you) i know you love me > :(i want you) how could i disagree? > :(so that's why) i make no protest > :(when you say) you will do the rest > > 'pet shop boys' adalah duo british, aktif terlibat dlm acara amal, > terutama berkaitan dgn aids. dan mereka pernah tampil di club malam > beken 'the hacienda' (manchester, liat film '24 hour party people'), > dan mereka membawakan lagu 'go west'. meski rada keteteran karena > sempet gk hapal lirik, tapi mereka suka lagunya dan lalu dijadikan > single. sejak itu, 'go west' selalu jadi lagu penutup konser mereka. > dan video clipnya diinspirasi peristiwa pecahnya 'u.s.s.r' ('union > of soviet socialist republics'), angin segar buat rusia dan dunia. > adapula yg menyebut: 'this song is about soviet national anthem. > it's about communists leaving soviet union, and going to america > because they are allowed to have .. gay marriage there!' ehehee > > :there where the air is free > :we'll be what we want to be > :now if we make a stand > :we'll find .. our promised land > > http://endyonisius.multiply.com > -duke- > Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links. http://mobile.yahoo.com/mobileweb/onesearch?refer=1ONXIC Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAI
[proletar] Re: orang orang sunda
But shoot in the right direction Making it your intention.. ooh yeah Live those dreams Scheme those schemes Got hit me, hit me With your laser beams I'm coming.. I'm coming.., oh yeah Relax don't do it When you wanna come Come... oh.. oh.. oh.. Relax ~~ Frankie Goes to Hollywood --- In proletar@yahoogroups.com, "duke" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- "dipo" wrote: > > > > > > From: "rezameutia" > > : > > > : mojang priangan kalo udah ngomong, "duhh.., akang". > > : mana tahan dah... > > > > Apalagi disambung permintaan, "akang mau..?!" > > > > ini dong yg gk nahan: hoyong deui? sakitu wae .. akang? > Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/mail/index.php Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: 'go west' [pet shop boys]
lagu kebangsaannya schalke nih.. kalau sering nonton bundesliga di tv mungkin akrab dengan lagu yg dinyanyikan dengan keras dan sedikit kasar seolah ingin meledakan stadion. lagu ini punya cerita yg termasuk unik, bisa dibaca disini: http://www.goethe.de/ges/spr/thm/fub/en125176.htm --- In proletar@yahoogroups.com, "duke" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > :(go west) life is peaceful there > :(go west) in the open air > :(go west) where the skies are blue > :(go west) this is what we're gonna do > : go west .. > > nyadar gak, kalo irama lagu ini selalu terdengar saat pd 2006. > terutama saat jedah diiringi secara instrument, namun kadang > terdengar banyak penonton yg ikut nyanyi. seingatku, 'go west' > adalah milik gerombolan disco bernama 'village people' (79-an, > beken dgn hits 'ymca'). tapi lebih nge-top dan berkesan buatku > saat dibawakan kelompok disco-techno inggris, 'pet shop boys'. > mereka merilis ulang lagu ini, pertamanya untuk disumbangkan > saat mencari dana kegiatan aids, sbg hits singel yg sukses. > > konon 'go west' merupakan petikan sejarah era colonial amerika > dari quotes popular abad 19: 'go west, young man!'. tapi gk jelas, > kenapa quotes ini bisa jadi lagu disco dan malah kini menyebar ke > lapangan bola segala? terutama muncul di tiap jeda pada laga di > piala dunia 2006 di jerman. pan bukan lagu tradisional jerman ato > eropah umumnya. apa lantaran irama serta liriknya yg universal? > > :(together) we will love the beach > :(together) we will learn and teach > :(together) change our pace of life > :(together) we will work and strive > > 'go west', asalnya adalah pernyataan untuk memperluas koloni, > karena kebanyakan kapal eropah dari era penaklukan samudera > mendarat di pantai timur dan barat (ingat film 'far and away'?). > > di era disco, 'go west' merupakan simbol kebebasan. ini kalo mo > dikaitkan dgn kelompok 'village people', tentu gk bisa lepas dari > kebebasan para queer. san fransisco adalah kota utama yg dituju. > di taon 70an, entah kenapa banyak kaum homoseksual yg imigrasi > ke daerah barat tepatnya di bagian yg disebut 'castro' (district > di kota 'flower in your hair' ini). pernah taon 72-78, ada politisi > lokal bernama 'harvey milk', secara terbuka mengaku gay serta giat > berkampanye untuk para queer di frisco. ia berniat jadi walikota, > namun secara tragis ditembak mati dan mengakibatkan big riot. > > :(i love you) i know you love me > :(i want you) how could i disagree? > :(so that's why) i make no protest > :(when you say) you will do the rest > > 'pet shop boys' adalah duo british, aktif terlibat dlm acara amal, > terutama berkaitan dgn aids. dan mereka pernah tampil di club malam > beken 'the hacienda' (manchester, liat film '24 hour party people'), > dan mereka membawakan lagu 'go west'. meski rada keteteran karena > sempet gk hapal lirik, tapi mereka suka lagunya dan lalu dijadikan > single. sejak itu, 'go west' selalu jadi lagu penutup konser mereka. > dan video clipnya diinspirasi peristiwa pecahnya 'u.s.s.r' ('union > of soviet socialist republics'), angin segar buat rusia dan dunia. > adapula yg menyebut: 'this song is about soviet national anthem. > it's about communists leaving soviet union, and going to america > because they are allowed to have .. gay marriage there!' ehehee > > :there where the air is free > :we'll be what we want to be > :now if we make a stand > :we'll find .. our promised land > > http://endyonisius.multiply.com > -duke- > Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: orang orang sunda
--- In proletar@yahoogroups.com, "duke" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Apalagi disambung permintaan, "akang mau..?!" > > > > ini dong yg gk nahan: hoyong deui? sakitu wae .. akang? > ops ops ... sudah sudah jangan bikin mus dan jusfiq meriang ... heuheuheu Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Hari Ayah - Father's Day
Di Amerika dan juga di berbagai negara lainnya; disetiap hari Minggu ketiga pada bulan Juni (17 Juni 2007) mereka merayakan Father's Day" atau Hari Ayah Hari Bapa. Oleh sebab itulah dalam kesempatan ini mang Ucup ingin menulis tentang Ayah". Hampir setiap anak di dunia ini belajar bicara dengan memulai dua kata pertama Papa & Mama". Kata Papa mereka ucapkan sebagai kata kedua setelah Mama. Kata Papa itu sendiri diserap dari bahasa Perancis. 71% penduduk dunia mengenal kata Papa" ini berdasarkah hasil penelitian terhadap 1.000 macam bahasa. Papa dalam bahasa Latin Tata" sedang dalam bahasa Rusia = Nana. Dalam gereja Katolik perkataan Abbot, Abbes berarti Bapa juga. Kata ini diserap dari bahasa Ibrani = Aba. Abraham Lincoln nama kecilnya adalah Abe. Umat Katolik menyembut pembimbing agamanya dengan sebutan Padre (ayah) yang diserap dari bahasa Spanyol maupun Portugis. Romo dalam bahasa Portugis = Padrinho, dari situlah kata Padri dalam bahasa Indonesia itu diserap. Walaupun demikian umat Protestan menilai panggilan Romo terhadap pembimbing agama itu haram berdasarkan ayat: Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga." (Matius 23:9) Sedangkan kata Father diserap dari bahasa Sangsekerta Pitar", dalam bahasa Yunani & Latin = Pater. Orang Rumawi berpendapat: Mater semper certa; pater est quem nuptiae demonstrant" Hanya Ibu yang pasti, sedangkan Ayah adalah yang dikawini. Kita bisa yakin bahwa itu adalah Ibu kandung kita, karena ialah yang melahirkan, tetapi ayah belum tentu, lihat saja berapa banyak proses permohonan DNA Test, karena mereka sendiri tidak yakin apakah itu anaknya ataukah bukan. Hari Ayah itu dirayakan tidak seperti hari Tahun Baru ialah pada saat yang bersamaan dan dengan alasan yang sama. Misalnya di Italy, Spanyol, Portugis dan negara-negara dimana banyak umat Katolik; mereka merayakan hari Ayah bertepatan dengan hari Santo Yusuf pada tanggal 19 Maret. Di Taiwan pada tanggal 8 Agustus, sebab lafal untuk kata angka delapan dalam bahasa Mandarin = Pa jadi tanggal 8 bulan 8 sama seperti Pa-Pa. Sedangkan di Thailand hari ayah ini disebut "Wan Phor" yang selalu dirayakan pada tanggal 5 Desember dan merupakan hari libur nasional, sebab hari itu adalah HUT dari Raja Bhumibol Adulyadej sebagai Bapa Bangsa. Di Amerika mereka merayakan pada hari Minggu ketiga pada bulan Juni. Pada tahun 1974, President Nixon yang pertama kalinya mencanangkan hari Ayah ini sebagai hari libur nasional. Tradisi ini diawali pada tahun 1909 atas gagasan dari Mrs. Sonora Smart Dodd untuk mengenang ayahnya Mr Willian Smart yang telah dapat membesar kelima anak-anaknya tanpa bantuan dari istrinya, sebab istrinya meninggal dunia pada saat ia melahirkan anaknya yang ke enam. Mang Ucup Email: [EMAIL PROTECTED] Homepage: www.mangucup.net Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Kerukunan Beragama Bukanlah Berasal Dari Ajaran Agama !!!
Kerukunan Beragama Bukanlah Berasal Dari Ajaran Agama !!! Bukanlah barang baru dizaman sekarang dimana sekulerisme telah mendominasi dunia kita sehingga sebagai akibatnya kerukunan kehidupan beragama bisa kita temukan dimanapun didunia ini dan hal itu bukanlah kejadian yang aneh. TETAPI ANDA SEMUA HARUS TAHU DAN JUGA PERLU MENYADARINYA, BAHWA KERUKUNAN DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA ITU SESUNGGUHNYA MENYALAHI AJARAN AGAMA ITU SENDIRI. TIDAK ADA SATUPUN AGAMA YANG BERASAL DARI TIMUR TENGAH YANG MENGIZINKAN UMATNYA UNTUK HIDUP RUKUN DENGAN AGAMA LAWANNYA. PALING SEDIKIT MEREKA HARUS SALING MENJAUHI, SALING MENGISOLASIKAN DIRI ATAU LEBIH EKSTREEM LAGI MENGISOLASIKAN LAWANNYA. DAN KALO BISA MEMUSNAHKAN AGAMA LAINNYA MALAH MENDAPATKAN PAHALA !!! ATAU PALING TIDAK BISA BERHASIL MEMBUJUK LAWANNYA PINDAH AGAMA !!! Jadi kerukunan kehidupan beragama sama sekali bukan ajaran agama Ny. Muslim binti Muskitawati. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Kerjasama Militer = Strategi Militer Bukan Keimanan/Nasionalisme
Kerjasama Militer = Strategi Militer Bukan Keimanan/Nasionalisme Mengevaluasi perlu tidaknya kerjasama militer antara RI-Singapore harus dilatar belakangi pertimbangan strategi militernya bukan dipertimbangkan oleh ulama yang dilandasi keimanan Islamnya, juga bukan dipertimbangkan oleh politisi yang dilandasi oleh Nasionalismenya. Politikus dan ulama tak perlu berkomentar dalam pengambilan keputusan ini oleh ahlinya, yaitu pihak militer. Sama halnya seperti masalah apakah RI perlu import beras, apakah perlu pinjam duit, dlsb yang dalam hal ini merupakan keputusan yang ditentukan oleh ahli ekonomi maupun ahli politik bukan ahli strategi militer. > "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Refleksi: Benarkah Singapura terapakan politik supermasi terhadap RI > ataukah "ketidakpengertian" para petinggi perundingan Jakarta dalam > membuat dan menandatangani perjanjian? Pokoknya sudah beli oleh-oleh > Ochard Street sudah lumayan. > http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=290146 Pada hakekatnya bukanlah Singapore yang menerapkan politik Supremasi, melainkan Indonesia sendirilah yang merasa memiliki Supremasi terhadap Singapore. Dari zaman Sukarno, Indonesia menganggap negara Singapore bisa makmur karena banyaknya orang2 Indonesia berbelanja kesana. Oleh karena itulah Sukarno melarang orang2 Indonesia berkunjung ke Singapore. Akibatnya waktu itu ekonomi Singapore jadi goncang dan Sukarno berbangga hati bisa menunjukkan supremasinya, tapi Sukarno tidak memikir, bahwa keberhasilan menggoncang ekonomi Singapore harus dibayar mahal dengan banyaknya kematian di Indonesia akibat menderita kelaparan dan busung lapar merajalela di-mana2 dan Sukarno kembali membuat kejutan baru yaitu mewajibkan semua orang Indonesia memakan bekatul dan semua pegawai negeri tidak lagi dibagikan beras tapi makanan kuda. Sekarang ini penolakan kerja sama militer dari beberapa petinggi di Indonesia mempunyai latar belakang yang berbeda meskipun mereka sama2 menolak. Sebagian menolak karena menganggap Singapore itu bukan negara Islam melainkan musuh Islam sehingga tak boleh kerja sama dengan negara yang dianggapnya memusuhi Islam. Sebagian lainnya menolak kerja sama militer ini karena masih diracuni ideologi zaman Sukarno yaitu Nasionalisme yang sempit. Seharusnya kalo kita mengerti strategi, justru kerjasama militer itu sangat menguntungkan RI karena negara kita ini sangat lemah dibidang militernya sehingga untuk me-mata2i Singapore hampir tidak mungkin selain dananya terlalu besar, juga sulit menembus rahasia dibelakang rencana pertahanan Singapore. Maka dengan kerjasama militer, maka lebih mudah bagi kita untuk mengintip mereka. Sebaliknya, kalo menolak kerjasama militer, bukan masalah besar bagi Singapore karena negara kecil ini masih bisa membuat pakta2 pertahanan baik dengan Thailand, VietNam, Phillipina ataupun Malaysia. Bedanya bagi Singapore adalah lebih murah biayanya apabila kerja sama dengan Indonesia. Dengan terputusnya kerjasama militer, maka Indonesia lebih banyak ruginya dan sama sekali tidak ada keuntungannya. Jadi keputusan atau pertimbangan dalam kerjasama militer harus dievaluasi oleh militer bukan oleh politisi, bukan oleh ulama Islam, juga bukan oleh partai2 Islam. Keputusan harus diambil dengan landasan strategi yang rasional, bukan dengan keimanan ataupun dengan nasionalisme. Ny. Muslim binti Muskitawati. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Arab Palestina Bukan Orang Palestina Tapi Orang Mesir
Arab Palestina Bukan Orang Palestina Tapi Orang Mesir Arab Palestina bukanlah orang Palestina, mereka sama seperti Cina Indonesia. Cina Indonesia adalah orang2 Cina yang pindah dan tinggal di Indonesia, dan Arab palestina adalah orang2 Mesir yang pindah dan tinggal ditanah Palestina. Tindakan orang2 Arab Palestina ini adalah amoral karena mereka mengusir dan membunuhi penduduk aselinya karena menolak menyembah Allah. > Oleh : Jarjani Usman > "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara, maka > damaikanlah d antara dua saudaramu itu." (QS. Al-Hujurat: 10). > "Allahu Akbar!!!" teriakan menggema dari kubu Hamas. "Allahu > Akbar!!!" terdengar teriakan yang sama dari kelompok Fatah. Namun > sayangnya, teriakan yang sama tidak menyamakan perbuatan mereka, > mereka saling menentang dan membunuh satu sama lain. Tiap hari > puluhan orang meregang nyawa di Negeri Masjidil Aqsa terletak, > sebuah masjid yang pernah disinggahi Rasul ketika melakukan Isra' > Mi'raj dan pernah menjadi kiblat orang Muslim. Enggak ada yang perlu dikasihani, mereka menderita akibat kepercayaannya sendiri bukan kesalahan orang lain dan tidak bisa disalahkan orang lain. Hammas yakin bahwa negara Palestina harus berdiri berlandaskan hukum Islam, sementara Abbas dan Yasser Arafat menganggap bahwa Palestina yang pluralistik harus menjadi negara sekuler yang berdasarkan Demokrasi dan menegakkan HAM. Negara Palestina yang telah disetujui berdirinya oleh Israel adalah negara Palestina yang bersedia hidup damai bersama Israel melalui penandatanganan perjanjian Samp David. Sebaliknya Hammas menolak hidup damai berdampingan dengan Israel, dia bertekad bahwa Israel harus dimusnahkan karena agama Islam mewajibkan pemusnahan orang2 Yahudi dari muka bumi ini. Akibat perbedaan paham keduanya, maka Abbas masih dibantu oleh negara2 didunia, sementara tidak ada satupun negara didunia yang bersedia membantu Hammas. Akibatnya Hammas kelaparan, rakyatnya menjarahi semuanya yang bisa dijarah di jalur Gaza. Pemerintahan Abbas sebetulnya mampu mengatasinya dan tetap bertahan di Gaza, namun demi kepentingan strategi, pasukan Abbas malah mundur ke West Bank. Tujuannya mudah ditebak, Abbas berusaha memisahkan antara pendukung dirinya dari pendukung Hammas. Dengan pemisahan inilah nantinya akan mempermudah pihak Israel menumpas mereka yang memusuhi dan menteror negara Israel. Belajar dari pengalaman diatas, seharusnya umat Islam menyadarinya bahwa kerukunan beragama harus dilandasi pikiran logis dan rasional bukan berlandaskan keimanan yang absurd. Kejadian di Palestina sekarang ini barulah permulaan, nantinya akan disusul oleh pembantaian besar2an baik oleh pasukan Abbas atau oleh pasukan Mesir. Kecil kemungkinannya pasukan Israel yang membantainya. Kenapa mereka harus dibantai, karena mereka berusaha membantai semua yang bukan Islam. Bagi Israel hanya satu pilihan, dibantai Hammas, atau membantai Hammas. Kalo ada pasukan yang langsung masuk ke Gaza dan membantai Hammas, maka banyak yang protes. Oleh karena itu Hammas cukup di isolasi seperti yang dilakukan Abbas, akibatnya kelaparan menerjang rakyatnya, dan mereka akan saling membunuh sendirinya dan sebagian akan menerjang perbatasan pihak lawannya dan mereka ini tentunya salah dan wajar kalo dibantai. Kesimpulannya sederhana, negara Palestina tidak seharusnya didirikan oleh bangsa Arab yang bukan orang Palestina. Mereka mencatut nama Palestina padahal merekalah yang dulunya membantai orang2 Palestina. Palestina berasal dari nama dewa2 yaitu dewa2 Filistine. Dan orang2 Arab Palestina sama sekali bukanlah orang Palestina mereka sama persis seperti halnya Cina Indonesia yang bukan orang Indonesia. Bedanya, orang2 Cina Indonesia mau berassimilasi dengan budaya Indonesia, sementara orang2 Arab Palestina malah membantai para penyembah berhala dewa Filistine untuk kemudian merebut tanah air mereka. Namun penduduk tanah Palestina ini sebagian menyembah dewa Yahweh, dan mereka ini dinamakan orang2 Yahudi. Dulu sebelum perang dunia kedua, oleh Inggris diciptakan kerajaan Palestina dimana rajanya adalah boneka penjajah Inggris. Wilayah kerajaan Palestina ini meliputi wilayah Syria, Libanon, Israel, dan Yordania. Setelah perang dunia kedua usai, Amerika menekan pihak Inggris karena sebagai pihak pemenang perang dunia kedua, Amerika berhak mengatur pembagian wilayah diseluruh dunia ini. Demikianlah, Amerika yang menjunjung tinggi Demokrasi dan HAM memberi kebebasan seluruh rakyat dari kerajaan Palestina dulu untuk mengadakan referendum menentukan pemimpin mereka melalui pemilihan umum yang Demokratis. Dari hasil referendum inilah akhirnya wilayah ini dipecah menjadi negara baru yaitu Syria, Libanon, Yordania, dan Israel. Jadi dari kenyataan sejarah ini, mana ada dasarnya bahwa Arab Palestina memiliki hak untuk mendirikan negara Palestina Karena kerajaan Palestina itu bukanlah Israel tetapi juga Yordania, Syria, dan Libanon. Kenapa mereka cuma mau menjagal orang2 Yahudi
[proletar] Tak Pernah Ada Agama Menghormati Akidah Agama Lainnya
Tak Pernah Ada Agama Menghormati Akidah Agama Lainnya Menyebarkan kebohongan adalah ciri utama dalam kewajiban berdakwah didalam agama Islam. Hal ini bisa anda saksikan kata pertama yang diucapkan siapapun yang baru masuk Islam adalah kata2 yang bohong yaitu mengucapkan syahadat. Setiap umat wajib mengucapkan Syahadat dimana kata pertamanya adalah "Aku bersaksi", padahal maksudnya sama sekali bukan menyaksikan tapi cuma bohong2an saja se-olah2 benar bersaksi. Tidak berbeda dengan ulama2 yang selalu berjualan dakwah tentang menghormati akidah agama lainnya sementara akidah sesama Islam sendiripun sama sekali tidak dihormati malah di-injak2 seperti halnya umat Jamaah Islam Ahmadiah, padahal umat Ahmadiah sama sekali tidak mengganggu akidah Islam lainnya meskipun mereka juga men-jelek2an akidah Islam lainnya dalam dakwah2nya. Demikianlah, Gereja dibakar sebagai penghormatan akidah agama Kristen, dan kepala pendeta Buddha dipenggal juga menghormati akidah mereka, demikianlah arti "menghormati akidah" dalam dakwah ulama2 Islam sama halnya dengan arti "Aku bersaksi.." yang artinya tidak menyaksikan, dan "menghormati akidah" juga sama artinya bahwa menghina akidah agama lainnya. Memang pada kenyataannya tidak pernah ada agama manapun yang mengajarkan umatnya untuk menghormati akidah agama lainnya, bahkan mereka justru memaksa umat lainnya menghormati akidah agama mereka. Hal ini gampang anda jumpai dibulan puasa, meskipun anda bukan Islam dan tidak berpuasa, maka anda diwajibkan untuk menghormati bulan puasa tentu dengan ikut berpuasa. Juga anda bisa menemui fatwa Islam yang mengharamkan mengucapkan "selamat Natal", apakah dengan mengharamkan ini bisa kita anggap sebagai penghormatan terhadai akidah agama Kristen??? Cuma kejujuran anda saja yang bisa menjawabnya. > Jingjing Arab <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Alangkah indahnya kalau satu kelompok menghormati > akidah kelompok lain. Dan sebagainya. Tentunya akan > mendatangkan lebih banyak kebaikan daripada > keburukan. Tidak perlu satu kelompok agama menghormati kelompok agama lainnya, karena hal itu jelas tidak mungkin. Bagaimana mungkin kelompok Islam bisa menghormati hari natal dari kelompok agama lainnya Juga tidak mungkin bagi Islam untuk menghormati patung2 Buddha yang disembah umat agama Buddha. Dalam Islam kata2 "menghormati agama lain" adalah merupakan kata2 kiasan, sama halnya dengan kata "bersaksi" dalam Syahadat yang juga bukan dalam arti yang sebenarnya tapi hanya kiasan saja yang artinya bukanlah menyaksikan. Demikianlah "saling menghormati" dalam Islam artinya bisa dicontohkan dalam pembakaran mesjid Ahmadiah dan juga penjarahan harta benda umat Ahmadiah. Saling menghormati agama lain dalam Islam juga bisa dicontohkan dengan pembakaran gereja, penutupan jalan masuk ke Gereja, dll. Sebenarnya tidak penting dan sama sekali tidak perlu saling menghormati agama lainnya, cukup saja setiap umat Islam mendalami arti penegakkan HAM dan pelaksanaan Demokrasi dalam menyikapi agamanya sendiri, yaitu, menangkapi dan menghukum para pembakar mesjid Ahmadian dan juga yang terlibat penjarahan harta benda umat Ahmadiah. Memberi ganti rugi kepada para korban. Juga melepaskan ibu Lia dan uztad Rony yang tidak seharusnya dipenjara karena kepercayaan mereka tak perlu dihormati dengan cara mengurung mereka dipenjara 5 tahun. > Soal syariat saya tidak sependapat dengan > anda. Bagi kami umat Islam, syariat, sudah final. > Tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tapi itu diperuntukkan > bagi umat Islam semata. Tidak ada pemaksaan pada umat > beragama lainnya. Tidak ada pemaksaan kepada umat beragama lainnya tidak bisa dipisahkan bahwa juga terhadap sesama umat Islam juga tidak bisa dan tidak boleh dipaksakan. Setiap umat Islam, sama halnya dengan umat lainnya, harus dilindungi hak2nya baik dalam menjalankan ibadahnya maupun dalam memilih agamanya yang dirasa terbaik dirinya. Dengan menegakkan HAM hak setiap umat beragama tidak di-beda2kan, tidak bisa diartikan bahwa umat yang beragama Islam boleh dipaksa dan umat lainnya tidak boleh dipaksa. Semua umat tanpa mem-beda2kan agamanya tidak boleh dipaksa, demikianlah, umat Ahmadiah telah melaporkan pelanggaran HAM kepada lembaga HAM dan telah dimasukkan dalam agenda mereka sebagai bentuk pelanggaran HAM yang sangat serius. Islam Syiah, Islam Sunny, Islam Ahmadiah, Islam Kurdi, Islam Primbon, Islam Fatimid, The Nation of Islam, Islam Black Panther, dan berbagai bentuk Islam2 lainnya semuanya sama, yaitu sama2 wajib dilindungi hak azasi mereka dalam memilih, melakukan, dan cara2 mempercayai agama mereka. Inilah yang merupakan hal penting dalam mengamalkan deklarasi HAM yang telah ditanda tangani oleh semua negara diseluruh dunia !!! Oleh karena itu anda semua harus memahami pentingnya menegakkan HAM bukan menegakkan Syariah biadab karena Syariah Islam yang biadab belum pernah ada negara yang menandatanganinya, bahkan tidak satupun ada negara Islam bisa satu pendapat untuk menanda tangani S
[proletar] We Are Not A Tribe Called 'Muslims'
http://www.othermalaysia.org/content/view/83/55/ We Are Not A Tribe Called 'Muslims' Written by Farish A. Noor Wednesday, 06 June 2007 How long can a country be at the crossroads of its history? It seems that Malaysia in particular has been stuck at some empasse and has not been able to move on; a situation that has been aggravated by the culture of communitarian, sectarian politics that is rife in the nation, and which has been elevated from the racial to religious register. The stagnant state of Malaysian popular political culture was demonstrated recently over the case of the Malaysian citizen Lina Joy, who was born a Muslim and who has, for the past several years, been appealing to the justice system of the country to allow her to be recognised as a Christian after her conversion many years ago. Lina Joy's is not the only case in the troubled land: At present several other cases are likewise trapped in the imbroglio that is the Malaysian legal system. Now there is also a case of a Malaysian who was accidentally switched at birth and brought up by a Malay-Muslim family, who is claiming the right to be correctly recognised as a Malaysian of Chinese origin and who wishes to return to the faith of his original family. What is most troubling about all these cases is how Malaysian citizens like Lina Joy have been summarily denounced, demonised and vilified by conservative Malay-Muslim groups and movements in Malaysia as a 'traitor' to her race and religion. Yet we forget that the figures point to the opposite: That despite everything, there are actually more non-Muslims converting to Islam on a daily basis than the opposite. Yet oddly enough few of these new converts to Islam are denounced as 'traitors' to their race and religion. So why the double standards? And why do the right-wing conservatives in Malaysia bemoan the insignificant 'loss' of one of their members, while celebrating the conversion of others? Lina Joy has now been forced to leave Malaysia in search of asylum elsewhere, for fear that her life may be in danger. There is ample justification behind this move, for indeed her life has been threatened by hate mails, death threats, and public declarations of moral outrage by the right-wingers. Lina's photo was circulated in the internet, her name and reputation have been torn to shreds as a result of a malicious hate-campaign spread through cyberspace, sms-es and public demonstrations. Yet the very same right-wingers who have preached a discourse of hate now demand that she returns to Malaysian to stand before a Shariah court, in order to criminalise herself by declaring herself to be an apostate. Skewered justice indeed. Beyond the courtroom debates and legal fine-points, we often forget that at the heart of the matter is a plight of a Malaysian citizen, who, for reasons best known to herself, has made what has to be a difficult decision to change her belief. It has even been suggested by some that Lina Joy's conversion was something done at a whim, as if converting from one religion to another is akin to choosing between Coke and Pepsi. To add insult to injury, this lonely Malaysian who was the subject of so many hate campaigns is now being treated in the most patronising manner. Yet I write this as someone who has several Muslim friends who are converts to Islam, and I know very well how difficult the choice was for them. In the four cases I know, conversion to Islam led to ostracisation and alienation from their former relatives and friends, and the lingering suspicion of their motives. Their commitment to the religion of their choice, however, remains steadfast and we commend them for their courage and commitment- So why cant Muslims demonstrate that same understanding for those who leave Islam for another creed? Why is the anguish of converts to Islam more legitimate, more real, more authentic, compared to the anguish of those who convert from Islam? This reminds me of the words of the late Nurcholish Madjid, the most prominent Muslim intellectual of postcolonial 20th century Indonesia. He once said that "we Muslims still cannot go beyond the logic of tribalism, and we think that being a Muslim is like belonging to a tribe called 'Muslims'. Muslims still think in these parochial, tribalist terms, and that is why when one person leaves Islam he or she is denouced as a traitor to the tribe. But Islam is not a tribal entity. Being a Muslim is not like belonging to the Blue Tribe or the Green Tribe; it is a state of mind, an existential state of being." Whatever the circumstances may be at present, and despite the legal-political obstacles placed before her, Lina Joy is a Christian and she has been a Christian for the past several years. No ammount of slander, abuse or threats of violence will change that. She also happens to be a Malaysia
[proletar] All Quiet on the Jihadi Front
http://www.othermalaysia.org/content/view/84/55/ All Quiet on the Jihadi Front Written by Farish A. Noor Tuesday, 12 June 2007 Ustaz Ja'far Umar Thalib is a rather bored man these days. The former head of the now-disbanded Laskar Jihad was looking rather glum and down when I interviewed him recently, at his Pesantren al-Sunna in the outskirts of Jogjakarta, Central Java. In the early 2000s Ja'far Umar Thalib was the man to watch, the flame-eater and flame-thrower of the moment. Following the economic and financial crises that rocked Southeast Asia in 1998, Indonesia was thrown into turmoil. Overnight the collapse of the value of the Thai Baht led to the subsequent collapse of the Indonesian Rupiah, Filipino Peso and Malaysian Ringgit. President Suharto was ultimately overthrown by angry demonstrators led by students who stormed the Parliament in Jakarta. While the country was reeling from the effects of the economic meltdown, racial and religious tempers flared. The unfortunate Chinese minority were singled out as economic traitors and the Chinese quarter of Glodok in central Jakarta was set to the torch by angry mobs looking for scapegoats. In the outer island provices of Moluccas, Muslim-Christian antipathy flowed into the streets and led to mass killings on both sides. It was during this time that Ja'far Umar Thalib, one of the lesser-known firebrands of Indonesia, came to the fore. Based at his pesantren in Jogja, Ja'far rallied his students and followers and created the notorious Laskar Jihad (Army of Jihad), a semi-underground movement of militant volunteers who were then despatched to the Moluccas to avenge the killing of Muslims by Christians. The Laskar was but one of many right-wing conservative militant movements that flourished during the troubled months that followed the toppling of Suharto. The weak leadership of B. J. Habiebie, Abdurrahman Wahid and Megawati Sukarnoputri that followed did little to help, as it lended weight to the impression that nobody was running the country. Acting with impunity the Laskar Jihad opened training camps that gave paramilitary combat training to the hundreds of assorted unemployed premans (freemen, mercenaries) who swelled the ranks of the Laskar. Soon after they were sent by boats to the Moluccas, where needless to say their presence merely made things worse. While the Laskar Jihad did battle with Christian militias such as the Laskar Kristus, the Moluccas burned and the capital of Ambon looked like a battleground. Since then the Laskar and its leader have been making the headlines in Indonesia. Following the debacle in the Moluccas Ja'far Umar Thalib and the Laskar Jihad turned their attention to the cosmopolitcan cities of Jakarta, Jogjakarta and Surakarta, where they became famous (or infamous) for their tough brand of moral policing: Attacking and destroying night-clubs, discos, cinemas, video stores, etc all became their hallmark. In time their commando-like members, dressed in soldiers outfits, even raided hotels to demand that Western tourists leave the country... By 2005, however, the Laskar had become an embarrassment for the country and were told to disband in no uncertain terms. Local political observers argued that this pointed to intimate connections between the Laskar and the Indonesian security forces, something that Ja'far himself admitted in his press interviews three years ago. Having served their role as trouble-makers on the pay of the rich and powerful, they have had their strings cut and Ja'far Umar Thalib is now very much an isolated and discredited individual. Not even the other Indonesian radical groups like the Majlis Mujahidin Indonesia or Fron Pembela Islam would care to talk to him. Left alone at his madrasah, Ja'far has little to do but tend his flock. "I have returned to my original struggle, my original Jihad, which is education" the man admits. The lesson to be gained here is that religious militancy in Indonesia remains an abberation, and not the norm. Ja'far Umar is but one of many leaders who shot to fame when the country was in a state of crisis, and whose popularity depended in part on the poor record of governance in the country and the blunders of the Western and American forces in places like Afghanistan and Iraq. But with America's withdrawal from Iraq already on the cards, Ja'far has less to complain about, and even less to rant about. The papers have already forgotten him, and once again the mainstream moderate Islamist organisations of Indonesia are setting the tone and temper of Islamic discourse in the country. Ustaz Ja'far is thus left with little to do, save to wait for the next American military blunder that will exite his followers and get the Jihadis on the streets again... Last Updated ( Tuesday, 12 June 2007 ) [Non-text portions of
[proletar] On Women's Worship and Appearance
http://www.arabnews.com/?page=5§ion=0&article=97321&d=17&m=6&y=2007 Monday, 11, June, 2007 (25, Jumada al-Ula, 1428) On Women's Worship and Appearance Q. Could a woman read the Qur'an when she is in her period? When does she resume reading the Qur'an, if not? Is it true that women should cover themselves in front of non-Muslim women? Should a woman cover her feet? A.M. Ghouri A. The majority of scholars are of the view that it is not permissible for a woman to read the Qur'an when she is in menstruation. They base their verdict on a hadith which quotes the Prophet as saying: "I do not permit the Qur'an for any man who is in the state of ceremonial impurity, i.e. janabah, or any woman in menstruation." When this state is removed after taking a bath at the end of menstruation, reading the Qur'an is perfectly in order. Having said that, I should add that some scholars, notably Imam Al-Bukhari, maintain that the hadiths that prohibit such reading for a woman in her period are not very authentic. Al-Bukhari is quoted as saying: "There is nothing I know that aspires to any high degree of authenticity on this subject." Therefore, it is very difficult to give any firm view on this matter, but it is perhaps better to conform to the view of the majority of scholars. This is more in keeping on the safe side. Some scholars are of the view that Muslim women should cover themselves in front of non-Muslim women in the same way as they do in front of men. Their point of evidence is the Qur'anic verse mentioning the people in front of whom a woman need not cover herself. The list includes "their women", and these scholars interpret this as meaning Muslim women. Other scholars take it to mean all women. Again with covering women's feet, the point is subject to controversy. However, if we take the hadith that states that a woman must cover herself with the exception of her face and her hands, we realize that the feet are included in what is to be covered. However, if this causes difficulties, as for women who work in farms, it is permissible to leave the feet uncovered. [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Another success for Detachment 88
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/IF16Ae01.html Jun 16, 2007 Another success for Detachment 88 By Bill Guerin JAKARTA - Last weekend's arrest of Abu Dujana, the alleged leader of regional terrorist network Jemaah Islamiyah (JI), by Indonesia's anti-terror squad has deservedly won Jakarta widespread praise. The capture of the Afghan-trained militant may also help to dampen renewed enthusiasm in the US Congress for yet another proposal to cut military aid to Jakarta. One of the most valuable benefits of the closer relationship between President Susilo Bambang Yudhoyono and President George W Bush has been the strengthening of the US-trained and equipped elite police counter-terrorism team, known locally as Detachment 88, first set up during the administration of president Megawati Sukarnoputri in 2003, only months after the first Bali bombings. Equipped with US weaponry and assault vehicles, including Colt M4 assault rifles, Armalite AR-10 sniper rifles and Remington 870 shotguns, the elite unit has become one of the top anti-terror units, if not the top, in the world, during Yudhoyono's watch. Australian Foreign Minister Alexander Downer this week praised Indonesia for doing "an outstanding job in combating terrorism". Although there have been scores of arrests and convictions since the first Bali bombings in 2002, with more than 220 suspects jailed for terrorist activities since then, the battle against terrorism in Indonesia is far from over. Police said last year that Dujana had replaced Noordin Mohamed Top, the Malaysian bomb-maker who allegedly supplied suicide bombers and materials used in terrorist attacks as Indonesia's most wanted fugitive. Top's alleged accomplice, Malaysian master bomb-maker Azahari bin Husin, was killed in a November 2005 shootout with Detachment 88 in the terror squad. If allegations against him are proved to be true, Dujana certainly has a lot of blood on his hands. He is believed to have played a major role in the 2002 and 2005 Bali bombings and the Australian Embassy blast, as well as having a hand in the supply of ammunition and explosives to militants involved in sectarian violence in Poso, Central Sulawesi province. He is also thought to have played a role in the 2003 blast at the JW Marriott Hotel in Jakarta. Australian Federal Police Commissioner Mick Keelty has warned that the effort needed to eradicate terrorism in Indonesia is "not a sprint, but a marathon". Indonesian National Police Chief General Sutanto has called for tougher laws to fight terrorism, and says current legislation impedes investigations. Anti-terrorism chief General Ansyaad Mbai adds that the security forces lack authority to take preemptive action on those suspected of plotting terrorist strikes. On the other hand, radical Muslim groups strongly oppose tougher anti-terror laws, saying they could violate human rights. The 2003 Anti-terrorism Law allows detention of suspects for seven days for questioning. If no evidence is provided by the police in that period, they must be released. Proposed revisions to the existing law, which Mbai has described as the world's "softest" law against terrorism, would allow detention for a further six months for questioning and prosecution. Intelligence reports would be acceptable and admissible prima facie evidence for granting a detention order. This March, Detachment 88 captured seven suspects thought to be members of Dujana's network during raids in Central and East Java. Caches of weapons, explosives and chemicals were seized that could have produced a bomb bigger than those used in Bali in October 2002. Rights campaigners allege that crackdowns by Detachment 88 have spawned rights violations and claim most of the arrests made were illegal. Yet for Indonesia, with the world's biggest population of Muslims, the strong-arm tactics of neighbors Malaysia and Singapore, where suspects can be held indefinitely without charge or trial, is an unlikely option. Headlining human rights While the Bush administration has consistently stuck by Indonesia as a key ally in the "war on terror", improved ties between the two countries have been helped by President Bush's success in sidelining the poor human-rights record of Indonesia's military. The recent deaths of four villagers shot by marines over a land dispute in a tiny East Java village have angered local rights groups, legislators and influential Muslim figures. The controversial shootings seem to have reached out to Washington too, at a time when the US Congress is considering a proposal by Democrat Nita Lowey, head of the powerful appropriations subcommittee, to cut military aid. If accepted, her proposal would see conditions attached to US$2 million of a total of $8 million in military assistance to Indonesia budgeted for 2008. The new move, reportedly with little support so far from US senators, is said to be because of
[proletar] The wars that oil the Pentagon's engine
http://www.atimes.com/atimes/Middle_East/IF16Ak04.html Jun 16, 2007 The wars that oil the Pentagon's engine By Michael T Klare Sixteen US gallons - more than 60 liters - of oil. That's how much the average American soldier in Iraq or Afghanistan consumes on a daily basis - either directly, through the use of Humvees, tanks, trucks and helicopters, or indirectly, by calling in air strikes. Multiply this figure by 162,000 American soldiers in Iraq, 24,000 in Afghanistan, and 30,000 in the surrounding region (including sailors aboard US warships in the Persian Gulf) and you arrive at about 13.25 million liters of oil: the daily petroleum tab for US combat operations in the Middle East war zone. Multiply that daily tab by 365 and you get 4.9 billion liters: the estimated annual oil expenditure for US combat operations in Southwest Asia. That's greater than the total annual oil usage of Bangladesh, population 150 million - and yet it's a gross underestimate of the Pentagon's wartime consumption. Such numbers cannot do full justice to the extraordinary gas-guzzling expense of the wars in Iraq and Afghanistan. After all, for every soldier stationed "in theater", there are two more in transit, in training, or otherwise in line for eventual deployment to the war zone - soldiers who also consume enormous amounts of oil, even if less than their compatriots overseas. Moreover, to sustain an "expeditionary" army located halfway around the world, the US Defense Department must move millions of tons of arms, ammunition, food, fuel and equipment every year by plane or ship, consuming additional tanker-loads of petroleum. Add this to the tally and the Pentagon's war-related oil budget jumps appreciably, though exactly how much we have no real way of knowing. And foreign wars, sad to say, account for but a small fraction of the Pentagon's total petroleum consumption. Possessing the world's largest fleet of modern aircraft, helicopters, ships, tanks, armored vehicles, and support systems - virtually all powered by oil - the Department of Defense (DoD) is the world's leading consumer of petroleum. It can be difficult to obtain precise details on the DoD's daily oil hit, but an April report by a defense contractor, LMI Government Consulting, suggests that the Pentagon might consume as much as 340,000 barrels (53 million liters) every day. This is greater than the total national consumption of Sweden or Switzerland. Not 'guns vs butter' but 'guns vs oil' For anyone who drives a motor vehicle these days, this has ominous implications. With the price of gasoline in the United States now 75 cents to US$1 a gallon (20-26 cents a liter) more than it was just six months ago, it's obvious that the Pentagon is facing a potentially serious budgetary crunch. Just like any ordinary American family, the DoD has to make some hard choices: it can use its normal amount of petroleum and pay more at the Pentagon's equivalent of the pump, while cutting back on other basic expenses; or it can reduce its gasoline use to protect favored weapons systems under development. Of course, the DoD has a third option: it can go before Congress and plead for yet another supplemental budget hike, but this is sure to provoke renewed calls for a timetable for a US troop withdrawal from Iraq, and so is an unlikely prospect at this time. Nor is this destined to prove a temporary issue. As recently as two years ago, the US Department of Energy (DoE) was confidently predicting that the price of crude oil would hover in the $30-per-barrel range for another quarter-century or so, leading to US gasoline prices of about $2 per gallon (53 cents a liter). But then came Hurricane Katrina, the crisis in Iran, the insurgency in southern Nigeria, and a host of other problems that tightened the oil market, prompting the DoE to raise its long-range price projection into the $50-per-barrel range. This is the amount that figures in many current governmental budgetary forecasts - including, presumably, those of the DoD. But just how realistic is this? The price of a barrel of crude oil today is hovering in the $66 range. Many energy analysts now say that a price range of $70-$80 per barrel (or possibly even significantly more) is far more likely to be our fate for the foreseeable future. A price rise of this magnitude, when translated into the cost of gasoline, aviation fuel, diesel fuel, home-heating oil, and petrochemicals will play havoc with the budgets of families, farms, businesses, and local governments. Sooner or later, it will force people to make profound changes in their daily lives - as benign as purchasing a hybrid car in place of a sport-utility vehicle or as painful as cutting back on home heating or health care simply to make an unavoidable drive to work. It will have an equally severe affect on the Pentagon budget. As the world's No 1 consumer of petroleum products, the DoD wil
[proletar] Rahasia Awet Muda
Sumber: http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20070617065124 Oleh : E. Widiyati 17-Jun-2007, 06:52:24 WIB - [www.kabarindonesia.com] KabarIndonesia - BENARKAH hubungan seks dapat meningkatkan sistem imum seseorang dalam melawan penyakit dan menjadi rahasia awet muda? Hasil penelitian penyelidik luar negeri menemukan hubungan seks mampu mengurangi resiko seseorang terhadap selesma dan beberapa penyakit tertentu. Berdasarkan kajian itu, seks juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit sekaligus mengurangi resiko terjangkitnya suatu penyakit. Francis X Brennan dan Carl K Charnetski berpendapat melakukan seks sekali atau dua kali seminggu dipercayai dapat meningkatkan sistem imum pada seseorang. Melalui penelitian itu, seorang dokter mengambil contoh dari air liur dan mendapatkan respon mengenai kegiatan seksual mereka. Menurut penyelidik, air liur ialah sumber bagi antibodi imunoglobulin A, yang sangat baik untuk mengukur atau menentukan tahap kesihatan keseluruhannya karena antibodi mampu menjaga tubuh infeksi. Keputusannya, mereka yang mengadakan hubungan seksual seminggu sekali tetapi tidak lebih daripada itu didapati mempunyai imunoglobulin A lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengadakan hubungan seks, jarang melakukannya atau terlampau kerap mengadakannya. Semakin tinggi imunoglobulin A, makin kurang seseorang itu mengalami selesma dan flu. Sementara itu dalam satu kajian lain, rahasia kekal awet muda ialah dengan mengadakan hubungan seks. Penyelidik dari Edinburgh, Scotland, yang menulis sebuah buku berjudul Secrets of the Superyoung mendapati 95 hasil yang ditemukan bahwa mereka kelihatan lebih muda daripada usia sebenarnya. Seks yang sehat dapat melenyapkan perbagai masalah seperti tekanan perasaan, gangguan mental dan tanggapan negatif. Ini sekaligus menjadikan seseorang kelihatan lebih muda daripada usia sebenarnya mereka dan membantu mengurangi resiko menjadi mangsa penyakit berbahaya, terutama jantung koroner. Blog: http://www.kuis-bola.blogspot.com/ Email: [EMAIL PROTECTED] Big News Today..!!! Let's see here: www.kabarindonesia.com Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/