[proletar] Mengapa MLM ?
Tanya : Menurut saya, bisnis MLM adalah bisnis yang tidak benar --- penuh kepalsuan. Bayangkan, digembar-gemborkan bahwa di MLM ada peluang untuk sukses dan kaya raya. Tapi apa yang terjadi ? Cuma sedikit di antara distributor yang bisa meraih kesuksesan. Selebihnya harus puas dengan bonus kecil. Ribuan orang diperas untuk keuntungan sedikit orang saja. Apakah ini bisnis yang adil yang benar ? Mohon saya diberi penjelasan yang gamblang. Terima kasih sebelumnya. (dari seseorang yang belum paham mengenai MLM) Jawab : LUARBIASA !. Saya mengucapkan terima kasih untuk pertanyaan yang sangat baik ini. Saya mohon waktu agak banyak untuk menguraikan agak detil dan menceritakan bisnis ini lewat beberapa pemisalan-pemisalan. Teman saya adalah seorang agen asuransi jiwa. Suatu pagi dia menelpon saya sambil mengeluh. Katanya kemarin sore dia diusir dari sebuah rumah gara-gara dituduh mengkomersialkan nyawa dan kematian orangtua pemilik rumah itu. Nah -- kita lihat disini ada salah pandangan khan ?. Saat ini banyak orang memegang polis asuransi pendidikan dan asuransi mobil, tapi rupanya masih banyak orang yang salah sangka dengan asuransi jiwa yang dianggap jual beli nyawa. Yang kita hadapi adalah : salah sangka. Setahun lalu, ada seorang teman saya di kantor marah-marah kepada saya. Katanya dia ikut-ikutan teman dari kantor sebelah untuk berinvestasi di reksadana. Reksadana itu investasi bagus khan ?. Nah, teman saya ini tergiur dengan keuntungan 200 persen setahun yang diraih teman kantor lain. Lalu dia investasi di reksadana pasar saham di perusahaan yang sama. Dan apa yang terjadi ? Bukannya untung besar, tapi malahan buntung besar. Reksadana saham perusahaan itu malahan minus di tahun ini. Teman saya katakan, Reksadana itu bisnis investasi pembohong, buktinya gua rugi besar. Tapi disini ada salah paham lagi soal reksadana. Dimana-mana kita akan temui masalah salah paham. Juga di bisnis MLM. \n \nBisnis MLM itu sama dengan bisnis-bisnis penjualan dan bisnis distribusi lainnya. Bisnis ini juga mengikuti hukum alam, yaitu cuma segelintir orang yang akan berhasil. Tidak mungkin 100 persen orang akan berhasil. Tapi orang yang berhasil itu bisa jadi Anda sendiri. Tidak ada KKN. Tidak ada sistem di bisnis manapun yang menggaransi keberhasilan 100 persen. Kalau saat ini saya katakan Anda bisa kaya raya dengan menjadi agen properti, apakah saya benar atau bohong ?. Tergantung anda sendiri, apakah Anda mau menjalankan sistem di perusahaan properti Anda. Kalau Anda cuma duduk dan tidak mencari rumah yang akan dijual/dibeli maka tidak usah mimpi menjadi kaya. \n \n \nSeorang mantan tentara mengacungkan jari bertanya kepada seorang leader MLM yang memimpin pertemuan Business Opportunity. Pak, saya ingin bertanya. Memang tampaknya bisnis MLM menjanjikan komisi yang menggiurkan. Tapi khan tidak semua orang bisa mencapai posisi setinggi itu pak, pasti BANYAK YANG GAGAL di bisnis MLM. Sang Leader mencoba mencari jawaban dengan mengikuti jalan pemikiran bapak ini yang fokus pada kegagalan. Pak, Anda khan saat ini jadi tentara. Saya mau tanya, dahulu sekali waktu Anda melamar menjadi tentara --- berapa orang yang gagal di seleksi awalnya ?. Sang bapak dengan cekatan menjawab dengan bangga, Wah banyak sekali pak, ada ratusan yang gagal karena tidak lolos tes kesehatan atau lain-lain. Saya termasuk puluhan orang yang lolos dalam tes. Sang leader berkata lagi, Di tentara proses GAGALnya ada di depan, sedangkan di bisnis MLM proses GAGALnya ada di belakang. \n \n \nDengan membayar seratus ribu, siapapun dapat mendaftar langsung menjadi distributor MLM Revell Global. Selanjutnya usaha merekalah yang menentukan apakah mereka akan gagal atau berhasil. Selama setahun ini ratusan orang telah berkirim e-mail kepada saya dengan menuduhkan banyak kejahatan bisnis MLM menurut versi mereka. MLM adalah memeras downline, MLM adalah memberikan impian tanpa bukti, MLM menipu orang miskin, MLM adalah bisnis untung-untungan seperti judi, dan lain sebagainya. Padahal dari contoh \'kegagalan\' di atas saja, MLM terlihat jauh lebih manusiawi dibanding rekrutment tentara dan pegawai negeri. Rekrutment tentara langsung menggagalkan hanya dengan tes tanpa pembuktian di lapangan dulu. Sementara bisnis MLM tidak ada tes, tapi langsung meminta bukti kemampuan di lapangan.\n,1] ); //-- Bisnis MLM itu sama dengan bisnis-bisnis penjualan dan bisnis distribusi lainnya. Bisnis ini juga mengikuti hukum alam, yaitu cuma segelintir orang yang akan berhasil. Tidak mungkin 100 persen orang akan berhasil. Tapi orang yang berhasil itu bisa jadi Anda sendiri. Tidak ada KKN. Tidak ada sistem di bisnis manapun yang menggaransi keberhasilan 100 persen. Kalau saat ini saya katakan Anda bisa kaya raya dengan menjadi agen properti, apakah saya benar atau bohong ?. Tergantung anda sendiri, apakah Anda mau menjalankan sistem di perusahaan properti Anda. Kalau Anda
[proletar] Yudisgita, tidak tamat smu bisa sukses dengan penghasilan diatas Rp.24Juta/bulan
Yudis, Bisa Jadi ConToh Tidak tamat SMU, bukan berarti madesu (masa depan suram). Lewat kendaraan MLM, Yudis punya bonus puluhan juta. Sebuah mobil, walau belum sekaliber BMW, berhasil dimiliki. Yudisgita William Purnomo Bom Bali ternyata membawa berkah bagi Yudisgita William Purnomo (19 tahun). Sebab, gara-gara bom durjana itu, anak muda ini gagal ke Amerika Serikat. Visa saya ditolak, ujar remaja perawakan jangkung ini. Di sana niatnya bekerja. Maklumlah, saat itu gaji di negeri Paman Sam, mencapai 1 .000 dolar. Nah, kalau di-kurs-kan ke rupiah, sa-ngat lumayan, ujarnya tertawa. Gagal ke Amerika, membuatnya terdampar di MLM. Kelahiran Jakarta, 25 Agustus 1984, ini tercatat sebagai distributor Revell, tepatnya April 2003 lalu. Setelah enam bulan bergelut di situ, prestasinya luar biasa. la masuk kualifikasi kepemilikan mobil. Karena berhasil mempertahankan 6 kali kualifikasi, saya dapat mobil, tuturnya. Mobilnya berupa Honda Jazz. Berapa bonusnya? Tawanya mengembang. Buat saya yang masih muda, itu sangat luar biasa, ujarnya, tanpa menyebut nilai nominalnya. Tapi, dengan peringkat Grup Director termuda, banyak menyebut mencapai puluhan juta. Padahal, latar belakangnya sederhana. la tak tamat SMU, sedang orang tuanya punya toko yang menjual spare part mobil. Karena itu, Yudis-demikian sapaan akrabnya, sependapat network marketer profesi masa depan, yang dapat digeluti oleh siapa saja. Maklumlah, bisnis ini tak mewajibkan secarik lembar ijasah, modal yang dikucurkan relatif keciI. Modal di bisnis ini adalah kemauan dan keseriusan. Saya yakin, siapa yang serius, pasti akan berhasil. Sebab, saya sudah membuktikan, tuturnya. Bahkan, bukan hanya finansial yang meningkat. Juga pengembangan pribadi. Sebagai bukti, Yudis menyebut dirinya. Dulu, ia sangat tertutup, tidak pandai bicara dan kurang peduli sama orang lain. Tapi, setelah digembleng di MLM, perubahannya sangat signifi-kan. Yang paling saya rasakan, kepedulian sama orang lain, tegasnya, seraya membenarkan pendapat Robert T. Kiyosaki keberhasilan di MLM ditentukan dua hal: membantu diri sendiri dan orang lain. Gara-gara Robert pula, Yudis mengaku kepincut pada MLM. Maklumlah, pria keturunan Jepang asal Hawaii, Amerika Serikat, ini memberikan pujian selangit tentang MLM. Di Bukunya - Cashflow Quadrant, dia mengkelompokkan MLM sebagai kuadrannya Business Owner (pemilik bisnis). Indikatornya, uang bekerja pada mereka, di mana penghasilan ditentukan oleh waktu dan kerja orang lain. Nah, sementara di usaha konvensional membutuhkan modal yang tidak kecil, tambahnya. Lagipula, usaha itu tidak bisa ditinggalkan. Selamanya dipegang. Sulit dilepas. Ya, saya lihat mama saja, ujarnya tertawa. Sedang di MLM waktunya sangat longgar, punya sejuta kawan dan membantu orang lain. Kepedulian itu benar-benar saya rasakan, jelas Yudis, yang mengaku punya downline sekitar 1.800. Dari jumlah itu, paling banyak ada di Jakarta. la yakin jumlah itu akan terus berkembang, seiring insentifnya training yang dilakukan Revell. Karena berkembangnya kepribadian, Yudis sangat setuju jika MLM mulai diperkenalkan di SMA. Waktu sekolah, saya tidak diajarkan tentang uang. Padahal itu sangat penting, jelasnya. Tapi, bukan berarti ilmu di sekolah tidak bagus. Cuma terkadang jarang di-aplikasikan. Kebetulan saya tidak ku-liah. Jadi belajarnya hanya di Revell, akunya. Hanya dalam 3 bulan, ditam-bah membaca buku, ia mengaku me-Iek tentang finansial. Optimalkan Waktu Tri Darma, upline dari Yudis, menganggukkan kepala..la mengaku, kuliah bukanlah kendaraan untuk menjadi kaya. Tapi sekadar hidup aman, itu sangat betul, jelas mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara yang sedang menyelesaikan skripsinya ini. Makanya, ketika di SMA, ia mulai nyambi membuat beberapa usaha, seperti menjual Bakpau, internet dan sebagainya. Walau gagal, usaha itu dinilainya untuk menumbuhkembangkan mental entrepreneurnya. Ketika kuliah, barulah ia melek tentang finansial, setelah melahap bukunya Robert tersebut. Sejak itu, anak muda kelahiran Jakarta 12 Juli 1981, mencari tahu tentang MLM. la sempat menjadi anggota perusahaan MLM terkemuka di dunia. Saya makin terke-jut, di dalamnya banyak profesional yang menjadi member, ujarnya. Bah-kan saudaranya yang terbilang sukses, juga bergabung menjadi member. Walau tak berhasil, banyak pembelajaran yang saya peroleh. Setidaknya melatih men,tal, ujar Along, demikian sapaan akrabnya, yang mengaku tidak kecewa. Di situ kiprahnya setahun lebih. Dan, tanpa disengaja - saat di kampus, ia mendengar adik kelasnya memprospek seorang temannya ke Revell. Kebetulan dirinya saat itu mencari produk yang pas - menengah ke bawah, tak menyia-nyiakan. Saya langsung minta brosur dan penjelasannya, kenangnya tertawa. Akhirnya, setelah dipelajari, ia bergabung di Revell. Alasannya sangat sederhana: selain produk, targetnya sangat mudah. Tidak nyelimet,
[proletar] cover playboy februari 2006 - sample
kira-kira laku ga yaa? - Do you Yahoo!? With a free 1 GB, there's more in store with Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/