[proletar] Nilai tulisan KOCAK.
Kalau saya diminta jadi Juri menilai tulisan KOCAK para Miliser; maka untuk sementara ini urutan adalah sebagai berikut : 1. Johny indon 2. ayub yahya 3. ajeg 4. safin blanc dengan tick tacknya 5. Teddy s dengan kepiawaian Toyota/Ferarinya 6. Habe dengan butuh penjahatnya Sementara yang lainnya belum kelihatan kiprahnya; walau tulisannya cukup menarik dan lucu; seperti Pak Tawang, Rezameutia, suryana ddll. harus dicari yang lebih greget. arra s, musik hari ini Liverduke untuk sementara masih agak terlalu seriosa; sehingga kocaknya kecil sekali. Ingat rasa HUMOR adalah suatu rasa yang memperpanjang umur; dan kaataanya menjauhi sakit jiwa. [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Nilai Seseorang
P. Adi menyewa 3 org pemuda untuk membantunya menyimpan brg. Sorenya, dia mengumpulkan ketiganya utk memberikan upah. "Brp yg harus dibayar, Doni?" tanya pak Adi kpd Doni. "55 ribu, P. Adi," jwb Doni. P. Adi membayar 55 ribu untuknya. "Trm ksh ats jerih payahmu, Doni," kata P. Adi "Brp yg hrs kubayar, Budi?? tanya pak Adi kepada Budi, yg jlh jam kerjanya sama dgn Doni. "Anda harus membayar 75ribu", kata Budi. Dgn kaget, pak Adi bertanya perlahan, "Bgmn cara menghitung sampai jumlahnya sebegitu, Budi?" "Begini", kata Budi, "saya menghitung sjk saya masuk ke dlm mobil utk brkt ke tpt kerja, sampai saya tiba di rumah, ditambah bensin & uang makan". "Uang makan? meskipun makanan sudah disediakan?" "Yoi", jwb Budi. "Oh, begitu", kata Pak Adi sambil mengeluarkan uang 75rb. "Kalau kamu bgmn, Toni?" tanyanya. "Brp yg hrs kubayar?" "Bapak byr 38.500 Rph, Pak Adi," kata Toni. Sekali lagi pak Adi kaget pada perbedaan jlh yg diminta. Toni, seperti Budi dan Doni, dipekerjakan untuk pekerjaan yg sama & telah bekerja sejmlh wkt yg sama (berasal dr kota kecil yg sama, yg hanya bbrp rts mtr jauhnya). Pak Adi meminta penjelasan. "Bagaimana kau menghitung sampai jumlahnya sebegitu, Toni?" "Yah", kata Toni, "saya tdk minta upah utk wkt istirahat siang, krn istri Bapak memasak & menyiapkan mkn siang. Saya tdk bayar bensin krn saya dtg bersama teman² saya. Jadi jlh jam kerja saya cukup utk diberi upah 38.500." Pak Adi lalu mengeluarkan uang 100ribu. Pak Adi memandang ke-3 pemuda itu, yg terdiam oleh perbuatannya, semua agak bingung dgn jlh yg berbeda di terima mereka masing². "Saya selalu membayar org sesuai dgn nilainya, Nak. Dari tpt asalku, kami menyebutnya imbalan yg setimpal". Dia memandang ke-3 pemuda di hadapannya dgn bijak, & dlm gaya kebapakannya yang khas menambahkan, "Nilai² dlm diri seseorang menciptakan nilai orang tsb". Ch@™ pin: 21EF6D92 Surabaya Powered by Telkomsel BlackBerry® Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok
Kalo si habe dibilang sbg anjing, ini namanya ngehina anjing, krn anjing ga serendah si keparat tukang fitnah satu ini. Kalo berani, bilang deh, apa yg dikatakan di artikel itu betul apa kagak. From: Habe Proletar >To: "proletar@yahoogroups.com" >Sent: Sunday, January 29, 2012 2:46 PM >Subject: Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok > > > >tem >bisa ngga elu mikir tanpa baca dan jiplak artikel di faithfreedom.org ? >bloon siah > > >From: item abu >To: "proletar@yahoogroups.com" >Sent: Saturday, January 28, 2012 11:43 PM >Subject: Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok > > > >Hehehe orang2 Islam yg dungu, udah jelas cewek cuma dpt harta warisan 1/2 >dr yg didpt cowok. Udah jelas kesaksian cewek cuma 1/2 dr kesaksian cowok. >Udah jelas cewek bisa dipoligami tp ga bisa poliandri. Dan udah jelas uang >darah cewek itu cuma 1/2 dr uang darah cowok. > >Itu bukan omong kosong, tp ga salah kalo itu disebut sbg aturan bejad dan >sampah. > >Islam itu emang ajaran sampah, bejad, biadab dan konyol. > > > >From: Musik hari Ini >>To: "proletar@yahoogroups.com" >>Sent: Sunday, January 29, 2012 5:13 AM >>Subject: Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok >> >> >> >>Tem cuma omong kosong & selalu sampah >> >> >>From: item abu >>To: "proletar@yahoogroups.com" >>Sent: Saturday, January 28, 2012 5:07 PM >>Subject: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok >> >> >> >> http://www.faithfreedom.org/articles/women-in-islam/a-woman-is-worth-half-a-man-in-islam%E2%80%A6-literally/ >> A Woman is Worth Half a Man in Islam… Literally >>1/26/2011 >> >>SOURCE >>Equality (or in this case, inequality) between the sexes is a very >>controversial topic in the modern Islamic world. Muslim countries are >>advancing and trying to catch up with the west, yet women and men cannot have >>equal rights because Sharia Law states that the value of a woman is half of a >>man. >> >>A Woman’s Inheritance is Half a Man’s >> >>According to Islam, if someone dies, the inheritance would be divided among >>the children. This division is NOT equal. The women only get HALF of what the >>men get. >>Qur’an (4:11) – “The male shall have the equal of the portion of two females”. >>So that means that if a man had 3 children (a boy and two girls), each of the >>daughters would only get 1/4 of the inheritance while the son gets 1/2. >> >>Excuse >>The excuse given is that women do not have any financial responsibilities >>since they are only “daughters, housewives and mothers”. They say that the >>man is always the financial provider and that he would need more money than a >>woman. >>This was probably the case 1,500 years ago, but, obviously, times have >>changed since then. Today, women are educated, they have good jobs, and >>sometimes have to be the providers for their families as well. This just >>shows that these laws are ancient and cannot apply to the modern world. >> >>A Woman’s Testimony is HALF as Valuable as a Man’s >> >>In Sharia Law, when an Islamic court requires the testimony of 2 people, the >>witnesses have to be two men. If two men are not available, then they have to >>be a man and two women. >>Qur’an (2:282) – “And call to witness, from among your men, two witnesses. >>And if two men be not found then a man and two women.” >> >>Excuse >>The excuse that I was given was that women are very emotional and they might >>allow their feelings to cloud their memory and judgement. They also say that >>since women go through hormonal changes, because of their menstrual cycles, >>they are not always of sound mind because their “intelligence is diminished”. >>To me, the excuse is worse than the law itself! The idea that our biological >>cycles somehow diminish our mental intelligence is absurd! And the fact that >>they think a man’s testimony is twice as reliable is proof that Islam is a >>male-chauvinistic religion. >> >>Polygamy is Allowed for Men >> >>In this case, a woman is actually worth 1/4 of a man. Men (and only men) are >>allowed to have up to 4 wives. This does not include the concubines, sex >>slaves and temporary marriages that are allowed for men. >>Qur’ >>>an (4:3) – “Marry women of your choice, Two or three or four” >> >>Excuse >>My Islamic teacher used to say that a man can have more than one wife because: >>
Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok
tem bisa ngga elu mikir tanpa baca dan jiplak artikel di faithfreedom.org ? bloon siah From: item abu To: "proletar@yahoogroups.com" Sent: Saturday, January 28, 2012 11:43 PM Subject: Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok Hehehe orang2 Islam yg dungu, udah jelas cewek cuma dpt harta warisan 1/2 dr yg didpt cowok. Udah jelas kesaksian cewek cuma 1/2 dr kesaksian cowok. Udah jelas cewek bisa dipoligami tp ga bisa poliandri. Dan udah jelas uang darah cewek itu cuma 1/2 dr uang darah cowok. Itu bukan omong kosong, tp ga salah kalo itu disebut sbg aturan bejad dan sampah. Islam itu emang ajaran sampah, bejad, biadab dan konyol. From: Musik hari Ini >To: "proletar@yahoogroups.com" >Sent: Sunday, January 29, 2012 5:13 AM >Subject: Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok > > > >Tem cuma omong kosong & selalu sampah > > >From: item abu >To: "proletar@yahoogroups.com" >Sent: Saturday, January 28, 2012 5:07 PM >Subject: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok > > > > http://www.faithfreedom.org/articles/women-in-islam/a-woman-is-worth-half-a-man-in-islam%E2%80%A6-literally/ > A Woman is Worth Half a Man in Islam… Literally >1/26/2011 > >SOURCE >Equality (or in this case, inequality) between the sexes is a very >controversial topic in the modern Islamic world. Muslim countries are >advancing and trying to catch up with the west, yet women and men cannot have >equal rights because Sharia Law states that the value of a woman is half of a >man. > >A Woman’s Inheritance is Half a Man’s > >According to Islam, if someone dies, the inheritance would be divided among >the children. This division is NOT equal. The women only get HALF of what the >men get. >Qur’an (4:11) – “The male shall have the equal of the portion of two females”. >So that means that if a man had 3 children (a boy and two girls), each of the >daughters would only get 1/4 of the inheritance while the son gets 1/2. > >Excuse >The excuse given is that women do not have any financial responsibilities >since they are only “daughters, housewives and mothers”. They say that the man >is always the financial provider and that he would need more money than a >woman. >This was probably the case 1,500 years ago, but, obviously, times have changed >since then. Today, women are educated, they have good jobs, and sometimes have >to be the providers for their families as well. This just shows that these >laws are ancient and cannot apply to the modern world. > >A Woman’s Testimony is HALF as Valuable as a Man’s > >In Sharia Law, when an Islamic court requires the testimony of 2 people, the >witnesses have to be two men. If two men are not available, then they have to >be a man and two women. >Qur’an (2:282) – “And call to witness, from among your men, two witnesses. And >if two men be not found then a man and two women.” > >Excuse >The excuse that I was given was that women are very emotional and they might >allow their feelings to cloud their memory and judgement. They also say that >since women go through hormonal changes, because of their menstrual cycles, >they are not always of sound mind because their “intelligence is diminished”. >To me, the excuse is worse than the law itself! The idea that our biological >cycles somehow diminish our mental intelligence is absurd! And the fact that >they think a man’s testimony is twice as reliable is proof that Islam is a >male-chauvinistic religion. > >Polygamy is Allowed for Men > >In this case, a woman is actually worth 1/4 of a man. Men (and only men) are >allowed to have up to 4 wives. This does not include the concubines, sex >slaves and temporary marriages that are allowed for men. >Qur’ >>an (4:3) – “Marry women of your choice, Two or three or four” > >Excuse >My Islamic teacher used to say that a man can have more than one wife because: >* Sometimes the wife cannot get pregnant and give him any children. >* The wife might be sick and cannot perform her “sexual duties”. >* The man might have a really high sex drive and one wife just cannot satisfy >him. >* The are more women than men in this world (because many men die at war and >generally have a lower life expectancy). Since the woman-to-man ratio is >higher, it is better to have more than one wife per husband (so they don’t >have to stay un-married). >That last excuse really makes me laugh sometimes. Really? You couldn’t come up >with anything better? Just pure ignorance! > >The Blood Money (Diyah) of a Woman is HALF a Man’s > >If someone accidentally kills a Muslim man or a Muslim woman, they are >required to
Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok
Hehehe orang2 Islam yg dungu, udah jelas cewek cuma dpt harta warisan 1/2 dr yg didpt cowok. Udah jelas kesaksian cewek cuma 1/2 dr kesaksian cowok. Udah jelas cewek bisa dipoligami tp ga bisa poliandri. Dan udah jelas uang darah cewek itu cuma 1/2 dr uang darah cowok. Itu bukan omong kosong, tp ga salah kalo itu disebut sbg aturan bejad dan sampah. Islam itu emang ajaran sampah, bejad, biadab dan konyol. From: Musik hari Ini >To: "proletar@yahoogroups.com" >Sent: Sunday, January 29, 2012 5:13 AM >Subject: Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok > > > >Tem cuma omong kosong & selalu sampah > > >From: item abu >To: "proletar@yahoogroups.com" >Sent: Saturday, January 28, 2012 5:07 PM >Subject: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok > > > > http://www.faithfreedom.org/articles/women-in-islam/a-woman-is-worth-half-a-man-in-islam%E2%80%A6-literally/ > A Woman is Worth Half a Man in Islam… Literally >1/26/2011 > >SOURCE >Equality (or in this case, inequality) between the sexes is a very >controversial topic in the modern Islamic world. Muslim countries are >advancing and trying to catch up with the west, yet women and men cannot have >equal rights because Sharia Law states that the value of a woman is half of a >man. > >A Woman’s Inheritance is Half a Man’s > >According to Islam, if someone dies, the inheritance would be divided among >the children. This division is NOT equal. The women only get HALF of what the >men get. >Qur’an (4:11) – “The male shall have the equal of the portion of two females”. >So that means that if a man had 3 children (a boy and two girls), each of the >daughters would only get 1/4 of the inheritance while the son gets 1/2. > >Excuse >The excuse given is that women do not have any financial responsibilities >since they are only “daughters, housewives and mothers”. They say that the man >is always the financial provider and that he would need more money than a >woman. >This was probably the case 1,500 years ago, but, obviously, times have changed >since then. Today, women are educated, they have good jobs, and sometimes have >to be the providers for their families as well. This just shows that these >laws are ancient and cannot apply to the modern world. > >A Woman’s Testimony is HALF as Valuable as a Man’s > >In Sharia Law, when an Islamic court requires the testimony of 2 people, the >witnesses have to be two men. If two men are not available, then they have to >be a man and two women. >Qur’an (2:282) – “And call to witness, from among your men, two witnesses. And >if two men be not found then a man and two women.” > >Excuse >The excuse that I was given was that women are very emotional and they might >allow their feelings to cloud their memory and judgement. They also say that >since women go through hormonal changes, because of their menstrual cycles, >they are not always of sound mind because their “intelligence is diminished”. >To me, the excuse is worse than the law itself! The idea that our biological >cycles somehow diminish our mental intelligence is absurd! And the fact that >they think a man’s testimony is twice as reliable is proof that Islam is a >male-chauvinistic religion. > >Polygamy is Allowed for Men > >In this case, a woman is actually worth 1/4 of a man. Men (and only men) are >allowed to have up to 4 wives. This does not include the concubines, sex >slaves and temporary marriages that are allowed for men. >Qur’ >>an (4:3) – “Marry women of your choice, Two or three or four” > >Excuse >My Islamic teacher used to say that a man can have more than one wife because: >* Sometimes the wife cannot get pregnant and give him any children. >* The wife might be sick and cannot perform her “sexual duties”. >* The man might have a really high sex drive and one wife just cannot satisfy >him. >* The are more women than men in this world (because many men die at war and >generally have a lower life expectancy). Since the woman-to-man ratio is >higher, it is better to have more than one wife per husband (so they don’t >have to stay un-married). >That last excuse really makes me laugh sometimes. Really? You couldn’t come up >with anything better? Just pure ignorance! > >The Blood Money (Diyah) of a Woman is HALF a Man’s > >If someone accidentally kills a Muslim man or a Muslim woman, they are >required to give “blood money” to the victim’s family as a fine. In Sharia >Law, the money you pay for killing a woman is HALF of what you pay for killing >a man. > >Excuse >The excuse most people give is that when a man dies, the financial loss is >much greater than a if
Re: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok
Tem cuma omong kosong & selalu sampah From: item abu To: "proletar@yahoogroups.com" Sent: Saturday, January 28, 2012 5:07 PM Subject: [proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok http://www.faithfreedom.org/articles/women-in-islam/a-woman-is-worth-half-a-man-in-islam%E2%80%A6-literally/ A Woman is Worth Half a Man in Islam… Literally 1/26/2011 SOURCE Equality (or in this case, inequality) between the sexes is a very controversial topic in the modern Islamic world. Muslim countries are advancing and trying to catch up with the west, yet women and men cannot have equal rights because Sharia Law states that the value of a woman is half of a man. A Woman’s Inheritance is Half a Man’s According to Islam, if someone dies, the inheritance would be divided among the children. This division is NOT equal. The women only get HALF of what the men get. Qur’an (4:11) – “The male shall have the equal of the portion of two females”. So that means that if a man had 3 children (a boy and two girls), each of the daughters would only get 1/4 of the inheritance while the son gets 1/2. Excuse The excuse given is that women do not have any financial responsibilities since they are only “daughters, housewives and mothers”. They say that the man is always the financial provider and that he would need more money than a woman. This was probably the case 1,500 years ago, but, obviously, times have changed since then. Today, women are educated, they have good jobs, and sometimes have to be the providers for their families as well. This just shows that these laws are ancient and cannot apply to the modern world. A Woman’s Testimony is HALF as Valuable as a Man’s In Sharia Law, when an Islamic court requires the testimony of 2 people, the witnesses have to be two men. If two men are not available, then they have to be a man and two women. Qur’an (2:282) – “And call to witness, from among your men, two witnesses. And if two men be not found then a man and two women.” Excuse The excuse that I was given was that women are very emotional and they might allow their feelings to cloud their memory and judgement. They also say that since women go through hormonal changes, because of their menstrual cycles, they are not always of sound mind because their “intelligence is diminished”. To me, the excuse is worse than the law itself! The idea that our biological cycles somehow diminish our mental intelligence is absurd! And the fact that they think a man’s testimony is twice as reliable is proof that Islam is a male-chauvinistic religion. Polygamy is Allowed for Men In this case, a woman is actually worth 1/4 of a man. Men (and only men) are allowed to have up to 4 wives. This does not include the concubines, sex slaves and temporary marriages that are allowed for men. Qur’ >an (4:3) – “Marry women of your choice, Two or three or four” Excuse My Islamic teacher used to say that a man can have more than one wife because: * Sometimes the wife cannot get pregnant and give him any children. * The wife might be sick and cannot perform her “sexual duties”. * The man might have a really high sex drive and one wife just cannot satisfy him. * The are more women than men in this world (because many men die at war and generally have a lower life expectancy). Since the woman-to-man ratio is higher, it is better to have more than one wife per husband (so they don’t have to stay un-married). That last excuse really makes me laugh sometimes. Really? You couldn’t come up with anything better? Just pure ignorance! The Blood Money (Diyah) of a Woman is HALF a Man’s If someone accidentally kills a Muslim man or a Muslim woman, they are required to give “blood money” to the victim’s family as a fine. In Sharia Law, the money you pay for killing a woman is HALF of what you pay for killing a man. Excuse The excuse most people give is that when a man dies, the financial loss is much greater than a if a woman dies. This is because the woman is only a “housewife” and does not usually bring in any income. Again, this is the 21st century, and no matter how they spin it, Islam is still an ancient, male-dominated religion where a woman is “literally” worth half a man. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via e
[proletar] Nilai cewek 1/2 dr nilai cowok
http://www.faithfreedom.org/articles/women-in-islam/a-woman-is-worth-half-a-man-in-islam%E2%80%A6-literally/ A Woman is Worth Half a Man in Islam… Literally 1/26/2011 SOURCE Equality (or in this case, inequality) between the sexes is a very controversial topic in the modern Islamic world. Muslim countries are advancing and trying to catch up with the west, yet women and men cannot have equal rights because Sharia Law states that the value of a woman is half of a man. A Woman’s Inheritance is Half a Man’s According to Islam, if someone dies, the inheritance would be divided among the children. This division is NOT equal. The women only get HALF of what the men get. Qur’an (4:11) – “The male shall have the equal of the portion of two females”. So that means that if a man had 3 children (a boy and two girls), each of the daughters would only get 1/4 of the inheritance while the son gets 1/2. Excuse The excuse given is that women do not have any financial responsibilities since they are only “daughters, housewives and mothers”. They say that the man is always the financial provider and that he would need more money than a woman. This was probably the case 1,500 years ago, but, obviously, times have changed since then. Today, women are educated, they have good jobs, and sometimes have to be the providers for their families as well. This just shows that these laws are ancient and cannot apply to the modern world. A Woman’s Testimony is HALF as Valuable as a Man’s In Sharia Law, when an Islamic court requires the testimony of 2 people, the witnesses have to be two men. If two men are not available, then they have to be a man and two women. Qur’an (2:282) – “And call to witness, from among your men, two witnesses. And if two men be not found then a man and two women.” Excuse The excuse that I was given was that women are very emotional and they might allow their feelings to cloud their memory and judgement. They also say that since women go through hormonal changes, because of their menstrual cycles, they are not always of sound mind because their “intelligence is diminished”. To me, the excuse is worse than the law itself! The idea that our biological cycles somehow diminish our mental intelligence is absurd! And the fact that they think a man’s testimony is twice as reliable is proof that Islam is a male-chauvinistic religion. Polygamy is Allowed for Men In this case, a woman is actually worth 1/4 of a man. Men (and only men) are allowed to have up to 4 wives. This does not include the concubines, sex slaves and temporary marriages that are allowed for men. Qur’ >an (4:3) – “Marry women of your choice, Two or three or four” Excuse My Islamic teacher used to say that a man can have more than one wife because: * Sometimes the wife cannot get pregnant and give him any children. * The wife might be sick and cannot perform her “sexual duties”. * The man might have a really high sex drive and one wife just cannot satisfy him. * The are more women than men in this world (because many men die at war and generally have a lower life expectancy). Since the woman-to-man ratio is higher, it is better to have more than one wife per husband (so they don’t have to stay un-married). That last excuse really makes me laugh sometimes. Really? You couldn’t come up with anything better? Just pure ignorance! The Blood Money (Diyah) of a Woman is HALF a Man’s If someone accidentally kills a Muslim man or a Muslim woman, they are required to give “blood money” to the victim’s family as a fine. In Sharia Law, the money you pay for killing a woman is HALF of what you pay for killing a man. Excuse The excuse most people give is that when a man dies, the financial loss is much greater than a if a woman dies. This is because the woman is only a “housewife” and does not usually bring in any income. Again, this is the 21st century, and no matter how they spin it, Islam is still an ancient, male-dominated religion where a woman is “literally” worth half a man. [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Nilai
F.B. Mayer asal Inggris pernah memberikan sebuah ilustrasi tentang proses yang menghasilkan kualitas, seperti berikut : Sepotong besi seharga $ 2.50, kalau ditempa menjadi tapal kuda akan menjadi seharga $ 5. Jika ditempa menjadi jarum, harganya naik menjadi $ 175. Kalau ditempa dan dibentuk menjadi pisau silet, harganya akan berlipat-ganda menjadi $ 1625. Kalau dibentuk menjadi jarum penunjuk arloji Rolex, harganya melonjak lagi menjadi $ 125.000. Setiap tempaan dan pembentukan terhadap besi tersebut, meningkatkan nilai jualnya. Lebih banyak ditempa, dipukul, dibakar, maka nilainya semakin tinggi. Demikian juga dengan manusia. Jika engkau mengalami banyak pembentukan, tempaan dan ujian, dan engkau meresponi dengan benar, maka karakter mulia yang ada di dalam dirimu semakin terbentuk. Ingatlah bahwa engkau tidak perlu menjalani kehidupan ini dengan tergesa-gesa. Nikmati saja prosesnya, responi dengan benar dalam ketaatan dan ketulusan, dan biarkan ketekunan itu memperoleh buah yang matang Maka lihatlah, tanpa engkau sadari, kemuliaan Tuhan akan terpancar lewat hidupmu.. Ch@™ pin: 21EF6D92 Powered by Telkomsel BlackBerry® Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Nilai Minyak dalam Revolusi Arab
SEIRING berkobarnya revolusi Arab saat ini, sikap Barat dalam mendukung revolusi itu kerap ditengarai bertujuan menguasai minyak. Tuduhan itu khususnya dilayangkan terhadap aksi militer NATO di Libya saat ini. Tuduhan serupa pernah dialamatkan kepada AS dan Inggris ketika menginvasi Irak tahun 2003. Tuduhan tersebut sesungguhnya masih bisa dipertanyakan kebenarannya meskipun tidak sepenuhnya salah. Sebagian besar ekspor minyak dunia Arab memang ke Barat, tetapi tetap dalam konteks transaksi dagang normal secara saling menguntungkan. Contoh kasus, minyak Libya. Sebanyak 83 persen ekspor minyak Libya pada era Moammar Khadafy diekspor ke dunia Barat, dengan perincian 77 persen ekspor ke negara Eropa dan 6 persen ke AS. Sisanya dikirim ke China, Brasil, dan negara lain. Volume ekspor minyak Libya ke dunia Barat pasca-tumbangnya Khadafy dipastikan tidak akan berubah. Artinya, Barat sudah menguasai pasar minyak Libya, baik pada era Khadafy maupun jika Khadafy tumbang. Jika logikanya demikian, buat apa Baratdalam hal ini NATObersusah payah dengan biaya besar menggebuk mesin militer Khadafy hanya untuk minyak. Toh, Barat sudah menguasai pasar minyak Libya pada era Khadafy selama ini. Bahkan, Khadafy menawarkan untuk melakukan transaksi kembali penjualan minyak yang lebih menguntungkan Barat asalkan dia tetap diberi kesempatan berkuasa di Libya. Namun, Barat menolak tawaran Khadafy, dan sebaliknya mendukung kubu oposisi (Dewan Nasional Transisi/TNC) yang berbasis di Benghazi. Contoh kasus lain adalah minyak Irak. Ketika Pemerintah Irak membuka 11 tender proyek investasi di sektor minyak pada awal tahun 2009, sebagian besar perusahaan yang memenangi tender justru bukan dari Barat, melainkan dari China, Turki, Rusia, Jepang, Korea, dan Malaysia. Pemerintah Irak pun mendapatkan keuntungan lebih besar dalam transaksi tersebut dibandingkan keuntungan yang diraih Pemerintah Irak pada era Saddam Hussein. Selain itu, transaksi Pemerintah Irak dan perusahaan-perusahaan minyak itu dilakukan secara terbuka dan transparan, dengan disiarkan langsung oleh media elektronik. Berbeda dengan transaksi investasi minyak pada era Saddam Hussein yang selalu dilakukan secara tertutup karena dianggap bagian dari keamanan nasional. Jika aksi AS dan Inggris menggulingkan Saddam Hussein hanya untuk tujuan menguasai minyak sepenuhnya, maka tujuan itu gagal dicapai. Bahkan, AS gagal menekan kekuatan-kekuatan politik di Irak agar menyetujui kesepakatan mekanisme pembagian devisa dari minyak antara pemerintah pusat dan provinsi. Sebagian kekuatan politik di Irak masih curiga ada pihak-pihak asing yang akan memanfaatkan peluang itu jika kesepakatan pembagian devisa tersebut disetujui. Pada era Presiden George W Bush, malah ada seorang senator ekstrem dari Partai Republik yang meminta Presiden Bush agar menguasai langsung sumur-sumur minyak di Irak setelah AS menumbangkan rezim Saddam Hussein pada tahun 2003. Namun, Presiden Bush menolak permintaan itu. Kebijakan klasik Meski demikian, bukan berarti AS dan Barat sama sekali mengabaikan nilai strategis minyak itu. Dalam kebijakan klasik AS dan Barat di Timur Tengah sangat dikenal bertumpu pada dua hal sakral yang harus dilindungi berapa pun mahal harganya yang harus dibayar, yaitu keamanan Israel dan minyak. Dalam konteks isu minyak, AS dan Barat memilih tidak menguasai langsung sumur-sumur minyak seperti era kolonial dulu, tetapi bertumpu pada terwujudnya dua hal. Pertama, terjaminnya arus suplai ekspor minyak tanpa kendala apa pun dengan harga yang rasional dari Timur Tengah ke pasar Barat. Kedua, amannya sumur-sumur minyak dari kontrol atau pengaruh langsung kekuatan internasional atau regional anti-Barat. Dua hal tersebut sudah dinikmati Barat secara penuh pada era pemerintahan diktator selama ini, tetapi belum tentu pada era demokrasi nanti. Inilah bagian dari tujuan perjuangan Barat mendukung sekuat tenaga revolusi Arab yang sudah tak bisa dibendung lagi, yaitu tetap terwujudnya dua hal tersebut pada era demokrasi nanti. Dari sini, kita bisa memahami mengapa Presiden AS Barack Obama dalam pidato hari Kamis pekan lalu menekankan sangat mendukung revolusi Arab. (Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir) Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Yo
[proletar] Nilai Kebinekaan yang Pudar dan Kekerasan Atas Nama Agama
Refleksi : Apakah bukan agama itu sendiri yang membawa kepudaran dan kekerasan? http://www.mediaindonesia.com/read/2011/02/22/204995/68/11/Nilai-Kebinekaan-yang-Pudar-dan-Kekerasan-Atas-Nama-Agama Nilai Kebinekaan yang Pudar dan Kekerasan Atas Nama Agama Selasa, 22 Februari 2011 00:00 WIB Peristiwa kekerasan di negeri ini kembali terjadi. Hal ini menyusul penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, dan pembakaran gereja di Temanggung, Jawa Tengah. Kedua kekerasan itu bukan peristiwa baru di negeri ini karena kekerasan serupa selalu muncul dan kerap mengorbankan kelompok-kelompok minoritas. Kekerasan atas nama agama atau apa pun merupakan bagian dari ancaman terhadap Bhinneka Tunggal Ika (berbeda, tetapi tetap satu), filosofi negara tercinta ini. Mitos bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang dijuluki ramah dan halus budi pekerti seakan terpatahkan. Kini, anak bangsa seakan sudah terperangkap dalam menawarkan upaya dengan menggunakan kekerasan dan terkadang dengan mendalihkan ajaran agamanya, entah itu benar atau tidak, rasional atau emosional. Lalu mengapa semua itu bisa terjadi? Mengapa bangsa yang katanya berbudi luhur, ramah dan entah kualifikasi apa yang hendak diberikan kepada bangsa ini menjadi semacam homo homini lupus dalam hampir seluruh bidang kehidupan, termasuk bidang spiritual, dari strata atas sampai pada yang di bawah. Tentu akan ada banyak jawaban yang dapat diberikan, bergantung dari sudut pandang dan pangkal tolak analisis. Tetapi satu hal yang mungkin dapat dipakai untuk pokok bahan renungan kita semua tanpa kecuali: rasa persaudaraan sesama anak bangsa saat ini sudah memudar. Ikatan persaudaraan sesama anak bangsa yang disimbolkan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika sedikit demi sedikit kian memudar. Egoisme dan fanatisme sempit kian menguat. Kekerasan yang terjadi di Cikeusik dan Temanggung jangan sekadar dipandang dari permasalahan agama. Negeri ini akan terjebak dan terjerumus ke dalam 'lubang fundamentalisme' jika melihat kekerasan di Cikeusik dan Temanggung atau tempat-tempat lain dari kacamata agama. Padahal, negara ini dibangun bukan untuk penganut agama tertentu atau suku tertentu, melainkan untuk semua anak bangsa dengan pelbagai perbedaan. Dari sisi teori, banyak faktor penyebab tindakan kekerasan dalam suatu masyarakat. Namun dalam perkara ini, penulis sepakat dengan pernyataan Hassan Hanafi dalam bukunya Agama, Kekerasan & Islam Kontemporer (2001), bahwa kekerasan merupakan antitesis dari ketidakadilan dan ketertutupan pemerintahan. Kekerasan muncul untuk mempertahankan eksistensi nilai-nilai kemanusiaan karena situasi ketidakadilan sosial. Sangat mungkin terjadi jika institusi politik (pemerintahan) yang tidak dipercaya. Tindakan kekerasan dimulai setidaknya dari beberapa fase yakni, pertama, adanya perasaan mendalam dari individu atau kelompok akan ketidakadilan dan keputusasaan; kedua, ketidakberdayaan individu atau kelompok dalam mengubah ketidakadilan tersebut melalui segala cara tanpa kekerasan; ketiga, ketiadaan dialog antara pelaku ketidakadilan dan korbannya, atau mungkin ada namun sekadar dialog semu (bisu). Kekerasan akan terus terulang jika situasi ini terjadi bahkan dibiarkan pengelola institusi politik (pemerintahan). Supremasi hukum dan konstitusi yang seharusnya ditegakkan akan tetapi diabaikan aparatur negara. Negara yang seharusnya melindungi setiap warga negaranya, baik kaum mayoritas maupun minoritas, akan tetapi terlihat sebagai penonton ketika meletus peristiwa kekerasan. Kondisi ini seakan terbukti ketika Foreign Policy memperkirakan peringkat Indonesia dalam indeks negara gagal pada 2011 akan naik dari peringkat 62 yang dicapai pada 2010. Peringkat itu membuat posisi Indonesia masuk pada kategori 'dalam bahaya'. Artinya, jika berbagai masalah tidak segera tertangani, negeri ini akan masuk hitungan 60 negara gagal. Peran pemerintah Pada suatu kesempatan, peraih nobel bidang ekonomi Amartya Sen (1998) pernah memberikan nasihat kepada akademisi, pelaku politik termasuk para pengelola institusi politik (pemerintahan). Dalam nasihat itu, dia mengemukakan,"Ketidakadilan merupakan ciri penting dalam terjadinya kelaparan dan krisis hebat lainnya. Tentu saja, ketiadaan demokrasi (keterbukaan informasi) dengan sendirinya merupakan ketidakadilan, dalam hal ini ketidakadilan dalam soal hak ekonomi dan kekuatan politik. Akan tetapi kita harus melihat secara khusus hubungan antara (1) ketidakadilan politik dalam bentuk pemerintahan nondemokratik dan (2) pemiskinan dan ketimpangan ekonomi terjadi akibat ketidakadilan ekonomi yang parah dan terkadang meningkat dengan tiba-tiba." Dengan nasihat itu, Sen memiliki keyakinan bahwa hanya dengan menerapkan sistem demokrasi menjadi langkah utama untuk mengurangi angka kemiskinan dan menutup pintu ketidakadilan. Demokrasi menuntut adanya pemerintahan yang terbuka (open government), di mana terdapat keterbukaan
[proletar] Nilai / paham Modern dan Anti Barat:: Mengapa
Contoh salaman tapi ditolak gak usah jauh2 di Belanda, di Jakarta juga ada dan banyak malah. Kalian yang merasa Islam-Muhammadiah ato Islam NU ato Islam-Abangan (kayak saya) coba saja ngasih salam ke orang Islam-LDII (Islam Jamaah/Jokam) dan perhatiin cara mereka menerima salam anda, anda akan merasakan kelainannya deh, ato coba ucapkan "assalamualaikum" kepada mereka dan sekali lagi perhatikan jawaban "walaikumsallam" yg diucapkan mereka sebagai jawabannya, apalagi anda ngucapin assalamualaikum-nya lewat telepon. Itu terjadi pada sesama islamrepot yaa ??!! korban brainwash kaleee.. hadjar_wish <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Buat orang Islam, kalau mereka bilang "setiap orang harus bisa memahami dan menghormati umat agama lain. " maka artinya hakekatnya adalah: setiap orang lain harus memahami agama Islam. Dan hanya agama islam. Penganut agama Islam nggak perlu memahami orang lain. Jadi, dalam soal jabat tangan ini, misalnya, yang di negeri Belanda adalah bahagian dari basa basi dan sopan santun, yang harus maklum adalah Verdronk, perempuan Belanda, di negerinya, yang mengulurkan tangan kepada orang Islam dan orang Islam itu menolak. Bagi yang tidak tahu: buat orang Belanda, menolak uluran tangan itu sungguh tidak sopan dan suka diartikan sebagai sikap bermusuhan. Inilah masaalah Islam, sekali lagi: orang lain kudu memahami dan menghormati agama Islam. Orang lain yang kudu tunduk kepada kedunguan Islam. Karena - dalam hal ini - laki-laki Islam nggak boleh menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya, maka orang Islam yang mau disalami Verdronk (kalau nggak salah ketika itu dia menteri) maka Verdronk orang Belanda kudu maklum. Dan kalau ada orang Belanda, seperti Theo van Gogh ngeritik Islam maka Theo van Goh pun ludu dibunuh. Orang lain kudu memahami dan menghormati kebuasan, keganasan, kekejian dan kebiadaban Islam. Dan kalau ada kelompok teater di Rotterdam yang mau memanggungkan Aisyah, maka tu kelompok teater kudu diancam... Orang Islam nggak perlu menghormati freedom of speech... Dan kalau ada orang Denmarkt bikin kartun maka orang Islam boleh bikin huru hara... Orang Islam nggak perlu menghormati freedom of speech... Islam rules the world.. --- In [EMAIL PROTECTED], "john andrew fernandez" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: harusnya hal ini tidak perlu dipermasalahkan (hal berjabat tangan), karena setiap orang harus bisa memahami dan menghormati umat agama lain. Spt-nya disini bung Wal yg tidak bisa menempatkan diri ketika berhubungan dengan orang Islam. Jadi menganggap semua itu adalah masalah ;-) Dengan kata lain, ada kelainan denngan anda ;-) Pada tanggal 20/06/07, walsuparmo <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > Salam, > Orang Minangkabau mengatakan: Mengembik di kandang kambing dan > megaum di kandang harimau.Karena itu orang Minang yang pengembara > dapat diterima di mana saja termasuk di bulan yang kokon ada rumah > makan Padangnya juga. > . > > > --- End forwarded message --- - Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center. [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Nilai Gugatan Kasus Tommy Rp 3 Triliun
Refleksi: Dari dulu cuma gugat-gugatan saja, tanpa action ibarat tong kosong nyaring bunyinya. http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=8797 Senin, 18 Juni 2007, Nilai Gugatan Kasus Tommy Rp 3 Triliun Korupsi Dana KLBI di BPPC JAKARTA - Nilai gugatan terhadap Tommy Soeharto dalam kasus dugaan korupsi kredit likuiditas Bank Indonesia (KLBI) mencapai Rp 3 triliun. Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang menyiapkan draf gugatan penggunaan uang negara yang dimanfaatkan Tommy untuk membiayai Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkih (BPPC) itu. "Nilai gugatan tersebut merupakan nilai minimal," kata Direktur Perdata JAM Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) Kejagung Yoseph Suardi Sabda kepada koran ini di Jakarta kemarin. Dia menyatakan, nilai gugatan itu didasarkan pada taksiran kerugian negara dalam kasus BPPC. Selain dana KLBI Rp 175 miliar, Tommy selaku ketua umum BPPC diduga menyalahgunakan uang petani serta rekanan bernilai triliunan rupiah. Hal itu terkait dengan penyertaan modal (DPM) koperasi unit desa (KUD) dan ribuan petani cengkih yang ditengarai tidak jelas pertanggungjawabannya. "Sesuai ketentuan, dana-dana tersebut harus dikembalikan ke petani. Tapi, sejauh ini, BPPC tidak pernah melaporkan pengembalian dana tersebut ke Depkeu," tegas jaksa senior itu. Operasional BPPC diatur secara detail dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 20/1992 jo Inpres No 1/1992. Yoseph menegaskan, nilai gugatan bisa bertambah. Sebab, kejaksaan bakal memasukkan potensi kerugian negara dari bunga, denda, serta kewajiban BPPC lain terhadap pemerintah. Menurut dia, kejaksaan sedang menyiapkan penyusunan draf gugatan tersebut. Tim jaksa pengacara negara (JPN) menargetkan penyusunan draf selesai sebelum pertengahan Agustus. "Sebab, kami di-deadline 22 Agustus harus sudah mendaftarkan gugatan ke pengadilan," ujar jaksa berkacamata tebal itu. Draf gugatan harus dilaporkan ke pengadilan Guernsey, Inggris, pada 22 Oktober. Selanjutnya, 22 November, pengadilan Guernsey menilai apakah gugatan tersebut memenuhi syarat untuk memperpanjang pembekuan sementara (temporary freezing order) atas uang Tommy di BNP Paribas EUR 36 juta (Rp 424 miliar). Yoseph menyatakan, saat menyusun draf gugatan, tim JPN banyak mengutip hasil penyidikan kasus BPPC dari jaksa penyidik di bagian pidana khusus (pidsus). Sebagian hasil penyidikan memang telah diserahkan ke JPN. "Kami (JPN) bakal melihat kerugian negara dari aspek perdata," jelas jaksa eselon II tersebut. Di tempat terpisah, Jaksa Agung Hendarman Supandji menegaskan, kejaksaan optimistis bisa mendaftarkan gugatan kasus Tommy sebelum deadline yang ditetapkan pengadilan Guernsey. "Saat ini masih dipersiapkan," katanya. Tim JPN diminta bekerja keras selama tiga bulan penyiapan draf gugatan. Saat ditanya soal kasus Tommy di luar BPPC yang menjadi objek gugatan, Hendarman menyatakan belum mendapat laporan. "Itu (kasus BPPC) yang termasuk," ujar mantan JAM Pidana Khusus tersebut. Dia menambahkan, kejaksaan akan mengumumkan kasus yang digugat, jika berkasnya benar-benar siap didaftarkan ke pengadilan. (a [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Nilai Bersama dalam Melawan Terorisme
REPUBLIKA Selasa, 26 September 2006 Nilai Bersama dalam Melawan Terorisme John Reid Menteri Dalam Negeri Inggris Kita perlu mengingatkan diri kita sendiri mengapa kita terlibat dalam perang melawan terorisme ini. Perang ini bukan dan tidak pernah sekalipun menjadi perang melawan Islam. Perang ini adalah perjuangan melawan ekstremisme, melawan teror, dan tidak adanya toleransi. Pertempuran kita adalah melawan mereka yang tidak menerima nilai-nilai kita akan kemanusiaan yang kita sepakati bersama, nilai-nilai kita atas pemahaman bersama mengenai hak-hak hidup, kesetaraan, keadilan dan kesempatan-kesempatan. Prinsip-prinsip pengabdian pada keluarga dan masyarakat, dan pada keyakinan serta perbuatan-perbuatan mulia bukan hanya milik Islam, tetapi juga milik Inggris. Nilai-nilai tersebut juga kita junjung tinggi pada masa sekarang. Karakter teroris Jadi, nilai-nilai apakah yang kita perangi sekarang? Teman-teman Muslim saya mengatakan bahwa Alquran sendiri mengemukakan serangkaian hak-hak yang dapat kita ambil. Menurut pemahaman saya, Alquran menjamin hak-hak manusia, antara lain: hak untuk kehidupan, hak untuk penghargaan dan persamaan, hak untuk keadilan, hak untuk kebebasan, hak untuk mendapatkan pengetahuan, hak untuk bekerja, hak untuk keperluan-keperluan dasar, serta hak untuk hal-hal pribadi. Namun masalahnya adalah bahwa persepsi publik akan keyakinan Islam terlampau sering dibajak oleh mereka yang memanfaatkan agama yang damai dan penuh kasih sayang ini. Mereka memelintirnya serta mendistorsikannya guna mendukung tujuan-tujuan mereka yang penuh kekerasan. Izinkan saya untuk memperjelas satu hal: tidak ada demokrasi atau keadilan dalam nilai-nilai kaum teroris. Tidak ada prinsip-prinsip persamaan, keadilan atau kesempatan bagi semua orang, dan tak ada juga visi untuk masyarakat damai bersama non-Muslim. Usamah bin Ladin dan pengikut-pengikutnya bertentangan dengan hal-hal yang dilindungi oleh orang baik-baik: hak-hak kaum miskin, hak-hak perempuan, dan hak-hak akan keadilan. Saya tak percaya bahwa teroris-teroris ini menjadi kaum Muslim yang sesungguhnya. Mereka adalah militan yang berusaha meraih tujuan-tujuan mereka melalui kekuatan teror dan kekerasan. Mereka menyelubungkan bahasa mereka dalam retorika ajaran Islam. Mereka sebenarnya bertindak dengan cara-cara yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip keyakinan Islam. Mereka percaya bahwa Barat adalah jahat dan bahwa semua nilai-nilai modern merusak kaum Muslim. Sedang pada kenyataannya justru merekalah yang jahat dan kejam dan mereka pulalah yang merusak pikiran anak-anak muda Muslim. Merekalah yang berusaha merusak perdamaian dan pemahaman antara keyakinan dan kelompok etnis yang berbeda di dunia ini. Islam jadi korban Dan inilah sejatinya perjuangan melawan terorisme tersebut. Ini adalah konflik nilai-nilai dan bukan konflik antaragama. Ini adalah konflik antara nilai-nilai Islam melawan nilai-nilai kuno dan tidak toleran. Ini adalah perjuangan melawan ekstremisme, rasa tidak toleran, dan teror. Dan, meskipun berdalih bahwa perang mereka adalah jihad melawan orang kafir, sebagian besar korban Alqaidah adalah justru kaum Muslim. Serangan-serangan mereka telah membunuh orang-orang Muslim yang tak berdosa di Indonesia, Turki, Mesir, Yordania, dan Aljazair. Dan, tentunya orang-orang Muslim yang terbunuh di London tahun lalu. Teroris-teroris itu melancarkan perang yang keras dan tak pandang bulu, dan kita tak dapat menunggu saja untuk bereaksi setelah mereka menyerang. Kita semua harus memberi perhatian penuh dan kita harus membantu mencegah tragedi-tragedi selanjutnya di masa depan. Dan itulah mengapa kita semua harus waspada dan memiliki keberanian untuk bersuara. Teroris-teroris ini berniat menghancurkan solidaritas kita dan memecah-belah di mana tak seorangpun boleh hidup. Maka orang baik-baik harus sama-sama berkeyakinan dan berpikir cerdas. Kita harus menunjukkan pada mereka bahwa kita merupakan masyarakat yang berpadu erat. Kita tak boleh membiarkan mereka memecah-belah kita. Teroris-teroris ini berkeinginan untuk mengeksploitasi kaum muda kita, mengambil hak-hak kita dan membatasi kebebasan kita. Dan jangan salah, mereka tak punya belas kasihan. Mereka akan mengganti hak untuk hidup dengan hak untuk hidup bagi sesama kaum Muslim saja. Mereka akan mengganti hak untuk persamaan dengan hak untuk kaum pria saja. Mereka akan mengganti hak untuk keadilan dengan interpretasi ekstrim akan hukum hudud saja. Mereka akan memundurkan sejarah, dan mengganti pemerintah-pemerintah yang sah dan demokratis. Dan mereka tak akan berhenti membunuh Muslim dan non-Muslim. Tak ada kompromi dalam visi mereka dan tak ada visi damai antara Muslim dan non-Muslim dalam benak mereka. Hari-hari ketika mereka membenamkan kepala di pasir telah lewat. Ekstremis-ekstremis datang dengan pikiran yang penuh kebencian. Mereka mulai mengucilkan kaum perempuan, mengintimidasi mayoritas Muslim dan kemudian mencuc
[proletar] Nilai-nilai Pancasila Tetap Aktual Membina Kerukunan Umat Beragama
http://sumeks.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=10052&Itemid=30 Nilai-nilai Pancasila Tetap Aktual Membina Kerukunan Umat Beragama Oleh : Indra Syafri Staf Dinas Kesejahteran Sosial Provinsi Sumsel Sabtu, 27 Mei 2006 Beberapa waktu lalu, penulis mengikuti semiloka atas kerja sama antara IAIN Raden Fatah Palembang dengan Balitbang Departemen Agama RI dengan tema " Perspektif Perguruan Tinggi Terhadap Kerukunan Antar Umat Beragama di Sumatera Selatan". Sekilas dari judul itu dapat dimaknai bagaimana peran Perguruan Tinggi merumuskan dan sekaligus memberikan sumbangan pikiran terhadap dinamika kerukunan antar umat beragam khususnya di Sumatera Selatan. Semiloka tersebut mengundang dua pembicara yaitu Prof DR HM Ridwan Lubis MA dari Departemen Agama (Depag) RI dan Prof Amzulian Rifai Phd. Dalam paparannya Ridwan Lubis menjelaskan dan sekaligus mensosialisasikan peraturan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri nomor 8 dan 9 tahun 2006, yang intinya membahas tiga substansi pokok. Pertama menyangkut tentang kerukunan antar umat beragama, keduapembedayaan forum kerukunan antar umat beragama dasn yang ketiga tentang pendirian rumah ibadah. Diharapkan dengan disepakatinya peraturan bersama ini akan tercipta suasana yang kondusif diantara pemeluk agama di Indonesia, karena formulasi dan substansi dari peraturan bersama ini telah dirumuskan dengan suasana yang harmonis penuh dengan semangat kekeluargaan oleh masing-masing perwakilan dari masing-masing majelis agama , misalnya dari Majelis Ulama Indonesia ( MUI), Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Konfrensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI ). Terlepas dari apa yang akan menjadi sasaran dan target dari peraturan bersama ini, penulis ingin menyampaikan pokok-pokok pikiran bagaimana keselarasan kehidupan beragama di Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila, yang pada saat ini baik secara yuridis maupun filosofis masih tetap aktual dan relevan untuk dijadikan sebagai acuan moral, hukum, politik dan seterusnya, dan diyakini tidak akan kontradiktif dengan perubahan zaman apapun, termasuk di era reformasi dan otonomi daerah saat ini. Hanya disayangkan dalam era reformasi, peran instrumen hukum atau apapun namanya termasuk peraturan bersama Menag RI dan Mendagri itu terkesan sulit untuk di imlementasikan. Disamping isu demokratisasi dan HAM yang sangat menonjol, juga bangsa kita saat ini sedang dilanda krisis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga hukum yang ada, sehingga budaya anarkis dan pemaksaan kehendak sudah menjadi trend yang menggila. Nilai-nilai Pancasila mengapa harus tereliminasi Secara yuridis kontitusional, Pancasila masih tetap menjadi dasar negara, falsafah bangsa, kepribadian bangsa dan pandangan hidup bangsa. Terbukti dari empat kali UUD 1945 diamandemen, pembukaan UUD 1945 yang mengandung nilai-nilai Pancasila masih tetap dipertahankan Hanya pertanyaannya apakah dengan tidak diamandemennya pembukaan UUD 1945 yang mengandung Pancasila ini, sekedar alasan politis saja. Karena pada kenyataannya nilai-nilai Pancasila itu tinggal nama tanpa makna. Indikasi itu dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari di era reformasi ini betapa budaya anarkhis dan paham liberalisme sudah sangat kental kita rasakan di Indonesia, sehingga jangankan nilai-nilai yang abstrak dari Pancasila, hukum yang lebih konkritpun sudah tidak dapat dijadikan jaminan lagi untuk ketertiban dan ketentraman kehidupan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Satu hal lagi yang semakin membuat kita lebih prihatin, coba kita perhatikan dan amati betapa "alerginya" para petinggi negara kita untuk menyebutkan kata Pancasila dalam berbagai seremonial mulai dari pemerintah pusat hingga pejabat daerah yang terendah. Sehingga bagaimana mungkin kita mau menjadikannya sebagai acuan moral bangsa, kalau menyebutnya saja seperti menyebut barang terlarang, ironis memang ! Sebetulnya jika kita mau jujur dan berpikir jernih , apa salahnya nilai-nilai Pancasila, bukankah itu sudah merupakan hasil pemikiran yang brillian dan komprehensif dari para pahlawan nasional kita. Coba kita kenang kembali bagaimana peran Bung Karno, Mr. Muh.Yamin, dan Prof. Soepomo dalam suasana yang sangat heroik. Karena ketiga tokoh nasional yang terakhir inilah yang telah berlomba untuk merumuskan nilai-nilai kebangsaan ini hingga tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno menyebut usulan bahwa dasar negara kita saat kemerdekaan nanti adalah Pancasila yang akhirnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 agustus 1945 sebagai dasar negara dan termaktub dalam pembukaan UUD 1945 sampai dengan saat ini. Satu catatan penting yang perlu kita ungkap kembali, ketika proses p
[proletar] Nilai Kebangsaan dan Gerakan Kerakyatan
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/8/18/o1.htm Makin sempitnya ruang aktivitas dan kreativitas masyarakat, sehingga rakyat tidak berdaya menghadapi tantangan hidup dalam era globalisasi, karena dihantui oleh kemiskinan. Kelompok masyarakat marginal tidak hanya di daerah terpencil atau pinggiran, tetapi juga muncul di perkotaan karena adanya kesenjangan sosial yang ada di kelompok masyarakat perkotaan. -- Nilai Kebangsaan dan Gerakan Kerakyatan Oleh I Nyoman Mardika DALAM suasana peringatan Hari Kemerdekaan ke-60 RI ini, setiap komponen bangsa perlu merenungkan proses apa yang terjadi selama enam dasawarsa Indonesia sebagai sebuah negara. Apakah setiap warga negara sudah meyakini sebagai warga negara bangsa yang besar, yang disebut Indonesia? Apakah sebagai sebuah negara nilai-nilai kebangsaan yang ada sudah bisa dipahami dan dilaksanakan? -- Kebangsaan Indonesia yang dimaksud adalah sebagai wujud identitas dari negara yang sudah berdaulat. Akan tetapi merajut keindonesiaan belum selesai saat Proklamasi 17 Agustus 1945. Proses merajut keindonesiaan harus dibangkitkan secara terus-menerus oleh negara dan warga negara Indonesia, sehingga setiap warga negara kenal akan bangsanya dan tahu apa yang dilakukan sebagai warga yang berkebangsaan Indonesia. Negara peduli terhadap perwujudan kesejahteraan rakyatnya, sehingga rakyat mau berbuat untuk memajukan negara Indonesia. Membangun nilai-nilai kebangsaan dan kerakyatan dalam kehidupan yang nyata merupakan tantangan bersama bagi warga negara Indonesia. Karena sampai saat ini nilai-nilai kerakyatan masih sekadar wacana dari kelompok elite masyarakat dan penguasa negara. Negara masih belum menjamin secara nyata kesejahteraan rakyat. Proses keterasingan, kesenjangan wilayah dan individu warga negara di wilayah RI masih tampak secara kasat mata, dan negara masih belum mampu berbuat banyak dalam menangani kesenjangan yang cenderung diciptakan oleh negara sendiri. Bahkan, ada ungkapan bahwa keindonesiaan kita adalah sesuatu yang imajiner, karena masih ada banyak penduduk yang tinggal di wilayah NKRI belum merasakan sebagai warga negara Indonesia akibat faktor keterasingan dan termarinalisasi. Bahkan, masih banyak daerah di Indonesia belum tersentuh oleh pembangunan, baik berupa fisik maupun nonfisik. Sarana dan prasarana yang sangat terbatas di wilayah yang terpinggirkan, akses informasi yang tidak ada, sumber daya yang sangat terbatas, dan masih banyak hal lainnya. Belum lagi kesenjangan sosial yang muncul di masyarakat, dan antara masyarakat dengan pejabat negara. Munculnya gerakan separatis di Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua juga sebagai bukti ada kesenjangan antara wilayah pusat dan daerah, di mana hasil kekayaan alam NAD dieksploitasi oleh negara yang hanya dinikmati oleh sebagian kecil warga negara di pusat kekuasaan di samping dinikmati oleh investor asing yang menanamkan investasinya di NAD dan Papua. Sedangkan rakyat NAD dan Papua masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan dan pembangunan fisik dan sumber daya manusia tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh rakyat di kedua daerah tersebut. Hal ini yang memicu semangat separatisme yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Masyarakat Marginal Pelaku pembangunan belum mengembangkan enterpreneurship sebenarnya, untuk mengembangkan potensi yang ada di Indonesia. Hal ini sangat memungkinkan semakin berkembangnya masyarakat marginal di Indonesia. Karena semakin sempitnya ruang aktivitas dan kreativitas masyarakat, sehingga rakyat tidak berdaya menghadapi tantangan hidup dalam era globalisasi, karena dihantui oleh kemiskinan. Kelompok masyarakat marginal tidak hanya di daerah terpencil atau pinggiran, tetapi juga muncul di perkotaan karena adanya kesenjangan sosial yang ada di kelompok masyarakat perkotaan. Kesenjangan ini muncul karena adanya diskriminasi ekonomi dan politik di antara kelompok masyarakat yang hidup di perkotaan. Termarginalisasinya sebuah daerah atau kelompok masyarakat merupakan salah satu faktor munculnya kemiskinan. Kemiskinan memiliki banyak dimensi, di antaranya kurangnya kebutuhan dasar, infrastruktur yang tidak memadai, buruknya kesehatan masyarakat, tingkat pendidikan yang rendah, serta income masyarakat yang rendah pula. Kebutuhan dasar rakyat belum terpenuhi secara optimal seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan. Ini berarti kualitas hidup yang rendah. Kasus busung lapar, gizi buruk, wabah polio di beberapa daerah di Indonesia merupakan sesuatu yang ironis bagi kehidupan masyarakat dalam sebuah negara bangsa yang katanya subur dan kaya akan hasil alam. Pejabat pemerintah tidak hanya bisa menyalahkan rakyat, akan tetapi kondisi ini muncul karena faktor kebijakan pemerintah yang belum menyentuh warga masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi. Infrastruktur di daerah tertinggal masih banyak yang belum memadai, sehingg
[proletar] Nilai Barang Kasus Farid Faqih Rp7 Miliar
http://www.kompas.com/utama/news/0501/28/220410.htm Updated: Jumat, 28 Januari 2005, 21:56 WIBNASIONAL Nilai Barang Kasus Farid Faqih Rp7 Miliar Banda Aceh, Jumat Nilai barang bantuan kemanusiaan dan barang milik TNI yang diduga dicuri Farid Faqih, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) Government Watch (Gowa) ditaksir sedikitnya Rp7 miliar. Satuan Tugas TNI untuk Penanggulangan Bencana Aceh, di Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Banda Aceh, Jumat, menyebutkan besaran taksiran nilai harga pasar dari barang-barang yang terdapat di dua gudang yang sudah diakui Farid sebagai miliknya. Barang-barang itu terdiri atas Rp5,5 miliar yang ditumpuk di gudang Gapensi Blang Bintang, Desa Krueng Raya, dan Rp1,5 miliar yang disimpan di gudang Bulog di seberang kuburan massal Lambaro, di antara Bandara SIM dengan Kota Banda Aceh. Farid ditangkap Provost TNI AU Lanud SIM pada Rabu malam (26/1) setelah kedapatan berusaha membawa pergi barang-barang bantuan yang dikirim dengan pesawat-pesawat Hercules. Ia menggunakan dua truk bertulisan "Bantuan Presiden" yang dipinjam dari organisasi Front Pembela Islam (FPI). Namun organisasi yang dipimpin Habieb Riziq ini telah menyatakan, pihaknya menjadi korban Farid Faqih karena semula truk dikatakan untuk keperluan mengantar makanan kepada pengungsi. Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Rabu, memindahkan setengah dari barang-barang tersebut ke Polresta Banda Aceh di Jalan Tengku Daud Beureuh sebagai barang bukti, menyusul penetapan Farid menjadi tersangka kasus pencurian tersebut. Jumat petang, gudang tersebut sudah tertutup rapat dan disegel dengan pita kuning polisi, serta dijaga oleh sekitar satu regu Brimob dari Kepala Dua, Depok, dan satu regu pasukan TNI dari Batalyon 332. Pihak Satgas TNI menyesalkan pemindahan barang-barang tersebut dari gudang di Krueng Raya ke Polresta tanpa koordinasi sehingga baik jumlah maupun jenis barang yang sudah dipindahkan dengan alasan sebagai barang bukti. "Kami menyesalkan langkah Polisi yang memindahkan begitu saja barang-barang tersebut. Ini karena sebagian tanggung jawab atas barang-barang tersebut masih pada TNI," kata seorang perwira menengah Satgas TNI yang bertugas mengawasi keluar masuk barang. Barang-barang yang berada dalam kedua gudang tersebut berisi berbagai jenis, mulai dari air mineral, mie instan, obat-obatan, biskuit hingga kompor-kompor gas serta penanak nasi listrik (rice cooker) dalam jumlah cukup besar. Kompor-kompor gas (Kitchen-Mate) tersebut merupakan barang kiriman untuk Pangdam Iskandar Muda, Mayjen Endang Suwarya. Barang-barang lain, termasuk pula tenda-tenda untuk pengungsi milik UNHCR (United Nations High Commission for Refugees, Badan PBB urusan Pengungsi). Tenda-tenda berkualitas tinggi dan bertulisan "UNHCR". Dari catatan, TNI kehilangan barang-barang berupa 11 dos (330 kaleng) makanan tempur T-1 ABC, dua koli AC, 23 koli (690 buah) kantong air, 20 meja dan kursi lapangan, satu koli kain loreng TNI (100 meter) dan 70 koli (3.500 buah) kantong tidur (sleeping bag). Nilai pasar barang-barang tersebut antara lain untuk kantong air berkisar 800 juta (nilai kontrak), sleeping bag Rp900.000 per unit, kain loreng TNI Rp150.000 per meter. Petugas penerima barang Tim Departemen Kesehatan yang sedang bertugas di Banda Aceh, Benny, Jumat petang juga mendatangi gudang di Krueng Raya berusaha mencari empat ton dari total sembilan ton barang kiriman dari PT Amerta Indah Otsuka (Pocari Sweat) yang masih belum jelas keberadaannya. Tim Depkes yang ditugaskan Menteri Kesehatan Fadillah Supari itu menyatakan telah menemukan kotak-kotak kiriman obat dari Depkes Jakarta di gudang Farid Faqih lainnya di Lambaro. (Ant/Egi Yahoo! Groups Sponsor ~--> What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good! http://us.click.yahoo.com/pkgkPB/SOnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM ~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/