Re: [proletar] Putus Asa
Si just Pig dan bleki juga rahwana wajib baca hal ini, soalnya merak itu iblis H ª ...h ª ...=D H ª ...h ª ...:D H ª ...h ª ...=D H ª ...h ª ...:D -Original Message- From: cha6...@yahoo.com Sender: proletar@yahoogroups.com Date: Sun, 15 Jan 2012 02:12:56 Reply-To: proletar@yahoogroups.com Cc: Subject: [proletar] Putus Asa Pada suatu hari, Iblis mengiklankan bahwa ia akan mengobral semua perkakas-perkakas kerjanya. Pada hari H, seluruh perkakasnya dipajang untuk dilihat oleh calon pembelinya, lengkap dengan harga jualnya. Seperti kalau kita masuk ke toko hardware, barang yang dijual sungguh menarik, dan semua barang kelihatan sangat berguna sesuai fungsinya. Harganyapun tidak mahal. Barang yang dijual antara lain: Dengki, Iri, Tidak Jujur, Tidak Menghargai Orang Lain, Tak Tahu Terima Kasih, Malas, Dendam, dan lain-lainnya. Di suatu pojok display, ada satu perkakas yang bentuknya sangat sederhana, sudah sangat aus, tetapi harganya sangat tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain. Salah seorang calon pembeli bertanya, "Ini alat apa namanya?" Iblis menjawab: "Itu namanya Putus Asa" "Kenapa harganya mahal sekali, padahal sudah sangat aus?" "Ya, karena perkakas ini sangat mudah sekali dipakai dan berdaya guna sangat tinggi. Saya bisa dengan sangat mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan dengan alat lain. Begitu saya berhasil masuk ke dalam hati manusia, saya dengan sangat mudah melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap manusia tersebut. Barang ini menjadi sangat aus karena saya terlalu sering mengguna-kannya kepada hampir semua manusia, karena hampir semua manusia di dunia tidak tahu dan menyadari kalau PUTUS ASA itu milik saya". ** Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. (Ernest Newman) Ch@™ pin:21EF6D92 Charles Asiku Powered by Telkomsel BlackBerry® [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Putus Asa
Pada suatu hari, Iblis mengiklankan bahwa ia akan mengobral semua perkakas-perkakas kerjanya. Pada hari H, seluruh perkakasnya dipajang untuk dilihat oleh calon pembelinya, lengkap dengan harga jualnya. Seperti kalau kita masuk ke toko hardware, barang yang dijual sungguh menarik, dan semua barang kelihatan sangat berguna sesuai fungsinya. Harganyapun tidak mahal. Barang yang dijual antara lain: Dengki, Iri, Tidak Jujur, Tidak Menghargai Orang Lain, Tak Tahu Terima Kasih, Malas, Dendam, dan lain-lainnya. Di suatu pojok display, ada satu perkakas yang bentuknya sangat sederhana, sudah sangat aus, tetapi harganya sangat tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain. Salah seorang calon pembeli bertanya, "Ini alat apa namanya?" Iblis menjawab: "Itu namanya Putus Asa" "Kenapa harganya mahal sekali, padahal sudah sangat aus?" "Ya, karena perkakas ini sangat mudah sekali dipakai dan berdaya guna sangat tinggi. Saya bisa dengan sangat mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan dengan alat lain. Begitu saya berhasil masuk ke dalam hati manusia, saya dengan sangat mudah melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap manusia tersebut. Barang ini menjadi sangat aus karena saya terlalu sering mengguna-kannya kepada hampir semua manusia, karena hampir semua manusia di dunia tidak tahu dan menyadari kalau PUTUS ASA itu milik saya". ** Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. (Ernest Newman) Ch@™ pin:21EF6D92 Charles Asiku Powered by Telkomsel BlackBerry® Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Putus Asa
Pada suatu hari, Iblis mengiklankan bahwa ia akan mengobral semua perkakas-perkakas kerjanya. Pada hari H, seluruh perkakasnya dipajang untuk dilihat oleh calon pembelinya, lengkap dengan harga jualnya. Seperti kalau kita masuk ke toko hardware, barang yang dijual sungguh menarik, dan semua barang kelihatan sangat berguna sesuai fungsinya. Harganyapun tidak mahal. Barang yang dijual antara lain: Dengki, Iri, Tidak Jujur, Tidak Menghargai Orang Lain, Tak Tahu Terima Kasih, Malas, Dendam, dan lain-lainnya. Di suatu pojok display, ada satu perkakas yang bentuknya sangat sederhana, sudah sangat aus, tetapi harganya sangat tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain. Salah seorang calon pembeli bertanya, "Ini alat apa namanya?" Iblis menjawab: "Itu namanya Putus Asa" "Kenapa harganya mahal sekali, padahal sudah sangat aus?" "Ya, karena perkakas ini sangat mudah sekali dipakai dan berdaya guna sangat tinggi. Saya bisa dengan sangat mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan dengan alat lain. Begitu saya berhasil masuk ke dalam hati manusia, saya dengan sangat mudah melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap manusia tersebut. Barang ini menjadi sangat aus karena saya terlalu sering mengguna-kannya kepada hampir semua manusia, karena hampir semua manusia di dunia tidak tahu dan menyadari kalau PUTUS ASA itu milik saya". ** Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. (Ernest Newman) Ch@™ pin:21EF6D92 Charles Asiku Powered by Telkomsel BlackBerry® Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Putus Asa dengan Indonesia
Republika Selasa, 05 April 2005 Putus Asa dengan Indonesia? Oleh : Ahmad Syafii Maarif Usai menghadiri rapat Akademi Jakarta (AJ) pada 24 Maret 2005 di Taman Ismail Marzuki (TIM), saya berbicara santai tentang berbagai masalah bangsa dan negara dengan Bung Rendra, Ajip Rosidi, dan Nh Dini. Sewaktu pertanyaan tentang Indonesia saya ajukan kepada Nh Dini, jawabannya telak, ''Saya putus asa dengan Indonesia.'' Ungkapan pendek ini saya rasakan sangat tajam, menukik, dan barangkali cukup banyak rakyat kita yang sependapat dengan novelis ini. Saya sendiri pada berbagai forum pernah pula mengatakan, ''Sekiranya agama mengizinkan, saya sudah putus asa. Tetapi agama melarangnya, oleh sebab itu berbuatlah semaksimal mungkin untuk perbaikan, sesuai dengan kemampuan dan posisi kita masing-masing.'' Kemudian lontaran Nh Dini ini saya SMS-kan kepada beberapa teman. Reaksi mereka beragam, sesuai dengan pandangan masing-masing. Ada yang memberi jawaban pendek, ''Astaghfirullah!'', tetapi ada pula dengan nada empati, seperti yang di-SMS-kan oleh Bung Rizal Ramli, ''Pak Maarif, pendapat yang demikian semakin meluas. Mari kita berbuat sesuatu agar keputusasaan tidak menghantui kita.'' Saya rasa seorang seniman atau sastrawan di manapun di muka bumi ini tidak jarang mewakili nurani rakyat yang paling dalam, karena keadilan yang dinanti tak kunjung datang, sementara para politisi asyik membual dengan retorika vulgar dan dangkal. Masalahnya, di negeri kita adalah bahwa sedikit sekali di antara kaum elite kita yang mau bergaul dengan seniman/sastrawan, padahal siapa tahu suara mereka memang mewakili realitas yang sebenarnya. Kalau demo dianggap ada yang menunggangi, maka ekspresi seorang sastrawan adalah ekspresi hati nurani yang tidak dapat ditunggangi, kecuali sastrawan partisan. Sebelum rapat, kami juga mendengar cerita sedih dari Misbach Yusa Biran tentang pengalamannya dengan sebuah rumah sakit di Jakarta yang minta uang muka Rp 11 juta, dan kemudian dokter yang salah praktik, sebagaimana sering kita dengar pula di berbagai tempat. Pasien umumnya tidak berdaya, sementara sebagian dokter sudah sangat materialistik. Persoalannya tetap saja, yaitu bahwa hati nurani kita semakin lama semakin kasar dan bahkan tumpul. Itu belum lagi berbicara tentang tragedi demi tragedi yang diderita oleh TKI/TKW kita di luar negeri, sudah terlalu biasa diperlakukan sebagai setengah manusia, hampir tanpa perlindungan, padahal mereka adalah juga sebagai sumber devisa untuk negara dalam jumlah ratusan miliar rupiah. Rendra sudah terlalu sering mengingatkan tentang Indonesia sebagai sebuah negara maritim, tetapi kekuatan pengawal perairan lautnya rapuh sekali. Maka, sudah seharusnya dalam kurikulum pendidikan masalah maritim ini dimasukkan. Bukankah Indonesia dengan jumlah pulau sekitar 17.565 adalah sebuah negara kepulauan yang terpanjang dan terluas di dunia? Di samping panjang dan luas, juga mungkin terindah. Tetapi mengapa, perhatian kita terhadap laut selama ini sangat lemah? Maka, jangan heran nelayan-nelayan asing sudah puluhan tahun lalu lalang di perairan kita untuk mencuri ikan, dan tidak jarang pula berkongsi dengan anak negeri, karena lemahnya pengawasan aparat kita. Bahkan, bukan rahasia lagi sebagian aparat malah bekerja sama dengan para pencuri itu. Tampaknya Indonesia kita ini adalah sebuah bangsa yang ruwet, terlalu banyak bisulnya. Tetapi, kita boleh bangga bahwa selama hampir 60 tahun kita merdeka, negeri ini relatif masih utuh. Hanya pertanyaannya adalah: untuk berapa lama bisa bertahan. Seorang teman yang sangat mengerti masalah pengurusan listrik di nusantara yang serba memusat hingga hari ini, sampai-sampai mengatakan bahwa Indonesia ini memang terlalu besar untuk menjadi sebuah negara. Pendapat ini tidak ada hubungannya dengan kecenderungan untuk membagi-bagi bangsa ini, tetapi semata-mata karena keprihatinan dalam mengamati masalah kita yang serba kusut, tidak mudah diurai, kecuali kita mau merancang ulang negeri ini, sebab siapa tahu dengan cara itu kita akan dapat keluar dari suasana yang serba buntu ini. Proses merancang ulang ini adalah pekerjaan raksasa yang harus dipikirkan matang-matang. Ide tentang otonomi daerah sebenarnya adalah salah satu cara untuk mengubah kebijakan yang serba memusat itu. Tetapi setelah dijalankan, muncul pula masalah baru berupa raja-raja lokal yang pendek akal yang menutup daerahnya terhadap daerah lain. Untuk proses kepindahan guru dari satu daerah ke daerah lain, misalnya, sungguh sulit, demi otonomi. Jika arus ini tetap berlangsung, maka sudah dapat dipastikan bahwa kesenjangan kualitas pendidikan kita akan semakin parah. Nasionalisme etnis/lokal adalah bahaya masa depan bagi keutuhan negeri ini. Akhirnya, marilah berpikir jernih, tidak putus asa, tetapi tetap kritis, serta mau mendengarkan pendapat seniman/sastrawan kita. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Gro