[Rantau-Net] Re:Salah kaprah Emansipasi II

2000-04-24 Terurut Topik Khairi Yusuf


Tapi para penganut paham kaku diatas tak bisa pula disalahkan seratus persen. 

 yang dikembangkan oleh Ibn Khaldun, Al-Kindi, Ibn Rush, Ibn  Sina, Ibn Farabi 
dll. sudah tamat!! 

   yang salah satunya adalah mengerangkeng wanita  dengan fitrahnya. Kita masih 
asyik memaki bahwa saudara kita yang tak sejalah tafsirnya dengan kita  sebagai 
kafir, tergoda  rayuan setan! Kita masih nyaman kalau bisa mempersempit bahwa 
ilmu dari semua ilmu pengetahuan hanya ilmu agama. Entah kapan semua ini akan 
berakhir? Entahlah! Saya hanya dapat gelisah!

  Salam,

  Evi

Wa'alaikum salam.w.w.

   Banyak tulisan Gamut nih, cuma beberapa yang saya garis bawahi termasuk
kegelisahan yang Gamut isyaratkan. 
Yang pertama soal paham kaku dan tidak kaku. Siapa saja berhak mengatakan
itu kaku atau tidak kaku. Akan tetapi yang penting adalah inti dari masalah. 
  Yang dikemukakan pada tulisan sebelumnya hanyalah paduan dari banyak
pendapat para ulama dari dulu sampai sekarang ditambah dengan hasil tela'ahan
sendiri dari Al-Qur'an dan hadist. Kalau tulisan itu dapat membawa manfaat
dan kemaslahatan bagi ummat dan kemudian mencoba menggiring ummat dari kete-
ledoran yang mendekatkan mereka ke jurang neraka, kemudian dapat pula memberikan
suluh atau penerangan yang dapat membawa ummat memahami jiwa agamanya,
silahkan katakan itu tafsiran kaku. Tapi bila kemudian tulisan itu berlawanan
dengan tulisan yang tidak kaku, lalu memberikan toleransi seluas-luasnya dan 
kemudian memasukkan pemahaman yang sudah terimbas dan terbias oleh imperialisme 
serta devide et impera, yang akan menggiring ummat terjauh dari agama mereka dan 
membiarkan Setan bekerja menungganginya, silahkan katakan apa saja. Semuanya 
harus  dikembalikan kepada iman di dada. Yang penting diingat salah satu 
kriteria iman adalah "Ikut Allah dan ikut rasul". Dan juga bila kemudian ada 
yang mempunyai tafsiran dalam bentuk lain (sebagaimana yang disebutkan sanak 
Riri), lalu dapat bertoleransi sangat luas, selama tidak bertentangan dengan apa
yang diturunkan Allah dan diajarkan oleh Rasulnya, silahkan pakai. Yang penting
diingat, bila sudah memberikan kebebasan tanpa batas untuk wanita, sudah 
jelas-jelas bertentangan dengan hukum yang dapat dibaca secara harfiah
dari Allah swt. dalam Al-Qur'an.
   Yang kedua, kalau nama-nama Ibn Khaldun, Al-Kindi, Ibn Rush, Ibn  Sina, Al- 
Farabi disebut, orang-orang ini justru masih berpegang teguh kepada ajaran
"Ikut Allah dan ikut Rasul", sebab mereka adalah orang yang hafidz Al-Qur'an
sebagaiman Ibn Sina hafidz Al-Qur'an pada umur 20 tahun. Mustahil mereka
memberi tafsir yang keluar dari yang disebut paham kaku tadi, dan mustahil
pula apa yang mereka fatwakan akan sejalan dengan paham yang sudah terimbas
imperialism dan capitalism tersebut, kalau tak percaya baca sejarah. Ingat
apa yang dikatakan Ibn Sina pada bujangnya (pembantunya),
"Engkau memuji aku seolah-olah aku lebih daripada Muhammad rasulullah dan
Ali Karamalluwajah, tapi engkau minta bertayamum karena mengatakan hari
dingin, tak engkau pedulikan bagaimana takutnya orang yang memanjat menara
kepada Allah swt. dikala dingin kemudian memanggil orang untuk shalat subuh 
dengan azannya". Dari yang sedikit ini saja sudah tergambar dibenak kita
bagaimana ketaqwaan mereka kepada Allah yang membawa Islam ke puncak kejayaan. 
Apakah mungkin fatwa mereka sejalan dengan paham yang terimbas barat tersebut ?.
   Yang ketiga, tak sejalan tafsirnya bukan berarti seseorang itu kafir.
Yang kafir adalah tidak percaya kepada apa yang telah disampaikan para rasul,
yang berarti tidak percaya kepada apa yang telah diturunkan kepada Rasulullah,
dan berarti tidak mempercayai Sang pencipta yang menurunkannya. Silahkan ber-
interpretasi selama tidak keluar dari garisan yang sudah diturunkan oleh Allah
kepada Rasulnya. 
  Yang keempat, kalau mengatakan tulisan tersebut mengkerangkeng wanita dengan
fitrahnya, silahkan jangan dihiraukan. Tapi bila Allah swt. yang sudah membuat
agama ini menjadi agama fitrah dikatakan demikian. Saya tak tahu harus berkata
apa. Saya hanya menyarankan, sebelum seorang wanita mu'min terikat dalam tali 
perkawinan dengan seorang lelaki, adalah lebih baik baginya memahami agama Islam
ini dengan benar. 
  Yang kelima, ilmu dari ilmu pengetahuan adalah ilmu agama, saya tak berkata
demikian, karena seseorang tak akan mendapati bagaimana integral dan differen-
sial di dalam Al Qur'an, seseorang tak akan mendapati deret Taylor atau 
transformasi Fourier di situ. Tapi kalau dikatakan ilmu agama adalah kunci
dari semua ilmu yang ada, saya boleh setuju. Sebab kalau tidak, sebagaimana
yang dikatakan Einstein dia akan buta. Dari pengalaman saya di bangku sekolah
sampai sejuah ini, ilmu pengetahuan belum dapat memberi informasi yang terang
mengenai kehidupan yang kedua yang sangat panjang. Hanya Agama yang saya anut 
yang mampu  memberikan informasi yang detail dan akurat. Dan yang dapat 
membuktikannya bukan demonstration (kecuali soal al-Qur'an mengatakan semua yang 
berjiwa 

Re: [Rantau-Net] Re:Salah kaprah Emansipasi II

2000-04-24 Terurut Topik Evi





  - Original Message - 
  From: 
  Khairi Yusuf 
  
  Wa'alaikum salam.w.w.Yang pertama soal paham kaku dan tidak 
  kaku. Siapa saja berhak mengatakanitu kaku atau tidak kaku. Akan tetapi 
  yang penting adalah inti dari masalah.  Yang dikemukakan pada 
  tulisan sebelumnya hanyalah paduan dari banyakpendapat para ulama dari 
  dulu sampai sekarang ditambah dengan hasil tela'ahansendiri dari Al-Qur'an 
  dan hadist. Kalau tulisan itu dapat membawa manfaatdan kemaslahatan bagi 
  ummat dan kemudian mencoba menggiring ummat dari kete-ledoran yang 
  mendekatkan mereka ke jurang neraka, kemudian dapat pula memberikansuluh 
  atau penerangan yang dapat membawa ummat memahami jiwa agamanya,silahkan 
  katakan itu tafsiran kaku.
  
  Assamulaikum,
  
  Eh ternyata nasib mempertemukan kita lagi ya, pak KY. Dari awal pemikiran 
  kita sudah berseberangan.Waktu itu karena beberapa 
  pertimbangansaya mencoba menghindar. Tapi kini karena beberapa 
  pertimbangan pula saya tak akan menghindar lagi. He..he...Jadi ingat 
  Jallalludin Rumi, "bagi yang tak tahan menerima tusukan jarum pada dagingnya 
  jangan pernah mencoba mengangkat pedang." Kemarin saya sudah mengangkat 
  pedang, kini saatnya mencoba apakah daging saya kuat menerima tusukan 
  jarum.
  
  Begini pak KY. Yang saya maksudkan dengan kaku adalah sikap taqlid, sikap 
  peniruan yang membabi buta. Kalau Al Quran bicara A ya A lah 
  artinya. Kalau hadist bicara B ya B lah artinya. Kalau ulama Anu bicara C ya C 
  lah artinya. Bila ada gagasan baru, inovasi, refleksi dan pemahaman atas 
  perubahan situasi yang terus berkembang dalam masyarakat dianggap sebagai 
  ancaman, sebagai rongrongan, sebagai jalan untuk membawa manusiakedalam 
  neraka. Itulah yang saya maksud dengan kaku. Jadi kaku disinitak lebih 
  dan tak kurang dari pada pembekuan dalam penafsiran Al Quran dan hadist. 
  Dan saya tak tahu apakah pak KYtermasuk kedalam barisan "uzur" 
  diatas.
  
  Sedangkan yang saya anggap tidak kaku adalah suatu gerakan 
  revitalisasi Islam yang bertendensi berlawanan dengan paragraf pertama. 
  Namanya modernisme in Islam. Contohnya dapat diambildari abad ke-19 
  seperti yang dilakukan oleh Jamaluddin Afghani dan muridnya 
  Muh.abduh. Dalam perjuangan mereka melawan ideologi kolonial Eropa 
  mereka mejustifikasi tulisan-tulisannya pada literatur. Begitu pula dalam 
  memperkuat Islam dalam melawan Eropa, mereka serap serap unsur-unsur peradaban 
  dan budaya bourjuis untuk kemudian digunakan untuk melawanbourjuis itu 
  sendiri. Dan setiap cendikia muslim juga tahu bahwa itu semua mereka lakukan 
  sepanjang tidak bertententangan dengan ajaran Islam. Prinsip yang mereka 
  gunakan persis seperti yang ditulis oleh Al-Kindi beberapa 
  abad silam, " we sholud not be ashame to acknowledge truth from whatever 
  source it come to useven if from former generations and foreign peoples. 
  For him who seeks the truth there is nothing higher value than the truth 
  it self."
  
  Tapi bila kemudian tulisan itu berlawanandengan tulisan 
  yang tidak kaku, lalu memberikan toleransi seluas-luasnya dan kemudian 
  memasukkan pemahaman yang sudah terimbas dan terbias oleh imperialisme 
  serta devide et impera, yang akan menggiring ummat terjauh dari agama 
  mereka dan membiarkan Setan bekerja menungganginya, silahkan katakan apa 
  saja.
  
  kolonilisme memang merampas apa saja yang dapat mereka rampas dari 
  masyarakat muslim. Bahkan kalau perlu iman mereka. Itulah sebabnya mereka 
  mengembangkan Antropologi; disiplin ilmu yang khusus dikembangkan untuk 
  memberi dasar-dasar pembenaran secara akademis 
  terhadap citra Islam yang salah. Belum lagi kelakuan kaum orientalis 
  yang jelas-jelas selama berabad-abad menghasilkan kerja intelektual untuk 
  menyebarkan kebencian dan keragu-raguan pada ajaran Islam. 
  
  Posisi saya tidak disana. Well, saya senang buku-buku sejarah, 
  antropologi, dan sociologi. Secara financial, alhamdulillah, suami saya 
  kebetulan mampu mensupport hobbi tersebut. Sambil menimang anak, saya isi 
  otakini agar tidak beku.Suami saya bilang kebiasaan ini sebagai 
  tamasya duduk. Setelah saya pikir, benar juga . Sebab saya dapat 
  berkelana kedalam dunia orang saleh melalui DR. Qardawi , kedalam 
  dunia kafir seperti yang disebut imam Khomeini pada Salman 
  Rusdieatau kedalam intelektualitas yang netral dalamBassam Tibi. 
  Setelah balik lagi ke bumi saya dapat mempertimbangkan mana yang harus 
  saya ambil sebagai penambah wawasan dan iman dan mana yang 
  harus saya buang .
  
  Lantas pak KY melabelibahwa saya sudah terjajah imperialisme. 
  Saatnya untuk mengoreksi pikiran pak KY. Sekali lagi itu tidak betul! Saya 
  sudah cukup dewasa untuk tidak tersesat tapi kalaupun mau menyesatkan diri 
  saya lebih tahu dimana tempat yang lebih cocok untuk menyesatkan diri. Yang 
  lebih tepat adalah saya mengambil sikap seperti Jamuluddin Afghani, 
  memanfaatkan ilmunya orang barat untuk membuka kerudung