----- Original Message -----
>Wa'alaikum salam.w.w.
Yang pertama soal paham kaku dan tidak
kaku. Siapa saja berhak mengatakan
itu kaku atau tidak kaku. Akan tetapi
yang penting adalah inti dari masalah.
Yang dikemukakan pada
tulisan sebelumnya hanyalah paduan dari banyak
pendapat para ulama dari
dulu sampai sekarang ditambah dengan hasil tela'ahan
sendiri dari Al-Qur'an
dan hadist. Kalau tulisan itu dapat membawa manfaat
dan kemaslahatan bagi
ummat dan kemudian mencoba menggiring ummat dari kete-
ledoran yang
mendekatkan mereka ke jurang neraka, kemudian dapat pula memberikan
suluh
atau penerangan yang dapat membawa ummat memahami jiwa agamanya,
silahkan
katakan itu tafsiran kaku.>>>>
Assamulaikum,
Eh ternyata nasib mempertemukan kita lagi ya, pak KY. Dari awal pemikiran
kita sudah berseberangan. Waktu itu karena beberapa
pertimbangan saya mencoba menghindar. Tapi kini karena beberapa
pertimbangan pula saya tak akan menghindar lagi. He..he...Jadi ingat
Jallalludin Rumi, "bagi yang tak tahan menerima tusukan jarum pada dagingnya
jangan pernah mencoba mengangkat pedang." Kemarin saya sudah mengangkat
pedang, kini saatnya mencoba apakah daging saya kuat menerima tusukan
jarum.
Begini pak KY. Yang saya maksudkan dengan kaku adalah sikap taqlid, sikap
peniruan yang membabi buta. Kalau Al Quran bicara A ya A lah
artinya. Kalau hadist bicara B ya B lah artinya. Kalau ulama Anu bicara C ya C
lah artinya. Bila ada gagasan baru, inovasi, refleksi dan pemahaman atas
perubahan situasi yang terus berkembang dalam masyarakat dianggap sebagai
ancaman, sebagai rongrongan, sebagai jalan untuk membawa manusia kedalam
neraka. Itulah yang saya maksud dengan kaku. Jadi kaku disini tak lebih
dan tak kurang dari pada pembekuan dalam penafsiran Al Quran dan hadist.
Dan saya tak tahu apakah pak KY termasuk kedalam barisan "uzur"
diatas.
Sedangkan yang saya anggap tidak kaku adalah suatu gerakan
revitalisasi Islam yang bertendensi berlawanan dengan paragraf pertama.
Namanya modernisme in Islam. Contohnya dapat diambil dari abad ke-19
seperti yang dilakukan oleh Jamaluddin Afghani dan muridnya
Muh.abduh. Dalam perjuangan mereka melawan ideologi kolonial Eropa
mereka mejustifikasi tulisan-tulisannya pada literatur. Begitu pula dalam
memperkuat Islam dalam melawan Eropa, mereka serap serap unsur-unsur peradaban
dan budaya bourjuis untuk kemudian digunakan untuk melawan bourjuis itu
sendiri. Dan setiap cendikia muslim juga tahu bahwa itu semua mereka lakukan
sepanjang tidak bertententangan dengan ajaran Islam. Prinsip yang mereka
gunakan persis seperti yang ditulis oleh Al-Kindi beberapa
abad silam, " we sholud not be ashame to acknowledge truth from whatever
source it come to us....even if from former generations and foreign peoples.
For him who seeks the truth there is nothing higher value than the truth
it self."
>>>Tapi bila kemudian tulisan itu berlawanan
dengan tulisan
yang tidak kaku, lalu memberikan toleransi seluas-luasnya dan
kemudian
memasukkan pemahaman yang sudah terimbas dan terbias oleh imperialisme
serta devide et impera, yang akan menggiring ummat terjauh dari agama
mereka dan membiarkan Setan bekerja menungganginya, silahkan katakan apa
saja.>>>
kolonilisme memang merampas apa saja yang dapat mereka rampas dari
masyarakat muslim. Bahkan kalau perlu iman mereka. Itulah sebabnya mereka
mengembangkan Antropologi; disiplin ilmu yang khusus dikembangkan untuk
memberi dasar-dasar pembenaran secara akademis
terhadap citra Islam yang salah. Belum lagi kelakuan kaum orientalis
yang jelas-jelas selama berabad-abad menghasilkan kerja intelektual untuk
menyebarkan kebencian dan keragu-raguan pada ajaran Islam.
Posisi saya tidak disana. Well, saya senang buku-buku sejarah,
antropologi, dan sociologi. Secara financial, alhamdulillah, suami saya
kebetulan mampu mensupport hobbi tersebut. Sambil menimang anak, saya isi
otak ini agar tidak beku. Suami saya bilang kebiasaan ini sebagai
tamasya duduk. Setelah saya pikir, benar juga . Sebab saya dapat
berkelana kedalam dunia orang saleh melalui DR. Qardawi , kedalam
dunia kafir seperti yang disebut imam Khomeini pada Salman
Rusdie atau kedalam intelektualitas yang netral dalam Bassam Tibi.
Setelah balik lagi ke bumi saya dapat mempertimbangkan mana yang harus
saya ambil sebagai penambah wawasan dan iman dan mana yang
harus saya buang .
Lantas pak KY melabeli bahwa saya sudah terjajah imperialisme.
Saatnya untuk mengoreksi pikiran pak KY. Sekali lagi itu tidak betul! Saya
sudah cukup dewasa untuk tidak tersesat tapi kalaupun mau menyesatkan diri
saya lebih tahu dimana tempat yang lebih cocok untuk menyesatkan diri. Yang
lebih tepat adalah saya mengambil sikap seperti Jamuluddin Afghani,
memanfaatkan ilmunya orang barat untuk membuka kerudung keterbelakangan
muslim yang sudah berlangsung selama berabad-abad.
Devide et impera? Tanpa dipecah belah oleh saya pun masyarakat
muslim sudah hancur berderai kok. Apa pak KY tak teringat apa apa yang
terjadi begitu rasullullah wafat? Setelah wafatnya (karena pembunuhan)
khalifah ke-3 yakni Usman, masyarakat muslim diluar suku Quraisy mulai unjuk
rasa. Mereka menolak bahwa khalifah tak harus berada ditangan suku Quraisy
terus menerus padahal istri-isti nabi itu kan kebanyakan berasal dari luar
suku tersebut. Jelasnya dari pendapat mereka tersebut adalah kriteria
suksesi tak selamanya harus berlangsung karena hubungan darah
dengan Nabi. Ali sebagai menanti juga harus diberi hak sebagai khalifah.
Bukankah pengikut khalifah Ali ini yang sekarang kita kenal sebagai islam
shi'ah dan yangmengikuti garis darahnabi sebagai sunni? Masih ada sekte
yang lain, yakni khawariij yang membunuh khalifah Ali. Nah ini
perpecahan dalam berebutan kekuasaan.
Sedangkan dalam pemikiranpun masyarakat Muslim juga sudah terpecah
belah kok, bahkan jauh sebelum inyiak saya lahir. Selama dua ratus tahun
pertama tahun hijriah, filsafat Qurani yang berlandaskan rasional yang
memperlihatkan kemahapenciptaan, keunikan, dan imaterialitas Allah, yang
dilakukan oleh ahli kalam menjadi satu dalam masyarakat muslim .
Begitu kaum muslim mengenal filsafat Yunani, situasi ini berubah dengan
cepat. Inikan yang kita kenal sebagai kaum mu'tazillah? Terus ada lagi reaksi
terhadap kaum separatis ini dengan lahirnya Asy'ariah. Terus ada lagi
golongan atau aliran stoik,neo-patonist (ikwan Al- syafa), tasawuf, dan
lain-lainnya.
So, pak KY, tanpa saya pecah belah pun sebenarnya "kesatuan
umma Islam yang tak dapat dipisahkan" hanya retorika,
bukan?
>>>Semuanya
harus dikembalikan kepada iman di dada.
Yang penting diingat salah satu
kriteria iman adalah "Ikut Allah dan ikut
rasul". Dan juga bila kemudian ada
yang mempunyai tafsiran dalam bentuk
lain (sebagaimana yang disebutkan sanak
Riri), lalu dapat bertoleransi
sangat luas, selama tidak bertentangan dengan apa
yang diturunkan Allah dan
diajarkan oleh Rasulnya, silahkan pakai. Yang penting
diingat, bila sudah
memberikan kebebasan tanpa batas untuk wanita, sudah
jelas-jelas
bertentangan dengan hukum yang dapat dibaca secara harfiah
dari Allah swt.
dalam Al-Qur'an.>>>
Ya, saya setuju bahwa pada akhirnya semuanya harus dikembalikan kepada
iman di dada. Cuma saya tak berharap bahwa dalam menyelesaikan setiap
masalah dan menjawab tantangan hidup ini, umat islam tak terlalu cepat
berlindung kebelakang iman di dada. Disamping mengajarkan bahwa hanya
Allah tempat satu-satunya kita berserah diri, Al Quran juga mengajarkan
kepada kita untuk selalu "bacalah dan pikirlah",bukan?.
Contohnya ayat yang mengajarkan kita untuk rendah hati, "katakanlah
kepada kaum laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menjaga
pandangan dan kehormatannya".....Katakanlah kepada kaum wanita yang
beriman, 'hendaklah mereka menahan pandangan dan kehormatannya"..(QS
24:30-31). Jelas-jelas ayat ini ditujukan kepada kedua kaum tapi ulama
mempelintirnya untuk keperluan wanita saja. Sikap rendah hati wanita dimuka
umum ditafsirkan sebagai aturan dalam berpakain yang menutupi seluruh tubuh.
Cara berpikir seperti itulah yang perlu diterobos dengan
"bacalah dan pikirlah".
>>>Yang kedua, kalau nama-nama Ibn Khaldun, Al-Kindi, Ibn Rush,
Ibn Sina, Al-
Farabi disebut, orang-orang ini justru masih berpegang
teguh kepada ajaran
"Ikut Allah dan ikut Rasul", sebab mereka adalah orang
yang hafidz Al-Qur'an
sebagaiman Ibn Sina hafidz Al-Qur'an pada umur 20
tahun. Mustahil mereka
memberi tafsir yang keluar dari yang disebut paham
kaku tadi, dan mustahil
pula apa yang mereka fatwakan akan sejalan dengan
paham yang sudah terimbas
imperialism dan capitalism tersebut, kalau tak
percaya baca sejarah.>>>>
Kemarin saya juga tak mengatakan bahwa mereka memberi tafsir
yang kaku kok, kalau pak KY tak percaya silahkan baca ulang
tulisan saya. Bahwa agama adalah dokrin dan dokrin bersikap kaku tak
dapat di pungkiri. Yang saya soroti adalah sikap kita sebagai muslim
dalam menafsirkan kekakuan tersebut.Mau ikutan kaku atau mau ikutan
mereka-mereka yang telah kita sebutkan diatas. Mereka diatas jelas tak kaku
dalam menafsirkan ajaran agama. Kalau tidak Islam memang tak akan pernah
mengukir sejarah keemasannya dalam bidang intelektual.
>>>Yang ketujuh, Mari kita dekatkan diri kepada Allah swt.
dan mohon ampunan dan
petunjuk serta lindungan-Nya. Insya Allah, Allah
akan menolong kita. Aaamiin
yaa rabbal 'aalamiiin.>>>
Amin! Selama ini saya memang hanya shalat tahajud untuk kepentingan
diri saya saja. Egois sekali, ya? Mulai sekarang saya juga akan shalat tahajud
agar Allah mau membuka kerudung keterbelakangan dalam peradaban muslim
dewasa ini. Saya juga akan shalat tahajud agar umat Islam tak lagi hanya
menggunakan simbo-simbol sebagai tanda bahwa mereka orang saleh. Sebab
untuk menjadi saleh tidak melulu dapat bicara dimuka publik tentang
kesalehan melainkan juga mereka harus melaksanakan
tindakan yang disebut saleh tersebut.
Wassalam,
Evi
Wassalam
Khairi Yusuf
http://lapau.rantaunet.web.id=================================================
WEB-EMAIL
GRATIS ... @rantaunet.web.id --->
http://mail.rantaunet.web.id=================================================
Subscribe
- Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To:
[EMAIL PROTECTED]Isi
email / Messages: subscribe rantau-net email_anda
Unsubscribe -
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To:
[EMAIL PROTECTED]Isi
emai / Messages: unsubscribe rantau-net
email_anda
=================================================
WebPage
RantauNet
http://www.rantaunet.web.id dan Mailing
List RantauNet
adalah servis dari EEBNET
http://eebnet.com, Airland Groups,
USA
=================================================