[R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Ada yang mau berkomentar?

Salam,

ANB

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/12/23/nh0yp6-irfan-hamka-buya-ucapkan-selamat-natal

REPUBLIKA.CO.ID http://republika.co.id/, JAKARTA -- Putra mantan ketua
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Hamka, Irfan Hamka membantah ayahnya
melarang mengucapkan selamat hari Natal kepada kaum Kristiani. Irfan
mengatakan, dalam fatwa yang dikeluarkan Buya pada 1981, isinya bukan
pelarangan mengucapkan selamat Natal atau mengharamkannya.

Tapi, kata dia, yang diharamkan Buya adalah mengikuti ibadah Natal. Dia
menjelaskan, maksud ayahnya tersebut, umat Islam dilarang mengikuti ibadah
umat yang merayakan Natal, seperti menyanyi di gereja, membakar lilin atau
apapun yang termasuk ibadah pada hari Natal.

Dia mengisahkan, ayahnya dulu juga pernah mengucapkan selamat Natal bagi
penganut Kristen. Dulu saat tinggal di Kebayoran Baru, ungkap dia, ada dua
orang tetangga yang merupakan Kristiani. Nama kedua orang itu adalah Ong
Liong Sikh dan Reneker.

Saat ayahnya merayakan Idul Fitri, keduanya memberikan ucapan selamat
kepada Buya. Begitu pun sebaliknya Buya juga mengucapkan selamat kepada
kedua tetangganya tersebut. “Selamat, telah merayakan Natal kalian,” kata
Irfan saat menirukan ucapan ayahnya kepada*Republika*, Selasa (23/12).

Ulama penulis novel *Tenggelamnya Kapal van der Wijck* tersebut
mengegaskan, dalam kata 'Natal kalian' untuk membatasi akidah. Pasalnya,
dalam Alquran dijelaskan 'Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku'. Bahkan, lanjut
Irfan, Buya juga pernah meminta istrinya untuk memberikan rendang kepada
tetangganya. Tapi, rendang tersebut diberikan bukan saat malam Natal,
melainkan tahun baru masehi.

Irfan menegaskan tidak masalah mengucapkan selamat Natal, asalkan
disertakan kata kalian atau bagi kaum Kristiano. Sebab, kata tersebut yang
membedakan antara aqidah masing-masing agama. Dia juga meminta umat Islam
untuk tidak mengucapkan selamat kepada umat Kristen sebelum umat tersebut
merayakan ibadahnya. Karena, menurut Irfan, kata selamat diucapkan setelah
peristiwa itu terjadi.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] DIM: Antara Peluang Hukum Model Korelasi-Kausalitas

2014-12-23 Terurut Topik Saafroedin Bahar
Sanak Donar, saya setuju, urang awak nampaknya memang indak se-religieus
nan kito kiro doh. Banyak bukti faktual yang menunjukkan hal itu.Lk, 78,
Jkt.

Mungkin baik kalau diadakan semacam survai mengenai masalah ini, semacam
yang telah diadakan leh dua peneliti The George Washington University
beberapa tahun yang lalu.

Wassalam,
Saafroedin Bahar


Dr.Saafroedin Bahar
Male, 78 yrs, Jakarta

2014-12-23 12:38 GMT+07:00 Donard Games donardga...@gmail.com:

 Waalaikumsalam wr wb

 Uda ANB dan Palanta RN,

 Ambo melihat poin2 yg disampaikan Uda ANB patut ditelaah lebih lanjut.
 Ambo bukan ahli statistik atau ahli metode penelitian, tapi apa yg
 dipertanyakan uda ANB sudah pada tahap filosofi alias PhD. Iyo PR baru utk
 kito basamo [?].  Memang penelitian ilmu sosial di ranah Minang rada
 mandek karena pendekatan masih takotak2.

 Sekadar menambahkan, dalam hal ini saya pikir, kita bisa menambahkan
 variabel bebas religiousity karena faktor ABSSBK sebagai pendorong utama.
 Jadi tambahan hipotesis:
 - Semakin relijius urang Minang semakin meningkat keinginan membentuk DIM
 - Semakin relijius urang Minang maka makin efektif penerapan ABS SBK

 Tugas kita merumuskan apa bentuk kriteria penerapan ABSSBK yg efektif.

 Dengan demikian nantinya bisa terjawab apakah memang DIM diinginkan atau
 DIM atau tanpa DIM, ABS-SBK sebenarnya bisa berjalan.

 Dulu pernah saya sampaikan penelitian Sari (2014) menemukan bahwa urang
 Minang tidak serelijius yang kita mungkin bayangkan. Yang bana2 Islami
 maksudnya.

 Salam,
 Donard



 2014-12-22 1:39 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb. dunsanak Palanta RN n.a.h.

 Setelah membaca sejumlah pendapat tentang wacana pembentukan Daerah
 Istimewa Minangkabau (DIM) sebagai pengganti Sumatra Barat yang dikenal
 sekarang, seluruh pendapat yang ingin DIM segera terbentuk sebagai baju
 baru orang Minang adalah berdasarkan argumentasi adanya koridor hukum yang
 disediakan Pasal 18 B UUD 1945 yang memungkinkan untuk itu. (Meski tafsir
 atas pasal ini juga ternyata tidak seragam, bahkan yang datang dari Ranah
 sendiri seperti disebutkan Yulfian Azrial S.E, Kepala BKKP, Balai Kajian
 Konsultansi, dan Pemberdayaan, Nagari Adat Alam Minangkabau, dalam link
 wawancara yang diposting sanak Ibnu. Yang ingin membaca lengkap bisa di
 sini:
 http://yulfianazrialcyber.blogspot.com/2014/11/mewujudkan-daerah-istimewa-minangkabau.html?m=1
 ).

 Tetapi anggaplah semua pendapat dari Ranah itu seragam (semua ingin DIM),
 apakah penisbatan terhadap satu pasal itu sudah merupakan *master key*
 yang akan membuka semua rahasia masa depan Minang? Dan secara teoritis,
 semua masalah yang ada sekarang, minimal di atas kertas, bisa diatasi
 tersebab asumsi dengan berlakunya DIM maka penerapan ABS SBK akan lebih
 mudah?

 Harus diingat, bahkan oleh mereka yang paling DIM adalah obat mujarab
 bagi Minang masa depan, bahwa yang sekarang diyakini baru sebatas asumsi.
 Ilmu pengetahuan, termasuk rumpun Social Sciences, tak akan bisa menerima
 argumen, Yang penting status DIM tercapai dulu, selebihnya lihat saja
 nanti. Itu yang namanya try and error. Iya kalau setelah dicoba, dan
 tujuan berhasil, seluruh proses selanjutnya berjalan baik. Alhamdulillah.
 Bagaimana kalau sebaliknya yang terjadi, semua prediksi optimistis sekarang
 ternyata tidak berjalan seperti yang direncanakan. Macet. Bukankah terlalu
 berat pengorbanan yang sudah dilakukan rakyat di Ranah?

 Ah, mana mungkin jika DIM tercapai penerapan ABS SBK malah macet?
 Mungkin begitu bantahan spontan yang akan muncul dari mereka yang sudah
 yakin. Sampai posisi ini, ada baiknya semua yang sudah yakin membaca ulang,
 dan membaca ulang, dan membaca ulang lagi sejarah terbentuknya Provinsi
 Banten yang melepaskan diri dari Provinsi Jawa Barat. Memang contoh kasus
 dan konteksnya tidak persis sama dengan wacana DIM, tetapi esensinya serupa
 bahwa rakyat Banten (ketika masih menjadi bagian Jawa Barat) merasa yakin
 dan optimistis bahwa mereka pasti akan lebih baik (dan lebih-lebih
 lainnya jika bisa mengatur diri sendiri seperti yang diinginkan). Tetapi
 sejarah Indonesia akan mencatat, bahwa sejarah Banten setelah menjadi
 dirinya sendiri justru tidak semakin baik. Yang kaya semakin kaya (dan
 terpusat pada klan yang berkuasa saja) sementara infrastruktur justru tak
 berkembang. Contoh ini, jika dikaji dengan tenang dan seksama, bisa jadi
 wake up call bagi orang Minang.

 Ah, itukan hanya di Banten saja. Belum tentu akan terjadi di Minang?
 Mungkin tanggapan seperti itu juga akan muncul. Ya, tentu saja. Selama
 faktor belum tentu dan kita lihat saja nanti masih mendominasi jawaban,
 semua akan menjadi belum tentu lebih buruk sebagaimana juga semua belum
 tentu lebih baik.

 Karena itu sudah saatnya kita menggunakan cara pandang kuantitatif yang
 disediakan ilmu pengetahuan, terutama ilmu statistika modern, untuk
 mengukur dan memprediksi faktor-faktor belum tentu tadi.

 *MODEL KORELASI-KAUSALITAS*

 Pertama yang harus menjadi 

[R@ntau-Net] Qur an Tablet Syi'ah

2014-12-23 Terurut Topik Zulharbi Salim
Utk perhatian bersama

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Qur an Tablet Syi'ah

2014-12-23 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Ustadz Zulharbi n.a.h,
Link http://mizan.com/lovequrantab.html seperti diinformasikan, tak bisa
dibuka. Apa isinya?

1. Bisakah diberikan contoh bagian yang disebut ajaran Syi'ah dari Qur'an
tab terbitan Mizan?
2. Bagaimana memastikan pesan itu memang berasal dari Ust. Ihsan Tanjung
sementara di bawah pesan tidak tertulis nama pengirim yang bisa
diverifikasi?

Salam,

ANB

Pada 24 Desember 2014 05.31, Zulharbi Salim zulsa...@gmail.com menulis:

 Utk perhatian bersama

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google
 Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Darwin Chalidi
Lihat penjelasan komprehensive mengenai subject issue.

Watch Habib Rizieq Syihab - Hukum Natal Berdasarkan Bibel, Literatur
Kristiani, Astronomi,Al Qur'anHadits on YouTube -
https://www.youtube.com/watch?v=HoMbGc9Jivofeature=youtube_gdata_player
On Dec 23, 2014 11:27 PM, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org wrote:

 Ada yang mau berkomentar?

 Salam,

 ANB


 http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/12/23/nh0yp6-irfan-hamka-buya-ucapkan-selamat-natal

 REPUBLIKA.CO.ID http://republika.co.id/, JAKARTA -- Putra mantan ketua
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Hamka, Irfan Hamka membantah ayahnya
 melarang mengucapkan selamat hari Natal kepada kaum Kristiani. Irfan
 mengatakan, dalam fatwa yang dikeluarkan Buya pada 1981, isinya bukan
 pelarangan mengucapkan selamat Natal atau mengharamkannya.

 Tapi, kata dia, yang diharamkan Buya adalah mengikuti ibadah Natal. Dia
 menjelaskan, maksud ayahnya tersebut, umat Islam dilarang mengikuti ibadah
 umat yang merayakan Natal, seperti menyanyi di gereja, membakar lilin atau
 apapun yang termasuk ibadah pada hari Natal.

 Dia mengisahkan, ayahnya dulu juga pernah mengucapkan selamat Natal bagi
 penganut Kristen. Dulu saat tinggal di Kebayoran Baru, ungkap dia, ada dua
 orang tetangga yang merupakan Kristiani. Nama kedua orang itu adalah Ong
 Liong Sikh dan Reneker.

 Saat ayahnya merayakan Idul Fitri, keduanya memberikan ucapan selamat
 kepada Buya. Begitu pun sebaliknya Buya juga mengucapkan selamat kepada
 kedua tetangganya tersebut. “Selamat, telah merayakan Natal kalian,” kata
 Irfan saat menirukan ucapan ayahnya kepada*Republika*, Selasa (23/12).

 Ulama penulis novel *Tenggelamnya Kapal van der Wijck* tersebut
 mengegaskan, dalam kata 'Natal kalian' untuk membatasi akidah. Pasalnya,
 dalam Alquran dijelaskan 'Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku'. Bahkan, lanjut
 Irfan, Buya juga pernah meminta istrinya untuk memberikan rendang kepada
 tetangganya. Tapi, rendang tersebut diberikan bukan saat malam Natal,
 melainkan tahun baru masehi.

 Irfan menegaskan tidak masalah mengucapkan selamat Natal, asalkan
 disertakan kata kalian atau bagi kaum Kristiano. Sebab, kata tersebut yang
 membedakan antara aqidah masing-masing agama. Dia juga meminta umat Islam
 untuk tidak mengucapkan selamat kepada umat Kristen sebelum umat tersebut
 merayakan ibadahnya. Karena, menurut Irfan, kata selamat diucapkan setelah
 peristiwa itu terjadi.

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google
 Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Aslim Nurhasan ST SATI
Buya Gusrizal Gazahar
https://www.facebook.com/buyagusrizal.gazahar.1/posts/10202955874049856?fref=nf

Bila Sesuai Dengan Selera, Hilanglah Sikap Kritis Yang Dituhankan Selama
Ini
(Wahai Kaum Muslimin, Jangan Latah dan Jangan Akali Dalil Untuk Membolehkan
Ucapan Selamat Natal)

Seorang yang dipanggil Buya berasal dari Ranah ini, tertawa mendengarkan
ada yang mengharamkan ucapan selamat natal bagi kaum muslimin.
Saya juga tersenyum membacanya, karena memang itu yang bisa dilakukannya,
tertawa, mencemooh dan melontarkan cap picik kepada orang yang berbeda
dengannya.
Karena tak ada bahan baginya untuk menganalisa kajian fiqh apalagi tafsir.
Setiap persoalan agama, hanya dipandang dari sudut sosial dan politik yang
berlandaskan kepada penyerahan diri kepada realita walaupun menyimpang. Itu
lah yang mereka sebut realistis 

Tak usah heran ! Bagi mereka, konsistensi dalam bersikap tidak akan
ditemui. Yang mereka miliki hanya ilmu bersilat lidah yang tak pernah
terhambat sedikitpun walaupun mencederai persoalan yang prinsip dalam
syari'at Islam.
Lihatlah ! Bagaimana mereka menyorakkan pemisahan politik dan kekuasaan
dengan agama tapi mereka pergunakan kekuasaan itu untuk menancapkan kuku
berbisa pluralisme, liberalisme, relatifisme dan isme-isme lainnya ke dalam
tubuh umat Islam.
Kalau dibantah, mereka akan mengelak dengan bukan itu yang kami maksud,
anda tidak mengerti dengan istilah tsb dan mereka akan mulai membawa kita
ke area perdebatan ilmiah ala mereka seolah-olah kita ini buta tidak bisa
melihat apa yang mereka lakukan dalam realita sebenarnya.

Bersilat lidah melakukan pembenaran terhadap selera mereka, terus
terlihat dengan jelas. Untuk membolehkan ucapan selamat natal, mereka tak
segan berlindung di balik nama besar al-Qaradhawiy, Wahbah al-Zuhailiy,
Musthafa al-Zarqa dan lainnya.

Menggelikan sekali sikap mereka ini. Sikap kritis mereka jadi tumpul bila
pernyataan ulama itu sesuai dengan selera mereka namun mereka akan
berapi-api membantah bila ulama-ulama itu berfatwa demokrasi itu
bercanggah dengan syura yang dijelaskan oleh Islam. Ulama besar akan kecil
bila berbicara tak sesuai selera. Begitu lah sikap para cendikiawan yang
berpayung liberalisme dan pluralisme tsb.
Seharusnya umat ini sudah menyadari bahwa mereka bukanlah orang-orang yang
menghormati ulama yang mereka sebutkan itu dan mereka bukan pula
orang-orang yang mau berhujjah sebenarnya dengan landasan ajaran Islam.
Mereka tak lebih adalah orang-orang yang tunduk kepada realita walupun
menyimpang dari kebenaran yang diturunkan oleh Allah swt.

Mungkin akan ada pula berkomentar ketika membaca tulisan ini, itu
tendensius. Mungkin akan ada yang muncul dengan pernyataan seperti orang
bijak, saatnya berbicara kita bukan berbicara kami dan mereka karena
itu akan memperlebar jurang perbedaan. Saya hanya akan menanggapinya
dengan bila hilang keberanian untuk berbeda dalam hak dan bathil maka
hilanglah pegangan dalam kehidupan dan jadilah orang hanyut dan lenyap
dalam pusaran kehidupan itu. Sekarang memang zamannya seseorang harus
berani menyatakan perbedaan walupun akan dituduh aneh bahkan dungu oleh
mereka yang merasa pintar.

Tak perlu berselindung di balik nama besar Al-Qaradhawiy dan lainnya ! Tak
perlu pula segan untuk mengatakan tidak setuju dengan pernyataan
al-Qaradhawiy dan lainnya ! Bukankah itu sikap kritis yang tuan-tuan
ajarkan wahai kaum pluralis ???!!!
Kalau pandangan yang merujuk kepada para imam-imam madzhab saja tuan-tuan
cemoohkan dengan istilah berfikir fiqh orientik, kenapa pernyataan Yusuf
al-Qaradhawiy dan al-Zarqa menjadi azimat bagi tuan-tuan untuk mengatakan
yang sesuai dengan selera tuan-tuan ? Kemana sikap kritis tuan-tuan selama
ini ?
Oh ya maaf, saya lupa bahwa tuan-tuan tak akan mau mengkritisinya atau
mungkin tidak mampu karena bagi tuan-tuan, landasan kritik itu hanya
realita dan kepentingan. Mana ada analisis ushul fiqh ?!! Ushul Fiqh kan
kurungan berfikir yang membuat picik menurut pandangan tuan-tuan.

Terserah tuan-tuan lah dalam menggunakan cercaan. Kami tetap akan mengurai
simpul fatwa ulama tersebut dengan ilmu alat yang selama ini menjadi
kerangka berfikir para ulama. Semoga tuan-tuan bisa merenungkannya !

Pendapat yang membolehkan ucapan selamat hari natal yang merupakan perayaan
atas kelahiran Isa sebagai anak tuhan, biasanya dilandaskan kepada firman
Allah swt ayat 8 surat al-Mumtahanah yang tidak melarang seorang muslim
memperlakukan non muslim dengan baik selama mereka tidak memerangi kaum
muslimin.
{لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ
وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا
إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ} [الممتحنة : 8]
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir
kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku
adil. (QS. al-Mumtahanah 60:8)

Penafsiran yang digunakan untuk menguatkan 

Re: [R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Mak Darwin n.a.h.

Maksud ambo dengan pertanyaan Ada yang mau komentar adalah menyangkut
penjelasan H. Irfan Hamka tentang perkataan ayahandanya itu.
Tersebab di palanta ko banyak yang masa mudanya mengaji di Masjid Al Azhar
bahkan kenal pribadi dengan Buya Hamka, apakah pernah mendengar cerita ini
sebelumnya?

Wassalam,

ANB

Pada 24 Desember 2014 07.08, Darwin Chalidi dchal...@gmail.com menulis:

 Lihat penjelasan komprehensive mengenai subject issue.

 Watch Habib Rizieq Syihab - Hukum Natal Berdasarkan Bibel, Literatur
 Kristiani, Astronomi,Al Qur'anHadits on YouTube -
 https://www.youtube.com/watch?v=HoMbGc9Jivofeature=youtube_gdata_player
 On Dec 23, 2014 11:27 PM, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
 wrote:

 Ada yang mau berkomentar?

 Salam,

 ANB


 http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/12/23/nh0yp6-irfan-hamka-buya-ucapkan-selamat-natal

 REPUBLIKA.CO.ID http://republika.co.id/, JAKARTA -- Putra mantan ketua
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Hamka, Irfan Hamka membantah ayahnya
 melarang mengucapkan selamat hari Natal kepada kaum Kristiani. Irfan
 mengatakan, dalam fatwa yang dikeluarkan Buya pada 1981, isinya bukan
 pelarangan mengucapkan selamat Natal atau mengharamkannya.

 Tapi, kata dia, yang diharamkan Buya adalah mengikuti ibadah Natal. Dia
 menjelaskan, maksud ayahnya tersebut, umat Islam dilarang mengikuti ibadah
 umat yang merayakan Natal, seperti menyanyi di gereja, membakar lilin atau
 apapun yang termasuk ibadah pada hari Natal.

 Dia mengisahkan, ayahnya dulu juga pernah mengucapkan selamat Natal bagi
 penganut Kristen. Dulu saat tinggal di Kebayoran Baru, ungkap dia, ada dua
 orang tetangga yang merupakan Kristiani. Nama kedua orang itu adalah Ong
 Liong Sikh dan Reneker.

 Saat ayahnya merayakan Idul Fitri, keduanya memberikan ucapan selamat
 kepada Buya. Begitu pun sebaliknya Buya juga mengucapkan selamat kepada
 kedua tetangganya tersebut. “Selamat, telah merayakan Natal kalian,” kata
 Irfan saat menirukan ucapan ayahnya kepada*Republika*, Selasa (23/12).

 Ulama penulis novel *Tenggelamnya Kapal van der Wijck* tersebut
 mengegaskan, dalam kata 'Natal kalian' untuk membatasi akidah. Pasalnya,
 dalam Alquran dijelaskan 'Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku'. Bahkan, lanjut
 Irfan, Buya juga pernah meminta istrinya untuk memberikan rendang kepada
 tetangganya. Tapi, rendang tersebut diberikan bukan saat malam Natal,
 melainkan tahun baru masehi.

 Irfan menegaskan tidak masalah mengucapkan selamat Natal, asalkan
 disertakan kata kalian atau bagi kaum Kristiano. Sebab, kata tersebut yang
 membedakan antara aqidah masing-masing agama. Dia juga meminta umat Islam
 untuk tidak mengucapkan selamat kepada umat Kristen sebelum umat tersebut
 merayakan ibadahnya. Karena, menurut Irfan, kata selamat diucapkan setelah
 peristiwa itu terjadi.

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
 lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google
 Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

  --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google
 Grup.
 Untuk berhenti 

Re: [R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Aslim Nurhasan ST SATI
Buya Gusrizal Gazahar
https://www.facebook.com/buyagusrizal.gazahar.1?fref=nf
December 18 at 12:28am
https://www.facebook.com/buyagusrizal.gazahar.1/posts/10202921919201006 ·
Edited
https://www.facebook.com/buyagusrizal.gazahar.1/posts/10202921919201006#
·

Ayat Itu Menjatuhkan Tuan-tuan Bukan Menegakkan
(Dalil kelompok Pluralisme Membolehkan Ucapan Selamat Natal, Adalah Hujjah
Salah Pasang Atau Salah Samek)

Bila kaum pluralis berhujjah dengan ayat Al-Qur'an untuk membela fatwa
bolehnya mengucapkan selamat natal atau selamat hari raya peribadatan agama
apapun yang dirayakan oleh kaum kafir, kita akan menemukan ayat 33 surat
Maryam adalah andalan mereka.

{وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ
حَيًّا} [مريم : 33]
Dan salam semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari
aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali (QS. maryam
19:33)

Seolah-olah dengan satu ayat itu, menurut mereka selesailah perkara dan
gugurkah pandangan para ulama yang tidak hanya berhujjah dengan satu dalil.
Anehnya lagi dalam menggunakan ayat itu sebagai hujjah, mereka terlihat
sekali tidak jujur secara ilmiah dan sangat jelaskan memaksakan maksud ayat
agar sesuai dengan selera mereka.

Mungkin ini lah bukti nyata dari firman Allah swt:
{وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم بِالْكِتَابِ
لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ
مِنْ عِندِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ
الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ} [آل عمران : 78]
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya
membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al
Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: Ia (yang
dibaca itu datang) dari sisi Allah, padahal ia bukan dari sisi Allah.
Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (QS. Ali
'Imran 3:78)

Dan dikuatkan lagi oleh sabda Rasul saw:
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من قال في
القرآن برأيه فليتبوأ مقعده من النار (رواه النسائي و ابن حبان)
Dari Ibnu 'Abbas ra, beliau berkata: Rasulullah saw bersabda: siapa yang
berbicara tentang Al-Qur'an dengan nalarnya (semata) maka tempatilah
kedudukanya dari api neraka. (HR. al-Nasa'iy dan Ibnu Hibban)

Bagaimana tidak ?!
Cobalah perhatikan bagaimana mereka mencabut ayat ayat itu dan menjadikan
huruf waw pada kata وَالسَّلَامُ tidak bermakna padahal ia merupakan
huruf 'athaf yang begitu penting dikala memahami munasabah (keharmonisan
atau kesesuaian) antara ayat dengan ayat sebelumnya. (Lihat i'rab waw ini
dalam kitab al-Tibyan fi i'rab al-Qur'an karya Abu al-Baqa' al-'Akbariy).
Mungkin mereka menganggap itu hanya huruf permulaan yang tidak ada
hubungannya dengan ayat sebelumnya.
Dari titik awal itu saja, sudah ketahuan penipuan mereka terhadap umat.
Mereka putuskan hubungan antara ayat 33 surat Maryam itu dengan ayat-ayat
sebelumnya khususnya ayat 30 s/d 32 :

{قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا}
[مريم : 30]
( 30 ) Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al
Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,
{وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ
وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا} [مريم : 31]
( 31 ) dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup;
{وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا} [مريم : 32]
( 32 ) dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka.

Dan mereka malah sengaja melupakan ayat yang senada dengan itu dalam surat
yang sama (Surat Maryam) yaitu ayat 15 :
{وَسَلَامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ
حَيًّا} [مريم : 15]
( 15 ) Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia
meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.

Pekerjaan seperti inilah yang dinamakan pengkhianatan ilmiah ! Padahal
ilmu munasabat yang mengkaji tentang keharmonisan antara ayat dengan ayat
bahkan surat dengan surat, merupakan pembahasan dasar dalam ilmu tafsir.
Sehingga sangat mengherankan bila profesor tafsir bisa melupakan hal ini.
Mungkin mereka yang mengaku penganut faham galauisme atau relatifisme,
akan mengatakan bahwa itu kan relatif bukanlah kepastian. Sayangnya
pernyataan seperti itu akan berhadapan dengan dinding kokoh yang terdiri
dari tafsir-tafsir ulama terkemuka nan jauh di atas kaliber mereka seperti
yang dikatakan oleh al-Qadhi al-Baidhawiy dalam tafsir beliau Anwar
al-Tanzil wa Asrar al-Ta'wil berikut ini:

وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ
حَيًّا كما هو على يحيى والتعريف للعهد والأظهر أنه للجنس والتعريض باللعن على
أعدائه، فإنه لما جعل جنس السلام على نفسه عرض بأن ضده عليهم كقوله تعالى:
وَالسَّلامُ عَلى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدى فإنه تعريض بأن العذاب على من كذب
وتولى
Dan kesejahteraan semoga 

Re: [R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Kanda Aslim n.a.h.

Sama seperti jawaban ambo untuk Mak Darwin Chalidi, maksud ambo dengan
pertanyaan Ada yang mau komentar adalah menyangkut penjelasan H. Irfan
Hamka tentang perkataan ayahandanya itu.  Tersebab di palanta ko banyak
yang masa mudanya mengaji di Masjid Al Azhar bahkan kenal pribadi dengan
Buya Hamka, apakah pernah mendengar cerita ini sebelumnya?

Ini pertanyaan partikular (tentang pernyataan Irfan Hamka) bukan pertanyaan
general tentang boleh tidaknya mengucapkan selamat natal.

Ambo berterima kasih bila yang muncul tanggapan partikular juga, seperti:

A. Tidak, Irfan Hamka salah mengenai itu. Buya Hamka tidak pernah melakukan
itu.
B. Benar, Buya Hamka pernah melakukan yang dikatakan Irfan.
C. Tidak tahu.


Terima kasih

Wassalam,

ANB

Pada 24 Desember 2014 07.43, Aslim Nurhasan ST SATI as...@rantaunet.org
menulis:



 Buya Gusrizal Gazahar
 https://www.facebook.com/buyagusrizal.gazahar.1/posts/10202955874049856?fref=nf

 Bila Sesuai Dengan Selera, Hilanglah Sikap Kritis Yang Dituhankan Selama
 Ini
 (Wahai Kaum Muslimin, Jangan Latah dan Jangan Akali Dalil Untuk
 Membolehkan Ucapan Selamat Natal)

 Seorang yang dipanggil Buya berasal dari Ranah ini, tertawa mendengarkan
 ada yang mengharamkan ucapan selamat natal bagi kaum muslimin.
 Saya juga tersenyum membacanya, karena memang itu yang bisa dilakukannya,
 tertawa, mencemooh dan melontarkan cap picik kepada orang yang berbeda
 dengannya.
 Karena tak ada bahan baginya untuk menganalisa kajian fiqh apalagi tafsir.
 Setiap persoalan agama, hanya dipandang dari sudut sosial dan politik yang
 berlandaskan kepada penyerahan diri kepada realita walaupun menyimpang. Itu
 lah yang mereka sebut realistis 

 Tak usah heran ! Bagi mereka, konsistensi dalam bersikap tidak akan
 ditemui. Yang mereka miliki hanya ilmu bersilat lidah yang tak pernah
 terhambat sedikitpun walaupun mencederai persoalan yang prinsip dalam
 syari'at Islam.
 Lihatlah ! Bagaimana mereka menyorakkan pemisahan politik dan kekuasaan
 dengan agama tapi mereka pergunakan kekuasaan itu untuk menancapkan kuku
 berbisa pluralisme, liberalisme, relatifisme dan isme-isme lainnya ke dalam
 tubuh umat Islam.
 Kalau dibantah, mereka akan mengelak dengan bukan itu yang kami maksud,
 anda tidak mengerti dengan istilah tsb dan mereka akan mulai membawa kita
 ke area perdebatan ilmiah ala mereka seolah-olah kita ini buta tidak bisa
 melihat apa yang mereka lakukan dalam realita sebenarnya.

 Bersilat lidah melakukan pembenaran terhadap selera mereka, terus
 terlihat dengan jelas. Untuk membolehkan ucapan selamat natal, mereka tak
 segan berlindung di balik nama besar al-Qaradhawiy, Wahbah al-Zuhailiy,
 Musthafa al-Zarqa dan lainnya.

 Menggelikan sekali sikap mereka ini. Sikap kritis mereka jadi tumpul bila
 pernyataan ulama itu sesuai dengan selera mereka namun mereka akan
 berapi-api membantah bila ulama-ulama itu berfatwa demokrasi itu
 bercanggah dengan syura yang dijelaskan oleh Islam. Ulama besar akan kecil
 bila berbicara tak sesuai selera. Begitu lah sikap para cendikiawan yang
 berpayung liberalisme dan pluralisme tsb.
 Seharusnya umat ini sudah menyadari bahwa mereka bukanlah orang-orang yang
 menghormati ulama yang mereka sebutkan itu dan mereka bukan pula
 orang-orang yang mau berhujjah sebenarnya dengan landasan ajaran Islam.
 Mereka tak lebih adalah orang-orang yang tunduk kepada realita walupun
 menyimpang dari kebenaran yang diturunkan oleh Allah swt.

 Mungkin akan ada pula berkomentar ketika membaca tulisan ini, itu
 tendensius. Mungkin akan ada yang muncul dengan pernyataan seperti orang
 bijak, saatnya berbicara kita bukan berbicara kami dan mereka karena
 itu akan memperlebar jurang perbedaan. Saya hanya akan menanggapinya
 dengan bila hilang keberanian untuk berbeda dalam hak dan bathil maka
 hilanglah pegangan dalam kehidupan dan jadilah orang hanyut dan lenyap
 dalam pusaran kehidupan itu. Sekarang memang zamannya seseorang harus
 berani menyatakan perbedaan walupun akan dituduh aneh bahkan dungu oleh
 mereka yang merasa pintar.

 Tak perlu berselindung di balik nama besar Al-Qaradhawiy dan lainnya ! Tak
 perlu pula segan untuk mengatakan tidak setuju dengan pernyataan
 al-Qaradhawiy dan lainnya ! Bukankah itu sikap kritis yang tuan-tuan
 ajarkan wahai kaum pluralis ???!!!
 Kalau pandangan yang merujuk kepada para imam-imam madzhab saja tuan-tuan
 cemoohkan dengan istilah berfikir fiqh orientik, kenapa pernyataan Yusuf
 al-Qaradhawiy dan al-Zarqa menjadi azimat bagi tuan-tuan untuk mengatakan
 yang sesuai dengan selera tuan-tuan ? Kemana sikap kritis tuan-tuan selama
 ini ?
 Oh ya maaf, saya lupa bahwa tuan-tuan tak akan mau mengkritisinya atau
 mungkin tidak mampu karena bagi tuan-tuan, landasan kritik itu hanya
 realita dan kepentingan. Mana ada analisis ushul fiqh ?!! Ushul Fiqh kan
 kurungan berfikir yang membuat picik menurut pandangan tuan-tuan.

 Terserah tuan-tuan lah dalam menggunakan cercaan. Kami tetap akan mengurai
 simpul fatwa ulama tersebut 

Re: [R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Aslim Nurhasan ST SATI
jo topik --Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal
+ pertanyaan --Ada yang mau berkomentar?

iyo ndak tabayang dek Ambo, kalau jawaban nan diinginkan adolah:
A. Tidak, Irfan Hamka salah mengenai itu. Buya Hamka tidak pernah melakukan
itu.
B. Benar, Buya Hamka pernah melakukan yang dikatakan Irfan.
C. Tidak tahu.

Sanak Akmal: mohon maaf, ateh kabodohan Ambo dalam babaso Indonesia.




2014-12-24 7:58 GMT+07:00 Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org:

 Kanda Aslim n.a.h.

 Sama seperti jawaban ambo untuk Mak Darwin Chalidi, maksud ambo dengan
 pertanyaan Ada yang mau komentar adalah menyangkut penjelasan H. Irfan
 Hamka tentang perkataan ayahandanya itu.  Tersebab di palanta ko banyak
 yang masa mudanya mengaji di Masjid Al Azhar bahkan kenal pribadi dengan
 Buya Hamka, apakah pernah mendengar cerita ini sebelumnya?

 Ini pertanyaan partikular (tentang pernyataan Irfan Hamka) bukan
 pertanyaan general tentang boleh tidaknya mengucapkan selamat natal.

 Ambo berterima kasih bila yang muncul tanggapan partikular juga, seperti:

 A. Tidak, Irfan Hamka salah mengenai itu. Buya Hamka tidak pernah
 melakukan itu.
 B. Benar, Buya Hamka pernah melakukan yang dikatakan Irfan.
 C. Tidak tahu.


 Terima kasih

 Wassalam,

 ANB

 Pada 24 Desember 2014 07.43, Aslim Nurhasan ST SATI as...@rantaunet.org
 menulis:



 Buya Gusrizal Gazahar
 https://www.facebook.com/buyagusrizal.gazahar.1/posts/10202955874049856?fref=nf

 Bila Sesuai Dengan Selera, Hilanglah Sikap Kritis Yang Dituhankan Selama
 Ini
 (Wahai Kaum Muslimin, Jangan Latah dan Jangan Akali Dalil Untuk
 Membolehkan Ucapan Selamat Natal)

 Seorang yang dipanggil Buya berasal dari Ranah ini, tertawa
 mendengarkan ada yang mengharamkan ucapan selamat natal bagi kaum
 muslimin.
 Saya juga tersenyum membacanya, karena memang itu yang bisa dilakukannya,
 tertawa, mencemooh dan melontarkan cap picik kepada orang yang berbeda
 dengannya.
 Karena tak ada bahan baginya untuk menganalisa kajian fiqh apalagi
 tafsir. Setiap persoalan agama, hanya dipandang dari sudut sosial dan
 politik yang berlandaskan kepada penyerahan diri kepada realita walaupun
 menyimpang. Itu lah yang mereka sebut realistis 

 Tak usah heran ! Bagi mereka, konsistensi dalam bersikap tidak akan
 ditemui. Yang mereka miliki hanya ilmu bersilat lidah yang tak pernah
 terhambat sedikitpun walaupun mencederai persoalan yang prinsip dalam
 syari'at Islam.
 Lihatlah ! Bagaimana mereka menyorakkan pemisahan politik dan kekuasaan
 dengan agama tapi mereka pergunakan kekuasaan itu untuk menancapkan kuku
 berbisa pluralisme, liberalisme, relatifisme dan isme-isme lainnya ke dalam
 tubuh umat Islam.
 Kalau dibantah, mereka akan mengelak dengan bukan itu yang kami maksud,
 anda tidak mengerti dengan istilah tsb dan mereka akan mulai membawa kita
 ke area perdebatan ilmiah ala mereka seolah-olah kita ini buta tidak bisa
 melihat apa yang mereka lakukan dalam realita sebenarnya.

 Bersilat lidah melakukan pembenaran terhadap selera mereka, terus
 terlihat dengan jelas. Untuk membolehkan ucapan selamat natal, mereka tak
 segan berlindung di balik nama besar al-Qaradhawiy, Wahbah al-Zuhailiy,
 Musthafa al-Zarqa dan lainnya.

 Menggelikan sekali sikap mereka ini. Sikap kritis mereka jadi tumpul bila
 pernyataan ulama itu sesuai dengan selera mereka namun mereka akan
 berapi-api membantah bila ulama-ulama itu berfatwa demokrasi itu
 bercanggah dengan syura yang dijelaskan oleh Islam. Ulama besar akan kecil
 bila berbicara tak sesuai selera. Begitu lah sikap para cendikiawan yang
 berpayung liberalisme dan pluralisme tsb.
 Seharusnya umat ini sudah menyadari bahwa mereka bukanlah orang-orang
 yang menghormati ulama yang mereka sebutkan itu dan mereka bukan pula
 orang-orang yang mau berhujjah sebenarnya dengan landasan ajaran Islam.
 Mereka tak lebih adalah orang-orang yang tunduk kepada realita walupun
 menyimpang dari kebenaran yang diturunkan oleh Allah swt.

 Mungkin akan ada pula berkomentar ketika membaca tulisan ini, itu
 tendensius. Mungkin akan ada yang muncul dengan pernyataan seperti orang
 bijak, saatnya berbicara kita bukan berbicara kami dan mereka karena
 itu akan memperlebar jurang perbedaan. Saya hanya akan menanggapinya
 dengan bila hilang keberanian untuk berbeda dalam hak dan bathil maka
 hilanglah pegangan dalam kehidupan dan jadilah orang hanyut dan lenyap
 dalam pusaran kehidupan itu. Sekarang memang zamannya seseorang harus
 berani menyatakan perbedaan walupun akan dituduh aneh bahkan dungu oleh
 mereka yang merasa pintar.

 Tak perlu berselindung di balik nama besar Al-Qaradhawiy dan lainnya !
 Tak perlu pula segan untuk mengatakan tidak setuju dengan pernyataan
 al-Qaradhawiy dan lainnya ! Bukankah itu sikap kritis yang tuan-tuan
 ajarkan wahai kaum pluralis ???!!!
 Kalau pandangan yang merujuk kepada para imam-imam madzhab saja tuan-tuan
 cemoohkan dengan istilah berfikir fiqh orientik, kenapa pernyataan Yusuf
 al-Qaradhawiy dan al-Zarqa menjadi azimat bagi tuan-tuan untuk mengatakan
 

Re: [R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Kanda Aslim,
tabayun/verifikasi itu perlu, hatta yang mengucapkan adalah putra Buya
Hamka. Ambo bisa menelpon langsung Pak Irfan Hamka, dan pasti dia akan
berkata bahwa kutipan di Republika itu benar.  Jadi harus ditelusuri dari
jalur lain (second opinion).

Karena waktu Buya wafat (1981) ambo masih anak ingusan, sementara para
senior Palanta RN ada yang menjadi jamaah di Al Azhar bahkan ada yang kenal
dekat secara pribadi dengan Buya, barangkali ada yang bisa memeriksa ulang
benar tidaknya pernyataan Pak Irfan Hamka itu.

Jadi ketika ambo menulis pendek Ada yang mau komentar, karena berada di
bawah thread subyek Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal ambo merasa
arah pertanyaan ambo sudah jelas menyangkut hal itu.

Tetapi karena sudah ada dua tanggapan (dari Mak Darwin Chalidi dan kanda
Aslim) yang menyorongkan penjelasan boleh tidaknya mengucapkan selamat
natal dari dua sumber berbeda yang tak berkaitan dengan konteks perkataan
Pak Irfan Hamka, tampaknya ambo yang kurang jelas menjabarkan pertanyaan.
Sehingga kini ambo ulangi dengan (semoga) lebih jelas:

Apakah ada di antara dunsanak Palanta RN yang bisa memastikan benar
tidaknya ucapan Irfan Hamka tentang sikap Buya Hamka mengucapkan selamat
natal bagi tetangganya itu?

Wassalam,

ANB



Pada 24 Desember 2014 08.07, Aslim Nurhasan ST SATI as...@rantaunet.org
menulis:

 jo topik --Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal
 + pertanyaan --Ada yang mau berkomentar?

 iyo ndak tabayang dek Ambo, kalau jawaban nan diinginkan adolah:
 A. Tidak, Irfan Hamka salah mengenai itu. Buya Hamka tidak pernah
 melakukan itu.
 B. Benar, Buya Hamka pernah melakukan yang dikatakan Irfan.
 C. Tidak tahu.

 Sanak Akmal: mohon maaf, ateh kabodohan Ambo dalam babaso Indonesia.




 2014-12-24 7:58 GMT+07:00 Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org:

 Kanda Aslim n.a.h.

 Sama seperti jawaban ambo untuk Mak Darwin Chalidi, maksud ambo dengan
 pertanyaan Ada yang mau komentar adalah menyangkut penjelasan H. Irfan
 Hamka tentang perkataan ayahandanya itu.  Tersebab di palanta ko banyak
 yang masa mudanya mengaji di Masjid Al Azhar bahkan kenal pribadi dengan
 Buya Hamka, apakah pernah mendengar cerita ini sebelumnya?

 Ini pertanyaan partikular (tentang pernyataan Irfan Hamka) bukan
 pertanyaan general tentang boleh tidaknya mengucapkan selamat natal.

 Ambo berterima kasih bila yang muncul tanggapan partikular juga, seperti:

 A. Tidak, Irfan Hamka salah mengenai itu. Buya Hamka tidak pernah
 melakukan itu.
 B. Benar, Buya Hamka pernah melakukan yang dikatakan Irfan.
 C. Tidak tahu.


 Terima kasih

 Wassalam,

 ANB

 Pada 24 Desember 2014 07.43, Aslim Nurhasan ST SATI as...@rantaunet.org
 menulis:



 Buya Gusrizal Gazahar
 https://www.facebook.com/buyagusrizal.gazahar.1/posts/10202955874049856?fref=nf

 Bila Sesuai Dengan Selera, Hilanglah Sikap Kritis Yang Dituhankan
 Selama Ini
 (Wahai Kaum Muslimin, Jangan Latah dan Jangan Akali Dalil Untuk
 Membolehkan Ucapan Selamat Natal)

 Seorang yang dipanggil Buya berasal dari Ranah ini, tertawa
 mendengarkan ada yang mengharamkan ucapan selamat natal bagi kaum
 muslimin.
 Saya juga tersenyum membacanya, karena memang itu yang bisa
 dilakukannya, tertawa, mencemooh dan melontarkan cap picik kepada orang
 yang berbeda dengannya.
 Karena tak ada bahan baginya untuk menganalisa kajian fiqh apalagi
 tafsir. Setiap persoalan agama, hanya dipandang dari sudut sosial dan
 politik yang berlandaskan kepada penyerahan diri kepada realita walaupun
 menyimpang. Itu lah yang mereka sebut realistis 

 Tak usah heran ! Bagi mereka, konsistensi dalam bersikap tidak akan
 ditemui. Yang mereka miliki hanya ilmu bersilat lidah yang tak pernah
 terhambat sedikitpun walaupun mencederai persoalan yang prinsip dalam
 syari'at Islam.
 Lihatlah ! Bagaimana mereka menyorakkan pemisahan politik dan kekuasaan
 dengan agama tapi mereka pergunakan kekuasaan itu untuk menancapkan kuku
 berbisa pluralisme, liberalisme, relatifisme dan isme-isme lainnya ke dalam
 tubuh umat Islam.
 Kalau dibantah, mereka akan mengelak dengan bukan itu yang kami
 maksud, anda tidak mengerti dengan istilah tsb dan mereka akan mulai
 membawa kita ke area perdebatan ilmiah ala mereka seolah-olah kita ini buta
 tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan dalam realita sebenarnya.

 Bersilat lidah melakukan pembenaran terhadap selera mereka, terus
 terlihat dengan jelas. Untuk membolehkan ucapan selamat natal, mereka tak
 segan berlindung di balik nama besar al-Qaradhawiy, Wahbah al-Zuhailiy,
 Musthafa al-Zarqa dan lainnya.

 Menggelikan sekali sikap mereka ini. Sikap kritis mereka jadi tumpul
 bila pernyataan ulama itu sesuai dengan selera mereka namun mereka akan
 berapi-api membantah bila ulama-ulama itu berfatwa demokrasi itu
 bercanggah dengan syura yang dijelaskan oleh Islam. Ulama besar akan kecil
 bila berbicara tak sesuai selera. Begitu lah sikap para cendikiawan yang
 berpayung liberalisme dan pluralisme tsb.
 Seharusnya umat ini sudah menyadari bahwa mereka bukanlah 

Re: [R@ntau-Net] Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal

2014-12-23 Terurut Topik Aslim Nurhasan ST SATI
Tarimokasi baiiriang Salam Ta'zim, Sanak Akmal.
On 24 Dec 2014 08:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org wrote:

 Kanda Aslim,
 tabayun/verifikasi itu perlu, hatta yang mengucapkan adalah putra Buya
 Hamka. Ambo bisa menelpon langsung Pak Irfan Hamka, dan pasti dia akan
 berkata bahwa kutipan di Republika itu benar.  Jadi harus ditelusuri dari
 jalur lain (second opinion).

 Karena waktu Buya wafat (1981) ambo masih anak ingusan, sementara para
 senior Palanta RN ada yang menjadi jamaah di Al Azhar bahkan ada yang kenal
 dekat secara pribadi dengan Buya, barangkali ada yang bisa memeriksa ulang
 benar tidaknya pernyataan Pak Irfan Hamka itu.

 Jadi ketika ambo menulis pendek Ada yang mau komentar, karena berada di
 bawah thread subyek Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal ambo merasa
 arah pertanyaan ambo sudah jelas menyangkut hal itu.

 Tetapi karena sudah ada dua tanggapan (dari Mak Darwin Chalidi dan kanda
 Aslim) yang menyorongkan penjelasan boleh tidaknya mengucapkan selamat
 natal dari dua sumber berbeda yang tak berkaitan dengan konteks perkataan
 Pak Irfan Hamka, tampaknya ambo yang kurang jelas menjabarkan pertanyaan.
 Sehingga kini ambo ulangi dengan (semoga) lebih jelas:

 Apakah ada di antara dunsanak Palanta RN yang bisa memastikan benar
 tidaknya ucapan Irfan Hamka tentang sikap Buya Hamka mengucapkan selamat
 natal bagi tetangganya itu?

 Wassalam,

 ANB



 Pada 24 Desember 2014 08.07, Aslim Nurhasan ST SATI as...@rantaunet.org
 menulis:

 jo topik --Irfan Hamka: Buya Ucapkan Selamat Natal
 + pertanyaan --Ada yang mau berkomentar?

 iyo ndak tabayang dek Ambo, kalau jawaban nan diinginkan adolah:
 A. Tidak, Irfan Hamka salah mengenai itu. Buya Hamka tidak pernah
 melakukan itu.
 B. Benar, Buya Hamka pernah melakukan yang dikatakan Irfan.
 C. Tidak tahu.

 Sanak Akmal: mohon maaf, ateh kabodohan Ambo dalam babaso Indonesia.




 2014-12-24 7:58 GMT+07:00 Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org:

 Kanda Aslim n.a.h.

 Sama seperti jawaban ambo untuk Mak Darwin Chalidi, maksud ambo dengan
 pertanyaan Ada yang mau komentar adalah menyangkut penjelasan H. Irfan
 Hamka tentang perkataan ayahandanya itu.  Tersebab di palanta ko banyak
 yang masa mudanya mengaji di Masjid Al Azhar bahkan kenal pribadi dengan
 Buya Hamka, apakah pernah mendengar cerita ini sebelumnya?

 Ini pertanyaan partikular (tentang pernyataan Irfan Hamka) bukan
 pertanyaan general tentang boleh tidaknya mengucapkan selamat natal.

 Ambo berterima kasih bila yang muncul tanggapan partikular juga, seperti:

 A. Tidak, Irfan Hamka salah mengenai itu. Buya Hamka tidak pernah
 melakukan itu.
 B. Benar, Buya Hamka pernah melakukan yang dikatakan Irfan.
 C. Tidak tahu.


 Terima kasih

 Wassalam,

 ANB

 Pada 24 Desember 2014 07.43, Aslim Nurhasan ST SATI as...@rantaunet.org
  menulis:



 Buya Gusrizal Gazahar
 https://www.facebook.com/buyagusrizal.gazahar.1/posts/10202955874049856?fref=nf

 Bila Sesuai Dengan Selera, Hilanglah Sikap Kritis Yang Dituhankan
 Selama Ini
 (Wahai Kaum Muslimin, Jangan Latah dan Jangan Akali Dalil Untuk
 Membolehkan Ucapan Selamat Natal)

 Seorang yang dipanggil Buya berasal dari Ranah ini, tertawa
 mendengarkan ada yang mengharamkan ucapan selamat natal bagi kaum
 muslimin.
 Saya juga tersenyum membacanya, karena memang itu yang bisa
 dilakukannya, tertawa, mencemooh dan melontarkan cap picik kepada orang
 yang berbeda dengannya.
 Karena tak ada bahan baginya untuk menganalisa kajian fiqh apalagi
 tafsir. Setiap persoalan agama, hanya dipandang dari sudut sosial dan
 politik yang berlandaskan kepada penyerahan diri kepada realita walaupun
 menyimpang. Itu lah yang mereka sebut realistis 

 Tak usah heran ! Bagi mereka, konsistensi dalam bersikap tidak akan
 ditemui. Yang mereka miliki hanya ilmu bersilat lidah yang tak pernah
 terhambat sedikitpun walaupun mencederai persoalan yang prinsip dalam
 syari'at Islam.
 Lihatlah ! Bagaimana mereka menyorakkan pemisahan politik dan kekuasaan
 dengan agama tapi mereka pergunakan kekuasaan itu untuk menancapkan kuku
 berbisa pluralisme, liberalisme, relatifisme dan isme-isme lainnya ke dalam
 tubuh umat Islam.
 Kalau dibantah, mereka akan mengelak dengan bukan itu yang kami
 maksud, anda tidak mengerti dengan istilah tsb dan mereka akan mulai
 membawa kita ke area perdebatan ilmiah ala mereka seolah-olah kita ini buta
 tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan dalam realita sebenarnya.

 Bersilat lidah melakukan pembenaran terhadap selera mereka, terus
 terlihat dengan jelas. Untuk membolehkan ucapan selamat natal, mereka tak
 segan berlindung di balik nama besar al-Qaradhawiy, Wahbah al-Zuhailiy,
 Musthafa al-Zarqa dan lainnya.

 Menggelikan sekali sikap mereka ini. Sikap kritis mereka jadi tumpul
 bila pernyataan ulama itu sesuai dengan selera mereka namun mereka akan
 berapi-api membantah bila ulama-ulama itu berfatwa demokrasi itu
 bercanggah dengan syura yang dijelaskan oleh Islam. Ulama besar akan kecil
 bila berbicara tak sesuai selera. 

Re: [R@ntau-Net] DIM: Antara Peluang Hukum Model Korelasi-Kausalitas

2014-12-23 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Dinda Donard,
jika tidak merepotkan boleh diposting ulang hasil penelitian Sari (2014)
itu?

Terima kasih.

Wass,

ANB


Pada 23 Desember 2014 12.38, Donard Games donardga...@gmail.com menulis:

 Waalaikumsalam wr wb

 Uda ANB dan Palanta RN,

 Ambo melihat poin2 yg disampaikan Uda ANB patut ditelaah lebih lanjut.
 Ambo bukan ahli statistik atau ahli metode penelitian, tapi apa yg
 dipertanyakan uda ANB sudah pada tahap filosofi alias PhD. Iyo PR baru utk
 kito basamo [?].  Memang penelitian ilmu sosial di ranah Minang rada
 mandek karena pendekatan masih takotak2.

 Sekadar menambahkan, dalam hal ini saya pikir, kita bisa menambahkan
 variabel bebas religiousity karena faktor ABSSBK sebagai pendorong utama.
 Jadi tambahan hipotesis:
 - Semakin relijius urang Minang semakin meningkat keinginan membentuk DIM
 - Semakin relijius urang Minang maka makin efektif penerapan ABS SBK

 Tugas kita merumuskan apa bentuk kriteria penerapan ABSSBK yg efektif.

 Dengan demikian nantinya bisa terjawab apakah memang DIM diinginkan atau
 DIM atau tanpa DIM, ABS-SBK sebenarnya bisa berjalan.

 Dulu pernah saya sampaikan penelitian Sari (2014) menemukan bahwa urang
 Minang tidak serelijius yang kita mungkin bayangkan. Yang bana2 Islami
 maksudnya.

 Salam,
 Donard



 2014-12-22 1:39 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb. dunsanak Palanta RN n.a.h.

 Setelah membaca sejumlah pendapat tentang wacana pembentukan Daerah
 Istimewa Minangkabau (DIM) sebagai pengganti Sumatra Barat yang dikenal
 sekarang, seluruh pendapat yang ingin DIM segera terbentuk sebagai baju
 baru orang Minang adalah berdasarkan argumentasi adanya koridor hukum yang
 disediakan Pasal 18 B UUD 1945 yang memungkinkan untuk itu. (Meski tafsir
 atas pasal ini juga ternyata tidak seragam, bahkan yang datang dari Ranah
 sendiri seperti disebutkan Yulfian Azrial S.E, Kepala BKKP, Balai Kajian
 Konsultansi, dan Pemberdayaan, Nagari Adat Alam Minangkabau, dalam link
 wawancara yang diposting sanak Ibnu. Yang ingin membaca lengkap bisa di
 sini:
 http://yulfianazrialcyber.blogspot.com/2014/11/mewujudkan-daerah-istimewa-minangkabau.html?m=1
 ).

 Tetapi anggaplah semua pendapat dari Ranah itu seragam (semua ingin DIM),
 apakah penisbatan terhadap satu pasal itu sudah merupakan *master key*
 yang akan membuka semua rahasia masa depan Minang? Dan secara teoritis,
 semua masalah yang ada sekarang, minimal di atas kertas, bisa diatasi
 tersebab asumsi dengan berlakunya DIM maka penerapan ABS SBK akan lebih
 mudah?

 Harus diingat, bahkan oleh mereka yang paling DIM adalah obat mujarab
 bagi Minang masa depan, bahwa yang sekarang diyakini baru sebatas asumsi.
 Ilmu pengetahuan, termasuk rumpun Social Sciences, tak akan bisa menerima
 argumen, Yang penting status DIM tercapai dulu, selebihnya lihat saja
 nanti. Itu yang namanya try and error. Iya kalau setelah dicoba, dan
 tujuan berhasil, seluruh proses selanjutnya berjalan baik. Alhamdulillah.
 Bagaimana kalau sebaliknya yang terjadi, semua prediksi optimistis sekarang
 ternyata tidak berjalan seperti yang direncanakan. Macet. Bukankah terlalu
 berat pengorbanan yang sudah dilakukan rakyat di Ranah?

 Ah, mana mungkin jika DIM tercapai penerapan ABS SBK malah macet?
 Mungkin begitu bantahan spontan yang akan muncul dari mereka yang sudah
 yakin. Sampai posisi ini, ada baiknya semua yang sudah yakin membaca ulang,
 dan membaca ulang, dan membaca ulang lagi sejarah terbentuknya Provinsi
 Banten yang melepaskan diri dari Provinsi Jawa Barat. Memang contoh kasus
 dan konteksnya tidak persis sama dengan wacana DIM, tetapi esensinya serupa
 bahwa rakyat Banten (ketika masih menjadi bagian Jawa Barat) merasa yakin
 dan optimistis bahwa mereka pasti akan lebih baik (dan lebih-lebih
 lainnya jika bisa mengatur diri sendiri seperti yang diinginkan). Tetapi
 sejarah Indonesia akan mencatat, bahwa sejarah Banten setelah menjadi
 dirinya sendiri justru tidak semakin baik. Yang kaya semakin kaya (dan
 terpusat pada klan yang berkuasa saja) sementara infrastruktur justru tak
 berkembang. Contoh ini, jika dikaji dengan tenang dan seksama, bisa jadi
 wake up call bagi orang Minang.

 Ah, itukan hanya di Banten saja. Belum tentu akan terjadi di Minang?
 Mungkin tanggapan seperti itu juga akan muncul. Ya, tentu saja. Selama
 faktor belum tentu dan kita lihat saja nanti masih mendominasi jawaban,
 semua akan menjadi belum tentu lebih buruk sebagaimana juga semua belum
 tentu lebih baik.

 Karena itu sudah saatnya kita menggunakan cara pandang kuantitatif yang
 disediakan ilmu pengetahuan, terutama ilmu statistika modern, untuk
 mengukur dan memprediksi faktor-faktor belum tentu tadi.

 *MODEL KORELASI-KAUSALITAS*

 Pertama yang harus menjadi kesepakatan bersama adalah bahwa seluruh
 pemangku kepentingan Minang sesungguhnya ingin ABS SBK berjalan optimal dan
 bisa mengatasi pelbagai masalah sosial yang kini berjangkit di Ranah.
 Jangan sampai ada individu-(individu) yang merasa bahwa dirinya (atau
 

Re: [R@ntau-Net] Qur an Tablet Syi'ah

2014-12-23 Terurut Topik Maturidi Donsan
Dd ZSA dan sanak dipalanta n.a.h.

2015 keatas usaha melumpuhkan umat islam itu akan semakin gencar.



Terlepas dari benar tidaknya  posting  ZSA mengenai Qur’an Tablet  yang
berisi pesanan syiah itu, maka kita umat islam berhati-hatilah.



Bagi non muslim yang menguasai dunia ini perjuangan utamanya adalah :Islam
harus lumpuh*”.*



Didalam negeri sendiri karena mungkin ada ideology lain yang juga gigih
berjuang untuk menguasai negeri ini, bagi mereka mungkin  asalkan islam ini
lumpuh, negara ini terjual ke Adi kuasa non muslim tak masalah, pokoknya
islam kalau tidak akan enyah, lumpuh di NKRI ini.



Multi –Usaha untuk  melumpuhkan islam ini sudah kita rasakan.



Pagar umat islam dari gangguan semuanya itu  hanyalah shalat.

*“Dirikan shalat”*



Masing-masing kita umat islam yang punya kewajiban mendidik anak untuk
menegakan shalat, lakukanlah, mulailah dari usia 7 tahun,  sesuai dengan
perintah nabi besar Muhammad saw. Makin dini, mungkin makin baik, mulai
dari balita, usia ini anak sangat suka meniru/mengikut orang tua.

Didikan shalat 5 waktu memang harus ditunggui seperti menanak nasi.
Teorionya tidak tingi-tinggi.

Setiap waktu shalat orang tua harus menunggui/mengikuti / membimbing
balitanya dan atau yang umur 7 tahundalam:

Pertama :  Cara beruduk



Kedua:  Diajak terus shalat berjamaah, biarkan shalat UNYIL saja dulu,,
agar biasa.

Masalah timbul mungkin bagaimana kalau orang tua karir atau petani yang
berada dari pagi disawa/ladang  hanya pulang setelah hampir magrib.

Pesankan kepada nenek atau baby sitter / pembantu  ynag ada dirumah agar
dibimbing setiap waktu shalat.

Ketiga:  Jadwalkan menghidupkan TV/ hiburan

Pada saat di mesjid mulai mengaji mendekati azan, TV dimatikan TITIK

Sekarang gencar sekali acara TV SETIAP WAKTU /24 jam memberikan hiburan
yang disenangi anak balita dan usia 7-15 tahun.

Kalau orang tua lemah /tidak tegas mengatur tontonan TV, anak-anak sulit
untuk shalat, pas azan berbunyi, siaran TV yang disenangi anak-anak masih
tersedia. Makanya orang tua /nenek/pembantu/babay sitter harus tegas, mulai
terdengar pengajian mendekati azan, TV HARUS MATI.



Dengan tegaknya shalat ini dari kecil bagi semua umat islam, insyaallah,
semua perintah/anjuran dari Allah swt dan nabi besar Muahmmad saw akan
mudah dipatuhi /diikuti dan  umat islam terpelihara dari semua yang akan
merusak  aqidah dan akhlak umat islam.



Non muslim yang menguasai dunia ini paham betul, kalau shalat ini tegak
disetiap keluarga muslim, muslim sulit tergoyahkan, makanya untuk
meruntuhkan islam itu harus dengan meruntuhkan shalatnya terlebih dulu.



Untuk itu shalat ini harus dijauhkan dari umat muslim dengan 1001 cara.

Shalat ini adalah fondasi sekaligus  memperkuat aqidah.

Kalau fondasinya ini sudah tak ada dimana aqidah atau keimanan akan berdiri.



Karena shalat ini erat sekali hubungannya dengan aqidah, maka sudah ada
juga oknum ulama/tokoh dinegeri ini yang secara tidak sadar mungkin sudah
dipengaruh non muslim, sampai-sampai beliau berkat diforum resmi:

Kekurangan umat islam sekarang ini ialah memulai pengajaran islam itu dari
aqidah, seharusnya  darti akhlak.

Jadi ajaran islam di Indonesia ini mungkin akan  dibawa ke islam kejawen.
Kalau islam kejawen, shalat ya nomor sekianlah.



Sekarang otokritik bagi kita umat islam.

Islam ini belum kuat tegaknya pada  sebagian umat islam karena shalat itu
belum tegak pada sebagian umat islam.

Maaf sebagan onum dai juga ada kelemahan dalam menegakkan shalat ini dalam
keluarganya.

Ada juga anak-anak oknum dai yang mabuk-mabukan dan mungkin tak mengerjakan
shalat.

Akibatnya oknum dai ini terganggu untuk  menyampaikan ayat alqur’an dan
hadis sahih yang berhubungan dengan perintah mendirikan shalat diantaranya:


 1. Q.A. 132,S.20 : TAHA



وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا
نَحْنُ نَرْزُقُكَ



(١٣٢)

Dan suruh olehmu akan ahlimu(keluargamu) mengerjakan shalat dan…



 (Pedoman Shalat : Prof.DR.TM. HASBI ASH-SHIDDIEQY-1982, BULAN BINTANG  JAKARTA
halaman – 50)





2. Fiqhus Sunna 1:171



Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat apabila …

 (Pedoman Shalat : Prof.DR.TM. HASBI ASH-SHIDDIEQY-1982, BULAN BINTANG  JAKARTA
halaman – 69)



Para dai yang anaknya bermasalah dengan shalat sulit untuk menyampaikan
ayat dan hadis sejenis diatas karena akan menjadi  bumerang baginya.



Baik ayat maupun hadis diatas adalah perintah.

Pengertian saya, maaf, pengertian saya, kewajiban mendidik/
menyuruh/membimbing anak dan keluarga untuk mendirikan shalat ini adalah
kewajiban orang tua.

Periode umur 7 tahun sampai akhir balig,  anak itu baik kadang-kadang atau
tidak sama sekali   disuruh/dididik/dibimbing mendirikan shalat, selama itu
pula orang tua berdosa. Dosa ini kalau terkumpul selama 6-7 tahun (dari
umur 7 tahun sampai 13-14 -balig) mungkin juga jadi dosa besar akhirnya
orang tua terima azab.



Karena ini dilalkukan oleh banyak/berjamaah oleh umat islam , maka azabnya
juga untuk berjamaah, negara kena azab.


Re: [R@ntau-Net] DIM: Antara Peluang Hukum Model Korelasi-Kausalitas

2014-12-23 Terurut Topik Donard Games
Uda ANB,

Berikut ambo kirimkan lagi tulisan nan dulu pernah tayang di Palanta RN dan
Padang Ekspres. Ado disingguang saketek tentang penelitian Sari. Penelitian

*nya menggunakan items dari Allport. Skor orang Minang 2.98 dari skala 1 sd
5. Artinya meskipun masih intrinsik, tapi sudah di tengah2. Makin menuju 5
makin ekstrinsik yg berarti agama dipandang agak penting tapi ritual2nya
kurang penting-lebih kurang untuk status sosial. *

*Pandapek ambo, masih dibutuhkan pengukuran yang jelas mengenai
relijiusiti, tapi Allport salah satu nan terkenal. Paling tidak lah ado
pertanda tentang posisi relijiusiti urang Minang saat ini. *



*Kejayaan Islam dari Minang? *



Pengalaman saya mengikuti Simposium Muafakat Minang di Port Dickson, April
2014, mengingatkan saya kembali pada cita-cita ideal hubungan Islam dan
Minangkabau. Islam dianggap jawaban sempurna untuk semua permasalahan dan
orang Minang memiliki segenap apa yang dibutuhkan untuk menjadi bagian
terdepan dalam membangun peradaban baru yang lebih Islami. Muchtar Naim
menyebutnya “Dunia Melayu Dunia Islam”. Mungkinkah itu terjadi? Pertanyaan
yang lebih tepat adalah sejauh mana situasi saat ini memberi kepercayaan
diri bahwa cita-cita demikian akan tercapai?

Suatu penelitian penting tentang keberagamaan atau lebih
tepatnya keIslam-an dari Dessy Kurnia Sari (2014) menjadi sangat penting
untuk dikaji lebih lanjut. Dalam penelitiannya, berdasarkan survei 400
responden orang Minang ditemukan bahwa saat ini bahwa saat ini orang Minang
dalam beragama berada pada level moderat. Artinya, mereka memandang agama
cukup penting, tapi tidak sangat penting dibandingkan dengan beberapa hal
lain dalam kehidupan. Tentu penelitian ini tidak berlaku secara umum karena
jumlah responden dan lain-lain, tapi paling tidak ini memberikan suatu
gambaran bagi kita.  Orang Minang tetap beridentitas Islam, tetapi,
misalnya, mereka tidak segan-segan memilih sesuau atau mengambil keputusan
bukan dari kaca mata Islam.  Ketaatan menjalankan ritual seperti shalat
tetap terjaga, tapi tidak sangat kuat memengaruhi keputusan terutama dalam
bermuamalah. Dalam contoh ekstremnya, orang bbisa tidak segan-segan lagi
menyuap dan korupsi meskipun mereka tetap shalat dan berhaji.

Penelitian saya (2014) juga memberikan pesan yang kuat bahwa
ada  kecenderungan orang Minang saat ini untuk lebih mengedepankan karakter
individualis yang berujung pada kehilangan kepercayaan terhadap orang lain.
Ini menjadi sangat penting, misalnya, dalam dunia yang membutuhkan
kepercayaan dan kepastian seperti dalam dunia bisnis. Orang Minang selama
ini dikenal sebagai suku bangsa perantau yang menjadikan bisnis atau dagang
sebagai bagian dari identitas dirinya. Dengan modal seadanya, perantau
membutuhkan modal sosial yang kuat untuk dapat bertahan. Kekurangan
kepercayaan pada orang lain adalah cermin kekurangpercayaan pada
nilai-nilai kejujuran dan keteguhan memegang amanah. Bukankah ini yang
menjadi identitas Nabi Besar Muhammad SAW-*al-amin*?





*Lalu Apa?*

Taufik Abdullah pernah memberitahu saya bahwa justru di era reformasi ini
orang Minang mengalami kemunduran. Di saat semua orang bebas berekspresi
dan di lain pihak saat ini terbentuk raja-raja kecil karena otonomi daerah
yang kebablasan, orang Minang sepertinya cenderung jalan di tempat. Pada
suatu masa, ranah Minang adalah pusat pendidikan di tanah air. Saat ini,
kita boleh ragu bahwa anak-anak kita terbiasa berlaku curang dalam ujian.
Belum lagi kejahatan-kejahatan yang menimbulkan rasa tidak aman sekaligus
pertanda merosotnya akhlak dan martabat orang Minang. Lalu, apa yang mesti
dilakukan?

Penelitian Sari (2014) yang telah saya sampaikan sebelumnya, sebenarnya
telah memberi petunjuk yang nyata. Untuk mendekati mereka yang moderat,
pendekatan yang dilakukan semestinya berbeda. Ada hal yang selama in
terlalu lama kita biarkan tanpa ada perlawanan yang berarti. Ini tentang
penerimaan konsep adat basandi sara’ dan sara’ basandi kitabullah dalam
tataran simbolik. Ia ibarat mantra yang sering diulang-ulang dan justru
kehilangan makna karena kealpaan dalam menerapkan nilai-nilai luhur
kitabullah dalam tataran praktis. Sudah saatnya kita tidak lagi menjawab
semua persoalan dengan retorika; dan di saat bersamaan mengabaikan inti
penyelesaian masalah yang sebenarnya.

Kampanye untuk pelaksanaan ibadah ritual seperti shalat,puasa, dan mengaji
Alqur’an harus tetap jalan. Namun itu hanya efektif bila dilakukanbersamaan
dan selaras dengan pengamalan nilai-nilai Islam yang mewajibkan pemerangan
kemiskinan, peningkatan layanan dan publik, adanya rasa aman dalam
masyarakat, dan sikap tanpa mendua anti korupsi. Pesan tulisan ini senada
dengan riset yang dilakukan Rehman dan Askari (2010) yang menelaah tentang
“seberapa Islami sebenarnya negara-negara Islam (mayoritas penduduknya
Islam)? Berdasarkan indeks yang mereka ciptakan, Indonesia berada di
peringkat 138 dari 208 negara. Kita kurang Islami disbanding Malaysia (38),
Kuwait (48), Bahrain (64), 

Re: [R@ntau-Net] DIM: Antara Peluang Hukum Model Korelasi-Kausalitas

2014-12-23 Terurut Topik Donard Games
Iyo Pak Saaf. Banyak buktinyo. Sampai kini galigaman contohnya adalah
kenyataan tidak banyak toilet di sekolah2 dan universitas2 di Sumatera
Barat yg bisa dibilang memenuhi standar, padahal kito tahu bahwa bersuci
itu pelajaran awal setahu ambo di ilmu fikih.

Ambo memang berniat melakukan penelitian tentang keberagamaan orang Minang
setelah salasai sakola ko. Ambo pikir studi relijiusiti harus lebih
disempurnakan. Dulu penelitian yg disebut Pak Saaf menemukan negara2 Muslim
justru paling tidak islami. Salah satu faktornya karena kito memang alun
maju2 dari segi keamanan dan sejahteraan dimana para peneliti banyak
melihat dari segi hasil akhir. Ambo ingat bahwa New Zealand, misalnya,
dianggap Islami karena aman dan sejahtera. Di sisi lain negara ini
melegalkan perkawinan sejenis.

Mokasi ateh saran Pak Saaf makin manambah motivasi ambo. Semoga disegerakan
penelitian ambo selanjutnya tentang keberagamaan urang Minang ini.

Salam
Donard G, 34

2014-12-24 1:05 GMT+08:00 Saafroedin Bahar drsaafroedin.ba...@gmail.com:

 Sanak Donar, saya setuju, urang awak nampaknya memang indak se-religieus
 nan kito kiro doh. Banyak bukti faktual yang menunjukkan hal itu.Lk, 78,
 Jkt.

 Mungkin baik kalau diadakan semacam survai mengenai masalah ini, semacam
 yang telah diadakan leh dua peneliti The George Washington University
 beberapa tahun yang lalu.

 Wassalam,
 Saafroedin Bahar


 Dr.Saafroedin Bahar
 Male, 78 yrs, Jakarta

 2014-12-23 12:38 GMT+07:00 Donard Games donardga...@gmail.com:

 Waalaikumsalam wr wb

 Uda ANB dan Palanta RN,

 Ambo melihat poin2 yg disampaikan Uda ANB patut ditelaah lebih lanjut.
 Ambo bukan ahli statistik atau ahli metode penelitian, tapi apa yg
 dipertanyakan uda ANB sudah pada tahap filosofi alias PhD. Iyo PR baru utk
 kito basamo [?].  Memang penelitian ilmu sosial di ranah Minang rada
 mandek karena pendekatan masih takotak2.

 Sekadar menambahkan, dalam hal ini saya pikir, kita bisa menambahkan
 variabel bebas religiousity karena faktor ABSSBK sebagai pendorong utama.
 Jadi tambahan hipotesis:
 - Semakin relijius urang Minang semakin meningkat keinginan membentuk DIM
 - Semakin relijius urang Minang maka makin efektif penerapan ABS SBK

 Tugas kita merumuskan apa bentuk kriteria penerapan ABSSBK yg efektif.

 Dengan demikian nantinya bisa terjawab apakah memang DIM diinginkan atau
 DIM atau tanpa DIM, ABS-SBK sebenarnya bisa berjalan.

 Dulu pernah saya sampaikan penelitian Sari (2014) menemukan bahwa urang
 Minang tidak serelijius yang kita mungkin bayangkan. Yang bana2 Islami
 maksudnya.

 Salam,
 Donard



 2014-12-22 1:39 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb. dunsanak Palanta RN n.a.h.

 Setelah membaca sejumlah pendapat tentang wacana pembentukan Daerah
 Istimewa Minangkabau (DIM) sebagai pengganti Sumatra Barat yang dikenal
 sekarang, seluruh pendapat yang ingin DIM segera terbentuk sebagai baju
 baru orang Minang adalah berdasarkan argumentasi adanya koridor hukum yang
 disediakan Pasal 18 B UUD 1945 yang memungkinkan untuk itu. (Meski tafsir
 atas pasal ini juga ternyata tidak seragam, bahkan yang datang dari Ranah
 sendiri seperti disebutkan Yulfian Azrial S.E, Kepala BKKP, Balai
 Kajian Konsultansi, dan Pemberdayaan, Nagari Adat Alam Minangkabau, dalam
 link wawancara yang diposting sanak Ibnu. Yang ingin membaca lengkap bisa
 di sini:
 http://yulfianazrialcyber.blogspot.com/2014/11/mewujudkan-daerah-istimewa-minangkabau.html?m=1
 ).

 Tetapi anggaplah semua pendapat dari Ranah itu seragam (semua ingin
 DIM), apakah penisbatan terhadap satu pasal itu sudah merupakan *master
 key* yang akan membuka semua rahasia masa depan Minang? Dan secara
 teoritis, semua masalah yang ada sekarang, minimal di atas kertas, bisa
 diatasi tersebab asumsi dengan berlakunya DIM maka penerapan ABS SBK akan
 lebih mudah?

 Harus diingat, bahkan oleh mereka yang paling DIM adalah obat mujarab
 bagi Minang masa depan, bahwa yang sekarang diyakini baru sebatas asumsi.
 Ilmu pengetahuan, termasuk rumpun Social Sciences, tak akan bisa menerima
 argumen, Yang penting status DIM tercapai dulu, selebihnya lihat saja
 nanti. Itu yang namanya try and error. Iya kalau setelah dicoba, dan
 tujuan berhasil, seluruh proses selanjutnya berjalan baik. Alhamdulillah.
 Bagaimana kalau sebaliknya yang terjadi, semua prediksi optimistis sekarang
 ternyata tidak berjalan seperti yang direncanakan. Macet. Bukankah terlalu
 berat pengorbanan yang sudah dilakukan rakyat di Ranah?

 Ah, mana mungkin jika DIM tercapai penerapan ABS SBK malah macet?
 Mungkin begitu bantahan spontan yang akan muncul dari mereka yang sudah
 yakin. Sampai posisi ini, ada baiknya semua yang sudah yakin membaca ulang,
 dan membaca ulang, dan membaca ulang lagi sejarah terbentuknya Provinsi
 Banten yang melepaskan diri dari Provinsi Jawa Barat. Memang contoh kasus
 dan konteksnya tidak persis sama dengan wacana DIM, tetapi esensinya serupa
 bahwa rakyat Banten (ketika masih menjadi bagian Jawa Barat) merasa 

Re: [R@ntau-Net] Qur an Tablet Syi'ah

2014-12-23 Terurut Topik Aprinal Saldi
Klarifikasi dari Programernyo... https://www.facebook.com/irfan.amalee?


Miskinnya Tradisi Tabayun, Jangan Heran Kalau Kita Mudah dipecah belah.
16 Agustus 2013 pukul 9:43
https://www.facebook.com/notes/irfan-amalee-full/miskinnya-tradisi-tabayun-jangan-heran-kalau-kita-mudah-dipecah-belah/10151608589044422
https://www.facebook.com/notes/irfan-amalee-full/miskinnya-tradisi-tabayun-jangan-heran-kalau-kita-mudah-dipecah-belah/10151608589044422#

Masih suasana Idul Fitri, yang katanya hari membersihkan hati. Hari pertama
masuk kerja tiba-tiba SMS masuk berisi:


(*) INFO Buat teman2 seakidah agar tidak salah beli Quran tablet .
Karena Mizan saat ini mengeluarkan produk Qur'an Tablet namanya LOVE yang
kemungkinan isinya ajaran2
Syiah
Di produksi oleh Mizan dengan menggandeng TELKOMSEL 
Aplikasi Hadad Alwi itu berisi senandung pujian buat imam Syiah padahal
judulnya Senandung...

Bukan hanya dari seorang. Sejumlah teman, rekan kerja, saudara meneruskan
SMS ini karena mengetahui bahwa saya adalah orang di balik lahirnya produk
Love Quran Tab. Mereka mengkonfiramsi kebenaran SMS tersebut. SMS itu
ternyata sudah tersebar, via facebook, twitter dan BBM.


Setelah dilacak, salah satu sumber SMS itu adalah sebuah postingan di
account facebook Status Nasehat yang memiliki hampir 7 ribu fans. Status
tersebut diposting pada jam 6 pagi, dalam waktu kurang dari 8 jam sudah
di-like oleh 378 orang dan dishare oleh 348 orang. Artinya hampir 90% orang
yang membaca dan me-like, ikut menyebarkan status ini.


Meskipun ini bukan yang pertama, tapi saya tetap dan selalu sedih melihat
perilaku saudara seiman dan seislam dalam menerima dan mengolah informasi.


Mari kita perhatikan isi informasi dalam status di atas. Di status itu sama
sekali tidak memberikan informasi yang dituduhkan. Status itu hanya kalimat
singkat, bahkan menyebut nama produknya saja tidak lengkap (hanya LOVE).
Menyebut aplikasi hadad Alwi mengandung pujian bagi imam ... tanpa
menyebutkan secara spesifik bagian mana yang mengandung indikasi sesuai
tuduhan tsb. Mengenai dari mana informasi itu berasal, sudah jelas tak ada
penjelasannya.


Namun, hanya dengan info tak lengkap status itu, kurang dari delapan jam,
300an saudara Muslim melike dan menshare! Artinya 300 orang itu hanya
membaca informasi singkat dalam hitungan menit mereka menyetujui inforamsi
itu dan ikut menyebarkannya. Dan saya duga (semoga dugaan saya salah) tidak
ada yang mencoba berfikir kritis, mengecek, mengonfirmasi kebenaran berita
tersebut. Pada postingan tersebut, saya memberikan komentar berikut ini:


Salam semua, semoga Allah merahmati kita semua di suasana idul fitri ini.
Perkenalkan saya Irfan Amalee. Saya (bersama programmer muda di Bandung)
yang membuat LoveQuranTab. Kami membuat produk ini dengan Niat tulus
membantu anak2 Islam Indonesia mempelajari quran, dengan pendekatan kreatif
melalui games dan aplikasi. Begitu kaget Dan sedih melihat status ini Dan
dilikes Oleh 300 Muslim lainnya Bahkan dishare lagi. LoveQuranTab sama
sekali tidak mengandung unsur syiah. Saya Dan semua anggota tim tidak ada
yang syiah (ayah sy persis, ibu sy NU, sy mesantren di muhammadiyah).
Apakah di antara bapak dan ibu sekalian ada yg Sudah meneliti semua isi tab
ini? Mohon infokan kepada saya bagian spesifik yang dianggap syiah.
Bukankan kita sbg Muslim diwajibkan tabayyun (cek ricek) jika mendapat
sebuah info?


Tetapi hingga hari ini (setelah 16 jam saya buat comment tsb) tak ada
jawaban. Kesimpulan sementara saya, baik yang membuat satus atau orang yang
ikut menyebarkan informasi tersebut tak ada yang sudah meneliti
LoveQuranTab.


Saya sedih bukan karena khawatir orang tidak membeli produk ini. Sama
sekali tidak. Rezeki Allah telah atur. (Bahkan karena kampanye negatif
terhadap produk ini telah meningkatkan awareness publik terhadap produk ini
dan membuat produk ini habis di sejumlah Hypermart dan Carefour)


Saya sedih karena bbrp hal berikut:


1. Ternyata kita ini, umat Islam begitu mudah menerima mencerna dan
menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya. Kita tidak memiliki
kebiasaan mengkritisi sebuah informasi. Padahal sudah jelas, Allah mewanti
wanti Idzaa jaa faasiqun binabain fatabayyanuu Jika datang sebuah
informasi, maka konfirmasi dan recek.


2. Kita begitu bersemangat untuk menshare, menyebarkan sebuah berita yang
sebetulnya mengandung informasi yang bisa memecah belah umat. Kurang dari
24 jam informasi sudah tersebar luas. Ironisnya informasi tersebut tersebar
justru pada suasana idul fitri.


3. Kita masih belum punya tradisi mengapresiasi sebuah karya hasil kerja
keras sesama muslim. Ketahuilah, LoveQuran Tab ini adalah feature tablet
Quran Pertama di Indonesia, hasil karya anak-anak muda Muslim Indonesia.
Selama enam bulan, siang malam saya bersama tim merancang 9 games dan
aplikasi yagn kami bayangkan dapat membantu anak-anak muslim mempelajari
Quran dengan lebih mengasyikkan. Inilah kerja nyata anak-anak muda yang
tidak mau mengutuk keadaan, dengan mengatakan, 

Re: [R@ntau-Net] Qur an Tablet Syi'ah

2014-12-23 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Sedih.

Betapa prinsip tabayun  hanya subur di bibir kaum muslimin, tanpa
diterapkan sama sekali.

Wassalam,

ANB


Rasulullah Saw bersabda:
إن العبد ليتكلم بالكلمة ما يتبين فيها يزل بها في النار أبعد مما بين المشرق
والمغرب
*“Sungguh seorang hamba, berbicara dengan sepatah kata tanpa peduli dengan
apa yang dia ucapkan, maka dia akan tergelincir ke dalam neraka lebih jauh
dari apa-apa diantara timur dan barat.”* (HR. Bukhory Muslim dari Abu
Hurairoh *r.a.)*

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
*“Cukup seorang lelaki dikatakan berdusta apabila dia menyampaikan setiap
yang dia dengar.” *(HR Muslim dari Abu Hurairoh *r.a.*)

Pada 24 Desember 2014 11.07, Aprinal Saldi saleroa...@gmail.com menulis:

 Klarifikasi dari Programernyo... https://www.facebook.com/irfan.amalee?


 Miskinnya Tradisi Tabayun, Jangan Heran Kalau Kita Mudah dipecah belah.
 16 Agustus 2013 pukul 9:43
 https://www.facebook.com/notes/irfan-amalee-full/miskinnya-tradisi-tabayun-jangan-heran-kalau-kita-mudah-dipecah-belah/10151608589044422
 https://www.facebook.com/notes/irfan-amalee-full/miskinnya-tradisi-tabayun-jangan-heran-kalau-kita-mudah-dipecah-belah/10151608589044422#

 Masih suasana Idul Fitri, yang katanya hari membersihkan hati. Hari
 pertama masuk kerja tiba-tiba SMS masuk berisi:


 (*) INFO Buat teman2 seakidah agar tidak salah beli Quran tablet .
 Karena Mizan saat ini mengeluarkan produk Qur'an Tablet namanya LOVE yang
 kemungkinan isinya ajaran2
 Syiah
 Di produksi oleh Mizan dengan menggandeng TELKOMSEL 
 Aplikasi Hadad Alwi itu berisi senandung pujian buat imam Syiah
 padahal judulnya Senandung...

 Bukan hanya dari seorang. Sejumlah teman, rekan kerja, saudara meneruskan
 SMS ini karena mengetahui bahwa saya adalah orang di balik lahirnya produk
 Love Quran Tab. Mereka mengkonfiramsi kebenaran SMS tersebut. SMS itu
 ternyata sudah tersebar, via facebook, twitter dan BBM.


 Setelah dilacak, salah satu sumber SMS itu adalah sebuah postingan di
 account facebook Status Nasehat yang memiliki hampir 7 ribu fans. Status
 tersebut diposting pada jam 6 pagi, dalam waktu kurang dari 8 jam sudah
 di-like oleh 378 orang dan dishare oleh 348 orang. Artinya hampir 90% orang
 yang membaca dan me-like, ikut menyebarkan status ini.


 Meskipun ini bukan yang pertama, tapi saya tetap dan selalu sedih melihat
 perilaku saudara seiman dan seislam dalam menerima dan mengolah informasi.


 Mari kita perhatikan isi informasi dalam status di atas. Di status itu
 sama sekali tidak memberikan informasi yang dituduhkan. Status itu hanya
 kalimat singkat, bahkan menyebut nama produknya saja tidak lengkap (hanya
 LOVE). Menyebut aplikasi hadad Alwi mengandung pujian bagi imam ... tanpa
 menyebutkan secara spesifik bagian mana yang mengandung indikasi sesuai
 tuduhan tsb. Mengenai dari mana informasi itu berasal, sudah jelas tak ada
 penjelasannya.


 Namun, hanya dengan info tak lengkap status itu, kurang dari delapan jam,
 300an saudara Muslim melike dan menshare! Artinya 300 orang itu hanya
 membaca informasi singkat dalam hitungan menit mereka menyetujui inforamsi
 itu dan ikut menyebarkannya. Dan saya duga (semoga dugaan saya salah) tidak
 ada yang mencoba berfikir kritis, mengecek, mengonfirmasi kebenaran berita
 tersebut. Pada postingan tersebut, saya memberikan komentar berikut ini:


 Salam semua, semoga Allah merahmati kita semua di suasana idul fitri ini.
 Perkenalkan saya Irfan Amalee. Saya (bersama programmer muda di Bandung)
 yang membuat LoveQuranTab. Kami membuat produk ini dengan Niat tulus
 membantu anak2 Islam Indonesia mempelajari quran, dengan pendekatan kreatif
 melalui games dan aplikasi. Begitu kaget Dan sedih melihat status ini Dan
 dilikes Oleh 300 Muslim lainnya Bahkan dishare lagi. LoveQuranTab sama
 sekali tidak mengandung unsur syiah. Saya Dan semua anggota tim tidak ada
 yang syiah (ayah sy persis, ibu sy NU, sy mesantren di muhammadiyah).
 Apakah di antara bapak dan ibu sekalian ada yg Sudah meneliti semua isi tab
 ini? Mohon infokan kepada saya bagian spesifik yang dianggap syiah.
 Bukankan kita sbg Muslim diwajibkan tabayyun (cek ricek) jika mendapat
 sebuah info?


 Tetapi hingga hari ini (setelah 16 jam saya buat comment tsb) tak ada
 jawaban. Kesimpulan sementara saya, baik yang membuat satus atau orang yang
 ikut menyebarkan informasi tersebut tak ada yang sudah meneliti
 LoveQuranTab.


 Saya sedih bukan karena khawatir orang tidak membeli produk ini. Sama
 sekali tidak. Rezeki Allah telah atur. (Bahkan karena kampanye negatif
 terhadap produk ini telah meningkatkan awareness publik terhadap produk ini
 dan membuat produk ini habis di sejumlah Hypermart dan Carefour)


 Saya sedih karena bbrp hal berikut:


 1. Ternyata kita ini, umat Islam begitu mudah menerima mencerna dan
 menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya. Kita tidak memiliki
 kebiasaan mengkritisi sebuah informasi. Padahal sudah jelas, Allah mewanti
 wanti Idzaa jaa faasiqun binabain fatabayyanuu Jika