[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
Add Dt Mul..Berita.ini sbg bahan untuk dibicarakan di Padang nanti dalam acara S ilatuhrahmi Saudagar Minang,saya sarankan agar dalam acara tsb setiap daerah telah mengadakan pertemuan2 diantara saudagar Minang yg ada di Palembang dan tlg berikan saran2 untuk suksesnya acar tsb.wass Rainal Rais [EMAIL PROTECTED] wrote: F Y I Original Message Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 From: "dpp appsi" Date: Fri, July 20, 2007 11:27 am To: [EMAIL PROTECTED] -- Perdagangan Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak harus tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita enam persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya. Terkait harga-harga kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan minyak goreng naik," ujarnya. Di tengah ekonomi terbuka yang dianut Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU) Perdagangan Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak harus tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita enam persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya. Terkait harga-harga kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan minyak goreng naik," ujarnya. Di tengah ekonomi terbuka yang dianut Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU)
[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
Sesepuh ambo alah BANGIH taruih bawaannyo ma yo...:) Jangan-jangan urang-urang MPKAS alah mulai "blong" rem nyo ko mah. Bantuak kereta yang nyelonong di stasiun kapatang itu ha..ha... Untuang sajo Kurnia sadang di lauik utara Darwin itu taruih...;)) Tapi betul itu Pak...! Boleh lah cari PITIH, tapi jgn melupakan IDEALISME... Kalau idealisme doang, itu pun juga konyol namonyo... Bangunlah sesuai proporsinyo. Ambieklah "sikutan" itu tapi jangan berlebihan, kalau bisa..., tapi tampak hasilnyo, bermanfaat dan bisa dibanggakan oleh urang banyak... Kan baitu mukasuiknyo yo Pak...? Salam, Nofrins chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dunsanak Gusman dab para dunsanak UJUNG2nyo disiko soal PITIH dan KEKUASAAN Yang punyo Hypermarket Supermall kancang pitihnyo Izin kalua BERES Nan sakik kapalo di muko jam gadang dibuek malah seperti gudang satinggi jam gadang Indak ado seninyo saketek juo Indak soal asal pitih masuak Soal masa depan nasib rakyat, soal aturan Presiden dinomior duaklan Habis waktu jadi pejabat harus keluar pitih banyak Jadi paralu dibenahi dari UJUNGnyo. Chaidir N Latief - Original Message From: Gusman <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 24, 2007 7:33:51 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di jadian mall, alah indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat ekonomi, On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil seperti keluarga2 kita. Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada. Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini. Wassalam, Mulyadi (50+) Penjaga gawang Milis APPSI > Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar > traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang > pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam > berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. > Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. > Babondong2 urang ka ramayana...sadiah. > > Nanang > > - Original Message > From: "[EMAIL PROTECTED]" < [EMAIL PROTECTED]> > To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED] > Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM > Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] > > F Y I > > Original Message > Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 > From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]> > Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am > To: [EMAIL PROTECTED] > -- > >Perdagangan > Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional > Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para > pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin > dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar > tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, > tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah > bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai > mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat > menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, > terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada > peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, > Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut > supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya > adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak > harus > tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar > pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," > ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang > berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat > eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas pe
[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
Pak Mul, budaya tercipta hampir lebih dari 90% diakibatkan olet tatanan lingkungannya. Lingkungan yang tertata baik menghasilkan ruang yang bagus pula, sehingga manusiapun secara otomatis akan lebih beradap, kenapa demikian, Manusia berada didalam ruang yang sempit secara psikologisnya akan mempengaruhi pikirannya menjadi sempit juga (kalo ambo salah tolong diluruihkan). Hal ini terjadi dengan Kota Bukittinggi. semua area terbuka dipadatkan, tidak ada area terbuka hijau lagi. Kita tinggal menunggu waktu saja akan kehancuran dari apa yang kita bangga2kan saat ini. Sungguh memprihatinkan.sadiah pak maliek kota kito tu Salam, Nanang - Original Message From: chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 24, 2007 8:10:20 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] Dunsanak Gusman dab para dunsanak UJUNG2nyo disiko soal PITIH dan KEKUASAAN Yang punyo Hypermarket Supermall kancang pitihnyo Izin kalua BERES Nan sakik kapalo di muko jam gadang dibuek malah seperti gudang satinggi jam gadang Indak ado seninyo saketek juo Indak soal asal pitih masuak Soal masa depan nasib rakyat, soal aturan Presiden dinomior duaklan Habis waktu jadi pejabat harus keluar pitih banyak Jadi paralu dibenahi dari UJUNGnyo. Chaidir N Latief - Original Message From: Gusman <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 24, 2007 7:33:51 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di jadian mall, alah indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat ekonomi, On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil seperti keluarga2 kita. Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada. Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini. Wassalam, Mulyadi (50+) Penjaga gawang Milis APPSI > Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar > traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang > pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam > berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. > Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. > Babondong2 urang ka ramayana...sadiah. > > Nanang > > - Original Message > From: "[EMAIL PROTECTED]" < [EMAIL PROTECTED]> > To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED] > Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM > Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] > > F Y I > > Original Message > Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 > From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]> > Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am > To: [EMAIL PROTECTED] > -- > >Perdagangan > Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional > Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para > pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin > dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar > tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, > tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah > bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai > mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat > menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, > terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada > peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, > Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut > supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya > adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak > harus > tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar > pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," > ujarnya
[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
Dunsanak Gusman dab para dunsanak UJUNG2nyo disiko soal PITIH dan KEKUASAAN Yang punyo Hypermarket Supermall kancang pitihnyo Izin kalua BERES Nan sakik kapalo di muko jam gadang dibuek malah seperti gudang satinggi jam gadang Indak ado seninyo saketek juo Indak soal asal pitih masuak Soal masa depan nasib rakyat, soal aturan Presiden dinomior duaklan Habis waktu jadi pejabat harus keluar pitih banyak Jadi paralu dibenahi dari UJUNGnyo.. Chaidir N Latief - Original Message From: Gusman <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 24, 2007 7:33:51 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di jadian mall, alah indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat ekonomi, On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil seperti keluarga2 kita. Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada. Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini. Wassalam, Mulyadi (50+) Penjaga gawang Milis APPSI > Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar > traditionalnya, eh..ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang > pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam > berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. > Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. > Babondong2 urang ka ramayana...sadiah. > > Nanang > > - Original Message > From: "[EMAIL PROTECTED]" < [EMAIL PROTECTED]> > To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED] > Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM > Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] > > F Y I > > Original Message > Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 > From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]> > Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am > To: [EMAIL PROTECTED] > -- > >Perdagangan > Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional > Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para > pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin > dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar > tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, > tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah > bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai > mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat > menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, > terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada > peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, > Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut > supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya > adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak > harus > tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian.. Semuanya membayar > pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," > ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang > berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat > eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase > perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga > stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, > Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan > bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita enam > persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, > minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya > bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya. Terkait harga-harga > kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku > memantau pergerakannya. "Jangan di
[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
Nanang yang baik Mudah2an dalam pembahasan Rencana Jangka panjamg Sumbar sampai 2025 yang akan dibahas bersama Rang Rantau di Jakarta dapat diajukan hal hal seperti iko agar dapat juga disepakati oleh para Bupati Wali Kota dengan DPRD nya Chaidir N Latief - Original Message From: "asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang" <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Monday, July 23, 2007 3:21:33 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. Babondong2 urang ka ramayana...sadiah. Nanang - Original Message From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] F Y I Original Message Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]> Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am To: [EMAIL PROTECTED] -- Perdagangan Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak harus tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita enam persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya. Terkait harga-harga kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan minyak goreng naik," ujarnya. Di tengah ekonomi terbuka yang dianut Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU) Perdagangan Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak harus tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari El
[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di jadian mall, alah indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat ekonomi, On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah > mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri > disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah > berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya > dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota > metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah > terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil > seperti keluarga2 kita. > Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada. > Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar > tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini. > > Wassalam, > Mulyadi (50+) > Penjaga gawang Milis APPSI > > > Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar > > traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang > > pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam > > berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. > > Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. > > Babondong2 urang ka ramayana...sadiah. > > > > Nanang > > > > - Original Message > > From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED] > > Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM > > Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] > > > > F Y I > > > > Original Message > > > Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 > > From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]> > > Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am > > To: [EMAIL PROTECTED] > > > -- > > > >Perdagangan > > Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional > > Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para > > pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian > izin > > dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar > > tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, > > tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah > > bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai > > mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat > > menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, > > terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan > kepada > > peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, > > Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut > > supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya > > adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak > > harus > > tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya > membayar > > pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," > > ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang > > berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat > > eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 > atase > > perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga > > stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, > > Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan > > bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita > enam > > persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, > > minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya > > bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya. Terkait harga-harga > > kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku > > memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan > > minyak goreng naik," ujarnya. Di tengah ekonomi terbuka yang dianut > > Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna > > menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU) > > > > > > -- Best Regard, Gusman Dharma P --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjur
[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil seperti keluarga2 kita. Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada. Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini. Wassalam, Mulyadi (50+) Penjaga gawang Milis APPSI > Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar > traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang > pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam > berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. > Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. > Babondong2 urang ka ramayana...sadiah. > > Nanang > > - Original Message > From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> > To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED] > Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM > Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] > > F Y I > > Original Message > Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 > From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]> > Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am > To: [EMAIL PROTECTED] > -- > >Perdagangan > Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional > Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para > pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin > dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar > tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, > tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah > bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai > mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat > menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, > terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada > peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, > Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut > supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya > adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak > harus > tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar > pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," > ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang > berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat > eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase > perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga > stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, > Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan > bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita enam > persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, > minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya > bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya. Terkait harga-harga > kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku > memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan > minyak goreng naik," ujarnya. Di tengah ekonomi terbuka yang dianut > Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna > menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU) --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. =
[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. Babondong2 urang ka ramayana...sadiah. Nanang - Original Message From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18] F Y I Original Message Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]> Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am To: [EMAIL PROTECTED] -- Perdagangan Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak harus tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita enam persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya. Terkait harga-harga kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan minyak goreng naik," ujarnya. Di tengah ekonomi terbuka yang dianut Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU) -Inline Attachment Follows- Perdagangan Presiden: Beri Ruang bagi Pasar TradisionalJakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak harus tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita enam persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau