[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

2007-07-28 Terurut Topik Rainal Rais
Add Dt Mul..Berita.ini sbg bahan untuk dibicarakan di Padang nanti dalam acara 
S ilatuhrahmi Saudagar Minang,saya sarankan agar dalam acara tsb setiap daerah 
telah mengadakan pertemuan2 diantara saudagar Minang yg ada di Palembang dan 
tlg berikan saran2 untuk suksesnya acar tsb.wass Rainal Rais

[EMAIL PROTECTED] wrote:  F Y I

 Original Message 
Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18
From: "dpp appsi" 
Date: Fri, July 20, 2007 11:27 am
To: [EMAIL PROTECTED]
--

Perdagangan
Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para
pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin
dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar
tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang,
tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. "Saya sudah
bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat
menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada
peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta,
Kamis (19/7). Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour. "Kita tata yang baik. Tidak
harus
tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar
pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
ujarnya. Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang
berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat
eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase
perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia. Menjaga
stabilitas harga Selain menekankan perlindungan pasar tradisional,
Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan
bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak. "Inflasi kita enam
persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras,
minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya
bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya. Terkait harga-harga
kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku
memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan
minyak goreng naik," ujarnya. Di tengah ekonomi terbuka yang dianut
Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna
menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU)




   Perdagangan
Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional Jakarta, Kompas - Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pejabat, terutama gubernur, 
bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan mengatur pusat perbelanjaan 
modern agar tidak mematikan hidup pasar tradisional. Presiden tidak ingin pasar 
tradisional kehabisan ruang, tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar 
modern.   "Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar 
tradisional. Jangan sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan 
tidak punya lagi tempat menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru 
mengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi 
pengarahan kepada peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, 
Jakarta, Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut 
supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya adalah 
Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak harus
 tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar 
pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," ujarnya.   
Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang berlangsung tiga 
hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat eselon I dan II Depperdag, 
33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase perdagangan, dan sembilan kepala 
pusat perdagangan Indonesia.   Menjaga stabilitas harga   Selain menekankan 
perlindungan pasar tradisional, Presiden menekankan pentingnya dijaga 
stabilitas harga-harga sembilan bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat 
banyak.   "Inflasi kita enam persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan 
bahwa harga beras, minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini 
perlu upaya bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya.   Terkait harga-harga 
kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku memantau 
pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan
 minyak goreng naik," ujarnya.   Di tengah ekonomi terbuka yang dianut 
Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna menjaga 
kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU) 


[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

2007-07-24 Terurut Topik Yulnofrins Napilus
Sesepuh ambo alah BANGIH taruih bawaannyo ma yo...:) Jangan-jangan urang-urang 
MPKAS alah mulai "blong" rem nyo ko mah. Bantuak kereta yang nyelonong di 
stasiun kapatang itu ha..ha... Untuang sajo Kurnia sadang di lauik utara Darwin 
itu taruih...;)) 
   
  Tapi betul itu Pak...! Boleh lah cari PITIH, tapi jgn melupakan IDEALISME... 
Kalau idealisme doang, itu pun juga konyol namonyo... Bangunlah sesuai 
proporsinyo. Ambieklah "sikutan" itu tapi jangan berlebihan, kalau bisa..., 
tapi tampak hasilnyo, bermanfaat dan bisa dibanggakan oleh urang banyak... Kan 
baitu mukasuiknyo yo Pak...?
   
  Salam,
  Nofrins

chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Dunsanak Gusman dab para dunsanak
   
  UJUNG2nyo disiko soal PITIH dan KEKUASAAN  Yang punyo Hypermarket Supermall 
kancang pitihnyo Izin kalua BERES  Nan sakik kapalo di muko jam gadang dibuek 
malah seperti gudang satinggi jam gadang Indak ado seninyo saketek juo Indak 
soal asal pitih masuak  Soal masa depan nasib rakyat, soal aturan Presiden 
dinomior  duaklan  Habis waktu jadi pejabat harus keluar pitih banyak Jadi  
paralu dibenahi dari UJUNGnyo.
   
  Chaidir N Latief 


  - Original Message 
From: Gusman <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, July 24, 2007 7:33:51 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di  jadian mall, alah 
indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu
indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat 
ekonomi,

  On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah
mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri
disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah 
berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya
dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota
metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah
terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil 
seperti keluarga2 kita.
Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada.
Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar
tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini. 

Wassalam,
Mulyadi (50+)
Penjaga gawang Milis APPSI

> Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar
> traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang 
> pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam
> berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan.
> Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. 
> Babondong2 urang ka ramayana...sadiah.
>
> Nanang
>
> - Original Message 
> From: "[EMAIL PROTECTED]" < [EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM 
> Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
>
> F Y I
>
>  Original Message 
> Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 
> From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am
> To:  [EMAIL PROTECTED] 
> --
>
>Perdagangan
> Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
> Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para 
> pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin
> dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar
> tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, 
> tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern.   "Saya sudah
> bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
> mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat 
> menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
> terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada
> peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, 
> Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
> supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
> adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak 
> harus
>  tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar
> pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
> ujarnya.   Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang 
> berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat
> eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas pe

[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

2007-07-24 Terurut Topik asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
Pak Mul, 
budaya tercipta hampir lebih dari 90% diakibatkan olet tatanan lingkungannya. 
Lingkungan yang tertata baik menghasilkan ruang yang bagus pula, sehingga 
manusiapun secara otomatis akan lebih beradap, kenapa demikian, Manusia berada 
didalam ruang yang sempit  secara psikologisnya akan mempengaruhi pikirannya 
menjadi sempit juga (kalo ambo salah tolong diluruihkan).
Hal ini terjadi dengan Kota Bukittinggi. semua area terbuka dipadatkan, tidak 
ada area terbuka hijau lagi. Kita tinggal menunggu waktu saja akan kehancuran 
dari apa yang kita bangga2kan saat ini. Sungguh 
memprihatinkan.sadiah pak maliek kota kito tu

Salam,

Nanang
 
- Original Message 
From: chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, July 24, 2007 8:10:20 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

Dunsanak Gusman dab para dunsanak

 

UJUNG2nyo disiko soal PITIH dan KEKUASAAN  Yang punyo Hypermarket Supermall 
kancang pitihnyo Izin kalua BERES  Nan sakik kapalo di muko jam gadang dibuek 
malah seperti gudang satinggi jam gadang Indak ado seninyo saketek juo Indak 
soal asal pitih masuak  Soal masa depan nasib rakyat, soal aturan Presiden 
dinomior  duaklan  Habis waktu jadi pejabat harus keluar pitih banyak Jadi  
paralu dibenahi dari UJUNGnyo.

 

Chaidir N Latief 



- Original Message 
From: Gusman <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, July 24, 2007 7:33:51 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di  jadian mall, alah 
indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu
indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat 
ekonomi,


On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah
mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri
disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah 
berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya
dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota
metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah
terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil 
seperti keluarga2 kita.
Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada.
Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar
tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini. 

Wassalam,
Mulyadi (50+)
Penjaga gawang Milis APPSI

> Bukittinggi yang dicari urang
 pandatang/wisatawan itu suasana pasar
> traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang 
> pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam
> berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan.
> Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. 
> Babondong2 urang ka ramayana...sadiah.
>
> Nanang
>
> - Original Message 
> From: "[EMAIL PROTECTED]" < [EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM 
> Subject: [EMAIL PROTECTED]
 [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
>
> F Y I
>
>  Original Message 
> Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 
> From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am
> To:  [EMAIL PROTECTED] 
> --
>
>Perdagangan
> Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
> Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para 
> pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin
> dan mengatur pusat perbelanjaan
 modern agar tidak mematikan hidup pasar
> tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, 
> tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern.   "Saya sudah
> bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
> mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat 
> menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
> terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada
> peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, 
> Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
> supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
> adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak 
> harus
>  tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya
 membayar
> pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
> ujarnya

[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

2007-07-23 Terurut Topik chaidir latief
Dunsanak Gusman dab para dunsanak

UJUNG2nyo disiko soal PITIH dan KEKUASAAN  Yang punyo Hypermarket Supermall 
kancang pitihnyo Izin kalua BERES  Nan sakik kapalo di muko jam gadang dibuek 
malah seperti gudang satinggi jam gadang Indak ado seninyo saketek juo Indak 
soal asal pitih masuak  Soal masa depan nasib rakyat, soal aturan Presiden 
dinomior  duaklan  Habis waktu jadi pejabat harus keluar pitih banyak Jadi  
paralu dibenahi dari UJUNGnyo..

Chaidir N Latief 


- Original Message 
From: Gusman <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, July 24, 2007 7:33:51 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di  jadian mall, alah 
indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu
indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat 
ekonomi,


On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah
mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri
disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah 
berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya
dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota
metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah
terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil 
seperti keluarga2 kita.
Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada.
Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar
tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini. 

Wassalam,
Mulyadi (50+)
Penjaga gawang Milis APPSI

> Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar
> traditionalnya, eh..ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang 
> pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam
> berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan.
> Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. 
> Babondong2 urang ka ramayana...sadiah.
>
> Nanang
>
> - Original Message 
> From: "[EMAIL PROTECTED]" < [EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM 
> Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
>
> F Y I
>
>  Original Message 
> Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18 
> From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am
> To:  [EMAIL PROTECTED] 
> --
>
>Perdagangan
> Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
> Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para 
> pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin
> dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar
> tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, 
> tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern.   "Saya sudah
> bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
> mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat 
> menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
> terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada
> peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, 
> Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
> supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
> adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak 
> harus
>  tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian.. Semuanya membayar
> pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
> ujarnya.   Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang 
> berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat
> eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase
> perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia.   Menjaga 
> stabilitas harga   Selain menekankan perlindungan pasar tradisional,
> Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan
> bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak.   "Inflasi kita enam 
> persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras,
> minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya
> bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya.   Terkait harga-harga 
> kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku
> memantau pergerakannya. "Jangan di

[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

2007-07-23 Terurut Topik chaidir latief
Nanang yang baik 
Mudah2an dalam pembahasan Rencana Jangka panjamg Sumbar sampai 2025 yang akan 
dibahas bersama Rang Rantau di Jakarta dapat diajukan hal hal seperti iko agar 
dapat juga disepakati oleh para Bupati Wali Kota dengan DPRD nya 
Chaidir N Latief


- Original Message 
From: "asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, 
nanang" <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Monday, July 23, 2007 3:21:33 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]


Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar 
traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang 
pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam 
berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. Mereka 
pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. Babondong2 
urang ka ramayana...sadiah. 

Nanang


- Original Message 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]


F Y I

 Original Message 
Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18
From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]>
Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am
To:  [EMAIL PROTECTED]
--

   Perdagangan
Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para
pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin
dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar
tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang,
tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern.   "Saya sudah
bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat
menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada
peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta,
Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak
harus
tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar
pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
ujarnya.   Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang
berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat
eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase
perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia.   Menjaga
stabilitas harga   Selain menekankan perlindungan pasar tradisional,
Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan
bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak.   "Inflasi kita enam
persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras,
minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya
bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya.   Terkait harga-harga
kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku
memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan
minyak goreng naik," ujarnya.   Di tengah ekonomi terbuka yang dianut
Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna
menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU)



  
Perdagangan
Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional 
  
Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para 
pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan 
mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar 
tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang, tempat, 
dan napas dalam persaingan dengan pasar modern. 
"Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan 
sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat 
menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan, terutama 
pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada peserta rapat 
kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/7). 
Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut supermarket bermodal 
besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya adalah Hypermart, Makro, dan 
Carrefour. 
"Kita tata yang baik. Tidak harus tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada 
perekonomian. Semuanya membayar pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu 
akhirnya untuk rakyat," ujarnya. 
Menurut Menteri Perdagangan Mari El

[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

2007-07-23 Terurut Topik Gusman
Sabana kecewa awak, apo indak ado tampek nan lain untuk di  jadian mall,
alah indak ado perasaaan urang nan maagiah izin itu
indak kah tapikia dek nyo kalo daerah wisata kan bisa dipisahkan jo pusat
ekonomi,

On 7/23/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah
> mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri
> disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah
> berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya
> dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota
> metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah
> terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil
> seperti keluarga2 kita.
> Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada.
> Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar
> tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini.
>
> Wassalam,
> Mulyadi (50+)
> Penjaga gawang Milis APPSI
>
> > Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar
> > traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang
> > pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam
> > berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan.
> > Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo.
> > Babondong2 urang ka ramayana...sadiah.
> >
> > Nanang
> >
> > - Original Message 
> > From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM
> > Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
> >
> > F Y I
> >
> >  Original Message
> 
> > Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18
> > From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am
> > To:  [EMAIL PROTECTED]
> >
> --
> >
> >Perdagangan
> > Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
> > Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para
> > pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian
> izin
> > dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar
> > tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang,
> > tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern.   "Saya sudah
> > bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
> > mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat
> > menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
> > terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan
> kepada
> > peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta,
> > Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
> > supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
> > adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak
> > harus
> >  tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya
> membayar
> > pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
> > ujarnya.   Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang
> > berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat
> > eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23
> atase
> > perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia.   Menjaga
> > stabilitas harga   Selain menekankan perlindungan pasar tradisional,
> > Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan
> > bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak.   "Inflasi kita
> enam
> > persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras,
> > minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya
> > bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya.   Terkait harga-harga
> > kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku
> > memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan
> >  minyak goreng naik," ujarnya.   Di tengah ekonomi terbuka yang dianut
> > Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna
> > menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU)
>
>
>
> >
>


-- 
Best Regard,


Gusman Dharma P

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjur

[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

2007-07-23 Terurut Topik mulyadi

Pak Nanang, jan sadiah, tapi kito harus cameh dengan kondisi ko. SBY sudah
mencanangkan tahun lalu, jan ado SUPERMALL atau HYPERMARKET berdiri
disekitar Pasar Tradisional. Supermall dan Hypermarket tu hanyo buliah
berdiri di Border City atau di pinggiran kota. Tapi kanyataannya
dimana-mana, di Palembang, Bengkulu dan juga Bukittinggi serta kota
metropolitan lainnya hal itu terjadi. Dimana kepedulian pemerintah daerah
terhadap pasar tradisionil ini yang nota bene adalah pedagang2 kecil
seperti keluarga2 kita.
Sayang aturan atau undang2 tentang itu belum ada.
Mari kita jaga keseimbangan perekonomian di kota-kota kita agar pasar
tradisionil tidak tersingkirkan oleh Supermall dan hypermarket ini.

Wassalam,
Mulyadi (50+)
Penjaga gawang Milis APPSI

> Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar
> traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang
> pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam
> berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan.
> Mereka pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo.
> Babondong2 urang ka ramayana...sadiah.
>
> Nanang
>
> - Original Message 
> From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]
>
> F Y I
>
>  Original Message 
> Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18
> From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am
> To:  [EMAIL PROTECTED]
> --
>
>Perdagangan
> Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
> Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para
> pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin
> dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar
> tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang,
> tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern.   "Saya sudah
> bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
> mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat
> menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
> terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada
> peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta,
> Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
> supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
> adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak
> harus
>  tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar
> pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
> ujarnya.   Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang
> berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat
> eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase
> perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia.   Menjaga
> stabilitas harga   Selain menekankan perlindungan pasar tradisional,
> Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan
> bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak.   "Inflasi kita enam
> persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras,
> minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya
> bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya.   Terkait harga-harga
> kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku
> memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan
>  minyak goreng naik," ujarnya.   Di tengah ekonomi terbuka yang dianut
> Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna
> menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU)



--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
=

[EMAIL PROTECTED] Re: [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

2007-07-23 Terurut Topik asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
Bukittinggi yang dicari urang pandatang/wisatawan itu suasana pasar 
traditionalnya, eh.ndak taunya mall yang ada, didakek jam gadang 
pulo..ampun. Sangat dangkal pemberi ijin dan investornya dalam 
berpikir. Jam gadang itu harus diberi rongga, jan ditutuik jo bangunan. Mereka 
pasti dikutuk orang bukik tinggi 7 turunan. Sakik hati malieknyo. Babondong2 
urang ka ramayana...sadiah. 

Nanang
 
- Original Message 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, July 21, 2007 10:34:37 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] [Fwd: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18]

F Y I

 Original Message 
Subject: [APPSI] Baca KOMPAS Jumat 20 Juli hal. 18
From:"dpp appsi" <[EMAIL PROTECTED]>
Date:Fri, July 20, 2007 11:27 am
To:  [EMAIL PROTECTED]
--

   Perdagangan
Presiden: Beri Ruang bagi Pasar Tradisional
Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para
pejabat, terutama gubernur, bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin
dan mengatur pusat perbelanjaan modern agar tidak mematikan hidup pasar
tradisional. Presiden tidak ingin pasar tradisional kehabisan ruang,
tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar modern.   "Saya sudah
bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar tradisional. Jangan sampai
mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan tidak punya lagi tempat
menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru mengambil kebijakan,
terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi pengarahan kepada
peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, Jakarta,
Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden menyebut
supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola keberadaannya
adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. Tidak
harus
 tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya membayar
pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat,"
ujarnya.   Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang
berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat
eselon I dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase
perdagangan, dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia.   Menjaga
stabilitas harga   Selain menekankan perlindungan pasar tradisional,
Presiden menekankan pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan
bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi rakyat banyak.   "Inflasi kita enam
persen secara nasional. Itu bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras,
minyak goreng, gula, dan sembako terjangkau oleh rakyat. Ini perlu upaya
bersama dunia usaha dan pemerintah," ujarnya.   Terkait harga-harga
kebutuhan pokok untuk rakyat banyak, tiap minggu Presiden mengaku
memantau pergerakannya. "Jangan dikira saya diam saat harga beras dan
 minyak goreng naik," ujarnya.   Di tengah ekonomi terbuka yang dianut
Indonesia, Presiden tetap memberi ruang bagi intervensi pemerintah guna
menjaga kepentingan rakyat yang kerap tak berdaya. (INU)







-Inline Attachment Follows-









  



   
Perdagangan
Presiden: Beri Ruang bagi Pasar TradisionalJakarta, Kompas - Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para pejabat, terutama gubernur, 
bupati, dan wali kota, mengatur pemberian izin dan mengatur pusat perbelanjaan 
modern agar tidak mematikan hidup pasar tradisional. Presiden tidak ingin pasar 
tradisional kehabisan ruang, tempat, dan napas dalam persaingan dengan pasar 
modern.   "Saya sudah bertemu dengan para pengusaha pengelola pasar 
tradisional. Jangan sampai mereka tidak punya ruang, tidak punya napas, dan 
tidak punya lagi tempat menjalankan usahanya. Jangan sampai kita keliru 
mengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah," ujar Presiden saat memberi 
pengarahan kepada peserta rapat kerja Departemen Perdagangan di Istana Negara, 
Jakarta, Kamis (19/7).   Untuk melindungi pasar tradisional, Presiden
 menyebut supermarket bermodal besar yang harus ditata dan dikelola 
keberadaannya adalah Hypermart, Makro, dan Carrefour.   "Kita tata yang baik. 
Tidak harus tabrakan. Semuanya punya kontribusi pada perekonomian. Semuanya 
membayar pajak, terutama yang besar-besar. Pajak itu akhirnya untuk rakyat," 
ujarnya.   Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, raker yang 
berlangsung tiga hari itu dihadiri antara lain oleh seluruh pejabat eselon I 
dan II Depperdag, 33 kepala dinas perdagangan provinsi, 23 atase perdagangan, 
dan sembilan kepala pusat perdagangan Indonesia.   Menjaga stabilitas harga   
Selain menekankan perlindungan pasar tradisional, Presiden menekankan 
pentingnya dijaga stabilitas harga-harga sembilan bahan kebutuhan pokok yang 
dikonsumsi rakyat banyak.   "Inflasi kita enam persen secara nasional. Itu 
bagus, tetapi pastikan bahwa harga beras, minyak goreng, gula, dan sembako 
terjangkau