[EMAIL PROTECTED] Re: Bls: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang

2008-06-13 Terurut Topik Nofend St. Mudo Marola
Buku si Edri (Ito) nan Partamo ko, lai wak caliak2 tarui satiok ka toko
buku, tapi ndak juo nampak2 do
Kalau nan Kaduo (Rahasi Meede) saambuah nampak.
 
Mak Capten, kok lai masih ado stok Fiksi Ito nan partamo ko, buliah pasan
ciek? atau Sidi Boby, Benny
atau Mantari Sutan, carian ciek lah... nanti pas di Jkt mbo ambiak.
 
Salam.
NAD 32+

  _  

From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of hambociek
Sent: 13 Juni 2008 02:22



Sehubungan dengan posting sebelumnya terlihat pula posting Angku Darul
Makmur kira-kira lebih dari dua tahun yang lalu. Silakan lihatt di bawah.

Salam,

MakNgah

--Sjamsir Sjarif


--~--~-~--~~~---~--~~
=== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca  dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat  kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari 200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer  bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Bls: [EMAIL PROTECTED] Re: Bls: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang

2008-06-13 Terurut Topik trisna dewy
assalamualaikum...
mamak, bantuaknyo yo menarik juo novelnyo mah, takah da vinci code se...kok lai 
adoh juo stok bulieh lah ciek lo...
salam
trisna dewy/25/P


- Pesan Asli 
Dari: Nofend St. Mudo Marola [EMAIL PROTECTED]
Kepada: RantauNet@googlegroups.com
Terkirim: Jumat, 13 Juni, 2008 16:17:50
Topik: [EMAIL PROTECTED] Re: Bls: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang


Buku si Edri (Ito) nan Partamo ko, lai wak caliak2 tarui satiok ka toko buku, 
tapi ndak juo nampak2 do
Kalau nan Kaduo (Rahasi Meede) saambuah nampak.
 
Mak Capten, kok lai masih ado stok Fiksi Ito nan partamo ko, buliah pasan ciek? 
atau Sidi Boby, Benny
atau Mantari Sutan, carian ciek lah... nanti pas di Jkt mbo ambiak.
 
Salam.
NAD 32+



From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
hambociek
Sent: 13 Juni 2008 02:22


Sehubungan dengan posting sebelumnya terlihat pula posting Angku Darul Makmur 
kira-kira lebih dari dua tahun yang lalu. Silakan lihatt di bawah.
Salam,
MakNgah
--Sjamsir Sjarif


  Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang 
juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/
--~--~-~--~~~---~--~~
===
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca  dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat  kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari 200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer  bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
===
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang

2008-06-12 Terurut Topik Nofend St. Mudo Marola

Rabu, 11 Juni 2008 

Catatan Khairul Jasmi di Singgalang OnLine

Sudahlah garak takdir Tuhan 
Kepado Beliau Haji Abdul Manan 
Kepalo Parang urang namokan
Ajalpun sampai sudahlah bayan
(dikutip dari Nazam Perang Kamang; H.Achmad Marzuki)

Kamang, dinihari 15 Juni 1908: Langit temaram, sinar rembulan berkabut.
Ribuan orang berpakaian putih sedang menggelegak darahnya. Seorang haji
bernama Haji Abdul Manan, menjadi pemimpin di antara mereka. Sayup-sayup
terdengar orang ratib, sayup pula bunyi kentongan dan tabuh terdengar.
Negeri akan perang. Anak-anak menyuruk di kamar mandehnya. Istri melepas
suami di pintu kamar, takut melepaskan genggaman. Junjungan badan diri akan
mengadu nasib membela negeri yang merasai

dihina penjajah. Malam itu hingga subuh, ratusan nagari lain di Minangkabau
sedang tidur. Tapi Kamang, negeri bertuah itu, bangun dengan darah
menggelegak. Kelawang tajam buatan Sungai Puar dipesang satu-satu. Kalau
tak dia, saya yang mati!

Inilah perang syahid, langkah pertama dengan Bismillah, diikuti ucapan
Allahuakbar! Dimana di Minangkabau ini rakyat mau berperang melawan Belanda?
Tak banyak benar. Ada di Pasaman dengan Tuanku Imam Bonjol dan tuanku-tuanku
lainnya yang terkenal itu. Mandeh Sitti Manggopoh di Manggopoh, seorang
perempuan, tapi bagaknya Allahurobbi, tak tertandingi oleh wanita
Minangkabau manapun hingga detik ini! Lalu di Kamang. Dan Kamang menyerahkan
putra-putra terbaiknya malam hingga subuh itu. Sebanyak 250 orang tewas
bersimbah darah. Dirikan di sini tugu tetesan Perang Kamang!, tukas
Jenderal AH Nasution saat berkunjung ke Kamang beberapa tahun silam.

Tiap nagari punya episode yang bisa dibanggakannya. Tapi episode Kamang
menjadi kebangaan Ranah Minang. Orang-orang Kamang dan sekitarnya, terutama
di Agam Tuo menantang dengan keras penindasan melalui pajak yang diterapkan
penjajah Belanda.

Pajak
Di Bukittinggi pada 1 Maret 1908 diumumkanlah pemberlakuan pajak untuk
rakyat. Pajak pula yang mau dipungutnya oleh Belanda-belanda itu, padahal
hidup sedang marasai. Tak suka rakyat. Ini, himpit berhimpit, sudahlah awak
dijajahnya, dikutipnya pula.

Controlir Westenenk, kemudian mengeluarkan perintah untuk mendata ulang
kekayaan penduduk tertanggal 21 Maret 1908. Perangai meingkek-ingek Belanda
ini disambut protes dan tantangan hebat dari seluruh rakyat Minangkabau.
Rakyat bergejolak. Di mana-mana suasana panas. Padahal sebelumnya telah
diterapkan kultur stelsel, paksaan menanam kopi. Kalau tak salah, 14 Juni
1908 adalah Hari Jumat. Rapat-rapat dan pembicaraan sudah berlangsung sejak
awal 1908, makin memanas pada bulan-bulan sesudahnya. Hari-hari menjelang 15
Juni, adalah hari yang gelisah.

Lalu kenapa Kamang?
Mengutip catatan Ketua Bamus Nagari Kamang Ilia dan Sekretaris Panitia
Peringatan Seabad Perang Kamang 1908, Muhammad Razi,SE., jelas bahwa Kamang
adalah nagari yang maju. Nagari ini terletak bujuran Bukit Barisan. Nagari
dengan Kelarasan Koto Piliang ini, dicerminkan sebagai sebuah nagari dengan
yang mobilitasnya cukup tinggi.

Perang Kamang itu melibatkan semua tokoh tali tigo sapilin, Angku Lareh A
Wahid Kari Mudo dan M Saleh Dt Rajo Penghulu, H Abdul Manan. Di Kamang
memang ada satu lareh yang berkedudukan di Jalan Basimpang Jorong Pintu
Koto. Masih menurut Muhammad Razi, nama Kamang mulai dicatat menyusul
pemurnian agama di Minangkabau. Gerakan ini, katanya, dipimpin Tuaku Nan Tuo
dari Cangkiang, IV Angkek yang kemudian menjadi gerakan Pidari setelah
Tuanku Nan Renceh mendapat kawan sepaham yakni Haji Miskin dan Haji Piobang.
Kamang, dicatat juga sebagai benteng yang kuat. Bahkan di sana aga goa
Perang Pidari yang bebatuannya tempo hari banyak diambil orang.

Pada 25 Oktober 1833 lahirlah ayang yang dikenal sebagai Plakat Panjang,
sebuah plakat yang menjerat Minangkabau kemudian hari. Masih sesuai catatan
Muhamamd Razi, pungutan pajak yang hendak diterapkan itu nyaris diamini oleh
laras-laras lainnya. Tapi Laras Kamang, Garang Dt Palindih menantangnya.
Dalam rapat para laras dengan  Westenek 11 Maret 1908 di Bukittinggi,
sikapnya itu terlihat jelas.

Buntu, Belanda ingin memaksakan kehendaknya. Maka  Datuk Garang kita ini
bangkit keperpihakannya kepada rakyat. Ia bersama A.Wahid Kari Mudo,
H.Jamik. M Saleh Dt Rajo Penghulu serta tokoh masyarakat lainnya
mempersiapkan diri guna menghadapi kemungkinan terburuk. D Kamang Mudiak
Haji Abdul Manan, ulama hebat itu, telah mengambil sikap serupa pula. Tak
mau dia rakyat dibebani lagi. Abdul Manan punya banyak pengikut yang setia.
Catatan sejarah lainnya menunjukkan, rumah Haji Abdul Manan dikepung oleh
Belanda. 

Pasukan Belanda dalam laporannya: Kemudian kami terus ke Kampung Tangah dan
di sana kami mengelilingi rumah kedua Haji Abdul Manan. Kedengaran ribut
ribut dalam rumah, lalu istri haji itu menjerit keras keras secara
mencurigakan. Begitu keras supaya didengar seluruh kampung. Semua kata kata
saya tidak berhasil biar tuan kumandur, saya tidak akan buka pintu.

Ulama ini akhirnya tertembak, sebagaimana laporan 

[EMAIL PROTECTED] Bls: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang

2008-06-12 Terurut Topik Lies Suryadi
Takana carito basambuang di Haluan saisuak: HURU-HARA DI NGALAU KAMANG..



- Pesan Asli 
Dari: Nofend St. Mudo Marola [EMAIL PROTECTED]
Kepada: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Kamis, 12 Juni, 2008 13:07:33
Topik: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang


Rabu, 11 Juni 2008 
    
Catatan Khairul Jasmi di Singgalang OnLine

Sudahlah garak takdir Tuhan 
Kepado Beliau Haji Abdul Manan 
Kepalo Parang urang namokan
Ajalpun sampai sudahlah bayan
(dikutip dari Nazam Perang Kamang; H.Achmad Marzuki)

Kamang, dinihari 15 Juni 1908: Langit temaram, sinar rembulan berkabut.
Ribuan orang berpakaian putih sedang menggelegak darahnya. Seorang haji
bernama Haji Abdul Manan, menjadi pemimpin di antara mereka. Sayup-sayup
terdengar orang ratib, sayup pula bunyi kentongan dan tabuh terdengar.
Negeri akan perang. Anak-anak menyuruk di kamar mandehnya. Istri melepas
suami di pintu kamar, takut melepaskan genggaman. Junjungan badan diri akan
mengadu nasib membela negeri yang merasai

dihina penjajah. Malam itu hingga subuh, ratusan nagari lain di Minangkabau
sedang tidur. Tapi Kamang, negeri bertuah itu, bangun dengan darah
menggelegak. Kelawang tajam buatan Sungai Puar dipesang satu-satu. Kalau
tak dia, saya yang mati!

Inilah perang syahid, langkah pertama dengan Bismillah, diikuti ucapan
Allahuakbar! Dimana di Minangkabau ini rakyat mau berperang melawan Belanda?
Tak banyak benar. Ada di Pasaman dengan Tuanku Imam Bonjol dan tuanku-tuanku
lainnya yang terkenal itu. Mandeh Sitti Manggopoh di Manggopoh, seorang
perempuan, tapi bagaknya Allahurobbi, tak tertandingi oleh wanita
Minangkabau manapun hingga detik ini! Lalu di Kamang. Dan Kamang menyerahkan
putra-putra terbaiknya malam hingga subuh itu. Sebanyak 250 orang tewas
bersimbah darah. Dirikan di sini tugu tetesan Perang Kamang!, tukas
Jenderal AH Nasution saat berkunjung ke Kamang beberapa tahun silam.

Tiap nagari punya episode yang bisa dibanggakannya. Tapi episode Kamang
menjadi kebangaan Ranah Minang. Orang-orang Kamang dan sekitarnya, terutama
di Agam Tuo menantang dengan keras penindasan melalui pajak yang diterapkan
penjajah Belanda.

Pajak
Di Bukittinggi pada 1 Maret 1908 diumumkanlah pemberlakuan pajak untuk
rakyat. Pajak pula yang mau dipungutnya oleh Belanda-belanda itu, padahal
hidup sedang marasai. Tak suka rakyat. Ini, himpit berhimpit, sudahlah awak
dijajahnya, dikutipnya pula.

Controlir Westenenk, kemudian mengeluarkan perintah untuk mendata ulang
kekayaan penduduk tertanggal 21 Maret 1908. Perangai meingkek-ingek Belanda
ini disambut protes dan tantangan hebat dari seluruh rakyat Minangkabau.
Rakyat bergejolak. Di mana-mana suasana panas. Padahal sebelumnya telah
diterapkan kultur stelsel, paksaan menanam kopi. Kalau tak salah, 14 Juni
1908 adalah Hari Jumat. Rapat-rapat dan pembicaraan sudah berlangsung sejak
awal 1908, makin memanas pada bulan-bulan sesudahnya. Hari-hari menjelang 15
Juni, adalah hari yang gelisah.

Lalu kenapa Kamang?
Mengutip catatan Ketua Bamus Nagari Kamang Ilia dan Sekretaris Panitia
Peringatan Seabad Perang Kamang 1908, Muhammad Razi,SE., jelas bahwa Kamang
adalah nagari yang maju. Nagari ini terletak bujuran Bukit Barisan. Nagari
dengan Kelarasan Koto Piliang ini, dicerminkan sebagai sebuah nagari dengan
yang mobilitasnya cukup tinggi.

Perang Kamang itu melibatkan semua tokoh tali tigo sapilin, Angku Lareh A
Wahid Kari Mudo dan M Saleh Dt Rajo Penghulu, H Abdul Manan. Di Kamang
memang ada satu lareh yang berkedudukan di Jalan Basimpang Jorong Pintu
Koto. Masih menurut Muhammad Razi, nama Kamang mulai dicatat menyusul
pemurnian agama di Minangkabau. Gerakan ini, katanya, dipimpin Tuaku Nan Tuo
dari Cangkiang, IV Angkek yang kemudian menjadi gerakan Pidari setelah
Tuanku Nan Renceh mendapat kawan sepaham yakni Haji Miskin dan Haji Piobang.
Kamang, dicatat juga sebagai benteng yang kuat. Bahkan di sana aga goa
Perang Pidari yang bebatuannya tempo hari banyak diambil orang.

Pada 25 Oktober 1833 lahirlah ayang yang dikenal sebagai Plakat Panjang,
sebuah plakat yang menjerat Minangkabau kemudian hari. Masih sesuai catatan
Muhamamd Razi, pungutan pajak yang hendak diterapkan itu nyaris diamini oleh
laras-laras lainnya. Tapi Laras Kamang, Garang Dt Palindih menantangnya.
Dalam rapat para laras dengan  Westenek 11 Maret 1908 di Bukittinggi,
sikapnya itu terlihat jelas.

Buntu, Belanda ingin memaksakan kehendaknya. Maka  Datuk Garang kita ini
bangkit keperpihakannya kepada rakyat. Ia bersama A.Wahid Kari Mudo,
H.Jamik. M Saleh Dt Rajo Penghulu serta tokoh masyarakat lainnya
mempersiapkan diri guna menghadapi kemungkinan terburuk. D Kamang Mudiak
Haji Abdul Manan, ulama hebat itu, telah mengambil sikap serupa pula. Tak
mau dia rakyat dibebani lagi. Abdul Manan punya banyak pengikut yang setia.
Catatan sejarah lainnya menunjukkan, rumah Haji Abdul Manan dikepung oleh
Belanda. 

Pasukan Belanda dalam laporannya: Kemudian kami terus ke Kampung Tangah dan
di sana kami mengelilingi rumah kedua Haji Abdul Manan

[EMAIL PROTECTED] Re: Bls: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang

2008-06-12 Terurut Topik hambociek

Yah, tulisan yang baik untuk dikenang, tetapi keterangan tiga paragraf
di bawah ini mungkin meragukan pembaca awam yang tidak banyak mengamati
penggal-penggal waktu sejarah. Kemungkinan orang akan keliru antara
Perang Kamang 1908 dengan Perang Paderi/Pelakat Panjang yang disinggung
dan dirangkaikan sedikit dalam paragraf ke dua dan ketiga di bawah.

Juga mengenai Tuangku Nan Tuo disebutan dari Cangkiang, datanya perlu
diakurasikan. Tuangku Nan Tuo seorang Tokoh Guru/Ulama  di masa
menjelang Perang Hitam Putiah adalah dari Koto Tuo Ampek Angkek, bukan
dari Cangkiang (juga di Ampek Angkek). Kuburan Tuanku Nan Tuo masih ada
di Tampat di belakang Koto Tabek Laweh di Koto Tuo yang saya sering
saya kunjungi dan mampir kalau saya lalu ke sana.

Salam,

-- Sjamsir Sjarif

 Lalu kenapa Kamang?
 Mengutip catatan Ketua Bamus Nagari Kamang Ilia dan Sekretaris Panitia
 Peringatan Seabad Perang Kamang 1908, Muhammad Razi,SE., jelas bahwa
Kamang
 adalah nagari yang maju. Nagari ini terletak bujuran Bukit Barisan.
Nagari
 dengan Kelarasan Koto Piliang ini, dicerminkan sebagai sebuah nagari
dengan
 yang mobilitasnya cukup tinggi.

 Perang Kamang itu melibatkan semua tokoh tali tigo sapilin, Angku
Lareh A
 Wahid Kari Mudo dan M Saleh Dt Rajo Penghulu, H Abdul Manan. Di Kamang
 memang ada satu lareh yang berkedudukan di Jalan Basimpang Jorong
Pintu
 Koto. Masih menurut Muhammad Razi, nama Kamang mulai dicatat menyusul
 pemurnian agama di Minangkabau. Gerakan ini, katanya, dipimpin Tuaku
Nan Tuo
 dari Cangkiang, IV Angkek yang kemudian menjadi gerakan Pidari setelah
 Tuanku Nan Renceh mendapat kawan sepaham yakni Haji Miskin dan Haji
Piobang.
 Kamang, dicatat juga sebagai benteng yang kuat. Bahkan di sana aga goa
 Perang Pidari yang bebatuannya tempo hari banyak diambil orang.

 Pada 25 Oktober 1833 lahirlah ayang yang dikenal sebagai Plakat
Panjang,
 sebuah plakat yang menjerat Minangkabau kemudian hari. Masih sesuai
catatan
 Muhamamd Razi, pungutan pajak yang hendak diterapkan itu nyaris
diamini oleh
 laras-laras lainnya. Tapi Laras Kamang, Garang Dt Palindih
menantangnya.
 Dalam rapat para laras dengan  Westenek 11 Maret 1908 di
Bukittinggi,
 sikapnya itu terlihat jelas.

--- In [EMAIL PROTECTED], Lies Suryadi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Takana carito basambuang di Haluan saisuak: HURU-HARA DI NGALAU
KAMANG..



 - Pesan Asli 
 Dari: Nofend St. Mudo Marola [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
 Terkirim: Kamis, 12 Juni, 2008 13:07:33
 Topik: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang


 Rabu, 11 Juni 2008
 Â Â Â
 Catatan Khairul Jasmi di Singgalang OnLine

 Sudahlah garak takdir Tuhan
 Kepado Beliau Haji Abdul Manan
 Kepalo Parang urang namokan
 Ajalpun sampai sudahlah bayan
 (dikutip dari Nazam Perang Kamang; H.Achmad Marzuki)

 Kamang, dinihari 15 Juni 1908: Langit temaram, sinar rembulan
berkabut.
 Ribuan orang berpakaian putih sedang menggelegak darahnya. Seorang
haji
 bernama Haji Abdul Manan, menjadi pemimpin di antara mereka.
Sayup-sayup
 terdengar orang ratib, sayup pula bunyi kentongan dan tabuh terdengar.
 Negeri akan perang. Anak-anak menyuruk di kamar mandehnya. Istri
melepas
 suami di pintu kamar, takut melepaskan genggaman. Junjungan badan diri
akan
 mengadu nasib membela negeri yang merasai

 dihina penjajah. Malam itu hingga subuh, ratusan nagari lain di
Minangkabau
 sedang tidur. Tapi Kamang, negeri bertuah itu, bangun dengan darah
 menggelegak. Kelawang tajam buatan Sungai Puar dipesang satu-satu.
Kalau
 tak dia, saya yang mati!

 Inilah perang syahid, langkah pertama dengan Bismillah, diikuti ucapan
 Allahuakbar! Dimana di Minangkabau ini rakyat mau berperang melawan
Belanda?
 Tak banyak benar. Ada di Pasaman dengan Tuanku Imam Bonjol dan
tuanku-tuanku
 lainnya yang terkenal itu. Mandeh Sitti Manggopoh di Manggopoh,
seorang
 perempuan, tapi bagaknya Allahurobbi, tak tertandingi oleh wanita
 Minangkabau manapun hingga detik ini! Lalu di Kamang. Dan Kamang
menyerahkan
 putra-putra terbaiknya malam hingga subuh itu. Sebanyak 250 orang
tewas
 bersimbah darah. Dirikan di sini tugu tetesan Perang Kamang!, tukas
 Jenderal AH Nasution saat berkunjung ke Kamang beberapa tahun silam.

 Tiap nagari punya episode yang bisa dibanggakannya. Tapi episode
Kamang
 menjadi kebangaan Ranah Minang. Orang-orang Kamang dan sekitarnya,
terutama
 di Agam Tuo menantang dengan keras penindasan melalui pajak yang
diterapkan
 penjajah Belanda.

 Pajak
 Di Bukittinggi pada 1 Maret 1908 diumumkanlah pemberlakuan pajak untuk
 rakyat. Pajak pula yang mau dipungutnya oleh Belanda-belanda itu,
padahal
 hidup sedang marasai. Tak suka rakyat. Ini, himpit berhimpit, sudahlah
awak
 dijajahnya, dikutipnya pula.

 Controlir Westenenk, kemudian mengeluarkan perintah untuk mendata
ulang
 kekayaan penduduk tertanggal 21 Maret 1908. Perangai meingkek-ingek
Belanda
 ini disambut protes dan tantangan hebat dari seluruh rakyat
Minangkabau.
 Rakyat bergejolak. Di mana-mana suasana panas. Padahal sebelumnya

[EMAIL PROTECTED] Bls: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang

2008-06-12 Terurut Topik hambociek
 jalan pencarian  identitas. Dan ES Ito, pengarang muda itu |
mewakili sebuah semangat muda yang  tengah bangkit kembali. Semoga kelak
ia | tidak menjadi bagian dari seniman yang  disebut Rendra sebagai
seniman salon | yang hanya bersenandung tentang anggur,  wanita dan
rembulan.
--- In [EMAIL PROTECTED], hambociek [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Yah, tulisan yang baik untuk dikenang, tetapi keterangan tiga paragraf
 di bawah ini mungkin meragukan pembaca awam yang tidak banyak
mengamati
 penggal-penggal waktu sejarah. Kemungkinan orang akan keliru antara
 Perang Kamang 1908 dengan Perang Paderi/Pelakat Panjang yang
disinggung
 dan dirangkaikan sedikit dalam paragraf ke dua dan ketiga di bawah.

 Juga mengenai Tuangku Nan Tuo disebutan dari Cangkiang, datanya perlu
 diakurasikan. Tuangku Nan Tuo seorang Tokoh Guru/Ulama di masa
 menjelang Perang Hitam Putiah adalah dari Koto Tuo Ampek Angkek, bukan
 dari Cangkiang (juga di Ampek Angkek). Kuburan Tuanku Nan Tuo masih
ada
 di Tampat di belakang Koto Tabek Laweh di Koto Tuo yang saya sering
 saya kunjungi dan mampir kalau saya lalu ke sana.

 Salam,

 -- Sjamsir Sjarif

  Lalu kenapa Kamang?
  Mengutip catatan Ketua Bamus Nagari Kamang Ilia dan Sekretaris
Panitia
  Peringatan Seabad Perang Kamang 1908, Muhammad Razi,SE., jelas bahwa
 Kamang
  adalah nagari yang maju. Nagari ini terletak bujuran Bukit Barisan.
 Nagari
  dengan Kelarasan Koto Piliang ini, dicerminkan sebagai sebuah nagari
 dengan
  yang mobilitasnya cukup tinggi.
 
  Perang Kamang itu melibatkan semua tokoh tali tigo sapilin, Angku
 Lareh A
  Wahid Kari Mudo dan M Saleh Dt Rajo Penghulu, H Abdul Manan. Di
Kamang
  memang ada satu lareh yang berkedudukan di Jalan Basimpang Jorong
 Pintu
  Koto. Masih menurut Muhammad Razi, nama Kamang mulai dicatat
menyusul
  pemurnian agama di Minangkabau. Gerakan ini, katanya, dipimpin Tuaku
 Nan Tuo
  dari Cangkiang, IV Angkek yang kemudian menjadi gerakan Pidari
setelah
  Tuanku Nan Renceh mendapat kawan sepaham yakni Haji Miskin dan Haji
 Piobang.
  Kamang, dicatat juga sebagai benteng yang kuat. Bahkan di sana aga
goa
  Perang Pidari yang bebatuannya tempo hari banyak diambil orang.
 
  Pada 25 Oktober 1833 lahirlah ayang yang dikenal sebagai Plakat
 Panjang,
  sebuah plakat yang menjerat Minangkabau kemudian hari. Masih sesuai
 catatan
  Muhamamd Razi, pungutan pajak yang hendak diterapkan itu nyaris
 diamini oleh
  laras-laras lainnya. Tapi Laras Kamang, Garang Dt Palindih
 menantangnya.
  Dalam rapat para laras dengan Westenek 11 Maret 1908 di
 Bukittinggi,
  sikapnya itu terlihat jelas.

 --- In [EMAIL PROTECTED], Lies Suryadi niadilova@ wrote:
 
  Takana carito basambuang di Haluan saisuak: HURU-HARA DI NGALAU
 KAMANG..
 
 
 
  - Pesan Asli 
  Dari: Nofend St. Mudo Marola nofend@
  Kepada: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
  Terkirim: Kamis, 12 Juni, 2008 13:07:33
  Topik: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang
 
 
  Rabu, 11 Juni 2008
  Â Â Â
  Catatan Khairul Jasmi di Singgalang OnLine


--~--~-~--~~~---~--~~
===
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca  dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat  kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari 200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer  bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
===
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===
-~--~~~~--~~--~--~---