Re: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
Asslkmww. Menarik membaca komposisi hasil quickcount. Jkw bukan lagi figure idola. Gerindra PS menjadi lirikan banyak partai utk berkoalisi. Akan bersaing berat Jkw dan PS. Dipastikan kans 50:50. Kelompok menengah atas condong ke PS, menengah bawah ke Jkw. Kelompok Islam condong ke PS. Jika ARB berkoalisi dgn partai2 Islam, suara koalisi sepertinya tidak sekuat PDIP dgn Nasdem. Nasdem pertama ikut sdh bisa merebut suara 6% prestasi luar biasa, mungkin krn memiliki Metro TV shg jadi media kampanye yg ampuh. Mengharapkan partai2 Islam bersatu suatu hal yg muskil, tdk akan pernah terjadi lagi, krn semua pimpinan partai haus kekuasaan. Mungkin koalisi Gerindra dgn P3 merupakan strategi pintar Gerindra. Kita akan melihat perjalanan bangsa episode lanjutan menuju keterpurukan atau kemajuan. Memang belum ada leader yg mumpuni di negara ini spt bapak2 bangsa terdahulu. Pada 2014 4 10 06:53, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis: Sanak sapalanta RN n a h Ass ww Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP 19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN 7,5o % PPP 6,70 % Hanura 5,50 % PBB1,60 % PKP1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak, kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua saja Capres yang akan maju yang punya peluang lebih baik. Pertama . Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ? Tentu saja Jokowi sebagai Capres dan ARB sebagai Cawapres. Saat ini ARB nampaknya masih mengungkapkan bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan PDIP karena dia adalah juga Capres. Namun saya perkirakan sikap ini akan berubah sesuai perkembangan waktu dan realita yang berkembang. Kepentingan partai Golkar yang selalu menempel pada kekuasaan adalah keprinbadian Golkar. Selain itu Cap-res itu soal ketokohan yang memerlukan elektabilitas dan akseptabilitas yang lebih tinggi, dan dalam survey aksptabilitas ARB kalah dari Jokowi. Kedua Koalisi empat partai : Gerindra, Demokrat , PAN dan PPP. Selama ini Prabowo Subianto (Gerindra) cukup hati hati menjaga hubungan baik dengan SBY. Tidak terlihat semacam konfrontasi langsung antara kedua tokoh tersebut. Kemungkinan mereka akan berkoalisi merupakan pilihan logis. PPP sudah jelas akan merapat ke gerindra sesuai dengan move yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye yang lalu. Adapun Hatta Radjasa (PAN ) , diyakini akan masih manut kepada SBY dan tetap akan bergabung dengan SBY karena diantara keduanya, hubungan pribadi mereka akan menjadi ikatan yang kuat pula dalam hubungan politik. Jumlah kekuatan koalisi ini akan mencapai 35,60 %. Suatu jumlah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres 2014. Calonnya ?. Yang jelas Capres tetap Prabowo Subianto , sedangkan wakilnya tergantung bargaining antara mereka. Kemungkinan , dari Demokrat tentu akan dimajukan adik ipar SBY Pramono Edhi Wibowo (jendral Purn). Atau Hatta Radjasa dari PAN. Prabowo kemungkinan akan lebih memilih Hatta ketimbang putra Sarwo Edi , karena Jendral Pramono Edhi pangkatnya Jendral penuh (bintang 4) sedangkan Prabowo adalah Purnawirawan Letnan Jenderal berbintang 3. Andaikata dua koalisi diatas benar benar terbentuk , maka sisa partai lainnya, andai mereka bergabung jumlahnya tidak mencapai 25 % sehingga tidak bisa mengajukan calon Kemungkinan besar PKB yang berhasil mengumpulkan suara sebesar 9,20 % (Suara yang signifikan) akan mencoba masuk dalam salah satu koalisi baik yang pertama maupun yang kedua. Masih ada kemungkinan PKB akan menjual Oma Irama sebagai Cawapres. Namun akseptabelitas Oma dimata Capres lain kemungkinan amat rendah . Selain itu melihat sejarah PKB selama ini yang tidak berhasil dalam kerjasama dengan PDIP, kemungkinan PKB kembali akan satu kubu dengan Partai Demokrat sehingga bisa
Re: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
Mantabbsss analisis e Pak Dunil; Tapi mungkin ado nan talewatkan snek: SBY Effect. Bagaimana pun dengan perolehan suaro PD hampia 10%, SBY punyo potensi untuak jadi King Maker. Persis takah Amien Rais di awal reformasi dulu. Alah 10 tahun jadi Presiden tantu SBY bisa memainkan peran sbg King Maker dengan cantik. Samo-samo kito tunggu lah... Wassalaam; Sy Syarien From: Zaid Dunil zdu...@gmail.com To: Rantaunet rantaunet@googlegroups.com Sent: Thursday, April 10, 2014 6:53 AM Subject: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi Sanak sapalanta RN n a h Ass ww Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem 6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP 19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN 7,5o % PPP 6,70 % Hanura 5,50 % PBB 1,60 % PKP 1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak, kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua saja Capres yang akan maju yang punya peluang lebih baik. Pertama . Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ? Tentu saja Jokowi sebagai Capres dan ARB sebagai Cawapres. Saat ini ARB nampaknya masih mengungkapkan bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan PDIP karena dia adalah juga Capres. Namun saya perkirakan sikap ini akan berubah sesuai perkembangan waktu dan realita yang berkembang. Kepentingan partai Golkar yang selalu menempel pada kekuasaan adalah keprinbadian Golkar. Selain itu Cap-res itu soal ketokohan yang memerlukan elektabilitas dan akseptabilitas yang lebih tinggi, dan dalam survey aksptabilitas ARB kalah dari Jokowi. Kedua Koalisi empat partai : Gerindra, Demokrat , PAN dan PPP. Selama ini Prabowo Subianto (Gerindra) cukup hati hati menjaga hubungan baik dengan SBY. Tidak terlihat semacam konfrontasi langsung antara kedua tokoh tersebut. Kemungkinan mereka akan berkoalisi merupakan pilihan logis. PPP sudah jelas akan merapat ke gerindra sesuai dengan move yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye yang lalu. Adapun Hatta Radjasa (PAN ) , diyakini akan masih manut kepada SBY dan tetap akan bergabung dengan SBY karena diantara keduanya, hubungan pribadi mereka akan menjadi ikatan yang kuat pula dalam hubungan politik. Jumlah kekuatan koalisi ini akan mencapai 35,60 %. Suatu jumlah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres 2014. Calonnya ?. Yang jelas Capres tetap Prabowo Subianto , sedangkan wakilnya tergantung bargaining antara mereka. Kemungkinan , dari Demokrat tentu akan dimajukan adik ipar SBY Pramono Edhi Wibowo (jendral Purn). Atau Hatta Radjasa dari PAN. Prabowo kemungkinan akan lebih memilih Hatta ketimbang putra Sarwo Edi , karena Jendral Pramono Edhi pangkatnya Jendral penuh (bintang 4) sedangkan Prabowo adalah Purnawirawan Letnan Jenderal berbintang 3. Andaikata dua koalisi diatas benar benar terbentuk , maka sisa partai lainnya, andai mereka bergabung jumlahnya tidak mencapai 25 % sehingga tidak bisa mengajukan calon Kemungkinan besar PKB yang berhasil mengumpulkan suara sebesar 9,20 % (Suara yang signifikan) akan mencoba masuk dalam salah satu koalisi baik yang pertama maupun yang kedua. Masih ada kemungkinan PKB akan menjual Oma Irama sebagai Cawapres. Namun akseptabelitas Oma dimata Capres lain kemungkinan amat rendah . Selain itu melihat sejarah PKB selama ini yang tidak berhasil dalam kerjasama dengan PDIP, kemungkinan PKB kembali akan satu kubu dengan Partai Demokrat sehingga bisa memperkuat kemungkinan pemenagan Prabowo menjadi RI SATU. PKS yang terpuruk dalam Pemilu ini tidak punya pilihan selain bergabung dalam koalisi PDIP dan Golkar, Hubungaqn yqng kurqng serasi dengan Demokrat selama ini tidak memungkinkan PKS kembali satu kubu dengan Demokrtat. Suara PKS tidak signifikan sehingga tidak punya daya tawar yang menentukan. Pilihan lainnya
Re: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
Uda Zaid ternyata analis politik jempolan juga. Tak kalah dengan pengamat lain. Ambo masih berharap akan terjadi koalisi partai Islam. Tokoh yang bisa diharapkan untuk ditampilkan memang tak terlihat. Tapi ada pilihan dari luar partai Islam. Kalau JK dipilih untuk capres koalisi itu, rasanya pas. Beliau bisa masuk kesemua aliran di partai Islam itu. Kita tunggu saja ada inisiator kesana. Wassalaamu'alaikum WW Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), 17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli - Jakarta - Sterling, Virginia USA 2014-04-09 21:08 GMT-04:00 Arman Bahar arman_ba...@ymail.com: Asasalamulaikum ww Yaa namanya saja quik count, blm bisa dijadikan patokan, yg jelas klu kita perhatikan selama inisemua survey banyak yg tidak sesuai dg senyatanya, misal kebanyakan survey sering mengatakan partai2 spt PKB misalnya tidak terlalu di perhitungkan bahkan dilecehkan ternyata di quick count PKB bisa 9%, begitu juga beberapa partai lain sebut saja dlm banyak survey PKS akan terpuruk ke 1% lha di quik count 6.9% bahkan PKS yg melakukan quik count dan real count sendiri ternyata terlihat angka 9% bahkan mungkin lebih Kedua dari penyebaran pendudukan itu terlihat bahwa penduduk terpadat itu di pulau Jawa ini artinya bahwa HARGA SEBUAH KURSI LEGISLATIF jauh lebih mahal di banding di pulau Sumatera dan pulau2 lainnya dan ini berakibat bahwa jumlah prosentase dari quick count maupun real count KPU yg akan menggambarkan partai2 terkuat tidak sama dg perolehan kursi di dewan misal dlm pemilu 2009 posisi PKS yg 7.8% berada di bawah PAN yg 8.2% namun jumlah kursi PKS ternyata diatas PAN sehingga PKS jadi partai besar urutan 4 sesudah Demokrat, Golkar dan PDIP sehingga wajar2 saja target yg di dengungkan PKS 3 besar yaa klu gak dari partai terbesar 4 menjadi 3, 2 bahkan 1 why not, kan gitu Jadi sekali lagi kita gak bisa percaya betu lah dg quick count hingga beberapa minggu kedepan real count yg sah dari KPU diterbitkan Selanjutnya masalah koalisi masing2 partai akan melihat dan menghitung2 dulu, khusus PKS keputusan koalisi itu adalah tergantung keputusan jamaah yg akan di umumkan secara resmi oleh Majlis Suro mau berkoalisai ataupun bekerja sama dg capres mana, semuanya akan dihitung bagaimana kemungkinan terbaik-nya bagi da'wah kedepan dan tentu saja akan memilih mudharat terkecil bagi kelanjutan da'wah ini kedepan ... gitu lho wasalam abp Pada Kamis, 10 April 2014 7:56, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis: - Pesan yang Diteruskan - [image: Boxbe] https://www.boxbe.com/overview This message is eligible for Automatic Cleanup! (zdu...@gmail.com) Add cleanup rulehttps://www.boxbe.com/popup?url=https%3A%2F%2Fwww.boxbe.com%2Fcleanup%3Ftoken%3DGTSdPEixR4ylIwCvsst6lcl28IeiQETZcvFY%252BZhoTikdV4DwjPJpb60HZcP0XOXdA7%252FpW8OTDYOnw5AySopcpMWeebCxqRM8Mj5kAYT4vpND5cnNf0rNJTZYunn%252BV83%252BYKP4BVHJ%252Fkw%253D%26key%3DQezQqFcF%252FfYQZv9gyZLPEGwAgDR%252FW2USO2zA0jSooSM%253Dtc_serial=16875426094tc_rand=2060996254utm_source=stfutm_medium=emailutm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADDutm_content=001| More infohttp://blog.boxbe.com/general/boxbe-automatic-cleanup?tc_serial=16875426094tc_rand=2060996254utm_source=stfutm_medium=emailutm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADDutm_content=001 Sanak sapalanta RN n a h Ass ww Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP 19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN 7,5o % PPP 6,70 % Hanura 5,50 % PBB1,60 % PKP1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak, kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua saja Capres yang akan maju yang punya peluang lebih baik. Pertama . Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ?
Re: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
JK dipasangkan dengan Mahfud MD, sebagai kader PKB yg jadi nomor satu di parpol Islam (atau dibalik, tp kalau dibalik jd susah dek karano parpol lain nan akan mamintak jatah wapres). Kalau iko bisa, insya Allah ambo ndak jadi golput di pilpres. setelah golput di pileg..:) Alternatif lain buliah juo, asal nan koalisi parpol Islam sajo dan koalisinyo dibangun permanen. Sekedar sato baangan-angan(realistisnyo, koalisi parpol Islam indak akan pernah tajadi lai di Indo tu...) Wassalam fitr lk/39/Albany NY 2014-04-10 9:10 GMT-04:00 ajo duta ajod...@gmail.com: Uda Zaid ternyata analis politik jempolan juga. Tak kalah dengan pengamat lain. Ambo masih berharap akan terjadi koalisi partai Islam. Tokoh yang bisa diharapkan untuk ditampilkan memang tak terlihat. Tapi ada pilihan dari luar partai Islam. Kalau JK dipilih untuk capres koalisi itu, rasanya pas. Beliau bisa masuk kesemua aliran di partai Islam itu. Kita tunggu saja ada inisiator kesana. Wassalaamu'alaikum WW Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), 17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli - Jakarta - Sterling, Virginia USA 2014-04-09 21:08 GMT-04:00 Arman Bahar arman_ba...@ymail.com: -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
Ambo manyambuang di japrio dd ZD Cigok-cigoklah Maturidi Pada 10 April 2014 20.56, Fitrianto fitr.tanju...@gmail.com menulis: JK dipasangkan dengan Mahfud MD, sebagai kader PKB yg jadi nomor satu di parpol Islam (atau dibalik, tp kalau dibalik jd susah dek karano parpol lain nan akan mamintak jatah wapres). Kalau iko bisa, insya Allah ambo ndak jadi golput di pilpres. setelah golput di pileg..:) Alternatif lain buliah juo, asal nan koalisi parpol Islam sajo dan koalisinyo dibangun permanen. Sekedar sato baangan-angan(realistisnyo, koalisi parpol Islam indak akan pernah tajadi lai di Indo tu...) Wassalam fitr lk/39/Albany NY 2014-04-10 9:10 GMT-04:00 ajo duta ajod...@gmail.com: Uda Zaid ternyata analis politik jempolan juga. Tak kalah dengan pengamat lain. Ambo masih berharap akan terjadi koalisi partai Islam. Tokoh yang bisa diharapkan untuk ditampilkan memang tak terlihat. Tapi ada pilihan dari luar partai Islam. Kalau JK dipilih untuk capres koalisi itu, rasanya pas. Beliau bisa masuk kesemua aliran di partai Islam itu. Kita tunggu saja ada inisiator kesana. Wassalaamu'alaikum WW Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), 17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli - Jakarta - Sterling, Virginia USA 2014-04-09 21:08 GMT-04:00 Arman Bahar arman_ba...@ymail.com: -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
2 Sanaki Ronald P Putra, Sanak Arman Bahar, Dinda Ajo Duta, Kanda MD dan sanak Fitrianto serta sanak sapalanta n a h. Betul kalau dikatakan perolehan suara PKS tidak terpuruk. Data terakhier yang dirilis oleh lembaga survey yang sama (Cirus - CSIS) pada data sampel mencapai 99,6 % PKS memperoleh 6,9 %. Tidak jauh beda dengan perolehan pemilu 2009 yl. Jadi benar bahwa ramalan pengamat bahwa PKS akan anjlok pada pemilu ini dapat dikatakan tidak terjadi. Namun optimisme dari Ketua PKS bahwa akan ada kejutan dan juga harapan bahwa PKS akan masuk 3 besar, juga tidak terjadi. PKS statis di angka sekitar 7 %. Kemungkinan perolehan suara PKS masih akan naik bisa saja namun tdk akan lebih besar dari margin error dari survey Cirus-Csis itu. Menjawab komentar dinda Ajo Duta, iyo tagalak ambo. Analisa andai andai ambo ko hanya amatiran, sekedar maramikan lapau he he.. Sanak Fitrianto, taruihlah bamimpi. Memasangkan JK dan Machfud MD sebagai Capres dan Cawapres itu memang mimpi , tapi semua kemungkinan bisa terjadi dalam situasi politik tertentu, walaupun amat kecil kemungkinannya. Soal kekhawatiran kanda MD, campur tangan asing yang akan menguasai kito, ambo indak bapikia sajauh itu. Bahwa negara adidaya punya kepentingan terhadap kelompok yang akan memimpin Indonesia kedepan mungkin benar, tapi belum tentu dalam konteks ingin menguasai SDA kita. Banyak kepentingan politik bersama yang sejak dini ingin dibangun terutama dalam kesamaan pandangan dalam perpolitikan global.. Wassalam Dunil Zaid, 71. Kpg Ujuang Pandanb Parak Karambia,Pdg. Tingga di Jkt 2014-04-10 21:12 GMT+07:00 Maturidi Donsan maturid...@gmail.com: Ambo manyambuang di japrio dd ZD Cigok-cigoklah Maturidi Pada 10 April 2014 20.56, Fitrianto fitr.tanju...@gmail.com menulis: JK dipasangkan dengan Mahfud MD, sebagai kader PKB yg jadi nomor satu di parpol Islam (atau dibalik, tp kalau dibalik jd susah dek karano parpol lain nan akan mamintak jatah wapres). Kalau iko bisa, insya Allah ambo ndak jadi golput di pilpres. setelah golput di pileg..:) Alternatif lain buliah juo, asal nan koalisi parpol Islam sajo dan koalisinyo dibangun permanen. Sekedar sato baangan-angan(realistisnyo, koalisi parpol Islam indak akan pernah tajadi lai di Indo tu...) Wassalam fitr lk/39/Albany NY 2014-04-10 9:10 GMT-04:00 ajo duta ajod...@gmail.com: Uda Zaid ternyata analis politik jempolan juga. Tak kalah dengan pengamat lain. Ambo masih berharap akan terjadi koalisi partai Islam. Tokoh yang bisa diharapkan untuk ditampilkan memang tak terlihat. Tapi ada pilihan dari luar partai Islam. Kalau JK dipilih untuk capres koalisi itu, rasanya pas. Beliau bisa masuk kesemua aliran di partai Islam itu. Kita tunggu saja ada inisiator kesana. Wassalaamu'alaikum WW Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), 17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli - Jakarta - Sterling, Virginia USA 2014-04-09 21:08 GMT-04:00 Arman Bahar arman_ba...@ymail.com: -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya.
[R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi (carito dari lapau sabalah)
Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN7,5o % PPP 6,70 % Hanura5,50 % PBB 1,60 % PKP 1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalkisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua pasangan saja saja yang akan maju dan berpeluang. Pertama :. Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ? Tentu saja Jokowi sebagai Capres dan ARB sebagai Cawapres. Saat ini ARB nampaknya masih mengungkapkan bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan PDIP karena dia adalah juga Capres. Namun saya perkirakan sikap ini akan berubah sesuai perkembangan waktu dan realita yang berkembang. Ini soal ketokohan yang punya akseptabilitas yang lebih tinggi, dan dalam survey akseptabilitas ARB kalah dari Jokowi. Kedua Koalisi empat partai : Gerindra, Demokrat , PAN dan PPP. Selama ini Prabowo Subianto (Gerindra) cukup hati hati menjaga hubungan baik dengan SBY. Tidak terlihat semacam konfrontasi langsung antara kedua tokoh tersebut. Kemungkinan mereka akan berkoalisi merupakan pilihan logis. PPP sudah jelas akan merapat ke gerindra sesuai dengan move yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye yang lalu. Adapun Hatta Radjasa (PAN ) , diyakini akan masih manut kepada SBY dan tetap akan bergabung dengan SBY karena diantara keduanya, hubungan pribadi mereka akan menjadi ikatan yang kuat pula dalam hubungan politik. Jumlah kekuatan koalisi ini akan mencapai 35,60 %. Suatu jumlah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres 2014. Calonnya ?. Yang jelas Capres tetap Prabowo Subianto , sedangkan wakilnya tergantung bargaining antara mereka. Kemungkinan I , dari Demokrat tentu akan dimajukan adik ipar SBY Pramono Edhi Wibowo (jendral Purn). Atau Hatta Radjasa dari PAN. Prabowo kemungkinan akan lebih memilih Hatta ketimbang putra Sarwo Edi , karena Jendral Pramono pangkatnya Jendral penuh (bintang 4) sedangkan Prabowo adalah Purnawirawan Letnan Jenderal berbintang 3. Andaikata dua koalisi diatas benar benar terbentuk , maka sisa partai lainnya andai mereka bergabung jumlahnya tidak mencapai 25 % sehingga tidak bisa mengajukan calon Kemungkinan besar PKB yang berhasil mengumpulkan suara sebesar 9,20 % (Suara yang signifikan) akan mencoba masuk dalam salah satu koalisi baik yang pertama maupun yang kedua. Masih ada kemungkinan PKB akan menjual Oma Irama sebagai Cawapres. Namun akseptabelitas Oma dimata Capres lain kemungkinan amat rendah . Selain itu melihat sejarah PKB selama ini yang tidak berhasil dalam kerjasama dengan PDIP, kemungkinan PKB kembali akan satu kubu dengan Partai Demokrat sehingga bisa memperkuat kemungkinan pemenagan Prabowo menjadi RI SATU. PKS yang terpuruk dalam Pemilu ini tidak punya pilihan selain bergabung dalam koalisi PDIP dan Golkar, Suaranya tidak signifikan sehingga tidak punya daya tawar yang menentukan. Pilihan lainnya bagi PKS adalah menjadi Partai Oposisi. Adapun partai lainnya seperti Nasdem, Hanura, PBB dab PKP kemungkinan tidak terlalu dilirik oleh pemenang Pemilu dan kemungkinan partai partai tersebut akan mencoba mengambil posisi sebagai partai Oposisi. Kemungkinan membentukan partai partai berbasis pemilih Islam (Poros Islam). Kemungkinan partai partai dengan masa pemilih Islam untuk membentuk suatu poros sendiri untuk memajukan Capres dan cawapres nampaknya kecil kemungkinannya. Walaupun total perolehan meningkat menjadi 31, 30 % dan dimungkinkan mengajukan Capres dan Cawapres sendiri tetapi hal hal sbb tidak menunjukkan kemungkinan tersebut : - Tidak punya tokoh yang akseptabel -Ketua PKB Muhaimin dengan tegas mengatakan tidak akan berkoalisi dengan partai Islam lainnya karena Kapok. Gus dur saja diturunkan ditengah jalan kata Muhaimin menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam acara Metro TV tanggal 9 April 2014
[R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
Sanak sapalanta RN n a h Ass ww Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP 19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN 7,5o % PPP 6,70 % Hanura 5,50 % PBB1,60 % PKP1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak, kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua saja Capres yang akan maju yang punya peluang lebih baik. Pertama . Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ? Tentu saja Jokowi sebagai Capres dan ARB sebagai Cawapres. Saat ini ARB nampaknya masih mengungkapkan bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan PDIP karena dia adalah juga Capres. Namun saya perkirakan sikap ini akan berubah sesuai perkembangan waktu dan realita yang berkembang. Kepentingan partai Golkar yang selalu menempel pada kekuasaan adalah keprinbadian Golkar. Selain itu Cap-res itu soal ketokohan yang memerlukan elektabilitas dan akseptabilitas yang lebih tinggi, dan dalam survey aksptabilitas ARB kalah dari Jokowi. Kedua Koalisi empat partai : Gerindra, Demokrat , PAN dan PPP. Selama ini Prabowo Subianto (Gerindra) cukup hati hati menjaga hubungan baik dengan SBY. Tidak terlihat semacam konfrontasi langsung antara kedua tokoh tersebut. Kemungkinan mereka akan berkoalisi merupakan pilihan logis. PPP sudah jelas akan merapat ke gerindra sesuai dengan move yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye yang lalu. Adapun Hatta Radjasa (PAN ) , diyakini akan masih manut kepada SBY dan tetap akan bergabung dengan SBY karena diantara keduanya, hubungan pribadi mereka akan menjadi ikatan yang kuat pula dalam hubungan politik. Jumlah kekuatan koalisi ini akan mencapai 35,60 %. Suatu jumlah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres 2014. Calonnya ?. Yang jelas Capres tetap Prabowo Subianto , sedangkan wakilnya tergantung bargaining antara mereka. Kemungkinan , dari Demokrat tentu akan dimajukan adik ipar SBY Pramono Edhi Wibowo (jendral Purn). Atau Hatta Radjasa dari PAN. Prabowo kemungkinan akan lebih memilih Hatta ketimbang putra Sarwo Edi , karena Jendral Pramono Edhi pangkatnya Jendral penuh (bintang 4) sedangkan Prabowo adalah Purnawirawan Letnan Jenderal berbintang 3. Andaikata dua koalisi diatas benar benar terbentuk , maka sisa partai lainnya, andai mereka bergabung jumlahnya tidak mencapai 25 % sehingga tidak bisa mengajukan calon Kemungkinan besar PKB yang berhasil mengumpulkan suara sebesar 9,20 % (Suara yang signifikan) akan mencoba masuk dalam salah satu koalisi baik yang pertama maupun yang kedua. Masih ada kemungkinan PKB akan menjual Oma Irama sebagai Cawapres. Namun akseptabelitas Oma dimata Capres lain kemungkinan amat rendah . Selain itu melihat sejarah PKB selama ini yang tidak berhasil dalam kerjasama dengan PDIP, kemungkinan PKB kembali akan satu kubu dengan Partai Demokrat sehingga bisa memperkuat kemungkinan pemenagan Prabowo menjadi RI SATU. PKS yang terpuruk dalam Pemilu ini tidak punya pilihan selain bergabung dalam koalisi PDIP dan Golkar, Hubungaqn yqng kurqng serasi dengan Demokrat selama ini tidak memungkinkan PKS kembali satu kubu dengan Demokrtat. Suara PKS tidak signifikan sehingga tidak punya daya tawar yang menentukan. Pilihan lainnya bagi PKS adalah menjadi Partai Oposisi. Adapun partai lainnya seperti Nasdem, Hanura, PBB dab PKP kemungkinan tidak terlalu dilirik oleh pemenang Pemilu dan kemungkinan partai partai tersebut akan mencoba mengambil posisi sebagai partai Oposisi. Kemungkinan membentukan partai partai berbasis pemilih Islam (Poros Islam). Kemungkinan partai partai dengan masa pemilih Islam untuk membentuk suatu poros sendiri untuk memajukan Capres dan cawapres nampaknya kecil kemungkinannya. Walaupun total perolehan meningkat menjadi 31, 30 % dan dimungkinkan mengajukan Capres dan Cawapres sendiri tetapi hal hal sbb tidak menunjukkan kemungkinan
Re: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
Waalaikum salam Pak Zaid dan Dunsanak di Palanta. Izinkan ambo memberikan saketek catatan, yg mudah-mudahan bisa bermanfaat : 1. Hasil QC memperlihatkan bahwa suara partai Islam dan partai yg berbasis massa Islam naik cukup signifikan, lebih kurang pada kisaram 31%. Jika mau bergabung, ini akan jadi kekuatan yg bisa mengimbangi, Jokowi misalnya. Sekaligus menjungkirbalikkan prediksi lembaga survey dan para pengamat (mrk pake metode apa yah ? ) 2. Perolehan suara bukan otomatis menjadi kursi di DPR karena tergantung kepada bilangan pembagi per daerah. Memang suara PKB itu besar, tapi itu terkonsentrasi di Jatim, yg bilangan pembaginya sangat besar. Sehingga bisa jadi nanti perolehan kursinya di DPR jadi lebih rendah dengan, misalnya PAN. Cth 2009, suara perolehan PAN lebih besar dari PKS, tetapi kursi PKS lebih banyak 12bh di DPR dibanding PAN. 3. Dengan demikian, kekuatan riil sebenarnya nanti akan terlihat dari perolehan kursi di dewan oleh masing2 partai, baru kemudian bisa diraba-raba siapa berkoalisi dengan siapa :-) 4. PKS terpuruk ? Kalau tidak bergeser jauh, perhitungan internal suara untuk PKS akan ada di kisaran 8%. Apa artinya ? Ternyata prediksi semua lembaga survey dan para pengamat yg mengatakan bahwa PKS akan habis dan tak lewat ET, tak terbukti sama sekali. Setelah dihantam kanan kiri atas bawah dgn berbagai issue selama setahun terakhir, terbukti PKS tetap eksis dan bertahan dari Badai :-) Alhamdulillah. Sekali lagi, kualitas lembaga survey dan para pengamat politik perlu dipertanyakan. 4. Karena tdk ada parpol yg dapat 25%, maka bisa dipastikan akan ada koalisi utk mengusung capres, mari kita tunggu kearah mana koalisi ini dan siapa saja yg akan bertanding. Demikian hasil amatan amatiran dari ambo, talabiah takurang mohon maaf. Wassalam Ronald - Depok On Apr 10, 2014 6:53 AM, Zaid Dunil zdu...@gmail.com wrote: Sanak sapalanta RN n a h Ass ww Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP 19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN 7,5o % PPP 6,70 % Hanura 5,50 % PBB1,60 % PKP1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak, kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua saja Capres yang akan maju yang punya peluang lebih baik. Pertama . Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ? Tentu saja Jokowi sebagai Capres dan ARB sebagai Cawapres. Saat ini ARB nampaknya masih mengungkapkan bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan PDIP karena dia adalah juga Capres. Namun saya perkirakan sikap ini akan berubah sesuai perkembangan waktu dan realita yang berkembang. Kepentingan partai Golkar yang selalu menempel pada kekuasaan adalah keprinbadian Golkar. Selain itu Cap-res itu soal ketokohan yang memerlukan elektabilitas dan akseptabilitas yang lebih tinggi, dan dalam survey aksptabilitas ARB kalah dari Jokowi. Kedua Koalisi empat partai : Gerindra, Demokrat , PAN dan PPP. Selama ini Prabowo Subianto (Gerindra) cukup hati hati menjaga hubungan baik dengan SBY. Tidak terlihat semacam konfrontasi langsung antara kedua tokoh tersebut. Kemungkinan mereka akan berkoalisi merupakan pilihan logis. PPP sudah jelas akan merapat ke gerindra sesuai dengan move yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye yang lalu. Adapun Hatta Radjasa (PAN ) , diyakini akan masih manut kepada SBY dan tetap akan bergabung dengan SBY karena diantara keduanya, hubungan pribadi mereka akan menjadi ikatan yang kuat pula dalam hubungan politik. Jumlah kekuatan koalisi ini akan mencapai 35,60 %. Suatu jumlah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres 2014. Calonnya ?. Yang jelas Capres tetap Prabowo Subianto , sedangkan wakilnya tergantung bargaining antara mereka. Kemungkinan , dari Demokrat tentu akan dimajukan adik ipar SBY Pramono
Re: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi (carito dari lapau sabalah)
Ijin share pak zaid. Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN7,5o % PPP 6,70 % Hanura5,50 % PBB 1,60 % PKP 1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalkisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua pasangan saja saja yang akan maju dan berpeluang. Pertama :. Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ? Tentu saja Jokowi sebagai Capres dan ARB sebagai Cawapres. Saat ini ARB nampaknya masih mengungkapkan bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan PDIP karena dia adalah juga Capres. Namun saya perkirakan sikap ini akan berubah sesuai perkembangan waktu dan realita yang berkembang. Ini soal ketokohan yang punya akseptabilitas yang lebih tinggi, dan dalam survey akseptabilitas ARB kalah dari Jokowi. Kedua Koalisi empat partai : Gerindra, Demokrat , PAN dan PPP. Selama ini Prabowo Subianto (Gerindra) cukup hati hati menjaga hubungan baik dengan SBY. Tidak terlihat semacam konfrontasi langsung antara kedua tokoh tersebut. Kemungkinan mereka akan berkoalisi merupakan pilihan logis. PPP sudah jelas akan merapat ke gerindra sesuai dengan move yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye yang lalu. Adapun Hatta Radjasa (PAN ) , diyakini akan masih manut kepada SBY dan tetap akan bergabung dengan SBY karena diantara keduanya, hubungan pribadi mereka akan menjadi ikatan yang kuat pula dalam hubungan politik. Jumlah kekuatan koalisi ini akan mencapai 35,60 %. Suatu jumlah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres 2014. Calonnya ?. Yang jelas Capres tetap Prabowo Subianto , sedangkan wakilnya tergantung bargaining antara mereka. Kemungkinan I , dari Demokrat tentu akan dimajukan adik ipar SBY Pramono Edhi Wibowo (jendral Purn). Atau Hatta Radjasa dari PAN. Prabowo kemungkinan akan lebih memilih Hatta ketimbang putra Sarwo Edi , karena Jendral Pramono pangkatnya Jendral penuh (bintang 4) sedangkan Prabowo adalah Purnawirawan Letnan Jenderal berbintang 3. Andaikata dua koalisi diatas benar benar terbentuk , maka sisa partai lainnya andai mereka bergabung jumlahnya tidak mencapai 25 % sehingga tidak bisa mengajukan calon Kemungkinan besar PKB yang berhasil mengumpulkan suara sebesar 9,20 % (Suara yang signifikan) akan mencoba masuk dalam salah satu koalisi baik yang pertama maupun yang kedua. Masih ada kemungkinan PKB akan menjual Oma Irama sebagai Cawapres. Namun akseptabelitas Oma dimata Capres lain kemungkinan amat rendah . Selain itu melihat sejarah PKB selama ini yang tidak berhasil dalam kerjasama dengan PDIP, kemungkinan PKB kembali akan satu kubu dengan Partai Demokrat sehingga bisa memperkuat kemungkinan pemenagan Prabowo menjadi RI SATU. PKS yang terpuruk dalam Pemilu ini tidak punya pilihan selain bergabung dalam koalisi PDIP dan Golkar, Suaranya tidak signifikan sehingga tidak punya daya tawar yang menentukan. Pilihan lainnya bagi PKS adalah menjadi Partai Oposisi. Adapun partai lainnya seperti Nasdem, Hanura, PBB dab PKP kemungkinan tidak terlalu dilirik oleh pemenang Pemilu dan kemungkinan partai partai tersebut akan mencoba mengambil posisi sebagai partai Oposisi. Kemungkinan membentukan partai partai berbasis pemilih Islam (Poros Islam). Kemungkinan partai partai dengan masa pemilih Islam untuk membentuk suatu poros sendiri untuk memajukan Capres dan cawapres nampaknya kecil kemungkinannya. Walaupun total perolehan meningkat menjadi 31, 30 % dan dimungkinkan mengajukan Capres dan Cawapres sendiri tetapi hal hal sbb tidak menunjukkan kemungkinan tersebut : - Tidak punya tokoh yang akseptabel -Ketua PKB Muhaimin dengan tegas mengatakan tidak akan berkoalisi dengan partai Islam lainnya karena Kapok. Gus dur saja diturunkan ditengah jalan kata Muhaimin menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam acara Metro TV
Bls: [R@ntau-Net] Berandai andai tentang koalisi
Asasalamulaikum ww Yaa namanya saja quik count, blm bisa dijadikan patokan, yg jelas klu kita perhatikan selama inisemua survey banyak yg tidak sesuai dg senyatanya, misal kebanyakan survey sering mengatakan partai2 spt PKB misalnya tidak terlalu di perhitungkan bahkan dilecehkan ternyata di quick count PKB bisa 9%, begitu juga beberapa partai lain sebut saja dlm banyak survey PKS akan terpuruk ke 1% lha di quik count 6.9% bahkan PKS yg melakukan quik count dan real count sendiri ternyata terlihat angka 9% bahkan mungkin lebih Kedua dari penyebaran pendudukan itu terlihat bahwa penduduk terpadat itu di pulau Jawa ini artinya bahwa HARGA SEBUAH KURSI LEGISLATIF jauh lebih mahal di banding di pulau Sumatera dan pulau2 lainnya dan ini berakibat bahwa jumlah prosentase dari quick count maupun real count KPU yg akan menggambarkan partai2 terkuat tidak sama dg perolehan kursi di dewan misal dlm pemilu 2009 posisi PKS yg 7.8% berada di bawah PAN yg 8.2% namun jumlah kursi PKS ternyata diatas PAN sehingga PKS jadi partai besar urutan 4 sesudah Demokrat, Golkar dan PDIP sehingga wajar2 saja target yg di dengungkan PKS 3 besar yaa klu gak dari partai terbesar 4 menjadi 3, 2 bahkan 1 why not, kan gitu Jadi sekali lagi kita gak bisa percaya betu lah dg quick count hingga beberapa minggu kedepan real count yg sah dari KPU diterbitkan Selanjutnya masalah koalisi masing2 partai akan melihat dan menghitung2 dulu, khusus PKS keputusan koalisi itu adalah tergantung keputusan jamaah yg akan di umumkan secara resmi oleh Majlis Suro mau berkoalisai ataupun bekerja sama dg capres mana, semuanya akan dihitung bagaimana kemungkinan terbaik-nya bagi da'wah kedepan dan tentu saja akan memilih mudharat terkecil bagi kelanjutan da'wah ini kedepan ... gitu lho wasalam abp Pada Kamis, 10 April 2014 7:56, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis: - Pesan yang Diteruskan - This message is eligible for Automatic Cleanup! (zdu...@gmail.com) Add cleanup rule | More info Sanak sapalanta RN n a h Ass ww Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem 6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP 19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN 7,5o % PPP 6,70 % Hanura 5,50 % PBB 1,60 % PKP 1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak, kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua saja Capres yang akan maju yang punya peluang lebih baik. Pertama . Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ? Tentu saja Jokowi sebagai Capres dan ARB sebagai Cawapres. Saat ini ARB nampaknya masih mengungkapkan bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan PDIP karena dia adalah juga Capres. Namun saya perkirakan sikap ini akan berubah sesuai perkembangan waktu dan realita yang berkembang. Kepentingan partai Golkar yang selalu menempel pada kekuasaan adalah keprinbadian Golkar. Selain itu Cap-res itu soal ketokohan yang memerlukan elektabilitas dan akseptabilitas yang lebih tinggi, dan dalam survey aksptabilitas ARB kalah dari Jokowi. Kedua Koalisi empat partai : Gerindra, Demokrat , PAN dan PPP. Selama ini Prabowo Subianto (Gerindra) cukup hati hati menjaga hubungan baik dengan SBY. Tidak terlihat semacam konfrontasi langsung antara kedua tokoh tersebut. Kemungkinan mereka akan berkoalisi merupakan pilihan logis. PPP sudah jelas akan merapat ke gerindra sesuai dengan move yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye yang lalu. Adapun Hatta Radjasa (PAN ) , diyakini akan masih manut kepada SBY dan tetap akan bergabung dengan SBY karena diantara keduanya, hubungan pribadi mereka akan menjadi ikatan yang kuat pula dalam hubungan politik. Jumlah kekuatan koalisi ini akan mencapai 35,60 %. Suatu jumlah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres 2014. Calonnya ?. Yang jelas Capres tetap Prabowo Subianto ,