Re: [R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH

2015-01-12 Terurut Topik Maturidi Donsan
Nakan St Mudo,  ANB dan sanak dipalanta n.a.h

Dengan tabel yang diberikan ANB, memang timbul keprehatinan kita, dipangka
ABS SBK bana, sambutan DPK (Dana PIhak Ketiga),  kurang kepada Ekonomi
Syari'ah.

Ini mungkin terkendala belum semua ibu kota kecamatan ada penampungt DPK
(Bank Syariah/Mandiri Syari'ah) ekonomi Syariah.

Ibu kota kecamatan saja belum ada Bank Sraria'hnya, apalagi  di nagari yang
bukan ibu kota kecamatan.

Umumnya BRI lebih duluan masuk ke Nagari, hampir setiap nagari di Sumbar
ada  BRI,  ini sudah dimulai pada Era orde baru untuk menampung setoran
kredit KUD, pupuk, bibit dll.

Dikampung saya Talang ibu kota kecamatan Gn Talang, sampai sekarang belum
ada Bank Syariah, orang masih ke BRI.

Bank Syariah  baru ada di ibu Kota Kabupaten. Mudah-mudaha kedepan setiap
nagari ada bank Syari'ah untuk menampung DPK  dari nagari ini. Bank
Syari'ah baru dikenal di Solok mungkin 5 atau 7 tahunan ini.

Di ibu kota kabupaten Solsel, kampung nakan St.Mudo mulai bilo ado Bank
Syari'ah, alah bara buah bank Syariah di Solsel.

Kito berharap semoga DPK urang minang indak disalurkan ke bank lain kecuali
Bank Syari'ah dan Muamalat

Saingan berat hanya BRI, karena UMKN, KUR dsb, nampaknyo oleh pemerintah
diperioritakan ke BRI, dan hampir ditiap nagari ada BRI.

Kalau DPK dari pengusaha menengah boleh dikatakan hitungan jari di nagari,
apalagi besar.

Kita dorong bersama  dimulai dari keluarga kita dan sanak famili untuk
menempatkan DPK nya di BankSyari'ah/ Muamalat.


Wass,

Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Bls: [R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH

2015-01-12 Terurut Topik 'asmun sjueib' via RantauNet
Aww. DearAdd. ANB. n.a.banggakan.Tarimo kasih kiriman tulisan hal pokok email 
diateih  sangeik bamanfaat. Kami sadang mamulai KJS Al Jiran basamo jo HAJ 
(H.Aswin Jusar) dengan basis Masjid Al Muhajirin Kota Depok.Ambo sangeik 
batarimo kasih pabilo ado tulisan2 satantangan ekonomi bernafaskan ke-Islam-an 
dalam upayo kami memberantas Rentenir nan umumnya dikuasai dek ugamo subalah. 
Wassalam,Haasma Depok
 

 Pada Senin, 12 Januari 2015 6:17, Akmal Nasery Basral 
ak...@rantaunet.org menulis:
   

 Tarimo kasih Tan Mudo.Tapi tampaknyo versi online tu editingnyo masih 
berantakan (antah di versi cetak Singgalang dek ambo alun caliaknyo koran hari 
Sabtu tu). Nan aleh ado satu tabel nan indak dimuek, mungkin keterbatasan 
halaman. 
Oleh karena itu ambo kirim versi asli artikel tersebut. Semoga bermanfaat, 
terutama bagi berminat pada topik ini.
Wassalam,
ANB
* * *
Kolom
GELIATEKONOMI SYARIAH DI RANAHOleh Akmal Nasery Basral* PADA18 
Desember 2014 harian ini menurunkan artikel berjudul “Pertumbuhan EkonomiSumbar 
Kalah dari Jambi” yang menyatakan selama dua tahun terakhir Jambimenempati 
peringkat tertinggi di Sumatra dengan pertumbuhan 7,88 persen (2012)dan 7,44 
persen (2013). Sementara ekonomi Sumatra Barat tumbuh berturut-turutsebesar 
6,18 persen dan 6,38 persen.  Angka yang terakhir menempatkanSumatra Barat di 
peringkat 4 dari 10 provinsi, di bawah Bengkulu (6,6 persen)dan Babel (6,53 
persen). Namun pertumbuhan ekonomi Sumbar masih di atas SumatraUtara (6,22 
persen), Sumatra Selatan (6,01 persen) dan seterusnya sampai Riaudi posisi 
terakhir (3,5 persen).  Menurutekonom Syafruddin Karimi yang dikutip 
Singgalang,“Pertumbuhan ekonomi itu berbanding lurus dengan penduduk miskin. 
Pemerintahharus berusaha melecut pertumbuhan ekonomi di daerah. Investasi 
pentingsehingga lapangan kerja terbuka dan pasar bergerak.”    Jikadata 
pertumbuhan ekonomi itu dilanjutkan sampai pada Triwulan II 2014, makadata 
resmi yang dilansir BPS Sumatra Barat menunjukkan angka sebesar 6,30persen. 
Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor pengangkutan dan komunikasisebesar 
9,5 persen dan terendah pada sektor pengolahan sebesar 1,6 persen. Sampai 
artikel ini ditulis,data pertumbuhan ekonomi Sumbar di tahun 2014 secara utuh 
belum didapat, namunbisa diduga tak akan beranjak jauh dari kisaran 6,30 persen 
yang tercatat padapertengahan tahun lalu. PapanTengah di Ekonomi Syariah
    Jikapertumbuhan ekonomi (umum) Sumbar berada di “papan tengah” peringkat 
Sumatra,lantas bagaimana pertumbuhan ekonomi syariah (PES) dari provinsi yang 
berspiritadat basandi syarak, syarak basandikitabullah ini? Apakah nilai-nilai 
keislaman ABS SBK itu sudah sempurnamenjiwai aktivitas ekonomi dan mendongkrak 
peringkat Sumbar?    Datayang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (Juni 
2014) untuk DPK (Dana Pihak Ketiga)pada bank syariah di Sumatra Barat selama 
tahun 2014 adalah sebanyak Rp. 2,533trilyun (1,38%) dari total DPK Perbankan 
Syariah Nasional.  Ini menempatkan Sumbar pada peringkat 12 daritotal 34 
provinsi, dengan peringkat utama nasional diraih oleh DKI Jakartasebanyak Rp. 
Rp. 91,07 trilyun (49,44 persen).     Komparasidengan DKI tentu jauh 
panggang dari api mengingat skala ekonomi syariah diibukota yang jauh lebih 
berdenyut. Tetapi bagaimana dengan peringkat Sumbar diPulau Sumatra sendiri 
dibandingkan 9 provinsi lain? Ternyata agak mengejutkankarena peringkat itu 
persis sama seperti posisi Sumbar dalam pertumbuhanekonomi (umum): yakni di 
peringkat ke-4. Yang lebih mengejutkan tiga posisiteratas justru ditempati oleh 
provinsi-provinsi yang berada di bawah Sumbardalam peringkat pertumbuhan 
ekonomi (umum), yakni Sumatra Selatan dengan Rp.3,760 trilyun (2,03 persen) di 
peringkat ketiga, Riau dengan Rp. 3,788 trilyun(2,04 persen) di peringkat 
kedua, dan Sumatra Utara dengan Rp. 6,214 trilyun(3,35 persen) di peringkat 
pertama. Data itu sekaligus menunjukkan DPKperbankan syariah di Sumatra Utara 
lebih dari dua kali DPK yang berada diSumbar.   Tabel. PENYEBARANDPK PERBANKAN 
SYARIAH 2014
Dalam Milyar Rp.
|  No.  |  Provinsi  |  Total  |  Prosentase  |
|  1.  |  Aceh  |  Rp.   2.310  |    1,25 %  |
|  2.  |  Sumatra Utara  |  Rp.   6.214  |    3,35 %  |
|  3.   |  Sumatra Barat   |  Rp.   2.553  |    1,38 %  |
|  4.   |  Sumatra Selatan   |  Rp.   3.760  |    2,03 %  |
|  5.  |  Bangka Belitung  |  Rp.       182  |    0,10 %  |
|  6.  |  Jambi  |  Rp.   925  |    0,50 %  |
|  7.   |  Bengkulu  |  Rp.       423  |    0,23 %  |
|  8.   |  Riau  |  Rp.   3.788  |    2,04 %  |
|  9.   |  Kepulauan Riau  |  Rp.   1.644  |    0,89 %  |
|  10.   |  Lampung  |  Rp.   1.506  |    0,81 %  |
|  11.  |  DKI Jakarta  |  Rp. 91.708  |  49,44 %  |
|  12.  |  Jawa Barat  |  Rp.  20.861  |  11,25 %  |
|  13.  |  Banten  |  Rp.    4.783  |    2,58%  |
|  14.  |  Jawa Tengah  |  Rp.    8.302  |    4,48 %  |
|  15.   |  D.I. Jogjakarta  |  Rp.    2.939  |    1,58 %  |
|  16.  |  Jawa Timur  |  Rp.  

Bls: [R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH

2015-01-12 Terurut Topik 'asmun sjueib' via RantauNet
Aww. Tks. informasi ekonomi syariah Provinsi Sumatera Barat tsb. Wass. Haasma 
Depok
 

 Pada Sabtu, 10 Januari 2015 17:31, Nofend St. Mudo nof...@rantaunet.org 
menulis:
   

 Singgalang, 10 Januari 2015
GELIAT EKONOMI SYARIAHAkmal Nasery Basral — PADA 18 Desember 2014 harian ini 
menurunkan artikel berjudul Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Kalah dari Jambi yang 
menyatakan selama dua tahun terakhir Jambi menempati peringkat tertinggi di 
Sumatra dengan pertumbuhan 7,88 persen (2012) dan 7,44 persen (2013). Sementara 
ekonomi Sumatra Barat tumbuh berturut-turut sebesar 6,18 persen dan 6,38 persen.
Angka yang terakhir menempatkan Sumatra Barat di peringkat 4 dari 10 provinsi, 
di bawah Bengkulu (6,6 persen) dan Babel (6,53 persen). Namun pertumbuhan 
ekonomi Sumbar masih di atas Sumatra Utara (6,22 persen), Sumatra Selatan (6,01 
persen) dan seterusnya sampai Riau di posisi terakhir (3,5 persen).Untuk 
lengkapnya baca di sini:http://hariansinggalang.co.id/geliat-ekonomi-syariah/



-- 

Wassalam

Nofend St. Mudo
37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan
Tweet: @nofend | YM: rankmarola 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


   

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH

2015-01-11 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Tarimo kasih Tan Mudo.
Tapi tampaknyo versi online tu editingnyo masih berantakan (antah di versi
cetak *Singgalang* dek ambo alun caliaknyo koran hari Sabtu tu). Nan aleh
ado satu tabel nan indak dimuek, mungkin keterbatasan halaman.

Oleh karena itu ambo kirim versi asli artikel tersebut. Semoga bermanfaat,
terutama bagi berminat pada topik ini.

Wassalam,

ANB

* * *

Kolom


*GELIAT EKONOMI SYARIAH DI RANAH*

Oleh Akmal Nasery Basral*



PADA 18 Desember 2014 harian ini menurunkan artikel berjudul
“Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Kalah dari Jambi” yang menyatakan selama dua
tahun terakhir Jambi menempati peringkat tertinggi di Sumatra dengan
pertumbuhan 7,88 persen (2012) dan 7,44 persen (2013). Sementara ekonomi
Sumatra Barat tumbuh berturut-turut sebesar 6,18 persen dan 6,38 persen.

Angka yang terakhir menempatkan Sumatra Barat di peringkat 4 dari 10
provinsi, di bawah Bengkulu (6,6 persen) dan Babel (6,53 persen). Namun
pertumbuhan ekonomi Sumbar masih di atas Sumatra Utara (6,22 persen),
Sumatra Selatan (6,01 persen) dan seterusnya sampai Riau di posisi terakhir
(3,5 persen).  Menurut ekonom Syafruddin Karimi yang dikutip *Singgalang*,
“Pertumbuhan ekonomi itu berbanding lurus dengan penduduk miskin.
Pemerintah harus berusaha melecut pertumbuhan ekonomi di daerah. Investasi
penting sehingga lapangan kerja terbuka dan pasar bergerak.”

Jika data pertumbuhan ekonomi itu dilanjutkan sampai pada
Triwulan II 2014, maka data resmi yang dilansir BPS Sumatra Barat
menunjukkan angka sebesar 6,30 persen. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,5 persen dan terendah pada
sektor pengolahan sebesar 1,6 persen.

Sampai artikel ini ditulis, data pertumbuhan ekonomi Sumbar di tahun 2014
secara utuh belum didapat, namun bisa diduga tak akan beranjak jauh dari
kisaran 6,30 persen yang tercatat pada pertengahan tahun lalu.



*Papan Tengah di Ekonomi Syariah*

Jika pertumbuhan ekonomi (umum) Sumbar berada di “papan tengah”
peringkat Sumatra, lantas bagaimana pertumbuhan ekonomi syariah (PES) dari
provinsi yang berspirit *adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah*
ini? Apakah nilai-nilai keislaman ABS SBK itu sudah sempurna menjiwai
aktivitas ekonomi dan mendongkrak peringkat Sumbar?

Data yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (Juni 2014) untuk DPK
(Dana Pihak Ketiga) pada bank syariah di Sumatra Barat selama tahun 2014
adalah sebanyak Rp. 2,533 trilyun (1,38%) dari total DPK Perbankan Syariah
Nasional.  Ini menempatkan Sumbar pada peringkat 12 dari total 34 provinsi,
dengan peringkat utama nasional diraih oleh DKI Jakarta sebanyak Rp. Rp.
91,07 trilyun (49,44 persen).

Komparasi dengan DKI tentu jauh panggang dari api mengingat
skala ekonomi syariah di ibukota yang jauh lebih berdenyut. Tetapi
bagaimana dengan peringkat Sumbar di Pulau Sumatra sendiri dibandingkan 9
provinsi lain? Ternyata agak mengejutkan karena peringkat itu persis sama
seperti posisi Sumbar dalam pertumbuhan ekonomi (umum): yakni di peringkat
ke-4. Yang lebih mengejutkan tiga posisi teratas justru ditempati oleh
provinsi-provinsi yang berada di bawah Sumbar dalam peringkat pertumbuhan
ekonomi (umum), yakni Sumatra Selatan dengan Rp. 3,760 trilyun (2,03
persen) di peringkat ketiga, Riau dengan Rp. 3,788 trilyun (2,04 persen) di
peringkat kedua, dan Sumatra Utara dengan Rp. 6,214 trilyun (3,35 persen)
di peringkat pertama. Data itu sekaligus menunjukkan DPK perbankan syariah
di Sumatra Utara lebih dari dua kali DPK yang berada di Sumbar.



Tabel. *PENYEBARAN DPK PERBANKAN SYARIAH 2014*


Dalam Milyar Rp.

*No.*

*Provinsi*

*Total*

*Prosentase*

1.

Aceh

Rp.   2.310

  1,25 %

2.

Sumatra Utara

Rp.   6.214

  3,35 %

3.

Sumatra Barat

Rp.   2.553

  1,38 %

4.

Sumatra Selatan

Rp.   3.760

  2,03 %

5.

Bangka Belitung

Rp.   182

  0,10 %

6.

Jambi

Rp.   925

  0,50 %

7.

Bengkulu

Rp.   423

  0,23 %

8.

Riau

Rp.   3.788

  2,04 %

9.

Kepulauan Riau

Rp.   1.644

  0,89 %

10.

Lampung

Rp.   1.506

  0,81 %

11.

DKI Jakarta

Rp. 91.708

49,44 %

12.

Jawa Barat

Rp.  20.861

11,25 %

13.

Banten

Rp.4.783

  2,58%

14.

Jawa Tengah

Rp.8.302

  4,48 %

15.

D.I. Jogjakarta

Rp.2.939

  1,58 %

16.

Jawa Timur

Rp.  16.581

  8,94 %

17.

Bali

Rp.   743

  0,40 %

18.

Kalimantan Barat

Rp.1.478

  0,80 %

19.

Kalimantan Tengah

Rp.   495

  0,27 %

20.

Kalimantan Timur

Rp.   3.666

  1,98 %

21.

Kalimantan Selatan

Rp.   2.523

  1,36 %

22.

Sulawesi Utara

Rp.  207

  0,11 %

23.

Gorontalo

Rp.  294

  0,16 %

24.

Sulawesi Barat

Rp.99

  0,05 %

25.

Sulawesi Tengah

Rp.  682

  0,37 %

26.

Sulawesi Tenggara

Rp.  622

  0,34 %

27.

Sulawesi Selatan

Rp.  2.785

  1,50 %

28.

Maluku

Rp.  229

  0,12 %

29.

Maluku Utara

Rp.  264

  0,14 %

30.

Nusa Tenggara Barat

Rp.  919

  0,50 %

31.

Nusa Tenggara Timur

Rp.  124

  0,07 %

32.

Irian 

[R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH

2015-01-10 Terurut Topik Nofend St. Mudo
*Singgalang*, 10 Januari 2015

*GELIAT EKONOMI SYARIAH*

Akmal Nasery Basral — PADA 18 Desember 2014 harian ini menurunkan artikel
berjudul Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Kalah dari Jambi yang menyatakan selama
dua tahun terakhir Jambi menempati peringkat tertinggi di Sumatra dengan
pertumbuhan 7,88 persen (2012) dan 7,44 persen (2013).

Sementara ekonomi Sumatra Barat tumbuh berturut-turut sebesar 6,18 persen
dan 6,38 persen.
Angka yang terakhir menempatkan Sumatra Barat di peringkat 4 dari 10
provinsi, di bawah Bengkulu (6,6 persen) dan Babel (6,53 persen). Namun
pertumbuhan ekonomi Sumbar masih di atas Sumatra Utara (6,22 persen),
Sumatra Selatan (6,01 persen) dan seterusnya sampai Riau di posisi terakhir
(3,5 persen).

Untuk lengkapnya baca di sini:

http://hariansinggalang.co.id/geliat-ekonomi-syariah/



-- 



*Wassalam*



*Nofend St. Mudo37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok
SelatanTweet: @nofend http://twitter.com/#!/@nofend | YM: rankmarola *

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.