Re: [R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH
Nakan St Mudo, ANB dan sanak dipalanta n.a.h Dengan tabel yang diberikan ANB, memang timbul keprehatinan kita, dipangka ABS SBK bana, sambutan DPK (Dana PIhak Ketiga), kurang kepada Ekonomi Syari'ah. Ini mungkin terkendala belum semua ibu kota kecamatan ada penampungt DPK (Bank Syariah/Mandiri Syari'ah) ekonomi Syariah. Ibu kota kecamatan saja belum ada Bank Sraria'hnya, apalagi di nagari yang bukan ibu kota kecamatan. Umumnya BRI lebih duluan masuk ke Nagari, hampir setiap nagari di Sumbar ada BRI, ini sudah dimulai pada Era orde baru untuk menampung setoran kredit KUD, pupuk, bibit dll. Dikampung saya Talang ibu kota kecamatan Gn Talang, sampai sekarang belum ada Bank Syariah, orang masih ke BRI. Bank Syariah baru ada di ibu Kota Kabupaten. Mudah-mudaha kedepan setiap nagari ada bank Syari'ah untuk menampung DPK dari nagari ini. Bank Syari'ah baru dikenal di Solok mungkin 5 atau 7 tahunan ini. Di ibu kota kabupaten Solsel, kampung nakan St.Mudo mulai bilo ado Bank Syari'ah, alah bara buah bank Syariah di Solsel. Kito berharap semoga DPK urang minang indak disalurkan ke bank lain kecuali Bank Syari'ah dan Muamalat Saingan berat hanya BRI, karena UMKN, KUR dsb, nampaknyo oleh pemerintah diperioritakan ke BRI, dan hampir ditiap nagari ada BRI. Kalau DPK dari pengusaha menengah boleh dikatakan hitungan jari di nagari, apalagi besar. Kita dorong bersama dimulai dari keluarga kita dan sanak famili untuk menempatkan DPK nya di BankSyari'ah/ Muamalat. Wass, Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Bls: [R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH
Aww. DearAdd. ANB. n.a.banggakan.Tarimo kasih kiriman tulisan hal pokok email diateih sangeik bamanfaat. Kami sadang mamulai KJS Al Jiran basamo jo HAJ (H.Aswin Jusar) dengan basis Masjid Al Muhajirin Kota Depok.Ambo sangeik batarimo kasih pabilo ado tulisan2 satantangan ekonomi bernafaskan ke-Islam-an dalam upayo kami memberantas Rentenir nan umumnya dikuasai dek ugamo subalah. Wassalam,Haasma Depok Pada Senin, 12 Januari 2015 6:17, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org menulis: Tarimo kasih Tan Mudo.Tapi tampaknyo versi online tu editingnyo masih berantakan (antah di versi cetak Singgalang dek ambo alun caliaknyo koran hari Sabtu tu). Nan aleh ado satu tabel nan indak dimuek, mungkin keterbatasan halaman. Oleh karena itu ambo kirim versi asli artikel tersebut. Semoga bermanfaat, terutama bagi berminat pada topik ini. Wassalam, ANB * * * Kolom GELIATEKONOMI SYARIAH DI RANAHOleh Akmal Nasery Basral* PADA18 Desember 2014 harian ini menurunkan artikel berjudul “Pertumbuhan EkonomiSumbar Kalah dari Jambi” yang menyatakan selama dua tahun terakhir Jambimenempati peringkat tertinggi di Sumatra dengan pertumbuhan 7,88 persen (2012)dan 7,44 persen (2013). Sementara ekonomi Sumatra Barat tumbuh berturut-turutsebesar 6,18 persen dan 6,38 persen. Angka yang terakhir menempatkanSumatra Barat di peringkat 4 dari 10 provinsi, di bawah Bengkulu (6,6 persen)dan Babel (6,53 persen). Namun pertumbuhan ekonomi Sumbar masih di atas SumatraUtara (6,22 persen), Sumatra Selatan (6,01 persen) dan seterusnya sampai Riaudi posisi terakhir (3,5 persen). Menurutekonom Syafruddin Karimi yang dikutip Singgalang,“Pertumbuhan ekonomi itu berbanding lurus dengan penduduk miskin. Pemerintahharus berusaha melecut pertumbuhan ekonomi di daerah. Investasi pentingsehingga lapangan kerja terbuka dan pasar bergerak.” Jikadata pertumbuhan ekonomi itu dilanjutkan sampai pada Triwulan II 2014, makadata resmi yang dilansir BPS Sumatra Barat menunjukkan angka sebesar 6,30persen. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor pengangkutan dan komunikasisebesar 9,5 persen dan terendah pada sektor pengolahan sebesar 1,6 persen. Sampai artikel ini ditulis,data pertumbuhan ekonomi Sumbar di tahun 2014 secara utuh belum didapat, namunbisa diduga tak akan beranjak jauh dari kisaran 6,30 persen yang tercatat padapertengahan tahun lalu. PapanTengah di Ekonomi Syariah Jikapertumbuhan ekonomi (umum) Sumbar berada di “papan tengah” peringkat Sumatra,lantas bagaimana pertumbuhan ekonomi syariah (PES) dari provinsi yang berspiritadat basandi syarak, syarak basandikitabullah ini? Apakah nilai-nilai keislaman ABS SBK itu sudah sempurnamenjiwai aktivitas ekonomi dan mendongkrak peringkat Sumbar? Datayang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (Juni 2014) untuk DPK (Dana Pihak Ketiga)pada bank syariah di Sumatra Barat selama tahun 2014 adalah sebanyak Rp. 2,533trilyun (1,38%) dari total DPK Perbankan Syariah Nasional. Ini menempatkan Sumbar pada peringkat 12 daritotal 34 provinsi, dengan peringkat utama nasional diraih oleh DKI Jakartasebanyak Rp. Rp. 91,07 trilyun (49,44 persen). Komparasidengan DKI tentu jauh panggang dari api mengingat skala ekonomi syariah diibukota yang jauh lebih berdenyut. Tetapi bagaimana dengan peringkat Sumbar diPulau Sumatra sendiri dibandingkan 9 provinsi lain? Ternyata agak mengejutkankarena peringkat itu persis sama seperti posisi Sumbar dalam pertumbuhanekonomi (umum): yakni di peringkat ke-4. Yang lebih mengejutkan tiga posisiteratas justru ditempati oleh provinsi-provinsi yang berada di bawah Sumbardalam peringkat pertumbuhan ekonomi (umum), yakni Sumatra Selatan dengan Rp.3,760 trilyun (2,03 persen) di peringkat ketiga, Riau dengan Rp. 3,788 trilyun(2,04 persen) di peringkat kedua, dan Sumatra Utara dengan Rp. 6,214 trilyun(3,35 persen) di peringkat pertama. Data itu sekaligus menunjukkan DPKperbankan syariah di Sumatra Utara lebih dari dua kali DPK yang berada diSumbar. Tabel. PENYEBARANDPK PERBANKAN SYARIAH 2014 Dalam Milyar Rp. | No. | Provinsi | Total | Prosentase | | 1. | Aceh | Rp. 2.310 | 1,25 % | | 2. | Sumatra Utara | Rp. 6.214 | 3,35 % | | 3. | Sumatra Barat | Rp. 2.553 | 1,38 % | | 4. | Sumatra Selatan | Rp. 3.760 | 2,03 % | | 5. | Bangka Belitung | Rp. 182 | 0,10 % | | 6. | Jambi | Rp. 925 | 0,50 % | | 7. | Bengkulu | Rp. 423 | 0,23 % | | 8. | Riau | Rp. 3.788 | 2,04 % | | 9. | Kepulauan Riau | Rp. 1.644 | 0,89 % | | 10. | Lampung | Rp. 1.506 | 0,81 % | | 11. | DKI Jakarta | Rp. 91.708 | 49,44 % | | 12. | Jawa Barat | Rp. 20.861 | 11,25 % | | 13. | Banten | Rp. 4.783 | 2,58% | | 14. | Jawa Tengah | Rp. 8.302 | 4,48 % | | 15. | D.I. Jogjakarta | Rp. 2.939 | 1,58 % | | 16. | Jawa Timur | Rp.
Bls: [R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH
Aww. Tks. informasi ekonomi syariah Provinsi Sumatera Barat tsb. Wass. Haasma Depok Pada Sabtu, 10 Januari 2015 17:31, Nofend St. Mudo nof...@rantaunet.org menulis: Singgalang, 10 Januari 2015 GELIAT EKONOMI SYARIAHAkmal Nasery Basral — PADA 18 Desember 2014 harian ini menurunkan artikel berjudul Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Kalah dari Jambi yang menyatakan selama dua tahun terakhir Jambi menempati peringkat tertinggi di Sumatra dengan pertumbuhan 7,88 persen (2012) dan 7,44 persen (2013). Sementara ekonomi Sumatra Barat tumbuh berturut-turut sebesar 6,18 persen dan 6,38 persen. Angka yang terakhir menempatkan Sumatra Barat di peringkat 4 dari 10 provinsi, di bawah Bengkulu (6,6 persen) dan Babel (6,53 persen). Namun pertumbuhan ekonomi Sumbar masih di atas Sumatra Utara (6,22 persen), Sumatra Selatan (6,01 persen) dan seterusnya sampai Riau di posisi terakhir (3,5 persen).Untuk lengkapnya baca di sini:http://hariansinggalang.co.id/geliat-ekonomi-syariah/ -- Wassalam Nofend St. Mudo 37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan Tweet: @nofend | YM: rankmarola -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH
Tarimo kasih Tan Mudo. Tapi tampaknyo versi online tu editingnyo masih berantakan (antah di versi cetak *Singgalang* dek ambo alun caliaknyo koran hari Sabtu tu). Nan aleh ado satu tabel nan indak dimuek, mungkin keterbatasan halaman. Oleh karena itu ambo kirim versi asli artikel tersebut. Semoga bermanfaat, terutama bagi berminat pada topik ini. Wassalam, ANB * * * Kolom *GELIAT EKONOMI SYARIAH DI RANAH* Oleh Akmal Nasery Basral* PADA 18 Desember 2014 harian ini menurunkan artikel berjudul “Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Kalah dari Jambi” yang menyatakan selama dua tahun terakhir Jambi menempati peringkat tertinggi di Sumatra dengan pertumbuhan 7,88 persen (2012) dan 7,44 persen (2013). Sementara ekonomi Sumatra Barat tumbuh berturut-turut sebesar 6,18 persen dan 6,38 persen. Angka yang terakhir menempatkan Sumatra Barat di peringkat 4 dari 10 provinsi, di bawah Bengkulu (6,6 persen) dan Babel (6,53 persen). Namun pertumbuhan ekonomi Sumbar masih di atas Sumatra Utara (6,22 persen), Sumatra Selatan (6,01 persen) dan seterusnya sampai Riau di posisi terakhir (3,5 persen). Menurut ekonom Syafruddin Karimi yang dikutip *Singgalang*, “Pertumbuhan ekonomi itu berbanding lurus dengan penduduk miskin. Pemerintah harus berusaha melecut pertumbuhan ekonomi di daerah. Investasi penting sehingga lapangan kerja terbuka dan pasar bergerak.” Jika data pertumbuhan ekonomi itu dilanjutkan sampai pada Triwulan II 2014, maka data resmi yang dilansir BPS Sumatra Barat menunjukkan angka sebesar 6,30 persen. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,5 persen dan terendah pada sektor pengolahan sebesar 1,6 persen. Sampai artikel ini ditulis, data pertumbuhan ekonomi Sumbar di tahun 2014 secara utuh belum didapat, namun bisa diduga tak akan beranjak jauh dari kisaran 6,30 persen yang tercatat pada pertengahan tahun lalu. *Papan Tengah di Ekonomi Syariah* Jika pertumbuhan ekonomi (umum) Sumbar berada di “papan tengah” peringkat Sumatra, lantas bagaimana pertumbuhan ekonomi syariah (PES) dari provinsi yang berspirit *adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah* ini? Apakah nilai-nilai keislaman ABS SBK itu sudah sempurna menjiwai aktivitas ekonomi dan mendongkrak peringkat Sumbar? Data yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (Juni 2014) untuk DPK (Dana Pihak Ketiga) pada bank syariah di Sumatra Barat selama tahun 2014 adalah sebanyak Rp. 2,533 trilyun (1,38%) dari total DPK Perbankan Syariah Nasional. Ini menempatkan Sumbar pada peringkat 12 dari total 34 provinsi, dengan peringkat utama nasional diraih oleh DKI Jakarta sebanyak Rp. Rp. 91,07 trilyun (49,44 persen). Komparasi dengan DKI tentu jauh panggang dari api mengingat skala ekonomi syariah di ibukota yang jauh lebih berdenyut. Tetapi bagaimana dengan peringkat Sumbar di Pulau Sumatra sendiri dibandingkan 9 provinsi lain? Ternyata agak mengejutkan karena peringkat itu persis sama seperti posisi Sumbar dalam pertumbuhan ekonomi (umum): yakni di peringkat ke-4. Yang lebih mengejutkan tiga posisi teratas justru ditempati oleh provinsi-provinsi yang berada di bawah Sumbar dalam peringkat pertumbuhan ekonomi (umum), yakni Sumatra Selatan dengan Rp. 3,760 trilyun (2,03 persen) di peringkat ketiga, Riau dengan Rp. 3,788 trilyun (2,04 persen) di peringkat kedua, dan Sumatra Utara dengan Rp. 6,214 trilyun (3,35 persen) di peringkat pertama. Data itu sekaligus menunjukkan DPK perbankan syariah di Sumatra Utara lebih dari dua kali DPK yang berada di Sumbar. Tabel. *PENYEBARAN DPK PERBANKAN SYARIAH 2014* Dalam Milyar Rp. *No.* *Provinsi* *Total* *Prosentase* 1. Aceh Rp. 2.310 1,25 % 2. Sumatra Utara Rp. 6.214 3,35 % 3. Sumatra Barat Rp. 2.553 1,38 % 4. Sumatra Selatan Rp. 3.760 2,03 % 5. Bangka Belitung Rp. 182 0,10 % 6. Jambi Rp. 925 0,50 % 7. Bengkulu Rp. 423 0,23 % 8. Riau Rp. 3.788 2,04 % 9. Kepulauan Riau Rp. 1.644 0,89 % 10. Lampung Rp. 1.506 0,81 % 11. DKI Jakarta Rp. 91.708 49,44 % 12. Jawa Barat Rp. 20.861 11,25 % 13. Banten Rp.4.783 2,58% 14. Jawa Tengah Rp.8.302 4,48 % 15. D.I. Jogjakarta Rp.2.939 1,58 % 16. Jawa Timur Rp. 16.581 8,94 % 17. Bali Rp. 743 0,40 % 18. Kalimantan Barat Rp.1.478 0,80 % 19. Kalimantan Tengah Rp. 495 0,27 % 20. Kalimantan Timur Rp. 3.666 1,98 % 21. Kalimantan Selatan Rp. 2.523 1,36 % 22. Sulawesi Utara Rp. 207 0,11 % 23. Gorontalo Rp. 294 0,16 % 24. Sulawesi Barat Rp.99 0,05 % 25. Sulawesi Tengah Rp. 682 0,37 % 26. Sulawesi Tenggara Rp. 622 0,34 % 27. Sulawesi Selatan Rp. 2.785 1,50 % 28. Maluku Rp. 229 0,12 % 29. Maluku Utara Rp. 264 0,14 % 30. Nusa Tenggara Barat Rp. 919 0,50 % 31. Nusa Tenggara Timur Rp. 124 0,07 % 32. Irian
[R@ntau-Net] GELIAT EKONOMI SYARIAH
*Singgalang*, 10 Januari 2015 *GELIAT EKONOMI SYARIAH* Akmal Nasery Basral — PADA 18 Desember 2014 harian ini menurunkan artikel berjudul Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Kalah dari Jambi yang menyatakan selama dua tahun terakhir Jambi menempati peringkat tertinggi di Sumatra dengan pertumbuhan 7,88 persen (2012) dan 7,44 persen (2013). Sementara ekonomi Sumatra Barat tumbuh berturut-turut sebesar 6,18 persen dan 6,38 persen. Angka yang terakhir menempatkan Sumatra Barat di peringkat 4 dari 10 provinsi, di bawah Bengkulu (6,6 persen) dan Babel (6,53 persen). Namun pertumbuhan ekonomi Sumbar masih di atas Sumatra Utara (6,22 persen), Sumatra Selatan (6,01 persen) dan seterusnya sampai Riau di posisi terakhir (3,5 persen). Untuk lengkapnya baca di sini: http://hariansinggalang.co.id/geliat-ekonomi-syariah/ -- *Wassalam* *Nofend St. Mudo37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok SelatanTweet: @nofend http://twitter.com/#!/@nofend | YM: rankmarola * -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.