Re: [R@ntau-Net] MALAYSIA 2015

2012-11-30 Terurut Topik Hanifah Damanhuri
Assalammualaikum Wr Wb dunsanak sapalanta

Dek KujmCer ini nanti direncanakan akan mendunia
Alah tamimpi-mimpi hanifah jadi cerpenis ranah ...

Padahal cerpen dun masih dalam proses baru ...

Iko sekedar balatiah manulih cerpen sambia manuangkan mimpi.

Lupo pulo manulihkan dek takana kudian ...

Nan maundang ka Malaysia adolah Prof Khairi Yusuf  nan labiah awak kenal jo
namo Bapak Sutan Sinaro he he he

Wass


Hanifah

Pada 29 November 2012 13:51, Reflusmen Ramli reflus.ra...@yahoo.commenulis:

 Rancak bana.

 Salam
 Reflus

 Sent from my iPad

 On 29 Nov 2012, at 09:38, Akmal N. Basral an...@yahoo.com wrote:


 hahaha... buliah, buliah!

 Ambo alah curiga iko fiksi selain dari judul juga penyebutan Universitas
 Kebangsaan Malaysia dek karano saingek ambo namonyo UNIVERSITI bukan
 Universitas. Kebetulan ambo pernah tingga di asrama mahasiswa UKM di KL
 salamo sapakan saat kuliah dulu.

 Salam kreatif Uni,

 Akmal N. Basral

 Sent from my iPad

 On Nov 29, 2012, at 8:15 AM, Hanifah Damanhuri ifah...@gmail.com wrote:

 MALAYSIA 2015



 Tidak sepeti kedatanganku pertama kali bersama keluarga ke Negara Malaysia
  pada tahun 2011 yang lalu. Datang dengan biaya sendiri dan menghabiskan
 waktu di tempat-tempat rekreasi seperti Genting Highland. Decak kagum tak
 henti-hentinya terlontar kepada pengembang yang mampu mengubah wajah puncak
 bukit yang sunyi, hijau dan berkabut menjadi tempat yang  yang hiruk
 pikuk oleh teriakan-teriakan histeris para tamu yang menikmati arena
 permainan yang disediakan. Kamipun tak menyia nyiakan kesempatan ini dan
 ikut mencoba beberapa permainan.  Teriakan-teriakan bebas yang tak bisa
 di tahan, keluar bersamaan rasa takut yang tak terperikan ketika menaikki
 ayunan yang tinggi dengan ayunan yang kencang sekali.

 Sempat kulihat wajah pucat suamiku tetapi aku tak bisa menyapanya walau
 hanya dengan mata. Aku rasa wajahku tak jauh beda, pastilah pucat juga
 karena ketakutan



 “ H ngerrriii “, kataku pada suami ketika ayunan sudah berhenti



 “ He he he cukuplah sekali ini saja kita naik, ya ngeriii”, jawab suamiki



 “ Kasih minum pa”, pintaku pada suami yang memegang minuman

 “ Kita duduk dulu disana sambil minum” ajak suamiku menunjuk tempat duduk



 Hujan rintik-rintik yang turun membuat kami harus mencari tempat yang
 teduh. Tak terasa kami sudah berada dalam gedung yang megah dengan banyak
 pilihan mainan di sana. Matakupun sempat membaca papan petunjuk kalau itu
 adalah ruangan tempat mengadu nasib para pejudi. Tempat yang menjadi daya
 tarik utama para pecandu kelas dunia.

  “ di ruangan itu seseorang bisa berubah jadi kaya mendadak, dan di
 tempat itu pula seseorang yang datang segar bugar keluarnya bisa lemas dan
 stroke dan kehilangan kekayaan”, kata teman suamiku yang menemani kami
 menjelaskan.

 “ Astaghfirullah”, kataku menyela

 …



 Kali ini aku datang sebagai pemakalah dalam bidang Pendidikan Matematika
 di  Universitas Kebangsaan Malaysia.  Datang atas undangan dan segala
 keperluan selama disana sudah disiapkan panitia. Aku tak sendirian yang di
 undang. Ada Bapak Zultan ahli statistik dari IPB. Ada Rita D dari Bung
 Hatta yang juga ahli Pendidikan Matematika sepertiku. Kesempatan yang
 langka dan yang membuat kami bisa berkenalan di dunia nyata walau
 sebenarnya di dunia maya kami sudah sangat kenal. Alhamdulillah.

 “Zultan”, katanya memperkenalkan diri

 “ Hanifah”, balasku

 Hmm ternyata Bapak Zultan ganteng juga kataku dalam hati

 “Rita”, kudengar Rita berkenalan dengan Bapak Zultan

 Aku tak perlu berkenaklan lagi denghan Rita, karena kami pada tahun 2012
 pernah bertemu pada seminar internasional yang diadakan UNP.

 Bapak Zultan yang lucu, dan murai Kukuban yang lincah membuat suasana
 menjadi hangat. Kami serasa sudah kenal sejak dari kecil. Sepertinya
 sama-sama memiliki hobbi yang sama, sama-sama senang mengolah angka dan
 sama-sama suka membaca cerita dan bercerita.  Diam-diam aku malah
 mengagumi cara bercerita Bapak Zultan di milis RN. Terkesan seenaknya
 tetapi seakan-akan nyata. Aku kagum pada kemampuannya. Rita begitu juga,
 tulisannya enak dibaca, kadang kami berbalas tulisan ketika Rita masih
 aktif di RN.



 Usai acara seminar, sekelompok mahasiswa mendatangi kami.  Mereka minta
 tanda tangan pada Rita dan padaku. Tentu saja aku tercengang saat itu, tak
 biasanya mahasiswa meminta tanda tangan usai seminar kepada pemakalah.
 Salah seorang dari mereka berkata “ Bu, kami dari Negeri Sembilan, kami
 memiliki KumCer Ranah, kami minta tanda tangan, bukankah ibu berdua ikut
 menulisnya?”. Aku memandang Rita dan tertawa bersama. Ku lihat Bapak Zultan
 menghindar dan meninggalkan kami.

 Rita yang dikenal sebagai Murai Kukuban asyik berbagi tanda tangan dan
 berbagi cerita. Aku menyimak saja sambil b erbagi tanda tangan.



 Terbebas dari rombongan mahasiswa yang minta tanda tangan. Aku coba
 merenung tentang peristiwa yang terjadi barusan  Akupun tersenyum
 sendiri, Cerpen pertamaku yang banyak di edit oleh cerpenis terkemuka di
 

Re: [R@ntau-Net] MALAYSIA 2015

2012-11-30 Terurut Topik ZulTan

Hm
Kisah yang menarik.  Kejujuran Ibu Ifah patut diapresiasi.  Terlebih ketika 
beliau menulis ternyata Bapak Zultan ganteng juga. Hehe...

Walaupun sama ke Genting, tapi saya pulang sore, sampai ditinggal bus 
ulang-alik KL Sentral - Genting.  Akhirnya naik taksi omprengan, RM50.  
Beruntung Bu Ifah dan suami lekas pulang.  Tapi saya ingin kembali ke sana.  
Track Gandolanya menembus awan, wow.  Unbelievable.

Salam Matematika buat Bu Ifah.

Salam,
ZulTan, L,52, Sadang babelok ka Sydney


-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





Re: [R@ntau-Net] MALAYSIA 2015

2012-11-30 Terurut Topik Hanifah Damanhuri
he he he kalau di kodak memang ganteng tampaknya.
pasti di sayang guru matematika sangkek sikola.


Salam matematika kembali

Agak tasabak aia mato dapek salam matematika

Nasib nan mambaok hanifah banting stir kambali mambahas pendidikan
matematika.

Walau sempat error babarapokali katiko manjawab TTS Bapak Zultan ... namun
hanifah bausaho bisa pulih kembali.

Alergi darah asing yg masuk lewat transfusi telah merubah sistim dalam
tubuh.

Alhamdulillah ... sekarang hanifah sudah lumayan bugar

Makasih salamnya ya

Wass


Hanifah



Pada 1 Desember 2012 04:55, ZulTan zul_...@yahoo.com menulis:


 Hm
 Kisah yang menarik.  Kejujuran Ibu Ifah patut diapresiasi.  Terlebih
 ketika beliau menulis ternyata Bapak Zultan ganteng juga. Hehe...

 Walaupun sama ke Genting, tapi saya pulang sore, sampai ditinggal bus
 ulang-alik KL Sentral - Genting.  Akhirnya naik taksi omprengan, RM50.
 Beruntung Bu Ifah dan suami lekas pulang.  Tapi saya ingin kembali ke
 sana.  Track Gandolanya menembus awan, wow.  Unbelievable.

 Salam Matematika buat Bu Ifah.

 Salam,
 ZulTan, L,52, Sadang babelok ka Sydney


  --
 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
 http://groups.google.com/group/RantauNet/~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
 - DILARANG:
 1. E-mail besar dari 200KB;
 2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi;
 3. One Liner.
 - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
 http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
 - Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 - Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/





-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





Re: [R@ntau-Net] MALAYSIA 2015

2012-11-28 Terurut Topik Akmal N. Basral

hahaha... buliah, buliah!

Ambo alah curiga iko fiksi selain dari judul juga penyebutan Universitas 
Kebangsaan Malaysia dek karano saingek ambo namonyo UNIVERSITI bukan 
Universitas. Kebetulan ambo pernah tingga di asrama mahasiswa UKM di KL salamo 
sapakan saat kuliah dulu. 

Salam kreatif Uni,

Akmal N. Basral 

Sent from my iPad

On Nov 29, 2012, at 8:15 AM, Hanifah Damanhuri ifah...@gmail.com wrote:

 MALAYSIA 2015
 
  
 
 Tidak sepeti kedatanganku pertama kali bersama keluarga ke Negara Malaysia  
 pada tahun 2011 yang lalu. Datang dengan biaya sendiri dan menghabiskan waktu 
 di tempat-tempat rekreasi seperti Genting Highland. Decak kagum tak 
 henti-hentinya terlontar kepada pengembang yang mampu mengubah wajah puncak 
 bukit yang sunyi, hijau dan berkabut menjadi tempat yang  yang hiruk pikuk 
 oleh teriakan-teriakan histeris para tamu yang menikmati arena permainan yang 
 disediakan. Kamipun tak menyia nyiakan kesempatan ini dan ikut mencoba 
 beberapa permainan.  Teriakan-teriakan bebas yang tak bisa di tahan, keluar 
 bersamaan rasa takut yang tak terperikan ketika menaikki ayunan yang tinggi 
 dengan ayunan yang kencang sekali.
 
 Sempat kulihat wajah pucat suamiku tetapi aku tak bisa menyapanya walau hanya 
 dengan mata. Aku rasa wajahku tak jauh beda, pastilah pucat juga karena 
 ketakutan
 
  
 
 “ H ngerrriii “, kataku pada suami ketika ayunan sudah berhenti
 
  
 
 “ He he he cukuplah sekali ini saja kita naik, ya ngeriii”, jawab suamiki
 
  
 
 “ Kasih minum pa”, pintaku pada suami yang memegang minuman
 
 “ Kita duduk dulu disana sambil minum” ajak suamiku menunjuk tempat duduk
 
  
 
 Hujan rintik-rintik yang turun membuat kami harus mencari tempat yang teduh. 
 Tak terasa kami sudah berada dalam gedung yang megah dengan banyak pilihan 
 mainan di sana. Matakupun sempat membaca papan petunjuk kalau itu adalah 
 ruangan tempat mengadu nasib para pejudi. Tempat yang menjadi daya tarik 
 utama para pecandu kelas dunia.
 
  “ di ruangan itu seseorang bisa berubah jadi kaya mendadak, dan di tempat 
 itu pula seseorang yang datang segar bugar keluarnya bisa lemas dan stroke 
 dan kehilangan kekayaan”, kata teman suamiku yang menemani kami menjelaskan.
 
 “ Astaghfirullah”, kataku menyela
 
 …
 
  
 
 Kali ini aku datang sebagai pemakalah dalam bidang Pendidikan Matematika di  
 Universitas Kebangsaan Malaysia.  Datang atas undangan dan segala keperluan 
 selama disana sudah disiapkan panitia. Aku tak sendirian yang di undang. Ada 
 Bapak Zultan ahli statistik dari IPB. Ada Rita D dari Bung Hatta yang juga 
 ahli Pendidikan Matematika sepertiku. Kesempatan yang langka dan yang membuat 
 kami bisa berkenalan di dunia nyata walau sebenarnya di dunia maya kami sudah 
 sangat kenal. Alhamdulillah.  
 
 “Zultan”, katanya memperkenalkan diri
 
 “ Hanifah”, balasku
 
 Hmm ternyata Bapak Zultan ganteng juga kataku dalam hati
 
 “Rita”, kudengar Rita berkenalan dengan Bapak Zultan
 
 Aku tak perlu berkenaklan lagi denghan Rita, karena kami pada tahun 2012 
 pernah bertemu pada seminar internasional yang diadakan UNP.
 
 Bapak Zultan yang lucu, dan murai Kukuban yang lincah membuat suasana menjadi 
 hangat. Kami serasa sudah kenal sejak dari kecil. Sepertinya sama-sama 
 memiliki hobbi yang sama, sama-sama senang mengolah angka dan sama-sama suka 
 membaca cerita dan bercerita.  Diam-diam aku malah mengagumi cara bercerita 
 Bapak Zultan di milis RN. Terkesan seenaknya tetapi seakan-akan nyata. Aku 
 kagum pada kemampuannya. Rita begitu juga, tulisannya enak dibaca, kadang 
 kami berbalas tulisan ketika Rita masih aktif di RN.
 
  
 
 Usai acara seminar, sekelompok mahasiswa mendatangi kami.  Mereka minta tanda 
 tangan pada Rita dan padaku. Tentu saja aku tercengang saat itu, tak biasanya 
 mahasiswa meminta tanda tangan usai seminar kepada pemakalah. Salah seorang 
 dari mereka berkata “ Bu, kami dari Negeri Sembilan, kami memiliki KumCer 
 Ranah, kami minta tanda tangan, bukankah ibu berdua ikut menulisnya?”. Aku 
 memandang Rita dan tertawa bersama. Ku lihat Bapak Zultan menghindar dan 
 meninggalkan kami.
 
 Rita yang dikenal sebagai Murai Kukuban asyik berbagi tanda tangan dan 
 berbagi cerita. Aku menyimak saja sambil b erbagi tanda tangan.
 
  
 
 Terbebas dari rombongan mahasiswa yang minta tanda tangan. Aku coba merenung 
 tentang peristiwa yang terjadi barusan  Akupun tersenyum sendiri, Cerpen 
 pertamaku yang banyak di edit oleh cerpenis terkemuka di Indonesia Akmal NB 
 dan Damhoeri telah membawa perubahan pada hidupku. Dunia mengenalku sebagai 
 cerpenis Ranah. Alhamdulillah. Nikmat Tuhan yang manalagi yang aku dustakan?
 
  
 
 “Bangun –bangun” kata suamiku menepuk pundakku
 
 Aku menggeliat malas dan tetap saja memeilih tidur dan ingin terus bermimpi.
 
 “Sudah jam berapa tuh, sholat sholat”, kata suamiku ngomel
 
 Mimpi jangan pergi  kataku dalam hati
 
  
 
  
 
 Padang, 29 November 2012
 
  
 
 Hanifah Damanhuri
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
 -- 
 -- 
 .
 * Posting yg berasal dari 

Bls: [R@ntau-Net] MALAYSIA 2015

2012-11-28 Terurut Topik amir hamzah
Hahahaha,,, ikuik tagalak galak takah da Akmal,,,

Uni Iffah,,, wakatu tu,, ambo ado juo di sinan,,, tapi sebagai mahasiswa S2 di 
kampus tuh,,,
Ambo nan mampromosikan kumcer Ranah tu ka kawan-kawan nan banyak niniak 
moyangnyo di Ranah Minang,,,
Ambo lo nan manujuakan uni Iffa jo uni Rita ka kawan-kawan,,,
Kok ambo,,, alah terkenal di kampus tu,,, de kumcer Ranah ko,,, hahahaha 
(sakali lai)

 



 Dari: Akmal N. Basral an...@yahoo.com
Kepada: rantaunet@googlegroups.com rantaunet@googlegroups.com 
Cc: rantaunet rantaunet@googlegroups.com 
Dikirim: Rabu, 28 November 2012 17:38
Judul: Re: [R@ntau-Net] MALAYSIA 2015
 



hahaha... buliah, buliah!

Ambo alah curiga iko fiksi selain dari judul juga penyebutan Universitas 
Kebangsaan Malaysia dek karano saingek ambo namonyo UNIVERSITI bukan 
Universitas. Kebetulan ambo pernah tingga di asrama mahasiswa UKM di KL salamo 
sapakan saat kuliah dulu. 

Salam kreatif Uni,

Akmal N. Basral 

Sent from my iPad

On Nov 29, 2012, at 8:15 AM, Hanifah Damanhuri ifah...@gmail.com wrote:


MALAYSIA
2015
 
Tidak
sepeti kedatanganku pertama kali bersama keluarga ke Negara Malaysia  pada 
tahun 2011 yang lalu. Datang dengan biaya
sendiri dan menghabiskan waktu di tempat-tempat rekreasi seperti Genting
Highland. Decak kagum tak henti-hentinya terlontar kepada pengembang yang mampu
mengubah wajah puncak bukit yang sunyi, hijau dan berkabut menjadi tempat yang  
yang hiruk pikuk oleh teriakan-teriakan
histeris para tamu yang menikmati arena permainan yang disediakan. Kamipun tak
menyia nyiakan kesempatan ini dan ikut mencoba beberapa permainan.  
Teriakan-teriakan bebas yang tak bisa di
tahan, keluar bersamaan rasa takut yang tak terperikan ketika menaikki ayunan
yang tinggi dengan ayunan yang kencang sekali.
Sempat
kulihat wajah pucat suamiku tetapi aku tak bisa menyapanya walau hanya dengan
mata. Aku rasa wajahku tak jauh beda, pastilah pucat juga karena ketakutan
 
“
H ngerrriii “, kataku pada suami ketika ayunan sudah berhenti
 
“
He he he cukuplah sekali ini saja kita naik, ya ngeriii”, jawab suamiki
 
“
Kasih minum pa”, pintaku pada suami yang memegang minuman
“
Kita duduk dulu disana sambil minum” ajak suamiku menunjuk tempat duduk
 
Hujan
rintik-rintik yang turun membuat kami harus mencari tempat yang teduh. Tak
terasa kami sudah berada dalam gedung yang megah dengan banyak pilihan mainan
di sana. Matakupun sempat membaca papan petunjuk kalau itu adalah ruangan
tempat mengadu nasib para pejudi. Tempat yang menjadi daya tarik utama para
pecandu kelas dunia.
 “ di ruangan itu seseorang bisa berubah jadi
kaya mendadak, dan di tempat itu pula seseorang yang datang segar bugar
keluarnya bisa lemas dan stroke dan kehilangan kekayaan”, kata teman suamiku
yang menemani kami menjelaskan.
“
Astaghfirullah”, kataku menyela
…
 
Kali
ini aku datang sebagai pemakalah dalam bidang Pendidikan Matematika di  
Universitas Kebangsaan Malaysia.  Datang atas undangan dan segala keperluan
selama disana sudah disiapkan panitia. Aku tak sendirian yang di undang. Ada
Bapak Zultan ahli statistik dari IPB. Ada Rita D dari Bung Hatta yang juga ahli
Pendidikan Matematika sepertiku. Kesempatan yang langka dan yang membuat kami
bisa berkenalan di dunia nyata walau sebenarnya di dunia maya kami sudah sangat
kenal. Alhamdulillah.  
“Zultan”,
katanya memperkenalkan diri 
“
Hanifah”, balasku
Hmm
ternyata Bapak Zultan ganteng juga kataku dalam hati
“Rita”,
kudengar Rita berkenalan dengan Bapak Zultan
Aku
tak perlu berkenaklan lagi denghan Rita, karena kami pada tahun 2012 pernah
bertemu pada seminar internasional yang diadakan UNP. 
Bapak
Zultan yang lucu, dan murai Kukuban yang lincah membuat suasana menjadi hangat.
Kami serasa sudah kenal sejak dari kecil. Sepertinya sama-sama memiliki hobbi
yang sama, sama-sama senang mengolah angka dan sama-sama suka membaca cerita
dan bercerita.  Diam-diam aku malah
mengagumi cara bercerita Bapak Zultan di milis RN. Terkesan seenaknya tetapi
seakan-akan nyata. Aku kagum pada kemampuannya. Rita begitu juga, tulisannya
enak dibaca, kadang kami berbalas tulisan ketika Rita masih aktif di RN.
 
Usai
acara seminar, sekelompok mahasiswa mendatangi kami.  Mereka minta tanda tangan 
pada Rita dan
padaku. Tentu saja aku tercengang saat itu, tak biasanya mahasiswa meminta tanda
tangan usai seminar kepada pemakalah. Salah seorang dari mereka berkata “ Bu,
kami dari Negeri Sembilan, kami memiliki KumCer Ranah, kami minta tanda tangan,
bukankah ibu berdua ikut menulisnya?”. Aku memandang Rita dan tertawa bersama.
Ku lihat Bapak Zultan menghindar dan meninggalkan kami.
Rita
yang dikenal sebagai Murai Kukuban asyik berbagi tanda tangan dan berbagi
cerita. Aku menyimak saja sambil b erbagi tanda tangan.
 
Terbebas
dari rombongan mahasiswa yang minta tanda tangan. Aku coba merenung tentang
peristiwa yang terjadi barusan  Akupun
tersenyum sendiri, Cerpen pertamaku yang banyak di edit oleh cerpenis terkemuka
di Indonesia Akmal NB dan Damhoeri telah

Re: [R@ntau-Net] MALAYSIA 2015

2012-11-28 Terurut Topik Reflusmen Ramli
Rancak bana.

Salam
Reflus

Sent from my iPad

On 29 Nov 2012, at 09:38, Akmal N. Basral an...@yahoo.com wrote:

 
 hahaha... buliah, buliah!
 
 Ambo alah curiga iko fiksi selain dari judul juga penyebutan Universitas 
 Kebangsaan Malaysia dek karano saingek ambo namonyo UNIVERSITI bukan 
 Universitas. Kebetulan ambo pernah tingga di asrama mahasiswa UKM di KL 
 salamo sapakan saat kuliah dulu. 
 
 Salam kreatif Uni,
 
 Akmal N. Basral 
 
 Sent from my iPad
 
 On Nov 29, 2012, at 8:15 AM, Hanifah Damanhuri ifah...@gmail.com wrote:
 
 MALAYSIA 2015
 
  
 
 Tidak sepeti kedatanganku pertama kali bersama keluarga ke Negara Malaysia  
 pada tahun 2011 yang lalu. Datang dengan biaya sendiri dan menghabiskan 
 waktu di tempat-tempat rekreasi seperti Genting Highland. Decak kagum tak 
 henti-hentinya terlontar kepada pengembang yang mampu mengubah wajah puncak 
 bukit yang sunyi, hijau dan berkabut menjadi tempat yang  yang hiruk pikuk 
 oleh teriakan-teriakan histeris para tamu yang menikmati arena permainan 
 yang disediakan. Kamipun tak menyia nyiakan kesempatan ini dan ikut mencoba 
 beberapa permainan.  Teriakan-teriakan bebas yang tak bisa di tahan, keluar 
 bersamaan rasa takut yang tak terperikan ketika menaikki ayunan yang tinggi 
 dengan ayunan yang kencang sekali.
 
 Sempat kulihat wajah pucat suamiku tetapi aku tak bisa menyapanya walau 
 hanya dengan mata. Aku rasa wajahku tak jauh beda, pastilah pucat juga 
 karena ketakutan
 
  
 
 “ H ngerrriii “, kataku pada suami ketika ayunan sudah berhenti
 
  
 
 “ He he he cukuplah sekali ini saja kita naik, ya ngeriii”, jawab suamiki
 
  
 
 “ Kasih minum pa”, pintaku pada suami yang memegang minuman
 
 “ Kita duduk dulu disana sambil minum” ajak suamiku menunjuk tempat duduk
 
  
 
 Hujan rintik-rintik yang turun membuat kami harus mencari tempat yang teduh. 
 Tak terasa kami sudah berada dalam gedung yang megah dengan banyak pilihan 
 mainan di sana. Matakupun sempat membaca papan petunjuk kalau itu adalah 
 ruangan tempat mengadu nasib para pejudi. Tempat yang menjadi daya tarik 
 utama para pecandu kelas dunia.
 
  “ di ruangan itu seseorang bisa berubah jadi kaya mendadak, dan di tempat 
 itu pula seseorang yang datang segar bugar keluarnya bisa lemas dan stroke 
 dan kehilangan kekayaan”, kata teman suamiku yang menemani kami menjelaskan.
 
 “ Astaghfirullah”, kataku menyela
 
 …
 
  
 
 Kali ini aku datang sebagai pemakalah dalam bidang Pendidikan Matematika di  
 Universitas Kebangsaan Malaysia.  Datang atas undangan dan segala keperluan 
 selama disana sudah disiapkan panitia. Aku tak sendirian yang di undang. Ada 
 Bapak Zultan ahli statistik dari IPB. Ada Rita D dari Bung Hatta yang juga 
 ahli Pendidikan Matematika sepertiku. Kesempatan yang langka dan yang 
 membuat kami bisa berkenalan di dunia nyata walau sebenarnya di dunia maya 
 kami sudah sangat kenal. Alhamdulillah.  
 
 “Zultan”, katanya memperkenalkan diri
 
 “ Hanifah”, balasku
 
 Hmm ternyata Bapak Zultan ganteng juga kataku dalam hati
 
 “Rita”, kudengar Rita berkenalan dengan Bapak Zultan
 
 Aku tak perlu berkenaklan lagi denghan Rita, karena kami pada tahun 2012 
 pernah bertemu pada seminar internasional yang diadakan UNP.
 
 Bapak Zultan yang lucu, dan murai Kukuban yang lincah membuat suasana 
 menjadi hangat. Kami serasa sudah kenal sejak dari kecil. Sepertinya 
 sama-sama memiliki hobbi yang sama, sama-sama senang mengolah angka dan 
 sama-sama suka membaca cerita dan bercerita.  Diam-diam aku malah mengagumi 
 cara bercerita Bapak Zultan di milis RN. Terkesan seenaknya tetapi 
 seakan-akan nyata. Aku kagum pada kemampuannya. Rita begitu juga, tulisannya 
 enak dibaca, kadang kami berbalas tulisan ketika Rita masih aktif di RN.
 
  
 
 Usai acara seminar, sekelompok mahasiswa mendatangi kami.  Mereka minta 
 tanda tangan pada Rita dan padaku. Tentu saja aku tercengang saat itu, tak 
 biasanya mahasiswa meminta tanda tangan usai seminar kepada pemakalah. Salah 
 seorang dari mereka berkata “ Bu, kami dari Negeri Sembilan, kami memiliki 
 KumCer Ranah, kami minta tanda tangan, bukankah ibu berdua ikut 
 menulisnya?”. Aku memandang Rita dan tertawa bersama. Ku lihat Bapak Zultan 
 menghindar dan meninggalkan kami.
 
 Rita yang dikenal sebagai Murai Kukuban asyik berbagi tanda tangan dan 
 berbagi cerita. Aku menyimak saja sambil b erbagi tanda tangan.
 
  
 
 Terbebas dari rombongan mahasiswa yang minta tanda tangan. Aku coba merenung 
 tentang peristiwa yang terjadi barusan  Akupun tersenyum sendiri, Cerpen 
 pertamaku yang banyak di edit oleh cerpenis terkemuka di Indonesia Akmal NB 
 dan Damhoeri telah membawa perubahan pada hidupku. Dunia mengenalku sebagai 
 cerpenis Ranah. Alhamdulillah. Nikmat Tuhan yang manalagi yang aku dustakan?
 
  
 
 “Bangun –bangun” kata suamiku menepuk pundakku
 
 Aku menggeliat malas dan tetap saja memeilih tidur dan ingin terus bermimpi.
 
 “Sudah jam berapa tuh, sholat sholat”, kata suamiku ngomel
 
 Mimpi jangan pergi  kataku dalam