Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51
Mak Darwin nan budiman, Sacaro umum ambo satuju jo pendapat mamak. Dek karano di posting sabalunnyo mamak batanyo a terjemahan Pickthall tentang "awliyya" (ka Ajo Sur di Leiden), maka ambo hanya sampaikan versi Pickthall dan belakangan tambahan dari Imam Nawawi al-Bantany yang pernah mengajar di Masjidil Haram (bukan hanya belajar). Iko tambahan komentar ambo: 1/ Dalam ilmu bahasa, arti sebuah kata itu sudah lazim lebih dari satu tergantung konteks penggunaannya seperti "awliyya" yang mempunyai arti berlapis-lapis mulai dari kawan, sahabat dekat, pelindung, sampai pemimpin. Tapi karena "awliyya" adalah bentuk jamak dari "wali", maka tentu harus dilihat juga apa arti kata "wali", yang ternyata bertaut dengan konsep "walayah" (authority and guardianship) seperti pada posting saya sebelumnya. Sebab kalau makna "awliyya" hanya "teman/teman dekat", apa sulitnya bagi Allah untuk menggunakan kata ini pada semua ayat mengacu pada "teman/teman dekat", bukan? Mengapa Allah juga menggunakan kata lain "thonah (طَانَه)", misalnya, seperti pada QS: 3: 118. Baik Tafsir Almunir karya Imam Nawawi (yang kini menjadi klasik), mau pun Terjemahan Departemen Agama yang lebih kontemporer, sebagai pembanding, mengartikan ayat 3:118 sebagai berikutnya: -- Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi TEMAN KEPERCAYAANMU ("thonah", Pickthall menerjemahkannya sebagai INTIMATES) orang-orang yang di luar kalanganmu... dst... -- Mengapa di sini Allah tidak menggunakan juga kata "awliyya"? 2/ "Untuk memahaminya ayat-ayat Madiniyah, tidak cukup hanya memiliki kecerdasan intellectual serta mengetahui asbabun nuzulnya saja," komentar Mak Darwin. Ambo setuju dengan konsep "tidak cukup" itu. Tapi bukan berarti Mak Darwin ingin mengatakan bahwa asbabun nuzul TIDAK PERLU bukan? Sebab, tanpa memahami asbabun nuzul, sisi konteks sebuah ayat, nanti penafsiran bisa sebebas-bebasnya. Sebab jangankan untuk memahami kitab suci, untuk paham kitab biasa seperti 'Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang" karya Rusli Amran yang kemarin dibahas di sini pun kita harus tahu konteksnya bukan? Ambillah contoh kata "Plakat" pada judul. Apa itu Plakat? Tesaurus Bahasa Indonesia mendefinisikan Plakat sebagai, poster, surat tempelan. Jadi kalau hanya berdasar pada arti kata saja, maka "plakat panjang" adalah poster, atau surat tempelan (dalam format yang) panjang. Kalau terjemahannya hanya begitu, lantas apa pentingnya "Plakat panjang" dalam memahami Sumatra Barat? (Perhatikan, bagaimana Rusli Amran tak menggunakan Minangkabau, melainkan Sumatra Barat. Namun ini adalah topik lain). Makna "Plakat panjang" justru menjadi penting setelah kita mengetahui konteksnya, mengetahui "asbabun nuzul"-nya. O, ternyata "Plakat panjang" mengacu pada konsep yang lebih luas, Dan lebih politis. Plakat Panjang adalah pengakuan tertulis Pemerintah Hindia Belanda (lewat Residen Emanuel Francis, yang bertugas di SumBar saat itu) yang isinya mengakui eksistensi pemerintahan adat dan peradilan adat di Minang. Plakat Panjang juga menjamin tidak ada pajak bagi para pemimpin adat, bahkan memberi gaji bagi para penghulu. Baikkah sikap Belanda kalau begitu? Tergantung cara melihatnya. Analisis yang lebih kritis akan memperlihatkan bahwa Plakat Panjang keluar sebagai cara Belanda "menyuap" kalanganmu adat agar berdiri di pihak mereka dalam menghadapi kaum Paderi, yang antara lain dipimpin Tuanku Imam Bonjol. Dalam konteks perang, bukankah Plakat Paanjang ini bentuk "awliyya" (guardianship) Belanda terhadap kaum adat? Di mana unsur authority dan guardianship bukan saja menyelinap masuk, melainkan sangat jelas kental aromanya. Sebuah strategi mengambil hati yang sarat kalkulasi politik. Di sini terlihat jelas, bagaimana kata "Plakat" yang tadinya seakan-akan sebuah konsep netral (poster, surat tempelan), ternyata jika dibedah konteksnya merupakan sebuah instrumen politik yang dioptimalkan Belanda dengan tujuan: menggalang kolaborasi dengan kaum adat, menundukkan kaum Paderi, dan sebagai resultantenya: melanggengkan kekuasaan Belanda di Minang. Kalau untuk sebuah kata profan "Plakat" saja pemahaman konteks membuat perbedaan yang begitu jauh, tidakkah pemahaman terhadap asbabun nuzul "awliyya" yang merupakan kalam Ilahi, justru sangat fundamental dibandingkan sejumlah penafsiran yang bertebaran kemudian? 3/ "Mufasir yang menafsirkan auliya dengan 'pemimpin-pemimpin' merupakan minoritas," tulis Mak Darwin. Untuk soal ini ambo indak tahu datanya, Mak Darwin. Ambo indak tahu berapa jumlah Tafsir Qur'an di seluruh muka bumi ini, dan berapa rinciannya dari jumlah itu yang mengartikan "awliyya" sebagai "kawan" dan berapa persen yang menerjemahkan "pemimpin" yang Mak Darwin bilang minoritas itu. Karena konsep mayoritas-minoritas tentu sudah memasuki wilayah kuantitatif yang harus bisa dikuantifasi. Sebab kalau mengacu pada Quran Terjemah Depag sendiri (yang bisa diasumsikan lebih banyak dibaca oleh muslim
Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51
Tunggu Sanak Anwar jo Pak Darwin, batanyo ambo ciek. Bara kiro-kiro umua bini H. Agus Salim katiko bakodak tu? Kalau lah tuo, mungkin ndak mens lai indak lo sadang manganduang, dan ndak taragak kawin baliak, jan kan hanyo basalendang, dilapehnyo bagai bajunyo "tidak mengapa," kecek Allah, asa jan dipanggak'annyo perhiasannyo. Bacolah QS. An-Nuur 60. Salam, ZulTan, L, Bogor Action cures fear. -Original Message- From: "AnwarDjambak" Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 5 Aug 2012 05:12:05 To: RantauNet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51 Hahahahaha...Pak Darwin, Nan ka ditiru tu Ulama nan 'Amilin bukan Ulama Suuk, Ulama yg beramal dgn ilmunya bukan Ulama yg Fasiq, Munafiq, atau bahkan yg Jahat.(Memutar balikkan Fakta) Sbb ba agamo (Islam) ko utk mengamalkan tradisi/Sunnah Rasul Saw dan Jamaahnya bukan sunnah Ulama yg tidak memberikan contoh yg baik (sesuai dg tuntunan Rasul Saw). Kanlah sudah pasan urg gaek awak saisuak mah, "Kalau Guru Kencing berdiri maka murid akan kencing berlari..!!" Bukan masalah kail panjang sejengkal, krn masalahko anak ketek baru baraja pun lah tahu . Apolai kalau hiduik di Malaysia, anak sd sajo lah tau bahwa manutup aurat itu wajib hujumnyo, dan wajib pulo mengamalkannyo. Bahkan Imam Malik pernah manyabuik, "Laki2 yg tidak menutup kepala (kopiah/peci/soroban) adalah fasiq..!!! Atau mungkin Hidayah dan Taufiq nan alun ado, dek lah baraja pulo ka Ulama Bule nan non Muslim bagai..;)) Carilah Guru nan sabana Guru.. Bia ndak macam bungo kambang tak jadi Sangenek, Wassalam, Alhaqirwalfaqir-AnwarDjambak44-, kamanakan Dt. Rajo Malano (Maulana) Pyk-Mudiak,,KL, "Maminteh Sabalun Hanyuik!" Sent from BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51
Hahahahaha...Pak Darwin, Nan ka ditiru tu Ulama nan 'Amilin bukan Ulama Suuk, Ulama yg beramal dgn ilmunya bukan Ulama yg Fasiq, Munafiq, atau bahkan yg Jahat.(Memutar balikkan Fakta) Sbb ba agamo (Islam) ko utk mengamalkan tradisi/Sunnah Rasul Saw dan Jamaahnya bukan sunnah Ulama yg tidak memberikan contoh yg baik (sesuai dg tuntunan Rasul Saw). Kanlah sudah pasan urg gaek awak saisuak mah, "Kalau Guru Kencing berdiri maka murid akan kencing berlari..!!" Bukan masalah kail panjang sejengkal, krn masalahko anak ketek baru baraja pun lah tahu . Apolai kalau hiduik di Malaysia, anak sd sajo lah tau bahwa manutup aurat itu wajib hujumnyo, dan wajib pulo mengamalkannyo. Bahkan Imam Malik pernah manyabuik, "Laki2 yg tidak menutup kepala (kopiah/peci/soroban) adalah fasiq..!!! Atau mungkin Hidayah dan Taufiq nan alun ado, dek lah baraja pulo ka Ulama Bule nan non Muslim bagai..;)) Carilah Guru nan sabana Guru.. Bia ndak macam bungo kambang tak jadi Sangenek, Wassalam, Alhaqirwalfaqir-AnwarDjambak44-, kamanakan Dt. Rajo Malano (Maulana) Pyk-Mudiak,,KL, "Maminteh Sabalun Hanyuik!" Sent from BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
[R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51
Nakan Anwar nan Bijak Bestari; Saya pernah melihat foto H. Agus Salim dan isteri beliau di sebeuah TV Nasional. Ibu Agus Salim hanya menggantungkan selendang di leher. Apakan nakan bereni mengatakan ulama sekaliberH H Agus Salim sedang melakukan pendangkalan? Ingat, Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga Sangenek lo :) Mamak SBK --- In rantau...@yahoogroups.com, "AnwarDjambak" wrote: > > Pak Darwin jo sanak Akmal. > > Al-Maidah: 51 (Tafsir Mahmud Yunus) > > Quote; > Pak Darwin menulis, > ___ > "..Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi > Makkah itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya > Sekolah Rakyat, SR) maupun di SMP, yang menutup rambut hanya guru agama > saja.‬" > > > Apakah kenyataan ini bisa dijadikan dalil bahwa pakai jilbab itu tidak wajib > bagi wanita beriman di luar rmh??? > > > ‬Tolonglah jangan buat 'Pendangkalan2' dalam memahami Islam. > > Sangenek, > > > Wassalam, > -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51
Pak Darwin jo sanak Akmal. Al-Maidah: 51 (Tafsir Mahmud Yunus) "Wahai orang2 yg beriman janganlah kamu mengangkat Yahudi dan Nasrani menjadi wali. Sebahagian mereka menjadi wali bagi yg lain. Dan barangsiapa yg mengangkat mereka diantara kamu, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak menunjukan kaum yg zalim." Kalaulah awliyya diterjemahkan sbg friends (kawan2/sahabat2) apalagi Pemimpin2 kan? Kalaulah kita/org beriman tidak boleh berteman dgn Yahudi dan Nasrani apalagi utk menjadikan mrk Pemimpin kan..??? Quote; Pak Darwin menulis, ___ "..Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi Makkah itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya Sekolah Rakyat, SR) maupun di SMP, yang menutup rambut hanya guru agama saja." Apakah kenyataan ini bisa dijadikan dalil bahwa pakai jilbab itu tidak wajib bagi wanita beriman di luar rmh??? Tolonglah jangan buat 'Pendangkalan2' dalam memahami Islam. Sangenek, Wassalam, Alhaqirwalfaqir-AnwarDjambak44-, kamanakan Dt. Rajo Malano (Maulana) Pyk-Mudiak,,KL, "Maminteh Sabalun Hanyuik!" Sent from BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
[R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51
Iya Nakan Akmal. Silek abih cakak takana :), tapi masih ada "untungnya" berkat jerih payah Mak Ngah, kita tidak hanya punya Pickthall, tapi juga Indonesia (Kemenag), Al Misbakh, Jalalayn, English Sahih International, Maududi, Moh Asad (yang terlahir sebagai Leopold Weiss dari keluarga Yahudi Polandia), Yusuf Ali (best seller bertahun-bertahun di Amana Books) dan Shakir. Saya juga ingin mengetahui tafsir Al Maidah 51 dari Buya Hamka (Al-Azhar), tapi tidak berhasil mencarinya dengan gugel Dari hal "kecil" ini, bagi saya pribadi ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil: - Adanya keberagaman tafsir, yang harus diterima dengan lapang dada, atau meminjam Buya Syafii Maarif di Republika 29/12/06: "Iman saya mengatakan bahwa Alquran itu mengandung kebenaran mutlak, karena ia berhulu dari yang Maha Mutlak. Tetapi sekali ia memasuki otak dan hati manusia yang serba nisbi, maka penafsiran yang keluar tidak pernah mencapai posisi mutlak benar, siapa pun manusianya, termasuk mufassir yang dinilai punya otoritas tinggi". Upaya-upaya untuk memaksakan monopoli tafsir seperti yang sering dilakukan kelompok-kelompok "pemurnian" seperti Khawarij dan Wahabi radikal-walaupun niat awalnya baik dan mulia-tetapi sering berujung bencana. Contoh yang paling "bagus" dan sekali gus sangat tragis mengenai hal ini ialah konflik berdarah-darah Suni-Syiah, karena kita tahu kelompok Wahabi radikal mengafirkan Syiah dan menghalalkan darahnya. - Tidak ada diskrepansi antara Al Maidah 51, dengan fakta tentang perilaku para despot yang beragama Islam di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, karena mufasir yang menafsirkan "auliya" dengan "pemimpin-pemimpin" merupakan minoritas. - Untuk memahami ayat-ayat Madiniyah, tidak cukup dengan hanya memiliki "kecerdasan intelektual" serta mengetahui asbabun nuzulnya saja. Karena itu tidak sedikit yang "terperangah" menyimak cara Pak Natsir (dan ulama-ulama di zamannya, termasuk H Agus Salim) membaca Al-Quran 24;31 dan 33;59-dengan ucapan Pak Natsir seperti yang dikutip Laporan Khusus TEMPO No. 21/XXXVII 14 Juli 2008 yang memperingati 100 tahun Pak Natsir: "Orang yang pakai jilbab itu adalah sebaik-baiknya muslimah. Tapi yang tidak pakai jilbab jangan dibilang enggak baik". Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi Makkah itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya Sekolah Rakyat, SR) maupun di SMP, yang menutup rambut hanya guru agama saja. Wallahualam bissawab Wassalam, HDB-SBK (L, 69) PS: Saya lagi mengingat-ingat nama mufasir bule non-muslim yang terjemahan Inggrisnya berusaha mempertahankan keindahan bahasa aslinya. Terakhir dia juga merupakan salah seorang penerjemah puisi-puisi Rumi ke bahasa Inggris. Ingin tahu juga bagaimana dia menfsirkan "awliya" dalam Al Maidah 51. Nakan Akmal ingat namanya? === Re: Bls: [R@ntau-Net] Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51 Fri Aug 3, 2012 8:24 pm (PDT) . Posted by: "Akmal N. Basral" ketik saja "Pickthall Translation" di Google, Pak Darwin. Langsung muncul tautan lamannya. Klik lagi surah 005 ayat 51. Pickthall menerjemahkan "awliyya" itu sebagai "friends". Salam, Akmal Nasery Basral Sent from my iPad2 On Aug 4, 2012, at 6:52 AM, "Darwin" wrote: -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
[R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51
Iya Nakan Akmal. Silek abih cakak takana :), tapi masih ada "untungnya" berkat jerih payah Mak Ngah, kita tidak hanya punya Pickthall, tapi juga Indonesia (Kemenag), Al Misbakh, Jalalayn, English Sahih International, Maududi, Moh Asad (yang terlahir sebagai Leopold Weiss dari keluarga Yahudi Polandia), Yusuf Ali (best seller bertahun-bertahun di Amana Books) dan Shakir. Saya juga ingin mengetahui tafsir Al Maidah 51 dari Buya Hamka (Al-Azhar), tapi tidak berhasil mencarinya dengan gugel Dari hal "kecil" ini, bagi saya pribadi ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil: - Adanya keberagaman tafsir, yang harus diterima dengan lapang dada, atau meminjam Buya Syafii Maarif di Republika 29/12/06: "Iman saya mengatakan bahwa Alquran itu mengandung kebenaran mutlak, karena ia berhulu dari yang Maha Mutlak. Tetapi sekali ia memasuki otak dan hati manusia yang serba nisbi, maka penafsiran yang keluar tidak pernah mencapai posisi mutlak benar, siapa pun manusianya, termasuk mufassir yang dinilai punya otoritas tinggi". Upaya-upaya untuk memaksakan monopoli tafsir seperti yang sering dilakukan kelompok-kelompok "pemurnian" seperti Khawarij dan Wahabi radikal-walaupun niat awalnya baik dan mulia-tetapi sering berujung bencana. Contoh yang paling "bagus" dan sekali gus sangat tragis mengenai hal ini ialah konflik berdarah-darah Suni-Syiah, karena kita tahu kelompok Wahabi radikal mengafirkan Syiah dan menghalalkan darahnya. - Tidak ada diskrepansi antara Al Maidah 51, dengan fakta tentang perilaku para despot yang beragama Islam di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, karena mufasir yang menafsirkan "auliya" dengan "pemimpin-pemimpin" merupakan minoritas. - Untuk memahami ayat-ayat Madiniyah, tidak cukup dengan hanya memiliki "kecerdasan intelektual" serta mengetahui asbabun nuzulnya saja. Karena itu tidak sedikit yang "terperangah" menyimak cara Pak Natsir (dan ulama-ulama di zamannya, termasuk H Agus Salim) membaca Al-Quran 24;31 dan 33;59-dengan ucapan Pak Natsir seperti yang dikutip Laporan Khusus TEMPO No. 21/XXXVII 14 Juli 2008 yang memperingati 100 tahun Pak Natsir: "Orang yang pakai jilbab itu adalah sebaik-baiknya muslimah. Tapi yang tidak pakai jilbab jangan dibilang enggak baik". Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi Makkah itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya Sekolah Rakyat, SR) maupun di SMP, yang menutup rambut hanya guru agama saja. Wallahualam bissawab Wassalam, HDB-SBK (L, 69) PS: Saya lagi mengingat-ingat nama mufasir bule non-muslim yang terjemahan Inggrisnya berusaha mempertahankan keindahan bahasa aslinya. Terakhir dia juga merupakan salah seorang penerjemah puisi-puisi Rumi ke bahasa Inggris. Ingin tahu juga bagaimana dia menfsirkan "awliya" dalam Al Maidah 51. Nakan Akmal ingat namanya? Re: Bls: [R@ntau-Net] Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51 Fri Aug 3, 2012 8:24 pm (PDT) . Posted by: "Akmal N. Basral" ketik saja "Pickthall Translation" di Google, Pak Darwin. Langsung muncul tautan lamannya. Klik lagi surah 005 ayat 51. Pickthall menerjemahkan "awliyya" itu sebagai "friends". Salam, Akmal Nasery Basral Sent from my iPad2 On Aug 4, 2012, at 6:52 AM, "Darwin" wrote: -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/