Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

2012-08-04 Terurut Topik Akmal N. Basral
Mak Darwin nan budiman,
Sacaro umum ambo satuju jo pendapat mamak. Dek karano di posting sabalunnyo 
mamak batanyo a terjemahan Pickthall tentang "awliyya" (ka Ajo Sur di Leiden), 
maka ambo hanya sampaikan versi Pickthall dan belakangan tambahan dari Imam 
Nawawi al-Bantany yang pernah mengajar di Masjidil Haram (bukan hanya belajar). 

Iko tambahan komentar ambo:

1/
Dalam ilmu bahasa, arti sebuah kata itu sudah lazim lebih dari satu tergantung 
konteks penggunaannya seperti "awliyya" yang mempunyai arti berlapis-lapis 
mulai dari kawan, sahabat dekat, pelindung, sampai pemimpin. Tapi karena 
"awliyya" adalah bentuk jamak dari "wali", maka tentu harus dilihat juga apa 
arti kata "wali", yang ternyata bertaut dengan konsep "walayah" (authority and 
guardianship) seperti pada posting saya sebelumnya. 

Sebab kalau makna "awliyya" hanya "teman/teman dekat", apa sulitnya bagi Allah 
untuk menggunakan kata ini pada semua ayat mengacu pada "teman/teman dekat", 
bukan? Mengapa Allah juga menggunakan kata lain "thonah (طَانَه)", misalnya, 
seperti pada QS: 3: 118. 

Baik Tafsir Almunir karya Imam Nawawi (yang kini menjadi klasik), mau pun 
Terjemahan Departemen Agama yang lebih kontemporer, sebagai pembanding, 
mengartikan ayat 3:118 sebagai berikutnya:

--
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi TEMAN KEPERCAYAANMU 
("thonah", Pickthall menerjemahkannya sebagai INTIMATES) orang-orang yang di 
luar kalanganmu... dst...
-- 

Mengapa di sini Allah tidak menggunakan juga kata "awliyya"?

2/

"Untuk memahaminya ayat-ayat Madiniyah, tidak cukup hanya memiliki kecerdasan 
intellectual serta mengetahui asbabun nuzulnya saja," komentar Mak Darwin. 

Ambo setuju dengan konsep "tidak cukup" itu. Tapi bukan berarti Mak Darwin 
ingin mengatakan bahwa asbabun nuzul TIDAK PERLU bukan? Sebab, tanpa memahami 
asbabun nuzul, sisi konteks sebuah ayat, nanti penafsiran bisa 
sebebas-bebasnya. 

Sebab jangankan untuk memahami kitab suci, untuk paham kitab biasa seperti 
'Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang" karya Rusli Amran yang kemarin dibahas di 
sini pun kita harus tahu konteksnya bukan? Ambillah contoh kata "Plakat" pada 
judul.  Apa itu Plakat? 

 Tesaurus Bahasa Indonesia mendefinisikan Plakat sebagai, poster, surat 
tempelan. Jadi kalau hanya berdasar pada arti kata saja, maka "plakat panjang" 
adalah poster, atau surat tempelan (dalam format yang) panjang.

Kalau terjemahannya hanya begitu, lantas apa pentingnya "Plakat panjang" dalam 
memahami Sumatra Barat? (Perhatikan, bagaimana Rusli Amran tak menggunakan 
Minangkabau, melainkan Sumatra Barat. Namun ini adalah topik lain).

Makna "Plakat panjang" justru menjadi penting setelah kita mengetahui 
konteksnya, mengetahui "asbabun nuzul"-nya. 

O, ternyata "Plakat panjang" mengacu pada konsep yang lebih luas, Dan lebih 
politis. Plakat Panjang adalah pengakuan tertulis Pemerintah Hindia Belanda 
(lewat Residen Emanuel Francis, yang bertugas di SumBar saat itu) yang isinya 
mengakui eksistensi pemerintahan adat dan peradilan adat di Minang. Plakat 
Panjang juga menjamin tidak ada pajak bagi para pemimpin adat, bahkan memberi 
gaji bagi para penghulu.

Baikkah sikap Belanda kalau begitu? Tergantung cara melihatnya. Analisis yang 
lebih kritis akan memperlihatkan bahwa Plakat Panjang keluar sebagai cara 
Belanda "menyuap" kalanganmu adat agar berdiri di pihak mereka dalam menghadapi 
kaum Paderi, yang antara lain dipimpin Tuanku Imam Bonjol.

Dalam konteks perang, bukankah Plakat Paanjang ini bentuk "awliyya" 
(guardianship) Belanda terhadap kaum adat? Di mana unsur authority dan 
guardianship bukan saja menyelinap masuk, melainkan sangat jelas kental 
aromanya. Sebuah strategi mengambil hati yang sarat kalkulasi politik.

Di sini terlihat jelas, bagaimana kata "Plakat" yang tadinya seakan-akan sebuah 
konsep netral (poster, surat tempelan), ternyata jika dibedah konteksnya 
merupakan sebuah instrumen politik yang dioptimalkan Belanda dengan tujuan: 
menggalang kolaborasi dengan kaum adat, menundukkan kaum Paderi, dan sebagai 
resultantenya: melanggengkan kekuasaan Belanda di Minang.

Kalau untuk sebuah kata profan "Plakat" saja pemahaman konteks membuat 
perbedaan yang begitu jauh, tidakkah pemahaman terhadap asbabun nuzul "awliyya" 
yang merupakan kalam Ilahi, justru sangat fundamental dibandingkan sejumlah 
penafsiran yang bertebaran kemudian?

3/

"Mufasir yang menafsirkan auliya dengan 'pemimpin-pemimpin' merupakan 
minoritas," tulis Mak Darwin.

Untuk soal ini ambo indak tahu datanya, Mak Darwin. Ambo indak tahu berapa 
jumlah Tafsir Qur'an di seluruh muka bumi ini, dan berapa rinciannya dari 
jumlah itu yang mengartikan "awliyya" sebagai "kawan" dan berapa persen yang 
menerjemahkan "pemimpin" yang Mak Darwin bilang minoritas itu. Karena konsep 
mayoritas-minoritas tentu sudah memasuki wilayah kuantitatif yang harus bisa 
dikuantifasi.

Sebab kalau mengacu pada Quran Terjemah Depag sendiri (yang bisa diasumsikan 
lebih banyak dibaca oleh muslim

Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

2012-08-04 Terurut Topik ZulTan


Tunggu Sanak Anwar jo Pak Darwin, batanyo ambo ciek.  Bara kiro-kiro umua bini 
H. Agus Salim katiko bakodak tu?

Kalau lah tuo, mungkin ndak mens lai indak lo sadang manganduang, dan ndak 
taragak kawin baliak, jan kan hanyo basalendang, dilapehnyo bagai bajunyo 
"tidak mengapa," kecek Allah, asa jan dipanggak'annyo perhiasannyo. Bacolah QS. 
An-Nuur 60.

Salam,
ZulTan, L, Bogor

Action cures fear.

-Original Message-
From: "AnwarDjambak" 
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sun, 5 Aug 2012 05:12:05 
To: RantauNet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re:  Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

Hahahahaha...Pak Darwin,

Nan ka ditiru tu Ulama nan 'Amilin bukan Ulama Suuk,

Ulama yg beramal dgn ilmunya bukan Ulama yg Fasiq, Munafiq, atau bahkan yg 
Jahat.(Memutar balikkan Fakta)

Sbb ba agamo (Islam) ko utk mengamalkan tradisi/Sunnah  Rasul Saw dan Jamaahnya 
bukan sunnah Ulama yg tidak memberikan contoh yg baik (sesuai dg tuntunan Rasul 
Saw).

Kanlah sudah pasan urg gaek awak saisuak  mah, 

"Kalau Guru Kencing berdiri maka murid akan kencing berlari..!!"

Bukan masalah kail panjang sejengkal, krn masalahko anak ketek baru baraja pun 
lah  tahu .

Apolai kalau hiduik di Malaysia, anak sd sajo lah tau bahwa manutup aurat itu 
wajib hujumnyo, dan wajib pulo mengamalkannyo.

Bahkan Imam Malik pernah manyabuik, 

"Laki2 yg tidak menutup kepala (kopiah/peci/soroban) adalah fasiq..!!!

Atau mungkin Hidayah dan Taufiq nan alun ado, dek lah baraja pulo ka Ulama Bule 
nan non Muslim bagai..;))



Carilah Guru nan sabana Guru..

Bia ndak macam bungo kambang tak jadi




Sangenek,








Wassalam,





Alhaqirwalfaqir-AnwarDjambak44-, kamanakan Dt. Rajo Malano (Maulana) 
Pyk-Mudiak,,KL, 
 "Maminteh Sabalun Hanyuik!" 
Sent from BlackBerry® smartphone powered by U Mobile

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

2012-08-04 Terurut Topik AnwarDjambak
Hahahahaha...Pak Darwin,

Nan ka ditiru tu Ulama nan 'Amilin bukan Ulama Suuk,

Ulama yg beramal dgn ilmunya bukan Ulama yg Fasiq, Munafiq, atau bahkan yg 
Jahat.(Memutar balikkan Fakta)

Sbb ba agamo (Islam) ko utk mengamalkan tradisi/Sunnah  Rasul Saw dan Jamaahnya 
bukan sunnah Ulama yg tidak memberikan contoh yg baik (sesuai dg tuntunan Rasul 
Saw).

Kanlah sudah pasan urg gaek awak saisuak  mah, 

"Kalau Guru Kencing berdiri maka murid akan kencing berlari..!!"

Bukan masalah kail panjang sejengkal, krn masalahko anak ketek baru baraja pun 
lah  tahu .

Apolai kalau hiduik di Malaysia, anak sd sajo lah tau bahwa manutup aurat itu 
wajib hujumnyo, dan wajib pulo mengamalkannyo.

Bahkan Imam Malik pernah manyabuik, 

"Laki2 yg tidak menutup kepala (kopiah/peci/soroban) adalah fasiq..!!!

Atau mungkin Hidayah dan Taufiq nan alun ado, dek lah baraja pulo ka Ulama Bule 
nan non Muslim bagai..;))



Carilah Guru nan sabana Guru..

Bia ndak macam bungo kambang tak jadi




Sangenek,








Wassalam,





Alhaqirwalfaqir-AnwarDjambak44-, kamanakan Dt. Rajo Malano (Maulana) 
Pyk-Mudiak,,KL, 
 "Maminteh Sabalun Hanyuik!" 
Sent from BlackBerry® smartphone powered by U Mobile

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





[R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

2012-08-04 Terurut Topik Darwin
Nakan Anwar nan Bijak Bestari;

Saya pernah melihat foto H. Agus Salim dan isteri beliau di sebeuah TV 
Nasional. Ibu Agus Salim hanya menggantungkan selendang di leher.

Apakan nakan bereni mengatakan ulama sekaliberH H Agus Salim sedang melakukan 
pendangkalan?

Ingat, Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga 

Sangenek lo :)

Mamak

SBK

--- In rantau...@yahoogroups.com, "AnwarDjambak"  wrote:
>
> Pak Darwin jo sanak Akmal.
> 
> Al-Maidah: 51 (Tafsir Mahmud Yunus)
> 
> Quote;
> Pak Darwin menulis,
> ___
> "..Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi 
> Makkah itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya 
> Sekolah Rakyat, SR) maupun di SMP,  yang menutup rambut hanya guru agama 
> saja.‬"
> 
> 
> Apakah kenyataan ini bisa dijadikan dalil bahwa pakai jilbab itu tidak wajib 
> bagi wanita beriman di luar rmh???
> 
> > ‬Tolonglah jangan buat 'Pendangkalan2' dalam memahami Islam.
>  
> Sangenek,
> > 
> Wassalam,
> 

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





Re: [R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

2012-08-04 Terurut Topik AnwarDjambak
Pak Darwin jo sanak Akmal.


Al-Maidah: 51 (Tafsir Mahmud Yunus)

"Wahai orang2 yg beriman janganlah kamu mengangkat Yahudi dan Nasrani menjadi 
wali. 
Sebahagian mereka menjadi wali bagi yg lain. 
Dan barangsiapa yg mengangkat mereka diantara kamu, maka sesungguhnya dia 
termasuk golongan mereka. 
Sesungguhnya Allah tidak menunjukan kaum yg zalim."

Kalaulah awliyya diterjemahkan sbg friends (kawan2/sahabat2) apalagi Pemimpin2 
kan?

Kalaulah kita/org beriman tidak boleh berteman dgn Yahudi dan Nasrani apalagi 
utk menjadikan mrk Pemimpin kan..???


Quote;
Pak Darwin menulis,
___
"..Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi 
Makkah itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya 
Sekolah Rakyat, SR) maupun di SMP,  yang menutup rambut hanya guru agama 
saja.‬"


Apakah kenyataan ini bisa dijadikan dalil bahwa pakai jilbab itu tidak wajib 
bagi wanita beriman di luar rmh???



‬Tolonglah jangan buat 'Pendangkalan2' dalam memahami Islam.


Sangenek,









Wassalam,







  ‪



Alhaqirwalfaqir-AnwarDjambak44-, kamanakan Dt. Rajo Malano (Maulana) 
Pyk-Mudiak,,KL, 
 "Maminteh Sabalun Hanyuik!" 
Sent from BlackBerry® smartphone powered by U Mobile

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





[R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

2012-08-04 Terurut Topik Darwin Bahar
Iya Nakan Akmal. Silek abih cakak takana :), tapi  masih ada "untungnya"
berkat jerih payah Mak Ngah, kita tidak hanya punya Pickthall, tapi juga
Indonesia (Kemenag), Al Misbakh,  Jalalayn, English Sahih International,
Maududi, Moh Asad (yang terlahir sebagai Leopold Weiss dari keluarga Yahudi
Polandia), Yusuf Ali (best seller bertahun-bertahun di Amana Books) dan
Shakir.

Saya juga ingin mengetahui tafsir Al Maidah 51 dari Buya Hamka (Al-Azhar),
tapi tidak berhasil mencarinya dengan gugel

Dari hal "kecil" ini, bagi saya pribadi ada beberapa pelajaran penting yang
bisa diambil:

- Adanya keberagaman tafsir, yang harus diterima dengan lapang dada,
atau meminjam Buya Syafii Maarif di Republika 29/12/06:  "Iman saya
mengatakan bahwa Alquran itu mengandung kebenaran mutlak, karena ia berhulu
dari yang Maha Mutlak. Tetapi sekali ia memasuki otak dan hati manusia yang
serba nisbi, maka penafsiran yang keluar tidak pernah mencapai posisi mutlak
benar, siapa pun manusianya, termasuk mufassir yang dinilai punya otoritas
tinggi". 

Upaya-upaya untuk memaksakan monopoli tafsir seperti yang sering dilakukan
kelompok-kelompok "pemurnian" seperti Khawarij dan Wahabi radikal-walaupun
niat awalnya baik dan mulia-tetapi sering berujung bencana. Contoh yang
paling "bagus" dan sekali gus sangat tragis mengenai hal ini ialah konflik
berdarah-darah Suni-Syiah, karena kita tahu kelompok Wahabi radikal
mengafirkan Syiah dan menghalalkan darahnya.

- Tidak ada diskrepansi antara Al Maidah 51, dengan fakta tentang
perilaku para despot yang beragama Islam di negara-negara berpenduduk
mayoritas muslim, karena mufasir yang menafsirkan "auliya" dengan
"pemimpin-pemimpin" merupakan minoritas.

- Untuk memahami ayat-ayat Madiniyah, tidak cukup dengan hanya
memiliki "kecerdasan intelektual" serta mengetahui asbabun nuzulnya saja.
Karena itu tidak sedikit yang "terperangah" menyimak cara Pak Natsir  (dan
ulama-ulama di zamannya, termasuk  H Agus Salim) membaca Al-Quran 24;31 dan
33;59-dengan ucapan Pak Natsir seperti yang dikutip  Laporan Khusus TEMPO
No. 21/XXXVII 14 Juli 2008 yang memperingati 100 tahun Pak Natsir: "Orang
yang pakai jilbab itu adalah sebaik-baiknya muslimah. Tapi yang tidak pakai
jilbab jangan dibilang enggak baik".

Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi Makkah
itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya Sekolah
Rakyat, SR) maupun di SMP,  yang menutup rambut hanya guru agama saja.

Wallahualam bissawab

Wassalam, HDB-SBK (L, 69) 

PS: Saya lagi mengingat-ingat nama mufasir bule non-muslim yang terjemahan
Inggrisnya berusaha mempertahankan keindahan bahasa aslinya. Terakhir dia
juga merupakan salah seorang penerjemah puisi-puisi Rumi ke bahasa Inggris.
Ingin tahu juga  bagaimana dia menfsirkan "awliya" dalam Al Maidah 51. Nakan
Akmal ingat namanya? 

===

Re: Bls: [R@ntau-Net] Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51 
Fri Aug 3, 2012 8:24 pm (PDT) . Posted by: 
"Akmal N. Basral" 

ketik saja "Pickthall Translation" di Google, Pak Darwin. Langsung muncul
tautan lamannya. Klik lagi surah 005 ayat 51. Pickthall menerjemahkan
"awliyya" itu sebagai "friends".

Salam, 
Akmal Nasery Basral 
Sent from my iPad2

On Aug 4, 2012, at 6:52 AM, "Darwin"  wrote:

 

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





[R@ntau-Net] Nakan Akmal - Re: Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

2012-08-04 Terurut Topik Darwin Bahar
Iya Nakan Akmal. Silek abih cakak takana :), tapi  masih ada "untungnya"
berkat jerih payah Mak Ngah, kita tidak hanya punya Pickthall, tapi juga
Indonesia (Kemenag), Al Misbakh,  Jalalayn, English Sahih International,
Maududi, Moh Asad (yang terlahir sebagai Leopold Weiss dari keluarga Yahudi
Polandia), Yusuf Ali (best seller bertahun-bertahun di Amana Books) dan
Shakir.
Saya juga ingin mengetahui tafsir Al Maidah 51 dari Buya Hamka (Al-Azhar),
tapi tidak berhasil mencarinya dengan gugel
Dari hal "kecil" ini, bagi saya pribadi ada beberapa pelajaran penting yang
bisa diambil:
-   Adanya keberagaman tafsir, yang harus diterima dengan lapang dada,
atau meminjam Buya Syafii Maarif di Republika 29/12/06:  "Iman saya
mengatakan bahwa Alquran itu mengandung kebenaran mutlak, karena ia berhulu
dari yang Maha Mutlak. Tetapi sekali ia memasuki otak dan hati manusia yang
serba nisbi, maka penafsiran yang keluar tidak pernah mencapai posisi mutlak
benar, siapa pun manusianya, termasuk mufassir yang dinilai punya otoritas
tinggi". 
Upaya-upaya untuk memaksakan monopoli tafsir seperti yang sering
dilakukan kelompok-kelompok "pemurnian" seperti Khawarij dan Wahabi
radikal-walaupun niat awalnya baik dan mulia-tetapi sering berujung bencana.
Contoh yang paling "bagus" dan sekali gus sangat tragis mengenai hal ini
ialah konflik berdarah-darah Suni-Syiah, karena kita tahu kelompok Wahabi
radikal mengafirkan Syiah dan menghalalkan darahnya.
-   Tidak ada diskrepansi antara Al Maidah 51, dengan fakta tentang
perilaku para despot yang beragama Islam di negara-negara berpenduduk
mayoritas muslim, karena mufasir yang menafsirkan "auliya" dengan
"pemimpin-pemimpin" merupakan minoritas.
-   Untuk memahami ayat-ayat Madiniyah, tidak cukup dengan hanya
memiliki "kecerdasan intelektual" serta mengetahui asbabun nuzulnya saja.
Karena itu tidak sedikit yang "terperangah" menyimak cara Pak Natsir  (dan
ulama-ulama di zamannya, termasuk  H Agus Salim) membaca Al-Quran 24;31 dan
33;59-dengan ucapan Pak Natsir seperti yang dikutip  Laporan Khusus TEMPO
No. 21/XXXVII 14 Juli 2008 yang memperingati 100 tahun Pak Natsir: "Orang
yang pakai jilbab itu adalah sebaik-baiknya muslimah. Tapi yang tidak pakai
jilbab jangan dibilang enggak baik".
Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi
Makkah itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya
Sekolah Rakyat, SR) maupun di SMP,  yang menutup rambut hanya guru agama
saja.
Wallahualam bissawab
Wassalam, HDB-SBK (L, 69) 
PS: Saya lagi mengingat-ingat nama mufasir bule non-muslim yang terjemahan
Inggrisnya berusaha mempertahankan keindahan bahasa aslinya. Terakhir dia
juga merupakan salah seorang penerjemah puisi-puisi Rumi ke bahasa Inggris.
Ingin tahu juga  bagaimana dia menfsirkan "awliya" dalam Al Maidah 51. Nakan
Akmal ingat namanya? 
Re: Bls: [R@ntau-Net] Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51 
Fri Aug 3, 2012 8:24 pm (PDT) . Posted by: 
"Akmal N. Basral" 
ketik saja "Pickthall Translation" di Google, Pak Darwin. Langsung muncul
tautan lamannya. Klik lagi surah 005 ayat 51. Pickthall menerjemahkan
"awliyya" itu sebagai "friends".
Salam, 
Akmal Nasery Basral 
Sent from my iPad2
On Aug 4, 2012, at 6:52 AM, "Darwin"  wrote:

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/