Re: Bls: Bls: [...@ntau-net] Sumber Pendapatan Terbesar BIM Airline Internasional

2009-12-03 Terurut Topik RiriChaidir

Kalau ini sudah, bisa dilihat di (antara lain) laporan keuangan AP II.
BIM menempati urutan ke 2 (thn 2007) dan 3 (2008) dalam menghasilkan
pendapatan jasa kargo diantara 10 Bandara yang dikelola oleh AP II.

Yang agak menarik, ternyata pendapatan aeronautika BIM ini tidak beda
jauh dengan Sultan Syarif Kasim II, Untuk Non Aeronautika, malah di
bawah SSK II. Tapi ini mungkin karena BIM relatif baru


riri
bekasi, l, 47



On 3 Des, 19:03, Eri Bagindo Rajo  wrote:
> Sebenarnya ada alternative sumber income lain , selain sebagai AIRWAYS 
> PASSENGER , lokasi BIM bisa dijadikan Cargo Centre / GUDANG LOGISTIK baik 
> untuak cargo udara  domestik, maupun kargo udara internasional.
>

--~--~-~--~~~---~--~~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~--~~~~--~~--~--~---



Bls: Bls: [...@ntau-net] Sumber Pendapatan Terbesar BIM Airline Internasional

2009-12-03 Terurut Topik Eri Bagindo Rajo

Sebenarnya ada alternative sumber income lain , selain sebagai AIRWAYS 
PASSENGER , lokasi BIM bisa dijadikan Cargo Centre / GUDANG LOGISTIK baik 
untuak cargo udara  domestik, maupun kargo udara internasional. 

Tugas Pemda,  Dinas Perdagangan, Pariwisata dan Perindustrian mancarikan barang 
barang apo nan bisa di cargo kan secara international reguler; misalnyo SAYUR, 
IKAN SEGAR, IKAN FROZEN, IKAN KERING, PRODUCT SNACK, PRODUCT MAKANAN SIAP SAJI.

Wassalamu'alaikum WW

Erinos Muslim Tanjung (52)



Dari: Bot S Piliang 
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Kam, 3 Desember, 2009 14:46:55
Judul: Re: Bls: [...@ntau-net] Sumber Pendapatan Terbesar BIM Airline 
Internasional


Saya sependapat dengan Pak Eri..

Perlu ada campur tangan pemerintah disini, baik PEMDA maupun PUSAT. Kalau 
biasanya PEMDA menunggu didatangi investor, kini PEMDA harus bis ameyakinkan 
agar rute penerbangan Kuala Lumpur dan Singapore ke Padang harus di buka lagi, 
karena dua daerah inilah yang memasok turis terbanyak ke SUMBAR.

Lagi-lagi saya heran, kenapa pemerintah pusat seakan tidak peduli dengan 
kondisi ini. Pariwisata adalah satu-satunya harapan SUMBAR yang ada, paling 
tidak dalam waktu dekat ini, kenapa ketika Jogja dan Bali dilanda bencana, 
Pusat segera merehabilitasi pariwisata disana dengan berbagai macam 
stimulan,kenapa SUMBAR tidak demikian. 

Salam

Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

--- On Thu, 12/3/09, Eri Bagindo Rajo  wrote:


>From: Eri Bagindo Rajo 
>Subject: Bls: [...@ntau-net] Sumber Pendapatan Terbesar BIM Airline 
>Internasional
>To: rantaunet@googlegroups.com
>Date: Thursday, December 3, 2009, 1:40 AM
>
>
>Assalamu'alaikum WW sanak Nofiardi
>
>Timbul kerugian operasional akibat tidak tercapainya QUANTUM minimal BREAK 
>EVEN POINT, marupokan hal pertamo
>nan dihindari oleh investor swasta baik dalam sektor apapun dan dalam skala 
>usaha berapa pun.
>
>WALAUPUN BIM adolah proyek
> Pemerintah, Tantu dalam perhitungan proyeksi Quantum dan Price (PxQ), 
>untuak mancapai kondisi OPTIMAL ado babarapo asumsi nan di persyaratkan..
>
>Apokah dalam kasus BIM, asumsi asumsi terjaga nya P dan Q optimal, TIDAK 
>mensyaratkan;
>  - harus ada INTERVENSI   dari PEMDA, DEPHUB,   dll 
>
>Kalau maambiak contoh investasi Jalan Toll di Jakarta , jaleh terjadi , Karcis 
>toll selalu naik secara periodic, 
>walaupun Quantitas OTO nan malintas sudah melewati Quantum yang diasumsikan.
>
>Kalau P
> dan Q optimal iko indak tercapai, mako BIM akan jadi GAJAH PUTIAH, (alias 
> mahal ongkos paliharo nyo)
>
>Wassalamu'alaikum WW
>Erinos Muslim Tanjung (52)
>
>
>
>

Dari: Nofiardi 
>Kepada: rantaunet@googlegroups.com
>Terkirim: Kam, 3 Desember, 2009 13:26:14
>Judul: [...@ntau-net] Sumber Pendapatan Terbesar BIM Airline Internasional
>
> >
>
>
>>
>Kamis, 03 December 2009
>Sumber Pendapatan Terbesar
>BIM
>Airline Internasional
>Ketaping,
>Singgalang
>Hengkangnya
>dua airline internasional dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ikut
>mengkhawatirkan manajemen PT Angkasa Pura II. Betapa tidak, sebab salah satu
>sumber penghasilan terbesar bandara berasal dari penerbangan internasional itu.
>“Bandara ini hidup dari penerbangan internasional, karena tarif
>internasional itu sudah sesuai dengan biaya pokok pelayanan, sementara
>penerbangan domestik biayanya masih jauh di bawah itu,” terang General
>Manager PT AP II BIM, Agus Kemal Pramayudha menjawab Singgalang, Rabu (2/12).
>PT AP II BIM sendiri sejak beberapa tahun terakhir terus mengalami kerugian.
>Pada 2007 lalu, bandara yang diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI, Susilo
>Bambang Yudhoyono pada 25 Agustus 2005 lalu mengalami kerugian mencapai Rp31
>miliar. Di tahun 2008 kerugian terus meningkat mencapai Rp42 miliar.
>“Tahun 2009 ini, kita targetkan berkurang antara Rp35miliar sampai dengan
>Rp49 miliar,” sebutnya. Untuk menutupi kerugian itu, harapan besar
>tertumpang kepada para airline jurusan luar negeri tersebut. Kini seiring
>hengkangnya dua airline itu, kekhawatiran jelas menghinggapi manajemen PT AP II
>BIM. “Kita khawatir kerugian kita terus bertambah,” ujarnya.
>Penerbangan umrah Kini, PT AP II BIM, menurut Agus Kemal terus mengupayakan
>masuknya airline yang terbang untuk jalur internasional. Yang sedang diusahakan
>saat ini adalah penerbangan umrah langsung ke Jeddah. Masyarakat Sumbar yang
>selama ini mayoritas umrah lewat Jakarta 
>dapat langsung berangkat dari BIM ke Jeddah. Selain lebih efisien dari sisi
>biaya, calon jemaah umrah juga tidak perlu menghabiskan waktu untuk berangkat
>dari dan ke Jakarta 
>sebelum terbang ke Jeddah. Dari BIM ke Jeddah hanya butuh waktu sembilan jam.
>“Semua pihak di daerah ini sudah mendukung rencana kami membuka jalur
>penerbangan langsung (direct) dari BIM ke Jeddah. Besar harapan kita dapat
>dimulai pada Maret 2010 mendatang,” bebernya. Hengkangnya penerbangan
>luar negeri dari BIM, men