Sebenarnya ada alternative sumber income lain , selain sebagai AIRWAYS
PASSENGER , lokasi BIM bisa dijadikan Cargo Centre / GUDANG LOGISTIK baik
untuak cargo udara domestik, maupun kargo udara internasional.
Tugas Pemda, Dinas Perdagangan, Pariwisata dan Perindustrian mancarikan barang
barang apo nan bisa di cargo kan secara international reguler; misalnyo SAYUR,
IKAN SEGAR, IKAN FROZEN, IKAN KERING, PRODUCT SNACK, PRODUCT MAKANAN SIAP SAJI.
Wassalamu'alaikum WW
Erinos Muslim Tanjung (52)
Dari: Bot S Piliang
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Kam, 3 Desember, 2009 14:46:55
Judul: Re: Bls: [...@ntau-net] Sumber Pendapatan Terbesar BIM Airline
Internasional
Saya sependapat dengan Pak Eri..
Perlu ada campur tangan pemerintah disini, baik PEMDA maupun PUSAT. Kalau
biasanya PEMDA menunggu didatangi investor, kini PEMDA harus bis ameyakinkan
agar rute penerbangan Kuala Lumpur dan Singapore ke Padang harus di buka lagi,
karena dua daerah inilah yang memasok turis terbanyak ke SUMBAR.
Lagi-lagi saya heran, kenapa pemerintah pusat seakan tidak peduli dengan
kondisi ini. Pariwisata adalah satu-satunya harapan SUMBAR yang ada, paling
tidak dalam waktu dekat ini, kenapa ketika Jogja dan Bali dilanda bencana,
Pusat segera merehabilitasi pariwisata disana dengan berbagai macam
stimulan,kenapa SUMBAR tidak demikian.
Salam
Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300
--- On Thu, 12/3/09, Eri Bagindo Rajo wrote:
>From: Eri Bagindo Rajo
>Subject: Bls: [...@ntau-net] Sumber Pendapatan Terbesar BIM Airline
>Internasional
>To: rantaunet@googlegroups.com
>Date: Thursday, December 3, 2009, 1:40 AM
>
>
>Assalamu'alaikum WW sanak Nofiardi
>
>Timbul kerugian operasional akibat tidak tercapainya QUANTUM minimal BREAK
>EVEN POINT, marupokan hal pertamo
>nan dihindari oleh investor swasta baik dalam sektor apapun dan dalam skala
>usaha berapa pun.
>
>WALAUPUN BIM adolah proyek
> Pemerintah, Tantu dalam perhitungan proyeksi Quantum dan Price (PxQ),
>untuak mancapai kondisi OPTIMAL ado babarapo asumsi nan di persyaratkan..
>
>Apokah dalam kasus BIM, asumsi asumsi terjaga nya P dan Q optimal, TIDAK
>mensyaratkan;
> - harus ada INTERVENSI dari PEMDA, DEPHUB, dll
>
>Kalau maambiak contoh investasi Jalan Toll di Jakarta , jaleh terjadi , Karcis
>toll selalu naik secara periodic,
>walaupun Quantitas OTO nan malintas sudah melewati Quantum yang diasumsikan.
>
>Kalau P
> dan Q optimal iko indak tercapai, mako BIM akan jadi GAJAH PUTIAH, (alias
> mahal ongkos paliharo nyo)
>
>Wassalamu'alaikum WW
>Erinos Muslim Tanjung (52)
>
>
>
>
Dari: Nofiardi
>Kepada: rantaunet@googlegroups.com
>Terkirim: Kam, 3 Desember, 2009 13:26:14
>Judul: [...@ntau-net] Sumber Pendapatan Terbesar BIM Airline Internasional
>
> >
>
>
>>
>Kamis, 03 December 2009
>Sumber Pendapatan Terbesar
>BIM
>Airline Internasional
>Ketaping,
>Singgalang
>Hengkangnya
>dua airline internasional dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ikut
>mengkhawatirkan manajemen PT Angkasa Pura II. Betapa tidak, sebab salah satu
>sumber penghasilan terbesar bandara berasal dari penerbangan internasional itu.
>“Bandara ini hidup dari penerbangan internasional, karena tarif
>internasional itu sudah sesuai dengan biaya pokok pelayanan, sementara
>penerbangan domestik biayanya masih jauh di bawah itu,” terang General
>Manager PT AP II BIM, Agus Kemal Pramayudha menjawab Singgalang, Rabu (2/12).
>PT AP II BIM sendiri sejak beberapa tahun terakhir terus mengalami kerugian.
>Pada 2007 lalu, bandara yang diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI, Susilo
>Bambang Yudhoyono pada 25 Agustus 2005 lalu mengalami kerugian mencapai Rp31
>miliar. Di tahun 2008 kerugian terus meningkat mencapai Rp42 miliar.
>“Tahun 2009 ini, kita targetkan berkurang antara Rp35miliar sampai dengan
>Rp49 miliar,” sebutnya. Untuk menutupi kerugian itu, harapan besar
>tertumpang kepada para airline jurusan luar negeri tersebut. Kini seiring
>hengkangnya dua airline itu, kekhawatiran jelas menghinggapi manajemen PT AP II
>BIM. “Kita khawatir kerugian kita terus bertambah,” ujarnya.
>Penerbangan umrah Kini, PT AP II BIM, menurut Agus Kemal terus mengupayakan
>masuknya airline yang terbang untuk jalur internasional. Yang sedang diusahakan
>saat ini adalah penerbangan umrah langsung ke Jeddah. Masyarakat Sumbar yang
>selama ini mayoritas umrah lewat Jakarta
>dapat langsung berangkat dari BIM ke Jeddah. Selain lebih efisien dari sisi
>biaya, calon jemaah umrah juga tidak perlu menghabiskan waktu untuk berangkat
>dari dan ke Jakarta
>sebelum terbang ke Jeddah. Dari BIM ke Jeddah hanya butuh waktu sembilan jam.
>“Semua pihak di daerah ini sudah mendukung rencana kami membuka jalur
>penerbangan langsung (direct) dari BIM ke Jeddah. Besar harapan kita dapat
>dimulai pada Maret 2010 mendatang,” bebernya. Hengkangnya penerbangan
>luar negeri dari BIM, men