[SBI-InFo] Adakah Hubungan Iklim dengan Kepadatan Populasi Burung??

2008-02-23 Terurut Topik Hasto P Irawan

  ADAKAH HUBUNGAN IKLIM DENGAN KEPADATAN POPULASI DAN UKURAN TUBUH BURUNG
   (he he sorry kayak makalah aja:)
  Ada yang tau gak, kenapa kepadatan populasi burung di daerah tropis pada 
umumnya lebih rendah dibanding di daerah empat musim? (Meskipun jumlah spesies 
burung di daerah tropis jelas lebih banyak, tapi kepadatan populasi burung di 
daerah tropis tiap spesiesnya kecil). Dan kenapa pula spesies2 burung yg 
berukuran tubuh besar lebih banyak bertahan/terdapat di daerah empat musim, 
sedangkan di daerah tropis burung2 yg terdapat/bertahan hidup umumnya yg ukuran 
tubuhnya kecil? 
   
  Adakah hubungan antara iklim dan kepadatan populasi burung serta ukuran 
burung??
   
  Sekedar contoh: Menurut info yg saya baca, di kota London masih cukup banyak 
bertahan hidup Peregrine Falcon (Falco peregrinus) yang bersarang di gedung2 
tinggi. Raptor yg ukurannya hampir sebesar elang Jawa (Spizaetus bartelsii) itu 
bisa bertahan hidup di kota besar London, yg berarti dia bisa mendapatkan cukup 
makanan. Berarti daya dukung habitatnya memadai untuk Peregrine bertahan hidup. 
Bayangkan jika burung pemangsa sebesar itu hidup di Jakarta atau kota2 di 
Indonesia yg tropis, kemungkinan besar dia tak akan bertahan hidup karena 
makanan yang tersedia secara alami mungkin tak akan cukup untuk survival burung 
sebesar itu, hanya cukup untuk bertahan hidup raptor2 kecil. 



Alap2 kawah (Falco peregrinus) itu di London di antaranya bertahan hidup dengan 
memangsa merpati liar (feral pigeon, Columba livia) yg melimpah di sana, yg 
anehnya juga bisa bertahan hidup dalam jumlah ribuan, meski penduduk London dan 
juga kota2 lain di Eropa dan Amerika akhir2 ini dilarang memberi makan merpati 
liar (ada undang2 yg melarang memberi makan merpati, karena dikhawatirkan—jika 
makanan melimpah—populasi mereka akan bertambah tak terkendali). Sedangkan di 
kota2 Indonesia, yg bertahan hidup dalam jumlah lumayan melimpah hanyalah 
burung2 berukuran kecil, contohnya burung gereja (Passer montanus), beberapa 
jenis punai kecil sebangsa tekukur (Streptopelia chinensis, yg di Monas cukup 
banyak berkeliaran di rumput), atau bangsa walet2an yg cuma sejempol gedenya, 
dll.
   
  Saya kadang iri ngeliat di gambar2 atau di TV di negeri2 empat musim banyak 
burung2 besar yang hidup bahkan di kota-kota. Saya memang sangat suka dan lebih 
excited kalo ngeliat burung bisa hidup di kota secara alamiah, berdampingan 
dengan populasi manusia, karena menurut saya itu lebih menarik dan 
mengherankan. Kalau di hutan ada burung sih udah biasa kaleee he he he… Walopun 
di hutan di daerah tropis juga cenderung agak susah melihat atau mendengar 
burung. Saya pernah ke hutan di gunung2 di jawa, dan saya kecewa karena 
ternyata jauh lebih mudah melihat dan mendengar burung di Taman Monas (yg 
merupakan habitat buatan, di tengah kota pula) daripada di hutan he he he.. 
karena tingkat kepadatan populasinya yang rendah. Beneran lho.
   
  Contoh lagi: Di pedesaan daerah empat musim juga ada tradisi berburu bebek di 
musim gugur, berarti memang populasi bebek liar di sungai2 atau telaga2 di 
pedesaan cukup tinggi. Padahal kalo di Indonesia, telaga2 yg letaknya cukup 
terpencil pun jarang ada bebek liar, apalagi telaga di pedesaan. Kalopun ada, 
jumlahnya tak begitu banyak. 
   
  Contoh lagi: Di sungai2 dan danau di pedesaan Inggris atau Eropa, bahkan di 
kota London sekalipun, masih bisa dijumpai angsa liar Mute Swan (Cygnus olor). 
Burung yg ukurannya sangat besar dan luarbiasa anggun itu juga bisa bertahan 
hidup di telaga2 atau sungai di pedesaan Inggris atau Eropa, memakan tumbuhan 
air dan siput dll. Sulit membayangkan ada burung sebesar itu bisa hidup di 
pedesaan Indonesia. Apakah tumbuhan air atau siput di daerah tropis tak cukup 
banyak sehingga tak mungkin menyokong survival burung sebesar angsa?? Atau 
tumbuhan air di daerah tropis kadar gizinya terlalu rendah (yg memang sifat 
alamiah tumbuhan tropis) sehingga tak memadai untuk menyokong tumbuhnya habitat 
bagi angsa liar??? 



Bukankah habitat binatang (apalagi hewan yg sangat mobile dan bisa berpindah 
tempat ribuan kilometer seperti burung) tergantung pada tersedianya makanan yg 
memungkinkan survival hewan tersebut? Kalau angsa liar tak ada di daerah 
tropis, berarti memang tak terdapat makanannya di daerah tropis dalam jumlah 
dan mutu yg memadai sehingga angsa tak hidup/tak berpindah ke daerah tropis. 
Itu perkiraan saya, gak tau deh benar atau gak he he..
   
  Sekedar perbandingan, telaga2 atau danau di daerah empat musim dihuni bangsa 
bebek atau angsa (Anatidae) yg ukuran tubuhnya besar2, semisal Mute Swan 
(Cygnus olor) yang rentang sayapnya rata-rata 2 meter, Trumpeter Swan (Cygnus 
buccinator) yg pejantannya bisa sampe berbobot 12 kg dengan rentang sayap 3 
meter, atau Angsa Kanada (Branta Canadensis) yg rentang sayapnya juga rata-rata 
2 meter. Yang semua jenis itu jelas jauh lebih besar dan mayestik bila 
dibanding misalnya belibis (Dendrocygna arcuata) yang dijumpai di wetlands

Re: [SBI-InFo] hallo

2008-02-23 Terurut Topik nugie nugraha
kang uya, dulu kayaknya pernah nulis tetang perburuan burung air di indramayu.
minta data burung yang biasa di konsumsi masyarakat dunk. kalo ada si bukan 
hanya di indramayu, di demak?gembong?
kira2 motivasi masyarakat berburu burung apa ya?
Kalo animo masyarakat mengkonsumsi burung liar relatif tinggi, apa penyebabnya?
harga?
rasa?
khasiat?
mungkin, mitos?
ata apa...?

maturnuwun
ndut

bambang baskoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
sama adiknya nggak boleh gitu.
  

nugie nugraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  sabtu jadi ke jogja?
kalo jadi, kontak dulu sama kang imam bionic. biasanya dia siap nganter 
birdwatch kemanapun. lak nggih ngaten to kang imam?hehe plus penginapan gratis, 
haha...
ketemu bondol?? la di belakang kampus tu banyak lho, ada puluhan, bahkan 
lebih...
tapi... bondol jawa, hehehe...

salam
nug

"moe.moe_pelatuk" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  salam wah juga bwat pa bas 
etc,kami anak2 pelatuk juga nemuin si
BONDOL di daerah pantai TUGU smarang (10 januari 08) dan nemuin lagi
si BONDOL di daerah jrakah (23 januari 08),waktu itu jam 3 an setelah
kami tidur sebentar di stasiun,selain itu juga ada OSPrey lewta
juga,hal yang subhanallah sekali bagi kami





-
  Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.   






-
Looking for last minute shopping deals?   Find them fast with Yahoo! Search.
 
   

   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

Re: [SBI-InFo] Kenalan juga ah...

2008-02-23 Terurut Topik nugie nugraha
iya, salah satu individu nampak ada sapuan warna pink. semoga bukan karena 
bias, atau efek mono bushnell (iyo ra kang swiss).
mungkin, itu dara laut jambul-fase genit...
bisa jadi itu sisa2 lipstik yang lupa dihapus. biasa lah, semenjak isu global 
warming, kiranya banyak burung yang "nyambi"...hehehe...

Jenis Sterna bergii jenis migran atau residen ya?  Sepertinya si residen, 
karena pernah ditemui catatn berbiak di Karimunjawa (macKinnon, 1993) dan 
menurut Robson (2002) menyebutkan bahwa burung ini berkembangbiak di Sunda.
mbuh lah...
Saya pernah baca, di buku apa juga saya lupa 9buku beli di loakan), ada 
beberapa peneliti di (weleh, negaranya juga lupa) yang menandai burung dengan 
memberi warna cerah. yang saya lihat di foto, burung yang ditandai jenis sterna 
dan ditandai dengan warna merah muda...
mungkinkah itu hasil praktek seperti cerita di buku tadi? mungkin gak ya...
maaf lho, ra ngerti...

salam
gemblung

Satriya A-Z <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
Kulonuwun,
  Perkenalkan nama saya Satriya, seorang pengamat burung abangan. 
Ini pertama kalinya saya mengirimkan layang ke komunitas ini 
setelah saya bergabung  dengan milis SBI beberapa hari yang lalu.
   
  Langsung pada pokoknya, hari Minggu lalu (17 Februari 2008) saya 
menyempatkan diri jalan2 cari udara segar di Delta Muara Progo, 
Trisik, Kulonprogo dan kebetulan bertemu dengan serombongan 
Sterna bergii, Dara Laut Jambul beberapa ekor…6…9…13…20… 
dan terus bertambah hingga mencapai lebih dari 50 ekor. 
Kami hanya dipisahkan oleh aliran Sungai Progo selebar kurang lebih 
25an meter yang karena dalamnya tidak bisa saya seberangi. 
   
  Terlihat juga beberapa ekor Sterna albifrons, Dara Laut Kecil 
turut bergabung. Ada yg masih mengenakan bulu berbiaknya, dengan 
jidat putih yang luas dan kaki yg dari kejauhan terlihat berwarna 
oranye, sangat berbeda dengan  penampilan non-breedingnya, bahkan 
tadinya saya pikir mereka dua spesies yang berbeda, sayangnya foto 
yang saya ambil mawut2 karena alat dan kemampuan fotografi yang 
masih harus diasah terus. Kalau saja tidak ada bantuan dari rekan2 
Kutilang dan Bionic, pastilah saya sudah salah mengidentifikasi.
   
  Beruntung, karena aktivitas penambangan pasir semakin ramai seiring 
matahari yang mulai meninggi, para penjelajah lautan itu merasa 
terganggu dan terbang berpindah ke ujung delta yang lain, sisi yang 
bisa saya jangkau. Dengan mengendap saya coba mendekati mereka 
hingga jarak kami hanya sekitar 15 meter. Dari titik tersebut saya 
sudah tidak bisa mendekat karena mereka menunjukan respon waspada. 
Tapi setidaknya saya masih bisa mengamati mereka dengan jelas hingga 
terlihat satu individu Dara Laut Jambul yang menarik perhatian saya.
   
  Diantara kerumunan burung putih-abu2 berparuh  kuning itu terlihat 
satu individu yang bulunya berwarna kemerahan, warna pink mungkin 
lebih tepat. Warna tersebut semakin jelas terlihat ketika sang 
burung melakukan ”prining” (menyelisik bulu-bulu untuk membersihkanya)
sehingga bulu2 di bagian dadanya tersibak. 
  
Pertanyaan saya bagi para pengamat burung pantai, “Pernahkah ada 
yang melihat Dara Laut Jambul dalam pakaian seperti itu dan apa sebabnya?” 
Saya berusaha mencari literatur yang menjelaskan fenomena ini 
tapi belum saya temukan, ada yang punya referensi?
  Untuk gambaran lebih jelas mengenai penampilan burung 
(yang bagi saya membingungkan) ini silahkan lihat di foto 
yang saya kirim bersama surat elektronik ini.
  
Terima kasih atas perhatianya dan saya tunggu respon dari rekan-rekan semua.
  Salam “cek-cek-therrr!!!”
  Satriya
  
 
   

-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.  
 
   

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

Re: [SBI-InFo] Terpaksa

2008-02-23 Terurut Topik nugie nugraha
kabar dari pak lim sore tadi, dua ekor Pernis ptilorinchus melintasi desa 
lendah, trisik. melaju dari rimur ke barat. (warna bulu relatif lebih terang, 
kemungkinan migran).
Pak bas, pripun kabar penggaron? sajake kang batak udah ngebet pengen ke 
penggaron, sekalian ke medini. kang swiss juga udah berencana (tapi udah keburu 
dapet mandat "nderekke" juragan). mungkin minggu depan... atau depanya 
lagi...hehehe
Oh ya, Pak bas punya catatan perjumpaan dengan Pavo muticus di penggaron 
"lagi". perjumpaan setelah juli 2006, akhir 2006/awal 2007...
Tentu pak bas punya data (hasil wawancara dengan penjaga/penduduk yg 
menyebutkan jumlahnya >1 ekor), ceritanya gimana pak?

wah yg lagi di semarang, (ngopy pernyataan pak bas: ada kopi, ada gula, ada air 
pana... tapi gak ada babu, hehehe...)
Berita sore ini, 11 rumah di Tinjomoyo rusak kena longsor?
bagaimana dengan rekan2? semoga bisa "terbang"

nuwun
ndut


Kutilang Indonesia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
Kayaknya sih begitu Dy.yang sebenarnya sama juga sama kita...kita juga 
biasa kan hidup diantara sampah? karna  ngak tiba-tiba jadi kita juga bisa 
beradaptasikatanya kita itu seperti katak yang direbuskalau dipanasin 
sejak airnya dingin ya akhirnya mati dengan tidak sadar...tapi kalau katak 
itu langsung dimasukin ke air panas...ya pasti meloncathehehe...
 
eh sori belum sempat kirim fotomasih di semarang nih

ige


2008/2/22 Ady Kristanto <[EMAIL PROTECTED]>:

Burung-burung di wilayah Pesisir Jakarta, dalam menjalani kesehariannya 
terpaksa beradaptasi dengan masalah yang terjadi di Jakarta ... seperti masalah 
sampah, limbah, habitat yang tergusur serta lainnya. akankah hal ini akan terus 
menjadi kegiatan keseharian mereka  ?

  Ady Kristanto




-
Looking for last minute shopping deals?   Find them fast with Yahoo! Search.
 
   
  



 
 
   

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

Re: [SBI-InFo] Waterbird Monitoring at Trisik

2008-02-23 Terurut Topik Kutilang Indonesia
Kalau dengan Flagbelum ada standart sampai berapa besar ukuran flag
diijinkan untuk diperlebar sehingga grafing bisa terlihat (sedang dalam
konfirmasi dengan Bill (ABBBS). ini akan berguna untuk monitoring perjalanan
lokal...diskusi sama pak Bascabble clamb bisa memenuhi kebutuhan
iniyang perlu diperbaiki metode pemasangannya aja

sebagai informasi...saat ini sedang dilakukan pengujian kualitas terhadap
darvic produk lokal oleh ABBBSkalau sudah ada hasilnya segera bisa di
share

soal nikah udah dijawab Pak Bas...hehehe...
ige



On Tue, Feb 19, 2008 at 10:31 PM, Kang Bas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   Salam
>
> Uya, sudah saya perhatikan dari jauh :)
> Pantas lama gak ada kabar, lagi senang-senangnya
> wifewatch!
> Loh, bukannya "Ibu" Ige juga ibu yang baik?. Suka
> merawat Boss Ige tapi suka jalan-jalan juga. Kapan
> nikah? May, may be yes, may be no, hehehee (guyon lho
> boss)
>
> Calidris nya mantap. Mungkin memang berwintering di
> Trisik, tapi sebagian populasi. Populasi lain mungkin
> berbeda lokasi winteringnya.
> Coba cek saja data Australia (AWSG), berapa banyak
> Calidris wintering disana. Bandingkan dengan perkiraan
> populasi dunia (AWC-Wetland). Dari proporsi
> masing-masing lokasi bisa lebih tajam asumsinya.
>
> Di Sayung, Cerek pasir-besar sudah empat bulan
> "berwintering" (Nov-Feb). Ini untuk musim migrasi
> tahun ini saja. Kalau digabung dengan awal pemasangan
> tanda, total sudah di sana selama 14 bulan.
>
> Kalau masalah puas tidak puas sih biasa. (calon)
> ilmuwan pasti selalu tidak puas. Kalau sudah puas,
> pasti sudah berhenti mengamati atau meneliti...
>
> Kang Bas
> malah seneng kalau tidak "puas", berarti masih bisa
> lagi, lagi, dan lagi birdwatch!
>
> --- bambang baskoro <[EMAIL PROTECTED] >
> wrote:
>
> > Salam Lestari,
>
> > Baru sebatas asumsi, belum sempat ke Kutilang
> > untuk mencari referensi, bisa jadi si Kedidi ini
> > menggunakan Trisik sebagai tujuan migrasi, bukan
> > sebatas stop over (meski masih jauh dan harus
> > diselidiki). Untuk membuktikannya, harus dilakukan
> > penelitian yang konsisten dan berkesinambungan,
> > sehingga bisa dijadikan diskusi menarik di dunia
> > ornithology. Mungkin salah satu metode yang menurut
> > saya paling tepat adalah menggunakan flagging maupun
> > banding lain yang sesuai dengan standar. Tapi sejak
> > dulu hingga sekarang ini, kabar yang muncul belum
> > memuaskan, sehingga diskusi si Kedidi (dan
> > burung-burung pantai lain) akan terus menjadi wacana
> > tanpa tujuan dan kesimpulan.
> > Yah...ini baru impian, syukur-syukur ada yang
> > memperhatikan….
> > Salam dari Jogja
> > Uya'
> > NB Pak Ige: Istri saya memang gak suka diajak
> > jalan-jalan. Biasalah,calon ibu yang baik, jadi
> > sukanya merawat rumah dan suaminya. Makanya gek
> > ndang nikah.
>
> __
> Never miss a thing. Make Yahoo your home page.
> http://www.yahoo.com/r/hs
>  
>


Re: [SBI-InFo] Terpaksa beradaptasi

2008-02-23 Terurut Topik Kutilang Indonesia
Kayaknya sih begitu Dy.yang sebenarnya sama juga sama kita...kita juga
biasa kan hidup diantara sampah? karna  ngak tiba-tiba jadi kita juga
bisa beradaptasikatanya kita itu seperti katak yang direbuskalau
dipanasin sejak airnya dingin ya akhirnya mati dengan tidak sadar...tapi
kalau katak itu langsung dimasukin ke air panas...ya pasti
meloncathehehe...

eh sori belum sempat kirim fotomasih di semarang nih

ige

2008/2/22 Ady Kristanto <[EMAIL PROTECTED]>:

>   Burung-burung di wilayah Pesisir Jakarta, dalam menjalani kesehariannya
> terpaksa beradaptasi dengan masalah yang terjadi di Jakarta ... seperti
> masalah sampah, limbah, habitat yang tergusur serta lainnya. akankah hal ini
> akan terus menjadi kegiatan keseharian mereka  ?
>
> Ady Kristanto
>
> --
> Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! 
> Search.
> 
>


Re: [SBI-InFo] Mangunan

2008-02-23 Terurut Topik Kutilang Indonesia
Weh.sejak kapan nih mas Seno gabung di milist ini ? kemarin sih Kang Bas
cerita sudah...dan hari ini saya membuktikan kalau Mas Seno benar
bergabungmeski hanya anggota tapi saya mengucapkan selamat datang
Mas.

masukan buat si Uya udah bagus Mas
Buat Uya : kalau di kebun itu ada 44 jenis, di hutannya ada berapa jenis ?
sama  ? atau  ada ngak  jenis yang hanya ada di kebun tapi ngak ada di
hutan  ? kelimpahannya ? jenis apa yang populasinya paling banyak ? berapa ?

di buku handbook nya audubon ada kalimat "Tidak ada burung sampah" jadi ngak
perlu risau dengan burung umum...kata Pak Bas salah satu prinsip pemasaran
adalah, "isi boleh sama yang penting bungkusnya"...

Pak Bas? gimana dagangan kita ini ? kapan kita mulai ? hehehe.

pareng, nuwunterutama sama kawan-kawan KOPASSUSkarena sudah boleh
menggunakan fasilitas di kampus untuk nebeng online...hehehe

ige





On Fri, Feb 22, 2008 at 10:08 AM, bambang baskoro <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

>   matur nuwun masukannya, sangat penting dan membantu. mungkin nanti tak
> kirim data tentang jenis tanaman dan burung yang ada di sana, cuma sayang
> sekarang belum tak bawa.
> matur nuwun sekali..
> Uya'
>
>
> *sena adisubrata <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
>  salam lestari,
>
> menanggapi uneg-uneg mas bambang,
>
> mungkin yang pertama sebaikanya diketahui adalah apakah kebun buah itu
> merupakan salah satu habitat unik yang bisa memenuhi kebutuhan bagi suatu
> jenis burung, terlebih burung yang endangered.
>
> Mengingat bahwa kawasan tersebut berdekatan dengan daerah Bengkung dengan
> vegetasi alaminya yang masih baik, maka kebun buah itu harus
> menawarkan"sesuatu" yang sangat diperlukan bagi burung, yang berbeda dengan
> yang ditawarkan daerah sekitarnya. Misalnya apakah kebun buah itu
> menyediakan buah tertentu, atau bahan pembuat sarang, atau merupakan area
> transit sebelum ke habitat lainnya (stepping stone/koridor). Penyediaan ini
> bisa bersifat temporal, khususnya pada masa-masa kritis (musim kering
> /breeding season). Informasi ini bisa didapatkan dengan mengamati pemanfaat
> habitat burung potensial.
>
> Apabila informasi ini sudah ada, maka usulan pengelolaan selanjutnya akan
> mempunyai dasar ilmiah sehingga lebih kuat dan argumentatif.  Tentang
> benefit bagi masyarakat atau pengelola kawasan, itu nanti bisa dikaji
> setelah model pengelolaannya diusulkan.
>
>
> Itu saja sumbangan pemikiran saya, semoga bisa membantu.
>
>
>
> Seno
>
>
>
>
>
>
>
>  --
> Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! 
> Search.
>
>
>  --
> *Ihre erste Baustelle?* Wissenswertes für Bastler und Hobby Handwerker.
> 
>
>
> --
> Never miss a thing. Make Yahoo your 
> homepage.
> 
>


[SBI-InFo] Re: Inikah alap-alap capung???

2008-02-23 Terurut Topik hpirawan2005
Kang Bas, nama ilmiahnya Cabak Kota apa ya, Haliaster hilman??? Supaya
bisa gw search di Google Image.. Sorry gw gak bisa liat fotonya karena
gw gak pake individual email. Baru aja membershipnya diupdate jadi
individual email stelah posting itu terkirim, jadi fotonya gak sempet
masuk ke email gw. Penasaran juga seh kayak apa wujud Cabak Kota, apa
bener sama dgn yg gw liat. Kalo gak keberatan, minta tolong di-posting
ulang fotonya he he he:) atau dikirim ke email saya..

--- In sbi-info@yahoogroups.com, Kang Bas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Salam
> 
> Itu Cabak kota. Dengan suara nyaring khas, Cuut...
> Cuuuiiit Sangat menyukai terbang disekitar
> lampu-lampu jalan atau iklan yang terang di kota-kota.
> Memang lebih seringnya muncul di saat subuh, senja
> sampai malam hari.
> 
> Ini foto Cabak kota (Hilman, Haliaster)
> 
> Kang Bas
> 
> --- hpirawan2005 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Jika terbang, dia
> > hampir selalu bersuara terus-menerus dengan rentang
> > waktu tiap 3 atau
> > 4 detik. Crt   -   criiit  -  criiit
> > 
> > . selalu hanya muncul
> > menjelang hari gelap
> > sampai larut malam atau dinihari. 
> 
> 
> 
>  

> Looking for last minute shopping deals?  
> Find them fast with Yahoo! Search. 
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping
>




Bls: [SBI-InFo] Kuis level berikutnya

2008-02-23 Terurut Topik Dwi Jatmiko
Hehe... 

Masih belum tepat pak Bas

Untuk info sarang gagak hutan di kali boyong lebih afdol tanya ke "van Turgo" 
ae pak.
Tapi terakhir awal januari saya masih banyak ketemu Gagak hutan di sekitar 
gardu pandang.

Matur suwun jawabannya

jarot

- Pesan Asli 
Dari: Kang Bas <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: sbi-info@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 11 Febuari, 2008 9:51:05
Topik: Re: [SBI-InFo] Kuis level berikutnya









  



Gagak hutan?



Sarang yang di sungai boyong bawah gardu pandang

masih?



KB



--- Dwi Jatmiko <[EMAIL PROTECTED] co.id> wrote:



> Bukanya ikut2an, 

> tetapi salah satu contoh yang diajarkan oleh

> sesepuhnya (om Imam)

> adalah "gambar jelek jadikan kuis aja", hehehe...

> 

> Sedikit bocoran, gambar ini diambil di Kinahredjo

> Lereng Selatan Merapi tanggal 7 Feb 2008 kemarin.

> 

> salam hangat dari jogja..

> 

> [EMAIL PROTECTED]



 _ _ _ _ _ _

Be a better friend, newshound, and 

know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  http://mobile. yahoo.com/ 
;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ 






  
























   
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/