Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
Dear all, Beberapa waktu lalu, saya dan suami ke Prambanan, dari perjalanan tersebut kami sedikit menulis tentang keberadaan relief kakatua di Prambanan, bila ada yang berminat membaca dan mengomentari silahkan klik: ttp://burung-nusantara.org/article/cockatoo-in-prambanan-temple Salam --- On Thu, 1/7/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com wrote: From: Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com Subject: Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali To: sbi-info@yahoogroups.com Date: Thursday, 1 July, 2010, 2:55 PM Wah, terima kasih juga nih pencerahannya. Kebetulan anak saya sangat berminat untuk masuk jurusan antrhopolgi (meskipun Bapak - Ibunya Biologi), jadi mulai sekarang bisa meracuni untuk bisa ambil penelitian tentang ini (berapa tahun lagi yach ) Yus On 29/06/2010 14:18, swiss win wrote: wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah versi nir-modern betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu B. rhinoceros silvestri yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung di Jawa?? Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya. gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga. Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan. 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?) 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau keluarga phasianidae- lah. 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir. 5. Zhar-Ptitsa= = burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau Phasianidae 6. Fenghuang== china 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar semuanya kartun Hentaioalahh.. Jepang... Jepang... ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam. salam Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo. com menulis: Salam Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat). Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia. Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha. Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi
Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
Lambang negara kita juga burung, bangga lho.. --- On Wed, 6/30/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com wrote: From: Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com Subject: Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali To: Sbi-info sbi-info@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 30, 2010, 6:03 AM Angkor Wat itu Budha ya? YusPowered by Telkomsel BlackBerry®From: Irma Dana irma.d...@gmail. com Sender: sbi-i...@yahoogroup s.com Date: Wed, 30 Jun 2010 14:01:46 +0700To: sbi-i...@yahoogroup s.comReplyTo: sbi-i...@yahoogroup s.com Subject: Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief burungwaktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 mereka...ada burung dara dan rangkong gitu deh... 2010/6/29 swiss win kebo.giraz.giraz@ gmail.com wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah versi nir-modern betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu B. rhinoceros silvestri yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung di Jawa?? Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya. gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga. Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan. 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?) 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau keluarga phasianidae- lah. 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir. 5. Zhar-Ptitsa= = burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau Phasianidae 6. Fenghuang== china 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar semuanya kartun Hentaioalahh.. Jepang... Jepang... ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam. salam Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo. com menulis: Salam Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat). Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia. Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha. Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika
Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
Wah, terima kasih juga nih pencerahannya. Kebetulan anak saya sangat berminat untuk masuk jurusan antrhopolgi (meskipun Bapak - Ibunya Biologi), jadi mulai sekarang bisa meracuni untuk bisa ambil penelitian tentang ini (berapa tahun lagi yach ) Yus On 29/06/2010 14:18, swiss win wrote: wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah versi nir-modern betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu /B. rhinoceros silvestri/ yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung di Jawa?? Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya. gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga. Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan. 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?) 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau keluarga phasianidae-lah. 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir. 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau Phasianidae 6. Fenghuang== china 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang... ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam. salam Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com mailto:bask...@yahoo.com menulis: Salam Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat). Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia. Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha. Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya. Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi. KB --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor /yus.n...@gmail.com mailto:yus.n...@gmail.com/* wrote: Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya: /Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali
Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief burung waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 mereka... ada burung dara dan rangkong gitu deh... 2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah versi nir-modern betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung di Jawa?? Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya. gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga. Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan. 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?) 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau keluarga phasianidae-lah. 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir. 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau Phasianidae 6. Fenghuang== china 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang... ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam. salam Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis: Salam Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat). Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia. Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha. Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya. Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi. KB --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote: Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya: *Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul
Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
Thanks pelajaran yang sangat berharga salam Jack Pada 30 Juni 2010 14:01, Irma Dana irma.d...@gmail.com menulis: Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief burung waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 mereka... ada burung dara dan rangkong gitu deh... 2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah versi nir-modern betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung di Jawa?? Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya. gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga. Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan. 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?) 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau keluarga phasianidae-lah. 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir. 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau Phasianidae 6. Fenghuang== china 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang... ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam. salam Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis: Salam Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat). Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia. Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha. Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya. Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi. KB --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote: Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya: *Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu
Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
Angkor Wat itu Budha ya? Yus Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Irma Dana irma.d...@gmail.com Sender: sbi-info@yahoogroups.com Date: Wed, 30 Jun 2010 14:01:46 To: sbi-info@yahoogroups.com Reply-To: sbi-info@yahoogroups.com Subject: Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief burung waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 mereka... ada burung dara dan rangkong gitu deh... 2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah versi nir-modern betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung di Jawa?? Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya. gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga. Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan. 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?) 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau keluarga phasianidae-lah. 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir. 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau Phasianidae 6. Fenghuang== china 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang... ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam. salam Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis: Salam Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat). Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia. Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha. Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya. Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi. KB --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote: Ini
Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah versi nir-modern betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung di Jawa?? Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya. gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga. Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan. 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?) 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau keluarga phasianidae-lah. 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir. 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau Phasianidae 6. Fenghuang== china 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang... ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam. salam Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis: Salam Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat). Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia. Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha. Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya. Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi. KB --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote: Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya: *Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang
[SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
Salam Karena ada yang mengulas Etno-ornithologi, ini ada sekelumit yang saya tau. Mohon maap jika pemahaman saya kurang tepat. Yang tidak berminat silahkan hapus saja. Pada budaya Jawa dan Bali dikenal sistem waktu Wuku. Wuku adalah nama sebuah siklus waktu yang berlangsung selama 30 pekan. Satu pekan atau minggu terdiri dari tujuh hari sehingga satu siklus Wuku terdiri dari 210 hari. Ide dasar perhitungan menurut Wuku ini adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara (pasaran, 5 hari) dan saptawara (pekan, 7 hari) menjadi satu. Dalam satu Wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti. Setiap Wuku memiliki nama, yang didasarkan suatu kisah kerajaan pimpinan Prabu Watugunung. Namanya dimulai dari istrinya, Dewi Sinta, Dewi Landep, lalu ke-27 anak-anaknya, ditutup Prabu Watugunung sendiri. Pengetahuan Wuku disimpan dalam bentuk gambar, yang terdiri dari empat komponen utama: 1. Tokoh wuku dan dewa (mahluk berakal) 2. Bumi dan langit (benda alam) 3. Bangunan (benda rekayasa) 4. Tumbuhan dan BURUNG (mahluk hidup) Setiap wuku, gambar, dan komponennya memiliki makna kosmologi. Jika dijabarkan satu per satu akan sangat panjang dan berubah jadi milist budaya :D Langsung saja ke bagian komponen burung.. Ada 21 jenis / macam burung di dalam simbol Wuku. 1. Gagak 2. Anis Kembang 3. Manyar 4. Salinditan (Serindit) 5. Branjangan 6. Ayam Hutan 7. Kepodang 8. Betet / Bayan 9. Kulilang (Kutilang) 10. Bido (Elang Bido) 11. Urang-urangan (Raja Udang) 12. Pelatuk Bawang 13. Prijohan (Pipit) 14. Cocak (Merbah) 15. Puter (Dederuk) 16. Prenjak 17. Pelung (Ayam) 18. Gogik (Rangkong) 19. Sepahan (Sepah) 20. Nori (Paruh Bengkok) 21. Gemak Masing-masing jenis burung memiliki makna. Karena Bang Yoki sedang mencari tau tentang Rangkong, jadi yang ini saja dulu. Gogik / Rangkong : - Menggambarkan besar kecemburuan dan kecurigaan - Makna sepadan : ekspresi kekhawatiran Wuku yang dengan gambar Gogik yaitu Wuku Wuye dan Watugunung. Wuku ini umumnya menampilkan diri sebagai sosok yang selalu berpikir dan bersikap antisipatif. Saya belum sempat liat relief Rangkong yang di Prambanan. Kira-kira gambar apa saja terkait di relief itu? Cocok tidak dengan kosmologi wuku ini? KB
Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali
Salam Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat). Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia. Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha. Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya. Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi. KB --- On Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com wrote: Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya: Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu. Ada yang mau memecahkan misteri tersebut? 2010/6/29 Yus Rusila Noor yus.n...@gmail. com Muantaab juga. Terima kasih Kang Bas atas pencerahannya, juga Yoki atas gambarnya. Saya kira informasi seperti ini mesti kita kumpulkan dan interpretasikan (mungkin kerjasama dengan ahlinya). Berikut saya sertakan beberapa gambar yang saya ambil dari relief Candi Borobudur dan Mendut. Yoki, nampaknya rangkong cuma ada di Candi berlatar Hindu ya? On 28/06/2010 20:52, Y. Hadiprakarsa wrote: Mantap Kang Bas! langsung saya flagged email ini, just in case database yg lagi dibuat bisa mulai di input (ntah kapan selesainya :P ). Baru tau juga ternyata bahasa jawanya rangkong Gogik :p, dulu waktu di Lampung orang jawa versi sana menyebutnya rangkok. Anywaynice info! nah untuk melihat wuku nya seperti apa, saya attached berapa foto dari relief rangkong dll dari Prambanan, foto ini di ambil oleh rekan saya Anton.