Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-07-02 Terurut Topik dwi agustina
Dear all,
Beberapa waktu lalu, saya dan suami ke Prambanan, dari perjalanan tersebut kami 
sedikit menulis tentang keberadaan relief kakatua di Prambanan, bila ada yang 
berminat membaca dan mengomentari silahkan klik:
 
ttp://burung-nusantara.org/article/cockatoo-in-prambanan-temple

Salam
--- On Thu, 1/7/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com wrote:

From: Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com
Subject: Re: [SBI-InFo] Burung  Kosmologi Jawa Bali
To: sbi-info@yahoogroups.com
Date: Thursday, 1 July, 2010, 2:55 PM







 



  



  
  
  



Wah, terima kasih juga nih pencerahannya. Kebetulan anak saya sangat
berminat untuk masuk jurusan antrhopolgi (meskipun Bapak - Ibunya
Biologi), jadi mulai sekarang bisa meracuni untuk bisa ambil
penelitian tentang ini (berapa tahun lagi yach )



Yus



On 29/06/2010 14:18, swiss win wrote:
 

  
  wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi
ilmiah versi nir-modern

  

betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan
aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief
berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo
tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu B.
rhinoceros silvestri
yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang
bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung
atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r
bertanduk melengkung di Jawa??

  

Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di
Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup
signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda
dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa
Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah
psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih
natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada
perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha bentuk2
satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan
behavior alaminya. 

  

gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan
adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan
dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi
asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi.
cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita
Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah
Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.

  

Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak
kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api

1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa
Matahari (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan
bangau-bangauan.

2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk
aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah
gak ya?)

3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang
lebihnya masih mirip merak atau keluarga phasianidae- lah.

4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno
terhadap burung Bennu dari Mesir.

5. Zhar-Ptitsa= = burung api versi
Rusia yang sepertinya masih berbau Phasianidae

6. Fenghuang== china

7. Karura. lha ini yang menarik, karena
konsepnya bener2 meniru garuda tapi dibawa oleh Buddisme sehingga
wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: bener2 berwujud manusia
cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan menarik yang kedua
adalah ketika saya search di mbah google yang keluar semuanya kartun
Hentaioalahh.. Jepang... Jepang...

  

ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak
Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam.
orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

  

salam

  

  
  Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo. com
menulis:

  
 




  

  
  Salam
  

  
  Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans
  

  
  Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki
tujuan dan makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih
condong seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).

  
  

  
  Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda.
Pada candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat
dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian,
kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.
  

  
  Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait
dengan kisah fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief
faunanya tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya
lokal pra Hindu-Budha.
  

  
  Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa
(Tengah) untuk Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-07-01 Terurut Topik Ania
Lambang negara kita juga burung, bangga lho.. 

--- On Wed, 6/30/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com wrote:

From: Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com
Subject: Re: [SBI-InFo] Burung  Kosmologi Jawa Bali
To: Sbi-info sbi-info@yahoogroups.com
Date: Wednesday, June 30, 2010, 6:03 AM







 



  



  
  
  









Angkor Wat itu Budha ya?

YusPowered by Telkomsel BlackBerry®From:  Irma Dana irma.d...@gmail. com
Sender:  sbi-i...@yahoogroup s.com
Date: Wed, 30 Jun 2010 14:01:46 +0700To: sbi-i...@yahoogroup s.comReplyTo:  
sbi-i...@yahoogroup s.com
Subject: Re: [SBI-InFo] Burung  Kosmologi Jawa Bali

 




  
  
  Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak 
relief burungwaktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 
mereka...ada burung dara dan rangkong gitu deh... 



2010/6/29 swiss win kebo.giraz.giraz@ gmail.com
















 



  



  
  
  wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi 
ilmiah versi nir-modern

betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan
aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief
berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo
tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu B. rhinoceros 
silvestri
yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang
bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung
atau dulu memang pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r 
bertanduk melengkung di Jawa??

Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur 
daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan. Fritjof 
Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme, Buddisme lahir 
dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, 
maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa 
relief Prambanan lebih natural karena simbologi setiap jenis burung akan 
membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha 
bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa berdasarkan 
behavior alaminya. 



gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan adalah 
bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan baik. 
Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari India 
akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam 
pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan 
Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi 
Sunan Kalijaga.



Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan 
kuno yang memiliki simbol2 burung api
1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra). 
yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.


2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya 
mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?)
3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau 
keluarga phasianidae- lah.


4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
5. Zhar-Ptitsa= = burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau 
Phasianidae

6. Fenghuang== china
7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi 
dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu: 
bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan 
menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar 
semuanya kartun Hentaioalahh.. Jepang... Jepang...



ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas, 
yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini 
lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

salam



Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo. com menulis:

















 



  



  
  
  

Salam
Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans
Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang 
berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) 
dan Zodiak (Barat).



Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, 
relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, 
misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi 
ke hampir semua budaya di dunia.


Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel 
tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. 
Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.


Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. 
Penyebutan
 nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau kawasan 
pernah ada rangkong atau tidak. Jika

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-07-01 Terurut Topik Yus Rusila Noor
Wah, terima kasih juga nih pencerahannya. Kebetulan anak saya sangat 
berminat untuk masuk jurusan antrhopolgi (meskipun Bapak - Ibunya 
Biologi), jadi mulai sekarang bisa meracuni untuk bisa ambil 
penelitian tentang ini (berapa tahun lagi yach )


Yus

On 29/06/2010 14:18, swiss win wrote:


wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi 
ilmiah versi nir-modern


betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan 
aslinya. melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief 
berbentuk rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo 
tanduknya melengkung ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu /B. 
rhinoceros silvestri/ yang merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung 
tapi datar. ada yang bisa mbantu saya? apakah di Jawa ada B. 
rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang pernah ada atau saya 
saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung di Jawa??


Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di 
Borobudur daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup 
signifikan. Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda 
dengan Hiduisme, Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa 
Hinduisme adalah mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah 
psikologis hal inilah yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih 
natural karena simbologi setiap jenis burung akan membawa pada 
perbedaan makna ritual yang berbeda. sedangkan pada candi Budha 
bentuk2 satwa itu bersifat -semacam- mempersonifikasikan satwa 
berdasarkan behavior alaminya.


gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita 
pewayangan adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat 
diperhatikan dengan baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk 
dengan ilustrasi asli dari India akhirnya dituduh terinspirasi dari 
Spizaetus bartelsi. cerita2 dan tokoh dalam pewayangan sendiri 
notabene berasal dari cerita Hinduisme Mahabarata dan Ramayanan, hanya 
yang membedakan adalah Punakawan yang merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.


Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak 
kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api
1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari 
(Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.
2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk 
aslinya mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah 
gak ya?)
3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak 
atau keluarga phasianidae-lah.

4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau 
Phasianidae

6. Fenghuang== china
7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda 
tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda 
versi Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk 
paruh elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah 
google yang keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang...


ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak 
Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. 
orang sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.


salam

Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com 
mailto:bask...@yahoo.com menulis:


Salam


Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans


Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan
makna yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong
seperti Shio (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).


Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada
candi Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat
dengan ajaran Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian,
kisah fabel itu telah teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.


Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah
fabel tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya
tidak terkait fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya
lokal pra Hindu-Budha.


Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk
Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah
bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak.
Jika sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar
kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak pernah ada rangkong.
Dan sebaliknya.


Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa
itu diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan
sentra habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak
banyak lagi.


KB


--- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor /yus.n...@gmail.com
mailto:yus.n...@gmail.com/* wrote:

Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya:

/Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung,
kali 

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-30 Terurut Topik Irma Dana
Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief
burung
waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 mereka...
ada burung dara dan rangkong gitu deh...



2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com



 wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah
 versi nir-modern

 betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya.
 melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk
 rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung
 ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang
 merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu
 saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang
 pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung
 di Jawa??

 Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur
 daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan.
 Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme,
 Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah
 mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah
 yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi
 setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda.
 sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam-
 mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya.

 gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan
 adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan
 baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari
 India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan
 tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme
 Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang
 merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.

 Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak
 kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api
 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra).
 yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.
 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya
 mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?)
 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak
 atau keluarga phasianidae-lah.
 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau
 Phasianidae
 6. Fenghuang== china
 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda
 tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi
 Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh
 elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang
 keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang...

 ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas,
 yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini
 lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

 salam

 Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis:



 Salam


 Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans


 Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna
 yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio
 (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).


 Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi
 Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran
 Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah
 teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.


 Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel
 tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait
 fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.


 Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk
 Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah
 bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika
 sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu
 daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya.


 Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu
 diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra
 habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi.


 KB


 --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote:

 Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya:

 *Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini
 burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural
 sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus.
 Salah satunya relief Kakatua Jambul 

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-30 Terurut Topik Jack Rimbawan
Thanks pelajaran yang sangat berharga

salam

Jack


Pada 30 Juni 2010 14:01, Irma Dana irma.d...@gmail.com menulis:



 Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief
 burung
 waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2
 mereka...
 ada burung dara dan rangkong gitu deh...



 2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com



 wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah
 versi nir-modern

 betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya.
 melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk
 rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung
 ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang
 merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu
 saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang
 pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung
 di Jawa??

 Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur
 daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan.
 Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme,
 Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah
 mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah
 yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi
 setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda.
 sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam-
 mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya.

 gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan
 adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan
 baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari
 India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan
 tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme
 Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang
 merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.

 Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak
 kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api
 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari
 (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.
 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya
 mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?)
 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak
 atau keluarga phasianidae-lah.
 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau
 Phasianidae
 6. Fenghuang== china
 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda
 tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi
 Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh
 elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang
 keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang...

 ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak
 Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang
 sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

 salam

 Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis:



 Salam


 Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans


 Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna
 yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio
 (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).


 Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi
 Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran
 Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah
 teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.


 Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel
 tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait
 fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.


 Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk
 Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah
 bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika
 sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu
 daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya.


 Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu
 diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra
 habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi.


 KB


 --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote:

 Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya:

 *Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini
 burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu 

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-30 Terurut Topik Yus Rusila Noor
Angkor Wat itu Budha ya?

Yus
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Irma Dana irma.d...@gmail.com
Sender: sbi-info@yahoogroups.com
Date: Wed, 30 Jun 2010 14:01:46 
To: sbi-info@yahoogroups.com
Reply-To: sbi-info@yahoogroups.com
Subject: Re: [SBI-InFo] Burung  Kosmologi Jawa Bali

Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief
burung
waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 mereka...
ada burung dara dan rangkong gitu deh...



2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com



 wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah
 versi nir-modern

 betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya.
 melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk
 rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung
 ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang
 merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu
 saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang
 pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung
 di Jawa??

 Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur
 daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan.
 Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme,
 Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah
 mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah
 yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi
 setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda.
 sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam-
 mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya.

 gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan
 adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan
 baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari
 India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan
 tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme
 Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang
 merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.

 Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak
 kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api
 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra).
 yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.
 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya
 mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?)
 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak
 atau keluarga phasianidae-lah.
 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau
 Phasianidae
 6. Fenghuang== china
 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda
 tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi
 Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh
 elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang
 keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang...

 ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas,
 yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini
 lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

 salam

 Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis:



 Salam


 Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans


 Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna
 yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio
 (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).


 Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi
 Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran
 Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah
 teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.


 Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel
 tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait
 fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.


 Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk
 Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah
 bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika
 sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu
 daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya.


 Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu
 diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra
 habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi.


 KB


 --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote:

 Ini

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-29 Terurut Topik swiss win
wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah
versi nir-modern

betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya.
melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk
rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung
ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang
merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu
saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang
pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung
di Jawa??

Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur
daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan.
Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme,
Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah
mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah
yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi
setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda.
sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam-
mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya.

gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan
adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan
baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari
India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan
tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme
Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang
merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.

Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak kebudayaan
kuno yang memiliki simbol2 burung api
1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra).
yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.
2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya
mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?)
3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak atau
keluarga phasianidae-lah.
4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau
Phasianidae
6. Fenghuang== china
7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda tapi
dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi Hindu:
bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh elang. dan
menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang keluar
semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang...

ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas,
yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini
lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

salam

Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis:



 Salam


 Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans


 Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna
 yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio
 (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).


 Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi
 Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran
 Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah
 teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.


 Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel
 tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait
 fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.


 Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong.
 Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya
 suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika sekelompok masyarakat
 tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak
 pernah ada rangkong. Dan sebaliknya.


 Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu
 diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra
 habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi.


 KB


 --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote:

 Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya:

 *Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini
 burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural
 sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus.
 Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang
 mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di
 Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu
 dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu
 sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang 

[SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-28 Terurut Topik Kang Bas
Salam

Karena ada yang mengulas Etno-ornithologi, ini ada sekelumit yang saya tau. 
Mohon maap jika pemahaman saya kurang tepat. Yang tidak berminat silahkan hapus 
saja.

Pada budaya Jawa dan Bali dikenal sistem waktu Wuku. Wuku adalah nama sebuah 
siklus waktu yang berlangsung selama 30 pekan. Satu pekan atau minggu terdiri 
dari tujuh hari sehingga satu siklus Wuku terdiri dari 210 hari.

Ide dasar perhitungan menurut Wuku ini adalah bertemunya dua hari dalam sistem 
pancawara (pasaran, 5 hari) dan saptawara (pekan, 7 hari) menjadi satu. Dalam 
satu Wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti.

Setiap Wuku memiliki nama, yang didasarkan suatu kisah kerajaan pimpinan Prabu 
Watugunung. Namanya dimulai dari istrinya, Dewi Sinta, Dewi Landep, lalu ke-27 
anak-anaknya, ditutup Prabu Watugunung sendiri.

Pengetahuan Wuku disimpan dalam bentuk gambar, yang terdiri dari empat komponen 
utama:
1. Tokoh wuku dan dewa (mahluk berakal)
2. Bumi dan langit (benda alam)
3. Bangunan (benda rekayasa)
4. Tumbuhan dan BURUNG (mahluk hidup)

Setiap wuku, gambar, dan komponennya memiliki makna kosmologi. Jika dijabarkan 
satu per satu akan sangat panjang dan berubah jadi milist budaya :D Langsung 
saja ke bagian komponen burung..

Ada 21 jenis / macam burung di dalam simbol Wuku.
1. Gagak
2. Anis Kembang
3. Manyar
4. Salinditan (Serindit)
5. Branjangan
6. Ayam Hutan
7. Kepodang
8. Betet / Bayan
9. Kulilang (Kutilang)
10. Bido (Elang Bido)
11. Urang-urangan (Raja Udang)
12. Pelatuk Bawang
13. Prijohan (Pipit)
14. Cocak (Merbah)
15. Puter (Dederuk)
16. Prenjak
17. Pelung (Ayam)
18. Gogik (Rangkong)
19. Sepahan (Sepah)
20. Nori (Paruh Bengkok)
21. Gemak

Masing-masing jenis burung memiliki makna. Karena Bang Yoki sedang mencari tau 
tentang Rangkong, jadi yang ini saja dulu.

Gogik / Rangkong :
- Menggambarkan besar kecemburuan dan kecurigaan
- Makna sepadan : ekspresi kekhawatiran

Wuku yang dengan gambar Gogik yaitu Wuku Wuye dan Watugunung. Wuku ini umumnya 
menampilkan diri sebagai sosok yang selalu berpikir dan bersikap antisipatif.

Saya belum sempat liat relief Rangkong yang di Prambanan. Kira-kira gambar apa 
saja terkait di relief itu? Cocok tidak dengan kosmologi wuku ini?

KB



  

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-28 Terurut Topik Kang Bas
Salam
Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans
Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna yang 
berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio (Tiongkok) 
dan Zodiak (Barat).

Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi Budha, 
relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran Budis, 
misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah teradaptasi 
ke hampir semua budaya di dunia.
Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel 
tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait fabel. 
Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.
Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk Rangkong. 
Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah bio-historisnya suatau 
kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika sekelompok masyarakat tidak kenal 
nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu daerah itu memang tidak pernah ada 
rangkong. Dan sebaliknya.
Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu diberi 
nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra habitatnya. 
Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi.
KB
--- On Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com wrote:
Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya:



Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung,
kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan
begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya
sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua
sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya
hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa.
Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta?
Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu
orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.



Ada yang mau memecahkan misteri tersebut?

 2010/6/29 Yus Rusila Noor yus.n...@gmail. com

  
Muantaab juga. Terima kasih Kang Bas atas pencerahannya, juga
Yoki atas
gambarnya. Saya kira informasi seperti ini mesti kita kumpulkan dan
interpretasikan (mungkin kerjasama dengan ahlinya). Berikut saya
sertakan beberapa gambar yang saya ambil dari relief Candi Borobudur
dan Mendut.



Yoki, nampaknya rangkong cuma ada di Candi berlatar Hindu ya? 



On 28/06/2010 20:52, Y. Hadiprakarsa wrote:

Mantap Kang Bas! langsung saya flagged
email ini, just in
case database yg lagi dibuat bisa mulai di input (ntah kapan selesainya
:P ). Baru tau juga ternyata bahasa jawanya rangkong Gogik :p, dulu
waktu di Lampung orang jawa versi sana menyebutnya rangkok.
Anywaynice info! nah untuk melihat wuku nya seperti apa, saya
attached berapa foto dari relief rangkong dll dari Prambanan, foto ini
di ambil oleh rekan saya Anton.