RE: [silatindonesia] IURAN BULANAN Sahabat Silat dan FP2STI
Lebih bagus lagi bila no.rek yang diberikan bisa di transfer antar bank..dengan kata lain ATM bersama..agar tidak merepotkan. Abdul khalik From: silatindonesia@yahoogroups.com [mailto:silatindone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ezra purnama Sent: Friday, June 05, 2009 10:36 PM To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] IURAN BULANAN Sahabat Silat dan FP2STI Yth. Kawan-kawan Salam hormat, Sekedar mengingatkan kepada kawan-kawan semua. Untuk sumbangan atau iuran bulanan ke rekening sahabat silat. Bulan ini June mohon jangan dilupakan. - bagi yang sudah transfer mohon absen di sini (cukup buat list nama) - nominal tidak dibatasi tapi minimal Rp 10.000,- - bagi yang lupa rek Sahabat SILAT ini : BCA 5700111778, an KIKI R dan ALDA A Moohon maaf saya mungkin tidak begitu update informasi di milist, dikarenakan : - Sedang diluar jangkauan internet di pedalaman Central Java - Sedang ngerjain T-shirt edisi FP2STI joint with distro BANDUNG Demikian tas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya Mas ezra [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Berita Duka Cita
Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin. Hormat kami, http://padjadjarancimandepusat.blogspot.com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
Sahabat silat :) berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu : http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat. Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha berupa lahan Sarang Bango. Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit. Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu. Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia. Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur dan pamit pulang. Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah. Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid yang jadi markas pasukan Fatahillah dan dibangun pada 1527. Adalah juragan Sero Haji Syafiuddin yang memelihara masjid di awal abad 20 sehingga masjid itu tak berubah. Sekitar 250 m dari masjid terdapat rumah panggung yang dipercaya sebagai rumah Pitung atau setidaknya sang jawara pernah menginap di sana. Versi lain menyatakan rumah itu adalah rumah juragan H Syafiuddin yang pernah dirampok oleh Pitung. Apapun kisah versi lainnya, warga memilih percaya bahwa rumah panggung itu adalah rumah si Pitung. Lantas apalagi yang bisa dilihat dan sejarah apalagi yang bisa diungkap soal Marunda, soal masjid Al Alam, juga tentang rumah panggung tadi, ditambah persoalan yang hingga kini masih melingkupi kawasan tersebut? Barangkali ajakan Komunitas Historia untuk merefleksi sejarah Jakarta di pesisir utara Jakarta, termasuk kawasan Marunda, bisa jadi alternatif liburan akhir pekan ini WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
Artikel yang ckp bagus, mengenai makamnya pitung itu katanya di daerah palmerah kira2 dimana tuh, apakah sama dengan yang di Cingkrik Goning. Salam - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Sahabat silat :) berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu : http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat. Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha berupa lahan Sarang Bango. Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit. Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu. Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia. Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur dan pamit pulang. Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah. Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid yang jadi markas pasukan Fatahillah dan dibangun pada 1527. Adalah juragan Sero Haji Syafiuddin yang memelihara masjid di awal abad 20 sehingga masjid itu tak berubah. Sekitar 250 m dari masjid terdapat rumah panggung yang dipercaya sebagai rumah Pitung atau setidaknya sang jawara pernah menginap di sana. Versi lain menyatakan rumah itu adalah rumah juragan H Syafiuddin yang pernah dirampok oleh Pitung. Apapun kisah versi lainnya, warga memilih percaya bahwa rumah panggung itu adalah rumah si Pitung. Lantas apalagi yang bisa dilihat dan sejarah apalagi yang bisa diungkap soal Marunda, soal masjid Al Alam, juga tentang rumah panggung tadi, ditambah persoalan yang hingga kini masih melingkupi kawasan tersebut? Barangkali ajakan Komunitas Historia untuk merefleksi sejarah Jakarta di pesisir utara Jakarta, termasuk kawasan Marunda, bisa jadi alternatif liburan akhir pekan ini WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
Sahabat Silat Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap... Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Sahabat silat :) berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu : http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat. Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha berupa lahan Sarang Bango. Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit. Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu. Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia. Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur dan pamit pulang. Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah. Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid yang jadi markas pasukan Fatahillah dan dibangun pada 1527. Adalah juragan Sero Haji Syafiuddin yang memelihara masjid di awal abad 20 sehingga masjid itu tak berubah. Sekitar 250 m dari masjid terdapat rumah panggung yang dipercaya sebagai rumah Pitung atau setidaknya sang jawara pernah menginap di sana. Versi lain menyatakan rumah itu adalah rumah juragan H Syafiuddin yang pernah dirampok oleh Pitung. Apapun kisah versi lainnya, warga memilih percaya bahwa rumah panggung itu adalah rumah si Pitung. Lantas apalagi yang bisa dilihat dan sejarah apalagi yang bisa diungkap soal Marunda, soal masjid Al Alam, juga tentang rumah panggung tadi, ditambah persoalan yang hingga kini masih melingkupi kawasan tersebut? Barangkali ajakan Komunitas Historia untuk merefleksi sejarah Jakarta di pesisir utara Jakarta, termasuk kawasan Marunda, bisa jadi alternatif liburan akhir pekan ini WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto [Non-text portions of
Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita
Saya dan keluarga turut berduka atas meninggalnya beliau semoga amal perbuatan serta ilmu-ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi beliau. Semoga Allah SWT mengampunin segala kesalahan dan dosa beliau. Amiin From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.com To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 8, 2009 9:46:14 AM Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin. Hormat kami, http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita
Turut berduka cita, semoga Amal Ibadah Beliau diterima di SisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan kesabaran Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: Bony Setihabudi To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 08, 2009 9:51 AM Subject: Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita Saya dan keluarga turut berduka atas meninggalnya beliau semoga amal perbuatan serta ilmu-ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi beliau. Semoga Allah SWT mengampunin segala kesalahan dan dosa beliau. Amiin From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.com To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 8, 2009 9:46:14 AM Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin. Hormat kami, http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita
turut berduka cita. semoga keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberi ketabahan, rizqi dan kekuatan meneruskan perjuangan beliau.. amin 2009/6/8 Ekohadi h...@mail.tempo.co.id Turut berduka cita, semoga Amal Ibadah Beliau diterima di SisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan kesabaran Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: Bony Setihabudi To: silatindonesia@yahoogroups.com silatindonesia%40yahoogroups.com Sent: Monday, June 08, 2009 9:51 AM Subject: Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita Saya dan keluarga turut berduka atas meninggalnya beliau semoga amal perbuatan serta ilmu-ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi beliau. Semoga Allah SWT mengampunin segala kesalahan dan dosa beliau. Amiin From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.comkelid_cimande%40yahoo.com To: silatindonesia@yahoogroups.com silatindonesia%40yahoogroups.com Sent: Monday, June 8, 2009 9:46:14 AM Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin. Hormat kami, http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [silatindonesia] Berita Duka Cita
Innalillahi Wa Inna Lillahi rojiun Terut berduka cita yang mendalam atas Berpulangnya ke Rahmatullah, Guru Besar Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari smoga Amal baik selama ini diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi keikhlasan dan ketabahan iman Amien...3x Best Regards, Paedi --- Pada Sen, 8/6/09, M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.com menulis: Dari: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.com Topik: [silatindonesia] Berita Duka Cita Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 8 Juni, 2009, 9:46 AM Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin. Hormat kami, http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: Berita Duka Cita
Turut bela sungkawa yang sedalam-dalamnya, semoga amal ibadah beliau diterima Nya, dilipat gandakan amal kebainnya. Bagi keluarga yang ditinggalkan agar diberikan ketabahan dan kesabaran...aaamin ya robal alamin... Gusman Jali --- In silatindonesia@yahoogroups.com, yoga putra setiawan mas_o_g...@... wrote: semoga segala amal ibadah beliau di terima di sisi Nya dan diberikan tempat yang layak.., juga di berikan ketabahan pada keluarga yg ditinggalkan..., amin...! --- On Sun, 6/7/09, M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@... wrote: From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@... Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Sunday, June 7, 2009, 9:46 PM Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin. Hormat kami, http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
Mas Eko Ceritera Si Pitung versi Belanda yg saat itu juga dilaporlkan didalam koran Locomotif di Batavia sudah saya tulis dalam bukiu saya. Kalau ada versi lokal yg beranggapan Si Pitung adalah Robinhood Betawi silahkan, bagus bagus saja. --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote: From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Monday, June 8, 2009, 11:07 AM Sahabat Silat Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap... Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Sahabat silat :) berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu : http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. Belong.yang. Beken.di. Marunda Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat. Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha berupa lahan Sarang Bango. Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit. Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu. Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia. Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur dan pamit pulang. Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah. Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid yang jadi markas pasukan Fatahillah dan dibangun pada 1527. Adalah juragan Sero Haji Syafiuddin yang memelihara masjid di awal abad 20 sehingga masjid itu tak berubah. Sekitar 250 m dari masjid terdapat rumah panggung yang dipercaya sebagai rumah Pitung atau setidaknya sang jawara pernah menginap di sana. Versi lain menyatakan rumah itu adalah rumah juragan H Syafiuddin yang pernah dirampok oleh Pitung. Apapun kisah versi lainnya, warga memilih percaya bahwa rumah panggung itu adalah rumah si Pitung. Lantas
Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
Mas-kalau dari versi koran locomotif...mungkin bisa disharing disini, kan tidak semua beli buku mas Oong dan bisa bahasa belanda he he heuntuk pengetahuan dan nambah wawasan.. Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: O'ong Maryono To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 08, 2009 12:17 PM Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Mas Eko Ceritera Si Pitung versi Belanda yg saat itu juga dilaporlkan didalam koran Locomotif di Batavia sudah saya tulis dalam bukiu saya. Kalau ada versi lokal yg beranggapan Si Pitung adalah Robinhood Betawi silahkan, bagus bagus saja. --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote: From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Monday, June 8, 2009, 11:07 AM Sahabat Silat Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap... Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Sahabat silat :) berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu : http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. Belong.yang. Beken.di. Marunda Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat. Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha berupa lahan Sarang Bango. Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit. Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu. Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia. Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur dan pamit pulang. Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah. Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid yang jadi markas pasukan Fatahillah dan
Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita
Assalamualikum w w Segenap anggota Keluarga Pencak Silat Nusantara Thailand Ikut berduka cita, semoga keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberi ketabahan, kekuatan. Amin Wassalam O'ong Maryono --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote: From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id Subject: Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Monday, June 8, 2009, 11:13 AM Turut berduka cita, semoga Amal Ibadah Beliau diterima di SisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan kesabaran... . Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: Bony Setihabudi To: silatindonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, June 08, 2009 9:51 AM Subject: Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita Saya dan keluarga turut berduka atas meninggalnya beliau semoga amal perbuatan serta ilmu-ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi beliau. Semoga Allah SWT mengampunin segala kesalahan dan dosa beliau. Amiin _ _ __ From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cimande@ yahoo.com To: silatindonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, June 8, 2009 9:46:14 AM Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin. Hormat kami, http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
Mas koran itu mengggunakan bahasa Melajoe koeno dan Belanda colonial sulit dimengerti. --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote: From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Monday, June 8, 2009, 12:22 PM Mas-kalau dari versi koran locomotif... mungkin bisa disharing disini, kan tidak semua beli buku mas Oong dan bisa bahasa belanda he he heuntuk pengetahuan dan nambah wawasan.. Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: O'ong Maryono To: silatindonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, June 08, 2009 12:17 PM Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Mas Eko Ceritera Si Pitung versi Belanda yg saat itu juga dilaporlkan didalam koran Locomotif di Batavia sudah saya tulis dalam bukiu saya. Kalau ada versi lokal yg beranggapan Si Pitung adalah Robinhood Betawi silahkan, bagus bagus saja. --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo. co.id wrote: From: Ekohadi h...@mail.tempo. co.id Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Monday, June 8, 2009, 11:07 AM Sahabat Silat Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap... Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Sahabat silat :) berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu : http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. Belong.yang. Beken.di. Marunda Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat. Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha berupa lahan Sarang Bango. Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit. Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu. Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia. Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur dan pamit pulang. Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah. Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung
Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
Ok-kalau gitu dari hasil penelitian Mas Oong dengan bahan2 literatur dari luar, bagaimana sebenarnya Sosok Si Pitung tersebut. (he he he) Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: O'ong Maryono To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 08, 2009 12:25 PM Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Mas koran itu mengggunakan bahasa Melajoe koeno dan Belanda colonial sulit dimengerti. --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote: From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Monday, June 8, 2009, 12:22 PM Mas-kalau dari versi koran locomotif... mungkin bisa disharing disini, kan tidak semua beli buku mas Oong dan bisa bahasa belanda he he heuntuk pengetahuan dan nambah wawasan.. Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: O'ong Maryono To: silatindonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, June 08, 2009 12:17 PM Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Mas Eko Ceritera Si Pitung versi Belanda yg saat itu juga dilaporlkan didalam koran Locomotif di Batavia sudah saya tulis dalam bukiu saya. Kalau ada versi lokal yg beranggapan Si Pitung adalah Robinhood Betawi silahkan, bagus bagus saja. --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo. co.id wrote: From: Ekohadi h...@mail.tempo. co.id Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Monday, June 8, 2009, 11:07 AM Sahabat Silat Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap... Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Sahabat silat :) berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu : http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. Belong.yang. Beken.di. Marunda Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat. Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha berupa lahan Sarang Bango. Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit. Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu. Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia. Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur dan pamit pulang. Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh
[silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
Tepatnya depan sebelah kanan gedung Telkom Kemandoran (Palmerah) masuknya ke Sukabumi Ilir kali, makam kagak keurus berukuran 50x100cm, ditandai dengan peluran semen berantakan disekelilingnya. Makam dinaungi sekumpulan pohon bambu tua yang amat rimbun hampir menutupi 1/4 muka kantor Telkom. Sejatinya Telkom ingin mengembangkan kantornya, namun hal itu urung demi menghormati masyarakat Rawa Belong yang masih sering menziarahi, terutama pada awal puasa dan lebaran. Pihak Telkom memagari makam secara khusus terpisah dari kantor. Pantai merupakan tempat strategis untuk para pelarian orang incaran Belanda pada masa itu, termasuk Marunda. Begitupun daerah pegunungan... Ada ungkapan, sejarah adalah milik yang menang (yang berkuasa/pemerintah), selayaknya Jagoan Rawa Belong kembali ke kampung halamannya, bukan di Marunda. Penetapan Rumah H.Sapiuddin yang dianggap sebagai rumah Si Pitung adalah hasil keterpelesetan pemerintah pada masa orde baru dalam merangkai sejarah tokoh hero Betawi, sebagai penduduk natif ibu kota yang kala itu terpinggirkan. Salam, --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Ekohadi h...@... wrote: Kalau ngak salah denger, dibawah menara Telkom Palmerah (pernah ditulis di Kompas, cuma lupa penulis dan edisi berapa)...gman Mas Oong Tetap Semangat Eko Hadi Sulistia - Original Message - From: yanweka To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 08, 2009 11:03 AM Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Artikel yang ckp bagus, mengenai makamnya pitung itu katanya di daerah palmerah kira2 dimana tuh, apakah sama dengan yang di Cingkrik Goning. Salam - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda Sahabat silat :) berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu : http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk memenuhi keperluan dalam negeri â selain juga untuk eskpor â dalam beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat. Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha berupa lahan Sarang Bango. Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi kawasan secara keseluruhan â sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit. Kisah âRobin Hoodâ Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam âSi Pitung, Jagoan yang Bisa Menghilangâ merontokkan gambaran itu. Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia. Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang melihat sendiri bagaimana Pitung âmenghilangâ saat Schout van Hinne (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur dan pamit pulang. Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan