[silatindonesia] Blind Martial Art

2008-11-11 Terurut Topik Herman B
07 November 2008
Blind Martial Art
 

Tuna netra dapat memiliki kemampuan beladiri yang lebih hebat, tuna netra mampu 
mengaktifkan beberapa indra, seperti pendengaran, penciuman dan rasa. Tuna 
netra bisa lebih mengerti dibandingkan dengan manusia biasa. Kalimat di atas 
kurang lebih diucapkan oleh Riki, master Kompo (tongkat) yang merupakan salah 
satu guru dari Chinmi si Kungfu Boy. Bahkan dalam cerita si Buta dari Gua 
Hantu, Badra mampu mengalahkan Si Mata Malaikat setelah matanya menjadi buta 
juga.

Riki sang Master Kompo yang tuna netra justru menjadi guru bagi murid-murid 
Dairin yang ingin mempelajari senjata tongkat, termasuk Chinmi. Riki dengan 
mudah mengalahkan Chinmi yang sudah cukup lama melanglang buana dan mengalahkan 
beberapa jagoan beladiri yang salah jalan. Konsep dari Riki adalah melatih 
pendengaran, penciuman dan rasa.

Pelajaran lain ketika bertemu dengan Rama, Blind Power. Dia mengatakan bahwa 
hal yang paling efektif dilatih oleh tuna netra adalah rasa. Yaitu merasakan 
energi lawan. Mengapa dengan pendengaran? Menurut pengalaman Rama, pendengaran 
sering menipu dan terganggu oleh suara lain. Hal ini dibuktikan oleh Rama 
ketika melakukan pertarungan dalam hujan. Rama mengalami kesulitan mendengarkan 
langkah dan serangan lawan karena terhalang suara hujan.

Merasakan energi lawan ? Bagaimana caranya ? Jadi teringat ketika latihan di 
Persaudaraan Thifan Po Khan Indonesia, pembimbing selalu menegur tamid yang 
tidak konsentrasi dalam berlatih, sehigga energinya terasa berbeda. Kok bisa? 
Sepertinya tidak masuk akal !!!


Kungfu Boy edisi 9 memberikan sedikit gambaran. Ketika Chinmi di suruh oleh 
gurunya untuk belajar pada Master Yosen di Torin. Master Yosen menjajal Chinmi 
ketika sedang berjalan dalam kegelapan. Hasilnya, Chinmi babak belur, dia 
kebingungan, bagaimana cara seseorang menyerang dalam gelap dengan sangat jitu, 
setiap serangan mengenai sasaran dengan tepat.

Pelajaran Master Yosen dilanjutkan ketika dia mampu menerka berapa banya musuh 
yang berada dalam balik tembok. Master Yosen juga mampu mengetahui berapa 
banyak burung yang berada di bawah pohon. 

Master Yosen mengatakan bahwa tiap manusia dan makhluq lain mempunyai medan 
energi berupa panas. Medan energi setiap orang berbeda, tergantung kondisi 
fisik dan latihan. Medan energi ini dapat dirasakan oleh orang yang sudah 
melatih diri untuk dapat merasakan medan energi orang atau makhluq lain. Ketika 
seseorang bergerak maka medan energi yang ditimbulkan juga bergerak. Sebagai 
ilustrasi maka kita dapat melihat gerakan serangga di air, walaupun serangga 
dapat mengabang tetapi menimbulkan riak air walau kecil. Riak air inilah yang 
dapat dirasakan oleh binatang lain, menandai bahwa ada hewan yang hinggap di 
atas air.

Pelajaran lain dari Chinmi adalah ketika Chinmi ingin mengalahkan kungfu 
Pusaran Angin. Chinmi dilatih merasakan dan mengetahui gerakan nafas lawan. 
Penyerangan biasa dilakukan ketika nafas masuk ataupun nafas keluar. Untuk 
memahami masalah ini diperlukan latihan sangat serius sehingga dapat mengetahui 
kapan lawan mengambil nafas dan kapan melepasnya. Kemampuan mengenal nafas ini 
juga menjadi keahlian khusus para tuna netra, sehingga mereka akan mudah 
mendengar dan merasakan gerakan nafas orang lain.

Blind Martial Art, istilah ini mungkin kurang tepat. Tetapi dapat digunakan 
untuk memberikan kajian khusus bagaimana tuna netra mempelajari beladiri. 
Mereka dapat menjadi hebat dengan memanfaatkan serta melatih keahlian lain yang 
sulit dilatih oleh orang yang tidak tuna netra. Dibeberapa beladiri, teknik 
seperti ini juga dilatih, walau mungkin untuk tingkatan tertentu, sama halnya 
dengan Thifan Po Khan yang mengajarkan teknik ini pada tingkatan tertentu juga, 
walaupun mungkin ada teknik khusus yang hanya untuk kalangan intern. 

Pengalaman nyata mas Rama dalam berlatih beladiri dapat kita gabungkan dengan 
pengalaman Chinmi ketika belajar kepada Master Yosen, Riki maupun kungfu mata 
angin. Sehingga tidak hanya menjadi buku cerita tetapi dapat menjadi inspiring 
story untuk terus meningkatkan semangat latihan.(akr)

source : thifanpokhan.blogspot.com



  


Bls: [silatindonesia] Blind Martial Art

2008-11-11 Terurut Topik Denny IS
Salam mas Herman,
Untuk sekedar info, di perguruan merpati putih prinsip penginderaan dengan 
media getaran semacam pancaran gelombang elektro magnetik yang digunakan untuk 
menggantikan penginderaan fisik dengan mata. Hasilnya sudah pula diterapkan 
untuk saudara2 kita yang tuna netra dengan baik, bahkan prosesnya bisa lebih 
cepat. Aplikasinya bisa luas termasuk untuk perkelahian dengan mata tertutup, 
penyembuhan, deteksi bom, dll.
Ada beberapa perguruan lain yang juga bisa melakukan pengideraan mata tertutup 
namun dengan metode dan prinsip yang mungkin berbeda pula.

--- Pada Sel, 11/11/08, Herman B [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: Herman B [EMAIL PROTECTED]
Topik: [silatindonesia] Blind Martial Art
Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 11 November, 2008, 4:13 PM











07 November 2008

Blind Martial Art

 



Tuna netra dapat memiliki kemampuan beladiri yang lebih hebat, tuna netra mampu 
mengaktifkan beberapa indra, seperti pendengaran, penciuman dan rasa. Tuna 
netra bisa lebih mengerti dibandingkan dengan manusia biasa. Kalimat di atas 
kurang lebih diucapkan oleh Riki, master Kompo (tongkat) yang merupakan salah 
satu guru dari Chinmi si Kungfu Boy. Bahkan dalam cerita si Buta dari Gua 
Hantu, Badra mampu mengalahkan Si Mata Malaikat setelah matanya menjadi buta 
juga.



Riki sang Master Kompo yang tuna netra justru menjadi guru bagi murid-murid 
Dairin yang ingin mempelajari senjata tongkat, termasuk Chinmi. Riki dengan 
mudah mengalahkan Chinmi yang sudah cukup lama melanglang buana dan mengalahkan 
beberapa jagoan beladiri yang salah jalan. Konsep dari Riki adalah melatih 
pendengaran, penciuman dan rasa.



Pelajaran lain ketika bertemu dengan Rama, Blind Power. Dia mengatakan bahwa 
hal yang paling efektif dilatih oleh tuna netra adalah rasa. Yaitu merasakan 
energi lawan. Mengapa dengan pendengaran? Menurut pengalaman Rama, pendengaran 
sering menipu dan terganggu oleh suara lain. Hal ini dibuktikan oleh Rama 
ketika melakukan pertarungan dalam hujan. Rama mengalami kesulitan mendengarkan 
langkah dan serangan lawan karena terhalang suara hujan.



Merasakan energi lawan ? Bagaimana caranya ? Jadi teringat ketika latihan di 
Persaudaraan Thifan Po Khan Indonesia, pembimbing selalu menegur tamid yang 
tidak konsentrasi dalam berlatih, sehigga energinya terasa berbeda. Kok bisa? 
Sepertinya tidak masuk akal !!!



Kungfu Boy edisi 9 memberikan sedikit gambaran. Ketika Chinmi di suruh oleh 
gurunya untuk belajar pada Master Yosen di Torin. Master Yosen menjajal Chinmi 
ketika sedang berjalan dalam kegelapan. Hasilnya, Chinmi babak belur, dia 
kebingungan, bagaimana cara seseorang menyerang dalam gelap dengan sangat jitu, 
setiap serangan mengenai sasaran dengan tepat.



Pelajaran Master Yosen dilanjutkan ketika dia mampu menerka berapa banya musuh 
yang berada dalam balik tembok. Master Yosen juga mampu mengetahui berapa 
banyak burung yang berada di bawah pohon. 



Master Yosen mengatakan bahwa tiap manusia dan makhluq lain mempunyai medan 
energi berupa panas. Medan energi setiap orang berbeda, tergantung kondisi 
fisik dan latihan. Medan energi ini dapat dirasakan oleh orang yang sudah 
melatih diri untuk dapat merasakan medan energi orang atau makhluq lain. Ketika 
seseorang bergerak maka medan energi yang ditimbulkan juga bergerak. Sebagai 
ilustrasi maka kita dapat melihat gerakan serangga di air, walaupun serangga 
dapat mengabang tetapi menimbulkan riak air walau kecil. Riak air inilah yang 
dapat dirasakan oleh binatang lain, menandai bahwa ada hewan yang hinggap di 
atas air.



Pelajaran lain dari Chinmi adalah ketika Chinmi ingin mengalahkan kungfu 
Pusaran Angin. Chinmi dilatih merasakan dan mengetahui gerakan nafas lawan. 
Penyerangan biasa dilakukan ketika nafas masuk ataupun nafas keluar. Untuk 
memahami masalah ini diperlukan latihan sangat serius sehingga dapat mengetahui 
kapan lawan mengambil nafas dan kapan melepasnya. Kemampuan mengenal nafas ini 
juga menjadi keahlian khusus para tuna netra, sehingga mereka akan mudah 
mendengar dan merasakan gerakan nafas orang lain.



Blind Martial Art, istilah ini mungkin kurang tepat. Tetapi dapat digunakan 
untuk memberikan kajian khusus bagaimana tuna netra mempelajari beladiri. 
Mereka dapat menjadi hebat dengan memanfaatkan serta melatih keahlian lain yang 
sulit dilatih oleh orang yang tidak tuna netra. Dibeberapa beladiri, teknik 
seperti ini juga dilatih, walau mungkin untuk tingkatan tertentu, sama halnya 
dengan Thifan Po Khan yang mengajarkan teknik ini pada tingkatan tertentu juga, 
walaupun mungkin ada teknik khusus yang hanya untuk kalangan intern. 



Pengalaman nyata mas Rama dalam berlatih beladiri dapat kita gabungkan dengan 
pengalaman Chinmi ketika belajar kepada Master Yosen, Riki maupun kungfu mata 
angin. Sehingga tidak hanya menjadi buku cerita tetapi dapat menjadi inspiring 
story untuk terus meningkatkan semangat latihan.(akr)



source : thifanpokhan. blogspot. com

Re: Bls: [silatindonesia] Blind Martial Art

2008-11-11 Terurut Topik Herman B
Salam mas Denny
 
Makasih infonya, Mas Rama yang saya tulis itu juga orang Merpati Putih kok :-)


--- On Tue, 11/11/08, Denny IS [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Denny IS [EMAIL PROTECTED]
Subject: Bls: [silatindonesia] Blind Martial Art
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Tuesday, November 11, 2008, 7:49 AM






Salam mas Herman,
Untuk sekedar info, di perguruan merpati putih prinsip penginderaan dengan 
media getaran semacam pancaran gelombang elektro magnetik yang digunakan untuk 
menggantikan penginderaan fisik dengan mata. Hasilnya sudah pula diterapkan 
untuk saudara2 kita yang tuna netra dengan baik, bahkan prosesnya bisa lebih 
cepat. Aplikasinya bisa luas termasuk untuk perkelahian dengan mata tertutup, 
penyembuhan, deteksi bom, dll.
Ada beberapa perguruan lain yang juga bisa melakukan pengideraan mata tertutup 
namun dengan metode dan prinsip yang mungkin berbeda pula.

--- Pada Sel, 11/11/08, Herman B herman_0573@ yahoo.com menulis:
Dari: Herman B herman_0573@ yahoo.com
Topik: [silatindonesia] Blind Martial Art
Kepada: silatindonesia@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 11 November, 2008, 4:13 PM

07 November 2008

Blind Martial Art

Tuna netra dapat memiliki kemampuan beladiri yang lebih hebat, tuna netra mampu 
mengaktifkan beberapa indra, seperti pendengaran, penciuman dan rasa. Tuna 
netra bisa lebih mengerti dibandingkan dengan manusia biasa. Kalimat di atas 
kurang lebih diucapkan oleh Riki, master Kompo (tongkat) yang merupakan salah 
satu guru dari Chinmi si Kungfu Boy. Bahkan dalam cerita si Buta dari Gua 
Hantu, Badra mampu mengalahkan Si Mata Malaikat setelah matanya menjadi buta 
juga.

Riki sang Master Kompo yang tuna netra justru menjadi guru bagi murid-murid 
Dairin yang ingin mempelajari senjata tongkat, termasuk Chinmi. Riki dengan 
mudah mengalahkan Chinmi yang sudah cukup lama melanglang buana dan mengalahkan 
beberapa jagoan beladiri yang salah jalan. Konsep dari Riki adalah melatih 
pendengaran, penciuman dan rasa.

Pelajaran lain ketika bertemu dengan Rama, Blind Power. Dia mengatakan bahwa 
hal yang paling efektif dilatih oleh tuna netra adalah rasa. Yaitu merasakan 
energi lawan. Mengapa dengan pendengaran? Menurut pengalaman Rama, pendengaran 
sering menipu dan terganggu oleh suara lain. Hal ini dibuktikan oleh Rama 
ketika melakukan pertarungan dalam hujan. Rama mengalami kesulitan mendengarkan 
langkah dan serangan lawan karena terhalang suara hujan.

Merasakan energi lawan ? Bagaimana caranya ? Jadi teringat ketika latihan di 
Persaudaraan Thifan Po Khan Indonesia, pembimbing selalu menegur tamid yang 
tidak konsentrasi dalam berlatih, sehigga energinya terasa berbeda. Kok bisa? 
Sepertinya tidak masuk akal !!!

Kungfu Boy edisi 9 memberikan sedikit gambaran. Ketika Chinmi di suruh oleh 
gurunya untuk belajar pada Master Yosen di Torin. Master Yosen menjajal Chinmi 
ketika sedang berjalan dalam kegelapan. Hasilnya, Chinmi babak belur, dia 
kebingungan, bagaimana cara seseorang menyerang dalam gelap dengan sangat jitu, 
setiap serangan mengenai sasaran dengan tepat.

Pelajaran Master Yosen dilanjutkan ketika dia mampu menerka berapa banya musuh 
yang berada dalam balik tembok. Master Yosen juga mampu mengetahui berapa 
banyak burung yang berada di bawah pohon. 

Master Yosen mengatakan bahwa tiap manusia dan makhluq lain mempunyai medan 
energi berupa panas. Medan energi setiap orang berbeda, tergantung kondisi 
fisik dan latihan. Medan energi ini dapat dirasakan oleh orang yang sudah 
melatih diri untuk dapat merasakan medan energi orang atau makhluq lain. Ketika 
seseorang bergerak maka medan energi yang ditimbulkan juga bergerak. Sebagai 
ilustrasi maka kita dapat melihat gerakan serangga di air, walaupun serangga 
dapat mengabang tetapi menimbulkan riak air walau kecil. Riak air inilah yang 
dapat dirasakan oleh binatang lain, menandai bahwa ada hewan yang hinggap di 
atas air.

Pelajaran lain dari Chinmi adalah ketika Chinmi ingin mengalahkan kungfu 
Pusaran Angin. Chinmi dilatih merasakan dan mengetahui gerakan nafas lawan. 
Penyerangan biasa dilakukan ketika nafas masuk ataupun nafas keluar. Untuk 
memahami masalah ini diperlukan latihan sangat serius sehingga dapat mengetahui 
kapan lawan mengambil nafas dan kapan melepasnya. Kemampuan mengenal nafas ini 
juga menjadi keahlian khusus para tuna netra, sehingga mereka akan mudah 
mendengar dan merasakan gerakan nafas orang lain.

Blind Martial Art, istilah ini mungkin kurang tepat. Tetapi dapat digunakan 
untuk memberikan kajian khusus bagaimana tuna netra mempelajari beladiri. 
Mereka dapat menjadi hebat dengan memanfaatkan serta melatih keahlian lain yang 
sulit dilatih oleh orang yang tidak tuna netra. Dibeberapa beladiri, teknik 
seperti ini juga dilatih, walau mungkin untuk tingkatan tertentu, sama halnya 
dengan Thifan Po Khan yang mengajarkan teknik ini pada tingkatan tertentu juga, 
walaupun mungkin ada teknik khusus yang hanya untuk kalangan intern. 

Pengalaman nyata mas Rama dalam berlatih

Re: Bls: [silatindonesia] Blind Martial Art

2008-11-11 Terurut Topik Denny IS
Sama2 mas Herman. Salam kenal.

--- Pada Rab, 12/11/08, Herman B [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: Herman B [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: Bls: [silatindonesia] Blind Martial Art
Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 12 November, 2008, 9:40 AM











Salam mas Denny

 

Makasih infonya, Mas Rama yang saya tulis itu juga orang Merpati Putih kok :-)



--- On Tue, 11/11/08, Denny IS [EMAIL PROTECTED] com wrote:



From: Denny IS [EMAIL PROTECTED] com

Subject: Bls: [silatindonesia] Blind Martial Art

To: silatindonesia@ yahoogroups. com

Date: Tuesday, November 11, 2008, 7:49 AM



Salam mas Herman,

Untuk sekedar info, di perguruan merpati putih prinsip penginderaan dengan 
media getaran semacam pancaran gelombang elektro magnetik yang digunakan untuk 
menggantikan penginderaan fisik dengan mata. Hasilnya sudah pula diterapkan 
untuk saudara2 kita yang tuna netra dengan baik, bahkan prosesnya bisa lebih 
cepat. Aplikasinya bisa luas termasuk untuk perkelahian dengan mata tertutup, 
penyembuhan, deteksi bom, dll.

Ada beberapa perguruan lain yang juga bisa melakukan pengideraan mata tertutup 
namun dengan metode dan prinsip yang mungkin berbeda pula.



--- Pada Sel, 11/11/08, Herman B herman_0573@ yahoo.com menulis:

Dari: Herman B herman_0573@ yahoo.com

Topik: [silatindonesia] Blind Martial Art

Kepada: silatindonesia@ yahoogroups. com

Tanggal: Selasa, 11 November, 2008, 4:13 PM



07 November 2008



Blind Martial Art



Tuna netra dapat memiliki kemampuan beladiri yang lebih hebat, tuna netra mampu 
mengaktifkan beberapa indra, seperti pendengaran, penciuman dan rasa. Tuna 
netra bisa lebih mengerti dibandingkan dengan manusia biasa. Kalimat di atas 
kurang lebih diucapkan oleh Riki, master Kompo (tongkat) yang merupakan salah 
satu guru dari Chinmi si Kungfu Boy. Bahkan dalam cerita si Buta dari Gua 
Hantu, Badra mampu mengalahkan Si Mata Malaikat setelah matanya menjadi buta 
juga.



Riki sang Master Kompo yang tuna netra justru menjadi guru bagi murid-murid 
Dairin yang ingin mempelajari senjata tongkat, termasuk Chinmi. Riki dengan 
mudah mengalahkan Chinmi yang sudah cukup lama melanglang buana dan mengalahkan 
beberapa jagoan beladiri yang salah jalan. Konsep dari Riki adalah melatih 
pendengaran, penciuman dan rasa.



Pelajaran lain ketika bertemu dengan Rama, Blind Power. Dia mengatakan bahwa 
hal yang paling efektif dilatih oleh tuna netra adalah rasa. Yaitu merasakan 
energi lawan. Mengapa dengan pendengaran? Menurut pengalaman Rama, pendengaran 
sering menipu dan terganggu oleh suara lain. Hal ini dibuktikan oleh Rama 
ketika melakukan pertarungan dalam hujan. Rama mengalami kesulitan mendengarkan 
langkah dan serangan lawan karena terhalang suara hujan.



Merasakan energi lawan ? Bagaimana caranya ? Jadi teringat ketika latihan di 
Persaudaraan Thifan Po Khan Indonesia, pembimbing selalu menegur tamid yang 
tidak konsentrasi dalam berlatih, sehigga energinya terasa berbeda. Kok bisa? 
Sepertinya tidak masuk akal !!!



Kungfu Boy edisi 9 memberikan sedikit gambaran. Ketika Chinmi di suruh oleh 
gurunya untuk belajar pada Master Yosen di Torin. Master Yosen menjajal Chinmi 
ketika sedang berjalan dalam kegelapan. Hasilnya, Chinmi babak belur, dia 
kebingungan, bagaimana cara seseorang menyerang dalam gelap dengan sangat jitu, 
setiap serangan mengenai sasaran dengan tepat.



Pelajaran Master Yosen dilanjutkan ketika dia mampu menerka berapa banya musuh 
yang berada dalam balik tembok. Master Yosen juga mampu mengetahui berapa 
banyak burung yang berada di bawah pohon. 



Master Yosen mengatakan bahwa tiap manusia dan makhluq lain mempunyai medan 
energi berupa panas. Medan energi setiap orang berbeda, tergantung kondisi 
fisik dan latihan. Medan energi ini dapat dirasakan oleh orang yang sudah 
melatih diri untuk dapat merasakan medan energi orang atau makhluq lain. Ketika 
seseorang bergerak maka medan energi yang ditimbulkan juga bergerak. Sebagai 
ilustrasi maka kita dapat melihat gerakan serangga di air, walaupun serangga 
dapat mengabang tetapi menimbulkan riak air walau kecil. Riak air inilah yang 
dapat dirasakan oleh binatang lain, menandai bahwa ada hewan yang hinggap di 
atas air.



Pelajaran lain dari Chinmi adalah ketika Chinmi ingin mengalahkan kungfu 
Pusaran Angin. Chinmi dilatih merasakan dan mengetahui gerakan nafas lawan. 
Penyerangan biasa dilakukan ketika nafas masuk ataupun nafas keluar. Untuk 
memahami masalah ini diperlukan latihan sangat serius sehingga dapat mengetahui 
kapan lawan mengambil nafas dan kapan melepasnya. Kemampuan mengenal nafas ini 
juga menjadi keahlian khusus para tuna netra, sehingga mereka akan mudah 
mendengar dan merasakan gerakan nafas orang lain.



Blind Martial Art, istilah ini mungkin kurang tepat. Tetapi dapat digunakan 
untuk memberikan kajian khusus bagaimana tuna netra mempelajari beladiri. 
Mereka dapat menjadi hebat dengan memanfaatkan serta melatih keahlian lain yang 
sulit dilatih oleh orang