Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-10 Terurut Topik eddi kurnianto
Muncul lagi nih pendekatan "sinical" dari mbah o'ong  hehehe...

komentar bahwa pitung, jampang dan lainnya adalah "accidental hero"
kebetulan dijadikan pahlawan karena ada di tempat yang tepat dan di waktu
yang tepat hmm mungkin juga. perlu penelitian tambahan tuh...  menarik..

didit yang sok tahu...

saya kebetulan pernah meneliti soal hari jadi jakarta, ternyata memang itu
keputusan politis gubernur saat itu. alasannya memang belum pernah ketemu
orang yang ikut membidani kelahiran jakarta, bahkan gak ada juga yang tahu
siapa bapak dan emaknya...
jadinya di putuskanlah satu hari yang dianggap pas untuk berpesta...

well, everyone needs party time, even for a city that never sleep like
jakarta...



On 6/9/09, O'ong Maryono  wrote:
>
>
>
> Sahabat silat
>
> KIsah Si Pitung, Si Jampang itu ceritera yang diangkat oleh lenong enggak
> ubahnya Sakera, Sarip Tambak Yoso dalam teather Ludruk melawan Belanda nilai
> nilai dimaksukkan dalam ceritera belakangan hari dan tidak ada bukti
> memiliki nilai perjuangan politik, seperti Untung Suropati yang memiliki
> nilai nasionalisme memang karena istrinya orang Belanda dan dia melawan
> keputusan Batavia atas pengusaan tanah perkebunan di Pasuruan. Pemerintah
> Nederland Indie menghukum Untung Suropati dengan keputusan nasionalisme.
> Terserah sejarawan dan poliicus mau bermain dengan sejarah boleh boleh
> saja, rakyat Indonesia bukan bodoh lagi.
> Masalah hari jadi nya Jakarta saja masih belum kelaar persoalannya.
> Kerja masih banyak untuk diluruskan.
>
>
> --- On Tue, 6/9/09, Ekohadi >
> wrote:
>
> From: Ekohadi >
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
> To: silatindonesia@yahoogroups.com 
> Date: Tuesday, June 9, 2009, 8:48 AM
>
> Salam Sahabat Silat..
>
> Informasi yang sangat menarik Bang...memang perlu ada kajian yang kritis
> tentang sejarah dari tokoh-tokoh silat Indonesia "Betawi", hal ini agar
> generasi muda benar-benar memperoleh informasi yang tepat tentang
> tokoh-tokoh tersebut, sehingga kesan "tidak membumi" Pencak Silat Indonesia
> dapat lebih dikurangi-mungkin bisa membantu membangkitkan semangat generasi
> muda Indonesia untuk melestarikan Pencak Silat
>
> Alangkah baiknya Bang Gusman, menshare pengetahuan yang ada dalam Gudang
> Tulisan Bang Gusman, ke milis/websit sehingga akan lebih memperkaya khasanah
> sejarah Pencak Silat Indonesia... Gman Bang...
>
> Tetap Semangat
>
> Eko Hadi Sulistia
>
> ----- Original Message -
> From: gusman_mi6
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Sent: Monday, June 08, 2009 7:15 PM
> Subject: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
>
> Salam, Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan..
>
> -Apapun bentuknya setiap orang pribumi yang menentang pemerintah kolonial
> Belanda saat itu dianggap sebagai pembuat keonaran (onsluten), pemberontakan
> (ongergeldheden) , komplotan kriminil (criminal complot), kekacauan
> (woelingen), dan ketidakamanan (onrust).
>
> -Tidak pada masa kini saja media mempunyai andil besar dalam pembentukan
> opini masyarakat, pada masa itu antara Harian berbahasa Belanda Locomotiv
> dan Harian bahasa Melayu Hindia Olanda memiliki peranan dalam hal itu. Yang
> satu sebagai kepanjangan tangan kolonial, satunya lagi berada dilema antara
> masyarakat pribumi dan pemerintah.
>
> Namun masyarakat natif yang lugu lebih tahu dimana harus memposisikan
> "kelompok" Pitung ini, sekalipun dalam 16 bulan petualangannya, hanya 6
> bulan Si Pitung menyebarkan hasil rampokannya kepada masyarakat. Selebihnya
> terjadi perpecahan. Hal yang hampir sama dialami oleh kelompok Jhony Indo,
> cuma Jhony Indo terdiri dari 12 orang (lihat wawancara Kick Andy beberapa
> bulan lalu).
>
> -Sampai pada dekade awal 70an dimana masyarakat natif ibu kota "terasa"
> dipinggirkan/ tidak diperhatikan oleh pemerintah, hingga akhirnya tidak
> mendukung partai pemerintah dalam pemilu masa itu. Pemerintah menyadari akan
> pentingnya hal ini, lantas mengambil hati masyarakat. Salah satunya adalah
> dengan mengangkat folklore masyarakat natif yang bertema hiperbolisme epik
> (Pitung, Jampang dll) untuk dijadikan jargon tokoh heroik masyarakat.
> Diusung dalam panggung2 keliling (lenong, topeng).
>
> "Katakan yang benar walau pahit"...tinggal bagaimana kita (khususnya
> sejarawan) menyampaikannya kepada masyarakat agar melibatkan IQ ketimbang EQ
> dalam mengahadapi realita sejarah yang ada.
>
> Sejatinya masyarakat Betawi lebih memiliki tokoh yang apabila dilihat dari
> semangat jihad fisabilillah lebih jelas dan tidak absurd unsur
> kesejarahannya seperti H.Entong gendut, Sabeni, Imam Syafei (Anak Betawi
> yang jadi M

Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-08 Terurut Topik O'ong Maryono
Sahabat silat 
 
KIsah Si Pitung, Si Jampang itu ceritera yang diangkat oleh lenong enggak 
ubahnya Sakera, Sarip Tambak Yoso dalam teather Ludruk melawan Belanda nilai 
nilai dimaksukkan dalam ceritera belakangan hari dan tidak ada bukti memiliki 
nilai perjuangan politik, seperti Untung Suropati yang memiliki nilai 
nasionalisme memang karena istrinya orang Belanda dan dia melawan keputusan 
Batavia atas pengusaan tanah perkebunan di Pasuruan. Pemerintah Nederland Indie 
menghukum Untung Suropati dengan keputusan nasionalisme.
Terserah sejarawan dan poliicus mau bermain dengan sejarah boleh boleh saja, 
rakyat Indonesia bukan bodoh lagi.
Masalah hari jadi nya Jakarta saja masih belum kelaar persoalannya.
Kerja masih banyak untuk diluruskan.
 

--- On Tue, 6/9/09, Ekohadi  wrote:


From: Ekohadi 
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Tuesday, June 9, 2009, 8:48 AM








Salam Sahabat Silat..

Informasi yang sangat menarik Bang...memang perlu ada kajian yang kritis 
tentang sejarah dari tokoh-tokoh silat Indonesia "Betawi", hal ini agar 
generasi muda benar-benar memperoleh informasi yang tepat tentang tokoh-tokoh 
tersebut, sehingga kesan "tidak membumi" Pencak Silat Indonesia dapat lebih 
dikurangi-mungkin bisa membantu membangkitkan semangat generasi muda Indonesia 
untuk melestarikan Pencak Silat

Alangkah baiknya Bang Gusman, menshare pengetahuan yang ada dalam Gudang 
Tulisan Bang Gusman, ke milis/websit sehingga akan lebih memperkaya khasanah 
sejarah Pencak Silat Indonesia... Gman Bang...

Tetap Semangat

Eko Hadi Sulistia

- Original Message - 
From: gusman_mi6 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, June 08, 2009 7:15 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

Salam, Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan..

-Apapun bentuknya setiap orang pribumi yang menentang pemerintah kolonial 
Belanda saat itu dianggap sebagai pembuat keonaran (onsluten), pemberontakan 
(ongergeldheden) , komplotan kriminil (criminal complot), kekacauan 
(woelingen), dan ketidakamanan (onrust). 

-Tidak pada masa kini saja media mempunyai andil besar dalam pembentukan opini 
masyarakat, pada masa itu antara Harian berbahasa Belanda Locomotiv dan Harian 
bahasa Melayu Hindia Olanda memiliki peranan dalam hal itu. Yang satu sebagai 
kepanjangan tangan kolonial, satunya lagi berada dilema antara masyarakat 
pribumi dan pemerintah.

Namun masyarakat natif yang lugu lebih tahu dimana harus memposisikan 
"kelompok" Pitung ini, sekalipun dalam 16 bulan petualangannya, hanya 6 bulan 
Si Pitung menyebarkan hasil rampokannya kepada masyarakat. Selebihnya terjadi 
perpecahan. Hal yang hampir sama dialami oleh kelompok Jhony Indo, cuma Jhony 
Indo terdiri dari 12 orang (lihat wawancara Kick Andy beberapa bulan lalu).

-Sampai pada dekade awal 70an dimana masyarakat natif ibu kota "terasa" 
dipinggirkan/ tidak diperhatikan oleh pemerintah, hingga akhirnya tidak 
mendukung partai pemerintah dalam pemilu masa itu. Pemerintah menyadari akan 
pentingnya hal ini, lantas mengambil hati masyarakat. Salah satunya adalah 
dengan mengangkat folklore masyarakat natif yang bertema hiperbolisme epik 
(Pitung, Jampang dll) untuk dijadikan jargon tokoh heroik masyarakat. Diusung 
dalam panggung2 keliling (lenong, topeng).

"Katakan yang benar walau pahit"...tinggal bagaimana kita (khususnya sejarawan) 
menyampaikannya kepada masyarakat agar melibatkan IQ ketimbang EQ dalam 
mengahadapi realita sejarah yang ada.

Sejatinya masyarakat Betawi lebih memiliki tokoh yang apabila dilihat dari 
semangat jihad fisabilillah lebih jelas dan tidak absurd unsur kesejarahannya 
seperti H.Entong gendut, Sabeni, Imam Syafei (Anak Betawi yang jadi Menteri), 
KH Nur Ali si Belut Putih/Singa Krawang Bekasimasih banyak lagi deh.

Salam...

NB. ini hanya buah pikir dari seorang Anak Betawi...tidak ada maksud 
lain.

--Pemerinta h (orde baru) harus bertanggung jawab--- -
--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, O'ong Maryono  wrote:
>
> Mas Eko menurut 
> Menurut Political Inligtening Dienst (PID) seperti FBI dan CIA nya Belanda 
> waktu di Nederland Indie, menyatakan bahwa si Pitung itu kriminal bukan 
> kegiatan politic. Â 
> Pergerakan politic itu merupakan kegiatan anti penjajahan dan memiliki 
> organisatie: Contoh seperti yang pernah di bubarkan gerakan PO (Pentjak 
> Oelama) dan Bp.Soedjai nya ditangkap oleh PID contoh lainnya Pencak Silat 
> Setia Hati yang dipimpin oleh Iyang Munandar. Yang ahirnya menangkap Iyang 
> Munandar dan menutup Setia Hati  
> 
> --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi  wrote:
> 
> 
> From: Ekohadi 
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Date: Monday, June 8, 2009, 1:30 PM
> 
> 
>

Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-08 Terurut Topik Ekohadi
Salam Sahabat Silat..

Informasi yang sangat menarik Bang...memang perlu ada kajian yang kritis 
tentang sejarah dari tokoh-tokoh silat Indonesia "Betawi", hal ini agar 
generasi muda benar-benar memperoleh informasi yang tepat tentang tokoh-tokoh 
tersebut, sehingga kesan "tidak membumi" Pencak Silat Indonesia dapat lebih 
dikurangi-mungkin bisa membantu membangkitkan semangat generasi muda Indonesia 
untuk melestarikan Pencak Silat

Alangkah baiknya Bang Gusman, menshare pengetahuan yang ada dalam Gudang 
Tulisan Bang Gusman, ke milis/websit sehingga akan lebih memperkaya khasanah 
sejarah Pencak Silat Indonesia...Gman Bang...

Tetap Semangat

Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: gusman_mi6 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 7:15 PM
  Subject: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda





  Salam, Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan..

  -Apapun bentuknya setiap orang pribumi yang menentang pemerintah kolonial 
Belanda saat itu dianggap sebagai pembuat keonaran (onsluten), pemberontakan 
(ongergeldheden), komplotan kriminil (criminal complot), kekacauan (woelingen), 
dan ketidakamanan (onrust). 

  -Tidak pada masa kini saja media mempunyai andil besar dalam pembentukan 
opini masyarakat, pada masa itu antara Harian berbahasa Belanda Locomotiv dan 
Harian bahasa Melayu Hindia Olanda memiliki peranan dalam hal itu. Yang satu 
sebagai kepanjangan tangan kolonial, satunya lagi berada dilema antara 
masyarakat pribumi dan pemerintah.

  Namun masyarakat natif yang lugu lebih tahu dimana harus memposisikan 
"kelompok" Pitung ini, sekalipun dalam 16 bulan petualangannya, hanya 6 bulan 
Si Pitung menyebarkan hasil rampokannya kepada masyarakat. Selebihnya terjadi 
perpecahan. Hal yang hampir sama dialami oleh kelompok Jhony Indo, cuma Jhony 
Indo terdiri dari 12 orang (lihat wawancara Kick Andy beberapa bulan lalu).

  -Sampai pada dekade awal 70an dimana masyarakat natif ibu kota "terasa" 
dipinggirkan/tidak diperhatikan oleh pemerintah, hingga akhirnya tidak 
mendukung partai pemerintah dalam pemilu masa itu. Pemerintah menyadari akan 
pentingnya hal ini, lantas mengambil hati masyarakat. Salah satunya adalah 
dengan mengangkat folklore masyarakat natif yang bertema hiperbolisme epik 
(Pitung, Jampang dll) untuk dijadikan jargon tokoh heroik masyarakat. Diusung 
dalam panggung2 keliling (lenong, topeng).

  "Katakan yang benar walau pahit"...tinggal bagaimana kita (khususnya 
sejarawan) menyampaikannya kepada masyarakat agar melibatkan IQ ketimbang EQ 
dalam mengahadapi realita sejarah yang ada.

  Sejatinya masyarakat Betawi lebih memiliki tokoh yang apabila dilihat dari 
semangat jihad fisabilillah lebih jelas dan tidak absurd unsur kesejarahannya 
seperti H.Entong gendut, Sabeni, Imam Syafei (Anak Betawi yang jadi Menteri), 
KH Nur Ali si Belut Putih/Singa Krawang Bekasimasih banyak lagi deh.

  Salam...

  NB. ini hanya buah pikir dari seorang Anak Betawi...tidak ada maksud 
  lain.

  --Pemerintah (orde baru) harus bertanggung jawab
  --- In silatindonesia@yahoogroups.com, O'ong Maryono  wrote:
  >
  > Mas Eko menurut 
  > Menurut Political Inligtening Dienst (PID) seperti FBI dan CIA nya Belanda 
waktu di Nederland Indie, menyatakan bahwa si Pitung itu kriminal bukan 
kegiatan politic. Â 
  > Pergerakan politic itu merupakan kegiatan anti penjajahan dan memiliki 
organisatie:Contoh seperti yang pernah di bubarkan gerakan PO (Pentjak Oelama) 
dan Bp.Soedjai nya ditangkap oleh PID contoh lainnya Pencak Silat Setia Hati 
yang dipimpin oleh Iyang Munandar. Yang ahirnya menangkap Iyang Munandar dan 
menutup Setia Hati  
  > 
  > --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi  wrote:
  > 
  > 
  > From: Ekohadi 
  > Subject: Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
  > To: silatindonesia@yahoogroups.com
  > Date: Monday, June 8, 2009, 1:30 PM
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > Alangkah baiknya...kalau melalui milis ini/komunitas/ sahabat silat, bisa 
dilakukan penelusuran secara objektif atas Sejarah dan Keberadaan Situs 
peninggalan Si Pitung dan kalau memang bisa dibuktikan secara akademis dan 
ilmiah, bahwa makam tersebut adalah Makam Si Pitung, adalah sumbangan yang 
bagus atas Sejarah DKI/Betawi.. ...Setuju Bang gusman, memang perlu dilakukan 
kembali napak tilas dan penempatan pada rel sejarah yang benar tentang Si 
Pitung.
  > 
  > Tetap Semangat
  > Eko Hadi Sulistia
  > 
  > - Original Message - 
  > From: gusman_mi6 
  > To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
  > Sent: Monday, June 08, 2009 12:37 PM
  > Subject: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
  > 
  > Tepatnya depan sebelah kanan gedung Telkom Kemandoran (Palmerah) masuknya 
ke Sukabumi Ilir kali, makam kagak keurus berukuran 50

[silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-08 Terurut Topik gusman_mi6
Salam, Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan..

-Apapun bentuknya setiap orang pribumi yang menentang pemerintah kolonial 
Belanda saat itu dianggap sebagai pembuat keonaran (onsluten), pemberontakan 
(ongergeldheden), komplotan kriminil (criminal complot), kekacauan (woelingen), 
dan ketidakamanan (onrust). 

-Tidak pada masa kini saja media mempunyai andil besar dalam pembentukan opini 
masyarakat, pada masa itu antara Harian berbahasa Belanda Locomotiv dan Harian 
bahasa Melayu Hindia Olanda memiliki peranan dalam hal itu. Yang satu sebagai 
kepanjangan tangan kolonial, satunya lagi berada dilema antara masyarakat 
pribumi dan pemerintah.

Namun masyarakat natif yang lugu lebih tahu dimana harus memposisikan 
"kelompok" Pitung ini, sekalipun dalam 16 bulan petualangannya, hanya 6 bulan 
Si Pitung menyebarkan hasil rampokannya kepada masyarakat. Selebihnya terjadi 
perpecahan. Hal yang hampir sama dialami oleh kelompok Jhony Indo, cuma Jhony 
Indo terdiri dari 12 orang (lihat wawancara Kick Andy beberapa bulan lalu).

-Sampai pada dekade awal 70an dimana masyarakat natif ibu kota "terasa" 
dipinggirkan/tidak diperhatikan oleh pemerintah, hingga akhirnya tidak 
mendukung partai pemerintah dalam pemilu masa itu. Pemerintah menyadari akan 
pentingnya hal ini, lantas mengambil hati masyarakat. Salah satunya adalah 
dengan mengangkat folklore masyarakat natif yang bertema hiperbolisme epik 
(Pitung, Jampang dll) untuk dijadikan jargon tokoh heroik masyarakat. Diusung 
dalam panggung2 keliling (lenong, topeng).

"Katakan yang benar walau pahit"...tinggal bagaimana kita (khususnya sejarawan) 
menyampaikannya kepada masyarakat agar melibatkan IQ ketimbang EQ dalam 
mengahadapi realita sejarah yang ada.

Sejatinya masyarakat Betawi lebih memiliki tokoh yang apabila dilihat dari 
semangat jihad fisabilillah lebih jelas dan tidak absurd unsur kesejarahannya 
seperti H.Entong gendut, Sabeni, Imam Syafei (Anak Betawi yang jadi Menteri), 
KH Nur Ali si Belut Putih/Singa Krawang Bekasimasih banyak lagi deh.

Salam...

NB. ini hanya buah pikir dari seorang Anak Betawi...tidak ada maksud 
lain.



--Pemerintah (orde baru) harus bertanggung jawab
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, O'ong Maryono  wrote:
>
> Mas Eko menurut 
> Menurut Political Inligtening Dienst (PID) seperti FBI dan CIA nya Belanda 
> waktu di Nederland Indie, menyatakan bahwa si Pitung itu kriminal bukan 
> kegiatan politic.  
> Pergerakan politic itu merupakan kegiatan anti penjajahan dan memiliki 
> organisatie:Contoh seperti yang pernah di bubarkan gerakan PO (Pentjak 
> Oelama) dan Bp.Soedjai nya ditangkap oleh PID contoh lainnya Pencak Silat 
> Setia Hati yang dipimpin oleh Iyang Munandar. Yang ahirnya menangkap Iyang 
> Munandar dan menutup Setia Hati  
> 
> --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi  wrote:
> 
> 
> From: Ekohadi 
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Monday, June 8, 2009, 1:30 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Alangkah baiknya...kalau melalui milis ini/komunitas/ sahabat silat, bisa 
> dilakukan penelusuran secara objektif atas Sejarah dan Keberadaan Situs 
> peninggalan Si Pitung dan kalau memang bisa dibuktikan secara akademis dan 
> ilmiah, bahwa makam tersebut adalah Makam Si Pitung, adalah sumbangan yang 
> bagus atas Sejarah DKI/Betawi.. ...Setuju Bang gusman, memang perlu dilakukan 
> kembali napak tilas dan penempatan pada rel sejarah yang benar tentang Si 
> Pitung.
> 
> Tetap Semangat
> Eko Hadi Sulistia
> 
> - Original Message - 
> From: gusman_mi6 
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
> Sent: Monday, June 08, 2009 12:37 PM
> Subject: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
> 
> Tepatnya depan sebelah kanan gedung Telkom Kemandoran (Palmerah) masuknya ke 
> Sukabumi Ilir kali, makam kagak keurus berukuran 50x100cm, ditandai dengan 
> peluran semen berantakan disekelilingnya. Makam dinaungi sekumpulan pohon 
> bambu tua yang amat rimbun hampir menutupi 1/4 muka kantor Telkom. Sejatinya 
> Telkom ingin mengembangkan kantornya, namun hal itu urung demi menghormati 
> masyarakat Rawa Belong yang masih sering menziarahi, terutama pada awal puasa 
> dan lebaran. Pihak Telkom memagari makam secara khusus terpisah dari kantor.
> 
> Pantai merupakan tempat strategis untuk para pelarian orang incaran Belanda 
> pada masa itu, termasuk Marunda. Begitupun daerah pegunungan.. .
> 
> Ada ungkapan, sejarah adalah milik yang menang (yang berkuasa/pemerintah ), 
> selayaknya Jagoan Rawa Belong kembali ke kampung halamannya, bukan di 
> Marunda. Penetapan Rumah H.Sapiuddin yang dianggap sebagai rumah Si Pitung 
> adalah hasil "keterpelesetan" pemerintah pada masa orde baru dalam mer

Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-08 Terurut Topik O'ong Maryono
Mas Eko menurut 
Menurut Political Inligtening Dienst (PID) seperti FBI dan CIA nya Belanda 
waktu di Nederland Indie, menyatakan bahwa si Pitung itu kriminal bukan 
kegiatan politic.  
Pergerakan politic itu merupakan kegiatan anti penjajahan dan memiliki 
organisatie:Contoh seperti yang pernah di bubarkan gerakan PO (Pentjak Oelama) 
dan Bp.Soedjai nya ditangkap oleh PID contoh lainnya Pencak Silat Setia Hati 
yang dipimpin oleh Iyang Munandar. Yang ahirnya menangkap Iyang Munandar dan 
menutup Setia Hati  

--- On Mon, 6/8/09, Ekohadi  wrote:


From: Ekohadi 
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, June 8, 2009, 1:30 PM








Alangkah baiknya...kalau melalui milis ini/komunitas/ sahabat silat, bisa 
dilakukan penelusuran secara objektif atas Sejarah dan Keberadaan Situs 
peninggalan Si Pitung dan kalau memang bisa dibuktikan secara akademis dan 
ilmiah, bahwa makam tersebut adalah Makam Si Pitung, adalah sumbangan yang 
bagus atas Sejarah DKI/Betawi.. ...Setuju Bang gusman, memang perlu dilakukan 
kembali napak tilas dan penempatan pada rel sejarah yang benar tentang Si 
Pitung.

Tetap Semangat
Eko Hadi Sulistia

- Original Message - 
From: gusman_mi6 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, June 08, 2009 12:37 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

Tepatnya depan sebelah kanan gedung Telkom Kemandoran (Palmerah) masuknya ke 
Sukabumi Ilir kali, makam kagak keurus berukuran 50x100cm, ditandai dengan 
peluran semen berantakan disekelilingnya. Makam dinaungi sekumpulan pohon bambu 
tua yang amat rimbun hampir menutupi 1/4 muka kantor Telkom. Sejatinya Telkom 
ingin mengembangkan kantornya, namun hal itu urung demi menghormati masyarakat 
Rawa Belong yang masih sering menziarahi, terutama pada awal puasa dan lebaran. 
Pihak Telkom memagari makam secara khusus terpisah dari kantor.

Pantai merupakan tempat strategis untuk para pelarian orang incaran Belanda 
pada masa itu, termasuk Marunda. Begitupun daerah pegunungan.. .

Ada ungkapan, sejarah adalah milik yang menang (yang berkuasa/pemerintah ), 
selayaknya Jagoan Rawa Belong kembali ke kampung halamannya, bukan di Marunda. 
Penetapan Rumah H.Sapiuddin yang dianggap sebagai rumah Si Pitung adalah hasil 
"keterpelesetan" pemerintah pada masa orde baru dalam merangkai sejarah "tokoh 
hero" Betawi, sebagai penduduk natif ibu kota yang kala itu terpinggirkan.

Salam,

--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, "Ekohadi"  wrote:
>
> Kalau ngak salah denger, dibawah menara Telkom Palmerah (pernah ditulis di 
> Kompas, cuma lupa penulis dan edisi berapa)...gman Mas Oong
> 
> Tetap Semangat
> 
> Eko Hadi Sulistia
> 
> - Original Message - 
> From: yanweka 
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
> Sent: Monday, June 08, 2009 11:03 AM
> Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
> 
> 
> 
> 
> 
> Artikel yang ckp bagus, mengenai makamnya pitung itu katanya di daerah 
> palmerah kira2 dimana tuh, apakah sama dengan yang di Cingkrik Goning. 
> 
> Salam
> 
> - Original Message - 
> From: Ian Samsudin 
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
> Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
> Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
> 
> Sahabat silat :)
> 
> berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
> http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. 
> Belong.yang. Beken.di. Marunda
> 
> 
> Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB
> 
> 
> BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
> Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
> untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
> memenuhi keperluan dalam negeri â€" selain juga untuk eskpor â€" dalam 
> beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan 
> Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar 
> muat.
> 
> Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
> pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
> 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
> berupa lahan Sarang Bango.
> 
> Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung 
> Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat 
> rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat 
> kondisi kawasan secara keseluruhan â€" sebuah kawasan wisata sejarah yang 
> bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit 
> dan sulit.
> 
> Kisah “Robin Hood†Betawi ini saja, bisa ja

Re: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik Ekohadi
Alangkah baiknya...kalau melalui milis ini/komunitas/sahabat silat, bisa 
dilakukan penelusuran secara objektif atas Sejarah dan Keberadaan Situs 
peninggalan Si Pitung dan kalau memang bisa dibuktikan secara akademis dan 
ilmiah, bahwa makam tersebut adalah Makam Si Pitung, adalah sumbangan yang 
bagus atas Sejarah DKI/Betawi.Setuju Bang gusman, memang perlu dilakukan 
kembali napak tilas dan penempatan pada rel sejarah yang benar tentang Si 
Pitung.

Tetap Semangat
Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: gusman_mi6 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 12:37 PM
  Subject: [silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda





  Tepatnya depan sebelah kanan gedung Telkom Kemandoran (Palmerah) masuknya ke 
Sukabumi Ilir kali, makam kagak keurus berukuran 50x100cm, ditandai dengan 
peluran semen berantakan disekelilingnya. Makam dinaungi sekumpulan pohon bambu 
tua yang amat rimbun hampir menutupi 1/4 muka kantor Telkom. Sejatinya Telkom 
ingin mengembangkan kantornya, namun hal itu urung demi menghormati masyarakat 
Rawa Belong yang masih sering menziarahi, terutama pada awal puasa dan lebaran. 
Pihak Telkom memagari makam secara khusus terpisah dari kantor.

  Pantai merupakan tempat strategis untuk para pelarian orang incaran Belanda 
pada masa itu, termasuk Marunda. Begitupun daerah pegunungan...

  Ada ungkapan, sejarah adalah milik yang menang (yang berkuasa/pemerintah), 
selayaknya Jagoan Rawa Belong kembali ke kampung halamannya, bukan di Marunda. 
Penetapan Rumah H.Sapiuddin yang dianggap sebagai rumah Si Pitung adalah hasil 
"keterpelesetan" pemerintah pada masa orde baru dalam merangkai sejarah "tokoh 
hero" Betawi, sebagai penduduk natif ibu kota yang kala itu terpinggirkan.

  Salam,

  --- In silatindonesia@yahoogroups.com, "Ekohadi"  wrote:
  >
  > Kalau ngak salah denger, dibawah menara Telkom Palmerah (pernah ditulis di 
Kompas, cuma lupa penulis dan edisi berapa)...gman Mas Oong
  > 
  > Tetap Semangat
  > 
  > Eko Hadi Sulistia
  > 
  > - Original Message - 
  > From: yanweka 
  > To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  > Sent: Monday, June 08, 2009 11:03 AM
  > Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > Artikel yang ckp bagus, mengenai makamnya pitung itu katanya di daerah 
palmerah kira2 dimana tuh, apakah sama dengan yang di Cingkrik Goning. 
  > 
  > Salam
  > 
  > - Original Message - 
  > From: Ian Samsudin 
  > To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  > Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
  > Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
  > 
  > Sahabat silat :)
  > 
  > berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
  > 
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda
  > 
  > 
  > Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB
  > 
  > 
  > BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
memenuhi keperluan dalam negeri â€" selain juga untuk eskpor â€" dalam beberapa 
bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali 
Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat.
  > 
  > Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
berupa lahan Sarang Bango.
  > 
  > Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu 
Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. 
Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, 
teringat kondisi kawasan secara keseluruhan â€" sebuah kawasan wisata sejarah 
yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang 
rumit dan sulit.
  > 
  > Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri 
sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai 
rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu 
yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai 
sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan 
yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.
  > 
  > Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa 
perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama 
sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan 
bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang 
dan tipis

[silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik gusman_mi6
Tepatnya depan sebelah kanan gedung Telkom Kemandoran (Palmerah) masuknya ke 
Sukabumi Ilir kali, makam kagak keurus berukuran 50x100cm, ditandai dengan 
peluran semen berantakan disekelilingnya. Makam dinaungi sekumpulan pohon bambu 
tua yang amat rimbun hampir menutupi 1/4 muka kantor Telkom. Sejatinya Telkom 
ingin mengembangkan kantornya, namun hal itu urung demi menghormati masyarakat 
Rawa Belong yang masih sering menziarahi, terutama pada awal puasa dan lebaran. 
Pihak Telkom memagari makam secara khusus terpisah dari kantor.

Pantai merupakan tempat strategis untuk para pelarian orang incaran Belanda 
pada masa itu, termasuk Marunda. Begitupun daerah pegunungan...

Ada ungkapan, sejarah adalah milik yang menang (yang berkuasa/pemerintah), 
selayaknya Jagoan Rawa Belong kembali ke kampung halamannya, bukan di Marunda. 
Penetapan Rumah H.Sapiuddin yang dianggap sebagai rumah Si Pitung adalah hasil 
"keterpelesetan" pemerintah pada masa orde baru dalam merangkai sejarah "tokoh 
hero" Betawi, sebagai penduduk natif ibu kota yang kala itu terpinggirkan.

Salam,

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, "Ekohadi"  wrote:
>
> Kalau ngak salah denger, dibawah menara Telkom Palmerah (pernah ditulis di 
> Kompas, cuma lupa penulis dan edisi berapa)...gman Mas Oong
> 
> Tetap Semangat
> 
> Eko Hadi Sulistia
> 
>   - Original Message - 
>   From: yanweka 
>   To: silatindonesia@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, June 08, 2009 11:03 AM
>   Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
> 
> 
> 
> 
> 
>   Artikel yang ckp bagus, mengenai makamnya pitung itu katanya di daerah 
> palmerah kira2 dimana tuh, apakah sama dengan yang di Cingkrik Goning. 
> 
>   Salam
> 
>   - Original Message - 
>   From: Ian Samsudin 
>   To: silatindonesia@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
>   Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
> 
>   Sahabat silat :)
> 
>   berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
>   
> http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda
> 
> 
>   Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB
> 
> 
>   BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
> Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
> untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
> memenuhi keperluan dalam negeri â€" selain juga untuk eskpor â€" dalam 
> beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan 
> Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar 
> muat.
> 
>   Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
> pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
> 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
> berupa lahan Sarang Bango.
> 
>   Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu 
> Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. 
> Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, 
> teringat kondisi kawasan secara keseluruhan â€" sebuah kawasan wisata sejarah 
> yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang 
> rumit dan sulit.
> 
>   Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri 
> sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai 
> rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya 
> ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan 
> sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, 
> Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.
> 
>   Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa 
> perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama 
> sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan 
> bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang 
> dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran 
> Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu 
> masih belia.
> 
>   Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
> melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne 
> (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah 
> kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh 
> penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari 
> arah dapur dan pamit pulang.
> 
>   Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
> satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
> antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
> Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya.