Re: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada
Terimakasih kembali Mas Eko Kang Yana New York City --- Eko Hadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Makasih kang Yana...sangat mencerahkan ... Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-5360409, Ext.386 - Original Message - From: SASTRANEGARA THARYANA To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 01, 2007 12:44 PM Subject: Re: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada Menarik masalah imbalan terkait loyal / respect pada perguruan. Saya punya pengalaman melatih di Indonesia dan USA. 1. di UNPAD 4 tahun 2. di ITB 5 tahun hingga jadi alumni. 3. di Konsulate Jenderal New York City 3 tahun semua yang saya ajarkan GRATIS, selama 12 tahun bahkan lebi. Dulu saya merasa malu kalau di bayar, ibarat di beli, paling tidak suka kalau ilmu silat di beli bahkan manusianya ibarat budak belian. Sangat paling tidak suka juga kalau memperbudak / diperbudak.Tapi paling tidak suka melihat orang pelit ilmu dan pelit kaya orang Belanda, Tapi bila saya berguru tidak pernah gratis pasti saya bayar / imbalan asal wajar-saja standarnya. Di USA kalau mau bayar , bayarkan saja untuk ruangan tempat latihan, perjamnya bisa $ 75 sampai $ 150 per jam, jadi ilmu silatnya gratis. Perbedaan imbalan di Indonesia jaman saya bisa macam2 interpretasi, bila murid dapat pelajaran gratis dari Sang Guru mudah2an bisa loyal dan mengembangkan, memelihara dan melestarikan perguruan. Imbalan bisa saya hadiah barang2 kebutuhan dapur Sang Guru atau memberikan bantuan pekerjaan lain yang mapan, misal kalau dia sarjana ITB/UNPAD/UI nganggur bantu masukin kerjaan sesuai bidangnya itu sudah imbalan sekalian nolong orang nganggur. Di USA kalau bayar di beli gurunya belum tentu loyal bahkan gratispun sama saja belum tentu loyal. Maka itu mereka suka mencapur aduk gaya silat atau ngarang sendiri karena sudah dapet ilmumnya. Gurupun bisa di hina, di maki2, di lecehkan di anjing2 kalau murid nggak dapat yang ia inginkan misal TENAGA DALAM YANG DAHYAT murid bisa marah2. Yang parah kalau GURU SILAT bisa di SUE oleh murid2 USA, mereka ingin cari duit gampang melalui LAWYERNYA. Murid di USA adalah raja sedangkan guru silat adalah pelayan atau budak / kacung. Pengalaman saya ini nyata lho bukti. Kang Yana New York City --- Alda Amtha [EMAIL PROTECTED] wrote: Bang Jamal mas Dapit Bekam, Masalah imbalan buat guru silat bukan masalah yg sederhana. Disatu sisi, kayaknya kok gak rela ya pencak silat diharagain dg uang, tapi disisi yg lain kita semua tau bahwa banyak diantara guru silat ini sangat mebutuhkannya, apalagi mengingat situasi negara kita saat ini. Di forum diskusi sahabatsilat.com udah ada bahasan tentang topik ini. Agar diskusi kita tercatat dengan baik, dapat diikuti terus menerus dan tidak hilang begitu saja, mohon abang2 dan mas2 melanjutkannya disini: http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=57.0 Salam Pencak Silat dan Tetap Semangat...!! --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Jamaludin Aziz [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehe, sy jg bang, sedikit kaget, trus sy scroll kebawah mo cari hal2 bikin bang Iwan rada tegas jawabnya, tp ga nemuin, cuman pertanyaan biasa, makanya rada bingung jg, tp setelah baca komen bang Dapit baru ngarti, kalo jawaban itu erupakan akumulasi pertanyaan dan komen2 sebelumnya ttg Silat tsb... Saya jg sedikit nyingung soal harga disini, betul utk ilmu emang ga bisa dihargain seperak dua perak. makanya saya setuju dgn bang Dapit, harga itu relatif. cmn yg jd pikiran sy, gimana kalo latihan ga dipungut biaya apapun krn ngelatihnya ikhlas dan sukarela, apakah itu artinya ilmu tsb ga berharga? gimana kalo misalnya ada org yg pingin bgt belajar tp ga mampu secara finansial ? bukankah tujuan kita melestarikan Silat, tp kalo ada batasan2 tertentu sehingga banyak yg mundur dari niatnya belajar hanya krn masalah materi, apakah kelestarian itu masih bisa tetep terjaga? saya ambil contoh ditempat saya belajar. Guru saya ga pernah minta yg namanya bayaran, krn dia pun belajar ga pake bayaran, disini, dia menekankan keikhlasan dan kesabaran. krn dia ga ingin muridnya ga latihan hanya krn ga mampu bayar. ga bisa dipungkiri, dia emang butuh materi, krn dia dr keluarga yg paspasan, tp ada yg jauh lebih besar yg lebih berharga dari uang, yaitu kelestarian
Re: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada
iyah kang... yang dulu kuliah swasta kayak saya gimana?? atau memberikan bantuan pekerjaan lain yang mapan, misal kalau dia sarjana ITB/UNPAD/UI nganggur bantu masukin kerjaan sesuai bidangnya itu sudah imbalan sekalian nolong orang nganggur. iwan setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: makasih kangakang mah kalangan ada..buktinya bisa sekolah sampe keluar negeri. kasusnya beda itu aja... SASTRANEGARA THARYANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Menarik masalah imbalan terkait loyal / respect pada perguruan. Saya punya pengalaman melatih di Indonesia dan USA. 1. di UNPAD 4 tahun 2. di ITB 5 tahun hingga jadi alumni. 3. di Konsulate Jenderal New York City 3 tahun semua yang saya ajarkan GRATIS, selama 12 tahun bahkan lebi. Dulu saya merasa malu kalau di bayar, ibarat di beli, paling tidak suka kalau ilmu silat di beli bahkan manusianya ibarat budak belian. Sangat paling tidak suka juga kalau memperbudak / diperbudak.Tapi paling tidak suka melihat orang pelit ilmu dan pelit kaya orang Belanda, Tapi bila saya berguru tidak pernah gratis pasti saya bayar / imbalan asal wajar-saja standarnya. Di USA kalau mau bayar , bayarkan saja untuk ruangan tempat latihan, perjamnya bisa $ 75 sampai $ 150 per jam, jadi ilmu silatnya gratis. Perbedaan imbalan di Indonesia jaman saya bisa macam2 interpretasi, bila murid dapat pelajaran gratis dari Sang Guru mudah2an bisa loyal dan mengembangkan, memelihara dan melestarikan perguruan. Imbalan bisa saya hadiah barang2 kebutuhan dapur Sang Guru atau memberikan bantuan pekerjaan lain yang mapan, misal kalau dia sarjana ITB/UNPAD/UI nganggur bantu masukin kerjaan sesuai bidangnya itu sudah imbalan sekalian nolong orang nganggur. Di USA kalau bayar di beli gurunya belum tentu loyal bahkan gratispun sama saja belum tentu loyal. Maka itu mereka suka mencapur aduk gaya silat atau ngarang sendiri karena sudah dapet ilmumnya. Gurupun bisa di hina, di maki2, di lecehkan di anjing2 kalau murid nggak dapat yang ia inginkan misal TENAGA DALAM YANG DAHYAT murid bisa marah2. Yang parah kalau GURU SILAT bisa di SUE oleh murid2 USA, mereka ingin cari duit gampang melalui LAWYERNYA. Murid di USA adalah raja sedangkan guru silat adalah pelayan atau budak / kacung. Pengalaman saya ini nyata lho bukti. Kang Yana New York City --- Alda Amtha [EMAIL PROTECTED] wrote: Bang Jamal mas Dapit Bekam, Masalah imbalan buat guru silat bukan masalah yg sederhana. Disatu sisi, kayaknya kok gak rela ya pencak silat diharagain dg uang, tapi disisi yg lain kita semua tau bahwa banyak diantara guru silat ini sangat mebutuhkannya, apalagi mengingat situasi negara kita saat ini. Di forum diskusi sahabatsilat.com udah ada bahasan tentang topik ini. Agar diskusi kita tercatat dengan baik, dapat diikuti terus menerus dan tidak hilang begitu saja, mohon abang2 dan mas2 melanjutkannya disini: http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=57.0 Salam Pencak Silat dan Tetap Semangat...!! --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Jamaludin Aziz [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehe, sy jg bang, sedikit kaget, trus sy scroll kebawah mo cari hal2 bikin bang Iwan rada tegas jawabnya, tp ga nemuin, cuman pertanyaan biasa, makanya rada bingung jg, tp setelah baca komen bang Dapit baru ngarti, kalo jawaban itu erupakan akumulasi pertanyaan dan komen2 sebelumnya ttg Silat tsb... Saya jg sedikit nyingung soal harga disini, betul utk ilmu emang ga bisa dihargain seperak dua perak. makanya saya setuju dgn bang Dapit, harga itu relatif. cmn yg jd pikiran sy, gimana kalo latihan ga dipungut biaya apapun krn ngelatihnya ikhlas dan sukarela, apakah itu artinya ilmu tsb ga berharga? gimana kalo misalnya ada org yg pingin bgt belajar tp ga mampu secara finansial ? bukankah tujuan kita melestarikan Silat, tp kalo ada batasan2 tertentu sehingga banyak yg mundur dari niatnya belajar hanya krn masalah materi, apakah kelestarian itu masih bisa tetep terjaga? saya ambil contoh ditempat saya belajar. Guru saya ga pernah minta yg namanya bayaran, krn dia pun belajar ga pake bayaran, disini, dia menekankan keikhlasan dan kesabaran. krn dia ga ingin muridnya ga latihan hanya krn ga mampu bayar. ga bisa dipungkiri, dia emang butuh materi, krn dia dr keluarga yg paspasan, tp ada yg jauh lebih besar yg lebih berharga dari uang, yaitu kelestarian, dan jg tanggung jawab dia sebagai hamba terhadap Tuhannya yg mewajibkan mengamalkan apa yg dia bisa. dlm pandangan dia, dia ngajar ikhlas, dia pun ingin muridnya nerima pelajaran dgn ikhlas. dia nggak ingin ada motivasi lain dlm belajar selain ingin bisa jaga diri, keluarga dan lingkungan. jd sy pikir biaya murah atau mahal bukan utama, yg penting ada keikhlasan dalam memberi ataupun menerima. Pun guru saya, ga nampik jika ada yg menawarkan sejumlah uang, krn dia jg membutuhkannya, cmn yaitu, semua dilandasi dgn keikhlasan, krn dia nggak ingin pemberian tsb jd mudarat buat dia. Maaf yah
Re: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada
Uda Alda. memang masalah ini cukup pelik. Disatu sisi kita harus melestarikan keaslian ilmunya dan disisi lain kita harus memperhatikan kesejahteraan para guru. memang ada beberapa perguruan yang mematok harga tertentu untuk belajar, dalam bentuk Iuran bulanan. itupun hanya dilakukan oleh perguruan besar, karena pegelolaan manajemennya tidak dilakukan oleh sang Guru. Dalam pandangan saya. Yang belajarlah yang harus memiliki komitmen tinggi. Dia harus mau melihat gurunya dalam keadaan baik, sehat dan sejahtera. agar seluruh ilmunya bisa diserap dengan baik. Dia juga harus punya komitmen tinggi untuk tidak merubah keaslian ilmu yang telah didapat. Sahabat silat Beps - Original Message - From: Alda Amtha [EMAIL PROTECTED] To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 01, 2007 11:37 AM Subject: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada Bang Jamal mas Dapit Bekam, Masalah imbalan buat guru silat bukan masalah yg sederhana. Disatu sisi, kayaknya kok gak rela ya pencak silat diharagain dg uang, tapi disisi yg lain kita semua tau bahwa banyak diantara guru silat ini sangat mebutuhkannya, apalagi mengingat situasi negara kita saat ini. Di forum diskusi sahabatsilat.com udah ada bahasan tentang topik ini. Agar diskusi kita tercatat dengan baik, dapat diikuti terus menerus dan tidak hilang begitu saja, mohon abang2 dan mas2 melanjutkannya disini: http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=57.0 Salam Pencak Silat dan Tetap Semangat...!! --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Jamaludin Aziz [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehe, sy jg bang, sedikit kaget, trus sy scroll kebawah mo cari hal2 bikin bang Iwan rada tegas jawabnya, tp ga nemuin, cuman pertanyaan biasa, makanya rada bingung jg, tp setelah baca komen bang Dapit baru ngarti, kalo jawaban itu erupakan akumulasi pertanyaan dan komen2 sebelumnya ttg Silat tsb... Saya jg sedikit nyingung soal harga disini, betul utk ilmu emang ga bisa dihargain seperak dua perak. makanya saya setuju dgn bang Dapit, harga itu relatif. cmn yg jd pikiran sy, gimana kalo latihan ga dipungut biaya apapun krn ngelatihnya ikhlas dan sukarela, apakah itu artinya ilmu tsb ga berharga? gimana kalo misalnya ada org yg pingin bgt belajar tp ga mampu secara finansial ? bukankah tujuan kita melestarikan Silat, tp kalo ada batasan2 tertentu sehingga banyak yg mundur dari niatnya belajar hanya krn masalah materi, apakah kelestarian itu masih bisa tetep terjaga? saya ambil contoh ditempat saya belajar. Guru saya ga pernah minta yg namanya bayaran, krn dia pun belajar ga pake bayaran, disini, dia menekankan keikhlasan dan kesabaran. krn dia ga ingin muridnya ga latihan hanya krn ga mampu bayar. ga bisa dipungkiri, dia emang butuh materi, krn dia dr keluarga yg paspasan, tp ada yg jauh lebih besar yg lebih berharga dari uang, yaitu kelestarian, dan jg tanggung jawab dia sebagai hamba terhadap Tuhannya yg mewajibkan mengamalkan apa yg dia bisa. dlm pandangan dia, dia ngajar ikhlas, dia pun ingin muridnya nerima pelajaran dgn ikhlas. dia nggak ingin ada motivasi lain dlm belajar selain ingin bisa jaga diri, keluarga dan lingkungan. jd sy pikir biaya murah atau mahal bukan utama, yg penting ada keikhlasan dalam memberi ataupun menerima. Pun guru saya, ga nampik jika ada yg menawarkan sejumlah uang, krn dia jg membutuhkannya, cmn yaitu, semua dilandasi dgn keikhlasan, krn dia nggak ingin pemberian tsb jd mudarat buat dia. Maaf yah kalo ada yg ga nerima komen saya atau tersinggung, saya hanya orang awam yg ingin belajar melestarikan silat, tp saya jg bukan dari kalangan yg mampu mengeluarkan sejumlah harga utk bisa mendapatkan ilmu. sekali lagi maafkan... Salam Jamal Aziz -- From: silatindonesia@yahoogroups.com on behalf of dapit bekam Reply To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 1, 2007 9:54 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: RE: [silatindonesia] Jawaban Cingkrik Palugada Awalnya ane rada kaget membaca respon Kang Iwan, yang panjang lebar untukr untuk pertanyaan yang cukup singkat di milist ini!! Tapi ane jadi maklum,... ternyata surat ini merupakan jawaban terhadap postingan-2 lain yang ada di forum diskusi di sahabatsilat.com Ane mau ikutan comment mengenai harga suatu ilmu!! Secara pribadi ane berpendapat bahwa suatu ilmu itu tidak ada standarnya harganya, mahal atau murah itu relatif, kalau ilmunya mumpuni dan muridnya mampu dan mau untuk bayar, berapapun harganya tidak ada yang mahal!! Tapi kalau muridnya tidak mampu tapi mau belajar seharusnya juga diberikan kesempatan untuk belajar...!! Sebagai perbandingan dengan oleh raga dari negara lain. Anak saya belajar Wushu dengan mendatangkan pelatih dari Cina. Setiap bulan saya harus harus membayar Rp1 jt per bulan per anak... ditambah biaya-2 lain spt biaya tiket, visa, working permit dsb yang juga
Re: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada
Bang Jamal dan mas Dapit, kalo guru saya sih amat sangat ikhlas, kadang tak ada uang kami berlatih, prinsip beliau adalah menunaikan amanat sang mertua untuk terus melestarikan aliran ini yang tertinggal. kadang kami hanya makan bersama usai latihan di warung Padang. Karena keikhlasannya untuk silat ini dan karena banyak denger janji-janji dari tahun lalu jugalah beliau keluar kerja hanya untuk konsens disini...tapi apa yang dia dapat? Janji-janji itulah yang sekarang membuat kami jenngkel. Kalau cuma mikir uang, mungkin kami akan pergi ke Yaman (hadra maut), dimana pak Eddie minta ngajar disana.. dengan gaji besar. Tapi guru kami tidak berpikir begitu. kami tak pernah membatasi orang belajar di kamitak terlampau jauh dari kantong kok! ilmu itu milik Allah...kami tahu itu, tapi kenapa ya belajar di Harvard musti bayar? tapi kenapa kok belajar bela diri di Jepang mahal...? coba abang ini ketemuan deh, kenapa kita harus beginikami latihan kadang membayarnya dengan tenaga (kalo lagi tongpes), pikiran, kadang dengan kehadiran yang bikin kita jadi enak ketawa...itu juga bayaran yang menurut kami bentuk lain dari apa yang tidak kami mampu bayar. ada beda antara profesional dan mata duitan...kami merasa beliau bisa kok disebut profesional, jadi sah kok di beri reward. itu pemikiran kami. Abang Jamal, kapan-kapan kita ketemuan dong...bahas hal kayak gini, he he he jangan jangan guru abang kita ini saudagaratau direktur perusahaan gede jadi gak mikirin fulus...tapi ane salut ...TOP lah!! salam, wans Alda Amtha [EMAIL PROTECTED] wrote: Bang Jamal mas Dapit Bekam, Masalah imbalan buat guru silat bukan masalah yg sederhana. Disatu sisi, kayaknya kok gak rela ya pencak silat diharagain dg uang, tapi disisi yg lain kita semua tau bahwa banyak diantara guru silat ini sangat mebutuhkannya, apalagi mengingat situasi negara kita saat ini. Di forum diskusi sahabatsilat.com udah ada bahasan tentang topik ini. Agar diskusi kita tercatat dengan baik, dapat diikuti terus menerus dan tidak hilang begitu saja, mohon abang2 dan mas2 melanjutkannya disini: http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=57.0 Salam Pencak Silat dan Tetap Semangat...!! --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Jamaludin Aziz [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehe, sy jg bang, sedikit kaget, trus sy scroll kebawah mo cari hal2 bikin bang Iwan rada tegas jawabnya, tp ga nemuin, cuman pertanyaan biasa, makanya rada bingung jg, tp setelah baca komen bang Dapit baru ngarti, kalo jawaban itu erupakan akumulasi pertanyaan dan komen2 sebelumnya ttg Silat tsb... Saya jg sedikit nyingung soal harga disini, betul utk ilmu emang ga bisa dihargain seperak dua perak. makanya saya setuju dgn bang Dapit, harga itu relatif. cmn yg jd pikiran sy, gimana kalo latihan ga dipungut biaya apapun krn ngelatihnya ikhlas dan sukarela, apakah itu artinya ilmu tsb ga berharga? gimana kalo misalnya ada org yg pingin bgt belajar tp ga mampu secara finansial ? bukankah tujuan kita melestarikan Silat, tp kalo ada batasan2 tertentu sehingga banyak yg mundur dari niatnya belajar hanya krn masalah materi, apakah kelestarian itu masih bisa tetep terjaga? saya ambil contoh ditempat saya belajar. Guru saya ga pernah minta yg namanya bayaran, krn dia pun belajar ga pake bayaran, disini, dia menekankan keikhlasan dan kesabaran. krn dia ga ingin muridnya ga latihan hanya krn ga mampu bayar. ga bisa dipungkiri, dia emang butuh materi, krn dia dr keluarga yg paspasan, tp ada yg jauh lebih besar yg lebih berharga dari uang, yaitu kelestarian, dan jg tanggung jawab dia sebagai hamba terhadap Tuhannya yg mewajibkan mengamalkan apa yg dia bisa. dlm pandangan dia, dia ngajar ikhlas, dia pun ingin muridnya nerima pelajaran dgn ikhlas. dia nggak ingin ada motivasi lain dlm belajar selain ingin bisa jaga diri, keluarga dan lingkungan. jd sy pikir biaya murah atau mahal bukan utama, yg penting ada keikhlasan dalam memberi ataupun menerima. Pun guru saya, ga nampik jika ada yg menawarkan sejumlah uang, krn dia jg membutuhkannya, cmn yaitu, semua dilandasi dgn keikhlasan, krn dia nggak ingin pemberian tsb jd mudarat buat dia. Maaf yah kalo ada yg ga nerima komen saya atau tersinggung, saya hanya orang awam yg ingin belajar melestarikan silat, tp saya jg bukan dari kalangan yg mampu mengeluarkan sejumlah harga utk bisa mendapatkan ilmu. sekali lagi maafkan... Salam Jamal Aziz -- From: silatindonesia@yahoogroups.com on behalf of dapit bekam Reply To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 1, 2007 9:54 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: RE: [silatindonesia] Jawaban Cingkrik Palugada Awalnya ane rada kaget membaca respon Kang Iwan, yang panjang lebar untukr untuk pertanyaan yang cukup singkat di milist ini!! Tapi ane jadi maklum,... ternyata surat ini merupakan jawaban terhadap postingan-2 lain yang ada di forum diskusi di sahabatsilat.com
Re: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada
Menarik masalah imbalan terkait loyal / respect pada perguruan. Saya punya pengalaman melatih di Indonesia dan USA. 1. di UNPAD 4 tahun 2. di ITB 5 tahun hingga jadi alumni. 3. di Konsulate Jenderal New York City 3 tahun semua yang saya ajarkan GRATIS, selama 12 tahun bahkan lebi. Dulu saya merasa malu kalau di bayar, ibarat di beli, paling tidak suka kalau ilmu silat di beli bahkan manusianya ibarat budak belian. Sangat paling tidak suka juga kalau memperbudak / diperbudak.Tapi paling tidak suka melihat orang pelit ilmu dan pelit kaya orang Belanda, Tapi bila saya berguru tidak pernah gratis pasti saya bayar / imbalan asal wajar-saja standarnya. Di USA kalau mau bayar , bayarkan saja untuk ruangan tempat latihan, perjamnya bisa $ 75 sampai $ 150 per jam, jadi ilmu silatnya gratis. Perbedaan imbalan di Indonesia jaman saya bisa macam2 interpretasi, bila murid dapat pelajaran gratis dari Sang Guru mudah2an bisa loyal dan mengembangkan, memelihara dan melestarikan perguruan. Imbalan bisa saya hadiah barang2 kebutuhan dapur Sang Guru atau memberikan bantuan pekerjaan lain yang mapan, misal kalau dia sarjana ITB/UNPAD/UI nganggur bantu masukin kerjaan sesuai bidangnya itu sudah imbalan sekalian nolong orang nganggur. Di USA kalau bayar di beli gurunya belum tentu loyal bahkan gratispun sama saja belum tentu loyal. Maka itu mereka suka mencapur aduk gaya silat atau ngarang sendiri karena sudah dapet ilmumnya. Gurupun bisa di hina, di maki2, di lecehkan di anjing2 kalau murid nggak dapat yang ia inginkan misal TENAGA DALAM YANG DAHYAT murid bisa marah2. Yang parah kalau GURU SILAT bisa di SUE oleh murid2 USA, mereka ingin cari duit gampang melalui LAWYERNYA. Murid di USA adalah raja sedangkan guru silat adalah pelayan atau budak / kacung. Pengalaman saya ini nyata lho bukti. Kang Yana New York City --- Alda Amtha [EMAIL PROTECTED] wrote: Bang Jamal mas Dapit Bekam, Masalah imbalan buat guru silat bukan masalah yg sederhana. Disatu sisi, kayaknya kok gak rela ya pencak silat diharagain dg uang, tapi disisi yg lain kita semua tau bahwa banyak diantara guru silat ini sangat mebutuhkannya, apalagi mengingat situasi negara kita saat ini. Di forum diskusi sahabatsilat.com udah ada bahasan tentang topik ini. Agar diskusi kita tercatat dengan baik, dapat diikuti terus menerus dan tidak hilang begitu saja, mohon abang2 dan mas2 melanjutkannya disini: http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=57.0 Salam Pencak Silat dan Tetap Semangat...!! --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Jamaludin Aziz [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehe, sy jg bang, sedikit kaget, trus sy scroll kebawah mo cari hal2 bikin bang Iwan rada tegas jawabnya, tp ga nemuin, cuman pertanyaan biasa, makanya rada bingung jg, tp setelah baca komen bang Dapit baru ngarti, kalo jawaban itu erupakan akumulasi pertanyaan dan komen2 sebelumnya ttg Silat tsb... Saya jg sedikit nyingung soal harga disini, betul utk ilmu emang ga bisa dihargain seperak dua perak. makanya saya setuju dgn bang Dapit, harga itu relatif. cmn yg jd pikiran sy, gimana kalo latihan ga dipungut biaya apapun krn ngelatihnya ikhlas dan sukarela, apakah itu artinya ilmu tsb ga berharga? gimana kalo misalnya ada org yg pingin bgt belajar tp ga mampu secara finansial ? bukankah tujuan kita melestarikan Silat, tp kalo ada batasan2 tertentu sehingga banyak yg mundur dari niatnya belajar hanya krn masalah materi, apakah kelestarian itu masih bisa tetep terjaga? saya ambil contoh ditempat saya belajar. Guru saya ga pernah minta yg namanya bayaran, krn dia pun belajar ga pake bayaran, disini, dia menekankan keikhlasan dan kesabaran. krn dia ga ingin muridnya ga latihan hanya krn ga mampu bayar. ga bisa dipungkiri, dia emang butuh materi, krn dia dr keluarga yg paspasan, tp ada yg jauh lebih besar yg lebih berharga dari uang, yaitu kelestarian, dan jg tanggung jawab dia sebagai hamba terhadap Tuhannya yg mewajibkan mengamalkan apa yg dia bisa. dlm pandangan dia, dia ngajar ikhlas, dia pun ingin muridnya nerima pelajaran dgn ikhlas. dia nggak ingin ada motivasi lain dlm belajar selain ingin bisa jaga diri, keluarga dan lingkungan. jd sy pikir biaya murah atau mahal bukan utama, yg penting ada keikhlasan dalam memberi ataupun menerima. Pun guru saya, ga nampik jika ada yg menawarkan sejumlah uang, krn dia jg membutuhkannya, cmn yaitu, semua dilandasi dgn keikhlasan, krn dia nggak ingin pemberian tsb jd mudarat buat dia. Maaf yah kalo ada yg ga nerima komen saya atau tersinggung, saya hanya orang awam yg ingin belajar melestarikan silat, tp saya jg bukan dari kalangan yg mampu mengeluarkan sejumlah harga utk bisa mendapatkan ilmu. sekali lagi maafkan... Salam Jamal Aziz -- From: silatindonesia@yahoogroups.com on behalf of dapit bekam Reply To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 1, 2007 9:54 To:
Re: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada
Makasih kang Yana...sangat mencerahkan ... Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-5360409, Ext.386 - Original Message - From: SASTRANEGARA THARYANA To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 01, 2007 12:44 PM Subject: Re: [silatindonesia] Imbalan buat guru silat d/h Jawaban Cingkrik Palugada Menarik masalah imbalan terkait loyal / respect pada perguruan. Saya punya pengalaman melatih di Indonesia dan USA. 1. di UNPAD 4 tahun 2. di ITB 5 tahun hingga jadi alumni. 3. di Konsulate Jenderal New York City 3 tahun semua yang saya ajarkan GRATIS, selama 12 tahun bahkan lebi. Dulu saya merasa malu kalau di bayar, ibarat di beli, paling tidak suka kalau ilmu silat di beli bahkan manusianya ibarat budak belian. Sangat paling tidak suka juga kalau memperbudak / diperbudak.Tapi paling tidak suka melihat orang pelit ilmu dan pelit kaya orang Belanda, Tapi bila saya berguru tidak pernah gratis pasti saya bayar / imbalan asal wajar-saja standarnya. Di USA kalau mau bayar , bayarkan saja untuk ruangan tempat latihan, perjamnya bisa $ 75 sampai $ 150 per jam, jadi ilmu silatnya gratis. Perbedaan imbalan di Indonesia jaman saya bisa macam2 interpretasi, bila murid dapat pelajaran gratis dari Sang Guru mudah2an bisa loyal dan mengembangkan, memelihara dan melestarikan perguruan. Imbalan bisa saya hadiah barang2 kebutuhan dapur Sang Guru atau memberikan bantuan pekerjaan lain yang mapan, misal kalau dia sarjana ITB/UNPAD/UI nganggur bantu masukin kerjaan sesuai bidangnya itu sudah imbalan sekalian nolong orang nganggur. Di USA kalau bayar di beli gurunya belum tentu loyal bahkan gratispun sama saja belum tentu loyal. Maka itu mereka suka mencapur aduk gaya silat atau ngarang sendiri karena sudah dapet ilmumnya. Gurupun bisa di hina, di maki2, di lecehkan di anjing2 kalau murid nggak dapat yang ia inginkan misal TENAGA DALAM YANG DAHYAT murid bisa marah2. Yang parah kalau GURU SILAT bisa di SUE oleh murid2 USA, mereka ingin cari duit gampang melalui LAWYERNYA. Murid di USA adalah raja sedangkan guru silat adalah pelayan atau budak / kacung. Pengalaman saya ini nyata lho bukti. Kang Yana New York City --- Alda Amtha [EMAIL PROTECTED] wrote: Bang Jamal mas Dapit Bekam, Masalah imbalan buat guru silat bukan masalah yg sederhana. Disatu sisi, kayaknya kok gak rela ya pencak silat diharagain dg uang, tapi disisi yg lain kita semua tau bahwa banyak diantara guru silat ini sangat mebutuhkannya, apalagi mengingat situasi negara kita saat ini. Di forum diskusi sahabatsilat.com udah ada bahasan tentang topik ini. Agar diskusi kita tercatat dengan baik, dapat diikuti terus menerus dan tidak hilang begitu saja, mohon abang2 dan mas2 melanjutkannya disini: http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=57.0 Salam Pencak Silat dan Tetap Semangat...!! --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Jamaludin Aziz [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehe, sy jg bang, sedikit kaget, trus sy scroll kebawah mo cari hal2 bikin bang Iwan rada tegas jawabnya, tp ga nemuin, cuman pertanyaan biasa, makanya rada bingung jg, tp setelah baca komen bang Dapit baru ngarti, kalo jawaban itu erupakan akumulasi pertanyaan dan komen2 sebelumnya ttg Silat tsb... Saya jg sedikit nyingung soal harga disini, betul utk ilmu emang ga bisa dihargain seperak dua perak. makanya saya setuju dgn bang Dapit, harga itu relatif. cmn yg jd pikiran sy, gimana kalo latihan ga dipungut biaya apapun krn ngelatihnya ikhlas dan sukarela, apakah itu artinya ilmu tsb ga berharga? gimana kalo misalnya ada org yg pingin bgt belajar tp ga mampu secara finansial ? bukankah tujuan kita melestarikan Silat, tp kalo ada batasan2 tertentu sehingga banyak yg mundur dari niatnya belajar hanya krn masalah materi, apakah kelestarian itu masih bisa tetep terjaga? saya ambil contoh ditempat saya belajar. Guru saya ga pernah minta yg namanya bayaran, krn dia pun belajar ga pake bayaran, disini, dia menekankan keikhlasan dan kesabaran. krn dia ga ingin muridnya ga latihan hanya krn ga mampu bayar. ga bisa dipungkiri, dia emang butuh materi, krn dia dr keluarga yg paspasan, tp ada yg jauh lebih besar yg lebih berharga dari uang, yaitu kelestarian, dan jg tanggung jawab dia sebagai hamba terhadap Tuhannya yg mewajibkan mengamalkan apa yg dia bisa. dlm pandangan dia, dia ngajar ikhlas, dia pun ingin muridnya nerima pelajaran dgn ikhlas. dia nggak ingin ada motivasi lain dlm