[teknologia] Re: bbm

2005-09-30 Terurut Topik ahutapea



 sekarang jika ada PLTN di Indonesia, kemana para produsen Batubara/BBM
 akan menyalurkan produknya? dimana pasti harganya lebih mahal daripada
 di jual eceran.


percayalah sama saya 'mas, batubara/BBM masih akan punya market walau
ada saingan seperti PLTN ;)


 In Fact, dinegara kita.. ada satu pembangkit listrik yg menggunakan
 Batubara/BBM sebagai bahan bakarnya dimana harga beli Rp 11 dan harga
 jual bisa Rp 5 TETAPI SEBENARNYA di NEGERI KITA INI JUGA ada
 Perusahaan Gas Negara yg bisa menjual
 GAS nya sebagai bahan bakar pembangkit listrik seharga Rp 2,5 dengan
 harga jual Rp 5 juga... YANG nggak dimengerti kenapa makin banyak PLTB
 dibading PLTG?
 (harga merupakan permisalan)

masalahnya pembuatan pembangkit listriknya itu mahal untuk PLTN
dibandingkan yg lainnya. Kan kaya ginian juga ada di SIMS City ;)

Tetapi kalau mau fair, menurut tabel cost energy itu ternyata batubara
adlah yg termurah tetapi masalahnya efek lainnya itu yg besar seperti
polusi dan sustainbilitynya.

Yang paling parah, kota2 di kalimantan (terutama kalimantan timur) yg
batubara bertaburan dimana2 ternyata sangat sedikit sekali yg punya
pembangkit listriknya memakai batubara dan kebanyakan memakai solar yg
sangat mahal.

Bayangkan Thailand (banpu) mereka sampai punya tambang lebih dari 5
sites di indonesia hanya untuk supply pembangkit listrik di negara
mereka. tapi di perusahaan saya juga males nyupply batubara ke PLN
soalnya berbelit2 banget, mendingan export lewat marketing agent.

--alex
*sudahresign2minggulaludrperusahaanbatubara*



[teknologia] Re: bbm

2005-09-30 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/30/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On Fri, Sep 30, 2005 at 10:42:10PM +0700, G. Ramadhani wrote:
  Aniwei, kita tidak perlu paranoid dg teknologi nuklir krn satu saat cepat
  atau lambat, suka atau tidak suka, kita pasti akan memakainya.

 yo wis. yang penting bbm disubsidi dulu, soalnya reaktor nuklir
 tidak bisa dibangun dengan pensil dan buku. buat bayar spp saja
 bisa sekarat.

 btw, kayaknya masih banyak yang merasa 'kita harus berkorban,
 menerima kenaikan bbm, demi kemajuan bangsa'. lah iya yang masih
 sempat bisa berkorban. kalau yang sudah menjadi korban tergencet
 bertahun-tahun masa masih mau disuruh berkorban. yang  diuntungkan

Iya mas Adi tapi seperti  katanya Dono Kasino Indro maju kena mundur
kena,siapapun yg jadi presiden pasti akan menghadapi dilema yang sama.

Kalau sesuai yg diberitakan bahwa uang subsidi tinggal 9 trilyun
sampai akhir tahun ini,ya gak ada pilihan kecuali kalau mau Rupiah
merosot lagi jadi Rp. 15,000 ,atau 20,000 ? debt-rating Indonesia
kacau balau,gak ada investasi,demo dimana2,inflasi.

 perasaan kok tambah ruwet saja (ada/atau tidak ada pt sama saja).
 kayaknya waktu kuliah cuman diajarin ngomong cas-cis-cus tapi
 kerja nggak becus.

Entar kalu punya anak udah gede disekolahin di India atau China
aja,seriously...  :)

Gak usah bayar mahal untuk sekolah ke Amrik,toh kualitasnya mungkin sama.


Carlos


[teknologia] Re: bbm

2005-09-30 Terurut Topik adi

On Fri, Sep 30, 2005 at 11:04:30AM -, ahutapea wrote:
 percayalah sama saya 'mas, batubara/BBM masih akan punya market walau
 ada saingan seperti PLTN ;)

minyak tanah naik dari 700 ke 2000. sekarang silakan anda-anda
yang sudah merasa bijaksana demi kemajuan bangsa: go figure!

barangkali benar, sudah saatnya goreng tempe pakai nuklir.

nampaknya sudah pada jago ilmu meringankan tubuh, jadinya kalau
ngomong bisa berdiri di awan-awan ;-)

Salam,

P.Y. Adi Prasaja



[teknologia] Re: bbm

2005-09-30 Terurut Topik Indra Tjahjono

On Friday 30 September 2005 17:31, Patriawan, Carlos wrote:
  yo wis. yang penting bbm disubsidi dulu, soalnya reaktor nuklir
  tidak bisa dibangun dengan pensil dan buku. buat bayar spp saja
  bisa sekarat.
 
  btw, kayaknya masih banyak yang merasa 'kita harus berkorban,
  menerima kenaikan bbm, demi kemajuan bangsa'. lah iya yang masih
  sempat bisa berkorban. kalau yang sudah menjadi korban tergencet
  bertahun-tahun masa masih mau disuruh berkorban. yang  diuntungkan

 Iya mas Adi tapi seperti  katanya Dono Kasino Indro maju kena mundur
 kena,siapapun yg jadi presiden pasti akan menghadapi dilema yang sama.

iya, seharusnya dari dulu Indonesia udah menghadapi masalah ini, tapi karena 
terlalu keenakan di subsidi, jadinya keterusan, emang  karena mis management 
negara kita sudah terlalu jauh, Mau ga mau, kita harus hadapi, saya rasa 
sekarang saat nya kita hadapi dengan mengambil hikmatnya..
cari sisi positif nya, toh pemerintah sudah menaikan BBM, daripada demo 
terus-terusan mendingan mikir caranya supaya bisa bersaing dan berbuat 
sesuatu untuk negara kita.
hidup memang tidak semakin mudah, tapi semakin sukar

Lihat si Jepang, abis di bom habis-habisan, mereka bisa bangun lagi dengan 
cepat, malah menjadi yang terdepan...

-- 
Indra
http://verinux.com - Technology in a smart way
http://rtrw.net - Internet untuk Semua
http://negaraku.com - negara siapa?


[teknologia] Re: bbm

2005-09-30 Terurut Topik Mohammad DAMT

Pada hari Jumat, tanggal 30/09/2005 pukul 18:41 +0700, G. Ramadhani
menulis:
 selama ribuan tahun. Dari segini sebenarnya tidak jadi masalah krn di 
 Indonesia sini kan banyak pulau2 kecil tak berpenghuni. Yang penting tidak 

Jual2in aja pulaunya buat modal. Dipertahankan macam Ambalat juga ga
banyak manfaat. Penduduk disebar2 di seluruh pelosok, jangan bikin
pusing Bang Yos, buat ekonomi baru di situ. Gunakan perangkat lunak
bebas. Bikin telepon sendiri, pakai voip, kan ada PT Inti dan PT DI.
Aktifkan kembali acara Kamera Ria supaya hormat pada aparat dan
Apresiasi Film Indonesia untuk mendengarkan lagu Aku Cinta Buatan
Indonesia. Gunakan produk Alim Markus. Stop TV Media. Kembangkan sekolah
kejuruan dan politeknik. Mahasiswa yg hobinya tawuran antar fakultas
disuruh berantem di gurun pasir atau hutan (seperti kalau megaloman
berantem dgn monster biasanya nyingkir ke pinggir), bacok2an juga gpp
juga lumayan ngurangi jumlah penduduk. Galakkan gerakan kembali pulang
kampung, marsipature hutanabe. Terakhir, jual domain .id.



[teknologia] Re: bbm

2005-09-30 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/30/05, Indra Tjahjono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On Friday 30 September 2005 17:31, Patriawan, Carlos wrote:
   yo wis. yang penting bbm disubsidi dulu, soalnya reaktor nuklir
   tidak bisa dibangun dengan pensil dan buku. buat bayar spp saja
   bisa sekarat.
  
   btw, kayaknya masih banyak yang merasa 'kita harus berkorban,
   menerima kenaikan bbm, demi kemajuan bangsa'. lah iya yang masih
   sempat bisa berkorban. kalau yang sudah menjadi korban tergencet
   bertahun-tahun masa masih mau disuruh berkorban. yang  diuntungkan
 
  Iya mas Adi tapi seperti  katanya Dono Kasino Indro maju kena mundur
  kena,siapapun yg jadi presiden pasti akan menghadapi dilema yang sama.

 iya, seharusnya dari dulu Indonesia udah menghadapi masalah ini, tapi karena
 terlalu keenakan di subsidi, jadinya keterusan, emang  karena mis management
 negara kita sudah terlalu jauh, Mau ga mau, kita harus hadapi, saya rasa
 sekarang saat nya kita hadapi dengan mengambil hikmatnya..
 cari sisi positif nya, toh pemerintah sudah menaikan BBM, daripada demo
 terus-terusan mendingan mikir caranya supaya bisa bersaing dan berbuat
 sesuatu untuk negara kita.
 hidup memang tidak semakin mudah, tapi semakin sukar

 Lihat si Jepang, abis di bom habis-habisan, mereka bisa bangun lagi dengan
 cepat, malah menjadi yang terdepan...


Jepang period udah stagnant,sekarang raja baru: India dan China.

Ada quote yg menarik dari Thomas Friedman of The New York Times

When we were young kids growing up in America, we were told to eat
our vegetables at dinner and not leave them. Mothers said, 'think of
the starving children in India and finish the dinner.' And now I tell
my children: 'Finish your math homework. Think of the children in
India who would make you starve, if you don't.'

Practically,Indonesians are now starving because of the success of the
Indians and Chineese.

Carlos


[teknologia] Re: bbm

2005-09-30 Terurut Topik adi

On Sat, Oct 01, 2005 at 02:17:06AM +, Indra Tjahjono wrote:
 iya, seharusnya dari dulu Indonesia udah menghadapi masalah ini, tapi karena 
 terlalu keenakan di subsidi, jadinya keterusan, emang  karena mis management 
 negara kita sudah terlalu jauh, Mau ga mau, kita harus hadapi, saya rasa 
 sekarang saat nya kita hadapi dengan mengambil hikmatnya..

he..he.. ok (btw, dari mana kesimpulan 'keenakan disubsidi'? tidak ada
yang enak, dan sebenarnya rakyat kecil itu tidak pernah enak lho,
kesalahan/mismanagemen/whatever bukan alasan untuk membuat rakyat kecil
jadi keranjang sampah):

- Indonesia tidak maju-maju karena dijajah belanda bertahun-tahun
- Pemerintah Orde Baroe membuat rakyat terbuai dengan subsidi BBM
- Pemerintah sekarang kolaps, subsidi ditarik. Logis bukan? *)

setidaknya kalau logika perguruan tinggi (propesor cing!) sama
dengan logika taman kanak-kanak, di atas ito klop, bahasa latinnya
tumbu oleh tutup.

sekarang pertanyaannya:

- siapa yang harus paling banyak mengambil hikmah dari kenaikan
  harga BBM?

buat rakyat kecil: HIKMAH SOEDAH MENOEMPOEK!!!

kayaknya beneran deh, perguruan tinggi sebaiknya ditutup saja daripada
jadi pemeras legal.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

*) boleh percaya boleh tidak, negara ini dibangun dengan logika memelas.
   isinya dari dulu mengeluh terus, yang dulu gini lah, yang dulu gitu
   lah. padahal cuman MTTM - TIJUMBOU http://ahbeng.vlsm.org/aob-5.html



[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik G. Ramadhani


At 09:14 29/09/2005, you wrote:

Ada usulan lain?
PS: kalau bisa masukan juga unsur teknologi, ini kan milis teknologia :-P


Mulai memikirkan sumber energi alternatif. Tinggalkan solar dan batubara 
untuk pembangkit listrik. Kita ganti dengan tenaga nuklir.


--dhani



[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik adi

On Thu, Sep 29, 2005 at 09:14:38AM +0700, Oskar Syahbana wrote:
 Ya caranya (salah satunya) itu tadi... galakan lagi program cinta produk
 dalam negeri. Bisa juga di atur dengan keputusan pajak. Jadi semakin kaya
 seseorang, pajaknya juga semakin gede. Sekarang juga udah seperti itu sih,
 pajak progresif, tapi implementasi di lapangannya yang bermasalah.
 
 Hal lain yang bisa dilakukan ya melalui institusi pendidikannya. Kita sudah
 terlalu lama di suruh diam dan duduk mendengarkan di usia kita yang sangat
 produktif. Dengan pemberlakuan KBK, hal itu pun tidak jauh berbeda. Hanya
 sekolah - sekolah tertentu saja (dan biayanya tentu mahal) yang dapat
 merangsang kreatifitas anak didiknya (yang akhirnya dalam jangka panjang
 mengubah mental bangsa ini).

karet itu ada yang liat, ada yang rapuh, ada yang ditarik sedikit saja
sudah putus, ada yang bisa ditarik sampai melar banget tidak putus.

ada orang yang bisa berpikir jauh kedepan, ada orang yang isi kepalanya
cuman apa yang mau dikerjakan (makan) besok, bahkan, isi kepalanya
ada yang cuman berisi ketakutan apa yang bisa dilakukan sekarang.

ada di sini yang masih bisa berceloteh gimana kalau naik sepeda saja,
atau .. ehem .. ini kan teknologi :-) ada yang membayangkan bagaimana
kalau gas yang kita keluarkan lewat belakang di-dispatch sedemikian
rupa, barangkali dengan packet mangling atau mungkin dengan fwmark,
supaya bisa jadi bahan bakar mobil misalnya.

mobil bisa diganti sepeda masih bisa hidup? bisa! okay, ada yang masih
mampu menerima kenaikan BBM sebagai batas kewajaran. wis sak kudune
ngono. bijaksana sekali.

kita ini berpikir, seolah-olah kenaikan BBM cuman mengena orang-orang
yang bermobil saja, bersepeda motor saja. lupa kalau itu dipakai juga
untuk mengendalikan pabrik tekstil dll. lupa kalau roda perekonomian,
jalur distribusi ekonomi kita ditopang oleh candu yang namanya BBM.

jadi siapa yang terkena dampak kenaikan BBM? orang yang bermobil?
ya tidak lah, mereka masih bisa berpikir bagaimana untuk naik sepeda
saja, yang entah sudah buta/budeg, lupa bagaimana hidup orang yang
jangan kan mobil sepeda saja tidak punya.

cinta produk dalam negri? ok. bagaimana pengurangan subsidi bbm bisa
merangsang perekonomian? melalui institusi pendidikan? duh .. mimpi
kali ye. di jakarta ini (kira-kira) ada 1jt mobil, berapa liter
perhari, berapa rupiah bisa 'dihemat' dengan kenaikan bbm? dan anda
tahu berapa santunan kepada orang miskin yang cuma diberikan sekali? :-)

'anda-anda' (bukan *anda*) mungkin rajin mengkritik pemerintah,
dpr, yang karena sudah bergelimang kemewahan, jadi lupa sama orang
kecil. in some sort .. kita melakukan hal yang sama.

ada (banyak!) yang berdemo, ada (banyak mobil!) yang mengantri bbm.
ironis bukan? di tengah-tengah orang-orang yang resah karena phk,
kita cuman bilang: itu sudah risiko yang harus ditanggung oleh
bangsa ini, kita harus realistis. pakai sepeda aja :-) ironis bukan?

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik adi

On Thu, Sep 29, 2005 at 09:33:15AM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
 Btw mahasiswa salah demo tuh,harusnya jangan demo pemerintah,demo dong
 Kedubes Kuwait,Kedubes Arab Saudi, Kedubes Oman ...

iya, dan saya yakin, mereka akan dengan penuh perhatian dan pengertian
mendengarkan protes kita, dan mengeluarkan kata-kata manis: emang gue
pikirin.

pemerintah itu sudah kolaps, menarik subsidi bbm, karena memang tidak
ada yang bisa dilakukan. habis nggak ada yang kasih alternatif.
bukannya di sini banyak perguruan tinggi yang bergengsi walaupun
bayarnya mahal? walaupun petentang-petenteng ngotot ngomong kalau
biaya pendidikan memang mahal? tapi waktu diharapkan hasil dari
kemahalannya itu, dengan entengnya bergaya jual mahal, mengedepankan
prinsip luhur warisan leluhur: diam itu emas (atau barangkali malu
karena alumninya menjelma jadi koruptor hi..hi..).

tutup semua perguruan tinggi, tutup semua industri dan kantor-kantor,
toh orang kuliahan sudah gak ada. kalau gitu, gulingkan semua gedung-
gedung bertingkat, jual semua kendaraan bermotor ke luar negri.
nah, habis itu kita bisa asik bersepeda saja, dan sudah gak perlu
apa-apa lagi kan, kan sudah tidak ada apa-apa? he..he..

Salam,

P.Y. Adi Prasaja



[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik adi

On Fri, Sep 30, 2005 at 07:34:24AM +0700, G. Ramadhani wrote:
 Energi nuklir masih lebih efisien drpd batubara. Sebagai bayangan, kalau 
 pembakaran 1 kg batubara berkualitas baik cuma menghasilkan energi panas 
 sekitar 7,2 kilo-kalori, maka energi fisi yg dibebaskan 1 kg uranium bisa 
 mencapai 19 x 10^9 kilo-kalori. Lumayan kan?

kalau ini dipakai massal. limbahnya mau anda buang ke mana mas?
didaur ulang jadi peluru pistol mainan anak-anak? :-)

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/29/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On 9/30/05, G. Ramadhani [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Energi nuklir masih lebih efisien drpd batubara. Sebagai bayangan, kalau
  pembakaran 1 kg batubara berkualitas baik cuma menghasilkan energi panas
  sekitar 7,2 kilo-kalori, maka energi fisi yg dibebaskan 1 kg uranium bisa
  mencapai 19 x 10^9 kilo-kalori. Lumayan kan?

 70% kebutuhan listrik Prancis diperoleh dari nuklir.
 33% kebutuhan listrik Jepang didapat dari nuklir.
 Kapal perang bertenaga nuklir sudah ada.
 Kapal selam juga.
 Mobil bertenaga nuklir kalau ditabrak truk tronton bisa meledug? :-)

 btw. sekarang sudah mulai diproduksi massal mobil yang hybrid:
 minyak+other. Other = baterai Ni-Cd, fuel cell, minyak dari tumbuhan,
 ethanol, dll. Kendaraan yang tanpa minyak sama sekali sebenarnya juga
 sudah ada (masih diuji coba dengan meminjamkannya ke konsumen).


kalo mobil hybrid emang udah banyak dipake dipasaran dan dapat banyak
keringanan dari pemerintahan g. bush,yang terakhir untuk pemilik mobil
hybrid boleh untuk mengambil jalur 3-in-1 tanpa perlu ada dua org 
atau lebih.

Oh ya,di national geographic juga sudah ada penemuan dari spore,dimana
air pipis bisa dijadikan power untuk device yg perlu listrik kecil2
saja seperti handphone,smartcard,etc.


Carlos


[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik baskara

On 9/30/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Oh ya,di national geographic juga sudah ada penemuan dari spore,dimana
 air pipis bisa dijadikan power untuk device yg perlu listrik kecil2
 saja seperti handphone,smartcard,etc.

Baunya itu, Om. :-)

Di Singapore sih air pipis pun bisa dijadikan air minum.


[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik Dicky Wahyu Purnomo



On Sep 30, 2005, at 8:56 AM, adi wrote:



On Fri, Sep 30, 2005 at 07:34:24AM +0700, G. Ramadhani wrote:

Energi nuklir masih lebih efisien drpd batubara. Sebagai bayangan,  
kalau
pembakaran 1 kg batubara berkualitas baik cuma menghasilkan energi  
panas
sekitar 7,2 kilo-kalori, maka energi fisi yg dibebaskan 1 kg  
uranium bisa

mencapai 19 x 10^9 kilo-kalori. Lumayan kan?



kalau ini dipakai massal. limbahnya mau anda buang ke mana mas?
didaur ulang jadi peluru pistol mainan anak-anak? :-)


Kl kata orang Indonesia mah ...
Yang penting sekarang ... urusan ke depan, biar entar aja yg  
ngurusin :))


--
Dicky Wahyu Purnomo
http://massaint.or.id

*i use ibook for coding, i use macmini for monitoring - i use acer  
veriton for my foot rest*





[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik adi

On Fri, Sep 30, 2005 at 10:22:22AM +0900, baskara wrote:
 btw. sekarang sudah mulai diproduksi massal mobil yang hybrid:
 minyak+other. Other = baterai Ni-Cd, fuel cell, minyak dari tumbuhan,
 ethanol, dll. Kendaraan yang tanpa minyak sama sekali sebenarnya juga
 sudah ada (masih diuji coba dengan meminjamkannya ke konsumen).

ini dalam konteks penerepan teknologi untuk 'memperbaiki' (macam
permak jeans :-) bangsa ini atau teknologi di dalam menara gading.

kita lihat masalah real: (mesin) mobil tidak bisa bikin sendiri,
pesawat mainan bekas dari luar kita pakai untuk mengangkut penumpang,
yang kalau jatuh, wawancara semua seperti koor menjawab: 'masih dicari
penyebabnya apakah kesalahan teknis atau human error' (duh! anak tk
saja bisa).

yang bisa dilakukan (dalam jangka pendek, teknologi komputasi)
adalah:
- mengurangi ketergantungan dari luar. itu pun cuma bandwidth,
  software yang paling mudah, kalau mesinnya mah, katanya masih
  nanti-nanti, walaupun sudah ada yang ngomong chap-chip-chap-chip,
  tapi semua perangkat masih impor. kurangi ketergantungan kepada
  yahoo, gmail dll. komunitas bekerja sama mengembangkan 'content'
  lokal. jangan nunggu pemerintah yang sudah keok.
- pengembangan teknologi (software, support, servcie) yang
  bisa di-'expor' ke luar.
- pada gilirannya nanti mengurangi pengeluaran devisa, atau
  bahkan menambah walaupun kecil. every little bit helps.
- jangan berantem saja, apalagi untuk service ke publik yang
  melibatkan duit. jangan mengabaikan user demi atau berkedok
  dibalik kesepakatan dan kesantunan dan aturan main.

ya .. minimal di mana milis ini berada bisa jadi simbol tingkat
keprihatinan kita terhadap apa-apa yang terjadi sekarang di sini.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja



[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik Priyadi Iman Nurcahyo

On Friday 30 September 2005 08:56, adi wrote:
  sekitar 7,2 kilo-kalori, maka energi fisi yg dibebaskan 1 kg uranium bisa
  mencapai 19 x 10^9 kilo-kalori. Lumayan kan?

 kalau ini dipakai massal. limbahnya mau anda buang ke mana mas?
 didaur ulang jadi peluru pistol mainan anak-anak? :-)

sebenarnya masalah utama dengan nuklir itu harganya jauh lebih murah 
dibandingkan energi lain dan non renewable energy. artinya kalau sudah biasa 
pakai nuklir dan nuklirnya habis, gak ada energi lain yang bisa 
menggantikannya.

kalau soal limbah, energi yang sekarang kita pakai (BBM) juga punya limbah :) 
hanya saja limbah yang ditimbulkan limbah nuklir terkonsentrasi di satu 
tempat dan gak merata di atmosfer bumi, mengenai mana yang lebih baik, itu 
terserah masing-masing :)

-- 
http://priyadi.net


[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik baskara

On 9/30/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On Fri, Sep 30, 2005 at 10:22:22AM +0900, baskara wrote:
  btw. sekarang sudah mulai diproduksi massal mobil yang hybrid:
  minyak+other. Other = baterai Ni-Cd, fuel cell, minyak dari tumbuhan,
  ethanol, dll. Kendaraan yang tanpa minyak sama sekali sebenarnya juga
  sudah ada (masih diuji coba dengan meminjamkannya ke konsumen).

 ini dalam konteks penerepan teknologi untuk 'memperbaiki' (macam
 permak jeans :-) bangsa ini atau teknologi di dalam menara gading.

Maksudnya teknologi di dalam menara gading?

Kalau ingin membuat solusi untuk negara sendiri, menurut saya: jangan
membuat teknologi yang sama dengan yang sudah dibuat orang di luar.


[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik Awan Kusuma
di sini, air pipis pun bisa buat ngobatin sakit mata
*ada teman yang biasa begitu*On 9/30/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 9/30/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Oh ya,di national geographic juga sudah ada penemuan dari spore,dimana air pipis bisa dijadikan power untuk device yg perlu listrik kecil2
 saja seperti handphone,smartcard,etc.Baunya itu, Om. :-)Di Singapore sih air pipis pun bisa dijadikan air minum.-- -Mengambil paket Ubuntu
http://godzalli.blogspot.com/2005/09/mengambil-paket-ubuntu.html


[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik adi

On Fri, Sep 30, 2005 at 11:33:25AM +0900, baskara wrote:
 Maksudnya teknologi di dalam menara gading?

sorry, saya lupa bahwa ukuran itu relatif :-)

 Kalau ingin membuat solusi untuk negara sendiri, menurut saya: jangan
 membuat teknologi yang sama dengan yang sudah dibuat orang di luar.

nampaknya fakta berbicara lain. taiwan, india, cina, jepang (yang
terakhir agak beda) berlomba-lomba melakukan reimplementasi dan
berhasil. bukan berarti 'ide' itu sendiri tidak bagus, tapi kalau
saya, lakukan yang bisa dilakukan tanpa restriksi. seperti cari
pasangan hidup semakin banyak syarat semakin sedikit pilihan yang
masuk kategori, semakin besar kemungkinan jadi bujang lapuk atau
perawan tua he..he..

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: bbm

2005-09-29 Terurut Topik Bi [G] ™

On 9/30/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On Fri, Sep 30, 2005 at 11:33:25AM +0900, baskara wrote:
  Maksudnya teknologi di dalam menara gading?

 sorry, saya lupa bahwa ukuran itu relatif :-)

  Kalau ingin membuat solusi untuk negara sendiri, menurut saya: jangan
  membuat teknologi yang sama dengan yang sudah dibuat orang di luar.

 nampaknya fakta berbicara lain. taiwan, india, cina, jepang (yang
 terakhir agak beda) berlomba-lomba melakukan reimplementasi dan
 berhasil. bukan berarti 'ide' itu sendiri tidak bagus, tapi kalau
 saya, lakukan yang bisa dilakukan tanpa restriksi. seperti cari
 pasangan hidup semakin banyak syarat semakin sedikit pilihan yang
 masuk kategori, semakin besar kemungkinan jadi bujang lapuk atau
 perawan tua he..he..

 Salam,

 P.Y. Adi Prasaja


gue sih lebih cenderung melihat adanya conspiracy theory untuk
persoalan bahan bakar dan bahan bakar alternatif.

sekarang jika ada produsen minyak yg selama ini laku kenapa dia harus
mikirin bahan bakar alternatif? dimana bahan bakar alternatif tersebut
akan mematikan usahanya dia.
hal ini pun pasti berlaku juga di dunia.. nggak hanya di Indonesia.

sekarang jika ada PLTN di Indonesia, kemana para produsen Batubara/BBM
akan menyalurkan produknya? dimana pasti harganya lebih mahal daripada
di jual eceran.

In Fact, dinegara kita.. ada satu pembangkit listrik yg menggunakan
Batubara/BBM sebagai bahan bakarnya dimana harga beli Rp 11 dan harga
jual bisa Rp 5 TETAPI SEBENARNYA di NEGERI KITA INI JUGA ada
Perusahaan Gas Negara yg bisa menjual
GAS nya sebagai bahan bakar pembangkit listrik seharga Rp 2,5 dengan
harga jual Rp 5 juga... YANG nggak dimengerti kenapa makin banyak PLTB
dibading PLTG?
(harga merupakan permisalan)
coba tolong yg jago jadi detektif (bukan .. bukan detektid.. :D)
ditelusuri bener nggak info tersebut?

klik link berikut kalau ingin tahu alternatip lain sumber energy:
http://malesbanget.com/lihat.php?go=artikelview=32page=1

--
Bi[G]
http://www.7sphere.com
Y!:br4ind4m4ge
Gmail:[EMAIL PROTECTED]
http://blog.adypermadi.com
http://www.adypermadi.com



[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik Adjie
soale,
kayune wis habis di tebang mas dan di gondol konglomelarat, makanya
pada make BBM, jarene biar ngga kena asép heheheh

lagian khan gaya gitu lho kalau naik honda (Sepeda motor) timbangane
numpak pit (sepeda engkol ),

coba sak iki tanya sama anak di desa, mana ada yang mau naik sepeda,
pokoknya mesti pake honda walaupun ngutang dan bayare tiap panen
hahahaha,

hehaehehe jadi inget sebulan lalu saya di sweden dan sewa sepeda untuk
kerja selama seminggu 500 krone (50€) karena disana ngga ada yang
gengsi tuch naik sepeda, bahkan sepeda saya ikut nginep di hotel
bintang 5, orang hotel bilang pak sepedanya biar kami masukan  temat
khusus di hotel heheheh , udah gitu kalau naik mobil atau taxi mahal
sekali, jadi alternatifnya naik sepeda selain muraj sehat. hehehe coba
orang di indonesia bisq nyonto gitu sama orang di swedia, belanda,
france, yang ngga perlu gengsi untuk make sepeda ontel.walaupun
make jas dan dasi lengkap buat meeting .

back to nature


adjie

On 9/28/05, risiyanto budi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya ingat pas liburan SMP, pulang ke kampung nenek moyang di Klaten.
 Dari stasiun kereta api ke pelosok kami naik  Delman.
 Di rumah nenek, saya dibuatkan air panas untuk mandi dengan menggunakan
 tungku dengan kayu sebagai bahan bakarnya.
 Setelah malam tiba, nenek saya menyalakan lampu ublik, dengan bahan
 bakan minyak klentik (minyak kelapa).

 Saya nonton TVRI di rumah tetangga dengan accu sebagai sumber dayanya.
 (Accu ini di cash tiap minggu di kuto yang sudah ada jaringan listriknya)

 Besoknya diajak jalan-jalan Paklik ke kota dengan naik sepeda kebo.

 Saya tidak melihat adanya kebutuhan pada BBM waktu itu.
 Tapi jaman sudah berubah, sekarang anak-anak muda di desa saya sudah
 naik motor semua. Bulik saya sudah pake kompor gas. Tiap warung sudah
 menyediakan Minyak tanah / bensin.

 Jadi saya yakin, saat ini Paklik saya sedang antri di pombensin sambil
 membawa drum :-P.

 Dengan ditemukannya minyak bumi, ada banyak manfaat yang dibawanya. Dan
 juga membuat kita semakin tergantung pada BBM. Ketika BBM mulai jarang
 dan kita makin tergantung, jadilah seperti sekarang ini.

 Maaf, sekedar memecah kesunyian.

 ---
 Aris




[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik A r j u n a

2005/9/28, Adjie [EMAIL PROTECTED]:
 soale,
 kayune wis habis di tebang mas dan di gondol konglomelarat, makanya
 pada make BBM, jarene biar ngga kena asép heheheh

 lagian khan gaya gitu lho kalau naik honda (Sepeda motor) timbangane
 numpak pit (sepeda engkol ),

loh di sini udah boleh top reply yah?

*siul2*

--
A r j u n a
I am a worker, like my father before me (mod tm)


[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik Patriawan, Carlos
Yang perlu dianalisa,kenaikan BBM ini ada hubunganya dengan
globalisasi dan sektor IT secara tidak langsung.

Faktor terbesar untuk future crude oil dan natural gas ditentukan dari
liquiditas (supply/demand).Untuk supply dari dulu sudah diketahui
kalau supply konstant menurun jadi tidak ada yang baru disini,yang
diluar perkiraan adalah increasing demand dari dua negera new
economy yaitu India dan China.Selain tentunya demand dari AS
(yang predictable) dan negara lain seperti eastern europe.Analisa
selengkapnya yang dikumpulkan dari para market analist ada di blogs
saya :)

Yang jadi pertanyaan,kenapa kedua negara tsb bisa butuh oil sangat
besar ? ini karena ekonomi mereka yang booming terutama dari Inflow
investor atau perushaan yang pindah/outsource/manufacturing ke India
dan China (Shanghai).

Gua sendiri agak impressed waktu tahu 5-10 tahun lalu,gaji engineer IT
di India hampir sama dengan di Indonesia,tapi sekarang triple atau
bahkan naik 5 kali,skrg gak susah untuk cari gaji IT guy middle
level di Bangalore dengan gaji sekitar 25-30 juta per-bulan.Sekarang
juga pershaan amrika/jepang/yurep bukan cuman outsource lagi ke India
tapi malah pindah total,rekruitmen dilakukan bahkan sebelum lulus.

Nah kalau story tentang China semuanya udah tahu.Lihat aja Shanghai
seperti apa skrg,lihat betapa takutnya US corporation dengan kompetisi
dari China yang bisa beri harga half price untuk semua produk yang
dijual US company. (Nah jadi mengerti skrg kenapa Kongress AS
mati-matian minta agar China unpeg Yuan thd Dollar).


Walhasil dari kemajuan India+China,mereka butuh resource yang lebih
tinggi,termasuk Oil
(now you know why China is aggressively  willing to buy Unocal and
PetroKazakhstan,after China bought IBM PC Division).

Balik ke masalah Indonesia,kita tahu permasalahanya,ada subsidi oil
yang sangat besar semtara kita sudah oil importer,perlu beli minyak
yang menggunakan US Dollar,sementara budget juga menipis.Budget untuk
oil subsidi tsb lebih dari budget untuk pendidikan + Kesehatan.

Ironis yach,untuk kemajuan yang terjadi di negara lain,harus dibayar
secara tidak langsung oleh negara yang lebih (economically dan
politically)  lemah...
Terus kalau ditanya,siapa negara yg paling untung dari kenaikan BBM :
ya negara Arabs.

Jalan keluar Untuk Indonesia,selain mengandalkan alternative energy
resources,long termnya Indonesia mesti jadi negara yang pandai
memanfaatkan globalisasi,di abad 21 negara yg berhasil bukan negara yg
punya banyak natural resources,tapi SDM,seperti yg dilakukan China dan
India.




Carlos















On 9/28/05, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 soale,
 kayune wis habis di tebang mas dan di gondol konglomelarat, makanya
 pada make BBM, jarene biar ngga kena asép heheheh

 lagian khan gaya gitu lho kalau naik honda (Sepeda motor) timbangane
 numpak pit (sepeda engkol ),

 coba sak iki tanya sama anak di desa, mana ada yang mau naik sepeda,
 pokoknya mesti pake honda walaupun ngutang dan bayare tiap panen
 hahahaha,

 hehaehehe jadi inget sebulan lalu saya di sweden dan sewa sepeda untuk
 kerja selama seminggu 500 krone (50€) karena disana ngga ada yang
 gengsi tuch naik sepeda, bahkan sepeda saya ikut nginep di hotel
 bintang 5, orang hotel bilang pak sepedanya biar kami masukan  temat
 khusus di hotel heheheh , udah gitu kalau naik mobil atau taxi mahal
 sekali, jadi alternatifnya naik sepeda selain muraj sehat. hehehe coba
 orang di indonesia bisq nyonto gitu sama orang di swedia, belanda,
 france, yang ngga perlu gengsi untuk make sepeda ontel.walaupun
 make jas dan dasi lengkap buat meeting .

 back to nature


 adjie

 On 9/28/05, risiyanto budi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Saya ingat pas liburan SMP, pulang ke kampung nenek moyang di Klaten.
  Dari stasiun kereta api ke pelosok kami naik  Delman.
  Di rumah nenek, saya dibuatkan air panas untuk mandi dengan menggunakan
  tungku dengan kayu sebagai bahan bakarnya.
  Setelah malam tiba, nenek saya menyalakan lampu ublik, dengan bahan
  bakan minyak klentik (minyak kelapa).
 
  Saya nonton TVRI di rumah tetangga dengan accu sebagai sumber dayanya.
  (Accu ini di cash tiap minggu di kuto yang sudah ada jaringan listriknya)
 
  Besoknya diajak jalan-jalan Paklik ke kota dengan naik sepeda kebo.
 
  Saya tidak melihat adanya kebutuhan pada BBM waktu itu.
  Tapi jaman sudah berubah, sekarang anak-anak muda di desa saya sudah
  naik motor semua. Bulik saya sudah pake kompor gas. Tiap warung sudah
  menyediakan Minyak tanah / bensin.
 
  Jadi saya yakin, saat ini Paklik saya sedang antri di pombensin sambil
  membawa drum :-P.
 
  Dengan ditemukannya minyak bumi, ada banyak manfaat yang dibawanya. Dan
  juga membuat kita semakin tergantung pada BBM. Ketika BBM mulai jarang
  dan kita makin tergantung, jadilah seperti sekarang ini.
 
  Maaf, sekedar memecah kesunyian.
 
  ---
  Aris
 
 



[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik Priyadi Iman Nurcahyo

tolong ya supaya gak melakukan top posting di milis ini. berikut kutipan tatib 
milis di http://teknoblogia.blogspot.com/

Dilarang melakukan top-posting (me-reply di atas quote). Pembaca butuh kaitan 
antara tulisan anda dengan tulisan yang anda  reply (hapus dulu kalimat yang 
tidak perlu).

Terima kasih atas perhatiannya :)

-- 
http://priyadi.net


[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 9/29/05, Priyadi Iman Nurcahyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
tolong ya supaya gak melakukan top posting di milis ini. berikut kutipan tatibmilis di http://teknoblogia.blogspot.com/
Mungkin lupa mas Pri, daku juga kadang - kadang suka top posting secara ga sengaja :-) 
Dilarang melakukan top-posting (me-reply di atas quote). Pembaca butuh kaitan
antara tulisan anda dengan tulisan yang andareply (hapus dulu kalimat yangtidak perlu).Terima kasih atas perhatiannya :)--http://priyadi.net
Anyway...
Mau subsidi dicabut kek, mau engga kek, yang perlu diubah dari bangsa
Indonesia itu ya mentalnya. Sebenarnya bagus juga dulu ada program
pemerintah Aku cinta produk dalam negeri agar kita engga cuma bisa
jadi importir saja. Tapi kok sekarang program itu engga lagi kedengeran
ya gaungnya?

Pemerintah yang selalu berganti - ganti kebijakan juga menyumbang tuh
terhadap kegagalan produk ini. Padahal kalau diberi tax incentive, saya
rasa mental Indonesia bisa diubah secara perlahan deh agar engga
menjadi net importer.-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik adi

On Thu, Sep 29, 2005 at 12:40:06AM +0700, Oskar Syahbana wrote:
 Mau subsidi dicabut kek, mau engga kek, yang perlu diubah dari bangsa
 Indonesia itu ya mentalnya.

Caranya? mudah-mudahan one-liner tidak dilarang :-)

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 9/29/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Thu, Sep 29, 2005 at 12:40:06AM +0700, Oskar Syahbana wrote: Mau subsidi dicabut kek, mau engga kek, yang perlu diubah dari bangsa Indonesia itu ya mentalnya.Caranya? mudah-mudahan one-liner tidak dilarang :-)
Salam,P.Y. Adi Prasaja
Ya caranya (salah satunya) itu tadi... galakan lagi program cinta
produk dalam negeri. Bisa juga di atur dengan keputusan pajak. Jadi
semakin kaya seseorang, pajaknya juga semakin gede. Sekarang juga udah
seperti itu sih, pajak progresif, tapi implementasi di lapangannya yang
bermasalah.

Hal lain yang bisa dilakukan ya melalui institusi pendidikannya. Kita
sudah terlalu lama di suruh diam dan duduk mendengarkan di usia kita
yang sangat produktif. Dengan pemberlakuan KBK, hal itu pun tidak jauh
berbeda. Hanya sekolah - sekolah tertentu saja (dan biayanya tentu
mahal) yang dapat merangsang kreatifitas anak didiknya (yang akhirnya
dalam jangka panjang mengubah mental bangsa ini).

Ada usulan lain?
PS: kalau bisa masukan juga unsur teknologi, ini kan milis teknologia :-P-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/
http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/28/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:


 On 9/29/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  On Thu, Sep 29, 2005 at 12:40:06AM +0700, Oskar Syahbana wrote:
   Mau subsidi dicabut kek, mau engga kek, yang perlu diubah dari bangsa
   Indonesia itu ya mentalnya.
 
  Caranya? mudah-mudahan one-liner tidak dilarang :-)
 
  Salam,
 
  P.Y. Adi Prasaja
 

  Ya caranya (salah satunya) itu tadi... galakan lagi program cinta produk
 dalam negeri. Bisa juga di atur dengan keputusan pajak. Jadi semakin kaya
 seseorang, pajaknya juga semakin gede. Sekarang juga udah seperti itu sih,
 pajak progresif, tapi implementasi di lapangannya yang bermasalah.

  Hal lain yang bisa dilakukan ya melalui institusi pendidikannya. Kita sudah
 terlalu lama di suruh diam dan duduk mendengarkan di usia kita yang sangat
 produktif. Dengan pemberlakuan KBK, hal itu pun tidak jauh berbeda. Hanya
 sekolah - sekolah tertentu saja (dan biayanya tentu mahal) yang dapat
 merangsang kreatifitas anak didiknya (yang akhirnya dalam jangka panjang
 mengubah mental bangsa ini).

  Ada usulan lain?
  PS: kalau bisa masukan juga unsur teknologi, ini kan milis teknologia :-P


hehehe...cara yang diatas kan yang memang sepatutnya dijankan
*regardless* BBM naik atau tidak.

Sebenarnya yang punya dampak paling real dan cepat ini kalau ada major
investment asing baru ke Indonesia,efeknya langsung pada penguatan
rupiah,employment,knowledge/information transfer,etc...Arah-nya SBY
sudah benar sebenarnya,cuman ya itu.kita masih dalam tahap
perubahan sampai satu atau dua dekade kedepan.Harus sabar.

Investment IT ke Indonesia ? heheheno comment dululah,tapi dulu
gua pernah denger ada rumor diskusi 4 mata SBY dan BG(om gates),tapi
dari insider kontak gw kayaknya materinya belum sesuai yg
di-impikan.


Carlos


[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik Affan Basalamah

Iya sih,
naik sepeda itu enak, asal kotanya datar, bukan naik turun bukit kayak
Bandung, kecuali kalau mau pengen punya otot betis (kempol) yang kayak
kawat :))

*kasihan deh kalo lihat tukang becak di bandung yang kuat-kuat*

-affan



[teknologia] Re: bbm

2005-09-28 Terurut Topik Arie Reynaldi Z

 Iya sih,
 naik sepeda itu enak, asal kotanya datar, bukan naik turun bukit kayak
 Bandung, kecuali kalau mau pengen punya otot betis (kempol) yang kayak
 kawat :))

 *kasihan deh kalo lihat tukang becak di bandung yang kuat-kuat*

Jaman tahun 60'an sih waktu orang tua saya masih kuliah di UNPAD,
mereka sering naik sepeda.. Rumah daerah geger kalong.. :) Gak tau
beda apa ngga' bandung thn 60 an sama sekarang.. mungkin sekarang plus
macet ya. :)

Ma'af OOT..

--
Arie Reynaldi Zanahar
reymanx at gmail.com
http://www.reynaldi.or.id