[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
merasa ketemu teman yg seperjuangan nih.. jadi saling mendukung..:-) Cara penulisan yg terkesan menggurui dan menaruh diri penulis lebih tinggi dari pembaca.. sangat tipikal dan mudah ditebak "warna" penulisnya.. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya setuju dengan opini mas Irawan, betapapun anjing menggonggong, kafilah > tetap berlalu. Tidak mungkin Islam yang agung ini mengeluarkan aturan, meski > dicibir di sana-sini dengan argumen sok benar, apalagi dengan emosi, yang > 'ngaco' ... > > Jangan ragu untuk say what you think mas Irwan, regardless of what people > say. Saya masih menghormato bulan Ramadhan untuk tidak terpancing membela > mas Irwan dengan bahasa yang sama ... hanya Allah yang maha adil > pembalasannya ... hehehe :-) > > Buat Dana, tolong lebih berhati-hati lagi mengakui salah satu trait anda > yang belum tentu tercermin pad mayoritas laki-laki dewasa dan > bertanggung-jawab di tanah air. Silakan anda beropini, tapi hindari > generalisasi berlebihan yang tdk pada tempatnya dan tidak akuntabel. Eniwei, > saya tetap setuju dengan semangat Dana yaitu bahwa tugas laki-laki dewasa > dan bertanggung-jawab untuk melindungi perempuan. Masalahnya, laki- laki > model begini kalah statistiknya dengan yang dewasa tapi sangat tidak > bertanggung jawab, di mana pun dan kapan pun. Masalah lainnya, sangat sering > juga keberadaan laki-laki dewasa dan bertanggung jawab ini tidak lah berarti > manakala perempuannya memang mau bebas semaunya dan ogah sama sekali > dilindungi. > > Mba Ning, pulang kampung ke mana ni? :-) > > salam, > satriyo > > > On 9/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > . > > > > > > Maksudnya pola pikir kayak gimana sih ? Saya kok tidak melihat pola > > pikir yang salah dari emailnya mas IrwanK. Beliau kan mengatakan, bahwa > > wanita kan lebih aman bila ditemani muhrim-nya, apa yang salah ? > > > > Dalam hal ini, saya malah setuju dengan comment mas Dana Pamilih > > (jarang-jarang saya sependapat dg beliau), bahwa para lelaki dewasa itu > > bertanggung jawab atas perempuan dan anak-anak. Jadi ya mbok ya para > > wanita (isteri/anak) itu dilindungi, dijaga. Bapak-bapak seharusnya yang > > lebih dulu keluar cari nafkah, dan bukan ibu-ibu... > > > > Wassalaam, > > -Ning > > > > -Original Message- > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com] > > On Behalf Of Mia > > Sent: Monday, September 24, 2007 11:04 AM > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di > > Malaysia > > > > Kalo Janoko sih pantes saja berpola pikir kayak gitu, tapi ini Irwank?? > > astaghfirullah... > > > > Jalan masih panjang dan berliku temans.. > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > > "Rani Kirana" > > wrote: > > > > > > > > > Bung Irwan, > > > > > > sangat mengecewakan.. > > > semula saya pikir anda beda dgn yg lainnya, ternyata seorang irwan > > > hanyalah salah satu dari "bone-head" yg buanyak sekali di dunia > > > Islam.. > > > > > > Jadi setiap wanita harus ditemani muhrimnya jika beraktifitas di > > > luar..? mm... > > > > > > mungkin selama bulan puasa ini, kadar gula anda menurun drastis, > > > sehingga menjadi "numb bone head" > > > menyedihkan.. > > > > > > Salam, > > > > > > Rani > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, > > irwank wrote: > > > > > > > > Simpati yang mendalam bagi korban.. :-| Barangkali kejadian ini > > > > bisa sedikit membukakan mata kita kenapa > > > agama > > > > 'melarang' seorang wanita melakukan aktifitasnya sendirian.. > > tanpa > > > ditemani > > > > muhrimnya.. Ok, mereka melakukan pekerjaan (yang halal) dsb.. > > > > > > > > Ajaran agama (yang membahas ini) gak jelek seperti yang > > > dihembus"kan > > > > sebagian kalangan (kaum feminist dan pendukungnya).. kalaupun ada > > > > yang salah, barangkali implementasinya.. tapi semangatnya tetap > > > benar > > > > dan bukan untuk ditentang.. > > > > > > > > Mudah"an ini menjadi pelajaran dan teguran bagi kita semua.. > > > bahwasanya > > > > jangan sampai terlalu percaya dengan orang lain.. Waspada > > (sebisa > > > mungkin > > > > hindari peluang terjadinya bahaya) dan tawakal (berserah diri > > > kepadaNya) > > > > lebih utama dari PD.. > > > > > > > > Segitu wartawan bisa kena juga.. gimana TKW dengan pendidikan > > yang > > > ala > > > > kadarnya ya? Bikin ngenes aja.. :-| > > > > > > > > CMIIW.. > > > > > > > > Wassalam, > > > > > > > > Irwan.Ki > > > > Yahoo! Groups Links > > > > > > -- > Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Re: Women urge end to 'jilbab' discrimination
Bosan juga membahas jilbab. Yg jelas bahwa individualisme sekuler Barat menganggap bahwa pengharusan pengenaan jilbab melanggar HAM seorang perempuan. Kebebasan individu perempuan sebagai manusia sangat dibatasi. Terasa tidak ada kesetaraan dalam peluang aktualisasi diri bagi perempuan. Pendekatan dunia Islam tidak mengenal arti HAM dan kesetaraan gender maka di sinilah titik utama konflik itu. Diskriminasi gender dan agama bagian integral dari pemahaman Islam. Membingungkan bagi pandangan individualisme sekuler Barat jika alasan HAM dipakai utk pembenaran pelanggaran HAM. Bagaimana menjelaskannya? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20040906.D02 > > > ""If there are countries that ban Muslim women from wearing the jilbab, it means they are violating human rights," protest coordinator Retno Handayani' > > --- > > Women urge end to 'jilbab' discrimination > > > In observance of Jilbab (Muslim headscarf) International Solidarity Day on Saturday, hundreds of Indonesian Muslim women staged separate protests in two cities against alleged discrimination against them. > In Palembang, South Sumatra, around 200 women wearing headscarves gathered at the Fountain Circle to demand that the government stop discriminating against jilbab wearers. > The protesters comprised activists from at least eight student groups in Palembang, such as the Indonesia Muslim Student Association (HMI) and the Indonesian Muslim Student Movement (PMII). > Grouped in the Alliance of South Sumatra Muslim Women, the students carried banners, which had slogans such as: "Stop Pornography" and "Stop Discriminating against Women". > "In Indonesia, discrimination (against jilbab wearers) is not visible, but the ban on wearing headscarves when taking photos for school diplomas is a form of discrimination and should immediately be lifted," rally coordinator Mustika Wati said during the protest. > The government does not ban Indonesian Muslims from wearing the jilbab in public or private places. However, certain schools often prohibit students from taking pictures with headscarves on for school photos. > Also in some offices, Muslim women have reportedly been required to take them off. > The protesters also slammed the exploitation of women in the media. "We urge the government to immediately speed up the endorsement of the anti-pornography bill. Just watch TV. Women are just made a medium for sexual arousal," stated Mustika. > A similar rally was held by dozens of Muslim women in Semarang, Central Java, grouped in the Semarang Muslim Women's Alliance. > Gathering on Jl. Pahlawan, they demanded that the government ensure the freedom for Muslim women to wear thejilbab in all places. > The demonstrators explained that the jilbab is a special symbol for Muslim women and that wearing it is one of the things required by the religion. > "If there are countries that ban Muslim women from wearing the jilbab, it means they are violating human rights," protest coordinator Retno Handayani said, while condemning France and Turkey for imposing bans. > France has drawn criticism from some Muslims around the world for banning the jilbab -- and other religions' symbols -- in government offices. > "The jilbab is not only a trendy fashion statement, but also an obligation for Muslims. Therefore, they must stop trampling on human rights with these jilbab bans," Retno stated. > She said the Indonesian government allows the use of jilbab, but has failed to stop some schools and offices from asking Muslims to take them off. > "I was once ordered by my school not to put my picture, while wearing a jilbab, on my school diploma. Moreover, many women have been forced to take it off before starting new jobs," Retno alleged. > > > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Re: Why the West attacks us
Setiap konflik biasanya dapat ditelusuri dari konflik kepentingan ekonomi dalam suatu masyarakat. Islam menentang consumerism Barat? Ini sih mengada-ada. Islam dan Kristen adalah dua agama terbesar yg memiliki agenda menyebarkan agama sebagai alasan kepentingan ekspansi ekonomi. Islam dan Kristen telah berkembang dg credo yg identik: Gold, Gospel (dakwah), Glory. Imperialisme Kristen kita lihat dalam kolonialisme yg telah dipatahkan pada PD II. Imperialisme Islam terakhir ialah dg runtuhnya kerajaan Turki. Jadi dua filosofi imperialisme berseteru di ajang dunia ya tentu aja konflik terus karena secara inherent konflik ini akan terpelihara. Gaya hidup keduanya juga sangat berbeda yg satu berasas individualisme yg satunya komunalisme. Barat merasa individualisme mereka terancam oleh Islam sedangkan Islam ingin menggantikan individualisme sekuler Barat dg komunalisme yg masih teokratis, ya enggak akan ketemu. Individualisme sekuler adalah produk ekonomi industrialistis sedangkan komunalisme teokratis mencerminkan tata-ekonomi pra-industri abad ke 13-14 yg bertata-ekonomi mercantilistis (alias dagang). Mengganti individualisme sekuler dg komunalisme teokratis ini dianggap suatu kemunduran bagi Barat karena mereka telah meninggalkan teokrasi di abad ke 16. Bagi dunia Islam yg belum memasuki era ekonomi industri belum akan mengerti nuansa individualisme yg merupakan produk tata ekonomi industri. Tapi ciri teokratis dalam komunalisme Islam ini masih terintegrasi dan belum ada kebutuhan untuk memisahkannya karena ya perkembangan tata-ekonominya belum ke sana. Semua muslim yg telah mencapai income per capita tinggi akan mengadopsi konsumerisme ini. Karena konsumerisme ini bagian penting dari tata-ekonomi industri. Individualisme dilindungi oleh sistem demokrasi. Keberatan thd demokrasi dari kalangan terokrat di dunia Islam itu dapat dimengerti karena kebutuhan akan demokrasi tidak akan ada dalam perspektif komunalisme pra-industri. Kita bisa saksikan nanti bagaimana individualisme ini akan menguat di Cina karena mereka sedang tancap gas menuju industrialisasi. Demokrasi akan lahir di Cina. Komunalisme teokratis ini akan ditinggalkan jika dunia Islam menjalankan industrialisasi tetapi dilihat dari proses pendidikan umumnya maka arah ke sana akan sangat lamban. Akibatnya mereka akan tetap berkubang dalam konflik tribalistis yg penuh pertumpahan darah. sampai ada kesadaran dan kemauan politik untuk memoderenkan pendidikan dan memasuki era industrialisasi. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > -- > > http://weekly.ahram.org.eg/2007/862/sc1.htm > > In the opening years of this century, the world was presented with a > historic confrontation between the West and Islamic and Arab worlds. This > confrontation has been used in the pursuit of imperial agendas. American > failure in Iraq has left underlying reasons exposed. Can the damage done be > repaired? > > Why the West attacks us > The West and the Islamic world clash not because of religion, but because a > Darwinian current has taken hold in the West that reduces life to mere > production and consumption, writes Abdel-Wahab Elmessiri* > > -- > > Our relationship with the West began with Alexander the Great, the founder > of the colonialist Ptolemaic Dynasty that ruled Egypt and the Levant for > several hundred years. In that distant past there existed a form of parity; > a certain give and take, an alternation of victory and defeat between the > two sides. Even to today, however, it is possible to point to factors that > can as easily form the basis of mutual understanding and cooperation between > Islam and the West as they can trigger conflict. For example, we share with > some Western nations the border of the Mediterranean, whose importance for > trade and maritime wealth should compel neighbours on either side towards > closer cooperation, especially in this age of the global village. > > -- > > Yet that very proximity has also been the source of intense friction because > of the lure of land and resources on the other side. In its height, Islamic > civilisation expanded geographically at the expense of the West as defined > by the ambit of Christian civilisation, and the reverse was also true: the > expansion of the West took place at the expense of the Islamic world, and > tensions reached a zenith when Western powers moved to partition that world > amongst themselves. Conversely, the further removed societies and > civilisations are from one another geographically, the lower the potential > for conflict between them. At least before the rise of Western colonialism, > which staked out the entire world as its field of enterprise, there existed > no tension between the West and Thailand, for example, simply because land > an
[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
Kalau kita bicara SOP pekerjaan, yang berlaku untuk semua pegawai termasuk wartawati ini, kalau kita bicara tentang pemberdayaan dan pembekalan para TKW/TKI untuk meningkatkan keahlian, kesadaran atas hak dan kewajibannya - ini namanya manajemen resiko sekaligus memaksimalkan manfaat. Kalau kita bicara tentang 'makanya perempuan kudu ditemanin muhrim kemana-mana, dan itulah hikmah agama yang sering diserang para feminis'. Ini apa namanya, Pak Irwank? Kalo Janoko, Satriyo, mba Ning bicara seperti di paragraf kedua itu, ya dimaklumilah - yang mewakili stigma/bias umum pada pengertian relasi (kekuasaan) antara perempuan dan laki2. Tapi seorang Irwank yang diharapkan bisa bicara seperti paragraf yang di atas ternyata yang mula2 'mengalir' dari tulisannya adalah paragraf kedua. Ya okelah, ternyata setelah kita saling kaget- kagetan, barulah paragraf pertama muncul. Itulah gunanya bermilis, kita selaraskan apa yang dalam pikiran, ucapan, konsep dan perbuatan kita, dan mengukurnya dengan kenyataan, wacana, bias, stigma, persepsi yang ada. Good luck!..PD aja lagi..:-) Inget loh, yang dibicarakan adalah tulisan masing2, jadi selama diungkapkan dengan sopan, nggak perlu minta maaf, nggak perlu tersinggung perasaan, atawa sendal jepit... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mbak Mia, > > Soal pelaku/tindakan perkosaan, sudah jelas.. sama sekali tidak ada > pembenaran.. salah ya salah.. titik.. apalagi yang mau dibahas? > Status wartawan, tki, tkw tidak banyak 'mempengaruhi' diskusi ini toh.. > > Polanya sederhana.. pelaku dan korban.. Makanya saya bilang, segitu yang > kena wartawati.. gimana lagi tkw yang perekrutannya sekedarnya.. gak punya > pendidikan dan keahlian tinggi.. Maaf bukan merendahkan tkw, lho ya.. > It's just other facts.. > > Barangkali pelajaran yang bisa diambil (dan mustinya dilakukan sebelum > ada kejadian ini) adalah investigasi dilakukan dengan pendamping.. kalau > tidak dari keluarga, ya dari kantor.. Tapi resikonya juga masih ada.. > misalnya > rekan dari kantor lawan jenis.. potensinya (bukan nuduh) mungkin bukan > perkosaan.. tapi bisa soal lain.. gak perlu disebutkan pada ngerti toh.. > > Memang komentar saya tersebut (di milis ini) terhitung 'berani' melawan > arus utama.. Toh sudah saya sebutkan alasannya.. apa adanya aja.. > Insya Allah, gak pake ngelas-ngeles.. mengalir begitu saja.. :-) > > Barangkali kalau ada yang paham, apa yang saya coba lakukan adalah > sekedar berusaha mencari titik temu.. antara satu kubu dengan kubu yang > lainnya.. Bukankah begitu lebih baik.. Meskipun ada resikonya 'tidak > disukai' > salah satu kubu.. atau bahkan keduanya.. misalnya.. > > Btw, kalau memang komentar dan reply saya hanya menyinggung perasaan > rekan" di sini, saya cuma bisa minta maaf dan pengertiannya.. pis yo, Mbak" > dan rekan".. :D > > CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K
[wanita-muslimah] Jakarta's sights on Soeharto billions
Refleksi: Sambil mengurus untuk dikembalikan harta curian yang disimpan di luar negeri, mengapa tidak disita yang ada di dalam negeri. Bukankah baik harta yang disimpan di luar negeri mau pun dalam negeri adalah harta yang diperoleh dengan jalan haram? Ataukah diusahakan untuk tidak diutik-utik? http://www.theage.com.au/news/world/jakartas-sights-on-soeharto-billions/2007/09/24/1190486223226.html Jakarta's sights on Soeharto billions Mark Forbes, Jakarta September 25, 2007 INDONESIA, with the help of the UN and the World Bank, is hoping to seize international assets worth billions of dollars held by the family of its former dictator, Soeharto. President Susilo Bambang Yudhoyono will issue a declaration on recovering stolen money after meeting World Bank chief Robert Zoellik today. The deal is aimed at recouping some of the $A18 billion-plus pocketed by the Soeharto clan during the dictator's three decades in power. Earlier this month, the World Bank and UN named Soeharto as the biggest beneficiary of corruption in the world, announcing the launch of a recovery plan. They estimate he and associates had stashed between $A18 billion and $A40 billion overseas. Yesterday a Jakarta court began hearing the Yudhoyono Government's civil case against Soeharto, aiming to recover $1.8 billion, including damages, from one of the dictator's charitable foundations. The move is the first serious attempt to recoup Indonesian assets of the family, following the abandonment of criminal fraud charges against Soeharto on the grounds of ill-health. The Central Jakarta Court was told there was evidence that Soeharto had illegally diverted money from his Supersemar Foundation away from educating impoverished children. Prosecutors said more than $500 million was channelled through state-owned banks to companies controlled by Soeharto's business associates and children. Yesterday's hearing began after court-ordered mediation between Soeharto and the Government failed. When meeting Mr Zoellick today, Dr Yudhoyono will endorse using the UN Convention Against Corruption to seize graft funds from abroad. A joint UN-World Bank team will go to Indonesia later this year to provide help. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Violence in Delhi Over 'Desecration of Qur'an'
http://www.arabnews.com/?page=4§ion=0&article=101619&d=24&m=9&y=2007&pix=world.jpg&category=World Monday, 24, September, 2007 (12, Ramadhan, 1428) Violence in Delhi Over 'Desecration of Qur'an' Nilofar Suhrawardy, Arab News NEW DELHI, 24 September 2007 - A mob angry over an alleged desecration of the Qur'an burned down two police posts in Delhi's Jamia Nagar district late Saturday. The situation returned to normal yesterday after a tense night. The trouble began Saturday evening when police tried to remove handcarts obstructing traffic on a road near Batla House. When some copies of the Qur'an kept on one of the carts fell down, vendors became angry, blaming the policemen for showing disrespect to the holy book. According to another version of the incident, the trouble began when policemen beat up three roadside vendors who had not paid them bribes. "We refused to pay bribes and said that we could only give money after earning a profit from the sales. They (policemen) did not listen to us and kicked a cart, where a copy of the Qur'an had been kept for sale. They didn't stop here. They beat up three vendors mercilessly," said Wali, one of the vendors. As word spread about the incident, a crowd gathered after the Isha prayer and protested outside the Jamia police post. Soon the crowd of protestors turned violent, pelting the police post with stones. They also set the police post on fire, despite police using batons to try to disperse the crowd, firing tear gas and live rounds in the air. Local trader Sultan Ahmed said: "We were trying to sort out the issue with the police. They urged us to bring in the person who had put up the bookstall and to whom the Qur'an belonged. Suddenly the mob started throwing stones at the post. The gate was locked but the mob broke down the gate and many policemen were hurt in the process." Before setting fire to the Jamia police post, the mob burned the police records there. They also set ablaze police vehicles. The mob also showered the Shahinbagh police post with stones and then set it on fire. At least 15 policemen were injured in the violence. Two of them are in serious condition. The injured policemen were admitted to Apollo Hospital, Holy Family Hospital and All-India Institute of Medical Sciences. A student, who received bullet wounds, is recovering in hospital. Aside from sending reinforcements to the troubled area, police have sounded an alert in other Muslim-dominated areas of the capital. Police have asked wireless networks to jam signals in the disturbed district and adjoining areas to prevent rumors from spreading. They also initially requested television channels not to report the news of the incident for a few hours to prevent the violence from spreading [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 42 Tahun G30S
42 Tahun G30S waktu melaju ke masa depan sejarah bicara terpatah-patah hati berduri menyayat memori 42 tahun usia negeri tragedi luka sejarah kita bernanah sejarah kita adalah penindasan sekalipun dalam ruang mimpi bermuara pada satu nama : G30S adalah kode buat jutaan korban yang ditindas sampai hari ini harga nyawa orang indonesia murah meriah seperti obral besar! ratusan ribu tulang belulang tersebar sampai kapan kau menahan sabar? perubahan iklim politiknya barbar lalu semua orang musti telan pil sabar supaya otaknya jangan jadi sangar? jangan lupakan tragedi 65 jangan lupakan kebiadaban dan jangan lupa melawan atas nama semua korban kita bersatu dalam satu barisan seperti kata wiji thukul hanya satu kata : LAWAN! Heri Latief Amsterdam, 24 September 2007 [EMAIL PROTECTED] milisgrup opini alternatif http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ penerbit buku sejarah alternatif http://progind.net/ kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan http://herilatief.wordpress.com/ - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
Ini dari diskusi di milis lain.. Ternyata ada pengalaman yang deg"an juga tuh.. Di samping ada yang disebut 'SOP', misalnya.. Mungkin ini termasuk yang saya sebut sebagai 'penyempurnaan dalam impelementasi' CMIIW.. Wassalam, Irwan.K -- Forwarded message -- From: rieska wulandari <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sep 21, 2007 12:48 PM Subject: Re: Antara - Wartawati Indonesia diperkosa TKI di Malaysia Iya, koordinasi wartawati dengan tim nya ini bagaimana? Mengapa dia bisa mendapatkan "guide" yang ternyata justru membahayakan? Saya pernah melakukan perjalanan investigasi ke Kalimantan Barat-Kuching Malaysia memasuki hutan-hutan dan kucing-kucingan sama ilegal loggers. Waktu itu dalam hati sebenernya ketakutan setengah mati, tapi syukurlah gak terjadi hal yang burukselama liputan padahal aku satu-satunya perempuan. Duh, ngeri banget kalau baca postingan yang ini. Bu Nabiha, thanks untuk share pengalamannya waktu di LSM ya... Salam --Minds are like parachutes, they work best when open-- Rieska Wulandari Reporter Jiji Press Japanese News Agency Memang sangat memprihatinkan dan sakit sekali saat membacanya. Pada saat yang sama, apakah rencana kerja si wartawati telah diketahui harian tempatnya bekerja? Apakah harian tersebut punya SOP mengenai langkah-langkah pengamanan pada pekerjaan investigasi? Antara lain yang paling mendasar adalah tidak melakukan pekerjaan sendirian? Saya ingat paling tidak untuk LSM dimana saya pernah bekerja, ada serangkaian pelatihan yang harus dijalani seorang investigator, selain teknik investigasi (dari mulai assessment wilayah kerja, bahaya yang mungkin ada dst) juga medical training, penanganan situasi emergency, sistem dan jalur komunikasi yang harus ditempuh -- misalnya (telah disepakati untuk menelpon tiap jam 1 siang dan jam 7 malan, kalau si investigator melanggar maka backup akan mengecek kenapa hal ini terjadi dan seterusnya.) Walaupun pada akhirnya resiko ditanggung masing-masing individu, tapi pemahaman dan minimisasi resiko juga wajib dilakukan (dan tanggung jawab pemberi tugas!) sebelum maju dalam pekerjaan semacam ini. Salam, Nabiha - > >-> KESRA > > JKT > > WARTAWATI INDONESIA DIPERKOSA TKI DI MALAYSIA > > > > Kuala Lumpur, 19/9 (ANTARA) - Seorang wartawati > > Sempadan News, 34 > > Tahun, yang beredar di Nunukan, Kalimantan Timur > > diperkosa tenaga > > kerja Indonesia (TKI) ketika sedang melakukan > > liputan investigasi > > mengenai nasib TKI yang hidup di kongsi-kongsi > > (bedeng) Malaysia. > > "Memang benar dia adalah seorang wartawati > > Indonesia dan benar > > diperkosa oleh seorang TKI bernama Rahman, 40 tahun, > > asal Sulawesi > > Selatan," kata Setyo Wasisto SH, seorang polisi di > > KBRI Kuala Lumpur, > > Rabu. > > "Kami sudah mendatangi polisi di Kuala Kangsar, > > Perak, untuk > > mengecek berita yang disiarkan harian Malaysia," > > katanya. Harian > > Utusan Malaysia, Rabu, menurunkan berita bahwa > > seorang wartawati > > Indonesia diperkosa oleh TKI sebagai buruh bangunan > > di Liman Kati, > > Kuala Kangsar. > > Selain diperkosa, wartawati itu juga dipukuli > > oleh pelaku hingga > > babak belur dan mengalami trauma. Rencananya, korban > > akan membuat > > laporan investigasi mengenai penyiksaaan dan > > penderitaan TKI di > > Malaysia, tapi ternyata malah menjadi korban. > > Berdasarkan cerita korban, pelaku dan korban > > sudah saling mengenal > > sebelumnya. Pelaku semula berniat membantu korban > > menemukan nara > > sumber bagi tulisan investasi, tapi ternyata malah > > memperkosanya. > > "Polisi Malaysia telah menangkap pelaku, Senin > > malam, dan kini > > sedang dalam tahap penyidikan," kata Setyo. On 9/24/07, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Untuk Mbak Lestari, > > Memang tidak mudah membahas sesuatu yang case-by-case berdasarkan > patokan umum seperti yang tengah didiskusikan.. Meskipun barangkali bisa > saja ada semacam kesepakatan bersama mengenai apa yang saya sebut > 'penyesuaian dalam implementasi'.. > > Jelas saya tidak berani menjamin saya bisa menjaga anak cucu saya terkait > soal ini.. Justru karena saya membayangkan bagaimana nasib anak cucu saya > kelak, komentar itu saya tulis.. sebatas pemahaman saya yang awam ini.. > > Siapa yang salah kaprah? Semoga Allah senantiasa membukakan mata hati > kita.. saya bisa saja salah koq.. tapi saya yakin ajaran agama tetap > benar.. > ini bukan soal pro-kontra soal patriarkis vs feminis, lho ya.. itu kan > soal persepsi > dan keberpihakan.. kamu pilih yang mana.. kata lagu dangdut.. > > CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K > > On 9/24/07, irwank < [EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Mbak Mia, > > > > Soal pelaku/tindakan perkosaan, sudah jelas.. sama sekali tidak ada > > pembenaran.. salah ya salah.. titik.. apalagi yang mau dibahas? > > Status wartawan, tki, tkw tidak banyak 'mempengaruhi' diskusi ini toh.. > > > > Polanya sederhana.. pelaku dan korban.. Makanya saya bilang, segitu yang > > > > kena wartawat
[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
Untuk Mbak Lestari, Memang tidak mudah membahas sesuatu yang case-by-case berdasarkan patokan umum seperti yang tengah didiskusikan.. Meskipun barangkali bisa saja ada semacam kesepakatan bersama mengenai apa yang saya sebut 'penyesuaian dalam implementasi'.. Jelas saya tidak berani menjamin saya bisa menjaga anak cucu saya terkait soal ini.. Justru karena saya membayangkan bagaimana nasib anak cucu saya kelak, komentar itu saya tulis.. sebatas pemahaman saya yang awam ini.. Siapa yang salah kaprah? Semoga Allah senantiasa membukakan mata hati kita.. saya bisa saja salah koq.. tapi saya yakin ajaran agama tetap benar.. ini bukan soal pro-kontra soal patriarkis vs feminis, lho ya.. itu kan soal persepsi dan keberpihakan.. kamu pilih yang mana.. kata lagu dangdut.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 9/24/07, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mbak Mia, > > Soal pelaku/tindakan perkosaan, sudah jelas.. sama sekali tidak ada > pembenaran.. salah ya salah.. titik.. apalagi yang mau dibahas? > Status wartawan, tki, tkw tidak banyak 'mempengaruhi' diskusi ini toh.. > > Polanya sederhana.. pelaku dan korban.. Makanya saya bilang, segitu yang > kena wartawati.. gimana lagi tkw yang perekrutannya sekedarnya.. gak punya > > pendidikan dan keahlian tinggi.. Maaf bukan merendahkan tkw, lho ya.. > It's just other facts.. > > Barangkali pelajaran yang bisa diambil (dan mustinya dilakukan sebelum > ada kejadian ini) adalah investigasi dilakukan dengan pendamping.. kalau > tidak dari keluarga, ya dari kantor.. Tapi resikonya juga masih ada.. > misalnya > rekan dari kantor lawan jenis.. potensinya (bukan nuduh) mungkin bukan > perkosaan.. tapi bisa soal lain.. gak perlu disebutkan pada ngerti toh.. > > Memang komentar saya tersebut (di milis ini) terhitung 'berani' melawan > arus utama.. Toh sudah saya sebutkan alasannya.. apa adanya aja.. > Insya Allah, gak pake ngelas-ngeles.. mengalir begitu saja.. :-) > > Barangkali kalau ada yang paham, apa yang saya coba lakukan adalah > sekedar berusaha mencari titik temu.. antara satu kubu dengan kubu yang > lainnya.. Bukankah begitu lebih baik.. Meskipun ada resikonya 'tidak > disukai' > salah satu kubu.. atau bahkan keduanya.. misalnya.. > > Btw, kalau memang komentar dan reply saya hanya menyinggung perasaan > rekan" di sini, saya cuma bisa minta maaf dan pengertiannya.. pis yo, > Mbak" > dan rekan".. :D > > CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K > > On 9/24/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Lha iyalah ngagetin, pak Irwank. Karena stigma umum kan masih > > begitu, secara nggak sadar ada motivasi blame the victim, perempuan > > yang justru diperkosa - bahkan dengan konsekuensi membatasi ruang > > gerak perempuan. Jadi kalau Janoko atau mba Ning bilang begitu, > > kemana-mana kudu ada muhrim misalnya, nggak ngagetin. Tapi untuk > > seorang Irwank? hmmm betapa mengecewakan, sekaligus membuktikan > > betapa jalan masih panjang bagi perempuan dan laki2 yang ingin > > mendobrak patriarki dan chauvinism yang mempengaruhi prilaku dan > > pikiran kita semua. > > > > BTW, kita bukan bicara soal pengiriman TKW di sini kan? Judul di > > atas "WARTAWATI INDONESIA DIPERKOSA TKI DI MALAYSIA". Yang > > diperkosa itu wartawan perempuan yang lagi tugas, bukan TKW - dan > > yang memperkosa itu TKI, bukan TKW. Jelas sodara2? > > > > Mohon pak Irwank simak dulu, tulisan mba Lestarin ini, saya copy > > paste lagi. Nggak usah bawa2 sendal jepit dan 'hikmah agama' dulu. > > > > salam > > Mia > > > > = > > > > Cara berpikir seperti inilah yang saya rasa menimbulkan makin banyak > > pemerkosaan dan kezaliman buat kaum perempuan:(, dengan alasan > > "Salahnya tidak didampingi muhrim". Astagfirullahaladzim. > > Memang Anda tidak eksplisit menuliskan, tapi cara berpikir Anda > > implisit sudah nyata seperti itu. > > Bagaimana dengan para dokter PTT perempuan di pedalaman pelosok > > seluruh Indonesia?? Di suruh pulang saja? Belum lagi para bidan dan > > guru-guru perempuan, dan berbagai profesi lainnya. Kenapa yang > > dipikirkan malah harus "meyertakan muhrim" dalam setiap perjalanan, > > kenapa bukan dipikirkan bagaimana hukum benar-benar tegas melindungi > > kaum perempuan dari kasus perkosaan. Selama ini hukuman untuk > > pemerkosa kan hukuman "basa-basi". > > > > Lha kalau pemikiran seperti ini dilestarikan, apa jadinya umat Islam. > > Benar-benar "memasung" perempuan. Semua dengan alasan pembenaran > > "agama". Tidak akan pernah ada astronot perempuan yang terbang ke > > bulan, mempelajari dan mencari hikmah atas kebesaran Allah SWT, > > karena > > ya tadi ituharus didampingi muhrimnya...:( > > > > Sekali lagi, yang bisa menjadi korban perkosaan bukan cuma perempuan > > desa, TKW, atau wartawati tadi, tapi juga bisa terjadi pada dokter > > perempuan, guru perempuan, ulama perempuan, dan segala perempuan > > lainnya, selama amasih ada laki-laki yang berpikir: "Salahnya pergi > > bekerja sendirian tanpa muhrim".Nauzubillahimdalik. > > > > Dan pelakunya? T
[wanita-muslimah] Why the West attacks us
-- http://weekly.ahram.org.eg/2007/862/sc1.htm In the opening years of this century, the world was presented with a historic confrontation between the West and Islamic and Arab worlds. This confrontation has been used in the pursuit of imperial agendas. American failure in Iraq has left underlying reasons exposed. Can the damage done be repaired? Why the West attacks us The West and the Islamic world clash not because of religion, but because a Darwinian current has taken hold in the West that reduces life to mere production and consumption, writes Abdel-Wahab Elmessiri* -- Our relationship with the West began with Alexander the Great, the founder of the colonialist Ptolemaic Dynasty that ruled Egypt and the Levant for several hundred years. In that distant past there existed a form of parity; a certain give and take, an alternation of victory and defeat between the two sides. Even to today, however, it is possible to point to factors that can as easily form the basis of mutual understanding and cooperation between Islam and the West as they can trigger conflict. For example, we share with some Western nations the border of the Mediterranean, whose importance for trade and maritime wealth should compel neighbours on either side towards closer cooperation, especially in this age of the global village. -- Yet that very proximity has also been the source of intense friction because of the lure of land and resources on the other side. In its height, Islamic civilisation expanded geographically at the expense of the West as defined by the ambit of Christian civilisation, and the reverse was also true: the expansion of the West took place at the expense of the Islamic world, and tensions reached a zenith when Western powers moved to partition that world amongst themselves. Conversely, the further removed societies and civilisations are from one another geographically, the lower the potential for conflict between them. At least before the rise of Western colonialism, which staked out the entire world as its field of enterprise, there existed no tension between the West and Thailand, for example, simply because land and resources were so far out of reach. There are many similarities between the Muslim and Christian creeds that, similarly, could motivate closer communication and understanding just as they could also exacerbate tensions. Islam and Christianity share the belief in a single transcendent universal deity who has sent mankind holy books to guide them. The moral and ethical systems contained in these books are similar in many respects and could, therefore, serve as a common ground between the two religions and a framework of moral authority to which peoples of both could appeal. History in Islam and Christianity has an ultimate aim, in which mankind figures centrally; in both the existence of man on earth is not futile or absurd. The stories of creation in Islam and Christianity are similar: God breathed His spirit into matter He created from the void, thereby imparting in man certain qualities (a body and a soul, the capacity for good and evil, and other such dualities) that distinguish him from other creatures. These very commonalties between the two creeds can also constitute a source of tension between their respective adherents. The West is reluctant to classify Islam as an autonomous creed with its own vision of the universe. In spite of commonalties -- or rather because of them -- it regards Islam's rejection of incarnation, of a clerical interface between worshippers and God, and of elaborate rites and rituals and the mystical concepts these engender as deviations from Christianity and heresies. (The West does not adopt this approach towards such Eastern religions such as Shinto and Buddhism; because they are so far removed from Christianity in their view of the universe and doctrines, the West regards them as distinct and authentic creeds in their own right.) But Islam behaves similarly: it regards the New Testament as a holy book that has been tampered with and distorted by Christians themselves and it regards itself and its own revealed text as the only true religion. Another factor that works to create a gulf between the Islamic and Western worlds is that each defines its own identity with respect to the other. Generally such a phenomenon is normal, but when it is taken to the extreme it becomes pernicious, because of latent antagonism bred by the antithesis. Since the middle of the 19th century, the West sounded the alarm against the "yellow peril" (China) and then the "red peril" (Communism). Now that these bugbears have been put to rest, it has begun to speak of the "green peril" (Islam). Temperatures have risen recently between the Western and Islamic worlds with the growing influx into Europe of immigrants from I
[wanita-muslimah] Women urge end to 'jilbab' discrimination
http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20040906.D02 ""If there are countries that ban Muslim women from wearing the jilbab, it means they are violating human rights," protest coordinator Retno Handayani' --- Women urge end to 'jilbab' discrimination In observance of Jilbab (Muslim headscarf) International Solidarity Day on Saturday, hundreds of Indonesian Muslim women staged separate protests in two cities against alleged discrimination against them. In Palembang, South Sumatra, around 200 women wearing headscarves gathered at the Fountain Circle to demand that the government stop discriminating against jilbab wearers. The protesters comprised activists from at least eight student groups in Palembang, such as the Indonesia Muslim Student Association (HMI) and the Indonesian Muslim Student Movement (PMII). Grouped in the Alliance of South Sumatra Muslim Women, the students carried banners, which had slogans such as: "Stop Pornography" and "Stop Discriminating against Women". "In Indonesia, discrimination (against jilbab wearers) is not visible, but the ban on wearing headscarves when taking photos for school diplomas is a form of discrimination and should immediately be lifted," rally coordinator Mustika Wati said during the protest. The government does not ban Indonesian Muslims from wearing the jilbab in public or private places. However, certain schools often prohibit students from taking pictures with headscarves on for school photos. Also in some offices, Muslim women have reportedly been required to take them off. The protesters also slammed the exploitation of women in the media. "We urge the government to immediately speed up the endorsement of the anti-pornography bill. Just watch TV. Women are just made a medium for sexual arousal," stated Mustika. A similar rally was held by dozens of Muslim women in Semarang, Central Java, grouped in the Semarang Muslim Women's Alliance. Gathering on Jl. Pahlawan, they demanded that the government ensure the freedom for Muslim women to wear thejilbab in all places. The demonstrators explained that the jilbab is a special symbol for Muslim women and that wearing it is one of the things required by the religion. "If there are countries that ban Muslim women from wearing the jilbab, it means they are violating human rights," protest coordinator Retno Handayani said, while condemning France and Turkey for imposing bans. France has drawn criticism from some Muslims around the world for banning the jilbab -- and other religions' symbols -- in government offices. "The jilbab is not only a trendy fashion statement, but also an obligation for Muslims. Therefore, they must stop trampling on human rights with these jilbab bans," Retno stated. She said the Indonesian government allows the use of jilbab, but has failed to stop some schools and offices from asking Muslims to take them off. "I was once ordered by my school not to put my picture, while wearing a jilbab, on my school diploma. Moreover, many women have been forced to take it off before starting new jobs," Retno alleged. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Learning to Love the Scarf by Silvia
My First Day with Hijab Learning to Love the Scarf By Silvia http://www.readingislam.com/servlet/Satellite?c=Article_C&cid=1165994071 770&pagename=Zone-English-Discover_Islam%2FDIELayout&utm_source=Google&utm_ medium=PPC&utm_campaign=launching# "I had bought many new scarves and I enjoyed matching them with my clothes." Silvia said Actually I cannot say there was just one first day with hijab. I started to cover myself gradually and just after many trials, I started wearing hijab every day and forever, in sha' Allah. When I converted to Islam in summer 2002, I was still living with my parents. At the beginning, I thought I could be a good Muslim even without wearing a headscarf. I thought I would never find the courage to go out with it, to face the people I knew since I was a child, to enter a shop or to go on with my life in this new outfit. Besides, I was not really convinced that God wants us to cover our bodies and our hair. I was still partially affected by the Christian idea that "faith is in heart" and that exterior appearance is not so important. Then, as I learnt more and more about Islam, I gradually changed my mind. I came to understand that in Islam there is no scission between body and mind, deeds and spirit. Before praying, we clean our body as well as our hearts. When we pray, we prostrate both with our forehead and with our spirit. When I knew that, the wish to wear hijab grew stronger, but still I was thinking I would never have the courage to take this step. I admired Muslim women with very fashionable scarves but I could not understand how they do it! I had to learn how to wear a scarf properly, at least to pray at home and at the mosque. I admired Muslim women with very fashionable scarves but I could not understand how they do it! I started studying every woman wearing hijab I saw on the street, and some of them noticed my curiosity, maybe they thought I was looking at them in a bad way, maybe they thought I was a racist! How could they imagine that I was trying to understand how they wear those things! At that time I used to buy books from the only Islamic library in Milan, and I noticed that the girl working there was very religious and very friendly. One day, I went to the shop and she was alone, so I found the courage to ask her, "I'm sorry, could you teach me how to wear the headscarf?". My question surprised her, she did not know I was a Muslim, but did not say anything. She closed the shop, took off her veil and showed me slowly how to wear it. Then she gave me one and I tried it on myself, and I discovered that it was very easy to wear! That was my first hijab, a simple, white one. I loved it so much. It is still with me and I still wear it sometimes, although it is already old. The following day I took it in my bag to the university. I had found an empty room to pray at my working place. Then the telephone rang, it was the girl of the library; I had given her my number the day before and she asked me to go to the mosque with her it was a Friday. I accepted, and then I realized that yes, I had a headscarf, but the rest of my clothes were not very suitable to go to the mosque. I was wearing a long skirt but it opened when I walked, and the sleeves of my shirt were not long enough. What could I do? I walked with very, very little steps, like a geisha, to avoid my skirt to get opened, and I reached a shop beside the university. There, I bought pins and I used them to close my skirt, probably I looked like a Muslim punk! Then I put on a jacket (although it was summer!) and went to the mosque. So, that was my first time walking in Milan with hijab. I felt the eyes of the people looking at me, my face looked very Italian and my outfit was not typical Islamic, especially when I had to speak and they understood I was Italian, I drove so much attention! I must admit I felt ashamed, but at the same time I was proud of my scarf, I liked it, I felt good in it. The experience at the mosque was wonderful and I started going every Friday. With the coming of autumn, and then winter, it became easier to get proper clothes and I started wearing the scarf every time I had the possibility to and every time I was sure that I won't meet any of my family members. Once I visited a friend in Bologna and I kept the hijab all the time. Maybe it was because I got used to it and I was behaving in a natural way, people also stopped staring at me. It was only when I talked that they seemed surprised. A few months later, I got married and I moved to another country. Nobody knew me there and it was the perfect time to start wearing hijab. During the first days, I was still a little bit embarrassed, then it became the most natural thing in the world. When I was ready to go out, I put on my shoes and I put on my hijab; I would never forget to put on shoes when I go out and also I would not never forget to put on the hijab as well! I have bought many new scarves, and I enjoyed matching them wi
Re: [wanita-muslimah] Re: FPI lagi...KAPAN LO TUTUP?
FPI tingkahmu emang memuakkan kenapa mesti maksain kehendak sih? NYADAR GA ini bulan Ramadhan, bulan suci, bulan mulia Anda pasti lebih tahu (mungkin) apa makna sebenarnya, coba deh pinjam copy perilaku anda disalah satu stasiun tv, tonton tuh. cocok ga ama kepribadian muslim yang sejati. Saya cinta berat ama Islam, jangan malu2in deh dg bertingkah non islami tapi atributnya islami banget. Klo emang mau berdakwah, lakukanlah dg cara yg mulia, jangan cemarkan kemulian Islam dengan kebrutalan Anda. Semoga Allah Merahmati kita semua, Amin. Wassalam Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bagi saya ini sudah keterlaluan dan sudah menjemukan ulah tingkah FPI ini. Perlu suatu tindakan hukum yg jelas supaya mereka paham bahwa hukum agama mereka itu tidak bisa diterapkan pada orang lain sebelum menjadi UU yg disahkan di DPR. Tanpa itu hukum agama mereka itu (yg belum tentu Islam sptnya suatu Arabic cult yg tidak jelas) hanya berlaku pada kelompok mereka. Dan sebagai swasta tidak ada kewenangan menegakkan hukum karena kewenangan itu sudah diserahkkan pada POLRI sesuai dg UUD kita. Kalau tidak mau ikut UUD suruh pindah ke negara lain aja. Capek ngurusinnya ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sungguh buas dan ironis... > > Warung makan adalah usaha yang halal, malah dirusak oleh FPI. > > Orang tidak berpuasa, malah di razia dan dipukuli oleh FPI... > > Padahal, orang yg mau puasa atau tidak puasa - tidaklah merugikan > FPI...tidak pula merugikan dan mencemarkan nama Islam. > > Orang yang berdagang warung makan di bulan Ramadhan tidaklah > mencemarkan nama Islam. Orang yang berdagang warung makan dg halal > sungguh di ridhai oleh Allah, apalagi di bulan Ramadhan ini... > > Mencari nafkah dengan berjualan makanan adalah jauh lebih baik dan > terhormat ketimbang merusak properti orang lain dengan memakai topeng > mengaku sebagai pembela agama. > > Masihkah akan kita diamkan terus kelakuan buas ala FPI ini??? > > === > 24/09/2007 05:33 Penertiban > FPI Merazia Orang Tidak Berpuasa > > Liputan6.com, Bantul: Sekitar 100 anggota Front Pembela Islam (FPI) > Ciamis, Jawa Barat, Ahad (23/9), bertindak keras terhadap warung- > warung makan yang dianggap tidak menghormati bulan puasa. Tempat- > tempat yang dicurigai menjual minuman beralkohol juga tidak luput > dari razia. > > Massa FPI menjadi beringas saat mengetahui ada tempat makan yang > berjualan secara terbuka. Mereka merusak warung itu dan memukul > seorang pelanggannya. Sedangkan sang pemilik tak bisa berbuat apa-apa. > > Tak hanya itu, seorang pria yang dianggap preman turut dipukuli tanpa > alasan yang jelas. Terminal bus Ciamis ikut menjadi sasaran razia. > Salah satu warung jamu yang menjual minuman keras didobrak. Satu dus > minuman keras diambil dan dihancurkan di depan kios. > > Selama razia, praktis tidak ada polisi yang terlihat di lokasi. > Sedangkan warga tak dapat berbuat apa-apa menyaksikan tindakan > tersebut. Dihubungi melalui telepon, Kepala Kepolisian Resort Ciamis > Ajun Komisaris Besar Polisi Aries Syarief menyatakan, ia menyayangkan > adanya kekerasan dalam razia tersebut. > > Situasi berbeda di Bantul, Yogyakararta, saat laskar Front Jihad > Islam merazia tempat maksiat dan lokasi penjualan minuman keras, > pekan silam. Ketika itu, aparat Polres Bantul bertindak keras dan > meminta razia dihentikan. Alasannya, warga sipil tidak berwenang > menggelar razia [baca: Sweeping Front Jihad Indonesia Dibubarkan > Polisi].(BOG/Tim Liputan 6 SCTV) > - Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
Saya setuju dengan opini mas Irawan, betapapun anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Tidak mungkin Islam yang agung ini mengeluarkan aturan, meski dicibir di sana-sini dengan argumen sok benar, apalagi dengan emosi, yang 'ngaco' ... Jangan ragu untuk say what you think mas Irwan, regardless of what people say. Saya masih menghormato bulan Ramadhan untuk tidak terpancing membela mas Irwan dengan bahasa yang sama ... hanya Allah yang maha adil pembalasannya ... hehehe :-) Buat Dana, tolong lebih berhati-hati lagi mengakui salah satu trait anda yang belum tentu tercermin pad mayoritas laki-laki dewasa dan bertanggung-jawab di tanah air. Silakan anda beropini, tapi hindari generalisasi berlebihan yang tdk pada tempatnya dan tidak akuntabel. Eniwei, saya tetap setuju dengan semangat Dana yaitu bahwa tugas laki-laki dewasa dan bertanggung-jawab untuk melindungi perempuan. Masalahnya, laki-laki model begini kalah statistiknya dengan yang dewasa tapi sangat tidak bertanggung jawab, di mana pun dan kapan pun. Masalah lainnya, sangat sering juga keberadaan laki-laki dewasa dan bertanggung jawab ini tidak lah berarti manakala perempuannya memang mau bebas semaunya dan ogah sama sekali dilindungi. Mba Ning, pulang kampung ke mana ni? :-) salam, satriyo On 9/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > . > > > Maksudnya pola pikir kayak gimana sih ? Saya kok tidak melihat pola > pikir yang salah dari emailnya mas IrwanK. Beliau kan mengatakan, bahwa > wanita kan lebih aman bila ditemani muhrim-nya, apa yang salah ? > > Dalam hal ini, saya malah setuju dengan comment mas Dana Pamilih > (jarang-jarang saya sependapat dg beliau), bahwa para lelaki dewasa itu > bertanggung jawab atas perempuan dan anak-anak. Jadi ya mbok ya para > wanita (isteri/anak) itu dilindungi, dijaga. Bapak-bapak seharusnya yang > lebih dulu keluar cari nafkah, dan bukan ibu-ibu... > > Wassalaam, > -Ning > > -Original Message- > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com] > On Behalf Of Mia > Sent: Monday, September 24, 2007 11:04 AM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: [wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di > Malaysia > > Kalo Janoko sih pantes saja berpola pikir kayak gitu, tapi ini Irwank?? > astaghfirullah... > > Jalan masih panjang dan berliku temans.. > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > "Rani Kirana" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > Bung Irwan, > > > > sangat mengecewakan.. > > semula saya pikir anda beda dgn yg lainnya, ternyata seorang irwan > > hanyalah salah satu dari "bone-head" yg buanyak sekali di dunia > > Islam.. > > > > Jadi setiap wanita harus ditemani muhrimnya jika beraktifitas di > > luar..? mm... > > > > mungkin selama bulan puasa ini, kadar gula anda menurun drastis, > > sehingga menjadi "numb bone head" > > menyedihkan.. > > > > Salam, > > > > Rani > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, > irwank wrote: > > > > > > Simpati yang mendalam bagi korban.. :-| Barangkali kejadian ini > > > bisa sedikit membukakan mata kita kenapa > > agama > > > 'melarang' seorang wanita melakukan aktifitasnya sendirian.. > tanpa > > ditemani > > > muhrimnya.. Ok, mereka melakukan pekerjaan (yang halal) dsb.. > > > > > > Ajaran agama (yang membahas ini) gak jelek seperti yang > > dihembus"kan > > > sebagian kalangan (kaum feminist dan pendukungnya).. kalaupun ada > > > yang salah, barangkali implementasinya.. tapi semangatnya tetap > > benar > > > dan bukan untuk ditentang.. > > > > > > Mudah"an ini menjadi pelajaran dan teguran bagi kita semua.. > > bahwasanya > > > jangan sampai terlalu percaya dengan orang lain.. Waspada > (sebisa > > mungkin > > > hindari peluang terjadinya bahaya) dan tawakal (berserah diri > > kepadaNya) > > > lebih utama dari PD.. > > > > > > Segitu wartawan bisa kena juga.. gimana TKW dengan pendidikan > yang > > ala > > > kadarnya ya? Bikin ngenes aja.. :-| > > > > > > CMIIW.. > > > > > > Wassalam, > > > > > > Irwan.Ki > > Yahoo! Groups Links > > -- Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Training Komunikasi Pengasuhan Anak
TRAINING KOMUNIKASI PENGASUHAN ANAK Anak-anak adalah masa depan kita .. Perlu dilakukan komunikasi yang membentuk Percaya Diri anak, dimana anak merasa didengar, dihargai dan dimengerti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam berkomunikasi, kita sering melakukan kesalahan kecil yang ternyata membawa dampak terhadap perkembangan jiwa anak Karena yang orangtua inginkan bukanlah yang anak butuhkan. BAGAIMANA CARA BERKOMUNIKASI YANG WIN-WIN SOLUTION? Ikuti Training bersama Yayasan Kita & Buah Hati, Pada : Hari : Rabu, 26 September 2007 & Selasa, 2 Oktober 2007 Jam : 9.00 - 14.00 Tempat : MP BookPoint Jl. Puri Mutiara Raya No. 72 Cilandak Jakarta Selatan Trainer : Rustika Thamrin, Psi, CBA, CPHR (Psikolog Brawijaya Women & Children Hospital) INVESTASI Rp 300.000, termasuk : 1. Materi Pelatihan 2. Sertifikat 3. Booklet "Hindari Balita & Anak Kita dari Kekerasan Seksual" 4. Booklet For Boys Only "Khusus Untuk Anak Cowok" 5. Booklet When I Fall In Love "Pernak-pernik Pacaran" 6. Booklet It's a Girl Thing "Khusus Buat Anak Cewek" Tempat Terbatas!!! Segera Hubungi 021-75910212 (MP BookPoint-IMA) 021-80871763/ 085921548778 (YKBH-LINA) Komentar Peserta Training : * Saya amat terkesan dengan Pelatihan ini, karena banyak pengetahuan yang saya dapat. Hal-hal kecil ternyata dapat menyebabkan masalah besar. Selama ini komunikasi saya selalu mengalami masalah dan belum mendapatkan solusinya. Setelah pelatihan ini saya mendapatkan solusi yang amat berharga (Istaid-Medan) * Saya merasakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan membuka mata saya, bahwa yang selama ini saya praktekkan di rumah belum semuanya benar, meskipun sudah mencari tahu lewat buku atau berbagi cerita dengan sesama orangtua (Orangtua Al Azhar) - Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Fachri Ali: Golkar-PDIP takut partai Islam
anda salah paham kalo gitu ... tolong cerahkan saya dulu, siapa di antara kalangan partai yang berazas islam itu ingin mendirikan negara agama macam DI/TII, atau malah ingin menciptakan apa yang anda samakan dengan kesultanan Turki? Knapa jauh2 ke Turki? Di tanah air ini di masa penjajahan kafir kristen Belanda, Portugis dan Inggris, cukup banyak ko kesultanan islam. masih inget kan pelajaran sejarah? On 9/24/07, Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > . > > Bukan soal takut atau putus asa, yg dipersoalkan ialah bhw social > contract awal diantara bapak bangsa (founding fathers) ialah bahwa > NKRI ini tidak berdasarkan agama tertentu karena beda dg Malaysia > tidak 100% pribumi itu muslim tetapi mereka semua berjuang > bersama-sama mengusir Belanda. > > Daerah2 yg non muslim itu punya hak dan kewajiban yg sama dg yg muslim > karena sejarah perjuangan dan karena kita menganut prinsip kesetaraan. > > Negara agama Islam sudah hancur di abad lalu dg runtuhnya kesultanan > Turki, terus khayalan apa lagi yg mau ditegakkan dg asas2 bernegara yg > sudah terbukti gagal? > > Sudah gagal koq mau ditegakkan lagi? Tolong saya dicerahkan mengapa > ada keinginan utk menegakkan kembali yg telah gagal total? Apakah ini > suatu halusinasi atau apa ada pemikiran baru? > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > PDIP dan Golkar perlu lebih arif melihat situasi dan jangan terlalu > cepat > > putus asa. Kalo memang mereka di jalan yang lurus, benar dan > diridhoi TYME, > > tentu tidak akan terlalu khawatir soal kalah menang. Soeharto sudah > mulai > > merasakan obat pahit kenikmatan bermain-main dengan Pancasila dan asas > > tunggal yang keluhurannya hanya dijadikan asesoris pelengkap semata-mata > > demi kekuasaan dan harta tujuh turunan ... > > > > On 9/23/07, Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > . > > > > > > > > > Jumat, 21/09/2007 19:16 WIB > > > > > > Fachri Ali: Golkar-PDIP takut partai Islam > > > oleh : Maria Yuliana Benyamin > > > > > > JAKARTA: Pengamat politik LIPI Fachri Ali menilai gagasan Pancasila > > > sebagai azas tunggal dalam kehidupan politik yang diusung > Golkar-PDIP muncul > > > karena ketakutan dua partai besar itu terhadap partai-partai Islam. > > > > ... > > > bisnis.com > > > > > > URL : http://web.bisnis.com/umum/1id23869.html > > > > > > > (c) Copyright 1996-2007 PT Jurnalindo Aksara Grafika > > > > > > Cetak | Tutup Window > > > > > > > > > > -- > > Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > -- Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] PAYUDARAKU HILANG: Curahan Hati Seorang Perempuan Cacad
*PAYUDARAKU HILANG: Curahan Hati Seorang Perempuan Cacad* * * http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=5&dn=20070923203956 *Oleh : Djoko Suryo* 23-Sep-2007, 20:39:56 WIB - [*www.kabarindonesia.com*]** * * *KabarIndonesia -* Nama saya Nurhayati (bukan nama asli) usia 32 tahun mantan Manager di salah perusahaan asing. Sejak dua tahun sudah bertunangan secara resmi. Tunangan saya masih kuliah, karena ia dari keluarga yang tidak mampu, maka saya sebagai penunjang utama biaya kuliah maupun biaya hidupnya di Yogya. Saya tadinya merasa bahagia sekali sebab di akhir tahun ini kami merencanakan akan menikah, maklum saya sangat mendambakan sekali ingin cepat-cepat dapat momongan. Tetapi rupanya Sang Pencipta menghendaki hal lain yang terjadi di dalam kehidupan saya. Pada awal tahun, dokter telah mendeteksi tumor ganas di payudara saya dan tumor ini rupanya sudah sedemikian parahnya, sehingga mau atau tidak harus dioperasi dan seluruh payudara saya diangkat. Ketika pertama kali saya mendengar berita tersebut saya benar-benar merasa shock dan sedih sekali, sebab dengan mana hancurlah sudah harapan idaman saya untuk bisa mendapatkan momongan. Pada saat tsb saya hanya bisa berdoa dan membanjiri sorga dengan air mata. Melalui operasi tsb saya merasa kehilangan harga diri saya sebagai seorang perempuan, saya merasa seperti juga seorang perempuan cacad. Ketika saya menceritakan musibah tsb, tunangan saya berjanji untuk mendampingi saya pada saat operasi, tetapi dengan alasan karena ia sibuk dengan kuliahnya maka ia tidak bisa datang, walaupun demikian ia menjanjikannya untuk datang pada saat liburan. Ternyata di waktu liburan pun ia tak kujung tiba yang datang hanya sekedar surat permohonan bantuan dana lagi untuk biaya kuliah maupun biaya hidupnya. Permohonan itu saya penuhi dengan mengirimkan uang Rp lima juta. Ketika dulu tunangan saya harus dioperasi karena kecelakaan lalu lintas, saya mendampingi dia siang dan malam di rumah sakit, di samping itu seluruh biaya rumah sakit ditanggung oleh saya sepenuhnya. Akhirnya saya sadar bahwa sebenarnya ia ingin memutuskan hubungannya dengan Never Say Good-Bye. Dugaan ini dipertegas oleh sahabatnya di mana ia pernah curhat, bahwa ia sebenarnya merasa jijik kalau punya istri yang tidak memiliki payudara apalagi kalau ada cacad bekas jahitan operasi di tubuhnya. Hal ini jauh lebih menyakitkan saya daripada ketika payudara saya harus diangkat, saya merasa ditinggal oleh orang yang sangat saya kasihi di mana saya telah bersedia berkorban untuknya selama bertahun-tahun, tetapi pada saat saya membutuhkan dukungan moril maupun sedikit kasih sayang, ia memutuskan hubungannya begitu saja hanya dengan alasan karena ia merasa jijik terhadap diri saya yang sudah tidak memiliki payudara lagi. Dihianati oleh orang yang kita kasihi ada jauh lebih menyakitkan daripada dihianati oleh orang lain. Dihianati karena ia tertarik dengan gadis lainnya yang jauh lebih cantik bisa saya makluminya, tetapi ditinggal pergi begitu saja karena alasan jijik terhadap tubuh saya, ini benar-benar sangat menyakitkan sekali. Saya merasa diperlakuan seperti juga sampah kotor yang dibuang begitu saja, bukan hanya karena tidak bermanfaat lagi saja, melainkan juga karena menjijikkan. Hal inilah yang membuat harga diri maupun Pe-De saya jadi menurun drastis. Rupanya penderitaan saya tidak berakhir sampai di sini saja, sebab satu bulan kemudian saya juga mendapat surat pemutusan hubungan kerja dari perusahaan saya, dengan alasan mereka membutuhan orang yang sehat dan tidak sakit-sakitan seperti saya. Rupanya pukulan hidup itu datang dengan serentak dan secara bertubi-tubi. Sehingga akhir-akhir ini sering timbul pikiran untuk mengambil jalan pintas saja dengan bunuh diri, sebab buat apa saya hidup juga, di mana sudah tidak memiliki jangankan masa depan, gairah hidup pun sudah tidak ada lagi. Hidup saya sudah hancur, boro-boro bisa mendapatkan momongan seperti yang menjadi impian saya, tunangan pun meninggalkan saya dengan cara begitu saja tanpa pamit. Di tempat pekerjaan pun saya sudah tidak dibutuhkan lagi, di mata mereka saya sudah termasuk barang rongsokan dan tidak dianggap sebagai manusia seutuhnya lagi. Yang menghalangi saya untuk melakukan tindakan nekad ini hanya ibu saya, karena saya adalah anak tunggal, ibu saya usianya sudah 70 tahun sedangkan ayah saya sudah lama meninggal. Jadi apabila saya sudah tidak ada lagi siapa yang akan dan mau mengurus ibu saya. Oleh sebab itulah setiap hari saya hanya bisa berlutut berdoa dan memohon kepada-Nya untuk dapat diberikan waktu sejenak lagi, sehingga saya bisa mendampingi ibu untuk beberapa saat lagi. Apakah permohonan ini terlalu berlebihan ? Pada saat payudara saya diangkat, hanya ibu seorang yang mendampingi saya. Dan ketika ia melihat bahwa saya sudah tidak memiliki payudara lagi, tak sepatah katapun ia ucapkan. Ia hanya memeluk dan mendekap saya sambil turun air matanya berlinang, karena saya adalah putri kesayangan satu-satunya. Rupanya kasus seperti sa
Re: [wanita-muslimah] FPI lagi...
Selama ini saya tidak pernah simpatik dengan apa yang dilakukan oleh FPI, malah terkadang jijik melihat tindakan anarkis yang mereka lakukan dimana-mana. Saya seorang muslim, bukannya tidak menutup mata dengan apa yang terjadi disekeliling, misalnya pada saat ramadhan masih byk tmpt2 maksiat yang buka ato masih byk warung2 makanan yang berjualan, namun untuk mengatasi masalah tersebut masih byk hal2 yang dapat dilakukan daripada melakukan tindakan brutal dan anarkis. klo sudah seperti ini apa bedanya FPI dengan preman2 jalanan yang taunya mencari masalah dan menyelesaikan masalah dengan berlagak seperti orang yang paling hebat, paling berkuasa di bidangnya? Mungkin maksud dan tujuan baik..namun caranya sungguh brutal dan tidak mencerminkan sebuah pembela agama yg beradap. Bagi saya, mengatasi masalah tak cukup hanya dengan niat dan tujuan yg baik dan dilakukan dengan cara yg salah..hasilnya tetap tidak baik.. Niat dan maksud yang baik harus tetap dilakukan dengan cara2 yang baik pulu... klo seperti sekarang ini, bukan dukungan yang bakalan di terima FPI dari kaum muslimin lainnya..namun kecaman dan juga caci maki... - Original Message From: ma_suryawan <[EMAIL PROTECTED]> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, September 24, 2007 9:13:11 AM Subject: [wanita-muslimah] FPI lagi... Sungguh buas dan ironis... Warung makan adalah usaha yang halal, malah dirusak oleh FPI. Orang tidak berpuasa, malah di razia dan dipukuli oleh FPI... Padahal, orang yg mau puasa atau tidak puasa - tidaklah merugikan FPI...tidak pula merugikan dan mencemarkan nama Islam. Orang yang berdagang warung makan di bulan Ramadhan tidaklah mencemarkan nama Islam. Orang yang berdagang warung makan dg halal sungguh di ridhai oleh Allah, apalagi di bulan Ramadhan ini... Mencari nafkah dengan berjualan makanan adalah jauh lebih baik dan terhormat ketimbang merusak properti orang lain dengan memakai topeng mengaku sebagai pembela agama. Masihkah akan kita diamkan terus kelakuan buas ala FPI ini??? === 24/09/2007 05:33 Penertiban FPI Merazia Orang Tidak Berpuasa Liputan6.com, Bantul: Sekitar 100 anggota Front Pembela Islam (FPI) Ciamis, Jawa Barat, Ahad (23/9), bertindak keras terhadap warung- warung makan yang dianggap tidak menghormati bulan puasa. Tempat- tempat yang dicurigai menjual minuman beralkohol juga tidak luput dari razia. Massa FPI menjadi beringas saat mengetahui ada tempat makan yang berjualan secara terbuka. Mereka merusak warung itu dan memukul seorang pelanggannya. Sedangkan sang pemilik tak bisa berbuat apa-apa. Tak hanya itu, seorang pria yang dianggap preman turut dipukuli tanpa alasan yang jelas. Terminal bus Ciamis ikut menjadi sasaran razia. Salah satu warung jamu yang menjual minuman keras didobrak. Satu dus minuman keras diambil dan dihancurkan di depan kios. Selama razia, praktis tidak ada polisi yang terlihat di lokasi. Sedangkan warga tak dapat berbuat apa-apa menyaksikan tindakan tersebut. Dihubungi melalui telepon, Kepala Kepolisian Resort Ciamis Ajun Komisaris Besar Polisi Aries Syarief menyatakan, ia menyayangkan adanya kekerasan dalam razia tersebut. Situasi berbeda di Bantul, Yogyakararta, saat laskar Front Jihad Islam merazia tempat maksiat dan lokasi penjualan minuman keras, pekan silam. Ketika itu, aparat Polres Bantul bertindak keras dan meminta razia dihentikan. Alasannya, warga sipil tidak berwenang menggelar razia [baca: Sweeping Front Jihad Indonesia Dibubarkan Polisi].(BOG/ Tim Liputan 6 SCTV) Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos & more. http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
Alhamdulillah.. Saya mah belum apa" bos.. Kebetulan saja yang saya tulis itu apa adanya.. mengalir saja.. saya sendiri banyak belajar dari mana saja.. dari milis.. dari personal.. bagaimana menyikapi masukan (kritik/tudingan) pihak lain.. Sekali lagi, mudah"an itu membawa manfaat bagi saya pribadi dan bagi yang berkenan.. hehehe.. baru belajar nulis begini.. Harap maklum ya.. bukan bermaksud norse.. :-p Cuma ingin menjadi pribadi yang lebih baik saja.. Insya Allah..Amien.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 9/24/07, lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > alhamdulillah ... mas irwan memang menunjukkan sosok yang sedang berpuasa > Ramadan dengan khusyuk dan taat. semoga ibadah Ramadan mas makin mantap > tahun ini ... selamat! > > saya belajar banyak dari ke-arif-an mas Irwan menanggapi balik komentar2 > atas opini jujur dan apa adanya dari member yang lain ... > > bersyukur ya mas masih ada jalan buat kita mendapat ujian ... tinggal > bagaimana kitanya saja. :-) > > salam, > satriyo > > > On 9/24/07, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > . > > > > :-) Waduh.. kesannya saya gimana gitu.. segitu bikin surprise-nya.. :-p > > > > - Kebetulan memang komentar saya itu dikirimkan bukan hanya di milis ini > > saja.. > > So far baru di sini tanggapannya yang seperti ini.. wajar aja sih.. :-) > > > > - Yang namanya kesalahan tetap kesalahan.. tidak peduli siapa yang > > melakukan.. > > pria atau wanita.. komentar saya tersebut SAMA SEKALI TIDAK TERLINTAS > > DALAM BENAK SAYA UNTUK MEMBELA kesalahan yang dilakukan pelaku > > (dalam kasus ini: pria).. seperti yang 'dituding'.. kalau ada pikiran > > semacam itu, > > maaf, itu mungkin cuma perasaan pihak lain saja.. > > > > - Ada istighfar setelah nyebut nama saya.. begitu juga istilah > > 'bone-head'.. > > > > Mudah"an bawa manfaat buat semuanya.. termasuk saya.. :-) > > > > - Saya yakin, tidak sedikit di antara kita yang kurang setuju dengan > > pola > > pengiriman > > TKW seperti yang berjalan selama ini.. terlebih dengan penanganan yang > > asal"an.. > > Sepakat dengan pendapat Pak Dana dan Mbak Ning, bahwa yang paling > > bertanggung > > jawab mencari nafkah adalah kaum pria/suami.. > > > > Maksudnya, pengiriman TKW mustinya menjadi alternatif terakhir.. bukan > > pilihan utama > > seperti yang sekarang berkembang.. di mana para pencari TKW seperti > > mencari 'mangsa'.. > > siapa lagi nih yang akan 'diekspor'(?).. :-| > > > > - Tentu saja bukan berarti saya TIDAK SETUJU 100% atau melarang kaum > > wanita > > mencari > > nafkah.. untuk kasus" di mana seorang (maaf) wanita yang harus menafkahi > > diri anak"nya, > > tentu saja harus dikecualikan.. baik yang 'bapak' anak"nya sudah > > meninggal maupun > > masih hidup.. apalagi kalau sampai tidak dinafkahi sang Bapak.. > > > > - Ini yang paling penting, maksud komentar saya adalah bahwa > > cepat/lambat, > > kita akan > > melihat hikmah dari apa yang diajarkan agama.. Mungkin saja karena suatu > > hal kita > > melihat ajaran agama 'buruk'.. atau tidak menyenangkan hati kita.. > > Namun cepat/lambat, hati dan nalar kita akan terbuka.. dan mendapat > > masukan hikmah > > dari suatu ajaran.. meskipun mungkin harus dengan kejadian yang pahit > > seperti itu.. > > > > - Bahwasanya ada 'penyesuaian' sebagai implementasi suatu ajaran, kenapa > > > > tidak? > > Mis: 'larangan' tersebut menjadi sangat 'boleh' apabila (semua) wanita > > belajar bela diri > > atau lokasi dan lingkungannya (relatif) aman.. :-) > > Faktanya, seorang (pria) wasit bela diri saja bisa habis dikeroyok > > polisi.. Artinya apa? > > Seorang wanita yang jago bela diri juga masih bisa 'kalah' toh.. > > Logika awam bilang begitu kan.. secara fisik (rata"), pria lebih > > kuat/baik > > dari wanita.. > > Ini bukan bicara case-by-case lho ya.. Jadi tolong gak ada yang lempar > > sendal jepit > > atau yang semacamnya.. :-p > > > > Poin utamanya: masih ada penyesuaian dalam implementasi.. dengan tetap > > melihat > > 'semangat'nya.. Satu hal lain yang harus diingat adalah soal waspada dan > > tidak > > over confident - Tawakal.. > > > > Sekali lagi, mudah"an diskusi ini membawa manfaat bagi kita semua.. > > khususnya bagi > > saya.. Terima kasih atas tanggapan dan masukannya.. :D > > > > CMIIW.. > > > > Wassalam, > > > > Irwan.K > > > [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
Mbak Mia, Soal pelaku/tindakan perkosaan, sudah jelas.. sama sekali tidak ada pembenaran.. salah ya salah.. titik.. apalagi yang mau dibahas? Status wartawan, tki, tkw tidak banyak 'mempengaruhi' diskusi ini toh.. Polanya sederhana.. pelaku dan korban.. Makanya saya bilang, segitu yang kena wartawati.. gimana lagi tkw yang perekrutannya sekedarnya.. gak punya pendidikan dan keahlian tinggi.. Maaf bukan merendahkan tkw, lho ya.. It's just other facts.. Barangkali pelajaran yang bisa diambil (dan mustinya dilakukan sebelum ada kejadian ini) adalah investigasi dilakukan dengan pendamping.. kalau tidak dari keluarga, ya dari kantor.. Tapi resikonya juga masih ada.. misalnya rekan dari kantor lawan jenis.. potensinya (bukan nuduh) mungkin bukan perkosaan.. tapi bisa soal lain.. gak perlu disebutkan pada ngerti toh.. Memang komentar saya tersebut (di milis ini) terhitung 'berani' melawan arus utama.. Toh sudah saya sebutkan alasannya.. apa adanya aja.. Insya Allah, gak pake ngelas-ngeles.. mengalir begitu saja.. :-) Barangkali kalau ada yang paham, apa yang saya coba lakukan adalah sekedar berusaha mencari titik temu.. antara satu kubu dengan kubu yang lainnya.. Bukankah begitu lebih baik.. Meskipun ada resikonya 'tidak disukai' salah satu kubu.. atau bahkan keduanya.. misalnya.. Btw, kalau memang komentar dan reply saya hanya menyinggung perasaan rekan" di sini, saya cuma bisa minta maaf dan pengertiannya.. pis yo, Mbak" dan rekan".. :D CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 9/24/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Lha iyalah ngagetin, pak Irwank. Karena stigma umum kan masih > begitu, secara nggak sadar ada motivasi blame the victim, perempuan > yang justru diperkosa - bahkan dengan konsekuensi membatasi ruang > gerak perempuan. Jadi kalau Janoko atau mba Ning bilang begitu, > kemana-mana kudu ada muhrim misalnya, nggak ngagetin. Tapi untuk > seorang Irwank? hmmm betapa mengecewakan, sekaligus membuktikan > betapa jalan masih panjang bagi perempuan dan laki2 yang ingin > mendobrak patriarki dan chauvinism yang mempengaruhi prilaku dan > pikiran kita semua. > > BTW, kita bukan bicara soal pengiriman TKW di sini kan? Judul di > atas "WARTAWATI INDONESIA DIPERKOSA TKI DI MALAYSIA". Yang > diperkosa itu wartawan perempuan yang lagi tugas, bukan TKW - dan > yang memperkosa itu TKI, bukan TKW. Jelas sodara2? > > Mohon pak Irwank simak dulu, tulisan mba Lestarin ini, saya copy > paste lagi. Nggak usah bawa2 sendal jepit dan 'hikmah agama' dulu. > > salam > Mia > > = > > Cara berpikir seperti inilah yang saya rasa menimbulkan makin banyak > pemerkosaan dan kezaliman buat kaum perempuan:(, dengan alasan > "Salahnya tidak didampingi muhrim". Astagfirullahaladzim. > Memang Anda tidak eksplisit menuliskan, tapi cara berpikir Anda > implisit sudah nyata seperti itu. > Bagaimana dengan para dokter PTT perempuan di pedalaman pelosok > seluruh Indonesia?? Di suruh pulang saja? Belum lagi para bidan dan > guru-guru perempuan, dan berbagai profesi lainnya. Kenapa yang > dipikirkan malah harus "meyertakan muhrim" dalam setiap perjalanan, > kenapa bukan dipikirkan bagaimana hukum benar-benar tegas melindungi > kaum perempuan dari kasus perkosaan. Selama ini hukuman untuk > pemerkosa kan hukuman "basa-basi". > > Lha kalau pemikiran seperti ini dilestarikan, apa jadinya umat Islam. > Benar-benar "memasung" perempuan. Semua dengan alasan pembenaran > "agama". Tidak akan pernah ada astronot perempuan yang terbang ke > bulan, mempelajari dan mencari hikmah atas kebesaran Allah SWT, > karena > ya tadi ituharus didampingi muhrimnya...:( > > Sekali lagi, yang bisa menjadi korban perkosaan bukan cuma perempuan > desa, TKW, atau wartawati tadi, tapi juga bisa terjadi pada dokter > perempuan, guru perempuan, ulama perempuan, dan segala perempuan > lainnya, selama amasih ada laki-laki yang berpikir: "Salahnya pergi > bekerja sendirian tanpa muhrim".Nauzubillahimdalik. > > Dan pelakunya? Tentu saja kaum laki-laki, dari berbagai kalangan yang > pola pikirnya ya seperti itu, bukan berpikir untuk "Menundukan > pandangan matanya". Karena perempuan dianggap makluk "kelas kedua" > yang perlu dijaga dan ditimang setiap 24 jam, maka perempuan dianggap > bukan makhluk utuh yang bisa menjalankan fungsi sosialnya setara > dengan kaum laki-laki. > > Jadi Pak Irwan, Anda sesungguhnya sedang tidak bersimpati pada > korban, > tapi menyalahkan korban, Istigfar Pak. Apakah nanti Anda sanggup > menjaga anak atau cucu, cucu buyut Anda, sampai kesekian turunan cucu > perempuan Anda, agar selalu di dampingi muhrimnya?? Apakah Islam > seperti ini? Ataukah justru penafsiran pemeluk agama Islam saja yang > salah kaprah seperti ini?? > > Wassalam > > Lestari > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > :-) Waduh.. kesannya saya gimana gitu.. segitu bikin surprise- > nya.. :-p > > > > - Kebetulan memang komentar saya itu dikirimkan bukan hanya di > milis ini >
[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
Lha iyalah ngagetin, pak Irwank. Karena stigma umum kan masih begitu, secara nggak sadar ada motivasi blame the victim, perempuan yang justru diperkosa - bahkan dengan konsekuensi membatasi ruang gerak perempuan. Jadi kalau Janoko atau mba Ning bilang begitu, kemana-mana kudu ada muhrim misalnya, nggak ngagetin. Tapi untuk seorang Irwank? hmmm betapa mengecewakan, sekaligus membuktikan betapa jalan masih panjang bagi perempuan dan laki2 yang ingin mendobrak patriarki dan chauvinism yang mempengaruhi prilaku dan pikiran kita semua. BTW, kita bukan bicara soal pengiriman TKW di sini kan? Judul di atas "WARTAWATI INDONESIA DIPERKOSA TKI DI MALAYSIA". Yang diperkosa itu wartawan perempuan yang lagi tugas, bukan TKW - dan yang memperkosa itu TKI, bukan TKW. Jelas sodara2? Mohon pak Irwank simak dulu, tulisan mba Lestarin ini, saya copy paste lagi. Nggak usah bawa2 sendal jepit dan 'hikmah agama' dulu. salam Mia = Cara berpikir seperti inilah yang saya rasa menimbulkan makin banyak pemerkosaan dan kezaliman buat kaum perempuan:(, dengan alasan "Salahnya tidak didampingi muhrim". Astagfirullahaladzim. Memang Anda tidak eksplisit menuliskan, tapi cara berpikir Anda implisit sudah nyata seperti itu. Bagaimana dengan para dokter PTT perempuan di pedalaman pelosok seluruh Indonesia?? Di suruh pulang saja? Belum lagi para bidan dan guru-guru perempuan, dan berbagai profesi lainnya. Kenapa yang dipikirkan malah harus "meyertakan muhrim" dalam setiap perjalanan, kenapa bukan dipikirkan bagaimana hukum benar-benar tegas melindungi kaum perempuan dari kasus perkosaan. Selama ini hukuman untuk pemerkosa kan hukuman "basa-basi". Lha kalau pemikiran seperti ini dilestarikan, apa jadinya umat Islam. Benar-benar "memasung" perempuan. Semua dengan alasan pembenaran "agama". Tidak akan pernah ada astronot perempuan yang terbang ke bulan, mempelajari dan mencari hikmah atas kebesaran Allah SWT, karena ya tadi ituharus didampingi muhrimnya...:( Sekali lagi, yang bisa menjadi korban perkosaan bukan cuma perempuan desa, TKW, atau wartawati tadi, tapi juga bisa terjadi pada dokter perempuan, guru perempuan, ulama perempuan, dan segala perempuan lainnya, selama amasih ada laki-laki yang berpikir: "Salahnya pergi bekerja sendirian tanpa muhrim".Nauzubillahimdalik. Dan pelakunya? Tentu saja kaum laki-laki, dari berbagai kalangan yang pola pikirnya ya seperti itu, bukan berpikir untuk "Menundukan pandangan matanya". Karena perempuan dianggap makluk "kelas kedua" yang perlu dijaga dan ditimang setiap 24 jam, maka perempuan dianggap bukan makhluk utuh yang bisa menjalankan fungsi sosialnya setara dengan kaum laki-laki. Jadi Pak Irwan, Anda sesungguhnya sedang tidak bersimpati pada korban, tapi menyalahkan korban, Istigfar Pak. Apakah nanti Anda sanggup menjaga anak atau cucu, cucu buyut Anda, sampai kesekian turunan cucu perempuan Anda, agar selalu di dampingi muhrimnya?? Apakah Islam seperti ini? Ataukah justru penafsiran pemeluk agama Islam saja yang salah kaprah seperti ini?? Wassalam Lestari --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > :-) Waduh.. kesannya saya gimana gitu.. segitu bikin surprise- nya.. :-p > > - Kebetulan memang komentar saya itu dikirimkan bukan hanya di milis ini > saja.. > So far baru di sini tanggapannya yang seperti ini.. wajar aja sih.. :-) > > - Yang namanya kesalahan tetap kesalahan.. tidak peduli siapa yang > melakukan.. >pria atau wanita.. komentar saya tersebut SAMA SEKALI TIDAK TERLINTAS >DALAM BENAK SAYA UNTUK MEMBELA kesalahan yang dilakukan pelaku >(dalam kasus ini: pria).. seperti yang 'dituding'.. kalau ada pikiran > semacam itu, >maaf, itu mungkin cuma perasaan pihak lain saja.. > > - Ada istighfar setelah nyebut nama saya.. begitu juga istilah 'bone-head'.. > > Mudah"an bawa manfaat buat semuanya.. termasuk saya.. :-) > > - Saya yakin, tidak sedikit di antara kita yang kurang setuju dengan pola > pengiriman > TKW seperti yang berjalan selama ini.. terlebih dengan penanganan yang > asal"an.. > Sepakat dengan pendapat Pak Dana dan Mbak Ning, bahwa yang paling > bertanggung > jawab mencari nafkah adalah kaum pria/suami.. > > Maksudnya, pengiriman TKW mustinya menjadi alternatif terakhir.. bukan > pilihan utama > seperti yang sekarang berkembang.. di mana para pencari TKW seperti > mencari 'mangsa'.. > siapa lagi nih yang akan 'diekspor'(?).. :-| > > - Tentu saja bukan berarti saya TIDAK SETUJU 100% atau melarang kaum wanita > mencari >nafkah.. untuk kasus" di mana seorang (maaf) wanita yang harus menafkahi > diri anak"nya, >tentu saja harus dikecualikan.. baik yang 'bapak' anak"nya sudah > meninggal maupun >masih hidup.. apalagi kalau sampai tidak dinafkahi sang Bapak.. > > - Ini yang paling penting, maksud komentar saya adalah bahwa cepat/lambat, > kita akan > melihat hikmah dari apa yang diajarkan agama.. Mungkin s
[wanita-muslimah] Polisi Tingkatkan Pengamanan di Aceh + P3KI Luncurkan Terjemahan Al-quran Berbahasa Aceh
http://www.antara.co.id/arc/2007/9/24/polisi-tingkatkan-pengamanan-di-aceh/ 24/09/07 14:08 Polisi Tingkatkan Pengamanan di Aceh Banda Aceh (ANTARA News) - Aparat kepolisian meningkatkan pengamanan kawasan pantai timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk mengantisipasi kriminal bersenjata api menjelang hari raya Idul Fitri 1428 Hijriyah. "Kita mengamankan kelancaran arus lalulintas dan juga kenyamanan bagi masyarakat yang ingin merayakan lebaran Idul Fitri," kata Kapolda NAD, Irjen Polisi Rismawan, di Banda Aceh, Senin. Pos-pos polisi akan segera didirikan khususnya dititik rawan kecelakaan di jalan raya dan gangguan kriminal sebagai upaya mengantisipasi khusus perampokan bersenjata, tambah dia. Dijelaskannya, pengamanan lebaran yang dirangkai dalam "operasi ketupat rencong" tersebut mulai digelar H-10 sampai H+7. "Posko-posko simpatik itu kita buka di beberapa lokasi di daerah rawan kecalakaan dan rawan gangguan kriminal. Pembentukan pos tersebut diperlukan sebagai upaya memberi rasa aman kepada masyarakat," tambah Kapolda. Untuk pengamanan lebaran atau "operasi ketupat rencong" itu dipimpin langsung masing-masing Kapolres di Aceh. Sementara kekuatan personil yakni sebesar 2/3 kekuatan dari masing-masing Polres. Terkait dengan pelaku kriminal bersenjata, Kapolda Rismawan menegaskan pihaknya akan menindak tegas setiap oknum masyarakat yang memiliki senjata api illegal. "Kita sudah mengeluarkan imbauan warga yang masih memiliki dan menyimpang senjata api secara illegal agar segera diserahkan ke polisi, kalau dalam tempo satu bulan tidak diserahkan maka aparat keamanan akan menggelar razia besar-besaran," kata dia. Waktu telah diberikan selama satu bulan terhitung 8 September 2007 untuk menyerahkan senjata api yang masih disimpan/dimiliki warga sipil secara illegal kepada aparat keamanan, kata Rismawan. (*) http://www.antara.co.id/arc/2007/9/24/p3ki-luncurkan-terjemahan-al-quran-berbahasa-aceh/ 24/09/07 12:44 P3KI Luncurkan Terjemahan Al-quran Berbahasa Aceh Banda Aceh (ANTARA News) - Pusat Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) meluncurkan terjemahan Al-Qur`an berbahasa Aceh. "Terjemahan ini adalah hasil karya dari ulama terkemuka Tgk. H. Mahjiddin Yusuf selama kurun waktu tiga puluh tahun," kata Ketua Direktur P3KI Prof Dr Ahmad Daudi MA di Banda Aceh, Senin. Menurut dia, Al-Qur`an terjemahan bahasa Aceh hasil kerjasama dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias tersebut merupakan cetakan kedua sekaligus untuk menyempurnakan cetakan sebelumnya pada tahun 1995. "Kali ini P3KI bekerjasama dengan BRR kembali mencetak 12.000 terjemahan Al-Qur`an berbahasa Aceh dengan total dana senilai Rp1,9 miliar," katanya. Ketua Panitia peluncuran Dr Abdul Rani Usman Msi mengatakan, terjemahan tersebut nantinya akan dibagikan ke sejumlah lembaga pemerintahan dan masyarakat di Aceh, termasuk ke 6.100 desa di Provinsi NAD. Selain itu, katanya, Al-Qur`an terjemahan bahasa Aceh itu juga akan disumbangkan ke berbagai perguruan tinggi yang ada di dalam dan luar negeri. Sementara, Kepala Deputi Sosial, Budaya dan Agama BRR NAD-Nias, T Safir Iskandar Wijaya mengatakan, peluncuran terjemahan Al-Qur`an berbahasa Aceh tersebut diharapkan dapat membantu penerapan syariat Islam di Aceh. "Al-Qur`an ini nantinya akan menjadi milik seluruh masyarakat sebagai upaya transformasi nilai, sehingga terwujud kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam," ujarnya. Dia juga mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga dan menggunakan Al-Qur`an tersebut dengan baik. "Al-Qur`n ini jangan hanya dijadikan pajangan, tapi harus diamalkan," kata Safir.(*) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] [Klub Film] Film 'Revolusi Bersama Rakyat Miskin Dunia' (28/09)
Siapa tau ada yg mau dateng.. ada puter pelem saban jum'at minggu ke IV tiap bulannya. Revolusi Bersama Rakyat Miskin Venezuela Bagaimana Presiden Hugo Chavez membangun basis kekuatan politik dan merealisasikan kebijakan kirinya di Venezuela? Seorang pria berbaju loreng mengenakan baret merah dengan berapi-api berpidato di atas podium. Tubuhnya gempal. Ribuan hadirin meneriakkan yel-yel dukungan pada dirinya. Pria di podium itu sepertinya tak kenal lelah membakar semangat hadirin. Pria itu Hugo Chavez, presiden Venezuela. Chavez saat ini bisa jadi presiden paling populer di seluruh dunia. Dia amat dekat dengan rakyatnya yang 80 persen miskin. Chavez lahir dari keluarga guru. Sejak awal 90an, Chavez sudah mulai melakukan gerakan politik guna menggulingkan pemerintah Presiden Carlos Andrés Pérez yang korup. Tahun 1992 dirinya memimpin kudeta. Di banyak daerah, kudeta memang berhasil. Namun di ibukota Caracaz mengalami kekalahan. Akibatnya kudeta itu gagal. Chavez menyatakan bertanggungjawab dan masuk penjara. Setelah keluar penjara, sekitar 1996, dirinya lantas berkeliling ke daerah-daerah. Orang-orang miskin yang tinggal di permukiman kumuh dia datangi. Chavez bertanya kepada mereka seputar masalah yang mereka hadapi sehari-hari. Perjalanannya ini digunakan Chavez sebagai dasar untuk mengukur kekuatan pendukungnya. Dia menjanjikan Majelis Konstituante sebagai salah satu solusi perubahan bila ia terpilih. Dan benar, pada pemilu 1998 dirinya maju ke pemilihan presiden dan berhasil memenangkannya dengan suara mutlak. Majelis Konstituante yang ia janjikan segera direalisasikan untuk mengamandemen konstitusi lama yang pro neoliberal. Secara bertahap pemerintahannya melakukan program-program populis. Melakukan redistribusi lahan, menyediakan sekolah gratis bagi rakyat miskin, membuat perumahan layak, memfasilitasi rakyat untuk berobat gratis di Kubamengingat tarif dokter di Venezuela yang tak terjangkau oleh orang miskin. Sebagai presiden yang dicintai rakyatnya, Chavez selalu memberi semangat bagi rakyat miskin agar terus mengorganisir dan aktif berpartisipasi dalam revolusi. Dirinya selalu menggunakan semangat revolusi Bolivarian sebagai pemersatu. Massa merupakan modal politik penting Chavez guna menghadapi kelompok oligarki yang selama ini mendominasi kekuasaan di Venezuela. Kaum oligarki ini pro Washington. Demikian gambaran singkat film `Revolusi Bersama Rakyat Miskin Dunia'. Lebih jelasnya kami undang Anda hadir dalam diskusi dan pemutaran film berdurasi 58 menit ini di perpustakaan Daniel Lev pada Jumat 28 September 2007 pukul 15.00. Salam, Daniel S. Lev Law Library Puri Imperium Office Plaza UG 17 Jl. Kuningan Madya Kav. 5-6 Tel. 8370-1809 CP. Wiwid, Farli.
Re: [wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia
:-) Waduh.. kesannya saya gimana gitu.. segitu bikin surprise-nya.. :-p - Kebetulan memang komentar saya itu dikirimkan bukan hanya di milis ini saja.. So far baru di sini tanggapannya yang seperti ini.. wajar aja sih.. :-) - Yang namanya kesalahan tetap kesalahan.. tidak peduli siapa yang melakukan.. pria atau wanita.. komentar saya tersebut SAMA SEKALI TIDAK TERLINTAS DALAM BENAK SAYA UNTUK MEMBELA kesalahan yang dilakukan pelaku (dalam kasus ini: pria).. seperti yang 'dituding'.. kalau ada pikiran semacam itu, maaf, itu mungkin cuma perasaan pihak lain saja.. - Ada istighfar setelah nyebut nama saya.. begitu juga istilah 'bone-head'.. Mudah"an bawa manfaat buat semuanya.. termasuk saya.. :-) - Saya yakin, tidak sedikit di antara kita yang kurang setuju dengan pola pengiriman TKW seperti yang berjalan selama ini.. terlebih dengan penanganan yang asal"an.. Sepakat dengan pendapat Pak Dana dan Mbak Ning, bahwa yang paling bertanggung jawab mencari nafkah adalah kaum pria/suami.. Maksudnya, pengiriman TKW mustinya menjadi alternatif terakhir.. bukan pilihan utama seperti yang sekarang berkembang.. di mana para pencari TKW seperti mencari 'mangsa'.. siapa lagi nih yang akan 'diekspor'(?).. :-| - Tentu saja bukan berarti saya TIDAK SETUJU 100% atau melarang kaum wanita mencari nafkah.. untuk kasus" di mana seorang (maaf) wanita yang harus menafkahi diri anak"nya, tentu saja harus dikecualikan.. baik yang 'bapak' anak"nya sudah meninggal maupun masih hidup.. apalagi kalau sampai tidak dinafkahi sang Bapak.. - Ini yang paling penting, maksud komentar saya adalah bahwa cepat/lambat, kita akan melihat hikmah dari apa yang diajarkan agama.. Mungkin saja karena suatu hal kita melihat ajaran agama 'buruk'.. atau tidak menyenangkan hati kita.. Namun cepat/lambat, hati dan nalar kita akan terbuka.. dan mendapat masukan hikmah dari suatu ajaran.. meskipun mungkin harus dengan kejadian yang pahit seperti itu.. - Bahwasanya ada 'penyesuaian' sebagai implementasi suatu ajaran, kenapa tidak? Mis: 'larangan' tersebut menjadi sangat 'boleh' apabila (semua) wanita belajar bela diri atau lokasi dan lingkungannya (relatif) aman.. :-) Faktanya, seorang (pria) wasit bela diri saja bisa habis dikeroyok polisi.. Artinya apa? Seorang wanita yang jago bela diri juga masih bisa 'kalah' toh.. Logika awam bilang begitu kan.. secara fisik (rata"), pria lebih kuat/baik dari wanita.. Ini bukan bicara case-by-case lho ya.. Jadi tolong gak ada yang lempar sendal jepit atau yang semacamnya.. :-p Poin utamanya: masih ada penyesuaian dalam implementasi.. dengan tetap melihat 'semangat'nya.. Satu hal lain yang harus diingat adalah soal waspada dan tidak over confident - Tawakal.. Sekali lagi, mudah"an diskusi ini membawa manfaat bagi kita semua.. khususnya bagi saya.. Terima kasih atas tanggapan dan masukannya.. :D CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 9/24/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Itu kan komentar singkat untuk Pak Irwank saja, pola pikir yang > bikin surprise untuk seorang Irwank, kalo Janoko sih nggak ngagetin. > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Maksudnya pola pikir kayak gimana sih ? Saya kok tidak melihat pola > > pikir yang salah dari emailnya mas IrwanK. Beliau kan mengatakan, bahwa > > wanita kan lebih aman bila ditemani muhrim-nya, apa yang salah ? > > > > Dalam hal ini, saya malah setuju dengan comment mas Dana Pamilih > > (jarang-jarang saya sependapat dg beliau), bahwa para lelaki dewasa itu > > bertanggung jawab atas perempuan dan anak-anak. Jadi ya mbok ya para > > wanita (isteri/anak) itu dilindungi, dijaga. Bapak-bapak seharusnya yang > > lebih dulu keluar cari nafkah, dan bukan ibu-ibu... > > > > Wassalaam, > > -Ning > > > > -Original Message- > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com] > On Behalf Of Mia > > Sent: Monday, September 24, 2007 11:04 AM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di > Malaysia > > > > Kalo Janoko sih pantes saja berpola pikir kayak gitu, tapi ini Irwank?? > > astaghfirullah... > > > > Jalan masih panjang dan berliku temans.. > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, > "Rani Kirana" wrote: > > > > > > Bung Irwan, > > > > > > sangat mengecewakan.. > > > semula saya pikir anda beda dgn yg lainnya, ternyata seorang irwan > > > hanyalah salah satu dari "bone-head" yg buanyak sekali di dunia > > > Islam.. > > > > > > Jadi setiap wanita harus ditemani muhrimnya jika beraktifitas di > > > luar..? mm... > > > > > > mungkin selama bulan puasa ini, kadar gula anda menurun drastis, > > > sehingga menjadi "numb bone head" > > > menyedihkan.. > > > > > > Salam, > > > > > > Rani > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: gimana ya
Bukankah percaya pada sesuatu (selain kepada Allah) termasuk 'dosa besar'? Apalagi pada 'budaya' yang tidak sejalan dengan ajaran agama (Islam).. baca: tahayul, mitos, dsb.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 9/24/07, thegontors <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ya enggak lah, jodoh di tangan Tuhan. Ini kan lebih ke sugesti aja, > karena kekuatan pikiran akan berpengaruh banyak pada apa yg kita lakukan. > > Entahlah ini haram atau makruh, tapi maksud Ibu pasti baik, > menunjukkan kasih sayang dan perhatian, atau anggaplah itu sebagai doa > beliau agar Anda lekas mendapat jodoh. > > Dulu waktu istri saya sedang kesakitan menjelang melahirkan, seorang > tetangga yg juga ustadzah, mengirimkan air putih yg katanya sudah > didoakan dan minta istri agar meminumnya. Kami berdua gak percaya > kayak gitu, lhaa... kalo mau mendoakan, langsung saja, kok harus > melalui air. Tapi demi menghormati Ibu tua itu, istri saya meminumnya. > Hasilnya? Yaaa... tetap saja sakit, namanya juga melahirkan. > > Kalo Anda sendiri tidak yakin, memang tidak ada gunanya menggunakan > air tsb, karena tidak menimbulkan sugesti apa-apa kan? > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > Olive Azkiya > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > gimana ya... > > minggu2 kemaren ibuku abis pergi dari acara siraman orang yang mo > nikah. > > pas pulang kerumah beliau ngasih aku sesuatu yang bener2 bikin aku > kaget! > > beliau ngasih aku air siraman dari bekas mandinya orang yang mo nikah. > > truzz beliau nyuruh aku pake bwt mandi, (tapi aku nolak) katanya > biar aku ketularan! maksudnya biar cepet nikah juga... > > emang sih.. > > seusia aku emang udah pantes bwt nikah > > tapi apa bener air siraman itu bisa mempercepat datangnya jodoh?? > > truzz gimana hukumnya menurut agama Islam? > > > > tolong kasih tau ya... > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: RADITYOISME, LAGI !!!
Saut sudah dinobatkan menjadi jurubicara Depadagri. Ini beritanya: HARIAN ANALISA Edisi Jumat, 21 September 2007 Saut Situmorang Jadi Jubir Depdagri Jakarta, (Analisa) Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tertanggal 19 September 2007, Kepala Pusat Penerangan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) Saut Situmorang ditunjuk menjadi Juru Bicara Departemen yang dibawahi Mendagri Mardiyanto. Sebagai Juru Bicara Depdagri, Saut di Kantor Depdagri Jakarta, Kamis menjelaskan, SK Mendagri tentang penunjukan dirinya, bernomor 811. 212.2-410. Ia menjelaskan, dalam SK tersebut disebutkan bahwa tugas Jubir adalah, membantu Mendagri dalam penyampaian informasi atau pemberitaan kepada publik, wartawan, dan lembaga lainnya atas seluruh kebijakan pemerintah dalam hal ini Depdagri yang dianggap perlu. Dalam menjalankan tugasnya, Jubir wajib menerima, meminta, mempelajari bahan-bahan pemberitaan dari seluruh ditjen dan badan di lingkungan Depdagri dan atau dari pemda yang dinilai memiliki kelayakan berita. Dikeluarkannya, SK Mendagri tentang penunjukan Jubir Depdagri tersebut, adalah untuk menjaga ketertiban dan efektivitas di dalam penyampaian pemberitaan Depdagri kepada publik, wartawan, atau lembaga lainnya yang harus dilakukan melalui satu pintu. Atas pertimbangan itu, ditunjukkan salah seorang pejabat yang memiliki kompetensi untuk bidang tugas dimaksud dengan Keputusan Mendagri. (Antara) - Original Message - From: thegontors To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, September 24, 2007 9:22 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: RADITYOISME, LAGI !!! Duluu sekali ada Jusfiq, urang awak yg suka bikin gerah dgn komentar2nya. Walau pun kalo dikaji, komentar dia kerapkali benar. Sekarang ada Saut, dgn gaya Batak teriak2 terdengar dari Sabang sampai Merauke. Nah, karena Indonesia ini heterogen, cobalah Anda perlunak gaya Anda. Sebagian besar kritik Anda, menurut saya benar. Tapi kalo caranya kayak gitu, siapa yg mau dengar. Ayu Utami itu, saya kenal orangnya, sangat Njawani, jangan tertipu dgn isi novelnya. Cewe Jawa banget, wong di rumah dipanggil Yayuk. Orang Jawa pasti ngambek (utamanya Jawa Tengah), tapi lebih memilih diam. Mungkin itu sebabnya Ayu Utami diam seribu bahasa menghadapi kritik Anda. Anda bilang kita harus menghargai budaya bangsa sendiri, tidak dijajah hegemoni Barat. Dengan sendirinya, Anda harus menghargai budaya suku-suku lain di Indonesia. Di Medan mungkin biasa begitu. Saya bbrp kali ke Medan, sudah biasa kalo jengkel di jalan, orang Medan tidak cukup menyalakan klakson, tapi buka kaca lalu memaki-maki. Pernah juga saya mendengar dua orang teriak-teriak, kirain lagi berkelahi, ternyata tidak. Mereka sedang tawar-menawar harga. Semua etnis di Medan, gak peduli Cina, Melayu, India, Batak, mulutnya boros banget, sembarangan, tapi tidak pernah berujung pada perkelahian fisik. Mungkin karena udah puas nyemprot ya? Dan mungkin "keterbukaan" itu juga yg membuat penduduk Medan relatif rukun. Masalahnya, lingkup internet, bukan Medan saja. Ini BUKAN Medan, Bung. Jadi kalo Anda tidak mau ditendang dari berbagai milis, yaa jaga sikaplah. Sayang kan kritik2 Anda akhirnya malah tidak dipedulikan sama sekali. Wassalam, Tri K. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Maaf Bang Saut.. > > Sebaiknya "ribut-ribut" anda dengan pihak tertentu diselesaikan secara > pribadi saja.. > Tidak perlu lewat berbagai milis begini.. malu ah.. sudah bukan anak" lagi.. -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.30/1025 - Release Date: 9/23/2007 1:53 PM [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] BIN dan Lebaran
BIN kan ada di mana" bos.. katanya lho ya.. :D Wassalam, Irwan.K On 9/24/07, Kinantaka <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > BIN ngurusin hari lebaran? Apa kompetensinya? > > Kinantaka > > > Wapres, BIN dan Ormas Islam Bahas Idul Fitri > > http://www.okezone.com/index.php?option=com_content&task=view&id=49068&Itemid=67 > > JAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menentukan awal Ramadhan jatuh > pada 12 Oktober 2007. Namun, Nahdlatul Ulama (NU) dan pemerintah belum > menetapkan kapan Idul Fitri dilaksanakan. > > Karenanya, Senin (24/9/2007) pukul 10.30 WIB ini, akan dibahas mengenai > keseragaman pelaksanaan Idul Fitri di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan > Merdeka Selatan, Jakarta. > > Rapat ini direncanakan dihadiri Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) > Syamsir Siregar, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PBNU > Hasyim Muzadi, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. > > Pembahasan digelar di Ruang Rapat Istana Wakil Presiden. Turut serta dalam > pertemuan itu, beberapa organisasi Islam selain NU dan Muhammadiyah. > Wapres > berharap Idul Fitri dapat dilaksanakan bersamaan. (ahm) > [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] BIN dan Lebaran
BIN ngurusin hari lebaran? Apa kompetensinya? Kinantaka Wapres, BIN dan Ormas Islam Bahas Idul Fitri http://www.okezone.com/index.php?option=com_content&task=view&id=49068&Itemid=67 JAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menentukan awal Ramadhan jatuh pada 12 Oktober 2007. Namun, Nahdlatul Ulama (NU) dan pemerintah belum menetapkan kapan Idul Fitri dilaksanakan. Karenanya, Senin (24/9/2007) pukul 10.30 WIB ini, akan dibahas mengenai keseragaman pelaksanaan Idul Fitri di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Rapat ini direncanakan dihadiri Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) Syamsir Siregar, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pembahasan digelar di Ruang Rapat Istana Wakil Presiden. Turut serta dalam pertemuan itu, beberapa organisasi Islam selain NU dan Muhammadiyah. Wapres berharap Idul Fitri dapat dilaksanakan bersamaan. (ahm) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: RADITYOISME, LAGI !!!
Duluu sekali ada Jusfiq, urang awak yg suka bikin gerah dgn komentar2nya. Walau pun kalo dikaji, komentar dia kerapkali benar. Sekarang ada Saut, dgn gaya Batak teriak2 terdengar dari Sabang sampai Merauke. Nah, karena Indonesia ini heterogen, cobalah Anda perlunak gaya Anda. Sebagian besar kritik Anda, menurut saya benar. Tapi kalo caranya kayak gitu, siapa yg mau dengar. Ayu Utami itu, saya kenal orangnya, sangat Njawani, jangan tertipu dgn isi novelnya. Cewe Jawa banget, wong di rumah dipanggil Yayuk. Orang Jawa pasti ngambek (utamanya Jawa Tengah), tapi lebih memilih diam. Mungkin itu sebabnya Ayu Utami diam seribu bahasa menghadapi kritik Anda. Anda bilang kita harus menghargai budaya bangsa sendiri, tidak dijajah hegemoni Barat. Dengan sendirinya, Anda harus menghargai budaya suku-suku lain di Indonesia. Di Medan mungkin biasa begitu. Saya bbrp kali ke Medan, sudah biasa kalo jengkel di jalan, orang Medan tidak cukup menyalakan klakson, tapi buka kaca lalu memaki-maki. Pernah juga saya mendengar dua orang teriak-teriak, kirain lagi berkelahi, ternyata tidak. Mereka sedang tawar-menawar harga. Semua etnis di Medan, gak peduli Cina, Melayu, India, Batak, mulutnya boros banget, sembarangan, tapi tidak pernah berujung pada perkelahian fisik. Mungkin karena udah puas nyemprot ya? Dan mungkin "keterbukaan" itu juga yg membuat penduduk Medan relatif rukun. Masalahnya, lingkup internet, bukan Medan saja. Ini BUKAN Medan, Bung. Jadi kalo Anda tidak mau ditendang dari berbagai milis, yaa jaga sikaplah. Sayang kan kritik2 Anda akhirnya malah tidak dipedulikan sama sekali. Wassalam, Tri K. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Maaf Bang Saut.. > > Sebaiknya "ribut-ribut" anda dengan pihak tertentu diselesaikan secara > pribadi saja.. > Tidak perlu lewat berbagai milis begini.. malu ah.. sudah bukan anak" lagi..