[wanita-muslimah] Ramadhan Pertama di Lereng Senduro

2007-09-28 Thread caklis
Ramadhan Pertama di Lereng Senduro

hidayatullah.com, Sabtu, 29 September 2007

//Teh manis dan kopi panas menandai puasa pertama sekitar 227 muallaf
lereng gunung Senduro, Lumajang, Jawa Timur. Bagaimana Ramadhan mereka
ke depan?//

Hidayatullah.com--Sore itu, Ahad, 16 September, suasana alam lereng
gunung Senduro begitu cerah. Di lokasi yang terletak di ketinggian
lereng gunung, berjarak sekitar 8 km dari gunung Bromo nampak seperti
biasa. Di ufuk Barat, tak terlihat rona merah mega senja yang berarak
mengiringi mentari. Rona alam Senduro kala itu hanya diselimuti kabut
putih. Sejauh mata memandang hanya hamparan putih yang terlihat.Tak
ketinggalan, hawa dingin pun menyeruak menusuk kulit, seolah-olah tiga
lapis kain pun tak cukup untuk melindungi badan dari sengatanya.

Adzan Magrib segera berkumandang. Beberapa orang tua-muda juga anak-anak
nampak mengelilingi meja kecil dan sebuah tikar. Tepat di dekat meja dan
tikar itu menyala tungku api. Suasa nampak hangat.

"Bismillahirrahmaanirahiim", ujar Natoyo (40), warga Desa
Argosari, Senduro, Lumajang, segera menyeruput teh panas. 
"Alhamdulillah," ucapnya. Beberapa orang nampak mengikutinya.
Suasana jadi riuh dan ramai.

Jangan keliru, ini, adalah suasana Ramadhan pertama bagi warga lereng
gunung Senduro. Tepatnya, warga dari tiga desa, yaitu desa Wonocempoko,
desa Argosari, dan desa Burno. Di sinilah, pada tanggal 17 Mei 2007
lalu, sebanyak 227 warga mengucapkan dua kalimat syahadat.

Seperti halnya Natoyo, aktivitas selepas maghrib ini merupakan hal baru.
Sebelumnya Natoyo bersama 226 rekan lainnya beragama Hindu. Meski makan
malam merupakan budaya turun-temurun, namun memulai makam malam sambil
menunggu adzan maghrib, apalagi disertai puasa sehari penuh, baru ia
lalukan kali ini.

Natoyo tahu, konsekwensi syahadat yang ia ucapkan empat bulan lalu,
membuat ia harus melakukan beberapa kewajiban sebagaimana dilakukan kaum
Muslim lainnya. Selain berpuasa, ia –juga diikuti warga dari tiga
desa lainnya--  bahkan telah memperbaharui pernikahannya yang kini telah
dikaruniai tiga putra.

Selain itu, ia bersama warga lain, juga mengganti status mereka yang ada
dalam kartu tanda penduduk dan menggantinya dengan kata "Islam".
Tak sekedar itu, mayoritas warga dewasa, bahkan umurnya sudah
kakek-kakek, terpaksa melakukan khitan.

Suka dan Duka

Walau baru empat bulan mereka memeluk Islam, animo para muallaf Senduro
untuk berpuasa sangat tinggi.  Sebagaimana dituturkan Ust. Ali Farkhu,
salah satu dai Hidayatullah yang juga pembina muallaf Senduro sudah
tujuh puluh persen muallaf berpuasa.

Sikap antusias ini memang sudah nampak jauh hari. Sebelum bulan Ramadhan
tiba, selain diajarkan shalat juga mengenal sarat dan rukun Islam,
mereka juga diajarkan cara berpuasa. Sebelum ini, mereka tak penah
melakukan puasa. Apalagi sampai sebulan penuh.

"Tapi puasa itu asik walau lapar tidak terasa. Tahu-tahu sudah tiba
waktu berbuka," kata Natoyo.  Lain lagi bagi Giman (42), dia memilih
untuk tidak berpuasa, sebab kalau berpuasa maka dia tidak bisa
mencangkul.  "Gak kuat. Lha , siapa yang mau memberi makan
keluarganya kalau puasa?", tuturnya beralasan.

Tak sekedar berpuasa semata. Para muallaf baru ini, juga mengikuti
Shalat tarawih bersama yang dilaksanakan di Musolah Mubarak. Karena
Musolanya terlalu kecil, maka tak mampu menampung jumlah jamaah,
sehingga para jamaah harus Shalat di pelataran Musolah dengan beralaskan
terpal dan karpet.

Ba'da tarawih biasanya ada tausyiah yang disampaikan oleh para
pembina muallaf, materinya tentang dasar-dasar berislam antara lain
rukun iman dan Islam.

Sebelum Islam datang, setiap Magrib terdengar suara bacaan doa dari Pura
tempat peribadatan agama Hindu setempat. Namun sejak warga Senduro
memeluk Islam, kini suara azdhan dan lantunan ayat suci Al-Quran
terdengar membahana di lereng gunung nan indah itu. Apalagi di bulan
Ramadhan ini, banyak anak-anak Senduro tadarusan setiap malam.

Malam harinya, untuk membangunkan masyarakat guna makan sahur, biasanya
jam 2.00 ada pengumuman sahur  dari Musolah lewat alat pengeras suara.
Dulu, sebelum Islam, bukan hal lumrah jika harus bangun mempersiapkan
masakan. Namun, setelah mengenal Islam, ibu-ibu juga harus bangun,
memasak dan mempersiapkan makanan untuk sahur keluarganya.

Suasana baru Ramadhan di lereng Senduro tahun ini, ibarat cahaya di
tengah-tengah gelapnya malam lereng Gunung Bromo.  Senduro berada di
kawasan Taman nasional Bromo, Taman Nasional pegunungan dan lembah
seluas 50.273,3 Hektar.  Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas
permukaan laut.

Semangat para muallaf Senduro ini sungguh membanggakan. Namun tak hanya
sekedar ucapan membanggakan yang dibutuhkan mereka.  Perhatian dan
bantuan para aghiniya' dan perhatian kaum Muslim lainnya. Ibarat
benih yang sedang tumbuh subur, mereka harus disiram dan dijaga dari
hama. Jika tidak, mereka akan menjadi makanan empuk bagi kristensisasi
yang yang sedang gencar-gencarnya membeli akidah mereka dengan sebungkus
mie instan.

Hari ini inim m

[wanita-muslimah] Fitnah selingkuh bunda Aisyah-->Re: Wartawati

2007-09-28 Thread Mia
RALAT: 
mestinya "...karena sempat meragukannya..."

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Setelah wahyu itu dijelaskan, 
> ortunya Aisha (Abu Bakar dan isteri), nyuruh anaknya berterimakasih 
> kepada nabi yang telah meluruskan permasalahan.  Tetep saja Aisha 
> nggak bergeming, wong nggak merasa bersalah, dan merasa sebel kepada 
> suaminya karena nggak sempat meragukannya. 
> 
> salam
> Mia




[wanita-muslimah] Fitnah selingkuh bunda Aisyah-->Re: Wartawati

2007-09-28 Thread Mia
Masih ada yang kurang jelas dari pengertian mba Lina, dengan dialek 
betawinya:
1. Waktu perhiasannya tertinggal, Aisha kan nggak pergi sendirian di 
padang pasir? Dia pergi dengan orang yag dipercayai, dari kerabat 
sendiri.  Kok dialek betawinya mba Lina malah bilang "makanya jangan 
pergi sendirian"? Gimane sih bacanya?

Wong di padang pasir jaman nabi, jangankan pergi sendirian, pergi 
berame2 juga masih dirampok, kan itu tradisi yang diterima pada waktu 
itu. Perempuan sendiri dianggap hak-milik seperti harta benda dan 
ternak, emang jadi obyek rampokan.

Jadi jelas Aisha memenuhi keadilan bagi dirinya sendiri, yaitu pergi 
sebentar ditemanin oleh salah satu sahabat/kerabat. Ya orang Quraish, 
pastilah saling berkerabat, kesukuan kan emang gitu. Dengan kata lain 
memenuhi kriteria 'muhrim'.

2. Dari konteks cerita sirah nabi, yang diceritakan kembali oleh 
Karen Armstrong dalam bukunya Muhammad, kalimat An-Nur "bermanfaat 
bagi dirimu" maksudnya adalah jadi ketahuan kelompok mana yang emang 
munafik dan selalu cari2 kesalahan nabi. Lain kali nabi bisa 
berwaspada terhadap kelompok sempalan munafik ini. Itulah 
manfaaatnya, inna maal usri yusro.

Lebih jauh lagi, KA menceritakan insiden ini dengan sedikit santai - 
sehingga terkesan itu adalah emang urusan domestik, dimana ini 
dijadikan fitnah oleh kelompok munafik.  Ortunya Aisha mendesak 
anaknya minta ampun dan maaf kepada Nabi. Aisha menolak, karena nggak 
merasa nggak bersalah.  Ortunya Aisha sampe mukul anaknya, tetep saja 
dia nggak bergeming. Maunya Aisha, agar nabi percayain dia dan keluar 
rumah dan tabayyun kepada orang kampung,bahwa hal itu nggak benar.  
Tapi nabi masih bingung.  Setelah Aisha dipukul ortunya dan mogok 
makan mogok bicara, mogok ngapa-ngapain di dalam rumah, nabi 
terus 'trance', biasalah keadaan seperti meriang nggak sadar waktu 
menerima wahyu, yaitu An-Nur ini.  Setelah wahyu itu dijelaskan, 
ortunya Aisha (Abu Bakar dan isteri), nyuruh anaknya berterimakasih 
kepada nabi yang telah meluruskan permasalahan.  Tetep saja Aisha 
nggak bergeming, wong nggak merasa bersalah, dan merasa sebel kepada 
suaminya karena nggak sempat meragukannya. Aku berterimakasih kepada 
Tuhan yang telah menurunkan wahyu, bukan kepada nabi...demikian kata 
Aisha sambil bersungut-sungut.  Nabi ketawa ngakak, trus keluar 
tabayyun kepada orang sekampung.  Gitu critanya.

salam
Mia

LIna: "Bahkan kalau boleh saya menerjemahkan bebas kedalam bahasa 
Betawi, ayat tsb bisa menjadi demikian,"Eh Rosul, berita boong itu 
sebetulnya bagus buat ente supaya engeh banyak tukang boong didunia 
ini. Jadi, ente ngewanti-wantiin ke istri (meski ente percaya 100% 
sama do'i) kalo pergi jangan sendirian karena banyaknya tkg kibul. 
Apalagi kamu kan istri seorang Rosul. Rosul itu banyak musuhnye dan 
menjadi figur publik". Gitu terjemahan saya yang kelewat bebas."


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> aSS. wR. wB.,
> 
> Terimakasih mas Ary untuk surat An-Nuur(24)nya yang sebagai rujukan 
> kisah fitnab bunda Aisyah ra. tsb.
> 
> Namun nampaknya dalam ayat itu Allah tidak sedang menyalahkan orang 
> yang punya pikiran jelek (berbohong). Sepengertian saya ayat itu 
> Allah sedang memberi nasehat/peringatan kepada Rasulullah dan kita 
> semua bahwa kejelekan/kebohongan seseorang itu ada juga 
> hikmah/manfaatnya buat Rasulullah dan kita semua. Manfaatnya 
> kemungkinan tidak hanya satu. 
> 
> Begitu juga dengan kisah fitnah selingkuh bunda Aisyah ra ini. Kita 
> dapat mengambil manfaatnya. Buat saya manfaatnya adalah (salah satu 
> manfaat dari banyak manfaat) disini diperlukannya seorang 
> teman/muhrim (entah suami or entah orang lain yang dipercaya) 
> sehingga bisa mencegah fitnah.
> 
> Kalau dipikir kurang percaya apa Rasulullah denga Aisyah ra? Tapi, 
> ketika fitnah itu menyebar, Rasulullah tentunya menjadi gundah juga 
> kalau sang Istri di fitnah seperti itu. Kalo gak gundah, berarti 
> Rasulullah cuex dong ya?...:-)
> 
> Bahkan kalau boleh saya menerjemahkan bebas kedalam bahasa Betawi, 
> ayat tsb bisa menjadi demikian,"Eh Rosul, berita boong itu 
> sebetulnya bagus buat ente supaya engeh banyak tukang boong didunia 
> ini. Jadi, ente ngewanti-wantiin ke istri (meski ente percaya 100% 
> sama do'i) kalo pergi jangan sendirian karena banyaknya tkg kibul. 
> Apalagi kamu kan istri seorang Rosul. Rosul itu banyak musuhnye dan 
> menjadi figur publik". Gitu terjemahan saya yang kelewat bebas.
> 
> wassalam,
> Lina
> 
> 
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asetijadi2004" 
>  wrote:
> >
> > Salam mbak Lina ra.,
> > 
> > Peristiwa itu membawa fitnah bagi ibunda Aisyah, mempengaruhi 
> > Rasulullah juga hingga melatarbelakangi turunnya surat QS al-Nuµr 
> > (24):  "Sesungguhnya, orang-orang yang membawa berita bohong itu 
> > adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita 
> > bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu." 
> > 
> > Selain itu,
> > saya juga lupa untuk

[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia

2007-09-28 Thread Mia
Uraian mba Ai ini, saya yakin nggak bisa lagi didebat.  Argumen mba 
Ai ini telah mencapai apa yang disebut 'reduced to silence', yaitu 
argumen yang telah memenuhi akal-pikiran dan perasaan, setidaknya 
pada saat ini.

Namun untuk sebagian orang, walaupun 'reduced to silence', tetep saja 
nggak terima argumen ini karena:
- ego, hawa nafsu ego kudu dicairkan bukannya diturutin.
- ada gap konsep yang luar biasa antara pengertian harafiah "mahram" 
dengan konteks kekinian.  Ini memerlukan diskusi yang pelan-pelan, 
take it slow dan nggak 'blas'..

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mba Ning,
> Dari berbagai komentar teman-teman tentang topik pemerkosaan ini 
kan tertangkap beberapa pendapat, salah satunya bahwa "wanita jika 
mau keluar rumah harus disertai muhrimnya" - artinya wanita harus 
disertai orang lain dalam melakukan aktivitas di luar rumah, dan jika 
tidak ada yang menjaga, maka jika terjadi pemerkosaan, maka wanita 
itu dianggap yang bersalah dengan alasan "salah sendiri, kenapa pergi 
sendiri"!
> 
> Dari pendapat itu pula, ada kewajiban dari anggota keluarga wanita 
itu untuk selalu melindungi wanita jika wanita itu keluar rumah, 
artinya selalu ada orang yang mendampingi wanita yang mau keluar 
rumah.
> 
> Sekarang lihat kenyataan yang ada, apakah seorang wanita selalu 
bersama keluarganya? Lalu jika dia selalu satu rumah dengan anggota 
keluarga lainnya, apakah anggota keluarga lainnya selalu punya waktu 
untuk mengantar semua wanita di keluarganya jika mereka mau keluar 
rumah?
> 
> Kenyataannya tidak selalu begitu kan? Kehidupan semakin sulit, pada 
umumnya para laki-laki mencari nafkah, lalu apakah kantor mengijinkan 
jika pegawai laki-lakinya sering bolos dengan alasan, hari ini 
mengantar istrinya, besoknya mengantar kakak perempuannya, ibunya, 
anak perempuannya, dll? Jika misalnya wanita yang harus dilindunginya 
itu kerja harian, misalnya dia seorang dokter, apakah suaminya harus 
tiap hari mengantar untuk melindungi istrinya padahal dia misalnya 
bekerja berlawanan arah dengan tempat kerja istrinya. Lalu jika 
misalnya istrinya yang dokter ini harus pergi ke kota lain atau 
negara lain untuk memperdalam ilmunya (dalam rangka menolong manusia 
lainnya yang sakit), apakah suaminya ini harus cuti atau keluar dari 
pekerjaannya untuk mengantar dan menjaga istrinya ini?
> 
> Saya pikir solusinya bukan di aturan bahwa laki-laki harus selalu 
mengantar atau menjaga anggota wanitanya yang mau keluar rumah, tapi 
semua laki-laki - harus menghargai dan melindungi wanita - SIAPAPUN 
WANITA ITU, TIDAK TERBATAS ANGGOTA KELUARANYA SAJA. Jadi tidak ada 
lagi ceritanya bahwa kewajiban laki-laki mengantar dan melindungi 
wanita di keluarganya, dimanapun dia berada - sebagai laki-laki dia 
harus menjaga wanita anggota keluarganya dan wanita yang di luar 
keluarganya. Dia tidak boleh memperkosa wanita anggota keluarganya 
dan wanita di luar keluarganya. Jika melakukan, ada hukuman berat 
karena dosa menganggap wanita sebagai makhluk yang hanya jadi obyek 
seksualnya saja. Dengan cara itu, dimanapun aktivitas wanita - di 
dalam dan di luar rumahnya, dia tetap aman. Wanita akan lebih banyak 
manfaatnya, misal selain di rumah dia bisa bermanfaat untuk anggota 
keluarga lainnya, juga bermanfaat untuk orang yang lebih banyak lagi 
dalam menjalani pekerjaannya sebagai dokter, guru, perawat, ahli 
gizi, ahli komputer, ahli agama, ahli keuangan, ahli pesawat, ahli 
gempa, psikolog, wartawati, pilot, dll. Bukannya manusia yang baik 
versi agama itu yang banyak manfaatnya untuk manusia lainnya?
> 
> salam
> Aisha




[wanita-muslimah] Menelusuri Awal Masuknya Islam di Sulsel

2007-09-28 Thread Sunny
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=48899&jenis=Opini

  Jumat, 14-09-2007  
  Opini Tribun
 

  Menelusuri Awal Masuknya Islam di Sulsel 
  Oleh: Amir Djumbia, Staf Publikasi Balai Pelestarian Peninggalan 
Purbakala Makassar 


  Berbagai peninggalan sejarah dan purbakala di Sulawesi Selatan (Sulsel) 
sampai sekarang ini masih banyak yang belum terungkap, termasuk keberadaan 
masjid di Mangallekana Kabupaten Gowa dan pelaksanaan Islam sebelum abad 16.

  Kronologis keberadaan Islam sebagai bukti sejarah, Islam di Sulsel masih 
membutuhkan pengkajian yang mendalam supaya sejarahnya lebih objektif. 
Kehadiran budaya Islam pertama kali di Kerajaan Gowa jauh sebelum diterimanya 
agama Islam sebagai agama resmi kerajaan. Agama Islam dibawah oleh para 
pedagang Muslim dari Arab, Parsia, India, Cina, dan Melayu ke Ibu Kota Kerajaan 
Gowa, Somba Opu. 

  Di Mangallekana 

  Pada abad ke-15, yaitu pada masa pemerintahan Raja Gowa ke- 12 bernama I 
Monggorai Dg Mammeta Karaeng Bonto Langkasa Tunijallo (1565-1590) dialah yang 
memberikan fasilitas bagi para pedagang-pedagang Muslim untuk bermukim di 
sekitar istana kerajaan. Para pedagang juga diberi kemudahan untuk mendirikan 
masjid di Kampung Mangallekana. Ini merupakan masjid tertua yang pernah berdiri 
di Sulsel. 

  Menurut perkiraan, penduduk Makassar pada abad ke-16 sudah memeluk Islam. 
Mereka sudah ada di masyarakat dan berbaur dengan masyarakat Gowa atau 
berinteraksi sosial antar individu dan berintreraksi jual-beli atau hubungan 
dagang. Itu berlansung lama. 
  Suasana seperti itu berlangsung lama di dalam wilayah Kerajaan Gowa dan 
di luar pusat Kerajaan Gowa utamanya dalam hubungan dengan kerajaan-kerajaan di 
Ternate, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang jauh lebih dahulu memeluk Islam. 

  Raja Gowa 
  Menurut lontara, pada tahun 1605 Masehi, Islam diterima secara resmi di 
Kerajaan Tallo dan Gowa disusul dengan masuknya Islam Raja Tallo I Sultan 
Abdullah Awwalul Islam dengan Raja Gowa XIV, I Mangarangi Dg Manrabbia Sultan 
Alauddin pada tanggal 22 September 1605 Masehi. 

  Kedua raja ini masuk Islam pada malam Jumat. Raja Tallo keesokkan hari 
langsung salat Jumat di Masjid Tallo bersama rakyatnya yang Islam. Menurut 
catatan Harian Lontarak yang mengizinkan Raja Tallo dan Raja Gowa masuk islam 
adalah khatib Abdul Makmur Dato Ri Bandang asal Kota Minangkabau. Dua tahun 
kemudian, yakni tahun 1607, seluruh rakyat Tallo dan Gowa telah berhasil 
diislamkan. Dengan penekanan dakwa mengembangkan syariat Islam di kalangan 
rakyat, Dato Ri Bandang berhasil menyebarkan Islan di kalangan karajaan. 

  Berbeda dengan sahabatnya, khatib yang bungsu bernama Abdul Jawad yang 
menyebarkan Islam di wilayah bahagian selatan Sulsel utamanya di Bulukumba yang 
menekankan pelajaran Tasawwuf kepada rakyat sesuai dengan keinginan masyarakat 
yang lebih menyukai hal-hal yang bersifat kabatinan. Khatib Abdul Jawad inilah 
yang menjadi mubalig sampai akhir hayatnya di Tiro Kabupaten Bulukumba, 
sehingga digelar sebagai Datok Ri Tiro. 

  Kerajaan Luwu 
  Khatib Sulaiman yang menyebarkan Islam di Tanah Luwu berhasil 
mengislamkan Datu Luwu La Patiware Dg Parrebung, kemudian diberi gelar Sultan 
Muhammad. Khatib Sulaeman menyebarkan agama lebih menenkankan pada pengetahuan 
tauhid, yang diajarkan kepada masyarakat yang berkaitan pada kepercayaan Dewa 
Seuwae. 
  Sebagai ganti Dewa Seuwae masyarakat diajarkan untuk mempercayai adanya 
Allah SWT. Khatib Suleman meninggal di Luwu Utara dan dimakamkan di Desa 
Patimang sehingga juga disebut Dato Patimang. 

  Suasana masyarakat Sulsel pada sekitar akhir abad ke-16 dan awal abad 
ke-17 sibuk mempelajari agama baru, Islam. Kala itu Islam disebarkan dan 
diajarkan oleh ketiga ulama dari Minangkabau, Dato Ri Bandang, Datok Ri Tiro, 
dan Dato Patimang. Ketiga penyiar Islam ini berkerja sama dengan bangsawan dan 
kerabat kerajaan di istana raja. Para bangsawan dan kerabat kerajaan berusaha 
secara berangsur-angsur mengetahui dan memahami ajaran-ajaran Islam melalui 
pengajian, pengkajian Al Quran, salat berjamaah, dan diskusi-diskusi. 

  Melalui Pedagang 

  Kalau kita melihat dari sumber sejarah, bahwa penyebaran Islam di 
Indonesia khususnya di Sulsel dilakukan oleh parah saudagar Muslim yang 
mengadakan kontak dagang antarpulau baik dengan pedagang dalam negeri maupun 
dengan dagang antarnegara. Dapatlah dipahami bahwa yang mula-mula membawa agama 
Islam ke Sulsel adalah pelaut-pelaut dari Arab, kemudian saudagar-saudagar 
India, dan Iran. Selanjutnya Islam disiarkan oleh pedagang-pedagang dari Melayu 
dan dari Jawa. Berdasarkan kajian sejarah Islam sudah berpengaruh di Jawa 
sekitar tahun 1500-1550 M yaitu pada masa pemerintahan Kerajaan Demak. 

  Pengaruh Islam semakin kuat setelah Malaka direbut oleh Portugis pada 
tahun 1511 M. Setelah jatuhnya Malaka ketangan Portugis, semakin banyak 
kerajaan Islam di Pulau Jawa dan sekita

Re: [wanita-muslimah] Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia

2007-09-28 Thread Aisha
Mba Ning,
Dari berbagai komentar teman-teman tentang topik pemerkosaan ini kan tertangkap 
beberapa pendapat, salah satunya bahwa "wanita jika mau keluar rumah harus 
disertai muhrimnya" - artinya wanita harus disertai orang lain dalam melakukan 
aktivitas di luar rumah, dan jika tidak ada yang menjaga, maka jika terjadi 
pemerkosaan, maka wanita itu dianggap yang bersalah dengan alasan "salah 
sendiri, kenapa pergi sendiri"!

Dari pendapat itu pula, ada kewajiban dari anggota keluarga wanita itu untuk 
selalu melindungi wanita jika wanita itu keluar rumah, artinya selalu ada orang 
yang mendampingi wanita yang mau keluar rumah.

Sekarang lihat kenyataan yang ada, apakah seorang wanita selalu bersama 
keluarganya? Lalu jika dia selalu satu rumah dengan anggota keluarga lainnya, 
apakah anggota keluarga lainnya selalu punya waktu untuk mengantar semua wanita 
di keluarganya jika mereka mau keluar rumah?

Kenyataannya tidak selalu begitu kan? Kehidupan semakin sulit, pada umumnya 
para laki-laki mencari nafkah, lalu apakah kantor mengijinkan jika pegawai 
laki-lakinya sering bolos dengan alasan, hari ini mengantar istrinya, besoknya 
mengantar kakak perempuannya, ibunya, anak perempuannya, dll? Jika misalnya 
wanita yang harus dilindunginya itu kerja harian, misalnya dia seorang dokter, 
apakah suaminya harus tiap hari mengantar untuk melindungi istrinya padahal dia 
misalnya bekerja berlawanan arah dengan tempat kerja istrinya. Lalu jika 
misalnya istrinya yang dokter ini harus pergi ke kota lain atau negara lain 
untuk memperdalam ilmunya (dalam rangka menolong manusia lainnya yang sakit), 
apakah suaminya ini harus cuti atau keluar dari pekerjaannya untuk mengantar 
dan menjaga istrinya ini?

Saya pikir solusinya bukan di aturan bahwa laki-laki harus selalu mengantar 
atau menjaga anggota wanitanya yang mau keluar rumah, tapi semua laki-laki - 
harus menghargai dan melindungi wanita - SIAPAPUN WANITA ITU, TIDAK TERBATAS 
ANGGOTA KELUARANYA SAJA. Jadi tidak ada lagi ceritanya bahwa kewajiban 
laki-laki mengantar dan melindungi wanita di keluarganya, dimanapun dia berada 
- sebagai laki-laki dia harus menjaga wanita anggota keluarganya dan wanita 
yang di luar keluarganya. Dia tidak boleh memperkosa wanita anggota keluarganya 
dan wanita di luar keluarganya. Jika melakukan, ada hukuman berat karena dosa 
menganggap wanita sebagai makhluk yang hanya jadi obyek seksualnya saja. Dengan 
cara itu, dimanapun aktivitas wanita - di dalam dan di luar rumahnya, dia tetap 
aman. Wanita akan lebih banyak manfaatnya, misal selain di rumah dia bisa 
bermanfaat untuk anggota keluarga lainnya, juga bermanfaat untuk orang yang 
lebih banyak lagi dalam menjalani pekerjaannya sebagai dokter, guru, perawat, 
ahli gizi, ahli komputer, ahli agama, ahli keuangan, ahli pesawat, ahli gempa, 
psikolog, wartawati, pilot, dll. Bukannya manusia yang baik versi agama itu 
yang banyak manfaatnya untuk manusia lainnya?

salam
Aisha

>From : Tri Budi L
Maksudnya pola pikir kayak gimana sih ? Saya kok tidak melihat pola pikir yang 
salah dari emailnya mas IrwanK. Beliau kan mengatakan, bahwa wanita kan lebih 
aman bila ditemani muhrim-nya, apa yang salah ? 

Dalam hal ini, saya malah setuju dengan comment mas Dana Pamilih (jarang-jarang 
saya sependapat dg beliau), bahwa para lelaki dewasa itubertanggung jawab atas 
perempuan dan anak-anak. Jadi ya mbok ya para wanita (isteri/anak) itu 
dilindungi, dijaga. Bapak-bapak seharusnya yang lebih dulu keluar cari nafkah, 
dan bukan ibu-ibu...

Wassalaam,
-Ning
--
From: Mia

Kalo Janoko sih pantes saja berpola pikir kayak gitu, tapi ini Irwank?? 
astaghfirullah... Jalan masih panjang dan berliku temans..

salam
Mia
> ---irwank  wrote:
Simpati yang mendalam bagi korban.. :-|
Barangkali kejadian ini bisa sedikit membukakan mata kita kenapa agama 
'melarang' seorang wanita melakukan aktifitasnya sendirian.. tanpa ditemani 
muhrimnya.. Ok, mereka melakukan pekerjaan (yang halal) dsb..

Ajaran agama (yang membahas ini) gak jelek seperti yang dihembus"kan sebagian 
kalangan (kaum feminist dan pendukungnya).. kalaupun ada yang salah, barangkali 
implementasinya.. tapi semangatnya tetap benar dan bukan untuk ditentang..

Mudah"an ini menjadi pelajaran dan teguran bagi kita semua.. bahwasanya jangan 
sampai terlalu percaya dengan orang lain.. Waspada (sebisa mungkin hindari 
peluang terjadinya bahaya) dan tawakal (berserah diri kepadaNya) lebih utama 
dari PD..

Segitu wartawan bisa kena juga.. gimana TKW dengan pendidikan yang ala kadarnya 
ya? Bikin ngenes aja.. :-|

CMIIW..
Wassalam,



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Berhenti Menipu Diri

2007-09-28 Thread Sunny
http://www.kaltengpos.com/berita/index.asp?Berita=Fokus&id=35761

Sabtu, 29 September 2007

Berhenti Menipu Diri

 

ORANG-orang yang berpuasa pada hakikatnya sedang memperjuangkan keselamatan 
kehidupan seluruh umat manusia. Orang berpuasa sesungguhnya diam-diam sedang 
melakukan proses penyembuhan atas sakitnya seluruh kehidupan di alam semesta 
ini. 
Betapa dahsyatnya kehidupan masyarakat kita kalau banyak orang membina dirinya, 
agar memiliki kualitas hidup. Ini jika memang manusia bersikap serius terhadap 
fenomena puasa dan tidak sekadar memperlakukan sebagai ritual tahunan yang 
disakralkan sebagai jimat yang dikantongi. 

Betapa afdhalnya jika para pemimpin apa pun yang ada di daerah ini mengolah 
prilakunya untuk berhenti menipu diri. Berprilaku ketatanan kualitas wajib, 
sehingga rakyat merasa terayomi, bukan malah ditindas oleh ketidakadilan, 
kemiskinan dan keterpinggirkan. 

Rakyat berpikir memang seorang pemimpin rela menderita, bahkan miskin sekalipun 
demi mensejahterakan orang banyak, bukan memperkaya diri sendiri bersama 
kroni-kroninya. 

Coba amati disekeliling mu dimana para bupati dan wakilnya, pimpinan 
legislatif, kepala dinas, pimpinan parpol, bahkan para bakal calon atau yang 
merasa dirinya mencalonkan kepala daerah melakukan safari Ramadhan untuk 
berbuka puasa bersama. Mereka menyapa sekaligus menyalurkan bantuan baik berupa 
materi maupun sumbangan ke masjid-masjid yang sebelumnya belum tersentuh oleh 
tangan-tangan mereka. 

Mereka berlomba-lomba untuk beramal, kendati ada segelintir pemimpin atau calon 
bupati memposisikan puasa untuk kepentingan pilkada. Siapa pun berhak menolong 
dan membantu pihak mana pun asal apa yang diberikan untuk kepentingan orang 
banyak. 

Bantuan tidak saja terbatas pada golongan mana pun. Bahkan kepada bukan orang 
yang seimam pun wajib memberikan pertolongan pada kontek-konteks tertentu. 
Kalau ada orang jatuh dari motor perlu bantuan, jangan tanya kamu pendukung 
siapa, langsung saja bawa orangnya ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan. 

Kalau ada orang kesusahan, langsung saja dihibur, jangan tanya saat pencoblosan 
milih siapa? Lakukan dengan ikhlas agar engkau mendapatkan pahala untuk bersama 
meningkatkan kekepentingan yang lebih tinggi, yaitu tauhid ilahiyah. 

Mampukah para pemimpin dan tokoh di daerah ini yang semestinya bersifat 
mengatasi kepentingan-kepentingan subyektif demi kepentingan yang lebih tinggi. 
Yaitu kepentingan orang banyak, kepentingan kerakyatan dan kemanusiaan. 
Setidak-tidaknya selama Ramadhan bersedia merevolusi hidup ini, jiwa, akal, 
mental dan perasaan diri untuk sekadar nikmatnya kesadaran tinggi itu? Apalagi 
sebagai pelayan umat, jika memang sudah berjanji memberikan ceramah jangan 
biasakan membatalkan acara orang lain dengan alasan ada memberi ceramah di 
tempat kumpulan orang-orang elit, itu sama saja mendzalimi umat. 
astagfirullahalazim.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kenapa Memilih Sekularisme?

2007-09-28 Thread Sunny
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/28/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Kenapa Memilih Sekularisme?
Oleh Hamzah Sahal 




Pada akhir Juli, dua kawan yang saling berjauhan mengirimkan pesan singkat 
(SMS). Satu di Surakarta, satu di Kairo, Mesir. Keduanya tidak saling kenal. 
Tapi, SMS dari dua orang itu isinya sama, tak ada satu huruf pun yang berbeda. 
Pesan singkat itu mengabarkan Pemda Manokwari menetapkan kota tersebut sebagai 
"Kota Injil". SMS itu berbunyi ajakan kepada umat Islam untuk melakukan tahajud 
(salat sunnah malam) dan berdoa untuk saudara-saudara muslim di Manokwari. 

Tidak tahu betul apa motif dan tujuan kedua kawan itu. Penulis memilih untuk 
tidak bertanya. Membaca pesan pendek itu, sejenak terdiam. Tentu, pertanyaan 
pertama yang muncul di benak adalah, betulkah Pemda Manokwari menerapkan 
"Syariat Nasrani" yang dikabarkan dua teman tadi? 

Tetapi, terus terang saja, selanjutnya penulis tidak bisa bersikap kritis 
merespons berita itu. Pertanyaan yang seketika muncul tadi tidak diikuti dengan 
mencari kebenaran atau kebohongan berita itu. Yang langsung muncul justru 
bersikap reaktif, seakan-akan membenarkan berita itu. "Yang sebetulnya terjadi 
di Manokwari adalah reaksi atas penerapan perda-perda Syariat Islam yang marak 
di berbagai daerah," demikian yang terlintas di kepala waktu itu. Kemudian, 
membayangkan apa yang akan terjadi pada kaum minoritas di sana? 

Lalu angan-angan meloncat ke Bali. Seandainya Pemda Bali menerapkan segala 
aturan dan adat istiadat Hindu, apa yang akan terjadi pada kaum minoritas yang 
tinggal di sana? Di daerah yang bupati dan legislatifnya mayoritas orang NU, 
apa yang akan terjadi jika mereka membuat perda yang berisi salat subuh harus 
qunut, setalah salat diwajibkan wiridan berjamaah, salat tarawih harus dua 
puluh rakaat, masjid harus ada beduknya, harus ada ritual tujuh bulanan untuk 
orang hamil, puputan untuk bayi yang baru dilahirkan, harus ada upacara tujuh 
hari, empat puluh hari untuk upacara kematian, dan lain-lain? 

Sebaliknya, di kabupaten yang bupati dan legislatifnya berbasis Islam puritan 
dan keras, akan memberlakukan perda bertajuk 'Umat Islam bersih dari TBC'. 
Segala ajaran yang dianggap tahayul, bid'ah, dan churafat harus dibuang 
jauh-jauh. Beduk harus dibakar, tahlil, puputan, qunut, dan salat tarawih dua 
puluh rakaat harus ditinggalkan. Di sekolah-sekolah, ruang perempuan harus 
disendirikan, dipisahkan dengan murid laki-laki, perempuan tidak boleh keluar 
sendirian, tidak boleh tampil di muka umum. 

Terpikir kemudian, di mana tempat kaum adat yang di banyak wilayah di Indonesia 
menjadi minoritas? Harus mengikuti kaum mayoritas atau harus hijrah ke mana? 
Pandangan-pandangan, sikap-sikap, perilaku-perilaku despotis mayoritas terhadap 
minoritas terus memenuhi pikiran. Berita SMS dan rentetan angan-angan, adalah 
bentuk politik identitas yang mengental pascarezim reformis berkuasa. 
Menguatnya politik identitas itu disebabkan, pertama, karena kekangan rezim 
Orde Baru atas kekuatan-ke- kuatan politik yang tidak sejalan dengan 
kebijakannya. Kedua, watak atau karakter alamiah yang tidak akan hilang dari 
dalam diri setiap individu atau kelompok. Yang ketiga tentu saja, kepentingan 
kelompok atau aliran tertentu. 

Para penganut politik identitas itu memandang arena berpolitik, bernegara, dan 
berbangsa layaknya sistem musyarakah (salah satu model perjanjian dagang dalam 
fikih/hukum Islam). Sistem itu menganut pembagian untung berdasarkan besarnya 
modal yang ditanam. Jika pemodal menanam delapan puluh persen, maka dia akan 
menutut untung delapan puluh persen pula. 

Dalam sistem perdagangan yang kalkulasinya memang matematis, cara-cara seperti 
itu sah, dan itulah yang adil. Tetapi, apa jadinya kalau sistem politik, 
negara, dan bangsa, dihitung sebagaimana jual beli musyarakah? Tiap kelompok 
mayoritas akan menuntut keterwakilan sesuai dengan pasokan suara, sistem 
regulasinya pun diatur sesuai dengan selera mayoritas. 

Jika yang terjadi demikian, posisi negera, alih-alih akan mengembangkan 
kemaslahatan, keadilan, kesejateraan, ketenangan kepada rakyatnya, tapi justru 
bendera otoritarianismelah yang berkibar, despotismelah yang berjalan. Sudah 
barang tentu, jika kondisi itu terus dibiarkan, akan mengancam fakta 
keberagaman dalam negeri ini. 

Pertanyaannya kemudian, bagaimana menghindar dari bentuk otoritarianisme 
(agama/kelompok)? Adakah sistem yang pas untuk mendamaikan dua kekuatan, 
mayoritas vs minoritas, yang tidak berimbang itu? 


Memilih Sekularisme 

Sekularisme menjadi semacam melting pot atau "tungku pelebur" otoritarianisme 
agama negeri ini. Sekularisme terbukti telah mampu mewadahi 
kepentingan-kepentingan kelompok tanpa ada yang merasa teranaktirikan. 

Meskipun tak lempang-lempang amat, Amerika Serikat adalah contoh negera sekular 
yang baik. Di sana, kelompok-kelompok minoritas seperti Islam, Arab, kulit 
hitam, diuntungkan dengan sistem sekular. Sekularisme menyediakan ruang yang 
jemb

[wanita-muslimah] Mau ke Mana Pendidikan Kita?

2007-09-28 Thread Sunny
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/28/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Mau ke Mana Pendidikan Kita?
Oleh Paulus Mujiran 



Setiap tahun polemik ujian nasional (UN) menyita banyak energi dan perhatian. 
Persoalan kesejahteraan guru, perbaikan gedung sekolah, pembiayaan pendidikan 
selalu menyita perhatian banyak pihak ketimbang substansi permasalahan 
pendidikan sendiri. Pertanyaan yang harus dijawab secara mendasar, mau dibawa 
ke mana pendidikan kita dewasa ini? 

Tidak kalah memiriskan, meski di mana-mana ada kebijakan dana bantuan 
operasional sekolah (BOS), namun pungutan uang sekolah yang makin lama makin 
mahal menjadi keluhan tidak berujung. Jika dulu sekolah beralasan pungutan 
dilakukan untuk menutup biaya operasional sekolah, kini ketika sudah ada dana 
BOS pungutan tetap saja dilakukan dengan dalih buku paket atau ekstrakurikuler. 
Sekolah dan guru memang tidak kalah kreatifnya dalam menarik pungutan-pungutan 
dari siswa dan orangtua. 

Banyak pihak berpendapat jika anggaran pendidikan disediakan 20 persen dari 
APBN pendidikan akan membaik dengan sendirinya. Namun yang menjadi masalah 
mental korup masih dijumpai di mana-mana termasuk lembaga pendidikan. Bahkan 
kadang korupsi dalam pendidikan dikemas amat rapi sehingga tidak terbaca pihak 
lain. Masalahnya pendidikan masih menjadi ajang yang memungkinkan berbagai 
pihak mencari keuntungan. 

Terhadap UN misalnya, pemerintah selalu mengatakan penyelenggaraan model itu 
sudah mengadopsi negara-negara maju. Yang dilupakan, di negara-negara tetangga 
kita pendidikan menyebar cukup merata sehingga standardisasi yang bersifat 
nasional mudah diterapkan. Bandingkan dengan Indonesia, sarana-prasarana, guru, 
laboratorium, pelaksanaan kurikulum, SDM guru masih timpang. Meski anak Jakarta 
belajar di ruang-ruang berpendingin, banyak anak daerah bersekolah di sekolah 
tanpa dinding, tanpa atap, dan akses informasi amat terbatas. Pendidikan kita 
yang belum merata tidak layak dibandingkan dengan negara-negara tetangga. 


Kebingungan 

Jika di masa lalu visi besar pendidikan telah berakar pada era Ki Hadjar 
Dewantara dengan Taman Siswanya, mengapa justru di era modernisasi dengan 
kecanggihan teknologi sepertinya kita kehilangan orientasi pendidikan? 
Tokoh-tokoh pendidikan pejuang kita mampu merumuskan visi kemerdekaan dan 
mengusir penjajah, mengapa di era kemerdekaan ini kita justru kehilangan 
orientasi? Kita bingung dan linglung. Masalah pendidikan diselesaikan tambal 
sulam. Kita kehilangan pegangan untuk melangkah. Akibatnya, pendidikan dikelola 
berdasarkan insting saja. 

Pada awal abad silam, Ki Hadjar menyatakan anak-anak Indonesia harus dididik 
dalam suatu sistem pendidikan yang berakar pada kebudayaan sendiri, bukan 
pendidikan yang berakar pada kebudayaan Belanda. Maka pandangan yang 
membandingkan pendidikan kita dengan pendidikan negara tetangga, relevan 
dipertanyakan visinya terhadap kebangsaan dan kerakyatan. Pendidikan Indonesia 
mesti dikelola dengan cita rasa Indonesia, kekayaan bangsa, dan budaya 
Indonesia. 

Itulah sebabnya kita amat bingung dengan pendidikan sendiri. Kebingungan 
berawal karena kita tidak menempatkan reformasi pendidikan dalam kaki sendiri. 
Kebudayaan sendiri yang adiluhung cenderung diabaikan dan kita menyerah kalah 
pada globalisasi. Akibatnya tuntutan global kita adopsi habis-habisan, nilai 
lokal seperti kesantunan, gotong-royong cenderung di-abaikan. 

Penghambaan pada globalisasi juga menyebabkan cita rasa dan kecintaan pada 
budaya sendiri memudar. Sayangnya, anak didik kini merasa tidak perlu dan 
berkepentingan dalam melestarikan budaya bangsa. 

Persoalan mendasar ada pada kurikulum tambal sulam. Kebijakan tambal sulam 
lekat dengan analogi ganti menteri ganti kebijakan. Akibatnya pendidikan 
nasional tidak pernah mempunyai visi politik yang jelas. Tidak ada grand design 
yang mampu menjelaskan pendidikan kita di masa depan dan langkah yang perlu 
dipersiapkan untuk menghadapinya. 

Kesalahan fatal mengapa dalam UU Sisdiknas ditulis besaran persentase 20 
persen. Lantas siapa pun yang duduk sebagai presiden tidak pernah bisa memenuhi 
anggaran 20 persen. Dengan kata lain kalau presiden gagal memenuhi anggaran 20 
persen lantas bisa dimakzulkan? 

Padahal, dalam pendidikan mestinya ada rencana jangka panjang yang bisa 
diterapkan siapa pun yang duduk sebagai menteri pendidikan. Tragisnya, semua 
menteri merasa perlu membarui kurikulum, menambah kebijakan baru yang akibatnya 
justru tidak ada kesinambungan dengan program-program sebelumnya. 


Visi Besar 

Secara latah praktik UN mencoba mengadopsi secara sepihak tuntutan modernisasi 
namun lupa membangun etika budaya sebagai manusia yang cinta bangsa dan tanah 
air. Jika anak didik hanya memperdalam matematika, bahasa Indonesia dan bahasa 
Inggris -karena mata ajaran itu yang diujikan dalam ujian nasional-, maka tidak 
ada keseriusan anak didik mempelajari pendidikan moral, agama, budi pekerti, 
sejarah, nilai-nilai kemanusiaan dan kejuanga

[wanita-muslimah] Watch fate of domestic workers

2007-09-28 Thread Sunny
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20070928.D12&irec=4


Watch fate of domestic workers 



As we approach Idul Fitri celebrations, let us also not forget the thousands of 
Indonesian domestic workers who are victims of both physical and psychological 
brutality committed against them daily by our affluent neighbors. 

We do not and should not be placated by apologies but by real work between 
governments and stakeholders to protect those who continue to be victimized. 

The culture of forgiveness should not be an excuse for criminal negligence in 
the protection of women and children against violence, exploitation and 
trafficking. 

Sad to say, these criminal acts of violence are rampant in our own country, 
where wives and daughters are treated like chattels of the family. 

Many Indonesian women who go overseas to work as domestic workers are often 
also victims of abuse by their spouses. 

Leaving their children becomes a forced option to avoid domestic violence and 
to achieve financial independence for their futures. 

Yet for some, their earnings are recklessly squandered away by their spouses. 
No wonder, such women lose hope and find solace in the arms of "strangers" 
overseas, subjecting themselves to the risk of contracting HIV Aids. 

Our country must resolve to protect our women from espousal betrayal and 
brutality. Violence is wrong wherever it is committed, and by whomever. 

We, the female domestic workers of Indonesia denounce acts of violence 
committed against our people overseas and we also denounce acts of violence 
committed against us in our own country, by our own countrymen. 

Injustice anywhere is a threat to justice everywhere (Dr. Martin Luther King, 
Jr.). 

RAHAYU GABRELLE
Chairwoman 
Solidaritas Migran Scalabrini
Batam


printer friendly 


Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Indonesian migrant worker raped in Johor

2007-09-28 Thread Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070928113913&irec=6


Indonesian migrant worker raped in Johor 

JOHOR BARU (Antara): An Indonesian female migrant worker was raped by 12 men at 
two separate locations in Johor Baru, Malaysia, early this month an official 
said. 

"That is right. She is an Indonesian worker. As the incident happened in Johor 
Baru we have asked the Indonesia consulate general there to handle the case," 
the head of the worker protection taskforce of the Indonesian embassy in Kuala 
Lumpur, Tatang B Razak, said on Thursday. 

He said the woman came to Malaysia to work as a maid but she later escaped from 
her employer thus losing her immigration status as a foreign worker.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Saksikan Kongkow Bareng Gus Dur di Televisi

2007-09-28 Thread radityo djadjoeri


Mohamad Guntur Romli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Salam,

Silakan saksikan "Kongkow Bareng Gus Dur" di 12 televisi di Indonesia: 
televisi-televisi kawasan yang menyiarkan acara "Kongkow Bareng Gus Dur" yang 
direkam dari Kedai Tempo, Komunitas Utan Kayu (KUK). 

Acara ini disiarkan untuk bulan Ramadan, untuk informasi tayangan silakan 
hubungi redaksi televisi di kawasan anda. 

Selama bulan Ramadan "Kongkow Bareng Gus Dur" terus mengudara di KBR68H berikut 
jaringan-jaringannya di Indonesia setiap hari Sabtu pukul 10.00 WIB yang 
disiarkan secara langsung dari Kedai Tempo. Anda bisa hadir langsung ke Kedai 
Tempo di Jl. Utan Kayu No 68H untuk berdialog langsung dengan Gus Dur.

Mohamad Guntur Romli
Host Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H


Informasi Kongkow Bareng Gus Dur di Televisi:
Ariani Djalal
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
Telepon 0811864504

Daftar televisi:

1. MAKASSAR TV

PT. MAKASSAR LINTASVISUAL CEMERLANG

Jl. Pengayoman Blok F-8/13, Panakkukang-Makassar 90231

0411-447.652

0411-448.740

www.makassartv.co.id


 
2. BATAM TV

PT. BATAM MEDIA TELEVISI

Gedung Graha Pena Batam Lt. 9, Jl. Raya Batam Centre, BATAM

0778 – 465.666  
0778 – 462.378


3.  PUBLIK KHATULISTIWA TV - BONTANG

PT. KHATULISTIWA MEDIA

Jl. Alamanda GOR PKT, Lt.2, Komp.PC VI BONTANG 75313 - KAL TIM

0548-23444 / 0548-109391

0548-23444 Ext.85


4.  JOGJA TV

PT. YOGYAKARTA TUGU TELEVISI

Jl. Wonosari KM 9, Sendang Tirto – Berbah, Sleman - YOGYAKARTA

0274-451.800  

www.jogjatv.com


5.  BANDUNG TV

PT. BANDUNG MEDIA TELEVISI INDONESIA

Jl. Sumatra No. 19, Bandung 40011 - JAWA BARAT

022-7078.5618/19

www.bandungtv.biogspot.com



6.  CAKRA TV - SEMARANG

PT. MATARAM CAKRAWALA TELEVISI INDONESIA

Jl. Batur No. 15, Gajah Mungkur - SEMARANG - Jawa Tengah

024 – 841.5221 

024 - 850.4933

www.cakrasemarangtv.com


7.  KENDARI TV - SULAWESI TENGGARA

PT. SWARA ALAM KENDARI TELEVISI

Jalan A. Yani No. 55 Wua-Wua, Kota Kendari – Sulawesi Tenggara 93117

0401-300.8699

0401-391.485

www.kendari.tv


8. TARAKAN TV

PT. TARAKAN TELEVISI MEDIA MANDIRI
Gedung Gadis Lt. 6 Jl. Jend. Sudirman No. 76, Tarakan 77112 - Kalimantan Timur
0551-24578 / 35870 / 23684
0551-24578
www.tarakan-tv.com


9.  RATIH TV - KEBUMEN

KOPERASI DUTA WICARA

Jl. Kutoarjo No. 6 Kebumen - Jawa Tengah 54312

0287-385.844 / 382.453

0287-385.844 / 381.102

www.ratihtvkebumen.go.id


10.  AMBON TV

PT. AMBON MEDIA ABADI

Jl Kakiali No.5 Kadewatan, Kecamatan Sirimau, Ambon - Maluku

0911-342.242

0911-344.486

www.ambon.tv


11. BENGKULU TV
Jl S Parman 66 PD Jati Kota Bengkulu

0736 – 21001 0736 345505

0736 – 344359


12.  TV KU

Jl. Nakula I No 5-11 Semarang

024 3568491 


 
-
  Don't let your dream ride pass you by. Make it a reality with Yahoo! Autos. 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Saksikan Kongkow Bareng Gus Dur di Televisi

2007-09-28 Thread Mohamad Guntur Romli
Salam,

Silakan saksikan "Kongkow Bareng Gus Dur" di 12 televisi di Indonesia: 
televisi-televisi kawasan yang menyiarkan acara "Kongkow Bareng Gus Dur" yang 
direkam dari Kedai Tempo, Komunitas Utan Kayu (KUK). 

Acara ini disiarkan untuk bulan Ramadan, untuk informasi tayangan silakan 
hubungi redaksi televisi di kawasan anda. 

Selama bulan Ramadan "Kongkow Bareng Gus Dur" terus mengudara di KBR68H berikut 
jaringan-jaringannya di Indonesia setiap hari Sabtu pukul 10.00 WIB yang 
disiarkan secara langsung dari Kedai Tempo. Anda bisa hadir langsung ke Kedai 
Tempo di Jl. Utan Kayu No 68H untuk berdialog langsung dengan Gus Dur.

Mohamad Guntur Romli
Host Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H


Informasi Kongkow Bareng Gus Dur di Televisi:
Ariani Djalal
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
Telepon 0811864504

Daftar televisi:

1. MAKASSAR TV

PT. MAKASSAR LINTASVISUAL CEMERLANG

Jl. Pengayoman Blok F-8/13, Panakkukang-Makassar 90231

0411-447.652

0411-448.740

www.makassartv.co.id


 
2. BATAM TV

PT. BATAM MEDIA TELEVISI

Gedung Graha Pena Batam Lt. 9, Jl. Raya Batam Centre, BATAM

0778 – 465.666  
0778 – 462.378


3.  PUBLIK KHATULISTIWA TV - BONTANG

PT. KHATULISTIWA MEDIA

Jl. Alamanda GOR PKT, Lt.2, Komp.PC VI BONTANG 75313 - KAL TIM

0548-23444 / 0548-109391

0548-23444 Ext.85


4.  JOGJA TV

PT. YOGYAKARTA TUGU TELEVISI

Jl. Wonosari KM 9, Sendang Tirto – Berbah, Sleman - YOGYAKARTA

0274-451.800  

www.jogjatv.com


5.  BANDUNG TV

PT. BANDUNG MEDIA TELEVISI INDONESIA

Jl. Sumatra No. 19, Bandung 40011 - JAWA BARAT

022-7078.5618/19

www.bandungtv.biogspot.com



6.  CAKRA TV - SEMARANG

PT. MATARAM CAKRAWALA TELEVISI INDONESIA

Jl. Batur No. 15, Gajah Mungkur - SEMARANG - Jawa Tengah

024 – 841.5221 

024 - 850.4933

www.cakrasemarangtv.com


7.  KENDARI TV - SULAWESI TENGGARA

PT. SWARA ALAM KENDARI TELEVISI

Jalan A. Yani No. 55 Wua-Wua, Kota Kendari – Sulawesi Tenggara 93117

0401-300.8699

0401-391.485

www.kendari.tv


8. TARAKAN TV

PT. TARAKAN TELEVISI MEDIA MANDIRI
Gedung Gadis Lt. 6 Jl. Jend. Sudirman No. 76, Tarakan 77112 - Kalimantan Timur
0551-24578 / 35870 / 23684
0551-24578
www.tarakan-tv.com


9.  RATIH TV - KEBUMEN

KOPERASI DUTA WICARA

Jl. Kutoarjo No. 6 Kebumen - Jawa Tengah 54312

0287-385.844 / 382.453

0287-385.844 / 381.102

www.ratihtvkebumen.go.id


10.  AMBON TV

PT. AMBON MEDIA ABADI

Jl Kakiali No.5 Kadewatan, Kecamatan Sirimau, Ambon - Maluku

0911-342.242

0911-344.486

www.ambon.tv


11. BENGKULU TV
Jl S Parman 66 PD Jati Kota Bengkulu

0736 – 21001 0736 345505

0736 – 344359


12.  TV KU

Jl. Nakula I No 5-11 Semarang

024 3568491 


 
   
-
Don't let your dream ride pass you by.Make it a reality with Yahoo! Autos. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Ahmadiyah Dilarang Beraktifitas Ramadhan?

2007-09-28 Thread Thesaints Now
Jemaah Ahmadiyah Aktif Lagi
(26 Sep 2007, 63 x , Komentar)

http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=41340

BULUKUMBA -- Setelah sempat vakum lebih dari setahun, jemaah aliran
Ahmadiyah di Bulukumba mulai aktif lagi. Hal itu ditandai dengan adanya
aktivitas jemaah sejak awal Ramadan di Masjid At Thahir di Desa Garanta
Ujungloe. Di masjid inilah, para jemaah Ahmadiyah memusatkan segala
aktivitasnya.Padahal, Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum mencabut fatwa
yang melarang aliran ini. Pengikut Ahmadiyah meyakini setelah Muhammad saw,
akan turun rasul pada akhir zaman. Bagi Ahmadiyah, rasul itu diyakni adalah
Mirza Ghulam Ahmad as dari India yang juga pendiri alira ini.

Warga Desa Garanta sendiri dilaporkan sudah lama merasa resah dengan
aktivitas jemaah ahmadiyah di masjid ini. Dilaporkan, setiap malam jemaahnya
juga mengadakan salat tarawih. Sedikitnya, tujuh lelaki dan tiga wanita
terlihat di masjid ini setiap malam sejak awal Ramadan lalu.

Jika tidak ada tindakan tegas dari pemerintah, warga mengancam bersiap
melakukan
tindakan sendiri. "Mereka tidak punya izin untuk operasi kembali. Setiap
malam saya memang melihat ada kegiatan ibadah di masjid itu. Masyarakat
sekarang resah," kata Camat Ujungloe, Ali Saleng, Selasa, 25 September.

Ali menambahkan, pihaknya sudah beberapa kali melarang kegiatannya namun
tidak digubris.

Pada akhir tahun 2005 lalu, seribuan aktivis muslim di Bulukumba, menyerang
dan
menyegel paksa Masjid At Thahir. Masjid yang merupakan pusat kegiatan
Ahmadiyah ini memang berbeda dengan tempat ibadah muslim lainnya. Arahnya
tidak menghadap ke kiblat.

Saat disegel, pemimpin jemaah Ahmadiyah Bulukumba, Colleng, juga diamankan
petugas keamanan. Sementara imam Ahmadiyah, Murtiono, asal Jawa Tengah, juga
diungsikan ke kecamatan lainnya.

Aktivis muslim meminta agar kegiatan Ahmadiyah di Ujungloe, segera
dihentikan. Setelah aksi tersebut, kegiatan Ahmadiyah sempat vakum setahun
lebih.

Saat ingin dikonfirmasi, Colleng, tidak di rumahnya. "Bapak dan ibu pergi ke
sawah," kata salah seorang anak perempuan yang mengaku putri Colleng.
Sehari-hari Colleng berprofesi sebagai permbuat gigi palsu di samping
bekerja di sawah.

Colleng dilaporkan mulai mengenal aliran ini saat berkenalan dengan
Murtiono,
lelaki asal Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai pemimpin wilayah
Ahmadiyah.

Kepala Kantor Departemen Agama Bulukumba, Syafruddin, yang ditemui
mengatakan, fatwa MUI menegaskan bahwa aliran ini termasuk sesat dan
dilarang. Hanya saja, kata dia, yang punya kewenangan memberi izin atau
tidak untuk beroperasi kembali adalah bupati.

"Saya kira kita perlu duduk bersama untuk membicarakan hal ini. Yang pasti
Ahmadiyah
adalah aliran sesat sesuai fatwa MUI," tandasnya. (adn)KPPSI: Segera Tutup
(26 Sep 2007, 27 x , Komentar)

http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=41335

AKTIFNYA kembali aliran Ahmadiyah di Ujungloe, memantik reaksi dari Ketua
Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) Bulukumba, Andi Mappewali.
Dia berharap pemerintah bisa mengambil langkah tegas terhadap kehadiran
aliran ini karena dianggap menyimpang dari ajaran agama Islam."Perlu
ditelusuri dari mana mereka mendapat izin untuk beraktivitas kembali. Saya
kira pemerintah harus berani mengambil tindakan tegas dengan menutup
masjidnya," kata Mappewali, Selasa, 25 September.

Secara tegas Mappewali mengatakan, sebelum terjadi reaksi dari masyarakat,
pemerintah mesti cepat mengambil sikap, dengan menutup tempat aktivitas
Ahmadiyah. Sejak awal kehadiran aliran ini di Bulukumba, kata Mappiwali,
tidak memiliki izin.

"Fatwa MUI, aliran ini sesat. Tidak ada alasan untuk tetap membiarkan
kegiatannya. Pemerintah harus tegas," kata Mappewali yang juga mantan Camat
Ujungloe. (adn)


Tanggapan Ahmadiyah
(28 Sep 2007, 17 x ,
Komentar
)

http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=41547

Hak Jawab

Assalamu'alaikum Warahmatullah, SEHUBUNGAN dengan pemberitaan mengenai
"Jemaah Ahmadiyah Kembali Beraktivitas" (Fajar, 26/09) yang lalu, kami
mengucapkan terima kasih jazakumullah ahsanal jasa. Karena memang sesuai
perintah Allah Ta'ala yang artinya: "Taatlah kepada Allah dan rasul dan
perintah yang sah", maka kami sebagai ormas Islam yang berbadan hukum legal
formal dengan No.SK Menteri Kehakiman RI No.JA 5/23/13 Tgl.13-3-1953.

Bahkan Jama'ah Ahmadiyah Indonesia sudah terdaftar dalam inventarisasi
nama-nama organisasi yang dilindungi di Indonesia dengan nomor
suratpendaftaran/tanggal 0422/SJ/PB/87 - 23 05 1987 dengan nomor urut
297 dan
secara tuntutan Syari'at kami melaksanakan kelima Rukun Islam dan keenam
Rukun Iman sebagai wujud keta'atan kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.

Karena itu, dalam tanggapan ini, kami pertegas kembali apa yang difirmankan
Allah Ta'ala dalam Alquran Suci Surah Al-Hujurat 49:6 yang artinya, "Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang pendurhaka dengan
membawa suatu kabar selidikilah dengan teliti, agar kamu tidak mendatangkan
musibah kepada suatu kaum tanpa pen

[wanita-muslimah] Genealogi Kejumudan Pemikiran Islam

2007-09-28 Thread Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=305724

Jumat, 28 Sept 2007,


Genealogi Kejumudan Pemikiran Islam


Oleh Fahrul Muzaqqi 

"Islam merupakan pengingkaran total terhadap Eropa" (Ernest Renan, 1824)
---

Ungkapan di atas disampaikan Ernest Renan dalam pengukuhannya di College de 
France, akademi di Prancis yang memberikan penghargaan kebudayaan terhadap 
Ernest. Olehnya, Islam direpresentasikan sebagai eksotisme kebudayaan yang 
identik dengan fanatisme, radikalisme, dan tentunya ekslusivisme yang anti 
terhadap ide-ide yang terus berkembang dalam ilmu pengetahuan.

Persepsi Ernest sekaligus pula merupakan representasi pandangan Barat yang 
selalu melihat negatif terhadap Islam. Tentunya, persepsi tersebut mempunyai 
alasan-alasan mendasar yang kuat. Di antaranya, Islam cenderung terjebak dalam 
teokrasi kekuasaan dan teologi pemikiran yang eksklusif.

Pembelaan dari sebagian intelektual Islam pun semakin memantapkan sentimen 
negatif Barat terhadap Islam. Bahwa Islam itu sudah sempurna dan universal 
sepanjang zaman. Modernisasi dan pembaruan terhadap Islam percuma belaka dan 
hanya membawa Islam dalam kubangan yang lembek, lemah, dan hina.

Dalam hal itu, kejumudan pemikiran Islam dalam OKP-OKP Islam saat ini tidak 
dapat dilepaskan dari latar historis-genealogis di atas yang masih 
diperdebatkan hingga kini. Dalam sebuah pengantarnya, Charles Kurzman (1998) 
mengategorikan setidaknya ada tiga mainstream pemikiran Islam yang menurunkan 
varian-varian pemikirannya.

Pertama, Islam adat (customary Islam). Tradisi pemikiran itu berkembang pada 
masa awal sepeninggal Rasulullah SAW yang mengombinasikan lokalitas kultural di 
daerah-daerah penyebaran Islam di luar Arab (Asia Selatan, Asia Tenggara, dan 
sebagian Afrika) dengan ajaran-ajaran murni Islam yang berlandaskan Alquran dan 
Hadis.

Kedua, tradisi pemikiran Islam revivalis (revivalist Islam). Tradisi itu 
mengkritik dan menolak tradisi Islam adat yang dinilai sudah keluar dari Islam 
dan cenderung mengarah pada bid'ah, khurafat, dan musyrik. 

Mengapa? Sebab, itu tidak sejalan dengan kemurnian ajaran Islam yang diwahyukan 
Rasulullah Muhammad SAW dan memelintir Islam kepada tradisi lokal berbau 
animisme-dinamisme, yakni percaya kepada kekuatan selain Allah SWT. Ia 
menghendaki dimurnikannya ajaran Islam sebagaimana pada masa kejayaan Islam, 
yakni masa Rasulullah SAW yang sudah final.

Ketiga, tradisi Islam liberal. Di samping mengkritik dua tradisi pemikiran 
sebelumnya, ia lebih mengakomodasi perkembangan zaman untuk kepentingan masa 
depan ketimbang masa lalu yang kontras dengan prinsip yang dipegang oleh 
kalangan revivalis, yang lebih mengakomodasi perkembangan zaman untuk 
kepentingan masa lalu. 

Dalam perjalanan sejarahnya, ketiga tradisi pemikiran tersebut saling 
mengkritik untuk memperoleh legitimasi pemikiran dan pengikut 
sebanyak-banyaknya. Tak jarang terjadi pertumpahan darah atas nama ideologi 
pemikiran di antara mereka. Agaknya, kita perlu jeli dan berhati-hati dalam 
menyikapi ketiga tradisi pemikiran tersebut sebelum memutuskan dengan ekstrem 
ekslusivitas maupun inklusivitas dalam Islam yang akan kita pegang.

Kejumudan pemikiran dalam Islam cenderung tidak melihat kenyataan sejarah Islam 
yang sedikit banyak mengundang perang saudara maupun perang wacana. Lebih 
parah, Islam hanya dijadikan komoditas simbolis untuk memperoleh 
kebutuhan-kebutuhan pragmatis-politis individu ataupun komunitas.

Islam adat menghendaki lokalitas-lokalitas yang ada untuk dipertahankan, namun 
sering abai dalam mengantisipasi penyelewengan kearifan lokal yang mengarah 
pada kemunduran rasionalitas dalam masyarakat. Dengan dalih penghormatan 
terhadap warisan nenek moyang, praktik-praktik lokal dimistifikasi, yang 
kemudian menimbulkan kesalahpahaman ketika dikontekskan dalam relaitas 
masyarakat.

Masyarakat awam sering menelan mentah-mentah segala ide yang dianut oleh 
mayoritasnya. Dalam hal itu, praktik-praktik semacam ziarah, sedekah bumi, 
sekaten, wayangan, dan sebagainya yang kental dengan nuansa lokal hendaknya 
dijelaskan secara mendalam dan gamblang oleh OKP-OKP Islam yang punya 
mainstream dan tanggung jawab etis untuk itu. 

Di sisi lain, penganut tradisi pemikiran revivalis hendaknya tidak memungkiri 
kenyataan masyarakat Indonesia yang multireligio-kultural dan perkembangan 
zaman yang kian cepat. Artinya, fundamentalisme Islam yang dianggap sudah 
final, yang dalam praktiknya identik dengan Arabisme -penggunaan simbol-simbol 
Arab dan penolakan simbol-simbol Barat- tidak dapat secara membabi-buta 
memaksakan ideologinya dalam masyarakat.

Begitu pun penganut inklusivisme ekstrem semacam Islam liberal. Dikotomi tegas 
antara agama dan politik yang dianut kalangan sekularis menafikan kenyataan 
negara Indonesia yang masih mengakomodasi agama dalam sila pertama Pancasila. 
Namun, bukan berarti penulis kemudian menolak ketiga tradisi pemikiran tersebut.

Segala wacana tentunya mempunyai prinsip-prinsip inklusi dan eksklu

Re: [wanita-muslimah] SYEKH SITI JENAR JILID 2

2007-09-28 Thread firman wiwaha
Akhirnya muncul jg, hampir setahun cuma issue :D
Selamat Mbah...

Salam sukses, 

Fwiwaha

--- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Salam,
> 
> Telah terbit buku Syekh Siti Jenar II (Makrifat dan
> Makna Kehidupan) oleh Serambi. Penulis: Achmad
> Chodjim.
> 
> SINOPSIS:
> 
> Syekh Siti Jenar yang akrab dipanggil Syekh Lemah
> Abang, mengundang curiga para wali di Tanah Jawa,
> lantaran ketinggian ilmunya dikira sihir.
> Sebenarnya, yang membuat nama Syekh Siti Jenar
> mencuat bukan ketinggian ilmunya, tapi praktik
> hidupnya yang egaliter.
> 
> Melanjutkan buku sebelumnya --Syekh Siti Jenar:
> Makna Kematian-- buku ini bukanlah sejarah hidup
> Syekh Siti Jenar. Bila buku sebelumnya mengupas
> eksistensi manusia, maka pada buku ke-2 ini yang
> dikupas adalah ajarannya tentang tauhid, makrifat
> dan akhlak yang luhur.
> 
> Tauhid yang menjadi landasan pokok dalam beragama,
> diajarkan secara tuntas. Sifat dua puluh tidak
> diajarkan sebagai sifat Tuhan semata, tapi sifat 20
> juga disandang oleh manusia yang mukmin.
> 
> Rukun Islam dijabarkan sebagai basis perilaku dalam
> hidup sehari-hari. Muslim sejati tak sekadar
> mengucapkan kalimat syahadat, menjalankan puasa,
> mengerjakan salat, zakat dan haji secara formal.
> Kalau hanya itu muslim sulit melepaskan diri dari
> mentalitas pembangunan yang buruk, mental korupsi
> dan kolusi. Warisan lama inilah yang hendak
> diberantas oleh Syekh Siti Jenar.
> 
> Bagi Syekh Siti Jenar, iman bukan semata-mata
> kepercayaan. Iman harus dapat ditransformasikan
> dalam kehidupan. Di tangan Syekh rukun iman
> melahirkan kemanunggalan iman sebagai wujud
> Manunggaling Kawula Klawan Gusti, bersatunya hamba
> dan Tuhan sekaligus bersatunya rakyat dan
> pemerintahnya.
> 
> Syekh juga mengupas lugas makna sifat Rasul bagi
> kehidupan kita, dan pandangan revolusioner tentang
> hari akhir.
> 
> Wasalam,
> chodjim 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 



  

Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us. http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 



[wanita-muslimah] Tanpa Izin Suami, Menjadi TKW di Arab Saudi (4)

2007-09-28 Thread Sunny
GALAMEDIA



  Tanpa Izin Suami, Menjadi TKW di Arab Saudi (4)  
  Ternyata Istriku Sudah Berada di Jeddah  
 
  PADA edisi kemarin, Masjon, pria asal Cisaat, Sukabumi, menjemput 
istrinya, Sri dan anaknya yang masih bayi, Asep, ke rumah mertuanya di Cianjur. 
Setibanya di sana Jon, panggilan tukang ojek ini, tak menemukan istrinya, 
kecuali anaknya. Ke mana sang istri dan apa yang terjadi? Ikuti kisah yang 
ditulis H. Arya Rusli berikut ini.  
 
BASA-BASI dengan kedua mertua dan paman istriku tak berlangsung lama. Tanpa 
ditanya, ibu mertuaku menceritakan keberadaan istriku. Saat ini istriku yang 
terdaftar dalam sebuah perusahaan Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) 
sebagai calon TKW, sedang dalam perjalanan menuju Arab Saudi. Istriku sudah 
terbang ke Jeddah dua hari yang lalu, sebagaimana kabar yang disampaikannya via 
SMS seseorang kepada adiknya atau iparku.

Bagai disambar petir di siang bolong mendapat kabar seperti itu. Sesaat 
pandanganku gelap, aku terhenyak, seraya menyerahkan Asep kepada neneknya atau 
ibu mertuaku. Yang membuatku kecewa, ternyata kepada ibunya, istriku mengaku 
sudah mendapat izin dariku. Cerita itu kubantah dan kujelaskan bahwa aku sama 
sekali tidak diberi tahu.

Kedua mertuaku saling pandang, selanjutnya mencoba membujukku untuk tenang. 
Untung saja aku teringat dengan nasihat bibi di kampung, aku menarik napas 
dalam-dalam, selanjutnya menuturkan betapa kecewanya aku karena sama sekali 
tidak dimintai pendapat, apalagi minta izin. Kepada keduanya aku jelaskan, 
kepergian seorang istri tanpa izin suami merupakan tindakan yang sangat 
dilarang agama. Keduanya membenarkan pernyataanku seraya mengakui kesalahan 
anaknya. 

Tapi nasi sudah menjadi bubur, meskipun aku jelaskan bahwa kedua orangtuanya 
ikut bertanggung jawab atas kepergian istriku. Mereka nyata-nyata ikut 
mendukung dalam urusan administrasi, misalnya dengan menggunakan KTP Cianjur, 
selain itu, tentu saja tidak disebutkan sudah bersuami. Karena kalau ketahuan 
sudah bersuami, pasti minta izin tertulis dariku yang harus kutandatangani. 
Dalam hal ini aku mencoba mendesak pertanggungjawaban keduanya, tapi kedua 
mertuaku tak bergeming, seolah mengabaikan peringatanku. 

Hal lain yang membuatku semakin yakin adalah kepergian istriku sebenarnya 
didukung sepenuhnya oleh keluarganya. Aku tahu persis istriku sama sekali tidak 
punya uang untuk modal awal dalam urusan administrasi, seperti untuk paspor, 
tiket, dan biaya lain-lainnya. Belum lagi sepengetahuanku, harus ada uang 
jaminan untuk perusahaan.

Ketika masalah ini kulontarkan kepada kedua mertuaku, lagi-lagi keduanya 
mencoba berkilah. Meureun sieun teu satuju, jadi enggak berani minta izin 
kepada Jon selaku suaminya, kata ibu mertuaku. 

Bisa jadi memang demikian, tapi aku tetap tak mengerti dengan kepergian istriku 
yang sama sekali tidak kuduga. Satu hal yang membuatku kecewa berat dan 
bingung, kok tega-teganya ia meninggalkan Asep, anakku yang baru memasuki usia 
lima bulan. 

Kenapa tidak menunggu Asep besar sedikit, misalnya setelah berumur dua tahun 
nanti, kataku dengan nada kecewa, ditimpali kedua mertuaku dengan kata-kata 
yang seolah menimpakan semua kesalahan di pundak istriku. Selanjutnya keduanya, 
juga pamannya yang sejak semula hanya diam, mencoba menghiburku dengan 
harapan-harapan masa depan keluargaku jika nanti istriku sudah benar-benar 
bekerja di Arab Saudi.

Cukup ampuh bujukan mereka, aku hanya terpaku dan mengangguk tanda ada secuil 
harapan tersirat di hatiku untuk masa depan keluargaku, utamanya masa depan 
anakku. Untuk sementara okelah, aku bisa mengerti dan mau mengerti dengan 
tindakan istriku. Aku juga bersedia tidur semalam di rumah mertuaku, mengingat 
aku begitu kangen dengan Asep yang sudah lebih dari sepuluh hari berpisah 
denganku.

Aku bersyukur, karena dalam semalam menginap di rumah mertuaku, aku tidak 
melihat adanya tanda-tanda bahwa mereka akan memisahkanku dengan istri atau 
dengan anakku. Karena itu keesokan harinya ketika aku berpamitan untuk pulang, 
aku menitipkan anakku Asep selama kira-kira seminggu karena setelah itu akan 
kuambil dan kuasuh sendiri. 

Meski ditahan oleh ibu mertuaku, aku bersikeras ingin pulang dengan pesan 
seminggu lagi akan kembali untuk mengambil Asep. Aku jelaskan, bagaimanapun 
Asep merupakan tanggung jawabku sebagai bapak kandungnya. Kuakui aku belum 
mempunyai pekerjaan tetap, tapi aku bertekad mencari pekerjaan yang lebih 
menjanjikan. Padahal di balik itu sebenarnya aku sangat khawatir dengan nasib 
Asep yang masih bayi, sekalipun di tangan nenek nya sendiri. (bersambung)** 



[Non-text portions of this message have been removed]