Re: [wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita
Persoalan nikah siri secara pengertian awma zaman sekarang yg saya ketahui ada 2 pengertian. 1. Beneran nikah secara diam2/sembunyi2/rahasia [ biasanya yg berpoligami, atau ortu nggak setuju] 2. Menikah yg tanpa mendaftaran/mencatatkan pernikahan itu ke KUA juga disebut sebagai nikah siri. Pesta/walimahan/slamatan sih tetap saja ada, meskipun antar keluarga Alasan nggak mendaftar ke KUA ada banyak hal. Kalo artis kan ketahuan menikah penggemarnya pada lari. Trus juga alasan pekerjaan. Ada pekerjaan tertentu yg nggak mau terima pegawainya sudah menikah. Yg baru2 saja pernikahan siri Rani caddy girl dengan Zulkarnaen juga begitu. Temen2 Rani kan nggak tahu kalo dia dah menikah. Salam, l.meilany - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 25, 2009 9:37 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita Rasulullah SAW mengajarkan dan mencontohkan agar pernikahan itu diumumkan dan dirayakan dengan cara Islami (tidak riya/pamer). Jadi, ikutilah ajaran sejati Rasulullah SAW niscaya akan penuh berkah, dan jangan ikuti ajaran tipikal para kyai/mullah/ulama yg menganjurkan dan membolehkan nikah secara rahasia/diam-diam/sembunyi-sembunyi. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@... wrote: Nikah Sirri (diam-diam, tidak tercatat) selama rukunnya terpenuhi, di mata agama Islam adalah pernikahan yang syah. Namun dalam beberapa kasus, memang hal ini jadi merugikan pihak perempuan. Saya yakin sebenarnya kalau bisa memilih, semua perempuan akan memilih untuk dinikahi secara terang-terangan. Untuk itu, kenapa fenomena nikah sirri ini marak ? Berikut ini adalah beberapa penyebabnya. Ya ini sebenarnya juga sudah disebutkan oleh beberapa teman di milist ini. Saya mensummary dan menyusun ulang saja. Berikut penyebab2nya : 1. Poligami dilarang atau dipersulit. Ini baik secara peraturan di pekerjaan maupun anggapan di masyarakat yang memandang buruk perilaku poligami. Akibatnya, orang-orang yang perlu untuk berpoligami melakukan nikah sirri, ini untuk menghindari konsekwensi dari pelanggaran peraturan ataupun persepsi buruk di masyarakat. 2. Pernikahan dini yang dilarang atau dipersulit, baik secara peraturan maupun anggapan di masyarakat. Di peraturan pernikahan ada batas usia (kalau tidak salah 16 tahun ya?), sedangkan bukan tidak mungkin ada orang-orang (bisa laki2 atau perempuan) yang merasa sudah siap untuk menikah di bawah usia tersebut, karena kedewasaaan seseorang memang tidak bisa dilihat dari usia calendar saja. Nah, karena hal di atas, Nikah sirri dijadikan pilihan. 3. Terikat pada perjanjian tidak boleh menikah. Adanya perjanjian2 seperti ini membuat beberapa orang (misal artis2) yang memilih menikah sirri, supaya tidak diketahui oleh pihak yang bekerjasama dengan dirinya dan juga pihak-pihak lain. Jadi solusinya : 1. Poligami yang memang hukumnya halal di mata Allah, tidak seharusnya diharamkan oleh manusia. Juga anggapan masyarakat terhadap poligami memang harus diubah. Kaum muslimin hendaknya memiliki pemikiran dan perasaan Islamy, sehingga tidak membenci apa-apa yang diturunkan oleh Allah. Dan juga tidak menyalahgunakan apa-apa yang diberikan oleh Allah. Kaum lelaki, harus mengerti betul tanggungjawabnya dalam pernikahan. Poligami itu dibolehkan oleh Allah namun berarti menambah beban tanggungjawab bagi mereka. Para lelaki yang berpoligami harus menunjukkan bahwa apa yang dilakukannya itu dengan cara-cara yang ma'ruf, sehingga poligaminya tidak mendatangkan mudharat. Dengan demikian persepsi masyarakat tentang hal ini bisa diubah. 2. Pelarangan pernikahan dini kebanyakan didasari bahwa pada saat ini banyak orang yang berusia kurang dari 16(?) tahun ternyata belum dewasa pemikirannya dan belum siap berumah tangga, dalam artian belum siap untuk menjadi suami/isteri dalam hal mencari nafkah dan mengurus rumah tangga. Di sisi lain, tontonan2 dan iklan yang cenderung memancing-mancing naluri seksual marak di mana-mana. Akibatnya, pada usia jauh di bawah itu, secara seksual mereka sudah sangat matang. Jadi, yang harus dikritisi adalah system pendidikan kita, baik yang formal maupun informal. Seharusnya system pendidikan kita bisa mendewasakan cara pandang dan cara berfikir anak-anak dengan lebih cepat. Sehingga pada usia di mana mereka siap menikah, berarti mereka memang siap menjadi ayah/ibu juga. Pada jaman Rasulullah dahulu, anak belasan tahun sudah siap untun berperang memimpin pasukan. Dan bahkan pada usia dua puluhan sudah menjadi panglima perang, 3. Mengenai perjanjian tidak boleh menikah, seharusnya memang tidak terjadi. Sebaiknya tidak ada atau tidak usah membuat perjanjian yang memiliki persyaratan seperti ini. Kalau memang kesulitan
Re: [wanita-muslimah] Survey: Berpakaian Aduhai, Wanita Dinilai Kurang Cerdas !
Hidayatullah mestinya kasih kriteria : Yg dinamakan pakaian aduhai itu yg kayak apa. Salam, l.meilany - Original Message - From: cak lis To: sa...@ji-indonesia.com ; alamisl...@yahoogroups.com ; syiar-is...@yahoogroups.com ; comes_i...@yahoogroups.com ; mus-...@milis.isnet.org ; milis-ka...@yahoogroups.com ; ppmi-pakis...@yahoogroups.com ; cyberdak...@yahoogroups.com ; hidayatullah...@yahoogroups.com ; insist...@yahoogroups.com ; wanita-muslimah@yahoogroups.com ; profe...@yahoogroups.com Sent: Monday, May 25, 2009 8:32 PM Subject: [wanita-muslimah] Survey: Berpakaian Aduhai, Wanita Dinilai Kurang Cerdas ! Berpakaian Aduhai, Wanita Dinilai Kurang Cerdas Monday, 25 May 2009 17:15 Gaya berpakaian wanita menjadi kajian ilmiah terkini di AS. Direktur perempuan berbusana menggiurkan dinilai kurang cerdas dan kurang cakap Hidayatullah.Com – Di zaman yang serba bebas, manusia menikmati beragam kebebasan yang seolah tanpa batas dalam segala hal, tak terkecuali dalam berpakaian. Seberapa bebaskah manusia sebaiknya menutup atau mengumbar auratnya? Temuan-temuan ilmiah terkini tampaknya memberi masukan bermanfaat dalam memutuskan bagaimana seharusnya orang menutup tubuhnya. delete klik aja: http://www.hidayatullah.com/index.php/berita/iptek/9419-berpakaian-aduhai-wanita-dinilai-kurang-cerdas [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Jilbab dalam koalisi Pilpres - Rakyat NKRI cerdas.
Yaaah...jilbab lagi isunya. Memang seperti yang diceritakan dalam buku 'ilusi negara islam' agen-agen pks pinter menyusup ke dalam barisan kekuasaan untuk kemudian mengarahkan para 'penguasa' nkri menuju ke nii: formalisasi agama islam menggantikan uud 45. Kalau kecerdasaan nkri hanya diukur dengan kejilbaban seseorang, yh sarpokenoko juga yang girang... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote: Kriteria rakyat cerdas dalam memilih pemimpin: 1. Lihat jilbab istrinya 2. Lihat jilbab anak perempuannya 3. Lihat jilbab pembantu perempuannya 4. Ukur panjang jilbab mereka 5. .. .. 997. Visioner 998. Bersih 999. Kemampuan memimpin :-( 2009/5/25 jano ko ko_j...@...: ko_jano : Bukti bahwa masyarakat kita sudah cerdas dan tidak mau mendengarkan lagi propaganda anti jilbab. Salam -o0o-
Re: [wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita
Ya kan itu di Jepang tempo dulu. Mungkin di Indonesia zaman sebelum merdeka juga begitu. Tapi memang nikah siri [ baca : pernikahan yg tidak dicatatkan ke KUA] bagi umat Islam suka jadi masalah. Karena KUA kan satu paket : 2 in 1- Ke KUA artinya juga sah secara agama sah juga secara hukum negara. kalo urusan agama kan urusan pribadi hanya yg berkepentingan dan Tuhan saja yg tahu tapi kalo dah menyangkut urusan negara kan susah. Kalo orang Kristen/Hindu /Budha setahu saya mereka pergi ke Cacatan Sipil untuk mencatatkan pernikahan secara negara. Dengan bawa 'sertifikat' dari catatan sipil baru mereka ke gereja/vihara/pura. Jadi kebalik, gereja nggak mau memberi sakramen pernikahan sebelum ada sah dari catatan sipil. Begitu juga kalo orang Katholik yg tiba2 mau cerai : diaturan agama kan nggak boleh harus bersama sampai maut memisahkan, jadi musti sampai harus minta izin dari Paus segala, meskipun hampir 95 % tidak dikalbulkan Akibatnya mereka bercerai- menikah lagi saja di catatan sipil tanpa disahkan agama. Teman saya begitu, menikah secara Katholik diperjalanan waktu nggak cocok, bercerai. Secara agama nggak bisa, jadi kayak dikucilkan meskipun ia akhirnya ibadat ke gereja lain. Dan suaminya menikah lagi juga tanpa 'restu' gereja. Nanti kalo punya anak yg hasil menikah tanpa restu gereja, di permandikan di gereja nun jauh di sana. Kan nggak ketahuan :-) Salam, l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 26, 2009 8:50 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita Minggu lalu nonton film Oshin di TVRI. Waktu Oshin menikah sama Ryuzo gak ada tamu, gak ada wali, gak ada saksi, gak ada penghulu. Mereka berdua cuma datang ke semacam kuil (?) berdo'a, dan selesai. Gak tau taun berapa. Sekarang ini nikah itu buanyak namanya/macamnya. Bergantung kebutuhan, ya? Ketika masyarakat sudah memiliki suatu kelompok yang lebih teratur (negara), maka negarapun ikut mengatur. Padahal kalo dipikir-pikir nikah itu kan intinya membuat zinah jadi legal dengan tujuan agar manusia bisa merasa tenang dan terpelihara. Tinggal lagi berpikir legal di mata siapa? Hmm..legal di hati masing masing insan yang menjalankan lah. wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita
Kalau diumumkan ya ndak rahasia lagi dong simpanannya. Istri siri/simpanan itu hrs tetap dirahasiakan untuk meminimalisasi dampak resistensi dari istri tua dan istri-istri lainnya. Coba deh seandainya yang menjadi modin perempuan, mungkin tidak akan semudah itu perahasiaannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariel ariela4e...@... wrote: bukankah tujuan pernikahan harus dirayakan dan diumumkan ke publik agar tidak terjadi fitnah?. fitnah yang akan merugikan salah satu atau ke dua pasangan. dengan mencatatkan pernikahan tsb, kemungkinan terjadi fitnah dapat dihindari karena ada bukti tertulis. kenapa hal ini tidak difatwakan ya? salam, -ariel- --- On Mon, 25/5/09, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Rasulullah SAW mengajarkan dan mencontohkan agar pernikahan itu diumumkan dan dirayakan dengan cara Islami (tidak riya/pamer). Jadi, ikutilah ajaran sejati Rasulullah SAW niscaya akan penuh berkah, dan jangan ikuti ajaran tipikal para kyai/mullah/ ulama yg menganjurkan dan membolehkan nikah secara rahasia/diam- diam/sembunyi- sembunyi. Salam, MAS
[wanita-muslimah] Fitrah karakter
Fitrah karakter By: agussyafii Senin kemaren dikantor saya kedatangan tamu. Kami biasa berdiskusi tentang kehidupan sehari-hari. Menarik sekali untuk disimak. 'Apa yang mendasari perbuatan dari apa yang kita lakukan?' Saya menjawabnya, 'Bahwa karakterlah yang berperan dalam perbuatan kita sehari-hari.' Untuk menilai kualitas tingkah laku manusia, harus dibedakan apakah tingkah laku itu bersifat temperamental atau bersumber dari karakter kepribadiannya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai rangkasan yang datang dari lingkungan dan dari dalam dirinya sendiri. Temperamental berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, sehingga sulit untuk berubah. Temperamen bersifat netral terhadap penilaian baik buruk. Adapun karakter, ia berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkah laku seseorang, yang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakatnya. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang, oleh karena itu ia dapat berubah, sejalan dengan bagaimana ia menilai pengalaman itu. Jika temperamen tidak mengandung implikasi etis, maka karakter justru selalu menjadi obyek penilaian etis. Seseorang boleh jadi memiliki temperamen yang berbeda dengan karakternya. Ada orang yang temperamennya buruk (negatif) tetapi karakternya baik, sebaliknya ada orang yang karakternya buruk, tetapi temperamennya baik. Seseorang yang karakternya buruk akan semakin buruk jika ia juga memiliki temperamen buruk. Sedangkan orang yang karakternya baik tetapi temperamennya buruk biasanya ia segera menyesali dan merasa malu atas tingkah laku buruknya, meskipun hal itu selalu terulang kembali. Maka pengendalian tingkah laku hanya dimungkinkan pada tingkah laku yang bersumber dari karakter, sedangkan tingakh laku yang bersumer dari temperamen pengendaliannya terbatas hanya pada meminimalkan, bukan pada perubahan. Tetapi yang pasti, manusia mempunyai kebebasan untuk memutuskan apakah ia beriman atau ingkar seperti dijelaskan dalam surat al-Kahfi / 18:29. Ukuran kualitas tingkah laku mausia juga bisa dilihat dari apakah perbuatannya itu bersumber dari fitrahnya atau perbuatan yang sifatnya diusahakan (al-muktasab). Tingkah laku fitrah adalah perbuatan yang sumbernya dari naluri fitrahnya, yakni yang berhubungan dengan sistem biopsikologi dan sifat-sifat hereditas dan bawaan sejak lahir. Contoh tingkah laku fitrah adalah cara mengisap susu ibu yang dilakukan oleh bayi, cara bernafas manusia, gerakan refleks seseorang dan tingkah laku lainnya yang sejenis itu. Dalam hal tingkah laku fitrah, manusia berbuat secara spontan tanpa mempertimbangkan untung rugi maupun tujuan. Meskipun manusia dilahirkan di tempat-tempat yang berjauhan dan berbeda zaman, tetapi tingkah laku fitrahnya sama karena fitrah itu berasal dari Alloh SWT dan bersifat baku. Menurut al-Qur’an fitrah manusia itu bersifat menetap, seperti yang tertera dalam surat al-Rum / 30:30. Sedangkan tingkah laku yang diusahakan, al-muktasab, adalah perbuatan yang bersumber dari gabungan pengetahuan dan pengalaman yang dipenjara manusia sejak lahir dan kemudian dijadikan kebiasaan. Dalam melakukan perbuatan ini manusia memperhitungkan untung rugi, baik untung rugi yang bersifat dekat, duniawi, maupun untung rugi yang bersifat jauh ke belakang, ukhrawi, pahala dan dosa. Menurut al-Qur'an, tingkah laku yang diusahakan ini bisa saja diilhami oleh cara berpikir yang keliru atau jalan yang sesat seperti yang disebut dalam surat al-Baqarah ayat 102 atau Karena merindukan ridla Allah dan keteguhan jiwa seperti yang disebut dalam surat al-Baqarah / 2:265. Al-Qur'an juga mengisyaratkan adanya tingkah laku yang tidak disadari akibat dari tingkah laku yang tidak terkendali. Tingkah laku yang didasari, adalah perbuatan yang dilakukan seseorang di mana pelaku memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengendalikan dirinya serta mampu memilih jenis perbuatan apa yang di pandang terbaik dan tepat dan mana yang tidak tepat untuk dirinya. Sedangkan tingkah laku yang tidak disadari adalah perbuatan seseorang yang berbeda dibawah pengaruh sesuatu yang menyebabkannya kehilangan kesadaran, seperti pengaruh minuman keras obat-obat terlarang. Meskipun orang mabuk tidak menyadari perbuatannya, tetapi meminum-meminum keras atau menghirup obat-obat terlarang merupakan perbuatan yang disadari, oleh karena itu berbeda dengan gerakan reflek yang bersifat fitrah, al-Qur'an sudah mengingatkan akibat-akibat dari minuman-minuman keras itu menurut al-Qur'an dapat mengakibatkan seseorang, tanpa disadari melakukan hal-hal sebagai berikut: a. melakukan perbuatan keji seperti yang termaktub dalam surat al-Ma'idah / 5:90. b. melakukan permusuhan dan kebencian seperti yang tersebut dalam surat al-Ma'idah / 5:91, c. tidak menyadari apa yang dikatakan seperti yang diisyaratkan surat al-Nisa / 4:43. Wassalam, agussyafii -- Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Love Green (ALG)' Ahad,
[wanita-muslimah] Perjuangan KAMMI sejalan dengan Gerindra-PDIP?
Saya rasa agenda strategis yang KAMMI tawarkan sejalan dengan perjuangan Gerindra, Apakah KAMMI akan mengarahkan dukungan pada pilpres 2009 ini kepada Gerindra yang lebih Pro-Rakyat? 11 Tawaran Agenda Strategis Bangsa oleh KAMMI May 25, 2009 by Eric Setiawan http://kammi.or.id/?author=314 Filed under Opini http://kammi.or.id/?cat=7 Agenda strategis Bangsa merupakan wujud pemikiran KAMMI untuk mendorong terbangunnya dan terimplementasikannya Ekonomi - Politik Kerakyatan..Sehingga terwujud bangsa dan negara Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya 1. Penguatan kemandirian dan kedaulatan ekonomi dan politik. 2. Kepemimpinan nasional yang efektif, berani dan pro-rakyat 3. Pembangunan, perlindungan dan penguatan ekonomi rakyat kecil dan menengah. 4. Penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam mineral, tambang, dan kelautan untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat. 5. Pembangunan infrastruktur darat, laut dan udara yang berbasis potensi dari Sabang sampai Merauke. 6. Peningkatan kesejahteraan dengan menyediakan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau untuk seluruh kalangan masyarakat. 7. Membangun ketahanan energi dan ketahanan pangan (swasembada pangan) yang berkelanjutan. 8. Membangun pertahanan dan keamanan nasional yang modern, tangguh dan menyeluruh 9. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang tidak tebang pilih 10. Selamatkan lingkungan Indonesia dengan menuntaskan kasus lumpur lapindo, menghentikan illegal logging, fishing and mining. 11. Kebijakan Luar Negeri yang lebih aktif dan independen. http://kammi.or.id/?p=996 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita
Eyang mbelgedes : Kalau diumumkan ya ndak rahasia lagi dong simpanannya. Istri siri/simpanan itu hrs tetap dirahasiakan untuk meminimalisasi dampak resistensi dari istri tua dan istri-istri lainnya. --- ko_jano : Hmm...ada teori dari seorang psikolog barat yang berbunyi kurang lebih begini bahwa apa yang keluar dari mulut seseorang itu merupakan cerminan dari benak dan pikirannya . Apakah dengan menggunakan nick eyang_mbelgedes dan menyembunyikan nama aslinya itu karena mempunyai maksud agar - nya tidak diketahui ? Salim -o0o- --- On Tue, 26/5/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote: From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, 26 May, 2009, 2:19 PM Kalau diumumkan ya ndak rahasia lagi dong simpanannya. Istri siri/simpanan itu hrs tetap dirahasiakan untuk meminimalisasi dampak resistensi dari istri tua dan istri-istri lainnya. Coba deh seandainya yang menjadi modin perempuan, mungkin tidak akan semudah itu perahasiaannya. --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, ariel ariela4ever@ ... wrote: bukankah tujuan pernikahan harus dirayakan dan diumumkan ke publik agar tidak terjadi fitnah?. fitnah yang akan merugikan salah satu atau ke dua pasangan. dengan mencatatkan pernikahan tsb, kemungkinan terjadi fitnah dapat dihindari karena ada bukti tertulis. kenapa hal ini tidak difatwakan ya? salam, -ariel- --- On Mon, 25/5/09, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Rasulullah SAW mengajarkan dan mencontohkan agar pernikahan itu diumumkan dan dirayakan dengan cara Islami (tidak riya/pamer). Jadi, ikutilah ajaran sejati Rasulullah SAW niscaya akan penuh berkah, dan jangan ikuti ajaran tipikal para kyai/mullah/ ulama yg menganjurkan dan membolehkan nikah secara rahasia/diam- diam/sembunyi- sembunyi. Salam, MAS Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita
Oleh karena itu, di Islam tidak ada yang namanya isteri simpanan/ rahasia. Karena adanya persyaratan bahwa pernikahan harus diumumkan/ diadakan walimah. Makanya tidak gampang poligami itu. BTW, mas Mbel, sampeyan tak kasih tahu ya . yang namanya modin itu si juru azan di mesjid/ mushola (muadzin). Ngapain juga ngurusin upacara akad nikah, walimah. Nggak nyambung banget. Itu bukan tugasnya pengurus mesjid. Walimah itu urusannya pengantin dan keluarganya. Ya maklumlah, anda ini bukan muslim. Jadi, ya selamat belajar lagi ya . Salam, Flora --- Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita Posted by: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com eyang_mbelgedes Tue May 26, 2009 12:20 am (PDT) Kalau diumumkan ya ndak rahasia lagi dong simpanannya. Istri siri/simpanan itu hrs tetap dirahasiakan untuk meminimalisasi dampak resistensi dari istri tua dan istri-istri lainnya. Coba deh seandainya yang menjadi modin perempuan, mungkin tidak akan semudah itu perahasiaannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariel ariela4e...@... wrote: bukankah tujuan pernikahan harus dirayakan dan diumumkan ke publik agar tidak terjadi fitnah?. fitnah yang akan merugikan salah satu atau ke dua pasangan. dengan mencatatkan pernikahan tsb, kemungkinan terjadi fitnah dapat dihindari karena ada bukti tertulis. kenapa hal ini tidak difatwakan ya? salam, -ariel- --- On Mon, 25/5/09, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Rasulullah SAW mengajarkan dan mencontohkan agar pernikahan itu diumumkan dan dirayakan dengan cara Islami (tidak riya/pamer). Jadi, ikutilah ajaran sejati Rasulullah SAW niscaya akan penuh berkah, dan jangan ikuti ajaran tipikal para kyai/mullah/ ulama yg menganjurkan dan membolehkan nikah secara rahasia/diam- diam/sembunyi- sembunyi. Salam, MAS [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Penghulu Tanah Jawa dan Modin
Soal Modin, eh mbak Flora dari Jawa mana ya? Dalam buku Kiai penghulu Jawa: peranannya di masa kolonial tulisan Ibnu Qoyim Isma'il (Gema Insani, 1997), tersebutlah hirarki PENGHULU di tanah Jawa (p. 67) yaitu: Tingkat Pusat: Penghulu Ageng Tingkat Kabupaten: Penghulu Kepala/Hoofdpenghulu/Hooge Priester/Penghulu Landraad/Khalifah Wakilnya: Ajung Penghulu/Ajung Khalifah Tingkat Kawedanan: Penghulu/Naib dan Wakilnya: Ajung Penghulu Tingkat Kecamatan: Penghulu/Naib Tingkat Desa: Modin/Kaum/Kayim/Lebe/Amil Dulu waktu akan menikah saya bilangnya Modin, istilah yang saya kenal sejak kecil di Jawa Timur. Tetapi mertua saya yang orang Sunda dan tinggal di Jakarta bilangnya Naib. Saya pikir itu perbedaan istilah di kedua daerah, ternyata sekarang saya tahu mertua saya yang lebih akurat. KUA itu tingkatannya kecamatan, jadi memang Naib sebutannya. Masih menurut buku tersebut halaman 65, kelompok ulama pejabat atau penghulu adalah ulama yang kedudukan peran sosial keagamaannya berada di jalur al-tasyri' wal-qadha, yakni aktivitas sosial keagamaannya yang menonjol sebagai pelaksana bidang kehakiman yang menyangkut hukum (syariat) Islam. Dalam sejarahnya, penghulu legendaris adalah Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga. (Konon, Kalijaga berasal dari Qadhi=Hakim, Zaka=Suci/Agung, sedangkan menurut filemnya berasal dari bertapa di pinggir kali/sungai). Sedangkan petugas adzan, muadzin, mungkin saja di-Jawa-kan menjadi modin, tetapi di daerah saya sepertinya orang bisa membedakan antara tukang adzan dan tukang kawin, eh, maksudnya petugas yang menikahkan. salam, 2009/5/26 Flora Pamungkas GMail florapamung...@gmail.com: BTW, mas Mbel, sampeyan tak kasih tahu ya . yang namanya modin itu si juru azan di mesjid/ mushola (muadzin). Ngapain juga ngurusin upacara akad nikah, walimah. Nggak nyambung banget. Itu bukan tugasnya pengurus mesjid. Walimah itu urusannya pengantin dan keluarganya.
[wanita-muslimah] Re: Jilbab dalam koalisi Pilpres - Rakyat NKRI cerdas.
cara melihatnya jangan disusun berdasarkan urutan angka, tapi dibuat persamaan, contohnya : jilbab = a(visioner) + b(bersih) + c(leadership) +...+(~)tak terhingga pilihlah hasilnya, masak yang dipilih faktor penyusunnya :-) salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote: Kriteria rakyat cerdas dalam memilih pemimpin: 1. Lihat jilbab istrinya 2. Lihat jilbab anak perempuannya 3. Lihat jilbab pembantu perempuannya 4. Ukur panjang jilbab mereka 5. .. .. 997. Visioner 998. Bersih 999. Kemampuan memimpin :-( 2009/5/25 jano ko ko_j...@...: ko_jano : Bukti bahwa masyarakat kita sudah cerdas dan tidak mau mendengarkan lagi propaganda anti jilbab. Salam -o0o-
[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadah...@... wrote: Minggu lalu nonton film Oshin di TVRI. Waktu Oshin menikah sama Ryuzo gak ada tamu, gak ada wali, gak ada saksi, gak ada penghulu. Mereka berdua cuma datang ke semacam kuil (?) berdo'a, dan selesai. Gak tau taun berapa. Sekarang ini nikah itu buanyak namanya/macamnya. Bergantung kebutuhan, ya? Ketika masyarakat sudah memiliki suatu kelompok yang lebih teratur (negara), maka negarapun ikut mengatur. Padahal kalo dipikir-pikir nikah itu kan intinya membuat zinah jadi legal dengan tujuan agar manusia bisa merasa tenang dan terpelihara. Tinggal lagi berpikir legal di mata siapa? Hmm..legal di hati masing masing insan yang menjalankan lah. wassalam, sedikit tambahan, pencatatan pernikahan merupakan proses mitigasi resiko, jika sewaktu-waktu tujuan tenang dan terpelihara tidak tercapai, masing2 pihak tidak ada yang dirugikan, cukup adil kan ? salam, -ariel-
[wanita-muslimah] Re: Iran bans Facebook
tadi pagi sempat nonton national geographic tentang liputan iran dari dalam. ternyata negeri tsb mempunyai museum seni yang dibangun pada masa shah iran tapi hingga saat ini masih dibuka. Sekilas melihat isinya, tidak hanya berisi seni kaligrafi, tapi ada juga seni lukisan dan patung :o. cukup surprise juga, ternyata iran sekaku arab saudi :-) salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote: Menjelang Pemilu, Pemerintah Iran memblokir Facebook. Entah apa alasannya, mungkin ikutan hasil bahsul masail NU :-) Tetapi menurut pihak oposisi, tindakan ini adalah untuk mencegah arus dukungan kaum muda kepada golongan oposisi. Masyarakat Iran haus akan sumber berita alternatif, yang berbeda dengan sumber2 resmi pemerintah, dan facebook, dan internet pada umumnya, dilirik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pemerintah Iran sering kali memblokir situs2 web dan blog yang kritis, bahkan memenjarakan jurnalis dan blogger.
Re: [wanita-muslimah] Jilbab dalam koalisi Pilpres - Rakyat NKRI cerdas.
Wah rumus antum ini mungkin ada benarnya. Dengan melihat jilbabnya berarti sudah bisa mengukur parameter2 lainnya. Sedangkan ranking sebelumnya sekedar menunjukkan skala prioritas. Tapi sebenarnya satu hal yang paling menentukan pilihan rakyat cerdas adalah: - keputusan qiyadah, sami'na wa atha'na On 5/26/09, ariel ariela4e...@yahoo.com wrote: cara melihatnya jangan disusun berdasarkan urutan angka, tapi dibuat persamaan, contohnya : jilbab = a(visioner) + b(bersih) + c(leadership) +...+(~)tak terhingga pilihlah hasilnya, masak yang dipilih faktor penyusunnya :-) salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote: Kriteria rakyat cerdas dalam memilih pemimpin: 1. Lihat jilbab istrinya 2. Lihat jilbab anak perempuannya 3. Lihat jilbab pembantu perempuannya 4. Ukur panjang jilbab mereka 5. .. .. 997. Visioner 998. Bersih 999. Kemampuan memimpin :-( 2009/5/25 jano ko ko_j...@...: ko_jano : Bukti bahwa masyarakat kita sudah cerdas dan tidak mau mendengarkan lagi propaganda anti jilbab. Salam -o0o- === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device
[wanita-muslimah] maap, segepok sajaknya heri latief nongol di layar kacamu
Sajak Kowloon Park baca sajak di kowloon park syair buruh migran teriak ayo bela persamaan hak merantau jauh derita kaum buruh primadona devisa indonesia di kampungnya diperas calo ganas negara bisanya nikmati uang pajak buruh migran tetap termajinalkan dicari pemimpin rakyat yang peduli berani bela bangsanya dan mandiri demi keadilan buat buruh migran solidaritas atas nama kemanusiaan Amsterdam, 23 Mei 2009 ps: sajak ini buat buruh migran indonesia di seluruh dunia. tetap smangat! --- Refleksi Sejarahmu puluhan tahun yang lalu di radio pemimpin besar berpidato tolak bantuan asing yang menjajah! begitu kenyataan jaman dulu sipatnya tegas dan tekadnya keras anti nekolim dan makelarnya di masa itu rakyat memuja kemandirian gotongroyong membangun kekuatan mana lagi sekarang sisa kesadaran? keberhasilan minjam hutang dibanggakan upah buruh dan jaminan sosial diminimalkan yang kaya makin genit memamerkan harta yang miskin boleh sirik tapi jangan ngamuk? oya?! puluhan tahun tertindas sepatu lars sepanjang jalan kenangan berdarah siapa mampu nolak refleksi sejarah? Amsterdam, 06/05/2009 Sajak Buat Diunk jaman taon jebot tujuhpuluhan dalam mimpinya tinejer ngejeger musiknya nge-rock en roll beybeh! gayanya ngehippie banget deh hidup ini patut dinikmati dalam tanda kutip emosi siapa dia generasi bunga? terbaca dari sajak dan emosinya nyanyian rindunya anak jalanan perdamaian dan keadilan buat semuanya dalam syair puisi yang berlawan? Amasterdam, 03/05/2005 --- Puisi Dua dualisme dalam demokrasimu musuh kemarin teman sejalan kemana kawan hilang muka? kapan janji pemilu dibuktikan lupa memori pahitnya kenyataan? sampah kampanye berserakan maling curang tikus berpesta tanya setan nyari jawaban? bangsa miskin tanahnya kaya dikuras demi pensiun pemodal bangsa miskin koruptornya kayorayo bah! tragedi kemanusiaan tanpa batasan anak-anak lapar keliaran di jalanan terpaku kita pada facebookmu? Amsterdam, 03/05/2009 - Dibalik Wajah Politik Ketika hujan adalah banjir Uang sebagai alat berkuasa Manusia mau jadi budaknya Materi dibalut madunya duka Katalepsi tesis orang termajinalkan Tak ada yang tau kemana angin merayu Membebek swara dari atas Terjebak keajaiban tukang sulap Merindu sajak yang berlawan Dibakar dendam sejarah berpolitik Pertarungan siasat dan sejuta intrik Merubah janji wajah munafik Dibatas senja merah menyala Sisa kopi dan sebaris puisi Bisikan dari akar rumput liar Kataklisme menebar bau persaingan Berdoalah agar tak terjadi frustasi Siapa mampu bermimpi revolusi? Amsterdam, 11/04/2009 - Libas Phobias! golput itu katanya partaiphobia gayanya suka banget berpolitik kayak cinta campur benci politik bukan demokrasi tanpa diawasi mestinya ide bertarung di gelanggang supaya perubahan terjadi lagi jangan apatis mandang masa depan belajar bersaing di jalan yang benar berani memilih suatu keyakinan masa depan itu harus diperjuangkan proses demokrasi tetap berjalan walau pun berbeda kita sodara sebangsa sebahasa setanah air dalam semangat syair : yang berlawan! Amsterdam, 6 april 2009 --- Puisi di antara Dua Benua di sini tanah seberang lautan ide demi langit merah menyala, api membakar pahitnya duka kami punya sejarah terluka luka dibawanya ke muara, cinta tanah air mata air kehidupan mengembara di dunia maya, terbang bersama debu dan mimpi-mimpinya nyanyian jejak puisinya? meminimalis ilusinya tanah air mata air cintanya! Amsterdam, 2005 -- BUNGA selamat datang di dunia maya cintamu habis dirayu waktu demi musiknya dewi malam lagu kenangan anak jalanan sajak dimimpi pemuja cinta wanginya kopi koalisi air api bisikan daun dibelai rindu musim semi bunga bernapsu Amsterdam, 02/04/2009 --- Jangan Sampai Otakmu Tercuci ketika otakmu asik dicuci cintamu hanya pada ayat suci demi sorga bidadari menanti lupa indonesia tanah airmu? biarkan segala warna dan ideologi jangan kau paksa munafik lagi budaya kita adalah nusantara dari sabang sampai merauke kemana tujuan kemerdekaan? itulah yang mestinya dikerjakan bukan cuma ngitung pahala dan dosa persatuan bangsa penting adanya ayo jangan mau tercuci otakmu belajar bicara dari hati nurani siapa yang punya urat malu pasti tau arti cuci otakmu Amsterdam, 27/03/2009 - Jakarta Kita kampungnya urbanisasi tanah air semua perantau harapan pendatang berkilauan terjebak cinta macet di jalanan terasing ide kemanusiaan dirayu jilatan anak setan jakarta itu biang kerok pabriknya kasak kusuk busuk langganan banjir isu jual pahala beli dosa
Re: [wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita
Isteri simpanan itu terdapat disemua agama maupun tidak beragama. Ada simpana terbuka ada simpanan tertutup. - Original Message - From: Flora Pamungkas GMail To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 26, 2009 3:28 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita Oleh karena itu, di Islam tidak ada yang namanya isteri simpanan/ rahasia. Karena adanya persyaratan bahwa pernikahan harus diumumkan/ diadakan walimah. Makanya tidak gampang poligami itu. BTW, mas Mbel, sampeyan tak kasih tahu ya . yang namanya modin itu si juru azan di mesjid/ mushola (muadzin). Ngapain juga ngurusin upacara akad nikah, walimah. Nggak nyambung banget. Itu bukan tugasnya pengurus mesjid. Walimah itu urusannya pengantin dan keluarganya. Ya maklumlah, anda ini bukan muslim. Jadi, ya selamat belajar lagi ya . Salam, Flora --- Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita Posted by: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com eyang_mbelgedes Tue May 26, 2009 12:20 am (PDT) Kalau diumumkan ya ndak rahasia lagi dong simpanannya. Istri siri/simpanan itu hrs tetap dirahasiakan untuk meminimalisasi dampak resistensi dari istri tua dan istri-istri lainnya. Coba deh seandainya yang menjadi modin perempuan, mungkin tidak akan semudah itu perahasiaannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariel ariela4e...@... wrote: bukankah tujuan pernikahan harus dirayakan dan diumumkan ke publik agar tidak terjadi fitnah?. fitnah yang akan merugikan salah satu atau ke dua pasangan. dengan mencatatkan pernikahan tsb, kemungkinan terjadi fitnah dapat dihindari karena ada bukti tertulis. kenapa hal ini tidak difatwakan ya? salam, -ariel- --- On Mon, 25/5/09, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Rasulullah SAW mengajarkan dan mencontohkan agar pernikahan itu diumumkan dan dirayakan dengan cara Islami (tidak riya/pamer). Jadi, ikutilah ajaran sejati Rasulullah SAW niscaya akan penuh berkah, dan jangan ikuti ajaran tipikal para kyai/mullah/ ulama yg menganjurkan dan membolehkan nikah secara rahasia/diam- diam/sembunyi- sembunyi. Salam, MAS [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] The Edict that Never Was
http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=1892Itemid=202 The Edict that Never Was Written by Terry Lacey Tuesday, 26 May 2009 The press conflates a Facebook crisis in Indonesia There has been a spate of coverage in the Indonesian press about Muslim clerics. Facebook, mobile phones and the dangers of sex. The only thing missing is violence, otherwise it would make a good movie. The Indonesian language Indra Harsaputra reported that 1,700 clerics of Nahdlatul Ulama (NU), the country's largest Muslim organization, had issued an edict banning communication between sexes using mobile phones and online social networks such as Facebook, according to the Jakarta Post on May 23. An Ulama spokesman, Abdul Muid Shohib, reportedly said communication using mobile phones was prone to adultery. Indonesian Ulema Council East Java Chairman Abdussomad Buchori acknowledged he had no idea about online social networking but would support an edict if it prevented adultery. However, Shohib went on to say that The MUI would never ban internet use provided it is for learning or information seeking purposes. There is a famous line in the classic novel (and movie) The Third Man where the hero, Holly Martin, is confronted in an army education class literary discussion in occupied post-war Vienna by a gangster who does not want him to finish a book about a fatal accident. Because it was not an accident and the man who died in it was not dead, but trying to escape the police. The gangster asked Martin, who had said he did not yet know the ending of his book, Is it not dangerous to mix fact and fiction? While the best novels are often based at least partly on fact, despite the disclaimer that they are fiction, hard newspaper news is supposed to be based on fact, and not partly on fiction. So if we go back one day to The Jakarta Post of May 22, we see the front-page headline Indonesian clerics want rules for Facebook and a byline to Associated Press. Here we read that 700 clerics were considering guidelines that might forbid their followers to go online to flirt or engage in practices they believe could encourage extramarital affairs. A much more reasonable scenario, pointing out that 4 percent of global Facebook users are in Indonesia, the biggest user after the US, the UK, France and Italy, with 831,000 Indonesian users. But by the Saturday 23rd May the 700 clerics of the NU had become 1,700 and they had issued an edict. However lo and behold by Monday 25th May the weekend was over and the game was up. The edict was shot down, but the damage was done. Irawaty Wardany now reported in The Jakarta Post that the Chairman of the Indonesian Ulema Council, Amidhan, keeps an eye on his grandchildren's´ Facebook accounts. However whilst he respects the views of the East Java NU Ulemas and says it would be valid to ban pornographic content, he regards Facebook itself as a neutral media. Nabil Haroen of the Lirboyo Islamic boarding school which hosted the meeting of clerics said the results were recommendations. Halim Mahfudz of the NU says the meeting was to look at possible regulations and NU would consider its results. The Monday Jakarta Post report then confirmed Religious edicts, even from the MUI, are not legally binding. So when is an edict not an edict? An edict is not an edict when you admit those accused of issuing one had no right to do so, and never claimed it. This was the story of the edict that never was. This will not help bridge the gap between clerics and society, but widen it. The Muslim mass organizations in Indonesia are weakened by party politics and by rapid economic and social change around them, to which they must adapt. They need to rethink their role in modern society. The press must surely defend the freedoms of society. But it must also be fair to its stakeholders, including clerics, and not misrepresent them, but encourage a real dialogue. Terry Lacey is a development economist who writes from Jakarta on modernization in the Muslim world, investment and trade relations with the EU and Islamic banking. © Copyright Cooperation for Development (Europe) www.c4d-info.org [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Neoliberalisme dan Budiono + Neoliberalisme di Indonesia
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/05/26/084553/1137097/471/neoliberalisme-dan-budiono Selasa, 26/05/2009 08:45 WIB Neoliberalisme dan Budiono Mukhamad Najib - suaraPembaca Jakarta - Calon Wakil Presiden Budiono berkali-kali mengklarifikasi berbagai tuduhan terhadap dirinya yang dianggap sebagai agen kebijakan ekonomi liberal di Indonesia. Menurutnya pasar harus diberi kebebasan agar kreatifitas berkembang. Namun, peran negara tidak boleh dilupakan. Bahkan, yang menarik beliau mengatakan bahwa Neoliberalisme sesungguhnya tidak pernah diterapkan di Indonesia. Pernyataan terakhir Budiono tersebut tentu membuat mereka yang mengerti ekonomi tertawa. Karena, hal itu sama saja dengan misalnya Obama hari ini mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak pernah menerapkan ekonomi liberal. Karena memang pada kenyataannya para ahli ekonomi sepakat bahwa saat ini tidak ada negara yang menerapkan ekonomi pasar murni. Sebagaimana juga tidak ada Negara yang menerapkan ekonomi sosialis murni. Masing-masing bergerak dalam sebuah spektrum. Tinggal condongnya ke mana. Neoliberal sebenarnya merupakan versi liberalisme klasik yang dimodernisasi. Dengan tema-tema utamanya adalah: pasar bebas, peran negara yang terbatas, dan individualism (Adams, 2004). Liberalisme sendiri telah diterapkan di Barat sejak akhir abad ke-19 (Ebenstein Fogelman, 1994). Slogannya adalah laissez faire, yang didukung Adam Smith dalam bukunya, The Wealth of Nations (1776). Slogan berbahasa Prancis itu Inggrisnya adalah leave us alone. Artinya, Biarkan kami (pengusaha) sendiri, tanpa intervensi pemerintah. Walhasil, peran negara sangat terbatas, karena semuanya diserahkan pada mekanisme pasar. Kapitalisme liberal ini terbukti gagal. Ketika tahun 1929-1939 terjadi 'Depresi Besar' (Great Depression) di AS akibat keruntuhan pasar modal di Wall Street tahun 1929. Saat ini, di Negara-negara Barat seperti AS, peran negara sama sekali tidak mati. Negara selalu melakukan intervensi dalam praktek-praktek ekonomi. Proteksi berupa subsidi dan quota yang dilakukan AS terhadap petaninya, subsidi (baik kepada petani maupun masyarakat lainnya) yang dilakukan oleh Jepang, juga model negara kesejahteraan yang diterapkan Jerman, adalah contoh di mana negara memiliki peran dalam ekonomi. Ketika Budiono mengatakan negara harus intervensi sesugguhnya hal tersebut bukanlah sebuah klarifikasi yang utuh atas dugaan bahwa dirinya bukan agen Neolib. Tidak ada negara di dunia ini yang sama sekali tidak melakukan intervensi dalam ekonomi. Persoalannya bukan terletak hanya pada perlunya intervensi negara dalam ekonomi. Melainkan kepada kelompok masyarakat mana kebijakan intervensi itu diarahkan. Kita tentu masih ingat bagaimana intervensi negara begitu hebat dalam menghadapi kebangkrutan bank-bank di Indonesia pada era krisis yang terjadi di negeri ini. Pada tahun 1996-1998, ketika Boediono menjabat sebagai Direktur I BI urusan analisa kredit, terkucurlah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp 400 triliun. Kemudian ketika Boediono menjadi Kepala Bappenas. Dalam masa itu terkucurlah dana rekap perbankan Rp 600 triliun. Ironisnya, para obligor BLBI justru diberikan Release and Discharge alias dibebaskan dari masalah hukum. Kita juga tidak lupa. Tahun 2001-2004 ketika Boediono menjadi Menteri Keuangan. Keluarlah kebijakan privatisasi dan divestasi yang ugal-ugalan. Banyak aset strategis yang dilego: Indosat, BCA, dan lain-lain. Seperti dikatakan sebelumnya. Tidak hanya di Indonesia intervensi negara dalam ekonomi ini terjadi. Di AS, Obama menyetujui bailout terhadap bank-bank bermasalah dengan mengucurkan dana lebih dari US $ 700 miliar. Pertanyaannya adalah siapa yang diuntungkan dalam intervensi negara yang semacam ini? Dari ratusan triliun yang dikeluarkan untuk BLBI sebagai bentuk intervensi negara siapa yang diuntungkan. Munculnya isu Neolib di balik pencalonan Budiono tidak lain karena selama ini rakyat melihat adanya ketimpangan dalam kebijakan intervensi yang dilakukan negara dalam bidang ekonomi. Kepentingan rakyat sering kali dikesampingkan dalam agenda-agenda kebijakan. Bantuan Langsung Tunai yang menjadi andalan SBY-Budiono sama sekali tidak sebanding dengan pengambilalihan beban negara pada konglomerat yang bankrupt. Yang diinginkan adalah intervensi negara yang mampu melindungi dan mensejahterakan rakyat kecil, petani-petani kecil, nelayan-nelayan kecil, serta pengusaha-pengusaha kecil. Yang diinginkan adalah intervensi negara yang mampu membangun kemandirian ekonomi bangsa. Bukan ekonomi yang bengantung pada hutang luar negeri atau investasi asing yang tidak adil. Memberikan kemudahan kepada perusahaan-perusahaan asing untuk mengeksploitasi sumber-sumber kekayaan alam kita tanpa memperhatikan dampak kesejahteraan langsung terhadap penduduk sekitar merupakan bagian dari kebijakan ekonomi liberal yang harus ditolak. Semoga Budiono dapat membuktikan dirinya
[wanita-muslimah] Paradigma Baru Pengentasan Kemiskinan + Kemiskinan Hanya Sebagai Obyek Kepentingan
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/05/20/185753/1134903/471/paradigma-baru-pengentasan-kemiskinan Rabu, 20/05/2009 18:57 WIB Paradigma Baru Pengentasan Kemiskinan Irfan Syauqi Beik - suaraPembaca Jakarta - Setelah melalui proses negosiasi yang panjang dan melelahkan serta sempat menimbulkan ketidakpastian politik akhirnya tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah menyatakan diri akan bertanding di Pemilihan Presiden 2009 mendatang. Ketiganya adalah SBY Boediono, JK-Wiranto, dan Mega-Prabowo. Kombinasi pasangan yang sesungguhnya merupakan muka-muka lama di jagad politik nasional. Dengan mayoritas mereka telah berusia di atas 60 tahun. Di tangan merekalah arah perjalanan bangsa lima tahun ke depan akan ditentukan. Apakah akan semakin baik atau justru semakin memburuk. Di antara isu sentral yang dihadapi oleh bangsa ini adalah isu ekonomi dan kemiskinan. Tentu saja situasi ini membutuhkan solusi pengelolaan yang tepat dan efektif sehingga bangsa Indonesia dapat keluar dari persoalan kemiskinan yang membelitnya. Kebijakan pembangunan yang selama ini mengutamakan konsep grow first then redistribute ternyata mengalami kegagalan. Menurut Mudrajad Kuncoro (2007), 40 persen kelompok termiskin semakin tersisih karena share pertumbuhan ekonomi yang mereka nikmati mengalami menurun. Dari 20,92% pada tahun 2000 menjadi 19,2% pada 2006. Artinya, 20% kelompok terkaya dan 40% kelompok menengahlah yang lebih banyak menikmati kue pertumbuhan ekonomi. Sebagai bukti, 20% kelompok terkaya Indonesia menikmati share 45,72% pada 2006, naik dari 42,19% pada tahun 2000, meski di sisi lain data BPS menunjukkan adanya penurunan angka kemiskinan. Fakta ini sejalan dengan kondisi global sebagaimana yang terangkum dalam World of Work Report 2008 yang diterbitkan ILO (International Labor Organization). Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa employment opportunity atau kesempatan kerja dalam kurun waktu 1990-2007 mengalami peningkatan sebesar 30%. Namun demikian kondisi itu ternyata bertolak belakang dengan kesejahteraan buruh berpendapatan rendah yang justru mengalami penurunan kondisi hidup. Hal tersebut ditunjukkan oleh fakta bahwa kontribusi kelompok buruh miskin ini terhadap GDP mengalami penurunan masing-masing sebesar 13% di Amerika Latin dan Karibia, 10% di Asia Pasifik, dan 9% di negara-negara maju. Sedangkan para CEO memperoleh pendapatan yang berlipat-lipat dibandingkan pekerja biasa. Sebagai contoh, CEO 15 perusahaan terbesar di AS mendapat pendapatan 500 kali lebih besar dibanding pekerjanya pada tahun 2007. Naik dari 360 kali lipat pada tahun 2003. Demikian pula di negara-negara maju lainnya yang rata-rata lebih dari 100 kali lipat. Ini menunjukkan bahwa pendekatan konvensional telah gagal. Jika Indonesia masih terjebak pada paradigma lama pengentasan kemiskinan maka bisa dipastikan bahwa upaya pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan pendapatan akan mengalami kesulitan. Saatnya kita mengubah paradigma kebijakan ekonomi dengan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap textbook Barat. Meskipun APBN 2009 telah menegaskan arah kebijakan pembangunan yang pro growth, pro job, dan pro poor, namun jika instrumen yang digunakannya masih bersifat konvensional, maka upaya tersebut akan memiliki progres yang lambat. Salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah optimalisasi ekonomi syariah sebagai dasar kebijakan ekonomi negara. Hal ini sejalan pula dengan temuan KA Ishaq (2003) yang menyatakan bahwa di antara penyebab utama kegagalan lembaga-lembaga internasional dalam memerangi kemiskinan global adalah dikarenakan diabaikannya penggunaan instrumen-instrumen berbasis agama dan budaya lokal. Ekonomi Syariah Sesungguhnya ada banyak instrumen ekonomi syariah yang dapat digunakan. Antara lain zakat, infak, dan sedekah (ZIS), wakaf termasuk wakaf tunai, perbankan syariah (BUS, UUS, dan BPRS), BMT, dan koperasi syariah, serta instrumen di pasar modal syariah seperti sukuk. Zakat sebagai contoh, jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik dan amanah, akan memberikan dampak positif terhadap mustahik (kelompok penerima zakat). Penelitian Beik (2009) menunjukkan bahwa zakat yang digunakan untuk modal usaha produktif mustahik, mampu mengurangi kemiskinan mustahik sebesar 7,5% di Jakarta. Masih menurut Beik (2009), program kesehatan dan rumah sakit gratis berbasis zakat mampu mengurangi kemiskinan mustahik sebesar 10%. Dengan potensi zakat puluhan triliun setiap tahunnya maka instrumen ini sesungguhnya menawarkan alternatif solusi yang lebih baik daripada utang luar negeri, yang jelas-jelas hanya memerangkap bangsa ini di bawah ketiak bangsa asing. Demikian pula dengan wakaf, yang luas tanah wakaf di Indonesia saja dua kali lipat wilayah Singapura, dengan nilai aset lebih dari 600 triliun rupiah. Belum lagi ditambah dengan potensi wakaf tunai yang sangat luar biasa. Sejarah membuktikan bahwa wakaf tunai
[wanita-muslimah] Pemerintah Tak Peduli Lingkungan Hidup
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=7843 2009-05-05 Pemerintah Tak Peduli Lingkungan Hidup [JAKARTA] Pemerintah yang berkuasa saat ini dinilai tidak peduli dengan kualitas lingkungan hidup yang semakin lama semakin memburuk. Hal ini terlihat dari makin banyaknya peraturan-peraturan yang tidak bersahabat dengan lingkungan telah dan akan diterbitkan oleh pemerintah. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Sonny Keraf, seusai rapat kerja dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, di Jakarta, Senin (4/5). Sonny mengatakan, rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Usaha Pertambangan Tertutup di Kawasan Hutan Lindung yang dalam waktu dekat akan ditandatangani Presiden menunjukkan betapa kurangnya komitmen pemerintah untuk memperbaiki lingkungan hidup. Pukulan Telak Seperti diketahui, sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup mengecam dan melancarkan aksi protes terhadap rencana pemerintah mengeluarkan Perpres tentang Usaha Pertambangan Tertutup di Kawasan Hutan Lindung. Menurut mereka, Perpres yang rancangannya dikabarkan sebentar lagi akan ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, menjadi pukulan telak kedua bagi penggiat lingkungan setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) 2/2008 tentang Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada perusahaan tambang terbuka yang melakukan kegiatan usahanya di areal hutan produksi dan hutan lindung. Juru Bicara Jaringan Advokasi Tambang, Luluk Uliyah, bahkan mengatakan, bakal ditandatanganinya Perpres tersebut, menunjukkan pemerintahan saat ini mulai kehilangan akal sehat. Selama ini, kata Luluk, alih fungsi hutan telah berkontribusi nyata terhadap meningkatnya intensitas dan kualitas bencana ekologis di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Kepala Departemen Advokasi dan Jaringan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Teguh Surya mengatakan, penambangan tertutup tetap akan berdampak terhadap permukaan tanah kawasan hutan seperti terjadinya kelangkaan air tanah, perusakan daya dukung tanah terhadap vegetasi hutan, polusi air, serta pencemaran udara. Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menanggapi protes tersebut dengan mengatakan, pihaknya mendukung terbitnya Perpres Usaha Pertambangan Tertutup di Kawasan Hutan Lindung karena berdasarkan pembahasan-pembahasan yang dilakukan, proses pertambangannya tidak akan merusak lingkungan. [E-7] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ketika Travelers Ramai-ramai Bikin Buku
Ketika Travelers Ramai-ramai Bikin Buku Meski Sudah Keliling Dunia, Tetap Akui Indonesia Paling Indah Kemasi Selimut dan Bantalmu dan Lihatlah Dunia! Potongan nasihat yang cukup provokatif itu menginspirasi banyak traveler untuk mengunjungi sudut-sudut dunia, meski dengan budget terbatas. Perjalanan ke berbagai tempat, oleh beberapa trevelers, tidak hanya disimpan sebagai kenangan pribadi, namun dibagi-bagi kepada yang lain melalui buku. LUTFI RAKHMAWATI, Jogja --- Dalam ekspektasi banyak masyarakat Indonesia, luar negeri selalu identik dengan keindahan, eksotisme yang sophisticated, dan dunia yang serba lebih canggih dari dunia dalam negeri. Menjadi traveler selama puluhan tahun dan mengunjungi 37 negara ternyata tidak membuat Trinity berpikiran begitu. Baginya, Indonesia tetap negara lanskap paling indah, eksotis, dan homy. Hanya saja, potensi pariwisata dan kemasan yang dibuat pemerintah untuk mempromosikan kurang. Infrastruktur pun kurang terbangun. Padahal dari segi obyek wisata, tidak ada yang menyaingi keindahan Indonesia. Suatu hari, ketika mengunjungi Puerto Rico, Trinity mengikuti sebuah tour. Ketika mobil tour mereka berhenti di satu tempat, semua turis yang ada di dalam bis berbondong-bondong turun. Setelah itu, pemandu wisata memperkenalkan obyek wisata andalan daerah itu. Ternyata, yang menjadi obyek wisata utama di daerah itu adalah pohon pisang! Kontan saja, Trinity langsung kehilangan minat dan memilih diam di dalam mobil. Ketika ditanya, dia menjawab singkat. Yang begituan (pohon pisang) di halaman belakang rumah saya juga banyak!. Sambil berucap begitu, dia berpikir, alangkah sayangnya obyek wisata di Indonesia. tempat-tempat di sini jauh lebih menarik dari sekedar sederetan pohon pisang. Saya jadi sedikit sedih. Indonesia yang punya banyak tempat indah, kalah sama pohon pisang. Mereka mengemas pariwisata lokal dengan sangat bagus. Kita dengan Malaysia saja kalah. Padahal apa yang dipunya Malaysia tidak ada apa-apa dibanding Indonesia, tutur pengarang buku the Naked Traveler ini. Kemarin (21/5), Trinity bersama dengan dua pengarang buku Negeri Van Oranje Adept Widiarsa dan Wahyuningrat menghadiri acara meet and greet di Gramedia Plaza Ambarukmo. Dalam acara itu, Trinity tidak hanya membagi tips bepergian ke luar negeri dengan budget terbatas, tapi juga tips memilih waktu. Sebagai pekerja kantoran, dia tidak bisa seenaknya pergi berlibur. Perencanaan harus dibuat jauh-jauh hari dengan memperhatikan banyak hal. Kalau mau ambil cuti, pilih yang dekat-dekat dengan long weekend, jadi bisa lama. Jika ingin bepergian ke luar negeri, semua hal harus disiapkan jauh-jauh hari seperti tiket pesawat dan informasi negara, paparnya. Bepergian ke luar negeri, menurutnya, tidak hanya berisi hal-hal menyenangkan saja. Di dalam bukunya, dia juga mengingatkan para traveler agar selalu siap menghadapi hal-hal di luar dugaan. Saya ingin mengingatkan saja, tidak semua perjalanan menyenangkan. tapi dari perjalanan yang tidak menyenangkan pun, kita bisa memetik pelajaran. Intinya, semua perjalanan pasti membuat kita tambah kaya secara pemikiran dan wawasan. Karena itu, saya selalu encourage orang untuk bepergian, ujar wanita yang mendapat beasiswa bisnis di Filipina ini. Menjadi seorang traveler juga membawa perubahan dalam hidupnya. Dia harus membiasakan diri menabung agar bisa membiayai seluruh perjalanannya sendiri. Percaya deh sama saya, tidak ada perjalanan yang lebih menyenangkan selain jalan-jalan dengan duit sendiri, tambahnya. Dua dari empat penulis Negeri Van Oranje yang hadir sore itu, Adept Widiarsa dan Wahyuningrat berkata menjadi mahasiswa di Eropa menuntut banyak hal. Kita dituntut untuk beradaptasi dengan musim, biaya hidup yang tinggi, dan budaya sosial yang berbeda. Tapi saya harus bilang, orang Indonesia itu mudah beradaptasi dibanding dengan rekan-rekan dari negara lain. kita tidak butuh waktu lama untuk bisa berdamai dengan keadaan yang tidak senyaman di negeri sendiri, tutur Adept. Membawa identitas kebangsaan di negeri orang, menurut Wahyu, bisa memberi banyak nilai lebih. Saat dia berjalan-jalan memakai kaos bertuliskan Klub Ade Rai, beberapa orang Indonesia yang kebetulan bertemu dengannya langsung menawarinya makan siang. Makannya, jangan ragu memakai atribut yang khas Indonesia. Berada jauh dari negeri sendiri membuat sesama orang Indonesia dekat dan mau saling bantu, paparnya. *** sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detailrid=90008 kunjungi juga: www.negerivanoranje.nl -- PT BENTANG PUSTAKA Jl. Pandega Padma No. 19 Yogyakarta 55284 Indonesia Phone 62-274-517373 Fax 62-274-541441 www.mizan.com www.klub-sastra-bentang.blogspot.com www.cpublishing.blogspot.com -- [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] NvO di Surabaya
NvO di Surabaya Kota pahlawan, Surabaya, ternyata tidak hanya menyimpan kisah heroik perlawanan para arek-arek Suroboyo melawan bala tentara KNIL. Kota yang juga terkenal dengan sengatan mataharinya ini rupanya punya segudang pecinta buku. Mereka ini bukan sembarang penggemar buku. Bagi mereka, buku bukan hanya untuk dibeli, dibaca, lalu karam berdiri rapi berjajar di rak buku hingga berdebu. Yup, para books lovers ini akan lebih jauh lagi meluangkan waktu untuk berdiskusi, berbincang dengan sesama pembaca membahas tuntas isi sebuah buku. Maka, setelah khatam membabat habis isi Negeri van Oranje, Surabaya Readers Club (SRC) mengundang kami untuk hadir di tengah-tengah mereka. Tidak hanya untuk mempromosikan buku kami, namun tentunya membahas tuntas beberapa hal yang mereka ingin ketahui dari Negeri van Oranje itu sendiri. Tanpa berpikir panjang, dan dengan antusiasme meluap, kami meng-iya-kan undangan teman-teman SRC. Sore itu, Rabu 20 Mei 2009, dua minggu setelah cetakan kedua NvO terbit (penting dong disebut? hahaha), Wahyuningrat dan Adept Widiarsa (namun sayangnya, minus Rizki P Permana yang masih menyelesaikan studi doktoral di Belanda dan Nisa Riyadi yang kini sedang bertugas di Mexico) bergerak menuju toko buku TogaMas, tempat yang dipilih Rosdiansyah sang motor penggerak SRC sebagai tempat bincang-bincang NvO perdana di provinsi paling Timur Pulau Jawa ini. Luar biasa. Cuma itu yang terucap melihat persiapan Kang Rosdi dan teman-teman SRC menyambut kami. Backdrop mewah, projector, konsumsi, dan kursi berjumlah sekitar 70 an telah rapi di lantai dua toko buku nan luas ini. Si akang sendiri bukanlah orang asing buat kami. Beliau sudah lama kami kenal saat masih berstatus mahasiswa pasca sarjana di ISS Den Haag beberapa tahun silam. Sempat pangling juga melihat perubahan penampilan Kang Rosdi, si mahasiswa kritis yang tak tahan dingin (well, kami juga ngga kok). Bila dulu kami terbiasa melihatnya dalam balutan jeans dan jaket tebal plus backpack, kini ia tampil formal dalam balutan batik bernuansa biru. Minus dompet kempit, tentunya. Tepat pukul 16:00 dimulailah acara bincang-bincang yang dimulai dengan pemutaran trailer Negeri van Oranje selama 30 detik. Setelah memperkenalkan diri dan menceritakan sedikit latar belakang penulisan novel ini, dimulailah sesi tanya jawab yang berlangsung hampir tanpa jeda selama 90 menit. Kami sangat gembira melihat antusiasme luar biasa dari para pecinta buku yang telah susah-susah meluangkan waktunya sekedar untuk berjumpa dengan kami. Mereka yang hadir bukan hanya para remaja atau pelajar. Di tengah-tengah mereka terselip juga para bapak dan ibu, yang semula kami pikir datang mengantar putra-putri tercintanya. Namun dugaan kami meleset, mereka sangat aktif berdiskusi dan menghadirkan pertanyaan-pertanyaan kritis. Saat diskusi berakhir, beberapa menyempatkan diri untuk berfoto bersama dan meminta tandatangan. Di tengah-tengah mereka bahkan terselip seorang pemuda yang jauh-jauh datang dari Bangkalan, Madura demi Negeri van Oranje. Ada pula seorang penikmat buku yang rela bolos kuliah demi menemui kami. Terharu sekali kami menyaksikan antusiasme mereka yang tidak dibuat-buat. Ah.. sungguh perjalanan yang luar biasa. Semoga Negeri van Oranje mampu memberikan inspirasi bagi para pembacanya yang berada di Jawa Timur ini. Bedank Kang Rosdi! Bedank Surabaya Readers Club! Bedank Toko Buku Toga Mas! sumber: www.negerivanoranje.nl -- PT BENTANG PUSTAKA Jl. Pandega Padma No. 19 Yogyakarta 55284 Indonesia Phone 62-274-517373 Fax 62-274-541441 www.mizan.com www.klub-sastra-bentang.blogspot.com www.cpublishing.blogspot.com -- [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Liberated and Unhappy
http://www.nytimes.com/2009/05/26/opinion/26douthat.html?_r=2 Op-Ed Columnist Liberated and Unhappy By ROSS DOUTHAT Published: May 25, 2009 American women are wealthier, healthier and better educated than they were 30 years ago. They’re more likely to work outside the home, and more likely to earn salaries comparable to men’s when they do. They can leave abusive marriages and sue sexist employers. They enjoy unprecedented control over their own fertility. On some fronts — graduation rates, life expectancy and even job security — men look increasingly like the second sex. But all the achievements of the feminist era may have delivered women to greater unhappiness. In the 1960s, when Betty Friedan diagnosed her fellow wives and daughters as the victims of “the problem with no name,” American women reported themselves happier, on average, than did men. Today, that gender gap has reversed. Male happiness has inched up, and female happiness has dropped. In postfeminist America, men are happier than women. This is “The Paradox of Declining Female Happiness,” the subject of a provocative paper from the economists Betsey Stevenson and Justin Wolfers. The paper is fascinating not only because of what it shows, but because the authors deliberately avoid floating an easy explanation for their data. The decline of the two-parent family, for instance, is almost certainly depressing life satisfaction for the women stuck raising kids alone. But this can’t be the only explanation, since the trend toward greater female discontent cuts across lines of class and race. A working-class Hispanic woman is far more likely to be a single mother than her white and wealthy counterpart, yet the male-female happiness gap holds in East Hampton and East L.A. alike. Again, maybe the happiness numbers are being tipped downward by a mounting female workload — the famous “second shift,” in which women continue to do the lion’s share of household chores even as they’re handed more and more workplace responsibility. It’s certainly possible — but as Wolfers and Stevenson point out, recent surveys actually show similar workload patterns for men and women over all. Or perhaps the problem is political — maybe women prefer egalitarian, low-risk societies, and the cowboy capitalism of the Reagan era had an anxiety-inducing effect on the American female. But even in the warm, nurturing, egalitarian European Union, female happiness has fallen relative to men’s across the last three decades. All this ambiguity lends itself to broad-brush readings. A strict feminist and a stringent gender-role traditionalist alike will probably find vindication of their premises between the lines of Wolfers and Stevenson’s careful prose. The feminist will see evidence of a revolution interrupted, in which rising expectations are bumping against glass ceilings, breeding entirely justified resentments. The traditionalist will see evidence of a revolution gone awry, in which women have been pressured into lifestyles that run counter to their biological imperatives, and men have been liberated to embrace a piggish irresponsibility. There’s evidence to fit each of these narratives. But there’s also room for both. Feminists and traditionalists should be able to agree, for instance, that the structures of American society don’t make enough allowances for the particular challenges of motherhood. We can squabble forever about the choices that mothers ought to make, but the difficult work-parenthood juggle is here to stay. (Just ask Sarah and Todd Palin.) And there are all kinds of ways — from a more family-friendly tax code to a more accommodating educational system — that public policy can make that juggle easier. Conservatives and liberals won’t agree on the means, but they ought to agree on the end: a nation where it’s easier to balance work and child-rearing, however you think that balance should be struck. They should also be able to agree that the steady advance of single motherhood threatens the interests and happiness of women. Here the public-policy options are limited; some kind of social stigma is a necessity. But a new-model stigma shouldn’t (and couldn’t) look like the old sexism. There’s no necessary reason why feminists and cultural conservatives can’t join forces — in the same way that they made common cause during the pornography wars of the 1980s — behind a social revolution that ostracizes serial baby-daddies and trophy-wife collectors as thoroughly as the “fallen women” of a more patriarchal age. No reason, of course, save the fact that contemporary America doesn’t seem willing to accept sexual stigma, period. We simply don’t have the stomach for permanently ostracizing the sexually irresponsible — be they a pregnant starlet, a thrice-divorced tycoon, or even a prostitute-hiring politician. In this sense, ours is a kinder, gentler, more forgiving country than it was 40 years ago. But for half the public, it’s an unhappier country as well.
[wanita-muslimah] Yudi Latif: Jangan Sampai PKS dianggap Partai Kurang Silaturahmi
Hasil Pemilu Legeslatif 2009 memunculkan Partai Demokrat sebagai pemenang. Sementara partai-partai Islam terseok-seok di bawah. Paling tinggi masuk 10 besar, seperti PKS, PAN, PKB dan PPP. Tapi dalam perolehan suara, mereka kalah jauh dari Demokrat, Golkar dan PDIP. Tentu saja hasil Pemilu itu sungguh ironis, mengingat mayoritas pemilih adalah umat Islam. Lantas, apa yang menyebabkan partai Islam kalah? Apakah itu bukti bahwa partai Islam memang sudah tidak laku? Atau ada faktor lain? Selanjutnya, bagaimana prospek partai Islam ke depan? Apa kata Yudi Latif? Partai-Partai Islam Harus Berjamaah” ===delete klik di sini: http://www.hidayatullah.com/index.php/wawancara/9431-yudi-latif-partai-partai-islam-harus-berjamaah- [Non-text portions of this message have been removed]